bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran … iv.pdfyang nantinya diisi dari hasil...

27
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro yang berada di Desa Asemrudung, Karanganyar, dan Bangsri. Gugus Pangeran Diponegoro terdiri dari SD Negeri 1 Asemrudung, SD Negeri 2 Asemrudung, SD Negeri 3 Asemrudung, SD Negeri 1 Karanganyar, SD Negeri 2 Karanganyar, SD Negeri 3 Karanganyar, SD Negeri 4 Karanganyar, SD Negeri 5 Karanganyar, SD Negeri 1 Bangsri, SD Negeri 2 Bangsri, dan SD Negeri 3 Bangsri. Subyek dalam penelitian adalah kelas V, yaitu kelas V SD N 3 Asemrudung sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Kelas V SD N 3 Karanganyar sebagai kelas kontrol berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. SD N 3 Asemrudung terletak di Dusun Saren RT 01 RW 03, Desa Asemrudung, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan dan SD N 3 Karanganyar terletak di Dusun Dalon RT 02 RW 03, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Latar belakang sosial siswa dari kedua kelas ini mayoritas sama yaitu dari keluarga petani dengan didukung lahan pertanian yang masih luas. 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SD N 3 Asemrudung dan SD N 3 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 dilakukan 4 kali pertemuan pada kelas kontrol dan 4 kali pertemuan pada kelas eksperimen seperti tercantum dalam jadwal penelitian. Jadwal kegiatan yang dilaksanakan seperti pada Tabel 4.1. berikut.

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 35

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro

    yang berada di Desa Asemrudung, Karanganyar, dan Bangsri. Gugus Pangeran

    Diponegoro terdiri dari SD Negeri 1 Asemrudung, SD Negeri 2 Asemrudung, SD

    Negeri 3 Asemrudung, SD Negeri 1 Karanganyar, SD Negeri 2 Karanganyar, SD

    Negeri 3 Karanganyar, SD Negeri 4 Karanganyar, SD Negeri 5 Karanganyar, SD

    Negeri 1 Bangsri, SD Negeri 2 Bangsri, dan SD Negeri 3 Bangsri.

    Subyek dalam penelitian adalah kelas V, yaitu kelas V SD N 3 Asemrudung

    sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan

    11 siswa perempuan. Kelas V SD N 3 Karanganyar sebagai kelas kontrol berjumlah

    27 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

    SD N 3 Asemrudung terletak di Dusun Saren RT 01 RW 03, Desa

    Asemrudung, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan dan SD N 3 Karanganyar

    terletak di Dusun Dalon RT 02 RW 03, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer,

    Kabupaten Grobogan. Latar belakang sosial siswa dari kedua kelas ini mayoritas

    sama yaitu dari keluarga petani dengan didukung lahan pertanian yang masih luas.

    4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian di SD N 3 Asemrudung dan SD N 3 Karanganyar

    Tahun Pelajaran 2011/2012 dilakukan 4 kali pertemuan pada kelas kontrol dan 4 kali

    pertemuan pada kelas eksperimen seperti tercantum dalam jadwal penelitian. Jadwal

    kegiatan yang dilaksanakan seperti pada Tabel 4.1. berikut.

  • 36

    Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Pembelajaran di SD N 3 Asemrudung dan SD N 3

    Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

    No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan 1. Rabu, 21 Maret 2012 a) Perkenalan dengan siswa (kelas eksperimen dan

    kelas kontrol)

    b) Memberikan pre-test kepada kelas eksperimen

    dan kelas kontrol.

    2. Kamis, 22 Maret 2012 a) Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol

    tentang jenis-jenis pesawat sederhana.

    3. Sabtu, 24 Maret 2012 a) Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas eksperimen

    tentang jenis-jenis pesawat sederhana.

    4. Rabu, 28 Maret 2012 a) Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kelas

    kontrol melanjutkan materi tentang jenis-jenis

    pesawat sederhana.

    5. Kamis, 29 Maret 2012 a) Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas eksperimen

    melanjutkan materi tentang jenis-jenis pesawat

    sederhana.

    6. Sabtu, 31 Maret 2012 a) Mengulas pembelajaran kemarin.

    b) Memberikan post-test kepada kelas eksperimen

    dan kelas kontrol.

    4.1.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

    4.1.2.1 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

    Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ini terdiri dari dua

    pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 70 menit (2x35 menit).

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Maret 2012 dan

    pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2012.

