wajib baca-buku saku ksatria cahaya

Upload: eutimos-paramatatya

Post on 09-Jul-2015

153 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Pagi hari terang di langit, tapi gerimis terus saja. Gerimis adalah legenda, kini legenda itu menghampiri jendela kamarku. Di situ di tanah coklat di bawah jendela, cekungan-cekungan kecil oleh tetes-tetes hujan, menyisakan batu dan kerikil, sepotong rumput bergoyang di genang air. Di cekungan-cekungan itulah dulu kakek nenek kami biasa membuang botol-botol dengan menanamnya terbalik untuk menjaga dan merawat tanah. Kini botol lebih berharga daripada tanah. Urusan perut tentu tak bisa dikalahkan. Pagi ini aku enggan berdoa Rosario lagi, seperti yang selalu dinasihatkan ibuku. Tapi tiba-tiba ibuku berdiri di depan pintu, tersenyum, lalu mengulurkan teh hangat padaku. Ibuku berkata, Sudah bangun, Ngger ? Pada senyumnya, pada asihnya aku tak kuasa. Dan itulah mengapa aku berdoa Rosario tiap pagi, meski aku tak begitu menyukainya. Dan tentu satu yang kuminta, kelanggengan kasih itu, yang menyapaku dengan sapaan hangat yang sama tiap kali pagi tiba : Sudah bangun, Ngger ? Kota Hujan, CLKP.-1998

1

BUKU SAKU KSATRIA CAHAYA

PAULO COELHO

Diterjemahkan dari bahasa Portugis oleh Margaret Jull Costa

HarperCollins Publishers

2

Catatan Penulis Kecuali bagian prolog dan epilog, bahan-bahan yang terdapat dalam buku ini pertama kali diterbitkan dalam kolom yang diberi tajuk Maktub yang muncul di Falha de Sao Paulo antara tahun 1993-1996 dan dalam berbagai surat kabar lain di Brazil dan tempat-tempat lainnya.

Seorang murid tidak berada di atas gurunya, tapi setiap murid yang baik dan sempurna akan menjadi seperti gurunya( Lukas 6:40 ). Ibu Maria yang dikandung tanpa noda, doakanlah mereka yang datang padamu. Amin. Untuk S.I.L, Carlos Eduardo Rangel dan Anne Carriere, guru-guru kekerasan hati dan perasaan haru.

3

PROLOG Di lepas pantai di sebelah barat desa ada sebuah pulau, di atasnya berdiri sebuah kuil besar dengan begitu banyak lonceng, kata seorang perempuan. Anak itu memperhatikan pakaian aneh yang dikenakan oleh sang perempuan dan sebuah kerudung yang menutupi kepalanya. Ia belum pernah melihat perempuan itu sebelumnya. Kau sudah pernah mengunjungi kuil itu ? Tanya sang perempuan. Pergilah ke sana dan beritahu aku apa yang kau pikirkan setelah melihat kuil itu. Tergoda oleh kecantikan sang perempuan, anak kecil itu pergi ke tempat yang ditunjukkan olehnya. Dia duduk di pantai dan memandang jauh ke horizon, tapi hanya melihat apa yang selalu ia lihat : langit biru dan lautan. Karena kecewa, dia berjalan ke perkampungan nelayan terdekat dan bertanya apakah ada orang yang tahu keberadaan sebuah pulau dengan kuil yang ada di atasnya itu. Oh, itu ada bertahun-tahun yang lalu, ketika kakek buyutku masih hidup, kata seorang nelayan tua. Lalu terjadi sebuah gempa dan pulau itu akhirnya tertelan lautan. Tapi walaupun kami tidak lagi melihat pulau itu, kami masih mendengar lonceng kuilnya ketika lautan sedang surut. Anak itu kembali ke pantai dan berusaha mendengarkan suara lonceng kuil itu. Ia menghabiskan waktu sepanjang sore di sana, tapi yang didengarnya hanyalah gemuruh gelombang dan tangisan anjing laut. Ketika malam turun, orang tua anak itu mencarinya. Pagi berikutnya, ia kembali ke pantai; Ia tidak percaya perempuan cantik itu telah membohonginya. Bila perempuan itu kembali menemuinya, ia bisa memberitahukan padanya bahwa, meskipun belum melihat pulau itu, ia telah mendengar suara lonceng kuil yang dibunyikan oleh gerakan gelombang. Bulan demi bulan berlalu, perempuan itu tidak kembali dan anak kecil itu benar-benar melupakannya; sekarang ia yakin bahwa ia perlu menemukan kekayaan dan harta karun di dalam kuil bawah laut itu. Bila ia mendengar suara lonceng kuil, ia akan bisa menentukan lokasinya dan membongkar harta karun yang tersembunyi di dalamnya. Ia kehilangan selera untuk masuk sekolah dan bergaul dengan teman-temannya. Ia menjadi sasaran olok-olokan teman-temannya. Mereka biasa berkata: ia tidak menyukai kita. Dia lebih suka duduk memandang lautan karena takut kalah bermain bersama kita. Dan mereka semua tertawa melihat sang anak kecil itu duduk di pantai. Tetapi walaupun ia tidak bisa mendengar suara lonceng dari kuil tua itu, anak itu belajar hal-hal lain. Ia mulai sadar bahwa ia telah tumbuh, begitu terbiasa pada suara ombak yang tak lagi mengalihkan perhatiannya. Ia terbiasa dengan tangisan anjing laut, dengungan lebah, dan angin yang berhembus di antara pohon-pohon kelapa. Enam bulan setelah percakapan dengan Sang perempuan aneh, anak itu dapat duduk di tepi pantai, lupa dengan keributan-keributan lain, tapi masih saja belum mendengar suara lonceng dari kuil yang tenggelam. Para nelayan yang memberitahukan keberadaan kuil itu datang dan berbicara padanya, bersikeras bahwa mereka telah mendengar lonceng itu. Tapi anak kecil itu tak pernah bisa mendengarnya. Tapi beberapa saat kemudian, para nelayan itu mengubah nada perkataan mereka, Engkau menghabiskan terlalu banyak waktu memikirkan suara lonceng di bawah laut itu. Lupakanlah dan kembalilah bermain dengan teman-temanmu. Mungkin hanya para nelayan yang bisa mendengarnya. Setelah hampir satu tahun, anak itu berpikir: Mungkin mereka benar. Aku lebih baik tumbuh besar dan menjadi seorang nelayan turun ke pantai setiap pagi, karena aku telah mencintai tempat ini. Dan ia berpikir pula: Mungkin itu hanya legenda belaka, lonceng itu telah hancur selama gempa bumi, dan sejak itu tidak pernah berbunyi lagi. Sore itu ia memutuskan pulang ke rumah. Ia menceburkan diri ke laut untuk mengatakan salam perpisahan. Ia memandang sekali lagi alam sekitarnya dan karena tidak lagi perduli dengan lonceng itu, ia kembali bisa tersenyum pada keindahan nyanyian anjing laut, gemuruh lautan, dan angin yang berhembus di antara pohon kelapa. Dari kejauhan ia mendengar suara temannya bermain dan ia merasa bahagia berpikir bahwa akan segera memulai kembali permainan masa kecilnya. Anak itu bahagia dan seperti yang hanya bisa dilakukan oleh seorang anak, ia merasa bersyukur telah hidup di dunia ini. Ia yakin ia tidak membuang waktunya dengan sia-sia karena telah belajar merenungkan alam dan menghormatinya. Kemudian, karena ia mendengar suara lautan, anjing laut, angin yang berhembus di antara pohon kelapa dan suara teman-temannya yang sedang bermain, ia mendengar pula suara lonceng yang pertama. Dan kemudian suara lonceng yang lain. Dan yang lain. Sampai pada puncak kesenangannya, semua lonceng dalam kuil yang tenggelam itu berbunyi. Bertahun-tahun kemudian, ketika ia telah tumbuh dewasa, ia kembali ke desa dan ke pantai masa kecilnya. Ia tidak lagi bermimpi bisa menemukan harta karun di dasar laut, mungkin itu adalah hasil imajinasinya, dan bahwa mungkin ia tidak pernah sungguh-sungguh mendengar dentang lonceng dari kuil yang tenggelam itu pada satu sore di masa kecilnya yang hilang. Berpikir seperti itu, ia

4

memutuskan berjalan-jalan sebentar di sepanjang pantai , mendengarkan gemuruh angin dan nyanyian anjing laut. Bayangkan betapa terkejutnya dia, ketika di atas pantai ia melihat perempuan yang telah berbicara padanya pertama kali tentang pulau dan kuil yang tenggelam itu. Apa yang kau lakukan di sini ? Tanyanya. Aku menunggumu, jawab perempuan itu. Ia melihat walaupun tahun-tahun berlalu, perempuan itu tetap sama, kerudung yang menyembunyikan rambutnya tidak kisut oleh waktu. Perempuan memberikan padanya itu sebuah buku catatan yang penuh dengan halamanhalaman kosong. Tulislah : seorang Ksatria menghargai mata seorang anak kecil, karena mereka mampu memandang dunia tanpa kepedihan. Ketika dia ingin mengetahui apakah seseorang yang ada di sampingnya pantas untuk dipercaya atau tidak, ia akan berusaha memandangnya seperti pandangan anak kecil. Apakah Ksatria Cahaya itu ? Kau sudah tahu, jawabnya dengan tersenyum. Dia adalah orang yang mampu memahami keajaiban hidup, yang berjuang sampai titik darah penghabisan untuk sesuatu yang ia percayai dan yang mendengar suara lonceng yang dibawa ombak dari permukaan laut. Ia tidak pernah mengira dirinya sebagai seorang Ksatria Cahaya. Perempuan itu nampaknya bisa membaca jalan pikirannya. Setiap orang mampu menjadi seorang Ksatria. Dan walaupun tak ada seorangpun yang mengira diri mereka sebagai seorang Ksatria, tapi sebenarnya mereka adalah para Ksatria. Ia memandang halaman-halaman kosong dalam buku catatan itu. Perempuan itu kembali tersenyum. Tulislah, ya, segala sesuatu tentang seorang Ksatria, katanya.

5

Buku Saku Ksatria CahayaSeorang Ksatria Cahaya tahu bahwa dia memiliki banyak hal yang patut disyukuri. Dalam perjuangannya dia dibantu oleh para malaikat; kekuatan surgawi menempatkan setiap benda pada tempatnya, memberi jalan pada Sang Ksatria untuk menyumbangkan kemampuan terbaiknya. Sahabat-sahabatnya berkata: Dia sangat beruntung! Dan Sang Ksatria kadang memang mampu meraih sesuatu melampaui kapasitasnya. Itulah sebabnya mengapa pada waktu matahati terbenam dia bersimpuh dan menghaturkan syukur atas Rahim Kehidupan yang melingkupinya. Namun rasa syukurnya tidak terbatas pada perkara spiritual semata; dia tidak pernah melupakan sahabat-sahabatnya, lantaran darah mereka bercampur dengan darahnya di medan pertempuran. Seorang Ksatria tidak perlu diingatkan tentang bantuan yang diberikan orang lain padanya; dialah orang pertama yang mengingat dan memastikan untuk berbagi dengan mereka segala anugerah yang diterimanya.. ____***____ Semua jalan-jalan dunia menuju ke hati para Ksatria; ia menceburkan dirinya tanpa ragu ke dalam sungai-sungai kegairahan yang selalu mengalir melalui hidupnya. Seorang Ksatria tahu bahwa dia bebas untuk memilih keinginan-keinginannya, dan dia membuat keputusan ini dengan penuh keberanian, kebebasan, dan -kadang-kadang- dengan suatu sentuhan kegilaan. Ia memeluk erat kegairahannya dan menikmatinya dengan segenap perasaan. Dia tahu tak ada gunanya mengumbar nikmatnya mengalahkan orang lain; itu semua adalah bagian dari hidup dan membawa kebahagiaan sesaat pada setiap orang yang terlibat di dalamnya. Tapi dia tidak pernah kehilangan pemahaman tentang hal-hal yang berlangsung sesaat, atau tentang ikatan kuat yang ditempa terus menerus. Seorang Ksatria bisa membedakan yang sekedar lewat dan yang abadi. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tidak mengandalkan kekuatan semata, dia menggunakan pula energi musuhnya. Ketika ia terjun ke dalam pertempuran, yang dimilikinya adalah semangat, gerakan, dan pukulan yang dipelajari selama latihan. Seiring gerak maju pertempuran, dia menemukan betapa semangat dan latihan tidak cukup menjadi modal kemenangan : yang diperhitungkan adalah pengalaman. Kemudian ia membuka hatinya pada Alam Semesta dan memohon pada Tuhan agar diberi inspirasi yang dia perlukan untuk mengubah setiap serangan musuh menjadi sebuah pelajaran tentang mempertahankan diri. Teman-temannya berkata: Dia orang yang percaya takhayul. Dia berhenti bertempur hanya sekedar untuk berdoa; bahkan ia menunjukkan penghargaannya pada tipu daya musuh. Seorang Ksatria tidak menangggapi gangguan-gangguan ini. Dia tahu tanpa inspirasi dan pengalaman, tak akan ada porsi latihan yang cukup yang mampu menolongnya. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tidak pernah memilih menggunakan tipu daya, tetapi ia tahu bagaimana mengacaukan musuh-musuhnya. Seberapapun cemasnya, dia menggunakan setiap strategi yang dimilikinya untuk mencapai sasaran. Ketika melihat kekuatannya hampir sirna, dia membuat musuhnya menduga bahwa dia semata-mata mengulur-ulur waktu. Ketika dia ingin menyerang sisi sebelah kanan, ia menggerakkan prajuritnya ke kiri. Setiap kali Sang Ksatria bermaksud memulai pertempuran, dia berpura-pura lelah dan bersiap-siap tidur. Sahabat-sahabatnya berkata: Lihat, dia kehilangan semangat. Tapi ia tak perduli pada ucapanucapan tersebut karena mereka tidak memahami taktiknya. Seorang Ksatria tahu apa yang diinginkannya. Dan dia tak butuh membuang-buang waktu memberikan penjelasan. ____***____ Seorang China yang arif mempunyai kata-kata bijak tentang strategi seorang Ksatria Cahaya : Yakinkan musuhmu kalau dia hanya akan mendapat sedikit manfaat ketika menyerangmu. Hal ni akan menyurutkan semangatnya. Jangan malu-malu menarik pasukan sementara waktu dari medan pertempuran bila engkau melihat musuhmu lebih kuat darimu; ini bukan persoalan menang atau kalah dalam suatu pertempuran tunggal, namun bagaimana peperangan berakhir. Sekalipun engkau sangat kuat, jangan pernah malu berpura-pura lemah; hal ini akan membuat musuhmu bertindak ceroboh dan tergesa-gesa menyerang.

