bab iii penyajian dan analisis data ... - abstrak.ta.uns.ac.id · paragraf-paragraf diatas...

104
1 1 BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Pada bab ini berisi penyajian data dan analisis data menggunakan metode Teun A. Van Dijk dari 8 teks berita (straight news) tentang perselisihan DPRD dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar Kompas periode Februari - Maret. Kasus perselisihan ini bermula dari penolakan Kementrian Dalam Negeri terkait pengajuan APBD DKI Jakarta 2015 yang berbeda antara DPRD dengan Gubernur DKI Jakarta. Perbedaan tersebut terjadi dikarenakan DPRD merasa draf yang diserahkan Gubernur ke Kemendagri berbeda dengan hasil rapat. Dan penggunaan sistem e-budgeting untuk menetapkan draf RAPBD DKI Jakarta 2015. Dalam RAPBD versi DPRD, Gubernur DKI menemukan adanya indikasi dana siluman yang kembali disisipkan seperti kasus pengadaan UPS seperti dalam APBD 2014 yang sebelumnya. Mediasi sudah dilakukan untuk menyelsaikan kisruh ini namun belum ada titik temu kesepakatan kedua belah pihak tersebut. Tersendatnya penetapan APBD ini berimbas pada program-program prioritas yang tidak dapat dijalankan serta penyelidika yang dilakukan terkait kasus ini mengganggu persiapan pihak sekolah dalam mengahadapi ujian akhir tingkat SMA.

Upload: lamnguyet

Post on 04-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

1

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data

Pada bab ini berisi penyajian data dan analisis data menggunakan metode

Teun A. Van Dijk dari 8 teks berita (straight news) tentang perselisihan DPRD

dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar

Kompas periode Februari - Maret.

Kasus perselisihan ini bermula dari penolakan Kementrian Dalam Negeri

terkait pengajuan APBD DKI Jakarta 2015 yang berbeda antara DPRD dengan

Gubernur DKI Jakarta. Perbedaan tersebut terjadi dikarenakan DPRD merasa draf

yang diserahkan Gubernur ke Kemendagri berbeda dengan hasil rapat. Dan

penggunaan sistem e-budgeting untuk menetapkan draf RAPBD DKI Jakarta

2015. Dalam RAPBD versi DPRD, Gubernur DKI menemukan adanya indikasi

dana siluman yang kembali disisipkan seperti kasus pengadaan UPS seperti dalam

APBD 2014 yang sebelumnya. Mediasi sudah dilakukan untuk menyelsaikan

kisruh ini namun belum ada titik temu kesepakatan kedua belah pihak tersebut.

Tersendatnya penetapan APBD ini berimbas pada program-program prioritas

yang tidak dapat dijalankan serta penyelidika yang dilakukan terkait kasus ini

mengganggu persiapan pihak sekolah dalam mengahadapi ujian akhir tingkat

SMA.

Harian Kompas meliput isu ini dengan menerbitkan berita langsung yang

dimuat pada beberapa edisi bulan Februari–Maret 2015. Penelitian ini mengambil

waktu tersebut karena kasusnya masih hangat. Isu diangkat mulai dari pelaporan

ke KPK atas temuan dana siluman, bekerjanya panitia hak angket, tersendatnya

program kerja di DKI Jakarta, hingga upaya mediasi yang dilakukan Kemendagri.

Dipilihnya 8 berita tersebut berdasarkan elemen wacana VanDijk yang ada dalam

berita dan dimuat dalam halaman utama rubrik Kompas.

Tabel 3.1 Terbitan Berita Langsung Kasus Kisruh APBD DKI Jakarta

No. Edisi Judul Berita

1 28 Februari 2015 KPK: Ada Indikasi Dana Siluman

“Panitia Hak Angket Mulai Bekerja”

2 01 Maret 2015 Kisruh APBD DKI

Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar

3 02 Maret 2015 Kisruh APBD DKI

Dugaan Anggaran Siluman Menguat

4 03 Maret 2015

Kisruh APBD DKI

Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3

Miliar

5 04 Maret 2015 Kisruh Anggaran

Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas

6 05 Maret 2015 Mendagri Segera Tetapkan APBD DKI

7 07 Maret 2015 Kisruh APBD DKI

Program Tersendat, Persiapan Ujian Terusik

8 08 Maret 2015 Kisruh APBD

Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta

Sumber: Data Yang Diseleksi Pada Surat Kabar Harian Kompas 2015

B. Analisis Wacana Berita

1. Judul berita “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman” sub judul “Panitia

Hak Angket Mulai Bekerja”

a. Struktur Makro (Tematik)

Berita “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman” tampil pada

halaman pertama Kompas edisi tanggal 28 Februari 2015. Teks

tersebut secara umum menggambarkan bahwa adanya unsur

penyelewengan anggaran daerah dalam RAPBD DKI. KPK mulai

melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut karena pihak yang

sejumlah pihak yang terkait membantah adanya penyelewengan dana.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau

gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu

peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan

melalui teks tersebut adalah tentang pelaporan Gubernur DKI Jakarta

tentang penysisipan anggaran UPS dalam APBD DKI Jakarta 2015

yang akan diselidiki oleh panitia hak angket dan KPK. Dan subtopik

yang mendukung adalah penolakan adanya pengadaan anggaran UPS

oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan Suku Dinas Pendidikan

DKI Jakarta.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai

akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan

sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara

umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan

judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita

memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan

komentar yang ditampilkan didalam teks.

Dari judul yang digunakan pada berita tersebut “KPK: Ada

Indikasi Dana Siluman” sub judul “Panitia Hak Angket Mulai

Bekerja” sudah mengarah pada tema dalam teks yaitu indikasi dana

siluman. Judul umumnya menunjukkan tema yang ingin ditampilkan

oleh wartawan dalam pemberitaannya (Eriyanto, 2012: 232).

Pemilihan kata untuk judul memang sudah cukup menjelaskan bagian

penting dalam berita.

“JAKARTA, KOMPAS - Komisi Pemberantasan Korupsi melihat

adanya indikasi “anggaran siluman” dalam Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta. Di lapangan,

sejumlah pihak diwilayah DKI membantah telah mengajukan usulan

anggaran yang ada di RAPBD tersebut.” (Lead)

Lead menjelaskan tema dan menjadi latar teks. Sedangkan isi

teks menjelaskan tentang detil kejadian dan dilanjutkan dengan

langkah yang diambil oleh DPRD. Lead umumnya merupakan

pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam

isi berita secara lengkap (Eriyanto, 2012: 232). Lead dalam teks berita

tersebut termasuk kedalam jenis lead kepenasaran kumulatif. Lead

kepenasaran merupakan lead yang „menyeret‟ pembaca ke dalam

berita karena pembaca merasa penasaran apa yang sebenarnya terjadi

(Kusumaningrat, 2009: 141). Hal tersebut terlihat pada lead berita ini,

kalimat-kalimat yang digunakan dalam lead ini membuat rasa

penasaran pembaca, pembaca diajak untuk mencari tahu mengenai

dana siluman dalam RAPBD DKI dan sejumlah pihak yang

membantah mengajukan dana siluman tersebut.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik

yaitu disusun dengan mendahulukan yang penting dan diikuti hal yang

kurang penting. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas

kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang

penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160).

Penulis melalui teks berita menjelaskan detil kejadian serta pendapat

dari kepala sekolah dan Suku Dinas Pendidikan. Hal tersebut

disampaikan dalam paragraf-paragraf berikut:

“Basuki dan sejumlah anggota stafnya mendatangi KPK untuk

menyerahkan sejumlah dokumen dan berkas-berkas yang ia sebut

sebagai bukti…” (paragraf 3)

“…memang ada indikasi dana siluman dalam APBD DKI…” (paragraf

4)

“Sebelum ke KPK, Gubernur Basuki juga dating ke Istana Merdeka

untuk melaporkan perkembangan situasi terakhir terkait dengan

penggunaan hak angket…” (paragraf 5)

Selanjutnya penulis mengambil sudut pandang atau komentar

dari instansi terkait yaitu Kepala SMP Negeri 41 Pasar Minggu

(par.12), Kepala Humas SMA Negeri 78 Jakarta (par.14), Kepala SMK

Negeri 26 Jakarta (par.15), Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I

(par. 16) serta pandangan dari praktisi pembangkit listrik tenaga surya

(par. 18). Hal ini sesuai dengan gambaran kategori isi berita yang

berupa komentar pihak-pihak atas suatu peristiwa yang ditampilkan

pada teks berita yaitu reaksi atau komentar verbal dari tokoh oleh

wartawan dan atau kesimpulan yang diambil oleh wartawan dari

komentar berbagai tokoh (Eriyanto, 2012: 233).

Paragraf-paragraf diatas menunjukan memang benar adanya

sisipan anggaran pengadaan UPS yang tidak diperlukan dalam APBD

DKI Jakarta terlihat dari penolakan pejabat terkait. Hal ini sesuai

dengan judul dan lead berita sehingga kesatuan yang terbentuk oleh

summary dan story.

c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis

yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada

fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap

terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada

media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan

sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu

dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna yang

ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar,

detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna

karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh

wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar

yang disampaikan adalah tentang dugaan adanya penyusupan anggaran

tak wajar dalam APBD DKI. Seperti tergambar dalam paragraf 8

berikut:

“Seusai bertemu pimpinan KPK, Basuki menyatakan “anggaran

siluman” itu tidak hanya ada di APBD DKI Jakarta 2015, tetapi tahun

2012-2015. Dana siluman paling banyak ada pada APBD 2015 dan

2015.”

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012:

238). Elemen detil berisi tentang detil penjelasan dari Basuki yang

menyatakan adanya dana siluman dalam APBD DKI 2015. Seperti

yang dicontohkan terkait proyek pengadaan alat catu daya listrik

cadangan (UPS) pada APBD 2014 untuk sejumlah sekolah di Jakarta

Barat, dari rekapitulasi lelang, ada 25 proyek pengadaan UPS yang

rata-rata seharga Rp 5,8 miliar per proyek dengan total anggaran Rp

145,7 miliar. Proyek serupa yaitu pengadaan UPS dan perlengkapan

sekolah ditemukan kembali pada RAPBD 2015 yang diajukan DPRD.

Selain itu para pejabat di sejumlah sekolah yang menjadi lokasi proyek

pengadaan tersebut mengaku tak pernah mengajukan barang-barang

yang terdapat dalam proyek itu.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu

dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk

menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79).

Dalam teks ini terdapat pernyataan Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK

Johan Budi (par. 2, 3 dan 4). Disertakan pula pendapat Kepala SMP

Negeri 41 Pasar Minggu (par.12), Kepala Humas SMA Negeri 78

Jakarta (par.14), Kepala SMK Negeri 26 Jakarta (par.15), dan Kepala

Suku Dinas Pendidikan Wilayah I (par. 16) yang menyatakan bahwa

tidak pernah mengajukan pengadaan anggaran untuk UPS.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir

untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan

informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen

maksud yang ada dalam teks ini adalah panitia hak angket yang mulai

bekerja menyelidiki dugaan pelanggaran aturan yang dilakukan Basuki

terkait penerapan RAPBD 2015 (par. 6). Dan pada paragraf 10 juga

disebutkan bahwa pengadaan UPS dan berbagai perlengkapan sekolah

kembali muncul di rancangan APBD 2015 yang diajukan DPRD.

Melalui teks tersebut penulis seakan mengarahkan pembaca

bahwa DPRD mencoba mengalihkan laporan Basuki terkait dana

siluman yang ada dalam APBD DKI Jakarta 2015 dengan menyelidiki

pelanggaran aturan yang dialkukan oleh Basuki terkait penetapan

APBD. Hal ini sesuai dengan fungsi pers interpretatif dan direktif,

yaitu memberikan interpretasi dan bimbingan (Kusumaningrat, 2012:

28). Pers harus menceriterakan kepada masyarakat tentang arti suatu

kejadian seperti pada berita ini yang menyiratkan maksud bahwa

DPRD DKI Jakarta lebih mementingkan hak angket daripada temuan

dana siluman, namun berbagai pihak berpendapat bahwa Gubernur

DKI tidak dapat dijatuhkan oleh DPRD apabila dana siluman terbukti

kebenarannya.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting

yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu

secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi,

bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Koherensi adalah pertalian antar kata, proposisi atau kalimat

dalam teks. Dau kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda

dapat dihubungkan sehingga tampak koheren atau berhubungan.

Terdapat beberapa koherensi, seperti koherensi kondisional, koherensi

sebab-akibat, koherensi pembeda, dan koherensi pengingkaran.

