bab ii konsep dasar a. pengertian -...

28
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Carsinoma adalah pertumbuhan yang ganas terdiri dari sel-sel epitel yang cenderung mempengaruhi jaringan sekitar dan menimbulkan metastasis (Kamus Saku Kedokteran Dorland, 1998). Carsinoma cervik adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada servik, dimana jaringan itu tumbuh meluas dan ganas, kanker servik merupakan karsinoma gynekologi yang masih menduduki urutan pertama di Indonesia (Wiknjasastro, Hanifa 1999, 380). Kanker servik adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono, Yohanes, 2005). Kanker servik adalah kondisi yang jarang terjadi dibanding sebelumnya akibat deteksi dini dengan pap smear (Smeltzer, Suzanne C. : 2001). B. Anatomi Fisiologi Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu genetalia ekterna dan genetalia interna.

Upload: phungquynh

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Carsinoma adalah pertumbuhan yang ganas terdiri dari sel-sel epitel

yang cenderung mempengaruhi jaringan sekitar dan menimbulkan metastasis

(Kamus Saku Kedokteran Dorland, 1998).

Carsinoma cervik adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada

servik, dimana jaringan itu tumbuh meluas dan ganas, kanker servik

merupakan karsinoma gynekologi yang masih menduduki urutan pertama di

Indonesia (Wiknjasastro, Hanifa 1999, 380).

Kanker servik adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu

daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah

rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina)

(Riono, Yohanes, 2005).

Kanker servik adalah kondisi yang jarang terjadi dibanding

sebelumnya akibat deteksi dini dengan pap smear (Smeltzer, Suzanne C. :

2001).

B. Anatomi Fisiologi

Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu genetalia ekterna

dan genetalia interna.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

(Sobotta, 2006)

1. Genitalia Eksterna

a. Monsveneris

Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari

jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.

b. Vulva

Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva

dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi

satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di bawah

kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons veneris.

c. Labio mayora

Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi

vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat

pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi lateral.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

d. Labio minora

Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio

mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora

adalah vestibulum.

e. Vestibulum

Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio

minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam

vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus

vagina uretra, kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan).

f. Himen (selaput dara)

Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama

ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir

keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda

ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang

lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu

jari.

g. Perineum

Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul

yang ditutupi oleh kulit perineum.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

(Sobotta, 2006)

2. Genetalia Interna

a. Vagina

Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris,

khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya

dari vestibulum sampai uterus 7½ cm. Merupakan penghubung antara

introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9

cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah

dalam berlipat-lipat disebut rugae.

b. Uterus

Organ yang tebal, berotot berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis

antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya

disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan

ikat dan ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar ± 5 cm, tebal ± 2 cm.

Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr.

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

Uterus terdiri dari :

1) Fundus uteri (dasar rahim)

Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada

pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat

memperkirakan usia kehamilan.

2) Korpus uteri

Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi

sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada

korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.

3) Servix uteri

Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan

antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri

internum.

Lapisan-lapisan uterus, meliputi :

1) Endometrium

2) Myometrium

3) Parametium

c. Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus di

bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum

latum uterus.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

d. Tuba Fallopi

Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak

lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus.

Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan

nutrisi pada ovum.

Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan

kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada

ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi

agar masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2002).

C. Etiologi

1. Endogen (berasal dari dalam tubuh)

a. Hormon penunda kehamilan

Sering disebut estrogen, salah satu faktor yang biasa mempermudah

terjadi kanker adalah wanita yang terpapar dengan hormon estrogen.

Jadi semakin lama wanita terpapar estrogen semakin tinggi risiko

terjadi kanker.

b. Faktor genetik

Di dalam keluarga yang pernah menderita kanker serviks ataupun jenis

kanker yang lain lebih berpengaruh untuk terjadi kanker pada anggota

keluarga yang lain atau turun temurunnya sangat besar.

