bab iv analis dan kajian peran semar terhadap …...semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang...

18
93 Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP PERSAMAAN HAK LGBT DARI KONSELING MASYARAKAT IV.1 Peran Semar Dari Perspektif Konseling Masyarakat. Bentuk Semar juga tidak jelas apakah dia laki-laki atau perempuan. Semar juga digambarkan sebagai sosok yang samar, keberadaannya ada tidak hanya secara fisik saja tetapi juga mewujud melalui sifat dan tindakan. Oleh karena itu dia disebut Ki Badranaya (Badra : Bulan, sinar cahaya terang ; Naya : pimpinan, tuntunan, wajah) yang memiliki makna membangun dasar bagi para kstaria 1 ; dan Nayantaka (Naya : pimpinan atau wajah ; Taka : pucat (seperti mayat). Dalam Nayantaka, pucat ini diartikan sebagai sesuatu yang putih. Wajahnya putih menggambarkan hati dan pikirannya yang bersih, yang tercermin di wajahnya. Untuk bisa membersihkan hati dan pikiran diperlukan perjuangan lahir dan batin. Dari kedua nama itu, Semar memiliki arti bahwa selain bertindak sebagai penasehat ia juga sebagai penghibur saat para ksatria mengalami kesulitan bahkan menjadi penolong saat para ksatria dalam bahaya. 2 Itulah sosok Semar yang selalu mengawal kebenaran dan hati nurani para Pandawa sebagai representasi tokoh kebaikan. Dari arti nama Semar yang demikian, maka dapat dilihat kesamaannya dengan konseling masyarakat dimana fokus atau kompetensi dasarnya adalah mengenai keadilan sosial dan multikultural. Disana terdapat banyak hal yang diperhatikan, sebagaimana Semar sebagai penasehat, penolong dan penghibur, pengawal kebaikan, konseling masyarakat juga melakukan hal-hal demikian 1 Prapto Yuwono, Sang Pamomong, (Yogyakarta : Adiwacana, 2012), h. 79 2 S. Haryanto, Bayang-bayang Adhiluhung, h. 70

Upload: others

Post on 23-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

93

Bab IV

ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP PERSAMAAN HAK

LGBT DARI KONSELING MASYARAKAT

IV.1 Peran Semar Dari Perspektif Konseling Masyarakat.

Bentuk Semar juga tidak jelas apakah dia laki-laki atau perempuan. Semar

juga digambarkan sebagai sosok yang samar, keberadaannya ada tidak hanya

secara fisik saja tetapi juga mewujud melalui sifat dan tindakan. Oleh karena itu

dia disebut Ki Badranaya (Badra : Bulan, sinar cahaya terang ; Naya : pimpinan,

tuntunan, wajah) yang memiliki makna membangun dasar bagi para kstaria1 ; dan

Nayantaka (Naya : pimpinan atau wajah ; Taka : pucat (seperti mayat). Dalam

Nayantaka, pucat ini diartikan sebagai sesuatu yang putih. Wajahnya putih

menggambarkan hati dan pikirannya yang bersih, yang tercermin di wajahnya.

Untuk bisa membersihkan hati dan pikiran diperlukan perjuangan lahir dan batin.

Dari kedua nama itu, Semar memiliki arti bahwa selain bertindak sebagai

penasehat ia juga sebagai penghibur saat para ksatria mengalami kesulitan bahkan

menjadi penolong saat para ksatria dalam bahaya.2 Itulah sosok Semar yang selalu

mengawal kebenaran dan hati nurani para Pandawa sebagai representasi tokoh

kebaikan. Dari arti nama Semar yang demikian, maka dapat dilihat kesamaannya

dengan konseling masyarakat dimana fokus atau kompetensi dasarnya adalah

mengenai keadilan sosial dan multikultural. Disana terdapat banyak hal yang

diperhatikan, sebagaimana Semar sebagai penasehat, penolong dan penghibur,

pengawal kebaikan, konseling masyarakat juga melakukan hal-hal demikian

1 Prapto Yuwono, Sang Pamomong, (Yogyakarta : Adiwacana, 2012), h. 79

2 S. Haryanto, Bayang-bayang Adhiluhung, h. 70

Page 2: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

94

melalui berbagai tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Konseling masyarakat

tidak serta merta hadir membuat segala sesuatunya menjadi baik dalam waktu

yang cepat. Dalam menjalankan fungsingnya, konseling masyarakat perlu

memperhatikan dua kompetensi, juga model mana yang sesuai untuk menghadapi

suatu kasus atau masalah.

