ringkasan pkn bab iv

Upload: rya-narta

Post on 20-Jul-2015

302 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

COPYRIGHT ABRAHAM MANURUNG 2012

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan KonstitusiBAB IV DASAR NEGARA dan KONSTITUSIABRAHAM MANURUNG 7/2/2012

Dokumen ini telah dipatenkan dan dilindungi oleh UU NO. 19 TAHUN 2002 tentang HAK CIPTA. Setiap usaha memperbanyak atau mengubah isi daripada dokumen TANPA IZIN DARI PENULIS adalah PELANGGARAN terhadap UU tersebut dan akan diberi sanksi yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

BAB IV DASAR NEGARA dan KONSTITUSI A.HUBUNGAN DASAR NEGARA dengan KONSTITUSI1. HAKIKAT DASAR NEGARADasar Negara : Teori hasil pemikiran mendalam mengenai kehidupan bernegara sebagai pedoman dasar guna mengatur kehidupan bangsa.

Sifat Dasar Negara : YURIDIS KONSTITUSIONAL IMPERATIF Mempunyai Nilai Dasar Negara

Mengikat dan Memaksa

NORMA OBJEKTIF & TERTINGGI DALAM NEGARA

Menurut HANS KELSEN: Norma Tertinggi digunakan sebagai Norma Dasar. Menurut HANS NAWIASKY, norma hukum dibagi empat, yaitu: a. b. c. d. Staatfundamentalnorm (Norma Fundamental Negara) Staatgrundgesestz (Aturan Dasar/Pokok Negara) Formelgesetz (Undang-Undang) Verordnung dan Autoonomesatzung (Aturan Pelaksana atau Otonom)

Fungsi Dasar Negara: Dasar Berdiri dan Tegaknya Negara Dasar Kegiatan Penyelenggara Negara Dasar Partisipasi Warga Negara Dasar Pergaulan Antar-Warga Negara

Fungsi Pancasila sebagai CITA-CITA HUKUM :

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Page 2

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

a. Fungsi Regulatif Cita cita hukum menguji hukum apakah adil atau tidak adil bagi masyarakat. b. Fungsi Konstitutif Menentukan bahwa tanpa dasar cita cita hukum maka hukum akan kehilangan makna.

2. HAKIKAT KONSTITUSIKonstitusi Constitutio, Constituere (Bahasa Latin) Dasar Susunan Badan

PENGERTIAN KONSTITUSI MENURUT PARA AHLI : NO. 1. 2. 3. 4. TOKOHProf. Dr. (H.C.) Miriam Budiardjo, M.A Prof. Drs. G.J. Wolhoff Paul B. Bartholomew E.C.S. Wade

PENGERTIAN KONSTITUSISeluruh peraturan, tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur masyarakat Undang-undang tertinggi dalam Negara Seperangkat hukum fundamental dan prinsip pengatur jalannya pemerintahan politik Suatu naskah yang memaparkan rangka & tugas pokok badan pemerintahan

Secara umum, konstitusi dibagi menjadi 2, yaitu: a. Konstitusi dalam arti material (arti luas) Menggambarkan seluruh ketatanegaraan suatu Negara, berupa: UUD, UU ORGANIK, PERATURAN/UNDANG-UNDANG, KONVENSI b. Konstitusi dalam arti formal (arti sempit) Tidak menggambarkan seluruh peraturan, berupa: UUD

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Page 3

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

3. TUJUAN, NILAI DAN FUNGSI KONSTITUSITujuan Konstitusi berdasarkan ide munculnya konstitusi: a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenangwenang; b. Melindungi Hak Asasi Manusia (HAM); c. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan Negara. Tiga jenis penilaian konstitusi menurut Karl Loewenstein: a. Nilai Normatif Bila Konstitusi sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat, maka konstitusi akan selalu berjalan secara efektif. b. Nilai Nominal Bila Konstitusi secara hukum berlaku, tetapi tidak dijalankan secara efektif. c. Nilai Semantik Bila konstitusi secara hukum berlaku, tetapi hanya sebagai pengisi tempat yang sudah ada dan untuk melaksanakan kekuasaan politik. Fungsi konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara: a. b. c. d. Membatasi perilaku pemerintah secara efektif Membagi kekuasaan dalam lembaga negara Menentukan lembaga negara bekerja sama antar lembaga Menentukan hubungan antar lembaga negara