  • 37

    a. Pertemuan Pertama Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang

    dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP), lembar pengamatan siswa, lembar unjuk kerja, alat peraga, buku

    pelajaran, dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi pembelajaran pada

    pertemuan pertama ini adalah pengertian pesawat sederhana, pengungkit, dan

    bidang miring dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

    1) Motivasi Pada tahap motivasi, siswa diberi motivasi oleh guru dengan memberikan

    pertanyaan tentang cara mencabut paku. Jika siswa menjawab dengan

    menggunakan alat pencabut paku, maka dilanjutkan dengan pertanyaan

    tentang alasan menggunakan alat pencabut paku.

    2) Perumusan Masalah Pada tahap perumusan masalah, guru memberikan rumusan masalah

    berdasarkan materi yang akan diajarkan yaitu pengertian pesawat sederhana,

    pengungkit, dan bidang miring.

    3) Penyusunan Opini/ Hipotesis Pada tahap penyusunan opini/ hipotesis, siswa diberi kesempatan untuk

    mengajukan pendapatnya sesuai dengan pengetahuan siswa. Siswa yang

    mengajukan pendapat, menuliskannya di papan tulis sebagai dugaan

    sementara. Misalnya: pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk

    memudahkan pekerjaan manusia.

    4) Perencanaan dan Konstruksi Alat Pada tahap perencanaan dan konstruksi alat, siswa mempersiapkan alat-alat

    yang digunakan untuk percobaan seperti martil, paku, papan kayu, kaleng

    cat, obeng, gerobak kecil, sapu, balok kayu, dan benang.

    5) Percobaan Pada tahap percobaan, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan

    hipotesisnya benar atau tidak. Sebelum percobaan dimulai, guru membagi

  • 38

    kelas menjadi 5 kelompok. Kemudian guru memberikan lembar pengamatan

    yang nantinya diisi dari hasil percobaan 1 (pengertian pesawat sederhana),

    percobaan 2 (mengetahui titik tumpu, beban, dan kuasa pada tuas), dan

    percobaan 3 (mengetahui prinsip kerja bidang miring) yang dilakukan oleh

    kelompok. Siswa melakukan kerja kelompok dengan antusias dan aktif,

    karena menggunakan benda-benda kongkrit seperti paku, martil, gerobak

    kecil, sapu, dan bidang miring. Guru selalu membimbing siswa dalam setiap

    percobaan sehingga materi yang disampaikan dalam percobaan tetap

    tersampaikan.

    6) Kesimpulan Pada tahap kesimpulan, siswa mengoreksi hasil pengamatannya dengan

    hipotesis yang dibuat sebelumnya. Kemudian siswa dengan bimbingan guru

    membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan.

    b. Pertemuan Kedua Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua guru

    menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar pengamatan siswa, lembar unjuk kerja,

    alat peraga, buku pelajaran, dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi

    pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah katrol dan roda berporos dengan

    langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

    1) Motivasi Pada tahap motivasi, siswa diberi motivasi oleh guru dengan mengingat

    kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan

    memberikan pertanyaan tentang alat yang digunakan untuk menimba air.

    Jawaban siswa diarahkan pada katrol.

    2) Perumusan Masalah Pada tahap perumusan masalah, guru memberikan rumusan masalah

    berdasarkan materi yang akan diajarkan yaitu katrol dan roda berporos.

  • 39

    3) Penyusunan Opini/ Hipotesis Pada tahap penyusunan opini/ hipotesis, siswa diberi kesempatan untuk

    mengajukan pendapatnya sesuai dengan pengetahuan siswa. Siswa yang

    mengajukan pendapat, menuliskannya di papan tulis sebagai dugaan

    sementara. Misalnya: katrol adalah roda yang berputar pada porosnya.

    4) Perencanaan dan Konstruksi Alat Pada tahap perencanaan dan konstruksi alat, siswa mempersiapkan alat-alat

    yang digunakan untuk percobaan seperti katrol, papan, benang, tali, beban,

    karton tebal, dua sedotan, dua kotak kecil, dan gunting.

    5) Percobaan Pada tahap percobaan, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan

    hipotesisnya benar atau tidak. Sebelum percobaan dimulai, guru membagi

    kelas menjadi 5 kelompok. Kemudian guru memberikan lembar pengamatan

    yang nantinya diisi dari hasil percobaan 1 (menentukan jenis katrol) dan

    percobaan 2 (mengetahui prinsip kerja roda) yang dilakukan oleh kelompok.