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

2. Eksogen (berasal dari luar tubuh)

a. Karsinoma kimiawi

Contohnya : alkohol, obat (pil KB)

b. Fisika

Contohnya : radiasi ionisasi, sinar X

c. Makanan yang mengandung bahan pengawet, formalin, termasuk

bahan karsinogenik

Contohnya : bakso, makanan kaleng dan sebagainya.

(Bagus, Ida, 2002)

3. Gaya hidup

a. Kehidupan seksual dengan ganti-ganti pasangan

Dengan seringnya berganti-ganti pasangan, virus herpes tipe 2 yang

merupakan salah satu faktor penyebab kanker serviks dapat ditularkan

melalui hubungan kelamin, jadi kehidupan dengan ganti-ganti

pasangan sangat berisiko terjadi kanker serviks.

b. Tidak Sirkumsisi

Hubungan seksual dengan pria belum sunat berisiko terkena kanker

serviks. Hal ini disebabkan smegma pada laki-laki yang belum disunat

akan menumpuk yang mengkibatkan tempat kuman bersarang.

c. Kawin/senggama pada usia kurang dari 17 tahun

Uterus perempuan usia kurang 20 tahun belum sempurna, sehingga

sperma yang pertama kali mengenai leher rahim pada usia kurang dari

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

20 tahun mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadi kanker

rahim.

d. Persalinan yang berulang/banyak anak

Semakin sering melahirkan, semakin sering terjadi disstres, tekanan,

menimbulkan luka pada organ reproduksi terutama uterus, servik, dan

vagina. Hal tersebut yang menyebabkan karsinoma serviks.

4. Penyakit

Peradangan Ca. Servix yang menahun dan hygiene yang kurang baik.

Contoh peradangan disebabkan oleh :

a. Streptococcus

b. Neisseria Genorhoe

c. Virus herpes simpleks tipe 2

d. Human Pappiloma Virus/HPV

5. Lingkungan

Adanya pencemaran lingkungan yang mengandung karsinoma. Contoh :

pembangkit tenaga nuklir dan lingkungan bahan kimia tertentu.

D. Pathofisiologi

Faktor penyebab radang pada serviks adalah infeksi dari virus yang

diakibatkan karena hygiene yang kurang baik. Hubungan seksual pada usia

dini, paritas tinggi, jumlah pasangan seksual yang meningkat, status

sosioekonomi yang rendah, dan merokok dengan frekuensi sering. Dapat juga

dikarenakan jumlah kelahiran yang banyak.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

Karsinoma servik inpasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding

vagina, dan ke dalam jaringan paraservikal. Dan invasi ke kelenjar getah

bening dan pembuluh darah menyebabkan metastasis ke bagian tubuh yang

jauh.

Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker serviks.

Namun pada karsinoma invasive dapat menyebabkan secret vagina atau

perdarahan vagina. Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan,

perdarahan tidak selalu muncul saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam

keadaan lanjut pada saat diagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling

sering adalah pascacoitus atau bercak antara menstruasi.

Bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul kemudian

adalah nyeri punggung bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan

saraf lumbalsakralis, frekuensi berkemih yang sering dan mendesak,

hematuria dan perdarahan rectum (Sylvia A, 2005).

Pembagian tingkat keganasan menurut klasifikasi IFGO (International

Federation of Obsetrics and Ginecology), 1978 (Wiknjosastro, 1999).

Tingkat Kriteria

0

I

Ia

:

:

:

Karsinoma In Situ (KIS) atau karsinoma intra epitel

membran basalis masih utuh.

Proses terbatas pada cervix walaupun ada perluasan ke

korpus uteri

Karsinoma mikro invasive bila membran basalis sudah

rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma tetapi sel

tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfa atau

pembuluh darah.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

Ib

II

II a

II b

III

III a

III b

IV

IV a

IV b

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang

menunjukkan invasi ke dalam stome serviks uteri.

Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar

ke 2/3 bagian atas vagina, tetapi tidak sampai ke dinding

panggul

Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas

dari infiltrat tumor

Penyebararn ke parametrium, tetapi belum sampai ke

dinding panggul

Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau

ke parametrium sampai ke dinding panggul

Penyebaran sampai ke 1/3 bagian distal vagina tetapi tidak

sampai ke dinding panggul

Penyebaran sampai ke dinding panggul, tidak ditemukan

infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul

Proses keganasan telah keluar dari panggul dan telah

melibatkan kandung kemih/rectum & terjadi metastasis ke

tempat yang jauh

Proses keganasan keluar dari panggul dan menginfiltrasi

mukosa rectum dan kandung kemih

Proses keganasan sampai penyebaran ke tempat jauh

Sedangkan pembagian tingkat keganasan menurut sistem Tumor Nodule

Metastase

T

T1

T1S

T1a

:

:

:

:

tak ditemukan tumor primer

karsinoma pra-invasif, ialah KIS (karsinoma insitu)

karsinoma terbatas pada serviks (walaupun adanya

perluasan ke korpus uteri)

pra-klinik adalah karsinoma yang invasive dibuktikan

dengan pemeriksaan histologik

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

T1b

T2

T2a

T2b

T3

T4

T4a

T4b

Nx

N0

N1

N2

M0

M1

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

secara klinis jelas karsinoma yang invasive

karsinoma telah meluas sampai di luar serviks, tetapi

belum sampai dinding panggul, atau karsinoma telah men

jalar ke vagina, tetapi belum sampai 1/3 bagian distal

karsinoma belum menginfiltrasi parametrium

karsinoma telah menginfiltrasi parametrium

karsinoma telah melibatkan 1/3 bagian distal vagina atau

telah mencapai dinding panggul

karsinoma telah menginfiltrasi mukosa rectum atau

kandung kemih atau meluas sampai di luar panggul

karsinoma melibatkan kandung kemih atau rektum saja

dan dibuktikan secara histologik

karsinoma telah meluas sampai di luar panggul

bila tidak memungkinkan untuk menilai kelenjar limfe

regional. Tanda -/+ ditambahkan untuk ada/tidaknya

informasi mengenai pemeriksaan histologik, jadi : NZ+

atau NX-

tidak ada deformite kelenjar limfe pada limfografi

kelenjar limfe regional berubah bentuk sebagaimana

ditunjukkan oleh cara-cara diagnostik yang tersedia (misal

: limfografi, CT-Scan panggul)

teron massa padat dan melekat pada dinding panggul

dengan celah bebas infiltrat dan diantara masa ini dengan

tumor.

tidak ada metastase berjarak jauh

terdapat metastase berjarak jauh, termasuk kelenjar limfe

di atas biforkasia arteri iliaka komunis.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

E. Manifestasi Klinis

Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang

keluar dari vagina makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis

jaringan. Perdarahan yang dialami setelah senggama (perdarahan kontak)

merupakan gejala karsinoma serviks (75-80%).

Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin

lama akan sering terjadi, juga di luar senggama (perdarahan kontak), pada usia

wanita lanjut atau sudah menopause sering terlambat memeriksakan diri ke

dokter. Perdarahan spontan saat defekasi perlu dicurigai adanya karsinoma

serviks tingkat lanjut. Adanya bau busuk yang khas memperkuat adanya

karsinoma.

Anemia akan menyertai sebagai akibat perdarahan per vagina yang

yang berulang. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf. Gejala

lain yang timbul adalah gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum

tingkat akhir, penderita meninggal akibat perdarahan yang eksesif, kegagalan

faal ginjal akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum masuk kandung kemih,

yang menyebabkan obstruksi total.

(Wiknjosastro, 1999)

F. Penatalaksanaan

Terapi karsinoma serviks dilakukan bilamana diagnosa telah

dipastikan secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang

matang oleh tim kanker / tim onkologi.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

1. Pada Tingkat Klinis (KIS) tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi,

elektrofugeresi, bedah krio atau dengan sinar laser, kecuali bila yang

menangani seorang ahli dalam kolkoskopi dan penderita masih muda atau

belum mempunyai anak. Jika penderitanya telah punya anak dan cukup

tua dilakukan histerektomi sederhana. Jika operasi merupakan suatu

kontraindikasi aplikasi radium dengan dosis 6500 – 7000 rads/c by di titik

A tanpa penambahan penyinaran luar.

