bab iv

18
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya Page 66 Laporan Kuliah Kerja Lapang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Elektroneuromiografi di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Elektroneuromiografi yang digunakan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang adalah merk Nihon Kohden. Elektroneuromiografi ini merupakan gabungan antara Elektroneurografi (ENG) dan Elektromiografi (EMG), sehingga selain bisa merekam kelistrikan otot juga bisa digunakan untuk merekam kelistrikan saraf. Elektroneuromiografi ini juga bisa digunakan untuk merekam kelistrikan otak dan jantung seperti halnya elektroencephalografi dan elektrokardiografi. 4.1.1 Komponen Elektroneuromiografi Komponen yang digunakan dalam penggunaan elektroneuromiografi adalah sebagai berikut: a. Monitor Gambar 4.1 Monitor

Upload: phandy-mbelink

Post on 21-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Elektroneuromiografi di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Elektroneuromiografi yang digunakan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

adalah merk Nihon Kohden. Elektroneuromiografi ini merupakan gabungan

antara Elektroneurografi (ENG) dan Elektromiografi (EMG), sehingga selain

bisa merekam kelistrikan otot juga bisa digunakan untuk merekam kelistrikan

saraf. Elektroneuromiografi ini juga bisa digunakan untuk merekam

kelistrikan otak dan jantung seperti halnya elektroencephalografi dan

elektrokardiografi.

4.1.1 Komponen Elektroneuromiografi

Komponen yang digunakan dalam penggunaan elektroneuromiografi

adalah sebagai berikut:

a. Monitor

Gambar 4.1 Monitor

Monitor digunakan untuk menampilkan nilai-nilai dari

pengaturan instrumentasi, sehingga operator dapat mengetahui

berapa nilai dari pengaturan instrumentasi yang akan diberikan.

Selain itu monitor juga dapat menampilkan bentuk gelombang

dari hasil perekaman sebelum diprint out.

Page 55Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 2: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

b. Stimulator Connection

Gambar 4.2 Stimulator Connection

Stimulator connection ini digunakan untuk mengatur

parameter perekam seperti intensitas stimulus yang diberikan dan

posisi grafik yang ditampilkan agar mudah dalam pembacaan

hasilnya. Stimulator connection ini juga digunakan untuk input

data informasi yang tidak bisa dimasukkan lewat keyboard.

c. Keyboard

Gambar 4.3 Keyboard

Keyboard digunakan untuk memasukkan data pasien dan

untuk mengetik analisa hasil grafik yang ditampilkan oleh

monitor. Sehingga didapatkan data pasien yang lengkap.

d. CPU

Gambar 4.4 CPU

Page 56Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 3: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

Fungsi utama dari CPU adalah melakukan operasi

aritmatika dan logika terhadap data yang diambil dari memori

atau dari informasi yang dimasukkan melalui beberapa perangkat

keras, seperti halnya papan tombol atau keyboard ( Wikipedia,

2013)

e. Power Supply

Gambar 4.5 Power supply

Power supply berfungsi untuk mengubah arus listrik searah

menjadi arus listrik bolak-balik yang kemudian disalurkan

menuju ke komponen-komponen yang terdapat di komputer.

Selain itu power supply juga berfungsi untuk penstabil aliran

arus listrik (Prasetya, 2013)

f. Junction Box

Gambar 4.6 Junction Box

Dalam hal ini junction box digunakan sebagai tempat

menghubungkan kabel elektroda yang akan ditempelkan pada

pasien ke perangkat instrumentasi. Kabel dalam junction box

terhubung dengan sistem perangkat elektronik.