Sosok Semar yang dalam dunia pewayangan Jawa melambangkan adanya

sosok pelindung dan pembimbing sejati mewujud dalam hal-hal seperti halnya

jika terjadi konflik dan kekacauan, jika ada pemimpin yang semena-mena dalam

memimpin, maka Semar akan mengarahkan dan membawanya pada hati nurani

yang baik, yakni mbangun kahyangan. Menjadi pembimbing dinampakkan oleh

Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk

dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan cara

memberikan nasehat dan petuah, disana ada pengajaran yang diberikan oleh

Semar kepada para ksatria agar mereka menuju keutuhan hidup terlebih saat

mereka sedang menghadapi konflik. Seseorang yang mengalami konflik tentunya

memang membutuhkan orang lain untuk mengarahkannya pada suatu pemikiran

yang bijaksana dalam melihat bahkan menyelesaikan konfliknya tersebut. Hal ini

sama halnya dengan adanya suatu upaya dalam memberikan pendidikan dalam

beberapa konteks, yang dapat memperkuat kemampuan seseorang ataupun

masyarakat dalam menangani suatu stres atau masalah.4 Dalam konseling

masyarakat, pendidikan dapat diberikan melalui beberapa bidang sesuai dengan

apa yang dibutuhkan konseli, juga dapat melalui beberapa langkah. Langkah yang

3 Ardian Kresna, Punakawan-Simbol Kerendahan Hati Orang Jawa, h. 59

4 Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social

Justice Perspective, h. 15

Page 3: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

95

dimaksudkan disini merupakan langkah yang dapat mengacu pada model dalam

konseling masyarakat yaitu strategi terfokus atau strategi berbasis luas.5 Menurut

penulis, Semar memakai strategi yang berbasis luas dalam rangka melakukan

pemberdayaan, pembangunan dan pengembangan suatu kelompok. Jika dalam

menanggapi masalah terkait LGBT, pemberdayaan, pembangunan dan

pengembangan ini dilakukan kepada masyarakat pada umumnya sebab dengan

begitu akan dapat meminimalisir masalah terhadap keberadaan teman-teman

LGBT. Pemberdayaan yang dimaksudkan disini, misalnya saja adalah dengan

melakukan bimbingan untuk menggali potensi yang ada dalam masing-masing

pribadi yang termasuk kelompok LGBT. Potensi yang ada dalam masing-masing

teman LGBT dapat digunakan sebagai cara dalam bertahan hidup (terkait

pekerjaan), sehingga dengan begitu teman LGBT memiliki pekerjaan yang layak

dan tidak lagi menimbulkan masalah disana sini.

Semar dalam kehadirannya pada adegan gara-gara memiliki misi tertentu

untuk membuat suatu keadaan yang damai dan tidak terjadi kekacauan. Keadaan

yang demikian tentu saja tidak hanya tercipta dengan berhentinya suatu kekacauan

dalam satu waktu tertentu saja melainkan harus diciptakan dengan memberikan

pengajaran, nasehat kepada kedua pihak penyebab kekacauan. Jika dilihat dari

kacamata konseling masyarakat, maka terjadinya kekacauan dapat ditinjau dari

berbagai macam faktor, misalnya saja menggunakan model pengembangan

masyarakat dengan strategi berbasis luas. Strategi berbasis luas akan mencari apa

yang menyebabkan terjadinya konflik atau masalah, apakah suatu komunitas yang

berkonflik tersebut memang benar-benar terjadi akibat masalah yang ada. Adanya

5 Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social

Justice Perspective, h. 14

Page 4: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

96

suatu masalah dalam masyarakat belum tentu disebabkan oleh masyarakat itu

sendiri melainkan bisa saja terjadi akibat adanya individu yang bermasalah atau

menjadi sumber pecahnya masalah bagi sebuah komunitas. Masalah yang

bersumber dari individu ini tentu saja juga bisa karena pengaruh beberapa faktor

dalam hidupnya misalnya saja ekonomi, latar belakang keluarga, identitas

seksualnya, kesukuannya. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi satu sama lain,

menjadi serentetan penyebab terjadinya sebuah masalah. Jika dilihat dari

kompetensi yang menjadi fokus konseling masyarakat, maka faktor-faktor ini

merupakan bagian dari sepuluh karakteristik kompetensi multikultural.

