bab iv hasil penelitian dan pembahasan...pada setiap siklusnya menunjukkan peningkatan keterampilan...

33
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di kelas VB SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga, dengan jumlah siswa 26 orang. Penerapan model pembelajaran talking chips dilakukan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan dengan materi pembentukan tanah. Siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan dengan materi struktur bumi dan atmosfer bumi. 4.2 Kondisi Awal Pada kegiatan pembelajaran guru lebih banyak berceramah dalam menjelaskan materi pembelajaran dan saat kegiatan pembelajaran banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya, ada yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ada yang diam saja, dan ada juga yang mendengarkan. Pada saat diskusi kelompok hanya beberapa siswa yang aktif menjawab/melakukan kegiatan diskusi kelompok dan siswa yang lain lebih banyak diam. Guru kurang memperhatikan keaktifan para siswa di kelas, saat guru menjelaskan materi dan saat diskusi kelompok. Hasil belajar siswa menunjukkan masing banyak siswa yang belum mencapai KKM, hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes siswa pada tabel 13: Tabel 13 Hasil Tes IPA Kondisi Awal Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) 66 10 38,46 67 73 1 3,85 74 80 2 7,69 81 86 6 23,08 87 93 5 19,23 94 100 2 7,69 Jumlah 26 100 Nilai Rata-rata 73,76 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 40

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 33

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pelaksanaan Tindakan

    Penelitian ini dilakukan di kelas VB SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga,

    dengan jumlah siswa 26 orang. Penerapan model pembelajaran talking chips

    dilakukan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan dengan materi

    pembentukan tanah. Siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan dengan materi struktur

    bumi dan atmosfer bumi.

    4.2 Kondisi Awal

    Pada kegiatan pembelajaran guru lebih banyak berceramah dalam

    menjelaskan materi pembelajaran dan saat kegiatan pembelajaran banyak siswa

    yang mengobrol dengan teman sebangkunya, ada yang sibuk dengan kegiatannya

    masing-masing, ada yang diam saja, dan ada juga yang mendengarkan. Pada saat

    diskusi kelompok hanya beberapa siswa yang aktif menjawab/melakukan

    kegiatan diskusi kelompok dan siswa yang lain lebih banyak diam. Guru kurang

    memperhatikan keaktifan para siswa di kelas, saat guru menjelaskan materi dan

    saat diskusi kelompok.

    Hasil belajar siswa menunjukkan masing banyak siswa yang belum

    mencapai KKM, hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes siswa pada tabel 13:

    Tabel 13

    Hasil Tes IPA Kondisi Awal

    Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

    ≤ 66 10 38,46 67 – 73 1 3,85

    74 – 80 2 7,69

    81 – 86 6 23,08

    87 – 93 5 19,23

    94 – 100 2 7,69

    Jumlah 26 100

    Nilai Rata-rata 73,76

    Nilai Tertinggi 100

    Nilai Terendah 40

  • 34

    Tabel 13 menunjukkan hasil tes IPA kondisi awal dengan rata-rata 73,76

    dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥66. Terdapat 10 siswa yang memiliki

    rentang nilai terendah ≤66 dan hanya 2 siswa yang mencapai rentang nilai 94-100

    atau nilai tertinggi. Apabila ditunjukkan dalam diagram batang, dapat dilihat pada

    gambar 3:

    Gambar 3: Diagram Hasil Tes Kondisi Awal

    Perbandingan ketuntasan hasil tes IPA kondisi awal kelas VB dapat dilihat

    pada tabel 14:

    Tabel 14

    Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes IPA Kondisi Awal

    Nilai Kategori Banyak Siswa Persentase (%)

    ≥ 66 Siswa Tuntas 16 61,54

    < 66 Siswa Belum Tuntas 10 38,46

    Jumlah 26 100

    Pada kondisi awal hasil tes mata pelajaran IPA kelas VB SD Kristen 03

    Eben Haezer Salatiga, dari 26 orang siswa hanya 16 atau 61,54% siswa yang

    tuntas dan 10 orang siswa belum tuntas dengan KKM ≥66.

  • 35

    Hasil tes siswa kondisi awal dapat dibuat perbandingan jumlah siswa yang

    tuntas dan tidak tuntas pada gambar 4:

    Gambar 4: Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes IPA Kondisi Awal

    4.3 Hasil Penelitian

    Hasil dari penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

    tipe talking chips. Pada setiap siklusnya menunjukkan peningkatan keterampilan

    sosial dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berikut hasil yang

    diperoleh dari siklus I dan siklus II:

    4.3.1 Siklus I

    4.3.1.1 Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan

    1) Pertemuan Pertama

    a) Rencana tindakan

    Peneliti dan guru terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) dengan menentukan SK, KD, dan alokasi waktu yang akan

    digunakan. Alokasi waktu yang digunakan pada setiap pertemuan 2 x 35 menit.

    Kemudian menyiapkan alat peraga yang akan digunakan, pada pertemuan 1

    materi yang dibahas adalah tentang batuan. Peneliti dan guru menyiapkan macam-

    macam batuan, paku, dan lembar diskusi kelompok. Batuan yang disiapkan antara

    lain batu apung, batu kapur, batu marmer, batu pasir, dan batu obsidian.

    b) Pelaksanaan tindakan

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada Senin, 17 Maret 2014 pukul 11.15-

    12.25 WIB di ruang kelas VB dan lap IPA SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga.

  • 36

    Guru membuka pembelajaran dengan salam. Guru menyiapkan media

    pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan dengan

    melakukan apresepsi dengan menanyakan pada siswa. Siswa secara berebut saling

    mengemukakan pendapatnya tentang batuan yang dibawa oleh guru.

    Setelah memperoleh beberapa pendapat dari siswa guru kemudian

    menjelaskan dan meluruskan jawaban dari para siswa, setelah itu guru

    menjelaskan materi tentang batuan dan bertanya jawab dengan siswa tentang

    materi yang dibahas.

    Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, kemudian guru menjelaskan

    langkah-langkah talking chips. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok.

    Guru membagikan kancing secara rata pada setiap kelompok, masing-masing

    siswa memperoleh 5 buah kancing yang harus mereka gunakan untuk

    menyampaikan pendapat mereka. Guru mengajak siswa ke lap IPA. Guru

    membagikan macam-macam batuan, paku, dan lembar diskusi pada setiap

    kelompok.

    Masing-masing kelompok memulai diskusi mereka. Siswa dalam

    kelompok saling berpendapat tentang ciri-ciri masing-masing batuan dengan

    menggores tiap batuan dengan paku untuk mengetahui kekerasan batuan, siswa

    juga mengamati bentuk, tekstur, dan warna batuan. Bagi siswa yang ingin

    berpendapat menaruh kancingnya ditengah meja diskusi, menuliskan nama dan

    jawabannya pada lembar diskusi, begitu seterusnya sampai kancing yang dimiliki

    selesai dan diskusi selesai.

    Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dan teman

    dari kelompok lain saling menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang

    mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan

    hasil diskusinya, siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan

    pemahaman, memberi penguatan, dan membuat kesimpulan mengenai materi

    yang sudah dibahas.