Page 57Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 4: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

g. Gel

Gambar 4.7 Gel

Gel berfungsi untuk meningkatkan konduktifitas listrik

antara elektroda dan kulit. Gel juga berfungsi menghilangkan

lemak pada permukaan kulit yang akan ditempeli elektroda,

karena lemak tersebut bersifat isolator sehingga mengurangi

konduktifitas listrik. Gel dimasukkan dalam suntikkan yang tidak

terdapat jarum di dalamnya, hal ini dilakukan agar memudahkan

pemberian gel pada permukaan kulit yang akan ditempeli

elektroda.

h. Elektroda Stimulasi

Gambar 4.8 Elektroda Stimulasi

Elektroda stimulasi (stimulator) biasanya berupa dua logam

atau felt pad yang terpisah dengan jarak 1,5-3 cm (Poernomo,

dkk., 2003). Elektroda stimulasi ini berfungsi untuk memberikan

stimulus pada saraf dan otot yang berupa arus listrik. Besar

intensitas arus listrik yang diberikan bisa diatur dengan

menggunakan tombol pengatur intensitas pada stimulator

connection. Besarnya intensitas yang diberikan tergantung pada

fungsi kerja syaraf dan otot. Apabila intensitas yang diberikan

kurang memberikan stimulus pada otot dan syaraf maka besar

intensitas yang diberikan ditingkatkan lagi.

Page 58Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 5: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

i. Elektroda Ground

Gambar 4.9 Elektroda Ground

Elektroda ground diletakkan di daerah yang tidak aktif

(electrically inactive), biasanya di antara elektrode stimulasi dan

elektrode pencatat (Poernomo, dkk., 2003).

j. Elektrode Aktif dan Elektrode Referens

Untuk mengukur respons saraf yang diperiksa digunakan

elektrode permukaan dari metal. Pada respons motorik, elektrode

aktif atau pencatat diletakkan di atas otot yang diperiksa.

Elektrode aktif dan referens yang digunakan adalah elektrode

permukaan bentuk cakram (surface disc electrode) dengan

diameter sekitar 0,5-1 cm. Dapat digunakan elektrode yang

terpisah, maupun menggunakan elektrode balok plastik (plastic

bar) (Poernomo, dkk., 2003).

Gambar 4.10 Elektrode permukaan bentuk cakram (disc)

Pada respons sensorik elektrode aktif atau pencatat

diletakkan di atas saraf yang diperiksa. Elektrode pencatat dan

referens yang digunakan adalah elektrode permukaan dengan

spring clips atau cincin. Elektrode cakram, balok, dan cincin

dapat saling tukar sebagai elektrode pencatat maupun elektrode

stimulasi (Poernomo, dkk., 2003).

Page 59Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 6: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

Gambar 4.11 Elektrode sensoris digital clip

k. Elektrode Jarum

Elektrode jarum ini digunakan untuk pemeriksaan EMG

jarum. Penggunaan elektrode jarum di RSUD Dr. Saiful Anwar

ini sangat jarang. Karena sangat menyakiti pasien serta terdapat

pertimbangan khusus oleh dokter dalam penggunaan elektrode

jarum terkait keluhan dan derita pasien.

Gambar 4.12 Elektrode jarum single fiber

l. Pita Penggaris

Pita penggaris dalam melakukan prosedur pemeriksaan

dengan ENMG digunakan untuk mengukur jarak antara titik

stimulasi distal dan proksimal. Penggunaan pita penggaris ini

untuk memudahkan dalam pengukuran karena bentuknya elastis

yang dapat menyesuaikan bentuk tubuh yang akan diberi

stimulus.

Page 60Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 7: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

Gambar 4.13 Pita penggaris

m. Kapas dan Alkohol

Penggunaan kapas dalam pemeriksaan ini adalah untuk

membersihkan permukaan kulit yang akan ditempeli elektroda.

Alkohol digunakan untuk mensterilkan permukaan kulit yang

akan ditempeli elektroda sebelum diberikan gel.

Gambar 4.14 Kapas yang diberi alkohol

n. Printer

Printer digunakan sebagai alat untuk mencetak hasil dari

pemeriksaan ENMG. Printer ini terhubung dengan perangkat

komputer.

Gambar 4.15 Printer

Page 61Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 8: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

o. Plaster

Plaster ini digunakan untuk menempelkan elektroda agar

dapat melekat pada bagian permukaan kulit yang akan diperiksa.

Plester dilekatkan diatas elektroda.

