bab iv pembahasan a. gambaran umum dusun...

21
26 BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun Karang Padang 1. Kondisi Geografis Secara geografis Dusun Karang Padang, terletak di Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Dusun Karang Padang terletak di Gunung Gajah yaitu di kaki Gunung Merbabu yang berada pada ketinggian 250 mdpl dengan tanah yang subur. Dusun ini berbatasan dengan 4 dusun yaitu, sebelah utara berbatasan dengan Dusun Gentan Kelurahan Kebumen, sebelah timur berbatasan dengan Dusun Kalipacet, sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Ngaglik dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun Kayuwangi. Luas seluruh lahan di Dusun Karang Padang adalah 14,0252 ha yang terdiri dari lahan tegalan: 70,332 ha, lahan persawahan: 34,229 ha dan lahan pemukiman (rumah): 35,691 ha (Monografi Dusun Karang Padang, Kecamatan Banyubiru, 2016). 2. Penduduk Berikut ini jumlah penduduk dusun menurut usia, pendidikan, dan mata pencaharian: Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Usia No. Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 0 10 12 14 26 2. 11 - 20 16 19 35 3. 21 - 30 29 25 54 4. 31 - 40 11 12 23 5. 41 - 50 23 29 52 6. 51 - 60 15 13 28 7. 61 > 12 16 28 Jumlah 118 128 246 (Monografi Dusun Karang Padang, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru. 2016.) Jumlah penduduk Dusun Karang Padang termasuk rendah karena jumlah penduduk laki-laki adalah 118 jiwa dan perempuan 128 jiwa jadi jumlah keseluruhan adalah 246 jiwa yang tersebar di 2 RT.

Upload: buianh

Post on 07-Jun-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

26

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dusun Karang Padang

1. Kondisi Geografis

Secara geografis Dusun Karang Padang, terletak di Desa Gedong,

Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Dusun Karang Padang terletak

di Gunung Gajah yaitu di kaki Gunung Merbabu yang berada pada

ketinggian 250 mdpl dengan tanah yang subur. Dusun ini berbatasan dengan

4 dusun yaitu, sebelah utara berbatasan dengan Dusun Gentan Kelurahan

Kebumen, sebelah timur berbatasan dengan Dusun Kalipacet, sebelah

selatan berbatasan dengan Dusun Ngaglik dan sebelah barat berbatasan

dengan Dusun Kayuwangi. Luas seluruh lahan di Dusun Karang Padang

adalah 14,0252 ha yang terdiri dari lahan tegalan: 70,332 ha, lahan

persawahan: 34,229 ha dan lahan pemukiman (rumah): 35,691 ha

(Monografi Dusun Karang Padang, Kecamatan Banyubiru, 2016).

2. Penduduk

Berikut ini jumlah penduduk dusun menurut usia, pendidikan, dan

mata pencaharian:

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Usia

No. Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0 – 10 12 14 262. 11 - 20 16 19 353. 21 - 30 29 25 544. 31 - 40 11 12 235. 41 - 50 23 29 526. 51 - 60 15 13 287. 61 > 12 16 28

Jumlah 118 128 246(Monografi Dusun Karang Padang, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru. 2016.)

Jumlah penduduk Dusun Karang Padang termasuk rendah karena

jumlah penduduk laki-laki adalah 118 jiwa dan perempuan 128 jiwa jadi

jumlah keseluruhan adalah 246 jiwa yang tersebar di 2 RT.

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

27

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

No. Jenis Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah1. Tidak sekolah - - -2. Belum Tamat SD 23 27 503. Tidak Tamat SD 3 6 104. Tamat SD 47 53 1005. Tamat SMP 19 22 416. Tamat SMA 21 20 417. Tamat Akademi/Diploma 2 1 38. Sarjana keatas - 2 2

Jumlah 115 128 246(Monografi Dusun Karang Padang, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru. 2016.)

Sementara itu jumlah penduduk Dusun Karang Padang menurut

pendidikan adalah laki-laki berjumlah 115 jiwa sedangkan perempuan

berjumlah 128 jiwa

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah1. PNS 1 - 12. TNI 2 - 23. Pensiunan 1 1 24. Pengusaha 3 1 45. Buruh Bangunan 4 - 46. Buruh Industri 1 6 77. Petani 51 8 59

Jumlah 63 16 79(Monografi Dusun Karang Padang, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru. 2016.)

Mata pencaharian penduduk umumnya adalah petani karena lahan

persawahan dan lahan tegalan luas dan menjadi sandaran hidup bagi

penduduk Dusun Karang Padang. Sisanya adalah pelajar yang masih aktif.

Sarana prasarana di Dusun Karang Padang tergolong minim

dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar

dari Dusun Karang Padang. Sedangkan sarana transportasi untuk mencapai

Dusun Karang Padang harus ditempuh dengan naik ojek dari jalan raya

Muncul dengan jarak 1,5 km dari Kali Glagah, 2 km dari Kali Parat dan 2,5

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

28

km dari Kebumen. Untuk masyarakat disini pada umumnya, menggunakan

ojek motor sebagai alat transportasi andalan. Untuk sarana ibadah, olahraga,

penginapan dan keamanan, Dusun Karang Padang hanya mempunyai 1 buah

masjid, 1 buah lapangan voli, 1 buah villa, dan 1 buah pos kamling.

Masyarakat Dusun Karang Padang adalah masyarakat yang taat

dengan agama. Mayoritas penduduk di Dusun Karang Padang adalah

beragama Islam. Terdapat kegiatan keagaman seperti yasinan setiap minggu,

puasa ramadhan, pengajian dan berbagai peringatan hari besar. Setiap

bulannya masyarakat juga mengadakan kegiatan pertemuan seperti rapat

ibu-ibu PKK, pertemuan RT untuk bapak-bapak, dan pertemuan Karang

Taruna. Selain itu terdapat juga kegiatan tahunan yaitu tradisi merti dusun.