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Page 4

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

4. KETERKAITAN DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSIBAGAN:

UUMahkamah NegaraPRESIDEN & WAKIL PRESIDEN

MPR

DPR/DPD

BPK

MA

MK

B. SUBSTANSI KONSTITUSI NEGARADua paham yang berlainan mengenai substansi konstitusi: a. Paham Fundamental TIDAK SELURUH masalah penting harus dimasukkan kedalam Konstitusi/UU. b. Paham Kodifikasi Seluruh masalah penting harus dimasukkan kedalam Konstitusi/UU.

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Page 5

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

1. SIFAT & KLASIFIKASI KONSTITUSIUUD pada dasarnya memiliki 2 sifat, yaitu kaku (rigid) dan luwes (flexible). Kriteria untuk menentukan apabila sebuah konstitusi bersifat rigid atau flexible: a. Cara atau prosedur pembuatannya; b. Tingkat keluwesannya dalam mengikuti perkembangan zaman.

2. SUBSTANSI KONSTITUSIBeberapa pendapat ahli mengenai substansi konstitusi: a. Prof. Dr. (H.C.) Miriam Budiardjo, M.A Substansi Konstitusi meliputi : i. Organisasi Negara (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif) ii. HAM iii. Prosedur mengubah UUD iv. Larangan mengubah sifat tertentu UUD b. Antonius Alexis Hendricus Struycken Substansi Konstitusi meliputi : 1. Hasil perjuangan politik bangsa di masa lalu 2. Perkembangan ketatanegaraan 3. Keinginan yang sesuai dengan perkembangan ketatanegaraan 4. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.

3. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM UUD 19451. Pokok Pikiran PERTAMA Pancasila yaitu: Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan segenap tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pokok pikiran pertama ini tercantum dalam Pasal 1, 35, 36RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi Page 6

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

2. Pokok Pikiran KEDUA Pancasila yaitu :Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat. Pokok pikiran kedua ini tercantum dalam Pasal 27-34 3. Pokok Pikiran KETIGA Pancasila yaitu :Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Pokok Pikiran ketiga ini tercantum dalam Pasal 1, 2, 3, 14-25 beradab. Pokok pikiran keempat ini tercantum dalam Pasal 26-34

C. PEMBUKAAN UUD 1945 NEGARA KESATUAN RI1. POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM PEMBUKAAN UUD 1945:A. B. C. D. Persatuan Keadilan Sosial Kedaulatan Rakyat Ketuhanan YME menurut dasar kemanusiaan yang adil & beradab

2. KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945SYARAT-SYARAT PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM : 1. 2. 3. 4. Adanya KESATUAN SUBYEK Adanya KESATUAN ASAS KEROHANIAN Adanya KESATUAN DAERAH Adanya KESATUAN WAKTU

Dalam suatu Tertib Hukum, UUD bukanlah peraturan hukum yang tertinggi karena diatasnya masih ada dasar-dasar pokok UUD yang lebih tinggi sifatnya yaitu : PEMBUKAAN UUD.RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi Page 7

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Pembukaan UUD 1945 terpisah dari Batang Tubuh UUD 1945 dan kedudukannya lebih tinggi dari Batang Tubuh UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 tidak dapat DIGANTI / DIBUBARKAN oleh siapapun (termasuk MPR) karena : 1. 2. 3. 4. Mengandung NORMA DASAR YG FUNDAMENTAL yaitu : Pancasila Merupakan PERNYATAAN KEMERDEKAAN yang terperinci Merupakan TERTIB HUKUM TERTINGGI Merupakan SUMBER CITA-CITA HUKUM & MORAL yang ingin ditegakkan

Mengubah atau mengganti Pembukaan UUD 1945 berarti MENGUBAH & MEMBUBARKAN Proklamasi Kemerdekaan RI.

3. MAKNA ALINEA PEMBUKAAN UUD 1945Pembukaan UUD 1945 bersifat : 1. UNIVERSAL Artinya : Pembukaan UUD 1945 mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan diakui oleh bangsa-bangsa di dunia.

