bab i pendahuluan -...

76
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dan diketahui mempunyai kaitan erat dengan gangguan perkembangan fisik, mental, dan kecerdasan. Pada dewasa ini diperkirakan terdapat sekitar 42 juta penduduk tinggal di daerah defisiensi yodium, dimana lebih dari 750.000 menderita kretin endemik, 10 juta menderita gondok dan 3,5 juta menderita GAKY lainnya (Depkes R.I, 2001). Mengingat dampak negatif dari GAKY berpengaruh langsung terhadap kualitas sumber daya manusia, khususnya kecerdasan dan produktivitas kerja, maka pemerintah menempuh dua macam upaya penanggulangan yaitu melalui upaya jangka pendek dan jangka panjang. Upaya jangka pendek dilakukan dengan pemberian kapsul minyak beryodium yang diprioritaskan pada semua penduduk pria usia 0 – 20 tahun dan wanita usia 0 – 35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah endemik berat dan sedang, baik menderita maupun tidak menderita gondok endemik. Sedangkan upaya jangka panjang dilakukan dengan penggunaan garam konsumsi beryodium bagi masyarakat dan iodisasi air minum (Depkes R.I, 1999). Program pemerintah tersebut memberikan dampak positif terhadap kejadian gondok endemik. Hasil penelitian di Jawa Tengah tahun 1980 menunjukkan terjadinya penurunan angka prevalensi gondok endemik, yaitu

Upload: lydung

Post on 06-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah

satu masalah gizi utama di Indonesia dan diketahui mempunyai kaitan erat

dengan gangguan perkembangan fisik, mental, dan kecerdasan. Pada dewasa

ini diperkirakan terdapat sekitar 42 juta penduduk tinggal di daerah defisiensi

yodium, dimana lebih dari 750.000 menderita kretin endemik, 10 juta

menderita gondok dan 3,5 juta menderita GAKY lainnya (Depkes R.I, 2001).

Mengingat dampak negatif dari GAKY berpengaruh langsung

terhadap kualitas sumber daya manusia, khususnya kecerdasan dan

produktivitas kerja, maka pemerintah menempuh dua macam upaya

penanggulangan yaitu melalui upaya jangka pendek dan jangka panjang.

Upaya jangka pendek dilakukan dengan pemberian kapsul minyak beryodium

yang diprioritaskan pada semua penduduk pria usia 0 – 20 tahun dan wanita

usia 0 – 35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah

endemik berat dan sedang, baik menderita maupun tidak menderita gondok

endemik. Sedangkan upaya jangka panjang dilakukan dengan penggunaan

garam konsumsi beryodium bagi masyarakat dan iodisasi air minum (Depkes

R.I, 1999).

Program pemerintah tersebut memberikan dampak positif terhadap

kejadian gondok endemik. Hasil penelitian di Jawa Tengah tahun 1980

menunjukkan terjadinya penurunan angka prevalensi gondok endemik, yaitu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

2

dari 37,3 % menjadi 8,1 % (Suhardjo, 2005). Namun demikian, disisi lain

pengetahuan masyarakat tentang pentingnya garam beryodium ternyata masih

rendah. Hasil survey di Jawa Tengah tahun 1996 diperoleh gambaran bahwa

pengetahuan Ibu tentang garam beryodium sebesar 43,7 %, dimana termasuk

kategori pengetahuan yang kurang (Kanwil Depkes Jateng, 1996).

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat garam beryodium berdampak pada

perilaku masyarakat. Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Boyolali pada

tahun 2007 menunjukkan bahwa hanya sebesar 60 % keluarga yang

menggunakan garam beryodium untuk memasak makanan (Dinkes Kabupaten

Boyolali, 2007).

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan upaya– upaya untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya konsumsi garam

beryodium, salah satunya melalui kegiatan pendidikan kesehatan. Wood,

(1962), sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (2003) memaknai pendidikan

kesehatan sebagai sejumlah pangalaman yang berpengaruh secara

menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan seseorang akan

masalah tertentu. Lebih lanjut oleh Notoatmodjo (2003) dinyatakan bahwa

pendidikan kesehatan dilakukan sebagai upaya mempermudah diterimanya

secara sukarela perilaku kesehatan.

Berdasarkan survey pendahuluan di Desa Blagung Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali yang dilakukan tanggal 20 Desember 2007 diketahui

bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir ini tidak pernah dilakukan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

3

upaya– upaya yang terkait dengan pendidikan kesehatan tentang garam

beryodium di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali yang

dilakukan oleh pemerintah. Bahkan dirasa masih sangat kurang informasi yang

diberikan kepada masyarakat tentang garam yodium oleh media massa. Selain

itu diketahui dari hasil wawancara dengan masyarakat di Desa Blagung

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali masih banyak masyarakat yang

mengkonsumsi garam krosok yang dibeli di pasar sebagai bumbu masakannya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah

penelitiannya adakah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan tentang garam beryodium pada keluarga di Desa Blagung

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan tentang garam beryodium pada keluarga di Desa Blagung

Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga (ibu) yang diberikan

pendidikan kesehatan tentang garam beryodium.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga (ibu) yang tidak diberi

pendidikan kesehatan tentang garam beryodium.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

4

c. Menganalisis pengaruh pengetahuan tentang garam beryodium antara

keluarga yang diberi pendidikan kesehatan dengan yang tidak diberi

pendidikan kesehatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Keluarga

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang garam beryodium sehingga

diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.

2. Bagi Instansi Kesehatan

Sebagai masukan bagi jajaran kesehatan khususnya Dinas

Kesehatan Simo, Boyolali dalam upaya perencanaan program gizi

khususnya pemantauan garam beryodium.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi teman

sejawat yang mendalami perkembangan ilmu keperawatan terutama

kajian tentang pengetahuan garam beryodium.

E. Bidang Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu keperawatan komunitas.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani

kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan

kesehatan memotifasi seseorang untuk menerima informasi kesehatan dan

berbuat sesuai dengan informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu

dan lebih sehat (Budioro,1998).

Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini

berarti terjadi proses perkembangan atau perubahan kearah yang lebih tahu

dan lebih baik pada diri individu. Pada kelompok masyarakat dari tidak

tahu tentang nilai- nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu

mengatasi sendiri masalah- masalah kesehatan menjadi mampu (Purwanto,

1999).

Berdasarkan pengertiaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kesehatan adalah usaha atau kegiatan untuk membantu

individu, keluarga atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan

untuk mencapai kesehatan secara optimal.

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Menurut WHO (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan

dan mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

6

yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit,

serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.

Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku

individu atau masyarakat dibidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci

lebih lanjut antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang

bernilai dimasyarakat, menolong indiviu agar mampu secara mandiri atau

kelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat,

mendorong pengembangan dan menggunaan secara tepat sarana pelayanan

kesehatan yang ada (Herawani, 2001).

Sedangkan menurut Machfoed (2005), pendidikan kesehatan

merupakan proses perubahan, yang bertujuan untuk mengubah individu,

kelompok dan masyarakat menuju hal- hal yang positif secara terencana

melalui proses belajar. Perubahan tersebut mencangkup antara lain

pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan.

Pada hakikatnya dapat berupa emosi, pengetahuan, pikiran keinginan,

tindakan nyata dari individu, kelompok dan masyarakat. Pendidikan

kesehatan merupakan aspek penting dalam meningkatkan pengetahuan

keluarga tentang garam beryodium dengan melakukan pendidikan

kesehatan berarti petugas kesehatan membantu keluarga dalam

mengkonsumsi garam yang beryodium untuk meningkatkan derajat

kesehatan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

7

3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2000)

bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor

predisposisi, faktor pendukung, dan faktor penguat.

Faktor predisposisi meliputi pendidikan, ekonomi (pendapatan),

hubungan sosial (lingkungan, sosial, budaya) dan pengalaman. Pendidikan

seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang

datang dari luar. Orang dengan pendidikan tinggi akan memberi respon

yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir

sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari

pendidikan kesehatan. Pada status ekonomi dalam keluarga mempengaruhi

daya beli keluarga dalam memenuhi kebutuhan, semakin tinggi

pendapatan keluarga akan lebih mudah tercukupi konsumsi garam

beryodium dibanding dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pada keluarga. Selanjutnya pada

hubungan sosial (lingkungan, sosial, budaya), manusia adalah makhluk

sosial dimana kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain.

Keluarga yang berinteraksi secara langsung akan lebih besar terpapar

informasi. Sehingga lingkungan sekitar mempengaruhi untuk

mengkonsumsi garam beryodium. Sedangkan pada pengalaman keluarga

tentang garam beryodium diperoleh dari tingkat kehidupan keluarga dalam

mengkonsumsi garam beryodium (Notoatmodjo, 2000).

Faktor kedua yang dapat mempengaruhi perilaku adalah faktor

pendukung, mencakup ketersediaan sumber- sumber dan fasilitas yang

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

8

memadai. Sumber- sumber dan fasilitas tersebut harus digali dan

dikembangkan dari keluarga itu sendiri. Faktor pendukung ada dua

macam yaitu fasilitas fisik dan fasilitas umum. Fasilitas fisik yaitu

fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat- obatan.

Sedangkan fasilitas umum yaitu media massa meliputi TV, radio,

majalah, ataupun flamlet (Notoatmodjo, 2000).

Faktor penguat sebagai faktor ketiga yang mempengaruhi

perilaku kesehatan meliputi sikap dan perilaku petugas. Semua petugas

kesehatan baik dilihat dari jenis dan tingkatannya pada dasarnya adalah

pendidik kesehatan. Karenanya, petugas kesehatan harus memiliki

sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai kesehatan. Selain itu

perilaku tokoh masyarakat juga dapat merupakan panutan orang lain

untuk berperilaku sehat (Notoatmodjo, 2000).