    Siswa melakukan kerja kelompok dengan antusias dan aktif, karena

    menggunakan benda-benda kongkrit seperti katrol, papan, benang, tali,

    beban, karton tebal, dua sedotan, dua kotak kecil, dan gunting. Guru selalu

    membimbing siswa dalam setiap percobaan sehingga materi yang

    disampaikan dalam percobaan tetap tersampaikan.

    6) Kesimpulan Pada tahap kesimpulan, siswa mengoreksi hasil pengamatannya dengan

    hipotesis yang dibuat sebelumnya. Kemudian siswa dengan bimbingan guru

    membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan.

    4.1.2.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol

    Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol ini terdiri dari dua

    pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 70 menit (2x35 menit).

  • 40

    Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 22 Maret 2012 dan

    pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012.

    a. Pertemuan Pertama Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang

    dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP), lembar pengamatan siswa, lembar unjuk kerja, alat peraga, buku

    pelajaran, dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi pembelajaran pada

    pertemuan pertama ini adalah pengertian pesawat sederhana, pengungkit, dan

    bidang miring.

    Pada awal pembelajaran guru memberikan apersepsi, yaitu “bagaimana

    cara mencabut paku yang menempel di papan?”. Guru mengarahkan siswa

    kepada materi yang akan dipelajari yaitu tentang pesawat sederhana. Setelah

    kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti dimana

    dalam pembelajarannya lebih berpusat pada guru. Siswa mendengarkan

    penjelasan dari guru tentang pengertian pesawat sederhana, jenis-jenis pesawat

    sederhana, dan pengungkit. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa, “ kenapa

    jalan pegunungan dibuat melingkar mengelilingi pegunungan?”. Kemudian

    siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang bidang miring dan siswa

    menyebutkan contoh dari bidang miring.

    Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan

    dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru memberikan soal

    evaluasi untuk dikerjakan siswa. Setelah itu pembelajaran di akhiri dengan

    tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

    b. Pertemuan Kedua Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua guru

    menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar pengamatan siswa, lembar unjuk kerja,

  • 41

    alat peraga, buku pelajaran, dan ruang untuk proses belajar mengajar. Materi

    pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah katrol dan roda berporos.

    Pada awal pembelajaran guru mengingatkan materi pada pertemuan

    pertama, yaitu pengertian pesawat sederhana, pengungkit, dan bidang miring.

    Kemudian guru mengarahkan siswa kepa yaitu berporos. Guru bertanya kepada

    siswa “alat apa yang digunakan untuk menimba air?”. Setelah kegiatan awal

    selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti dimana dalam

    pembelajarannya lebih berpusat pada guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari

    guru tentang jenis katrol berdasarkan posisinya dan prinsip kerja roda berporos.

    Selanjutnya siswa menyebutkan contoh roda berporos.

    Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan

    dari pembelajaran yang telah dilakukan dan kesimpulan dari pembelajaran

    pesawat sederhana secara keseluruhan dari pertemuan pertama dan pertemuan

    kedua. Kemudian guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa. Setelah

    itu pembelajaran di akhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan

    pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

    4.2 Hasil Analisis Data

    4.2.1 Hasil Analisis Data Ranah Kognitif dan Afektif

    4.2.1.1 Hasil Uji Homogenitas

    Uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang

    homogen. Uji homogenitas menggunakan uji levene, kriterianya adalah signifikansi

    untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti variansi pada tiap

    kelompok sama (homogen) dengan menggunakan program komputer SPSS 16 for

    windows.

    Di bawah ini disajikan tabel hasil uji homogenitas menggunakan nilai pre-test

    kedua kelas yang digunakan dalam penelitian, yaitu kelas V SD N 3 Asemrudung

    sebagai kelas eksperimen dan kelas V SD N 3 Karanganyar sebagai kelas kontrol.