Semar, dengan status dan tugasnya sebagai pamong maka dia harus

memiliki cara agar keharmonisan itu selalu ada dan terjaga. Jika terjadi

ketidakharmonisan karena adanya perampasan hak antar sesama manusia maka

sebagai pamong harus tahu bagaimana membuat keadaan itu baik. Manusia itu

harus tahu tentang keberadaannya dan tahu akan kewajibannya jadi tahu akan apa

yang harus dilakukan.6 Konseling masyarakat dengan dua kompetensi

multikultural juga keadilan sosial tentu jika melihat adanya perampasan hak yang

menyebabkan ketidakharmonisan tentuanya adalah sebuah keadaan yang

mengindikasikan suatu ketidakadilan sosial dan berakibat pada suatu krisis pada

seorang individu atau kelompok. Keadaan yang demikian tentunya juga dapat

dilihat dengan kompetensi multikultural, terkait dengan sebab-sebab terjadinya

suatu ketidakadilan sosial. Dalam hal ini tentu peran Semar sebagai pamong

nampak ketika ia mengusahkan suatu keharmonisan. Sebagaimana yang telah

dipaparkan dalang menggambarkan bahwa aspek perlindungan dan bimbingan

6 Wawancara dengan Inf D.7, pada 11 Desember 2016

Page 5: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

97

oleh Semar, selalu diharapkan kehadirannya ketika manusia menghadapi berbagai

macam kekacauan dan permasalahan yang pelik. Dalam dunia pewayangan Jawa,

bimbingan untuk menyelesaikan kekacauan/permasalahan yang muncul ini,

dilambangkan dalam adegan gara-gara. Jika dilihat dari perspektif konseling

masyarakat maka disana akan nampak bagaimana peran itu untuk mengatasi

orang-orang yang memiliki masalah yang bisa saja dipengaruhi oleh lingkungan

dan akan dapat mempengaruhi lingkungan. Disana terdapat sebuah transisi

pribadi, orang bergumul dengan luar biasa terhadap adanya tekanan dan

membutuhkan bantuan yang praktis, positif, dan memberdayakan.7 Begitu juga

Semar dalam kemunculannya pada adegan gara-gara, ia hadir sebagai penolong

mengatasi kekacauan yang ada. Pertolongannya tidak hanya sekadar

memberhentikan konflik namun lebih kepada bagaimana agar tercipta kerukunan.

Semar memberdayakan, dengan caranya melakukan gugatan dan mbangun

kahyangan (Semar Gugat dan Semar Mbangun kahyangan).

Kemunculan Semar dalam adegan gara-gara tidak lain adalah demi tujuan

mengembalikan situasi atau keadaan dalam keadaan yang harmoni, dalam

keadaan yang semestinya yaitu damai. Dengan kata lain, tidak akan ada lagi

diskriminasi, semua bisa saling menghormati, sebab sesungguhnya suatu

harmonitas sosial mensyaratkan adanya jaminan kebebasan individu.8 Hal ini

sejalan dengan salah satu orientasi daripada konseling masyarakat, yakni adannya

suatu keadilan sosial. Keadilan sosial melihat dan memastikan adanya partisipasi

penuh seorang individu dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang

7 Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social

Justice Perspective, h. 121 8 Drs. Moh. Roqib, Harmoni Dalam Budaya Jawa,..., h. 21

Page 6: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

98

telah terkucilkan berdasarkan ras / etnis, jenis kelamin, usia, cacat fisik atau

mental, pendidikan, orientasi seksual, status sosial ekonomi, atau karakteristik

lain.9 Adanya perlakukan berbeda terhadap LGBT menandakan tidak adanya

suatu keadilan sosial, sebab LGBT saat ini masih dalam kategori tertekan dan

marjinal karena belum diterima oleh masyarakat secara luas.

Berdasarkan peran-peran Semar yang ada, peran tersebut dapat

direpresentasikan pada jaman sekarang. “Fungsi semar mengarahkan, kalau ada

diskriminasi maka sosok-sosok Semar pada jaman ini harusnya bisa menjadi

penengah supaya semua orang bisa hidup rukun”.10

Pengaruh dari prinsip hidup

rukun dapat ditemukan dalam berbagai macam sikap, pola pikir dan juga pola

relasi yang ada dalam masyarakat Jawa. Prinsip hidup rukun menolak berbagai

macam pertentangan, permusuhan, dan juga kekacauan.11

Berbicara mengenai

pola relasi, relasi akan bisa diciptakan dengan baik apabila setiap orang sebisa

mungkin dapat memahami keunikan masing-masing pribadi. Keunikan masing-

masing pribadi ini mencakup banyak hal, jika dari sudut pandang konseling

masyarakat maka pemahaman itu akan terbantu ketika manusia bisa saling belajar

dan memahami sepuluh karakteristik dalam kompetensi multikultural.12

Keberagaman tidak akan menimbulkan pertentangan dan permusuhan sehingga

pola relasi dapat terjalin dengan baik apabila setiap orang bisa menyadari adanya

keberagaman dan keunikan pada masing-masing individu. Bahkan, untuk bisa

membuat pola relasi yang baik, penerimaan akan keberagaman itu saja tidak

9 Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social

Justice Perspective, h. 12 10

Wawancara dengan Inf D.10, pada 11 Desember 2016 11

Yusak Tridarmanto, “Damai dan Perdamaian..., h.155 12

Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social Justice Perspective, h. 91-92

Page 7: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

99

cukup dilakukan. Adanya sepuluh karakteristik dalam kompentensi multikultural

yang menunjukan adanya berbagai keberagaman itu perlu untuk dimengerti agar

manusia tidak cepat membuat perbedaan pada seorang individu lain yang berbeda

dengan dirinya.

