bab iii - warta wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · web...

39
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Profil Perusahaan PT Pyridam Farma didirikan berdasarkan akta Notaris Than Thong Kie No. 31 tanggal 27 November 1976. Akta pendirian perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. YA 5/118/3 tanggal 17 Maret 1977, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 23 Desember 1977, Tambahan No. 801. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta Notaris Johny Dwikora Aron, SH pengganti Notaris Rahmat Santoso, SH No.61 tanggal 19 Mei 2008, mengenai penyesuaian anggaran dasar Perusahaan sesuai dengan UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas Surat Keputusan No. AHU-71824.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 9 Oktober 2008, dan belum diumumkan dalam Berita Negara. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan, plastik, alat-alat kesehatan, dan industri kimia lainnya, serta melakukan perdagangan, termasuk impor, ekspor dan antar pulau dan bertindak selaku agen, grosir, distributor dan penyalur dari segala macam 36

Upload: dinhhanh

Post on 06-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan

PT Pyridam Farma didirikan berdasarkan akta Notaris Than Thong Kie

No. 31 tanggal 27 November 1976. Akta pendirian perusahaan telah disahkan

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. YA

5/118/3 tanggal 17 Maret 1977, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara

No. 102 tanggal 23 Desember 1977, Tambahan No. 801. Anggaran dasar

Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta

Notaris Johny Dwikora Aron, SH pengganti Notaris Rahmat Santoso, SH No.61

tanggal 19 Mei 2008, mengenai penyesuaian anggaran dasar Perusahaan sesuai

dengan UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah disetujui

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas Surat

Keputusan No. AHU-71824.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 9 Oktober 2008, dan

belum diumumkan dalam Berita Negara.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan

meliputi industri obat-obatan, plastik, alat-alat kesehatan, dan industri kimia

lainnya, serta melakukan perdagangan, termasuk impor, ekspor dan antar pulau

dan bertindak selaku agen, grosir, distributor dan penyalur dari segala macam

barang. Kegiatan usaha saat ini meliputi produksi dan pengembangan obat-obatan

(farmasi) serta perdagangan alat-alat kesehatan.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Desa

Cibodas, Puncak, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jalan

Kemandoran VIII No.16 Jakarta. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada

tahun 1977. Pabrik Perusahaan yang berlokasi di Desa Cibodas, Puncak, Jawa

Barat, mulai dibangun pada tahun 1995 dan mulai beroperasi pada bulan april

2001.

36

Page 2: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

37

Berdasarkan akta Notaris Buntario Tigris, SH, SE No. 70 tanggal 11

Oktober 2005, susunan Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan adalah sebagai

berikut :

DEWAN KOMISARIS :

Presiden Komisaris : Ir. Sakri Kosasih

Komisaris : Rani Tjandra

Komisaris Independen : Lianny Suraja

DEWAN DIREKSI :

Presiden Direktur : Michael Handoko Boedi Soetrisno

Direktur : Indrawati Kosasih

Andreas Herman Oslan

Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris

Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam (sekarang

Bapepam dan LK). Komite Audit Perusahaan terdiri dari 3 orang anggota, dimana

Lianny Suraja yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua

Komite Audit dan anggotanya yaitu Dominique Razafindrambinina dan Ridwan

Aksama.

Jumlah Karyawan tetap pada tahun 2004 sebesar 367 karyawan,tahun

2005 sebesar 423 karyawan,tahun 2006 sebesar 465 karyawan,tahun 2007 sebesar

546 karyawan,dan hingga tahun 2008 jumlah karyawan PT pyridam Farma

sebesar 603 karyawan.

Produk dan layanan PT Pyridam Farma diantaranya NEW IDOLA,

ALMACON, ANTI-MAAG, ERABUTOL PLUS, FLUTAMOL KAPLET,

FLUTAMOL SYRUP, PYRIDRYL 60 MIL, SILOPECT FORTE SYRUP, ARKINE-

100, ARKINE-250, DAMUVIT, DATAN-250, DATAN-FORTE, EPSONAL,

FAMRI-450, FLUTAMOL-P KAPSUL, FLUTAMOL-P SYRUP, LANDO-150 dan

masih banyak lagi.

Page 3: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

38

3.2 Hasil Penelitian dan Analisis

3.2.1 Perhitungan dan Analisis Penilaian Kinerja Keuangan

Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score

Dalam melakukan perhitungan penelitian ini diperlukan data berupa

laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi PT Pyridam

Farma Tbk dan daftar harga saham periode 2004-2008. Adapun data-data

keuangan dari PT Pyridam Farma Tbk. Periode 2004-2008 per 31 Desember

dan daftar harga saham telah disajikan pada lampiran dibelakang.

Untuk menerapkan metode Altman Z-score sesuai data yang ada pada

PT Pyridam Farma Tbk. maka digunakan model Z-score versi pertama, yaitu:

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5

Dengan keterangan sebagai berikut:

Z : Overall Indeks (Indeks keseluruhan)

X1 : Working Capital to Total Asset (Modal Kerja / Total Aktiva)

X2 : Retained Earning to Total Assets (Laba Ditahan / Total Aktiva

X3 : Earning Before Interest and Taxes to Total Assets ( EBIT / Total

Aktiva)

X4 : Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities (Nilai Pasar

Modal Sendiri / Nilai Buku Total Kewajiban)

X5: Sales to Total Assets (Penjualan / Total Aktiva)

Sebelum menghitung nilai Z, perlu diketahui terlebih dahulu nilai dari

masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Working Capital to Total Assets (X1)

Page 4: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

39

X1 = Modal Kerja Total Aktiva

Rasio X1 untuk mengukur likuiditas perusahaan dengan

membandingkan antara modal kerja dengan total aktiva perusahaan. Modal

kerja adalah modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi

perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan

dalam aktiva lancar seperti kas, surat berharga, piutang, sediaan dan aktiva

lancar lainnya. Dimana modal kerja didapat dari selisih antara total aktiva

lancar dikurangi total kewajiban lancar.

