bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 ......indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa...
TRANSCRIPT
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu:
SDN 1 katekan, berlokasi di dusun Lamuk desa Katekan kecamatan
Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas V SD N 1 katekan yang
berjumlah 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
SDN 2 katekan, berlokasi di dusun bakalan desa katekan kecamatan
Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas V SD N 2 katekan yang
berjumlah 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Pada pembelajaran IPA, biasanya sebagian guru hanya menggunakan
metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran. Hal serupa juga terjadi pada
pembelajaran Matematika di SDN 02 Katekan. Siswa hanya duduk, diam,
mendengarkan ceramah dan penjelasan guru. Ini menyebabkan siswa kurang aktif,
dan pengetahuan yang masuk dalam memori otak siswa hanya bersumber dari
penjelasan guru. Ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD N 1 Katekan dan SD N 2 katekan dapat di lihat dari
tabel 4.1.
Tabel 4.1
Pelaksanaan Penelitian
No Tanggal Uraian kegiatan
1 20 Februari 2012 Uji validitas instrumen di SD Katekan 3
2 27 Februari 2012 Pretest di SD N 1 Katekan
3 28 Februari 2012 Pretest di SD N 2 Katekan
4 5Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan
dengan materi perbandingan
5 6 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan
dengan materi sifat-sifat cahaya
6 12 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan
dengan materi perbandingan
36
-
7 13 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan
dengan materi sifat-sifat cahaya
8 19 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan
dengan materi perbandingan
9 20 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan
dengan materi sifat-sifat cahaya
10 26 Maret 2012 Posttest di SD N 1 Katekan
11 27 Maret 2012 Posttest di SD N 2 Katekan
4.3 Analisis Data
Penelitian ini diawali dengan melakukan uji coba instrumen penelitian di
SDN 3 katekan, ngadirejo, Temanggung. Uji coba instrumen bertujuan untuk
menguji validitas dan reliabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan.
Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
melakukan skoring untuk melakukan análisis data yang telah diperoleh. Adapun
análisis data yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: pengecekan kembali
data yag terkumpul, penskoran jawaban, data diinput pada komputer dan diukur
menurut tujuan análisis, penghitungan uji coba instrumen dengan menggunakan
komputer melalui program SPSS versi 17.0 dan análisis data yang telah diperoleh.
1. Analisis Validitas
Instrumen yang di uji validitas ini digunakan untuk pretes dan posttes.
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor ítem dengan skor
total. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0. hasil uji validitas
instrumen dapat dilihat pada tabel 4.2.
4.3.1.1 Analisis Validitas Instrumen Pretest
Berdasarkan table 4.2 di bawah terlihat bahwa dari 35 soal 17 soal valid
indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak
dari 0,252 sampai dengan 0,650. Adapun kisi kisi soal pretest setelah di uji
validitas dapat dilihat pada tabel 4.3.
37
-
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Instrumen pretest (soal yang valid)
Item-Total Statistics
Corrected Item-Total
Correlation
VAR00001 .372
VAR00003 .650
VAR00004 .470
VAR00010 .252
VAR00011 .280
VAR00016 .313
VAR00017 .591
VAR00018 .510
VAR00021 .403
Item-Total Statistics
Corrected Item-Total
Correlation
VAR00023 .336
VAR00025 .274
VAR00026 .500
VAR00027 .411
VAR00030 .358
VAR00031 .356
VAR00033 .304
VAR00035 .533
Tabel 4.3
Kisi-kisi soal pretest IPA kelas V
Standar
Kompetens
i
Kompe
Tensi
Dasar
Materi
pembela
jaran
Indikator Jenis
soal
Nomor
soal
No soal
setelah
uji
validitas
5.
Memahami
hubungan
antara
gaya,
gerak, dan
energi,
serta
fungsinya
5.2 Menjelaskan
pesawat
sederhan
a yang
dapat
membuat
pekerjaan
lebih
mudah
dan lebih
cepat
Jenis-
jenis
pesawat
sederha
na
o Mengidentifikasi pengungkit
sebagai jenis
pesawat
sederhana
o Mengidentifikasi
bidang miring
sebagai jenis
pesawat
sederhana
o Mengidentifikasi katrol
sebagai jenis
pesawat
sederhana
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
1, 2*,3,
4,15*,
20*, 21,
27,33
5*, 12*,
17, 22*,
24*, 26,
34*
6*,7*,9*,
10, 13*,
14*, 18,
25, 8*,30,
31,32*
1,2, 3, 9,
13, 16
7, 12
4, 8, 11,
14, 15
38
-
o Mengidentifikasi roda
sebagai jenis
pesawat
sederhana.
Pilihan
ganda
8*,11,16,
19*, 23,
29*35
5, 6, 10,
17
Keterangan : *= Nomor yang gugur
Nilai per item = 1
Nilai maksimal =100
Nilai minimal = 10
Format penilaian = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 X 100
= 17
17 X 100
Kriteria
0-5 : hampir cukup
60-69 : cukup
70-79 : lebih dari cukup
80-89 : baik
90-100 : baik sekali
Dari 17 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Tingkat kesukaran soal pretest kelas eksperimen
Kategori soal No soal
Mudah 1, 3,4,10,16,17,18,23,25,26, 33,35
Sedang 11, 21, 30
Sukar 27, 31
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 17 soal pretest yang
valid terdapat 12 soal pada kategori mudah, 3 soal pada kategori sedang dan 2 soal
pada kategori susah. Proporsi soal diatas belum ideal karena masih ada soal dalam
kategori mudah susah. Dari 17 soal di atas dapat kita lihat daya pembeda butir tes
pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Uji daya pembeda butir soal
Kualifikasi No soal
Baik sekali
Baik 10, 11, 16, 25, 27, 31, 33,
Cukup 1, 4, 17, 18, 30, 35
Jelek 3, 21, 23, 26
Dari tabel diatas dapat dilihat daya pembeda dari 17 butir soal terdapat 7
soal yang kualifikasinya pada kategori baik, 6 soal pada kategori cukup dan 4 soal
yang kualifikasinya jelek.