IV.2 Semar Untuk Persamaan Hak LGBT Dari Perspektif Konseling

Masyarakat.

Sesungguhnya dalam setiap lakon wayang kulit, ada ajaran yang selalu

ditekankan yaitu ajaran tentang memayu hayuning serira. Ajaran tersebut

berbicara mengenai jalan hidup manusia dari masa menjadi anak-anak sampai

dewasa bahkan tua.13

Ajaran ini terkandung dalam setiap lakon termasuk juga

dalam lakon si pamong yaitu Semar adalah bagaimana sesungguhnya manusia

menjadi manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kewajiban tentang

bagaimana menjadi manusia yang menjalankan fungsi dan tugasnya. Hazim Amir

mengatakan bahwa jika terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan maka

penyebabnya tidak lain karena manusia mencampuradukkan tempat dan fungsi.14

Jadi mengingat kembali apa yang dikatakan dalang dan yang penulis paparkan di

bab tiga bahwa manusia memang harus tahu fungsinya masing-masing, harus tahu

kewajibannya sebagai manusia. Disini terlihat bahwa sejatinya manusia memiliki

porsinya masing-masing di tengah kehidupan ini.

Berbicara mengenai LGBT maka disana kembali diingatkan bahwa setiap

manusia adalah insan seksual. Seksualitas masing-masing orang baik menurut

alkitab maupun pengalaman adalah asasi bagi kemanusiaan kita. Dunia sekular

13

Hazim Amir, M.A, Nilai-nilai Etis Dalam Wayang, h. 66 14

Hazim Amir, M.A, Nilai-nilai Etis Dalam Wayang, h. 68

Page 8: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

100

mengatakan bahwa seks adalah hal yang esensial bagi perwujudan diri manusia

dan misalnya saja jika meminta orang-orang homoseksual menghentikan praktik

homoseksualnya itu sama artinya dengan mendorong mereka ke arah neurosis,

keputusasaan, dan bahkan bunuh diri.15

Apalagi dalam hal berkaitan dengan

orientasi seksual yang masuk dalam LGBT tidak terjadi begitu saja dalam diri

seseorang, hal itu muncul dan digumulkan seiring dalam perkembangan diri

mereka.16

Adanya hal untuk cenderung meminta dan berharap bahwa teman

LGBT sebisa mungkin tidak mengikuti keinginannya untuk menjadi dirinya

sendiri ini penulis temukan dalam penelitian.17

Konseling masyarakat memiliki

kerangka yang mencakup strategis praktis dalam ikut campur tangan terhadap

klien untuk mencegah timbulnya permasalahan menyangkut keputusasaan dan

pikiran untuk bunuh diri ini.18

Selain itu, terkait permasalahan LGBT ini, dari

perspektif konseling masyarakat maka setiap individu dengan perbedaan identitas

seksual menjadi bagian dari keberagaman individu yang tidak boleh diabaikan.

Oleh karenanya menanggapi keberadaan LGBT tidak hanya sebatas penerimaan

saja melainkan juga memberikan pendidikan, memberikan konsultasi.19

Dalam hal

ini, penulis menambahkan bahwa berbicara tentang beragamnya orientasi seksual

yang ada, ini bukanlah hal yang dapat dipaksakan juga bukan merupakan hal yang

dibuat-buat. Keberagaman orientasi seksual adalah sebuah realitas yang unik. Jika

15

John Stot, Isu- Isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani, Cetakan-IV, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih,2005), h. 430

16 Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social

Justice Perspective, h. 322 17

Wawancara dengan Inf B.3 pada 11 Desember 2016 18

Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social Justice Perspective, h. 93

19 Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social

Justice Perspective, h. 56-57

Page 9: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

101

begitu maka kehadiran atau keberadaan kaum LGBT akan dapat dilihat sebagai

hal yang normal dan umum.