  • 37

    2) Pertemuan Kedua

    a) Rencana tindakan

    Peneliti dan guru terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) dengan menentukan SK, KD, dan alokasi waktu yang akan

    digunakan. Alokasi waktu yang digunakan pada setiap pertemuan 2 x 35 menit.

    Kemudian menyiapkan alat peraga yang akan digunakan, pada pertemuan 2

    materi yang dibahas adalah tentang pelapukan batuan. Peneliti dan guru

    menyiapkan batuan (berlumut dan tidak berlumut), paku, dan lembar diskusi

    kelompok.

    b) Pelaksanaan tindakan

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada Kamis, 20 Maret 2014 pukul 08.25-

    09.50 WIB di ruang kelas VB dan lap IPA SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga.

    Guru membuka pembelajaran dengan salam. Guru menyiapkan media

    pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan dengan

    melakukan apresepsi dengan meminta seorang siswa maju ke depan untuk

    mengosok-gosokkan sebuah batu ke batu yang lain. Siswa secara berebut saling

    mengemukakan pendapatnya.

    Setelah memperoleh beberapa pendapat dari siswa guru kemudian

    menjelaskan dan meluruskan jawaban dari para siswa, setelah itu guru

    menjelaskan materi tentang pelapukan batuan dan bertanya jawab dengan siswa

    tentang materi yang dibahas. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, kemudian

    guru menjelaskan langkah-langkah talking chips. Kemudian dilanjutkan dengan

    diskusi kelompok. Guru membagikan kancing secara rata pada setiap kelompok,

    masing-masing siswa memperoleh 5 buah kancing yang harus mereka gunakan

    untuk menyampaikan pendapat mereka. Guru mengajak semua kelompok ke lap

    IPA. Guru membagikan batu berlumut, tidak berlumut, paku, dan lembar diskusi

    pada setiap kelompok.

    Masing-masing kelompok memulai diskusi mereka. Siswa dalam

    kelompok saling berpendapat dan mendiskusikan tentang perbedaan batuan yang

    ditumbuhi lumut dan batuan yang tidak ditumbuhi lumut. Siswa mengambil lumut

    yang ada pada batuan tersebut, kemudian membandingkan permukaan batu bekas

  • 38

    ditumbuhi lumut dan batu yang tidak ditumbuhi lumut dengan menggores tiap

    batuan dengan paku untuk mengetahui perbadaan permukaan batuan tersebut.

    Bagi siswa yang ingin berpendapat menaruh kancingnya ditengah meja diskusi,

    menuliskan nama dan jawabannya pada lembar diskusi, begitu seterusnya sampai

    kancing yang dimiliki selesai dan diskusi selesai.

    Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dan teman

    dari kelompok lain saling menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang

    mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan

    hasil diskusinya, siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan

    pemahaman, memberi penguatan, dan membuat kesimpulan mengenai materi

    yang sudah dibahas. Guru meminta siswa membawa gelas aqua pada pertemuan

    berikutnya.

    3) Pertemuan Ketiga

    a) Rencana tindakan

    Peneliti dan guru terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) dengan menentukan SK, KD, dan alokasi waktu yang akan

    digunakan. Alokasi waktu yang digunakan pada setiap pertemuan 2 x 35 menit.

    Kemudian menyiapkan alat peraga yang akan digunakan, pada pertemuan 3 materi

    yang dibahas adalah tentang tanah. Peneliti dan guru menyiapkan beberapa tanah

    (tanah kapur, tanah pasir, tanah liat, dan tanah humus ), dan lembar diskusi

    kelompok.

    b) Pelaksanaan tindakan

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada Jumat, 21 Maret 2014 pukul 08.25-

    09.50 WIB di ruang kelas VB dan halaman SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga.

    Guru membuka pembelajaran dengan salam. Guru menyiapkan media

    pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan dengan

    melakukan apresepsi dengan menanyakan pada siswa. Siswa secara berebut saling

    mengemukakan pendapatnya.

    Setelah memperoleh beberapa pendapat dari siswa guru kemudian

    menjelaskan dan meluruskan jawaban dari para siswa, setelah itu guru

  • 39

    menjelaskan materi tentang pelapukan batuan dan bertanya jawab dengan siswa

    tentang materi yang dibahas.

    Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, kemudian guru menjelaskan

    langkah-langkah talking chips. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok.

    Guru membagikan kancing secara rata pada setiap kelompok, masing-masing

    siswa memperoleh 5 buah kancing yang harus mereka gunakan untuk

    menyampaikan pendapat mereka. Guru membagikan macam-macam tanah,

    lembar diskusi pada setiap kelompok dan meminta setiap siswa membawa gelas

    aqua yang sudah mereka bawa dari rumah. Guru mengajak semua kelompok ke

    halaman sekolah, setiap kelompok bebas memilih tempat untuk mereka berdiskusi

    kelompok.

    Masing-masing kelompok memulai diskusi mereka. Siswa dalam

    kelompok saling berpendapat dan mendiskusikan tentang perbedaan warna dan

    tekstur masing-masing tanah saat kondisi kering maupun basah dan tanah dapat

    dengan mudah menyerap air atau tidak. Bagi siswa yang ingin berpendapat

    menaruh kancingnya ditengah meja diskusi, menuliskan nama dan jawabannya

    pada lembar diskusi, begitu seterusnya sampai kancing yang dimiliki selesai dan

    diskusi selesai.

    Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dan teman

    dari kelompok lain saling menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang

    mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan

    hasil diskusinya, siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan

    pemahaman, memberi penguatan, dan membuat kesimpulan mengenai materi

    yang sudah dibahas.

    4.3.1.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Kegiatan Siswa Siklus I

    a. Pertemuan pertama

    Pada pertemuan pertama, pembelajaran berjalan dengan baik meskipun

    masih ada kendala yaitu guru masih kelihatan bingung saat menjelaskan peraturan

    kegiatan talking chips dan terjadi kekeliruan saat membagikan kancing pada

    setiap kelompok, sehingga membuat siswa kebingungan dan banyak siswa yang

  • 40

    pada saat memberikan pendapat lupa memberikan kancing yang dimiliki yang

    merupakan peraturan dari kegiatan talking chips. Hal ini dikarenakan guru belum

    pernah menggunakan kegiatan talking chips dalam kegiatan pembelajaran. Namun

    secara keseluruhan guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai

    dengan RPP.

