bab iv

Download BAB IV

If you can't read please download the document

Upload: twentyy-simanjuntak

Post on 01-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

102BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI UNIT LAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG NEUROLOGI ANGSANA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNGNoMasalahKegiatanWaktuEvaluasiRencana Tindak LanjutHasil Hambatan 1. Kurang optimalnya pelaksanaan penerimaan pasien baruMendiskusi dengan kepala ruangan untuk memaksimalkan keberadaan mahasiswa/praktikan untuk memberikan informasi serta orientasi kepada pasien baruMemfasilitasi perawat dalam memudahkan pemberian informasi dan orientasi kepada pasien dan keluarganyaMenyiapkan lembar balik yang meliputi :Tata tertib ruanganHak-hak pasienKewajiban pasienIdentifikasi pasienOrientasi ruangan, lokasi toilet, kegunaan peralatan di sekitar pasienJumlah penungguPendidikan kesehatan:Cuci tangan dan 5 waktu penting cuci tanganPemilahan sampahEtika batuk15-20 Maret 2015Perawat dan mahasiswa sudah mulai mempraktikkan penerimaan mahasiswa baru langsung ketika pasien baru datang.Penerimaan pasien baru sudah dilakukan langsung ketika pasien baru datang dan sesuai SPO yang berlaku.Kepala ruangan dan perawat ruangan memaksimalkan keberadaan mahasiswa untuk memberikan informasi serta orientasi kepada pasien baru.Lembar balik yang berisi tentang tata tertib ruangan, hak-hak dan kewajiban pasien, identifikasi pasien, serta penkes sudah mulai digunakan untuk orientasi pasien baru.Kurangnya motivasi perawat dalam memberikan orientasi kepada pasien baruKoordinasi dengan kepala ruangan ataupun CI untuk memotivasi perawat lain dan mahasiswa yang sedang berdinas untuk tetap melakukan orientasi segera kepada pasien baru sesuai dengan SPO.2.Risiko kurang optimalnya pengelolaan pasienMemfasilitasi pemberian penkes kepada keluarga mengenai:Pemberian nutrisi via NGT dengan baik dan benar.Jumlah dan waktu pemberian nutrisi berdasarkan kebutuhan yang disarankan oleh dokter/ petugasgizi.Pentingnya melakukan latihan mobilisasi pada pasien dengan gangguan mobilisasi.Kerugian tidak melakukan latihan mobilisasi pada pasien dengan gangguan mobilisasi.Tata cara melakukan latihan mobilisasi pada pasien dengan gangguan mobilisasi dengan baik dan benar.Pentingnya hygiene pasien dalam upaya pencegahan infeksi.Menyiapkan poster panduan mobilisasi untuk ditempel disetiap tempat tidur pasienMendemonstrasi/ mencontohkan:Cara melakukan pemberian nutrisi via NGT kepada keluarga pasien.Cara melakukan latihan mobilisasi yang baik dan benar pada pasien-pasien dengan gangguan mobilisasi.Memfasilitasi perawat dan mahasiswa praktikan untuk memberikan label atau tanda pada plabot infus. Dimana di dalamnya terdapat informasi mengenai kecepatan tetesan infus, jam penggantian cairan, dan urutan plabot ke- berapa.Menyiapkan leaflet sebagai media pemberian penkesMendiskusikan data SAK dan RAK apa yang dibutuhkan oleh ruanganMerancang SAK dan RAKMendiskusikan dengan kepala ruangan hasil rancangan SAK dan RAKMendiskusikan dengan perawat ruangan tentang pelabelan loker obat dan tempat tidur pasienMenyiapkan labeling loker obat dan tempat tidur pasien sesuai dengan standardMenyiapkan poster-poster persuasif untuk ditempel diruang obat (seperti poster 7 benar pemberian obat)Menyiapkan penandaan resiko jatuh untuk digantung pada bed pasienMensosialisasikan untuk selalu memakai alat pelindung diri saat pemberian obat ataupun tindakan yang berhubungan dengan cairan tubuh pasienMenganjurkan untuk membiasakan mencuci tangan 6 langkah dan five momentMensosialisasikan pemberian label nama pasien, nama obat, dan tanggal pada spuit untuk pemberian obat.Mensosialisasikan dan praktikkan untuk selalu menanyakan nama dan tanggal lahir pasien sambil mengecek gelang saat pemberian obat.Mensosialisasikan