bab iii tinjauan kasus -...

26
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Januari 2008 jam 10.00 WIB diruang III Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo, Semarang. 1. Biodata a. Idenditas Klien Nama : Ny. L Umur : 47 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SD Alamat : Jl. Perintis kemerdekaan, Panggul, Tegal Tanggal masuk : 1 Januari 2008 Diagnosa : Skizofrenia Undifferentiated. b. Idenditas Penanggung jawab Nama : Ny. L Alamat : Jl. Perintis kemerdekaan, Panggul, Tegal Hubungan dengan klien : kakak kandung 2. Alasan Masuk Klein dibawa oleh keluarga ke RSJD Dr. Amino Gondohutomo, Semarang pada tanggal 1 Januari 2008 dengan alasan tidak bisa tidur, berbicara kacau. 21

Upload: vuongcong

Post on 20-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Januari 2008 jam 10.00 WIB

diruang III Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo, Semarang.

1. Biodata

a. Idenditas Klien

Nama : Ny. L

Umur : 47 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

Alamat : Jl. Perintis kemerdekaan, Panggul, Tegal

Tanggal masuk : 1 Januari 2008

Diagnosa : Skizofrenia Undifferentiated.

b. Idenditas Penanggung jawab

Nama : Ny. L

Alamat : Jl. Perintis kemerdekaan, Panggul,

Tegal

Hubungan dengan klien : kakak kandung

2. Alasan Masuk

Klein dibawa oleh keluarga ke RSJD Dr. Amino Gondohutomo, Semarang

pada tanggal 1 Januari 2008 dengan alasan tidak bisa tidur, berbicara kacau.

21

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien sudah 4x dirawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang, terakhir

Bulan Februari 2007. Klien sudah bercerai dengan suaminya semenjak itu Ny.

L menyatakan ia menjadi stress, ia bercerai dengan suaminya dikarenakan

suaminya suka main judi sampai rumahnya terjual, sehingga Ny. L jengkel,

stress, dan menceraikan suaminya. Ditambah lagi pekerjaan Ny. L tidak tetap,

dirumah anaknya sering bertengkar atau ejek – ejekan. Ny. L sering memarahi

anaknya dan ketika belum bercerai dengan suaminya, Ny. L stress dan ketika

duduk sendirian di ruang tamu tiba – tiba ada bayangan kepala dan mata yang

menyuruh Ny. L untuk membelalakkan matanya.

4. Riwayat Penyakit Sekarang

Saat dikaji pada tanggal 16 Januari 2008, Ny. L tidak menunjukan tanda –

tanda marah lagi, klien sudah kooperatif. Klien mengatakan jika sore hari jika

di tempat tidur tiba – tiba Ny. L melihat bayangan kepala dan mata, dan

bayangan mata menyuruh Ny. L untuk membelalakkan mata Ny. L keatas.

Klien sudah berusaha melawan, bayangan itu selalu dating untuk menyuruh

Ny. L membelalakkan matanya keatas.

Masalah Keperawatan : Halusinasi Penglihatan

5. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda – tanda vital

TD : 120 / 90 mmHg

RR : 24x / menit

Nadi : 66x / menit

22

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

Suhu : 37 0 C

TB : 156 cm

BB : 52 kg

b. Keadaan fisik

Tidak ada kelainan fisik pada Ny. L, klien takut apabila bayangan itu

muncul.

Masalah Keperawatan : halusinasi penglihatan

6. Psikososial

a. Genogram

Umur 75 tahun

Umur 45

tahun

Umur 47 tahun Umur 54 tahun

Umur 73 tahun

Umur 60 tahun Umur

38 tahun Umur

33 tahun Umur 57 tahun

Umur 19 tahun Umur 12 tahun

Umur 16 tahun

Keterangan :

: Meninggal Laki – laki : Pasien

: Laki – laki : Bercerai

: Tinggal serumah

: Perempuan

23

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

Klien anak kelima dari delapan bersaudara, dalam keluarga klien

tidak ada yang menderita penyekit seperti klien.

Keterangan :

Ekonomi keluarga Ny. L dibantu oleh kakaknya Ny. Li, Ny. L tinggal

satu rumah dengan Ny. Li

Dalam keluarga Ny. L tidak ada yang mengalami gangguan jiwa

Ketiga anak Ny. L dekat dengan Ny. L

b. Konsep diri

1. Gambaran diri

Klien menyukai seluruh tubuhnya.

