percobaan dioda

Upload: marta-trisna

Post on 12-Jul-2015

701 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERCOBAAN I DIODE DAN RANGKAIAN DIODE

1.1. Tujuan Memeriksa Kondisi Dioda Mempelajari karakteristik I = f (V), bias reverse dan bias forward

1.2. Tinjauan Pustaka Dalam percobaan ini akan dipelajari karakteristik I = f(V) dari diode. Diode akan diberi bias forward dan bias reverse dengan tegangan bias dinaikkan secara bertahap. Pada waktu tegangan bias dinaikkan, arus dan tegangan diode dicatat. Diode terbuat dari dua semikonduktor tipe P dan tipe N, pada kedua semikonduktor tersebut terdapat resistansi, r P (resistansi tipe P) dan r N (resistansi tipe N), jumlah kedua resistansi tersebut disebut resistansi Bulk. Reseisntasi Bulk =

Vd Id

Dalam Ilmu Elektronika dioda merupakan salah satu komponen yang sering di pergunakan untuk menyearahkan sebuah gelombang listrik. Komponen seperti dioda biasanya dapat di jumpai dalam rangkaian rangkaian penyearah baik penyearah gelombang penuh ataupun

penyearah setengah gelombang. 1.2.1. Dioda Dioda adalah salah satu komponen elektronika pasif. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam satu arah, yaitu ketika anoda lebih positif dari katoda atau mendapat forward bias, sedangkan jika katoda lebih positif maka dioda tidak menghantarkan arus atau mendapat reverse bias. Dioda memiliki dua buah kutub yaitu kaki anoda untuk elektroda positif dan kaki katoda untuk elektroda negatif. Dioda terbuat dari bahan semi konduktor tipe P dan semi konduktor tipe N saling dihubungkan.

Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika kita beri forward bias dan bekerja sebagai isolator pada reverse bias, maka dioda sering digunakan sebagai penyerah (rectifier) arus bolak balik. Contoh penggunaannya adalah pada rangkaian adaptor, DC power supply (catu daya DC), dan sebagainya.

Gambar 1.1 Simbol Dioda

Pada Gambar 1 anak panah menunjukkan arah aliran arus (konvensional), dimana arus mengalir dari anoda ke katoda. Dalam prakteknya untuk membuat dioda menghantar diperlukan tegangan maju lebih kurang 0,7 V untuk dioda dari bahan Silikon (Si) dan 0,3 V untuk Germanium (Ge).

1.2.2. Forward Bias dan Reverse Bias

a

b

Gambar 1.2 (a). Kodisi Forward Bias; (b). Kondisi Reverse Bias

Pemasangan resistor (R) pada rangkaian di atas untuk membatasi arus pada saat forward bias agar tetap aman.

Gambar 1.3 Forward bias dan Reverse bias dioda

Ketika dioda disambungkan sebagaimana Gambar A di atas, di mana kaki anodanya disambungkan ke kutub positif dan ketodanya disambungkan ke kutub negatif baterai, kita mengatakan bahwa dioda diberikan bias maju atau forward bias. Sebuah dioda hanya akan menghantarkan arus listrik (menyalakan lampu apabila diberi bias maju. Ketika sebuah dioda disambungkan dengan polaritas yang terbalik seperti pada Gambar B, di mana kaki katodanya disambungkan ke kutub positif dan kaki anodanya disambungkan ke kutub negatif, kita mengatakan bahwa dioda diberikan bias mundur atau reverse bias. Sebuah dioda tidak akan menghantarkan arus listrik (tidak menyalakan lampu) apabila diberi bias mundur. 1.2.3. Karakteristik Dioda Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon dan germanium. Untuk mengetahui dioda dalam keadaan baik atau rusak kita dapat mengukurnya menggunakan multimeter atau ohmmeter.