Selain faktor- faktor tersebut, menurut Purwanto (1999) faktor

keturunan dan lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan

pembawaan atau perilaku seseorang.

4. Proses Pendidikan Kesehatan

Dalam proses pendidikan kesehatan terdapat tiga persoalan pokok

yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output). Masukan (input)

dalam pendidikan kesehatan menyangkut sasaran belajar yaitu individu,

kelompok dan masyarakat dengan berbagai latar belakangnya. Proses

adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan dan

perilaku pada diri subjek belajar. Dalam proses pendidikan kesehatan

terjadi timbal balik berbagai faktor antara lain adalah pengajar, tehnik

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

9

belajar dan materi atau bahan pelajaran. Sedangkan keluaran merupakan

kemampuan sebagai hasil perubahan yaitu perilaku sehat dari sasaran didik

melalui pendidikan kesehatan (Notoatmodjo,2003).

5. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003), metode pembelajaran dalam

pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan tujuan pendidikan kesehatan,

kemampuan perawat sebagai tenaga pengajar, kemampuan individu,

kelompok, masyarakat, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan

pendidikan kesehatan, dan ketersediaan fasilitas pendukung. Metode

pendidikan kesehatan dapat bersifat pendidikan individual, pendidikan

kelompok dan pendidikan massa. Metode yang sering digunakan dalam

pendidikan kesehatan yaitu bimbingan dan penyuluhan, wawancara,

ceramah, seminar, simposium, diskusi kelompok, buzz group, curah gagas,

forum panel, demonstrasi, simulasi, dan permainan peran.

6. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan adalah masyarakat atau individu

baik yang sehat maupun sakit. Sasaran pendidikan kesehatan tergantung

pada tingkat, dan tujuan penyuluhan yang diberikan. Lingkungan

pendidikan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai

lembaga dan organisasi masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan tejadi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

10

melalui panca indra yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan Kam (2005), pengetahuan adalah

sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran.

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah melakukan proses pembelajaran

dengan menggunakan panca indera.

2. Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif menurut

Notoatmodjo (2003) meliputi tahu (know), memahami (comprehension),

aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan evaluasi

(evaluation).

Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

diajarkan melalui pendidikan kesehatan. Termasuk kedalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari dalam pendidikan kesehatan. Oleh karena itu “tahu”

merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan. Salah satu contohnya adalah

mendefinisikan apa yang dimaksud dengan garam beryodium. Tingkatan

pengetahuan selanjutnya adalah memahami (comprehension), artinya

kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar

tentang obyek yang diketahui. Seseorang yang telah paham tentang

sesuatu harus dapat menjelaskan, memberi contoh, dan menyimpulkan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

11

Misalnya keluarga paham apa itu manfaat garam beryodium

(Notoatmodjo, 2003).

Aplikasi (application) sebagai tingkat pengetahuan yang ketiga

merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum- hukum,

rumus, metode dalam situasi nyata. Misalnya keluarga dapat

mengkonsumsi garam beryodium dengan baik dalam memasak makanan.

Sementara analisis (analysis) sebagai tingkat pengetahuan yang keempat

diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan ke dalam bagian- bagian

lebih kecil, tetap masih di dalam suatu struktur objek tersebut dan masih

terkait satu sama lain. Ukuran kemampuan menganalisis ditunjukkan

dengan dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan. Salah satu contohnya adalah keluarga

mampu membedakan antara garam beryodium dengan garam bukan

beryodium (Notoatmodjo, 2003).

Sintesis (syntesis) sebagai tingkat pengetahuan yang kelima adalah

suatu kemampuan untuk menggabungkan bagian- bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi- formulasi yang ada. Ukuran kemampuan mensintesis

diperlihatkan dengan dapat menyusun, meringkas, merencanakan, dan

menyesuikan suatu teori yang telah ada. Misalnya keluarga dapat

merencanakan apa yang dilakukan dalam mengkonsumsi garam

beryodium. Tingkat pengetahuan terakhir adalah evaluasi (evaluation)

yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

12

Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri.

Misalnya dapat mengetahui manfaat garam beryodium (Notoatmodjo,

2003).

3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Nasution

(1999) dalam Notoatmodjo (2000) adalah tingkat pendidikan, informasi,

budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan (pengetahuan) seseorang maka

ia akan mudah menerima informasi tentang manfaat garam beryodium

sehingga akan lebih mudah pula untuk mengkonsumsi garam beyodium.

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan selanjutnya adalah informasi.

Keluarga yang mempunyai sumber informasi melalui pendidikan

kesehatan tentang garam beryodium lebih banyak akan memberikan

pengetahuan yang lebih jelas mengenai konsumsi garam beryodium.

Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah budaya

karena budaya yang diperoleh belum sesuai dengan budaya yang ada

sekarang sehingga mempengaruhi informasi yang ada (Notoatmodjo,

2000).

Pengalaman sebagai faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang

keempat, berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya

semakin bertambahnya umur dan pendidikan yang tinggi, pengalaman

akan lebih luas tentang garam beryodium. Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yang terakhir adalah sosial ekonomi, hal ini berarti bahwa

tingkat keluarga untuk memenuhi kebutuhan garam beryodium

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

13

disesuaikan dengan penghasilan yang ada. Sehingga menuntut

pengetahuan yang dimiliki dipergunakan semaksimal mungkin, begitupun

dalam membeli garam beryodium, mereka sesuaikan dengan pendapatan

keluarga (Notoatmodjo, 2000).

4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

langsung atau dengan angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari responden atau subjek penelitian. Kedalaman

pengetahuan responden yang ingin diketahui atau diukur, dapat disesuikan

dengan tingkat pengetahuan.

Hasil pengukuran pengetahuan dengan menggunakan angket atau

koesioner pada umumnya berupa prosentase yang menggambarkan tingkat

pengetahuan baik, cukup atau pengetahuan kurang. Menurut Waridjan

(1999), pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal dikatakan baik bila

nilai jawaban benar berkisar pada rentang 80 – 100 %, dikatakan cukup

bila menjawab benar sebesar 65 – 79 %, dan pengetahuan dikatakan

kurang bila prosentase nilai benar kurang dari 65 %.

C. Garam Beryodium

1. Pengertian

Garam beryodium adalah garam yang diperkaya dengan yodium

yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membuat hormon yang mengatur

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan (Depkes R.I, 2002). Adapun

fungsi yodium sebagai bagian dari tiroksin dan senyawa lain yang

disintesis oleh kelenjar tiroid. Tubuh mengandung sekitar 25 mg yodium,

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

14

dimana pertiganya terdapat dalam semua jaringan tubuh. Pada ovari, otot,

dan darah mengandung yodium yang relatif tinggi setelah tiroid (Suhardjo,

2005).

Kekurangan yodium dapat menimbulkan penyakit gondok (goiter),

yang dapat menyebabkan pertumbuhan anak tidak normal yang disebut

dengan kretin atau kerdil. Pada ibu hamil dapat menggaggu pertumbuhan

dan perkembangan janin, yang dapat disebabkan oleh rendahnya konsumsi

yodium dari makanan, atau kurangnya kebutuhan konsumsi garam

beryodium yang dianjurkan (Supariasa, 2001).

Kebutuhan konsumsi garam beryodium yang dianjurkan setiap

orang adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Dalam

kondisi tertentu dimana keringat keluar berlebihan dianjurkan untuk

mengkonsumsi garam beryodium 2 sendok teh setiap hari. Bagi seorang

penderita hipertensi (darah tinggi) atau yang harus mengurangi konsumsi

garam, tetap mengkonsumsi garam beryodium tetapi dengan jumlah yang

sedikit dan tetap dianjurkan mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya

akan yodium seperti ikan, udang, kerang dan ganggang laut (Depkes R.I,

1999).

Kebutuhan yodium pada bayi atau balita berbeda dengan

kebutuhan yodium pada orang tua. Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi

(1998) yang dikutip Almatsier (2001) kebutuhan yodium yang dianjurkan

setiap harinya pada bayi adalah 50 – 70 mg, balita dan anak sekolah

sebanyak 70 – 120 mg, remaja dan dewasa sebanyak 150 mg, ibu hamil

sebanyak 175 mg, sedangkan pada ibu menyusui sebanyak 200 mg.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

15

2. Sumber Yodium

Laut merupakan sumber utama yodium, oleh karena itu makanan

laut berupa ikan, udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber

yodium yang baik. Bahwa daerah pantai air dan tanah juga mengandung

yodium (Almatsier, 2001). Sementara itu kandungan yodium dalam

produk pertanian tergantung pada jumlah yodium di dalam tanah pada

wilayah dimana makanan tersebut dihasilkan. Kandungan yodium pada

berbagai tanah sangat bervariasi sebagian diantaranya hanya mengandung

sedikit yodium ( Beck, 1995 ).

Salah satu makanan yang dipromosikan dan memang mengandung

zat yodium yang sangat tinggi adalah rumput laut. Selama ini konsumsi

rumput laut sangat terbatas dalam masyarakat Indonesia terutama di

daerah pegunungan. Selain rumput laut juga diperkenalkan pisang dimana

kandungan yodium pada pisang sangat sedikit namun bisa dibuat banyak

cara didaur ulang (Beck, 1995). Penelitian yang telah dilakukan oleh

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (2002), menyarankan untuk

menambah kadar yodium dalam pisang dengan memberikan pupuk kadar

yodium pada pisang tersebut. Caranya setelah rumput laut disortir, jenis

rumput laut yang kurang baik untuk dikonsumsi manusia diberikan pada

hewan ternak, kemudian kotoran tersebut digunakan sebagai pupuk untuk

pohon pisang. Cara tersebut ternyata bisa menambah kadar yodium dalam

buah pisang yang dihasilkan.