(Eriyanto, 2012: 242-251)

Bentuk koherensi pada teks berita pertama terlihat dari kalimat

berikut “Ditengah polemik dan kontroversi ini, panitia hak angket

DPRD DKI mulai bekerja setelah surat keputusan pengangkatan

panitia, yang terdiri atas 33 orang dari 9 fraksi, terbit” (par. 19).

Penulis menjelaskan ditengah adanya polemik terkait persoalan dana

siluman di APBD justru anggota DPRD mengurusi hak angket.

Penggunaan kata “tetapi” pada paragraf 16 menyiratkan bahwa

memang ada surat penolakan yang ditandatangani oleh Kepala Suku

Dinas Pendidikan terkait anggaran pengadaan UPS. Dalam hal ini

penggunaan koherensi yang dipakai adalah keherensi pengingkaran

yaitu ketidaktegasan yang seakan ditampilkan oleh wartawan secara

baik atau buruk (Eriyanto, 2012: 248). Penulis ingin menunjukan

bahwa ada pihak yang ingin menyisipkan dana siluman dalam APBD

DKI 2015.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang

digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada

dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada

fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur,

2012: 82-83)

Pada paragraf 20 terdapat kalimat “Wakil Gubernur DKI

Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, eksekutif siap meladeni

penyelidikan DPRD DKI…” Kata “meladeni” berasal dari kata dasar

laden yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya

layan atau balas. Pemilihan kata ini kurang tepat mengingat

penyelidikan dilakukan oleh DPRD DKI kepada pemerintah DKI dan

terkesan lebih negatif karena memiliki arti membalas. Sebagai ganti

dari kata meladeni dapat menggunakan kata menanggapi yang artinya

menyambut, memperhatikan, dll.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan

gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan

retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Terdapat unsur garfis dalam pemberitaan ini yaitu terdapat

gambar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang tengah

berjalan setelah berkunjung ke istana Negara terkait temuan adanya

dana siluman dalam APBD DKI Jakarta 2015. Dalam berita ini elemen

grafis sangat ditonjolkan dengan menjadi fokus utama pemberitaan

KPK: Ada Indikasi Dana Siluman Foto tersebut dianggap penting dari

penulis untuk itu dicetak dengan ukuran yang cukup besar sehingga

akan lebih menarik pembaca. Elemen grafis disini memperkuat isi

pemberitaan dengan judul “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman”

subjudul “Panitia Hak Angket Mulai Bekerja”. Elemen grafis

merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau

ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat

diamati dari teks (Eriyanto, 2012: 257).

Selain itu terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut

majas dalam teks berita ini salah satunya adalah majas hiperbola.

Majas hiperbola merupakan majas yang berupa pernyataan berlebihan

dengan kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam

atau meminta perhatian (http://www.rumpunnektar.com/2013/11/jenis-

jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Majas tersebut

terdapat pada judul berita terdapat kalimat “KPK: Ada Indikasi Dana

Siluman”. Kata “siluman”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

memiliki arti makhluk halus, biaya yang sulit dipertanggung jawabkan

(dana suap, korupsi dan lain sebagainya), pungutan secara tidak resmi

dan pajak gelap. Kata siluman pada judul berita ini menimbulkan

perhatian pembaca karena ada dana siluman ini. Sebagai ganti dari kata

siluman adalah dana korupsi karena untuk masyarakat awam akan

dapat menjadi bebeda dalam memaknai berita.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks

berita dengan judul berita “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman” sub

judul “Panitia Hak Angket Mulai Bekerja” yaitu pelaporan dugaan

adanya anggaran siluman ke KPK. Dalam pemberitaan ini Kompas

menyajikan informasi tentang pelaporan adanya dana siluman dalam

APBD DKI 2015 oleh Gubernur DKI ke KPK, sebelumnya Gubernur

telah melakukan negosiasi dengan Prsiden Joko Widodo. Menurut

KPK memang benar ada indikasi dana siluman dalam APBD dan akan

segera melakukan penyelidikan. Sedangkan pihak DPRD DKI

menggunakan hak angket untuk menyelidiki kebenaran dari APBD

yang dilaporkan Gubernur DKI ke KPK tersebut, karena DPRD

merasa draf rancangan APBD tersebut bukan yang dibuat dan

disepakati oleh DPRD.

2. Judul berita “Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar”

a. Struktur Makro (Tematik)

Berita dengan Judul berita “Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika

Benar” dimuat pada halaman utama harian Kompas edisi tanggal 01

Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa

terkait dana siluman dalam APBD DKI Jakarta yang apabila memang

benar adanya Ahok tidak bisa dijatuhkan.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau

gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu

peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang terdapat dalam teks

tersebut adalah DPRD DKI Jakarta yang tidak bisa memakzulkan

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengacu pada

kebenaran dana siluman yang dilaporkan ke KPK. Dalam teks ini juga

disebutkan bahwa Basuki melibatkan BPKP terkait dana siluman

dalam APBD DKI Jakarta. Teks berita ini juga berisi tentang komentar

Presiden Joko Widodo terkait polemik APBD DKI Jakarta.

b. Supertruktur (Skematik)

Wacana dalam suatu teks umumnya didukung dengan cara

penceritaan (skematik) tertentu, yaitu bagaimana suatu fakta maupun

opini dirangkai dengan fakta atau opini lain dalam suatu teks. Pada

konteks penyajian berita, VanDijk membagi dua kategori skema besar.

Pertama summary yang ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan

lead. Kedua story yaitu isi berita secara keseluruhan. (Eriyanto, 2012:

232-234)

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik.

Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan

mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini

dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul dan lead

berita “Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar” sudah mampu

menjelaskan inti dari teks berita tersebut.

“JAKARTA, KOMPAS – Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, jika

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama benar bahwa adanya

penyusupan “anggaran siluman” dalam APBD DKI Jakarta, Basuki

tak bisa dijatuhkan oleh DPRD DKI yang saat ini menggulirkan hak

angket, penyelidikan.” (lead)

Lead berita ini termasuk dalam kategori lead kutipan, yaitu

penggunaan ucapan-ucapan orang secara tepat, dipilih secara selektif

dan dipertahankan terus dalam tubuh berita (Kusumaningrat, 2009:

140). Lead pada teks berita ini merupakan paragraf kutipan dari Wakil

Presiden Jusuf Kalla tentang pernyataannya bahwa Gubernur DKI

Jakarta tidak dapat dimakzulkan oleh DPRD DKI yang tengah

menggulirkan hak angket terkait anggaran siluman dalam APBD DKI.

Isi teks menjelaskan tentang pihak-pihak yang memberikan

pernyataan terkait Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

yang tidak dapat dimakzulkan terkait polemik APBD DKI Jakarta

dengan dugaan adanya dana siluman didalamnya.

Pada teks ini yang pertama adalah mengenai pernyataan dari

Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait pemakzulan Basuki oleh hak angket

DPRD DKI tidak bisa terjadi apabila benar adanya dana siluman

tersebut. Jusuf Kalla juga menyatakan kasus APBD DKI Jakarta dapat

menjadi contoh untuk daerah lain yang akan membuat rancangan

APBD.

Kemudian dijabarkan penjelasan Presiden Joko Widodo yang

menyebutkan persoalan muncul karena adanya komunikasi politik

antara Pemerintah DKI Jakarta dengan DPRD DKI Jakarta.

Isi teks berikutnya mengenai Basuki yang meminta BPKP

untuk menyelidiki adanya indikasi dana siluman dalam APBD DKI

Jakarta. Menurut Basuki anggaran tidak jelas untuk UPS pada APBD

2014 kembali muncul dalam RAPBD 2015.

Sebagai penutup dalam teks ini yang dimunculkan adalah

pernyataan dari anggota DPRD DKI Jakarta yang bukan bermaksud

memakzulkan Gubernur DKI Jakarta namun mempermasalahkan

dokumen RAPBD DKI 2015 yang dianggap tidak sah dan mengoreksi

kebijakan Gubernur.

c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis

yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada

fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap

terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada

media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan

sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu

dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna yang

ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar,

detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna

karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh

wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar

yang disampaikan adalah tentang Gubernur DKI Jakarta yang

melaporkan adanya indikasi dana siluman dalam APBD DKI Jakarta

tidak dapat dimakzulkan oleh pihak panitia hak angket DPRD DKI

Jakarta jika benar. Seperti tergambar dalam paragraf 5 berikut:

“Saat ditanya kemungkinan Gubernur Basuki akan dimakzulkan

terkait hak angket yang diajukan DPRD DKI, Kalla menjawab, jika

Basuki benar, dia tidak bisa dijatuhkan oleh DPRD.”

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012:

238). Elemen detil pada teks berita ini berisi penjelasan cukup rinci

dari Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait pemakzulan Gubernur DKI

Jakarta yang tidak dapat dilakukan jika memang benar adanya dana

siluman. Kemudian diperjelas dengan terlibatnya BPKP yang

menginvestigasi dugaan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta.

Indikasi korupsi sudah tercium oleh KPK sejak kasus UPS tdalam

APBD DKI tahun 2014 yang lalu. Namun anggaran yang tidak jelas ini

kembali dimunculkan dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 yang nilainya

mencapai Rp 12,1 triliun.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu

dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk

menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79).

Elemen wacana praanggapan pada teks ini melibatkan pernyataan dari

beberapa pihak yang dapat dipercayai berkaitan dengan kasus ini.

Selain menyertakan pernyataan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla,

disertakan pula keterangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja

Purnama (Ahok), pandangan Presiden Joko Widodo dan pernyataan

anggota DPRD DKI Jakarta yang tetap akan melanjutkan hak angket.

Basuki menduga kemunculan dana tidak jelas itu tidak hanya berasal

dari oknum DPRD DKI namun jajaran dibawahnya.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir

untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan

informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen

maksud yang ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 11

dalam kalimat “Ia menengarai, kemunculan dana tidak jelas itu tidak

hanya berasal dari oknum di DPRD DKI Jakarta, tetapi juga jajaran

dibawahnya.” Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa pihak yang

terlibat indikasi dana siluman yang ada dalam APBD DKI Jakarta

berasal dari DPRD DKI saja namun juga dari jajaran di bawah

Gubernur DKI Jakarta seperti orang-orang dikalangan Suku Dinas

Pendidikan yang dinilai nakal.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting

yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu

secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi,

bentuk kalimat dan kata ganti (Sobur, 2012: 80-82). Koherensi adalah

pertalian antar kata, proposisi atau kalimat dalam teks. Dau kalimat

yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga

tampak koheren atau berhubungan. Terdapat beberapa koherensi,

seperti koherensi kondisional, koherensi sebab-akibat, koherensi

pembeda, dan koherensi pengingkaran (Eriyanto, 2012: 242-251).

Bentuk koherensi pada teks berita ini terdapat pada paragraf 12

kalimat “Di antara berbagai anggaran tak jelas itu, pengadaan UPS

paling mencolok karena memakan biaya cukup besar.” Koherensi

sebab-akibat terdapat dalam kalimat tersebut yang memberi kesan

bahwa penyebab dari pengeadaan UPS yang paling terlihat mencolok

adalah karena diantara anggaran pengadaan UPS menggunakan biaya

yang cukup besar dibandingkan berbagai anggaran siluman dalam

APBD DKI Jakarta. Koherensi sebab-akibat menggunakan kata

hubung “karena”, dalam buku Eriyanto (2012: 243), dijelaskan bahwa

memberian kesan kepada khalayak bagaimana dua fakta diabstraksi

dan dihubungkan.

Pada paragraf 15 terdapat kalimat “Selain membidik oknum

DPRD, Basuki juga membidik jajaran dibawahnya, salah satunya

dinas pendidikan.” Kata “juga” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti selalu demikian halnya, sama atau serupa halnya dengan yang

lain atau yang tersebut dahulu. Kalimat tersebut memberi kesan bahwa

bukan hanya pihak DPRD DKI yang dicurigai memasukan dana

siluman dalam APBD DKI namun ada pihak lain dijajaran

pemerintahan DKI Jakarta yang juga terlibat dan terdapat keterangan

tambahan yaitu yang terlibat dalam jajaran pemerintahan salah satunya

adalah suku dinas pendidikan.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang

digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada

dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada

fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur,

2012: 82-83)

Pada lead berita terdapat kalimat “Wakil Presiden Jusuf Kalla

menegaskan, jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

benar bahwa adanya penyusupan “anggaran siluman” dalam APBD

DKI Jakarta, Basuki tak bisa dijatuhkan oleh DPRD DKI yang saat ini

menggulirkan hak angket, penyelidikan.” Penulis menggunakan kata

menegaskan pada saat mengutip pernyataan Wakil Presiden Jusuf

Kalla, dalam KBBI menegaskan berarti menerangkan, menjelaskan,

mengatakan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-ragu). Hal ini

menyiratkan maksud penulis untuk menekankan kepada pembaca

bahwa apabila Basuki benar bahwa adanya penyusupan anggaran

siluman maka DPRD DKI yang memakai hak angket dan sedang

melakukan penyelidikan kepada Basuki tidak dapat menjatuhkan

posisi Basuki sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Pada paragraf 23 terdapat kalimat “…Steven Setia Budi Musa

menegaskan, hak angket tetap bergulir karena bertujuan mengoreksi

kebijakan Gubernur.” Penulis kembali menggunakan kata menegaskan

untuk menekankan bahwa tujuan DPRD memakai hak angket adalah

bukan untuk memakzulkan Basuki tetapi untuk mengoreksi kebijakan

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan

gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan

retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Dalam mengutip pernyataan narasumber, penulis sering

menggunakan kata “menegaskan” seperti pada lead “Jusuf Kalla

menegaskan, jika Gubernur…” dan pada paragraf 23 “Steven Setia

Budi Musa menegaskan, hak angket…” Penulis sepertinya ingin

menyampaikan bahwa pernyataan narasumber sangat kuat dasarnya

dan mereka memiliki keyakinan kuat dengan pernyataan tersebut.

