bab iv metode penelitianeprints.umm.ac.id/54190/5/bab iv.pdfpower point - - 2. dependen: pengetahuan...

14
29 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain penelitian Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam melakukan penelitian yang dapat mengontrol secara maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu hasil dari penelitian. Desain penelitian dapat digunakan sebagai petunjuk dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian agar dapat mencapai suatu tujuan atau untuk menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam., 2013). Berdasarkan penelitian, maka desain dalam penelitian ini menggunakan pre- experimental Design. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test post-test design, dalam metode penelitian ini tidak menggunakan kelompok perbandingan (kontrol), tetapi menggunakan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan terjadi perubahan setelah dilakukan intervensi untuk melihat pengaruh atas variabel bebas terhadap variabel yang terkait (Nursalam., 2017). Bentuk rancangan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Pretest Perlakuan Posttest 01 X 02

Upload: others

Post on 09-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

29

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam melakukan

penelitian yang dapat mengontrol secara maksimal beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi suatu hasil dari penelitian. Desain penelitian dapat digunakan sebagai

petunjuk dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian agar dapat mencapai

suatu tujuan atau untuk menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam.,

2013).

Berdasarkan penelitian, maka desain dalam penelitian ini menggunakan pre-

experimental Design. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test post-test

design, dalam metode penelitian ini tidak menggunakan kelompok perbandingan

(kontrol), tetapi menggunakan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan terjadi

perubahan setelah dilakukan intervensi untuk melihat pengaruh atas variabel bebas

terhadap variabel yang terkait (Nursalam., 2017). Bentuk rancangan dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Page 2: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

30

4.2 Kerangka Kerja Penelitian

Skema 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Teknik Sampling menggunakan purposive Sampling

Sampel : 60 siswi SMP kelas 1,2 dan 3 terutama yang berada di pondok pesantren

Analisa Data menggunakan uji Wilcoxon

Hasil: Ada pengaruh Pendidikan kesehatan personal hygiene untuk pencegahan tinea kruris terhadap

tingkat pengetahuan pada siswi.

Hasil: Tidak ada pengaruh Pendidikan kesehatan personal hygiene untuk pencegahan tinea kruris terhadap tingkat pengetahuan pada siswa.

kuesioner Pre-test untuk melihat tingkat pengetahuan siswi tentang tinea kruris sebelum diberikan Pendidikan

kesehatan

Memberikan intervensi Pendidikan kesehatan dengan metode ceramah

Kuesioner Post-test untuk melihat tingkat pengetahuan siswi tentang tinea kruris sesudah

diberikan Pendidikan kesehatan

Kesimpulan

Variabel Independen : Pendidikan kesehatan

Variabel Dependen : Tingkat pengetahuan

Populasi: sebanyak 133 siswi SMP kelas 1,2 dan 3 yang

berada di SMP Ma’arif 01 Nurul Mutaqin Malang

Page 3: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

31

4.3 Populasi, Sampling, dan Sampel

4.3.1 Populasi

Menurut sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari lalu kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

mengambil populasi siswi SMP kelas 1,2 dan 3 berjumlah 133 siswi pada SMP Ma’arif 01

Nurul Mutaqin Malang.

4.3.2 Sampel

Menurut sugiyono (2017), sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah siswi SMP yang berada di

pondok pesantren Nurul Mutaqin yang memenuhi karakteria berikut ini.

Kriteria inklusi dan ekslusi pada penelitian ini, yaitu:

a. Kriteria Inklusi

1. Siswi SMP kelas 1,2 dan 3

2. Siswi SMP yang mondok di pondok pesantren

3. Santriwati yang mondok di pesantren

b. Kriteria Eksklusi

1. Bukan siswi yang tinggal dirumah

4.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel

yang digunakan dalam penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan

cara memilih sampel di antara populasi yang di kehendaki oleh peneliti (tujuan atau

masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut mewakili karakteristik populasi

(Nursalam., 2013).

Page 4: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

32

4.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai berbeda terhadap

sesuatu objek. Variabel dikarakteristikan sebagai derajat, jumlah, dan perbedaan. Variabel

juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai sesuatu fasilitas

atau pengkuran dan manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2016).

