prasangka, steorotipe dan diskriminasi

33
Prasangka, Steorotipe dan Diskriminasi

Upload: annadekinai

Post on 27-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Prasangka, steorotipe dan diskriminasi dalam kaca mata Psikologi Sosial

TRANSCRIPT

Page 1: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Prasangka, Steorotipe dan Diskriminasi

Page 2: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Disusun Oleh :

Aditya Ginanjar –

Yina Yuliana – 46112120089

Page 3: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Sikap Prasangka

Prasangka (Prejudice) merupakan salah satu betuk dari sikap.

Sikap atau dalam bahasa inggris attitude (KBBI) :(1)Tokoh atau bentuk tubuh(2)Cara berdiri (tegak, teratur, atau dipersiapkan untuk bertindak); kuda-kuda (pencak dsb(3)Perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan(4)Perilaku; gerak-gerik

Page 4: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Prasangka menurut para ahli :

• Attitude is a favorable or unfavorable evaluating reaction to ward something or someone, exhibition in one’s belief, feeling or intended behavior (Myers, 1996)

• An attitude is a deposition to respond favorably or unfavorably by evaluating an object, person, institution or even (Azjen, 1988)

• Attitude is a psychological tendency that is expressed by evaluating a particular entity with some degree of favor or disfavor (Eagly & Chaiken, 1992)

Sikap Prasangka

Page 5: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Ciri khas sikap menurut para ahli :• Mempunyai object tertentu, seperti orang,

perilaku, konsep, situasi, benda, dan sebagainya

• Melewati proses penialain, seperti setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka.

Sikap Prasangka

Page 6: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

sikap yang negative terhadap kelompok tertentu atau sseseorang, semata-mata karena

keanggotaannya dalam kelompok tertentu (Baroon & Byrne, 1994).

Prasangka

Page 7: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Menurut sebagaian para ahli prasangka timbul karena penilaian yang tidak berdasar (unjustified) dan pengambilan sikap sebelum menilai dengan cermat, sehingga terjadi penyimpangan pandangan (bias) darikenyataan yang sesungguhnya (Myers, 1996 ; Allport 1954; Jones, 1972; Worchel, dkk, 1988).

Prasangka

Page 8: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Namun menurut Brown (1995), Prasangka tidak selalu salah dan irasional. Sebagian juga didasarkan kepada kenyataan. Seperti hal nya dengan sikap, prasangka dapat berupa positif dan negative.Hanya saja dalam hal ini, prasangka yang positif biasanya tidak menimbulkan masalah dalam hubungan antar pribadi atau kelompok, sehingga tidak terlalu bayak dibicarakan khusus atau bahkan tidak ada.

Karena sifatnya yang bisa berupa positif dan negatif, prasangka adalah masalah psikologi social karena yang utama dari sikap ini adalah dampaknya pada hubbungan antar pribadi dan kelompok.

Prasangka

Page 9: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

1) Prasangka RasialRasial merupakan tindakan yang berkaitan dengan

rasisme. Rasisme sendiri merupakan suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat ras manusia, menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Jenis-Jenis Prasangka

Page 10: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

2). Prasangka Jenis KelaminPembagian peran secara tradisional menurut jenis kelamin

menyebabkan berkembangnya kepribadian antara kedua jenis kelamin yang berbeda (maskulin dan feminin). Perbedaan ini pada gilirannya akan meenciptakan prasangka dan diskriminasi. Akan tetapi, prasangka dan diskriminasi ini tidak terjadi atau bentuknya akan lain sekali kalau dasar pembagian peran antara pria dan wanita juga tidak seperti yang tradisional.

Menurut Bem (1978), pembagian identitas jenis kelamin juga akan

berbeda (maskulin, feminine, dan androgin) jika pembagian peran dalam masyarakat berubah karena perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Jenis-Jenis Prasangka

Page 11: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

3). Prasangka HomoseksualPrasangka tentang homoseksual (gay atau lesbian) merupakan

gejala yang terjadi di seluruh dunia.Salah satu teori mengatakan bahwa prasangka homoseksual ini terjadi karena adanya peran pria dan wanita secara tradisional yang disusun berdasarkan kondisi dalam masyarakat yang didominasi oleh kaum heteroseksual.Kebudayaan heteroseksual ini menyediakan system nilai yang sudah jadi (dalam bentuk adat, kebiasaan, agama, hokum, dan sebagainya) yang mengeksklusifkan kaum homoseksual dan member tempat pada prasangka homoseksual seakan-akan prasangka itu wajar dan normal saja (Herek, 1990).