39
-
4.3.1.2 Analisis Validitas Instrumen Posttest
Berdasarkan table 4.6 di bawah terlihat bahwa dari 35 soal 14 soal valid
indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak
dari 0,270 sampai dengan 0,634. Dari 14 soal yang valid dapat dilihat kisi-kisi
soal posttest setelah di uji validitas.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest (soal yang valid).
Item-Total Statistics
Corrected Item-
Total Correlation
VAR00002 .386
VAR00005 .393
VAR00008 .386
VAR00009 .534
VAR00015 .449
VAR00017 .605
VAR00019 .525
Item-Total Statistics
Corrected Item-
Total Correlation
VAR00022 .423
VAR00024 .541
VAR00025 .270
VAR00028 .425
VAR00030 .634
VAR00032 .597
VAR00033 .449
Tabel 4.7
Kisi-kisi soal posttest IPA kelas V setelah uji validitas
Standar
Kompetensi
Kompeten
si Dasar
Materi
pembela
jaran
Indikator Jenis
soal
Nomor soal
6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya melalui
kegiatan
membuat suatu
karya/model
6.1mendis
kripsikan
sifat-sifat
cahaya
Sifat-
sifat
cahaya
a. Menyebutkan sifat-sifat
cahaya
b. Membuktikan bahwa cahaya
dapat merambat
lurus
c. Membuktikan bahwa cahaya
dapat
menembus
benda bening
d. Membuktikan bahwa cahaya
dapat
dipantulkan
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
1*,2,12*,
16*
14*, 23*
33
3*, 18*,
24,25
4*,5,6*,7*,
11*,13*,
19,20*,
26*,27*,28
1
14
9,10
2, 7,
11
40
-
e. Membuktikan bahwa cahaya
dapat dibiaskan
f. Membuktikan bahwa cahaya
dapat diuraikan
menjadi
berbagai warna
(pelangi).
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
,29*,34*,
35*
8,15, 17,
21*,22, 30
9,10*,31*,
32
3,5, 6,
8, 12
4, 13
Keterangan : *= Nomor yang gugur
Nilai per item = 1
Nilai maksimal =100
Nilai minimal = 10
Format penilaian = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 X 100
= 14
14 X 100
Kriteria
0-5 : hampir cukup
60-69 : cukup
70-79 : lebih dari cukup
80-89 : baik
90-100 : baik sekali
Dari 14 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Tingkat kesukaran soal posttes
Kategori soal Soal no
Mudah 2, 5, 8, 25, 28, 33
Sedang 13, 17, 19, 22, 24, 30, 32
Sukar 9
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 14 soal pretest yang
valid terdapat 6 soal pada kategori mudah, 7 soal pada kategori sedang dan 1 soal
pada kategori susah. Proporsi soal diatas belum ideal karena masih ada soal dalam
kategori mudah dan susah. Dari 17 soal di atas dapat kita lihat daya pembeda
butir tes pada tabel 4.9.
41
-
Tabel 4.9
Uji daya pembeda butir soal
Kualifikasi Nor soal
Baik sekali 17, 24, 02
Baik 2, 28, 32
Cukup 5, 8, 9, 22, 25, 33
Jelek 13, 19
Dari tabel diatas dapat dilihat daya pembeda dari 17 butir soal terdapat 3
soal yang kualifikasinya pada kategori baik sekali, 3 soal pada kategori baik, 6
soal pada kategori cukup dan 2 soal yang kualifikasinya jelek.
4.3.1.3 .Analisis Validitas Instrumen Angket Motivasi Belajar
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket (soal yang valid)
Item-Total Statistics
Corrected Item-Total Correlation
VAR00001 .701
VAR00004 .473
VAR00005 .530
VAR00008 .350
VAR00009 .283
VAR00010 .638
VAR00011 .452
VAR00012 .633
VAR00013 .251
VAR00014 .530
VAR00015 .481
VAR00016 .315
VAR00017 .586
VAR00018 .744
VAR00019 .544
VAR00020 .547
VAR00021 .609
VAR00022 .807
VAR00024 .518
42
-
Berdasarkan table 4.8 terlihat bahwa 19 soal valid indeks data diskriminasi
item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,251 sampai dengan
0,807. Berdasarka 19 soal yang valid dapat dilihat kisi-kisi angket motivasi setelah di
uji validita pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Kisi-kisi Angket motivasi belajar setelah uji coba
No Aspek Indikator No Item No item
setelah uji
valditas
1
2
.
Intrinsik
a. Perasaan senang
b.kemauan
c.kecerdasan
d.kemandirian
Ektrinsik
Dorongan dari
lingkungan
sekitar
a. Senang mengikuti pelajarn IPA
b- Senang terhadap guru IPA
c- Kemauan siswa mengerjakan soal-soal IPA
d- kemauan siswa mengerjakan PR
e- kemauan siswa memperoleh nilai baik
f-kesadaran siswa untuk belajar IPA
g-kesadaran siswa untuk mendalami materi
h- kesadaran siswa untuk tidak mencontek
i-dorongan dari orang tua siswa
j- dorongan untuk berprestasi
k-keinginan untuk mendapat hadiah atau
pujian
6, 8, 10
5, 15
12*, 16,
20,17,21*
11,22*,23*
4, 13
3, 14, 24*
1, 25*
7
9,18
2, 19
1,2,3,
4,5
6
7,8
9
10,11
12,13
14
15
16,17
18,19
Keterangan : *= Nomor yang gugur
Skor tertinggi : 4 x 19 = 76
Skor terendah : 1x 19 = 19
Interval
= jumlah skor max - jumlah skor min
5
= 76-19
5
= 11,4
Rentang nilai
64,6 ≤ x
-
4.3.2 Analisis Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah subjek penelitian
merupakan kelas yang homogen.