  • 42

    Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol SD Gugus

    Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

    Independent Samples Test Levene's

    Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. T df

    Sig. (2-

    tailed) Mean

    Difference Std. Error Difference

    95% Confidence Interval of the

    Difference Lower Upper

    Pre_test Equal variances assumed

    .167 .685 1.611 54 .113 5.29231 3.28423 -1.29218 11.87679

    Equal variances not assumed

    1.617 53.522 .112 5.29231 3.27199 -1.26897 11.85358

    Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui F hitung levene test sebesar 0,167

    dengan probabilitas 0,685 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi

    memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan

    demikian analisis uji beda (t-test) harus menggunakan asumsi equal variance

    assumed. Dari tabel 4.2 terlihat bahwa nilai t-test adalah 1,611 dengan probabilitas

    signifikasi 0,113, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai pre-

    test. Jadi kedua kelas homogen atau dengan kata lain kedua kelas memiliki

    kemampuan awal yang sama.

    Setelah dilaksanakan uji homogenitas yang menunjukkan bahwa kedua kelas

    memiliki kemampuan awal yang sama maka kelas V SD N 3 Asemrudung dan kelas

    V SD N 3 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan maka kedua kelas

    tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini.

  • 43

    4.2.1.2 Hasil Uji Normalitas

    4.2.1.2.1 Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Uji normalitas pre-test untuk melihat normal tidaknya penyebaran data pada

    nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas data menggunakan

    uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil

    perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal dengan

    menggunakan program komputer SPSS 16 for windows. Di bawah ini disajikan tabel

    hasil uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol SD Gugus

    Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Eksperimen Kontrol

    N 30 26 Normal Parametersa Mean 69.6000 64.3077

    Std. Deviation 12.54399 1.19156E1 Most Extreme Differences Absolute .128 .144

    Positive .071 .107

    Negative -.128 -.144 Kolmogorov-Smirnov Z .703 .732 Asymp. Sig. (2-tailed) .706 .658

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan hasil uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol

    didapat hasil sebagai berikut :

    1. Nilai pre-test kelompok eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorov-

    Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf

    signifikasi 0,706. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka

    berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,706 > 0,05, maka

    diambil kesimpulan nilai pre-test kelompok eksperimen berdistribusi normal.

  • 44

    Berikut gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik pre-test

    kelompok eksperimen.

    Gambar 4.1 Grafik batang Pre-test Kelas Eksperimen

    2. Nilai pre-test kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirov

    Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf

    signifikasi 0,658. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka

    berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,658 > 0,05, maka

    diambil kesimpulan nilai pre-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Berikut

    gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik pre-test kelompok

    kontrol.

  • 45

    Gambar 4.2 Grafik batang Pre-test Kelas Kontrol

    4.2.1.2.2 Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Uji normalitas post-test untuk melihat normal tidaknya penyebaran data pada

    nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas data menggunakan

    uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil

    perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal dengan

    menggunakan program komputer SPSS 16 for windows. Di bawah ini disajikan tabel

    hasil uji normalitas nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  • 46

    Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol SD Gugus

    Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Eksperimen Kontrol

    N 30 26 Normal Parametersa Mean 81.2000 70.3077

    Std. Deviation 10.97458 1.30070E1 Most Extreme Differences Absolute .134 .206

    Positive .119 .108 Negative -.134 -.206

    Kolmogorov-Smirnov Z .734 1.048 Asymp. Sig. (2-tailed) .654 .222

    a. Test distribution is Normal.

    Dari uji normalitas hasil belajar post-test kelompok eksperimen dan kontrol didapat

    hasil sebagai berikut :

    1. Nilai post-test kelompok eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorov-

    Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf

    signifikasi 0,654. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka

    berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,654 > 0,05, maka

    diambil kesimpulan nilai post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal.

    Berikut gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik post-test

    kelompok eksperimen.

  • 47

    Gambar 4.3 Grafik batang Post-test Kelas Eksperimen

    2. Nilai post-test kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirov

    Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf

    signifikasi 0,222. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka

    berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,222 > 0,05, maka

    diambil kesimpulan nilai post-test kelompok kontrol berdistribusi normal.

    Berikut gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik post-test

    kelompok kontrol.

  • 48

    Gambar 4.4 Grafik batang Post-test Kelas Kontrol

    4.2.1.2.3 Uji Normalitas Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Uji normalitas angket motivasi belajar untuk melihat normal tidaknya

    penyebaran data pada skor angket kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas

    data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah signifikansi untuk uji

    dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal dengan

    menggunakan program komputer SPSS 16 for windows. Di bawah ini disajikan tabel

    hasil uji normalitas skor angket motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  • 49

    Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

    SD Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Eksperimen Kontrol

    N 30 26 Normal Parametersa Mean 20.6667 15.9231

    Std. Deviation 2.94001 2.20768 Most Extreme Differences Absolute .208 .149

    Positive .114 .116 Negative -.208 -.149

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.141 .758 Asymp. Sig. (2-tailed) .148 .613

    a. Test distribution is Normal.