dan praktikkan untuk selalu membiasakan pemberian tanggal pada pemasangan NGT, kateter dan infus.Mensosialisasikan pembatasan penunggu pasien dengan pemasangan poster.Mensosialisasikan dan praktikkan untuk selalu membiasakan menghindari penyebaran infeksi dengan menempatkan linen kotor pada tempatnya.Mensosialisasikan dan praktikkan untuk selalu membiasakan pemasangan bed plang pasien, dan sosialisasikan pada keluarga pasien.Mensosialisasikan dan praktikkan untuk selalu membiasakan melakukan double check saat pemberian obat high alert dan NORUM.Membuat papan informasi yang berisi konsep metode tim sebagai media pemberian informasi mengenai metode pelayanan keperawatan; tim kepada perawat yang ada di ruangan Melakukan dan sosialisasikan simulasi untuk salah satu komponen metoda tim seperti operan yang dilakukan dengan kriteria:Operan dilakukan pada setiap shift dinasOperan dilakukan pada setiap pasien, dengan kegiatan berupa Identitas klien dan diagnosa medisMasalah keperawatanTindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan Intervensi kolaboratif Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan lainnya, persiapan untuk konsul/ prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutinMembuat struktur organisasi dan penjelasan tugas yang menggambarkan kondisi struktur kepemimpinan dan metode di ruanganMembuat papan pembagian tim dan perawat yang berdinas setiap shiftBersama dengan perawat, mempraktikan lain lakukan doa bersama sebelum melakukan tindakan kepada pasien pada pagi hari.15-20 Maret 2015Penkes sudah dilakukan kepada keluarga dan media untuk penkes sudah disiapkan berupa leaflet yang bisa digunakan perawat ruangan maupun mahasiswa yang sedang berdinas untuk memberikan penkes kedapa keluarga.Poster panduan mobilisasi sudah dibuat dan ditempel pada setiap tempat tidur pasien sehingga bisa dibaca dan bisa mengingatkan keluarga pasien untuk memobilisasi pasien.Sudah dilakukan demonstrasi tentang cara pemberian nutrisi via NGT dan latihan mobilisasi kepada pasien sehingga keluarga mengerti cara pemberian nutrisi via NGT dan cara memobilisasi pasien.Label dan tanda pada plabot infus sudah disediakan dan sudah digunakan pada setiap pemasangan maupun penggantian plabot infus. Di dalam label plabot infus juga sudah terisi tanggal pemberian, nama pasien, tanggal lahir, nomor medrek, kecepatan tetesan infus, dan tanda tangan perawat yang memberikan.Leaflet sebagai media pemberian penkes sudah disediakan diruangan dan sudah digunakan oleh perawat ruangan serta mahasiswa yang sedang berdinas.Terdapat 11 penyakit terbanyak pada system neurologi, yaitu:epilepsi, guillain barre syndrome (polineuritis akut),meningitis, stroke infark, SOL (space occupying lession),myeloradikulopaty,tetanus, miastenia gravis, stroke PIS (perdarahan intraserebral),radikulopati, danensephalitis.diantaranya sudah tersaji dalam SAK Merancang SAK dari 5 penyakit lainnya, yaitu: tetanus, miastenia gravis, stroke PIS (perdarahan intraserebral),radikulopati, danensephalitis.Kepala ruangan menyetujui rancangan dan kemudian akan diperbaiki lagi.Kepala ruangan dan perawat ruangan menyetujui pelabelan loker obat dan penomoran tempat tidurLabeling loker obat pasien dan nomor obat pasien sudah disiapkan dan ditempel.Poster-poster persuasif seperti 7 BENAR pemberian obat sudah dibuat dan ditempel di ruang dispensing.Penandaan resiko jatuh sudah dibuat dan sudah digunakan pada tempat tidur pasien dengan resiko jatuh rendah, sedang, maupun tinggi.Perawat ruangan beserta mahasiswa yang sedang berdinas selalu memakai alat pelindung diri saat pemberian obat ataupun saat tindakan yang berhubungan dengan cairan tubuh pasien.Perawat ruangan maupun mahasiswa sudah mulai menerapkan membiasakan untuk mencuci tangan 6 langkah dan five momentPerawat ruangan sudah mulai menggunakan etiket yang berisi