bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. profil perusahaaneprints.umm.ac.id/48625/5/bab iv.pdf ·...
TRANSCRIPT
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)
Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha
Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos
Indonesia. Berdiri pada tahun 1746, saham Pos Indonesia sepenuhnya dimiliki
oleh Pemerintah Indonesia. Saat ini Pos Indonesia tidak hanya melayani jasa
pos dan kurir, tetapi juga jasa keuangan, yang didukung oleh titik jaringan
sebanyak ± 4.000 kantor pos dan 28.000 Agen Pos yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.
Letak yang strategis sangat menguntungkan bagi PT. Pos Indonesia
(Persero) bagian jasa keuangan, dimana PT. Pos Indonesia Tulungagung
dilalui oleh rute angkutan kota. Selain itu juga lokasi yang berada ditengah-
tengah pusat kota yang mendukung sehingga PT. Pos Indonesia Tulungagung
mudah dicapai oleh kalangan masyarakat. Berlokasi di Jl. RA. Kartini No. 31,
Hutan, Kauman, Tulungagung, dan memiliki beberapa agen pembantu.
Pemilihan letak perusahaan merupakan hal penting sehingga perlu
diperhitungkan beberapa aspek yang mempengaruhinya, demi mempelancar
proses produksi maupun pemasarannya. PT. Pos Indonesia Tulungagung
mempunyai 50 karyawan yang dibagi menjadi beberapa unit bagian. Jam kerja
44
pada PT. Pos Indonesia Tulungagung selama 8 jam yaitu dari pukul 08.00 WIB
– 16.00 WIB.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi PT. Pos Indonesia (Persero)
Menjadi perusahaan pos yang berkemampuan memberikan solusi terbaik
dan menjadi pilihan utama stakeholder domestik maupun global dalam
mewujudkan pengembangan bisnis dengan pola kemitraan yang di dukung
oleh sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi nilai.
2. Misi PT. Pos Indonesia (Persero)
Memberikan solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah, dan individu
melalui penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis,
logistik, transaksi keuangan, dan filateli berbasis jejaring terintegrasi,
terpercaya dan kompetitif di pasar domestik dan global.
Serta keyakinan dasar yaitu karyawan yang bertalenta, keunggulan
layanan, nilai-nilai bagi pelanggan dan pertumbuhan kinerja keuangan
yang tinggi dan berkelanjutan. Dan dibarengi dengan nilai-nilai dasar
berupa regangkan tujuan, integritas, berani dan bertanggung jawab, dan
penghargaan berbasis kinerja.
C. Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia Tulungagung
Pada PT. Pos Indonesia Tulungagung mempunyai struktur organisasi yang
simpel. Pada setiap cabang kabupaten/kota memiliki kepala kantor yang
membawahi para manager. Kemudian pada manajer UPL menaungi kepala
cabang pembantu. Dapat dilihat pada bagan 4.3.
45
Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia Tulungagung
Kepala Kantor Cabang
Manajer ProstransManajer
UPLManajer
AkuntansiManajer
KUGManajer
PelayananManajer Dukungan
UmumManajer
Penjualan
Kepala Kantor Cabang Pembantu
46
D. Tugas dan Tanggung Jawab
PT. Pos Indonesia Tulungagung mempunyai bagian-bagian yang telah
ditentukan oleh kepala cabang, maka dari itu bagian yang ada seperti berikut :
a. Kepala Kantor
Memimpin dan mengatur serta mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
dibidang operasi dan pelayanan agar sesuai dengan SOP yang berlaku
untuk mencapai kelancaran pelaksanaan operasional kantor pos.
Menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan dibidangnya sesuai dengan
SOP dan uraian pekerjaan yang ditetapkan perusahaan.
Melakukan verifikasi dan validasi terhadap transaksi keuangan dan
piutang pendapatan perusahaan terkait dengan layanan serta
melakukan evaluasi terhadap umur piutang pendapatan perusahaan di
kantor pos.
Menghimpun data produksi dan keuangan surat pos, paket pos, jasa
keuangan ritel, property, dan transaksi layanan serta menganalisa
perkembangan layanan.
Merancang sasaran mutu operasi di kantor pos.
Mengatur, mengkoordinir serta mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan dibidang operasi, antaran serta layanan untuk kelancaran
operasional agar dapat menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan
dibidangnya sesuai SOP yang ditetapkan perusahaan.
Mengevaluasi secara berkala terhadap efektivitas pelaksanaan proses
dan kinerja operasi meliputi pengelolaan jaringan tersier, pola
47
tutupan, antaran, pengaturan jam buka loket, serta layanan di kantor
pos.
Mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan anggaran biaya di
dalam bidangnya.
b. Manajer Akuntansi
Mengkoordinir dan mengatur pelaksanaan proses pekerjaan di bagian
SDM yang meliputi, pembuatan daftar gaji karyawan, dan pensiun
karyawan, rotasi karyawan, kenaikan gaji/grade, pelatihan, hukuman
disiplin, penghargaan, cuti, pengisisan SMKI karyawan, pengisian
pajak karyawan yang terkait dengan kepegawaian serta pengelolaan
administrasi kepegawaian.
Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan terkait
dengan SDM dan melakukan pencocokan naskah/dokumen
pembayaran dengan pembukuan akuntansi.
Membuat dan menyampaikan laporan dibagiannya kepada atasan dan
unit kerja yang terkait.
Melaksanakan pengisian sistem manajemen kinerja individu (SMKI)
Mencatat data produksi, pendapatan pengeluaran kpc, unit MPS/PKD,
agen pos dan titik layanan lainnya serta membuat laporan yang
dibutuhkan.
Mengelola sumber daya dibagiannya untuk kelancaran pelaksanaan
tugas.