B. Tradisi Merti Dusun di Dusun Karang Padang

Kegiatan bersih desa dilakukan oleh banyak desa di Jawa, dengan nama

dan cara yang tidak selalu sama. Ada yang menyebutnya sedekah desa, karena

di dalam acara tersebut diadakan sedekah massal. karena dalam kendurinya

disajikan. Ada pula yang menyebut rasulan, dan selamatan rasulan (sega gurih

dan lauk ingkung ayam). Ada lagi yang menyebut memetri desa, karena dalam

kegiatannya dilakukan pembenahan dan pemeliharaan desa, baik mengenai

semangat maupun acara kegiatannya. Dari sekian ragam istilah bersih desa,

esensinya merupakan fenomena untuk mencari keselamatan hidup (Suwardi,

2006: 1).

Merti Dusun atau bisa disebut juga dengan bersih dusun adalah suatu

kegiatan tahunan sebagai wujud syukur atas rezeki yang dilimpahkan Tuhan

Yang Maha Esa berupa air yang melimpah dan tanah yang subur. Selain

sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara ini merupakan

suatu bentuk terima kasih kepada roh nenek moyang karena telah menjaga

dusun Karang Padang menjadi lebih tentram. Roh nenek moyang disebut

dengan danyang.

Kedua hal itu merupakan dua hal yang bertolak belakang bagi orang

Islam Jawa. Namun masyarakat tetap percaya, kedua hal ini adalah suatu hal

yang harus dijalankan secara berdampingan mengingat tradisi ini telah

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

29

dipercaya apabila tidak dijalankan akan mendapatkan malapetaka (Wawancara

Bapak Sigit Hendrawan, 1 April 2016). Masyarakat Dusun Karang Padang

percaya bahwa merti dusun adalah suatu hal yang wajib dalam kegiatan

tahunan karena bila tidak dilakukan akan dapat menyebabkan malapetaka.

Rezekiseret ataupun gagal panen. Semua yang dilakukan seperti sia-sia karena

tidak mendapatkan berkah. Selain untuk tujuan tersebut, merti dusun

dilakukan sebagai wujud melestarikan budaya Jawa orang-orang terdahulu

yang secara turun temurun diadakan.

Merti dusun Karang Padang dilakukan setiap bulan Dulkaidah tepatnya

pada hari senin kliwon pada setiap tahunnya. Hal ini bertujuan untuk

mendoakan Kyai dan Nyai Danyang yang telah berjasa karena telah

membangun Dusun Karang Padang agar arwahnya diterima di sisi Tuhan

Yang Maha Esa.

Sebelum tahun 2000, tradisi merti dusun Karang Padang hanya

dilakukan secara sederhana yaitu dengan melakukan peletakan sesaji yang

hanya dilakukan oleh kepala dusun di tempat-tempat yang sakral. Setelah

meletakkan sesaji yaitu melaksanakan slametan di rumah kepala dusun. Mulai

10 tahun terakhir ini, merti dusun dilakukan dengan ditambahkan hiburan agar

Dusun Karang Padang terasa regeng (ramai). Selain itu acara merti dusun juga

ditambah maleman atau begadang semalaman untuk peletakan sesaji sebelum

hari dilaksanakannya slametan dan hiburan wayang. Merti dusun pada tahun

2016 ini dilaksanakan pada tangga 8 Agustus 2016, tepat pada hari senin

kliwon bulan Dulkaidah.

C. Proses Kegiatan Merti Dusun

Merti dusun Karang Padang dilakukan pada bulan Dulkaidah pada hari

senin kliwon setiap tahunnya. Kali ini merti dusun dilaksanakan pada tanggal

8 Agustus 2016. Adapun proses kegiatan merti dusun yang dilakukan

masyarakat Dusun Karang Padang ada 3 tahap yaitu sebagai berikut:

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

30

1. Persiapan

a. Waktu

Merti dusun di Dusun Karang Padang dilaksanakan setiap satu tahun

sekali yang jatuh pada hari senin kliwon pada bulan Dulkaidah. Pada tahun

2016, kegiatan ini dimulai pada hari minggu wage tanggal 7 Agustus 2016

sampai hari senin kliwon tanggal 8 Agustus 2016 untuk acara inti.

b. Tempat

Tempat diadakannya merti dusun adalah di rumah Bapak Kadus Sigit

Hendrawan dan untuk pelaksanaan hiburan wayang kulit diadakan di

lapangan voli Dusun Karang Padang yang tidak jauh dari rumah Bapak

Kadus.

c. Pelaku Pelaksana Merti Dusun

1. Kepala Dusun

Bapak Sigit Hendrawan selaku kepala dusun Karang Padang

menjadi penanggung jawab serta koordinator masyarakat untuk

melakukan merti dusun dari tahap persiapan hingga penutupan. Selain

itu kepala dusun bertugas mengurus perijinan kepada pemerintah desa

dan kepolisian. Kepala dusun adalah orang yang tahu tentang seluk

beluk keadaan dusun dan juga yang mengetahui bagaimana urutan merti

dusun dilaksanakan.

2. Panitia Acara Merti Dusun

Panitia acara merti dusun biasanya dibagi atas ketua, bendahara,

sekretaris, sie keamanan, sie konsumsi dan remaja Guyub Rukun

sebagai pembantu pelaksanaan merti dusun yang mempunyai tugas

masing-masing dengan bantuan Kepala Dusun.

3. Modin

Orang yang diberi tanggung jawab dalam acara slametan sebagai

orang yang memimpin doa dalam upacara slametan dan peletakan

sesaji.