4.4.1 Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi yang

dimanipulasi oleh peneliti untuk mempengaruhi variabel dependen. Dalam bahasa indonesia

sering disebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau

nilainya menentukan variabel yang lain. Variabel bebas juga biasanya dimanipulasi, diamati,

dan diukur untuk mengetahui hubungan atau pengaruhnya terhadap variabel lain

(Nursalam., 2017). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan.

4.4.2 Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi nilai yang ditentukan oleh

variabel yang lain. Variabel dependen akan muncul akibat dari manipulasi variabel-variabel

yang lain. Dalam ilmu perilaku, variabel dependen adalah aspek tingkah laku yang diamati

dari suatu organisme yang dikenal dengan stimulasi. Dengan kata lain, variabel dependen

tersebut adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menetukan ada tidaknya hubungan

atau pengaruh dari variabel independen (Nursalam., 2017). Variabel dalam penelitian ini

adalah tingkat pengetahuan.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karaktristik yang diamati dari sesuatu

yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan

kunci definisi operasional. Dapat diartikan diamati yang

Page 5: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

33

memeungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain

(Nursalam., 2013).

Tabel 4.1 Pengembangan Variabel Berdasarkan Definisi Operasional, Indikator, Alat Ukur, Skala Data

No. Variabel Definisi Operasional

Indikator Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1. Independen: Pendidikan Kesehatan

Suatu proses pembelajaran yang dilakukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat untuk merubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat, dengan memberikan materi tentang cara pencegahan tinea kruris.

Memberikan penyuluruhan tentang konsep dan pencegahan tinea kruris dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

SOP pendidikan kesehatan dengan menggunak-an metode persentasi power point

- -

2. Dependen: Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi tahu, tentang materi pencegahan tinea kruris.

1. Definisi tinea kruris

2. Penyebab tinea kruris

3. Tanda dan gejala tinea kruris

4. Pencegahan tinea kruris

Kuesioner Ordinal Baik: 76-100% Cukup: 56-75% Kurang: <56%

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Ma’arif 01 Nurul Mutaqin Malang. Pengambilan data

dilakukan pada bulan Juli 2019.

4.7 Instrumen Penelitian

4.7.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpulan data yang disesuaikan dengan

variabel penelitian, definisi operasional, dan skala pengukuran data yang dipilih (Arikunto,

2013). Hasil studi penelitian terdapat beberapa informasi yang didapat sehingga dalam

penelitian ini instrumen yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan

Page 6: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

34

menggunakan kuesioner Situmorong, Ashar, & Santi (2013). Hasil studi penelitian terdapat

beberapa informasi yang didapat, sehingga dalam penelitian ini instrumen yang digunakan

untuk mengukur tingkat pengetahuan santriwati menggunakan 2 refrensi kuesioner yaitu

dari Ghanim, Dash, Abdullah, Issa, Albarazi, & Saheli (2016) dan Ilesanmi(2016)tentang

pengetahuan personal hygiene yang terdapat dalam judul “Knowledge and Practice of Personal

Hygiene among Primary School Students in Sharjah-UAE” dan “Knowledge and Practices of Personal

Hygiene among Senior Secondary School Students ofAmbassadors College, Ile- Ife, Nigeria”.

4.7.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner pengetahuan

No. Indikator Item

1. Definisi tinea kruris 1,2,3,4

2. Penyebab tinea kruris 5,6,7,8

3. Tanda gejala tinea kruris 9,10

4. Pencegahan tinea kruris 11,12,13,14,15

Penilaian pada keusioner personal hygiene pada santriwati di pondok pesantren

menggunakan jawaban tertutup dengan 10 item pertanyaan. Instrumen dalam penelitian ini

menggunakan skala guttman dimana skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan

konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas, dalam kuesioner dengan pertanyaan:

BENAR dan SALAH. Di mana penilaian kuesioner tersebut dengan memberikan skor 1

bila responden menjawab (BENAR) dan skor 0 bila responden menjawab (SALAH).