Gambar 1.4 Karakteristik Dioda

Gambar di atas menunjukkan sebuah grafik dari arus dioda terhadap tegangan atau arus dioda sebagai fungsi tegangan. Kuadran kanan atas adalah grafik dari repesentasi kondisi forward bias. Kuadran kiri bawah mempresentasikan kondisi reverse bias. Pada kondisi ini, arus yang mengalir sangat kecil ( mendekati nol ). Jika tegangan ini diperbesar, sampai dengan tegangan breakdown, maka dioda akan memasuki daerah tembusnya (breakdown). Pada keadaan ini akan mengalis arus reverse yang besar, jika tidak dibatasi, dapat merusak dioda. Dioda penyearah tidak akan dioprasikan dalam reverse breakdown. Dioda dikemas dalam sebuah kapsul kecil yang terbuat dari kaca atau plastik. Kemasan ini memiliki dua kawat terminal. Yang satu disebut anoda sedangkan yang lainnya disebut katoda. Biasanya terdapat sebuah cincin di badan dioda yang mengindikasikan terminal mana yang merupakan katoda. Sebuah dioda umumnya terbuat dari bahan silikon. Silikon adalah bahan yang tidak bersifat sebagai penghantar atau konduktor, namun tidak pula sebagai penyekat atau isolator. Silikon adalah bahan semikonduktor. Hal ini berarti bahwa sifat sifat silikon berbeda dengan bahan bahan konduktor biasa, seperti tembaga atau besi.

Sejumlah kecil zat dicampurkan ke dalam silikon untuk memberikan sifat sifat khusus diodal ke bahan ini.

Gambar 1.5 Dioda diberi tegangan nol

Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik elektron dari katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu melompat sampai pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk muatan ruang (space charge). Tidak mempunyai arus. Elektron melompat menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan pada elektron melalui pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron manjangkau plate.

Gambar 1.6 Dioda diberi tegangan negatif

Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada plate akan menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga elektron tersebut tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke katoda sehingga akan ada arus yang mengalir.

Gambar 1.7 Dioda diberi tegangan positif

Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi thermionic, pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus listrik yang akan mengalir tergantung dari pada besarnya tegangan positif yang dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus listrik yang akan mengalir. Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapar mengalirkan arus listrik pada situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan sebagai penyerah arus listrik (rectiflier). Pada keyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai penyerah tegangan AC menjadi tegangan DC. Dengan tegangan forward bias yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta di atas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt di atas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (depletion layer).

1.2.4. Pembentukan Daerah Deplesi

Gambar 1.8 Kondisi awal saat terbentuknya PN junction

Gambar 1.9 Elektron bebas mulai berdifusi ke daerah P dan melakukan rekombinasi dengan hole yang ada di sana

Gambar 1.10 Setiap elektron yang berdifusi melewati junction dan rekombinasi dengan hole, akan terbentuk muatan positif di daerah P dan muatan negatif di daerah N

Gambar 1.11 Aliran elektron bebas Sisi negatif dari catu daya menekan elektron bebas yang menjadi mayoritas di daerah N ke arah PN junction. Aliran elektron bebas ini disebut arus elektron. Sisi negatif dari sumber daya juga menyediakan aliran elektron bebas yang terus menerus. Tegangan bias juga mempengaruhi energi elektron bebas sehingga dapat mengatasi potensial barrier dari daerah deplesi. Begitu sampai di

daerah P, elektron bebas kehilangan energi dan bergabung dengan hole di daerah valensi

Gambar 1.12 Terbentuknya daerah Deplesi

Muatan yang berbeda saling tarik menarik, sehingga elektron yang ada disisi negatif seperti tertarik ke catu positif, didaerah P elektron dari sisi negatif sumber tegangan masuk sebagai elektron valensi dan bergerak dari hole ke hole ke daerah deplesi dan menciptakan ion negatif. menyebabkan daerah deplesi melebar. Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen semikonduktor dioda sering kita jumpai jenis dan tipe yang berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan rangkaian tersebut dibuat. Di dalam diode terdapat junction (pertemuan) di mana daerah semi konduktor tipe P dan semi konduktor tipe N bertemu. Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus serah. Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak balik. Arus atau tegangan tersebut harus benar benar rata tidak boleh berdenyut denyut agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu. Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa rangkaian dioda diantaranya : penyerah setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, rangkaian clipper, rangkaian clamper maupun voltage multiplier. Hal ini