Sumber yodium yang lain adalah kapsul minyak beryodium.

Kapsul minyak beryodium adalah larutan yodium dalam minyak berbentuk

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

16

kapsul lunak, mengandung 200 mg yodium (Depkes R.I, 1999). Dosis

pemberian kapsul minyak beryodium bervariasi menurut umur dan jenis

kelamin. Dosis pemberian kapsul minyak beryodium menurut golongan

umur seperti sebagaimana disarankan oleh Depkes R.I. (1999) adalah

tertera dalam Tabel.2.1

Tabel 2.1. Dosis pemberian kapsul minyak beryodium

Dosis Kelompok

Umur (Tahun)

Pemberian minyak beryodium /

hari Kapsul

Bayi < 1 100 mg ½(6tetes)

Anak Balita 1-5 200 mg 1

Wanita 6 - 35 400 mg 2

Wanita hamil - 200 mg 1

Wanita - 200 mg 1

Pria 6 – 20 400 mg 2

Beberapa makanan ternyata mengandung zat– zat yang dapat

mempengaruhi penggunaan yodium dalam tubuh. Zat– zat tersebut

dikenal dengan nama goitrogen. Bahan makanan yang mengandung

goitrogen adalah lobak dan kobis. Ada bukti yang menunjukkan bahwa air

juga dapat memiliki sifat- sifat goitrogenik, kalau tercemar tinja beberapa

air mineral juga bersifat goitrogenik (Beck, 1995).

3. Cara Menyimpan Garam Beryodium yang Baik

Agar garam beryodium yang disimpan tidak mengalami kerusakan

atau kadar yodium yang dikandungnya tidak berkurang yaitu dengan cara

disimpan dalam wadah yang ditutup dan kering, ditempatkan dalam

tempat yang sejuk, jauh dari panas api atau terkena api secara langsung,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

17

dalam mengambil garam menggunakan sendok yang kering, dan ditutup

kembali wadahnya setelah selesai mengambil garam (Depkes R.I, 1999).

Untuk menyelamatkan program yang sudah dilaksanakan dan

mengurangi kesia- siaan dari yodiasi garam, maka dikeluarkan anjuran

untuk membubuhkan garam setelah hidangan masak atau matang

(Sumarno, 2002).

4. Macam- Macam Garam

Adapun macam- macam garam yang beredar dalam masyarakat

diantaranya, garam halus yaitu garam yang kristalnya sangat halus

menyerupai gula pasir, umumnya kalangan masyarakat menyebutnya

dengan garam yang dikemas dalam wadah plastik yang berlabel lengkap.

Garam curai atau krasak yaitu garam yang kristalnya kasar biasanya

dibungkus dalam karung dan dijual dalam kiloan, dan garam briket yaitu

garam yang berbentuk bata (Depkes R.I, 2001).

Untuk membedakan garam beryodium dengan yang tidak

beryodium menggunakan dapat dilakukan dengan test kit atau Iodina test

yang dapat dibeli di apotik atau toko obat. Cara menggunakan test kit

tersebut adalah dengan menetesi garam dapur dengan cairan iodina,

sehingga diketahui garam yang mengandung yodium akan menunjukkan

warna ungu tua. Jadi semakin tua warnanya mutu garam beryodium

semakin baik (Depkes R.I, 1999).

Bila tidak tersedia tes kit atau iodina dengan menggunakan sinkong

yang masih segar dengan cara singkong yang masih segar dikupas

kemudian diparut, lalu diambil satu sendok diperas tanpa ditambah air

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

18

dituang kedalam tempat yang bersih. Kemudian ditambah 4 – 6 sendok

garam yang akan diperiksa dan ditambahkan 2 sendok cuka sampai rata

dan dibiarkan beberapa menit. Bila timbul warna ungu, berarti garam

tersebut mengandung yodium (Depkes R.I, 1999).

D. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Perilaku

Menurut WHO (1954), sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

bahwa pemberian pendidikan kesehatan adalah suatu upaya untuk

menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya

pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat mengetahui atau menyadari

bagaimana memelihara kesehatan mereka. Lebih dari itu pendidikan kesehatan

pada akhirnya bukan hanya meningkatkan pengetahuan pada masyarakat,

namun yang lebih penting adalah mencapai perilaku kesehatan (healthy

behavior). Berarti tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar

masyarakat dapat mempraktekkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi

masyarakat dapat berperilaku hidup sehat.

Menurut Sudibyo Supardi (1998), bahwa penyuluhan kesehatan

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dibandingkan dengan yang tidak

diberi penyuluhan. Pendidikan kesehatan dan peningkatan pengetahuan dapat

meningkatkan perilaku kesehatan. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan

oleh Winarsih Nur Ambarwati dan Retno Sintowati (2006), menunjukkan

bahwa pengetahuan dan perilaku ibu- ibu meningkat setelah diberikan

pendidikan kesehatan.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

19

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

(Sumber : Notoatmodjo, 2003 yang dimodifikasi).

Faktor predisposisi : 1. Pendidikan 2. Ekonomi

(pendapatan) 3. Hubungan sosial 4. Pengalaman 5. Pengetahuan 6. Sikap 7. Nilai 8. Umur

Faktor pendukung : 1. Fasilitas fisik :

Fasilitas kesehatan misal Puskesmas, obat – obatan

2. Fasilitas umum : Media informasi misal TV, Koran, majalah, flamlet

Faktor penguat : 1. Sikap petugas

kesehatan 2. Perilaku petugas

kesehatan

Perilaku konsumsi garam beryodium pada keluarga.

Pendidikan kesehatan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

20

F. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

G. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan tentang

garam beryodium.

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel terikat dalam penelitian adalah pengetahuan keluarga tentang

garam beryodium.

H. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang

garam beryodium pada keluarga di Desa Blagung Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali.

Pendidikan kesehatan tentang garam beryodium

Pengetahuan keluarga tentang garam

beryodium

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment (eksperimen

semu) dengan rancangan postest only control group design yaitu penelitian

menentukan dari suatu perlakuan (intervensi) pada kelompok eksperimen

dengan cara membandingkan dengan kelompok kontrol (Notoatmotjo, 2000).

Bentuk rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut :

Perlakuan Postest

Kelompok eksperimen

Kelompok kontrol

X O2

O2

Dalam desain ini sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk kelompok perlakuan

yaitu ibu yang mendapatkan pendidikan kesehatan tentang garam

beryodium, sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu ibu yang tidak

mendapatkan pendidikan kesehatan tentang garam beryodium. Setelah itu

semua sampel diberikan test pengetahuan tentang garam beryodium

berupa kuesioner.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh objek dengan karakteristik tertentu

yang akan diteliti (Hadi, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

31

keluarga yang tinggal di Kelurahan Blagung Kecamatan Simo Kabupaten

Boyolali. Berdasarkan data monografi desa bulan Maret 2008 jumlah

keluarga adalah 1715 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki sebagai

wakil dari populasi (Hadi, 2002). Menurut Notoatmodjo (1993) untuk

populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 maka untuk menetapkan jumlah

sampel dapat menggunakan rumus yang sederhana yaitu :

N n = ⎯⎯⎯⎯⎯ 1 + N ( d ² )

Dimana :

n : besar sampel

N : besar populasi sebanyak 1715 keluarga

d² : tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan 1 %

maka

N n = ⎯⎯⎯⎯⎯ 1 + N ( d ² )

1715 n = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ 1 + 1715 ( 0,01)

1715 n = ⎯⎯⎯⎯⎯ 1 + 17,15

1715 n = ⎯⎯⎯⎯ 18,5

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

32

n = 94,49

Dari perhitungan dengan rumus diatas maka diperoleh besar sampel

sebanyak 94 keluarga.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

proportionate random sampling yaitu digunakan untuk memperoleh

sampel yang representatif, pengambilan subyek dari setiap strata atau

setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya

subyek dalam masing– masing wilayah yaitu keluarga yang tinggal di

Kelurahan Blagung yang terdiri dari 8 RW dan 44 RT. Untuk pemerataan

dalam melakukan penelitian, maka dilakukan perimbangan antara jumlah

orang dan jumlah keluarga di Kelurahan Blagung dengan hasil RW I 16

orang, RW II 12 orang, RW III 12 orang, RW IV 13 orang l, RW V 12

orang, RW VI 9 orang, RW VII 10 orang, RW VIII 10 orang.

Setiap RW yang diambil sampelnya masing- masing dibagi dua

yaitu sebagai kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang dilakukan

secara acak. Dimana nomor urut ganjil diberi pendidikan kesehatan dan

nomor urut genap tidak diberikan pendidikan kesehatan.

C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pendidikan

Kesehatan

Pemberian paket

pendidikan kesehatan

tentang garam

beryodium yang terdiri

atas pengertian,

Kuesioner - Mendapatkan pendidikan kesehatan

- Tidak mendapatkan pendidikan

Nominal

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

33

manfaat, kebutuhan

garam beryodium,

sumber yodium, cara

menyimpan dan

membedakan garam

beryodium dengan

yang tidak beryodium.

kesehatan

Pengetahuan

keluarga

tentang

garam

beryodium

Tingkat pemahaman

sampel penelitian

tentang garam

beryodium yang

mencakup pengertian,

manfaat, kebutuhan

garam beryodium,

sumber yodium, cara

menyimpan dan

membedakan garam

beryodium dengan

yang tidak beryodium.