Tabel 3.1 : Rasio X1 Periode 2004-2008

PERHITUNGAN X1Tahun Modal Kerja (Rp) Total aktiva (Rp) X12004 4,875,342,258 70,429,780,958 0.0692005 5,195,854,871 76,550,878,274 0.0682006 9,542,907,592 83,127,282,484 0.1152007 10,857,480,825 95,157,347,340 0.1142008 16,178,905,661 98,655,309,435 0.164

Sumber : Laporan Neraca dan Data Olahan

Penjelasan:

a. Tahun 2004, rasio modal kerja terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,069:1. Artinya bahwa modal kerja yang dimiliki pada setiap

Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,069.

b. Tahun 2005, rasio modal kerja terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,068:1. Artinya bahwa modal kerja yang dimiliki pada setiap

Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,068. Maka modal kerja

yang dimiliki tiap Rp 1 aktiva terdapat penurunan sebesar Rp 0,001

dari tahun sebelumnya yaitu Rp 0,069 menjadi 0,068. Disini

menunjukkan rasio likuiditas kurang baik karena terdapat penurunan.

c. Tahun 2006, rasio modal kerja terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,115:1. Artinya bahwa modal kerja yang dimiliki pada setiap

Page 5: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

40

Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,115. Maka modal kerja

yang dimiliki tiap Rp 1 aktiva terdapat kenaikan sebesar Rp 0,047 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,068 menjadi 0,115.

d. Tahun 2007, rasio modal kerja terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,114:1. Artinya bahwa modal kerja yang dimiliki pada setiap

Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,114. Maka modal kerja

yang dimiliki tiap Rp 1 aktiva terdapat penurunan sebesar Rp 0,001

dari tahun sebelumnya yaitu Rp 0,115 menjadi 0,114.

e. Tahun 2008, rasio modal kerja terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,164:1. Artinya bahwa modal kerja yang dimiliki pada setiap

Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,164. Maka modal kerja

yang dimiliki tiap Rp 1 aktiva terdapat kenaikan sebesar Rp 0,05 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,114 menjadi 0,164.

2. Retained Earning to Total Assets (X2)

X2 = Laba Ditahan Total Aktiva

Rasio X2 dimana mengukur kemampulabaan kumulatif dari

perusahaan dengan membagi laba yang ditahan dengan total aktiva

perusahaan. Laba ditahan merupakan laba atau keuntungan perusahaan

yang belum dibagi untuk periode tertentu. Pada beberapa tingkat, rasio ini

mencerminkan umur perusahaan, kerena semakin muda perusahaan,

semakin sedikit waktu yang dimilikinya untuk membangun laba kumulatif.

Tabel 3.2 : Rasio X2 Periode 2004-2008PERHITUNGAN X2Tahun Laba Ditahan (Rp) Total aktiva (Rp) X2

Page 6: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

41

2004 6,569,766,244 70,429,780,958 0.0932005 7,898,188,578 76,550,878,274 0.1032006 9,627,594,824 83,127,282,484 0.1162007 11,371,078,693 95,157,347,340 0.1192008 13,679,956,022 98,655,309,435 0.139

Sumber : Laporan Neraca dan Data Olahan

Penjelasan:

a. Tahun 2004, rasio laba ditahan terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,093:1. Artinya bahwa setiap Rp 1 aktiva perusahaan dijamin

oleh saldo laba ditahan sebesar Rp 0,093.

b. Tahun 2005, rasio laba ditahan terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,103:1. Artinya bahwa setiap Rp 1 aktiva perusahaan dijamin

oleh saldo laba ditahan sebesar Rp 0,103. Maka tiap Rp 1 aktiva yang

dijamin oleh saldo laba mengalami kenaikan sebesar Rp 0,01 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,093 menjadi Rp 0,103.

c. Tahun 2006, rasio laba ditahan terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,116:1. Artinya bahwa setiap Rp 1 aktiva perusahaan dijamin

oleh saldo laba ditahan sebesar Rp 0,116. Maka tiap Rp 1 aktiva yang

dijamin oleh saldo laba mengalami kenaikan sebesar Rp 0,013 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,103 menjadi Rp 0,116.

d. Tahun 2007, rasio laba ditahan terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,119:1. Artinya bahwa setiap Rp 1 aktiva perusahaan dijamin

oleh saldo laba ditahan sebesar Rp 0,119. Maka tiap Rp 1 aktiva yang

dijamin oleh saldo laba mengalami kenaikan sebesar Rp 0,003 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,116 menjadi Rp 0,119.

e. Tahun 2008, rasio laba ditahan terhadap total aktiva menunjukkan

rasio 0,139:1. Artinya bahwa setiap Rp 1 aktiva perusahaan dijamin

oleh saldo laba ditahan sebesar Rp 0,139. Maka tiap Rp 1 aktiva yang

Page 7: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

42

dijamin oleh saldo laba mengalami kenaikan sebesar Rp 0,02 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,119 menjadi Rp 0,139.

3. Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (X3)

X3 = EBIT Total Aktiva

Rasio X3 digunakan untuk mengukur kemampulabaan perusahaan,

yaitu tingkat pengembalian dari aktiva, yang dihitung dengan membagi

laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva perusahaan.

EBIT didapat dengan menambahkan laba sebelum beban pajak dengan

biaya bunga.

Tabel 3.3 : Rasio X3 Periode 2004-2008PERHITUNGAN X3Tahun EBIT (Rp) Total aktiva (Rp) X32004 2,704,526,982 70,429,780,958 0.0382005 2,803,294,656 76,550,878,274 0.0372006 4,376,210,676 83,127,282,484 0.0532007 4,556,064,615 95,157,347,340 0.0482008 5,453,870,051 98,655,309,435 0.055

Sumber : Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi dan Data Olahan

Penjelasan:

a. Tahun 2004, rasio EBIT terhadap total aktiva menunjukkan rasio

0,038:1. Artinya bahwa laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar

Rp 0,038 dapat dihasilkan dari setiap Rp 1 aktiva perusahaan bagi

semua investor baik itu pemegang saham dan obligasi.