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

31

4. Masyarakat Dusun Karang Padang

Masyarakat adalah pendukung utama dalam acara ini karena tanpa

dukungan, kebersamaan, dan gotong royong penduduk Dusun Karang

Padang acara merti dusun tidak akan berjalan sesuai tujuan.

d. Tahap-tahap Persiapan

Prosesi pelaksanaan merti dusun di Dusun Karang Padang diawali

dengan persiapan yang matang yaitu 10 bulan sebelum dilaksanakannya

kegiatan akan diadakan pertemuan. Hal ini selalu menjadi agenda setiap

bulan untuk dimusyawarahkan bersama di dalam perkumpulan kepala

keluarga Dusun Karang Padang di RT 01 dan RT 02 untuk mengumpulkan

dana. Selain itu juga dibahas untuk disepakati hiburan apa yang akan

ditampilkan dan juga kesepakatan tentang iuran kepada setiap kepala

keluarga. Biasanya diberikan 2 pilihan hiburan yaitu hiburan kesenian

wayang kulit atau kesenian reog. Atas kesepakatan bersama diputuskan

bahwa untuk beban biaya yang ditentukan adalah Rp 100.000,- untuk setiap

kepala keluarga dan hiburan yang akan dilaksanakan adalah kesenian

wayang kulit. Dalam pengumpulan uang iuran tersebut agar tidak

memberatkan maka setiap bulan akan ditarik uang sebesar Rp 10.000,-

selama 10 bulan.

Pada tanggal 3 Agustus 2016, diadakan pertemuan panitia di rumah

Bapak Kadus dengan para anggota Remaja Guyup Rukun untuk membentuk

panitia koordinasi merti dusun. Pertemuan ini membahas tentang merti

dusun yang diadakan di lapangan voli yang baru, bukan di tempat yang

semula, yaitu di lapangan depan rumah Bapak Kadus. Jadi untuk tempat

memasak tetap di rumah Bapak Kadus, hanya saja kegiatan hiburan Wayang

Kulit diadakan di lapangan Voli yang baru.

2. Pelaksanaan

a. Kerja Bakti

Hari minggu wage pagi tanggal 7 Agustus 2016, masyarakat Dusun

Karang Padang sudah dikoordinasi untuk bergotong royong membersihkan

jalanan dusun, membuat panggung hiburan wayang kulit, dan menyiapkan

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

32

lahan untuk parkir kendaraan bermotor. Umumnya hal ini dilakukan oleh

kaum laki-laki sementara untuk kaum perempuan sudah dijadwal untuk

memasak di rumah Bapak Kadus yaitu mulai dari pemotongan ayam jantan

untuk sesaji, pembelian jajan pasar untuk sesaji, dan memasak untuk

persiapan sesaji dan kegiatan hiburan wayang kulit.

b. Peletakan Sesaji

Sore hari, sekitar pukul 17.00 bapak-bapak dan remaja putra akan

menyiapkan sesaji di rumah Bapak Kadus yang dipimpin oleh modin dan

juga para sesepuh. Sekitar pukul 18.00 sampai dengan malam hari peletakan

sesaji pun dilakukan di beberapa tempat sakral. Berikut ini tempat-tempat

yang dipasangi sesaji adalah sebagai berikut:

1. Sebelah timur perbatasan dusun: Kali Gondang,

2. Sebelah selatan perbatasan dusun: Bak penampungan air di batas Dusun

Karang Padang,

3. Sebelah barat perbatasan dusun: Pancuran Kali Kulon,

4. Sebelah utara perbatasan dusun: Tegal Gilang,

5. 2 perempatan jalan di RT 01 dan RT 02,

6. Batu prasasti hindu yaitu Watu Lumpang di tengah-tengah dusun.

Peletakan sesaji pun tidak sembarangan dan harus hati-hati dalam

setiap gerakan dan ucapan yang dilakukan karena danyang dapat merasuki

seseorang. Hal ini dilakukan untuk menghormati danyang tersebut.

c. Slametan

Hari senin kliwon, tanggal 8 Agustus 2016 pukul 07:30, slametan

diadakan di rumah Bapak Kadus. Pukul 07:00 Bapak Kadus membunyikan

kentongan sebagai tanda berkumpul semua warga masyarakat Dusun Karang

Padang untuk diadakan kenduri/slametan. Setiap satu kepala keluarga

membawa berkat atau satu bakul nasi dengan lauk pauk.

Acara diawali dengan sambutan oleh Bapak Kepala Dusun, Sigit

Hendrawan, selanjutnya diawali dengan sambutan ketua panitia merti dusun

yaitu Bapak Sujono. Setelah sambutan oleh keduanya acara diisi oleh tahlil

oleh Pak Tarsono sebagai modin. Tujuan dari melaksanakan slametan adalah

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

33

untuk mendoakan dan menghargai para leluhur agar selalu diberi

keselamatan di akhirat dan untuk yang masih hidup juga selalu diberikan

keselamatan dan kelancaran aktivitas dalam kesehariaannya. Setelah tahlil

dibacakan memasuki tahap akhir acara yaitu bersama-sama menyantap

berkat yang telah dibawa dari rumah sebagai bentuk rasa syukur kepada

Tuhan yang telah memberikan rezeki.

d. Hiburan Kesenian

Hiburan kesenian diadakan dua kali yaitu pada saat maleman atau

malam sebelum merti dusun dilaksanakan keesokan harinya. Pada saat

malam tersebut, setelah meletakkan sesaji, para remaja berkumpul bersama

dengan bapak-bapak mengadakan hiburan solo organ. Pada saat keesokan

harinya pada tanggal 8 Agustus 2016, pertunjukan kesenian wayang kulit

pun disajikan dalam acara merti dusun setelah diadakannnya slametan.