Kuesioner Tingkat

pengetahuan

berdasarkan

Waridjan

(1999) yaitu :

Baik, bila

prosentase

benar antara 80-

100 %

Cukup, bila

prosentase 65-

79 %

Kurang, bila

prosentase < 65

%

Nominal

D. Metode Pengumpulan Data

1. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada sampel penelitian (data primer). Data sekunder didapatkan dengan

cara mencatat data yang ada di monografi desa. Setelah mendapat ijin dari

pihak kelurahan yang terlebik dahulu mengajukan ijin penelitian.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

34

Cara pengumpulan data yang dilakukan melalui tahap sebagai

berikut :

a. Peneliti mengurus surat menyurat yang berkaitan dengan persyaratan

penelitian dan perijinan kepada kepala Desa Blagung Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali.

b. Peneliti meminta persetujuan responden untuk mengadakan wawancara

dan pengisian kuisioner.

c. Peneliti mengunjungi sampel penelitian sesuai dengan kontrak waktu

yang ditetapkan.

d. Peneliti memberikan panjelasan tentang tujuan penelitian dan sifat

keikutsertaan dalam penelitian.

e. Peneliti membagikan kuesioner kepada sampel penelitian (kelompok

perlakuan dan kontrol) untuk mengukur tingkat pengetahuan.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang

terdiri atas kuesioner A digunakan untuk mengetahui data atau

karakteristik sampel penelitian (umur, tingkat pendidikan, sosial ekonomi),

dan kuesioner B digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan sampel

penelitian tentang garam beryodium.

Instrumen penelitian dibuat sendiri oleh peneliti berupa koesioner

terdiri dari 15 pertanyaan, maka perlu dilakukan uji coba melalui kegiatan

pilot study pada keluarga di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

35

Boyolali berjumlah 10 orang yang diambil dengan cara acak, kegiatan uji

coba ini untuk menentukan validitas dan rehabilitas koesioner.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan alat tingkat–

tingkat kesahihan suatu alat ukur (Arikunto, 2002). Tehnik korelasi

yang akan digunakan adalah korelasi person product moment. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui korelasi antar skor tiap butir pertanyaan.

Hasil pengujian validitas kuesioner tentang garam beryodium

dikatakan valid jika r hitung untuk semua item pertanyaan lebih besar

dari r tabel atau memiliki nilai p ≤ 0,05. Maka butir pertanyaan

dinyatakan valid untuk mengukur tingkat pengetahuan keluarga

tentang garam beryodium. Berdasarkan hasil uji kuesioner dari

variabel tingkat pengetahuan keluarga tentang garam beryodium

diperoleh hasil uji validitas dalam rentang 0,722 – 0,939 artinya

kuesioner tingkat pengetahuan keluarga tentang garam beryodium

tersebut valid karena nilai tersebut lebih besar daripada 0,632.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2002).

Menurut Hastono (2001), pengukuran reliabilitas dapat dilakukan

dengan cara One Shot atau diukur sekali saja. Pengujian reliabilitas

dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu. Jadi jika sebuah

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

36

pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut tidak dilanjutkan

untuk diuji validitas. Pertanyaan– pertanyaan yang sudah valid

kemudian baru secara bersama diukur reliabilitasnya.

Menurut Sugiyono (2003), pengujian reliabilitas digunakan

dengan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dengan bantuan

perhitungan SPSS. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah

dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai alpha. Dengan

ketentuan bila r alpha > 0,60, maka alat peneliti reliabel (Sugiyono,

2005). Dengan demikian 15 butir pertanyaan pada penelitian ini

reliabel. Berdasarkan uji kuesioner tingkat pengetahuan keluarga

tentang garam beryodium diperoleh r alpha = 0,966 artinya kuesioner

tingkat kemandirian anak tersebut reliabel karena nilai tersebut lebih

besar daripada 0,60.

E. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Cara Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilaksanakan dengan tahap – tahap

sebagai berikut (Hastono, 2005) :

a. Editing

Editing berfungsi untuk meneliti kembali apakah isian dalam

lembar kuesioner sudah lengkap. Editing dilakukan di tempat

pengumpulan data. Sehingga jika ada kekurangan data dapat

dilengkapi.

b. Coding atau Scoring

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

37

Pemberian kode berupa angka untuk mempermudah

pengelompokan data dan menghindari kerancuan dalam

mengklasifikasi data. Untuk sesi pertama, data demografi (kuesioner

A), untuk status perkawinan : kawin kode 1, cerai kode 2, tingkat

pendidikan : SD kode 1, SMP kode 2, SMA kode 3, Akademi atau

Perguruan tinggi kode 4. Sesi kedua, tingkat pengetahuan (kuesioner

B), untuk jawaban benar nilai 1, salah nilai 0.

c. Processing

Setelah kuesioner terisi penuh dan juga sudah melewati

pengkodingan, maka langkah selanjutnya memproses data dengan cara

mengentry data dalam kuesioner ke paket program komputer.

d. Cleaning

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali

data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak saat

memasukkan data ke komputer.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menggambarkan variabel–

variabel penelitian termasuk karakteristik sampel penelitian dengan

tabel distribusi frekuensi.

b. Analisa Bivariat

Untuk menguji pengaruh antara pemberian pendidikan

kesehatan dengan tingkat pengetahuan keluarga tentang garam

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

38

beryodium. Tehnik analisa yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji T (t-test) dilakukan pengujian normalitas data dengan

one sample kolmogorov smirnov test menunjukkan data berdistribusikan

normal. Namun, bila ternyata data berdistribusi tidak normal, alat

analisis yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik wilcoxon.

Berdasarkan uji tersebut dapat diputuskan pada pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat pengetahuan keluarga tentang garam

beryodium.

F. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat ijin dari Kepala Desa

Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Setelah mendapat persetujuan

barulah melakukan penelitian dengan menekankan etika meliputi :

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden (informed consent)

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika calon responden bersedia diteliti, maka mereka

diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent)

tersebut. Tapi jika calon responden menolak untuk diteliti, maka peneliti

tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak– haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

mencantumkan namanya dalam lembar pengumpulan data, cukup diberi

kode pada masing– masing lembar tersebut.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

39

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok tertentu saja yang akan dijadikan atau dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian terlampir.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini dilakukan di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten

Boyolali dengan sampel sebanyak 94 keluarga (ibu), terdiri dari 47 keluarga

(ibu) tidak mendapatkan pendidikan kesehatan sebagai kelompok kontrol dan

47 keluarga (ibu) yang mendapatkan pendidikan kesehatan sebagai kelompok

perlakuan.

1. Karakteristik Responden

a. Pendidikan Terakhir

Tabel 4.1 Distribusi Ibu Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, 2008

Pendidikan Terakhir Diberi Pendidikan Tidak Diberi Pendidikan Jumlah Persentase Jumlah Persentase SD 34 72,3 34 72,3 SLTP 5 10,6 8 17 SLTA 7 14,9 3 6,4 Akademi/PT 1 2,1 2 4,3 Jumlah 47 100 47 100

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa ibu yang diberi

pendidikan kesehatan berlatar belakang pendidikan SD yaitu sebesar

72,3 %, sedangkan sisanya sebesar 10,6 % tamat SMP, 14,9 % tamat

SMA, dan 2,1 % tamat Akademi / Perguruan Tinggi. Sedangkan ibu

yang tidak diberi pendidikan kesehatan berlatar belakang pendidikan

SD yaitu sebesar 72,3 %, sedangkan sisanya sebesar 17 % tamat SLTP,

6,4 % tamat SLTA, dan 4,3 % tamat Akademi / Perguruan Tinggi.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

41

b. Status Pekerjaan

Tabel 4.2 Distribusi Ibu Berdasarkan Status Pekerjaan di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, 2008

Status Pekerjaan Diberi Pendidikan Tidak Diberi Pendidikan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Buruh 9 19,1 8 17 Ibu Rumah Tangga 35 74,5 32 68,1 Petani 2 4,3 5 10,6 PNS 1 2,1 2 4,3 Jumlah 47 100 47 100

Berdasarkan Tabel 4.2 dilihat dari segi pekerjaan, ibu yang

diberi pendidikan sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai ibu

rumah tangga sebesar 74,5 %, sedangkan sisanya sebesar 19,1 %

sebagai Buruh, 4,3 % sebagai Petani dan 2,1 % sebagai PNS.

Sedangkan ibu yang tidak diberi pendidikan sebagian besar memiliki

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 68,1 %, sedangkan sisanya

sebesar 17 % sebagai Buruh, 10,6 % sebagai Petani dan 4,3 % sebagai

PNS.

2. Gambaran Setiap Variabel

a. Tingkat Pengetahuan Ibu

Tabel 4.3 Distribusi Ibu Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali, 2008

Diberi Pendidikan Tidak Diberi Pendidikan Tingkat Pengetahuan

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Baik 35 74,5 4 8,5 Cukup 7 14,9 6 12,8 Kurang 5 10,6 37 78,7 Jumlah 47 100 47 100

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

42

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar ibu yang diberi

pendidikan kesehatan memiliki tingkat pengetahuan baik tentang

garam beryodium yaitu sebesar 74,5 %, sedangkan sisanya sebesar

14,9 % berpengetahuan cukup dan 10,6 % berpengetahuan kurang.

