bab iv earthtester
DESCRIPTION
Pengukuran Dengan EarthtesterTRANSCRIPT
BAB IV
EARTHTESTER
IV.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengukuran tahanan pentanahan.
2. Untuk mngetahui earth tester untuk mengetahui pengukuran
pentanahan.
IV.2 Alat-Alat yang Dipergunakan
Adapun alat-alat yang dipergunakan pada saat praktikum adalah sebagai
berikut.
1. Earth tester
IV.3 Dasar Teori
Grounding system adalah sebuah kegiatan usaha yang mengkhususkan diri
pada jasa perencanaan instalasi kelistrikan, sistem pentanahan dan sistem proteksi,
yang bertujuan untuk memberikan solusi menyeluruh berupa perlindungan
peralatan elektronik, bangunan, ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia
terhadap kemungkinan bahaya kejut listrik serta kerusakan akibat petir/tegangan
berlebih.
Tujuan sistem pentanahan adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-
bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian-bagian tersebut dengan
tanah, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik
kondisi normal maupun saat terjadi gangguan. Sistem pentanahan berguna untuk
memperoleh tegangan potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan
peralatan, serta untuk memperoleh jalan balik arus hubung-singkat/arus gangguan
ke tanah yang memiliki resistansi rendah. Sebab apabila arus gangguan
dipaksakan mengalir ke tanah dengan tahanan yang tinggi, maka hal tersebut akan
menimbulkan perbedaan tegangan yang besar sehingga dapat membahayakan.
Pada saat terjadi gangguan, arus gangguan yang dialirkan ke tanah akan
menimbulkan perbedaan tegangan pada permukaan tanah yang disebabkan karena
adanya tahanan tanah.
IV.3.1 Tujuan Pentanahan
Menurut IEEE Std 142™-2007, tujuan system pentanahan adalah sebagai
berikut.
1. Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam
batasan yang diperbolehkan
2. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi
terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system
dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan
otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.
Grounding sistem dalam kebutuhannya untuk klien dan memberi nilai
lebih dari segi keamanan, berupa perlindungan menyeluruh untuk investasi
peralatan elektronik, bangunan, ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia,
tercakup dalam standar instalasi Grounding system yaitu sebagai berikut.
1. Instalasi Ground System bertujuan untuk mencegah
kerusakan/kerugian yang ditimbulkan akibat tegangan dan/atau arus
berlebih yang terjadi pada kasus sambaran petir, kegagalan trafo
distribusi PLN, atau kontak langsung secara tidak sengaja dengan
kabel yang memiliki tegangan yang lebih tinggi, dengan penerapan
sistem proteksi dan sistem pentanahan yang tepat dan terencana.
2. Instalasi Ground System bertujuan untuk mengoptimalkan sistem
kelistrikan agar tidak terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi
kualitas tegangan secara keseluruhan, dan menjamin berfungsinya
instalasi listrik dengan baik sesuai dengan maksud kegunaannya.
3. Instalasi Ground System bertujuan untuk memberikan jaminan
keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh
langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu
berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran, luka bakar ataupun
efek cedera lainnya.
IV.3.2 Karakteristik Pentanahan yang Efektif
Adapun karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada sistem
harus merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya
dengan kaidah-kaidah tertentu.
2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
3. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari
perangkat.
4. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan,
dengan tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang
bersifat konduktif pada potensial listrik yang sama.
IV.3.3 Resistansi Tanah
Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak
diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem
pentanahan yang akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya
bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya. Batasan atau
pengelompokan tahanan jenis dari berbagai macam jenis tanah pada
kedalaman tertentu tergantung pada beberapa hal antara lain pengaruh
temperatur, pengaruh kelembaban, dan pengaruh kandungan kimia. Nilai
resistans jenis tanah, rt sangat berbeda tergantung komposisi tanah seperti dapat
dilihat dalam pasal 320-1 dalam PUIL 1987 atau yang ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Nilai Resistansi Tanah
IV.3.4 TAHANAN JENIS TANAH (ρ)
Dari rumus untuk menentukan tahanan tanah dari statu elektroda yang hemispherical R = ρ/2πr terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus dengan besarnya ρ. Untuk berbagai tempat harga ρ ini tidak sama dan tergantung pada beberapa faktor :
1. Sifat geologi tanah2. Komposisi zat kimia dalam tanah3. Kandungan air tanah4. Temperatur tanah5. Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya.
IV.3.5 Pengkondisian Tanah
Bagi daerah – daerah yang mempunyai struktur tanah dengan tahanan jenis
tanah yang tinggi untuk memperoleh tahanan pentanahan yang diinginkan
seringkali sukar diperoleh. Ada tiga cara untuk mengkondisikan tanah agar pada
lokasi elektroda ditanam tahanan jenis tanah menjadi rendah, yaitu :
1. Dengan membuat lubang penanaman elektroda yang lebar dan
dimasukkan mengelilingi elektroda tersebut bahan – bahan seperti
tanah liat atau cokas.
2. Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi zat-zat nimia
yang mana akan memperkecil tahanan jenis tanah di sekitarnya. Zat-
zat nimia yang biasa di pakai adalah sodium chloride, calsium
chloride, magnesium sulfat, dan coper sulfat.
3. Bubuk bentonite bersifat mengabsorb air, karena itu dengan
mencampur bubuk bentonite, garam dapur dan air maka campuran
bentonite tersebut dapat menghasilkan tahanan jenis tanah yang
rendah. Dengan menanamkan campuran bentonite tersebut
disekeliling elektroda maka tahanan pentanahandapat diperkecil 1/10
– 1/15 kali. Komposisi campuran bentonite menurut
perbandingan :Bentonite : garam dapur : air = 1 : 0,2 : 2
IV.4 Langkah Percobaan
Adapun beberapa langkah yang dilakukan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut.
1. Pada switch pilih mode Ω.
2. Tekan push button.
3. Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan
cepat sampai batas maksimum volt meter, cek kembali instalasi kabel.
4. Adjust ohm meter sampai nilai voltase pada galvanometer “0 volt”.
5. Lakukan instalasi earth tester seperti tampak jarak L adalah sebesar 5
meter.
6. Baca nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut. Itulah nilai
resistansi tanah.
Gambar 4.1 Pemasangan Earth Tester
IV.5 Data Hasil Percobaan
Adapun data-data yang didapat setelah melakukan praktikum dan
melaksanakan langkah-langkah percobaan adalah sebagai berikut.
IV.5.1 Pengukuran Resistansi Tanah dengan Earth Tester
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran dengan Earth Tester
Metode Pengukuran 1 Ω 10 Ω 100 Ω
Meas - - -
Simplified Meas - - -
IV.6 Analisa Data Hasil Percobaan
IV.7 Jawaban Pertanyaan
IV.8 Kesimpulan