bab iv baru1fdgfgfdgdfffgfg

20
BAB IV PERENCANAAN LAPIS PERKERASAN 4.1 UMUM Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanahdasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu – lintas, dalam hal ini kita akan merencanakan lapis perkerasan lentur. Perencanaan konstruksi atau lapisan perkerasan jalan, dapat dilakukan dengan banyak metode, antara lain: AASHTO dan The Asphalt Institute (Amerika), Road Note (Inggris), Road Note (Inggris), NAASRA (Australia), Shell (Inggris), Bina Marga (Indonesia). Untuk prencanan perkersan lentur ini digunakan “ Metode Analisa Komponen “ SKBI : 2,3,26,1987 / SNI 03–1732–1989. Pertimbangan Perencanaan yang diperlukan dalam perencanaan tebal perkerasan antara lain meliputi hal – hal berikut ini : 1. Pertimbangan Konstruksi dan Pemeliharaan 2. Pertimbangan Lingkungan 3. Evaluasi Lapisan Tanah Dasar ( Subgrade ) 4. Material Perkerasan 5. Lalu – lintas Rencana

Upload: afif-sinatryo

Post on 13-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fdgdfgdfgdfgdfgdfg

TRANSCRIPT

BAB IVPERENCANAAN LAPIS PERKERASAN

4.1 UMUMPerkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanahdasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas, dalam hal ini kita akan merencanakan lapis perkerasan lentur.Perencanaan konstruksi atau lapisan perkerasan jalan, dapat dilakukan dengan banyak metode, antara lain: AASHTO dan The Asphalt Institute (Amerika), Road Note (Inggris), Road Note (Inggris), NAASRA (Australia), Shell (Inggris), Bina Marga (Indonesia). Untuk prencanan perkersan lentur ini digunakan Metode Analisa Komponen SKBI : 2,3,26,1987 / SNI 0317321989.Pertimbangan Perencanaan yang diperlukan dalam perencanaan tebal perkerasan antara lain meliputi hal hal berikut ini :1. Pertimbangan Konstruksi dan Pemeliharaan2. Pertimbangan Lingkungan3. Evaluasi Lapisan Tanah Dasar ( Subgrade )4. Material Perkerasan5. Lalu lintas RencanaTahapan tahapan Perencanaan Lapisan Perkerasan Lentur1. Lalu lintas Rencanaa. Persentase Kendaraan pada Lajur RencanaJalur Rencana merupakan jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan raya yang terdiri dari satu lajur atau lebih.

Tabel 4.1Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )

JumlahKendaraan Ringan*Kendaraan Berat*

Lajur1 Arah2 Arah1 Arah2 Arah

1 Lajur1,001,001,001,00

2 Lajur0,600,500,700,50

3 Lajur0,400,400,500,475

4 Lajur-0,30-0,45

5 Lajur-0,25-0,425

6 Lajur-0,20-0,40

* berat total < 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil hantaran

** berat total 5 ton, misalnya : bus, truk, semi trailer, trailer

2. Angka Ekivalen ( E ) Beban Sumbu Kendaraan Tabel 4.2UE 18 KSAL MaksimumKonfigurasi Sumbu & TipeUE 18 KSAL Maksimum

Sedan, Jeep-1.10.0005

Pick Up-1.20.1619

Truk 2 As - 1.2 L0.2174

Truk Berat - 1.2 H2.4134

Truk 3 As - 1.2.22.7416

Trailer- 1.2 + 2.23.9083

Trailer-1.2.2+2.24.1546

Bus Kecil-1.20.2174

3. Perhitungan Lalu lintasa. Lintas Ekivalen Permulaan ( LEP )LEP = LHR x C x J

b. Lintas Ekivalen Akhir ( LEA )LEA = LHR ( 1 + i )UR x C x E c. Lintas Ekivalen Tengah ( LET )LET = ( LEP + LEA ) / 2d. Lintas Ekivalen Rencana ( LER )LER = LET x ( UR / 10 )Dimana : i = Perkembangan lalu-lintasUR= Umur Rencana ( tahun )

4.Perhitungan Daya Dukung Tanah DasarDaya dukung tanah dasar ( DDT ) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi. Daya dukung tanah dasar diproleh dari nilai CBR.CBR laboratorium biasanya dipakai untuk perencanaan pembangunan jalan baru. Sementara ini dianjurkan untuk mendasarkan daya dukung tanah dasar hanya kepada pengukuran nilai CBR. Harga yang mewakili dari sejumlah harga CBR yang dilaporkan, ditentukan sebagai berikut :a. Tentukan harga CBR terendah.b. Tentukan berapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing-masing nilai CBR.c. Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100%, jumlah lainnya merupakan persentase dari 100%.d. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.e. Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka persentese 90%.