48
c. Manajer KUG
Menyusun dan melaksanakan program kerja dibagiannya.
Membuat uraian job description dibagiannya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sebagai pedoman kerja.
Melakukan pencatatan setoran uang dari kasir di dalam buku anasir
kas.
Menyimpan uang kas, cek, surat berharga lainnya, BPM dan dokumen
sumber lainnya ditempat yang aman.
Melaksanakan pengelolan pajak perusahaan.
Membuat dan menyampaikan laporan di bagiannya kepada atasan dan
unit kerja yang terkait.
Membuat laporan hasil pengawasan melekat serta melaporkannya
kepada kepala kantor pos.
d. Manajer Pelayanan
Membuat uraian job description dibagiannya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sebagai pedoman kerja.
Memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan layanan di loket sesuai
dengan SOP yang telah ditetapkan untuk menjamin kelancaran
operasional dan pelayanan di loket, sehingga tercipta pelayanan yang
memuaskan bagi pelanggan untuk mencapai sasaran perusahaan.
Mengusulkan rencana pengelolaan pelayanan yang meliputi, rencana
ruang pelayanan, jumlah loket, jenis loket, waktu pelayanan, sistem
antrian, yang terkait dengan pengelolaan layanan di kantor pos.
49
Mengorganisasikan dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan terkait
dengan pengelolaan logistik, post shop, serta e-commerce.
Melakukan coaching dan conseling terhadap karyawan di lingkungan
kerjanya.
e. Manajer UPL
Mengkoordinasi dan mengatur pelaksanaan proses pekerjaan dibagian
pengawasan pelayanan luar kantor pos.
Memastikan dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan pelayanan
luar sesuai dengan ketentuan perusahan.
Mengorganisasikan, mengendalikan pengelolaan dan pengembangan
agenpos.
Mengelola sarana informasi pelanggan untuk memberikan informasi
layanan pelanggan, mengelola jejak lacak kiriman aplikasi i-pos atau
aplikasi yang telah ditetapkan perusahaan, serta mengelola kegiatan
survey kepuasan pelanggan.
Memonitor dan mengatur tertib pelaksanaan di loket meliputi, antrian
di loket, kelancaran dan kenyamanan pelayanan di loket, kepuasan
pelayanan di loket.
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan seluruh loket layanan termasuk
pensiun, serta pelaporan dan pertanggungan pembayaran uang
pensiunan taspen dan Asabri.
Memelihara administrasi data dan laporan pelaksanaan kegiatan
pelayanan di bidangnya.
50
f. Manajer Prostrans
Mengawasi penyerahan kiriman pos dengan menggunakan buku serah
Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pemrosesan kiriman pos
outgoing meliputi, pencocokan item surat dan paket dengan adpis,
sortir, tutupan/pengantongan surat dan paket serta
pengadministrasian.
Menindaklanjuti perbaikan sistem operasi pemrosesan surat.
Melaksanakan dan mengawasi kegiatan pra antaran, meliputi :
penerimaan kiriman pos di bagian antaran, penyortiran wilayah
antaran sampai dengan sortir siap antaran, pembuatan Delivery Order
(DO) antaran.
Mengawasi pelaksanaan pengantaran kiriman pos agar dapat terantar
dengan cepat, aman, dan tepat.
Mengatur dan mengawasi pelaksanaan antaran paket dalam negeri dan
pembuatan panggilan PP14 untuk paket pos internasional, serta tertib
administrasi dan penyimpanan naskah-naskah terkait dengan
antarannya.
Menyiapkan dan memberikan data antaran kepada manajer pelayanan
untuk bahan informasi penanganan pengaduan/keluhan pelanggan.
Membuat laporan hasil pengawasan melekat serta melaporkan kepada
kepala kantor pos.
51
g. Manajer Dukungan Umum
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kendaraan dinas, peralatan
kerja, komputer, dan gedung kantor dalam lingkup tanggung
jawabnya sesuai dengan batas kewenangannya.
Menjamin kecukupan persediaan barang tercetak berharga dan tidak
berharga dengan melakukan permintaan barang serta melakukan
pemeriksaan sisa barang.
Menyediakan moda transportasi yang akan digunakan untuk angkutan
pos.
Mengawasi administrasi pembayaran tagihan angkutan pos dan
melaksanakan pembayaran yang menjadi kewenangannya.
Melakukan inventarisasi sarana maupun aset dalam lingkup tanggung
jawabnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan perusahaan.
Mengatur pengeluaran operasional kendaraan bermotor dan
mempertanggungjawabkan pengeluaran biaya sarana dan aset sesuai
dengan peruntukannya dalam batas kewenangannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di perusahaan.
Mengawal dan mengkoordinasikan penggunaan aplikasi Sistem
Informasi Manajemen (SIM) yang ditetapkan perusahaan untuk
pengelolaan sarana dan aset serta kegiatan pendukung lainnya.
Melaksanakan pengukuran mutu layanan, operasional, dan K3L
(kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan).
52
Melakukan pengendalian dokumen kerja dan catatan untuk semua
kegiatan yang berhubungan dengan manajemen mutu dan K3L.
h. Kepala Kantor Pembantu Cabang
Memastikan dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan pelayanan
luar sesuai dengan ketentuan perusahaan.
Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen sumber yang dilakukan
oleh kantor pos cabang.
Membungkus permintaan BPM dan benda pihak ketiga lainnya,
register berharga dan tidak berharga sesuai dengan kebutuhan dan
peruntukannya.
Menyimpan dan mengarsipkan dengan tertib dan teratur naskah N2
dan dokumen lainnya ditempat yang aman.
Melaksanakan pengisian sistem manajemen kinerja individu (SMKI).
Membuat dan menyampaikan laporan dibagiannya kepada atasan dan
unit kerja terkait.