Jenis-Jenis Prasangka

Page 12: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Pengaruh dari prasagka homoseksual ini adalah pada perilaku diskriminatif terhadap kaum tersebut, seperti membuat jarak dengan gay dan lesbian karena adanya anggapan bahwa homoseksual mengancam dan mengganggu ketentraman dan agresif (Fernald, 1995).

Pengaruh lainnya dari prasangka homoseksual adalah adanya kecenderungan tindakan agresif terhadap kaum tersebut.Semula diperkirakan bahwa agresivitas terhadap homoseks dilakukan oleh golongan pemuda yang berkepribadian tidak dewasa, yang kurang berhasil dengan lawan jenis dan sebagai kompensasinya ingin menunjukan komitmen mereka pada heteroseksualitas melalui agresivitas pada golongan homoseksual (Harry, 1990). Akan tetapi, penelitian lain membuktikan bahwa agresivitasterhadap homoseksual tidak hanya dilakukan oleh laki-laki muda, tetapi oleh berbagai golongan dan lapisan masyarakat (Ehrlich, 1990). Agresi anti homoseksual ini semakin meningkat sejak berjangkitnya AIDS dan HIV, karena kaum homoseksual (gay) diprasangkai sebagai pembawa penyakit tersebut (Berril, 1990).

Jenis-Jenis Prasangka

Page 13: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Walaupun demikian akhir-akhir ini tampak bahwa ada perubahan-perubahan dalam struktur masyarakat heteroseksual sendiri, seperti adanya peran baru bagi wanita dan perubahan peran pria serta adanya gerakan feminisme yang memberi peluang pada perubahan prasangka terhadap homoseksual (Herek, 1990).

Jenis-Jenis Prasangka

Page 14: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

4). Prasangka AgamaAjaran yang terdapat di dalam setiap agama,

selalu berkorelasi positif dengan nilai-nilai pro-sosial dan berkorelasi negative dengan percobaan bunuh diri, penyalahgunaan obat, hubungan seks yang terlalu dini, dan hal-hal yang berkaitan dengan kenakalan (Donahue&Benson, 1995).

Jenis-Jenis Prasangka

Page 15: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Selaras dengan penjelasan diatas, Gorsuch (1995) menemukan bahwa penyalah gunaan zat (obat, minuman keras, dan sebagainya) di kalangan orang yang sangat religious ternyata lebih rendah daripada di kalangan yang tidak religious. Hal ini karena agama sebetulnya mempunyai tujuan penyesuaian diri (coping) terhadap berbagai masalah kehidupan.Agama dapat memberi makna hidup, keintiman, dan jati diri. Namn tidak dapat dipungkiri,, prasangka antar agama sampai hari ini pun masih berlangsung di beberapa tempat.

Jenis-Jenis Prasangka

Setiap agama mengajarkan toleransiNamun apa yang terjadi hari ini di palestina?

Page 16: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Karena walaupun setiap agama di dunia menganjurkan toleransi dan kasih saying terhadap sesama, nyatanya agama justru berkorelasi positif dengan prasangka (Hansberger, 1995).

Prasangka agama tidak timbul karena agamanya, tetapi karena wawasannya sempit (closed mindedness) dari penganutnya (Mangis, 1995).

Jenis-Jenis Prasangka

Page 17: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

5). Prasangka Lain Prasangka terhadap pria yang memakai anting-anting Prasangka terhadap pegawai negri dan polisi Prasagka terhadap profesi seperti fotomodel

(Asokawati, 1990) Prasangka terhadap pelajar STM yang diaggap suka

berkelahi Prasangka terhadap penderita HIV/AIDS (Herek &

Glunt, 1995) Prasangka terhadap narapidana (Umar, 1978

Jenis-Jenis Prasangka

Page 18: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

1. Interaksi sosial (hubungan antar kelompok)2. Proses dalam diri individu (dinamika

kepribadian)

Pembentukan Prasangka

Page 19: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

a) Ketidak adilanb) In group-out groupPrasangka ini mudah terbentuk begitu ada pengelompokan tertentu. Kecenderungan In group-out

group ini sudah terlihat sejak kanak-kanak (Billing & Tajfel, 1993).