5.Faktor Regional (FR )Keadaan lapangan mencakup permeabilitas tanah, perlengkapan drainase, bentuk alinyemen serta persentase kendaraan dengan berat 13 ton, dan kendaraan yang berhenti, sedangkan keadaan iklim mencakup curah hujan rata-rata per tahun.Dengan demikian dalam penentuan tebal lapis perkerasan Faktor Regional hanya dipengaruhi oleh bentuk alinyemen ( kelandaian dan tikungan ), persentase kendaran berat dan yang berhenti serta iklim ( curah hujan ) sebagai berikut :

Tabel 4.3Faktor Regional ( FR )

Kelandaian IKelandaian IIKelandaian III

( , 6% )( 6 - 10 % )( > 10% )

% kendaraan berat% kendaraan berat% kendaran berat

30% 30% 30% 30% 30% 30%

Iklim I0,51,0 - 1,511,5 - 2,01,52,0 - 2,5

< 900 mm/th

Iklim II1,52,0 - 2,522,5 - 3,02,53,0 - 3,5

> 900 mm/th

6.Indeks Permukaan ( IP )Indeks Pemukaan ini menyatakan nilai dari pada kerataan / kehalusan serta kekokohan permukaan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.Dalam menentukan indeks permukaan ( IP ) pada akhir umur rencana, perlu dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen rencana ( LER ) menurut daftar dibawah ini :Tabel 4.4 Indeks Permukaan Akhir Rencana ( IP ) Indeks Permukaan Akhir Rencana ( IP )

LERKlasifikasi Jalan

Lintas Ekivalen AkhirLokalKolektorArteriTol

< 101,0 - 1,51,51,5 - 2,0-

10 - 1001,51,5 - 2,02-

100 - 10001,5 - 2,022,0 - 2,5-

> 1000-2,0 - 2,52,52,5

Tabel 4.5 Indeks Permukaan Awal Rencana ( IPo )

Jenis Lapis PerkerasanIP0Rougness ( mm / km )

LASTON 4 1000

3,9 - 4,0> 1000

LASBUTAG3,9 - 3,5 2000

3,4 - 3,0> 2000

HRA3,9 - 3,5 2000

3,4 - 3,0> 2000

BURDA3,9 - 3,5< 2000

BURTU3,4 - 3,0< 2000

LAPEN3,4 - 3,0 3000

2,9 - 2,5> 3000

LATSBUM2,9 - 2,5

BURAS2,9 - 2,5

LATASIR2,9 - 2,5

JALAN TANAH 2,4

JALAN KERIKIL 2,4

7. Koefisien Kekuatan Relatif ( a )Koefisien Kekuatan Relatif (a) masing masing bahan dan kegunaannya sebagai lapis permukaan, pondasi, pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test ( untuk bahan dengan aspal ), kuat tekan ( untuk bahan yang distabilisasi dengan semen atau kapur ), atau CBR (untuk bahan lapis pondasi bawah).