2. LESTARI Artinya :

Pembukaan UUD 1945 mampu menampung dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa Indonesia.

Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945 mempunyai makna : 1. Bangsa Indonesia mendukung setiap bangsa untuk memperoleh kemerdekaan dan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi (DALIL OBJEKTIF) 2. Bangsa Indonesia berkeinginan untuk MEMBEBASKAN diri dari penjajahan (DALIL SUBJEKTIF)

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Page 8

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Alinea Kedua Pembukaan UUD 1945 mempunyai makna : 1. Perjuangan kemerdekaan Ind telah sampai pada tingkat yang menentukan 2. Momentum yang telah dicapai ini harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan 3. Kemerdekaan bukan merupakan tujuan akhir, tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan Negara yang MERDEKA, BERSATU, BERDAULAT, ADIL & MAKMUR Alinea Ketiga Pembukaan UUD 1945 mempunyai makna : 1. Bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang berkesinambungan, yaitu seimbang dalam kehidupan maerial spriritual baik di dunia maupun di akhirat. 2. Bangsa Indonesia mengakui bahwa kemerdekaan diperoleh bukan karena perjuangan fisik semata, tetapi juga karena rahmat Tuhan YME 3. Ketakwaan bangsa Indonesia kepada Tuhan YME 4. Bentuk pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 mempunyai makna : 1. menegaskan bahwa bangsa Ind mempunyai FUNGSI & TUJUAN sebagai bangsa yang merdeka 2. menegaskan bahwa bangsa Ind menganut Sistem KONSTITUSIONAL & merupakan NEGARA HUKUM 3. Menegaskan bahwa bangsa Ind merupakan Negara REPUBLIK & BERKEDAULATAN RAKYAT (=NEGARA DEMOKRASI) 4. Menegaskan bahwa bangsa Ind mempunyai dasar Negara PANCASILA

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Page 9

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

D.PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA1. Periode Berlakunya Konstitusi RINO. PERIODE18 Agustus 1945 s/d 27 Desember 1949 a. 18 Agustus 1945 s/d 14 November 1945 b. 14 November 1945 s/d 27 Desember 1949 27 Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950 17 Agustus 1950 s/d 5 Juli 1959 5 Juli 1959 s/d 21 Mei 1998 a. ORDE LAMA 5 Juli 1959 s/d 11 Maret 1966 b. ORDE BARU 11 Maret 1966 s/d 21 Mei 1988 21 Mei 1998 s/d Sekarang Masa Reformasi

JADWAL SISTEM BENTUK BENTUK KONSTITUSI PEMERINTAHAN NEGARA PEMERINTAHANKabinet Presidensial Kabinet Parlementer UUD RIS 1949 UUDS 1950 Kabinet Parlementer Kabinet Parlementer Kesatuan (Unitaris) Kesatuan Republik

1.

UUD 1945

Republik

2. 3.

Serikat (Federal) Kesatuan

Uni Republik Republik

4.

UUD 1945

Kabinet Presidensial (Demokrasi Terpimpin) Kabinet Presidensial (Demokrasi Pancasila)

Kesatuan

Republik

5.

Amandemen UUD 1945

Kabinet Presidensial (Demokrasi Pancasila)

Kesatuan

Republik

2. TAHAPAN PERUBAHAN (AMANDEMEN) UUD 1945 s/d PADA MASA ORDE BARU :1. Presiden menetapkan mekanisme pelaksanaan REFERENDUM 2. Presiden menunjuk Mendagri sebagai Ketua Lembaga Referendum 3. Referendum dilaksanakan dalam jangka waktu selama-lamanya 1 tahun sejak dimulainya PENDAFTARAN pendapat rakyat sampai penyampaian HASIL REFERENDUM kepada Presiden.RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi Page 10