2. Idenditas

Klien seorang perempuan berumur 47 tahun

3. Peran

Klien sebagai ibu rumah tangga

4. Ideal diri

Klien ingin cepat sembuh dan pulang, bertemu dengan ketiga anaknya,

mengurus dan memasak untuk anaknya.

5. Harga diri

Klien percaya diri dengan keadaanya sekarang.

c. Hubungan sosial

Orang yang berarti untuk Ny. L adalah ketiga anaknya, peran serta dalam

kegiatan kelompok atau masyarakat = Ny. L, selama dirawat tidak dapat

24

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

mengikuti kegiatan masyarakat. Klien tidak punya hambatan dalam

berhubungan dengan orang lain, klien kooperatif.

d. Spiritual

Klien beragama Kristen, sebelum sakit Ny. L rajin ke gereja, selama sakit

klien hanya berdoa, tidak pernah ke gereja karena tidak punya pakaian

ganti untuk ke gereja.

7. Status Mental

a. Penampilan

Klien berpenampilan rapi sesuai dengan pekaiannya

b. Pembicaraan

Klien berbicara cepat, tetapi jelas.

c. Aktivitas Kelompok

Klien tipe orang kooperatif, klien melakukan kegiatan di ruangan tanpa

disuruh.

d. Alam Perasaan

Klien mengatakan takut apabila melihat bayangan tersebut.

Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan

e. Afek

Afek klien labil, apabila sedang malas bicara klien akan pergi tidur.

f. Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif / ada kontak mata.

g. Persepsi

Klien mengatakan melihat bayangan, mata yang banyak.

25

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan.

h. Proses pikir

Klien mampu menjelaskan atau menguraikan ide – ide tertentu.

i. Isi Pikir

Klien tidak mengalami waham apapun

j. Tingkat Kesadaran

Klien tidak mengalami gangguan tingkat kesadaran, kesadaran klien sadar

penuh.

k. Memori

Klien masih dapat mengingat hal – hal yang terjadi di masa lalu dan

sekarang

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung.

Klien dapat konsentrasi dan berhitung dengan baik.

8. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Nutrisi

Klien makan 3x sehari dan habis 1 porsi dengan variasi nasi, lauk, sayur,

buah, susu. Klien minum 6 -7 gelas perhari. Klien makan dan minum

tanpa bantuan.

b. BAK / BAB ( Eliminasi )

Klien BAB 1 hari sekali dengan konsistensi lunak, bau khas, BAK 5 – 7

kali sehari sehari semua tanpa bantuan.

c. Mandi

Klien mandi 2x sehari, tanpa bantuan

26

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

d. Berpakaian

Klien berpakaian rapi sesuai pakaian yang ada, klien berpakaian tanpa

bantuan

e. Kebersihan diri

Klien menjaga kebersihan dirinya secara mandiri

f. Istirahat dan Tidur

Klien tidur siang, lama 2 jam, tidur malam 7 jam. Sebelum tidur klien

BAK dahulu, baca doa, bangun tidur klien bersih – bersih, mandi, dan

mengikuti kegiatan sesuai ruangan

g. Penggunaan obat

Klien minum obat sesuai petunjuk dokter, secara rutin, tanpa bantuan.

9. Aspek Medik

Terapi medik

Laboratorium ( 2-1-2008 ) hasil normal

Glukosa 109 mg/100 ml 80 – 110 mg/100ml

Ureum 22 mg/100 ml 10 – 50 mg/100 ml

Creatinin 0,7 mg/100 ml Lk.0,6–1,1 mg/100 ml

Cholesferol total 162 mg/100 ml 150 – 220 mg/100ml

Trigliserid 52 mg/100 ml sd / 150 mg/100 ml

Protein total 6,5 mg/100 ml 6,3 – 8,0 mg/100 ml

Albumin 4,0 mg/100 ml 3,8 – 5,1 mg/100 ml

27

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

SGOT 22 unit / L Lk s/d 37 unit

SGPT 20 unit / L kk s/d 0,42 unit

Uric Acial 6,2 mg/100 ml P. 2,5–5,7 mg/100 ml

TAK : 8 / 01 / 08

EKG : 9 / 01 / 08

ECT konvensional : 2 x ( 4/1/08 dan 5/1/08 )

Obat secara oral

Halluperidol 2 x 5 mg

Trihexy phenidyl 2 x 2 mg

PPZ 2 x 8 mg

Promagtil 1 x 100 mg

B. Analisa Data

NO Data Fokus Masalah

1.