Dalam KBBI kata menegaskan berarti menerangkan, menjelaskan,

mengatakan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-ragu).

Pada paragraf 12 terdapat kalimat “…pengadaan UPS paling

mencolok karena memakan biaya cukup besar.” Penggunaan kata

memakan dalam kalimat tersebut memiliki makna bahwa pengadaan

UPS dalam APBD DKI menggunakan biaya yang cukup besar. Hal ini

merupakan bentuk dari majas personifikasi yang menjelaskan bahwa

penulis mengorangkan UPS seolah alat catu daya listrik (UPS) yang

menghabiskan anggaran tersebut. Majas personifikasi merupakan

majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah

mempunyai sifat seperti manusia (http://www.rumpunnektar.com

/2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016).

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks

berita dengan judul berita “Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar”

yaitu pemakzulan Gubernur DKI Jakarta. Dalam pemberitaan ini

Kompas menyajikan informasi tentang kelanjutan dari temuan adanya

dana siluman dalam APBD DKI 2015. Gubernur DKI selaku pihak

yang melaporkan adanya indikasi dana siluman ini tidak dapat

dijatuhkan atau dimakzulkan oleh pihak lain yaitu DPRD DKI apabila

terbukti kebenarannya. Kompas menampilkan pendapat dari berbagai

pihak untuk meyakinkan argumen bahwa Gubernur DKI Jakarta tidak

dapat dimakzulkan oleh siapapun jika terbukti benar adanya dana

siluman. Argumen tersebut diperkuat dengan pendapat dapat anggota

DPRD DKI yang menyatakan bahwa DPRD tidak ingin memakzulkan

siapapun namun ingin mencari kebenaran terkait APBD DKI dan

prosedur penyerahan draf rancangan APBD tersebut yang diajukan

oleh pihak Gubernur DKI.

3. Judul berita dengan judul “Dugaan Anggaran Siluman Menguat”

a. Struktur Makro (Tematik)

Berita dengan judul Dugaan Anggaran Siluman Menguat

dimuat pada halaman utama harian Kompas edisi tanggal 02 Maret

2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa terkait

semakin kuatnya dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI

Jakarta.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau

gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu

peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang terdapat dalam teks

tersebut adalah tentang perusahaan pemenang tender pengadaan UPS

yang diragukan kebenarannya dan isntansi pengguna anggaran

pengadaan alat catu daya listrik (UPS) seperti kantor kecamatan yang

tidak mengajukan anggaran tersebut. Sedangkan subtopik yang ada

dalam teks berita ini adalah tentang adanya dana yang tiba-tiba muncul

dalam RAPBD 2015.

Pemilihan kalimat “Dugaan Anggaran Siluman Menguat”

untuk judul memang sudah cukup menjelaskan bagian penting dalam

berita. Dari judul tersebut juga menimbulkan pertanyaan dibenak

pembaca yaitu apa yang menguatkan adanya dugaan anggaran siluman

tersebut. Judul tersebut menjadi memiliki daya tarik untuk dibaca oleh

khalayak, seperti gaya penulisan berita yang efektif dalam buku

Kusumaningrat (2009: 157) salah satunya yaitu daya hidup, warna dan

imaginasi.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai

akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan

sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara

umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan

judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita

memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan

komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik.

Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan

mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini

dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul dan lead

berita “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” sudah mampu

menjelaskan inti dari teks berita tersebut.

Penulis membagi dalam berita dalam beberapa isu yaitu

perusahaan yang menangani tender UPS, pihak instansi yang merasa

tidak mengajukan anggaran UPS, serta komentar Sekretaris Komisi E

DPRD DKI tentang pernyataan Gubernur terkait anggaran yang tiba-

tiba muncul dalam RAPBD 2015.

“JAKARTA, KOMPAS – Dugaan adanya anggaran siluman dalam

APBD DKI Jakarta tahun 2014 dan Rancangan APBD tahun 2015

menguat. Perusahaan pemenang lelang tak cukup meyakinkan,

sementara instansi pengguna menyatakan tak pernah mengajukan

usulan anggaran.” (lead)

Lead merupakan ringkasan dari tubuh berita atau isi berita

(Sobur, 2012: 81). Pada berita Dugaan Anggaran Siluman Menguat

lead tersebut mengarah pada jenis lead menonjok. Lead menonjok

disebut juga dengan catridge, capsule atau astonisher yaitu lead ini

mengguncang pembaca di baris pertama, dan pembaca akan buru-buru

membaca baris berikutnya (Kusumaningrat, 2009: 138). Hal tersebut

terlihat pada kalimat pertama yaitu Dugaan adanya anggaran siluman

dalam APBD DKI Jakarta tahun 2014 dan Rancangan APBD tahun

2015 menguat. Kemudian kalimat kedua pada lead berita tersebut yang

mendukung kalimat pertama menonjok pembaca dari berita tesebut.

Pada bagian lead penulis menjelaskan secara cukup rinci

tentang inti dari teks berita tersebut bahwa dugaan adanya anggaran

siluman semakin dikuatkan dengan perusahaan pemenang lelang yang

tidak meyakinkan serta pernyataan instansi pengguna yang tidak

pernah mengajukan usulan anggaran tersebut.

Pada paragraf selanjutnya dijelaskan menganai tubuh berita

yaitu tentang perusahaan yang memenagkan lelang tersebut ternyata

merupakan perusahaan penyedia jasa perbaikan pendingin ruangan

(AC) (par. 2). Sejumlah instansi yang tercatat sebagai pengguna

anggaran dalam RAPBD 2015 versi DPRD DKI Jakarta menyatakan

tidak tahu mengenai anggaran tersebut dan tidak memprioritaskannya

karena lebih baik anggaran tersebut digunakan untuk keperluan yang

lain seperti penanganan banjir (par. 4 - par. 11).

Disebutkan pula sejumlah mata anggaran lain yang dinilai tidak

perlu seperti yang terlihat pada paragraf 12 hingga 13. Dan Gubernur

DKI menambahkan total anggaran yang tiba-tiba muncul dalam

RAPBD DKI 2015 sebesar Rp 12, 1 triliun (par 14). Selanjutnya

terdapat komentar dari Sekretaris Komisi E DPRD DKI yang

menyatakan bajwa terkait UPS pada tahun 2014 sebaiknya ditanyakan

kembali kepada pengguna bukan kepada DPRD (par. 15 – par. 16).

c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis

yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada

fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap

terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada

media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan

sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu

dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna yang

ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar,

detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna

karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh

wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar

yang disampaikan adalah tentang perusahaan pemenang lelang

pengadaan UPS yang memperkuat dugaan anggaran siluman dalam

APBD DKI. Hal ini menjadi berita karena ditemukan fakta bahwa

perusahaan tersebut ternyata merupakan tempat perbaikan penyejuk

ruangan (AC) yang semakin memperkuat dugaan anggaran siluman

(par. 2).

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012:

238). Elemen detil berisi tentang penjelasan dari ayah dari Indah

Lestari pemilik CV. Bintang Mulia Wasesa pemenang lelang

pengadaan UPS yang menyatakan tidak tahu mengenai pengadaan

UPS yang dikerjakan anak ketiganya tersebut. Selain itu penguat

dugaan anggaran siluman adalah pernyataan instansi terkait yang tidak

mengetahui mengenai pengadaan UPS tersebut. Instansi terkait yang

menyatakan tidak mengetahui perihal pengadaan UPS.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu

dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk

menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79).

Elemen wacana praanggapan dalam teks berita ini mengambil

pendapat Camat sebagai pihak pengguna anggaran pengadaan

anggaran siluman tersebut yaitu Mursidin selaku Camat Tambora

Jakarta Barat (par. 5 – par. 7), Ali Maulana Hakim selaku Camat

Cengkareng Jakarta Barat (par. 8 – par. 11), dan Abdul Khalit Wakil

Camat Penjaringan (par. 12 – par 13).

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir

untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan

informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen

maksud yang ada dalam teks berita tersebut antara lain pada paragraf 3

dimana Zainuri ayah pemilik perusahaan pemenang lelang pengadaan

UPS menyatakan tidak tahu soal pengadaan UPS yang dikerjakan putri

ketiganya.

Melalui teks tersebut penulis mengarahkan pembaca untuk

percaya bahwa anggaran siluman dalam APBD DKI memang ada dan

didukung dengan penolakan sejumlah isntansi terkait. Bahkan

perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS dinilai kurang

meyakinkan kebenarannya. Dalam hal ini Kompas menjalankan fungsi

media massa yaitu kontrol, yang bertindak mengawal informasi kepada

pubik terkait pemberitaan temuan dana siluman dalam APBD DKI.

Fungsi kontrol, dimana pers mengawasi dan menyelidiki apa yang

menyangkut mengenai pekerjaan pemerintah atau perusahaan

(Kusmaningrat, 2009: 27-29).

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting

yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu

secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi,

bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Dalam teks berita ini, bentuk koherensi yang pertama terdapat

dalam kalimat “Menurut Fahmi, bisa jadi anggaran diusulkan DPRD

tetapi DPRD bukan pengguna.” Penggunaan kata “tetapi” menjelaskan

koherensi pengingkaran. Koherensi pengingkaran adalah bentuk

wacana di mana wartawan tidak secara tegas dan eksplisit

menyampaikan pendapat dan gagasannya kepada khalayak (Eriyanto,

2012: 249). Jadi pada kalimat tersebut sudah menjelaskan ada

kemungkinan anggaran siluman diusulkan oleh DPRD namun

diberikan sanggahan untuk menyamarkannya pernyataan tersebut.

Koherensi pembeda terdapat pada paragraf 9 yang isinya

“Memamng, itu cukup (UPS) penting, tetapi bukan prioritas karena di

tempat kami jarang mati listrik, ujar Ali, Camat Cengkareng, Jakarta

Barat.” Kata “tetapi” digunakan untuk melihat fungsi UPS yang cukup

penting dan kebutuhan kantor kecamatan yang kurang perlu

penggunaan UPS tersebut. Ada pula koherensi penjelas dalam kalimat

tersebut yaitu kata “karena” dalam KBBI berarti kata penghubung

untuk menandai sebab atau alasan. Kata “karena” dalam kalimat ini

digunakan untuk lebih memperjelas bahwa penggunaan UPS dikantor

kecamatan kurang diperlukan. Dugaan adanya anggaran siluman

semakin menguat dengan pernyataan Camat bahwa pengadaan UPS

tidak menjadi prioritas.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang

digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada

dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada

fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur,

2012: 82-83)

Pada paragraf 13 yaitu “Dia menduga ada oknum yang

memasukannya sebelum draf disampaikan kepada Kementrian Dalam

Negeri.” Kata “okmun” dalam KBBI berarti pribadi, orang seorang,

perseorangan, orang atau anasir (dengn arti yang kurang baik).

Penggunaan kata oknum dalam kalimat tersebut menegaskan bahwa

ada pihak penyusun RAPBD DKI 2015 yang menambahkan anggaran

siluman dalam RAPBD tersebut.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan

gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan

retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Terdapat unsur grafis dalam teks berita ini yaitu foto warga

yang memberikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki

Tjahaja Purnama terkait perseteruan antara Gubernur DKI dan DPRD

DKI dalam penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah 2015. Foto tersebut diambil saat warga Jakarta menyalurkan

aspirasi mereka dalam acara yang berlangsung di Bundaran Hotel

Indonesia. Dalam foto tersebut terdapat salah seorang warga yang

mengenakan topeng bergambar Gubernur DKI sebagai bentuk

dukungannya dalam memberantas kasus korupsi yang telah

ditemukannya adanya anggaran siluman dalam RAPBD DKI 2015

serta perselisihan yang terjadi antara DPRD dan Gubernur DKI

Jakarta. Foto yang disajikan Kompas semakin menguatkan

pemberitaan dengan judul “Dugaan Anggaran Siluman Menguat”.