6

Dalam peperangan, kunci kemenangan adalah kemampuan mengejutkan musuhmu ____***____ Aneh, kata Sang Ksatria Cahaya pada dirinya sendiri. Aku telah bertemu dengan banyak orang yang pada kesempatan pertama berusaha menunjukkan kemampuan terburuknya. Mereka menyisihkan kekuatan terdalamnya di balik agresi; mereka menyisihkan ketakutan akan kesendirian di balik udara kemandirian. Mereka tidak mempercayai kemampuan mereka sendiri, namun secara terusmenerus mengumbar pesan kebajikan. Sang Ksatria membaca pesan ini pada banyak lelaki dan perempuan yang ia temui. Dia tidak pernah terkecoh oleh penampilan luar dan membuat suatu titik hening yang mantap ketika orang lain berusaha mengelabuinya. Dan ia menggunakan kejadian ini untuk mengoreksi kesalahannya, lantaran orang lain adalah sebuah cermin yang menakjubkan. Seorang Ksatria memanfaatkan tiap kesempatan untuk mengajari diriya sendiri. ____***____ Seorang Ksatria kadang-kadang bertarung dengan orang-orang yang dicintainya. Orang-orang yang membela temannya tidak pernah tertundukkan oleh badai kehidupan, ia cukup kuat untuk untuk melewati kesulitan-kesulitan dan mengatasinya. Bagaimanapun juga, ia seringkali dihadapkan pada tantangan dari mereka yang dilatihnya bermain pedang. Murid-muridnya memancing ia agar bertempur dengan mereka. Dan seorang Ksatria menunjukkan kemampuannya : hanya dengan sedikit sapuan ia melucuti murid-muridnya, dan keselarasan kembali ke tempat mereka semula berjumpa. Kenapa bersusah payah melakukan hal itu, padahal engkau jauh lebih baik daripada mereka? tanya seorang pengelana. Karena dengan menantangku, apa yang sebenarnya mereka inginkan adalah berbincang denganku, dan inilah caraku merawat perbicangan agar tetap terbuka, jawab Sang Ksatria. ____***____ Sebelum berangkat menuju pertempuran yang penting, seorang Ksatria Cahaya bertanya pada diri sendiri : Seberapa jauh aku telah mematangkan kemampuanku ? Dia tahu ia telah belajar sesuatu dari tiap pertempuran yang telah dijalaninya, tapi banyak dari pertempuran itu menyebabkan dirinya mengalami penderitaan yang tak perlu. Lebih dari sekali dia telah membuang waktu dengan bertempur demi sebuah kepalsuan. Dan ia telah menderita karena orang-orang yang tidak patut menerima cintanya itu. Pemenang tak pernah berbuat kesalahan yang sama dua kali. Itulah sebabnya mengapa seorang Ksatria hanya mengorbankan perasaannnya untuk hal-hal yang berguna. ____***____ Seorang Ksatria menghormati ajaran utama I Ching: ketekunan selalu berguna. Dia tahu bahwa ketekunan itu bukan sesuatu yang sama dengan tekanan. Ada saat-saat ketika pertempuran berlangsung lebih lama dari yang semestinya, menguras kekuatan dan semangatnya. Pada saat-saat seperti itu, Sang Ksatria berpikir: Sebuah perang yang berlangsung lama menghancurkan pula pihak yang menang. Kemudian ia menarik mundur pasukannya dari pertempuran dan membiarkan dirinya mundur. Ia bersabar dengan hasratnya, tapi tahu dia harus menunggu saat-saat terbaik untuk menyerang. Seorang Ksatria selalu kembali ke dalam pertempuran. Dia tidak pernah melakukan hal ini karena keras kepalanya, tapi karena ia telah menyaksikan sebuah perubahan cuaca. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tahu peristiwa-peristiwa tertentu berulang dengan sendirinya. Dia seringkali menemukan dirinya dihadapkan pada persoalan dan situasi yang sama. Dan melihat situasi sulit ini hadir kembali, ia menjadi tertekan, berpikir bahwa ia tak mampu membuat kemajuan dalam hidupnya. Aku telah melewati semua ini sebelumnya, dia berkata pada hatinya. Ya, kau telah melewati ini semua sebelumnya, jawab hatinya. Tapi kau tidak pernah melampauinya. Lalu Sang Ksatria sadar betapa pengalaman berulang-ulang ini hanya memiliki satu tujuan : mengajarkan padanya apa yang tidak ingin dia pelajari. ____****_____ Seorang Ksatria tak pernah bisa diduga. Dia mungkin turun menari sepanjang jalan ketika berangkat kerja, memandang ke dalam mata seseorang yang sungguh asing dan membincangkan cinta pada pandangan pertama, atau mempertahankan satu gagasan yang benar-benar ganjil. Sang Ksatria membiarkan hari-harinya bergulir seperti ini . Dia tidak takut menangisi segala sesuatu yang telah lalu atau merasa senang pada penemuanpenemuan baru. Ketika dia merasa saatnya tiba, ditinggalkannya segala sesuatu dan berangkatlah ia pada petualangan yang lama diimpikannya. Ketika dia sadar tak bisa bertindak lebih jauh lagi, ia

7

mengabaikan pertempurannya, tapi tak pernah menyalahkan diri lantaran telah setia pada beberapa tindakan bodoh yang tidak diharapkan. Seorang Ksatria tak menghabiskan hari-harinya untuk mencoba memainkan peran yang telah dipilih orang lain baginya. ____***____ Ksatria-Ksatria Cahaya selalu memiliki beberapa duka di mata mereka. Mereka dari dunia ini, mereka bagian dari hidup orang-orang lain, mereka merencanakan perjalanan tanpa bekal di punggung dan alas kaki. Mereka seringkali pengecut. Mereka tak selalu membuat keputusan yang tepat. Mereka menderita karena hal-hal yang paling biasa. Mereka memiliki pikiran-pikiran yang biasa pula dan terkadang percaya mereka tak mampu tumbuh. Mereka kerapkali menganggap diri mereka tidak layak mendapatkan berkah atau keajaiban. Mereka tak selalu yakin apa yang sedang mereka perbuat di sini. Mereka banyak melewatkan malam-malam tanpa tidur, meyakini betapa hidup mereka tak punya arti. Itulah sebabnya mereka Ksatria-Ksatria Cahaya. Karena mereka melakukan kesalahankesalahan. Karena mereka bertanya pada diri mereka sendiri. Karena mereka mencari sesuatu alasan dan yakin bisa menemukannya. _____****_____ Seorang Ksatria tidak khawatir bahwa sikap dan tindakannya, dalam pandangan orang lain, mungkin akan kelihatan gila. Dia berbicara keras-keras pada diri ketika sedang sendiri. Seseorang memberitahu padanya ini adalah cara terbaik untuk berkomunikasi dengan para malaikat, maka ia mengambil kesempatan untuk mencoba berhubungan dengan mereka. Pertama kali ia menemukan betapa ini sangat sulit. Ia berpikir bahwa ia tak memiliki sesuatu untuk dikatakan, ia hanya mengulang-ulang kata yang sama dan tak berarti. Meskipun demikian, Sang Ksatria tetap bertahan. Dia menghabiskan waktu sepanjang hari untuk berbicara dengan hatinya. Dia mengatakan segala hal yang tidak disetujuinya. Dia mengatakan segala omong kosong. Suatu hari, ia memperhatikan ada suatu perubahan dalam suaranya. Dia sadar sedang bertindak sebagai penghubung beberapa kebijaksanaan yang lebih tinggi. Sang Ksatria mungkin kelihatan gila, namun ini hanyalah sekedar ketidakberuntungan. ____***____ Menurut sebuah puisi: seorang Ksatria Cahaya memilih musuh-musuhnya. Dia tahu bahwa ia mampu; dia tidak harus pergi berkeliling dunia untuk menyombongkan kemampuan dan kearifannya. Meskipun demikian, selalu ada seseorang yang ingin membuktikan dirinya lebih baik dari pada Sang Ksatria. Bagi Sang Ksatria, tak ada yang lebih baik atau yang lebih jelek : setiap orang memiliki anugerah yang berguna bagi jalan-jalan pribadinya. Tapi orang-orang tertentu mendesaknya. Mereka memprovokasi dan menyerangnya dan melakukan segala sesuatu yang dapat mereka kerjakan untuk mengganggunya. Pada saat itu, hatinya berkata: Jangan tanggapi ejekan itu, mereka takkan meningkatkan kemampuanmu. Kau hanya akan melelahkan dirimu sendiri dengan sia-sia. Seorang Ksatria Cahaya takkan membuang-buang waktu dengan mendengarkan godaangodaan itu; dia memiliki takdir yang harus dijalani. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya mengingat satu kutipan dari John Bunyan: Walaupun aku sudah melalui segala apa yang kumiliki, aku tak menyesali banyak kesulitan yang kujumpai, karena merekalah yang membawaku ke tempat yang ingin kucapai. Sekarang yang kumiliki hanyalah pedang ini dan aku akan memberikannya pada siapapun yang ingin melanjutkan peziarahan hidupnya. Kubawa serta tanda-tanda dan bekas-bekas luka dari pertempuran-pertempuran mereka adalah saksi dari apa yang kuderita dan hadiah dari apa yang telah kutundukkan. Ini adalah tanda-tanda dan bekas-bekas luka terindah yang akan membuka pintu-pintu surga bagiku. Ada saat-saat ketika aku terbiasa mendengar cerita-cerita tentang keberanian. Ada saat-saat ketika aku hidup hanya karena aku butuh untuk hidup. Tapi sekarang aku hidup karena aku seorang Ksatria dan karena aku berharap suatu hari nanti menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Ia ,yang telah kuperjuangkan dengan begitu dahsyat, dengan hidupku. ____***____ Saat ketika ia mulai melangkah melewatinya, Sang Ksatria Cahaya mengenali Jalannya. Setiap batu, setiap kelokan, meneriakkan selamat datang padanya. Ia menyamakan dirinya dengan gunung dan sungai, dia melihat sesuatu dari jiwanya dalam tumbuhan, hewan dan burungburung di ladang. Kemudian, menerima kasih Tuhan dan Pertanda-pertanda Keilahian, dia membiarkan legenda pribadinya menuntunnya menuju tugas-tugas yang telah dipersiapkan oleh hidup bagi dirinya.

