bab iv

Upload: anonymous-4sde0jtjn

Post on 08-Mar-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

udsaystdyastdytasytdasytdyuastdyuastdyuastdyuastdyutasdtastyduas

TRANSCRIPT

BAB IV

53

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Distribusi SampelPenelitian dilakukan di poli klinik orthopedi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung, bulan Februari Maret2015.4.1.1 Karakteristik Responden4.1.1.1 Usia mulainya gejala osteoporosis

Gambar 4.1.1.1 Grafik distribusi responden berdasarkan usia mulainya gejala osteoporosis di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2015.

Tabel 4.1.1.1 Distribusi responden berdasarkan usia mulainya gejala osteoporosis di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2015.

Usia termuda (tahun) 40

Usia tertua (tahun) 59

Modus (tahun) 50

Standar deviasi 4,844

Gambar 4.1.1.1 menunjukan bahwa usia termuda mulainya gejala osteoporosis adalah berumur 40 tahun, sedangkan usia tertua adalah berumur 59 tahun. Usia terbanyak pada responden berumur 50 tahun.4.1.1.2Jenis kelaminTabel 4.1.1.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2015.

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase ( % )

1 Laki Laki 10 29,41

2 Perempuan 24 70,59

Total 34 100

Tabel 4.1.1.2 menunjukan bahwa responden yang berjenis kelamin laki laki sebanyak 10 responden ( 29,41 % ) dan yang berjenis kelamin perempuan 24 responden ( 70,59 % ).

4.2Hasil Penelitian4.2.1Jenis pekerjaanTabel 4.2.1 Distribusi respon den berdasarkan jenis pekerjaan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2015.

No Jenis pekerjaan Frekuensi Persentase ( % )

1 Ringan 24 70,59

2 Sedang 3 8,82

3 Berat 7 20,59

Total 34 100

Tabel 4.2.1 menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak berdasarkan jenis pekerjaan adalah jenis pekerjaan ringan sebanyak 24 responden ( 70,59 % ) dan jumlah responden paling sedikit adalah jenis pekerjaan sedang sebanyak 3 responden ( 8,82 % ).4.2.2 Jenis olahragaTabel 4.2.2 Distribusi responden berdasarkan jenis olahraga di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2015.

No Jenis olahraga Frekuensi Persentase ( % )

1 Ringan 25 73,53

2 Sedang 51 4,71

3 Berat 4 11,76

Total 34 100

Tabel 4.2.2 menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak berdasarkan jenis olahraga adalah jenis olahraga ringan sebanyak 25 responden (73,53%) dan jumlah responden paling sedikit adalah jenis olahraga berat sebanyak 4 responden (11,76%).4.2.3 Aktivitas fisikTabel 4.2.3Distribusi responden berdasarkan aktivitas fisik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2015.

No Aktivitas fisik Frekuensi Persentase ( % )

1 Ringan 14 41,18

2 Sedang 9 26,47

3 Berat 11 32,35

Total 34 100

Tabel 4.2.3 menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak berdasarkan aktivitas fisik adalah aktivitas fisik ringan sebanyak 14 responden ( 41,18 % ) dan jumlah responden paling sedikit adalah aktivitas fisik sedang sebanyak 9 responden (26,47 % ). 4.3 Hubungan antara aktivitas fisik dengan usia munculnya gejala osteoporosis pada pasien osteoporosis di poli klinik orthopedi RSUD Dr. H. Abdul Moeleok Bandar Lampung tahun 2015Hubungan antara aktivitas fisik dengan usia munculnya gejala osteoporosis pada pasien osteoporosis di poli klinik orthopedi RSUD Dr. H. Abdul Moeleok Bandar Lampung tahun 2015 dapat dilihat melalui analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Uji korelasi Spearman merupakan uji korelatif non-parametrik yang dapat memperoleh hubungan antara variabel ordinal dengan variabel numerik. Hasil uji korelatif antara aktivitas fisik dengan usia mulainya gejala osteoporosis dapat dilihat pada tabel 4.3Tabel 4.3 Hasil uji korelatif Spearman antara aktivitas fisik dengan usia munculnya gejala osteoporosis pada pasien osteoporosis di poli klinik orthopedi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Umur