Sedangkan ibu yang tidak diberi pendidikan kesehatan memiliki

tingkat pengetahuan kurang tentang garam beryodium yaitu sebesar

78,7 %, sedangkan sisanya sebesar 12,8 % berpengetahuan cukup dan

8,5 % berpengetahuan baik.

3. Hasil Uji Chi Square Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Garam Beryodium.

Tabel 4.4 Hasil Uji Chi Square Pendidikan Kesehatan Terhadap

Pengetahuan Tentang Garam Beryodium

Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total X2 p Pendidikan

Kesehatan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Diberi 35 74,5 7 14,9 5 10,6 47 100 Tidak Diberi 4 8,5 6 12,8 37 78,7 47 100

49,099 0,000

Total 39 41,5 13 13,8 42 44,7 94 100

Dari hasil perhitungan tabulasi silang terlihat bahwa ibu yang

diberi pendidikan kesehatan memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar

74,5 %, tingkat pengetahuan cukup sebesar 14,9 % dan tingkat

pengetahuan kurang sebesar 10,6 %. Sedangkan ibu yang tidak diberi

pendidikan kesehatan memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 8,5 %,

tingkat pengetahuan cukup sebesar 12,8 % dan tingkat pengetahuan

kurang sebesar 78,7 %.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

43

Hasil uji statistik dengan Chi-Square tentang pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan tentang garam beryodium pada keluarga

di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali didapat X2 hitung

sebesar 49,099 > X2 tabel (5,992) dengan nilai p sebesar 0,000. Dengan

demikian dapat disimpulkan ada pengaruh secara signifikan (bermakna)

antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang garam

beryodium pada keluarga di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten

Boyolali.

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Ibu yang Diberi Pendidikan Kesehatan

Dari hasil penelitian didapatkan ibu yang diberi pendidikan

memiliki pengetahuan baik sebesar 74,5 %, cukup sebesar 14,9 % dan

pengetahuan kurang sebesar 10,6 %. Hasil penelitian ini dimungkinkan

karena pengetahuan ibu didapatkan karena ibu mengikuti pendidikan

kesehatan. Keluarga (ibu) yang mendapatkan pendidikan kesehatan

tentang manfaat penggunaan garam beryodium maka akan mempengaruhi

pengetahuan ibu tentang manfaat penggunaan garam beryodium (Depkes

RI, 1995). Secara umum tingkat pengetahuan tentang manfaat penggunaan

garam beryodium dipengaruhi oleh seberapa banyak informasi tentang

manfaat garam beryodium yang dimiliki ibu. Usaha yang paling efektif

dalam mengubah pengetahuan, dari pengetahuan yang merugikan

kesehatan ke arah pengetahuan yang menguntungkan kesehatan adalah

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

44

melalui pendidikan kesehatan. Telah dikemukakan diatas bahwa salah satu

faktor untuk mendapatkan pengetahuan yang menguntungkan kesehatan

adalah melalui pendidikan kesehatan (Khadijah, 2004).

Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Nasution

(1999) dalam Notoatmodjo (2000) adalah tingkat pendidikan, informasi,

budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi.

Pendidikan kesehatan adalah kesempatan untuk belajar tentang

kesehatan, meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan melakukan

perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah lakunya, melalui

berbagai bentuk komunikasi yang direncanakan. Pendidikan bila dipahami

sebagai proses komunikasi dapat dipahami karena stimuli yang berwujud

pesan kemudian menjadi sensasi dan dipersepsikan oleh penerima pesan

untuk disimpan dimemori sebagai modal untuk berfikir dalam berperilaku.

Inti dari pendidikan pada dasarnya adalah penyebaran tata nilai. Tata nilai

yang disebarkan tersebut menjadi pengetahuan bagi peserta didik dan

kemudian menjadi alat untuk memandang, menafsirkan dan menghayati

dunianya dengan mengembangkan dan memelihara akal budinya (Ghazali,

2000).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Winarsih Nur Ambarwati dan Retno Sintowati (2006) dengan hasil bahwa

pengetahuan dan perilaku ibu-ibu meningkat setelah diberikan pendidikan

kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gallen dalam Soebroto (1997)

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

45

yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan dengan melibatkan peserta

secara aktif dapat meningkatkan pengetahuan.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang diberi pendidikan

kesehatan sebagian besar adalah tamat SD dengan status pekerjaan sebagai

ibu rumah tangga. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang

penting terhadap pengetahuan tentang garam beryodium. Karena dengan

pendidikan sangat menentukan pola pikir seseorang dalam mengambil

keputusan. Tingkat pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi

penerimaan informasi, sehingga pengetahuan ibu akan terbatas (Suharjo,

2005). Ibu yang tidak memiliki pekerjaan secara secara otomatis tidak

memiliki pendapatan sendiri. Ibu hanya mengandalkan pendapatan

suaminya sehingga harus pandai-pandai menggunakan uang dengan baik.

Pendapatan keluarga yang pas-pasan menyebabkan ibu lebih

mengutamakan kebutuhan pokok. Selanjutnya hal inilah yang

menyebabkan mereka enggan menggunakan garam beryodium karena

harga garam beryodium lebih mahal dibanding garam krosok.

Dengan mengikuti pendidikan kesehatan maka pengetahuan ibu

akan bertambah dan ibu mendapatkan informasi yang lengkap mengenai

manfaat menggunakan garam beryodium dengan begitu pemahaman

mereka akan pentingnya manfaat garam beryodiun menjadi baik hal ini

mendorong mereka menggunakan garam beryodium meskipun pendidikan

serta pendapatan mereka rendah.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

46

2. Pengetahuan Ibu yang Tidak Diberi Pendidikan Kesehatan

Dari hasil penelitian didapatkan ibu yang tidak diberi pendidikan

kesehatan memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang garam beryodium

yaitu sebesar 78,7 %, sedangkan sisanya berpengetahuan cukup sebesar

12,8 % dan berpengetahuan baik 8,5 %. Hasil ini dimungkinkan karena

sebagian besar ibu memiliki pendidikan yang rendah sehingga

pengetahuan yang mereka miliki menjadi kurang. Ibu yang kurang

mendapatkan pendidikan kesehatan menyebabkan pengetahuan ibu tentang

manfaat penggunaan garam beryodium menjadi berkurang atau rendah.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Andriansyah (2005) yang menemukan bahwa rendahnya tingkat

pemahaman responden tentang KB, disamping sebagai akibat keterbatasan

media informasi, juga tampaknya disebabkan kurang berhasilnya

penyuluhan yang dilakukan oleh petugas KB. Hal ini didukung juga oleh

penelitian Iswarti (2006) yang didapatkan hasil ada perbedaan antara

tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan pendidikan.

Hasil survey di Jawa Tengah tahun 1996 diperoleh gambaran bahwa

pengetahuan Ibu tentang garam beryodium sebesar 43,7 %, dimana

termasuk kategori pengetahuan yang kurang (Kanwil Depkes Jateng,

1996). Pengetahunan yang kurang tentang manfaat garam beryodium

berdampak pada perilaku masyarakat. Di Desa Blagung Kecamatan Simo

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

47

Kabupaten Boyolali masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi garam

krosok yang dibeli di pasar sebagai bumbu masakannya. Hal ini

disebabkan ketidaktahuan mereka tentang dampak buruk yang ditimbulkan

dari konsumsi garam krosok. Selama kurun waktu lima tahun terakhir ini

tidak pernah dilakukan upaya–upaya yang terkait dengan pendidikan

kesehatan tentang garam beryodium di Desa Blagung Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali yang dilakukan oleh pemerintah. Bahkan dirasa masih

sangat kurang informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang garam

yodium oleh media massa.

Pendidikan kesehatan tentang garam beryodium bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan para ibu dan bertujuan mengubah perbuatan-

perbuatan yang keliru, yang mengakibatkan bahaya bagi diri mereka

sendiri, misalnya dengan mengkonsumsi garam tanpa mengandung

yodium. Perbuatan orang atau ibu-ibu yang kurang benar sering

didasarkan atas keyakinannya yang keliru atas sesuatu hal, yang seakan-

akan tidak dapat diubah dengan pendidikan.

Ibu-ibu yang tidak mendapat pendidikan kesehatan sebagian besar

hanya tamatan SD dan ibu rumah tangga sehingga pengetahuan mereka

sangat terbatas hal ini disebabkan tidak adanya informasi yang mereka

dapatkan. Dengan pendapatan yang rendah ibu enggan mengkonsumsi

garam beryodium karena bagi mereka harga garam beryodium lebih mahal

dibanding garam krosok. Dari pengalaman selama ini penggunaan garam

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

48

krosok tidak menimbulkan bahaya sehingga ibu lebih suka mengkonsumsi

garam krosok.

3. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang garam beryodium pada keluarga (Ibu).

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi-square

didapatkan nilai p < 0,05. Hasil ini berarti ada pengaruh secara signifikan

(bermakna) antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang

garam beryodium pada keluarga di Desa Blagung Kecamatan Simo

Kabupaten Boyolali. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan

dapat meningkatkan pengetahuan ibu (keluarga) tentang garam beryodium.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan, yaitu meningkatkan

pengetahuan masyarakat dibidang kesehatan (Depkes, 1993), dalam hal ini

berupa peningkatan pengetahuan ibu (keluarga) tentang garam beryodium.

Hal tersebut senada pendapat Suliha ( 2002) yang menyatakan bahwa

tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku individu,

kelompok, dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana

melalui proses belajar. Pendidikan kesehatan dalam waktu yang pendek

(immediate impact) hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan masyarakat. Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan

intervensi faktor pengetahuan dan perilaku sehingga perilaku individu,

kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan

perkataan lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

49

menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar pengetahuan mereka

sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan (Klinikikm, 2006).