8

Pada beberapa malam, ia tak punya tempat untuk tidur, pada waktu yang lain, ia menderita insomnia. Begitulah seharusnya terjadi, batin Sang Ksatria. aku adalah seseorang yang memilih jalan ini. Dalam kata-kata ini terbentanglah kekuatannya. Dia telah memilih jalan tempat ia melangkahkan kaki dan ia tidak mengeluh. ____***____ Mulai saat ini hingga berabad-abad kemudian- Alam Semesta akan menolong Ksatria Cahaya dan menghindarkan prasangka-prasangka terhadapnya. Energi bumi butuh diperbaharui. Ide baru butuh mendapat ruang. Badan dan jiwa perlu tantangan-tantangan baru. Masa depan telah menjadi masa sekarang, dan setiap mimpi, kecuali mimpi yang melibatkan ide-ide yang telah dirancang sebelumnya, akan memiliki kesempatan untuk didengarkan. Segala sesuatu yang utama akan tetap lestari, segala yang tak berguna bakal sirna. Namun bukan tanggungjawab Sang Ksatria untuk menilai mimpi-mimpi orang lain, dan dia tidak membuang waktu mengkritik keputusan-keputusan orang lain. Agar memiliki keyakinan dengan jalan yang telah dipilihnya, ia tidak perlu membuktikan bahwa jalan orang lain adalah salah. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya mempelajari dengan cermat posisi yang ingin dikuasainya. Seberapapun sulitnya sasaran itu, selalu ada jalan untuk mengatasi hambatan-hambatannya. Dia berusaha mencari jalan alternatif; dia mempertajam pedangnya, dia berusaha memenuhi hatinya dengan kepastian-kepastian yang diperlukan untuk menghadapi tantangan. Tapi ketika dia maju, Sang Ksatria sadar bahwa ada kesulitan-kesulitan yang tidak bisa diperhitungkan. Bila ia menunggu saat yang tepat, ia tidak pernah berangkat, ia memerlukan sentuhan kenkatan untuk mengambil langkah selanjutnya. Sang Ksatria menggunakan sentuhan kenekatan. Karena baik dalam cinta maupun perang, tidak mungkin untuk mengamati segala sesuatu. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya mengetahui kesalahan-kesalahannya. Tetapi dia juga tahu kekuatan dalam dirinya. Beberapa temannya mengeluh sepanjang waktu : orang lain memiliki lebih banyak kesempatan daripada kita. Mungkin saja mereka benar, tapi seorang Ksatria tidak membiarkan dirinya dilumpuhkan dengan cara seperti ini; ia berusaha menciptakan sebagian besar dari kelebihannya. Dia tahu bahwa kekuatan rusa betina terletak pada kakinya yang panjang. Kekuatan anjing laut terletak dalam keakuratannya dalam menangkap ikan. Dia telah mempelajari alasan harimau tidak takut dengan hyena adalah karena sang harimau sadar dengan kekuatannya sendiri. Dia berusaha membangun apa yang sungguh bisa dijadikan sandaran. Dan dia selalu memeriksa apakah ia membawa tiga hal dalam dirinya : iman, harapan, dan kasih. Bila tiga hal ini ada, dia tidak ragu lagi maju ke depan. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tahu bahwa tak ada seorangpun yang bodoh dan bahwa hidup selalu memberi pelajaran pada setiap orang, seberapapun lamanya pengajaran itu berlangsung. Dia selalu melakukan yang terbaik, dan mengharapkan yang terbaik pula dari orang lain. Lewat kemurahan hatinya, ia berusaha memperlihatkan kepada setiap orang betapa banyak mereka mampu mencapai. Beberapa temannya berkata: beberapa orang tidak begitu bersyukur. Sang Ksatria tidak kecewa karena hal ini. Dan dia terus mendorong orang lain karena ini juga jalan baginya untuk mendorong dirinya sendiri. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya merasakan ketakutan ketika terjun ke dalam pertempuran. Setiap Ksatria Cahaya pernah, pada suatu waktu di masa lalu, berbohong atau mengkhianati seseorang. Setiap Ksatria Cahaya pernah menempuh jalan yang tidak diperuntukkan baginya. Setiap Ksatria Cahaya pernah menderita karena alasan-alasan yang sangat biasa. Setiap Ksatria Cahaya pernah, setidaknya sekali, merasa bahwa dia bukan seorang Ksatria Cahaya. Setiap Ksatria Cahaya pernah gagal dalam kewajiban-kewajiban spiritualnya. Setiap Ksatria Cahaya pernah berkata ya ketika dia ingin berkata tidak. Setiap Ksatria Cahaya pernah melukai orang yang dicintainya.

9

Itulah mengapa ia menjadi Ksatria Cahaya, karena ia telah melewati semua ini, dan tidak pernah kehilangan harapan untuk menjadi lebih baik dari dirinya sekarang. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya selalu mendengarkan kata-kata dari para pemikir tertentu, seperti katakata T.H Huxley di bawah ini: Akibat dari tindakan-tindakan kita adalah luka bagi orang-orang bodoh dan suar pemandu bagi para manusia bijaksana. Dunia ini adalah papan catur; sedangkan bidak-bidaknya adalah sikap dan tindakan kita seharihari, aturan mainnya adalah apa yang kita sebut Hukum Alam. Pemain di satu sisi tersembunyi dari kita, tapi kita tahu bahwa permainan ini selalu fair atau terbuka, adil, dan sabar. Sang Ksatria tinggal menerima tantangan belaka. Ia tahu Tuhan tidak pernah memandang secara berlebihan kesalahan tunggal yang dibuat oleh mereka yang mencintaiNya, tidak pula ia membiarkan para penggemarNya beranggapan ia lalai pada aturan main-Nya. ____***____ Seorang Ksatria tidak menunda waktu untuk membuat keputusan. Dia memperhitungkan hasil yang baik sebelum bertindak; ia memperhitungkan latihannya, sebagaimana tanggungjawabnya dan kewajibannya sebagai seorang guru. Ia berusaha tetap tenang dan menganalisa setiap langkah seolah-olah itu adalah langkah yang terpenting. Bagaimanapun juga segera setelah ia membuat keputusan, Sang Ksatria menjalankannya : ia tak memiliki keraguan atas pilihan tindakannya, tidak juga merubah arah bila keadaan berbeda jauh dari apa yang dibayangkannya semula. Bila keputusannya benar, dia akan memenangkan pertempuran, sekalipun pertempuran itu berlangsung lebih lama dari harapannya. Bila keputusannya salah dia akan kalah dan harus memulai lagi semuanya hanya saja sekarang dengan lebih bijaksana. Tapi sekali ia memulai, seorang Ksatria akan terus bertahan sampai titik akhir. ____***____ Seorang Ksatria tahu guru terbaiknya adalah orang yang berbagi pertempuran dengannya. Adalah berbahaya meminta nasehat. Lebih berbahaya lagi memberi nasehat. Ketika ia memerlukan bantuan, ia berusaha melihat bagaimana sahabat-sehabatnya mengatasi masalah atau gagal mengatasi masalah- mereka. Bila dia sedang mencari inspirasi, ia membaca di bibir sahabat yang ada di sampingnya, katakata yang berusaha diucapkan oleh malaikat penjaganya pada dirinya. Ketika dia lelah atau kesepian, dia tidak memimpikan lelaki atau perempuan yang jauh; dia akan menengok orang yang ada di sampingnya dan berbagi kedukaan atau kebutuhannya akan perhatian dengan mereka -dengan senang hati dan tanpa rasa bersalah. Seorang Ksatria tahu bahwa bintang yang menggantung paling jauh di Alam Raya mengungkapkan dirinya dalam benda-benda di sekelilingnya. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya berbagi dunianya dengan orang-orang yang ia cintai. Dia berusaha memberi semangat mereka untuk melakukan hal-hal yang akan dengan senang hati mereka kerjakan, namun mereka kurang memiliki keberanian. Pada saat itu musuhnya muncul dengan dua papan petunjuk di tangan. Di satu kayu tertulis: Pikirkanlah dirimu sendiri, jagalah semua rahmat untuk dirimu sendiri, bila tidak, kau akan berakhir dengan kehilangan segala sesuatunya. Di atas tanda yang lain ia membaca : Kau kira dirimu siapa hingga membantu orang lain ? Tidakkah engkau lihat kesalahan-kesalahanmu sendiri ? Seorang Ksatria tahu ia memiliki kelemahan-kelemahan. Tapi ia tahu pula ia tidak akan mampu membuat pertumbuhannya sendiri dan membuat jarak antara dirinya dengan orang lain. Oleh karena itu ia melempar dua papan itu ke lantai sekalipun ia menganggap mereka memuat sepotong kebenaran. Papan-papan itu lebur menjadi debu, dan Sang Ksatria terus memberi semangat orang-orang yang ada di sekitarnya. ____***____ Sang filsuf Lao-Tzu berbicara tentang perjalanan seorang Ksatria Cahaya. Jalan ini melibatkan penghargaan pada segala hal yang kecil dan lembut. Belajar mengenali saat yang tepat untuk mengambil langkah yang perlu. Sekalipun engkau sudah meelepaskan panah berkali-kali, teruslah perhatikan bagaimana engkau menempatkan anak panah dan bagaimana engkau menarik busurnya. Ketika seorang pemula tahu apa yang dia butuhkan, dia terbukti lebih cerdas dari seorang bijaksana yang tak punya gagasan. Menumpuk cinta membawa keberuntungan, menumpuk kebencian membawa bencana. Setiap orang yang gagal mengenali masalah meninggalkan pintu terbuka bagi masuknya tragedi. pertempuran tidak sama dengan perselisihan.

10

____***____ Sang Ksatria Cahaya bermeditasi. Dia duduk di tempat yang sunyi dalam tendanya dan menyerahkan diri pada cahaya keilahian. Ketika ia melakukan hal ini, ia tidak berusaha memikirkan segala sesuatu, ia menutup diri terhadap pencarian kesenangan, dari tantangan dan pewahyuan, dan membiarkan anugerah dan kekuatannya menampakkan diri mereka sendiri. Sekalipun ia tak mengenali mereka, anugerah dan kekuatan ini menjaga hidupnya dan akan mempengaruhi kehidupannya dari hari ke hari. Ketika dia bermeditasi, Sang Ksatria bukan lagi dirinya sendiri, tetapi sebuah percikan dari Jiwa Buana. Inilah saat-saat yang memberinya pemahaman akan tanggungjawabnya dan bagaimana seharusnya dia bertindak tepat sebagaimana dibutuhkan. Seorang Ksatria Cahaya tahu bahwa dalam keheningan hatinya, ia mendengar sebuah Pesan yang akan membimbingnya. ____***____ Ketika saya menarik busur saya, kata Herigel pada guru Zennya, Ada tiba suatu titik ketika saya merasa seolah-olah tidak bisa bernafas, bila saya tidak membiarkan anak panah terbang lepas saat itu juga. Jika engkau terus menerus berusaha mengganggu momen ketika engkau seharusnya melepaskan anak panah, engkau tidak akan pernah mempelajari seni memanah, kata gurunya. Kadangkala keinginan berlebihan dari pemanah itu sendirilah yang meruntuhkan keakuratan dalam memanah sasaran. Seorang kastria cahaya kadangkala berpikir, Bila aku tidak melakukan sesuatu, hal ini tidak akan terlaksana. Tidak selalu seperti itu : dia harus bertindak, tetapi dia harus membiarkan ruang bagi Alam Semesta untuk bertindak pula. ____***____ Ketika seorang Ksatria menjadi korban ketidakadilan, dia biasanya berusaha menyepi agar tidak memperlihatkan luka hatinya pada orang lain. Ini bisa dan buruk. Membiarkan hati seseorang menyembuhkan luka-lukanya perlahan-lahan adalah satu hal, tapi sangat berbeda pula duduk sepanjang hari dalam keheningan kontemplasi karena takut kelihatan lemah di mata orang lain. Di dalam tiap-tiap diri kita tinggal malaikat dan iblis, dan suara mereka hampir mirip. Dihadapkan pada suatu masalah, iblis mendorong percakapan kesepian itu, berusaha menunjukkan betapa rapuhnya diri kita. Malaikat membuat kita bercermin atas sikap kita dan kadangkala memerlukan mulut orang lain untuk mengungkapkan dirinya. Seorang Ksatria menyeimbangkan kesendirian dan ketergantungan. ____***____ Sang Ksatria Cahaya membutuhkan cinta. Cinta dan perhatian, sama wajarnya dengan makan dan minum bagi sang Ksatria. Bumbu penuh nuansa bagi Perjuangan Kebenarannya. Ketika Sang Ksatria menatap matahari terbenam dan tak merasakan kebahagiaan, maka ada sesuatu yang salah. Pada titik ini dia berhenti berjuang dan pergi mencari sahabat-sahabatnya, supaya mereka bisa menyaksikan tebenamnya matahari bersama-sama. Bila dia memiliki kesulitan dalam mendapatkan teman, dia bertanya sendiri: Apakah aku terlalu takut mendekati seseorang? Apakah aku menerima perhatian dan justru tidak memperhatikannya ? Seorang Ksatria Cahaya memanfaatkan kesunyian, namun tidak dimanfaatkan oleh kesunyian. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tahu tidaklah mungkin untuk berada dalam keadaan yang sungguhsungguh santai. Dia telah belajar dari pemanah, untuk melepaskan anak panah pada jarak tertentu dia harus merentangkan busurnya. Dia telah belajar dari bintang-bintang, hanya suatu ledakan di dalam yang akan membuatnya bersinar. Sang Ksatria memperhatikan, ketika seekor kuda akan melompati sebuah pagar, ia meregangkan otot-ototnya. Tetapi dia tidak pernah bingung membedakan ketegangan dengan kecemasan. ____***____ Sang Ksatria Cahaya berusaha selalu mengatur keseimbangan antara Ketegaran dan Kemurahan Hati. Untuk meraih impiannya, ia membutuhkan kemauan kuat dan kemampuan yang sangat besar untuk menerima. Sekalipun dia mempunyai tujuan, jalan yang mengantarnya pada tujuan itu tak selalu seperti apa yang ia harapkan terjadi.