Pertama adalah siang hari pada pukul 13:00 sampai dengan pukul 17:00 dan

yang kedua semalam suntuk dari pukul 21:00 sampai dengan pukul 04:00.

Pertunjukan wayang kulit siang hari menceritakan tentang “Sri Mulih” yang

berisi cerita kemakmuran petani dalam mananam padi dan palawija yang

berlimpah sebagai wujud berkah dari Yang Maha Esa kepada masyarakat

Dusun Karang Padang. Untuk pertunjukan wayang kulit semalam suntuk

menceritakan tentang “Semar Bangun Deso” yang menceritakan tentang

perjuangan lurah Semar mendirikan desa.

3. Penutup

Tahap akhir dari seluruh acara ini adalah pembubaran panitia setelah 2

hari setelah dilaksanakannya merti dusun yaitu pada tanggal 10 Agustus

2016. Acara pembubaran panitia diadakan di rumah Bapak Kadus untuk

mengevaluasi segala macam masalah yang terjadi setelah pelaksanaan acara

merti dusun dan mengadakan acara syukuran kecil antara panitia dengan

para anggota Remaja Guyup Rukun. Hal ini bertujuan agar agenda merti

dusun yang selanjutnya dapat dilaksanakan lebih baik daripada yang telah

lalu. Selain itu seusai pergelaran kesenian wayang kulit dilakukan kerja

bakti kembali untuk membersihkan dusun.

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

34

D. Penanaman Nilai-nilai Pendidikan yang Terdapat pada Tradisi Merti

Dusun bagi Masyarakat Dusun Karang Padang

Nilai-nilai pendidikan penting untuk ditanamkan kepada masyarakat,

khususnya untuk generasi muda. Tujuan pendidikan tidak terlepas dari

pendidikan yang berada di dalam konteks kehidupan masyarakat. Pendidikan

adalah produk suatu masyarakat tertentu. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan

tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat yang memilikinya. Dengan kata lain,

tujuan atau visi pendidikan adalah kongruen dengan visi masyarakat dimana

pendidikan itu berada. Karena proses pendidikan mengandalkan nilai-nilai

yang hidup di dalam masyarakat maka dengan sendirinya proses pendidikan

adalah penghayatan dan perwujudan nilai-nilai tersebut. Dengan sifatnya yang

terbuka, yakni masyarakat membuka diri terhadap perubahan, maka nilai-nilai

tersebut berupa nilai-nilai yang hidup maupun nilai-nilai baru yang dihasilkan

dari inovasi. Proses pendidikan merupakan persemaian dari kehidupan moral

suatu masyarakat itu sendiri (H. Abdul Latif, 2009: 11).

Dalam merti dusun di Dusun Karang Padang, para orang tua mengajak

dan mengajarkan nilai-nilai pendiidkan yang terdapat pada tradisi merti dusun

itu kepada Kelompok Remaja Guyub Rukun agar tradisi ini tidak hilang dan

dilestarikan dikemudian hari. Mereka khawatir dengan adanya globalisasi para

generasi muda lupa dengan caranya berterimakasih kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan bersyukur atas apa yang Tuhan berikan di dalam kehidupan ini.

Orang-orang tradisional cenderung menyayangkan generasi muda dan

kembali menunjuk kepada stabilitas yang lebih besar dan kebulatan pikiran

orang-orang jaman dulu. Mereka meminta tetap memegang nilai-nilai harmoni

dan kerja sama, bertentangan dengan pernyataan perselisihan secara terbuka,

untuk menindih perasaan secara sopan, dan bertingkah laku sopan menurut

nilai-nilai status yang masih mempunyai beberapa kekuatan, juga untuk orang-

orang muda yang paling modern. Memperlakukan agama orang Jawa menurut

varian-varian utamanya seperti yang dikemukakan, cenderung mengaburkan

konsensus umum tentang nilai-nilai yang menjadi dasar dan asal timbulnya

varian-varian ini (Clifford Geertz, 1981: 490).

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

35

Generasi muda cenderung mengabaikan hal-hal yang bersifat

konvensional dan lebih menyukai hal-hal yang modern seperti saat ini.

Beberapa tahun belakangan ini masyarakat Indonesia mulai peduli untuk

melestarikan kebudayaannya sendiri. Hal ini juga terjadi di Dusun Karang

Padang, dimana para anggota Karang Taruna Guyub Rukun diikutsertakan

dalam pelaksanaan merti dusun sebagai wujud pelaksanaan pendidikan yang

peduli akan kebudayaan lokal.

Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam tradisi merti dusun di

dusun Karang Padang yaitu:

1. Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Sri Narwanti, 2011:

29). Menurut masyarakat dusun Karang Padang, yang disebut dengan

patuh dan melaksanakan agama yang dianutnya adalah dengan

melaksanakan perintah agama dan menjahui larangannnya. Sebagai

contoh bila orang Islam melakukan sholat 5 waktu dan tidak

melakukan hal-hal yang dianggap merugikan orang lain. Saat merti

dusun dilaksanakan, ibu-ibu yang memasak untuk persiapan merti

dusun diberi jadwal bergiliran memasak. Ada 3 waktu jadwal

memasak, yang pertama pukul 08:00 – 13.30 (makan siang), 14:00 –

17:30, dan 18:30 – tengah malam. Biasanya pada saat memasuki waktu

sholat, ibu-ibu akan melakukan sholat secara bergiliran. Sebagai

pelengkap, ibu-ibu non muslim akan selalu di dapur dan

mempersilahkan untuk sholat dan akan tetap memasak sampai yang

melakukan sholat selesai. Saat sudah selesai sholat, ibu-ibu non

muslim juga dipersilahkan untuk istirahat (Wawancara Ibu Bakdiyati,

14 Juni 2016)

Sikap religius yang dilakukan oleh masyarakat dusun Karang

Padang selalu terjaga sebagai wujud taat kepada Tuhan dengan tidak

meninggalkan waktu beribadah. Masyarakat juga mempunyai sikap

saling menghormati terhadap agama lain agar selalu tercipta

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

36

keharmonisan antar tetangga. Hal ini memang perlu dilakukan agar

tidak memberatkan ataupun merugikan pihak satu dengan pihak yang

lain dalam melakukan suatu kegaiatan karena mempunyai kesibukan

yang sama di rumah maupun di tempat pelaksanaan merti dusun.