b. Tahun 2005, rasio EBIT terhadap total aktiva menunjukkan rasio

0,037:1. Artinya bahwa laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar

Rp 0,037 dapat dihasilkan dari setiap Rp 1 aktiva perusahaan bagi

semua investor baik itu pemegang saham dan obligasi. Maka EBIT

Page 8: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

43

yang dihasilkan tiap Rp 1 aktiva terdapat penurunan Rp 0,001 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,038 menjadi Rp 0,037.

c. Tahun 2006, rasio EBIT terhadap total aktiva menunjukkan rasio

0,053:1. Artinya bahwa laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar

Rp 0,053 dapat dihasilkan dari setiap Rp 1 aktiva perusahaan bagi

semua investor baik itu pemegang saham dan obligasi. Maka EBIT

yang dihasilkan tiap Rp 1 aktiva terdapat kenaikan Rp 0,016 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,037 menjadi Rp 0,053.

d. Tahun 2007, rasio EBIT terhadap total aktiva menunjukkan rasio

0,048:1. Artinya bahwa laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar

Rp 0,048 dapat dihasilkan dari setiap Rp 1 aktiva perusahaan bagi

semua investor baik itu pemegang saham dan obligasi. Maka EBIT

yang dihasilkan tiap Rp 1 aktiva terdapat penurunan Rp 0,005 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,053 menjadi Rp 0,048.

e. Tahun 2008, rasio EBIT terhadap total aktiva menunjukkan rasio

0,055:1. Artinya bahwa laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar

Rp 0,055 dapat dihasilkan dari setiap Rp 1 aktiva perusahaan bagi

semua investor baik itu pemegang saham dan obligasi. Maka EBIT

yang dihasilkan tiap Rp 1 aktiva terdapat kenaikan Rp 0,007 dari

tahun sebelumnya yaitu Rp 0,048 menjadi Rp 0,055.

4. Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities (X4)

X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri Nilai Buku Total Kewajiban

Rasio X4 merupakan kebalikan dari rasio utang per modal sendiri

(DER) yang lebih terkenal, yaitu dengan membandingkan nilai pasar

modal sendiri dengan nilai buku total kewajiban. Rasio ini digunakan

untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah total utang yang digunakan

untuk mendanai modal. Nilai pasar modal sendiri didapat dari jumlah

Page 9: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

44

saham perusahaan yang beredar dikalikan harga pasar per lembar

sahamnya pada periode yang bersangkutan.

Tabel 3.4 : Rasio X4 Periode 2004-2008

PERHITUNGAN X4

TahunNilai Pasar Modal Sendiri

(Rp)Nilai Buku Hutang

(Rp) X42004 32,104,800,000 8,286,936,213 3.8742005 24,078,600,000 13,079,611,195 1.8412006 26,754,000,000 17,926,609,159 1.4922007 43,341,480,000 28,213,190,146 1.5362008 26,754,000,000 29,402,274,912 0.910

Sumber : Laporan Neraca, Daftar Harga Saham dan Data Olahan

Penjelasan:

a. Tahun 2004, rasio modal saham bila dibandingkan dengan total

kewajiban menunjukkan rasio 3,874:1. Hal ini berarti tiap Rp 1 dari

total kewajiban digunakan untuk mendanai modal saham sebesar Rp

3,874.

b. Tahun 2005, rasio modal saham bila dibandingkan dengan total

kewajiban menunjukkan rasio 1,841:1. Hal ini berarti tiap Rp 1 dari

total kewajiban digunakan untuk mendanai modal saham sebesar Rp

1,841. Jadi tiap Rp 1 total kewajiban yang digunakan untuk mendanai

modal saham terdapat penurunan sebesar Rp 2,033 dari tahun

sebelumnya yaitu Rp 3,874 menjadi Rp 1,841.

c. Tahun 2006, rasio modal saham bila dibandingkan dengan total

kewajiban menunjukkan rasio 1,492:1. Hal ini berarti tiap Rp 1 dari

total kewajiban digunakan untuk mendanai modal saham sebesar Rp

1,492. Jadi tiap Rp 1 total kewajiban yang digunakan untuk mendanai

modal saham terdapat penurunan sebesar Rp 0,349 dari tahun

sebelumnya yaitu Rp 1,841 menjadi Rp 1,492.

d. Tahun 2007, rasio modal saham bila dibandingkan dengan total

kewajiban menunjukkan rasio 1,536:1. Hal ini berarti Rp 1 dari total

kewajiban digunakan untuk mendanai modal saham sebesar Rp 1,536.

Page 10: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

45

Jadi tiap Rp 1 total kewajiban yang digunakan untuk mendanai modal

saham terdapat kenaikan sebesar Rp 0,044 dari tahun sebelumnya

yaitu Rp 1,492 menjadi Rp 1,536.

e. Tahun 2008, rasio modal saham bila dibandingkan dengan total

kewajiban menunjukkan rasio 0,910:1. Hal ini berarti Rp 1 dari total

kewajiban digunakan untuk mendanai modal saham sebesar Rp 0,910.

Jadi tiap Rp 1 total kewajiban yang digunakan untuk mendanai modal

saham terdapat penurunan sebesar Rp 0,626 dari tahun sebelumnya

yaitu Rp 1,536 menjadi Rp 0,910.

5. Sales to Total Assets (X5)

X5 = Penjualan Total Aktiva

Rasio X5 ini menunjukkan efektivitas penggunaan aktiva

perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan. Rasio penjualan dalam

total aktiva menunjukkan tingkat perputaran total aktiva dalam satu tahun.

Jika perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki

terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual. Maka

perusahaan diharapkan meningkatkan lagi penjualannya atau mengurangi

sebagian aktiva yang kurang produktif.