Berikut perhitungan rumus yang digunakan untuk menentukan skoring atau kriteria

penilaian:

Tabel 4.3 skala pengetahuan Kategori Skor Presentasi

Baik 76-100%

Cukup 56-75%

Kurang <56%

Sumber : (Nursalam, 2015)

Page 7: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

35

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.8.1 Uji Validitas

Uji Validitas yang digunakan dalam penelitian ini berupa validitas konstruk yaitu validitas

yang berhubungan dengan teori yang sudah dijabarkan pada bab sebelumnya. Karena

kuesioner aspek pengetahuan menggunakan skala guttman, maka untuk menilai

ketunggalan dimensi kuesioner dilakukan analisis skalogram untuk mendapatkan koefisien

reprodusibilitas atau Kr (coefficient of reproducibility) dan koefisien skalabiitas atau Ks (coefficient

of scalability). Koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas digunakan untuk melihat

apakah skala yang memiliki nilai kesalahan cukup baik untuk digunakan (Effendi &

Tukiran, 2017).

Koefisien reprodusibilitas (Kr) menunjukkan derajat ketepatan instrumen pengukur.

Adapun rumus untuk menghitung koefisien Reprodusibilitas adalah sebagai berikut (Rianse

& Abdi, 2008):

Kr = 1 – ( 𝑒/𝑛 )

Keterangan:

Kr = Koefisien Reprodusibilitas

e = Jumlah kesalahan/nilai error

n = Jumlah pernyataan dikali jumlah responden

Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibiltas yaitu apabila koefisien reprodusibilitas

memiliki nilai > 0.90 (Effendi & Tukiran, 2017).

Setelah menghitung Kr, langkah selanjutnya ialah menghitung koefisien skalabilitas.

Adapun rumus untuk menghitung koefisien Skalabilitas adalah sebagai berikut (Rianse &

Abdi, 2008):

Ks = 1 – ( 𝑒/𝑥 )

Keterangan:

Page 8: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

36

Ks = Koefisien Skalabilitas

e = Jumlah kesalahan/nilai error

x = 0,5 ({jumlah pernyataan dikali jumlah responden} - jumlah

jawaban “ya”).

Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien skalabilitas

memiliki nilai > 0.60 (Effendi & Tukiran, 2017). Uji validitas menggunakan rumus

Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility) dan Koefisien Skalabilitas (Coefficient

of Skalability) dianalisis dengan menggunakan Ms. Excel 2007.

Setelah didapatkan data uji instrumen, penyusun melakukan tabulasi pada kuesioner

pengetahuan dengan menyusun item menurut ukuran skor jawaban “Ya” tertinggi sampai

dengan yang paling rendah. Hasil tabulasi dan uji instrumen terlampir pada lampiran 15.

Setelah penyusun melaksanakan uji instrumen, didapatkan hasil:

a. Kr = 0.986 dimana Kr > 0.90, sehingga nilai koefisien reprodusibiltas

diterima.

b. Ks = 0.714 dimana Ks > 0.60, sehingga nilai koefisien skalabilitas diterima.

Sehingga dapat disimpulkan dari uji validitas menggunakan rumus Koefisien

Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility) dan Koefisien Skalabilitas (Coefficient of

Skalability) bahwa pada pertanyaan aspek pengetahuan dinyatakan valid.

4.8.2 Uji Reliabilitas

Pada kuesioner pengetahuan, pengujian reliabilitas menggunakan metode Kuder

Richardson 20 (KR-20) dengan menggunakan Ms. Excel 2007. Rumus KR 20 digunakan

karena skor yang diperoleh adalah skor dikotomi 1 dan 0 (Sugiyono,

Page 9: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

37

2012), adapun tabel hasil uji reliabilitas instrumen dengan KR 20 terlampir pada lampiran

16. Rumus Kuder Richardson 20 adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012):

ri =

( ) { ∑

}

Keterangan:

k = jumlah item soal dalam instrumen

p = banyak subyek yang menjawab 1

q = 1 – p

Vt2 = varians total = xt2 / n (jumlah responden)

Dari analisis dengan menggunakan Ms. Excel 2007 (Lampiran 10) diperoleh nilai

reliabilitas/KR 20 sebesar = 0.63, menurut (Sugiyono, 2012) nilai reliabilitas 0,10 - 0,20

adalah sangat rendah, 0,21 - 0,04 adalah rendah, 0,41 - 0,70 adalah cukup, 0,71 - 0,90

adalah tinggi, dan 0,91 - 1,00 adalah sangat tinggi. Dapat disimpulkan bahwa nilai

realibilitas = 0.736, maka nilai reliabilitas adalah cukup.