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurul Hidayati (2003) dengan rancangan penelitian Quasi Eksperimen

dengan jumlah sampel sebanyak 100 ibu (keluarga) dengan jumlah

masing-masing 50 keluarga sebagai kelompok perlakuan dan 50 ibu

(keluarga) sebagai kelompok kontrol di RS Kasih Ibu Surakarta tentang

ASI pada ibu post partum dengan hasil bahwa ibu (keluarga) yang diberi

pendidikan kesehatan pengetahuannya lebih baik dibanding dengan

keluarga yang tidak diberi pendidikan kesehatan. Hasil penelitian ini

mendukung pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa

pendidikan kesehatan menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan dan berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.

Peningkatan pengetahuan ibu (keluarga) tentang garam beryodium

yang terjadi dalam penelitian ini tidak terlepas dari upaya pendidikan

kesehatan yang dilakukan yaitu dengan metode diskusi dan penyuluhan.

Menurut Purwanto (1999) bahwa salah satu faktor yang mempunyai

potensi berpengaruh terhadap proses belajar adalah minat dari ibu

(keluarga) terhadap materi yang disampaikan.

Menurut Sudibyo Supardi (1998), bahwa pendidikan kesehatan

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dibandingkan dengan yang

tidak diberi pendidikan. Disini dapat kita lihat bahwa pengetahuan antara

keluarga yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan yang tidak

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

50

mendapatkan kesehatan tentu saja memiliki pengetahuan yang berbeda.

Tingkat pengetahuan ibu yang tidak diberi pendidikan kesehatan sebagian

besar memiliki pengetahuan yang rendah hal ini dimungkinkan karena

mereka kurang bisa menyerap informasi yang ada bahkan mereka tidak

mengetahui sama sekali tentang manfaat garam beryodium.

Dari hasil observasi dilapangan ibu (keluarga) yang mengkonsumsi

garam krosok atau garam yang tidak beryodium disebabkan karena ketidak

tahuan mereka tentang bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan garam

yang tidak beryodium misalnya penyakit gondok dan karena kebiasaan ibu

(keluarga) itu sendiri yang tidak mau mengkonsumsi garam beryodium

dengan alasan biaya atau harga garam beryodium lebih mahal dan

anggapan bahwa meskipun mereka tidak mengkonsumsi garam beryodium

mereka tetap sehat.

Setelah mendapat pendidikan kesehatan maka ada kecenderungan

tingkat pengetahuannya mengenai garam beryodium semakin meningkat.

Hal ini bisa terjadi karena informasi yang diterima oleh ibu lebih banyak

dibandingkan dengan informasi yang diterima oleh kelompok ibu yang

tidak diberi pendidikan kesehatan. Dengan pendidikan kesehatan tentunya

akan menambah informasi dan pengalaman mereka, sehingga mereka lebih

paham dan mengerti khususnya mengenain manfaat mengkonsumsi garam

beryodium (Snehandu, 1984).

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

51

C. Keterbatasan Penelitian

1. Ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada Desa Blagung Kecamatan

Simo Kabupaten Boyolali sedangkan di Kecamatan Simo Kabupaten

Boyolali ada 18 Desa sehingga belum mewakili seluruh wilayah tersebut.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

i

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan ibu yang diberi pendidikan sebagian besar memiliki tingkat

pengetahuan baik tentang garam beryodium yaitu sebesar 74,5 %.

2. Tingkat pengetahuan ibu yang tidak diberi pendidikan kesehatan sebagian besar

memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang garam beryodium yaitu sebesar 78,7

%.

3. Ada pengaruh secara signifikan (bermakna) antara pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan tentang garam beryodium (p = 0,000)

B. Saran

1. Diharapkan ibu ( keluarga ) untuk lebih meningkatkan pengetahuannya tentang

garam beryodium dengan mengikuti penyuluhan dan mencari informasi melalui

media cetak maupun elektronik sehingga dapat lebih meningkatkan pengetahuannya

tentang garam beryodium.

2. Dengan melihat adanya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan ibu tentang garam beryodium diharapkan petugas kesehatan

mengadakan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya garam beryodium secara rutin

dan berkelanjutan dengan menggunakan dan memodifikasi berbagai metode yang

sesuai dengan tingkat pendidikan serta media lain seperti pamflet, poster, spanduk

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

ii

ii

dll. Sehingga ibu lebih dapat mengerti dan memahami pentingnya penggunaan

garam beryodium.

3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang sejauhmana ibu mengkonsumsi garam

beryodium dengan memperbaiki metode dan variabel penelitian yang lebih lengkap

supaya didapatkan hasil yang lebih baik misalnya dengan metode penelitian

kualitatif.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

iii

iii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2002). Yodium. Diambil pada tanggal 27 januari 2008 dari http: // www. Pu. Go.

Id / Publik / Keluar / Kesehatan / htm.. Jakarta Alimul, A. (2000). Riset keperawatan dan tehnik penulisan ilmiah. Jakarta : Salemba

Medika Almatsier, S. (2001). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Arikunto, S. (2003). Prosedur penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta Beck, M. (1995). Ilmu gizi dan diet (Nutrion and Diet), diterjemahkan oleh Soedarmo, P.

Jakarta : Yayasan Essentia Medica Budioro. (1998). Pengantar pendidikan kesehatan masyarakat. Semarang : Fakultas

Kesehatan Masyarakat UNDIP Kanwil Depkes Jateng & FK UNDIP (1996). Pemetaan GAKY di Jawa Tengah. Semarang :

FK UNDIP Depkes RI. (1999). Petunjuk pelaksanaan pemberian kapsul minyak beryodium. Jakarta :

Depkes RI Depkes RI. (2001). Pedoman penyuluhan bagi petugas puskesmas. Jakarta : Depkes RI Depkes RI. (2002). Penataan setatus gizi. Jakarta : EGC Hadi, S. (2002). Metodologi research. Yogyakarta : Andi Offset Herawani. (2001). Promosi kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Kam. (2005). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Hastono, P.S. (2001). Modul analisa data. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Machfoed, I. (2005). Pendidikan kesehatan bagian dari promosi kesehatan. Jakarta : PT.

Rineka Cipta Nasir, M. (1999). Metode penelitian. Jakarta : Graha Indonesia Notoatmodjo, S. (2000). Pendidikan promosi dan perilaku kesehatan. Jakarta : PT. Rineka

Cipta Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

iv

iv

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Purwanto, H. (1999). Pengantar perilaku manusia untuk keperawatan. Jakarta : EGC Suhardjo. (2003). Berbagai cara pendidikan gizi. Jakarta : Bumi Aksara Sumarno. (2002). Yodium tidak rusak atau hilang dalam pemasakan. Diambil pada tanggal

27 Februari 2008 dari http: // www. Kompas / Kompas-Cetak / 0208 / 23 / Iptek / Yodium 37. htm. . Jakarta

Sugiyono. (2005). Statistika untuk penelitian. Jawa Barat : IKAPI. Supardi, S. (1998). Pengaruh penyuluhan terhadap perubahan perilaku. Diambil pada

tanggal 24 maret 2008 dari http: // www. Litbang. Depkes. go. id. Bandung Supariasa. (2001). Penilaian status gizi. Jakarta : EGC Waridjan. (1999). Tes hasil belajar gaya objektif. Semarang : IKIP Semarang Press Winarsih,N.A dan Retno.S. (2006). Pendidikan kesehatan mengatasi keluhan ibu hamil pada

ibu- ibu hamil. Diambil pada tanggal 24 maret 2008 dari http: // www. Eprints. UMS. Ac. Id.. Surakarta

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

v

v

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth, Calon Responden Penelitian Di Desa Blagung, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aprilia Ikasari

NIM : G2A004012

Alamat : Desa Blagung, RT 10 RW 02 Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali

Adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Garam Beryodium Pada Keluarga di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali”. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi ibu yang telah menjadi responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika ibu tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi ibu. Serta jika ibu telah menjadi responden, maka ibu diperbolehkan mengundurkan diri sebagai responden dalam penelitian ini. Apabila ibu menyetujui, maka peneliti mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden dan menjawab semua pertanyaan sesuai petunjuk yang peneliti buat. Atas perhatian dan kesediaan ibu untuk menjadi responden peneliti ucapkan terima kasih.

Boyolali, April 2008 Peneliti

Aprilia Ikasari

Lampiran 2

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

vi

vi

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth, Saudara Peneliti Aprilia Ikasari Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan dan

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang yang bernama Aprilia Ikasari dengan judul

penelitian “ Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Garam

Beryodium Pada Keluarga di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali “.

Saya memahami bahwa yang dihasilkan merupakan rahasia dan hanya dipergunakan untuk

keperluan pengembangan Ilmu Keperawatan dan tidak merugikan bagi saya, oleh karena itu

saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan akan memberikan pernyataan dan

informasi yang sebenar– benarnya tanpa tekanan dari manapun.

Boyolali, April 2008 Responden

( )

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

vii

vii

Lampiran 3

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan : Garam Beryodium

Sasaran : Keluarga (Ibu) di Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali

Waktu : 30 menit

Tempat : Balai Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali

Pengajar : Aprilia Ikasari

I. Tahap Identifikasi

A. Analisa Kebutuhan

Peserta diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang garam beryodium.

B. Karakteristik Peserta

1. Ibu rumah tangga.

2. Latar belakang pendidikan : SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.

3. Keluarga (Ibu) bersedia menjadi responden dan bersedia mengikuti penelitian.

II. Tahap Pengembangan

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan, keluarga (Ibu) mampu memahami

tentang garam beryodium.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

viii

viii

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan proses pendidikan kesehatan, keluarga (Ibu) diharapkan

dapat :

1. Menjelaskan pengertian dan manfaat garam beryodium.

2. Menjelaskan kebutuhan garam beryodium pada keluarga.

3. Menjelaskan sumber yodium.

4. Mengetahui cara penyimpanan dan membedakan garam beryodium dan yang

tidak beryodium.

C. Materi Pengajaran

1. Pengertian dan manfaat garam beryodium.

2. Kebutuhan garam beryodium pada keluarga.

3. Sumber yodium.

4. Cara penyimpanan dan membedakan garam beryodium dan yang tidak

beryodium.

D. Metode

1. Ceramah.

2. Diskusi.

E. Media dan Alat

Leaflet,lembar balik.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

ix

ix

F. Kegiatan

No Tahapan & waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

1. Pembukaan ( 5 menit ) 1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

pembelajaran

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

3. Memperhatikan

2. Kegiatan ( 15 menit ) 1. Menjelaskan pengertian dan

manfaat garam beryodium

2. Mejelaskan kebutuhan garam

beryodium pada keluarga

3. Menjelaskan sumber yodium

4. Mengetahui cara penyimpanan

dan membedakan garam

beryodium dan yang tidak

beryodium

1. Mendengarkan

2. Memperhatikan

3. Memperhatikan

4. Mendengarkan

3. Penutup (10 menit ) 1. Mengajukan 3 pertanyaan

tentang materi

2. Merangkum hasil

3. Salam penutup

1. Menjawab

2. Memperhatikan

3. Menjawab salam

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

x

x

G. Evaluasi Belajar

1. Apakah pengertian garam beryodium?

2. Sebutkan manfaat garam beryodium!

3. Jelaskan cara menyimpan garam beryodium yang baik!

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

xi

xi

Lampiran 4

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

TENTANG GARAM BERYODIUM

A. Pengertian dan Manfaat Garam Beryodium

1. Pengertian Garam Beryodium

Garam beryodium yaitu garam yang diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan

oleh tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasan.

2. Manfaat Garam Beryodium

Dapat mencegah terjadinya penyakit gondok. Bila kekurangan yodium akan

menyebabkan pertumbuhan anak tidak normal yang disebut dengan kretin atau kredil.

Pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin.

B. Kebutuhan Garam Beryodium pada Keluarga

Kebutuhan yodium pada bayi atau balita berbeda dengan kebutuhan yodium pada

orang tua. Kebutuhan yodium yang dianjurkan setiap harinya pada bayi adalah 50 – 70 mg,

balita dan anak sekolah sebanyak 70 – 120 mg, remaja dan dewasa sebanyak 150 mg, ibu

hamil sebanyak 175 mg, sedangkan ibu menyusui sebanyak 200 mg.

C. Sumber Yodium

Sumber yodium yang utama adalah laut, oleh karena itu makanan laut berupa ikan,

udang, kerang serta ganggang laut merupakan sumber yodium yang baik. Sumber yodium

yang lain adalah kapsul minyak beryodium. Kapsul minyak beryodium adalah larutan

yodium dalam minyak berbentuk kapsul lunak, mengandung 200 mg yodium.

D. Cara Menyimpan Garam Beryodium yang Baik dan Membedakan Garam Beryodium

dengan Tidak Beryodium

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

xii

xii

Agar garam beryodium yang disimpan tidak mengalami kerusakan atau kadar

yodium yang dikandungnya tidak berkurang yaitu dengan cara disimpan dalam wadah yang

ditutup dan kering, ditempatkan dalam tempat yang sejuk, jauh dari panas api atau terkena

api secara langsung, dalam mengambil garam beryodium menggunakan sendok yang

kering, dan ditutup kembali wadahnya setelah selesai mengambil garam.

Membedakan garam beryodium dengan tidak beryodium caranya yaitu dengan

mengguankan test kit atau iodina test yang dapat dibeli di apotik atau toko obat. Cara

menggunakan test kit tersebut adalah dengan menetesi garam dapur dengan cairan iodina,

maka akan terlihat perubahan warna garam putih menjadi biru keunguan pada garam

beryodium. Semakin tua warnanya, semakin baik mutu garam beryodium.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

xiii

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2001). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Beck, M. (1995). Ilmu gizi dan diet ( Nutrion and Diet ), diterjemahkan oleh Soedarmo, P.

Jakarta : Yayasan Essentia Medika

Depkes R.I. (1999). Petunjuk pelaksanaan pemberian kapsul minyak beryodium. Jakarta : Depkes RI

Depkes R.I. (2002). Pemantauan status gizi. Edisi 3. Jakarta : EGC Supariasa. (2001). Penilaian status gizi. Jakarta : EGC

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

xiv

xiv

KUESIONER

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN

TENTANG GARAM BERYODIUM PADA KELUARGA DI DESA BLAGUNG

KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

Kuesioner A (Data Demografi Sampel Penelitian)

Petunjuk pengisian

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan mengisi titik-titik atau mengisi kotak yang tersedia

dengan tanda (√) pada pilihan jawaban yang telah tersedia

Tanggal Pengisian :

Nomor Responden :

Umur :

Alamat Responden :

1. Pendidikan terakhir

a. SD

b. SLTP

c. SLTA

d. Akademi / PT

2. Status pekerjaan

a. Buruh

b. Ibu rumah tangga

c. Petani

d. PNS

e. Lainnya sebutkan .......

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

xv

xv

KUESIONER

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN

TENTANG GARAM BERYODIUM PADA KELUARGA DI DESA BLAGUNG

KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI

Kuesioner B (Pengetahuan Sampel Penelitian)

Petunjuk Pengisian

Mohon diisi atau dijawab semua pertanyaan di bawah ini dengan memberikan jawaban yang

paling sesuai dengan pendapat Anda dengan memberikan tanda ( √ ) pada pilihan benar atau

salah.

Jawaban No Pertanyaan

Benar Salah

1 Garam beryodium adalah garam yang diperkaya dengan yodium

yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membuat hormon yang

mengatur pertumbuhan dan kecerdasan.

2 Garam beryodium dapat menghambat pertumbuhan.

3 Garam beryodium dapat mencegah penyakit gondok.

4 Kekurangan garam beryodium menyebabkan pertumbuhan tetap

anak normal.

5 Mengkonsumsi garam beryodium pada ibu hamil dapat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin.

6 Kebutuhan yodium pada bayi sama dengan kebutuhan yodium

pada orang tua.

7 Garam boryodium tidak boleh digunakan pada ibu menyusui.

8 Sumber yodium yang utama adalah laut.

9 Ikan, udang, kerang dan ganggang laut bukan sumber yodium

10 Kekurangan yodium pada anak – anak menyebabkan

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

xvi

xvi

Jawaban No Pertanyaan

Benar Salah

kemampuan belajar yang rendah.

11 Agar garam beryodium tidak mengalami kerusakan disimpan

dalam wadah yang terbuka.

12 Garam beryodium kadar yodiumnya tidak hilang jika

ditempatkan pada tempat yang jauh dari panas.

13 Pada saat melakukan iodina test (tes yodium) menunjukkan

warna biru, berarti garam beryodium.

14 Kelebihan garam beryodium menyebabkan kegemukan.

15 Garam beryodium menyebabkan kretin (pertumbuhan kurang

atau cebol).

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

i

Karakteristik Responden Pengetahuan

No.

Pendidikan

Terakhir

Status

Pekerjaan

Pendidikan

Kesehatan No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 No.11 No.12 No.13 No.14 No.15 Total K

1 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

2 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 K

3 SLTA Petani Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 B

4 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 K

5 SLTA Buruh Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 B

6 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 K

7 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 10 C

8 SLTA Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 K

9 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

10 Akademi / PT PNS Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 K

11 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 K

12 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

13 SD Petani Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 K

14 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 B

15 SLTA Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 12 B

16 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 K

17 SD Buruh Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 K

18 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

19 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 K

20 SLTA Buruh Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 B

21 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 B

22 SD Petani Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 K

23 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 K

24 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

ii

ii

25 SLTP Buruh Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 K

26 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 K

27 SLTA Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

28 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 K

29 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 B

30 Akademi / PT PNS Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 B

31 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 K

32 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C

33 SD Petani Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 B

34 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 K

35 SLTP Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 K

36 SD Buruh Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

37 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 K

38 SLTA Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 C

39 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 K

40 SLTP Buruh Tidak Diberi 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C

41 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 B

42 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 13 B

43 SD Buruh Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 K

44 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 K

45 SLTP Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 12 B

46 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 K

47 SD Buruh Tidak Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

48 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 B

49 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 K

50 SLTP Petani Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 K

51 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13 B

52 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 K

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

iii

iii

53 SD Buruh Diberi 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C

54 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 12 B

55 SLTP Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 K

56 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

57 SD Buruh Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 B

58 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 K

59 Akademi / PT PNS Tidak Diberi 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 C

60 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 K

61 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 K

62 SLTA Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 K

63 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 13 B

64 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 K

65 SLTP Buruh Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 B

66 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 K

67 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 12 B

68 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C

69 SD Buruh Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

70 SLTP Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 K

71 SD Petani Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 C

72 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 B

73 SD Buruh Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 K

74 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 C

75 SLTP Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 13 B

76 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 K

77 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C

78 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12 B

79 SD Buruh Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 K

80 SLTP Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

iv

iv

81 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 B

82 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 K

83 SLTA Buruh Diberi 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 C

84 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13 B

85 SLTP Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12 B

86 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C

87 SD Buruh Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 B

88 SLTA Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 K

89 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 C

90 SLTP Ibu Rumah Tangga Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 K

91 SD Petani Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 K

92 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 K

93 SD Ibu Rumah Tangga Diberi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 B

94 SLTP Buruh Tidak Diberi 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 C

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

v

v

Pengetahuan No. No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 No.11 No.12 No.13 No.14 No.15 Skor 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 6 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

6

6

Correlations

Correlations

1 .802** .816** .802** .816** .816** .612* .802** .816** .802** .612* .612* .583* .802** .816** .935**.003 .002 .003 .002 .002 .030 .003 .002 .003 .030 .030 .038 .003 .002 .000

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.802** 1 .655* .524 .655* .655* .764** 1.000** .655* 1.000** .764** .764** .802** 1.000** .655* .939**.003 .020 .060 .020 .020 .005 .000 .020 .000 .005 .005 .003 .000 .020 .000

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.816** .655* 1 .655* .600* 1.000** .500 .655* .600* .655* .500 .500 .408 .655* 1.000** .833**.002 .020 .020 .033 .000 .071 .020 .033 .020 .071 .071 .121 .020 .000 .001

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.802** .524 .655* 1 .655* .655* .218 .524 .655* .524 .218 .764** .356 .524 .655* .712*.003 .060 .020 .020 .020 .272 .060 .020 .060 .272 .005 .156 .060 .020 .011

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.816** .655* .600* .655* 1 .600* .500 .655* .600* .655* .500 .500 .408 .655* .600* .763**.002 .020 .033 .020 .033 .071 .020 .033 .020 .071 .071 .121 .020 .033 .005

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.816** .655* 1.000** .655* .600* 1 .500 .655* .600* .655* .500 .500 .408 .655* 1.000** .833**.002 .020 .000 .020 .033 .071 .020 .033 .020 .071 .071 .121 .020 .000 .001

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.612* .764** .500 .218 .500 .500 1 .764** .500 .764** 1.000** .375 .612* .764** .500 .746**.030 .005 .071 .272 .071 .071 .005 .071 .005 .000 .143 .030 .005 .071 .007

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.802** 1.000** .655* .524 .655* .655* .764** 1 .655* 1.000** .764** .764** .802** 1.000** .655* .939**.003 .000 .020 .060 .020 .020 .005 .020 .000 .005 .005 .003 .000 .020 .000

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.816** .655* .600* .655* .600* .600* .500 .655* 1 .655* .500 .500 .408 .655* .600* .763**.002 .020 .033 .020 .033 .033 .071 .020 .020 .071 .071 .121 .020 .033 .005

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.802** 1.000** .655* .524 .655* .655* .764** 1.000** .655* 1 .764** .764** .802** 1.000** .655* .939**.003 .000 .020 .060 .020 .020 .005 .000 .020 .005 .005 .003 .000 .020 .000

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.612* .764** .500 .218 .500 .500 1.000** .764** .500 .764** 1 .375 .612* .764** .500 .746**.030 .005 .071 .272 .071 .071 .000 .005 .071 .005 .143 .030 .005 .071 .007

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.612* .764** .500 .764** .500 .500 .375 .764** .500 .764** .375 1 .612* .764** .500 .746**.030 .005 .071 .005 .071 .071 .143 .005 .071 .005 .143 .030 .005 .071 .007

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.583* .802** .408 .356 .408 .408 .612* .802** .408 .802** .612* .612* 1 .802** .408 .722**.038 .003 .121 .156 .121 .121 .030 .003 .121 .003 .030 .030 .003 .121 .009

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.802** 1.000** .655* .524 .655* .655* .764** 1.000** .655* 1.000** .764** .764** .802** 1 .655* .939**.003 .000 .020 .060 .020 .020 .005 .000 .020 .000 .005 .005 .003 .020 .000

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.816** .655* 1.000** .655* .600* 1.000** .500 .655* .600* .655* .500 .500 .408 .655* 1 .833**.002 .020 .000 .020 .033 .000 .071 .020 .033 .020 .071 .071 .121 .020 .001

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10.935** .939** .833** .712* .763** .833** .746** .939** .763** .939** .746** .746** .722** .939** .833** 1.000 .000 .001 .011 .005 .001 .007 .000 .005 .000 .007 .007 .009 .000 .001

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N

No.1

No.2

No.3

No.4

No.5

No.6

No.7

No.8

No.9

No.10

No.11

No.12

No.13

No.14

No.15

Pengetahuan

No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 No.11 No.12 No.13 No.14 No.15 Pengetahuan

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

7

7

Reliability

Case Processing Summary

10 100.00 .0

10 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.966 15

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

.60 .516 10

.70 .483 10

.50 .527 10

.70 .483 10

.50 .527 10

.50 .527 10

.80 .422 10

.70 .483 10

.50 .527 10

.70 .483 10

.80 .422 10

.80 .422 10

.60 .516 10

.70 .483 10

.50 .527 10

No.1No.2No.3No.4No.5No.6No.7No.8No.9No.10No.11No.12No.13No.14No.15

Mean Std. Deviation N

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

8

8

Item-Total Statistics

9.00 31.333 .923 .9628.90 31.656 .928 .9629.10 31.878 .803 .9648.90 32.989 .669 .9669.10 32.322 .723 .9659.10 31.878 .803 .9648.80 33.289 .713 .9658.90 31.656 .928 .9629.10 32.322 .723 .9658.90 31.656 .928 .9628.80 33.289 .713 .9658.80 33.289 .713 .9659.00 32.667 .678 .9668.90 31.656 .928 .9629.10 31.878 .803 .964

No.1No.2No.3No.4No.5No.6No.7No.8No.9No.10No.11No.12No.13No.14No.15

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Scale Statistics

9.60 36.933 6.077 15Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

9

9

Frequencies Ibu Yang Diberi Pendidikan Kesehatan

Statistics

Pengetahuan47

0ValidMissing

N

Pengetahuan

34 72.3 72.3 72.38 17.0 17.0 89.45 10.6 10.6 100.0

47 100.0 100.0

BaikCukupKurangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Frequencies Ibu Yang Tidak Diberi Pendidikan Kesehatan

Statistics

Pengetahuan47

0ValidMissing

N

Pengetahuan

4 8.5 8.5 8.56 12.8 12.8 21.3

37 78.7 78.7 100.047 100.0 100.0

BaikCukupKurangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

10

10

Crosstabs

Case Processing Summary

94 100.0% 0 .0% 94 100.0%Pendidikan Kesehatan* Pengetahuan

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Pendidikan Kesehatan * Pengetahuan Crosstabulation

34 8 5 4719.0 7.0 21.0 47.0

72.3% 17.0% 10.6% 100.0%

4 6 37 4719.0 7.0 21.0 47.0

8.5% 12.8% 78.7% 100.0%

38 14 42 9438.0 14.0 42.0 94.0

40.4% 14.9% 44.7% 100.0%

CountExpected Count% within PendidikanKesehatanCountExpected Count% within PendidikanKesehatanCountExpected Count% within PendidikanKesehatan

Diberi Pendidikan

Tidak Diberi Pendidikan

PendidikanKesehatan

Total

Baik Cukup KurangPengetahuan

Total

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

948.82

4.923.137.137

-.1351.326

.060

.054

.000

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. (2-tailed)Point Probability

Pengetahuan

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

11

11

T-Test

Group Statistics

47 11.91 3.658 .53447 5.72 4.004 .584

Pendidikan KesehatanDiberi PendidikanTidak Diberi Pendidikan

PengetahuanN Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean

Independent Samples Test

2.969 .088 7.826 92 .000 6.191 .791 4.620 7.763

7.826 91.261 .000 6.191 .791 4.620 7.763

Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed

PengetahuanF Sig.

Levene's Test forEquality of Variances

t df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

12

12

Pengetahuan No. Pendidikan Terakhir Status Pekerjaan Pendidikan Kesehatan

No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 No.11 N1 SD Buruh Tidak Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 SLTA Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1

5 Akademi / PT PNS Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1

6 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1

7 SD Petani Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

8 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

9 SD Buruh Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 SD Petani Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 SLTP Buruh Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

14 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

15 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

16 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

17 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1

18 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 SLTP Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

13

13

20 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 SLTP Buruh Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 22 SD Buruh Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

23 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

24 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

25 SD Buruh Tidak Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1

27 SLTP Petani Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 SLTP Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

31 Akademi / PT PNS Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

32 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

33 SLTA Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

34 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

35 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

36 SLTP Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

37 SD Petani Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 38 SD Buruh Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

39 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

40 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

14

14

41 SD Buruh Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

42 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

43 SLTP Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

44 SLTA Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

45 SD Petani Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 SD Ibu Rumah Tangga Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

47 SLTP Buruh Tidak Diberi Pendidikan 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

15

15

Pengetahuan No. Pendidikan

Terakhir Status Pekerjaan Pendidikan Kesehatan No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 No.11 No.12 N

1 SLTA Petani Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 SLTA Buruh Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1

4 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1

5 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

8 SLTA Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

9 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 SLTA Buruh Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

11 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

12 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13 SLTA Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15 Akademi / PT PNS Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 SD Petani Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 SD Buruh Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

18 SLTA Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

19 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

16

16

20 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

21 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

22 SLTP Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

23 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

25 SD Buruh Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

26 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

27 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

28 SD Buruh Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

29 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

30 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1

31 SLTP Buruh Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

32 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

34 SD Buruh Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

35 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

36 SLTP Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

37 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

38 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

39 SLTP Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

17

17

40 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

41 SLTA Buruh Diberi Pendidikan 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

42 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

43 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1

44 SD Buruh Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

46 SLTP Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

47 SD Ibu Rumah Tangga Diberi Pendidikan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-apriliaika... · Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan ... Berdasarkan pengertiaan tersebut

18

18

aa