2. Pada tingkat klinik Ia penanganannya seperti pada KIS

3. Pada tingkat klinik Ib, Ib GCC dan IIa dilakukan histerektomi medical

dengan limfatenektomi panggul, pasca bedah biasanya dilanjutkan dengan

penyinaran, tergantung ada/tidaknya sel tumor dalam kelenjar limfe

regional yang diangkat.

4. Pada tingkat IIb, III dan IV tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah,

tindakan primer adalah radioterapi.

5. Pada tingkat klinik IVa dan IVb penyinaran hanya bersifat paliatif,

pemberian kemoterapi dapat dipertimbangkan.

(Wiknjosastro, 1999)

G. Pengkajian Fokus

1. Demografi

a. Usia

Paling sering terjadi pada usia 45 – 50 tahun, tetapi juga dapat terjadi

pada usia dini yaitu 18 tahun.

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

b. Lingkungan

Lingkungan bahan kimia tertentu, sosial ekonomi rendah (hygiene

seksual yang jelek), hubungan seksual pada usia dini. Kebiasaan

seseorang yang sering ganti-ganti pasangan berisiko terkena kanker

serviks.

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang

Apakah klien mengeluh nyeri, perdarahan yang berlebihan dan apakah

mengeluarkan cairan putih dari vagina (keputihan).

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Wanita dengan kehamilan dini, pemberian DES/estrogen stefoid

lainnya dapat menimbulkan berkembangnya masalah fungsional

genital pada keturunan.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga ada yang pernah menderita kanker servik atau tidak.

d. Riwayat Obstetri

Gravida Partus Abortus (GPA), infeksi masa nifas, operasi kandungan

tumor.

e. Pemeriksaan Fisik

f. Pemeriksaan Penunjang

1) Kemotherapi (sitostatika) pada karsinoma serviks

2) Radiotherapi pada karsinoma serviks

3) Enzim test

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

4) Biopsy pada serviks

5) MRI/CT scan abdomen atau pelvis

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

H. Pathways

Higiene kurang

Laki-laki ↓

Tidak sifkumsisi

Perempuan ↓

Infeksi virus

Sosial ekonomi rendah ↓

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

↓ Imunitas kurang

atau lemah

Hubungan seksual ↓

Usia dini frekuensi sering ↓

Perubahan sel servik ↓

Radang ↓

Perubahan parsio ↓

Perubahan servik ↓

Jaringan paraservikal ↓

Ca. Cervik ↓

Jumlah partus

Pembesaran masa

Penipisan sel ↓

Pemb. Darah terbuka ↓

Perdarahan

Anemia Syok hipovolemik

MetastaseTerapi ↓

Histerektomi ↓

Gastio intestinal ↓

Peristaltik usus ↑ ↓

Diare

Radiologi ↓

Efek radioterapi ↓

Integumen ↓

Puritus ↓

Gg. integritas kulit

Kemoterapi ↓

Alopesia ↓

Gg. body image

Supresi syaraf ↓

Nyeri ↓

Gg. rasa nyaman nyeri

Invasiv ke sel saraf

Ginjal Pielo nefritis

↓ Laju filtrasi

glumerulus (GFR) ↓

Hidro nefrosia ↓

Gg. keseimbangan cairan dari elektrolit

Peningkatn tekanintra abdomen

↓ Nusea vomitus

↓ Gg. pemenuha

kebutuhan nutrikurang dari kebut

an

n si: uhan

Paru ↓

Sekresi jar. Paru ↓

Colap paru ↓

Gg. Pertukaran gas Penurunan suplai O2

↓ Intotoleransi aktivitas

Penurunan imunitas ↓

Rentan infeksi ↓

Risiko tinggi infeksi

Krisis situasi ↓

Cemas

Papioima

Herpes simplek

Kandioma

Sumber : Boebak, 2004 Carpenito, 2000. Doenges, 2001. Sarwono, 1999

20

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

I. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan krisis ancaman kematian.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

3. Harga diri rendah berhubungan dengan kecacatan, penghinaan oleh orang

lain dan ansietas.