Aktivitas fisikR0.665

P< 0,001

N34

Tabel 4.3 menunjukkan adanya hubungan positif antara aktivitas fisik dengan usia munculnya gejala osteoporosis. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikasi p = 0,001 ( p < 0,05 ) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan adanya korelasi bermakna antara dua variabel yang diuji. Penelitian ini memiliki kekuatan korelasi ( r = 0,665 ) yang berarti adanya hubungan kuat antara aktivitas fisik dengan usia munculnya gejala osteoporosis.

4.4 Pembahasan.Hasil penelitian pada subjek penelitian pasien osteoporosis dengan rentang usia timbulnya gejala osteoporosis antara 40 59 tahun dari total 34 responden, menunjukan bahwa usia termuda mulainya gejala osteoporosis adalah berumur 40 tahun, sedangkan usia tertua adalah berumur 59 tahun. Usia terbanyak pada responden berumur 50 tahun.Dalam buku Netters Internal Medicine, angka kejadian osteoporosis rata rata muncul pada usia 50 tahun pada wanita kulit putih di Amerika Serikat dengan 50% kasus resiko fraktur osteoporosis pada tahun tahun selanjutnya.23 Osteoporosis terjadi paling sering meningkat setelah menopause pada wanita usia 50 tahun yang ditemukan dari skrining pada wanita di Amerika Serikat.24 Penurunan kepadatan tulang pada wanita pascamenopause terjadi karena indung telur mengalami penurunan dalam produksi hormon estrogen. Penurunan produksi hormon estrogen akan diikuti dengan meningkatnya kalsium yang terbuang dari tubuh seorang wanita.25 Penurunan kepadatan tulang dengan risiko osteoporosis pada wanita meningkat secara nyata di usia 50 tahun yaitu sekitar usia menopause.26Budisantoro dan Pradana (1994) menjelaskan bahwa penurunan kepadatan tulang pada wanita pascamenopause selain disebabkan karena menurunnya kadar estrogen, juga dapat disebabkan oleh faktor lain yang ikut mempengaruhi kepadatan tulang salah satunya aktivitas fisik.27Penelitian di Bangkok, Thailand menunjukkan rata-rata usia wanita menopause adalah 49,5 tahun pada 2354 wanita dan di penelitian lain 50,1 tahun pada 268 wanita. Penelitian oleh Rentero, et al, di Spanyol menyatakan onset usia saat menopause rata-rata 48,49 tahun (SB 4,5; IK 95%) dengan median 49 tahun. Penelitian di Jawa Tengah usia menopause wanita perkotaan terbanyak pada usia 50 tahun, sedangkan di pedesaan berusia 45 tahun dan 50 tahun. Rata-rata usia menopause di perkotaan 49,56 tahun (SB 2,78; IK 95%) dan di pedesaan 47,6 tahun (SB 2,78; IK 95%).28,29,30Penelitian ini menunjukan bahwa responden yang berjenis kelamin laki laki sebanyak 10 responden ( 29,41 % ) dan yang berjenis kelamin perempuan 24 responden ( 70,59 % ). Hal ini memperlihatkan kejadian osteoporosis wanita lebih banyak pada wanita dari pada laki laki. Osteoporosis meningkat pada wanita setelah menopause. Perubahan hormonal pada wanita menopause menurunkan densitas tulang yang memicu terjadinya osteoporosis.23,24Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji korelatif Spearman didapatkan nilai p = 0,001 yang diinterpretasikan terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan usia timbulnya gejala osteoporosis pada pasien osteoporosis di poli klinik orthopedi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikasi p < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Penelitian ini sesuai dengan penelitian lain, seperti penelitian Permatasari (2013) di Pontianak, yaitu terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas fisik total dan terjadinya osteoporosis pascamenopause (p