Elemen grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang

ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh

seseorang yang dapat diamati dari teks (Eriyanto, 2012: 257).

Terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut majas dalam

teks berita ini salah satunya adalah majas hiperbola. Majas hiperbola

merupakan majas yang berupa pernyataan berlebihan dari

kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau

meminta perhatian (http://www.rumpunnektar.com /2013/11/jenis-

jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Majas hiperbola

ditemukan pada paragraf 2 dalam kalimat “Saya tidak tahu-menahu

soal pengadaan UPS…” dan pada paragraf 3 dalam kalimat “sejumlah

instansi yang tercatat sebagai pengguna anggaran dalam Rancangan

APBD 2015 versi DPRD DKI Jakarta juga tak tahu-manahu…” Kata

“tahu-manahu” melebih-lebihkan dari kata dasar tahu yang berarti

mengerti, paham, dll. Hal ini menggambarkan ketidaktahuan sama

sekali ayah Indah Lestari pemilik perusahaan pemenang lelang

pengadaan UPS dan instansi terkait pengguna RAPBD DKI 2015 versi

DPRD DKI.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks

berita dengan judul berita “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” yaitu

dugaan adanya anggaran siluman yang semakin kuat. Dalam

pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang kelanjutan dari

temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI yang semakin kuat,

bukan hanya pada RAPBD 2015 namun pada APBD 2014 yang lalu

juga terdapat indikasi dana siluman. Hal tersebut dikarenakan

perusahaan pemenang tender UPS pada APBD 2014 kurang

meyakinkan untuk memenangkan tender pengadaan UPS untuk

sekolah di Jakarta ini. Selain itu terdapat temuan beberapa mata

anggaran yang dinilai bukan prioritas namun disetujui dalam APBD

DKI, yang semakin memperkuat adanya indikasi dana siluman.

4. Judul berita “Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar”

a. Struktur Makro (Tematik)

Berita “Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar”

tampil pada halaman pertama Kompas edisi tanggal 03 Maret 2015.

Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa ditemukannya

anggaran siluman selain UPS dalam RAPBD 2015 versi DPRD.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau

gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu

peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan

melalui teks tersebut adalah tentang pengadaan anggaran pemindai dan

pencetak di SMPN 73 Tebet Jakarta Selatan yang dinilai kurang tepat.

Dan subtopik dalam teks berita ini adalah tentang perusahaan

pemenang lelang yang kurang meyakinan, adanya anggaran siluman

selain UPS dan pencabutan dukungan partai Nasdem dalam panitia hak

angket.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai

akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan

sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara

umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan

judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita

memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan

komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik.

Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan

mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini

dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul

“Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar” sudah mengarah

pada topik utama, namun masih kurang jelas anggaran yang

dimaksudkan, seharusnya dituliskan anggaran siluman supaya

pembaca yang tidak mengikuti secara aktif pemberiataan kasus ini

dapat langsung mengerti maksud dari teks berita tersebut. Dan judul

tersebut akan lebih memiliki daya tarik untuk dibaca. Dalam buku

Kusumaningrat (2009: 156) menjelaskan terkait penulisan judul yang

pembaca belum tentu tahu, dalam pemberitaan yang terus berjalan

(running story) yang pemberitaanya sudah berlangsung beberapa hari

hendaknya dijelaskan secara singkat perkembangannya yang lalu.

“JAKARTA, KOMPAS – Dalam rincian Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah 2015 versi DPRD DKI Jakarta

termuat sejumlah usulan anggaran yang tidak jelas. Dalam rancangan

itu antara lain ada program pengadaan alat pemindai dan pencetak

masing-masing Rp 3 miliar untuk 40 sekolah di Jakarta Selatan. Salah

satu sekolah yang ditulis mengajukan pengadaan kedua alat itu adalah

SMP Negeri 73 Tebet, Jakarta Selatan.”

Lead pada berita ini termasuk kedalam lead berurutan, karena

kalimat demi kalimat dalam lead menjelaskan informasi secara runtut.

Lead berurutan adalah fakta-fakta disusun secara kronologis untuk

menunda klimaks atau kepuasan pembaca dalam memenuhi

keingintahuannya sampai akhir berita (Kusumaningrat, 2009: 142).

Pada kalimat pertama lead berita ini menjelaskan mengenai RAPBD

DKI versi DPRD DKI memuat sejumlah usulan anggaran yang tidak

jelas, selanjutnya kalimat kedua menjelaskan mengenai anggaran yang

tidak jelas tersebut dan kalimat ketiga menjelaskan mengenai instansi

yang dianggap mengajukan anggaran tersebut. Kalimat disusun secara

berurutan sehingga pembaca akan tertarik untuk membaca berita

hingga akhir.

Pada teks berita ini, penulis membagi dalam beberapa isu. Isu

yang pertama adalah anggaran pemindai dan pencetak dalam RAPBD

DKI 2015 untuk sekolah yang lebih membutuhkan pembangunan

gedung. Isu berikutnya menjelaskan instruksi Wali Kota Jawa Barat

yang tidak memperbolehkan camat menerima barang dan jasa yang

tidak diusulkan. Isu berikutnya menjelaskan pencabutan dukungan

partai Nasdem dalam panitia hak angket DPRD DKI. Isu lain yang

menjadi pelengkap adalah Menteri Dalam Negeri yang dinilai lambat

dalam menangani polemik APBD DKI Jakarta.

Pada bagian lead penulis menjelaskan ketidakjelasan RAPBD

DKI 2015. Pada paragraf selanjutnya dijelaskan mengenai salah satu

anggaran yang tidak jelas dalam RAPBD tersebut. Pada paragraf 10

dan 11 dijelaskan bahwa ada anggaran program sekolah yang tidak

diusulkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran 2015. Pada paragraf 13

dijelaskan pencabutan dukuangan oleh partai Nasdem dalam panita

hak angket, serta pada paragraf 14 partai Gerindra yang tidak

mencabut dukungannya. Pada paragraf 16-17 dijelaskan komentar dari

Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksana Otonomu Daerah

Robert Endi Jaweng mengenai lambannya Mendagri dalam menangani

polemik APBD DKI.

c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis

yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada

fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap

terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada

media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan

sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu

dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna yang

ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar,

detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna

karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh

wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar

yang disampaikan adalah tentang instansi yang tidak mengajukan

pengadaan barang namun ada dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 salah

satunya pengadaan alat pengindai dan pencetak di sekolah. Seperti

tergambar dalam paragraf 2 berikut:

“Saat ini kondisi SMPN 73 memprihatinkan karena bangunan sekolah

mangkrak lebih dari satu tahun. Saya tidak mengajukan anggaran

pengadaan barang. Saya hanya meminta pembangunan sekolah

dilanjutkan agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman, kata Kepala

Sekolah SMPN 73 Tebet Sukirman, Senin (2/3).”

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012:

238). Elemen detil pada teks ini berisi penjelasan yang cukup

mengenai dugaan anggaran siluman yang semakin kuat tercantumkan

dalam APBD DKI Jakarta seperti pemenang lelang UPS yang ternyata

merupakan perusahaan konsultan teknik, penganggaran program

seperti e-SMS dan e-smart teacher education, serta pengunduran diri

anggota partai dalam panitia hak angket yang merasa bahwa

penyelesaian kasus anggaran siluman lebih penting dari pada

menyelesaikan pengajuan RAPBD oleh Basuki.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu

dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk

menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79).

Elemen wacana praangapan pada teks ini melihat pernyataan dari

beberapa pihak yang dapat dipercaya terkait kasus ini. Selain

menyertakan pernyataan dari Direktur Eksekutif Komite Pemantauan

Pelaksana Otonomu Daerah Robert Endi Jaweng, disertakan pula

pernyataan dari pegawai CV Wisanggeni yang disebut sebagai

pemenang tender pengadaan UPS, anggota fraksi partai Gerindra dan

DPP PDIP serta keterangan dari Mendagri. Kompas mempercayai nara

sumber tersebut untuk dimintai keterangan terkait temuan dana

siluman dalam APBD DKI.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir

untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan

informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen

maksud yang ada dalam teks berita ini antara lain pernyataan Gubernur

DKI Basuki Tjahaja Purnama pada paragraf 14 yang menyatakan

angket muncul dikarenakan DPRD menuduhnya memaslsukan APBD

padahal DPRD yang memalsukan dan memasukkan anggaran Rp 12,1

triliun yang tak pantas. Maksud yang dapat ditangkap dalam kalimat

tersebut adalah Gubernur DKI ingin menegaskan bahwa dibandingkan

hak angket yang diambil oleh DPRD, penyelesaian anggaran yang

tiba-tiba muncul dalam DPRD jauh lebih penting. Basuki membuat

kesan negatif tehadap hak angket DPRD yang lebih mementingkan

penyelidikan kesalahan pengajuan APBD oleh Basuki daripada

permasalan anggaran tiba-tiba muncul APBD.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting

yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu

secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi,

bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Dalam teks berita ini, bentuk koherensi sebab-akibat yang

terdapat dalam paragraf 15 yang berisi Mendagri dinilai lambat dan

tidak menggunakan otoritas yang dimilikinya dalam menyelesaikan

polemik APBD DKI Jakarta. “Akibatnya, publik dirugikan karena

pembangunan terhambat dan upah PNS di DKI tersendat, ujar

Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah

Robert Endi Jaweng.” Dalam paragraf tersebut dijelaskan bahwa

terhambatnya pembangunan di DKI dan tersendatnya upah PNS di

DKI Jakarta karena sikap Mendagri yang lambat dan tidak

menggunakan otoritas yang dimilikinya dalam menyelesaikan polemik

APBD DKI Jakarta yang melibatkan berbagai pihak ini. Dikarenakan

polemik APBD DKI yang belum kunjung selesai merugikan bagi

masyarakat DKI Jakarta.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang

digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada

dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada

fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur,

2012: 82-83)

Pada lead terdapat kalimat “Dalam rincian Rancangan

Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015 versi DPRD DKI

Jakarta termuat sejumlah usulan anggaran yang tidak jelas.” Kata

“termuat” dalam KBBI berarti telah dimuat (dimasukkan, diisikan,

dipasang), dapat dimuat (dimasukkan dan sebagainya). Dalam kalimat

tersebut kata “termuat” terkesan menegaskan bahwa rincian anggaran

yang tidak jelas sengaja dimunculkan dalam RAPBD DKI 2015 dan

kata versi dalam kalimat tersebut semakin memperkuat pihak DPRD

DKI yang membuat usulan anggaran tidak jelas tersebut.

Pada paragraf 6 terdapat pernyataan Wali Kota Jawa Barat

Anas Efendi yaitu “Saya instruksikan kepada para camat dan lurah

untuk tidak menerima barang dan jasa yang tidak mereka usulkan. Ini

agar mereka terhindar dari sangkaan terlibat korupsi.” Kata

“instruksi” dalam KBBI bararti perintah atau arahan (untuk melakukan

suatu pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas), pelajaran. Dan

“sangkaan” dalam KBBI berarti dugaan, perkiraan, keraguan,

kesangsian. Sehingga dalam pernyataan tersebut kedua kata yaitu

“instruksi” dan “sangkaan” semakin menegaskan bahwa pemerintah

tidak mengetahui mengenai anggaran UPS yang tidak jelas dan untuk

itu para camat dan lurah diminta untuk tidak menerima sesuatu apapun

yang tidak ada dasar usulan yang jelas.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan

gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan

retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut majas dalam

teks berita ini yang terdapat dalam paragraf 4 yang berbunyi “Saat ini

kondisi SMPN 73 memprihatinkan karena bangunan sekolah

mangkrak lebih dari satu tahun.” Kalimat “kondisi SMPN 73

memprihatinkan” mengandung majas personifikasi. Majas

personifikasi merupakan majas yang membandingkan benda-benda tak

bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia

(http://www.rumpunnektar.com /2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1

diakses pada 17 Mei 2016). Jadi kalimat “kondisi SMPN 73

memprihatinkan” menggambarkan keadaan banguanan sekolah yang

tidak layak difungsikan. Dan kata “mangkrak” dalam KBBI berarti

terbengkalai. Untuk itu kata “mangkrak” disini maksudnya adalah

gedung sekolah yang sudah lebih dari satu tahun tidak terurus dan

tidak dilanjutkan proses pembangunannya. Majas personifikasi diatas

menjelaskan bahwa penulis mengorangkan SMPN 73 seolah dalam

keadaan yang menyedihkan.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks

berita dengan judul berita “Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3

Miliar” adalah temuan anggaran siluman yang semakin kuat. Pada

pemberitaan selanjutnya Kompas juga mewacanakan semakin kuatnya

dugaan anggaran siluman APBD DKI dengan mengutip keterangan-

keterangan dari pihak yang terlibat dalam temuan dana siluman

tersebut.