E. Sistem Pengembangan Karir di PT. Pos Indonesia Tulungagung
Sistem pengembangan karir yang ada di PT. Pos Indonesia Tulungagung,
menggunakan sistem pengembangan karir organisasional yaitu sistem
pengembangan karir menurut pada perusahaan. Berikut tahap-tahap
pengembangan karir di PT. Pos Indonesia Tulungagung :
Personal Value, merupakan semacam scoring/penilaian yang dimiliki
oleh setiap karyawan PT. Pos Indonesia Tulungagung.
53
Pendidikan, setiap karyawan PT. Pos Indonesia Tulungagung
mempunyai latar belakang pendidikan berbeda satu sama lain.
Lama Kerja, setiap karyawan PT. Pos Indonesia Tulungagung memiliki
lama kerja yang berbeda dalam suatu bagian/unit tertentu.
Penghargaan, hampir semua karyawan PT. Pos Indonesia Tulungagung
memiliki penghargaan berbeda, tergantung dengan pengabdian, masa
kerja, dan kompetensi karyawan.
F. Sistem Kompensasi di PT. Pos Indonesia Tulungagung
Sistem kompensasi yang ada di PT. Pos Indonesia Tulungagung terbagi
menjadi 2 macam, yaitu :
1. Sistem kompensasi untuk KKP, Manajer, dan KAKPC terdapat 5 jenis
kompensasi yaitu gaji pokok, tunjangan jabatan, uang transport,
tunjangan kinerja, dan tunjangan konjungtur.
2. Sistem kompensasi untuk karyawan biasa terdapat 2 jenis kompensasi
yaitu gaji pokok dan uang transport.
G. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Pos
Indonesia Tulungagung. Berdasarkan hasil penelitian dari 50 responden,
diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden yang telah
dikelompokan berdasarkan jenis kelamin, usia responden, pendidikan terakhir
responden, jabatan dan golongan responden, dan lama kerja oleh responden.
54
1. Jenis Kelamin
Karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis
kelamin anata laki-laki dan perempuan.
Tabel 4.7.1
Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah %
1 Laki-Laki 35 70%
2 Perempuan 15 30%
Total 50 100%
Sumber : Data primer diolah, 2019
Berdasarkan data yang diperoleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 35
orang dan perempuan sebanyak 15 orang. Pada PT. Pos Indonesia
Tulungagung mempunyai karyawan berjenis kelamin laki-laki lebih
banyak dikarenakan laki-laki lebih banyak pekerja lapang.
2. Usia Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi berdasarkan usia
mulai dari usia 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, sampai dengan
51 tahun keatas. Karakteristik responden berdasarkan usia lebih detail
akan dijelaskan pada tabel 4.7.2.
Tabel 4.7.2
Usia Responden
No Usia Jumlah %
1 20-30 tahun 8 16%
2 31-40 tahun 18 36%
3 41-50 tahun 13 26%
4 51-60 tahun 11 22%
Total 50 100%
Sumber : Data primer diolah, 2019
55
Tabel 4.7.2 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini
berdasarkan usianya di dominasi oleh orang yang berusia 31-40 tahun
yaitu sebanyak 18 orang. Karyawan PT. Pos Indonesia Tulungagung
di dominasi usia 31-40 tahun dikarenakan pada usia tersebut
merupakan usia produktif dan diharapkan mampu mendukung
operasional perusahaan.
3. Pendidikan Responden
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir terdiri dari
S1/D3, SMA/SMK, dan SMP/MTS. Karakteritik responden
berdasarkan pendidikan terakhir akan dijelaskan lebih rinci dalam
tabel 4.7.3.
Tabel 4.7.3
Profil Pendidikan Responden
No Pendidikan Jumlah %
1 S1/D3 17 34%
2 SMA/SMK 33 66%
3 SMP/MTS - -
Total 50 100%
Sumber : Data primer diolah, 2019
Tabel 4.6.3 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak
mengisi kuisioner penelitian ini terdiri dari orang dengan pendidikan
terakhir SMA/SMK yaitu sebanyak 33 orang. Hal ini memperlihatkan
bahwa mayoritas karyawan adalah orang dengan pendidikan terakhir
SMA/SMK. Pada PT. Pos Indonesia Tulungagung di dominasi dengan
pendidikan terakhir SMA/SMK dikarenakan perusahaan lebih banyak
membutuhkan tenaga kerja lapang.
56
4. Jabatan dan Golongan
Karakteristik reponden berdasarkan jabatan dan golongan karyawan
dibagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.7.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan dan Golongan
Jabatan Golongan Jumlah %
Penyelia Tk 2 PNMPOS 1 44 88%
Penyelia Tk 4 PAPOS 1 3 6 %
Manajer Muda Tk 1 PMPOS 3 6%
Total 50 100
Sumber : Data primer diolah, 2019
Tabel 4.7.4 menunjukkan bahwa responden penelitian ini di dominasi
oleh karyawan yang mempunyai jabatan penyelia Tk. 2 dan golongan
PNMPOS 1 dikarenakan karyawan lebih banyak pekerja diluar
lapang.
5. Lama Kerja Karyawan
Karakteristik responden berdasarkan seberapa lama karyawan bekerja
<5 tahun, 5-10 tahun, dan >10 tahun. Karakteristik responden
berdasarkan lama bekerja akan dijelaskan lebih detail dalam tabel
4.7.5.
Tabel 4.7.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Kerja Jumlah %
1 <5 tahun 5 10%
2 5-10 tahun 20 40%
3 >10 tahun 25 50%
Total 50 100%
Sumber : Data primer diolah, 2019
57
Tabel 4.7.5 menunjukkan bahwa responden penelitian ini di dominasi
oleh karyawan yang telah bekerja selama lebih dari 10 tahun dan telah
memiliki banyak pengalaman di bidangnya.