Tabel 3.5 : Rasio X5 Periode 2004-2008

PERHITUNGAN X5Tahun Penjualan (Rp) Total aktiva (Rp) X52004 33,968,786,017 70,429,780,958 0.4822005 39,639,626,167 76,550,878,274 0.5182006 61,336,546,459 83,127,282,484 0.738

Page 11: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

46

2007 86,643,019,272 95,157,347,340 0.9112008 119,580,973,204 98,655,309,435 1.212

Sumber : Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi dan Data Olahan

Penjelasan:

a. Tahun 2004, rasio penjualan terhadap total aktiva menunjukkan hasil

0,482:1. Artinya setiap Rp 1 aktiva dapat menghasilkan Rp 0,482

penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran aktiva

perusahaan dalam satu tahun sebanyak 0,482 kali. Dapat disimpulkan

jika dibandingkan dengan rata-rata industri perputaran aktiva yaitu 2

kali, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang

dimilikinya.

b. Tahun 2005, rasio penjualan terhadap total aktiva menunjukkan hasil

0,518:1. Artinya setiap Rp 1 aktiva dapat menghasilkan Rp 0,518

penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran aktiva

perusahaan dalam satu tahun sebanyak 0,518 kali. Tingkat perputaran

aktiva mengalami kenaikan sebesar 0,036 kali dari tahun sebelumnya

yaitu 0,482 kali menjadi 0,518 kali.

c. Tahun 2006, rasio penjualan terhadap total aktiva menunjukkan hasil

0,738:1. Artinya setiap Rp 1 aktiva dapat menghasilkan Rp 0,738

penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran aktiva

perusahaan dalam satu tahun sebanyak 0,738 kali. Tingkat perputaran

aktiva mengalami kenaikan sebesar 0,22 kali dari tahun sebelumnya

yaitu 0,518 kali menjadi 0,738 kali.

d. Tahun 2007, rasio penjualan terhadap total aktiva menunjukkan hasil

0,911:1. Artinya setiap Rp 1 aktiva dapat menghasilkan Rp 0,911

penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran aktiva

perusahaan dalam satu tahun sebanyak 0,911 kali. Tingkat perputaran

aktiva mengalami kenaikan sebesar 0,173 kali dari tahun sebelumnya

yaitu 0,738 kali menjadi 0,911 kali.

e. Tahun 2008, rasio penjualan terhadap total aktiva menunjukkan hasil

1,212:1. Artinya setiap Rp 1 aktiva dapat menghasilkan Rp 0,911

Page 12: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

47

penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran aktiva

perusahaan dalam satu tahun sebanyak 1,212 kali. Tingkat perputaran

aktiva mengalami kenaikan sebesar 0,301 kali dari tahun sebelumnya

yaitu 0,911 kali menjadi 1,212 kali.

Setelah kita mengetahui nilai kelima variabel tersebut maka kita

dapat menghitung Z-score. Pada tabel-tabel dibawah ini terdapat indeks Z-

score secara keseluruhan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 Per

31 Desember pada PT Pyridam Farma Tbk. setelah dilakukan perhitungan

terhadap rasio lima variable tersebut.

Tabel 3.6 : Indeks Z-Score Periode Tahun 2004

2004Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Nilai Rasio x Koefisien

X1 0.069 1.2 0.083X2 0.093 1.4 0.131X3 0.038 3.3 0.127X4 3.874 0.6 2.324X5 0.482 1 0.482

Indeks Z-Score 3.147

Pada table indeks Z-score diatas dapat diketahui bahwa nilai Z-score

tahun 2004 sebesar 3,147.Artinya nilai Z-score tahun 2004 berada diatas titik

cut off 2,99 (3,147 > 2,99), hal ini menunjukkan perusahaan tidak mengalami

masalah dalam kondisi keuangannya. Karena nilai Z-score pada periode ini

banyak dipengaruhi oleh variable ke-4 (Market Value of Equity to Book Value

of Total Liabilities ) yaitu sebesar 2,324. Hal ini disebabkan karena nominal

total kewajiban perusahaan lebih kecil pada tahun ini dibandingkan periode

lainnya.Sedangkan nilai pasar modal pada tahun 2004 mempunyai harga

saham penutupan yang cukup tinggi sebesar Rp 60/lembar saham

dibandingkan periode lainnya.Sehingga tiap modal saham yang didanai dari

kewajiban perusahaan mempunyai nilai yang cukup baik dibandingkan

Page 13: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

48

periode lainnya.Sedangkan variable yang paling sedikit pengaruhnya adalah

variable ke-1 (Working Capital to Total Assets ) yaitu hanya sebesar 0,083.

Sehingga pada tahun 2004 perbandingan modal kerja yang dimiliki untuk

setiap Rp 1 aktiva perusahaan mempunyai nilai yang cukup kecil yang

ditunjukkan pada rasio X1 (Working Capital to Total Assets) dalam

perhitungan Z-Score.

Tabel 3.7 : Indeks Z-Score Periode Tahun 2005

2005Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Nilai Rasio x Koefisien

X1 0.068 1.2 0.081X2 0.103 1.4 0.144X3 0.037 3.3 0.121X4 1.841 0.6 1.105X5 0.518 1 0.518

Indeks Z-Score 1.969

Pada Tahun 2005, nilai indeks Z-Score yaitu sebesar 1,969 dimana berada

di interval 1,81 < Z < 2,99 (gray area). Terdapat penurunan nilai indeks Z-score

sebesar 1,178 (dari 3,147 menjadi 1,969).Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

berada dalam gray area artinya perusahaan belum dalam keadaan sehat dan masih

berada dalam wilayah yang harus diwaspadai karena nilai Z-score pada tahun ini

belum melebihi nilai Z standar yaitu 2,99. Untuk itu perusahaan dapat mengalami

permasalahan terutama dalam bidang keuangan jika perusahaan tidak melakukan

perbaikan yang berarti dalam menajemen maupun struktur keuangannya.Keadaan

ini disebabkan karena terdapat 3 variabel yang mengalami penurunan yaitu

variabel X1, X3, dan X4. Sedangkan kenaikan terjadi pada varibel X2 dan X5.Dalam

nilai Z-Score tahun 2005 banyak dipengaruhi oleh variabel 4 (Market Value of

Equity to Book Value of Total Liabilities ) dimana nilai rasio x koefisien dari

variabel 4 hanya sebesar 1,105.Maka terdapat penurunan nilai rasio X4 sebesar

1,219 dari tahun sebelumnya (dari 2,324 menjadi 1,105), hal ini disebabkan

Page 14: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

49

karena terdapat penurunan nilai pasar modal sendiri sebesar Rp 8.026.200.000

(dari Rp 32.104.800.000 menjadi Rp 24.078.600.000) lalu pada tahun ini

perusahaan mengalami kenaikan total hutang sebesar Rp 4.792.674.982 (dari Rp

8.286.936.213 menjadi Rp 13.079.611.195).