5. Judul berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas”

a. Struktur Makro (Tematik)

Berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas” tampil pada

halaman pertama Kompas edisi tanggal 04 Maret 2015. Teks tersebut

secara umum menggambarkan bahwa kisruh APBD DKI akan segera

tuntas karena sudah dievaluasi oleh pihak Kementrian Dalam Negeri.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau

gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu

peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan

melalui teks tersebut adalah segera ditetapkannya rancangan APBD

DKI 2015 yang sudah dikoreksi oleh Mendagri dan telah selasai

dievaluasi. Setelah sempat tertunda penetapan RAPBD DKI yang

mengakibatkan pembangunan disejumlah daerah di Jakarta terhambat

serta gaji PNS yang tersendat akhirnya selesai dievaluasi oleh

Mendagri. Dalam teks ini juga disebutknan bahwa Mendagri akan

melakukan pertemuan terkait koreksi RAPBD 2015 bersama dengan

pemerintah DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai

akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan

sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara

umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan

judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita

memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan

komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik

yaitu disusum dengan mendahulukan yang penting dan diikuti hal yang

kurang penting. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas

kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang

penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160).

Mulai dari judul berita Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas dan

dilanjutkan dengan lead berita disusun secara struktur piramida

terbalik.

“BANDUNG, KOMPAS – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo

mengingatkan agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI

Jakarta jangan sampai terbengkalai hanya karena kisruh saat ini.

Tjahjo mengatakan, masalah itu harus segera diselesaikan dengan

cara mengesahkan Rancangan APBD.” (lead)

Pada lead berita ini menjelaskan mengenai himbauan dari

Mendagri terkait penetapan APBD DKI supaya tidak berlarut-larut dan

segera menuntaskan masalah yang terjadi agar rakyat tidak semakin

dirugikan. Lead tersebut termasuk dalam jenis lead kutipan. Lead

kutipan adalah penggunaan ucapan-ucapan orang secara tepat, dipilih

secara selektif dan dipertahankan terus dalam tubuh berita

(Kusumaningrat, 2009: 140). Lead pada berita ini mengutip pernyataan

dari Menteri Dalam Negeri yaitu Tjahjo Kumolo.

Penulis melalui teks berita menjelaskan pengesahan RAPBD

DKI 2015 dilakukan secepatnya karena anggaran ini untuk masyarakat.

Mendagri tidak akan mencampuri aspek hukum di KPK dan proses

politik lewat hak angket DPRD (par.2 dan par.3). Selanjutnya penulis

menjelaskan RAPBD sudah selesasi dikoreksi Mendagri dan sudah

dievaluasi. Hasil evaluasi akan dibahas dalam pertemuan dengan

DPRD DKI dan Pemerintah DKI Jakarta, dalam pertemuan ini menjadi

ruang untuk menyampaikai dan mengklarifikasi terkait polemik APBD

DKI (par. 4 sampai par. 8).

Terdapat pula penjelasan dari pihak Gubernur DKI Jakarta

terkait polemik APBD DKI bahwa ia tidak akan mundur

memperjuangkan penghapusan dana siluman (par. 9). Pada paragraf

terakhir menjelaskan bahwa pihak DPRD DKI akan melaporkan

Basuki terkait pencemaran nama baik dan memalsukan dokumen

(par.10).

c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis

yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada

fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap

terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada

media massa. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat

dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan

nominalisasi.

Latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat

membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan atau

penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar yang disampaikan

adalah tentang sudah tuntasnya Kemendagri dalam mengevaluasi

APBD DKI Jakarta. Seperti tergambar dalam paragraf 4 berikut:

“Di Jakarta, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementrian Dalam

Negeri Reydonnyzar Moenek mengetakan, proses evaluasi APBD DKI

telah selesai.”

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012:

238). Elemen detil berisi tentang penggambaran penulis mengenai detil

pengkoreksian alokasi anggaran dalam APBD DKI Jakarta.

Pendeskripsian tersebut didapat dari keterangan-keterangan pihak yang

terlihat serta dari pengamatan penulis sendiri. Seperti pada paragraf 5

yang menjelaskan koreksi anggaran yang tidak diperlukan dan tidak

sesuai dengan Undang-Undang.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu

dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk

menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79).

Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan

untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan

dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang

ingin disampaikan. Dalam teks ini disertakan pula pendapat dari

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Selain itu juga ada pernyataan

dari Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri

Reydonnyzar Moenek.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir

untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan

informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen

maksud yang ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 9

dalam kalimat “Ia menegaskan tak akan mundur untuk

memperjuangkan penghapusan…” Dalam kalimat tersebut penulis

seolah ingin menampilkan kepada pembaca keyakinan narasumbernya

dalam memberikan pernyataan bahwa Basuki tidak akan mundur

dalam menyelesaikan penghapusan anggaran siluman dalam APBD

DKI Jakarta.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting

yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu

secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi,

bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Dalam teks berita ini, bentuk koherensi terdapat pada paragraf

2 dalam kalimat “…Jangan akibat masalah ini mengganggu proses

pembangunan ataupun belanja aparatur, ujar Tjahjo, Selasa (3/3),

seusai upacara tingkat nasional peringatan HUT Ke-65 Satuan Polisi

Pamong Praja dan HUT Ke-53 Satua Perlindungan Masyarakat, di

Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat.” Keterangan tambahan yang

menyatakan bahwa Tjahjo yang sedang diwawancarai menghadiri

acara upacara HUT tersebut sebenarnya tidak diperlukan. Tanpa

penjelasan itupun tidak akan mengubah inti dari teks berita tersebut.

Dalam buku Kusumaningrat (2009: 156) dijelaskan bahwa penggunaan

kata-kata mubazir karena setiap kata dalam koran memakan biaya dan

dengan mahalnya biaya mencetak koran seperti sekarang, kata-kata

mubazir yang tercetak menyingkirkan kata-kata lain yang lebih layak

cetak. Kata susai dalam kalimat tersebut merupakan salah satu bentuk

kata mubazir.

Pada paragraf 3 terdapat kalimat “Menurut Mendagri, pihaknya

tidak akan mencampuri proses politik dan hukum terkait kisruh APBD

ini.” Kalimat tersebut menegaskan bahwa Mendagri hanya ingin

penengesahan APBD DKI Jakarta dipercepat karena kisruh yang

terjadi dalam APBD ini telah menghambat sejumlah pembangunan dan

menyebabkan tersendatnya gaji PNS di Jakarta. Hal ini dinilai

merugikan bagi warga Jakarta.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang

digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada

dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada

fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur,

2012: 82-83)

Pada paragraf 4 terdapat kalimat “Dalam evaluaasi itu,

Kemendagri mengoreksi sejumlah pos anggaran di APBD.”

Penggunaan kata “mengoreksi” dalam KBBI memiliki arti pembetulan,

perbaikan, pemeriksaan. Yang dimaksud mengoreksi pada kalimat

tersebut adalah Kemendagri telah selesai memperbaiki sejumlah pos

anggaran di APBD yang tidak efektif, tidak efisien, tidak wajar, tidak

untuk kepentingan umum dan bertentangan dengan Undang-Undang.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan

gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan

retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Penggunaan retoris dalam teks teks berita ini terlihat pada

paragraf 9 terdapat kalimat “Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja

Purnama, Selasa, meminta maaf kepada warga Jakarta atas “tontonan

politik” terkait penetapan APBD 2015 tersebut.” Kata “tontonan

politik” dalam kalimat tersebut merupakan bentuk majas sindiran.

Majas sindiran merupakan kata-kata berkias yang menyatakan sindiran

untuk meningkatkan kesan dan pengaruh terhadap terhadap pembaca

(http://www.rumpunnektar.com/2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1

diakses pada 17 Mei 2016). Yang berarti Basuki merasa bersalah

kepada warga Jakarta dan meminta maaf karena masyarakat harus

menyaksikan polemik dana siluman dalam APBD 2015 yang

melibatkan perselisihan antara pihaknya dengan pihak DPRD DKI

Jakarta yang menyebabkan DPRD melakukan hak angket untuk

menyelediki kasus ini. Kata tontonan politik adalah sindiran untuk

DPRD yang melakukan hak angket.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks berita

dengan judul berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas” adalah tindakan

yang dilakukan Mendagri. Kompas menyoroti tindakan yang dilakukan

Kemendagri selaku pihak yang berwenang menengahi perselisihan yang

terjadi. Kompas menyajikan keterangan pihak ketiga yaitu Kemendagri

dalam menanggapi kasus perselisihan yang terjadi antara Gubernur DKI

dengan DPRD DKI terkait temuan anggaran siluman dalam APBD DKI

Jakarta 2015.

6. Judul berita “Mendagri Segera Tetapkan APBD DKI” dan sub judul

“Polisi Mulai Memeriksa Pejabat DKI Terkait Pengadaan UPS”

a. Struktur Makro (Tematik)

Berita dengan judul “Mendagri Segera Tetapkan APBD DKI”

dan sub judul “Polisi Mulai Memeriksa Pejabat DKI Terkait

Pengadaan UPS” tampil pada halaman pertama Kompas edisi 05 Maret

2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa APBD DKI

Jakarta yang sempat tersendat akan segera ditetapkan oleh Kementrian

Dalam Negeri dan pihak dari kepolisian yang memulai memerikasi

pejabat terkait kasus APBD DKI tersebut.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau

gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu

peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan

melalui teks tersebut adalah penetapan APBD DKI Jakarta yang akan

dilakukan oleh Mendagri dan pihak kepolisian yang mulai memeriksa

pejabat terkait dana siluman yang ada dalam APBD DKI Jakarta. Dan

sub topik yang mendukung adalah proses mediasi yang digelar

Mendagri untuk menyelesaikan kekisruhan antara DPRD dan

Gubernur DKI terkait draf RAPBD. Terdapat pula penjelasan terkait

pemeriksaan terhadap pejabat dilingkungan DKI oleh pihak kepolisian.

Kepolisian bertindak setelah adanya laporan dari seseorang yang tidak

bisa disebutkan namanya.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai

akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan

sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara

umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan

judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita

memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan

komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik

yaitu disusum dengan mendahulukan yang penting dan diikuti hal yang

kurang penting. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas

kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang

penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160).

“JAKARTA, KOMPAS – Menteri Dalam Negeri memastikan penetapan

APBD DKI Jakarta paling lambat 8 Maret 2015. Pembangunan

diharapkan segera terlaksana dan pelayanan publik tak terganggu

kekisruhan seputar APBD tersebut.” (lead)

Lead pada berita ini merupakan rangkuman dari tubuh berita,

dan lead ini merupakan lead kutipan. Lead kutipan yaitu penggunaan

ucapan-ucapan orang secara tepat, dipilih secara selektif dan

dipertahankan terus dalam tubuh berita (Kusumaningrat, 2009: 140).

Lead tersebut mengutip dari pernyataan Menteri Dalam Negeri terkait

penetapan APBD DKI 2015 agar segera terlaksana dan tidak

mengganggu pelayanan publik di Jakarta.

Dalam tubuh berita, penulis melalui teks yang ditulisnya

menjelaskan proses mediasi yang diadakan Mendagri dalam rangka

penetapan APBD DKI Jakarta yang sempat tersendat dikarenakan

perbedaan versi. Disebutkan mediasi dilaksanakan 2 hari, yang

pertama berlangsung tertutup dan yang kedua Kemendagri akan

mempertemukan langsung kedua pihak yaitu Gubernur dan DPRD

DKI Jakarta.

Kemudian penulis mengangkat isu lain yaitu pengguanaan

sistem e-budgeting dalam penetapan APBD yang dinilai efektif

mencegah kebocoran anggaran. Disertakan dalam teks tersebut

pernyataan dari Kemendagri yang menanggapi positif terkait sistem e-

budgeting dan tanggapan dari pengajar dan aktivis anti korupsi

Universitas Gajah Mada, Zainal Arifin Mochtar yang menyatakan

terobosan e-budgeting merupakan langkah maju dalam mengamankan

keuangan daerah atau Negara.