H. Hasil Uji Instrumen
Pada penelitian hasil uji instrumen pengumpulan data yang baik harus
memenuhi dua persyaratan utama yaitu valid dan reliabel.
1. Hasil Uji Validitas
Uji instrumen dalam penelitian ini salah satunya menggunakan uji
validitas yang menggunakan batasan r tabel dengan signifikan 0,05.
Untuk batasan r tabel tersebut dengan n = 50 maka di dapat r tabel
sebesar 0,279. Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel, dan nilai positif
maka uji validitas untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.8.1
58
Tabel 4.8.1
Hasil Uji Validitas
Variabel Indikator Corrected
Item-Total
Correlation
R tabel Keterangan
Pengembangan
Karir (X1)
X1.1 0,511
0,279 Valid
X1.2 0,556
X1.3 0,427
X1.4 0,662
X1.5 0,383
Kompensasi
(X2)
X2.1 0,429
X2.2 0,692
X2.3 0,455
X3.4 0,601
Kepuasan
Kerja (Y)
Y.1 0,327
Y.2 0,400
Y.3 0,426
Y.4 0,625
Y.5 0,411
Sumber : Data primer diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.8.1 dapat diketahui bahwa indikator variabel
pengembangan karir yang berjumlah 5 item dapat digunakan untuk
mengukur tentang variabel pengembangan karir atau dapat dikatakan
valid. Sedangkan variabel kompensasi memiliki 4 indikator yang
semuanya valid. Hal ini menunjukkan bahwasannya semua indikator
kompensasi dapat mengukur variabel kompensasi. Selain itu, variabel
kepuasan kerja memiliki 5 indikator yang semuanya valid. Jadi 5 item
yang menjadi indikator variabel kepuasan kerja dapat mengukur
variabel kepuasan kerja.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Konsep realibilitas dapat dipahami melalui konsistensi. Intrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
59
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji
realibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan one
shot atau pengukuran sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) lebih dari 0,6 atau
mendekati 1 berarti item dinyatakan reliabel.
Tabel 4.8.2
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,620 17
Sumber : SPSS
Berdasarkan tabel 4.8.2 dapat diketahui bahwa semua variabel tersebut
memiliki koefisien Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,60 sehingga
dapat dikatakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah
reliabel atau dapat dihandalkan. Jadi pengukuran ini jika digunakan
berulang-ulang terhadap subjek dan kondisi yang sama maka akan
menghasilkan hasil yang relatif konsisten.
I. Hasil Uji Asumsi Klasik
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi
linear berganda. Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis,
maka terlebih dahuli dilakukan uji asumsi klasik. Tujuan pengujian ini untuk
60
mengetahui keberartian hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Sehingga hasil analisis dapat di interpretasikan dengan lebih akurat,
efisien, dan terbatas dari kelemahan-kelemahan yang terjadi karena masih
adanya gejala-gejala asumsi klasik. Dalam penelitian ini, teknik analisis data
dilakukan dengan bantuan program, SPSS. Menurut Ghozali (2011) hasil
pengujian yang dilakukan sebagai berikut :
1. Hasil Uji Normalitas
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram dan normal probablilty plot. Pada
prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
61
Gambar 4.9.1
Grafik Normal Plot dan Grafik Histogram
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Gambar 4.9.1 menampilkan grafik histogram maupun grafik normal
plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola
distribusi yang normal karena data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi pada
penelitian ini dapat dinyatakan memenuhi asumsi normalitas.
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terjadi heteroskedastisitas. Mendeteksi heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel yang terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika
ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
62
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, seta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.9.2 Grafik Scatterplots
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
Gambar 4.9.2 menunjukkan gambaran grafik scatterplots terlihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi dapat dikatakan layak dipakai untuk memprediksi
kepuasan kerja (Y) berdasarkan variabel bebas pengembangan karir
(X1) dan kompensasi (X2).
3. Hasil Uji Multikoloniearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikoloniearitas di dalam model regresi dapat
dilihat dari nilai tolerance, dan lawannya Variance Inflation Factor
63
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih dan yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance).
Regresi bebas dari masalah multikolinearitas jika nilai VIF < 10 dan
nilai TOL > 0,1. Hasil uji multikoloniearitas dapat dilihat pada tabel
4.9.3.
Hasil Dari perhitungan tabel 4.9.3 untuk nilai tolerance juga
menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang
dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang
nilainya lebih dari 95%. Tabel 4.9.3 juga menunjukkan hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang hasilnya sama,
yaitu tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoloniearitas
antar variabel bebas dalam model regresi.
Tabel 4.9.3 Hasil Uji Multikoloniearitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 19,517 2,624 7,438 ,000
Pengembangan
Karir ,232 ,102 ,310 2,263 ,028 ,989 1,011
Kompensasi ,217 ,139 ,214 2,862 ,025 ,989 1,011
Sumber : SPSS
64
4. Hasil Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji adanya korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering
digunakan adalah uji Durbin-Watson (Uji DW). Hasil uji autokorelasi
dapat dilihat pada tabel 4.9.4.
Sumber : SPSS
Hasil dari perhitungan tabel 4.9.4 untuk nilai Durbin Watson (DW)
sebesar 1,420 juga menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki
nilai kurang dari Durbin Upper (DU) sebesar 1,673 yang berarti tidak
ada korelasi antar variabel bebas. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
ada autokorelasi antar variabel bebas dalam model regresi.
J. Hasil Analisis Rentang Skala
Analisis rentang skala ini digunakan untuk mengetahui hasil penelitian
berupa analisis kualitatif dengan variabel pengembangan karir, kompensasi
yang diberikan, dan kepuasan kerja karyawan PT. Pos Indonesia Tulungagung.
