bab iv metode penelitian a. desain penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/bab iv.pdf · (standar...

12
30 BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang sifatnya kuantitatif yang menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan metode two group pre dan post test. Penelitian ini mencari hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen dalam waktu tertentu. S1 X1 Y1 X2 A P S Dibandingkan S2 X1 Y2 X2 B Bagan 4.1 Desain Penelitian Keterangan: P = Populasi S = Sampel S1 = Kelompok 1 S2 = Kelompok 2 X1 = Nilai pretest (sebelum diberikan intervensi) Y1 = Intervensi nordic hamstring Y2 = Intervensi myofascial release X2 = Nilai postest (setelah diberikan intervensi) Variabel independen pada penelitian ini adalah latihan nordic hamstring dan myofascial release, sedangkan variabel dependennya adalah peningkatan fleksibilitas otot hamstring pemain futsal ACFC Jodipanes. Dalam penelitian ini, peneliti membagi sampel menjadi dua

Upload: others

Post on 24-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

30

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang sifatnya kuantitatif yang

menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan metode two

group pre dan post test. Penelitian ini mencari hubungan sebab akibat

antara variabel independen dengan variabel dependen dalam waktu

tertentu.

S1 X1 Y1 X2

A

P S Dibandingkan

S2 X1 Y2 X2

B

Bagan 4.1 Desain Penelitian

Keterangan:

P = Populasi

S = Sampel

S1 = Kelompok 1

S2 = Kelompok 2

X1 = Nilai pretest (sebelum diberikan intervensi)

Y1 = Intervensi nordic hamstring

Y2 = Intervensi myofascial release

X2 = Nilai postest (setelah diberikan intervensi)

Variabel independen pada penelitian ini adalah latihan nordic

hamstring dan myofascial release, sedangkan variabel dependennya

adalah peningkatan fleksibilitas otot hamstring pemain futsal ACFC

Jodipanes. Dalam penelitian ini, peneliti membagi sampel menjadi dua

Page 2: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

31

Variabel independen Variabel dependen

Latihan nordic hamstring Myofascial release Fleksibilitas otot

hamstring

h

a

m

s

t

r

i

n

g

Skala: Rasio

Instrumen: sit

and reach test Analisa data

Sampel: Pemain ACFC yang memenuhi kriteria inklusi

Hasil: Peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada pemain

futsal ACFC Jodipanes

Kesimpulan

kelompok, yang keduanya merupakan kelompok eksperimental.

Kelompok pertama (S1) akan diberikan pretest (X1) dengan sit and reach

test, kemudian diberikan intervensi latihan nordic hamstring (Y1) yang

selanjutnya akan dinilai kembali atau postest (X2) dengan sit and reach

test. Untuk kelompok kedua (S2), pertama dilakukan pretest (X1) dengan

sit and reach test, kemudian diberikan intervensi myofascial release (Y2)

yang selanjutnya dilakukan penilaian akhir atau postest (X2) dengan alat

sit and reach test. Hasil penilian dari kedua kelompok selanjutnya akan

dibandingkan kembali sebagai penilaian final

B. Kerangka Penelitian

Populasi: Pemain futsal ACFC Jodipanes

Bagan 4.2 Kerangka Penelitian

Page 3: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

32

C. Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi merupakan jumlah semua dari objek atau individu yang

memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal yang tergabung dalam

tim ACFC Jodipanes.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalu cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertetu, jelas dan lengap yang

dianggap dapat mewakili populasi. Pada penilitian teknik sampling yang

digunakan adalah purposive sampling yang mana sampel dipilih

berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh

peneliti.

Berikut merupakan kriteria inklusi yang ditetapkan oleh peneliti,

1. Pemain dengan usia 19 – 30 tahun.

2. Tidak sedang mengalami cidera pada otot hamtring atau daerah lutut.

3. Bersedia mengikuti prosedur penelitian.

Berikut kriteria eksklusi dalam penelitian ini,

1. Fraktur pada daerah paha.

2. Mengalami inflamasi akut pada eksrimitas bawah.

3. Sedang mengalami cidera otot hamstring dan cidera pada daerah

lutut.

Adapun kriteria drop out dalam penelitian ini adalah

1. Mengalami cidera pada otot hamstring dan cidera pada daerah lutut

selama menjali proses intervensi.

2. Responden tidak mengikuti latihan yang diberikan oleh peneliti

sebanyak 3 kali.

Page 4: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

33

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel indpenden atau variabel bebas merupakan variabel yang

menjadi sebeb terjadinya suatu perubahan atau munculnya vriabel

dependen. Variabel independen biasanya diamati dan diukur untuk

melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen (Nursalam, 2008).

Varibel independen dalam penelitian ini adalah latihan nordic

hamstring dan myofascial release.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

menjadi akibat adanya variabel independen. Variabel dependen diamati

dan diukur untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh dari varibel

independen. Variabel dependen dalam peneltian adalah peningkatan

fleksibilitas otot hamstring pada pemain futsal ACFC Jodipanes.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan penjabaran dari variabel dalam

penelitian berdasarkan karakteristik yang akan diamati, sehingga membuat

peneliti lebih cermat lagi terhadap fenomena yang sedang terjadi

(Nursalam, 2011).

Page 5: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

34

Tabel 4.1 Operasional Variabel

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Data

1. Variabel

Independen

a.Nordic

hamstring

b.Myofascial

release

Nordic hamstring

merupakan latihan

dengan menggunakan

konsep eksentrik atau

pemanjangan otot yang

dilakukan dengan

bantuan fisioterapi atau

orang lain yang

diaplikasikan sebanyak

12 kali pengulangan

sebanyak 3 set yang

tujuan untuk

meningkatkan

fleksibilitas otot

hamtring pemain futsal

ACFC Jodipanes.

Myofascial release

(MFR) merupakan

modifikasi dari

intervensi massage

yang diaplikasikan

langsung secara manual

pada area terapi yaitu

otot hamstring secara

longitudinal dari distal

menuju proksimal otot

hamstring dengan

menggunakan media

gel merk ONEMED.

MFR ini bertujuan

untuk menghilangkan

perlengketan pada

struktur fascia,

penurunan tonus otot,

vasodilatasi pembuluh

darah dan dapat

menghilangkan adesi

pada struktur fascia

sehingga dapat

meningkatkan

fleksibilitas otot

hamtring pada pemain

futsal ACFC Jodipanes.

a.SOP

(Standar

Operasional

Prosedur)

a.SOP

(Standar

Operasional

Prosedur)

2. Variabel

dependen

Peningkatan

fleksibilitas

otot

hamstring

pemain futsal

ACFC

Jodipanes

Terjadi peningkatan

fleksibilitaas otot

hamstring pemain

futsal ACFC Jodipanes

setelah pemeberian

nordic hamstring dan

myofascial relese

Sit and reach

test

Rasio (0-10)

Page 6: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

35

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diklinik PhysioSET, Jl. Mt. Haryono

Ruko Ditas Kav.28 Malang. Pengambilan data dilaksanakan selama 1

bulan.

G. Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan metode yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengakumulasi data hasil penelitian (Hidayat, 2010).

Instrumen atau parameter untuk mengukur fleksibilitas otot hamstring

adalah sit end reach test. Selain digunakan untuk mengukur fleksibilitas

otot hamstring, Sit and reach test juga digunakan untuk mengukur

fleksibilitas punggung bawah dengan mengukur jarak raihan ujung jari

pada kotak sit and reach test dalam satuan cm. Menurut Minarro et al

(2009) dalam pengukuran fleksibilitas otot hamstring instrumen

pengumpulan data dengan sit and reach test masih menjadi alat yang

objektif dalam pengukuran fleksibilitas otot hamstring. Sit and reach test

ini bentuknya kotak terbuat dari kayu, besi atau stenlis dengan tinggi 30

cm dari lantai, pada bagian atas Sit And Reach Test diletakkan alat ukur

sepanjang 26 cm yang dilebihkan ke arah pemakai (Quinn, 2014).

H. Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam proses

pengumpulan data

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian

Page 7: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

36

b. Melakukan studi pendahuluan di lapangan futsal zona SM pada

saat ACFC latihan.

c. Mempersiapakan surat ijin penelitian yang ditujukan kepada pihak

yang berkepentingan yaitu menejer tim futsal ACFC Jodipanes.

d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan peneliti

untuk memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan

infoemed consent seta mempersiapkan alat dan tempat untuk

kelancaran penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Koordinasi dengan menejer tim futsal ACFC Jodipanes.

b. Mempersiapkan alat dan tempat untuk melakukan intervensi pada

pemain futsal ACFC dengan metode nordic hamstring dan

myofascial release.

c. Memastikan sampel bersedia untuk menjadi responden dalam

penelitian dengan memberikan surat persetujuan. Jika

respondenmb bersedia, selanjutnya peneliti menjelaskan untuk

menjamin kerahasiaan data dari responden.

d. Mengumpulkan responden dalam satu forum.

e. Melakukan pretest untuk mengetahui nilai awal fleksibilitas otot

hamstring dengan sit and reach test sebelum diberikan intervensi.

f. Membagi responden menjadi dua kelompok intervensi.

g. Kelompok pertama diberikan intervensi nordic hamstring ,

dilakukan selama 1 bulan dengab jumlah pemberian intervensi

sebanyak 12 kali.

Page 8: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

37

h. Kelompok kedua diberikan intervensi myofascial release,

dilakukan selama 1 bulan dengab jumlah pemberian intervensi

sebanyak 12 kali.

i. Mengukur nilai postest pada responden setelah diberikan intervensi

dengan sit and reach test.

j. Membandingkan keefektifan kedua intervensi pada responden

dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Editing

Editing merupakan langkah yang dilakukan untuk

mengkroscek kembali kebenaran suatau data yang diperoleh.

Editing bisa dengan dua langkah, yaitu dilakukan pada saat

pengumpulan data atau setelah data sudah terkumpul (Hidayat,

2009).

b. Coding

Menurut Hidayat (2009) coding merupakan upaya untuk

memberikan kode pada data dalam beberapa katagori. Kode ini

dapat beruapa huruf atau angka untuk membedakan sampel yang

sudah diberikan intervensi dan sampel yang belum diberikan

intervensi nordic hamstring atau myofascial release.

c. Entry data

Entry data merupakan upaya untuk memasukkan data yang

diperoleh dari hasil penelitian sehingga dapat menentukan hasil dari

sebuah penelitian. Entry data dilakukan dengan cara memasukkan

inisial responden, usia, jenis kelamin, pekerjaan, pengukuran

Page 9: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

38

fleksibilitas otot hamstring sebelum intervensi nordic hamstring dan

myofascial release dan pengukuran fleksibilitas otot hamstring

setelah intervensi nordic hamstring dan myofascial release.

d. Melakukan Teknis Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengukuran

fleksibiltas otot hamstring sebelum dan sesudah diberikan intervensi

nordic hamstring dan myofascial release dengan alat sit and reach

test dengan skala rasio, dan selanjutnya dilakukan analisa deta

univariat dan bivariat.

I. Analisa Data

Analisa data merupakan sebuah cara untuk mengolah data menjadi

informasi yang subjektif agar karakteristik data mudah dipahami. Pada

analisa data dilakukan untuk melihat perbandingan efektivitas antara

latihan nordic hamstring dengan myofascial release untuk peningkatan

fleksiblitas otot hamstring pada pemain futsal ACFC Jodipanes dengan sit

and reach test, selanjutnya dilaksanakan analisa data univariat dan

bivariat. Analisa data dapat dilakukan dengan langah-langkah berikut.

1. Analisa univariat

Analisa univariat merupakan langkah yang dilakukan untuk

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat berujuan

untuk menggambarkan karateristik tiap variabel baik variabel bebas

maupun variabel terikat yang meliputi usia, Berat Badan (BB), Tinggi

Badan (TB) dan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Page 10: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

39

2. Analisa Bivariat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah pertama yang dilakukukan

sebelum melakukan analisa data dengan paired t test dan independent t

test. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data normal atau mendekati normal (Santoso, 2010). Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan uji shapiro-wilk. Penjelasan hasil distribusi

data menurut Nisfiannoor (2009), jika data berdistrusi normal maka p >

0.05, dan jika data berdistribusi tidak normal maka p < 0.05.

b. Paired T Test

Uji paired t test dilakukan ketika data dinyatakan normal setelah

melakukan uji normalitas. Uji paired t test merupakan uji statistik

parametrik yang bertujun untuk menganalisa efektifitas nordic hamstring

dan myofascial release terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamtring.

Uji paired t test digunakan untuk menguji data dengan skala

interval/rasio dengan 1 kelompok berpasangan serta untuk

membaandingkan perbedaan rata-rata antara peningkatan fleksibilitas

otot hamstring sebelum dan sesudah pemebrian intervensi nordic

hamstring dan myofascial release. Jika p > 0.05, maka H0 diterima, dan

H1 ditolak, dan jika p < 0,05 maka H0 ditoak dan H1 diterima.

c. Wilcoxon Signed Rank Test

Jika distribusi data tidak normal maka menggunakan uji non

parametrik wilcoxon signed rank test. Uji Wilcoxon Signed Rank Test

bertujuan untuk membandingkan sebelum dan sesudah intervensi nordic

hamsstring dan myofascial release terhadap peningkatan fleksibilitas

Page 11: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

40

otot hamstring. Jika p > 0.05, maka H0 diterima, dan H1 ditolak, dan jika

p < 0,05 maka H0 ditoak dan H1 diterima.

d. Independent T Test

Independent t test merupakan uji statistika parametrik yang

ditujukan pada data yang berskala interval/rasio dari 2 kelompok sampel

bebas. Syarat penggunaan uji Independent t test menurut Nisfiannoor

(2009), ditujukan pada data yang berskala interval/rasio dan berdistribusi

normal. Independent t test ini bertujuan untuk memandingkan sebelum

dan sesudah intervensi nordic hamstring dan myoascial release terhadap

peningkatan fleksibilitas otot hamtring. Kesimpulan dari uji ini dengan

cara membandingkan thitung dengan ttabel, jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

e. Mann Whitney

Jika data berdistribusi tidak normal maka analisa data

menggunakan uji non parametrik mann whitney. Pengambilan

kesimpulan uji mann whitney dilakukan dengan catatan, jika P > 0.05

maka tidak bermakna, jika P < 0,05 maka dapat diartikan bermakna.

J. Etika Penelitian

Penjelasan etika penelitian menurut Nursalam (2010) merupakan

suatu langkah yang dibuat sedemikian rupa dengan tujuan hak responden

dapat terlindungi. Berikut prinsip dalam etika penelitian.

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan merupakan bentuk persetujuan

antara peneliti dengan responden penelitian dengan memeberikan lembar

persetujuan. Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian

Page 12: BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/47147/5/BAB IV.pdf · (Standar Operasional Prosedur) a.SOP (Standar Operasional Prosedur) 2. Variabel dependen Peningkatan

41

dengan maksud responden penelitian dapat mengetahui maksud dan

tujuan penelitian serta dampak dari penelitian tersebut. Jika subjek

bersedia untuk mejadi responden, maka responden harus

mentandatangani lembar lembar Informed consent. Jika subjek tidak

bersedia menjadi responden, maka peneliti harus menghargai dan tetap

tersenyum.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Anonimity merupakan salah satu bagian dari prinsip etika

penelitian yang bertujuan tidak mencantumkan nama terang responden

dalam penelitian, cukup menggunakan inisial nama responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentiality merupakan jaminan kerahasiaan mengenai data dan

informasi responden oleh peneliti.