bab iv metode penelitianeprints.umm.ac.id/54190/5/bab iv.pdfpower point - - 2. dependen: pengetahuan...
TRANSCRIPT
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam melakukan
penelitian yang dapat mengontrol secara maksimal beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi suatu hasil dari penelitian. Desain penelitian dapat digunakan sebagai
petunjuk dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian agar dapat mencapai
suatu tujuan atau untuk menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian (Nursalam.,
2013).
Berdasarkan penelitian, maka desain dalam penelitian ini menggunakan pre-
experimental Design. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test post-test
design, dalam metode penelitian ini tidak menggunakan kelompok perbandingan
(kontrol), tetapi menggunakan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan terjadi
perubahan setelah dilakukan intervensi untuk melihat pengaruh atas variabel bebas
terhadap variabel yang terkait (Nursalam., 2017). Bentuk rancangan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
Pretest Perlakuan Posttest
01 X 02
30
4.2 Kerangka Kerja Penelitian
Skema 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
Teknik Sampling menggunakan purposive Sampling
Sampel : 60 siswi SMP kelas 1,2 dan 3 terutama yang berada di pondok pesantren
Analisa Data menggunakan uji Wilcoxon
Hasil: Ada pengaruh Pendidikan kesehatan personal hygiene untuk pencegahan tinea kruris terhadap
tingkat pengetahuan pada siswi.
Hasil: Tidak ada pengaruh Pendidikan kesehatan personal hygiene untuk pencegahan tinea kruris terhadap tingkat pengetahuan pada siswa.
kuesioner Pre-test untuk melihat tingkat pengetahuan siswi tentang tinea kruris sebelum diberikan Pendidikan
kesehatan
Memberikan intervensi Pendidikan kesehatan dengan metode ceramah
Kuesioner Post-test untuk melihat tingkat pengetahuan siswi tentang tinea kruris sesudah
diberikan Pendidikan kesehatan
Kesimpulan
Variabel Independen : Pendidikan kesehatan
Variabel Dependen : Tingkat pengetahuan
Populasi: sebanyak 133 siswi SMP kelas 1,2 dan 3 yang
berada di SMP Ma’arif 01 Nurul Mutaqin Malang
31
4.3 Populasi, Sampling, dan Sampel
4.3.1 Populasi
Menurut sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari lalu kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
mengambil populasi siswi SMP kelas 1,2 dan 3 berjumlah 133 siswi pada SMP Ma’arif 01
Nurul Mutaqin Malang.
4.3.2 Sampel
Menurut sugiyono (2017), sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah siswi SMP yang berada di
pondok pesantren Nurul Mutaqin yang memenuhi karakteria berikut ini.
Kriteria inklusi dan ekslusi pada penelitian ini, yaitu:
a. Kriteria Inklusi
1. Siswi SMP kelas 1,2 dan 3
2. Siswi SMP yang mondok di pondok pesantren
3. Santriwati yang mondok di pesantren
b. Kriteria Eksklusi
1. Bukan siswi yang tinggal dirumah
4.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel
yang digunakan dalam penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan
cara memilih sampel di antara populasi yang di kehendaki oleh peneliti (tujuan atau
masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut mewakili karakteristik populasi
(Nursalam., 2013).
32
4.4 Variabel Penelitian
Variabel merupakan perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai berbeda terhadap
sesuatu objek. Variabel dikarakteristikan sebagai derajat, jumlah, dan perbedaan. Variabel
juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai sesuatu fasilitas
atau pengkuran dan manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2016).
4.4.1 Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi yang
dimanipulasi oleh peneliti untuk mempengaruhi variabel dependen. Dalam bahasa indonesia
sering disebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel yang lain. Variabel bebas juga biasanya dimanipulasi, diamati,
dan diukur untuk mengetahui hubungan atau pengaruhnya terhadap variabel lain
(Nursalam., 2017). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan.