Selanjutnya isu yang diangkat penulis terkait dengan hak

angket yang digunakan oleh DPRD. Menurut Dewan Perwakilan

Daerah hak angket yang digunakan DPRD tidak beralasan, namun

DPRD selaku panitia hak angket akan terus bekerja menyelidiki

dokumen APBD yang diserahkan Gubernur. Dan pada bagian akhir

teks berita dijelaskan bahwa dimulainya penyelidikan pejabat

dilingkuangan Pemprov oleh kepolisian terkait kisruh APBD DKI

Jakarta.

c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis

yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada

fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap

terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada

media massa. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat

dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan

nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat

membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan atau

penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar yang disampaikan

adalah tentang pengesahan APBD DKI yang harus sesuai dengan

target kerangka kerja yang sudah ada, namun Mendagri tetap

menghargai proses politik yang ditempuh DPRD dengan hak angket

serta proses hukum yang ditempuh Gubernur DKI ke KPK.

Kemendagri hanya ingin APBD segera ditetapkan agar pembangunan

terlaksana dan pelayanan publik tidak terganggu dengan kisruh APBD

tersebut.

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012:

238). Elemen detil berisi tentang penjelasan Menteri Dalam Negeri

terkait rapat evaluasi atas RAPBD DKI Jakarta 2015 yang harus segera

ditetapkan dan langkah Mendagri apabila APBD tidak ditetapkan

sesuai dengan target kerangka kerja yang sudah ada. Disebutkan pula

proses mediasi yang digelar Mendagri tentang kisruh APBD DKI

Jakarta. Selain itu penulis juga mengikutsertakan tanggapan

Kemendagri yang positif terkait sistem e-budgeting yang digunakan

Gubernur DKI. Serta komentar DPD dan pakar hukum tata Negara

terkait hak angket yang digunakan DPRD kurang memiliki alasan yang

kuat. Tindakan yang dilakukan Gubernur DKI terkait APBD DKI

Jakarta mendapatkan dukungan rakyat dan kebijakan Gubernur

dianggap tidak merugikan sehingga hak angket tidak beralasan. Namun

DPRD masih tetap menggunakan hak angket dan pihak kepolisian juga

masih melakukan pemeriksaan terhadap pejabat dilingkungan Pemprov

DKI atas dasar laporan khusus.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu

dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk

menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79).

Elemen wacana praanggapan dalam teks ini melibatkan pernyataan

dari Menteri Dalam Negeri Tajahjo Kumolo yang menjelaskan rapat

evaluasi atas RAPBD DKI Jakarta 2015, serta keterangan dari Direktur

Jenderal Keuangan Daerah Kemendagri Rerdonnyzar Moenek terkait

kewenangan Mendagri untuk menetapkan APBD. Anggota DPD AM

Fatwa dan pakar hukum tata Negara Refly Harun memberikan

pendapat terkait hak angket yang tidak beralasan. Wakil Ketua DPRD

DKI Jakarta Abraham Lunggana juga memberikan keterangan terkait

proses kerja hak angket.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir

untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan

informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen

maksud yang ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 11

hingga 13 yaitu isu penggunaan sistem e-budgeting yang masih

dipertanyakan. Pada teks berita sebelumnya isu ini sudah dibahas dan

sudah mendapatkan jawaban. Diangkatnya lahi isu tersebut pada teks

berita ini sepeti menekankan bahwa penggunaan sistem e-budgeting

dalam penetapan RAPBD memang menjadi isu yang layak diangakat

karena sistem ini dapat mencegah terjadinya kebocoran anggaran

dalam RAPBD.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting

yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu

secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi,

bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Pada paragraf 4 terdapat kalimat “Semua daerah sama, hanya

DKI agak terhambat, belum selesai secara administrasi karena

berbeda pemahaman.” Terdapat koherensi sebab-akibat karena dalam

kalimat tersebut menggunakan kata penghubung “karena”. Koherensi

sebab-akibat menggunakan kata hubung “karena”, dalam buku

Eriyanto (2012: 243), dijelaskan bahwa memberian kesan kepada

khalayak bagaimana dua fakta diabstraksi dan dihubungkan. Penulis

menekankan bahwa Provinsi DKI Jakarta yang mengalami kendala

dalam penetapan RAPBD dikarenakan belum selesainya administrasi

akibat dari perbedaan pemahaman antara pihak Pemprov DKI dengan

DPRD DKI Jakarta.

Pada paragraf 6 terdapat koherensi sebab-akibat dalam kalimat

“Apabila Mendagri memutuskan membatalkan semua isi APBD 2015,

yang berlaku adalah APBD 2014.” Koherensi sebab-akibat dalam

kalimat ini adalah penggabungan dari dua kalimat yaitu “Apabila

Mendagri memutuskan membatalkan semua isi APBD 2015” (sebab)

dan “APBD yang berlaku adalah APBD 2014” (akibat). Penulis

menekankan bahwa Mendagri dapat memakai wewenangnya

memutuskan membatalkan semua isi dalam APBD 2015 maka

akibatnya adalah diberlakukannya kembali APBD 2014 yang terdapat

dana siluman didalamnya. Penulis secara tidak langsung mengajak

pembaca untuk ikut berspekulasi bahwa RAPBD harus segera

ditetapkan supaya tidak perlu memakai APBD terdahulu yang terdapat

anggaran siluman didalamnya.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang

digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada

dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada

fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur,

2012: 82-83)

Pada lead berita terdapat kalimat “Pembangunan diharapkan

segera terlaksana dan pelayanan publik tak tertanggu kekisruhan

seputar APBD tersebut.” Kata “kekisruhan” dalam KBBI memiliki arti

keadaan (perihal) kisruh, keridakberesan (karena adanya

penyimpangan dari peraturan, perkiraan dan sebagainya), kekacauan.

Dan kata tersebut kurang tepat untuk dipakai, lebih baik jika

mengganti kata tersebut dengan polemik. Karena kata kekisruhan

seolah menggambarkan kekacauan atau bercampur aduk tidak karuan

seputar APBD DKI Jakarta. Kata tersebut dapat digantikan dengan

kata polemik yang dalam KBBI berarti perdebatan mengenai suatu

masalah yang dikemukakan secara terbuka dalam media massa. Jadi

kalimat tersebut akan berbunyi “…pelayanan publik tak tertanggu

polemik seputar APBD tersebut.” Kata polemik akan menimbulkan

kesan bahwa pelayanan publik tidak akan terganggu oleh perbedabatan

seputar APBD DKI Jakarta.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan

gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan

retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Terdapat unsur grafis dalam berita ini yaitu terdapat foto

sebagai pendukung berita. Foto Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja

Purnama yang tengah memberitkan keterangan kepada pers terkait

APBD DKI Jakarta seusai pertemuan dengan tim Kementrian Dalam

Negeri di kantor Kemendagri memberikan kesan memperkuat

pemberitaan dengan judul “Mendagri Segara Tetapkan APBD DKI”

sekaligus memberikan keterangan mengenai kelanjutan dari kasus

kisruh APBD DKI Jakarta yang tengah terjadi. Elemen grafis

merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau

ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat

diamati dari teks (Eriyanto, 2012: 257). Selain teks berita pada

pemberitaan ini ditonjolkan pula unsur grafis yaitu berupa foto, untuk

semakin menarik minat pembaca.

Pada teks berita tersebut terdapat majas personifikasi dalam

kalimat di paragraf 9. Majas personifikasi merupakan majas yang

membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai

sifat seperti manusia (http://www.rumpunnektar.com /2013/11/jenis-

jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Kalimat tersebut

yang berbunyi “Proses mediasi yang digelar Kemendagri

dilaksanakan dua kali…” Kata-kata “digelar Kemendagri” disini

maksudnya pihak Kemendagri telah menyelenggarakan mediasi antara

pihak Pemprov dan DPRD DKI Jakarta. Majas personifikasi diatas

menjelaskan bahwa penulis mengorangkan Kemendagri seolah seluruh

Kemendagri atau bangunan Kemendagri telah menggelar mediasi

tersebut.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks

berita dengan judul berita “Mendagri Segera Tetapkan APBD DKI”

dan sub judul “Polisi Mulai Memeriksa Pejabat DKI Terkait

Pengadaan UPS” adalah keputusan yang diambil Mendagri dalam

menyelesaikan kisruh APBD DKI 2015. Pada pemberitaan ini Kompas

masih menyoroti tindakan yang dilakukan oleh Mendagri terkait kasus

perselisihan antara Gubernur DKI dan DPRD DKI terkait penetapan

APBD DKI 2015. Mendagri akhirnya memberikan batasan waktu

untuk segera ditetapkan APBD DKI 2015 atau menggunakan APBD

2014 yang telah diperbaiki, yang akan berdampak pada program

prioritas pada tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan.

7. Judul berita “Program Tersendat, Persiapan Ujian Terusik”

a. Struktur Makro (Tematik)

Berita dengan judul “Program Tersendat, Persiapan Ujian

Terusik” tampil pada halaman pertama Kompas edisi 07 Maret 2015.

Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa kisruh yang terjadi

terkait penetapan APBD DKI Jakarta 2015 menyebabkan berbagai

program dan pelaksanaan menjadi terhambat.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau

gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu

peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan

melalui teks tersebut adalah polemik yang terjadi antara legislatif dan

eksekutif telah menghambat program-program strategis serta

mengganggu pelaksanaan ujian akhir SMA. Sub topik yang

mendukung adalah tim anggaran pemerintah yang mulai bekerja

memperbaiki beberapa hal dalam APBD 2015.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai

akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan

sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara

umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan

judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita

memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan

komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik

yaitu disusum dengan mendahulukan yang penting dan diikuti hal yang

kurang penting. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas

kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang

penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160).

Judul yang digunakan dalam teks ini “Program Tersendat,

Persiapan Ujian Terusik” sudah mewakili topik utama yaitu program-

program yang tersendat dan terusiknya persiapan ujian akhir SMA

dikarenakan kisruh APBD yang terjadi. Judul umumnya menunjukkan

tema yang ingin ditampilkan oleh wartawan dalam pemberitaannya

(Eriyanto, 2012: 232).

“JAKARTA, KOMPAS – Kisruh Rancangan Pendapatan dan Belanja

Daerah DKI Jakarta yang melibatkan legislatif dan eksekutif mulai

berimbas pada program strategis. Bahkan, persiapan ujian akhir

sekolah menengah atas pun terganggu.” (lead)

Lead pada berita tersebut merupakan jenis lead deskriptif. Lead

deskriptif merupakan penggambaran yang hidup membuat adegan

kejadian serasa tampil di depan mata pembaca dan memberikan jiwa

pada tulisan ditempat kejadiannya atau memberikan gambaran

penampilan fisik seseorang atau objek (Kusumaningrat, 2009: 139).

Penulis pada lead menekankan pada APBD DKI yang dalam

penetapannya terjadi kekisruhan antara legislatif dan eksekutif dan

mengakibatkan terganggunya kegiatan ujian akhir sekolah menengah

atas terkait temuan anggaran siluman.

Penulis menjelaskan program-program apa saja yang tersendat

akibat dari belum ditetapkannya APBD DKI Jakarta 2015. Terdapat

juga penjelasan proses penyelidikan BPKP DKI Jakarta yang meminta

keterangan pihak kepala sekolah terkait kasus pengadaan UPS.

Berikutnya berisi pernyataan Gubernur DKI Jakarta mengenai

tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) yang mulai bekerja dengan

memperbaiki beberapa hal dalam APBD DKI Jakarta 2015 sebelum

dibahas dengan Badan Anggaran DPRD DKI. Basuki juga menyatakan

prioritas tetap disesuaikan dengan kebutuha ditahun tersebut. Hanya

pagu anggaran saja yang sama dengan APBD Perubahan 2014 yakni

Rp 72,9 triliun. Selanjutnya dijelaskan peraturan Menteri Dalam

Negeri yang mendukung pernyataan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis

yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada

fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap

terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada

media massa. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat

dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan

nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna

karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh

wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Latar pada teks berita ini

adalah tersendatnya program-program yang diajukan dalam APBD

DKI Jakarta 2015 dan kegiatan sekolah yaitu persiapan ujian akhir

SMA yang terganggu akibat kisruh APBD DKI yang terjadi antara

Pemprov dan DPRD DKI Jakarta. Berbagai program yang seharusnya

dapat segera terlaksana harus menunggu kesepakatan dalam

menetapkan APBD DKI Jakarta, selain itu pihak sekolah juga terkena

dampaknya karena kepala sekolah yang harus menerima panggilan

pemeriksaan terkait kasus UPS membuat persiapan ujian akhir SMA

menjadi terbagi.

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012:

238). Elemen detail berisi tentang program-program yang tersendat

akibat kisruh APBD DKI diantaranya adalah pembebasan lahan

Waduk Marunda (par. 2), normalisasi saluran air supaya tidak banjir

(par. 4), serta operasionalisasi di RSUD Koja juga terganggu (par. 5).