    Dari uji normalitas motivasi belajar kelompok eksperimen dan kontrol didapat hasil

    sebagai berikut :

    1. Nilai motivasi belajar kelompok eksperimen dengan teknik One Sample

    Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed)

    dengan taraf signifikasi 0,148. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf

    signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah

    0,148 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai motivasi belajar kelompok

    eksperimen berdistribusi normal. Berikut gambaran visual kenormalan

    penyebaran data karakteristik motivasi belajar kelompok eksperimen.

  • 50

    Gambar 4.5 Grafik batang Angket Motivasi belajar Kelas Eksperimen

    2. Nilai motivasi belajar kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-

    Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2tailed) dengan taraf

    signifikasi 0,613. Jika nilai Asimp. Sig (2 tailed ) > nilai taraf signifikansi, maka

    berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig (2tailed) adalah 0,613 > 0,05, maka

    diambil kesimpulan nilai motivasi belajar kelompok kontrol berdistribusi normal.

    Berikut gambaran kenormalan penyebaran data karakteristik motivasi belajar

    kelompok kontrol. Berikut gambaran visual kenormalan penyebaran data

    karakteristik motivasi belajar kelompok eksperimen.

  • 51

    Gambar 4.6 Grafik batang Angket Motivasi belajar Kelas Kontrol

    4.2.1.3 Hasil Uji - T

    4.2.1.3.1 Hasil Uji - T Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Menurut (Riduwan & Sunarto, 2009) tujuan uji t dua variabel bebas adalah

    untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau

    berbeda. Uji beda (t-test) nilai post-test untuk menguji signifikasi perbedaan mean

    hasil belajar kognitif siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Di

    bawah ini disajikan tabel hasil uji beda (t-test) nilai post-test kelas eksperimen dan

    kelas kontrol.

  • 52

    Tabel 4.6 Hasil Uji T Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol SD Gugus Pangeran

    Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

    Independent Samples Test

    Levene's Test for

    Equality of Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. T df

    Sig. (2-

    tailed) Mean

    Difference Std. Error Difference

    95% Confidence Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Post_test Equal variances assumed

    .173 .679 3.399 54 .001 10.89231 3.20423 4.46820 17.31641

    Equal variances not assumed

    3.358 49.215 .002 10.89231 3.24372 4.37454 17.41008

    Berdasarkan Tabel 4.6 di atas terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,173

    dengan probabilitas 0,679 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi

    memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan

    demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed.

    Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai t adalah 3,399 dengan probabilitas signifikasi

    0,001 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

    untuk pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dengan pembelajaran

    konvensional. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 4,46820 sampai 17,31641

    dengan perbedaan rata-rata 10,89231.

    4.2.1.3.2 Uji - T Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Menurut (Riduwan & Sunarto, 2009) tujuan uji t dua variabel bebas adalah

    untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau

    berbeda. Uji beda (t-test) skor angket motivasi belajar untuk menguji signifikasi

  • 53

    perbedaan mean hasil belajar afektif siswa antara kelompok eksperimen dan

    kelompok kontrol. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji t-test skor angket motivasi

    belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

    Tabel 4.7 Hasil Uji T Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol SD Gugus

    Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012

    Independent Samples Test

    Levene's Test for

    Equality of Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

    Mean Difference

    Std. Error

    Difference

    95% Confidence Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Angket Equal variances assumed 2.243 .140 6.740 54 .000 4.74359 .70375 3.33265 6.15453

    Equal variances not assumed

    6.879 52.991 .000 4.74359 .68962 3.36038 6.12680

    Berdasarkan Tabel 4.7 di atas terlihat hasil F hitung levene test sebesar 2,243

    dengan probabilitas 0,140 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi

    memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan

    demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed.

    Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai t adalah 6,740 dengan probabilitas signifikasi

    0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

    untuk pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dengan pembelajaran

    konvensional. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 3,33265 sampai 6,15453

    dengan perbedaan rata-rata 4,74359.