11

Itulah mengapa Ksatria menggunakan paduan antara disiplin dan belas kasih. Tuhan tidak pernah mengabaikan anakNya, tetapi kehendakNya tak bisa dimengerti, dan Dia membangun jalan dengan langkah-langkah kita sendiri. Sang Ksatria menggunakan kombinasi antara disiplin dan penerimaan itu untuk menyalakan kegairahannya. Kebiasaan tidak pernah berada di awal segala gerakan baru yang penting. ___***___ Sang Ksatria kadang bersikap seperti air, mengalir mengitari hambatan-hambatan yang dijumpainya. Kadang, melawan berarti dihancurkan, dan karenanya ia menyesuaikan diri dengan batas-batas ini. Dia menerima tanpa mengeluh betapa batu-batu di sepanjang jalan merintanginya melintasi pegunungan. Di situlah terletak kekuatan air : tak bisa dilantakkan palu atau dilukai oleh pisau. Pedang yang paling kuat di dunia tak mampu melukai permukaannya. Air sungai menyesuaikan diri dengan jalan apapun yang mungkin dilewatinya, namun sungai tak pernah melupakan tujuannya : laut. Begitu lemah pada mata airnya, perlahan ia mengumpulkan kekuatan sungai-sungai lain yang dijumpainya. Dan setelah titik tertentu, kekuatannya menjadi mutlak. ___***___ Bagi seorang Ksatria Cahaya tidak ada abstraksi. Segala sesuatunya nyata dan segala sesuatunya penuh arti. Dia tidak duduk nyaman di dalam tendanya, mengamati apa yang sedang terjadi di dunia; dia menerima setiap tantangan sebagai satu kesempatan untuk memperbaharui dirinya. Beberapa sahabatnya menghabiskan hidup mereka dengan menyesalkan sedikitnya pilihan, atau melontarkan komentar atas keputusan yang dibuat orang lain. Sang Ksatria, bagaimanapun, mengubah pikiran-pikirannya menjadi tindakan. Kadang dia memilih tujuan-tujuan salah dan membayar harga atas kesalahannya tanpa mengeluh. Di saat yang lain, dia keluar jalur dan membuang suatu banyak waktu hanya untuk sampai kembali di tempat ia memulai. Tapi Sang Ksatria tidak membiarkan dirinya terlemahkan. ____***____ Seorang Ksatria memiliki kualitas seperti batu. Ketika dia di atas tanah yang datar, segala sesuatu di sekitarnya dalam keselarasan dan ia tetap stabil. Orang-orang dapat membangun rumah-rumah mereka di atasnya, dan badai tidak akan merusaknya. Tapi ketika dia ditempatkan di atas lereng yang terjal, benda-benda di sekitarnya tak menunjukkan keseimbangan ataupun kekokohan, maka dia mengungkapkan kekuatannya; dia menggelincirkan musuh yang sedang mengancam kedamaiannya. Pada saat seperti itu, Sang Ksatria adalah kekuatan penghancur, dan tak seorangpun mampu menghentikannya. Seorang Ksatria Cahaya berpikir tentang perang ataupun damai dan tahu, bagaimana bertindak sesuai kebutuhan. ____***____ Seorang ksatria yang terlalu mempercayai kecerdasannya akan memandang rendah kekuatan musuhnya. Sangat penting untuk tidak melupakan bahwa kadang-kadang kekuatan lebih efektif daripada strategi. Sebuah pertandingan banteng berlangsung lima belas menit; dan banteng dengan cepat belajar kalau dia sedang ditipu, lalu tahap selanjutnya adalah melawan para petarung banteng. Ketika itu terjadi, tak ada ukuran kecerdasan, argumen, inteligensi, atau kebaikan untuk dapat melawan tragedi. Itulah mengapa seorang Ksatria Cahaya tidak pernah mengabaikan kekuatan kasar. Ketika terbukti terlalu keras, ia mengundurkan diri dari pertempuran sampai musuhnya letih dengan sendirinya. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tahu ketika musuh lebih kuat dari dirinya. Bila dia memutuskan untuk melawannya, ia akan dihancurkan segera. Bila dia menanggapi provokasinya, ia akan jatuh dalam jebakan. Maka ia menggunakan diplomasi unntuk mengatasi keadaan sulit yang ia alami. Ketika musuhnya bertindak seperti seorang anak kecil, dia bertindak hal yang sama. Ketika musuh menantangnya bertempur, ia berpura-pura tidak memahaminya. Sahabatnya berkata: Dia seorang pengecut. Namun Sang Ksatria tidak peduli; ia tahu bahwa semua kemarahan dan keberanian dari seekor burung kecil tak ada gunanya bagi seekor kucing. Dalam situasi seperti ini, Sang Ksatria tetap bersabar, musuhnya akan segera pergi mencari orang lain yang mau diajaknya bertempur.

12

____***_____ Seorang Ksatria tidak pernah acuh tak acuh pada ketidakadilan. Ia tahu bahwa semua itu satu dan tiap tindakan tunggal mempengaruhi setiap orang di planet ini. Itulah mengapa, ketika dihadapkan pada penderitaan orang lain, ia menggunakan pedangnya untuk memperbaharui tatanan yang ada. Tetapi sekalipun ia bertempur melawan penindasan, tidak setitikpun ia berusaha menghakimi sang penindas. Setiap orang akan bertanggung jawab atas tindakannya di hadapan Tuhan, dan karena itu, sekali seorang Ksatria menyelesaikan tugasnya, ia tak berkomentar lebih jauh. Seorang Ksatria Cahaya berada di dunia untuk membantu sahabatnya, tidak untuk menghukum tetangganya. ____***____ Seorang Ksatria tak pernah bertindak pengecut. Melarikan diri mungkin bentuk pertahanan yang sempurna, tapi hal ini tidak bisa digunakan ketika seseorang sangat takut. Saat ragu-ragu, seorang Ksatria lebih memilih menghadapi kekalahan dan kemudian mengobati luka-lukanya, karena ia tahu bahwa jika ia melarikan diri, ia memberi kekuatan yang lebih besar kepada penindas dari yang sepatutnya. Dalam masa-masa yang sulit dan menyakitkan, Sang Ksatria menghadapi kemungkinankemungkinan yang membanjir dengan kepahlawanan, pengunduran diri, dan keberanian. ____***____ Seorang Ksatria tak pernah tergesa-gesa. Waktu bekerja sesuai keinginannya; ia belajar menguasai ketidaksabaran dan menghindari bertindak tanpa berpikir. Dengan berjalan perlahan-lahan, ia menjadi sadar akan kepastian langkahnya. Ia tahu ia sedang ambil bagian dalam momen-momen yang sangat menentukan dalam sejarah kemanusiaan dan bahwa ia perlu merubah dirinya sebelum ia mampu merubah dunia. Itulah mengapa ia mengingat kata-kata Lanza del Vasto: Sebuah revolusi perlu waktu untuk menjadi nyata. Seorang Ksatria tidak pernah memetik buah ketika buah itu masih muda. ____***____ Seorang Ksatria memerlukan baik kesabaran maupun kecepatan. Dua kesalahan strategis terburuk adalah bertindak sebelum waktunya dan membiarkan kesempatan sirna begitu saja. Untuk menghindarinya, Sang Ksatria memperlakukan setiap situasi sebagai sesuatu yang unik dan tak pernah menggantungkan diri pada formula, resep, atau pendapatpendapat orang lain. Kalifah Muawiyah bertanya pada Umar Bin Al Aas rahasia keahlian politiknya yang hebat : Aku tidak pernah terlibat sesuatu tanpa terlebih dahulu menarik diri dalam pemeriksaan batin; dan lagi kemudian, aku tak pernah masuk ke dalam sebuah situasi lantas cepat-cepat segera ingin keluar lagi darinya. Jawabnya. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya seringkali hancur hatinya. Ia percaya tak ada yang bisa mengendalikan emosi yang sedang membuncah dalam dadanya. Dia terpaksa menghabiskan banyak petang dan malam, merasa bahwa ia salah satu di antara orang yang dikalahkan, dan sepertinya tak ada seorangpun yang mampu memulihkan gairahnya. Teman-temannya berkata: Mungkin pertempurannya telah usai. Sang Ksatria merasa terluka dan bingung ketika mendengar ucapan-ucapan seperti itu karena ia tahu ia belum lagi tiba di tempat yang ingin ia capai. Tapi ia keras kepala dan menolak melepas citacitanya. Kemudian, ketika akhirnya ia tak lagi mengharapkannya, sebuah pintu terbuka. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya selalu menjaga hatinya agar terbebas dari perasaan-perasaan benci. Ketika ia pergi ke dalam pertempuran, ia teringat kata-kata Kristus : Kasihilah musuhmusuhmu. Dan ia menaatinya. Tapi ia tahu, sikap memaafkan tak berarti bahwa ia harus menerima segalanya: Seorang Ksatria tak dapat menundukkan kepalanya, karena jika ia melakukannya, ia akan kehilangan pandangan pada horizon mimpi-mimpinya. Dia menerima bahwa musuhnya ada di sana untuk menguji keberaniannya, ketekunannya, kemampuannya dalam membuat keputusan-keputusan. Mereka memaksanya untuk bertempur demi impian-impiannya. Pengalaman bertempurlah yang meneguhkan Sang Ksatria Cahaya. ____***____ Seorang Ksatria mengingat masa lalu.

13

Dia tahu tentang Pertanyaan Spiritual seseorang, ia tahu bahwa Pertanyaaan ini bertanggungjawab untuk beberapa lembar terbaik dari sejarah. Namun juga beberapa bab terburuk dari sejarah : bencana, pengorbanan, kegelapan. Ia digunakan demi tujuan-tujuan pribadi dan ide-idenya nampak dimanfaatkan untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan yang paling mengerikan. Sang Ksatria telah mendengar orang bertanya: Bagaimana aku mengerti jalan yang sedang kulewati ini adalah jalan yang benar ? Dan ia telah melihat banyak orang menghentikan pencariannya karena mereka tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Seorang Ksatria tidak memiliki keraguan; dia mengikuti sebuah perkataan yang tak terbantahkan: Dari buahnya engkau akan mengenal mereka, kata Yesus. Itulah aturan yang ia ikuti, dan ia tak pernah salah. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tahu arti penting intuisi. Di tengah-tengah pertempuran, dia tidak punya waktu untuk berpikir tentang serbuan musuh, maka ia menggunakan instingnya dan menaati malaikat penjaganya. Dalam masa-masa damai, dia menguraikan tanda-tanda yang dikirimkan Tuhan padanya. Orang berkata: Dia gila. Atau: Dia hidup dalam dunia fantasi. Atau bahkan: Bagaimana ia dapat mempercayai hal-hal tidak logis seperti itu? Tapi Sang Ksatria tahu, intuisi adalah huruf-huruf Tuhan dan ia terus mendengarkan suara angin dan berbicara pada bintang-bintang. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya duduk di sekitar api unggun bersama dengan sahabat-sahabatnya. Mereka bicara tentang penaklukannya, dan tiap orang asing yang bergabung dengan kelompok itu disambut dengan hangat karena setiap orang bangga dengan hidupnya dan Pertempuran Agungnya. Sang Ksatria berkata dengan penuh semangat tentang jalan hidupnya, ia menuturkan bagaimana ia melawan sebuah tantangan atau berbincang tentang penyelesaian yang ia temukan untuk sebuah situasi yang sungguh sangat sulit. Ketika dia bercerita, ia menyertakan dalam katakatanya, semangat dan romantisme. Kadangkala ia sedikit berlebihan. Ia ingat pada suatu waktu pendahulunya biasa pula melebihlebihkan cerita. Itulah mengapa ia melakukan hal yang sama. Tapi dia tidak pernah mencampuradukkan harga dirinya dengan kesombongan, dan dia tidak pernah mempercayai omong kosongnya sendiri. ____***____ Sang Ksatria mendengar seseorang berkata: Aku perlu memahami segala sesuatu sebelum aku bisa membuat sebuah keputusan. Aku ingin memiliki kebebasan untuk merubah pikiranku. Sang Ksatria memandang kata-kata ini dengan penuh curiga. Dia juga bisa menikmati kebebasan, tapi hal itu tidak menghambatnya untuk mengambil sebuah komitmen, sekalipun ia tidak tahu banyak mengapa ia melakukan hal itu. Sang Ksatria Cahaya membuat keputusan. Jiwanya sebebas awan-awan di angkasa namun ia setia pada impiannya. Di jalan yang bebas dipilihnya, ia kerapkali harus bangun lebih awal dari yang ia sukai, berbicara dengan orang-orang yang tak mengajarinya sesuatu, membuat pengorbananpengorbanan tertentu. Sahabatnya berkata: Kau tidak bebas. Sang Ksatria bebas. Tapi dia tahu sebuah oven terbuka tak digunakan untuk memanggang roti. ____***____ Terlibat dalam tiap aktivitas apapun, engkau harus tahu apa yang engkau dapat harapkan, bagaimana memperjuangkan tujuanmu, dan apakah engkau mampu atau tidak .mengemban tugastugas yang diusulkan. Hanya orang yang dibekali dengan baik tak ingin akan hasil-hasil penaklukan dan, sekalipun tetap terbenam dalam perjuangan, dapat berkata dengan sungguh-sungguh bahwa dia telah melepaskan buah-buah kemenangan. Seseorang dapat mengabaikan buah, tapi pengabain itu tak menandakan ketakpedulian pada hasil akhir! Sang Ksatria Cahays mendengarkan dengan penuh hormat pada strategi Gandhi. Dan ia tetap tak dipercaya oleh mereka yang, lantaran tak mampu mencapai hasil apapun, mengkhotbahkan pelepasan. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya memberi perhatian pada hal-hal yang kecil karena mereka terkadang membahayakannya. Sebuah duri, seberapapun tipisnya, dapat menyebabkan seorang petualang terhenti. Satu sel yang kecil dan tak terlihat dapat menghancurkan sebuah organisme yang sehat. Kenangan akan saatsaat ketakutan di masa lalu memungkinkan sifat pengecut untuk terlahir kembali di setiap pagi yang baru. Sepersekian detik membuka jalan bagi serbuan fatal sang musuh.