4.3.2.1 Homogenitas Soal Pretest
Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 17.0 maka di
peroleh F hitung levene test sebesar 1.236 dengan probabilitas 0.271 >0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan
kata lain kedua kelas homogeny. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus
menggunakan asumsi equal variance assumed. Nilai t adalah -0.368 dengan
probabilitas signifikasi 0.714, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan nilai pretest. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama
maka dari itu kedua kelas boleh dilanjutkan sebagai subyek penelitian.
4.3.2.2 Homogenitas Soal motivasi awal
Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 17.0 maka di
peroleh F hitung levene test sebesar 8.750 dengan probabilitas 0.063>0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan
kata lain kedua kelas homogeny. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus
menggunakan asumsi equal variance assumed. Nilai t adalah – 0.346 dengan
probabilitas signifikasi 0,731 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Tabel 4. 12
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
1.236 .271
Tabel 4. 13
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
3.622 .063
44
-
perbedaan nilai pretest. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama
maka dari itu kedua kelas boleh dilanjutkan sebagai subyek penelitian.
4.3.3 Analisis Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrument menggunakan alpha dan cronbach dan
perhitungannya dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0.
4.3.3.1 Analisis Reliabilitas pretest
Tabel 4. 14
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.804 17
Koefisien reliabilitas instrumen pretest sebesar 0,804 termasuk dalam
kategori bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak
digunakan untuk mengkur variable penelitian.
4.3.3.2 Analisis Reliabilitas posttest
Tabel 4. 15
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.840 14
Koefisien reliabilitas instrumen posttest sebesar 0,840 termasuk dalam
kategori bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak
digunakan untuk mengkur variable penelitian.
4.3.3.3 Analisis Reliabilitas Angket
Tabel 4. 16
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.889 19
Koefisien reliabilitas instrumen angket sebesar 0,889 termasuk dalam
kategori bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak
digunakan untuk mengkur variable penelitian.
45
-
4.4 Analisis Variabel Penelitian hasil belajar
4.4.1 Analisis pretest
4.4.1.1 Kelas Eksperimen
Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar IPA siswa digunakan
lima kategori mengikuti acuan penelitian pada SDN 2 Katekan dan SDN 1
katekan, sebagai berikut :
0-5 : hampir cukup
60-69 : cukup
70-79 : lebih dari cukup
80-89 : baik
90-100 : baik sekali
Hasil pretest siswa kelas Eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan
program SPSS versi 17.0.
Tabel 4. 17
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Preteseksperimen 27 29 94 68.81 16.222
Valid N (listiwise) 27 .
Dari data nilai siswa kelas eksperimen data (N) sebanyak 27 mempunyai
skor maksimal 94, skor minimal 29 dan rata-rata sebesar 68.81 serta standar
deviasi 16.222. Pengukuran hasil Pretest pada SD N 2 katekan adalah tampak
seperti pada tabel 4.18.
Tabel 4.18
Kategori hasil pretest SD N 2katekan
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI O2
KATEKAN
90-100 Baik sekali 1 4%
80-89 Baik 8 30%
70-79 Lebih dari cukup 6 22%
60-69 Cukup 5 18%
0-59 Hampir cukup 7 26%
27 100
46
-
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.1.
Grafik 4.1 Nilai Pretest SDN 2 Katekan
Berdasarkan pada tabel 4.18 dan grafik 4.1 dapat dilihat bahwa hasil
Pretest SD N 2 Katekan. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori
hamper cukup sebayak 7 siswa (26%), kategori cukup sebanyak 5 siswa (18%),
lebih dari cukup sebanyak 6 siswa (22%),baik sebanyak 8 siswa (30 %), dan baik
sekali sebanyak 1 siswa (4%). Hal ini menunjukkan bahwa nilai belajar siswa SD
N 2 Katekan masih rendah.
Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel
dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji One Sample- Kolmogorov-Smirnov Test. Perhitungannya
dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0. hasil uji kenormalan dapat
dilihat pada tabel 4.19 berikut.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
47
-
Tabel 4. 19
Uji normalitas
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
27 68.81 .125
Hasil uji normalitas Pretest pada kelas eksperimen adalah uji kolmogorov-
smirnov Z untuk Pretest kelas eksperimen yaitu sebesar 1.178 dengan p=0,125.
Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable Pretest
kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
4.4.1.2 Kelas Kontrol
Tabel 4.20
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Preteskontrol 27 26 41 94 67.27 .206
Valid N (listiwise) 26 .
Dari data nilai siswa kelas kontrol data (N) sebanyak 26 mempunyai skor
maksimal 94, skor minimal 41 dan rata-rata sebesar 67.27 serta standar deviasi
14.206. Pengukuran hasil pretes pada SD N 1 Katekan adalah tampak seperti
pada tabel 4.21 dibawah ini.
Tabel 4.21
Kategori hasil Pretest SD N 01 katekan
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI O1
KATEKAN
90-100 Baik sekali 1 4%
80-89 Baik 4 15%
70-79 Lebih dari cukup 6 23%
60-69 Cukup 9 35%
0-59 Hampir cukup 6 23%
26 100
48
-
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.2
Grafik 4.2 Nilai pretest SDN 1 Katekan
Berdasarkan pada tabel 4.21 dan grafik 4.2 dapat dilihat bahwa hasil pre
tes SD N 2 Katekan. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori hampir
cukup sebayak 6 siswa (23%), kategori cukup sebanyak 9 siswa (35%), lebih dari
cukup sebanyak 6 siswa (23%), baik sebanyak 4 siswa (15%), dan baik sekali
sebanyak 1 siswa (4%).