Tanggal 16 Januari 2008, ham 10.00 WIB

DS :

Klien mengatakan saya takut kalau melihat

bayangan mata itu

Klien mengatakan, bayangan mata itu menyuruh

saya untuk melototinya

DO :

Ny. L takut ketika menceritakan bayangan itu

Ny. L sambil menutup mata rapat – rapat

Perubahan persepsi sensori :

halusinasi penglihatan

28

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

2.

3.

17 Januari 2008, jam 09.00 WIB

DS :

Klien mengatakan, saya jengkel kalau melihat

bayangan mata itu datang

Saya takut suster, kadang bayangan itu datang

menemui saya dan menyuruh untuk melototinya

DO :

Ny. L marah – marah sambil memukul meja

20 Januari 2008, jam 16.20 WIB

DS :

-Ny,L mengatakan,saya marah – marah jika

bayangan kepala dan mata-mata datang mengganggu

saya.

DS :

- Ny. L mengatakan merasa bersalah tidak bisa

membimbing anak – anak dirumah, anak – anaknya

sering bertengkar

DO:

-Ny. L marah-marah,muka merah, nada suara tinggi,

pandangan tajam.

-Ny. L sering menyadari

Resiko mencederai diri, orang

lain, lingkungan

Perilaku kekerasan

C. Masalah Keperawatan

1. Perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

2. Resiko mencederai diri, orang lain, lingkungan

3. Isolasi sosial : menarik diri

4. Resiko perilaku kekerasan : Harga diri rendah

29

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

D. Pohon Masalah

Perubahan presepsi sensori : halusinasi :penglihatan

Core problem

Resiko mencederai diri,oranglain,lingkungan

Isolasi sosial : menarik diri

( Keliat, 1998 )

E. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri, orang lain, lingkungan berhubungan dengan

perilaku kekerasan

2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan berhubungan dengan

menarik diri

3. Perilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan sensori persepsi

halusinasi

30

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

F. INTERVENSI

Perencanaan No Dx

Diagnosa

Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Evaluasi

Tgl

16

Januari

2008

10.00

WIB

Resiko

mencederai diri,

orang lain,

lingkungan

berhubungan

dengan

halusinasi

penglihatan

TUM :

klien tidak

mencederai diri,

orang lain,

lingkungan.

TUK 1 :

klien dapat

membina

hubungan

saling percaya

1.1. Ekspresi wajah

berusaha baik,

menunjukan

rasa senang,

ada kontak

mata, mau

berjabat

tangan, mau

menyebutkan

nama, mau

menjawab

salam, klien

mau duduk

berdampingan

dengan

perawat, mau

mengutarakan

masalah yang

dihadapi

1.1.1. Bina Hubungan saling percaya

dengan mengungkapkan

prinsip komunikasi terapeutik.

a. Sapa klien dengan ramah

baik verbal maupun non

verbal

b. Perkenalkan diri dengan

sopan

c. Tanyakan nama lengkap

klien dan nama panggilan

klien

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Tunjukan sikap empati dan

menerima klien apa adanya

f. Beri perhatian pada klien

dan perhatikan kebutuhan

dasar klien

31

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

TUK 2 :

Klien dapat

mengenal

halusinasinya

2.1. klien dapat

menyebutkan

waktu, isi,

frekuensi

timbulnya

halusinasi.

2.2 Klien dapat

mengungkap

kan perasaan

2.1.1 Adakan kontak sering dan

singkat secara bertahap

2.1.2 Observasi tingkah laku klien

terkait dengan halusinasinya

2.1.3 Bantu klien mengenal

halusinasinya

a. Jika menemukan klien

yang sedang halusinasi

tanyakan apa ada

bayangan.

b. Jika klien menjawab ada,

lanjutkan apa yang ia

katakan

c. Katakana bahwa perawat

percaya klien melihat

bayangan itu, namun

perawat sendiri tidak

melihatnya

d. Katakana bahwa perawat

akan membantu klien.

2.1.4 Diskusikan dengan klien

a. Situasi yang menimbulkan /

tidak menimbulkan

ahlusinasi.

b. Waktu dan frekuensi

terjadinya halusinasi ( pagi,

sore, malam, sendiri /

jengkel / sedih )

2.2.1 Diskusikan dengan klien apa

yang dirasakan jika terjadi

halusinasi ( marah, takut,

32

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

terhadap

halusinasi.

sedih, senang ) beri

kesempatan mengungkapkan

perasaan.

TUK 3 :

klien dapat

mengontrol

halusinasinya

3.1 Klien dapat

menyebutkan

tindakan yang

biasanya

dilakukan

untuk

mengendalikan

halusinasinya

3.3 Klien dapat

memilih cara

mengatasi

halusinasi

3.4 Klien dapat

melaksanaka

3.1.1 Identifikasi bersama klien cara

/ tindakan yang dilakukan jika

terjadi halusinasi : tidur,

marah, menyibukkan diri.

3.1.2 Diskusikan manfaat dan cara

yang digunakan klien jika

bermanfaat beri pujian.

3.2.1 Diskusikan cara baru untuk

mengontrol halusinasi :

a. Katakan “Saya tidak mau

melihat kamu”

b. Menemui orang lain ( teman,

perawat ) untuk bercakap –

cakap tentang halusinasi

yang dilihat klien.

c. Membuat jadwal kegiatan

d. Meminta perawat menyapa

klien.

3.3.1 bantu klien memilih dan melatih

cara mengontrol halusinasi secara

bertahap.

3.4.1 Beri kesempatan untuk

melakukan cara yang telah dilatih,

33

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

n cara yang

telah dipilih

untuk

mengendalik

an halusinasi.

3.5 Klien dapat

mengikuti

TAK

evaluasi hasilnya dan beri pujian jika

berhasil

3.5.1 Anjurkan klien mengikuti TAK

TUK 4 :

Klien dapat

dukungan dari

keluarga dalam

mengontrol

halusinasi

4.1 Keluarga dapat

membina

hubungan

saling percaya

dengan

perawat.

4.2 Keluarga dapat

menyebutkan

pengertian,

tanda dan

tindakan untuk

mengontrol

halusinasi.

4.1.1 Anjurkan klien untuk

memberitahu keluarga jika

terjadi halusinasi.

4.2.1 Diskusikan dengan keluarga

Gejala halusinasi klien

a. Cara yang dapat dilakukan

klien dan keluarga untuk

meutus halusinasi

b. Cara merawat anggota

keluarga yang

halusinasinyadirumah

kegiatan, jangan biarkan

sendiri.

c. Beri informasi waktu

follow up / kapan perlu

bantuan

34

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

18

Januari

2008

16.20

WIB

TUK 5 :

Klien dapat

memanfaat obat

dengan baik.

5.1 Klien dan

keluarga dapat

menyebutkan

manfaat, dosis,

efek samping

obat.

5.2 Klien dapat

mendemonstras

ikan

penggunaan

obat dengan

benar.

5.3 Klien dapat

informasi

tentang

manfaat / efek

samping obat.

5.4 Klien

memahami

akibat bila

berhenti

minum obat

tanpa

konsultasi.

5.5 Klien dapat

menyebutkan 5

benar

5.5.1 Diskusikan dengan klien dan

keluarga tentang dosis,

frekuensi, manfaat obat

5.5.2 Anjurkan klien minta sendiri

obat pada perawat dan

merasakan manfaatnya.

5.5.3 Anjurkan klien bicara dengan

dokter tentang manfaat dan efek

samping obat yang dirasakan.

5.5.4 Diskusikan akibat berhenti obat

tanpa konsultasi

5.5.5 bantu klien menggunakan

prinsip 5 benar

35

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

G. IMPLEMENTASI

Tgl /jam Dx TUK Implementasi Evaluasi TT

16/1/2008

09.00

WIB

16/1/2008

09.05

WIB

TUK 1

DX I

TUK 2

Bina hubungan saling

percaya.

Menanyakan nama, umur,

alamat, pekerjaan.

Memberi kesempatan klien

untuk mengungkapkan

perasaan

Mendengarkan pasien saat

bercerita.

Mengenal halusinasi klien

Meminta pasien untuk

menceritakan isi halusinasinya

Beri pujian ketika klien

mampu menceritakan

halusinasinya

S : Nama saya Ny. L, biasa dipanggil

Ny. A. umur saya 47 tahun,

rumah saya di Tegal, saya takut

ketika bayangan itu dating.

O : Klien mau berjabat tangan,

tersenyum, duduk berhadapan,

nada bicara jelas, kontak mata ada

A : Pasien dapat membina hubungan

saling percaya

P : Perawat melanjutkan TUK 2 (

mengenal halusinasi pada Ny. L )

K : Menganjurkan klien untuk

mengingat nama perawat

S : Saya melihat bayangan kepala,

banyak matanya, menyuruh

saya membuka mata saya

keatas, saya takut, jengkel

ketika bayangan itu muncul kira

– kira 5 menit, biasanya ketika

sore hari, pada saat saya sensiri.

O : Nada bicara jelas, klien

menceritakan bayangan itu

dengan tegas, menatap

perawat.

A : Pasien dapat mengenal

halusinasinya

P : Perawat melanjutkan TUK 3 (

36

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

17/1/2008

10.00

WIB

TUK 3

DX II

Klien dapat mengontrol

halusinasinya.

Menanyakan pada klien apa

yang dilakukan jika

halusinasinya timbul

Memberi pujian atas jawaban

yang diberikan klien

Mendiskusikan dengan klien

cara mengontrol halusinasi

Membantu klien memilih dan

melatih cara memutus

halusinasi secara bertahap.

Memberikan kesempatan

untuk melakukan cara yang

telah dilatih

Menganjurkan klien

mengikuti terapi aktivitas

kelompok orientasi realita.

Mengadakan kontrak untuk

pertemuan berikutnya.

Mengontrol halusinasinya )

K : Menganjurkan untuk mengingat

halusinasinya, frekuensi,

munculnya kapan

S : - Klien mengatakan saya mau

diajari cara menghilangkan

bayangan itu

- Klien mengatakan jika

bayangan itu muncul saya

segera melakukan aktivitas,

seperti menyapu, dll

- Klien mengataklan akan saya

coba suster.

O : - Klien mengganggukan kepala

saat diajak diskusi tentang

cara baru untuk mengontrol

halusinasi.

- Klien menjawab pertanyaan

dengan baik, sesuai

pertanyaan.

- Klien tersenyum saat diberi

pujian

- Klien kooperatif saat

wawancara berlangsung.

A : Masalah teratasi dalam

mengontrol halusinasinya

P : Lanjutkan intervensi berikutnya

menggunakan obat dengan baik

K : menganjurkan klien dalam

mengontrol halusinasinya

37

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

18/1/2008

10.00

WIB

TUK 5

DX II

Klien dapat memanfaatkan obat

dengan baik.

Mendiskusikan dengan klien

tentang dosis, frekuensi, dan

manfaat obat yang

diterimanya.

Menganjurkan klien untuk

minum obat secara teratur

Mendiskusikan akibat

berhentinya minum obat.

Mendiskusikan 5 benar dalam

pemberian obat.

Mengevaluasi kembali tentang

materi yang dibicarakan

bersama klien

Mengadakan kontrak untuk

membahas tentang prinsip 5

benar.

yang baru saja diajarkan.

S : - klien mengatakan “ Saya sudaj

mengerti cara menghilangkan /

mengurangi bayangan yang

sering mengganggu saya

- Klien mengatakan saya sudah

mengerti obat yang saya minum

dan manfaatnya.

- Klien mengatakan “ Saya tau

dalam 5 benar minum obat

5 benar minum obat adalah :

Benar orang

Benar obat

Benar jenis

Benar waktu

Benar dosis.

O : - Klien bisa menyebutkan semua

cara benar minum obat

- Klien bersedia saat perawat

mengadakan kontrak untuk

membahas obat yang

diminum klien

A : Masalah teratasi dalam

memanfaatkan obat dengan

baik

P : Lanjutkan intervensi TUK 5

K : Menganjurkan klien untuk tetap

minum obat sesuai dengan aturan

dan tepat waktu.

38

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

BAB IV

PEMBAHASAN

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri

adalah dimana keadaan individu atau kelompok mengalami atau beresiko

mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola atau interprestasi stimulus yang

datang (carpenito,1997).

Data subyektif klien mengatakan,bayangan mata-mata menyuruh saya

untuk melototinya, Data obyektif klien tampak takut saat menceritakan bayangan

mata, menutuprapat-rapat.

Diagnosa perilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan

persepsisensori halusinasi,suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan

yang dapat membahayakan secara fisik kepada diri sendiri maupun orang

lain.(Towsend,1998)

Data subyektif klien mengatakan saya ingin marah jika bayangan kepala

dan mata mengganggu saya, tidak mau melihatnya.Data obyektif klien tampak

marah-marah, muka merah dan tangan mengepal, tidak mau kumpul dengan

teman-temannya.

39

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

B. INTERVENSI – IMPLEMENTASI

Penulis berharap klien dapat mengenal halusinasi, mengontrolhalusinasi,

dapat memanfaatkan obat dengan baik, Data yang muncul pada implementasi

adalah klien melihat bayangan mata dan kepala. Data subyektif pada TUK 2

mengenal halusinasi,di dapatkan data klien melihat bayangan kepala,ketika

bayangan mata muncul pada sore hari. Data obyektif yangt penulis lihat,nada

bicara jelas, klien dapat menceritatakan bayangan mata dengan jelas dan menatap

perawat. Analisa atau hasil yang sudah di dapatkan klien dapat mengenal

halusinasi.

Intervensi yang dilakukan penulis adalah melanjutkan TUK 3 berupa

mengontrol halusinasi, rencana yang dimiliki oleh klien menganjurkan untuk

mengingat halusinasinya,frekunsi kapan muncul halusinasi.Mendapatkan data

klien mau diajari cara menghilangkan bayangan mata,dengan cara klien segera

melakukan aktivitas seperti menyapu, dan lain-lain. Data obyektif yang ada klien

menjawab pertanyaan dengan baik, tersenyum, dan kooperatif. Hasil yang didapat

masalah teratasi dalam mengontrol halusinasinya.Renncana yang akan dilakukan

lanjutkan intervensi berikutnya, rencana untuk klien menganjurkan klien

mengontrol halusinasinya dengan cara yang baru saja diajarkan oleh penulis.

TUK 4 klien mengerti cara menghilangkan atau mengurangi bayangan

yang sering mengganggunya. Klien mengatakan sudah mengerti manfaat obat

yang diminumnya. Data obyektif yang didapat klien dapat menyebutkan semua

cara minum obat yang benar, hasil atau analisa yang didapat masalah teratasi

sebagian,lanjutkan intervensi TUK 5, Rencana untuk klien dapat minum obat

40

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

sesuai aturan dan tepat waktu. TUK 4 tidak bisa penulis lakukan karena keluarga

belum menemui klien,hambatan yang penulis dapatkan tidak ada dalam membuat

karya tulis ini. Faktor yang mendukung klien kooperatif, kontak mata ada,klien

mau melakukan aktivitas.

1. Evaluasi yang didapat dari diagnosa perubahan persepsi sensori halusinasi

penglihatan berhubungan dengan menarik diri, adalah melihat implementasi

yang sudah dilakukan serta memperhatikan respon subyektif dan obyektif

yang muncul,penulis berkesimpulan bahwa diagnosa pertama ini teratasi

sebagian. Evaluasi ini berhasil sepenuhnya karena pada TUK 4 halusinasi

belum terlaksana karena keluarga belum menjenguk, keluarga tidak memberi

dukungan dalam mengontrol halusinasi.

2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan persepsi sensori halusinasi

penglihatan. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang

melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik kepada diri

sendiri maupun oranglain dengan batasan karakteristik subyektif klien

mengatakan ingin marah jika bayanagn mata mengganggunya.Data obyektif

klienn marah-marah, muka merah, tangan mengepal. Untuk mengatasi

masalah klien penulis melakukan timdakan keperawatan dengan cara

menghardik,melakukan aktivitas, berbicara dengan oranglain. Namun penulis

melakukan tindakan keperawatan TUK 1,TUK 2,TUK 3,TUK 5, Penulis

bekerjasama dengan perawat ruangan untuk melanjutkan TUK yang belum

tercapai karena keterbatasan waktu. Dari data pengkajian penulis menemukan

data bahwa sebelumnya klien sudah pernah mengalami gangguan jima dan

41

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

dirawat di RSJ dan penulis melakukan pengkajian klien sudah empat kalinya

dirawat di RSJ karena di rumah sering melihat kepala dan mata, oleh keluarga

klien dibawa ke RSJ.

42

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Klien dengan perubahan persepsi sensori : Halusinasi mampu

mengenal halusinasinya yang terjadi pada dirinya, sehingga

klien dapat menjelaskan bayangan mata — mata yang dilihatnya,

frekuensi dan waktu yang terjadi klien dapat mengungkapkan

perasaannya terhadap halusinasinya, klien dapat mengontrol

halusinasinya. Klien juga dapat menggunakan obat dengan baik

diantaranya klien mengerti bagimana cara manfaat dari obat

yang diminumnya, klien juga mampu menyebutkan prinsip

lima benar penggunaan obat.

2. Kemampuan klien dengan perubahan orientasi realita

halusinasi meningkatkan dalam mempertahankan mekanisrne

koping yang adekuat yai tu dengan cara membantu kl ien

mengenal halusinasinya, tnendiskusikan dengan klien tentang

situasi yang dapat menimbulkan halusinasi dan situasi untuk

mencegah halusinasi dun memberikan dorongan pada klien untuk

minum obat yang benar dan teratur.

3. Klien yang mengalami gangguan hubungan sosial menarik diri, akan

berusaha menghindari kontak dengan orang lain. Perilaku ini sangat

merugikan klien, karena dapat menimblkan resiko terjadinya

43

Page 24: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

perubahan presepsi sensori halusinasi penglihatan dan resiko

melakukan kekerasan sebaiknya dilibatkan dalam hubungan

sosial secara bertahap agar halusinasi dapat ditekan.

4. Keluarga klien kurang berperan dalam proses keperawatan klien

dengan pervbahan persepsi : halusinasi karena keluarga klien belum

membesuk klien di Rumah Sakit.

B. SARAN

1. Dalam memberiakan asuhan keperawatan klien dengan

gangguan halusinasi hendaknya diciptakan hubungan yang

teraupetik, sikap sabar, jujur dan terbuka. Hal ini sangat tepat untuk

diterapkan dalain rangka membina hubungan saling percaya dengan

klien yang merupakan basik utama dalam pemberian asuhan

keperawatan.

2. Perawat diharapkan dapat mernotivasi klien agar

menceritakan perrnasalahannya kepada perawat dan

melibatkan keluarga dalam membantu- tercapainya

keberhasilan asuhan keperawatan dengan pendidikan kesehatan

tentang cara perawatan klien yang mengalami halusinasi, dan klien

dengan menarik diri sehingga ada perawatan tindak lanjut selama klien

dirumah oleh keluarga.

3. pntuk mendapatkan asuhan keperawatan yang bcrkualitas pada

klien gangguan jiwa, diharapkan agar perawat dapat mendalami

44

Page 25: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

konsep hubungan teraupetik perawat. Klien dan perawat mampu

memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan

berkesinambungan.

4. Keterlibatan keluarga merupakan hal penting untuk keherhasilan asuhan

keperawatan klien gangguan orientasi realitas ( halusinasi ) karena

keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat meningkatkan,

mencegah, atau memperbaiki ( masalah yang ada dalam kelompok

sendiri )

45

Page 26: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-umriyahg01... · 25. Masalah keperawatan : halusinasi penglihatan. h. Proses pikir

DAFTAR PUSTAKA

Kelliat, B.A. (1996). Hubungan terapeutik Perawatan Klien. Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Kelliat, B.A. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Buku Kedorteran

EGC, Jakarta Maramis. (1990). Ilmu Kedoteran Jiwa. Universitas Pres Erlangga.

Maramis, WF. (2004). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga University

Press, Surabaya. Start, Guil Wiscars and Sudeen, Sandra. (1998). Buku Saku Keperawatan

Jiwa, alih Bahasa Achir Yani Hamid, Editor dalam Bahsa Indonesia, Yasminb Asih, Edisi 3, Jakarta : EGC.

Stuart, G.W. and Laria. M.T. (2001). Principle and Practice of Psychiatric

Nursing Seventh ed. Mobsy, st Louis. Stuart, GW, & Sundeen, SJ, (1995), Pocket Guide To Psychiatric Nursing,

Edisi 3, Alih Bahasa Achir Yani S. Hamid, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.

Townsend, M.C. (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada

Keperawatan Psikiatrik, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Carpenito,L,J.(1995),Buku saku diagnosa keperawatan jiwa (alih bahasa

Monica ester) Jakarta : EGC

46