Peran Semar sebagai pamong adalah untuk mengarahkan bahwa manusia

harus memiliki watak yang luhur, watak yang welas asih dan watak yang gotong

royong serta mengutamakan kepentingan orang banyak. Ketika manusia dapat

mewujudkan ketiga watak tersebut maka berarti manusia memiliki watak satria

utama.20

Manusia diharapkan untuk memiliki watak satria utama sebab Semar

yang melambangkan Terang Ilahi selalu manunggal dengan manusia. Untuk dapat

mencapai diri sebagai manusia berwatak satria utama tersubut, ada tiga pedoman

yang diberikan oleh leluhur yang dalam wayang digambarkan dalam anak-anak

Semar.21

Ketiga pedoman atau petunjuk tersebut adalah Nala Gareng (memiliki

hati emas : murni, jujur dan benar), Nala Petruk (memiliki hati yang memberi

kasih terhadap sesama), Nala Bagong (hati yang hidup dan optimis).22

Dalam

perspektif seperti ini, maka keberadaan LGBT juga seyogyanya tidak dilihat

sebagai keanehan atau melihatnya secara negatif, sebab jika terjadi stigma negatif

pada LGBT maka hal tersebut dapat mempengaruhi proses perkembangan

kepribadian mereka.23

Memiliki hati kasih sebagaimana pedoman luhur sesuai

dengan watak Semar yang dapat dilihat dalam ketiga anak Semar dapat manusia

wujudkan dengan tetap tidak membuat perbedaan ketika hidup berdampingan

dengan mereka yang termasuk dalam kelompok LGBT. Hidup optimis juga dapat

20

S. Haryanto, Bayang-bayang Adhiluhung, h. 74 21

S. Haryanto, Bayang-bayang Adhiluhung, h. 75 22

S. Haryanto, Bayang-bayang Adhiluhung, h. 76 23

Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social Justice Perspective, h. 322

Page 10: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

102

diwujudkan dengan tidak melihat sebuah perbedaan dalam hal orientasi seksual

ini sebagai sesuatu yang negatif.

Pribadi Semar menunjukkan suatu pengertian mendalam tentang apa yang

sebenarnya bernilai pada diri manusia. Nilai ini menyangkut sesuatu yang tidak

kelihatan, bukan suatu pembawaan lahiriah, bukan tentang penguasaan tata krama,

melainkan tentang sikap batin manusia.24

Untuk itu Semar berkewajiban untuk

menjalankan fungsi pengontrol, pengawas, dan pembimbing.25

Berbicara tentang

nilai dan sikap batin yang halus dalam diri manusia ini, maka hal yang dapat

diusahakan adalah dengan memahami bahwa manusia itu unik. Manusia unik itu

memiliki perbedaan sebagaimana sepuluh karakteristik RESPECTFULL26

dalam

kompetensi multikultural yang memang harus dipahami untuk dapat memiliki

sikap saling menerima dan menghormati serta dapat memahami orang lain. Jika

ada perbedaan maka sebisa mungkin bersikap dan bertindak tidak dengan

melakukan hal yang menimbulkan suatu kekacauan, tidak dengan kebencian.

Fungsi Semar yang seperti ini terutama untuk mengarahkan manusia tentang sikap

batin tadi, tentunya sebuah sikap batin yang menuju hati nurani yang baik atau

akhlak yang baik. Penulis melihat bahwa salah satu kompetensi dalam konseling

masyarakat yaitu multikultural memiliki potensi mengarahkan manusia untuk

memiliki sikap batin yang bernilai baik melalui pemahaman yang perlu dilakukan

manusia lewat sepuluh karakteristik RESPECTFULL. Memahami orang lain

dengan sepuluh karakteristik ini bukanlah hal yang mudah sebab pada dasarnya

manusia dengan sangat cepat menilai orang lain hanya berdasarkan apa yang

24

S. Haryanto, Bayang-bayang Adhiluhung, h. 85 25

Ardian Kresna, Punakawan-Simbol Kerendahan Hati Orang Jawa, h. 50-51 26

Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social Justice Perspective, h. 53

Page 11: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

103

terlihat langsung di depan matanya saja tanpa melihat banyak sisi lain dari orang

tersebut.

Semar merupakan aspirasi dari perjuangan manusia yang terdiri dari aspek

rohaniah dan aspek jasmaniah.27

Tindakan Semar yang tercermin dalam lakon-

lakonnya di pewayangan menunjukkan bahwa ia tidak hanya menggambarkan

aspek spiritual melainkan juga aspek duniawi. Bahkan perannya terlihat menonjol

dalam hal keadilan dan kebenaran bagi manusia. Penokohan Semar melahirkan

sekian problema bagi kisah perjuangan manusia baik secara lahir maupun batin.28

Melihat fungsi Semar yang demikian maka persoalan LGBT juga sebuah

persoalan menyangkut keadilan, keadilan untuk dapat diterima dan diperlakukan

seperti manusia pada umumnya. Untuk menerima mereka diperlukan proses yang

tidak cepat maka diharapkan dalam proses itu tidak muncul suatu sikap yang

menilai dengan negatif tanpa melihat latar belakang mereka. Dengan mengacu

pada ha tersebut maka beberapa hal yang menjadi bagian dari sepuluh

karakteristik kompetensi multikultural29

dalam konseling masyarakat perlu

diperhatikan dalam permasalahan ini. Maka dari sepuluh karakteristik komptensi

multikultural yang dapat digunakan untuk mengkaji masalah LGBT adalah

tentang identitas seksual seseorang, latar belakang keluarga, lingkungan tempat

tinggal, tahapan perkembangannya, kedewasaan psikologisnya, budayanya.

