bab iv pkn.1

6
BAB IV NEGARA DAN KONSTITUSI Menurut Logeman dan Karl Max, Negara dapat dipergunakan dalam pengertian kekuasaan Negara. Sedangkan Negara menurut pendapat HJ Laski dan Soenarko diartikan sebagai organisasi territorial suatu bangsa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Negara adalah masyarakat atau wilayah yang merupakan suatu kesatuan politis, atau Negara adalah lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis itu, yang menata dan menguasai wilayah. Undang-undang Dasar dapat memiliki pengertian lebih sempit daripada konstitusi dalam praktek. Konstitusi dan Undang-undang Dasar tidaklah sama. Undang-undang Dasar merupakan suatu bentuk konstitusi yang tertulis. A. Sistem Konstitusi Dalam pengertian terminologinya, istilah system berasal dari bahasa Yunani yaitu systeme yang mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan seuatu keseluruhan. Pada umumnya, suatu system meliputi tujuan, fungsi, komponen, interaksi, proses transformasi, dan lainnya. Fungsi suatu tujuan yang harus dicapai suatu system menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan itu. Bagian suatu system yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system disebut komponen. Komponen yang melakukan proses

Upload: ayu-fibramantya-adi

Post on 04-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kewarganegaraan

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV pkn.1

BAB IV

NEGARA DAN KONSTITUSI

Menurut Logeman dan Karl Max, Negara dapat dipergunakan dalam pengertian kekuasaan

Negara. Sedangkan Negara menurut pendapat HJ Laski dan Soenarko diartikan sebagai organisasi

territorial suatu bangsa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Negara adalah masyarakat atau wilayah

yang merupakan suatu kesatuan politis, atau Negara adalah lembaga pusat yang menjamin kesatuan

politis itu, yang menata dan menguasai wilayah.

Undang-undang Dasar dapat memiliki pengertian lebih sempit daripada konstitusi dalam

praktek. Konstitusi dan Undang-undang Dasar tidaklah sama. Undang-undang Dasar merupakan

suatu bentuk konstitusi yang tertulis.

A. Sistem Konstitusi

Dalam pengertian terminologinya, istilah system berasal dari bahasa Yunani yaitu

systeme yang mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan

secara teratur dan merupakan seuatu keseluruhan. Pada umumnya, suatu system meliputi

tujuan, fungsi, komponen, interaksi, proses transformasi, dan lainnya.

Fungsi suatu tujuan yang harus dicapai suatu system menuntut terlaksananya berbagai

fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan itu. Bagian suatu system

yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system disebut

komponen. Komponen yang melakukan proses transformasi disebut sub system. Masing-

masing komponen itu juga memiliki tujuan dan terdiri dari komponen-komponen yang lebih

kecil pula. Kedudukan, fungsi dan tujuan konstitusi selalu berubah dan berkembang

bersamaan dengan perkembangan IPTEK.

Suatu Negara mempunyai konstitusi yang memiliki peran sangat penting yaitu sebagai

pemerintahan Negara yang dimaksud disini adalah sebagai aparatur Negara. Konstitusi

diperlukan sebagai suatu batas kekuasaan para aparatur Negara.

Konstitusi menentukan masa jabatan pejabat suatu Negara dan tugas serta wewenang

lembaga-lembaga Negara. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konstitusi berfungsi

untuk membatasi kesewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak rakyat dan

merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

Tujuan konstitusi yaitu:

Page 2: BAB IV pkn.1

1. Membebaskan kekuasaan dari kontrol untuk para penguasa, dan menetapkan

batas-batas bagi mereka

2. Memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.

Konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat dengan

bukti sejarah perjuangan para pendahulu sekaligus ide dasar yang diwariskan the funding

fathers, serta memberikan arahan pada generasi muda untuk memimpin Negara. Jadi,

konstitusi suatu Negara memiliki derajat yang lebih tinggi daripada peraturan-peraturan lain

dan undang-undang.

Sifat fleksibel dan rigid, tertulis dan tidak tertulis merupakan sifat konstitusi. Suatu

konstitusi pada pokoknya adalah merupakan landasan bagi peraturan-peraturan hokum

lainnya, sehingga konstitusi hendaknya sulit untuk dirubah, dan bisa bersesuaian dengan

perkembangan masyarakat (fleksibel). Dalam praktek ketatanegaraan, kebiasaan

ketatanegaraan sering merubah ketentuan yang sudah ada.