Gambar 4.16 Plester

4.2 Persiapan Pelaksanaan

4.2.1 Persiapan Ruangan

a. Ruang pemeriksaan ENMG harus merupakan ruangan khusus tersendiri,

tidak dicampuri dengan pemeriksaan lain (Poernomo, dkk., 2003).

b. lampu penerang digunakan bola lampu, bukan lampu neon (Poernomo,

dkk., 2003). Hal ini dikarenakan untuk mengurangi adanya radiasi yang

dapat mengganggu hasil pemeriksaan, karena alat ini sangat sensitif.

c. Stop kontak untuk mesin ENMG harus tersendiri (Poernomo, dkk.,

2003).

d. Tempat tidur atau kursi pemeriksaan penderita harus terbuat dari kayu

(Poernomo, dkk., 2003). Karena kayu merupakan bahan isolator yang

baik.

e. Dinding ruangan tertutup sangkar Faraday (Poernomo, dkk., 2003).

Sangkar Faraday adalah sebuah ruang tertutup yang terbuat dari bahan-

bahan penghantar listrik. Ruangan itu mampu merintangi medan listrik

statik eksternal. Medan listrik statik eksternal akan menyebabkan

muatan listrik di dalam bahan yang konduktif untuk menyalurkan

kembali ke diri mereka sendiri. Hal ini kemudian membatalkan efek

medan listrik statik di bagian dalam sangkar (Annonymous, 2013).

Ruangan pemeriksaan ENMG di RSUD Dr. Saiful Anwar dekat dengan

Page 62Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 9: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

pemancar radio, maka dari itu sangat rawan terhadap pancaran

gelombang elektromagnetik. Oleh sebab itu, ruangan ini didesain

dengan dibuat dari kayu dan dilapisi dengan logam untuk mengurangi

adanya pancaran radiasi gelombang elektromagnetik.

f. Disediakan selimut dan gaun untuk rasa estetis (terutama penderita

wanita) (Poernomo, dkk., 2003).

4.2.2 Persiapan Alat

a. Semua kabel penghubung diperiksa dan hubungan kabel-kabel dengan

mesin ENMG diperhatikan (Poernomo, dkk., 2003).

b. Ground untuk mesin sudah terpasang dengan baik sebelum mesin

dihidupkan (Poernomo, dkk., 2003).

c. Elektrode – elektrode dipersiapkan. Untuk penggunaan elektrode jarum

harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan (Poernomo, dkk.,

2003).

d. Alat – alat yang akan digunakan sipersiapkan, seperti kapas dan alkohol,

gel, pita pengukur, plester perekat, dan lain-lain.

4.2.3 Persiapan Pasien

a. Penderita diterangkan dengan jelas tentak prosedur pemeriksaan

b. Pada tiap penderita sebelum dikerjakan ENMG harus diperiksa terlebih

dahulu: (Poernomo, dkk., 2003)

- Anamnesis yang cermat tentang riwayat penyakitnya

- Pemeriksaan neurologis yang teliti

- pemeriksaan x-foto atau laboratorium kalau ada

c. Pakaian penderita disisihkan atau jika perlu dilepaskan, sehingga otot

dan saraf yang akan diperiksa terlihat dengan jelas (Poernomo, dkk.,

2003).

d. Alat – alat dari logam sebaiknya dilepas (arloji, cincin, dan lain – lain)

(Poernomo, dkk., 2003).

e. KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) pasien tentang pemeriksaan

ENMG yang akan dilakukan.

Page 63Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 10: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

4.3 Teknik Pemeriksaan

1. Pengaturan Instrumen

a. Filter

Berguna untuk mengurangi interferensi di luar pita frekuensi (band

width) sinyal listrik yang diinginkan. Pengaturan filter ini berguna agar

respons terhadap pencatatan potensial motoris dan sensoris kuat.