Dengan rentang skala sebagai berikut :
Tabel 4.9.4 Hasil Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,358a ,742 ,541 1,226 1,420
65
𝑅𝑠 =50(5−1)
5=200
5=40
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh hasil rentang skala sebesar
40, kemudian hasil tersebut dimasukkan pada kategori rentang skala sebagai
berikut :
Tabel 4.10.1 Rentang Skala Variabel Pengembangan Karir, Kompensasi, dan
Kepuasan Kerja
Rentang Skala Pengembangan
Karir
Kompensasi Kepuasan Kerja
50 – 89 Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Puas
90 – 129 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Puas
130 – 169 Cukup Cukup Cukup
170 – 209 Baik Baik Puas
210 – 250 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Puas
Sumber : Data diolah, 2019
a. Deskripsi Jawaban Responden
Deskripsi jawaban ini digunakan untuk mengetahui frekuensi, dan
variasi jawaban responden terhadap item-item pernyataan yang diajukan
dalam kuisioner. Jawaban responden ini akan dibagi dalam pernyataan-
pernyataan dalam tiap-tiap variabel-variabel, yaitu Pengembangan Karir
(X1), Kompensasi (X2), dan Kepuasan Kerja (Y).
1. Deskripsi Jawaban Variabel Pengembangan Karir (X1)
Pada variabel pengembangan karir karyawan terdapat 5 pertanyaan
yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban
responden dapat dilihat pada tabel 4.10.1.1
66
Tabel 4.10.1.1
Distribusi Frekuensi Jawaban Variabel Pengembangan Karir (X1)
Item
Frekuensi
Jawaban Angka
Indeks Ket
1 2 3 4 5
Proses dalam karir karyawan
dilakukan secara terbuka dan dengan
pertimbangan yang objektif
0 7 16 24 3 173 Baik
PT. Pos Indonesia Tulugagung
meningkatkan karir karyawan sesuai
dengan latar belakang pendidikan
0 5 28 17 0 162 Cukup
PT. Pos Indonesia Tulungagung
memberikan pelatihan sesuai dengan
jenis pelatihan yang dibutuhkan
untuk meningkatkan karir karyawan
0 2 21 24 3 179 Baik
PT. Pos Indonesia Tulungagung
menginformasikan kesempatan
berkarir kepada karyawan dengan
jelas
0 5 26 18 1 165 Cukup
PT Pos Indonesia Tulungagung
mempunyai mentors yang berperan
aktif bagi karyawan dalam proses
pengembangan karir.
0 4 27 18 1 166 Cukup
Total Rata-Rata 169 Cukup
Tabel 4.10.1.1 menerangkan bahwa dari 50 responden dapat
diketahui bahwa indeks persepsional tertinggi adalah PT. Pos
Indonesia Tulungagung memberikan pelatihan sesuai dengan jenis
pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan karir karyawan
sebesar 179, kemudian proses dalam karir karyawan dilakukan
secara terbuka dan dengan pertimbangan yang objektif sebesar 173.
Total jawaban variabel pengembangan karir yang berjumlah 5 item
pertanyaan dapat diketahui bahwa rata-rata angka indeks
persepsional sebesar 169 yang artinya responden memiliki persepsi
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
67
karyawan untuk pengembangan karir cukup baik, dimana kelima
pernyataan tersebut diterima dengan cukup baik oleh karyawan.
Indikator PT. Pos Indonesia Tulungagung memberikan pelatihan
sesuai dengan jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
karir karyawan memiliki indeks tertinggi yang dipersepsikan paling
penting dalam variabel pengembangan karir.
2. Deskripsi Jawaban Variabel Kompensasi (X2)
Pernyataan dalam variabel kompensasi terdapat 4 item yang
diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden
dapat dilihat pada tabel 4.10.1.2
Tabel 4.10.1.2
Distribusi Frekuensi Jawaban Variabel Kompensasi (X2)
Item
Frekuensi
Jawaban Angka
Indeks Ket
1 2 3 4 5
Besarnya gaji yang saya terima sesuai
dengan standar pembayaran gaji
perusahaan
0 0 6 36 8 202 Baik
Perusahaan memberikan bonus
kepada saya apabila hasil pekerjaan
saya mencapai atau melebihi target
yang telah ditetapkan
0 0 18 25 7 189 Baik
Perusahaan memberikan asuransi
kesehatan dan jiwa, program pensiun,
dan liburan
0 0 11 27 12 201 Baik
Pemberian fasilitas seperti rumah
dinas, kendaraan dinas, diberikan
hanya kepada karyawan senior (masa
kerja lebih dari 4 tahun) sudah adil
dan terbuka
0 0 20 27 3 183 Baik
Total Rata-Rata 193,75 Baik
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
68
Tabel 4.10.1.2 menerangkan bahwa dari 50 responden dapat
diketahui bahwa indeks persepsional tertinggi adalah besarnya gaji
yang saya terima sesuai dengan standar pembayaran gaji perusahaan
sebesar 202, kemudian perusahaan memberikan asuransi kesehatan
dan jiwa, program pensiun, dan liburan sebesar 201. Total jawaban
variabel kompensasi yang berjumlah 4 item pertanyaan dapat
diketahui bahwa rata-rata angka indeks persepsional sebesar 193,75
yang artinya responden memiliki persepsi bahwa pemberian
kompensasi baik, dimana keempat pernyataan tersebut diterima
dengan baik oleh karyawan. Indikator besarnya gaji yang saya terima
sesuai dengan standar pembayaran gaji perusahaan memiliki indeks
tertinggi yang dipersepsikan paling penting dalam variabel
kompensasi.
3. Deskripsi Jawaban Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Pernyataan dalam variabel kepuasan kerja terdapat 5 item yang
diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden
dapat dilihat pada tabel 4.10.1.3.