KC Wheare berpandapat tentang macam-macam klasifikasi suatu konstitusi atau

Undang-undang Dasar., yang intinya:

1. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan

2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid

3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak tinggi

4. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis

5. Konstitusi system pemerintahan dan konstitusi parlementer

B. Sistem Politik dan Ketatanegaraan Indonesia

Menurut David Easton, system politik adalah merupakan alokasi daripada nilai-nilai

yang bersifat paksaan dan mengikat masyarakat sebagai suatu keseluruhan. System politik

dapat dikenankan sebagai seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku

social yang dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat. Sedangkan menurut Gabriel A.

Almond, system politik adalah merupakan system interaksi yang terjadi di dalam masyarakat

yang merdeka. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, system politik adalah merupakan suatu

system interaksi atau hubungan dalam masyarakat dengan mempergunakan paksaan fisik

yang sedikit banyak bersifat sah.

Dalam system politik, baik yang tradisional maupun modern terjadi interaksi atau

hubungan antara actor-aktor politik. Hal ini berhubungan dengan pengalokasian nilai-nilai

Page 3: BAB IV pkn.1

pada masyarakat. Nilai yang dimaksud adalah merupakan hal yang mempunyai harga yang

tinggi di mata masyarakat. tiap nilai memiliki harganya masing-masing, tergantung pada

masyarakatnya. Perbedaan penghargaan pada suatu nilai pada hakikatnya disebabkan oleh

perbedaan kebutuhan dari masing-masing masyarakatnya.

Nilai di suatu masyarakat dialokasikan dengan mempergunakan paksaan fisik yang

sedikit banyak bersifat sah. Keragu-raguan terhadap keabsahan ini terutama ditujukan pada

system politik yang totaliter dan segala macam bentuk kekuasaan pemerintah.

Ciri atau karakter system politik menurut Gabriel A. Almond:

1. Semua struktur politik, baik yang modern maupun yang primitive, tetap

mempunyai multi fungsional

2. Semua system politik memiliki struktur politik.

3. Semua system politik merupakan system campuran apabila dipandang dari

pengertian kebudayaan

4. Semua system politik menjalankan fungsi yang sama walaupun frekuensinya

berbeda dikarenakan perbedaan struktur.

C. Ketatanegaraan Indonesia

Di dalam Amandemen UUD banyak terdapat pemikiran-pemikiran baru tentang

hokum di Indonesia. Perubahan (amandemen) Undang-undang Dasar merupakan perubahan

yang fundamental. Sebagai pendukung Negara, warga negara ikut menentukan susunan

Negara berupa peraturan-peraturan hokum yang berlaku di dalam Negara. Disini warga

Negara sebagai orang yang memiliki hak politik dalam Negara yang dilaksanakan melalui

badan perwakilan rakyat.

Banyak lembaga-lembaga Negara baru yang dibentuk secara otomatis mengubah

hubungan antar kelembagaan. Ada beberapa yang terbentuk pasca amandemen, yaitu:

1. Hubungan Fungsional

a. Hubungan antara DPR dan DPD dalam membuat peraturan atau kebijakan

yang berhubungan dengan otonomi daerah

b. Komisi Hukum Nasional dengan pemerintah dalam menyelenggarakan

pemilihan umum

c. Hubungan antara DPR/DPD dan Presiden dalam pembuatan undang-undang

d. Hubungan antara BPK dengan lembaga Negara lain

e. KPU dengan pemerintah dalam menyelenggarakan pemilihan umum

f. KPK dengan kepolisian dan Kejaksaan Agung dalam pemberantasan korupsi

Page 4: BAB IV pkn.1

g. Hubungan antara KY, DPR, dan Presiden dalam pengangkatan hakim

2. Hubungan Pengawasan

a. Hubungan antara DPD dan pemerintah pusat dan daerah khususnya dalam

pelaksanaan otonomi daerah

b. KPK dengan pemerintah

c. MA dengan Presiden untuk menguji peraturan perundang-undangan di bawah

undang-undang

d. Hubungan antara DPR dan Presiden dalam melaksanakan pemerintahan

e. MK dengan pembentuk UU untuk menguji konstitusionalitas UU

f. Komisi Ombudsman Nasional dengan pemerintah dan aparatur Negara

3. Hubungan yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa

a. MK dengan penyelenggara pemilu untuk menyelesaikan perselisihan hasil

pemilu

b. MK dengan lembaga Negara lain, untuk mnyelesaikan kewenangan antar

lembaga Negara

4. Hubungan pelaporan atau pertanggungjawaban

a. DPR/DPD dengan MPR

b. Presiden dengan komisi-komisi Negara

c. DPR dengan komisi-komisi Negara