Kegiatan lain yang terganggu akibat kisruh APBD DKI adalah

persiapan ujian akhir SMA. Sejumlah kepala sekolah SMA yang

menerima anggaran UPS diperiksa oleh BPKP mengeluhkan proses

pemeriksaan. Seperti pada paragraf 8 yang menggambarkan proses

pemeriksaan yang dilakukan BPKP dan pada paragraf 9 yang terdapat

pernyataan bahwa proses penyelidikan mengganggu persiapan ujian.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu

dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk

menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79).

Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan

untuk mendukung makna suatu teks yaitu adanya pernyataan dari

pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin

disampaikan. Dalam teks ini terdapat pernyataan Sekretaris Kota

Jakarta Uatara, Direktur RSUD Koja Theryoto, Kepala Sekolah

SMAN 112 Jakarta Saryono, Kepala Sekolah SMAN 16 Jakarta

Cedarkuine, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar

Martinus Sitompul, serta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja

Purnama juga ikut memberikan pernyataan.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir

untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan

informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen

maksud yang ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 17

dalam kalimat “Basuki sudah tidak mau berkompromi untuk

memasukan dana tidak jelas.” Pernyataan tersebut mengisyaratkan

bahwa pihak Gubernur DKI tidak mau lagi adanya anggaran siluman

dalam APBD DKI Jakarta 2015 seperti yang sudah terjadi di tahun-

tahun sebelumnya. Dana yang tidak jelas harus dihapuskan dalam

APBD DKI Jakarta dan memprioritaskan anggaran untuk program-

program yang dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting

yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu

secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi,

bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Koherensi sebab-akibat terdapat pada lead teks berita ini.

Koherensi sebab-akibat dalam buku Eriyanto (2012: 243) dijelaskan

bahwa memberian kesan kepada khalayak bagaimana dua fakta

diabstraksi dan dihubungkan. Koherensi tersebut adalah kalimat pada

“Kisruh Rancangan Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta

yang melibatkan legislatif dan eksekutif mulai berimbas pada program

strategis. Bahkan persiapan ujian akhir sekolah menengah atas pun

terganggu”. Koherensi terdapat pada dua kalimat dalam lead berita ini

yaitu “Kisruh Rancangan Pendapatan dan Belanja Daerah DKI

Jakarta yang melibatkan legislatif dan eksekutif” dan kalimat “Kisruh

mulai berimbas pada program strategis. Bahkan persiapan ujian akhir

sekolah menengah atas pun terganggu.” Kedua kalimat tersebut

menjelaskan karena kisruh Pemprov dan DPRD DKI Jakarta terkait

RAPBD DKI Jakarta menyebabkan pengaruh yang besar pada program

strategis dan menganggu persiapan pelaksanaan ujian akhir SMA di

Jakarta.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang

digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pilihan kata-

kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon

dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

Pada paragraf 12 terdapat kalimat “…dia menegaskan agar

TAPD tidak berkompromi satu sen pun terhadap dana yang tidak

jelas.” Penulis menggunakan kata “menegaskan” dalam KBBI berarti

menerangkan, menjelaskan, mengatakan dengan tegas (pasti, tentu,

tidak ragu-ragu). Dalam kalimat tersebut kata “menegaskan”

digunakan pada saat mengutip pernyataan Gubernur DKI Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama. Hal ini menyiratkan maksud penulis untuk

menekankan kepada pembaca bahwa penyusupan anggaran yang tidak

jelas berapapun besarnya tidak dalam APBD DKI Jakarta tidak akan

ditoleransi oleh pihak BPKP.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan

gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan

retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Pada judul teks berita ini “Program Tersendat, Persiapan

Ujian Terusik” Terdapat majas metafora dalam kalimat ini. Majas

metafora yaitu majas mengungkapkan ungkapan secara langsung

berupa perbandingan analogis (http://www.rumpunnektar.com/

2013/11/jenis-jenis- majas. html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016)..

Program tersendat dan persiapan ujian terusik dalam teks berita ini

memiliki arti terhambatnya program-program dan terganggunya

persiapan ujian akhir sekolah akibat kisruh yang terjadi terkait APBD

DKI Jakarta. Penggunaan kata tersendat dan terusik yang sama-sama

memiliki arti hambatan atau halangan.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks

berita dengan judul berita “Program Tersendat, Persiapan Ujian

Terusik” adalah akibat dari kekisruhan yang terjadi dalam penetapan

APBD DKI Jakarta 2015. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan

berita mengenai akibat yang ditimbulkan dari kasus kisruhnya

penetapan APBD DKI Jakarta 2015. Kompas menyajikan keterangan

dari pihak-pihak selaku pengguna anggaran dana dalam APBD DKI

untuk memperjelas mengenai adanya anggaran siluman yang

ditemukan Gubernur DKI dalam RAPBD DKI 2015 versi DPRD DKI.

8. Judul berita “Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta”

a. Struktur Mikro (Tematik)

Berita dengan judul “Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta”

tampil pada halaman pertama Kompas edisi 08 Maret 2015. Teks

tersebut secara umum menggambarkan bahwa pihak eksekutif dan

legislatif dalam menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

harus mau berkerjasama dan mengedepankan kepentingan rakyat

Jakarta.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau

gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu

peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan

melalui teks tersebut adalah Pemprov dan DPRD DKI Jakarta yang

diminta untuk mengedepankan kepentingan rakyat. Judul yang

digunakan dalam teks ini “Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta”

sudah mewakili topik utama yaitu terlepas dari kisruh yang terjadi

kepentingan rakyat Jakarta harus diutamakan.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai

akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan

sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara

umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan

judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita

memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan

komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik

yaitu disusun dengan mendahulukan yang penting dan diikuti hal yang

kurang penting.

“JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD

DKI Jakarta diminta segera menentukan solusi kebuntuan

pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

2015. Eksekutif dan legislatif diminta duduk bersama dan

mengedepankan kepentingan rakyat.” (lead)

Lead pada pemberitaan ini merupakan ringkasan dari tubuh

berita. Penulis ingin menyampaikan pesan bahwa Perintah Provinsi

DKI dan DPRD DKI harus bekerja sama untuk menetapkan RAPBD

DKI 2015 untuk kepentingan rakyat Jakarta, agar tidak mengganggu

kegiatan seperti pada pemberitaan sebelum-sebelumnya.

Pada tubuh teks berita ini penulis membahas mengenai usulan

yang tidak dapat dijalankan akibat kisruh APBD DKI. Hukum harus

ditegakkan dalam menangani kasus anggaran siluman dalam APBD

DKI. Selanjutnya terdapat pernyataan dari pihak DPRD yang menilai

penggunaan sistem e-budgeting yang belum kompatibel. Wakil Ketua

DPRD DKI juga mengatakan siap diperiksa polisi terkait anggaran

pengadaan UPS.

Untuk itu teks berita ini disusun dengan piramida terbalik

karena fakta-faktanya disusun dari yang paling penting hingga kurang

penting. Seperti kutipan dalam buku Mursito (2013: 160) berikut:

fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan

mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini

dinamakan piramida terbalik.

c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis

yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada

fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap

terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada

media massa. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat

dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan

nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat

membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan atau

penulis (Eriyanto, 2012: 235). Latar yang terdapat pada teks berita ini

adalah usulan prioritas yang tidak bisa dijalankan dikarenakan

perbedaan pendapat terkait APBD DKI Jakarta antara Gubernur dan

DPRD DKI Jakarta. Hal ini merugikan terutama bagi rakyat Jakarta.

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan

mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012:

238). Elemen detil berisi tentang penggambaran penulis mengenai

ketidaksepahaman antara Pemprov dan DPRD DKI terkait draf

RAPBD 2015 yang menakibatkan program tidak dapat jalankan.

Program yang tidak dapat dijalankan antara lain adalah pembangunan

angkutan massal cepat (MRT) serta normalisasi waduk, kali, dan

saluran.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan

pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu

dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk

menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79).

Elemen wacana praanggapan yang digunakan dalam teks berita ini

yaitu penyertaan pendapat dari Sekretaris Jenderal Forum Indonesia

untuk Transparansi Anggaran Yenny Sucipto, Anggota DPRD DKI

Jakarta Fraksi Gerindra Mohammad Sanusi, Gubernur DKI Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya

Komisaris Besar Martinus Sitompul, dan Wakil Ketua DPRD DKI

Jakarta Abraham Lunggana.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir

untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan

informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen

maksud yang ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 4

dalam kalimat “Pemprov dn DPRD harus menemukan solusi

mengefektifkan APBD 2015.” Pernyataan tersebut mengisyaratkan

bahwa pihak Gubernur DKI dan pihak DPRD DKI Jakarta harus

segera menuntaskan polemik yang terjadi dan lebih mementingkan

kepentingan rakyat Jakarta, anggaran yang dirasa merugikan dan tidak

perlu sebaiknya dihapus dari APBD DKI.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting

yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu

secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi,

bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Pada paragraf 2 terdapat kalimat yang merupakan koherensi

sebab akibat yaitu “Kalau memakai APBD Perubahan 2014, usulan

prioritas tahun ini tidak bisa dilaksanakan.” Koherensi sebab-akibat

menggunakan kata hubung “kalau”, dalam buku Eriyanto (2012: 243),

dijelaskan bahwa memberian kesan kepada khalayak bagaimana dua

fakta diabstraksi dan dihubungkan. Sedangkan dalam KBBI kata

“kalau” berarti kata penghubung untuk menandai syarat. Apabila tidak

mencapai kesepakatan antara Pemprov dan DPRD sehingga harus

memakai APBD Perubahan 2015, hal ini mengakibatkan usulan

prioritas dalam APBD 2015 tidak dapat dilaksanakan.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang

digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada

dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada

fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur,

2012: 82-83)

Pada paragraf 8 terdapat kalimat “Ia menegaskan, TAPD tidak

berkompromi terhadap dana tidak jelas…” Penulis menyebutkan kata

“menegaskan” dalam kalimat tersebut yang berarti TAPD bersungguh-

sungguh dalam menghapuskan anggaran yang tidak jelas, karena

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “menegaskan” berarti

menerangkan, menjelaskan, mengatakan dengan tegas (pasti, tentu,

tidak ragu-ragu), membenarkan, memastikan. Dan kata

“berkompromi” dalam kalimat ini memiliki kata dasar kompromi yang

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bersetuju dengan jalan

damai (saling mengurangi tuntutan). Penggunaan kata berkompromi

dapat diganti dengan kata berdamai yang memiliki arti berbaik

kembali; berhenti bermusuhan, berunding untuk mencari kesepakatan.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan

gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan

retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Pada paragraf 2 terdapat kalimat “…Gubernur Basuki Tjahaja

Purnama dan DPRD diharapkan menyudahi akrobat politik yang

berlarut-larut ini.” Terdapat majas hiperbola dalam kalimat ini dimana

kata “akrobat politik”, majas hiperbola merupakan majas yang berupa

pernyataan berlebihan dengan kenyataannya dengan maksud

memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian

(http://www.rumpunnektar.com/2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1

diakses pada 17 Mei 2016). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia kata akrobat berarti kemahiran dalam melakukan berbagai

ketangkasan dan dengan kaitannya dengan politik kata “akrobat”

dalam KBBI berarti pernyataan yang dikeluarkan hari ini, bisa

bertentangan dengan pernytaan beberapa saat kemudian, kader politik

yang menyebrang ke partai lain. Kata “akrobat politik” yang

digunakan merupakan kalimat yang melebih-lebihkan polemik yang

terjadi seolah polemik tersebut sama dengan pertunjukan akrobat,

dimana pemainnya melakukan pertunjukan dengan gerakan yang tidak

biasa. Kalimat akrobat politik dalam kalimat ini mengartikan bahwa

perselisihan antara Gubernur Basuki dan DPRD DKI membuat

pertunjukan yang disaksikan masyarkat Jakarta terkait dengan proses

penetapan APBD DKI Jakarta 2015.

d. Kesimpulan

Judul berita “Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta”

Wacana yang muncul kepentingan rakyat Jakarta harus diutamakan

dalam penyelesaian kasus kisruh APBD DKI. Dalam pemberitaan ini

Kompas membahas mengenai kepentingan rakyat Jakarta yang

seharusnya diutamakan dan perselisihan antara eksekutif dan legislatif

segera diselesaikan sehingga APBD dapat segera ditetapkan.

Kepentingan rakyat Jakarta yang harus didahulukan karena akibat dari

kekisruhan yang terjadi dalam penetapan APBD DKI 2015 masyarakat

Jakarta menjadi dirugikan. Secara tidak langsung Kompas seolah ingin

menyindir dengan halus tanpa bermaksud memperkeruh perselisihan

yang terjadi agar rakyat tidak terus dirugikan.