69
Tabel 4.10.1.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Item
Frekuensi
Jawaban Angka
Indeks Ket
1 2 3 4 5
Sikap karyawan terhadap sistem
penggajian yang diberikan oleh
perusahaan
0 0 17 26 7 190 Puas
Sikap karyawan terhadap pekerjaan
yang telah dikerjakannya 0 0 11 36 3 192 Puas
Sikap karyawan terhadap rekan kerja 0 0 20 21 9 189 Puas
Sikap karyawan terhadap promosi
yang diberikan oleh perusahaan 0 0 13 31 6 193 Puas
Sikap karyawan terhadap supervisi
yang adil, dan terbuka 0 0 18 28 4 186 Puas
Total Rata-Rata 190 Puas
Tabel 4.10.1.3 menerangkan bahwa dari 50 responden dapat
diketahui bahwa indeks persepsional tertinggi adalah sikap
karyawan terhadap promosi yang diberikan oleh perusahaan sebesar
193, kemudian sikap karyawan terhadap pekerjaan yang telah
dikerjakannya sebesar 192. Total jawaban variabel kepuasan kerja
yang berjumlah 5 item pertanyaan dapat diketahui bahwa rata-rata
angka indeks persepsional sebesar 190 yang artinya responden
memiliki persepsi bahwa memiliki kepuasan kerja yang puas,
dimana kelima pernyataan tersebut diterima dengan baik oleh
karyawan. Indikator sikap karyawan terhadap promosi yang
diberikan oleh perusahaan memiliki indeks tertinggi yang
dipersepsikan paling penting dalam variabel kepuasan kerja
karyawan.
Sumber : Data Primer Diolah, 2019
70
K. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Ghozali (2011) analisis regresi linier berganda bertujuan untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas.
1. Persamaan Regresi
Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu pengembangan
karir dan kompensasi yang mempengaruhi satu variabel terikat yaitu
kepuasan kerja. Dengan menggunakan bantuan SPSS di dapat model
regresi seperti pada tabel 4.11.1.
Tabel 4.11.1 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 19,517 2,624 7,438 ,000
Pengembangan
Karir ,232 ,102 ,310 2,263 ,028
Kompensasi ,217 ,139 ,214 2,862 ,025
Sumber : SPSS
Hasil dari tabel 4.11.1 kemudian dapat ditarik ke persamaan regresi
berganda sebagai berikut :
Y = 19,517 + 0,232X1 + 0,217X2 + e
Berdasarkan persamaan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
71
Konstanta (a)
Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai tetap (0) maka
nilai variabel terikat (Y) sebesar 19,517. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tanpa pengembangan karir dan kompensasi,
maka kepuasan karyawan sebesar 19,57.
Pengembangan Karir (X1) = 0,232
Nilai koefisien regresi pengembangan karir untuk variabel (X1)
sebesar 0,232. Jika nilai koefisien regresi pada variabel
pengembangan karir (X1) bertambah 1 satuan, dan variabel
kompensasi (X2) memiliki nilai koefisen tetap, maka variabel
kepuasan kerja (Y) juga akan bertambah sebesar 0,232. Semakin
baik pengembangan karir (X1), maka kepuasan kerja (Y) juga
akan tinggi.
Kompensasi (X2) = 0,217
Nilai koefisien regresi kompensasi (X2) sebesar 0,217. Jika nilai
koefisen regresi variabel kompensasi (X2) meningkat sebesar 1
satuan, dan variabel pengembangan karir (X1) memiliki nilai
koefisen, maka variabel kepuasan kerja (Y) akan meningkat
sebesar 0,217. Semakin baik kompensasi (X2) maka kepuasan
kerja (Y) juga akan tinggi.
Variabel yang paling dominan
Nilai Standardized Coefficients Beta pada variabel
pengembangan karir (X1) adalah 0,310 lebih besar daripada nilai
72
Standardized Coefficients Beta pada variabel kompensasi (X2)
yaitu sebesar 0,214. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
yang paling dominan dalam mempengaruhi variabel kepuasan
kerja (Y) adalah pengembangan karir (X1).
L. Hasil Uji Hipotesis
Kegunaan utama pengujian hipotesis adalah untuk menjawab hipotesis yang
sebelumnya telah dibuat oleh peneliti. Hipotesa dalam penelitian ini perlu
diketahui signifikansinya, untuk mengetahui signifikansi hipotesa dalam
penelitian ini maka perlu dilakukan beberapa uji sebagai berikut :
1. Hasil Uji R2 Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Y), sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Maka hasil uji R2 Determinasi dijelaskan pada tabel 4.12.1.
Berdasarkan tabel 4.12.1 dapat diketahui nilai R Square sebesar 0,742
atau 74,2%. Artinya variabel kepuasan kerja (Y) dipengaruhi sebesar
74,2% oleh variabel pengembangan karir (X1) dan kompensasi (X2).
Tabel 4.12.1 Hasil Uji R2 Determinasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,358a ,742 ,541 1,226 1,420
Sumber : SPSS
73
Sedangkan sisanya sebesar 25,8% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar persamaan regresi atau yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Hasil Uji T
Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat secara individual. Cara melakukan uji t bisa dilakukan dengan
cara membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai uji t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t
tabel, maka diterimalah hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa
suatu variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikat.
Hasil uji t dijelaskan pada tabel 4.12.2.
Tabel 4.12.2 Hasil Uji t
Variabel thitung ttabel Sig t Ket
Pengembangan Karir
(X1)
2,263 2,011 0,028 Berpengaruh Positif
dan Signifikan
Kompensasi (X2) 2,862 2,011 0,025 Berpengaruh Positif
dan Signifikan
Sumber : Data primer diolah, 2019
Tabel 4.12.2 menjelaskan hasil uji t dan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Hipotesis 1 pengembangan karir (X1) berpengaruh terhadap
kepuasan kerja (Y). Hasil analisis antara pengembangan karir
(X1) dengan kepuasan kerja (Y) menunjukkan t hitung = 2,263.