4.4.2 Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi nilai yang ditentukan oleh
variabel yang lain. Variabel dependen akan muncul akibat dari manipulasi variabel-variabel
yang lain. Dalam ilmu perilaku, variabel dependen adalah aspek tingkah laku yang diamati
dari suatu organisme yang dikenal dengan stimulasi. Dengan kata lain, variabel dependen
tersebut adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menetukan ada tidaknya hubungan
atau pengaruh dari variabel independen (Nursalam., 2017). Variabel dalam penelitian ini
adalah tingkat pengetahuan.
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karaktristik yang diamati dari sesuatu
yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan
kunci definisi operasional. Dapat diartikan diamati yang
33
memeungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain
(Nursalam., 2013).
Tabel 4.1 Pengembangan Variabel Berdasarkan Definisi Operasional, Indikator, Alat Ukur, Skala Data
No. Variabel Definisi Operasional
Indikator Alat Ukur Skala Hasil Ukur
1. Independen: Pendidikan Kesehatan
Suatu proses pembelajaran yang dilakukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat untuk merubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat, dengan memberikan materi tentang cara pencegahan tinea kruris.
Memberikan penyuluruhan tentang konsep dan pencegahan tinea kruris dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
SOP pendidikan kesehatan dengan menggunak-an metode persentasi power point
- -
2. Dependen: Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil pengamatan suatu objek tertentu dari tidak tahu menjadi tahu, tentang materi pencegahan tinea kruris.
1. Definisi tinea kruris
2. Penyebab tinea kruris
3. Tanda dan gejala tinea kruris
4. Pencegahan tinea kruris
Kuesioner Ordinal Baik: 76-100% Cukup: 56-75% Kurang: <56%
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Ma’arif 01 Nurul Mutaqin Malang. Pengambilan data
dilakukan pada bulan Juli 2019.
4.7 Instrumen Penelitian
4.7.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat pengumpulan data yang disesuaikan dengan
variabel penelitian, definisi operasional, dan skala pengukuran data yang dipilih (Arikunto,
2013). Hasil studi penelitian terdapat beberapa informasi yang didapat sehingga dalam
penelitian ini instrumen yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan
34
menggunakan kuesioner Situmorong, Ashar, & Santi (2013). Hasil studi penelitian terdapat
beberapa informasi yang didapat, sehingga dalam penelitian ini instrumen yang digunakan
untuk mengukur tingkat pengetahuan santriwati menggunakan 2 refrensi kuesioner yaitu
dari Ghanim, Dash, Abdullah, Issa, Albarazi, & Saheli (2016) dan Ilesanmi(2016)tentang
pengetahuan personal hygiene yang terdapat dalam judul “Knowledge and Practice of Personal
Hygiene among Primary School Students in Sharjah-UAE” dan “Knowledge and Practices of Personal
Hygiene among Senior Secondary School Students ofAmbassadors College, Ile- Ife, Nigeria”.
4.7.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner pengetahuan
No. Indikator Item
1. Definisi tinea kruris 1,2,3,4
2. Penyebab tinea kruris 5,6,7,8
3. Tanda gejala tinea kruris 9,10
4. Pencegahan tinea kruris 11,12,13,14,15
Penilaian pada keusioner personal hygiene pada santriwati di pondok pesantren
menggunakan jawaban tertutup dengan 10 item pertanyaan. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan skala guttman dimana skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan
konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas, dalam kuesioner dengan pertanyaan:
BENAR dan SALAH. Di mana penilaian kuesioner tersebut dengan memberikan skor 1
bila responden menjawab (BENAR) dan skor 0 bila responden menjawab (SALAH).
