bab iv_4
DESCRIPTION
pembahasan proses fabrikasi konstruksi bajaTRANSCRIPT
-
BAB IV
PROSES FABRIKASI STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA
Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan bahwa pada dasarnya terdapat
6 proses dalam fabrikasi komponen struktur baja, yaitu proses cutting, proses
assembling, pengelasan, finishing, sandblasting dan proses painting. Setiap proses
saling berkaitan dan memiliki tingkat kepentingan yang sama. Penyimpangan terhadap
kualitas yang direncanakan didapatkan sering terjadi pada proses pemotongan,
pembuatan lubang dan pengelasan.
4.1 Proses Pemotongan (Cutting)
Proses Cutting merupakan proses paling pertama dalam proses fabrikasi. Section
(Divisi) Cutting memegang peranan penting dalam sebuah proses alur pabrikasi. Tanpa
divisi ini proses selanjutnya tidak akan berjalan. Divisi Cutting itu sendiri terbagi
menjadi 2 bagian yaitu Cutting Plate dan Cutting Profile. Hal pertama yang paling jelas
dalam membedakan antara cutting plate dan cutting profile adalah dari materialnya yang
akan di proses pabrikasi. Seperti namanya, cutting profile memproses material jenis besi
profile sementara cutting plate memproses material jenis lembaran besi plate.
4.1.1 Cutting Profil
Proses cutting profil yaitu proses pemotongan dari profil suatu material.
Biasanya untuk memotong suatu profil material sesuai dengan dimensi panjang yang
dibutuhkan.
Alat yang dipakai dalam cutting profil yaitu mesin Bandsaw.
-
Gambar 4.1 proses cutting profil
4.1.2 Cutting Plat
Sebenarnya proses cutting plate itu sendiri terbagi menjadi 4 bagian, yaitu
Marking (penandaan), Cutting (pemotongan), Drilling (pelubangan) dan Finishing
(proses akhir).
1. Proses Marking
Proses marking yaitu proses penandaan material sesuai dengan gambar sebelum
melakukan pemotongan (cutting) terhadap komponen.
Ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan dalam proses marking, antara lain :
- Pemilihan material sesuai dengan jenis dan ketebalan yang sudah ditentukan.
- Perhatikan gambar cutting secara detail tentang dimensi dan kuantitas benda
yang akan kita buat.
- Lakukan proses marking sesuai dengan gambar dan kuantitasnya.
- Beri marking drawing (contoh : P5) pada plat yang sudah selesai di marking.
- Dibuat se-efisien mungkin plat yang di marking supaya tidak banyak yang
terbuang.
-
Gambar 4.2 proses marking
Alat yang digunakan pada proses marking :
- Kapur
- Meteran
- Penggaris panjang
- Penggaris siku
- Jangka
- Guris
2. Cutting
Proses Cutting adalah proses pemotongan material sesuai dengan marking yang
telah dibuat. Alat yang digunakan dalam proses cutting plate yaitu dengan
menggunakan cutting bever.
Hal yang harus diperhatikan dalam proses cutting plate antara lain :
- Pastikan arah noozle tepat pada alur marking potongan agar potongan
menghasilkan dimensi yang sesuai.
- Atur tekanan gas dan kecepatan potong agar sesuai dengan ketebalan plat yang
akan dipotong.
-
Gambar 4.3 proses cutting plat
3. Drilling
Proses drilling adalah proses pelubangan komponen. Ada 2 jenis mesin drilling
yang digunakan yaitu:
- Mesin bor duduk, digunakan untuk part loose/ komponen berdimensi tidak
terlalu besar.
- Mesin bor tangan, biasanya digunakan Assembling untuk melubangi komponen
yang berdimensi lebih besar.
Yang harus diperhatikan dalam proses drilling yaitu:
- Pastikan mata bor sesuai dengan diameter komponen yang akan di lubangi.
- Pastikan ujung mata bor tepat di titik center.
4. Finishing
Proses finising adalah proses merapihkan dan membersihkan sisi-sisi dari hasil
potongan, dan memberi bevel untuk material yang harus di bevel.
-
Gambar 4.4 material hasil cutting plat
4.2 Proses Perakitan (Assembling)
Proses perakitan adalah proses pengikatan komponen-komponen menjadi satu,
biasanya proses perakitan yang dilakukan adalah dengan cara pengelasan. Komponen-
komponen plat yang akan dirakit pada komponen utama ditempatkan pada tempat-
tempat yang telah diberi tanda sebelurnnya yaitu pada proses penandaan. Kemudian
komponen-komponen plat tersebut dilas dengan ukuran dan tipe las yang sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses
perakitan adalah pengaruh pada bentuk komponen yang akan terjadi sebagai akibat dari
panas yang dihasilkan selama proses pengelasan. Selain mengakibatkan penyusutan
pada panjang material,pengelasan juga dapat mengakibatkan perubahan bentuk pada
material, karena itu perlu dilakukan pemilihan metode pengelasan yang dapat
mengurangi terjadinya perubahan bentuk pada material. Untuk mengurangi perubahan
bentuk yang terjadi pada material akibat pengelasan dapat juga dipasang alat bantu
pengaku sementara.
Proses perakitan dilakukan dengan menggunakan alat bantu sementara untuk
memastikan keakuratan penempatan dan ketegaklurusan komponen yang akan dirakit.
Bentuk bevel dan jarak antar komponen yang akan dilas harus diperiksa dan diperbaiki
bila ditemukan ketidaksesuaian.