14

Sang Ksatria peduli dengan hal-hal kecil. Kadang dia kesulitan dengan dirinya sendiri, namun ia lebih menyukai bertindak seperti ini. Iblis ada dalam hal-hal kecil, tutur peribahasa purba dari Tradsi. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tak selalu memiliki keyakinan. Ada saat ketika ia sungguh-sungguh tak percaya pada segala sesuatu.. Dan ia bertanya pada hatinya: Apakah semua ikhtiar ini benar-benar berguna? Namun hatinya tetap terdiam. Dan Sang Ksatria harus memutuskan bagi dirinya sendiri. Ambillah cawan ini dari padaku, kata Yesus. Ia juga kehilangan hati dan semangatnya, tapi dia tak berhenti. Seorang Ksatria Cahaya terus melaju sekalipun kepercayaannya kering. Ia terus maju, hingga pada akhirnya, kepercayan kembali. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tahu tak seorangpun mampu menjadi sebuah pulau. Dia tidak bisa bertarung sendiri; apapun rencananya, ia tergantung pada orang lain. Ia harus mendiskusikan strateginya, meminta bantuan, dan pada waktu-waktu santai mempunyai seseorang yang menemaninya duduk di dekat api unggun, seseorang yang dapat dihiburnya dengan cerita-cerita tentang pertempuran. Tapi ia tidak membiarkan orang-orang mencampuradukkan persahabatan dengan ketidakamanan. Dia terbuka dalam bertindak dan penuh rahasia dalam rencananya. Seorang Ksatria Cahaya berdansa dengan sahabat-sahabatnya, namun tak menggantungkan tanggungjawab atas tindakannya pada orang lain. ____***____ Pada jeda antara dua pertempuran Sang Ksatria beristirahat. Kerapkali dia menghabiskan sepanjang hari tanpa melakukan apapun, karena itulah yang diminta hatinya; tapi intuisinya tetap waspada. Dia takkan melakukan dosa besar kaum Sloth, karena ia tahu akan membawa kemana hal itu pada rutinitas hangat di Minggu sore ketika waktu berlalu begitu saja. Sang Ksatria menyebut ini damainya pemakaman. Ia ingat sebuah ayat dari Kitab Wahyu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. 1 Sang Ksatria beristirahat dan tertawa. Tapi ia selalu waspada. ____***____ Seorang Ksatria tahu bahwa setiap orang takut pada orang lain. Ketakutan ini umumnya menyatakan dirinya dalam dua cara : lewat penindasan dan penghambaan. Mereka adalah dua sisi dari masalah yang sama. Itulah mengapa ketika ia menemukan dirinya di bawah seseorang yang menakutkannya, Sang Ksatria mengingatkan dirinya bahwa orang lain juga memiliki kecemasan yang sama seperti dirinya. Dia telah mengatasi rintangan yang sama dan mengalami persoalan yang sama. Tapi dia tahu bagaimana menghadapi situasi ini dengan lebih baik. Mengapa? Karena dia menggunakan ketakutannya sebagai sebuah mesin, bukan sebagai sebuah pelumas. Sang Ksatria belajar dari musuhnya dan bertindak dengan caracara yang sama. ____***____ Bagi seseorang Ksatria tak ada hal-hal seperti cinta yang tak mungkin. Dia tidak tersiksa oleh keheningan, ketakutan, atau penolakan. Dia tahu bahwa di balik topeng beku yang dipakai seseorang, di dalamnya api sedang berkobar. Itulah mengapa seorang Ksatria mengambil resiko yang lebih besar dari orang lain. Dia tetap mengejar cinta seseorang, sekalipun itu berarti kata tidak kerapkali harus didengarnya, kembali ke rumah, terkalahkan, dan merasa ditolak seluruh jiwa dan raga. Seorang Ksatria tidak pernah tenggelam dalam ketakutan ketika dia sedang mencari apa yang ia butuhkan. Tanpa cinta, ia tiada. ____***____ Seorang Ksatria mengenali keheningan yang mendahului sebuah pertempuran penting. Dan keheningan itu seolah-olah berkata: Benda-benda telah berhenti. Mengapa tidak melupakan pertempuran dan menikmatinya barang sedikit untuk diri sendiri. Pada titik ini, orang-orang yang tidak memiliki pengalaman tempur menurunkan tangan mereka dan mengeluh bahwa mereka bosan. Sang Ksatria mendengarkan dengan seksama keheningan itu; di suatu tempat, sesuatu sedang terjadi. Dia tahu bahwa gempa bumi yang hebat datang tanpa peringatan terlebih dahulu. Dia telah1

Wahyu 3:15-16

15

menjelajahi belantara pada malam hari dan tahu bahwa tepat ketika binatang membisu bahaya itu dekat. Ketika orng-orang lain bercakap-cakap, Sang Ksatria berlatih memainkan pedang dan terus menatapkan matanya ke horizon. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya adalah orang yang taat. Karena dia mempercayai keajaiban, maka keajaiban mulai tercipta. Karena ia yakin pikiranpikirannya dapat mengubah hidupnya, maka hidupnya mulai berubah. Karena dia yakin bahwa dia akan menemukan cinta, maka cinta itu muncul di hadapannya. Kadang-kadang dia kecewa. Kadang-kadang dia terluka. Kemudian dia mendengar orang lain berkata: Dia begitu sederhana Tapi Sang Ksatria tahu itu berharga. Lantaran dalam tiap kekalahan ia mendapatkan dua kemenangan sebagai imbal baliknya. Semua orang yang percaya tahu akan hal ini. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya telah belajar bahwa yang terbaik adalah mengikuti Terang. Dia telah bersikap khianat, dia telah berdusta, dia telah tersesat dari jalan yang benar, dia telah menjelajah kegelapan. Dan segalanya baik, seolah-olah tak ada sesuatu yang telah terjadi. Kemudian seorang rahib tiba-tiba membukanya; engkau bisa mengambil ribuan tahap dengan aman, tapi satu langkah saja berlebih, dapat mengakhiri segala sesuatunya. Kemudian seorang Ksatria berhenti sebelum merusak dirinya sendiri. Ketika dia membuat keputusan itu, dia mendengar empat komentar. Kau selalu berbuat kesalahan-kesalahan. Engkau terlalu tua untuk berubah. Kau tidak cukup bagus. Kau tidak cukup layak untuk hal itu. Dia memandang angkasa. Dan sebuah suara berkata : Sayangku, setiap orang berbuat kesalahan. Kau ku maafkan, tapi aku tidak bisa memaksakan maaf itu padamu. Itu pilihanmu ! Sang Ksatria Cahaya sejati menerima maaf itu. ____***_____ Seorang Ksatria Cahaya selalu berusaha memperbaiki. Setiap sabetan pedangnya membawa serta di dalamnya berabad-abad kebijaksanaan dan meditasi. Setiap sabetan harus memiliki kekuatan dan keahlian semua Ksatria dari masa lalu, yang bahkan sampai sekarang, terus memberkati perjuangan. Setiap gerak dalam pertempuran menyumbangkan gerakan-gerakan yang pada generasi sebelumnya coba diwariskan lewat Tradisi. Sang Ksatria mengembangkan keindahan sabetan pedangnya. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya dapat dipercaya. Dia berbuat beberapa kesalahan, terkadang dia berpikir bahwa ia lebih penting dari dirinya yang sesungguhnya, tapi dia tidak berdusta. Ketika orang-orang berkumpul di sekitar api unggun, dia berbicara dengan sahabatnya, baik laki-laki maupun perempuan. Dia tahu kata-katanya tersimpan dalam memori alam semesta, seperti sebuah kesaksian dari apa yang ia pikirkan. Dan Sang Ksatria bertanya pada diri sendiri: Mengapa aku berbicara terlalu banyak, padahal aku tiada mampu memikul segala yang kukatakan? Hatinya menjawab: Ketika engkau mempertahankan ide-idemu di masyarakat, maka kau harus berusaha hidup dengannya. Itu karena ia percaya bahwa dia berbicara apa adanya; Sang Ksatria pada akhirnya benar-benar menjadi seperti itu. ____***____ Sang Ksatria tahu ada jeda-jeda tertentu dalam perjuangan. Tak ada alasan memaksakan segala hal; dia harus memiliki kesabaran dan menunggu dua pihak bertikai kembali. Dalam keheningan medan pertempuran, dia mendengar hatinya berdetak. Dia memperhatikan dirinya dengan tegang dan penuh ketakutan. Sang Ksatria mengambil cadangan hidupnya; ia meyakinkan bahwa pedangnya tajam, hatinya terpuaskan, kepercayaannya melebur dalam jiwanya. Dia tahu mempertahankan sama pentingnya dengan bertindak. Selalu ada sesuatu yang tidak sungguh-sungguh benar. Dan Sang Ksatria mengambil keuntungan dari momen-momen seperti itu ketika waktu berhenti untuk membekalinya dengan lebih baik. ____***____ Seorang Ksatria tahu iblis dan malaikat bersaing mengendalikan tangannya yang sedang memegang pedang.

16

Iblis berkata: Kau akan lemah. Kau tidak akan tahu pasti kapan kau takut. Malaikat berkata: Kau akan lemah. Kau tidak akan tahu pasti kapan. Kau takut. Sang Ksatria terkejut. Baik iblis maupun malaikat mengatakan hal yang sama. Kemudian iblis berkata: Biarkan aku membantumu. Dan malaikat berkata: Aku akan membantumu. Pada saat itu Sang Ksatria memahami perbedaannya. Kata-katanya mungkin sama, tapi dua seteru ini benar-benar berbeda. Dan ia memilih tangan malaikat. ____***____ Kapanpun seorang Ksatria menggerakkan pedang, berarti ia menggunakannya. Pedang itu dapat digunakannya untuk membersihkan jalan, membantu seseorang, menghalau bahaya, tapi sebuah pedang adalah benda yang tak terduga-duga dan tidak suka melihat sisi tajamnya dipamerkan untuk alasan-alasan yang tidak baik. Itulah mengapa seorang Ksatria tidak pernah membuat ancaman. Dia dapat menyerang, mempertahankan diri, atau melarikan diri; semua perilakunya menjadi bagian tak terpisahkan dari pertempuran. Namun bukan bagian dari pertempuran yang mengurangi kekuatan serbuan dengan membicarakannya. Seorang Ksatria selalu mewaspadai gerakan-gerakan pedangnya. Tapi dia tidak pernah lupa bahwa pedangnya melihat setiap gerakannya dengan baik. Pedang tidak tercipta untuk digunakan oleh mulut. ____***____ Kadangkala kejahatan mengejar Sang Ksatria Cahaya, dan ketika itu terjadi dengan tenang ia mengundang masuk kejahatan ke dalam tendanya. Dia bertanya pada kejahatan: Apakah engkau ingin menyakitiku atau menggunakan aku untuk menyakiti orang lain? Sang kejahatan pura-pura tidak mendengarnya. Dia berkata bahwa dia tahu kegelapan dalam jiwa Sang Ksatria. Dia menyentuh luka yang belum terbalut dan mengajaknya melakukan pembalasan dendam. Dia menyebutkan trik-trik tertentu dan racun maha halus yang akan membantunya menghancurkan musuh. Sang Ksatria mendengarkannyanya. Bila percakapan terasa hambar ia mendorong kejahatan terus berbicara dengan menanyakan segala sesuatu tentang rencana-rencananya. Ketika dia telah mendengar segalanya, dia bangun berdiri dan pergi . sang kejahatan merasa sangat letih dan hampa setelah percakapan ini, tidak memiliki kekuatan apa-apa untuk menjerumuskan Sang Ksatria. ____***____ Seorang Ksatria tanpa sadar salah langkah dan terjatuh kedalam jurang yang amat dalam. Hantu menakutinya. Kesunyian menyiksanya. Tujuannya semula memperjuangkan yang baik, dan dia tidak pernah membayangkan hal ini akan menimpanya, tapi begitulah kenyataannya. Terperangkap dalam kegelapan, dia menghubungi gurunya. Guru, aku terjatuh ke jurang yang amat dalam, katanya. Airnya dalam dan gelap. Ingat satu hal, jawab Sang Guru. Engkau tenggelam ketika masuk ke dalam air, engkau tenggelam hanya bila tidak berada di bawah permukaannya. Dan Sang Ksatria mendayagunakan semua kekuatannya agar terhindar dari keadan-keadaan sulit. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya bertindak seperti seorang anak kecil. Orang-orang kaget; mereka lupa bahwa seorang anak kecil perlu bersenang-senang dan bermain, agak tidak sopan, dan menanyakan hal-hal aneh, pertanyaan-pertanyaan kekanak-kanakan, dan bahkan membicarakan omong kosong yang tidak ia percayai. Dan mereka berkata, mengejutkan: Inikah jalan spiritual? Dia benar-benar tidak dewasa. Sang Ksatria bangga dengan komentar seperti itu. Dan dia tetap bersentuhan dengan Tuhan melalui keluguan dan kegembiraannya, tanpa pernah kehilangan horizon misinya. ____***____ Akar kata tanggung jawab dalam bahasa Latin mengungkapkan makna sejatinya: kemampuan untuk bertindak dan merespons. Seorang Ksatria yang bertangungjawab adalah orang yang terbukti mampu mengamati dan belajar. Dan bahkan mampu jadi tidak bertangungjawab. Kadang ia membiarkan dirinya terbawa oleh sebuah situasi, tanpa bereaksi atau merespons. Tapi dia selalu belajar: dia mengambil jarak, mendengar nasehat, dan cukup rendah hati menerima bantuan. Seorang Ksatria yang bertangungjawab bukan orang yang memikul beban dunia ini dibahunya sendiri, tapi orang yang telah belajar menghadapi tantangan dari waktu-waktu kritis.