Sedangkan t tabel sebesar 2,011. Karena t hitung > t tabel yaitu
74
2,263 > 2,011 dan sig. t (0,028) < α = 0,05 maka dapat diartikan
bahwa pengaruh pengembangan karir (X1) terhadap kepuasan
kerja adalah berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini berarti H0
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh pengembangan karir secara
parsial atau dapat juga diartikan semakin baik pengembangan
karir pada karyawan maka semakin tinggi pula kepuasan kerja.
Kurva 4.12.2.1 Hasil Uji Hipotesis 1
Hipotesis 2 kompensasi (X2) berpengaruh terhadap kepuasan
kerja (Y). Hasil analisis antara kompensasi (X2) dengan kepuasan
kerja (Y) menunjukkan t hitung = 2,862. Sedangkan t sebesar
2,011. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,862 > 2,011 atau sig. t
(0,025) < α = 0,05 maka dapat diartikan bahwa pengaruh
kompensasi (X2) terhadap kepuasan kerja adalah berpengaruh
positif dan signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan
signifikan oleh kompensasi secara parsial.
75
Kurva 4.12.2.1 Hasil Uji Hipotesis 2
3. Hasil Uji F
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yaitu
pengembangan karir (X1) dan kompensasi (X2) mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu kepuasan kerja
(Y). Hasil dari uji F dapat dilihat pada tabel 4.12.3.
Tabel 4.12.3 Hasil Uji F
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 10,373 2 5,186 3,452 ,040b
Residual 70,607 47 1,502
Total 80,980 49
Sumber : SPSS
Kurva 4.12.4 Hasil Uji F
Berdasarkan tabel 4.11.3 nilai F hitung sebesar 3,452. Sedangkan F
tabel sebesar 3,20. Karena F hitung > F tabel yaitu 3,452 > 3,20 atau
76
sig. F (0,040) < α = 0,05 maka model analisis regresi adalah
signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja
(Y) dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel bebas
pengembangan karir (X1) dan kompensasi (X2).
4. Uji Dominasi
Hasil uji ini digunakan untuk mengetahui variabel bebas mana yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel terikat maka
digunakan uji Standardized Coefficient Beta. Dengan melihat nilai
Standardized Coefficient Beta yang paling besar (Gurajati, 1997),
maka semakin besar pengaruhnya terhadap variabel dependen. Hasil
dari uji dominasi dapat dilihat pada tabel 4.12.4.
Tabel 4.12.4 Hasil Uji Dominasi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 19,517 2,624 7,438 ,000
Pengembangan Karir ,232 ,102 ,310 2,263 ,028
Kompensasi ,217 ,139 ,214 2,862 ,025
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber : SPSS
Berdasarkan tabel 4.12.4 variabel bebas yang mempunyai nilai
Standardized Coefficient Beta yang paling tinggi adalah variabel
pengembangan karir (X1) sebesar 0,310. Maka dapat disimpulkan
variabel yang dominan berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja
(Y) adalah variabel pengembangan karir (X1).
77
A. Pembahasan
1. Deskripsi Pengembangan Karir, Kompensasi dan Kepuasan Kerja
Perusahaan selalu meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Untuk
meningkatkan kepuasan kerja karyawan, perusahaan harus mampu menggali
kemampuan dan keterampilan kerja karyawan. Salah satunya dengan cara
mengadakan pengembangan karir dengan tingkat jabatan atau seberapa besar
kompensasi yang diperoleh atas kerjanya.
Berdasarkan hasil rentang skala pada pengembangan karir, rata-rata
angka indeks sebesar 169 yang artinya responden memiliki persepsi karyawan
untuk pengembangan karir cukup baik, dimana kelima pernyataan tersebut
diterima dengan cukup baik oleh karyawan. Dari kelima pernyataan tersebut 3
diantaranya menjawab cukup baik, dan sisanya menjawab baik. Pada
pernyataan PT. Pos Indonesia meningkatkan karir karyawan sesuai dengan
latar belakang pendidikan, kemudian PT. Pos Indonesia Tulungagung
menginformasikan kesempatan berkarir kepada karyawan dengan jelas, dan
PT. Pos Indonesia Tulungagung mempunyai mentors yang berperan aktif
dalam proses pengembangan karir memiliki angka indeks yang cukup,
sedangkan pada pernyataan proses dalam karir karyawan dilakukan secara
terbuka dan dengan pertimbangan yang objektif, dan PT. Pos Indonesia
Tulungagung memberikan pelatihan sesuai dengan jenis pelatihan yang
dibutuhkan untuk meningkatkan karir karyawan memiliki angka indeks baik.
Indikator PT. Pos Indonesia Tulungagung memberikan pelatihan sesuai dengan
jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan karir karyawan memiliki
78
indeks tertinggi yang dipersepsikan paling penting dalam variabel
pengembangan karir. Sesuai dengan kondisi di perusahaan latar belakang
masalah bahwa untuk keterbukaan informasi tentang kesempatan berkarir juga
cukup baik sedangkan pada pemberian pelatihan karyawan sering diadakan
supaya kepuasan kerja karyawan di PT. Pos Indonesia semakin tinggi.
