bab iv p2
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 BAB IV p2
1/5
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Tabel 4.1. Data hubungan antara konsentrasi NaOH, jumlah CO2 yang terserap, nilai kGa,
kLadan k2
Laju Alir
NaOH (mL/s)kGa kLa k2
CO2yang
terserap
4 6.56 x 10- 6.86 x 10- 1.7082 x 10 0.2509
5 6.66 x 10- 7.04 x 10- 2.1324 x 10 0.2549
6 6.92 x 10- 7.31 x 10- 2.3503 x 10 0.2643
IV.2 Pembahasan1. Jumlah CO2yang Terserap setiap Waktu
Gambar 4.1 Hubungan antara jumlah CO2yang terserap terhadap waktu
Berdasarkan Gambar 4.1 jumlah CO2 yang terserap (terabsorbsi) memiliki
kecenderungan naik seiring dengan bertambahnya waktu, tetapi kenaikan yang ditunjukan
tidak terlalu besar. Hal ini terjadi karena semakin lama waktu operasi maka waktu kontak
larutan NaOH dan gas CO2 juga akan semakin lama, sehingga reaksi akan berjalan lebihsempurna. Pada awalnya akan terjadi peningkatan jumlah CO2yang terserap. Kemudian
pada suatu waktu jumlah CO2yang terserap akan konstan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
CO2 yang terserap konstan pada variablel 3 .Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
jumlah CO2yang terserap akan konstan seiring dengan waktu, hal ini disebabkan reaksi
berjalan secara continue (Hasnan dkk., 2012).
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada laju alir NaOH 6 mL/s jumlah mol CO2
yang terserap lebih besar dari laju alir 4 mL/s dan 5 mL/s. Hal ini disebabkan karena
semakin banyak NaOH yang kontak dengan CO2 sehingga konversi akan meningkat dan
menyebabkan reaksi akan berjalan lebih sempurna. Dalam laju volumetric (volume/waktu)
jika nilainya lebih besar maka jumlah larutan NaOH yang dialirkan tiap saat pada waktu
yang sama akan lebih besar. Pada konsentrasi yang sama dengan jumlah volume yang
lebih besar maka jumlah mol zat terlarutnya akan lebih besar pula (Irianty, 2009).
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0 2 4 6 8 10 12
CO2
yangterserap
waktu (menit)
variabel 1
variabel 2
variabel 3
-
7/24/2019 BAB IV p2
2/5
2.
Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap Nilai Tetapan Perpindahan Massa CO2fase gas
Gambar 4.2 Hubungan laju alir NaOH terhadap nilai kga
Pada percobaan kami terjadi kontak antara gas CO2dan penyerap basa yaitu NaOH
pada absorber, maka proses ini termasuk dalam absorbsi kimia, di mana gas terlarut dalam
larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Absorbsi kimia mempengaruhi
peningkatan koefisien perpindahan massa (kGa) disebabkan oleh cepatnya laju transfer
massa sebagai akibat beda CO2di fase larutan yang cukup besar. Pada Gambar 4.2 dapat
disimpulkan bahwa semakin besar laju aliran NaOH maka nilai tetapan perpindahan massa
CO2 semakin besar. Hal ini dapat terjadi karena semakin tinggi laju alir cairan, maka
kontak fase antara gas dengan cairan menjadi bertambah. Hal ini sesuai dengan persamaan
Arhenius Arrhenius (Leavenspiel, 1972):
k = A e-E/RT
Dimana :
k = nilai konstanta kecepatan reaksi
A = faktor tumbukan
E = energi aktivasi
R = konstanta gas
T = suhu
Berdasarkan persamaan tersebut, semakin besar faktor tumbukan harga konstanta
kecepatan reaksi juga besar. Hal ini terjadi karena faktor tumbukan dipengaruhi oleh laju
alir. Sehingga, semakin besar laju alir jumlah gas yang dapat berpindah dari fase gas ke
fase cairan juga semakin besar (Kumoro dan Hadiyanto, 2000).
3. Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap Nilai Tetapan Perpindahan Massa CO2fase cair
Gambar 4.3 Hubungan laju alir NaOH terhadap nilai kla
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
7
0 2 4 6 8
kga
(x10-3)
Laju alir NaOH (mL/s)
6.8
6.9
7
7.1
7.2
7.3
7.4
0 2 4 6 8
kla
(x10
-6)
Laju alir NaOH (mL/s)
-
7/24/2019 BAB IV p2
3/5
Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa semakin besar laju alir nilai kLa mengalami
kenaikan. Hal ini terjadi karena aliran pada packed column sudah dalam kondisi steady
state, harga kLaakan meningkat apabila laju alir NaOH (larutan penyerap) semakin besar.
Semakin besar laju alir suatu cairan, maka nilai kLa semakin besar sebagai akibat dari
kontak antara gas dengan cairan yang semakin banyak. Pada laju alir NaOH yang tinggi
jumlah molekul NaOH sebagai sorben menjadi lebih banyak sehingga akan semakin
banyak molekul NaOH yang bereaksi dengan CO2. Semakin banyak reaksi antara NaOH
dengan CO2akan semakin banyak pula perpindahan massa interfase cair (kLa) yang terjadi
(Hasnan dkk., 2012)
4. Pengaruh Laju Alir NaOH terhadap Nilai Konstanta Kecepatan Reaksi
Gambar 4.4 Hubungan laju alir NaOH terhadap nilai k2
Dilihat dari Gambar 4.4, semakin besar laju alir menyebabkan nilai k2 semakin
meningkat. Hal ini terjadi dikarenakan dengan bertambahnya laju alir NaOH maka akan
menyebabkan terjadinya aliran turbulen yang menyebabkan molekul fluida bergerak
kesegala arah dan menimbulkan tumbukan antar partikel yang semakin membesar. Disini
kondisi steady sudah tercapai, dimana jumlah CO2 yang terserap oleh larutan NaOH
jumlah nya sudah konstan. Hubungan antara faktor tumbukan dengan harga k2 dapat
digambarkan melalui rumus Arrhenius (Leavenspiel, 1972):
k = A e-E/RT
Dimana :
k = nilai konstanta kecepatan reaksi
A = faktor tumbukan
E = energi aktivasi
R = konstanta gas
T = suhu
Berdasarkan rumus Arhenius diatas dapat dilihat bahwa semakin besarnya tumbukan
antar partikel maka nilai k2 juga akan semakin besar. Sehingga semakin besar laju alir
NaOH akan menyebabkan nilai k2meningkat. (Hasnan dkk., 2012)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8
k2
(x1027)
Laju alir NaOH (mL/s)
-
7/24/2019 BAB IV p2
4/5
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1.
Semakin besar laju alir NaOH menyebabkan jumlah CO2 yang terserap juga semakin
besar.
2. Semakin besar laju alir NaOH menyebabkan peningkatan nilai koefisien transfer massa di
lapisan gas (kGa)
3. Semakin besar laju alir NaOH menyebabkan peningkatan nilai koefisien transfer massa di
lapisan cair (kLa)
4. Semakin besar laju alir NaOH menyebabkan peningkatan nilai tetapan reaksi (k2)
V.2 saran
1.
Pengontrolan valve untuk laju alir NaOH harus sering dilakukan agar tetap konstan.
2. Tekanan pada tangki CO2 harus dijaga agar CO2 yang keluar tidak berlebihan.
3. Larutan NaOH dialirkan sampai overflow sebelum dikontakan dengan CO2
-
7/24/2019 BAB IV p2
5/5
DAFTAR PUSTAKA
Hasnan, M dkk. 2012. Studi Pengaruh Variabel Laju Alir NaOH dalam Proses Absorpsi Gas CO2
Kumoro dan Hadiyanto, 2000, Absorpsi Gas Karbondioksid dengan Larutan Soda Api dalam
Unggun Tetap, Forum Teknik, 24 (2), 186-195.
Levenspiel, O., 1972, Chemical reaction engineering, 2nd ed. John Wiley and Sons, Inc., New
York, NY, USA, pp. 210-213, 320-326.
Rizky dan Yuli. 2009. Model Absorpsi Gas CO2 Dalam Larutan K2CO3 Dengan Promotor
MDEA Pada PackedColumn.
Rahmawati dkk. 2006. Pengantar Teknik Kimia Sesi 1: Peralatan Proses
Thalib, Muhammad. 2010. Titrasi Asam Basa.