17

____***____ Seorang Ksatria tidak selamanya memilih medan pertempurannya sendiri. Kadang ia dikejutkan ditengah-tengah pertempuran yang tak dipilhnya, tapi tak ada alasan untuk melarikan diri, pertempuran-pertempuran tersebut akan mengikutinya. Kemudian, pada suatu titik ketika konflik tampaknya hampir tak terelakkan, seorang Ksatria berbicara dengan seterunya. Tanpa memperlihatkan ketakutan atau kepengecutan, dia berusaha menemukan alasan mengapa orang lain ingin bertempur, apa yang membuatnya meninggalkan desa untuk mencari dan mengajaknya berduel. Bahkan tanpa menghunus pedangnya Sang Ksatria meyakinkan musuhnya bahwa itu bukan pertempuran yang diperuntukkan baginya. Sang Ksatria mendengarkan apa yang harus dikatakan musuhnya. Dia bertempur hanya bila benar-benar diperlukan. ____***____ Seorang Ksatria merasa ngeri ketika telah sampai padanya untuk mengambil keputusan penting. Terlalu banyak bagimu, kata seorang sahabat. teruskanlah, dan beranilah, kata yang lain. Maka keraguannya tumbuh. Setelah merasakan kecemasan selama beberapa hari, dia menarik diri ke sudut tenda dimana dia biasa duduk bermeditasi dan berdoa. Dia melihat dirinya sendiri di masa depan. Dia melihat orang yang akan tertolong atau terlukai oleh sikapnya. Ia tak ingin membuat penderitaan yang tak berarti, tidak pula ingin menyia-nyiakan jalan yang telah membentang di depannya. Sang Ksatria membiarkan keputusan mengungkapkan dirinya sendiri. Bila dia berkata ya, dia akan mengatakannya dengan berani. Bila dia berkata tidak, dia akan mengatakannya tanpa jejak kepengecutan. ____***____ Seorang Ksatria menerima legenda pribadinya dengan lengkap. Sahabat-sahabatnya berkata: Dia memiliki kepercayaan diri yang hebat. Pada saat tertentu dia merasa bangga, kemudian segera merasa malu atas apa yang didengarnya karena ia tak memiliki kepercayaan sebanyak yang dipandang orang lain. Pada suatu saat, malaikatnya berbisik: Engkau hanya sebuah sarana dari cahaya. Tak ada alasan untuk merasa bangga atau merasa bersalah. Hanya ada alasan untuk merasa bahagia. Dan sekarang Sang Ksatria Cahaya sadar bahwa dia tidak lain hanyalah sebuah sarana sehingga ia merasa lebih tenang dan lebih aman. ____***____ Hitler mungkin telah kalah di medan pertempuran, tapi akhirnya ia memenangkan pula satu hal, kata Marek Halter, Karena manusia di abad ke dua puluh menciptakan kamp-kamp konsentrasi dan membangkitkan penyiksaan dan pikiran orang-orangnya bahwa tidak mungkin menutup mata terhadap ketidakberuntungan orang lain. Mungkin dia benar: ada anak-anak terlantar, orang-orang sipil yang tertimpa bencana, orangorang tidak bersalah yang dipenjara, orang-orang tua kesepian, masuk di selokan, orang-orang gila yang berkuasa. Tapi mungkin dia tidak benar, karena ada juga Ksatria Cahaya. Dan seorang Ksatria tidak pernah menerima apa yang tidak bisa diterima. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tidak pernah lupa kata-kata lama: kambing kecil yang baik tidak mengembik. Ketidakadilan terjadi. Setiap orang mendapatkan dirinya berada dalam situasi yang tidak layak mereka hadapi, biasanya ketika mereka tidak mampu mempertahankan diri. Kekalahan kerap mengetuk pintu Sang Ksatria. Pada waktu-waktu seperti itu, dia tetap diam. Dia tidak memboroskan energinya dengan berkata-kata, karena kata-kata tidak berguna. Yang baik adalah menggunakan kekuatannya untuk melawan dan memilki kesabaran, tahu bahwa seseorang sedang memandang, seseorang yang melihat penderitan yang tak perlu dan yang tidak menerimanya. Orang itu memberikan apa yang paling diperlukannya: waktu. Cepat atau lambat segalanya sekali lagi akan bekerja sesuai keinginannya. Seorang Ksatria adalah orang yang bijaksana; ia tidak pernah bicara tentang kekalahannya. ____***____ Sebuah pedang mungkin tidak akan bertahan lama, tapi seorang Ksatria Cahaya harus bertahan lama. Itulah mengapa dia tidak pernah membiarkan dirinya ditipu oleh kemampuannya sendiri sehingga terhindar dari keterkejutan. Ia memberikan penghargaan terhadap setiap hal sesuai dengan nilainya. Kerapkali ketika Sang Ksatria sedang memepertimbangkan hal-hal seram, iblis berbisik di telinganya: Jangan takut, itu tidak penting.

18

Di lain waktu ketika ia dihadapkan dengan hal-hal yang mudah, iblis berkata padanya: Kau harus mengeluarkan segenap kekuatanmu untuk mengatasi situasi ini. Sang Ksatria tidak perduli dengan apa yang dikatakan iblis padanya, ia adalah tuan atas pedangnya sendiri. ____***____ Sang Ksatria Cahaya selalu waspada. Dia tidak meminta izin pada orang lain untuk menggerakkan pedangnya; ia tinggal memegangnya. Ia tidak pula membuang-buang waktu menjelaskan tindakannya; percaya pada keputusan Tuhan; ia memberi jawaban dalam tindakannya. Ia memandang ke sisi kanan dan kirinya lalu mengenali teman-temannya. Ia memandang ke belakang dan mengetahui siapa musuh-musuhnya. Ia tegar ketika dikhianati; tapi tidak berusaha membalas dendam; ia semata-mata menghalau musuh-musuh kehidupannya, tidak pernah bertempur lebih lama dengan mereka. Seorang Ksatria tidak berusaha menonjolkan diri, itulah ia. ____***____ Seorang Ksatria tidak bersahabat dengan orang-orang yang melukainya. Tidak pula ia bersahabat dengan mereka yang ingin menghiburnya. Ia menghindari orang yang hanya ada disisinya ketika sedang kalah, teman keliru ini ingin membuktikan bahwa kelemahanpun mendapatkan imbalan. Setelah membawa berita-berita buruk. Mereka selalu berusaha menghancurkan kepercayaan diri Sang Ksatria; semuanya dalam topeng solidaritas. Ketika mereka melihatnya terluka, mereka mencucurkan airmata, tapi jauh dalam relung hatinya, mereka senang karena Sang Ksatria telah lelah dalam pertempuran. Mereka tidak memahami bahwa ini adalah bagian dari sebuah pertempuran. Teman sejati seorang Ksatria selalu ada disampingnya, baik dalam masa-masa sulit maupun mudah. ____***____ Pada awal perjuangannya, Sang Ksatria berujar: Aku punya mimpi-mimpi. Setelah beberapa tahun, ia sadar bahwa sebenarnya ada kemungkinan mencapai tujuannya; ia tahu akan memperoleh ganjaran atas tindakannya. Pada saat-saat seperti itulah ia merasa sedih. Ia tahu ketidakbahagiaan orang lain, kesendirian, dan frustasi yang dialami oleh begitu banyak manusia, dan ia tak percaya bahwa dirinya layak menerima apa yang akan diterimanya. Malaikatnya berbisik: Menyerahlah. Sang Ksatria merunduk hikmad dan menawarkan penaklukannya. Tindakan penyerahan seperti itu memaksa Sang Ksatria berhenti melontarkan pertanyaan bodoh dan membantunya mengatasi perasaan bersalah. ____***____ Sang Ksatria Cahaya menggenggam pedang yang ada di tangannya. Ialah orang yang memutuskan apa yang aka dilakukan dan apa yang tidak akan pernah ia lakukan. Ada saat-saat ketika hidup menuntunnya ke dalam krisis; ia terpisah dari hal-hal yang ia cintai; ini yang kemudian direnungkan Sang Ksatria. Ia memeriksa dirinya sendiri apakah sedang menjalankan sabda Tuhan ataukah sekedar bertindak egois. Bila pembedaan ini benar-benar menjadi bagian jalannya, maka ia menerimanya tanpa keluhan. Tapi bila pemilahan itu diprovokasi oleh tindakan menentang orang lain, maka ia keras kepala dalam tanggapannya. Sang Ksatria memiliki kekuatan dan keinginan untuk memaafkan orang lain. Ia bisa menggunakan keduanya dengan kemampuan yang setara. ____***____ Sang Ksatria Cahaya tidak pernah jatuh kedalam jebakan kata kebebasan. Ketika orang-orangnya ditekan, kebebasan adalah konsep yang sangat jelas. Pada saat seperti itu, dengan menggunakan pedang dan perisai, ia bertempur sepanjang nafas dan kehidupan yang dimilikinya. Ketika dihadapkan dengan penindasan, kebebasan mudah dipahami: ia adalah lawan kata penghambaan. Tapi kadangkala Sang Ksatria mendengar kata-kata lama: Ketika berhenti bekerja, aku akan bebas. Setahun kemudian, orang yang sama itu mengeluh: Kehidupan adalah rutinitas yang membosankan. Dalam hal ini kebebasan menjadi sulit dipahami: ia benar-benar mengalami ketiadaan makna. Seorang Ksatria selalu konsekuen. Ia adalah budak mimpinya dan bebas bertindak untuk mewujudkan mimpinya. ____***____