Berikut perhitungan rumus yang digunakan untuk menentukan skoring atau kriteria
penilaian:
Tabel 4.3 skala pengetahuan Kategori Skor Presentasi
Baik 76-100%
Cukup 56-75%
Kurang <56%
Sumber : (Nursalam, 2015)
35
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.8.1 Uji Validitas
Uji Validitas yang digunakan dalam penelitian ini berupa validitas konstruk yaitu validitas
yang berhubungan dengan teori yang sudah dijabarkan pada bab sebelumnya. Karena
kuesioner aspek pengetahuan menggunakan skala guttman, maka untuk menilai
ketunggalan dimensi kuesioner dilakukan analisis skalogram untuk mendapatkan koefisien
reprodusibilitas atau Kr (coefficient of reproducibility) dan koefisien skalabiitas atau Ks (coefficient
of scalability). Koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas digunakan untuk melihat
apakah skala yang memiliki nilai kesalahan cukup baik untuk digunakan (Effendi &
Tukiran, 2017).
Koefisien reprodusibilitas (Kr) menunjukkan derajat ketepatan instrumen pengukur.
Adapun rumus untuk menghitung koefisien Reprodusibilitas adalah sebagai berikut (Rianse
& Abdi, 2008):
Kr = 1 – ( 𝑒/𝑛 )
Keterangan:
Kr = Koefisien Reprodusibilitas
e = Jumlah kesalahan/nilai error
n = Jumlah pernyataan dikali jumlah responden
Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibiltas yaitu apabila koefisien reprodusibilitas
memiliki nilai > 0.90 (Effendi & Tukiran, 2017).
Setelah menghitung Kr, langkah selanjutnya ialah menghitung koefisien skalabilitas.
Adapun rumus untuk menghitung koefisien Skalabilitas adalah sebagai berikut (Rianse &
Abdi, 2008):
Ks = 1 – ( 𝑒/𝑥 )
Keterangan:
36
Ks = Koefisien Skalabilitas
e = Jumlah kesalahan/nilai error
x = 0,5 ({jumlah pernyataan dikali jumlah responden} - jumlah
jawaban “ya”).
Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien skalabilitas
memiliki nilai > 0.60 (Effendi & Tukiran, 2017). Uji validitas menggunakan rumus
Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility) dan Koefisien Skalabilitas (Coefficient
of Skalability) dianalisis dengan menggunakan Ms. Excel 2007.
Setelah didapatkan data uji instrumen, penyusun melakukan tabulasi pada kuesioner
pengetahuan dengan menyusun item menurut ukuran skor jawaban “Ya” tertinggi sampai
dengan yang paling rendah. Hasil tabulasi dan uji instrumen terlampir pada lampiran 15.
Setelah penyusun melaksanakan uji instrumen, didapatkan hasil:
a. Kr = 0.986 dimana Kr > 0.90, sehingga nilai koefisien reprodusibiltas
diterima.
b. Ks = 0.714 dimana Ks > 0.60, sehingga nilai koefisien skalabilitas diterima.
Sehingga dapat disimpulkan dari uji validitas menggunakan rumus Koefisien
Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility) dan Koefisien Skalabilitas (Coefficient of
Skalability) bahwa pada pertanyaan aspek pengetahuan dinyatakan valid.
4.8.2 Uji Reliabilitas
Pada kuesioner pengetahuan, pengujian reliabilitas menggunakan metode Kuder
Richardson 20 (KR-20) dengan menggunakan Ms. Excel 2007. Rumus KR 20 digunakan
karena skor yang diperoleh adalah skor dikotomi 1 dan 0 (Sugiyono,
37
2012), adapun tabel hasil uji reliabilitas instrumen dengan KR 20 terlampir pada lampiran
16. Rumus Kuder Richardson 20 adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012):
ri =
( ) { ∑
}
Keterangan:
k = jumlah item soal dalam instrumen
p = banyak subyek yang menjawab 1
q = 1 – p
Vt2 = varians total = xt2 / n (jumlah responden)
Dari analisis dengan menggunakan Ms. Excel 2007 (Lampiran 10) diperoleh nilai
reliabilitas/KR 20 sebesar = 0.63, menurut (Sugiyono, 2012) nilai reliabilitas 0,10 - 0,20
adalah sangat rendah, 0,21 - 0,04 adalah rendah, 0,41 - 0,70 adalah cukup, 0,71 - 0,90
adalah tinggi, dan 0,91 - 1,00 adalah sangat tinggi. Dapat disimpulkan bahwa nilai
realibilitas = 0.736, maka nilai reliabilitas adalah cukup.