In group-out group Prasangkakonsisten bermusuhandalam kurun waktu lama

(Benvenisti, 1988)

Pembentukan PrasangkaInteraksi Sosial

Page 20: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Sebaliknya perasaan in group-out group ini bisa mengatasi prasangka lainnya.Tjun (1990) menemukan bahwa di kalangan siswa pribumi dan non pribumi nilai steorotip terhadap in group selalu lebih positif daripada out group.

Sedangkan Hastuti (1981) menemukan bahwa karyawna pribumi yang berada dalam lingkungan kerja dengan mayoritas non pribumi bersikap lebih positif terhadap non pribumi daripada pribumi yan bekerja di lingkungan dimana ia sendiri menjadi mayoritas.

Pembentukan PrasangkaInteraksi Sosial

Page 21: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

C). KonformitasKonformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial ketika

seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.

Prasangka dapat timbul dari usiakanak-kanak melalu proses belajar social. Anak yang berusia kurang dari 5 tahun lebih cepat menyerap prasangka daripada anak-anak berumur 8-9 tahun (Baron&Byrne, 1993).Proses belajar ini merupakan bagian dari proses konformitas individu terhadap lingkungannya.

Pembentukan PrasangkaInteraksi Sosial

Page 22: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Singgih Kurniawan & A. Mutho M. Rois dalam jurnalnya mengenai Tawuran di kalangan remaja/siswa menemukan bahwa ada hubungan erat antara konformitas dengan in group-out group di kalangan remaja sekolah yang cenderung terlibat tawuran.Disimpulkan bahwa siswa yang terlibat memiliki konformitas terhadap kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak terlibat tawuran.

d). Dukungan institusionale). Konflik antarkelompok

Pembentukan PrasangkaInteraksi Sosial

Page 23: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Teori Furstasi-Agresi atau teori “Kambing Hitam”

Kebutuhan akan status dan merasa memiliki kelompok (Sense of belonging)

Kepribadian otoriterFaktor kognitif

Pembentukan PrasangkaDinamika Kepribadian

Page 24: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

StorotipeStereotip Istilah berasal dari bahasa Yunani kata στερεός

( stereo ), "tegas, padat" dan τύπος ( typos ), "kesan," maka stereotip menurut bahasa berarti "kesan yang kuat".

Istilah ini berasal dari perdagangan cetak dan pertama kali diadopsi pada tahun 1798 oleh Firmin Didot. Di luar percetakan, referensi pertama "stereotip" adalah pada tahun 1850, sebagai kata benda yang berarti "gambar yang diabadikan tanpa perubahan." Namun, hal itu tidak sampai 1922 bahwa "stereotype" pertama kali digunakan dalam pengertian psikologi modern oleh wartawan Amerika Walter Lippmann dalam karyanya Public Opinion.

Peran Steorotip, DiskriminasiDan Bentuk-Bentuk Diskriminasi

Page 25: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan (Robbins, Stephen P., Timothy)

Stereotipe merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat.Penilaian dalam steorotipe ini hanya berdasarkan sifat-sifat yang khas yang seakan-akan menempel pada suatu kelompok tertentu. Sesuai dengan prinsip heuristics, steorotipe ini bermanfaat untuk mengefisiensikanproses dalam kognisi seseorang, sehingga ia tidak perlu lagi berfikir terlalu sulit dan lama sebelum bereaksi terhadap orang lain atau kelompok lain. Dari kacamata teori psikologi kognitif steorotip ini timbul karena manusia membentuk skema atau kategori dalam kognisinya dan sekali skema ini sudah terbentuk, oranng cenderung hanya menerima informasi yang sesuai dengan skema itu (O’Sullivan & Durso,1984) dan menolak yang tidak sesuai (Evans & Tyler, 1986).