Penurunan nilai pasar modal itu sendiri karena terdapat penurunan harga

saham penutupan PT Pyridam Farma pada tahun 2005 dari tahun sebelumnya

sebesar Rp 15/lembar saham (dari Rp60/lembar saham menjadi Rp45/lembar

saham).Ini membuktikan bahwa turunnya harga saham dan total hutang

perusahaan yang semakin membesar pada tahun ini sehingga menyebabkan

penurunan yang cukup mempengaruhi nilai Z-score. Penurunan Z-score pada

periode ini turut disebabkan oleh beberapa faktor eksternal yang berada diluar

kendali Perusahaan seperti tingginya laju inflasi sebesar 17,11% pada tahun 2005

yang telah memukul dunia usaha khususnya usaha dibidang farmasi akibatnya

inflasi cenderung meningkat terutama setelah kenaikan harga minyak bumi hingga

mencapai USD 72 per barrel. Inflasi yang semakin tinggi ini mengakibatkan

menurunkan daya beli masyarakat. Kemudian naiknya beberapa jenis bahan baku

yang merupakan produk turunan dari minyak bumi, termasuk diantaranya produk

plastik yang merupakan salah satu bahan pembungkus yang digunakan oleh

Perusahaan mengalami kenaikan antara 15 hingga 20% yang memberikan dampak

terhadap kenaikan biaya produksi perusahaan. Dengan naiknya biaya produksi

perusahaan menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan,

sehingga deviden yang dibagikan kepada pemegang saham juga mengalami

penurunan akibatnya banyak para investor yang tidak ingin membeli saham

tersebut sehingga harga saham perusahaan tersebut mengalami penurunan.

Tabel 3.8 : Indeks Z-Score Periode Tahun 2006

2006Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Nilai Rasio x Koefisien

X1 0.115 1.2 0.138X2 0.116 1.4 0.162X3 0.053 3.3 0.174

Page 15: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

50

X4 1.492 0.6 0.895X5 0.738 1 0.738

Indeks Z-Score 2.107

Pada tahun 2006, nilai indeks Z-score sebesar 2,107 dimana masih berada di

interval 1,81 < Z < 2,99 (gray area).Ini membuktikan perusahaan masih belum

dalam keadaan sehat.Walaupun terdapat kenaikan nilai indeks Z-Score dari tahun

sebelumnya yaitu sebesar 0,138 (dari 1,969 menjadi 2,107) akan tetapi nilai

indeks tahun 2006 masih berada di gray area.Artinya perusahaan harus terus

mengadakan perbaikan dalam manajemen dan keuangannya hingga perusahaan

tidak berada di daerah gray area yang dapat membahayakan posisi keuangan

perusahaan. Dalam periode ini semua variabel terdapat kenaikan kecuali pada

variabel ke-4 terdapat penurunan.Variabel yang paling banyak mempengaruhi

nilai indeks Z-Score adalah pada variabel ke-4 (Market Value of Equity to Book

Value of Total Liabilities ) yaitu terdapat penurunan sebesar 0,21 (dari 1,105

menjadi 0,895), hal ini disebabkan karena peningkatan nilai pasar modal sendiri

yang hanya sebesar Rp 2.675.400.000 (dari Rp 24.078.600.000 menjadi Rp

26.754.000.000) yang tidak seiring dengan peningkatan total hutang perusahaan

dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 4.846.997.964 (dari Rp 13.079.611.195

menjadi Rp 17.926.609.159).Akan tetapi kenaikan yang berarti terdapat pada

variabel ke-5 (Sales to Total Assets) sebesar 0,22 (dari 0,518 menjadi 0,738),

karena terdapat kenaikan penjualan yang cukup besar yaitu Rp 21.696.920.292

(dari Rp 39.639.626.167 menjadi Rp 61.336.546.459) dan diiringi kenaikan total

aktiva sebesar Rp 6.576.404.210 (dari Rp 76.550.878.274 menjadi Rp

83.127.282.484).

Tabel 3.9 : Indeks Z-Score Periode Tahun 2007

2007Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Nilai Rasio x

KoefisienX1 0.114 1.2 0.137

Page 16: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

51

X2 0.119 1.4 0.167X3 0.048 3.3 0.158X4 1.536 0.6 0.922X5 0.911 1 0.911

Indeks Z-Score 2.294

Pada tahun 2007, nilai indeks Z-score sebesar 2,294 yang berada di

interval 1,81 < Z < 2,99 (gray area).Artinya sudah terdapat kenaikan yang cukup

berarti nilai indeks Z-Score dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,187

(dari 2,107 menjadi 2,294) walaupun posisi perusahaan masih belum dalam

keadaan sehat.Disini membuktikan terdapat perbaikan permasalahan perusahaan

dalam menghadapi keadaan tersebut walaupun belum maksimal. Pada periode ini

terdapat kenaikan pada variabel X2 ,X4 ,dan X5. Dan juga penurunan terjadi pada

variabel X1 dan X3. Variabel yang paling banyak mempengaruhi pada periode ini

adalah variabel ke-4 (Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities).

Ini dikarenakan pada periode ini harga saham perusahaan mengalami kenaikan

yang cukup besar sehingga pada periode ini mempunyai harga saham yang tinggi

dibandingkan periode lainnya yaitu terdapat kenaikan sebesar Rp 31/lembar

saham (dari Rp 50/lembar saham menjadi Rp 81/lembar saham) maka

mempengaruhi nilai pasar modal sendiri menjadi lebih besar dari tahun

sebelumnya.