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian dari instrumen penelitan sebagai langkah awal
yang paling strategis dalam penelitian untuk mendapatkan data yang ditetapkan (Sugiyono,
2013). Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
A. Tahap persiapan
1. Persiapan penelitian
a. Mempersiapkan surat izin penelitian dangan persetujuan dari Wakil Dekan 1 Universitas
Muhammadiyah Malang yang disampaikan kepada SMP Ma’arif 01 Nurul Mutaqin
Malang.
38
b. Mempersiapkan informend consent untuk kesedian responden menjadi bagian dalam
penelitian tersebut, peneliti juga mempersiapan beberapa pertanyaan untuk memperoleh
informasi dari responden.
c. Memastikan bahwa sampel bersedia menjadi responden dalam penelitian dan meberikan
surat kesedian menjadi responden, jika responden setuju maka peneliti akan
menjelaskan bahwa penelitian tersebut dijamin kerahasiaannya.
d. Setelah peneliti medapatkan responden dengan jumlah 60 maka peneliti membagi
menjadi 3 kelompok.
e. Setelah itu peneliti mempersiapkan alat, bahan, dan teknik yang akan dilakukan peneliti
untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan kuesioner. Data
kuesioner berisi beberapa jumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden. Cara untuk mengisi kuesioner dengan memberikan tanda
cheklist (√).
f. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden tentang penelitian yang akan
diberikan. Setelah itu peneliti mengatur waktu dengan pihak SMP Ma’arif 01 Nurul
Mutaqin Malang untuk melakukan penelitian.
2. Persiapan Alat dan Bahan
Peneliti menyediakan LCD, laptop, sound, alat tulis, lembaran kuesioner, kabel rol,
kamera dan materi power point untuk membantu berjalanya penelitian tersebut.
B. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Peneliti mengumpulkan responden diruangan untuk melakuakan penelitian, setelah
itu peneliti menjelaskan alur dari penelitian tersebut yang dilakukan.
b. Setelah itu peneliti memberikan penjelasan tentang petunjuk cara pengisian
kuesioner kepada responden.
39
c. Peneliti melakukan pemberian kuesioner pre-test (hari pertama) kepada responden
yang berjumlah 60 responden untuk melihat tingkat pengetahuan responden
sebelum peneliti memberikan pendidikan kesehatan.
d. Setelah responden mengisi kuesioner pre-test peneliti memberikan intervensi
pendidikan kesehatan tentang pencegahan tinea kruris. Dalam pemberian intervensi
pendidikan kesehatan kepada 60 responden tersebut dibagi menjadi 3 kelompok
(yaitu: kelas 1,2 dan 3), pada 1 kelompok pemberian intervensi dilakukan selama 30
menit.
e. Setelah peneliti memberikan pendidikan kesehatan kepada santriwati maka peneliti
memberikan post-test (pada hari ke-3) kepada responden, dimana jarak antara pre-test
ke post-test iyalah 3 hari (dilakukan intervensi selama 3 hari karna alasanya untuk
mempersingkat waktu penelitian, karna jadwal sekolah dengan ke giatan pondok
pesantren yang padat agar tidak mengganggu jadwal-jadwal respoden yang lain di
pondok pesantren). Berdasakan dari jurnal penelitian Neni,dkk (2013) yang berjudul
“Pemberian Informasi meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan orang
tua dalam penangan Demam pada Anak” dalam penelitian diatas peneliti melakukan
pemberian penyuluhan kesehatan selama 30 menit dan jarak pre-test ke post-test selama
3 hari.