4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan hipermetaholik berkenaan dengan kanker.

5. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan perforasi terhadap kanker.

6. Risiko tinggi integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan radiasi dan

kemoterapi.

7. Risiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan colaps paru

sekunder terhadap kanker.

8. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

penurunan Glumerulus Filtrasi Rate sekunder terhadap kanker.

9. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia, keletihan, malnutrisi.

10. Diare berhubungan dengan peristaltik usus meningkat akibat kemoterapi,

histerektomi.

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

J. Intervensi

1. Ansietas berhubungan dengan krisis ancaman kematian

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien memiliki koping positif.

Kriteria Hasil, pasien akan :

a. Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi

b. Menunggu keterampilan pemecah masalah

c. Menggunakan sumber secara efektif

Intervensi :

a. Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbulnya gejala tibatiba dan

pengetahuan kondisi saat ini

Rasional : Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri,

potensial siklus ansietas.

b. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa

pengawasan dan pengobatan dapat mencegah keganasan kanker dan

diskusikan persepsi diri pasien sehubungan dengan antisipasi perubahan dan

pola hidup khusus.

Rasional : Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan / harapan

yang akan datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat

pilihan informasi tentang pengobatan serta memberikan

kesempatan untuk memperbaiki konsep kesalahan.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri berkurang.

Kriteria Hasil, pasien akan :

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

a. Mengekspresikan penurunan nyeri/ketidaknyamanan

b. Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat

Intervensi :

a. Kaji keluh nyeri, perhatikan lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) perhatikan

petunjuk verbal dan non verbal.

Rasional : Membantu dalam mengindikasi derajat ketidaknyamanan dan

kebutuhan untuk menaikkan keefektifan analgetik.

b. Bantu pasien menemukan posisi nyaman

Rasional : Untuk menghilangkan ketidaknyamanan akibat distensi abdomen,

dapat dipasang gelang NGT (Naso Gastro Tube).

c. Berikan tindakan kenyamanan dasar (contoh, perubahan posisi pada

punggung, atau sisi yang tidak sakit, pijatan punggung dan aktivitas

terapeutik)

Rasional : Menaikkan relaksasi, membantu untuk memfokuskan perhatian

dan dapat menaikkan kemampuan koping.

d. Kolaborasi pemberian obat analgetik berisi indikasi

Rasional : Memberikan penghilangan ketidaknyamanan / nyeri dan

memfasilitasi tidur, partisipasi pada terapi pasca operasi.

3. Harga diri rendah berhubungan dengan kecacatan, penghinaan oleh orang lain dan

ansietas

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidak timbul harga diri rendah.

Kriteria Hasil, pasien akan :

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

a. Mengabaikan masalah dan menunjukkan cara sehat untuk menghadapinya

b. Menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap perubahan

pada citra tubuh.

Lntervensi :

a. Berikan waktu untuk mendengar masalah dan ketakutan pasien dan orang

terdekat

Rasional : Memberikan nasihat dan perhatian

b. Kaji stress emosi pasien identifikasi kehilangan pada pasien atau orang

terdekat, dorong pasien untuk mengekspresikan dengan tepat.

Rasional : Perawat perlu menyadari apakah tindakan kurang hati-hati atau

menyendiri tergantung pada alasan pembedahan.

c. Berikan info akurat, kuatkan informasi yang diberikan sebelumnya.

Rasional : Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya dan

mengasimilasi informasi.

d. Berikan lingkungan terbuka pada pasien untuk mendiskusikan masalah

sexsualitas

Rasional : Meningkatkan saling berbagi keyakinan atau nilai tentang subyek

sensitif dan mengidentifikasi kesalahan konsep/mitos yang dapat

mempengaruhi penilaian situasi.

e. Rujuk ke konseling profesional berisi kebutuhan

Rasional : Mungkin memerlukan bantuan tambahan untuk mengatasi

perasaan kehilangan.

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria Hasil :

a. Mendemontrasikan berat badan ideal, penambahan berat badan secara

progresif.

b. Pengungkapan pemahaman pengaruh individual.

c. Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk meransang nafsu makan.