nama pasien, nama obat, dan tanggal pada spuit saat sedang mempersiapkan obat.Perawat dan mahasiswa sudah mulai selalu menanyakan nama dan tanggal lahir pasien sebelum memberikan obat dan tindakan lainnya dengan pertanyaan terbuka serta mengecek kembali gelang identitas pasien.Perawat ruangan dan mahasiswa sudah mulai mencantumkan tanggal pada pemasangan infus, NGT, dan kateter.Poster pembatasan penunggu pasien telah dipasang, dan penunggu pasien memahami dan mempraktikkannya.Perawat ruangan dan mahasiswa yang sedang berdinas sudah mulai menempatkan linen yang kotor pada tempatnya yaitu linen yang terkena cairan tubuh pasien dimasukkan kedalam kantong warna kuning dan yang tidak terkena cairan tubuh pasien diletakkan pada kantong warna hitam. Penempatan troli linen juga sudah tidak ditempatkan pada lorong ruangan namun pada ruang linen.Perawat ruangan dan mahasiswa sudah mulai membiasakan memasang bedplang pasien terutama pada pasien dengan resiko jatuh, dan penkes pada keluarga juga telah diberikan.Pemberian obat-obat high allert selalu dilakukan double check sebelum pemberian kepada pasien.Papan informasi sudah dibuat dan ditempel diruang perawat, perawat ruangan memahami ideal dari metode tim.Sosialisasi dan simulasi pelaksanaan metode tim telah dilakukan.Operan mulai dilakukan pada shift pagiOperan telah dilakukan langsung pada setiap pasienStruktur organisasi telah dibuat dan dipasang pada ruang kepala ruanganPapan pembagian tim dan perawat yang bertugas setiap shiftnya sudah dibuat dan ditempel di lorong dan sudah mulai digunakan oleh perawat ruanganDoa bersama sudah dilakukan setiap pagi sebelum tindakan ke pasien.Perawat masih belum termotivasi untuk melakukan pengelolaan pasienDan Perawat masih belum termotivasi untuk melakukan pengelolaan pasienKoordinasi dengan kepala ruangan dan CI ruangan untuk memotivasi perawat ruangan dan mahasiswa yang sedang berdinas untuk mengoptimalkan pemenuhan KDM pasien.Koordinasi dengan kepala ruangan dan CI ruangan untuk memotivasi perawat ruangan lainnya dan mahasiswa yang sedang berdinas untuk selalu menerapkan 6 sasaran keselamatan pasienKepala ruangan memberikan penghargaan (misalkan : trophi nurse of the month) kepada perawat yang menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien3.Risiko tidak terpenuhinya kebutuhan asuhan pasca rawat (discharge planning)Berdiskusi dengan kepala ruangan tentang pelaksanaan discharge planningMenyiapkan media pendidikan kesehatan (leaflet) sesuai dengan penyakit/kebutuhan terbanyak yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga. Mensosialisasikan pelaksanaan discharge planning dari mulai pasien baru masuk.Melaksanakan prosedur discharge planning dengan perawat ruanganMensosialisasikan penggunaan media untuk pemberian pendidikan kesehatan pada pasien yang akan dilakukan discharge planning.15-20 Maret 2015Kepala ruangan menyetujui tentang pelaksanaan discharge planning pasien sesuai dengan SPOMedia pendidikan kesehatan yaitu leaflet sudah disediakan diruangan dan sudah digunakan untuk discharge planning kepada pasien.Pelaksanaan discharge planning sudah disosialisasikan kepada perawat ruangan dan mhasiswa yang sedang berdinas dan dapat diengeryi serta sudah mulai dijalankan.Pelaksanaan discharge planning sudah dilakukan bersama dengan perawat ruangan.Penggunaan media untuk pemberian pendidikan kesehatan pada pasien yang akan dilakukan discharge planning sudah disosialisasikan kepada perawat ruangan dan mahasiswa yang sedang berdinas, dan media tersebut sudah mulai digunakan oleh perawat ruangan.Perawat belum termotivasi untuk memberikan informasi terkait perencanaan pasien pulang (discharge planning) Koordinasi dengan perawat ruangan untuk memotivasi perawat ruangan dan mahasiswa yang sedang berdinas untuk selalu melakukan discharge planning kepada pasien sesuai dengan SPO.