  • 54

    4.2.2 Hasil Analisis Data Ranah Psikomotor

    4.2.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Data

    Menurut Sugiyono (2009:147), analisis deskriptif di gunakan untuk

    menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian sehingga

    memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu subyek yang diteliti. Dalam analisis

    deskriptif ini digunakan ukuran rata-rata hitung (mean), standar devisi, maksimum,

    minimum dan ukuran kenormalan data skor unjuk kerja kelas eksperimen. Dalam

    rangka mengetahui penyebaran data skor unjuk kerja kelas eksperimen, data yang

    telah terkumpul diklasifikasikan dan diberi skor. Skor penilaian unjuk kerja kelas

    eksperimen adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.8 Skor Rata-rata Unjuk Kerja Tiap Aspek

    No Aspek Skor Rata-rata

    Setiap Aspek 1 2 3 4 1. Mengidentifikasi pengertian pesawat

    sederhana. 0 7 36 17 3,2

    2. Menggolongkan pengungkit berdasarkan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa

    0 22 95 63 3,2

    3. Mengidentifikasi prinsip kerja bidang miring. 0 2 35 23 3,4

    4. Menggolongkan katrol berdasarkan posisinya. 0 10 62 18 3,1

    5. Mengidentifikasi prinsip kerja roda berporos.

    0 6 38 16 3,2

    Rata-rata 0 9,4 53,2 27,4 3,2

    Hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam setiap indikator penilaian unjuk

    kerja mencapai rata-rata yang tinggi dengan rata-rata > 3. Skor 1 dalam semua

    indikator hanya memperoleh rata-rata 0. Skor 2 dalam semua indikator mendapatkan

    rata-rata 9,4. Skor 3 dalam semua indikator mendapatkan rata-rata 53,2. Skor 4

    dalam semua indikator mendapatkan nilia rata-rata 27,4. Sehingga sebagian siswa

  • 55

    dikatakan aktif dalam proses pembelajaran karena nilai yang di dapat sebagian besar

    siswa adalah > 3 dari skor maksimal 4.

    Penilaian hasil unjuk kerja yang dilakukan peneliti saat perlakuan dapat

    didiskripsikan bahwa nilai tertinggi adalah 57 didapat oleh 1 siswa, nilai terendah

    adalah 38 didapat oleh 2 siswa. Rata-rata kelas penilaian unjuk kerja mencapai 48.

    Sebagaian besar siswa mendapatkan nilai diatas 34.

    Tinggi rendahnya nilai digunakan lima kategori mengikuti acuan penilaian

    pada SD N 3 Asemrudung Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, yaitu : baik

    sekali, baik, cukup, hampir cukup, kurang. Distribusi frekuensi skor penilaian unjuk

    kerja adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Skor Unjuk Kerja Kelas Eksperimen

    Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

    52 – 60 Baik Sekali 8 27

    43 – 51 Baik 17 56

    34 – 42 Cukup 5 17

    25 – 33 Hampir Cukup 0 0

    15 – 24 Kurang 0 0

    Jumlah 30 100

    Nilai Minimum 38

    Nilai Maksimum 57

    Rata-rata 48

    Dari Tabel 4.9. di atas dapat diketahui tidak ada siswa yang mendapat skor 15

    sampai 24 dan nilai 25 sampai dengan 33. Siswa yang mendapat nilai skor 34 sampai

    dengan 42 sebanyak 5 anak dengan persentase 17 %. Siswa yang mendapat skor 43

    sampai dengan 51 sebanyak 17 anak dengan persentase 56 %. Dan siswa yang

    mendapat nilai 52 sampai dengan 60 sebanyak 8 anak dengan persentase 27%. Di

  • 56

    bawah ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran unjuk kerja kelas

    eksperimen.

    Gambar 4.7. Diagram lingkaran Distribusi Frekuensi Unjuk kerja Kelas Eksperimen

    4.3 Hasil Uji Hipotesis

    Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari hasil t-

    hitung maka analisis hipotesisnya adalah :

    1) Ho1 : µ1 = µ2 (metode discovery tidak efektif terhadap hasil belajar kognitif

    bagi siswa kelas V SD).

    Ha1 : µ1 ≠ µ2 (metode discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi

    siswa kelas V SD).