1.2.5. Sifat sifat Dioda Dioda Silikon : 1. Menghantarkan dengan tegangan maju kira kira 0,6 volt 2. Perlawanan maju cukup kecil 3. Perlawanan terbalik cukup tinggi, dapat mencapai beberapa mega ohm. 4. Arus maju maksimum yang diperbolehkan cukup besar, sampai 1000 A. 5. Tegangan terbalik maksimum yang dibolehkan cukup tinggi, dapat mencapai 1000 V. Dioda Germanium : 1. Menghantarkan dengan tegangan maju kira kira 0,2 Volt 2. Perlawanan maju agak besar. 3. Perlawanan terbalik kurang tinggi (kurang dari 1 M ohm). 4. Arus maju maksimum yang diperbolehkan kurang besar. 5. Tegangan terbalik maksimum yang diperbolehkan kurang tinggi. 1.2.6. Jenis jenis Dioda 1. Dioda Pemancar Cahaya (LED) Bila dioda di bias forward, elektron pita konduksi melewati junction dan jatuh ke dalam hole. Pada saat elektron elektron jatuh dari pita konduksi ke pita valensi, mereka memancarkan energi. Pada dioda LED energi dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada dioda penyearah energi ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar pembuatan LED seperti gallium, arsen dan phosfor parik dapat membuat LED dengan memancarkan cahaya warna merah, kuning, dan inframerah ( tak terlihat ). LED yang menghasilkan pancaran yang kelihatan dapat berguna pada display peralatan, mesin hitung, jam digital dan lain lain. Sedangkan LED infra merah dapat digunakan dalam sistem tanda bahasa pencuri dan lingkup lainnya yang membutuhkan cahaya tak kelihatan. Keuntungan lampu LED dibandingkan lampu pijar adalah umurnya panjang, tegangannya rendah dan saklar nyala matinya cepat.

2. Dioda Photo Energi thermal menghasilkan pembawa minoritas dalam dioda, makin tinggi suhu makin besar arus dioda yang terbias reverse. Energi cahaya juga menghasilkan pembawa minoritas. Dengan menggunakan jendela kecil untuk membuka junction agar terkena sinar, pabrik dapat membuat dioda photo. Jika cahaya luar mengenai junction dioda photo yang dibiad reverse akan dihasilkan pasangan elektron hole dalam lapisan pengosongan. Makin kuat cahaya makin banyak jumlah pembawa yang dihasilkan cahaya makin besar arus reverse. Oleh sebab itu dioda photo merupakan detertor cahaya yang baik sekali.

3. Dioda Varactor Seperti kebanyakan komponen dengan kawat penghubung, dioda mempunyai kapasitansi bocor yang mempengaruhi kerja pada frekuensi tinggi, kapasitansi luar ini biasanya lebih kecil dari 1 pF. Yang lebih penting dari kapasitansi luar ini adalha kapasitansi dalam junction dioda. Kapasitansi dalam ini kita sebut juga kapasitansi peralihan CT. Kata peralihan di sini menyatakan peralihan dari bahan tipe P ke tipe N. Kapasitansi peralihan dikenal juga sebagai kapasitansi lapisan

pengosongan, kapasitansi barier dan pasitansi junction. Makin besar tegangan reverse makin lebar lapisan pengosongan. Karena lapisan pengosongan hampir tak ada pembawa muatan ia berlaku seperti isolator atau dielektrik. Dengan demikian kita dapat membayangkan daerah P dan N dipisahkan oleh lapisan pengosongan seperti kapasitor keping sejajar dan kapasitor sejajar ini sama dengan kapasitansi peralihan. Jika dinaikkan tegangan reverse membuat lapisan pengosongan menjadi lebar, sehingga seperti memisahkan keping sejajar terpisah lebih jauh. Dan sebagai akibatnya kapasitansi peralihan dari dioda berkurnag bila tegangan reverse bertambah. Dioda silikon yang memanfaatkan efek kapasitansi yang berubah ubah ini disebut varactor. Dalam banyak aplikasi menggantikan kapasitor yang ditala secara mekanik dengan perkataan lain varaktor yang dipasang paralel dengan induktor merupakan rangkaian tangki resonansi. Dengan mengubah ubah tegangan reverse pada

varactor kita dapat mengubah frekuensi resonansi. Pengontrolan secara elektronik pada frekuensi resonansi sangat bermanfaat dalam penalaan dari jauh.

4. Dioda Schoottky Dioda schoottky menggunakan logam emas, perak atau platina pada salah satu sisi junction dan silicon yang di dop (biasanya tipe N) pada sisi yang lain. Dioda semacam ini adalah piranti unipolar karena elektron bebas merupakan pembawa mayoritas pada kedua sisi junction. Dan dioda Schottky ini tidak mempunyai lapisan pengosongan atau penyimpanan muatan, sehingga mengakibatkan dioda ini dapat di switch nyala dan mati lebih cepat dari pada dioda bipolar. Sebagai hasilnya piranti ini dapat menyearahkan frekuensi di atas 300 Mhz dan jauh di atas kemampuan dioda bipolar. 5. Dioda Step Recovery Dengan mengurangi tingkat doping dekat junction pabrip dapat membaut dioda step recovery piranti yang memanfaatkan penyimpanan muatan. Selama konduksi forward dioda berlaku seperti dioda biasa dan bisa dibias reverse dioda ini konduksi sementara lapisan pengosongan sedang diatus dan kemudian tiba tiba saja arus reverse menjadi nol. Dalam keadaan ini seolah olah dioda tiba tiba terbuka menjepret (snaps open) seperti saklar, dan inilah sebabnya kenapa dioda step recovery sering kali disebut dioda snap. Dioda step recovery digunakan dalam rangkaian pulsa dan digital untuk menghasilkan pulsa yang sangat cepat. Snap off yang tiba tiba dapat menghasilkan pensaklaran on off kurang dari 1 ns. Dioda khusus ini juga digunakan dalam pengali frekuensi.

6. Dioda Zener Phenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan komponen elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada perbedaan struktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda.

Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt. Ada dioda zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 1,5 volt, 3,5 volt dan sebagainya.

Gambar 1.13 Simbol Dioda Zener

Karakteristik dari dioda zener yang unik yaitu jika dioda bekerja pada bias maju maja, dioda zener biasanya berkerja pada bias terbalik (reverse bias). Dioda zener atau juga dikenal sebagai voltage regulation diode adalah dilikon PN junction yang bekerja pada reverse bias yang di daerah breakdown. Bila tegangan reverse VD kurang dari VZ tahanan zener diode di sekitar 1 mega ohm atau lebih. Bila VD naik sedikit saja di atas Vz arus reverse akan naik dengan cepat, oleh karena itu di dalam pemakaian zener diode selalu digunakan suatu tahanan seri untuk mencegah terjadinya arus yang berlebihan. Bila tegangan reverse dihubungkan pada PN junction, lebar depletion layer akan bertambah karena elektron dan hole tertolak dari junction. Lebar depletion layer tergantung dari kadar doping, bila digunakan silikon dengan doping tinggi akan dihasilkan depletion layer yang tipis. Sehingga bila tegangan reverse dihubungkan akan menimbulkan medan listrik yang kuat di dalam dioda dan jika tegangan reverse mencapai tegangan zener Vz, maka medan listrik yang dibangkitkan demikian kuatnya sehingga sejumlah besar elektron akan terlepas dan daya tarik intinya diikuti dengan kenaikan arus reverse secara mendadak. Peristiwa inilah yang disebut dengan zener breakdown.

Diode zener sebenarnya adalah PN junction dengan doping tinggi hingga menghasilkan depletion layer tipis. Biasanya zener breakdown terjadi di bawah tegangan 5 volt dan masih tergantung pada temperatur. Di bawah pengaruh medan listrik yang kuat, atom atom lebih mudah melepaskan elektronnya menjadi ion ion bila termperaturnya naik. Jadi Vz turun bila temperatur zener diode naik. PN junction diode yang dibuat dengan doping rendah depletion layernya lebih lebar. Medan listrik harus lebih kuat untuk menghasilkan zener breakdown. Tetapi, sebelum zener breakdown terjadi elektron elektron minority carriers sudah akan memperoleh tenaga kinetik demikian besarnya hingga pada saat menabrak atom akan menimbulkan ionisasi yang menimbulkan elektron baru. Elektron elektron baru akan ikut bergerak akibatnya tabrakan akan berlangsung secara berantai sehingga makin banyak elektron yang dihasilkan dan arus reverese naik dengan cepat. Peristiwa semacam ini disebut avalanche breakdown. Bila temperatus dioda naik laju gerakan elektron dalam depletion layer menurun sehingga diperlukan tegangan yang lebih besar untuk memberikan kecepatan yang cukup bagi elektron elektron. Jadi zener breakdown yaitu ionisasi karena kekuatan medan listrik dan avalanche breakdown yaitu ionisasi karena tabrakan. Yang pertama terjadi pada bahan dengan tahanan jenis rendah (doping tinggi) yang dipisahkan oleh depletion layer tipis yaitu untuk Vz di bawah 5 volt. Yang kedua terjadi pada bahan dengan tahanan jenis tinggi (doping rendah) yang dipisahkan oleh depletion layer lebar untuk Vz di atas 5 volt. Meskipun demikian dalam prakteknya kedua tipe di atas tetap dinamakan zener diode. Karena alasan inilah maka zener diode dibuat dari silikon. Data data zener diode yang perlu diketahui adalah : 1. Tegangan zener Vz terletak antara 3,3 Volt sampai 200 Volt. Tiap zener mempunyai Vz tertentu dengan toleransi 5 sampai 10 persen. 2. Arus zener Iz ialah arus yang mengalir pada saat breakdown. Iz minimum adalah besarnya Iz tepat pada knee. Iz maksimum adalah arus yang tidak boleh dilampaui, karena dapat menimbulkan panas yang berlebihan. Tahanan zener Rz adalah

suatu

nilai

yang

menunjukkan

perbandingan

perubahan

tegangan zener (Vz) terhadap perubahan arus zener (Iz). Iz Vz elektronika dioda zener berfungsi untuk

Rz =

Dalam

rangkaian

menstabilkan tegangan DC (searah). Dioda zener yang dipasang seri dengan sebuah resistor pada sebuah sumber tegangan DC dengan cara pemasangan terbalik (reveres bias), maka output dari dioda zener akan dibatasi sesuai dengan nilai yang tercantum pada fisik dioda zener. Agar tegangan keluaran dari dioda zener stabil, minimal tegangan sumber harus lebih tinggi dari nilai (kode) yang tertera pada fisik dioda zener. Analisa rangkaian yang menggunakan diode zener serupa dengan analisa rangkaian dioda.

ON

OFF

Gambar 1.14 Gambar dioda zener saat on dan off

Keadaan Off didefinisikan ada pada suatu tegangan kurang dari Vz tetapi lebih dari 0V dengan polaritas.

1.2.7. Penyearah Gelombang Setengah Proses penyearahan gelombang setengah dari sebuah dioda dengan sinyal masukan dari sebuah sekunder transformator dan beban berupa resistor RL yang dihubungkan pada keluarannya.

Gambar 1.15 Penyearah gelombang setengah

1.3 Daftar Komponen dan Alat Modul elektronika dasar 1. 1 Buah Multimeter 2. Penjepit buaya 3. Osiloskop 4. Mistar / penggaris 5. Milimeterblock 6. Disket / flashdisk 7. Pulpen / pensil 1.4 Cara Kerja 1.4.1 Memeriksa Keadaan Diode Gunakan alat ukur multimeter untuk memeriksa diode diode yang ada. Pada saat pengukuran R maju gunakan range yang paling kecil (ohm) dan range yang besar untuk R mundur (10 K ohm), untuk multimeter analog. Pada multimeter digital gunakan range untuk mengukur. Catat hasil pengukuran anda pada table 1.1.

Table 1.1 Pemeriksaan baik buruknya diode No Jenis dan tipe dioda Forward 1 Dioda penyearah Digital Reverse Multimeter Resistansi Dioda Keadaan diode Baik Buruk Ket

Digital 2 Diode zener Digital

1.1 Karakteristik V I (dengan multimeter) 1. Buatlah rangkaian seperti gambar 1.2, untuk pengukuran Vd gunakan multimeter digital dan Id dengan multimeter analog. 2. Atur Vs agar didapat harga seperti pada table 1.2 (untuk bias forward). Dan harga Vd sesuai dengan table 1.2 (untuk bias reverse). 3. Lakukan untuk diode Si, Ge, dan zener.