Untuk kompensasi di PT. Pos Indonesia Tulungagung rata-rata angka
indeks sebesar 193,75 yang artinya responden memiliki persepsi bahwa
pemberian kompensasi baik, dimana keempat pernyataan yaitu besarnya gaji
yang diterima sesuai dengan standar pembayaran gaji perusahaan, pemberian
bonus ketika hasil pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan, lalu
pemberian asuransi kesehatan, program pensiun, dan liburan, dan yang terakhir
pemberian fasilitas sudah adil dan terbuka tersebut diterima dengan baik oleh
karyawan. Indikator besarnya gaji yang saya terima sesuai dengan standar
pembayaran gaji perusahaan memiliki indeks tertinggi yang dipersepsikan
paling penting dalam variabel kompensasi. Pada kenyataanya PT. Pos
Indonesia setiap bulan memberikan gaji sesuai standar dan tepat waktu akan
tetapi berbeda dengan latar belakang masalah yaitu setiap bulan karyawan
berhak mendapatkan bonus sesuai dengan jabatan yang dimiliki, pada
kenyataannya 3 bulan ini bonus belum diberikan dikarenakan perusahaan
mengalami penurunan keuntungan. Perbedaan hasil penelitian dengan latar
belakang masalah dikarenakan pada saat itu manajer penjualan tidak bisa
meningkatkan penjualan pada perusahaan.
79
Sedangkan kepuasan kerja karyawan PT. Pos Indonesia Tulungagung
rata-rata angka indeks sebesar 190 yang artinya responden memiliki persepsi
bahwa memiliki kepuasan kerja yang puas, dimana kelima pernyataan yang
terdiri dari sikap karyawan terhadap sistem penggajian yang diberikan oleh
perusahaan, sikap karyawan terhadap pekerjaan yang telah dikerjakannya,
sikap karyawan terhadap rekan kerja, sikap karyawan terhadap promosi yang
diberikan oleh perusahaan, dan sikap karyawan terhadap supervisi yang adil
dan terbuka tersebut diterima dengan baik oleh karyawan. Indikator sikap
karyawan terhadap promosi yang diberikan oleh perusahaan memiliki indeks
tertinggi yang dipersepsikan paling penting dalam variabel kepuasan kerja
karyawan. Sesuai dengan kondisi perusahaan bahwa PT. Pos Indonesia selalu
memberikan promosi terhadap karyawannya untuk meningkatkan kepuasan
kerja.
2. Pengaruh Simultan dan Parsial antara Pengembangan Karir Dan
Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja PT. Pos Indonesia
Tulungagung.
Pada penelitian ini akan membahas tentang pengaruh pengembangan
karir dan kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Apakah antara
pengembangan karir dan kompensasi di PT. Pos Indonesia Tulungagung
mempunyai pengaruh simultan dan parsial pada kepuasan kerja, dan diantara
pengembangan karir dan kompensasi manakah variabel yang paling dominan
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT. Pos Indonesia Tulungagung.
80
Berdasarkan hasil dari pengujian dalam penelitian ini di dapat
kesimpulan bahwa :
Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja
Hasil analisis data yang telah diketahui bahwa variabel
pengembangan karir memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja. Dengan pengembangan karir yang baik maka kepuasan
kerja juga akan tinggi. Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh penelitian Tri Rahayu (2015), Agus Dwi Nugroho dan
Kurtinah (2012), Kenny Yulianto Kurniawan (2015), Septyaningsih
Ekayadi (2009), dan Kevin F.S (2016) yang menyatakan bahwa
pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja.
Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja
Hasil analisis data yang telah diketahui bahwa variabel kompensasi
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
Dengan kompensasi yang baik maka kepuasan kerja juga akan tinggi.
Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Tri Rahayu (2015), Agus Dwi Nugroho dan Kurtinah (2012),
Kenny Yulianto Kurniawan (2015), dan Kevin F.S (2016) dan Agung
Panuju (2013), yang menyimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
81
Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompensasi Terhadap
Kepuasan kerja
Berdasarkan hasil pengujian, bahwa F hitung lebih besar
dibandingkan F tabel maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan
karir dan kompensasi secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Tri Rahayu (2015),
Agus Dwi Nugroho dan Kurtinah (2012), Kenny Yulianto Kurniawan
(2015), dan Kevin F.S (2016) dan Agung Panuju (2013), yang
menyimpulkan bahwa pengembangan karir dan kompensasi berpengaruh
simultan terhadap kepuasan kerja.
Variabel yang Paling Dominan dalam Kepuasan Kerja
Hasil pengujian sesuai dengan Standarized Coefficient Beta
menunjukkan bahwa variabel pengembangan karir. Kemudian pada hasil
karakteristik responden bahwa responden mayoritas berjenis kelamin
laki-laki, dengan usia mayoritas 31-50 tahun, pendidikan responden
mayoritas SMA/SMK dengan jabatan Penyelia Tk. 2 dan dengan lama
kerja >10 tahun, dapat di deskripsikan bahwa karyawan pada posisi
jabatan Penyelia Tk. 2 dengan pendidikan responden SMA/SMK tersebut
perlu adanya pengembangan karirnya sehinga pada usia produktif
karyawan bisa memiliki kepuasan kerja yang tinggi.
Dan semakin baik proses dalam karir karyawan sesuai dengan
senioritas, semakin baik peningkatan karir karyawan sesuai dengan latar
belakang pendidikan, semakin baik pelatihan yang diberikan sesuai
82
dengan jenis pelatihan yang dibutuhkan, semakin baik informasi
kesempatan berkarir pada karyawan, dan semakin baik mentors yang
berperan dalam proses berkarir karyawan, maka kepuasan kerja semakin
tinggi, dan variabel pengembangan karir menjadi variabel yang paling
dominan dalam mempengaruhi kepuasan kerja.
Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
penelitian Tri Rahayu (2015), Agus Dwi Nugroho dan Kurtinah (2012),
yang menyatakan bahwa pengembangan karir merupakan variabel
dominan terhadap kepuasan kerja.