19

Seorang satria tidak terus menerus mengulangi pertempuran yang sama, khususnya ketika tiada kemajuan atau kemunduran. Bila sebuah perang tidak berkembang, ia tahu harus duduk bersama musuhnya dan menegosiasikan gencatan senjata; keduanya telah mempraktekan baik seni bermain pedang dan sekarang mereka perlu saling memahami satu sama lain. Ini sikap yang bermartabat, bukan sebuah tindakan yang pengecut. Sebuah keseimbangan kekuatan dan perubahan strategi. Sekali rencana perdamaian telah ditandatangani, Sang Ksatria kembali ke rumah. Mereka tidak perlu membuktikan sesuatu pada orang lain, mereka memperjuangakan hal-hal baik dan saling menjaga kepercayaan. Tiap-tiap orang memberi sedikit hal sehingga belajar seni bernegosiasi. ____***____ Sahabat Sang Ksatria Cahaya bertanya darimana ia mendapatkan energinya. Ia berkata: Dari musuh yang tersembunyi. Sahabatnya bertanya: Siapakah mereka itu? Jawab Sang Ksatria: Orang yang tidak lagi melukai. Mungkin seorang anak laki-laki yang memukulnya dalam pertengkaran di masa kanak-kanak, teman perempuan yang meninggalkannya ketika berusia sebelas tahun, guru yang mengatakan ia bodoh. Ketika ia lelah, Sang Ksatria mengingatkan dirinya bahwa musuh-musuh ini masih belum melihat semangatnya. Ia tidak memikirkan balas dendam, karena musuh tersembunyi tidak lagi menjadi bagian cerita ini. Ia hanya berpikir meningkatkan kemampuannya sehingga tindakannya akan diketahui dunia dan memasuki telinga orang yang menyakitinya di masa lalu. Luka di hari kemarin adalah kekuatan bagi seorang Ksatria. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya selalu memiliki kesempatan kedua dalam hidup. Seperti semua laki-laki dan perempuan lain, ia tidak sejak lahir tahu bagaimana menggunakan pedang; ia berbuat beberapa kesalahan sebelum menemukan legenda pribadinya. Tidak ada seorang Ksatriapun yang duduk didekat api unggun dan memberitahu orang lain: saya selalu melakukan hal yang benar. Setiap orang yang mengatakan hal ini berdusta dan belum belajar mengenali dirinya sendiri. Sang Ksatria sejati melakukan kesalahan di masa lalunya. Tapi sejalan dengan proses-proses dalam perjalanan hidupnya ia sadar bahwa orang yang tidak bersikap benar selalu menyeberangi kembali jalur kebenarannya. Inilah kesempatannya untuk membenarkan kesalahan yang ia lakukan pada mereka, dan ia selalu tanpa ragu-ragu lagi mengambil kesempatan itu. ____***____ Sang Ksatria sebijaksana ular dan selugu burung dara. Ketika orang berkumpul dan bercakap-cakap, ia tidak menghakimi sikap orang lain; ia tahu bahwa kegelapan menggunakan jaring-jaring yang tak terlihat untuk menyebarkan kejahatannnya. Jala ini menangkap potongan informasi yang sedang mengapuing di udara dan mengubahnya menjadi intrik, lalu perasaan iri hati menempati jiwa manusia. Sehingga segala sesuatu yang dikatakan seseorang mencapai telinga-telinga musuh orang itu, diperbesar oleh racun yang dahsyat dan kedengkian yang gelap. Oleh karena itu, ketika Sang Ksatria membicarakan pendapat-pendapat saudaranya, ia membayangkan saudaranya ada disana dan mendengarkan apa yang dikatakannya. ____***____ Kitab pegangan Ksatria abad pertengahan berkata: Energi spiritual dari jalan para Ksatria menggunakan keadilan dan kesabaran untuk mempersiapkan jiwamu. Inilah jalan para Ksatria; sebuah jalan yang pada satu sisi mudah dan sulit, karena memaksa seseorang untuk mengesampingkan hal-hal biasa dan kesempatan persahabatan. Itulah mengapa pertama-tama banyak orang yang ragu melewatinya. Ajaran pertama para Ksatria: Engkau akan menghapus segala hal yang telah tertulis dalam buku kehidupan sampai sekarang: kegelisahan, ketidakmenentuan, kebohongan. Dan ditempat ini engkau akan menuliskan kata berani. Pada awal perjalanan dengan berbekal kata itu dan terus mempercayai Tuhan, engkau akan sampai ditempat manapun yang perlu dituju. ____***____ Ketika saat-saat pertempuran mendekat, seorang Ksatria Cahaya dipersiapkan untuk menghadapi segala macam hasil akhir sebuah pertempuran. Ia menganalisa setiap strategi dan bertanya: apa yang akan kulakukan bila harus bertempur sendiri? Lantas ia menemukan titik lemahnya. Pada saat itu musuhnya mendekat; ia datang dengan segala macam janji-janji, kesepakatan dan negosiasi. Ia telah menggoda dengan tawaran dan alternatif-alternatif mudah. Seorang Ksatria menganalisa tipe-tipe tawaran; ia juga mencari persetujuan, tapi tanpa mengorbankan kemuliaanya. Bila dia menghindari pertempuran, itu tidak karena ia tergoda, tapi karena ia menganggapnya sebagai strategi terbaik.

20

Seorang Ksatria tidak pernah menerima hadiah dari musuhnya. ____***____ Saya ulangi: Engkau bisa mengenali seorang Ksatria lewat pandangan matanya. Seorang Ksatria adalah bagian dunia, mereka menjadi salah satu bagian dunia, dan dikirimkan ke dunia tanpa tas perbekalan dan alas kaki. Mereka kerap kali pengecut. Mereka tidak selalu bertindak benar. Seorang Ksatria terluka oleh hal-hal yang paling bodoh, mereka menyesali sifat biasa mereka, mereka mempercayai bahwa dirinya tidak bisa tumbuh. Seorang Ksatria kadangkala percaya bahwa mereka tidak layak diberkati keajaiban-keajaiban. Seorang Ksatria sering bertanya pada diri mereka apa yang sedang mereka lakukan di sini. Sering mereka mendapati hidup ini tidak berarti. Itulah mengapa mereka disebut seorang Ksatria. Karena mereka gagal. Karena mereka melontarkan pertanyaan. Karena mereka tetap mencari sebuah arti. Dan, pada akhirnya, mereka akan menemukannya. ____***____ Seorang Ksatria sekarang bangun dari mimpi-mimpinya. Dia pikir: Aku tidak tahu bagaimana menghadapi cahaya ini, yang membuatku tumbuh. Namun cahaya itu tidak lenyap. Sang Ksatria berpikir: Perubahan pasti dibuat sehingga aku tidak merasa seperti sedang membuatnya. Cahaya itu tetap ada, karena merasa adalah sebuah kata yang penuh jebakan. Kemudian mata dan hati Ksatria mulai terbiasa dengan cahaya. Tidak lagi menakutkan dirinya dan akhirnya menerima legendanya sebndiri, sekalipun penuh resiko. Seorang Ksatria telah tertidur lama. Lumrah pula bila ia harus bangun lebih dini. ____***____ Para pejuang yang berpengalaman tahan terhadap hinaan. Ia tahu kekuatan tinjunya dan kemampuan sapuannya. Dihadapkan dengan musuh yang tidak dipersiapkan sebelumnya, ia memandang jauh ke dalam matanya dan menundukkannya tanpa pernah mengalihkannya menjadi pertempuran fisik. Seiring dengan bimbingan guru spiritualnya, cahaya keyakinan bersinar di matanya dan ia tak perlu membuktikan sesuatu pada orang lain. Ia tidak terganggu oleh argumen menyerang dari musuhnya yang berkata bahwa Tuhan adalah suatu takhayul, keajaiban hanya tipuan dan percaya kepada malaikat adalah lari dari kenyataan. Seperti pejuang, seorang Ksatria Cahaya sadar kekuataannya sendiri yang sangat besar; dia tidak pernah bertempur dengan orang yang tidak layak mendapatkan penghormatan dari sebuah pertempuran. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya harus selalu mengingat lima aturan pertempuran yang dibuat oleh SunTzu tiga ribu tahun yang lampau: Keyakinan: sebelum terjun ke dalam pertempuran, engkau harus mempercayai alasan-alasan yang membuatmu bertempur. Sekutu: pilihlah sekutumu dan belajar bertempur bersama-sama, karena tidak ada orang yang memenangkan pertempuran tanpa bantuan orang lain. Waktu: sebuah pertempuran di musim dingin berbeda dengan pertempuran di musim panas. Seorang Ksatria yang baik akan berhati-hati memilih waktu yang tepat untuk memulai pertempuran. Ruang: seseorang tidak bertempur dengan cara yang sama di celah sebuah gunung seperti orang yang bertempur di dataran rendah. Pikirkan sekalilingmu dan cari cara terbaik untuk mengurung mereka. Strategi: kstaria terbaik adalah orang yang merencanakan pertempurannya. ____***____ Seorang Ksatria jarang mengetahui hasil sebuah pertempuran ketika telah usai. Aktifitas pertempuran akan melahirkan sejumlah energi yang luar biasa besar disekitarnya dan selalu ada momen ketika kemenangan dan kekalahan sama-sama mungkin. Waktu akan memberitahu siapa yang menang dan siapa yang kalah, tetapi ia tahu bahwa, dari saat-saat seperti di atas dan seterusnya, ia tak bisa melakukan lebih dari itu: nasib pertempuran terletak ditangan Tuhan. Pada saat seperti itu, Sang Ksatria tidak peduli dengan hasil akhir. Ia menguji hatinya dan bertanya: apakah aku melakukan pertempuran yang baik? Bila jawabannya ya, ia bisa beristirahat. Bila jawabannya tidak ia mengambil pedangnya dan memulai latihan kembali. ____***____ Dalam diri setiap Ksatria cahaya terkandung percikan cahaya Tuhan. Nasibnya bersama-sama dengan Ksatria lain, tapi kadangkala ia perlu mempraktekan seni pedangnya sendiri. Itulah mengapa ketika ia berpisah dari teman-temannya, ia bertingkahlaku seperti sebuah bintang.

21

Dia menerangi bagian alam semesta yang diberikan padanya dan berusaha menunjuk galaksi dan dunia pada semua orang yang menatap angkasa. Ketekunan seorang Ksatria akan segera terbalas. Secara bertahap Ksatria-Ksatria lain mendekat dan mereka bergabung bersama membentuk konstelasi tiap-tiap orang dengan symbol dan misterinya sendiri-sendiri. ____***____ dunia. Kadangkala, dalam sekali peristiwa, seorang Ksatria Cahaya merasa seolah-olah tinggal di dua

Di satu dunia ia ditugaskan melakukan segala hal yang tidak ingin ia lakukan karena ia tidak mempercayai ide dasarnya. Tapi ada kehidupan lainnya, dan di dalamnya ia temukan mimpi-mimpinya, dalam bacaan dan dalam pertemuannya dengan orang yang kemudian berbagi ide dengannya. Seorang Ksatria membiarkan kedua dunia ini berdekatan. Ada jembatan yang menghubungkan apa yang kulakukan dan apa yang akan dengan senang hati akan kulakukan, pikirnya. Perlahan-lahan mimpinya mengambil alih kehidupan sehatri-harinya dan kemudian ia sadar dan siap untuk hal yang selalu ia inginkan. Yang diperlukan hanyalah sedikit keberanian dan dua dunianya menjadi satu. ____***____ Tulis kembali apa yang kukatan: Seorang Ksatria butuh waktu untuk sendiri. Dan ia menggunakan waktu ini untuk beristirahat, merenung dan berhubungan dengan jiwa buana. Bahkan di tengah-tengah pertempuran ia berusaha bermeditasi. Kadang-kadang Sang Ksatria duduk santai dan membiarkan segala hal yang terjadi di sekitarnya terus terjadi. Ia memandang dunia sebagai seorang penonton, tidak berusaha menambahi atau mengurangi, semata-mata menyerah pasrah dan gerak nadi kehidupan. Sedikit demi sedikit, segala yang nampak rumit mulai kelihatan mudah. Dan Sang Ksatria bahagia. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya waspada terhadap orang yang mengira bahwa mereka tahu jalan kebenaran. Mereka selalu sangat percaya diri terhadap kemampuannya membuat keputusan dimana mereka tidak memperhatikan ironi dengan mana nasib menulikan tiap-tiap kehidupan, dan mereka selalu mengeluh ketika ketukan-ketukan di pintu tak terhindarkan lagi. Seorang Ksatria memiliki mimpi-mimpi. Mimpi itu membuatnya maju. Tapi dia tidak pernah berbuat kesalahan berpikir bahwa jalan itu luas dan lebar. Ia tahu fungsi alam semesta sama dengan jalan alkemis: solve et coagula kata sang guru pusatkan dan sebarkan energimu sesuai situasi. Ada saat-saat ketika orang harus bertindak dan harus menerima. Sang Ksatria mampu membedakan saatsaat seperi itu. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya suatu kali pernah belajar bagaimana menggunakan pedang, sadar bahwa perlengkapan ini masih belum lengkap dia memerlukan baju pelindung perang atau zirahnya. Ia mulai mencari zirah ini dan mendengarkan nasehat beraneka macam penjual baju perang. Gunakan pelindung dada kesunyian, kata seseorang. Gunakan tameng sinisme, kata yang lain. Zirah terbaik adalah tidak terlibat dalam segala urusan, kata yang ketiga. Tapi Sang Ksatria tidak memperdulikan mereka. Dengan tenang ia menuju ke tempat suci dan menaruh jubah keyakinan yang tidak dapat dimusnahkan. Kepercayaan mengelakkan semua serbuan. Kepercayaan mengubah racun menjadi kristalkristal air bening. ____***____ Aku selalu percaya segala ucapan orang dan aku selalu kecewa, kata sahabatnya. Mempercayai orang lain adalah hal yang penting. Seorang Ksatria tidak takut dikecewakan karena ia tahu kekuatan pedang dan cintanya. Tapi ia memiliki batas-batas tertentu: menerima tanda-tanda Tuhan dan tahu bahwa malaikat menggunakan mulut orang lain dalam memberi nasehat adalah satu hal lain. Tidak mampu membuat keputusan dan selalu mencari cara membiarkan orang lain memberitahukan apa yang seharusnya kita lakukan adalah hal lain. Seorang Ksatria mempercayai orang lain karena yang pertama-tama dan yang utama, ia mempercayai dirinya sendiri. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya memandang hidup dengan kelembutan dan kebulatan hati. Dia berdiri di bawah suatu misteri, dimana penyelesaiannya akan ditemukan suatu hari nanti. Hampir setiap saat ia selalu berkata pada dirinya sendiri: Hidup ini benar-benar gila.