4.9 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian dari instrumen penelitan sebagai langkah awal

yang paling strategis dalam penelitian untuk mendapatkan data yang ditetapkan (Sugiyono,

2013). Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

A. Tahap persiapan

1. Persiapan penelitian

a. Mempersiapkan surat izin penelitian dangan persetujuan dari Wakil Dekan 1 Universitas

Muhammadiyah Malang yang disampaikan kepada SMP Ma’arif 01 Nurul Mutaqin

Malang.

Page 10: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

38

b. Mempersiapkan informend consent untuk kesedian responden menjadi bagian dalam

penelitian tersebut, peneliti juga mempersiapan beberapa pertanyaan untuk memperoleh

informasi dari responden.

c. Memastikan bahwa sampel bersedia menjadi responden dalam penelitian dan meberikan

surat kesedian menjadi responden, jika responden setuju maka peneliti akan

menjelaskan bahwa penelitian tersebut dijamin kerahasiaannya.

d. Setelah peneliti medapatkan responden dengan jumlah 60 maka peneliti membagi

menjadi 3 kelompok.

e. Setelah itu peneliti mempersiapkan alat, bahan, dan teknik yang akan dilakukan peneliti

untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan kuesioner. Data

kuesioner berisi beberapa jumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden. Cara untuk mengisi kuesioner dengan memberikan tanda

cheklist (√).

f. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden tentang penelitian yang akan

diberikan. Setelah itu peneliti mengatur waktu dengan pihak SMP Ma’arif 01 Nurul

Mutaqin Malang untuk melakukan penelitian.

2. Persiapan Alat dan Bahan

Peneliti menyediakan LCD, laptop, sound, alat tulis, lembaran kuesioner, kabel rol,

kamera dan materi power point untuk membantu berjalanya penelitian tersebut.

B. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Peneliti mengumpulkan responden diruangan untuk melakuakan penelitian, setelah

itu peneliti menjelaskan alur dari penelitian tersebut yang dilakukan.

b. Setelah itu peneliti memberikan penjelasan tentang petunjuk cara pengisian

kuesioner kepada responden.

Page 11: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

39

c. Peneliti melakukan pemberian kuesioner pre-test (hari pertama) kepada responden

yang berjumlah 60 responden untuk melihat tingkat pengetahuan responden

sebelum peneliti memberikan pendidikan kesehatan.

d. Setelah responden mengisi kuesioner pre-test peneliti memberikan intervensi

pendidikan kesehatan tentang pencegahan tinea kruris. Dalam pemberian intervensi

pendidikan kesehatan kepada 60 responden tersebut dibagi menjadi 3 kelompok

(yaitu: kelas 1,2 dan 3), pada 1 kelompok pemberian intervensi dilakukan selama 30

menit.

e. Setelah peneliti memberikan pendidikan kesehatan kepada santriwati maka peneliti

memberikan post-test (pada hari ke-3) kepada responden, dimana jarak antara pre-test

ke post-test iyalah 3 hari (dilakukan intervensi selama 3 hari karna alasanya untuk

mempersingkat waktu penelitian, karna jadwal sekolah dengan ke giatan pondok

pesantren yang padat agar tidak mengganggu jadwal-jadwal respoden yang lain di

pondok pesantren). Berdasakan dari jurnal penelitian Neni,dkk (2013) yang berjudul

“Pemberian Informasi meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan orang

tua dalam penangan Demam pada Anak” dalam penelitian diatas peneliti melakukan

pemberian penyuluhan kesehatan selama 30 menit dan jarak pre-test ke post-test selama

3 hari.