Dalam melihat permasalahan terkait LGBT ini maka gambaran Semar

sebagai Pamong adalah menjadi seorang tokoh yang harus menjaga tatanan, tidak

27

S. Haryanto, Bayang-bayang Adhiluhung, h. 87 28

S. Haryanto, Bayang-bayang Adhiluhung, h. 88 29

Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social Justice Perspective, h. 11

Page 12: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

104

ada kekacauan dan meniadakan ketidakadilan. Oleh karena itu penulis akan

menjabarkan bagaimana mengenai peran Semar sebagai pamong tersebut, yang

sesungguhnya dalam mitologi Jawa, Semar melambangkan roh Suci yang

memiliki tugas untuk mengasuh manusia agar manusia tetap mengingat dan

memandang Tuhan dalam keadaan suka maupun duka. Roh suci ini, di dalam

dunia diceritakan tinggal di sebuah tempat bernama karangkadempel. Karang

sendiri memiliki arti tanah yang berada di sekitar rumah dan dijaga kebersihan

serta keasliannya. Sedangkan untuk kata kadempel berasal dari dempel yang berari

teguh sehingga jika untuk kadempel berarti keteguhan. Dari sini, maka makna

secara harafiah dari karangkadempel adalah tanah keteguhan. Oleh karena itu, jika

dikatakan bahwa Semar tinggal di karangkadempel maka memiliki arti bahwa

Roh Suci tinggal di hati manusia yang memiliki keteguhan untuk berbakti kepada

Tuhan.30

Semar yang dimaknai sebagai Pamong yang secara mitologi adalah Roh

Suci tersebut dimaknai juga sebagai Sang Pengasuh, Sang Penghibur, Sang

Penolong. Semar sebagai Sang Pengasuh melakukan dua peran yaitu pertama

mengajarkan kepada manusia untuk memahami ketulusan, kebenaran, keadilan

dan kedua adalah memberikan peringatakan kepada manusia agar

mempertahankan tentang ketulusan, keadilan dan kebenaran tersebut. Oleh karena

itu, Semar Sang roh suci yang bertindak sebagai Sang Pengasuh ini sangat

ditunggu kehadirannya dalam adegan gara-gara sebab disana ia berperan untuk

menuntun ksatria dalam memenangkan pertarungan. Disana ada muatan bahwa

Roh Suci sebagai pengasuh menuntun para ksatria untuk menegakkan kebenaran

30

Prapto Yuwono, Sang Pamomong, (Yogyakarta : Adiwacana, 2012), h. 81

Page 13: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

105

dan keadilan demi memelihara keselarasan hubungan manusia dengan manusia,

juga manusia dengan alam sekitar.31

Pertarungan yang dimenangkan oleh ksatria

melalui bimbingan Semar bukan sekadar pertarungan akan peperangan melainkan

merupakan sebuah pertarungan menegakkan kebenaran dan keadilan demi

memelihara keselarasan hubungan. Ini sesuai juga dengan peran Semar yang tidak

bisa dilepaskan dari anak-anaknya, dalam bagian ini Nala Gareng. Nala Gareng

disini adalah sosok memiliki hati emas : murni, jujur dan benar). Keselarasan

hubungan yang diupayakan ini tidak lain adalah demi tercapainya kehidupan yang

harmonis sesuai dengan falsafah hidup orang Jawa. Hal demikian ini sejalan

dengan lakon Semar dalam cerita Semar mbangun kahyangan, dimana dalam

cerita ini Semar mengajak manusia untuk membangun akhlak dan hati yang baik,

menciptakan kahyangan yang bukan merujuk pada tempat akan tetapi lebih

dimaksudkan untuk suatu keadaan yang baik, yang tentram, yang damai.