Tabel 4.22
Uji normalitas
Kontrol
N Mean Asymp.Sig
26 67.27 .381
Hasil uji kolmogorov-smirnov Z untuk Pretest kelas kontrol yaitu sebesar
0.909 dengan p=0.381. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran
untuk variable Pretest kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya
lebih besar dari 0,05.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
49
-
4.4.2 Analisis posttest
4.4.2.1 Kelas Eksperimen
Hasil posttes siswa SD N 2 Katekan setelah menerapkan metode
eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
Tabel 4.23
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Posttestksperimen 27 71 100 85.67 10.285
Valid N (listiwise) 27 .
Dari data nilai posttest kelas eksperimen diketahui data (N) sebanyak 27
mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 71 dan rata-rata sebesar 85.67 serta
standar deviasi 10.284. Pengukuran hasil posttes pada SD N 2 Katekan adalah
tampak seperti pada tabel 4.14 dibawah ini.
Table 4.24
Kategori hasil posttes SD N 2 katekan
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI O2
KATEKAN
90-100 Baik sekali 13 48%
80-89 Baik 6 22%
70-79 Lebih dari cukup 8 30%
60-69 Cukup 0 0
0-59 Hampir cukup 0 0
27 100
Berdasarkan pada tabel 4.24 dapat dilihat bahwa hasil posttes SD N 2
Katekan. Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori lebih dari cukup
sebanyak 8 siswa (30%), baik sebanyak 6 siswa (22%), dan baik sekali sebanyak
13 siswa (48%). Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat
pada grafik 4.3.
50
-
Grafik 4.3 Nilai posttest SD N 2 Katekan
Tabel 4.25
Uji normalitas
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
27 85.67 .175
Hasil uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas eksperimen yaitu
sebesar 1.104 dengan p=0.175. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil
pengukuran untuk variable pretest kelas eksperimen adalah normal karena
probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
4.4.2.2. Kelas kontrol
Data hasil posttest kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantua
program SPSS versi 17.0.
Tabel 4.26
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Posttestkontrol 26 36 99 71.46 15.544
Valid N (listiwise) 26 .
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hamper cukup
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
51
-
Dari data nilai posttest kelas kontrol diketahui bahwa data (N) sebanyak
26 mempunyai skor maksimal 99, skor minimal 36 dan rata-rata sebesar 71.46
serta standar deviasi 15.544 Pengukuran hasil posttest pada SD N 1 Katekan
adalah tampak seperti pada tabel 4.27 dibawah ini:
Tabel 4.27
Kategori hasil posttest SD N 1 Katekan
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI 2
KATEKAN
90-100 Baik sekali 1 4%
80-89 Baik 6 23%
70-79 Lebih dari cukup 10 38%
60-69 Cukup 3 12%
0-59 Hampir cukup 6 23 %
26 100
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.4
Grafik 4.4 Nilai posttest SD N 1 Katekan
Berdasarkan pada tabel 4.27 dan grafik 4.4 dapat dilihat bahwa hasil posttest SD
N 02 Katekan. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori hampir cukup
0
2
4
6
8
10
12
Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
52
-
sebayak 6 siswa (23%), kategori cukup sebanyak 3 siswa (11.5%), lebih dari
cukup sebanyak 10 siswa (38,46%), baik sebanyak 6 siswa (23%), dan baik sekali
sebanyak 1 siswa (3,84%).
Tabel 4. 28
Uji normalitas
Kontrol
N Mean Asymp.Sig
26 71.46 .328
Hasil uji normalitas posttest pada kelas eksperimen dapat diketahui hasil
uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 0.949
dengan p=0.328. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk
variable pre tes kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih
besar dari 0,05.
Dengan melihat data yang terdapat pada format hasil belajar dalam
prosentase keberhasilan, dapat diketahui keberhasilan metode eksperimen yang
dilakukan peneliti. Rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah diberi metode
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.29.
Tabel 4.29
Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Eksperimen Kontrol
Pretest 68.81 (cukup) pretest 67.27(Cukup)
Posttest 85.67 (Baik) posttest 71.46(Lebih dari cukup)
Tabel 4.29 menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan metode eksperimen pada
pembelajara IPA. Hal itu ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen pretest mencapai 68.81 dan setelah melakukan pembelajaran denagn
metode eksperimen rata-rata hasil belajarnya (posttest) menjadi 85.67. Berbeda
dengan kelas kontrol yang nilai pretesnya mencapai 67.27dan setelah melakukan
pembelajaran konvensional rata-ratanya menjadi 71.46.
53
-
4.4.3 Analisis deskriptif motivasi belajar
4.4.3.1 Motivasi awal kelas eksperimen
Hasil angket motivasi awal siswa SD N 2 Katekan sebelum menerapkan
menerapkan metode eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program
SPSS versi 17.0.
Tabel 4.30
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Preeksperimen 27 44 64 54.74 5.467
Valid N (listiwise) 27 .
Dari data skor kelas eksperimen diketahui data (N) sebanyak 27
mempunyai skor maksimal 64, skor minimal 44 dan rata-rata sebesar 54.74 serta
standar deviasi 5.467 Pengukuran hasil motivasi awal pada SD N 02 Katekan
adalah tampak seperti pada tabel 4.31 dibawah ini.