Pengaturan filter untuk potensial motoris adalah antara 10 Hz – 10.000

Hz, dan untuk potensial sensoris 20 Hz – 2.000 Hz (Poernomo, dkk.,

2003).

b. Kecepatan sweep

Pengaturan kecepatan sweep berguna untuk menunjukkan bentuk

gelombang potensial motoris dan sensoris. Kecepatan sweep untuk

potensial motoris adalah 2-5 milidetik dan untuk potensial sensorik 1-2

milidetik per divisi horizontal (Poernomo, dkk., 2003).

c. Sensitivitas atau gain

Pengaturan sensitivitas atau gain berguna untuk menyesuaikan

dengan respons amplitudo motoris atau sensoris yang terlalu rendah

atau terlalu tinggi. Sensitivitas motoris adalah 1.000 – 5.000 mikrovolt

per divisi vertikal, sedangkan sensitivitas sensoris 5-10 mikrovolt

(Poernomo, dkk., 2003).

Pemeriksaan ENMG di RSUD Dr. Saiful Anwar, pengaturan yang

dilakukkan oleh operator hanya mengatur besar intensitas stimulus yang

diberikan kepada pasien dengan satuan Ampere. Untuk pengaturan

filter, sweep dan gain sudah diatur sebelumnya pada alat Nihon Kohden

dan nilainya statis pada setiap pemeriksaan motoris, statis dan F-Wave.

2. Posisi Penderita

Posisi penderita yang dianjurkan adalah posisi yang nyaman dan

dalam keadaan rileks. Juga agar pemeriksa mudah mencapai ekstremitas

dan segmen saraf yang diperiksa (Poernomo, dkk., 2003).

3. Penempatan Elektrode

Untuk respons motoris elektrode aktif (pencatat) diletakkan di

bagian tengah otot (muscle belly), dan elektrode referens ditaruh di atas

Page 64Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 11: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

tendon otot tersebut. Untuk respons sensoris elektrode aktif ditempatkan di

atas segmen saraf yang diperiksa. Elektrode ground baik untuk respons

sensoris maupun motoris ditempatkan pada tulang yang menonjol antara

elektrode stimulasi dan elektrode aktif (pencatat) (Poernomo, dkk., 2003).

4. Elektrostimulasi

Elektrostimulasi menggunakan elektrode permukaan, sepanjang

segmen perjalanan saraf yang diperiksa, pada lokasi anatomis yang sesuai.

Katode (kutub negatif) dari elektrode stimulasi berhadapan dengan

elektrode aktif (pencatat) (Poernomo, dkk., 2003).

4.4 Langkah – Langkah Pemeriksaan

Langkah – langkah pemeriksaan yang dilakukan dapat digambarkan dalam

diagram berikut ini:

Mesin dinyalakan

Baringkan pasien di atas tempat tidur

Simpulkan diagnosa pasien dan tetapkan pemeriksaan ENMG yang akan dikerjakan

Jika informasi dalam surat pengantar belum jelas maka lakukan pemeriksaan neurologis sendiri dengan cermat

Perhatikan semua informasi yang ada pada surat pengantar

Anamnesa dan pemeriksaan pasien

Tanyakan informasi identitas pasien (tinggi badan,berat badan, dan lain-lain)

Pasien datang

Page 65Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya

Page 12: BAB IV

Laporan Kuliah Kerja Lapang

Latensi distal, latensi proksimal, amplitudo dan KHS secara otomatis sudah tertera dalam tabel pada layar monitor

Ukurlah jarak antara titik stimulasi distal dan proksimal dengan menggunakan pita penggaris

Stimulasi sekali lagi pada saraf bagian proksimal

Lihat gambaran potensial aksi pada layar monitor

Stimulasi bagian distal, mulai dari intensitas 15 dan dinaikkan sampai mencapai supramaksimal dan perhatikan respons yang timbul (kontraksi otot dan perasaan kesetrum pada penderita)

Berikan gel pada kulit yang akan distimulasi dan letakkan katode di atas saraf yang diperiksa

Atur intensitas yang akan diberikan

Letakkan ground di tempat yang sesuai

Berikan gel pada area yang akan ditempeli elektrode dan tempelkan elektrode erat-erat dengan plester

Bersihkan area yang akan diperiksa dengan alkohol

Masukkan informasi pemeriksaan

Pilih pemeriksaan ENMG

Masukkan data pasien

Page 66Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya