bab iii tinjauan kasus a. biodata -...

26
BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2008 pukul 08.00 WIB. 1. Identitas Pasien Nama : Tn. M Umur : 49 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Indonesia Agama : Islam Status perkawinan : Menikah Pendidikan : SMP Pekerjaan : Swasta Alamat : Kudus Tanggal masuk : 26 April 2008 No. Register : 240529 Diagnosa Medis : CKS 2. Penanggung jawab : Nama : Ny.A Umur : 43 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : - 44

Upload: doantruc

Post on 17-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Biodata

Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2008 pukul 08.00 WIB.

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. M

Umur : 49 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kudus

Tanggal masuk : 26 April 2008

No. Register : 240529

Diagnosa Medis : CKS

2. Penanggung jawab :

Nama : Ny.A

Umur : 43 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : -

44

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

Pekerjaan : Swasta

Hub. Dengan pasien : Istri pasien

B. Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama: Pasien mengatakan pusing pada kepala

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 26 April jam 09.00 WIB pasien kecelakaan sepeda motor, pasien

tidak sadar, muntah, luka didahi ± 7 cm, retak ditulang cranium. Rujukan dari

rumah sakit umum daerah belum dilakukan tindakan. Pasien tidak tahu tabrakan

dengan sepeda motor atau becak.

3. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu

Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan pertama kali

pasien dirawat seperti sekarang ini. Pasien tidak punya riwayat trauma kepala,

DM, Hipertensi, jantung, dll.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami sakit seperti yang dialami

pasien. Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit kronis dan menular.

C. Pola Kesehatan Fungsional

1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan adalah hal yang paling penting dalam hidup, bila

pasien sakit biasanya minum obat yang dibeli dari warung dan apabila tidak ada

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

perubahan langsung dibawa ke puskesmas atau dokter umum. Pasien tidak

mengkonsumsi alkohol.

Pasien tergolong sosioekonomi yang cukup.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik

Sebelum sakit pasien biasa makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur dan

lauk pauk, pasien biasa minum ± 8 gelas sehari air putih dan kadang minum teh.

Selama dirawat di RS pola makan pasien terdapat gangguan karena gigi pasien

rusak karena kecelakaan. Makanan yang disediakan RS tidak dimakan, pasien

minum susu 300 cc / hari dan air putih ± 100 cc. Setelah minum susu pasien

mengatakan mual dan ingin muntah.

3. Pola Eliminasi

Sebelum sakit pasien biasa BAB 1x / hari dengan konsistensi warna kuning dan

lembek pada pagi kadang sore hari. BAK ± 5-8 kali / hari dengan konsistensi

warna kuning jernih dan bau khas urine.

Selama dirawat di RS pasien belum BAB, BAK pasien tidak ada gangguan pada

tanggal 28 April 2008 kateter dilepas dan pasien dapat BAK dengan lancar.

4. Pola Aktifitas dan Latihan

Pasien dalam aktifitas sehari-hari sebagai petani. selama di rumah sakit pasien

dapat melakukan aktifitas dengan dibantu keluarga, seperti minum, BAK dan

BAB.

5. Pola Istirahat dan Tidur

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

Sebelum sakit pasien biasa tidur 8 jam sehari, kalau ada waktu sengggang pasien

kadang tidur siang 1-2 jam. Selama di RS pasien tidak ada gangguan dalam tidur,

hanya saja kadang terbangun saat ingin BAK dan merasa nyeri kepala. Setelah itu

pasien tidur lagi, pasien saat siang biasa tidur 2-3 jam / hari.

6. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif

Pasien mengalami gangguan kesulitan membuka mata karena kedua mata

bengkak, pasien hanya dapat melihat sedikit-dikit. Pendengaran pasien baik,

penghirup pasien mengalami gangguan hidung buntet, pengucapan pasien sulit

karena gigi pasien rusak dan saat mengunyah pasien tidak bisa. Perabaan pasien

baik tidak ada gangguan. Pasien tidak menggunakan alat bantu pengelihatan dan

pendengaran. Kemampuan mengingat baik dapat mengingat kejadian saat

kecelakaan, bicara pasien agak pelo tapi dapat dimengerti orang lain. Pasien dapat

memahami perasaan orang lain, pasien dapat mengambil keputusan yang bersifat

sederhana. Pasien mengatakan sering pusing atau nyeri pada kepala bagian

kening, di atas alis kanan luka karena kecelakaan. Nyeri dirasakan sampai seluruh

bagian, pasien tampak gelisah.

P : Nyeri bertambah saat pasien aktifitas seperti duduk, berdiri dan miring,

nyeri berkurang saat pasien istirahat seperti tidur / tiduran, duduk sambil

kepala disandarkan pada bantal.

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk pisau, nyeri dirasakan setiap saat dan

mendadak.

R : Pada luka kecelakaan di kening menyebar sampai seluruh kepala.

S : Skala nyeri 7.

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

T : Nyeri dirasakan saat pasien aktifitas seperti duduk, berdiri dan miring,

lamanya dirasakan setiap saat dan mendadak.

7. Pola Hubungan Dengan Orang Lain

Komunikasi pasien dan berkomunikasi agak pelo, kurang jelas tapi mampu

dimengerti orang lain. Pasien mampu mengekpresikan perasaan dan mampu

mengerti orang lain. Orang terdekat pasien adalah keluarga yaitu istri dan anak

pasien. Pasien saat ada masalah biasa cerita dengan istri dan anak. Hubungan

pasien dengan keluarga baik tidak ada masalah, dengan saudara juga baik.

Saudara juga menjenguk pasien di RS. Dengan perawat juga baik, pasien selalu

mengungkapkan apa yang dirasakan tiap hari.

8. Pola Reproduksi dan Seksual

Pasien sudah menikah dan mempunyai 5 orang anak, 4 anak laki-laki dan 1 orang

wanita. Selama sakit pasien tidak melakukan hubungan seksual dan hanya fokus

pada kesembuhan penyakitnya.

9. Persepsi Diri dan Konsep Diri

Hal yang dipikirkan saat ini adalah cepat sembuh dan dapat melakukan aktifitas

sehari-hari, berkumpul dengan keluarga, perilaku non verbal pasien sesuai dengan

verbalnya.

Konsep diri

a. Citra diri: Pasien mengatakan dengan sakit / kecelakaan pasien tidak dapat

melakukan aktifitas sehari-hari

b. Identitas : Pasien seorang suami mempunyai satu istri dan 5 orang anak,

pasien merasa puas sebagai seorang laki-laki.

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

c. Peran : Pasien berperan sebagai kepala rumah tangga dan ayah, pasien tidak

ada masalah dalam melaksanakan perannya.

d. Ideal diri: Pasien berharap karena kecelakaan tidak ada cacat pada tubuh,

setelah pulang dari RS pasien berharap dapat diterima dalam lingkungan dan

pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari.

e. Harga diri: Pasien tidak merasa rendah diri karena keluarga selalu memberi

support dan menunggu pasien di RS.

10. Pola Mekanisme Koping

Pasien dalam mengambil keputusan dibantu oleh istri dan anak. Jika pasien ada

masalah biasa bicara dengan keluarga. Dalam menghadapi masalah sekarang

pasien hanya dapat berdua dan bersabar.

11. Pola Nilai Kepercayaan / Keyakinan

Pasien seorang muslim, pasien rajin menjalankan sholat 5 waktu dan tepat waktu.

Selama di RS pasien hanya bisa berdua semoga cepat sembuh dan bersabar atas

sakit yang dihadapi sekarang ini.

D. Pengkajian Fisik

1. Penampilan / keadaan umum: Tampak kesakitan

2. Tingkat kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital

a. Suhu tubuh : 36,50 C

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

b. Tekanan darah : 130 / 80 mmHg

c. Respirasi : 20 x / mnt, hidung buntet sulit untuk bernafas.

d. Nadi : 80 x / mnt

4. Pengukuran Antropometri

TB : 64 kg

BB : 167 cm

5. Kepala : Mesochepal, terdapat luka pada kening dekat alis kanan dan 9 jahitan.

a. Rambut : Warna hitam, kebersihan cukup

b. Kulit kepala : bersih, tidak terdapat luka dan tidak terdapat edema

c. Kening: kening terdapat luka dibagian alis kanan dan sembilan jahitan

d. Mata : Kemampuan membuka mata berkurang karena mata bengkak, tidak

ada sekret hanya kadang berair, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.

e. Hidung : Kebersihan hidung cukup, tidak ada sekret, terdapat sumbatan pada

hidung, tidak ada nafas cuping hidung dan tidak menggunakan O2.

f. Telinga : Kemampuan pendengaran baik, ada nyeri pada telinga, tidak ada

pembengkakan dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran

g. Mulut : Kelembapan cukup, warna bibir normal. Kebersihan gigi dan gusi

kurang karena gigi rusak dan terdapat bekas darah pada gigi. Tidak ada bau

mulut, bibir lembab.

6. Leher dan Tenggorokan

Tidak ada benjolan pada leher, tidak ada nyeri saat menelan, pasien tidak bisa

melakukan batuk efektif.

7. Dada dan Thorax

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan, tidak terdapat luka pada dada dan tidak

menggunakan alat bantu pernafasan.

8. Paru-paru

Inspeksi : Bentuk dada simetris.

Perkusi : Redup semua lapang paru

Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kri

Auskultasi : Vesikuler

9. Jantung

Inspeksi : Tidak ada pembesaran

Perkusi : Pekak pada batas jantung

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : Redup

10. Abdomen

Inspeksi : Buncit, tidak ada luka

Auskultasi : Bising usus normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

11. Ekstremitas

Ekstremitas atas : Kedua tangan baik, tidak ada gangguan dalam fungsi, pada

tangan kanan terdapat tusukan bekas pengambilan darah,

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

kuku pendek dan bersih. Turgor kulit baik tidak ada edema,

kebersihan kulit cukup.

Ekstremitas bawah : Kedua kaki baik dapat berfungsi dengan normal, tidak ada

edema dan kulit kebersihan kulit cukup. Pasien tidak

menggunakan alat bantu seperti kursi roda.

12. Kulit

Kebersihan kulit cukup, warna sawo matang, kelembapan cukup, turgor kulit baik

dan tidak ada edema. Pada dahi terdapat luka kecelakaan yang dijahit 9 jahitan

panjangnya ± 7 cm dan luka masih basah dan dikompres dengan betadin.

E. Data Penunjang

1. Dx: Laboratorium tgl 26 April 2008

Hematology

Hemoglobin

Leukosit

Trombosit

Hematokrit

Eosinofil

Basofil

N.Segmen

Limfosit

Monosit

LED

Hasil

14.1

23.00

241.000

43.0

1

0

92

3

4

2

Nilai normal

12.16 g /dl

4.000 – 11.000 / mm3

150.000 – 450.000 / mm3

35 – 55 %

0 – 5 %

0 – 2 %

36 – 66 %

22 – 40 %

2 – 8 %

0 – 15 mm / jam

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

Erytrosit

MCH

MCV

MCHC

4.09

106

34

32

400 – 6.20 juta / mnt

80 – 100 um3

26 – 34 pg

31 – 35 g / dl

2. Foto Rontgen : 26 April 2008

Tanda-tanda fraktur frontal kanan dan kiri disertai pneumocephale frontal kanan

dan cotusio cerebri frontal kiri dan perdarahan SDH (frontal ethmoid dan

sphenoid).

Parenkim otak lain tenang.

Batang otak dan cerebellum tenang.

Tak tampak kenaikan TIK.

3. Foto Paranomic : 29 April 2008

Gigi 1-1, 1-2 tampak fraktur corona.

Tampak moloklusi gigi geligi depan bawah.

Gigi 1-5 tampak caries intendental.

Curiga fraktur pada mandibula kanan depan.

Tak jelas fraktur proc. Alveolaris.

Tak tampak sisa akar.

4. Diit yang diperoleh

Bubur lunak, sayur mayur dan lauk pauk.

5. Therapy

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

Therapy P.O

Dilantin 1 x 200

Kaitropen 3 x 1

Mertigo 3 x 1

Nonflamin 3 x 2

Cefspan 2 x 1

F. Pengelompokan Data

No Waktu Data (DS dan DO)

1.

28 April 2008

DS : Pasien mengatakan nyeri pada kepala dibagian

kening, alis kanan bagian atas . Luka karena

kecelakaan, nyeri dirasakan sampai seluruh

bagian kepala.

DO : Terdapat luka pada kening, alis kanan bagain

atas, luka panjangnya ± 7 cm dan dijahit 9

jahitan luka masih basah.

Dikompres dengan betadin dan dibalut dengan

kasa, balutan tampak rapi. Pasien saat duduk

menyandarkan kepala pada bantal karena

mengatakan kepala masih pusing, pasien

tampak gelisah

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

P : Nyeri bertambah saat pasien aktifitas,

seperti duduk, berdiri dan miring, nyeri

berkurang saat pasien istirahat seperti

tidur / tiduran dan duduk dengan kepala

di sandarkan pada bantal.

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk pisau, nyeri

dirasakan setiap saat dan mendadak.

R : Pada luka kecelakaan dikening menyebar

sampai seluruh kepala.

S : Skala nyeri 7

T : Nyeri dirasakan saat pasien aktifitas

seperti duduk, berdiri dan miring,

lamanya dirasakan setiap saat dan

mendadak.

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

2 28 April 2008 DS : Pasien mengatakan pada hidung buntet, sulit

untuk bernafas.

DO : Pasien tampak berusaha bernafas dalam, pada

hidung masih terdapat sumbatan Foto Rontgen

SPN (Frontal ethmoid dan sphenoid). Pasien

kadang bernafas dengan mulut, tidak terpasang

O2, RR : 20 x / mnt, Nadi: 80 x / mnt

3

28 April 2008 DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mulut

terasa sakit apabila makan dalam posisi duduk.

Pasien mengatakan mual, hanya minum susu

dan air putih pada hidung buntet, sulit untuk

bernafas.

DO : Makan yang disediakan tidak dimakan

sedikitpun. Pasien hanya minum susu ± 300 cc

dan air putih 2 gelas ± 200 cc. Mulut pasien

kotor banyak sisa darah pada gigi yang rusak.

Pasien tidak bisa mengunyah makanan, suara

pasien agak pelo.

4 28 April 2008 DS : Pasien mengatakan dapat beraktifitas tapi

masih dibantu oleh keluarga. Pasien

mengatakan pusing saat aktifitas dan

penglihatan agak berkurang, pandangan samar-

samar.

DO : Pasien dibantu saat BAK oleh anaknya. Saat

ganti linen pasien ingin turun dari tempat tidur

dibantu dan menyandarkan kepala pada bantal

karena mengatakan pusing, mata bengkak

kanan dan kiri, berair. Pasien hanya dapat

membuka mata dikit-dikit.

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

G. Analisa Data

Data (DS dan DO) Problem Etiologi

DS : Pasien mengatakan nyeri pada

kepala dibagian kening, atas alis

kanan. Luka karena kecelakaan,

nyeri dirasakan sampai seluruh

bagian kepala.

DO : Terdapat luka pada kening diatas

alis kanan, luka panjangnya ± 7 cm

dan dijahit 9 jahitan luka masih

basah dan dikompres dengan

betadin dan dibalut dengan kasa,

balutan tampak rapi. Pasien saat

duduk menyandarkan kepala pada

bantal karena mengatakan kepala

masih pusing, pasien tampak

gelisah

P : Nyeri bertambah saat pasien

aktifitas, seperti duduk,

berdiri dan miring, nyeri

berkurang saat pasien

istirahat seperti tidur / tiduran

dan duduk dengan kepala di

sandarkan pada bantal.

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

pisau, nyeri dirasakan setiap

saat dan mendadak.

R : Pada luka kecelakaan

dikening menyebar sampai

seluruh kepala.

Gangguan rasa

nyaman nyeri

Terputusnya

kontinuitas jaringan

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

S : Skala nyeri 7

T : Nyeri dirasakan saat pasien

aktifitas seperti duduk,

berdiri dan miring,

DS : Pasien mengatakan pada hidung

buntet, sulit untuk bernafas.

DO : Pasien tampak berusaha bernafas

dalam, pada hidung masih terdapat

sumbatan Foto Rontgen perdarahan

SPN (Frontal ethmoid dan

sphenoid). Pasien kadang bernafas

dengan mulut, tidak terpasang O2,

RR : 20 x / mnt, Nadi: 80 x / mnt

Pola nafas tidak

efektif

Kerusakan

pertukaran gas dan

trauma pada hidung

DS : Pasien mengatakan tidak nafsu

makan, mulut terasa sakit apabila

makan dalam posisi duduk. Pasien

mengatakan mual, hanya minum

susu dan air putih

DO : Makan yang disediakan tidak

dimakan sedikitpun. Pasien hanya

minum susu ± 300 cc dan air putih

2 gelas ± 200 cc. Mulut pasien

kotor banyak sisa darah pada gigi

yang rusak. Pasien tidak bisa

mengunyah makanan, suara pasien

agak pelo.

Resti nutrisi

kurang dari

kebutuhan

Trauma pada mulut,

mual dan

ketidakmampuan

dalam mengunyah

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

DS : Pasien mengatakan dapat

beraktifitas tapi masih dibantu oleh

keluarga. Pasien mengatakan

pusing saat aktifitas dan

penglihatan agak berkurang,

pandangan samar-samar.

DO : Pasien dibantu saat BAK oleh

anaknya. Saat ganti linen pasien

ingin turun dari tempat tidur

dibantu dan menyandarkan kepala

pada bantal karena mengatakan

pusing, mata bengkak kanan dan

kiri, berair. Pasien hanya dapat

membuka mata sedikit-dikit.

Mobilitas fisik Nyeri pada kepala,

penurunan

penglihatan

H. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan ditandai dengan

pasien mengatakan nyeri pada kepala dibagian kening, terdapat luka pada kening

luka panjannya ± 7 cm dan dijahit 9 jahitan luka masih basah dan dikompres

betadin, pasien tampak gelisah.

2. Pola nafas tidak efektif b.d kerusakan pertukaran gas dan trauma pada hidung

ditandai dengan pasien mengatakan pada hidung buntet, sulit untuk bernafas, foto

rontgen perdarahan SPN.

3. Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d trauma pada mulut, mual dan

ketidakmampuan dalam mengunyah ditandai dengan pasien mengatakan tidak

nafsu makan, mulut terasa sakit, makan yang disediakan tidak dimakan, pasien

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

hanya minum susu ± 300 cc dan ± 200 cc air putih Mulut pasien kotor banyak sisa

darah pada gigi yang rusak. Pasien tidak bisa mengunyah makanan, suara pasien

agak pelo.

4. Mobilitas fisik b.d nyeri pada kepala, penurunan penglihatan ditandai dengan

pasien mengatakan dapat beraktifitas tapi masih dibantu oleh keluarga, pasien

dibantu saat BAK oleh anaknya, Saat ganti linen pasien ingin turun dari tempat

tidur dibantu dan menyandarkan kepala pada bantal karena mengatakan pusing,

mata bengkak kanan dan kiri, berair. Pasien hanya dapat membuka mata sedikit-

dikit.

I. Intervensi

1. Dx. 1

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam nyeri berkurang

atau hilang

KH :

Ekspresi wajah rileks

Nyeri berkurang atau hilang

TTV dalam batas normal

Intervensi:

a. Kaji karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T)

Rasional : Untuk mengetahui letak nyeri dan cara mengatasinya.

b. Buat posisi senyaman mungkin

Rasional : Menurunkan tingkat nyeri

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

c. Pertahankan tirah baring

Rasional : Tirah baring dapat mengurangi pemakaian O2 ke jaringan dan

resiko meningkatnmya TIK.

d. Ajarkan pasien latihan nafas dalam

Rasional : Menurunkan tingkat nyeri

e. Kurangi stimulus yang dapat merangsang nyeri

Rasional : Stress dapat menyebabkan sakit kepala dan kejang

f. Kolaborasi pemberian obat analgesik cespan

Rasional : Menurunkan rasa nyeri

2. Dx. 2

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam pola nafas

kembali efektif

KH : Pola nafas kembali normal

Intervensi:

a. Pantau frekuensi irama danm kedalaman pernafasan

Rasional : Perubahan menandakan awitan komplikasi pulmonal

b. Posisikan pasien semi fowler

Rasional : Untuk memudahkan ekspansi paru

c. Auskultasi bunyi nafas

Rasional : Untuk mengidentifikasi adanya masalah dalam paru

d. Kolaborasi pemberian O2 sesuai program 3 lliter per menit

Rasional : Menentukan kecukupan pernafasan

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

3. Dx. III

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam nutrisi pasien

terpenuhi

KH :

BB dalam batas normal

Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Hasil laboratorium dalam batas normal

Intervensi:

a. Kaji kemampuan pasien dalam mengunyah, menelan, batuk dan mengatasi

sekret

Rasional : Faktor ini dapat menentukan pemilihan terhadap jenis makanan

b. Auskultasi bising usus

Rasional : Fungsi saluran pencernaan biasanya baik pada kasus cedera

kepala

c. Beri makanan dalam porsi kecil dan sering

Rasional : Memenuhi pemasukan nutrisi yang adekuat

d. Oral hygiene sebelum dan sesudah makan

Rasional : Meningkatkan nafsu makan pasien

e. Tingkatkan lingkungan yang nyaman

Rasional : Lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan nafsu makan

f. Kolaborasi dengan ahli gizi menentukan makanan yang sesuai

Rasional : Memberikan diit sesuai kebutuhan pasien

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

4. Dx. IV

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam mobilitas pasien

terpenuhi

KH :

Mobilitas pasien terpenuhi

Nyeri berkurang / hilang saat aktifitas

Intervensi:

a. Kaji derajat aktifitas pasien

Rasional : Untuk mengetahui tingkat aktifitas pasien

b. Bantu pasien dalam melakukan mobilisasi

Rasional : Mempertahankan kebutuhan mobilitas

c. Beri mobilisasi yang sesuai dengan kemampuan pasien

Rasional : Menurunkan resiko injuri

d. Anjurkan pasien untuk istirahat setelah mobilisasi

Rasional : Mengurangi keluhan nyeri

e. Libatkan keluarga dalam mobilisasi pasien

Rasional : Keluarga dapat memberi support pasien

J. Tindakan Keperawatan

No.

Dx

Waktu Tindakan Respon pasien

TT

1,2 28 April

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

3,4 2008

07.00

Observasi keadaan

umum pasien

S : Pasien mengatakan masih

pusing

O : Pasien tiduran di tempat

tidur.

Infus RL 12 tts / mnt.

Terpasang kateter urine

200 cc

1 08.00 Mengganti linen dan

merapikan tempat

tidur pasien

S : -

O : Pasien tiduran di tempat

tidur. Tempat tidur tampak

rapi

1 08.30 Merawat luka pasien S : Pasien mengatakan masih

pusing

O : Luka masih basah pada

kepala dan dijahit 9 jahitan

4 09.00 Melepas infus RL 12

tts / mnt dan kateter

S : -

O : Infus dilepas dan kateter

dilepas urine 500 cc

1,2 10.00 Monitor TTV S : Kepala pusing, badan

sudah terasa enak

O : TD: 130 / 80 mmHg

N : 82 x / mnt

RR : 18 x / mnt

S : 36,70 C

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

1,3 12.00 Membagikan obat

P.O

Kaltopren 3 x 1

Mertigo 3 x 1

Nonflamin 3 x 2

S : -

O : Obat dicairkan dengan

suhu 100 cc dan kemudian

diminum pasien.

Kaltopren 3 x 1

Mertigo 3 x 1

Nonflamin 3 x 2

1,2 12.30 Ciptakan lingkungan

yang aman dan

nyaman

S : -

O : Lingkungan tenang pasien

tidur dengan kepala

ditinggikan

29 April 2008

1,2,3

4

07.00 Observasi keadaan

umum pasien

S : ”Kepala pusing, BAK

lancar dan badan sudah

agak baikan”

O : Pasien duduk dikursi,

BAK melalui pispot, KH

cukup

1,2,

3, 4

08.00 Mengganti linen dan

merapikan tempat

tidur pasien

S : Pasien mengatakan lebih

nyaman dan memakai 2

bantal

O : Pada kepala ditinggikan

dengan 2 bantal, tempat

tidur tampak rapi

1 09.00 Merawat luka pasien S : ”Kepala masih pusing dan

hidung buntet”

O : Luka masih basah dijahit 9

jahitan

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

1,2 10.00 Monitor TTV S : -

O : TD: 120 / 90 mmHg

N : 72 x / mnt

RR : 24 x / mnt, S : 370 C

1,2 11.00

11.10

12.00

Memposisikan

pasien fowler

Mengganti infus RL

12 tts / mnt

Mengantar pasien ke

ruang operasi

S : ”Sudah nyaman”

O : Pasien dalam posisi

fowler, pasien tampak

nyaman

S : ”Kepala masih pusing”

O : Pasien tiduran, infus RL

terpasang kateter 12 tts /

mnt

S : -

O : Pasien tiduran ditempat

tidur

01 Mei 2008

1,2,

3,4

14.00

15.00

Observasi keadaan

umum pasien

Melepas infus RL 12

tts permenit

S : -

O : Pasien tampak rileks,

terpasang infus RL 12 tts /

mnt, injeksi (+)

S : Tangan sakit mbak

O : Tangan bengkak, infus

tidak dapat menetes, infus

dilepas dan bekas di balut

dengan kasa

Page 24: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

3 14.00 Memasang infus RL

12 tts / mnt pada

tangan kiri

S : -

O : Infus RL terpasang pada

tangan kiri 12 tts / mnt

1,2 14.10

Memposisikan

pasien fowler

S : Mulut keluar air ludah

terus dan kepala pusing

O : Pasien mengusap bibir

dengan waslap dan posisi

pasien fowler

1 17.00 Memberikan injeksi

IV

Kainer 3 x 500

Medixon 2 x 1

S : -

O : Injeksi diberikan IV,

kalnex 3x500, medixon

2x1

1 20.00 Memberikan injeksi

IV, ketese 2 x 1

S : ”Kepala masih pusing

mbak”

O : Injeksi diberikan IV ketese

2 x1 ampl

1 20.10 Ciptakan lingkungan

aman dan nyaman

S : -

O : Lingkungan tenang, pasien

tidur

3 Maret 2008

1,2,

3,4

07.00

08.00

Observasi keadaan

umum pasien

Mengganti linen dan

merapikan TT

pasien

S : -

O : Pasien masih tiduran, infus

RL 12 tts / mnt

S : Pusing agak berkurang

O : Pasien duduk di kursi

Page 25: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

1 08.10 Memberikan obat

P.O

Kaltopren 3 x 1

Mertigo 3 x 1

Nonflamin 3 x 2

S : -

O : Obat diberikan

Kaltopren 3 x 1

Mertigo 3 x 1

Nonflamin 3 x 2

1,2,

3, 4

10.00 Monitor TTV S : -

O : TD: 120 / 90 mmHg

N : 80 x / mnt

RR : 20 x / mnt

S : 360 C

1 11.00 Ciptakan lingkungan

aman dan nyaman

S : -

O : Pasien tidur, lingkungan

tenang

K. Catatan Perkembangan

No. Waktu

Evaluasi TT

1 3 Mei 2008 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang

O : Pasien duduk di kursi, ekspresi wajah

rileks, skala nyeri 4

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Ajarkan teknik relaksasi

Kolaborasi pemberian analgesik

2 3 Mei 2008 S : Pasien mengatakan hidung sudah agak

baik, buntet berkurang

O : Pola nafas efektif, RR : 20 x / mnt

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Posisikan pasien fowler

Page 26: BAB III TINJAUAN KASUS A. Biodata - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ciptowatig... · Pasien belum pernah dirawat di RS sebelumnya, ini merupakan

3 2 Mei 2008 S : Pasien mengatakan sudah bisa makan

sedikit-dikit, minum susu 3 gelas / hari

O : Pasien tampak segar, makan dan

minum sedikit-dikit, makan ¼ porsi

dari RS, minum 3 gelas susu (300 cc)

air putih 1 gelas – 2 gelas

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Beri makan porsi kecil dan sering

4 2 Mei 2008 S : Pasien mengatakan sudah bisa duduk

lama dan jalan sedikit-dikit

O : Pasien duduk di kursi dan makan

dalam posisi duduk

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Bantu dalam mobilisasi