Tabel 4.31
Kategorisasi hasil pengukuran motivasi awal kelas eksperimen
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % )
64,6 ≤ x
-
Dari tabel 4.31 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivas belajar
siswa kelas eksperimen pada grafik 4.5.
Grafik 4.5.hasil angket motivasi awal
Dari Tabel 4.31 dan grafik 4.5 dapat dilihat bahwa 44.4% responden
memiliki skor motivasi yang berada pada kategori sedang, 55.6% berada pada
kategori tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sangat
tinggi, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 54.74
diketahui bahwa rata-rata skor motivasi siswa berada pada kategori tinggi. Skor
yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 44 sampai dengan
skor maksimum sebesar 64 dengan standar deviasi 5.467.
Tabel 4.32
Uji normalitas
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
27 54.74 .725
Hasil uji normalitas motivasi awal pada kelas eksperimen adalah uji
kolmogorov-smirnov Z untuk motivasi awal kelas eksperimen yaitu sebesar 0,692
dengan p= 0,725. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
64,6 ≤ x
-
variable motivasi awal kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya
lebih besar dari 0,05.
4.4.3.2 Motivasi awal siswa kelas kontrol
Hasil angket motivasi awal siswa SD N 1 Katekan sebelum menerapkan
menerapkan metode konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program
SPSS versi 17.0.
Tabel 4. 33
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std.Deviation
Prekontrol 26 38 65 52.58 7.690
Valid N (listiwise) 26 .
Dari skor siswa kelas kontrol diketahui data (N) sebanyak 26 mempunyai
skor maksimal 65, skor minimal 38 dan rata-rata sebesar 52.58 serta standar
deviasi 7.690 Pengukuran hasil motivasi awal pada SD N 1 Katekan adalah
tampak seperti pada tabel 4.34 dibawah ini.
Tabel 4.34
Kategorisasi Hasil Pengukuran motivasi siswa awal kelas kontrol
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % )
64,6 ≤ x
-
Dari tabel 4.34 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivasi belajar siswa
kelas eksperimen pada grafik 4.6
Grafik 4.6 Hasil angket motivasi awal kelas kontrol
Dari Tabel 4.34 dan grafik 4.6 dapat dilihat bahwa 15% responden
memiliki skor motivasi yang berada pada kategori rendah, 30% berada pada
kategori sedang, 47% berada pada kategori tinggi, 8% berada pada kategori
sangat tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sangat
rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 52.58 diketahui bahwa rata-rata skor
motivasi siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak
dari skor minimum sebesar 38 sampai dengan skor maksimum sebesar 65 dengan
standar deviasi 7.690.
Tabel 4.35
Uji normalitas
Kontrol
N Mean Asymp.Sig
26 52.58 .376
Hasil uji normalitas motivas awal pada kelas eksperimen adalah uji
kolmogorov-smirnov Z untuk motivasi awal kelas eksperimen yaitu sebesar 0,912
dengan p=0,376. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk
0
2
4
6
8
10
12
14
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
64,6 ≤ x
-
variable motivasi awal kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya
lebih besar dari 0,05.
4.4.3.3 Motivasi akhir kelas eksperimen
Hasil angket motivas akhir siswa SD N 2 Katekan setelah menerapkan
metode eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi
17.0.
Tabel 4.36
Deskriptif Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Posteksperimen 27 47 70 61.11 6.053
Valid N (listiwise) 27 .
Dari skor motivasi akhir kelas eskperimen diketahu bahwa data (N)
sebanyak 27 mempunyai skor maksimal 70, skor minimal 47 dan rata-rata sebesar
61.11 standar deviasi 6.053 Pengukuran hasil pre tes pada SD N 2 Katekan
adalah tampak seperti pada tabel 4.37 dibawah ini.
Tabel 4.37
Kategorisasi Hasil Pengukuran motivasi akhir siswa kelas eksperimen
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % )
64,6 ≤ x
-
Grafik 4.7 hasil angket motivasi akhir kelas eksperimen
Dari Tabel 4.37 dan grafik 4.7 dapat dilihat bahwa 7.4% responden
memiliki skor motivasi yang berada pada kategori sedang, 59.3% berada pada
kategori tinggi, 33.3% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada
responden yang mendapat skor pada kategori rendah dan sangat rendah.
Berdasarkan skor rata-rata sebesar 61.11 diketahui bahwa rata-rata skor motivasi
siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor
minimum sebesar 47 sampai dengan skor maksimum sebesar 70 dengan standar
deviasi 6.053. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rata-rata kreativitas guru
berada pada kategori tinggi. Data ini menunjukkan bahwa siswa memiliki
motivasi yang tinggi dalam belajar di kelas.
Tabel 4.38
Uji normalitas
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
27 61.11 .948
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
64,6 ≤ x
-
Hasil uji normalitas motivasi akhir pada kelas eksperimen adalah uji
kolmogorov-smirnov Z untuk motivas akhir kelas eksperimen yaitu sebesar
0,522 dengan p=0,948. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran
untuk variable motivasi akhir kelas eksperimen adalah normal karena
probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
4.4.3.4 Motivasi akhir siswa kelas kontrol
Hasil angket motivasi akhir siswa SD N 1 setelah menerapkan metode
konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
Tabel 4. 39
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Posttkontrol 26 48 64 56.15 4.277
Valid N (listiwise) 26
Dari data skor motivasi akhir kelas kontrol diketahui bahwa data (N)
sebanyak 26 mempunyai skor maksimal 64, skor minimal 48 dan rata-rata sebesar
56.15 standar deviasi 4.277 Pengukuran hasil motivasi akhir pada SD N 01
Katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.40 dibawah ini.