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

4. Kemudian Presiden menyampaikan Hasil Referendum tersebut kepada MPR 5. MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk melakukan AMANDEMEN yang dimaksud. TAHAPAN PERUBAHAN (AMANDEMEN) UUD 1945 MASA REFORMASI : 1. MPR mengadakan Sidang Istimewa pada tanggal 13 November 1998 2. MPR mengadakan Sidang pada tanggal 14 21 Oktober 1999 dan mengesahkan Amandemen UUD 1945 Tahap I pada tanggal 19 Oktober 1999 3. MPR mengadakan Sidang pada tanggal 17 18 Agustus 2000 dan mengesahkan Amandemen UUD 1945 Tahap II pada tanggal 18 Agustus 2000 4. MPR mengadakan Sidang pada tanggal 1 10 November 2001 dan mengesahkan Amandemen UUD 1945 Tahap III pada tanggal 10 November 2001 5. MPR mengadakan Sidang pada tanggal 1 10 Agustus 2002 dan mengesahkan Amandemen UUD 1945 Tahap IV pada tanggal 10 Agustus 2002 6. Membentuk Komisi Konstitusi dalam Sidang Tahunan Agustus 2003 yang bertugas mengkaji secara lengkap Amandemen Tahap 1 4 UUD 1945 Latar belakang terjadinya Reformasi yaitu : lengsernya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. 6 VISI REFORMASI : 1. Amandemen UUD 1945 2. Penghapusan DWI FUNGSI ABRI 3. Otonomi yang luas 4. Penegakkan Supremasi Hukum 5. Masyarakat yang EGALITER & DEMOKRATIS 6. Kebebasan Berbicara (Pers)

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Page 11

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

ALASAN PERLUNYA DILAKUKAN AMANDEMEN UUD 1945 : 1. UUD 1945 membuka peluang kepada Presiden untuk memiliki kekuasaan dan kewenangan yang sangat besar dan didukung oleh DPR sebagai Stempel Pemerintah sehingga terjadi penyimpangan Inkonstitusional. 2. UUD 1945 terlalu banyak memberi kewenangan kepada Legislatif dalam mengatur hal-hal yang penting tanpa batasan yang tegas. 3. UUD 1945 memuat pasal-pasal MULTI-TAFSIR dimana tafsiran Presiden yang harus diterima TUJUAN AMANDEMEN UUD 1945 : --- > untuk menyempurnakan UUD 1945, bukan untuk MENGGANTI UUD 1945. Mekanisme perubahan UUD 1945 di masa yad sudah diatur dalam Pasal 37 UUD 1945 yang menyatakan sbb : 1. Usul perubahan UUD 1945 dapat diagendakan dalam Sidang MPR jika diajukan oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR (Amandemen IV) 2. Setiap usul perubahan diajukan secara tertulis disertai alasannya (Amandemen IV ) 3. Sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR (Amandemen IV) 4. Keputusan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari jumlah anggota MPR 5. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan TIDAK DAPAT dilakukan perubahanAturan Peralihan 4 Pasal 3 Pasal Aturan Tambahan 2 Ayat 2 Pasal

UUD 1945 Sebelum Perubahan Sesudah Perubahan

Bab 16 21

Pasal 37 73

Ayat 49 170

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Page 12

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

MPR pernah melakukan PERUBAHAN pada Pasal-Pasal dalam UUD 1945 (bukan pada Pembukaan UUD 1945). Akan tetapi MPR sepakat untuk TIDAK merubah hal-hal yang MENDASAR seperti : 1. 2. 3. 4. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 Tetap mempertahankan NKRI Tetap mempertahankan Sistem Presidential Penjelasan UUD 1945 yang bersifat NORMATIF akan dimasukkan dalam Pasal-Pasal ( Batang Tubuh ) 5. Perubahan dilakukan dengan cara ADENDUM (tambahan), artinya : naskah asli UUD 1945 dibiarkan UTUH, sementara NASKAH PERUBAHAN diletakkan setelah naskah asli. SIKAP POSITIF WARGA NEGARA DALAM MENJAGA KEUTUHAN KONSTITUSI : 1. Mengimplementasikan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa & bernegara 2. Memasyarakatkan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari 3. Menjadikan UUD 1945 sebagai PEDOMAN dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan berbangsa & bernegara 4. Menghindarkan sikap & tindakan yang bersifat INKONSTITUSIONAL yang melanggar nilai-nilai Demokrasi

RINGKASAN PKn Bab IV Dasar Negara dan Konstitusi

Page 13