Kemudian sebagai Sang Penghibur, Semar atau Roh Suci dimaknai hadir

dan memberikan penghiburan ketika hidup manusia berada dalam kesulitan dan

kesedihan. Sang Penghibur ditunggu kehadirannya sebab ketika manusia

mengalami kesedihan dan kesulitan maka bisa saja manusia tidak memiliki

harapan dan muncul keputusasaan.32

Dalam hal ini maka ada dua tugas yang

diperlihatkan dalam perannya sebagai Sang Penghibur yaitu pertama memberikan

keberanian saat menghadapi kesulitan-kesulitan dalam memperjuangkan

kebaikan, kebenaran, keadilan. Sedangkan tugas kedua yang diperlihatkan oleh

Sang Penghibur adalah memberikan keteguhan dalam menghadapi kesulitan dan

kesengsaraan dalam hidup. Keteguhan ini mengacu pada keteguhan agar tidak

31

Prapto Yuwono, Sang Pamomong, h. 82 32

Prapto Yuwono, Sang Pamomong, h. 84

Page 14: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

106

menyimpang dari apa yang hendak diperjuangkan.33

Sebagaimana cerita Semar

mbangun kahyangan yang merupakan cerita serupa dan berkaitan dengan cerita

Semar gugat, disana terdapat sebuah kisah dimana Semar menggugat penguasa

atas adanya kejanggalan dan ketidakwajaran yang berdampak pada

ketidaktentraman masyarakat. Dalam hal ini Semar menggungat, kemudian

mengajak semua manusia untuk menuju suatu keadaan yang baik. Penggugatan

Semar kepada penguasa ini dapat dimaknai pula sebagai suatu bentuk perjuangan

menyuarakan kebenaran, kebaikan dan keadilan sebagaimana yang dilakukan oleh

Semar sebagai Sang Penghibur. Semar sebagai Pamong dalam peranya menjadi

Sang Penghibur ini terdukung pula dengan pedoman hidup yang dicontohkan oleh

anaknya yaitu Nala Petruk demi tujuan supaya manusia menjadi ksatria utama.

Nala Petruk memiliki suatu pedoman yakni memiliki hati memberi kasih terhadap

sesama.

Sebagai Sang Penolong, ada dua peran yang dilakukan disana. Peran

pertama adalah mengingatkan manusia bahwa ada kekuasaan adikodrati yang

dapat menolong manusia sehingga disana manusia memiliki pengharapan ketika

mengalami kesulitan. Selanjutnya peran yang kedua adalah Roh Suci atau Semar

sebagai Sang Penolong membantu menyampaikan apa yang menjadi doa manusia

kepada Tuhan.34

Peran Semar sebagai penolong ini sejalan dengan lakon Semar

dalam Semar mbarang jantur. Dalam lakon tersebut, Semar bertindak sebagai

pengamat. Kemudian jika ada suatu kejanggalan tertentu maka Semar akan

mengusahakan agar keadaan tersebut menjadi wajar dan semestinya. Sebagai

contoh kisah Semar mbarang jantur adalah kisah dimana Semar memberikan

33

Prapto Yuwono, Sang Pamomong, h. 85 34

Prapto Yuwono, Sang Pamomong, h. 88

Page 15: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

107

pelajaran kepada Arjuna yang pernah tidak dapat menahan nafsunyaa. Disana

Semar melihat bahwa Arjuna sebagai pemimpin tidak bisa memberikan contoh

yang baik sehingga Semar kemudian memberikan pelajaran kepada Arjuna

sebagai sebuah peringatan. Keserakahan dan sifat Arjuna yang tidak dapat

menahan nafsu tersebut merupakan penggambaran bahwa ada kekawatiran Arjuna

sebagai pemimpin yang tidak percaya akan kuasa yang adikodrati. Maka disinilah

tugas Semar dalam lakon Semar mbarang Jantur yaitu bertindak sebagai pengamat

dan pemerhati.35

Oleh karena itu, Semar mbarang jantur dan Semar sebagai

penolong sejatinya memperlihatkan tugas dan fungsi Semar sebagai seorang

pengamat, pemerhati, pengingat juga memfasilitasi manusia dalam melihat,

mengusahakan dan mewujudkan harapan. Disini ada keoptimisan dalam hidup

dan dalam menghadapi suatu masalah. hal ini sesuai dan terdukung pula dengan

anak Semar yaitu Nala Bagong, yang memiliki arti hati yang hidup dan optimis.