C. Tahap Pengelolahan Data

Menurut arikontu (2013), lembaran kuesioner yang sudah disediakan maka

peneliti mengumpulkan data untuk diseleksi, yaitu data yang telah dikumpulkan akan

diolah dengan tahap:

a. Editing data, peneliti melihat kembali tulisan apakah sudah jelas dan bisa dipahami.

Peneliti mengecek lembaran kuesioner yang telah dibagikan kepada responden

Page 12: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

40

b. apakah semua item pertanyaan telah terisi jawaban dengan penuh dan valid atau tidak.

c. Coding data, mengklarifikasi hasil dan jawaban dengan memberikan kode pada masing-

masing variabel atau hasil jawaban dari kuesioner.

d. Tabulating data, yaitu penglolahan data yang disusun sedemikian rupa agar mudah di

jumlahkan, ditata, dan disusun untuk disajikan dan di analisis.

4.10 Analisis Data

4.10.1 Analisis Univariat

Analisis univariat (Deskritif) merupakan analisa untuk mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Dalam analisa univariat dalam penelitian

ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan personal hygiene untuk pencegahan

tinea kruris terhadap tingkat pengetahuan santriwati/siswi pada SMP Ma’arif 01 Nurul

Mutaqin bagi siswi yang mondok. Pada analisa ini dilakukan penghitungan skor terhadap

tingkat pengetahuan dari kuesioner yang akan diberikan. Serta data demografi pada

umumnya yang di analisis seperti: nama, usia, kelas, pernah mendapatkan penyuluhan.

4.10.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga berkolarasi (Notoatmodjo,

2012). Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon yang bertujuan

untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat pengetahuan santriwati terhadap pencegahan

Tinea Kruris sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dan data dari penlitian

yang dilakukan dengan syarat dari uji wilcoxon iyalah sama: 1.) data berpasangan (pre-post).

2.) skala data menggunakan ordinal. Untuk menguji statistiknya menggunakan SPSS versi

16, dengan menggunakan tingkat signifikasinya (α=0.05).

Page 13: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

41

1) Jika P value > α (0, 05) maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti tidak ada

pengaruh antara pendidikan kesehatan dengan tingkat pengetahuan santriwati

tentang pencegahan tinea kruris.

Jika P value < α (0, 05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh antara

pendidikan kesehatan dengan tingkat pengetahuan santriwati tentang pencegahan tinea

kruris.

4.11 Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian jika yang menjadi subjeknya adalah manusia, maka

peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memeiliki kebebasan dalam

menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjujung

tinggi kebebasan manusia (Hidayat A. , 2009). Masalah etika penelitian keperawatan

merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian

keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka dari segi etika harus

diperhatikan (Hidayat, 2010). Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat

permohonan dan persetujuan dari instalasi, badan atau lembaga yang terkait untuk

melaksanakan penelitian. Masalah etika yang harus diperhatikan sebagai berikut:

1. Pernyataan persetujuan (informend consent)

Informend consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan responden

penelitian dengan memberikan lembaran persetujuan. Dengan memberikan lembaran

persetujuan menjadi responden. Tujuan dari informend consent adalah subjek dari maksud,

tujuan penelitian untuk mengetahui dampaknya dan responden harus mentanda-tangani

informend consent tersebut bila setuju.

2. Tanpa nama (anonymity)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam menggunakan

subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

Page 14: BAB IV METODE PENELITIANeprints.umm.ac.id/54190/5/BAB IV.pdfpower point - - 2. Dependen: Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi

42

nama responden dalam lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau nama samaran

pada lembaran hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasian (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasian hasil

penelitian kepada responden, baik informasi maupun masalah-maslah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan akan dijamin kerahasiannya oleh peneliti. Maka etika

penelitian ini bertujuan untuk menjamin kerahasian identitas responden, melindungi dan

menghormati hak responden dengan peneliti mengajukan surat persetujuan (informend

consent) kepada responden. Sebelum responden mentanda tangani surat persetujuan, peneliti

menjelaskan judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan menjelaskan kepada

responden bahwa penelitian ini tidak akan membahayakan bagi responden, dimana data-

data yang diperoleh peneliti akan digunakan untuk kepentingan penelitian, setelah selesai

penelitian maka data tersebut akan dimusnahkan.