    Berikut hasil observasi kegiatan mengajar guru dengan menerapkan

    kegiatan pembelajaran talking chips:

    Tabel 15

    Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan Pertama

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,1

    2 Menjelaskan materi 3,3

    3 Pembentukkan kelompok 3,0

    4 Membagi kancing dan lembar

    kerja 2,8

    5 Diskusi masalah 3,3

    6 Mempresentasikan hasil

    diskusi 3,0

    7 Kesimpulan 3,3

    8 Melakukan kegiatan penutup 3,0

    Jumlah skor 24,8

    Rata-rata 3,1

    Kategori Baik

    Tabel 15 menunjukkan hasil observasi mengajar guru dalam menerapkan

    kegiatan pembelajaran talking chips. Hasil observasi menunjukkan guru sudah

    menyiapkan media pembelajaran yang digunakan dengan baik, guru juga sudah

    menyiapkan alat peraga batuan yang dibutuhkan. Dalam menyampaikan materi

    pembelajaran guru sudah menggunakan alat peraga sebaik mungkin dan mengajak

    siswa untuk saling berinteraksi tanya jawab. Guru membagi siswa dalam

    kelompok secara heterogen. Namun guru dalam menjelaskan kegiatan talking

    chips guru masih kebingungan, dan saat membagikan kancing pada setiap

    kelompok guru membagikan kancing dengan jumlah yang salah. Saat diskusi

    kelompok guru kurang memantau perkembangan diskusi setiap kelompok, hanya

    beberapa kelompok saja yang dipantau. Setiap kelompok sudah diberikan

  • 41

    kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Dari hasil observasi

    terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru saat kegiatan pembelajaran, peneliti

    dan observer memberikan saran kepada guru, sebaiknya guru terlebih dahulu

    memahami langkah-langkah kegiatan talking chips, agar guru tidak kebingungan

    saat menjelaskan kepada siswa. Sehingga pada pertemuan berikutnya guru dapat

    menjelaskan langkah-langkah talking chips dengan benar.

    Berikut hasil observasi kegiatan belajar siswa dengan kegiatan

    pembelajaran talking chips:

    Tabel 16

    Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan Pertama

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,0

    2 Menjelaskan materi 2,6

    3 Pembentukkan kelompok 3,0

    4 Membagi kancing dan lembar

    kerja 3,0

    5 Diskusi masalah 3,0

    6 Mempresentasikan hasil diskusi 3,3

    7 Kesimpulan 3,5

    8 Melakukan kegiatan penutup 2,8

    Jumlah skor 24,2

    Rata-rata 3,0

    Kategori Baik

    Tabel 16 menunjukkan hasil observasi belajar siswa dengan kegiatan

    talking chips. Hasil observasi menunjukkan bahwa kesiapan siswa dalam

    mengikuti pembelajaran sudah baik, terlihat siswa menyiapkan buku pelajaran

    yang akan digunakan. Namun saat kegiatan pembelajaran siswa masih kurang

    memperhatikan penjelasan guru dan ada siswa yang terlihat mengganggu

    temannya. Pada saat diskusi kelompok terdapat beberapa siswa ketika

    menyampaikan pendapatnya lupa menyerahkan kancing yang dimiliki, padahal

    guru sudah menjelaskan langkah-langkah pembelajaran talking chips. Siswa

    sudah mempresentasikan hasil diskusi mereka dengan baik dan jelas, sehingga

    kelompok lain bisa memahami apa yang dijelaskan/disampaikan, meskipun masih

    ada yang terlihat ragu-ragu saat akan maju mempresentasikan hasil diskusi. Hanya

  • 42

    saja pada kegiatan penutup banyak siswa yang sudah mulai membereskan buku-

    buku pelajaran untuk kembali ke kelas, sehingga mereka kurang memperhatikan

    saat membuat rangkuman dan refleksi materi yang sudah dibahas.

    b. Pertemuan kedua

    Pada pertemuan kedua, pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan

    lancar, guru sudah tidak kebingungan dalam menjelaskan kegiatan talking chips.

    Siswa juga sudah terlihat lebih memperhatikan penjelasan guru dan siswa sudah

    paham dengan penggunaan kancing dalam diskusi. Guru sudah menjalankan

    kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP.

    Berikut hasil observasi kegiatan mengajar guru dengan menerapkan kegiatan

    pembelajaran talking chips:

    Tabel 17

    Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan Kedua

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,7

    2 Menjelaskan materi 3,6

    3 Pembentukkan kelompok 3,5

    4 Membagi kancing dan lembar

    kerja 3,3

    5 Diskusi masalah 3,1

    6 Mempresentasikan hasil

    diskusi 3,0

    7 Kesimpulan 3,0

    8 Melakukan kegiatan penutup 4,0

    Jumlah skor 27,2

    Rata-rata 3,4

    Kategori Baik

    Sekali

    Tabel 17 menunjukkan hasil observasi mengajar guru dalam menerapkan

    kegiatan pembelajaran talking chips. Hasil observasi menunjukkan guru sudah

    menyiapkan media pembelajaran yang digunakan dengan baik, guru juga sudah

    menyiapkan alat peraga batuan berlumut dan tidak berlumut yang dibutuhkan dan

    memanfaatkan alat peraga untuk menjelaskan materi dengan baik. Pembagian

    kelompok dilakukan secara heterogen, sehingga setiap kelompok memiliki

  • 43

    kemampuan yang sama rata. Guru sudah tidak kebingungan dalam menjelaskan

    kegiatan talking chips, dan guru sudah membagikan kancing dengan benar pada

    setiap kelompok. Guru sudah melakukan kegiatan penutup dengan baik dan

    melibatkan siswa dalam melakukan refleksi materi pembelajaran yang sudah

    dibahas dan didiskusikan.

    Berikut hasil observasi kegiatan belajar siswa dengan kegiatan

    pembelajaran talking chips:

    Tabel 18

    Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan Kedua

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,5

    2 Menjelaskan materi 2,8

    3 Pembentukkan kelompok 3,0

    4 Membagi kancing dan lembar

    kerja 3,3

    5 Diskusi masalah 3,5

    6 Mempresentasikan hasil diskusi 3,0

    7 Kesimpulan 3,5

    8 Melakukan kegiatan penutup 3,0

    Jumlah skor 25,6

    Rata-rata 3,1

    Kategori Baik

    sekali

    Tabel 18 menunjukkan hasil observasi belajar siswa. Siswa tampak sudah

    menyiapkan buku pelajaran yang akan digunakan. Siswa antusias memperhatikan

    penjelasan guru dan tetapi masih ada siswa yang mengganggu temannya saat

    pembelajaran. Siswa membentuk kelompok dengan tertib dan tidak saling berebut

    tempat duduk. Pada saat diskusi kelompok siswa sudah menggunakan kancing

    yang dimiliki dengan baik dan saat menyampaikan pendapatnya siswa tidak lupa

    memberikan kancing yang dimiliki sebagai tanda siswa sudah memberikan

    pendapatnya. Meskipun pada saat pembentukan kelompok masing ada siswa yang

    ribut, karena ada siswa yang lupa dengan kelompoknya dan ketika berpindah dari

    ruang kelas menuju Lap IPA banyak kelompok yang bingung mencari tempat

  • 44

    duduk. Siswa terlihat sibuk mencatat dan memperhatikan guru saat membuat

    kesimpulan dari materi yang sudah dibahas.

    c. Pertemuan Ketiga

    Pada pertemuan ketiga, pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan

    lancar. Guru sudah menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dan

    siswa terlihat lebih antusias menerima pelajaran.