Akan tetapi kenaikan yang sangat signifikan adalah kenaikan variabel ke-5

(Sales to Total Assets ) yaitu sebesar 0,173 (dari 0,738 menjadi 0,911), hal ini

dikarenakan pada periode ini terdapat kenaikan penjualan yang cukup besar yaitu

Rp 25.306.472.813 (dari Rp 61.336.546.459 menjadi Rp 86.643.019.272 dan pada

saat bersamaan terdapat kenaikan total aktiva yang cukup besar dibandingkan

periode lainnya yatu sebesar Rp 12.030.064.856 (dari Rp 83.127.282.484 menjadi

Rp 95.157.347.340).Artinya efektivitas penggunaan aktiva perusahaan dalam

rangka menghasilkan penjualan perusahaan cukup baik karena dari tahun ketahun

peningkatan penjualan seiring dengan peningkatan total aktiva perusahaan.

Sedangkan variabel yang sedikit mempengaruhi adalah variabel ke-1(Working

Capital to Total Assets), hal ini disebabkan karena peningkatan total aktiva tidak

Page 17: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

52

seiring dengan kenaikan modal kerja sehingga terdapat penurunan variabel ke-1

(Working Capital to Total Assets).

Tabel 3.10 : Indeks Z-Score Periode Tahun 2008

2008Variabel Nilai Rasio Koefisien Z-Score Nilai Rasio x

KoefisienX1 0.164 1.2 0.197X2 0.139 1.4 0.194X3 0.055 3.3 0.182X4 0.910 0.6 0.546X5 1.212 1 1.212

Indeks Z-Score 2.331

Pada tahun 2008, nilai indeks Z-score sebesar 2,331 dimana masih berada di

gray area interval 1,81 < Z < 2,99. Di periode ini terdapat kenaikan nilai indeks

Z-Score sebesar 0,037 (dari 2,294 menjadi 2,331).Hal ini membuktikan bahwa

dari tahun 2005 ke tahun 2008 walaupun perusahaan berada dalam keadaan yang

belum sehat tetapi perusahaan terus mengalami kenaikan nilai indeks Z-score.

Perusahaan dalam hal ini berada dalam wilayah yang harus diwaspadai karena

nilai Z-score pada tahun 2005 hingga tahun 2008 belum melebihi nilai Z standar

yaitu 2,99. Untuk itu perusahaan akan dapat mengalami permasalahan terutama

dalam bidang keuangan jika perusahaan tidak melakukan perbaikan yang berarti

dalam menajemen maupun struktur keuangannya.Pada periode ini semua variabel

mengalami kenaikan kecuali variabel ke-4 (Market Value of Equity to Book Value

of Total Liabilities) yang terdapat penurunan.Pada variabel ke-4 terjadi penurunan

sebesar 0,376 (dari 0,922 menjadi 0,546), karena pada tahun ini harga saham

mengalami penurunan yang besar yaitu sebesar Rp 31/lembar saham (dari Rp

81/lembar saham menjadi Rp 50/lembar saham) sehingga menurunkan nilai pasar

modal perusahaan tersebut.Sedangkan variabel yang paling banyak

mempengaruhi pada periode ini adalah vaiabel ke-5 (Sales to Total Assets ).Pada

variabel ini terdapat kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 0,301 (dari 0,911

menjadi 1,212). Hal ini disebabkan adanya terdapat kenaikan penjualan yang

Page 18: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

53

paling besar dibandingkan kenaikan penjualan periode lainnya yaitu Rp

32.937.953.932 (dari Rp 86.643.019.272 menjadi Rp 119.580.973.204) dan pada

periode ini terdapat kenaikan total aktiva sebesar Rp 3.497.962.095 (dari Rp

95.157.347.340 menjadi Rp 98.655.309.435).Hal ini membuktikan perusahaan

dapat mengurangi aktiva yang kurang produktif dan dapat menaikkan

penjualan.Sehingga efektivitas penggunaan aktiva perusahaan dalam rangka

menghasilkan penjualan pada periode ini lebih baik dibandingkan periode-periode

sebelumnya.

3.2.2 Pengaruh Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode

Altman Z-Score Terhadap Harga Saham PT Pyridam Farma Tbk

Sebelum melakukan uji analisis regresi linier sederhana, maka penulis

terlebih dahulu melakukan uji distribusi normal untuk mengetahui apakah data

yang diambil terdistribusi normal atau tidak. Apabila terdistribusi normal maka

penelitian dapat dilanjutkan. Data penelitian dikatakan normal apabila nilai

probabilitas atau signifikan lebih besar dari (>) 0,05. Dengan menggunakan

program SPSS maka didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 3.11 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.HARGA SAHAM .292 5 .190 .839 5 .163Z SCORE .334 5 .072 .833 5 .147

a Lilliefors Significance Correction

Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan harga saham

(dengan jumlah data 5 buah) sebesar 0,163 > 0,05 sedangkan nilai signifikan Z-

score (dengan jumlah data 5 buah) sebesar 0,147 > 0,05, maka dapat disimpulkan

data harga saham dan Z-score yang diperoleh terdistribusi normal sehingga

penilitian dapat dilanjutkan menggunakan uji analisis regresi linier sederhana.

Tabel 3.12 : Descriptive Statistics Descriptive Statistics

Page 19: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

54

Mean Std. Deviation NHargaSaham 57.20 14.377 5Zscore 2.36960 .458529 5

Tabel 3.12 diatas menunjukan rata-rata Z-score (dengan jumlah data 5 buah)

adalah 2,36960 dengan standar deviasi sebesar 0,458529. Sedangkan rata-rata

Harga Saham (dengan jumlah data 5 buah) adalah 57,20 dengan standar deviasi

sebesar 14,377.

Tabel 3.13 : Model Summaryb

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 .282(a) .079 -.227 15.928

a. Preditor: (Constant), Zscoreb. Dependen Variabel: HargaSaham

Dari hasil tabel diatas diperoleh angka koefisien determinasi (R²) atau R

Square sebesar 0,079 atau (7,9%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase

sumbangan pengaruh Z-score terhadap harga saham hanya sebesar 7.9%. Atau

dapat diartikan bahwa 7,9% harga saham PT Pyridam Farma Tbk. dipengaruhi

atau dijelaskan oleh Z-score sedangkan sisanya (100 % - 7,9% = 92,1%)

dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam

Penulisan Ilmiah ini. Variabel-variabel lain tersebut dapat berupa faktor-faktor

eksternal perusahaan seperti faktor teknis dan faktor sosial, ekonomi, dan politik.