Tabel 4.6 Koefisien Kekuatan RelatifKoefisien Kekuatan RelatifKekuatan BahanJenis Bahan

a1a2a3MS ( kg )KtCBR(%)

0,4-744--

0,35--590--Laston

0,32--454--

0,3--340--

0,35--744--

0,31--590--Lasbutag

0,28--454--

0,26--340--

-

0,3-340--HRA

0,26--340--Aspal Macadam

0,25-----Lapen ( mekanis )

0,2-----Lapen ( manual )

-0,28-590--

-0,26-454--Laston atas

-0,24-340--

-0,23----Lapen ( mekanis )

-0,19----Lapen ( manual )

-0,15--22-Stab tanah dengan semen

-0,13--18-

-0,15--22-Stab dengan kapur

-0,13--18-

-

-0,14---100Batu pecah ( kls A )

-0,13---80Batu pecah ( kls B )

-0,12---60Batu pecah ( kls C )

--0,13--70Sirtu / pitrun ( kl A )

--0,12--50Sirtu / pitrun ( kls B )

--0,11--30Sirtu / pitrun ( kls C )

--0,1--20Tanah / lempung kepasiran

8. Batas Batas Minimum Tebal Lapis Perkerasana. Lapis PermukaanTabel 4.7Indeks Tebal Perkerasan Untuk Lapis PermukaanITPTebal Minimum (cm )Bahan

< 3,005Lapis pelindung : ( buras/burtu/burda)

3,00 - 6,705Lapen / Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston

6,71 - 7,497,5Lapen, HRA, Lasbutag, Laston

7,50 - 9,997,5Lasbutag, Laston

10,0010Laston

b. Lapis PondasiTabel 4.8 Indeks Tebal Perkerasan ( ITP ) untuk lapis pondasiITPTebal MinimumBahan

< 3,0015Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,

stabilisasi tanah dengan kapur

3,00 - 7,4920Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,

stabilisasi tanah dengan kapur

10Laston atas

7,50 - 9,9920Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,

stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi Macadam

15Laston atas

10 - 12,1420Batu pecah, stabilisasi dengan semen, stabilisasi dengan kapur,

pondasi macadam, Lapen, Laston atas

12,2525Batu pecah, stabilisasi dengan semen, stabilisasi dengan kapur,

pondasi macadam, Lapen, Laston atas

c. Lapis Pondasi BawahUntuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10cm.

4.2 PERHITUNGAN PERKERASAN TRASE 24.2.1 Analisa Komponen PerkerasanPerhitungan perencanaan ini berdasarkan pada ketentuan relative masing masing lapisan perkerasan jangka panjang, dimana penentuan tebal perkerasan dinyatakan oleh ITP (Indeks Tebal Perkerasan), dengan rumus sebagai berikut :ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3Angka 1,2,3 masing - masing untuk lapis permukaan, lapis pondasi atas dan lapis pondasi bawah.Tabel 4.9Perhitungan Data lalu lintas 2014Jenis TipeLHRFaktor Ang.K D KendLEP

KendaraanGandar(kend/hari)pengali Ekiv (E)

Mobil Penumpang1.159360.90.00050.51.339

Bus1.259360.80.0000.5398.869

Truk Ringan1.2 L49280.80.1620.5393.625

Truk Berat1.2 H36210.80.2170.541.635

Truk1.2.23830.80.2170.53.306

Trailer1.2 + 2.24880.80.3010.51200.223

Truk 3 As1.2 - 29980.82.4050.5194.441

Trailer1.2 - 2.21480.82.6280.5120.886

Trailer1.2 - 2.2760.93.1810.5256.204

2354.325

Diketahui :Umur Rencana jalan: 10 tahunRencana tahun pelayanan: 2018Masa pembangunan jalan: 2 tahunPertumbuhan kendaraan masa pembangunan: 4%Pertumbuhan masa layan: 5,5 %Curah hujan lokasi kawasan rencana jalan: 5132,3 mm/tahunLintas ekuivalen permulaan tahun 2016 :LEP2016= (1 + i)n x LEP 2014= (1 + 0.04)2 x 2354,32= 2754,23 ESAL/hariLEP2018= (1 + i)n x LEP 2015= (1 + 0.055)2 x 2754,23= 3065.52 ESAL/hari

Lintas ekuivalen akhir selama umur rencana jalan 10 tahun :LEA2028= (1 + i)n x LEP 2017= (1 + 0,06)10 x 3065,52= 5489,89 ESAL./hariLET2028=0.5 (LEP+LEA)= 0,5 (3065,52+ 5489,89)= 4122,06 ESAL./hariLER2028= LET2028 x UR/10= 4122,06 x 10/10= 4122,06 ESAL./hari