-
Untuk bagian yang akan dilas, komponen-komponen tersebut diikat terlebih
dahulu dengan las (teck weld)
4.3 Proses Pengelasan (Welding)
Proses welding adalah proses penyatuan suatu komponen dengan komponen lain
dengan menggunakan mesin las. Dalam pengerjaan suatu project, terlebih dahulu
dibuatkan WPS (Welding Proedure Spesification). WPS tersebut dibuat oleh QA/QC
Department dan di serahkan kepada client untuk di approved.
Ada beberapa proses pengelasan menurut alat dan bahan yang digunakan:
1. SAW : Pengelasan dengan robotik
2. SMAW : menggunakan stick dengan kawat batang 2,6 4mm
3. GMAW : menggunakan kawat roll 1... 2mm dan / gas CO2
4. GTAW : menggunakan gas Argon
Di PT. EMI sendiri, dari ke-empat jenis pengelasan diatas, hanya 2 yang di
gunakan yaitu SMAW dan GMAW (menggunakan stick dan gas CO2). Dari kedua jenis
pengelasan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, antara lain:
Deskripsi SMAW GMAW
Kelebihan Dapat menjangkau posisi-
posisi sulit
Pengelasan lebih cepat dibanding
menggunakan SMAW
Spatter tidak terlalu banyak
dibanding dengan GMAW
Elecrtoda lebih bersih dan tidak
lembab
Tidak mengalami kemacetan
sewaktu pengelasan
Cepat dalam pengelasan dalam
posisi normal
Kekurangan Kecepatan lebih lambat dari
pada GMAW
Maintenance lebih rumit
Electroda cepat lembab Sulit menjangkau posisi sulit
Saran Pengelasan untuk struktur Pengelasan untuk mechanical
Hasil pengelasan tidak selamanya mulus, namun adakalanya terdapat kendala-
kendala seperti adanya spatter, under cut, porosity, over lap dan crack. Untuk
menentukan kualitas hasil pengelasan biasanya dilakukan pengujian NDT (Non
-
Destructive Test) yaitu pengujian dengan tidak merusak material yang di uji. Uji NDT
antara lain :
a) MPI (Magnetik Partikel Test)
b) PT (Penetrant Test)
c) UT (Ultrasonic Test)
d) X-ray (Radiologi test)
Gambar 4.5 proses pengelasan (welding)
Jika hasil pengujian tersebut menyatakan bahwa ada cacat pada saat pengelasan,
maka hasil pengelasan tersebut akan di gojing dan di las ulang (re-weld).
4.4 Proses Finishing
Proses selanjutnya adalah proses finishing. Proses finishing adalah proses
membersihkan membersihkan (membuang) sisa hasil pengelasan yang tidak
dikehendaki dan merapihkan hasil lasan.
Alat yang digunakan dalam proses finishing antara lain :
- Mesin gerinda 4 dan 6
- Palu dan tatah
-
Setelah melalui proses finishing diharapkan barang bebas dari Spatter, dan
selanjutnya barang di beri marking sesuai dengan marking assembling drawing .
4.5 Proses Sandblasting
Sandblasting adalah rangkaian kegiatan surface preparation dengan cara
menembakkan partikel padat dengan ukuran Grit 18 40 seperti pasir silica, steel grit
atau garnet ke suatu permukaan dengan tekanan tinggi sehingga terjadi tumbukkan dan
gesekan. Sandblasting dipilih karena proses ini yang paling cepat dan efisien untuk
membersihkan permukaan material yang terkontaminasi oleh berbagai kotoran terutama
karat.
Adapun tujuan dilakukannya proses sandblasting adalah :
1. Membersihkan permukaan material (besi) dari kontaminasi seperti karat, tanah,
minyak, cat, garam dan lainnya.
2. Mengupas cat lama yang sudah rusak atau pudar.
3. Membuat profile (kekasaran) pada permukaan metal sehingga cat lebih melekat.
Gambar 4.6 Proses Sandblasting
-
Gambar 4.7 Hasil Sandblasting
Syarat material yang akan dilakukan proses sandblasting :
- Dimensi material harus sesuai gambar.
- Hasil pengelasan secara visual sudah bagus.
- Hasil pengelasan sudah melalui uji NDT.
Setelah melalui proses sand blasting diharapkan material tersebut bebas dari
karat, dan selanjutnya ke proses painting.
4.6 Proses Pengecatan (painting)
Proses terakhir dari fabrikasi ialah pengecatan, hal yang perlu diperhatikan
dalam proses pengecatan ialah material cat yang dipakai dan proeses pengecatannya itu
sendiri. Tujuan dari pengecatan itu sendiri ialah untuk melindungi baja dari bahaya
korosi disamping sebagai fungsi estetis. Pemilihan material cat sangat menentukan daya
tahan dari cat itu sendiri, yang perlu diperhatikan dalam pemilihan material cat ialah
jenis atau generic type dari cat itu sendiri, pemilihan type cat itu sendiri harus
mempertimbangkan temperatur layananya, kondisi atmosfer dilingkunganya,
adhesifitasnya, ataupun warnanya. Proses pengecatan harus mengikuti apa yang
direkomendasikan oleh manufaktur cat itu sendiri ataupun pada standard yang ada
seperti SSPC (Steel Structure Painting Council). Proses berikutnya yang perlu
diperhatikan ialah aplikasi/ penyemprotan dari material cat itu sendiri. Proses
-
pengecatan dengan mengunakan airless spray gun kecuali untuk posisi-posisi yang tidak
terjangkau, bisa menggunakan kuas. Ketebalan cat yang dikenal dengan istilah dry film
thickness (DFT) harus benar-benar dijaga agar menghasilkan daya proteksi yang
optimal.