Seperti kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah, perkembangan kurs,

kondisi perekonomian nasional dan kondisi politik suatu negara dan lain

sebagainya.

Adjusted R Square merupakan nilai R Square yang telah disesuaikan

sehingga gambarannya lebih mendekati mutu penjajagan dalam populasi. Nilai

ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif.

Pada tabel diperoleh angka adjusted R Square sebesar -0,227. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pertimbangan investor dalam membeli saham tidak hanya

berdasarkan faktor kinerja keuangan saja tetapi juga menimbangkan faktor

ekternal, seperti nilai tukar kurs, tingkat suku bunga bank yang selalu berfluktuasi

Page 20: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

55

setiap waktu dan kondisi ekonomi maupun situasi politik serta kebijakan

pemerintah dalam industri dan dunia usaha.

Standard error of the estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan

model regresi dalam memprediksi nilai Y. Dari hasil regresi di dapat nilai 15,928

atau Rp 15,928 (satuan harga saham). Hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam

memprediksi harga saham sebesar Rp 15,928. dalam analisis sebelumnya (Tabel

3.12), bahwa standar deviasi harga saham adalah 14,377 dimana jumlahnya lebih

kecil dari standar error of the estimate yaitu 15,928. Karena standard error of the

estimate lebih besar dari standar deviasi harga saham, maka model regresi kurang

bagus dalam bertindak sebagai prediktor harga saham daripada rata-rata harga

saham itu sendiri.

Tabel 3.14 : Coeffisien

Coefficientsa

36.256 41.768 .868 .4498.839 17.369 .282 .509 .646

(Constant)Zscore

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: HargaSahama.

Dari tabel 3.14, maka diperoleh persamaan regresinya adalah sebagai

berikut :

Y= 36,256 + 8,839X

Dimana :

Y = Harga Saham

X = Z-Score

Dalam persamaan regresi tersebut diatas angka untuk b0 (konstanta)

adalah 36,256. Hal ini dapat diartikan jika Z-score (X) nilainya 0, maka harga

saham (Y) nilainya positif yaitu sebesar Rp 36,256.

Page 21: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

56

Koefisien regresi variabel Z-score (X) mempunyai nilai yang positif

yaitu sebesar 8,839. Hal ini berarti jika Z-score mengalami kenaikan 1%,

maka harga saham akan mengalami peningkatan sebesar Rp 8,839. Koefisien

bernilai positif artinya terjadi hubungan searah antara Z-score dengan harga

saham. Semakin naik Z-score, maka semakin naik pula harga saham

Setelah mengetahui persamaan regresi di atas maka selanjutnya

adalah melakukan uji koefisien regresi sederhana (Uji t). Uji ini digunakan

untuk mengetahui apakah variabel independen (Z-score) berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen (harga saham). Signifikan berarti

pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).

Uji t dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan melihat signifikansi dan

dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel.

1. Pengujian dengan memperhatikan tingkat signifikansi

a. Hipotesis

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Z-score dengan

harga saham

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Z-score dengan harga

saham

b. Pengambilan Keputusan

Dasar pengambilan keputusan adalah:

Jika probabilitas < α 0,05, maka Ho ditolak

Jika probabilitas > α 0,05, maka Ho diterima

c. Keputusan

Pada tabel 3.13, terlihat bahwa tingkat signifikansi (sig.) adalah 0,646

atau probabilitas diatas 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara Z-score dengan harga saham.

Page 22: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

57

2. Pengujian dengan membandingkan t hitung dengan t tabel

a. Hipotesis

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Z-score dengan

harga saham

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Z-score dengan harga

saham

b. Menentukan tingkat signifikan (α)

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05

adalah ukuran standar yang digunakan dalam penelitian di bidang

ekonomi)

c. Menentukan t hitung

Berdasarkan tabel 3.13 diperoleh t hitung sebesar 0,509

d. Menentukan t tabel

Tabel distribusi T dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan

derajat kebebasan (df) = n-k-1 atau 5-1-1= 3 (n adalah jumlah data dan

k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi

(signifikansi = 0,025) hasil yang diperoleh untuk t table adalah

sebesar 3,182

e. Dasar pengambilan keputusan:

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

f. Membandingkan t hitung dengan t tabel

Nilai t hitung > t tabel (0,509 < 3,182) maka Ho diterima

g. Gambar

Ho ditolak Ho ditolak

Ho diterima

-3,182 0,509 +3.182

Page 23: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

58

Gambar 3.1 Kurva Nilai t Hitung dan t Tabel

h. Kesimpulan

Dari tabel dan gambar di atas terlihat nilai t hitung lebih kecil dari

nilai t tabel (0,509 < 3,182) dengan demikian maka Ho diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara Z-score dengan harga saham.

3.3 Rangkuman Hasil Penelitian dan Analisis

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada

PT Pyridam Farma Tbk. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 3.15 : Analisis Z-score Periode 2004-2008

  2004 '04 - '05 2005 '05 - '06 2006 '06 - '07 2007 '07 - '08 2008X1 0,083 (-) 0,002 0,081 0,057 0,138 (-) 0,001 0,137 0,060 0,197X2 0,131 0,013 0,144 0,018 0,162 0,005 0,167 0,027 0,194X3 0,127 (-) 0,006 0,121 0,053 0,174 (-) 0,016 0,158 0,024 0,182X4 2,324 (-) 1,219 1,105 (-) 0,210 0,895 0,027 0,922 (-) 0,376 0,546X5 0,482 0,036 0,518 0,220 0,738 0,173 0,911 0,301 1,212

Z-SCORE 3,147 (-) 1,178 1,969 0,138 2,107 0,187 2,294 0,037 2,331

Sumber : Data Olahan

Ket : (-) : terdapat penurunan

Berdasarkan tabel 3.15 dapat dilihat bahwa PT Pyridam Farma tbk selama

periode 2004-2008 nilai Z-core yang berada diatas titik cut off 2,99 hanya pada

tahun 2004 yaitu nilai Z-score sebesar 3,147 (3,147 > 2,99), hal ini menunjukkan

perusahaan tidak mengalami masalah dalam kondisi keuangannya (non-bankrupt

company).Pada tabel tersebut terlihat pada tahun 2004 kontrubusi terbesar yang

menyebabkan nilai indeks z-score tinggi dibandingkan periode lain adalah

variabel ke-4 (Nilai pasar modal sendiri /nilai buku total kewajiban), dikarenakan

pada tahun 2004 nominal total kewajiban perusahaan lebih kecil dibandingkan

periode lainnya. Sedangkan nilai pasar modal pada tahun 2004 mempunyai harga

saham penutupan yang cukup tinggi sebesar Rp 60/lembar saham dibandingkan

periode lainnya. Sehingga tiap modal saham yang didanai dari kewajiban

Page 24: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

59

perusahaan mempunyai nilai yang cukup baik dibandingkan periode lainnya

sehingga perusahaan berada dalam keadaan sehat.