Dari data di atas didapatkan : Kelas jalan= Jalan sedang Kondisi medan= Pegunungan Kecepatan rencana= 60 km/jam Jumlah lajur= 2jalur,2 lajur dan 2 arah Lebar lajur= 5,5 m Bahu jalan= 1,5 m Jari-jari minimum= 110m Jarak pandang minimum= 85 m

4.2.2 Perhitungan CBR Rencana1. Menentukan CBR tanah dasar Tabel 4.18Penentuan nilai CBR 90 %

CBRJumlah yang Sama / Lebih Besar % yang Sama / Lebih Besar

74100%

8473,33%

9353,33%

10233,33%

11120%

1216,67%

CBR Tanah Dasar (CBR 90 %) = 7,3 %

Grafik 4.1Hubungan CBR dan Presentase CBR pada nilai presentase 90%

2. Menentukan Nilai Dukung Tanah Dasara. Dari Daftar VII didapat Koefisien Kekuatan Relatif a2 =0.4 ; CBR =100 % ( Batu Pecah Kelas A )DDT 1= 4.3 Log CBR +1.7= 4.3 Log (100) + 1.7= 10.3b. Dari Daftar VII didapat Koefisien Kekuatan Relatif a3 =0.14 ; CBR = 50 % ( Sirtu Kelas A ) DDT 2= 4.3 Log CBR +1.7= 4.3 Log (70) + 1.7= 9.6339

c. CBR = 7.3 % ( Tanah Dasar )DDT 3 = 4.3 Log CBR +1.7 = 4.3 Log (7.3) + 1.7 = 5.413. Mencari Nilai Faktor Regional Dan Indeks Permukaana. Faktor Regional (FR)1) Kelandaian rata-rata 8 %2) Curah hujan rata-rata 5132,3 mm/tahun3) % KendaraanBerat dari lapangan 64,82 %Dari Daftar IV Faktor Regional didapatkan nilai FR 3Dipakai 3b. IndeksPermukaan1) IndeksPermukaanAwal (IP0)Direncanakan Lapis Permukaan Laston MS 590 Kg,dengan nilai Roughness 1000Dari Daftar VI didapatkan nilai IP0 = 3.9 3.52) IndeksPemukaanAkhir (IPT)Jalan Arteri, LER = 4122,056 ESAL./hari, maka dari Daftar V didapatkan nilai IPt = 2.5

4.2.3 Perhitungan Lapis Perkerasan BaruPerencanaan ini dilaksanakan secara bertahap:1. Indeks Tebal Perkerasan Lapis Permukaan (ITP 1)a. LapisanPondasi Atas BatuPecahkelasBdenganCBR 100%b. DDT = 10.3c. Dari DaftarVII di dapat Koefisien Kekuatan Relatif a1 = 0.35Dari Nomogram 2 didapat ITP 1 = 5,5ITP 1= a1 . D1D1= (5,5 : 0,4)

D1= 13,75 cm14 cm

2. Indeks Tebal Perkerasan Lapis Pondasi Atas (ITP 2)a. Lapis Pondasi Bawah Sirtukelas Adengan CBR 70%b. DDT = 9.633c. Dari Daftar VII didapat Koefisien Kekuatan Relatif a2 = 0.14Dari Nomogram 2 didapatITP 2 = 5,6ITP 2= (a1.D1) + (a2.D2)D2= {(ITP2) (a1.D1)} : a2D2= {(5.6) (0.4. 14)} : 0.14D2= 0,714 cmDiambil tebal minimum 20 cm

3. Indeks Tebal Perkerasan subgrade (ITP 3)a. TanahDasardengan CBR Rencana 7.3 %b. DDT = 5.41c. Dari Daftar VII didapat Koefisien Kekuatan Relatif a3 = 0.13Dari Nomogram 2 didapatITP 3 = 13.5ITP 3 = (a1.D1) + (a2.D2) + (a3.D3)D3= {(ITP3) (a1.D1) (a2.D2)} : a3D3= {(13.5) (0.4 .14) (0.14 . 20)) : 0.13D3= 19.1667 cmDiambil tebal minimum 20cm

Gambar 4.1 Penampang Lapisan Perkerasan