Tabel 4.40
Kategorisasi hasil pengukuran motivasi akhir siswa kelas kontrol
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % )
64,6 ≤ x
-
Dari tabel 4.40 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivas belajar siswa
kelas eksperimen pada grafik 4.8.
Grafik 4.8. Hasil angket motivasi akhir kontrol
Dari Tabel 4.40 dan grafik 4.8 dapat dilihat bahwa 20% responden memiliki
skor motivasi yang berada pada kategori rendah, 23% berada pada kategori
sedang, 54% berada pada kategori tinggi, 3% berada pada kategori sangat tinggi,
dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sangat rendah.
Berdasarkan skor rata-rata sebesar 52.81 diketahui bahwa rata-rata skor motivasi
siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor
minimum sebesar 36 sampai dengan skor maksimum sebesar 65 dengan standar
deviasi 9.33 . Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rata-rata kreativitas guru
berada pada kategori rendah. Data ini menunjukkan bahwa menurut siswa kurang
memiliki motivasi dalam belajar di kelas.
Tabel 4.41
Uji normalitas
Kontrol
N Mean Asymp.Sig
27 56.11 .571
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
64,6 ≤ x
-
Hasil uji normalitas motivasi akhir pada kelas eksperimen adalah uji
kolmogorov-smirnov Z untuk motivasi akhir kelas eksperimen yaitu sebesar
0,724 dengan p=0,671. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran
untuk variable motivasi akhir kelas eksperimen adalah normal karena
probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
4.5 Analisis uji hipotesis
4.5.1 Uji Perbedaan Rata-Rata Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0
menggunakan independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-
rata hasil belajar IPA antara siswa yang dikenai metode eksperimen dengan siswa
yang melakukan pembelajaran secara konvensional.
Tabel 4. 42
Uji hipotesis hasil belajar
Kontrol Eksperimen
N Mean N Mean T tStat P
26 71.46 27 85.67 -2.008 -3.938 0.000
Berdasarkan tabel 4.42 output independent samples t-test diperoleh angka
sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Oleh karena signifikasi 0,000< 0,05, maka uji t
menggunakan Equal Variances Not Assumed dan diperoleh –t hitung sebesar -
3.938 dan –t tabel adalah -2.008, oleh karena –t hitung < -tabel yakni -3.063 < -
2.008 maka dapat disimpulkan bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
mempunyai perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan
metode eksperimen dengan kelas kontrol yang melakukan pembelajaran secara
konvensional. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar posttest, pada
kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata posttest 85,67 dan dikelas kontrol
dengan rata-rata nilai posttest sebesar 71,46. Dengan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar untuk pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen dengan yang menggunakan metode
konvensional.
62
-
4.5.2 Uji Perbedaan Rata-Rata Motivasi Belajar akhir Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0
menggunakan independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-
rata motivasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol antara siswa yang dikenai
metode eksperimen dengan siswa yang melakukan pembelajaran secara
konvensional.
Tabel 4.43
Uji hipotesis motivasi siswa
Kontrol Eksperimen
N Mean N Mean T tStat P
26 56.11 27 61.11 2.008 3.453 0.001
Berdasarkan tabel di atas diperoleh sig. (2-tailed) sebesar 0,001< 0,05,
dengan nilai t hitung 3,453 dan t tabel yaitu 2,008. Karena t hitung > t tabel yaitu
3,453>2,008 dan nilai signifikasi 0,001
-
Tabel 4.44
Hasil observasi guru
No Aspek penilaian Skor
1 2 3 4 5
Pertemuan 1
I Pra pembelajaran
1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran
√
2. Guru mengatur siswa menempati tempat duduknya masing-masing.
√
3. Guru memeriksa kesiapan siswa menerima pembelajaran
√
II Kegiatan awal pembelajaran
1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
√
III Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tentang eksperimen
kepada siswa.
√
2 Guru menyampaikan kompentensi (tujuan)
yang akan dicapai.
√
3 Sebelum eksperimen berlangsung guru
membagi siswa menjadi beberapa
kelompok.
√
4 Masing masing kelompok mengambil alat
yang telah disiapkan oleh guru.
√
5 Guru membahas dan memastikan siswa
memahami langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam percobaan.
√
6 Siswa melakukan percobaan di dalam
kelompok.
√
7 Guru mengawasi kegiatan selama siswa
melakukan percobaan.
√
8 Tiap kelompok mencatat hasil percobaan. √
9 Di dalam kelompok siswa membuat
kesimpulan.
√
10 Setiap kelompok menyampaikan hasil
percobaan secara klasikal.
√
11 Selama kegiatan presentasi hasil belajar
berlangsung kelompok yang lain
mendengarkan, memberi masukan atau
bertanya.
√
12 Guru dan siswa menyimpulkan dan
menkonfirmasi hasil percobaan dari semua
kelompok untuk mengecek keakuratan
informasi yang disimpulkan dari
percobaan.
√
III Kegiatan akhir
64
-
1. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan
√
2. Guru memberikan soal-soal kepada siswa √
Pertemuan 2
I Pra pembelajaran
1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media
pembelajaran
√
2. Guru mengatur siswa menempati tempat
duduknya masing-masing.
√
3. Guru memeriksa kesiapan siswa menerima
pembelajaran
√
II Kegiatan awal pembelajaran
1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi
kepada siswa
√
III Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tentang eksperimen
kepada siswa.
√
2 Guru menyampaikan kompentensi (tujuan)
yang akan dicapai.
√
3 Sebelum eksperimen berlangsung guru
membagi siswa menjadi beberapa
kelompok.
√
4 Masing masing kelompok mengambil alat
yang telah disiapkan oleh guru.
√
5 Guru membahas dan memastikan siswa
memahami langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam percobaan.