Ketiga gambaran akan Semar sebagai Sang Pengasuh, Sang Penghibur,

Sang Penolong di atas merupakan gambaran nyata dari peran Semar sebagai

Pamong. Gambaran nyata Semar sebagai pamong yang terjabarkan dalam ketiga

peran tersebut dapat digunakan sebagai pendekatan dalam menanggapi dan

mendampingi keberadaan LGBT dengan segala permasalahannya, sebab dalam

perkembangannya LGBT juga mengalami kesulitan dan kebingungan akan

identitasya. Kesulitan dan kegelisahan tersebut dapat menimbulkan kegelisahan,

depresi,muncul keinginan bunuh diri, gagal dalam hal akademis ,pelecehan fisik,

35

John Tondowidjoyo, CM, Enneagram dalam Wayang Purwa, (Jakarta : PT Gramedia, 2013), h.117-118

Page 16: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

108

seksual, verbal, pelacuran.36 Ketiga gambaran itu menunjukkan secara nyata

gambaran peran dan tugas Semar dalam rangka menjadi seorang pengasih,

penasehat, penolong, pembimbing, pemelihara kebenaran, meneguhkan dan

memberikan harapan. Dimana peran dan tugas tersebut dapat dipakai untuk

menolong LGBT dalam menghadapi permasalahan seputar penerimaan akan

keberadaan mereka yang terkait juga kesempatan kerja, hidup berdampingan,

berelasi.

IV.3 Rangkuman

Peran Semar dari perspektif konseling masyarakat

Semar tidak bisa hanya dipahami dari segi fisiknya saja melainkan harus

dipahami dengan melihat nilai filosofis dalam dirinya, melalui sikap dan

tindakannya. Kehadiran Semar tidak hanya menyimbolkan perannya sebagai abdi

tapi lebih pada perannya sebagai pamong yang akan membawa pada laku

keutamaan dalam kehidupan, menjadi ksatria dan manusia yang memiliki sikap

batin baik. Kehadiran Semar dalam membimbing, menasehati, sampai

meniadakan kekacauan sebagaimana kemunculannya dalam adegan gara-gara

tentu saja ini memiliki arti bahwa Semar mengkondisikan sebuah keadaan yang

tidak hanya menyangkut seorang individu saja melainkan juga komunitas. Semar

sebagai seorang pamong tentunya tidak hanya hadir dalam situasi kekacauan saja,

Semar juga hadir dalam keseharian para ksatria untuk menjadi penasehat,

pembimbing dan pelindung. Dari apa yang dilakukan Semar, berdasarkan

perannya sebagai pamong ini, maka dalam diri Semar ada nilai pastoral yang

36

Judith A. Lewis, Michael D. Lewis, dkk, Community Counseling - A Multicultural-Social Justice Perspective, h. 322

Page 17: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

109

dilakukan. Proses pastoral yang mana di dalam hal ini ditunjukkan pada proses

konseling, yaitu dengan adanya bimbingan, nasehat, bahkan penghiburan kepada

para ksatria. Semar memberdayakan ksatria-ksatria untuk merepresentasikan nilai

keutuhan hidup, melawan ketidakadilan dan meniadakan kekacauan. Semar dalam

hal ini melakukan konseling masyarakat, dimana dalam hal ini masyarakat yang

dimaksudkan adalah kelompok para ksatria, mereka yang terlibat dalam

kekacauan pada saat gara-gara.

Persamaan hak LGBT dalam perspektif Semar dari kajian konseling

masyarakat

Dari sudut pandang konseling masyarakat, maka permasalahan LGBT

dapat dikaji terutama dengan adanya pertimbangan-pertimbangan dan perhatian

khusus dalam konseling masyarakat yang antara lain juga menyangkut orientasi

seksual, mengatasi orang terpinggirkan dan yang mengalami krisis. Hal ini juga

didukung dengan peran semar yang menginginkan adanya hati yang damai, tidak

ada kekacauan, menuntun pada hal-hal baik, misalnya saja mbangun kahyangan.

Semua dapat dilakukan oleh Semar oleh sebab perannya sebagai pamong. Dalam

hal ini terutama bisa digali dari peran-peran Semar pada setiap lakonnya dalam

dunia pewayangan. Peran itu misalnya saja seperti dalam Semar Mbarang jantur,

Semar Nggugat dan Semar mbangun kahyangan, yang dijelaskan dalam bab tiga

dan dalam bagian bab empat ini. Ketiga lakon Semar tersebut, juga lakon-lakon

Semar lainnya adalah untuk terciptanya suatu keadilan dan keharmonisan

terutama yang digambarkan secara khas dengan kemunculannya dalam adegan

gara-gara. Kemunculan Semar sebagai sang pamong pada adegan gara-gara

tersebut juga dikenal dalam tiga gambaran terhadap sang pamong yaitu sebagai

Page 18: Bab IV ANALIS DAN KAJIAN PERAN SEMAR TERHADAP …...Semar dalam memberikan nasehat atau petuah yang baik kepada ksatria untuk dapat menjunjung tinggi keutamaan hidup.3 Membimbing dengan

110

sang pengasuh, sang penghibur, dan sang penolong. Selain itu teladan dan ajaran

dari Semar juga terdukung dengan keberadaan anaknya yaitu Bagong, Gareng,

dan Petruk.