Intervensi:

a. Pantau masukan makanan setiap hari

Rasional : Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi

b. Ukur tinggi badan, berat badan dan tebal kelipatan kulit trisep

Rasional : Membantu dalam identifikasi saat nutrisi, protein-kalori khususnya

bila BB dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.

c. Dorong klien untuk makan diit tinggi kalori kaya nutrient dengan masukan

cairan adekuat

Rasional : Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan.

d. Kontrol faktor lingkungan hindari terlalu manis, berlemak atau makanan

pedas

Rasional : Dapat merespon mual muntah

e. Berikan antimetik sesuai indikasi

Rasional : Mual / muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping

psikologis kemoterapi dengan menimbulkan stress.

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

5. Resti infeksi (peritonitis) berhubungan dengan perforasi terhadap kanker

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil, klien akan :

a. Mengidentitikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi

b. Tidak mengalami tanda/gejaia infeksi

Intervensi :

a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung.

Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai

indikator

Rasional : Lindungi pasien dari sumber-sumber infeksi

b. Tekankan hygiene personal

Rasional : Membantu potensi sumber infeksi dan atau pertumbuhan sekunder

c. Pantau suhu

Rasional : Peningkatan suhu terjadi karena berbagai faktor. Misal efek

samping kemoterapi, proses penyakit atau infeksi identifikasi dini

proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk dimulai

dengan segera.

d. Hindari/batasi prosedur invasif. Taati tekhnik aseptic

Rasional : Menurunkan risiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap

agen infeksius.

e. Kolaborasi dapatkan kultur sesuai indikasi

Rasional : Mengidentifikasi organisme penyebab dan terapi yang tepat

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

f. Berikan antibiotik sesuai indikasi

Rasional : Mungkin digunakan untuk mengidentitikasi infeksi atau diberikan

secara protilaktik pada pasien imunisupresi.

g. Dikompresi kandung kemih dengan perlahan.

Rasional : Bila jumlah besar urine terakumulasi, dekompresi kandung kemih

cepat menghilangkan tekanan pembuluh pelvis.

h. Periksa residu volume urine setelah berkemih bila diindikasikan.

Rasional : Tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap, retensi

urine meningkatkan kemampuan untuk infeksi dan

ketidaknyamanan atau nyeri.

6. Risiko tinggi integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan efek radiasi dan

kemoterapi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidak terjadinya iritasi.

Kriteria hasil :

a. Mengidentifiksi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus.

b. Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah komplikasi.

Intervensi :

a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker.

Rasional : Efek kemerahan dan atau kulit samak dapat terjadi pada area

radiasi

b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.

Rasional : Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

Rasional : Membantu mencegah truma kulit.

d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun

Rasional : Dapat meningkatkan iritasi/reaksi yang nyata.

e. Anjurkan memakai pakaian yang lembut dan longgar

Rasional : Kulit sangat sensitive selama pengobatan dan setelahnya, dan

semua iritasi harus dihindari untuk mencegah cidera dermal.

f. Kolaborasi pemberian salep topical

Rasional : Mungkin digunakan untuk mencegah infeksi atau memudahkan

penyembuhan bila terjadi luka bakar kimia.

7. Risiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan colaps paru sekunder

terhadap kanker.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, jalan nafas menjadi efektif.

Kriteria Hasil :

a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dan bebas

gejala distress pernapasan.

b. Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan/situasi.

Intervensi :

a. Kaji frekuensi kedalaman pernapasan, cabut penggunaan otot aksesori, napas

bibir, ketidakmampuan bicara / berbincang.

Rasonal : Berguna dalam evaluasi derajat pernapasan dan atau proses

penyakit

b. Tinggikan kepala bila tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah

bernapas. Dorong dengan perlahan atau napas bibir sesuai toleransi individu.

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

Rasional : Pengiriman O2 dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan

latihan naeas, dispnea dan kerja napas.

c. Dorong mengeluarkan sputum : penghisapan bila diindikasikan.