22

Ia benar. Dalam menundukkan keajaiban setiap hari, ia melihat bahwa tak selamanya ia mampu menduga konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya. Kadang ia bertindak tanpa tahu mengapa ia berbuat seperti itu, ia menyelamatkan seseorang tanpa tahu ia menyelamatkan mereka, ia bahkan menderita tanpa tahu mengapa ia sedih atau menderita. Ya, kehidupa ini gila. Tapi kebijaksanaan tertinggi seorang Ksatria terletak dalam memilih kegilaanya dengan bijaksana. ____***____ Seorang Ksatria memperagakan latihan-latihan kekuatannya untuk pertumbuhan dalam dirinya: ia memperhatikan hal-hal yang ia kerjakan secara otomatis, seperti bernafas, mengedipkan mata, dan memperhatikan benda-benda di sekitarnya. Ia melakukannya ketika sedang bingung, dabn dengan cara ini membebaskannya dari ketegangan dan membiarkan intuisinya tetap bekerja lebih bebas, tanpa campur tangan dari ketakutan dan hasrat-hasratnya. Permasalahan tertentu yang muncul dan semula tak terselesaikan menjadi terselesaikan, duka cita tertentu yang semula dikiranya tidak pernah tersembuhkan kini hilang secara alamiah. Ia menggunakan tekniknya ketika dihadapkan dengan situasi-situasi tertentu. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya mendengar kementar seperti: Ada hal-hal tertentu yang lebih baik tidak dibicarakan karena akan ada kedengkian orang lain. Ketika Sang Ksatria mendengarnya, ia tertawa. Kedengkian tak mampu melukaimu, bila kamu tidak membiarkannya. Kedengkian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan setiap orang harus belajar menghadapinya. Tapi ia jarang mendiskusikan rencana-rencananya. Dan kadang-kadang orang percaya karena ia takut dengan kedengkian. Tapi ia tahu ketika ia membicarakan sebuah mimpi, ia menggunakan sedikit energi dari mimpi itu untuk melakukan hal yang sama. Dan dengan berbicara, ia mengambil resiko menghabiskan semua energi yang ia perlukan untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan. Seorang Ksatria Cahaya mengetahui rahasia kekuatan kata-kata. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya mengetahui arti pentingnya ketekunan dan keberanian. Seringkali selama pertempuran, ia menerima serbuan-serbuan yang tidak diharapkan. Dan ia sadar bahwa selama perang, musuhnya terikat pada kemenangan dalam beberapa pertempuran. Ketika itu terjadi ia menumpahkan airmata pahit dan beristirahat untuk memulihkan sedikit energinya. Tapi segera ia memulai pertempuran kembali demi mimpi-mimpinya. Semakin lama ia bertahan, ia merasa semakin lemah, takut dan tertekan. Ketika seorang penunggang kuda jatuh dari kudanya, bila dia tak menaikinya kembali, ia tidak akan pernah memiliki keberanian untuk melakukannya kembali. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tahu apakah sebuah pertempuran berharga ataukah tidak. Ia mendasarkan keputusannya pada kepercayaan dan inspirasi. Meskipun demikian ia bertemu dengan orang-orang yang memintanya bertempur dalam pertempuran yang bukan pertempurannya, di medan pertempuran yang tidak ia ketahui atau tidak menarik. Mereka ingin melibatkan Sang Ksatria dalam pertempuran yang dianggap penting bagi mereka, tapi tidak bagi Sang Ksatria. Kerapkali mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Sang Ksatria, orang yang mencintai dan mempercayai kekuatannya dan orang yang memintanya menghalau kecemasan mereka dalam beberapa cara. Pada saat-saat seperti itu, ia tersenyum dan menjelaskan pada mereka bahwa ia mencintai mereka, tapi ia tak suka melayani tantangan mereka. Seorang Ksatria sejati selalu memilih medan pertempurannya sendiri. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tahu bagaimana mengalahkan musuh. Ia tak menghadapi kekalahan seolah-olah sebagai persoalan kecil, mengatakan hal-hal seperti Oh, itu tak jadi soal atau sejujurnya aku tak benar-benar menginginkannya. Ia menerima kekalahan sebagai kekalahan dan tidak berusaha menciptakan kemenangan untuk menutupi kekalahannya. Luka yang teramat lara, ketidakacuhan sahabat-sahabatnya, kesendiriannya dalam kekalahan semuanya meningalkan bekas yang pahit. Tapi pada waktu-waktu seperti itu, ia berkata pada diri sendiri: Aku memperjuangkan sesuatu dan gagal. Aku kalah dalam pertempuran pertamaku. Kata-kata ini memberinya kekuatan baru. Ia tahu tak ada seorangpun yang selalu menang dan ia tahu bagaimana memilah keberhasilan dari kegagalannya. ____***____ Ketika seseorang menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta akan membantunya. Sang Ksatria tahu hukum keabadian ini.

23

Karena alasan ini, ia memberi perhatian besar terhadap pikiran-pikirannya. Tersembunyi di bawah sekumpulan maksud-makud baik, terletaklah perasaan bahwa tak ada seorangpun yang berani mengakui pada dirinya sendiri: balas dendam, penghancuran diri sendiri, kesalahan, takut akan kemenangan, rasa senang yang mengerikan atas tragedi-tragedi yang dialami oleh orang lain. Alam semesta tidak menghakiminya: ia membantu apa yang kita inginkan. Itulah mengapa Sang Ksatria memiliki keberanian untuk memandang ke tempat-tempat yang gelap dari jiwanya dan meyakinkan diri sendiri bahwa ia tak menanyakan hal-hal yang salah. Dan ia selalu sangat berhati-hati dengan apa yang ia pikirkan. ____***____ Jesus berkata: Katakan ya bila ya dan tidak bila tidak. Ketika seorang Ksatria membuat komitmen, ia akan menjaga kata-katanya. Mereka yang tidak menepati janji-janji kehilangan kehormatan dirinya dan merasa malu dengan tindakan mereka. Orang-orang ini menghabiskan hidup dengan seperti biasanya, mereka menyimpan lebih banyak energi untuk menyulapnya menjadi kata yang tidak terucapkan daripada tindakantindakan Ksatria demi kehormatan komitmennya. Kadangkala ia mengambil komimtmen bodoh pula yang dalam beberapa hal menyakitinya. Ia tidak mengulangi kesalahan, tapi meskipun demikian ia tetap menjaga pedangnya dan membayar mahal harga atas keimpulsifannya. ____***____ Sang Ksatria Cahaya merayakan pertempuran yang dimenangkannya. Kemenangan ini telah membayar tuntas kecemasannya, malam-malam menyiksa dengan keraguan-keraguan, hari penantian yang tak berujung. Sejak zaman purba, merayakan kemenangan telah menjadi bagian ritual hidup itu sendiri; perayaan adalah sebuah upacara dari kitab suci. Sahabatsahabat Sang Ksatria melihat kebahagiannya dan berpikir: Mengapa ia berbuat seperti itu? Ia mungkin kecewa dalam pertempuran selanjutnya. Ia mungkin merendahkan dirinya dengan kegusaran musuhmusuhnya. Tapi Sang Ksatria tahu mengapa ia harus merayakan kemenangan. Ia mensyukuri rahmat terbaik yang dapat dibawakan oleh kemenangan: kepercayaan diri. Ia merayakan kemenangan kemarin untuk memperoleh kekuatan lebih besar sebagai persiapan pertempuran esok hari. ____***____ Suatu hari, tanpa alasan yang jelas, sang katria cahaya sadar ia tidak merasakan gairah yang sama seperti pertempuran-pertempuran sebelumnya. Ia terus melakukan apa yang selalu dilakukannya, tapi setiap tindakannya serasa tak bermakna. Pada waktu seperti itu, ia hanya punya satu pilihan: meneruskan perjuangan mulianya. Ia mengucapkan doa di luar kewajiban atau ketakutan atau apapun juga, tapi ia tidak meninggalkan jalan yang telah ditempuhnya. Ia tahu malaikat Tuhan yang selalu menginspirasinya telah mengamati dari suatu tempat. Sang Ksatria menjaga perhatiannya agar selalu terpusat pada pertempuran dan ia tekun, bahkan ketika segalanya nampak benar-benar tak bermakna. Sang malaikat akan kembali dan mengepakkan sayapsayapnya untuk memperbaharui kebahagiaan Sang Ksatria. ____***____ Seorang Ksatria akan berbagi jalan kebenaran dengan orang lain. Setiap orang yang memberi bantuan juga akan menerima bantuan dan perlu mengajarkan apa yang telah ia pelajari. Itulah mengapa ia duduk di dekat api unggun dan merefleksikan hari-harinya selama di medan pertempuran. Seorang sahabat berbisik: Mengapa berbicara begitu terbuka tentang strategimu ? tidakkah engkau sadar bahwa, dengan berbuat demikian, engkau beresiko membagikan penaklukanmu dengan orang lain ? Sang Ksatria hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Dia tahu bahwa jika di akhir perjalanannya, ia sampai mendapatkan seratus surga yang hampa, perjuangannya hanya akan membuang-buang waktu. ____***____ Sang Ksatria telah belajar bahwa Tuhan menggunakan keheningan untuk mengajarkan kita bagaimana kita hidup dengan orang lain. Dia menggunakan kegusaran untuk memperlihatkan pada kita terbatasnya nilai-nilai kedamaian. Dia menggunakan kebosanan untuk menggarisbawahi betapa pentingnya petualangan dan spontanitas. Tuhan menggunakan kebisuan untuk mengajari kita agar menggunakan kata-kata secara bertanggungjawab. Ia menggunakan kelelahan sehingga kita bisa memahami nilai ketangkasan. Ia menggunakan sakit untuk menggarisbawahi berkah kesehatan yang baik.

24

Tuhan menggunakan api untuk mengajari kita tentang air. Tuhan mengunakan bumi sehingga kita bisa memahami arti penting udara. Tuhan menggunakan kematian untuk menunjukkan pada kita pentingnya hidup. ____***____ Sang Ksatria Cahaya memberi sebelum diminta. Melihat ini beberapa sahabatnya bekata: Bila seseorang menginginkan sesuatu, mereka akan memintanya. Tapi Sang Ksatria tahu bahwa ada banyak oprang yang tidak mampu membawa diri hanya untuk sekedar meminta bantuan. Disepanjang hidupnya, tingallah orang-orang dengan kelemahan hati seperti itu, dimana cinta menjadi kesakitan, mereka kekurangan kasih sayang dan masih malu menunjukkannya. Sang Ksatria berkumpul bersama orang-orang seperti ini disekitar api unggun, ia bercerita, berbagi makanan, dan minum bersama mereka. Hari berikutnya semua orang merasa lebih baik. Mereka yang memandang kesengsaraan orang lain dengan ketidakacuhan adalah orang yang paling sengsara. ____***____ Bila dawai sebuah gitar terus meregang, mereka akan kehilangan nadanya. Seorang Ksatria Cahaya yang menghabiskan waktunya untuk berlatih kehilangan spontanitas mereka dalam pertempuran. Kuda yang selalu melompati pagar akhirnya membuat kakinya patah. Busur yang direntangkan sepanjang hari tidak lagi melepaskan anak panah dengan kekuatan yang sama. Itulah mengapa dia tidak bergairah, Sang Ksatria berusaha menikmati hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya mendengar kata-kata Lao-Tze ketika dia berkata bahwa kita seharusnya membiarkan ide sehari-hari dan jam-jam untuk memberi perhjatian yang lebih seksama pada saat-saat tertentu. Hanya dengan cara ini seorang Ksatria bisa mengatasi permasalahan tertentu sebelum terjadi; dengan memusatkan diri pada hal-hal kecil, ia berusaha menghindari bencana yang lebih besar. Tetapi berpikir tentang halhal yang kecil tidak sama dengan berpikir kecil. Kecemasan yang berlebihan pada akhirnya melenyapkan setiap jejak kebahagiaan dari kehidupan. Sang Ksatria tahu bahwa mimpi besarpun tercipta dari banyak hal-hal berbeda seperti halnya cahaya matahari adalah sekumpulan sinar-sinar yang berjumlah milyaran. ____***____ Ada waktu-waktu ketika jalan Ksatria hanya menjadi rutinitas belaka. Kemudian ia menerapkan ajaran Rabbi Nachman dari Breslov: Bila engkau tidak mampu bermeditasi, engkau hanya harus mengulang satu kata sederhana, karena ini baik untuk jiwamu. Jangan berkata lain, ulangi saja kata itu terus menerus, sampai tak terhitung, akhirnya akan hilang semua makna tapi memunculkan signifikansi secara keseluruhan. Tuhan akan membuka pintu dan engkau akan mendapati dirimu menggunakan kata sederhana itu untuk mengatakan segala hal yang ingin engkau ungkapkan. Ketika dia dipaksa untuk melaksanakan tugas yang sama beberapa kali, Ksatria menggunakan taktiknya dan menjelmakan kerja menjadi doa. ____***____ Seorang Ksatria Cahaya tidak memiliki ketertentuan, dia hanya memiliki sebuah jalan yang harus diikuti; jalan dimana ia berusaha menyesuaikan diri tergantung pada musimnya. Selama pertempuran berlangsung pada musim panas ia tidak menggunakan perlengkapan dan teknik yang s