Selain itu tanggung jawab bersama benar-benar dipanggul oleh semua

yang melakukan kegiatan memasak.

Dalam penerapannya kepada masyarakat khususnya kaum

muda dalam merti dusun, remaja Guyub Rukun juga diberi jadwal

dalam melakukan nyinom/laden/pramusaji. Waktu nyinom pun dibagi

menjadi dua kali yaitu pada saat siang setelah luhur sampai ashar dan

malam setelah isya hingga acara wayang selesai.

2. Jujur, perilaku yang dilaksanakan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,

dan pekerjaan (Sri Narwanti, 2011: 29). Menurut masyarakat dusun

Karang Padang jujur berarti tidak membohongi diri sendiri dan orang

lain supaya orang lain mempercayai dirinya. Dalam membuat laporan

keuangan event besar seperti merti dusun ini adalah suatu tanggung

jawab yang berat. Seorang bendahara merti dusun akan

membelanjakan uang hasil iuran bersama dengan sangat hati-hati.

Maka dari itu setiap ada pengeluaran akan selalu dicatat apa yang telah

dibeli dan berapa jumlah yang dikeluarkan. Dalam melakukan laporan

pada saat penutupan panitia, semua dirinci dan dipresentasikan kepada

semua anggota panitia dan masyarakat apa yang telah dibelanjakan

agar mereka percaya. Tujuan utama untuk berbelanja kebutuhan adalah

di pasar Bandungan, Kelurahan Gedangan, Kecamatan Tuntang dan

pasar Kebumen, Kelurahan Kebumen, Kecamatan Banyubiru. Bila

disana kebutuhan tidak terpenuhi maka bendahara akan pergi ke pasar

Kota Salatiga. Biasanya untuk membantu belanja ada salah satu dari

anggota remaja Guyub Rukun untuk membantu berbelanja sekaligus

untuk mengajari agar tidak selalu orang tua saja yang berbelanja.

Biasanya remaja putri diikutsertakan dalam berbelanja ini. Hal ini juga

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

37

dimasukkan ke dalam laporan keuangan dimana bendahara

membelanjakan uangnya dan dengan siapa. Hal ini biasanya dilakukan

oleh Ibu Umi dan Ibu Tumiyani saat membelanjakan dan melaporkan

keuangan untuk keperluan merti dusun (Wawancara Ibu Siti Uminah,

14 Juni 2016).

Tidak bisa dipungkiri sikap jujur harus dimiliki oleh setiap

individu dimana pun berada. Dalam berurusan dengan keuangan tidak

sembarang orang mau dengan konsekuensi yang dilakukannya. Karena

sekali melakukan kesalahan maka orang lain tidak akan percaya

dengan orang tersebut. Maka dari itu hal tersebut dilakukan oleh orang

yang telah dipercaya dapat mengelola keuangan dengan baik dan jujur.

Sebenarnya tidak hanya masalah keuangan yang harus dilakukan

dengan secara jujur. Dalam kepanitian merti dusun seluruh anggota

melakukan pelaporan apa yang telah mereka lakukan.

3. Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda

dengan dirinya (Sri Narwanti, 2011: 29). Masyarakat menganggap

bahwa toleransi berarti menghargai, memperhatikan dan memaklumi

orang lain. Seperti saat kedatangan tamu pemilik Villa Oase van Java,

dimana pemilik adalah orang Batak, Bapak Kadus senantiasa

mendampingi beliau dan teman-temannya dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari beliau tentang apa saja kegiatan yang

dilakukan selama merti dusun. Selain itu mempersilahkan mereka

untuk makan bersama saat upacara slametan. Contoh lain adalah saat

slametan dilakukan, modin akan mengucapkan doa-doa Islam dalam

kegiatan tersebut. Sementara itu, bagi warga yang beragama non-Islam

dengan tenang akan mengikuti acara sampai dengan selesai

(Wawancara Bapak Sigit Hendawan : 14 Juni 2016). Penerapan nilai

toleransi dilakukan dengan cara para orang tua menghargai pendapat

kelompok remaja Guyub Rukun untuk mengundang Pak Plonthang

untuk memeriahkan acara hiburan wayang kulit dengan cara

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

38

mengumpulkan dana sendiri tanpa campur tangan dari orang tua (Heru

Setyawan, 8 Agustus 2016).

Hal ini merupakan sifat toleransi antar agama dan juga antar

suku. Masyarakat senantiasa menerima pendatang dan tidak saling

memdakan agama yang dianutnya dalam berinteraksi. Semuanya

berbaur menjadi satu dalam slametan agar dapat hidup rukun antar

tetangga. Selain itu juga toleransi sikap ditunjukkan oleh masyarakat

dusun Karang Padang kepada para remaja untuk memberikan apresiasi

berupa hiburan tambahan pada saat hiburan wayang kulit.

4. Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan (Sri Narwanti, 2011: 29). Disiplin

bagi masyarakat adalah tertib dan tepat waktu. Dalam kerja bakti merti

dusun yang dimulai tepat pada pukul 07:00. Kerja bakti umumnya

dilakukan oleh kaum adam. Agar kerja bakti cepat selesai, biasanya

Bapak Kadus akan membagi 2 kelompok kerja bakti yaitu setengahnya

bekerja membersihkan jalan dan setengahnya lagi bekerja mendirikan

tenda untuk hiburan wayang (Wawancara Heru Setyawan: 14 Juni

2016). Dalam penerapan nilai disiplin yaitu dengan cara memberikan

himbauan kerja bakti juga dilaksanakan bersama para remaja dengan

menghimbau para anggota Remaja Guyub Rukun pada saat

mengadakan rapat melalui ketua karang taruna agar pada saat

berkumpul juga tepat waktu.

Disiplin menjadi hal yang berat dalam masyarakat karena

faktor pekerjaan seseorang yang berbeda-beda. Namun hal ini

seharusnya tidak dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari

itu dalam merti dusun, walaupun masyarakat Karang Padang kurang

disiplin dalam hal waktu, mereka mampu bergerak cepat untuk

menyelesaikan pekerjaan mereka.

5. Kerja keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Sri Narwanti, 2011: 29).

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

39

Pada pelaksanaan merti dusun semua kegiatan dijadwal oleh panitia.

Baik untuk laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki mempunyai

jadwal bertugas untuk melayani para niaga wayang pada waktu siang,

sore, dan malam hari. Sedangkan untuk perempuan mempunyai jadwal

masak yang sama. Pada pagi hari laki-laki akan melakukan kerja bakti

secara bersama-sama. Pada siang hari laki-laki dari RT 01 akan hadir

di tempat pementasan wayang untuk membantu ibu-ibu untuk

mengantar makanan para niaga wayang. Setelah sore tiba laki-laki dari

RT 02 akan menggantikan laki-laki RT 01. Malamnya secara serentak

akan berada di tempat pementasan wayang. Tidak hanya membantu

ibu-ibu untuk mengantar makanan, namun juga bertugas menjaga

keamanan dan ketertiban agar penonton wayang kulit merasa nyaman

menikmati hiburan (Wawancara Bapak Sujono: 6 Juli 2016).

Penerapan sikap kerja keras ini juga dilakukan oleh remaja Guyub

Rukun dengan malakukan pramusaji bersama dengan bapak-bapak.

Jadi dalam merti dusun, perilaku kerja keras ditunjukkan dengan

upaya saling melengkapi dan membantu satu sama lain agar cepat

selesai. Kerja keras sangat diperlukan agar semua masalah dapat

diselesaikan dengan tidak hanya cepat namun baik dan benar. Jadi

antara ibu-ibu dan bapak-bapak saling membantu sama lain.

6. Demokratis: cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama

hak dan kewajiban dirinya dan orang lain (Sri Narwanti, 2011: 29).

Mendahulukan hal yang bersifat umum daripada hal yang bersifat

pribadi. Contoh dari Ibu Siti Uminah (bendahara merti dusun) adalah

beliau akan membantu membelanjakan uang dusun satu atau dua hari

sebelum diadakannya merti dusun. Hal ini akan sangat membantu Ibu

Siti Uminah dalam melakukan pekerjaannya di rumah dan tidak

mengganggu kewajibannya untuk berbelanja untuk merti dusun.

Biasanya saat merti dusun tidak hanya di tempat diadakannya merti

dusun saja yang sibuk, namun di rumah juga akan mempersiapkan

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

40

makan untuk tamu-tamu yang mampir untuk menonton wayang kulit

(Wawancara Ibu Siti Uminah: 17 Juli 2016).

Segala masalah pasti akan mempunyai jalan keluar. Tidak hanya

ibu Siti Uminah saja yang melakukan hal ini, namun seluruh

masyarakat dusun Karang Padang juga mempunyai tugas dan

kewajiban masing-masing di rumah maupun di tempat diadakannya

merti dusun. Demokratis menjadi sifat yang dapat ditanamkan untuk

masyarakat agar rasa menghargai orang lain pun muncul dalam diri

sendiri. Semua orang yang hidup di dunia ini pasti mempunyai

masalah dan kesibukan masing-masing. Namun peduli dengan orang

lain juga perlu ada dalam diri. Cara masyarakat menerapkan sikap ini

dengan melakukan pergantian belanja. Jadi tidak hanya ibu Siti saja

yang berbelanja, namun juga kepada ibu Tumiyani yang menjadi

penanggungjawab dalam berbelanja.

7. Rasa ingin tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat, dan didengar (Sri Narwanti, 2011: 29). Menurut

masyarakat adalah penasaran. Dalam wawancara dengan Ana Susanti

anggota Karang Taruna Guyub Rukun juga menjadi bagian panitia

merti dusun. Biasanya para remaja putri akan membantu memasak

sedangkan remaja putra membantu bapak-bapak dalam keamanan dan

kerja bakti. Dengan begini sebagai remaja yang masih muda akan

menanyakan tugas apa saja yang akan dilakukan. Hal ini mendorong

rasa ingin tahunya. Jadi selain mendorong rasa ingin tahu juga inisiatif

dari diri sendiri pun muncul (Wawancara Ana Susanti: 16 Juli 2016).