    Berikut hasil observasi kegiatan mengajar guru dengan menerapkan

    kegiatan pembelajaran talking chips:

    Tabel 19

    Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan Ketiga

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,4

    2 Menjelaskan materi 3,6

    3 Pembentukkan kelompok 3,3

    4 Membagi kancing dan lembar

    kerja 3,3

    5 Diskusi masalah 3,5

    6 Mempresentasikan hasil

    diskusi 3,5

    7 Kesimpulan 3,2

    8 Melakukan kegiatan penutup 3,5

    Jumlah skor 27,3

    Rata-rata 3,4

    Kategori Baik

    Sekali

    Tabel 19 menunjukkan hasil observasi mengajar guru dalam menerapkan

    kegiatan pembelajaran talking chips. Hasil observasi menunjukkan guru sudah

    menyiapkan media pembelajaran yang digunakan dengan baik, guru juga sudah

    menyiapkan alat peraga macam-macam jenis tanah dan saat menjelaskan materi

    guru mengajak siswa berinteraksi dengan baik dengan memanfaatkan alat peraga

    atau media pembelajaran yang ada. Guru membagi siswa dalam kelompok secara

    heterogen dan mengajak semua kelompok untuk melakukan diskusi di luar

    kelas/di halaman sekolah, sehingga membuat siswa menjadi lebih bersemangat

    untuk berdiskusi.

  • 45

    Berikut hasil observasi kegiatan belajar siswa dengan kegiatan

    pembelajaran talking chips:

    Tabel 20

    Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan Ketiga

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,5

    2 Menjelaskan materi 3,3

    3 Pembentukkan kelompok 3,0

    4 Membagi kancing dan lembar

    kerja 3,5

    5 Diskusi masalah 4,0

    6 Mempresentasikan hasil diskusi 3,0

    7 Kesimpulan 4,0

    8 Melakukan kegiatan penutup 3,3

    Jumlah skor 27,3

    Rata-rata 3,4

    Kategori Baik

    Sekali

    Tabel 20 menunjukkan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran,

    siswa tampak menyiapkan buku pelajaran yang akan digunakan dengan rapi.

    Siswa terlihat antusias memperhatikan penjelasan guru dan banyak siswa yang

    aktif bertanya pada guru saat guru sedang menjelaskan materi. Pada saat diskusi

    kelompok siswa sudah menggunakan kancing yang dimiliki dengan baik dan

    banyak siswa yang kehabisan kancing yang dimiliki karena sudah digunakan

    untuk menyampaikan pendapatnya, bahkan siswa saling berebut untuk

    menyampaikan pendapatnya terlebih dahulu. Siswa juga terlihat lebih semangat

    melakukan kegiatan diskusi, karena kegiatan dilakukan di halaman sekolah,

    sehingga siswa tidak merasa bosan. Siswa sangat senang saat mereka harus

    mengamati ciri-ciri dari beberapa tanah secara langsung dan dapat memegangnya

    langsung. Siswa merespon dengan baik pertanyaan dari guru tentang materi yang

    sudah dibahas untuk membuat kesimpulan.

  • 46

    4.3.1.3 Hasil Angket Keterampilan Sosial Siswa Siklus I

    Hasil angket keterampilan sosial siswa digunakan untuk mengetahui

    peningkatan keterampilan sosial siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran

    dengan penerapan pembelajaran talking chips pada mata pelajaran IPA.

    Hasil angket keterampilan sosial siswa pada siklus I dengan menggunakan

    model pembelajaran talking chips dapat dilihat pada tabel 21:

    Tabel 21

    Hasil Keterampilan Sosial Siswa Siklus I

    Skor Kategori Banyak Siswa Persentase (%)

    ≥ 60 Tinggi 25 96,15

    40 – 59 Sedang 1 3,85

    20 – 39 Rendah 0 0

    Jumlah 26 100

    Tabel 21 menunjukkan 25 atau 96,15% siswa memiliki kategori tinggi

    dengan skor ≥ 60, 1 orang siswa memiliki kategori sedang dengan skor 40-59, dan

    0 orang siswa dengan kategori rendah dengan skor 20-39. Dari hasil angket

    keterampilan sosial siswa pada siklus I, maka dapat dibuat perbandingan jumlah

    siswa yang memiliki keterampilan sosial tinggi, sedang, dan rendah pada gambar

    5:

    Gambar 5: Diagram Hasil Angket Siklus I

  • 47

    4.3.1.4 Hasil Tes Evaluasi Siswa Siklus I

    Hasil tes siswa setelah menggunakan model pembelajaran talking chips

    pada siklus I, terlihat adanya peningkatan hasil tes IPA siswa kelas VB. Rentang

    nilai hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel 22:

    Tabel 22

    Hasil Tes IPA Siklus I

    Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

    ≤ 66 3 11,54

    67 – 73 0 0

    74 – 80 1 3,85

    81 – 86 5 19,23

    87 – 93 6 23,08

    94 – 100 11 42,30

    Jumlah 26 100

    Nilai Rata-rata 88,07

    Nilai Tertinggi 100

    Nilai Terendah 55

    Dari tabel 22 dapat dilihat rata-rata yang diperoleh dari hasil tes siklus I

    yaitu 88,07. Ada 11 siswa yang memperoleh nilai dengan rentang nilai antara 94-

    100. Tetapi masih ada siswa yang memperoleh nilai rendah dengan rentang nilai ≤

    66. Apabila dibuat diagram batang, maka dapat dilihat pada gambar 6:

    Gambar 6: Diagram Hasil Tes Siklus I

  • 48

    Perbandingan ketuntasan hasil tes IPA siklus I kelas VB dapat dilihat pada

    tabel 23:

    Tabel 23

    Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes IPA Siklus I

    Keterangan Banyak Siswa Persentase (%)

    Siswa Tuntas 23 88,46

    Siswa Belum Tuntas 3 11,54

    Jumlah 26 100

    Dari hasil ketuntasan siswa pada tes siklus I pada tabel 23, dapat dilihat

    adanya peningkatan hasil ketuntasan siswa pada tes IPA siklus I. Siswa yang

    tuntas berjumlah 23 atau 88,46% siswa dan 3 atau 11,54% siswa belum tuntas.

    Maka dapat dibuat perbandingan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas

    sebagai berikut:

    Gambar 7: Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes IPA Siklus I

    4.3.1.5 Refleksi Siklus I

    Dari hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh pengamat, hasil

    pendapat dari guru sebagai yang melakukan kegiatan pembelajaran dan siswa

    sebagai pelaksana kegiatan talking chips, maka kekurangan dari pembelajaran

    talking chips pada siklus I antara lain:

    1) Pada pertemuan pertama masih ada beberapa anak yang masih kurang paham

    dengan langkah-langkah pembelajaran talking chips, sehingga saat mereka

    mengeluarkan pendapat mereka, mereka lupa memberikan kancing mereka.

  • 49

    2) Pada pertemuan pertama guru masing belum paham dengan pembagian

    kancing dalam pembelajaran talking chips, sehingga pada saat pembagian

    kancing guru salah dalam membagikan kancing pada setiap kelompok.