Gambar 1.1 Rangkaian diode pada karakteristik V I diukur dengn multimeter Table 1.2 Pengukuran diode pada karakteristik V I dengan multimeter No VD (V) ID (mA) Bias Forward Voltage (V) Diode penyearah Diode Zener LED Bias Reverse Voltage (V) Diode penyearah Diode Zener LED ket

1

0,0

0,0

2 3 4 . . . . . .

0.1 0.2 0.3 . . . . . . . 5,0 5,0 1.2 Karakteristik V I (dengan osiloskop) 1. Buatlah rangkaian seperti gambar 1.3 2. Atur range I/div osiloskop pada x y. 3. Atur Vs sesuai table 1.2 untuk bias maju dan mundur, Atur pula V/div (CH1 dan CH2), sehingga didapatkan gambar yang cukup baik, dan gambarlah pada kertas millimeter. 4. Lakukan percobaan tersebut untuk diode si, Ge, dan Zener.

Gambar 1.2 Rangkaian diode pada karakteristik V I diukur dengn osiloskop 1.3 Penyearah Setengah Gelombang Dengan 1 diode 1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.4, untuk pengukuran VRL dan IRL gunakan multimeter digital. 2. Hubungkan Vsi pada 18 Vrms, kemudian ukur besarnya IRL (arus DC), dan VRL1 (tegangan DC), catat pada table 1.4. 3. Hubungkan VSi pada 25 Vrms, kemudian ukur besarnya IRL1 (arus DC), dan VRL (tegangan DC), catat pada table 1.4.

4. Ulangilah langkah langkah diatas untuk RL1 1020W dan RL2 10020W . 5. Catatlah hasil pengukuran anda pada table 1.3.

Gambar 1.3 Rangkaian diode penyerah setengah gelombang dengan 1 diode Table 1.3 Pengukuran diode penyearah setengah gelombang dengan 1 diode

Dengan 2 diode 1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.5, untuk pengukuran VRL dan IRL gunakan multimeter. 2. Vsi pasang pada 18 Vrms, kemudian ukur besarnya IRL (arus DC), dan VRL1 (tegangan DC), catat pada table 1.5. 3. VSi pasang pada 25 Vrms, kemudian ukur besarnya IRL1 (arus DC), dan VRL (tegangan DC), catat pada table 1.5. 4. Ulangilah langkah langkah diatas untuk RL1 1020W dan RL2 10020W .

Gambar 1.4 Rangkaian diode penyerah setengah gelombang dengan 2 diode

Table 1.4 Pengukuran diode penyearah setengah gelombang dengan 2 diode

1.4 Penyearah Gelombang Penuh 4.5.1 Menggunakan 2 dioda 1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.5. 2. Kemudian isialah table 1.5 untuk RL sama dengan RL11020W dan RL210020W

Gambar 1.5 Diode penyearah gelombang penuh dengan 2 diode Table 1.5 Pengukuran diode penyearah gelombang penuh dengan 2 diode

Vp Rms (V)

Vs(V)

RL () IRL

Pengukuran Multimeter VA VRL VD Gambar Osc VA VRL VD Vs

Perhitungan VRL PRL f

Ket

220

18

10 100

25

10 100

4.5.2 Menggunakan 4 dioda 1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.6.

2. Kemudian isilah table 1.6, untuk RL sama dengan RL1 1020W dan RL2 10020W

Gambar 1.6 Diode penyearah gelombang penuh dengan 4 diode

Table 1.6 pengukuran diode penyearah gelombang penuh dengan 4 diode Vp Rms (V) Vs(V) RL () IRL 18 10 100 25 10 100 Pengukuran Multimeter VA VRL VD Gambar Osc VA VRL VD Vs Perhitungan VRL PRL f Ket

220

4.5.3 Pengenalan IC regulator pada power supply. 1. lakukan percobaan berikut. 2. ukur berapakah keluaran IC tersebut.

78XX

79xx Gambar 1.7 percobaan menggunakan IC regulator

VP rms (V) 220

Jenis IC regulator Vin 7805 7812 7912

Pengukuran Multimeter Digital Vout

Ket