bab v

1
BAB V KESIMPULAN Asfiksia neonatorum ialah adalah kegagalan bernapas yang terjadi secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Asfiksia neonatorum dapat terjadi selama kehamilan, pada proses persalinan dan melahirkan atau periode segera setelah lahir. Asfiksia dapat disebabkan terjadi oleh karena faktor ibu, plasenta, fetus dan neonatus. Asfiksia neonatorum memiliki gejala gangguan/ kesulitan bernapas waktu lahir dan lahir tidak bernafas/menangis. Pada pemeriksaan fisik apgar score digunakan untuk menentukan berat ringannya asfiksia. Penatalaksanaan pasien dengan asfiksia yang pertama dilakukan adalah resusitasi bayi. Langkah awal resusitasi memberikan kehangatan, memposisikan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya, membersihkan jalan napas sesuai keperluan, mengeringkan bayi, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar. Prognosis tergantung pada kekurangan O2 dan luasnya perdarahan dalam otak. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus dipikirkan kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsi dan kurangnya tingkat kepintaran pada masa mendatang. 26

Upload: krisna-aditya

Post on 26-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jhvihgvi

TRANSCRIPT

BAB V

KESIMPULAN

Asfiksia neonatorum ialah adalah kegagalan bernapas yang terjadi secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Asfiksia neonatorum dapat terjadi selama kehamilan, pada proses persalinan dan melahirkan atau periode segera setelah lahir. Asfiksia dapat disebabkan terjadi oleh karena faktor ibu, plasenta, fetus dan neonatus. Asfiksia neonatorum memiliki gejala gangguan/ kesulitan bernapas waktu lahir dan lahir tidak bernafas/menangis. Pada pemeriksaan fisik apgar score digunakan untuk menentukan berat ringannya asfiksia. Penatalaksanaan pasien dengan asfiksia yang pertama dilakukan adalah resusitasi bayi. Langkah awal resusitasi memberikan kehangatan, memposisikan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya, membersihkan jalan napas sesuai keperluan, mengeringkan bayi, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar. Prognosis tergantung pada kekurangan O2 dan luasnya perdarahan dalam otak. Bayi yang dalam keadaan asfiksia dan pulih kembali harus dipikirkan kemungkinannya menderita cacat mental seperti epilepsi dan kurangnya tingkat kepintaran pada masa mendatang.

26