    Berdasarkan nilai post-test yang diperoleh siswa, diketahui bahwa rata-rata nilai

    post-test kelas eksperimen sebesar 81,20 dan rata-rata kelas kontrol sebesar

    70,31. Berarti rata-rata nilai post-test antara siswa yang belajar menggunakan

    metode discovery dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional

    berbeda. Nilai post-test siswa yang menggunakan metode discovery lebih tinggi

    daripada nilai siswa yang belajar dengan metode konvensional, dalam hal ini

  • 57

    maka diartikan ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang

    menggunakan metode discovery dengan siswa yang belajar dengan metode

    konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis uji hipotesis dengan

    menggunakan uji t, Ho1 diterima jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (Ho1 >

    0,05). Dan Ho1 ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (Ho1 < 0,05). Dari

    hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,001 lebih kecil dari

    0,05 (0,001 < 0,05). Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho1

    ditolak dan Ha1 yang menyatakan “metode discovery efektif terhadap hasil

    belajar kognitif bagi siswa kelas V SD” diterima.

    2) Ho2 : µ3 = µ4 (metode discovery tidak efektif terhadap hasil belajar afektif bagi

    siswa kelas V SD).

    Ha2 : µ3 ≠ µ4 (metode discovery efektif terhadap hasil belajar afektif bagi siswa

    kelas V SD).

    Berdasarkan skor angket yang diperoleh siswa, diketahui bahwa rata-rata skor

    angket kelas eksperimen sebesar 20,67 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 15,92.

    Berarti rata-rata skor angket antara siswa yang belajar menggunakan metode

    discovery dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional

    berbeda. Skor angket siswa yang menggunakan metode discovery lebih tinggi

    daripada skor angket siswa yang belajar dengan metode konvensional, dalam hal

    ini maka diartikan ada perbedaan hasil belajar afektif antara siswa yang

    menggunakan metode discovery dengan siswa yang belajar dengan metode

    konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis uji hipotesis dengan

    menggunakan uji t, Ho2 diterima jika signifikasi lebih besar dari 0,05 (Ho2 >

    0,05). Dan Ho2 ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (Ho2 < 0,05). Dari

    hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,000 lebih kecil dari

    0,05 (0,000 < 0,05). Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho2

    ditolak dan Ha2 yang menyatakan “metode discovery efektif terhadap hasil

    belajar afektif bagi siswa kelas V SD” diterima.

  • 58

    3) Metode discovery efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa kelas V SD

    dengan aspek mengidentifikasi pengertian pesawat sederhana, menggolongkan

    pengungkit berdasarkan letak titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa,

    mengidentifikasi prinsip kerja bidang miring, menggolongkan katrol

    berdasarkan posisinya, dan mengidentifikasi prinsip kerja roda berporos jika

    hasil penilaian unjuk kerja lebih besar dari 34.

    Berdasarkan analisis deskriptif data diperoleh hasil penilaian unjuk kerja lebih

    besar dari 34. Tidak ada siswa yang mendapat skor kurang dari 34. Rata-rata

    hasil belajar psikomotor siswa sebesar 48 dengan skor minimal 38 dan skor

    maksimal 57. Hasil penilaian unjuk kerja siswa yang mendapat skor dengan

    kategori cukup sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%, kategori baik

    sebanyak 17 siswa dengan persentase 56%, dan kategori baik sekali sebanyak 8

    siswa dengan persentase 27%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

    metode discovery efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa.

    4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Pada pelaksanaan penelitian ini, pokok bahasan yang disampaikan pada kelas

    eksperimen dan kontrol sama yaitu jenis-jenis pesawat sederhana. Jadi perlakuan

    yang berbeda hanya terletak pada metode yang digunakan. Setelah itu pada kedua

    kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu pada kelas eksperimen menggunakan

    metode discovery sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan metode

    konvensional.

    Pemberian perlakuan yang tidak sama antara kedua kelompok, ternyata

    diperoleh hasil yang berbeda secara signifikan berdasarkan hasil post-test dan angket

    motivasi belajar yang dikerjakan oleh siswa. Pada akhir pembelajaran serta

    penilaian unjuk kerja siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

    Hasil uji normalitas nilai pre-test kelas eksperimen menunjukkan hasil uji

    Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil pre-test kelas eksperimen normal yaitu sebesar

    0,703 dengan probabilitas signifikasi 0,706. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05

  • 59

    maka hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel pre-test

    pada nilai pre-test kelas eksperimen adalah normal.

    Hasil uji normalitas nilai pre-test kelas kontrol menunjukkan hasil uji

    Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil pre-test kelas kontrol normal yaitu sebesar 0,732

    dengan probabilitas signifikasi 0,658. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05 maka

    hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel pre-test pada

    nilai pre-test kelas kontrol adalah normal.

    Hasil uji normalitas nilai post-test kelas eksperimen menunjukkan hasil uji

    Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil post-test kelas eksperimen normal yaitu sebesar

    0,734 dengan probabilitas signifikasi 0,654. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05

    maka hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel post-test

    pada nilai post-test kelas eksperimen adalah normal.

    Hasil uji normalitas nilai post-test kelas kontrol menunjukkan hasil uji

    Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil post-test kelas kontrol normal yaitu sebesar 1,048

    dengan probabilitas signifikasi 0,222. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05 maka

    hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel post-test pada

    nilai post-test kelas kontrol adalah normal.

    Hasil uji normalitas nilai angket kelas eksperimen menunjukkan hasil uji

    Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil angket kelas eksperimen normal yaitu sebesar

    1,141 dengan probabilitas signifikasi 0,148. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05

    maka hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel angket

    pada nilai angket kelas eksperimen adalah normal.

    Hasil uji normalitas nilai angket kelas kontrol menunjukkan hasil uji

    Kolmogrov-Smirnov Z untuk hasil angket kelas kontrol normal yaitu sebesar 0,758

    dengan probabilitas signifikasi 0,613. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05 maka

    hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel angket pada

    nilai angket kelas kontrol adalah normal.

    Perhitungan hasil nilai post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol,

    diketahui bahwa rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 81,20 dan rata-rata kelas

  • 60

    kontrol sebesar 70,31. Berarti rata-rata nilai post-test antara siswa yang belajar

    menggunakan metode discovery lebih tinggi daripada nilai siswa yang belajar

    menggunakan metode konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis uji

    hipotesis dengan menggunakan uji t, Ho1 diterima jika signifikasi lebih besar dari

    0,05 (Ho1 > 0,05). Dan Ho1 ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (Ho1 < 0,05).

    Dari hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,001 lebih kecil dari

    0,05 (0,001 < 0,05). Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho1 ditolak

    dan Ha1 yang menyatakan “metode discovery efektif terhadap hasil belajar kognitif

    bagi siswa kelas V SD” diterima.

    Perhitungan hasil skor angket siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol,

    diketahui bahwa rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 20,67 dan rata-rata kelas

    kontrol sebesar 15,92. Berarti rata-rata skor angket antara siswa yang belajar

    menggunakan metode discovery lebih tinggi daripada skor angket siswa yang belajar

    menggunakan metode konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis uji

    hipotesis dengan menggunakan uji t, Ho2 diterima jika signifikasi lebih besar dari

    0,05 (Ho2 > 0,05). Dan Ho2 ditolak jika signifikasi lebih kecil dari 0,05 (Ho2 < 0,05).

    Dari hasil t-hitung yang telah dilakukan diperoleh signifikasi 0,000 lebih kecil dari

    0,05 (0,000 < 0,05). Karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho2 ditolak

    dan Ha2 yang menyatakan “metode discovery efektif terhadap hasil belajar afektif

    bagi siswa kelas V SD” diterima.

    Berdasarkan analisis deskriptif data diperoleh hasil penilaian unjuk kerja

    lebih besar dari 34. Tidak ada siswa yang mendapat skor kurang dari 34. Rata-rata

    hasil belajar psikomotor siswa sebesar 48 dengan skor minimal 38 dan skor

    maksimal 57. Hasil penilaian unjuk kerja siswa yang mendapat skor dengan kategori

    cukup sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%, kategori baik sebanyak 17 siswa

    dengan persentase 56%, dan kategori baik sekali sebanyak 8 siswa dengan persentase

    27%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode discovery efektif terhadap

    hasil belajar psikomotor siswa.

  • 61

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan

    metode discovery terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor siswa pada

    pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Geyer

    Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Untuk menganalisis

    data yang diperoleh dalam penelitian digunakan uji beda (t-test) dan analisis

    deskriptif data. Hasil penelitian diketahui bahwa signifikan ditunjukkan oleh

    perbedaan rata-rata hasil akhir tes (post-test) dan angket motivasi belajar kerja kelas

    eksperimen dan kelas kontrol. Deskriptif data skor unjuk kerja siswa pada mata

    pelajaran IPA lebih dari 34. Penggunaan metode discovery dalam proses

    pembelajaran ternyata efektif terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor

    siswa pada pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar Gugus Pangeran Diponegoro

    Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.