Steorotip

Page 26: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

ATAU

Steorotip kadang-kadang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif. Sebagian orang menganggap segala bentuk stereotipe negatif. Stereotipe jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki sedikit dasar yang benar, atau bahkan sepenuhnya dikarang-karang

Steorotip

Page 27: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Psikolog Menekankan pada pengalaman dengan suatu kelompok, pola

komunikasi tentang kelompok tersebut, dan konflik antar kelompok.

Sosiolog Menekankan pada hubungan di antara kelompok dan posisi

kelompok-kelompok dalam tatanan sosial. Para humanis Berorientasi psikoanalisis (mis. Sander Gilman) menekankan

bahwa stereotipe secara definisi tidak pernah akurat, namun merupakan penonjolan ketakutan seseorang kepada orang lainnya, tanpa mempedulikan kenyataan yang sebenarnya.

Steorotip Menurut Disiplin Ilmu

Page 28: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Studi awal menunjukkan bahwa stereotip hanya terjadi pada orang-orang yang kaku, ditekan, dan otoriter.Penelitian kontemporer menyangkal pendapat diatas. Menurut mereka yang menunjukkan keberagaman stereotip dan menganggap stereotip sebagai keyakinan kelompok kolektif, yang berarti bahwa orang-orang yang termasuk dalam kelompok sosial yang sama mempunyai stereotip yang sama.

Penelitian modern menegaskan :pemahaman penuh terhadap stereotip memerlukan pertimbangan dari

dua perspektif komplementer :• Yang dibagi bersama dalam suatu budaya tertentu •Yang terbentuk dalam pikiran seorang individu

Fungsi Steorotip

Page 29: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

o Pembenaran dari prasangka buruk atau pengabaian.o Keengganan untuk memikirkan kembali sikap

seseorang dan perilaku terhadap kelompok stereotip.o Mencegah beberapa orang dari kelompok stereotip

masuk atau berhasil dalam kegiatan atau bidang tertentu.

Efek Steorotip

Walaupun jarang sekali stereotip itu sepenuhnya akurat, namun beberapa penelitian statistik menunjukkan

bahwa dalam beberapa kasus stereotipe sesuai dengan fakta terukur.

Page 30: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat.Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut.

Menurut Sears, Freedman & Peplau (1999) diskriminasi adalah perilaku menerima atau menolak seseorang semata-mata berdasarkan keanggotaannya dalam kelompok.

Dalam pengertian lain diskriminasi dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan terhadap individu secara berbeda dengan didasarkan pada gender, ras, agama, umur, atau karakteristik yang lain.

Dari kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa inti dari diskriminasi adalah perlakuan berbeda.

Deskriminasi

Page 31: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

a) Diskriminasi langsungTerjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-

jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.

a) Diskriminasi tidak langsungTerjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi

diskriminatif saat diterapkan di lapangan.

Bentuk Deskriminasi(Umum)

Page 32: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Umur (Ageism)KastaCacatKebangsaanRas atau etnis AgamaSeks, gender, and gender-identity

Bentuk Deskriminasi(Di Lingkungan)

Page 33: Prasangka, Steorotipe Dan Diskriminasi

Untuk membuat prasangka benar-benar terhapus, rasanya menjadi sangat sulit. Karena telah di jelaskan sebelumya bahwa prasangka dapat terbentuk karena faktor internal dalam individu itu sendiri dan eksternal dari lingkungan sekitarnya. Selain itu, karena terlalu banyak faktor yang mempengaruhi prasangka, tidak ada satu pun jalan terbaik untuk menghilangkan prasangka. Namun, prasangka dapat diantisipasi dampaknya. Prasangka yang ketidakadilan dan ketidakseimbangan dapat diatasi dengan menciptakan situasi yang lebih adil. Prasangka yang disebabkan karena diskrimanasi dikurangi dengan cara menghilagkan diskriminasi. Prasangka yang didukug oleh intuisi masyarakat dicegah dengan mengubah tatanan dalam intuisi masyarakat itu sendiri dan perasaan in group – out group diatasi dengan memperbanyak kontak antar kelompok.

Bentuk Deskriminasi(Di Lingkungan)