C. Tahap Pengelolahan Data
Menurut arikontu (2013), lembaran kuesioner yang sudah disediakan maka
peneliti mengumpulkan data untuk diseleksi, yaitu data yang telah dikumpulkan akan
diolah dengan tahap:
a. Editing data, peneliti melihat kembali tulisan apakah sudah jelas dan bisa dipahami.
Peneliti mengecek lembaran kuesioner yang telah dibagikan kepada responden
40
b. apakah semua item pertanyaan telah terisi jawaban dengan penuh dan valid atau tidak.
c. Coding data, mengklarifikasi hasil dan jawaban dengan memberikan kode pada masing-
masing variabel atau hasil jawaban dari kuesioner.
d. Tabulating data, yaitu penglolahan data yang disusun sedemikian rupa agar mudah di
jumlahkan, ditata, dan disusun untuk disajikan dan di analisis.
4.10 Analisis Data
4.10.1 Analisis Univariat
Analisis univariat (Deskritif) merupakan analisa untuk mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Dalam analisa univariat dalam penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan personal hygiene untuk pencegahan
tinea kruris terhadap tingkat pengetahuan santriwati/siswi pada SMP Ma’arif 01 Nurul
Mutaqin bagi siswi yang mondok. Pada analisa ini dilakukan penghitungan skor terhadap
tingkat pengetahuan dari kuesioner yang akan diberikan. Serta data demografi pada
umumnya yang di analisis seperti: nama, usia, kelas, pernah mendapatkan penyuluhan.
4.10.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga berkolarasi (Notoatmodjo,
2012). Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon yang bertujuan
untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat pengetahuan santriwati terhadap pencegahan
Tinea Kruris sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dan data dari penlitian
yang dilakukan dengan syarat dari uji wilcoxon iyalah sama: 1.) data berpasangan (pre-post).
2.) skala data menggunakan ordinal. Untuk menguji statistiknya menggunakan SPSS versi
16, dengan menggunakan tingkat signifikasinya (α=0.05).
41
1) Jika P value > α (0, 05) maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti tidak ada
pengaruh antara pendidikan kesehatan dengan tingkat pengetahuan santriwati
tentang pencegahan tinea kruris.
Jika P value < α (0, 05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh antara
pendidikan kesehatan dengan tingkat pengetahuan santriwati tentang pencegahan tinea
kruris.
4.11 Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian jika yang menjadi subjeknya adalah manusia, maka
peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memeiliki kebebasan dalam
menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjujung
tinggi kebebasan manusia (Hidayat A. , 2009). Masalah etika penelitian keperawatan
merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian
keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka dari segi etika harus
diperhatikan (Hidayat, 2010). Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat
permohonan dan persetujuan dari instalasi, badan atau lembaga yang terkait untuk
melaksanakan penelitian. Masalah etika yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1. Pernyataan persetujuan (informend consent)
Informend consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan responden
penelitian dengan memberikan lembaran persetujuan. Dengan memberikan lembaran
persetujuan menjadi responden. Tujuan dari informend consent adalah subjek dari maksud,
tujuan penelitian untuk mengetahui dampaknya dan responden harus mentanda-tangani
informend consent tersebut bila setuju.
2. Tanpa nama (anonymity)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam menggunakan
subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
42
nama responden dalam lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau nama samaran
pada lembaran hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasian (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasian hasil
penelitian kepada responden, baik informasi maupun masalah-maslah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan akan dijamin kerahasiannya oleh peneliti. Maka etika
penelitian ini bertujuan untuk menjamin kerahasian identitas responden, melindungi dan
menghormati hak responden dengan peneliti mengajukan surat persetujuan (informend
consent) kepada responden. Sebelum responden mentanda tangani surat persetujuan, peneliti
menjelaskan judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan menjelaskan kepada
responden bahwa penelitian ini tidak akan membahayakan bagi responden, dimana data-
data yang diperoleh peneliti akan digunakan untuk kepentingan penelitian, setelah selesai
penelitian maka data tersebut akan dimusnahkan.