Sedangkan pada periode 2005-2008, dimana nilai Z-core pada periode

tersebut berada di interval 1,81 < Z < 2,99 (gray area).Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan berada dalam gray area artinya perusahaan belum dalam

keadaan sehat dan masih berada dalam wilayah yang harus patut diwaspadai

karena nilai Z-score pada peride tersebut belum melebihi nilai Z standar yaitu

2,99. Jika perusahaan tidak melakukan perbaikan yang berarti dalam menajemen

maupun struktur keuangannya, maka perusahaan dapat mengalami permasalahan

terutama dalam bidang keuangan. Penurunan nilai Z-core tersebut dikarenakan

adanya penurunan variabel ke-1 (Working Capital to Total Asset) dan variabel ke-

3 (Earning Before Interest and Taxes to Total Assets) pada tahun 2005 dan tahun

2007, dikarenakan pada variabel ke-1 kenaikan modal kerja tidak seiring dengan

kenaikan total aktiva perusahaan, dan pada variabel ke-3 terdapat penurunan

dikarenakan pada tahun 2005 dan tahun 2007 laba bersih sebelum pajak

perusahaan mengalami penurunan sehingga kenaikan EBIT tidak seiring dengan

kenaikan total aktiva perusahaan.Akan tetapi yang menyebabkan perusahaan

berada didalam wilayah gray area pada tahun 2005-2008 paling banyak

dipengaruhi oleh variabel ke-4 (Market Value of Equity to Book Value of Total

Liabilities).Hal ini disebabkan karena berfluktuasinya harga saham dan sering

terjadi turunnya harga saham sedangkan total hutang perusahaan yang semakin

membesar sehingga menyebabkan penurunan yang cukup mempengaruhi nilai Z-

score.Maka dapat disimpulkan peningkatan nilai modal sendiri yang tidak seiring

dengan peningkatan total hutang perusahaan.Akan tetapi walaupun perusahaan

berada dalam keadaan yang belum sehat tetapi perusahaan terus mengalami

kenaikan nilai indeks Z-score hal ini disebabkan karena terdapat kenaikan variabel

ke-2 (Retained Earning to Total Assets ) dan variabel ke-5 (Sales to Total Assets )

terus menerus dari tahun 2004 sampai tahun 2008, yaitu kenaikan laba ditahan

dan penjualan perusahaan yang seiring dengan kenaikan total aktiva. Disini

membuktikan terdapat perbaikan permasalahan perusahaan dalam menghadapi

keadaan tersebut walaupun belum maksimal.

Page 25: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

60

Tabel 3.16 : Analisis Regresi Linear Sederhana

Variabel

Dependen (Y)

Variabel

Independen (X)

T

Hitung

T

TabelSignifikansi

Harga Saham Z-score 0,509 3,182 0,646

Berdasarkan analisis regresi linier sederhana maka didapat persamaan Y=

36,256 + 8,839X. Artinya dalam persamaan regresi tersebut angka untuk

konstanta adalah 36,256 yang berarti jika nilai Z-score (X) nilainya 0, maka harga

sahamnya (Y) nilainya positif yaitu sebesar Rp 36,256. Sedangkan koefisien

regresi variabel Z-Score (X) mempunyai nilai positif artinya terdapat hubungan

yang searah antara Z-Score terhadap harga saham. Semakin naik Z-score, maka

semakin naik pula harga saham.Hal ini berarti jika Z-score mengalami kenaikan

1%, maka harga saham akan mengalami peningkatan sebesar Rp 8,839. Kemudian

diperoleh angka koefisien determinasi (R²) atau R Square sebesar 0,079 atau

(7,9%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh Z-score

terhadap harga saham hanya sebesar 7.9%. Atau dapat diartikan bahwa 7,9%

harga saham PT Pyridam Farma Tbk. dipengaruhi atau dijelaskan oleh Z-score

sedangkan sisanya (100 % - 7,9% = 92,1%) dipengaruhi atau dijelaskan oleh

variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam Penulisan Ilmiah ini.

Dalam uji koefisien Regresi Sederhana (Uji t) yang telah dilakukan

didapat tingkat signifikansi (sig.) adalah 0,646 atau probabilitas diatas 0,05, maka

Ho diterima dan Ha ditolak. Disamping itu juga berdasarkan uji t yang

membandingkan t hitung dengan t tabel diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari

nilai t tabel (0,509 < 3,182) dengan demikian maka Ho diterima. Sehingga dari

pengujian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara Z-score dengan harga saham.Kondisi tersebut lebih cenderung

mempertimbangkan faktor-faktor eksternal perusahaan seperti faktor sosial,

ekonomi, dan politik. Seperti kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah,

perkembangan kurs, kondisi perekonomian nasional dan kondisi politik suatu

Page 26: BAB III - Warta Wargawartawarga.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/... · Web viewBerdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan meliputi industri obat-obatan,

61

negara dan lain sebagainya. Dimana faktor-faktor inilah yang membentuk

kekuatan pasar yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan baik

mengalami kenaikan atau penurunan harga saham,dibandingkan

mempertimbangkan faktor internal yaitu faktor fundamental perusahaan seperti

informasi kinerja keuangan yang bukan merupakan prediktor utama penentuan

harga saham perusahaan tersebut.