√
6 Siswa melakukan percobaan di dalam
kelompok.
√
7 Guru mengawasi kegiatan selama siswa
melakukan percobaan.
√
8 Tiap kelompok mencatat hasil percobaan. √
9 Di dalam kelompok siswa membuat
kesimpulan.
√
10 Setiap kelompok menyampaikan hasil
percobaan secara klasikal.
√
11 Selama kegiatan presentasi hasil belajar
berlangsung kelompok yang lain
mendengarkan, memberi masukan atau
bertanya.
√
12 Guru dan siswa menyimpulkan dan
menkonfirmasi hasil percobaan dari semua
kelompok untuk mengecek keakuratan
informasi yang disimpulkan dari
percobaan.
√
III Kegiatan akhir
1. Guru memberikan kesimpulan terhadap
materi yang telah disampaikan
√
65
-
2. Guru memberikan soal-soal kepada siswa √
Pertemuan 3
I Pra pembelajaran
1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media
pembelajaran
√
2. Guru mengatur siswa menempati tempat duduknya masing-masing.
√
3. Guru memeriksa kesiapan siswa menerima
pembelajaran
√
II Kegiatan awal pembelajaran
1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi
kepada siswa
√
III Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tentang eksperimen
kepada siswa.
√
2 Guru menyampaikan kompentensi (tujuan)
yang akan dicapai.
√
3 Sebelum eksperimen berlangsung guru
membagi siswa menjadi beberapa
kelompok.
√
4 Masing masing kelompok mengambil alat
yang telah disiapkan oleh guru.
√
5 Guru membahas dan memastikan siswa
memahami langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam percobaan.
√
6 Siswa melakukan percobaan di dalam
kelompok.
√
7 Guru mengawasi kegiatan selama siswa
melakukan percobaan.
√
8 Tiap kelompok mencatat hasil percobaan. √
9 Di dalam kelompok siswa membuat
kesimpulan.
√
10 Setiap kelompok menyampaikan hasil
percobaan secara klasikal.
√
11 Selama kegiatan presentasi hasil belajar
berlangsung kelompok yang lain
mendengarkan, memberi masukan atau
bertanya.
√
12 Guru dan siswa menyimpulkan dan
menkonfirmasi hasil percobaan dari semua
kelompok untuk mengecek keakuratan
informasi yang disimpulkan dari
percobaan.
√
III Kegiatan akhir
2. Guru memberikan kesimpulan terhadap
materi yang telah disampaikan
√
3. Guru memberikan soal-soal kepada siswa √
66
-
Dari hasil observasi di atas dapat diperoleh nilai rata-rata yaitu 68 yaitu
pada kategori baik. Ini berarti cara mengajar guru dengan menggunakan metode
eksperimen berkategori baik.
4.7 Pembahasan hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan Gugus Sindoro yaitu di SD N 2 Katekan pada
kelas V semester II pada tahun ajara 2011/2012 yang berjumlah 27 siswa dan di
SD N 01 Katekan yang berjumlah 26 siswa. SD N 2 Katekan ditetapkan sebagai
kelas eksperimen dan SD N 01 Katekan sebagai kelas kontrol.
Hasil pengamatan awal yang dilakukan di SDN Katekan 2 Ngadirejo
Temanggung pada kelas V mata pelajaran IPA masih banyak mengalami
kesulitan. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai mata pelajaran IPA yaitu rata-rata
nilai 55 sedangkan KKM yang ditentukan guru adalah 65. Berdasarkan hasil
observasi di SDN 2 Katekan ditemukan bahwa pada saat proses belajar mengajar
guru lebih banyak menggunakan metode ceramah bervariasi. Guru juga kurang
memaksimalkan alat peraga. Hal ini memaksa siswa untuk berpikir abstrak
sehingga siswa merasa kurang termotivasi untuk belajar, siswa bermain dengan
teman sebelah, bercerita sendiri, dan siswa bingung dalam menerima informasi.
Sebelum pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
terlebih dahulu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan angket
motivasi belajar yang kemudian dilakukan uji homogenitas dan normalitas data
hasil pretest dan angket motivasi belajar awal sebagai uji pra syarat untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya. Hasil analisis prasyarat kedua kelas yakni
nilai Berdasarkan uji t-tes hasil t-hitung menunjukkan -3,938 dengan p value
0,000
-
rata-rata nilai siswa Kelas eksperimen sebesar 71.46 dan kelas kontrol sebesar
85.67.
Rata-rata nilai pretest siswa SDN 2 Katekan sebagai kelas eksperimen
pada mata pelajaran IPA sebesar 68,81 termasuk dalam kategori lebih dari
cukup. Rata-rata nilai pretest siswa SDN 1 Katekan sebagai kelas kontrol adalah
67,27 dan masuk kedalam kategori cukup. Nilai rata-rata posttest siswa SDN 2
Katekan sebagai kelas eksperimen setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan metode group investigation adalah 85,67, tersebut masuk kedalam
kategori baik. Di SD kontrol yaitu SDN 1 Katekan, Rata-rata posttest siswa
dengan menggunakan pembelajaran konvensioanl sebesar 71,46 dan masuk
kedalam kategori lebih dari cukup.
Dalam aspek motivasi siswa, dengan pengolahan menggunakan SPSS
versi 17 didapati hasil bahwa nilai signifikasinya adalah 0,001
-
Pada penelitian ini peneliti mengembangkan langkah-langkah metode
eksperimen menurut roestiyah yaitu pada kegiatan eksplorasi guru menjelaskan
kepada siswa tentang eksperimen kemudian guru menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai dan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setelah
itu masing-masing kelompok menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam
percobaan.kemudian guru membahas dan memastikan siswa memahami langkah-
langkah yang harus ditempuh. Kemudian siswa melakukan percobaan didalam
kelompok dengan pengawasan guru. Setiap kelompok mencatat hasil percobaanya
dan membuat kesimpulan. Pada kegiatan elaborasi setiap kelompok
menyampaikan hasil percobaan secara klasikal dan kelompok yang lain
mendengarkan, memberi masukan atau bertanya selama presentasi berlangsung.