    3) Pada saat berdiskusi atau menyampaikan pendapat para siswa saling berebut

    untuk menyampaikan pendapat mereka masing-masing pada waktu yang

    bersamaan.

    4) Meskipun dalam peraturan talking chips setiap siswa harus menggunakan

    semua kancing yang dimiliki, namun masing ada beberapa siswa yang malas

    atau tidak mau berpendapat sehingga kancing yang dimiliki masing banyak.

    Dari hasil refleksi dari siklus I maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II

    dengan:

    1) Menjelaskan pada siswa langkah-langkah pembelajaran talking chips yang

    benar dengan memberikan contoh terlebih dahulu.

    2) Peneliti menjelaskan kembali pada guru tentang cara pembagian kancing

    yang benar dalam penbelajaran talking chips. Bahwa setiap siswa dalam

    kelompok mendapatkan 3-5 buah kancing (banyaknya kancing disesuaikan

    dengan banyak/sedikitnya materi yang didiskusikan)

    3) Agar siswa tidak saling berebut untuk menentukan pendapat mereka, setiap

    kelompok menyiapkan beberapa kancing dari masing-masing siswa,

    kemudian ketua kelompok menghitung 1-3 siapa yang mengambil kancing

    terlebih dahulu maka dia yang akan diberi kesempatan menjawab terlebih

    dahulu, begitu seterusnya. Namun ini hanya dilakukan pada beberapa

    kelompok saja, karena ada beberapa kelompok yang saat sedang berdiskusi

    mereka tidak saling berebut dan mereka berdiskusi dengan baik.

    4) Guru memberikan peraturan apabila ada siswa yang tidak menggunakan

    kancingnya maka siswa tersebut tidak akan mendapatkan nilai.

  • 50

    4.3.2 Siklus II

    4.3.2.1 Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan

    1) Pertemuan Pertama

    a) Rencana tindakan

    Peneliti dan guru terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) dengan menentukan SK, KD, dan alokasi waktu yang akan

    digunakan. Alokasi waktu yang digunakan pada setiap pertemuan 2 x 35 menit.

    Kemudian menyiapkan alat peraga yang akan digunakan, pada pertemuan 1 materi

    yang dibahas adalah tentang struktur bumi. Peneliti dan guru menyiapkan telur

    rebus, lapisan struktur bumi yang terbuat dari sterofoam, tusuk sate, nama-nama

    lapisan struktur bumi yang ditulis pada karton yang dipotong kecil-kecil dan

    lembar diskusi kelompok.

    b) Pelaksanaan tindakan

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 3 April 2014 pukul

    08.25-09.50 WIB di ruang kelas VB SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga. Guru

    membuka pembelajaran dengan salam. Guru menyiapkan media pembelajaran dan

    menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan dengan melakukan apresepsi

    dengan bertanya pada siswa. Siswa secara berebut saling mengemukakan

    pendapatnya tentang batuan yang dibawa oleh guru.

    Setelah memperoleh beberapa pendapat dari siswa guru kemudian

    menjelaskan dan meluruskan jawaban dari para siswa, setelah itu guru

    menjelaskan materi tentang struktur bumi dan bertanya jawab dengan siswa

    tentang materi yang dibahas.

    Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, kemudian guru menjelaskan

    langkah-langkah talking chips. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok.

    Guru membagikan kancing secara rata pada setiap kelompok, masing-masing

    siswa memperoleh 5 buah kancing yang harus mereka gunakan untuk

    menyampaikan pendapat mereka.

    Masing-masing kelompok memulai diskusi mereka. Siswa dalam

    kelompok saling berpendapat untuk menusukkan nama-nama lapisan penyusun

    bumi pada potongan lapisan penyusun bumi yang terbuat dari sterofom tersebut

  • 51

    sesuai pada bagiannya/tempatnya dengan tusuk sate dan siswa menyampaikan

    pendapat mereka ciri-ciri yang dimiliki oleh setiap lapisan penyusun bumi. Bagi

    siswa yang ingin berpendapat menaruh kancingnya ditengah meja diskusi,

    menuliskan nama dan jawabannya pada lembar diskusi, begitu seterusnya sampai

    kancing yang dimiliki selesai dan diskusi selesai.

    Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dan teman

    dari kelompok lain saling menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang

    mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan

    hasil diskusinya, siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan

    pemahaman, memberi penguatan, dan membuat kesimpulan mengenai materi

    yang sudah dibahas.

    2) Pertemuan Kedua

    a) Rencana tindakan

    Peneliti dan guru terlebih dahulu membuat rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP) dengan menentukan SK, KD, dan alokasi waktu yang akan

    digunakan. Alokasi waktu yang digunakan pada setiap pertemuan 2 x 35 menit.

    Kemudian menyiapkan alat peraga yang akan digunakan, pada pertemuan 2 materi

    yang dibahas adalah tentang atmosfer bumi. Peneliti dan guru menyiapkan sebuah

    lagu tentang atmosfer bumi, karton susunan lapisan atmosfer bumi, nama-nama

    lapisan atmosfer bumi pada karton yang dipotong kecil-kecil, dan lembar diskusi

    kelompok.

    b) Pelaksanaan tindakan

    Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 7 April 2014 pukul 11.15-

    12.25 WIB di ruang kelas dan luar kelas VB SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga.

    Guru membuka pembelajaran dengan salam. Guru menyiapkan media

    pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dilanjutkan dengan

    melakukan apresepsi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu tentang atmosfer

    bumi. Guru meminta siswa untuk menghafalkan lagu atmosfer bumi agar siswa

    mudah dalam menghafal urutan dari atmosfer bumi.

  • 52

    Setelah itu guru menjelaskan materi tentang atmosfer bumi dan bertanya

    jawab dengan siswa tentang materi yang dibahas. Guru membagi siswa dalam 5

    kelompok, kemudian guru menjelaskan langkah-langkah talking chips.

    Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Guru membagikan

    kancing secara rata pada setiap kelompok, masing-masing siswa memperoleh 5

    buah kancing yang harus mereka gunakan untuk menyampaikan pendapat mereka.

    Guru meminta 3 kelompok untuk berdiskusi di dalam kelas dan 2 kelompok di

    luar kelas.

    Masing-masing kelompok memulai diskusi mereka. Siswa dalam

    kelompok saling berpendapat untuk menempelkan nama-nama lapisan atmosfer

    bumi sesuai urutannya pada karton yang sudah diberi garis-garis penanda. Setelah

    siswa menempelkan nama-nama atmosfer bumi, kemudian siswa mengeluarkan

    pendapanya tentang ciri-ciri setiap lapisan atmosfer bumi pada karton tersebut

    sesuai dengan nama atmosfer bumi yang sudah ditempel. Bagi siswa yang ingin

    berpendapat menaruh kancingnya ditengah meja diskusi, menuliskan nama dan

    jawabannya pada lembar diskusi, begitu seterusnya sampai kancing yang dimiliki

    selesai dan diskusi selesai.

    Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dan teman

    dari kelompok lain saling menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang

    mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan

    hasil diskusinya, siswa bersama guru bertanya jawab meluruskan kesalahan

    pemahaman, memberi penguatan, dan membuat kesimpulan mengenai materi

    yang sudah dibahas.

    4.3.2.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Kegiatan Siswa Siklus II

    a. Pertemuan pertama

    Pada pertemuan pertama, pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan

    lancar. Guru sudah menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dan

    siswa sangat senang dan antusias saat kegiatan diskusi kelompok.

  • 53

    Berikut hasil observasi kegiatan mengajar guru dengan menerapkan

    kegiatan pembelajaran talking chips:

    Tabel 24

    Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan Pertama

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,2

    2 Menjelaskan materi 3,5

    3 Pembentukkan kelompok 3,0

    4 Membagi kancing dan lembar

    kerja 3,6

    5 Diskusi masalah 3,5

    6 Mempresentasikan hasil diskusi 3,5

    7 Kesimpulan 3,3

    8 Melakukan kegiatan penutup 3,3

    Jumlah skor 26,9

    Rata-rata 3,4

    Kategori Baik

    Sekali

    Tabel 24 menunjukkan guru sudah menyiapkan media pembelajaran yang

    digunakan dengan baik dan melakukan kegiatan apresepsi dengan menunjukkan

    struktur bumi dengan contoh lapisan dalam telur rebus yang membuat siswa

    menjadi lebih antusias memperhatikan penjelasan guru bahkan ada siswa yang

    ingin maju ke depan untuk membantu guru membelah telur rebus yang dibawa

    oleh guru, guru juga sudah menyiapkan alat peraga struktur bumi yang terbuat

    dari sterofoam. Saat menjelaskan materi guru mengajak siswa berinteraksi dengan

    baik, merespon pertanyaan dan jawaban yang disampaikan oleh siswa. Dalam

    pembagian kelompok guru membagi siswa secara heterogen, sehingga setiap

    kelompok memiiki kemampuan yang sama rata. Pembagian kancing pada setiap

    kelompok dilakukan guru dengan baik yaitu dengan memanggil perwakilan

    kelompok untuk maju ke depan mengambil kancing sesuai dengan warna yang

    diperoleh tiap kelompok, hal ini untuk menghemat waktu agar guru tidak

    menghabiskan waktu untuk membagikan kancing pada setiap kelompok. Dilihat

    dari hasil observasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru selama kegiatan

    pembelajaran, peneliti dan observer memberikan masukkan kepada guru

    sebaiknya saat kegiatan apresepsi guru merespon siswa yang ingin maju ke depan

  • 54

    untuk membantu guru agar siswa menjadi lebih bersemangat dan antusias untuk

    memperhatikan.

    Berikut hasil observasi kegiatan belajar siswa dengan kegiatan

    pembelajaran talking chips:

    Tabel 25

    Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan Pertama

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,5

    2 Menjelaskan materi 2,9

    3 Pembentukkan kelompok 3,0

    4 Membagi kancing dan lembar kerja 3,5

    5 Diskusi masalah 4,0

    6 Mempresentasikan hasil diskusi 4,0

    7 Kesimpulan 3,5

    8 Melakukan kegiatan penutup 3,3

    Jumlah skor 27,2

    Rata-rata 3,4

    Kategori Baik

    Sekali

    Tabel 25 menunjukkan hasil observasi kegiatan yang dilakukan oleh siswa

    selama kegiatan pembelajaran, siswa terlihat menyiapkan buku pelajaran yang

    akan digunakan. Siswa terlihat lebih antusias memperhatikan penjelasan guru dan

    banyak siswa yang berebut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru saat

    penjelasan materi, karena siswa saling berebut menjawab sehingga kelas menjadi

    sedikit gaduh oleh jawaban siswa. Saat pembagian kelompok, siswa bergabung

    dalam kelompok dengan tertib dan tidak saling berebut tempat duduk. Pada saat

    diskusi kelompok banyak siswa yang kehabisan kancing, karena sudah habis

    digunakan untuk menyampaikan pendapatnya. Siswa sudah mempresentasikan

    hasil diskusi mereka dengan baik dan jelas, sehingga kelompok lain paham

    dengan apa yang dijelaskan/disampaikan.

    b. Pertemuan kedua

    Pada pertemuan kedua, pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan

    lancar. Guru sudah menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dan

    siswa terlihat lebih antusias menerima pelajaran.

  • 55

    Hasil observasi kegiatan mengajar guru dengan menerapkan kegiatan

    pembelajaran talking chips dapat dilihat pada tabel 26:

    Tabel 26

    Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan Kedua

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,7

    2 Menjelaskan materi 3,5

    3 Pembentukkan kelompok 3,3

    4 Membagi kancing dan lembar

    kerja 3,5

    5 Diskusi masalah 3,8

    6 Mempresentasikan hasil diskusi 4,0

    7 Kesimpulan 3,8

    8 Melakukan kegiatan penutup 4,0

    Jumlah skor 29,6

    Rata-rata 3,7

    Kategori Baik

    Sekali

    Tabel 26 menunjukkan hasil observasi mengajar guru dalam menerapkan

    kegiatan pembelajaran talking chips. Hasil observasi menunjukkan guru sudah

    menyiapkan media pembelajaran yang digunakan dengan baik dan melakukan

    kegiatan apresepsi dengan mengajak siswa bernyanyi tentang urutan atmosfer

    bumi berulang-ulang sehingga siswa hafal dengan lirik lagu tersebut dan meminta

    siswa menghafalkan lagu atmosfer bumi, sehingga siswa lebih mudah

    menghafalkan urutan atmosfer bumi dengan benar. Guru sudah menyiapkan alat

    peraga urutan atmosfer bumi. Guru membagi beberapa kelompok untuk berdiskusi

    di dalam kelas dan di luar kelas, hal ini membuat siswa menjadi lebih

    bersemangat untuk melakukan diskusi. Setiap kelompok mendapatkan

    kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya dengan urutan yang sudah

    ditentukan oleh guru, sehingga setiap kelompok tidak berebut untuk maju

    mempresentasikan hasil diskusinya. Guru melibatkan siswa dengan bertanya

    jawab tentang materi yang sudah dibahas saat kegiatan penutup.

  • 56

    Berikut hasil observasi kegiatan belajar siswa dengan kegiatan

    pembelajaran talking chips:

    Tabel 27

    Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan Kedua

    No Aspek yang diamati Skor

    rata-rata

    1 Persiapan 3,0

    2 Menjelaskan materi 3,2

    3 Pembentukkan kelompok 3,5

    4 Membagi kancing dan lembar

    kerja 3,8

    5 Diskusi masalah 4,0

    6 Mempresentasikan hasil diskusi 3,5

    7 Kesimpulan 3,5

    8 Melakukan kegiatan penutup 3,5

    Jumlah skor 28

    Rata-rata 3,5

    Kategori Baik

    Sekali

    Tabel 27 menunjukkan siswa terlihat menyiapkan buku pelajaran yang

    akan digunakan. Siswa terlihat lebih antusias memperhatikan penjelasan guru,

    siswa saling berebut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru saat

    penjelasan materi. Siswa dengan tertib bergabung dengan kelompoknya, tanpa

    harus berebut tempat duduk dengan teman sekelompoknya. Perwakilan kelompok

    dengan tertib membagikan kancing pada setiap anggotanya. Siswa sangat antusias

    dalam menyampaikan pendapat yang dimiliki, sehingga banyak siswa yang

    kehabisan kancing, karena habis digunakan untuk berpendapat. Siswa sudah

    mempresentasikan hasil diskusi mereka dengan baik dan jelas, siswa tampak

    sudah menguasai apa yang dipresentasikan.

  • 57

    4.3.2.3 Hasil Angket Keterampilan Sosial Siswa Siklus II

    Hasil angket keterampilan sosial siswa digunakan untuk mengetahui

    peningkatan keterampilan sosial siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran

    dengan penerapan pembelajaran talking chips pada mata pelajaran IPA.

    Hasil angket keterampilan sosial siswa pada siklus II dengan

    menggunakan model pembelajaran talking chips dapat dilihat pada tabel 28:

    Tabel 28

    Hasil Keterampilan Sosial Siswa Siklus II

    Skor Kategori Banyak Siswa Persentase (%)

    ≥ 60 Tinggi 26 100

    40 – 59 Sedang 0 0

    20 – 39 Rendah 0 0

    Jumlah 26 100

    Tabel 28 menunjukkan 26 atau 100% siswa memiliki kategori tinggi

    dengan skor ≥ 60. Dari hasil angket keterampilan sosial siswa pada siklus I, maka

    dapat dibuat perbandingan jumlah siswa yang memiliki keterampilan sosial tinggi,

    sedang, dan rendah pada gambar 8:

    Gambar 8: Diagram Hasil Angket Siklus II

  • 58

    4.3.2.3 Hasil Tes Evaluasi Siswa Siklus II

    Hasil tes siswa setelah menggunakan model pembelajaran talking chips

    pada siklus II, terlihat adanya peningkatan hasil tes IPA siswa kelas VB. Rentang

    nilai hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel 29:

    Tabel 29

    Hasil Tes IPA Siklus II

    Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

    ≤ 66 1 3,85

    67 – 73 1 3,85

    74 – 80 4 15,38

    81 – 86 2 7,69

    87 – 93 12 46,15

    94 – 93 6 23,08

    Jumlah 26 100

    Nilai Rata-rata 88,96

    Nilai Tertinggi 100

    Nilai Terendah 56

    Dari tabel 29 dapat dilihat rata-rata yang diperoleh dari hasil tes siklus I

    yaitu 88,96. Hanya terdapat 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan dengan

    rentang nilai ≤ 66. Apabila disajikan dalam diagram batang, dapat dilihat pada

    gambar 9:

    Gambar 9: Diagram Hasil Tes Siklus II

  • 59

    Perbandingan ketuntasan hasil tes IPA siklus II kelas VB dapat dilihat

    pada tabel 30:

    Tabel 30

    Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes IPA Siklus II

    Keterangan Banyak Siswa Persentase (%)

    Siswa Tuntas 25 96,15

    Siswa Belum Tuntas 1 3,85

    Jumlah 26 100

    Dari hasil ketuntasan siswa pada tes siklus II pada tabel 30, dapat dilihat

    adanya peningkatan hasil ketuntasan siswa pada tes IPA siklus II. Siswa yang

    tuntas berjumlah 25 atau 96,15% siswa dan hanya 1 atau 3,85% siswa belum

    tuntas.

    Maka dapat dibuat perbandingan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas

    sebagai berikut:

    Gambar 10: Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes IPA Siklus II

    4.3.3 Perbandingan Hasil Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

    Pada bagian ini akan dijelaskan perbandingan hasil penelitian yang

    meliputi hasil keterampilan sosial siswa dan hasil belajar siswa untuk mengetahui

    peningkatan yang diperoleh sebelum dan sesudah menggunakan model

    pembelajaran talking chips.

  • 60

    4.3.3.1 Perbandingan Hasil Keterampilan Sosial Siswa Siklus I dan Siklus II

    Penggunaan model pembelajaran talking chips dapat meningkatkan

    keterampilan sosial siswa pada siklus I dan siklus II. Berikut perbandingan

    keterampilan sosial siswa siklus I dan siklus II:

    Tabel 31

    Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa Siklus I dan Siklus II

    Skor Kategori Siklus I Siklus II

    ≥ 60 Tinggi 25 26

    40-59 Sedang 1 -

    20-39 Rendah - -

    Jumlah 26 26

    Dari tabel 31 menunjukkan keterampilan sosial siswa pada siklus I, 25

    siswa memiliki keterampilan sosial dengan kategori tinggi dengan skor ≥60 dan 1

    siswa dengan kategori sedang dengan skor 40-59. Pada siklus II keterampilan

    sosial siswa mengalami peningkatan, 26 siswa memiliki keterampilan sosial tinggi

    dengan skor ≥ 60.

    Perbandingan peningkatan keterampilan sosial dapat dilihat pada diagram

    batang pada gambar 11:

    Gambar 11: Diagram Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa Siklus I dan

    Siklus II

  • 61

    Dilihat dari hasil perbandingan pada gambar 11 keterampilan sosial dari

    26 siswa pada siklus I dengan kategori tinggi mencapai 96,15%, kategori sedang

    3,85% dan pada siklus II keterampilan sosial siswa dengan kategori tinggi

    meningkat menjadi 100%. Dari hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa

    model pembelajaran talking chips dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa.

    4.3.3.2 Perbandingan Hasil Tes Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

    Penggunaan model pembelajaran talking chips dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk mengetahui peningkatan hasil

    belajar sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran talking chips,

    berikut perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II:

    Tabel 32

    Perbandingan Hasil Tes Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

    Nilai Kategori

    Kondisi awal Siklus I Siklus II

    Jumlah Persentase

    (%) Jumlah

    Persentase

    (%) Jumlah

    Persentase

    (%)

    ≥ 66 Siswa Tuntas 16 61,54 23 88,46 25 96,15

    < 66 Siswa Tidak

    Tuntas 10 38,46 3 11,54 1 3,85

    Jumlah 26 100 26 100 26 100

    Rata-rata 73,76 88,07 88,96

    Nilai Tertinggi 100 100 100

    Nilai Terendah 40 55 56

    Dari tabel 32 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah

    menggunakan model pembelajaran talking chips pada siklus I dan siklus II. Pada

    kondisi awal sebelum menggunakan model pembelajaran talking chips, 16 siswa

    tuntas dan 10 siswa tidak tuntas dengan rata-rata yang diperoleh hanya 73,76

    dengan KKM ≥66. Terjadi peningkatan pada siklus I setelah menggunakan model

    pembelajaran talking chips, 23 siswa tuntas dan 3 siswa tidak tuntas dengan rata-

    rata meningkat menjadi 88,07. Siklus II meningkat kembali, 25 siswa tuntas dan

    hanya 1 siswa tidak tuntas dengan rata-rata 88,96.

  • 62

    Perbandingan hasil belajar siswa dapat dituangkan dalam diagram batang

    pada gambar 12:

    Gambar 12: Diagram Perbandingan Hasil Tes Kondisi awal, Siklus I, dan Siklus

    II

    Dari gambar 12 menunjukkan peningkatan hasil tes siswa sebelum

    menggunakan model pembelajaran talking chips hanya 16 atau 61,54% siswa

    tuntas dan 10 siswa tidak tuntas. Setelah menggunakan model pembelajaran

    talking chips terlihat peningkatan ketuntasan siswa, 23 atau 88,46% siswa tuntas

    dan 3 siswa tidak tuntas. Terjadi peningkatan kembali pada siklus II, 25 atau

    96,15% siswa tuntas dan hanya 1 siswa tidak tuntas. Dari hasil tersebut dapat

    dikatakan bahwa model pembelajaran talking chips dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

    4.4 Pembahasan

    Pembelajaran talking chips dapat membuat siswa menjadi lebih aktif

    dalam menyampaikan pendapat/gagasan/ide yang dimiliki. Di SD Kristen 03 Eben

    Haezer Salatiga, guru kurang memperhatikan keaktifan siswa saat kegiatan

    pembelajaran dan kegiatan diskusi kelompok. Siswa yang aktif lebih

    mendominasi, sedangkan siswa yang pasif menjadi lebih bergantung pada siswa

  • 63

    yang lebih aktif dan pintar. Oleh karena itu guru harus menggunakan model

    pembelajaran yang dapat melatih keterampilan sosial siswa, agar siswa menjadi

    lebih aktif dan berani dalam menyampaikan pendapatnya yaitu dengan

    pembelajaran talking chips. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

    Miftahul (2011: 55) bahwa siswa harus diajari keterampilan sosial untuk bekerja

    sama secara efektif dan dimotivasi untuk menerapkan keterampilan tersebut dalam

    kelompok-kelompok kooperatif agar terwujud suasana yang produktif

    Model pembelajaran talking chips (kancing gemerincing) adalah model

    pembelajaran kooperatif yang masing-masing anggota kelompoknya

    mendapatkkan/memperoleh kesempatan yang sama untuk memberikan pendapat

    mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran orang lain/anggota

    kelompok lain. Langkah-langkah pembelajaran talking chips terdiri dari 7

    fase/tahapan yaitu persiapan yang dilakukan oleh guru, menjelaskan materi,

    pembentukan kelompok, membagi kancing, diskusi masalah, mempresentasikan

    hasil diskusi dan memberikan kesimpulan.

    Merancang kegiatan talking chips dapat meningkatkan keterampilan sosial

    siswa pada pembelajaran IPA, sebab pembelajaran menjadi lebih menyenangkan,

    siswa menjadi antusias, dan siswa tidak menjadi bosan. Pada kondisi awal

    keterampilan sosial siswa masih rendah. Peningkatan keterampilan sosial siswa

    terlihat pada siklus I, 25 atau 96,15% siswa memiliki keterampilan sosial dengan

    kategori tinggi dan 1 siswa dengan kategori keterampilan sosial sedang.

    Sedangkan pada siklus II, 26 atau 100% siswa memiliki keterampilan sosial

    dengan kategori tinggi. Keterampilan sosial siswa menjadi meningkat, hal ini

    dikarenakan pembelajaran talking chips mengajarkan siswa menjadi lebih aktif

    mengeluarkan pendapatnya dalam kegiatan diskusi, semua siswa harus ikut

    terlibat dalam menyelesaikan permasalahan dalam diskusi, tidak ada siswa yang

    lebih dominan dalam kelompok, dan tidak ada siswa yang bergantung pada

    jawaban/pendapat temannya. Dalam kegiatan talking chips siswa harus

    menghabiskan kancing yang dimiliki, jika kancing tidak habis maka kelompok

    harus mengulang diskusi mereka sampai kancing semua anggotanya habis. Hal

    tersebut yang membuat siswa menjadi lebih aktif berbicara untuk menyampaikan

  • 64

    pendapat/pemikirannya dalam kelompok, sehingga masing-masing siswa dapat

    saling bertukar pendapat/informasi yang dimiliki.

    Keterampilan sosial siswa yang tinggi membuat hasil belajar siswa

    menjadi meningkat. Menurut Nana Sudjana (2004: 39) hasil belajar yang dicapai

    siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan

    faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor internal

    yang berasal dari dalam diri siswa meliputi kemampuan atau keahlian yang

    dimiliki oleh siswa itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar

    diri siswa dapat berupa dorongan belajar, seperti meningkatkan minat belajar,

    motivasi belajar, keterampilan sosial, sikap dan kebiasaan siswa. Siswa harus

    dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial yang dimiliki, karena dengan

    keterampilan sosial yang tinggi, membuat siswa menjadi lebih semangat untuk

    belajar seperti pada pembelajaran tentang jenis-jenis tanah siswa melihat dan

    memegang beberapa jenis tanah secara langsung (tanah berkapur, tanah pasir,

    tanah humus, dan tanah liat), siswa lebih semangat membaca materi tentang jenis-

    jenis tanah, sehingga ketika berdiskusi kelompok dapat/bisa memberikan

    pendapat saat memecahkan permasalahan dalam diskusi kelompok. Hal ini

    membuat hasil belajar siswa menjadi meningkat, karena siswa menjadi lebih rajin

    belajar dan membaca materi yang dipelajari. Peningkatan hasil belajar siswa

    terlihat dari kondisi awal hanya 16 siswa yang tuntas dengan persentase 61,54%

    dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥66. Siklus I ketuntasan siswa

    mengalami peningkatan menjadi 23 siswa dengan persentase 88,46% dengan rata-

    rata 88,07, dan siklus II ketuntasan siswa mengalami peningkatan lagi menjadi 25

    siswa dengan persentase mencapai 96,15% dengan rata-rata 88,96.

    Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa dengan merancang

    pembelajaran model talking chips dapat meningkatkan keterampilan sosial dan

    hasil belajar siswa kelas VB SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga. Penelitian ini

    relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dita Prawintasiwi (2013) dalam

    skripsinya yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Melalui

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Di Kelas 4 SDN

    Ngipik Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun

  • 65

    Pelajaran 2012/2013” Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan model

    pembelajaran tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

    belajar siswa. Penelitian ini juga relevan dengan yang dilakukan Ade Sri Rahayu

    (2013) dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Tipe Kancing Gemerincing

    Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Materi Sumber Daya Alam

    (Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas

    IV SD Negeri Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun

    Pelajaran 2012/2013)”. Penerapan model pembelajaran tipe Kancing Gemerincing

    pada pembelajaran IPA tentang materi sumber daya alam dapat menarik perhatian

    siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan

    meningkatnya nilai hasil tes penguasaan konsep siswa yang dilakukan pada siklus

    I sampai pada siklus III.

    Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan merancang kegiatan

    pembelajaran talking chips dapat meningkatkan keterampilan sosial dan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Kristen 03 Eben Haezer

    Salatiga semester II tahun pelajaran 2013/2014.