Rasional : Kental, tebal dan banyak sekresi adalah sumber utama gangguan

pertukaran gas pada jalan nafas kecil. Penghisapan dibutuhkan bila

batuk efektif.

d. Awasi tanda vital dan irama jantung.

Rasional : Takikardi, disritmia dan perubahan tidak dapat menunjukan efek

hipoksemia sistemik pada pemeriksaan jantung.

e. Kolaborasi pemberian O2 tambahan

Rasional : Dapat memperbaiki / mencegah hipoksia.

f. Berikan penakan SSP (Sistem Saraf Pusat), misal, antiarsietus, sedatif dengan

hati-hati sesuai dengan indikasi.

Rasional : digunakan untuk mengontrol ansietas/gelisah yang menaikkan

konsumsi O2/kebutuhan. Eksaserbi dispnea dipantau kebutuhan

karena dapat terjadi gagal napas.

8. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan

Glumerulus Filtrasi Rate sekunder terhadap kanker.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, volume cairan adekuat.

Kriteria hasil :

Pasien akan menunjukan haluan urin tepat dengan berat jenis/hasil laboratorium.

Mendekati normal, berat badan stabil, tidak ada odema.

Intervensi :

Page 26: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

1) Awasi tekanan darah dan Cardiac Ventral Pulse

Rasional : Pengawasan invasif diperlukan untuk mengkaji volume

intravaskuler.

2) Catat pemasukan dan pengeluaran akurat. Teknik cairan tersembunyi saeoerti

aditif anti biotik, dan perkiraan kehilangan tekanan kasat mata, contoh

berkeringat

Rasional : Perlu menentukan fungsi ginjal, kebutuhan pengganti cairan dan

penurunan risiko kelebihan cairan.

3) Awasi berat jenis urin

Rasional : Mengukur kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urine.

4) Timbang berat badan tiap hari dengan alat dan pakaian yang sama

Rasional : Penimbangan berat badan harian adalah pengawasan status cairan

terbaik, peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/hari diduga ada

retansi cairan.

5) Auskultasi paru dan bunyi jantung

Rasional : Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema paru dibuktikan oleh

terjadinya bunyi napas tambahan, bunyi jantung ekstra

6) Awasi pemeriksaan laboratorium misalnya Natrium dan kreatinin urine, Na

serum, Hemoglobin/Hematokrit

7) Berikan/batasi cairan sesuai indikasi.

9. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia, keletihan, malnutrisi

Tujuan : Klien dapat beraktivitas secara bertahap

Kriteria hasil :

Page 27: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

1) Tidak terjadi hipoksia

2) Aktivitas klien terpenuhi

Intervensi :

1) Observasi keadaan umum klien

Rasional : Untuk mengetahui tingkat aktivitas klien.

2) Ukur tanda-tanda vital, kaji tanda hipoksia (vertigo)

Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda hipoksia atau vertigo.

3) Anjurkan klien untuk istirahat

Rasional : Untuk memberikan rasa segar setelah bangun tidur.

4) Ajarkan aktivitas secara bertahap

Rasional : Untuk mengembalikan aktivitas klien.

5) Anjurkan keluarga untuk menemani klien

Rasional : untuk memberikan rasa aman saat klien beraktivitas.

10. Diare berhubungan dengan peristaltik usus meningkat akibat kemoterapi,

histerektomi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidak terjadi diare

Kriteria hasil : Klien diare berkurang.

Intervensi :

1) Kaji penyebab diare

Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi.

2) Hindari produk susu, lemak, serat tinggi

Page 28: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-ekasulisty... · introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama

Rasional : Untuk mengurangi absorbsi secara berlebih.

3) Secara bertahap makanan semi padat dan padat (krakers, pisang, apel, nasi)

Rasional : Untuk meningkatkan nafsu makan klien secara bertahap.

4) Tingkatkan masukan oral untuk mempertahanan berat jenis normal urine

Rasional : Untuk mengembalikan cairan yang hilang.

5) Konsultasikan dengan dokter, efek obat.

Rasional : Untuk mengetahui efek obat yang diminum klien.