8. Berahabat/Komunikatif: tindakan yang memperhatikan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain (Sri Narwanti,

2011: 30). Artinya adalah bahwa masyarakat suka berbicara dengan

orang lain, ramah atau dalam bahasa jawa adalah sumeh. Masyarakat

senantiasa mengundang sanak saudara ataupun teman untuk datang ke

rumah hanya untuk sekedar mampir dan menikmati makanan di sela-

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

41

sela menonton pertunjukan wayang kulit. Biasanya seminggu atau

sebulan sebelum merti dusun masyarakat akan melakukan munjung

(mengantarkan nasi dan lauk pauk) kepada saudara-saudaranya yang

lebih tua yang rumahnya di seberang dusun Karang Padang ataupun

yang lebih jauh juga. Hal ini bertujuan untuk selalu ingat kepada orang

yang lebih tua dan tetap menjaga silaturahmi. Dengan munjung

tersebut juga bertujuan mengundang sanak saudara untuk berkumpul

saat ada wayang kulit. Seperti yang dilakukan oleh ibu Sumini, beliau

munjung pada saat seminggu sebelum merti dusun ke rumah mertua

yang ada di dusun Ngaglik yang masih satu kelurahan dengan dusun

Karang Padang. Beliau akan mengantarkan nasi dan lauk pauk juga

mengundang mertuanya untuk datang ke rumahnya. Selain itu juga

akan mengatakan saudara yang lainnya juga boleh datang ke rumahnya

agar pada saat pementasan wayang kulit tidak hanya sekedar menonton

tetapi dapat berkumpul bersama keluarga. (Wawancara Ibu Sumini, 12

Juli 2016)

Nilai pendidikan bersahabat/komunikatif ditunjukkan oleh

masyarakat dengan cara menjalin persaudaraan agar lebih erat. Dalam

kehidupan sehari-hari pun harus dijalankan agar kebersamaan antar

keluarga, teman ataupun dengan orang lain selalu terjaga dengan baik.

Selain itu tetap menjaga komunikasi agar tidak terputus karena

kurangnya komunikasi. Untuk menerapkan nilai ini ibu Sumini

mengajak putranya untuk mengantar makanan tersebut. Hal itu juga

dilakukan oleh ibu-ibu yang lain dengan memberi pengarahan kepada

siapa punjungan makanan diberikan agar generasi yang selanjutnya

tidak lupa dengan hal tersebut.

9. Cinta damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang

lain merasa senang dan aman atas kehadirannya (Sri Narwanti, 2011:

30). Menurut masyarakat cinta damai berarti hidup tentram tidak ada

masalah maupun perdebatam. Dalam merti dusun Pak Sujono sebagai

ketua panitia harus bertanggung jawab dalam segala hal pada saat

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

42

sebelum dan sesudah diselenggarakannya merti dusun. Pada saat

malam pementasan wayang kulit, Pak Sujono memberikan sambutan

dan himbauan agar masyarakat dusun Karang Padang ataupun

penonton yang dating agar dapat menciptakan suasana yang aman

demi kebaikan bersama. Selain itu Pak Sujono bersama panitia bekerja

sama dengan baik agar keamanan terjaga (Wawancara Bapak Sujono,

6 Juli 2016). Himbauan tersebut juga merupakan penerapan nilai cinta

damai kepada masyarakat pada tradisi merti dusun.

10. Peduli lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

(Sri Narwanti, 2011: 30). Anggapan masyarakat tentang peduli

lingkungan adalah tidak merusak alam di sekitar tempat tinggal dengan

menjaga dan merawatnya. Kerja bakti adalah cara untuk mencegah

kerusakan pada saat penonton menyaksikan wayang kulit. Hal ini

dikarenakan pada saat menonton masyarakat akan memarkirkan sepeda

motor ataupun mobilnya dengan sembarangan. Maka dari itu pada saat

kerja bakti tidak hanya membersihkan jalan, namun juga memagari

tanaman-tanaman yang penting agar tidak rusak. Selain mencegah

kerusakan, pemilik tanaman juga tidak rugi karena tanaman mereka

rusak. Dalam kerja bakti biasanya remaja dan anak-anak juga ikut serta

di dalamnya (Wawancara Mbah Suratno, 6 Juli 2016).

11. Tanggung jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara

dan Tuhan Yang Maha Esa (Sri Narwanti, 2011: 30). Menurut

masyarakat dusun Karang Padang berarti melaksanakan tugas dengan

sungguh-sungguh. Setiap anggota masyarakat mendapatkan tugas

masing-masing dalam pelaksanaan merti dusun. Segala sesuatunya

dikerjakan dengan sungguh-sungguh dari tahap persiapan hingga

evaluasi. Tanggung jawab lebih terlihat ketika evaluasi karena pada

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

43

saat itu semua anngota masyarakat khususnya anggota panitia

melaporkan apa saja yang telah dikerjakan.

Tanggung jawab adalah sikap yang berat karena dalam segala

pekerjaan mengandung konsekuensi. Dalam mengerjakan suatu

pekerjaan baiknya seseorang memperhitungkan konsekuensi gagal atau

berhasilnya. Maka dari itu dibutuhkan evaluasi agar pekerjaan yang

akan datang dikerjakan lebih baik dari yang lalu sebagai pengalaman

diri sendiri dan orang lain.

Nilai-nilai pendidikan yang tertera dalam 18 nilai pendidikan nasional

yang ditulis Sri Narwanti (2011: 29-30), yang bersumber dari agama,

Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional menurut Dinas Pendidikan

Nasional terdapat pada merti dusun di Dusun Karang Padang. Hal ini juga

diterapkan masyarakat untuk generasi selanjutnya agar dapat melestarikan

kebudayaan dan meningkatkan nilai-nilai pendidikan tersebut.