Pada kegiatan konfirmasi guru dan siswa menyimpulkan dan mengkonfirmasi
hasil percobaan dari semua kelompok untuk mengecek keakuratan informasi yang
disampaikan dari percobaan.
Salah satu instrument dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar
observasi ini diisi oleh peneliti bersama dengan guru lain selama guru kelas lima
melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Dari
hasil lembar observasi ini dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan eksperimen oleh guru kelas lima termasuk dalam kategori baik.
Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada
materi Sumber Daya Alam di kelas V SD Negeri 2 Katekan, maka siswa kelas V
mengalami peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Dengan
digunakannya metode ekpserimen siswa akan melakukan percobaan secara
langsung dan akan membuktikan sendiri tentang sifat-sifat cahaya. Dilihat dari
jumlah soal antara pretest dan posttest yaitu 17 soal pretest dan 14 soal posttest,
jumlah soal pretest yang lebih banyak maka hal tersebut menjadi faktor
pendukung keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
Hal ini disebabkan meskipun jumlah soal posttes lebih sedikit dari pretest tetapi
siswa dapat memperoleh nilai rata-rata yang lebih besar dari rata-rata nilai
pretest. Perbedaan perlakuan yang diterapkan di kelas eksperimen dan kelas
69
-
kontrol membuat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol.
Peningkatan hasil belajar IPA tersebut relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Arifin (2011) berjudul Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui
Metode Eksperimen Dengan Memanfaatkan Kit Ipa Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Di Kelas V Sd Negeri 1 Perboto Kecamatan Kalikajar
Kabupaten Wonosobo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/ 2011 Program Pgsd
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Peningkatan ketuntasan hasil belajar
tersebut terjadi secara bertahap, pada siklus 1 mengalami peningkatan yaitu
terdapat 12 siswa atau 40% siswa yang telah mencapai ketuntasan dalam belajar.
siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat yaitu 28 siswa atau 93,3% siswa
telah dapat mencapai ketuntasan belajar.
Penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas V SDN
2 Katekan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam
pembelajaran ini siswa akan memiliki motivasi seperti kemauan untuk belajar di
kelas. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka metode eksperimen dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
motivasi siswa meningkat dengan pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmad
(2012) berjudul Usaha meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan
menggunakan metode eksperimen yang dibantu media animasi komputer pada
materi cahaya di SMP Negeri 1 Tulungagung/ Rohmad. Motivasi siswa
berdasarkan observasi terjadi peningkatan yaitu siklus I sebesar 77,15% (kategori
baik) dan siklus II sebesar 86,05% (kategori sangat baik),
Dengan melalui metode eksperimen pada materi “cahaya dan sifat-
sifatnya“ di kelas V SDN 2 Katekan Kabupaten Temanggung, siswa kelas V
mengalami peningkatan pada hasil belajar dan motivasi siswa. Melalui metode
eksperimen siswa mampu membuktikan sifat-sifat cahaya secara langsung karena
siswa secara langsung mengadakan percobaan. Berdasarkan pembahasan di atas,
maka didapatkan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa.
70
-
Dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran di kelas V
SD N 2 Katekan, Seluruh siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan pada
hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Dengan begitu maka dapat dijelaskan
beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis:
a. Setelah membandingkan metode eksperimen dengan penelitian ini
hasilnya adalah sejalan dan saling melengkapi. Setelah pembelajaran
metode eksperimen disesuaikan dengan standar proses/ EEK, maka
metode pembelajaran eksperimen mengalami perubahan dari teori
aslinya. Guru menjadi lebih mudah dalam menggunakan metode
eksperimen dan hasilnya dengan menggunakan metode eksperimen
hasil belajar siswa dapat meningkat.
b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa motivasi
siswa merupakan salah satu aspek dari karakter. Motivasi siswa
adalah salah satu aspek penting untuk mendorong siswa agar
memiliki kemauan untuk belajar di kelas. Dalam penelitian ini
terbukti bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi
siswa.
2. Implikasi Praktis
a. Pembelajaran dengan metode eksperimen dapat digunakan sebagai
salah satu metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
winarsih yang menyatakan bahwa metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar. Dalam metode eksperimen guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan
dengan kelompok. Setiap siswa dalam kelompok harus turut aktif
dalam percobaan. Dalam percobaan ini guru membimbing dan
mengarahkan jalannya eksperimen dengan mengawasi pekerjaan
siswa. Guru juga member saran atau pertanyaan yang akan
menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. Dengan begitu
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Siswa terlibat aktif
71
-
dalam pembelajaran dan bisa menguasai materi dengan baik. Maka
gunakan metode eksperimen jika siswa di kelas pasif dalam kegiatan
pembelajaran, dengan begitu siswa akan menjadi aktif dan hasilnya
akan meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Pembelajaran dengan metode eksperimen dapat digunakan sebagai
metode yang dapat meningkatkan motivasi siswa. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan rohmad tentang
penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi siswa. Motivasi siswa adalah bagian
terpenting yang harus dimiliki siswa agar siswa mau belajar dan ikut
aktif di kelas. Karakteristik siswa yang memiliki motivasi adalah
siswa yang mau belajar dan mau melakukan apa yang di minta guru
dalam proses belajar mengajar.
72