E. Manfaat Penanaman Nilai Pendidikan bagi Masyarakat Dusun Karang

Padang

Ada berbagai cara untuk melestarikan suatu budaya agar selalu terjaga

eksistensinya. Kebudayaan juga suatu hal yang mudah tergeser seiring

berjalannya waktu karena adanya berbagai pengaruh. Pendidikan dan budaya

menjadi suatu kesatuan yang mendukung dalam mewujudkan melestarikan

budaya Indonesia dan untuk membentuk karakter, identitas bangsa Indonesia

sendiri. Manfaat menanamkan nilai pendidikan adalah untuk selalu membawa

nilai-nilai pendidikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari agar selaras

berdampingan dalam kehidupan bermasyarakat. Manfaat nilai-nilai

pendidikan pada tradisi merti dusun di dusun Karang Padang dapat dilihat dari

beberapa hal seperti berikut ini:

1. Membangun Kepercayaan

Kepercayaan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang selalu ada di

dalam diri setiap manusia yang beragama terbukti dalam melaksanakan

slametan merti dusun adalah sarana mendekatkan diri kepada Tuhan

karena semua berdoa agar diberikan keselamatan, kehidupan yang

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

44

tentram, rezeki yang melimpah untuk Dusun Karang Padang. Dalam

nilai pendidikan yang terdapat pada penanaman nilai-nilai pendiidkan

merti dusun terdapat pada nilai religius dan toleransi.

2. Membangun Kerukunan

Kaitan penanaman nilai pendidikan merti dusun di Dusun Karang

Padang adalah nilai cinta damai, peduli lingkungan.,

bersahabat/komunikatif. Dapat dilihat bagaimana masyarakat Dusun

Karang Padang membina persatuan dan kesatuan untuk melaksanakan

merti dusun dengan tidak melihat status sosial diantara mereka. Saling

membantu antara tetangga satu dengan yang lain saat kesulitan agar

hubungan pun harmonis dan rukun.

3. Membangun Karakter Kerja Sama (Gotong Royong)

Pekerjaan yang melibatkan orang banyak akan membangun sikap

kerja sama yang harmonis dan saling melengkapi. Dalam merti dusun di

Karang Padang kerja sama antar masyarakat begitu terlihat karena semua

mempunyai tujuan yang sama yaitu mengadakan merti dusun untuk

ketentraman hidup. Tanpa adanya kerja sama yaitu gotong royong suatu

pekerjaan tidak akan berhasil bila tidak saling melengkapi. Kaitannya

dalam penanaman nilai pendidikan dalam merti dusun terdapat pada nilai

jujur, disiplin, kerja keras, dan demokratis.

4. Meningkatkan Nilai-nilai Luhur Budaya Sosial

Secara bersama-sama masyarakat melestarikan nilai-nilai budaya

daerah dan tidak meninggalkan acara tradisional di tengah-tengah

globalisasi. Selain itu merupakan bentuk menghormati roh-roh nenek

moyang yang telah membangun Dusun Karang Padang dan melestarikan

budaya daerah yang merupakan budaya nasional. Masyarakat menjadi

lebih mencintai dusunnya dan lebih meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk melestarikan lingkungan. Kaitan nilai ini juga terdapat pada nilai

pendidikan yang terdapat pada penanaman dalam merti dusun yaitu nilai

pendidikan rasa ingin tahu dan tanggung jawab.

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

45

Selain manfaat nilai pendidikan, dalam merti dusun bagi masyarakat

Karang Padang juga mengandung makna etika Jawa. Masyarakat dusun

Karang Padang hidup bersama alam dengan menjaga keselarasan agar selalu

berdampingan dan tidak terjadi bahaya-bahaya yang diinginkan. Maka dari itu

masyarakat dusun Karang Padang setiap tahunnya melaksanakan merti dusun

agar selalu diberikan keselamatan, kesehatan, kelancaran rezeki, hidup tentram

dan tidak terjadi bencana alam. Selain itu juga memberikan makna

kebersamaan agar hubungan antara masyarakat selalu terjaga. Ada dua kaidah

dasar kehidupan masyarakat Jawa yang dikemukakan oleh Franz Magniz

Suseno yaitu prinsip kerukunan yang berarti dimana semua pihak berada

dalam keadaan damai satu sama lain dan prinsip hormat yang berarti bahwa

setiap orang dalam berbicara dan membawa diri selalu menunjukkan sikap

hormat terhadap orang lain. Berikut ini makna etika Jawa yang digambarkan

pada masyarakat dusun Karang Padang.

1. Prinsip Kerukunan

Dalam merti dusun kerukunan antar masyarakat dusun Karang

Padang terlihat pada saat tahap persiapan hingga penutupan merti dusun

dimana masyarakat saling bahu membahu dan tidak terjadi perselisihan

diantara masyarakat agar acara merti dusun tercapai dengan apa yang

sudah direncanakan oleh masyarakat. Pada tahap persiapan masyarakat

merencanakan acara dengan sangat matang yaitu dengan mengadakan

rapat RT maupun rapat panitia. Selain itu kelompok remaja Guyub Rukun

juga ikut mempersiapkan merti dusun. Semua yang direncanakan

dilaksanakan secara bersama-sama dan dipertanggungjawabkan juga

secara bersama-sama sehingga pada saat hiburan wayang kulit acaranya

sukses besar. Maka dari itu prinsip kerukunan merupakan hal penting

dalam kehidupan masyarakat agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak

terjadi dan dapat berlangsung dengan baik.

2. Prinsip Hormat

Dengan membantu orang tua dalam melaksanakan merti dusun,

sikap hormat kelompok remaja Guyub Rukun selalu ditunjukkan dalam

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9664/4/T1...dikarenakan untuk unit kesehatan dan pendidikan tidak ada dan harus keluar dari Dusun

46

setiap tahap pelaksanaannya. Mereka menghormati setiap peraturan dan

tugas apa saja yang diberikan oleh panitia dengan cara bergotong royong.

Hal ini merupakan bentuk solidaritas yang mencerminkan kebersamaan

yang selaras. Mereka tidak terpaksa melakukan semua hal dalam kegiatan

merti dusun.