C. Hasil Analisis Wacana Berita

Dari analisis data diatas maka dapat disajikan hasil dalam tabel yang

terlihat dibawah ini:

140

140

Table 3.2

Tabel Analisis Teks Berita

Judul berita “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman” sub judul “Panitia Hak Angket Mulai Bekerja”

Wacana

yang

muncul

Struktur

Makro

Tematik

Superstruktur

Skematik

Struktur Mikro

Semantik Sintaksis Stilistik Retoris

Pelapor

an

dugaan

adanya

anggara

n

siluman

ke KPK

Pelaporan

Gubernur

DKI Jakarta

tentang

penysisipan

anggaran

UPS dalam

APBD DKI

Jakarta 2015

yang akan

diselidiki

Penulis

melalui teks

berita

menjelaskan

kejadian

serta

pendapat dari

kepala

sekolah dan

Suku Dinas

Pendidikan.

Latar yang disampaikan adalah

tentang dugaan adanya

penyusupan anggaran tak wajar

dalam APBD DKI (par. 8).

Elemen detil berisi tentang detil

penjelasan dari Basuki yang

menyatakan adanya dana

siluman dalam APBD DKI

2015.

Elemen wacana pengandaian

terdapat dalam pernyataan

Bentuk

koherensi

pertentangan

yang terdapat

pada par. 19,

penulis

menjelaskan

ditengah adanya

polemik terkait

persoalan dana

siluman di

Kata

“meladeni”

pada par.

20 berasal

dari kata

dasar laden

yang

berarti

layan atau

balas.

Sebagai

Kata “siluman”

yang sering

disebut pada teks

berita ini

merupakan bentuk

majas hiperbola,

yang memiliki arti

makhluk halus,

biaya yang sulit

dipertanggung

jawabkan (dana

141

oleh panitia

hak angket

dan KPK.

Dan

subtopik

yang

mendukung

adalah

penolakan

adanya

pengadaan

anggaran

UPS oleh

kepala

sekolah

yang

bersangkuta

n dan Suku

Dinas

Selanjutnya

penulis

mengambil

sudut

pandang dari

instansi

terkait yang

menunjukan

memang

benar adanya

sisipan

anggaran

pengadaan

UPS yang

tidak

diperlukan

dalam APBD

DKI Jakarta

terlihat dari

Pelaksana Tugas Wakil Ketua

KPK Johan Budi (par. 2, 3 dan

4). Disertakan pula pendapat

Kepala SMP Negeri 41 Pasar

Minggu (par.12), Kepala

Humas SMA Negeri 78 Jakarta

(par.14), Kepala SMK Negeri

26 Jakarta (par.15), dan Kepala

Suku Dinas Pendidikan

Wilayah I (par. 16) yang

menyatakan bahwa tidak pernah

mengajukan pengadaan

anggaran untuk UPS.

Elemen maksud yang ada dalam

teks ini adalah panitia hak

angket yang mulai bekerja

menyelidiki dugaan

pelanggaran aturan yang

dilakukan Basuki terkait

APBD justru

anggota DPRD

mengurusi hak

angket.

Penggunaan

kata “tetapi”

pada paragraf

16 menyiratkan

bahwa memang

ada surat

penolakan yang

ditandatangani

oleh Kepala

Suku Dinas

Pendidikan

terkait anggaran

pengadaan

UPS. Penulis

ingin

ganti dari

kata

meladeni

dapat

menggunak

an kata

menanggap

i yang

artinya

menyambut

,

memperhat

ikan, dll.

suap, korupsi dan

lain sebagainya),

pungutan secara

tidak resmi dan

pajak gelap.

Terdapat unsur

garfis dalam

pemberitaan ini

yaitu terdapat

gambar Gubernur

DKI Jakarta

Basuki Tjahaja

Purnama yang

tengah berjalan

setelah berkunjung

ke istana Negara

terkait temuan

adanya dana

siluman dalam

142

Pendidikan

DKI

Jakarta.

penolakan

pejabat

terkait.

penerapan RAPBD 2015 (par.

6). Dan pada paragraf 10 juga

disebutkan bahwa pengadaan

UPS dan berbagai perlengkapan

sekolah kembali muncul di

rancangan APBD 2015 yang

diajukan DPRD.

menunjukan

bahwa ada

pihak yang

ingin

menyisipkan

dana siluman

dalam APBD

DKI 2015.

APBD DKI

Jakarta 2015 yang

memperkuat isi

pemberitaan

dengan judul

“KPK: Ada

Indikasi Dana

Siluman” subjudul

“Panitia Hak

Angket Mulai

Bekerja”.

143

Table 3.3

Tabel Analisis Teks Berita

Judul berita “Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar”

Wacana

yang

muncul

Struktur

Makro

Tematik

Superstruktur

Skematik

Struktur Mikro

Semantik Sintaksis Stilistik Retoris

Upaya

pemakz

ulan

Gubern

ur DKI

Jakarta

Tema utama

yang

terdapat

dalam teks

tersebut

adalah

DPRD DKI

Jakarta yang

tidak bisa

memakzulk

an Gubernur

Isi teks

secara

keselurahan

membahas

tentang

Gubernur

DKI Jakarta

Basuki

Tjahaja

Purnama

yang tidak

Latar yang disampaikan adalah

tentang Gubernur DKI Jakarta

yang melaporkan adanya

indikasi dana siluman dalam

APBD DKI Jakarta tidak dapat

dimakzulkan oleh pihak panitia

hak angket DPRD DKI Jakarta

jika benar.

Detil pada teks berita ini berisi

penjelasan cukup rinci dari

Wakil Presiden Jusuf Kalla

Bentuk

koherensi pada

teks berita ini

terdapat pada

paragraf 12,

dalam kalimat

tersebut yang

menyatakan

bahwa

penyebab dari

pengeadaan

Pada lead

penulis

menggunak

an kata

menegaska

n pada saat

mengutip

pernyataan

Wakil

Presiden

Jusuf

Dalam mengutip

pernyataan

narasumber,

penulis sering

menggunakan kata

“menegaskan”

dengan maksud

menyampaikan

bahwa pernyataan

narasumber sangat

kuat dasarnya dan

144

DKI Jakarta

Basuki

Tjahaja

Purnama

mengacu

pada

kebenaran

dana

siluman

yang

dilaporkan

ke KPK.

dapat

dimakzulkan

terkait

polemik

APBD DKI

Jakarta

dengan

dugaan

adanya dana

siluman

didalamnya.

terkait pemakzulan Gubernur

DKI Jakarta yang tidak dapat

dilakukan jika memang benar

adanya dana siluman dan

kemudian diperjelas dengan

terlibatnya BPKP.

Elemen wacana praanggapan

pada teks ini melibatkan

pernyataan dari Wakil Presiden

Jusuf Kalla, disertakan pula

keterangan Gubernur DKI

Jakarta Basuki Tjahaja Purnama

(Ahok), pandangan Presiden

Joko Widodo dan pernyataan

anggota DPRD DKI Jakarta.

Elemen maksud yang ada dalam

teks berita ini dapat dilihat pada

paragraf 11 yang

mengisyaratkan bahwa pihak

UPS yang

paling terlihat

mencolok

adalah karena

diantara

anggaran

pengadaan UPS

menggunakan

biaya yang

cukup besar

dibandingkan

berbagai

anggaran

siluman dalam

APBD DKI

Jakarta. Pada

paragraf 15

terdapat juga

koherensi dalam

Kalla. Hal

ini

menyiratka

n maksud

penulis

untuk

menekanka

n kepada

pembaca

bahwa

apabila

Basuki

benar

bahwa

adanya

penyusupa

n anggaran

siluman

maka

mereka memiliki

keyakinan kuat

dengan pernyataan

tersebut.

Pada paragraf 12

terdapat majas

personifikasi yang

menjelaskan

bahwa penulis

mengorangkan

UPS seolah alat

catu daya listrik

(UPS) yang

menghabiskan

anggaran tersebut.

145

yang terlibat indikasi dana

siluman yang ada dalam APBD

DKI Jakarta berasal dari DPRD

DKI saja namun juga dari

jajaran di bawah Gubernur DKI

Jakarta seperti orang-orang

dikalangan Suku Dinas

Pendidikan yang dinilai nakal.

kalimat yang

menandakan

bahwa bukan

hanya pihak

DPRD DKI

yang dicurigai

memasukan

dana siluman

dalam APBD

DKI namun ada

pihak lain

dijajaran

pemerintahan

DKI Jakarta

yang juga

terlibat dan

terdapat

keterangan

tambahan yaitu

DPRD DKI

tidak dapat

menjatuhka

n posisi

Basuki

sebagai

Gubernur

DKI

Jakarta.

Pada

paragraf 23

penulis

kembali

menggunak

an kata

menegaska

n untuk

menekanka

n bahwa

146

yang terlibat

dalam jajaran

pemerintahan

salah satunya

adalah suku

dinas

pendidikan.

tujuan

DPRD

memakai

hak angket

adalah

bukan

untuk

memakzulk

an Basuki.

147

Table 3.4

Tabel Analisis Teks Berita

Judul berita “Dugaan Anggaran Siluman Menguat”

Wacana

yang

muncul

Struktur

Makro

Tematik

Superstruktur

Skematik

Struktur Mikro

Semantik Sintaksis Stilistik Retoris

Dugaan

adanya

anggara

n yang

semaki

n kuat

Tema utama

yang

terdapat

dalam teks

tersebut

adalah

tentang

perusahaan

pemenang

tender

pengadaan

Penulis

membagi

dalam berita

dalam

beberapa isu

yaitu

perusahaan

yang

menangani

tender UPS,

pihak

Latar yang disampaikan adalah

tentang perusahaan pemenang

lelang pengadaan UPS yang

memperkuat dugaan anggaran

siluman dalam APBD DKI.

Elemen detil berisi tentang

penjelasan dari ayah dari Indah

Lestari pemilik CV. Bintang

Mulia Wasesa pemenang lelang

pengadaan UPS yang

menyatakan tidak tahu

Koherensi

pembeda

terdapat pada

paragraf 9 kata

“tetapi”

digunakan

untuk melihat

fungsi UPS

yang cukup

penting dan

kebutuhan

Pada

paragraf 13

penggunaa

n kata

“oknum”

dalam

kalimat

tersebut

menegaska

n bahwa

ada pihak

Majas hiperbola

ditemukan pada

paragraf 2 dan

pada paragraf 3,

kata “tahu-

manahu” yang

menggambarkan

ketidaktahuan

sama sekali ayah

Indah Lestari

pemilik

148

UPS yang

diragukan

kebenarann

ya dan

isntansi

pengguna

anggaran

pengadaan

alat catu

daya listrik

(UPS)

seperti

kantor

kecamatan

yang tidak

mengajukan

anggaran

tersebut.

instansi yang

merasa tidak

mengajukan

anggaran

UPS, serta

komentar

Sekretaris

Komisi E

DPRD DKI

tentang

pernyataan

Gubernur

terkait

anggaran

yang tiba-

tiba muncul

dalam

RAPBD

2015.

mengenai pengadaan UPS.

Elemen wacana praanggapan

dalam teks berita ini mengambil

pendapat Camat Tambora

Jakarta Barat (par. 5 – par. 7),

Ali Maulana Hakim selaku

Camat Cengkareng Jakarta

Barat (par. 8 – par. 11), dan

Abdul Khalit Wakil Camat

Penjaringan (par. 12 – par 13).

Elemen maksud yang ada dalam

teks berita tersebut antara lain

pada paragraf 3 dimana Zainuri

ayah pemilik perusahaan

pemenang lelang pengadaan

UPS menyatakan tidak tahu

soal pengadaan UPS yang

dikerjakan putri ketiganya.

kantor

kecamatan yang

kurang perlu

penggunaan

UPS tersebut.

penyusun

RAPBD

DKI 2015

yang

menambah

kan

anggaran

siluman

dalam

RAPBD

tersebut.

perusahaan

pemenang lelang

pengadaan UPS

dan instansi terkait

pengguna RAPBD

DKI 2015 versi

DPRD DKI.

Terdapat unsur

grafis dalam teks

berita ini yaitu foto

warga yang

memberikan

dukungan kepada

Gubernur DKI

Jakarta Basuki

Tjahaja Purnama

terkait perseteruan

antara Gubernur

DKI dan DPRD

149

DKI dalam

penetapan

Rancangan

Anggaran

Pendapatan dan

Belanja Daerah

2015. Foto yang

disajikan Kompas

semakin

menguatkan

pemberitaan

dengan judul

“Dugaan

Anggaran Siluman

Menguat”.

150

Table 3.5

Tabel Analisis Teks Berita

Judul berita “Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar”

Wacana

yang

muncul

Struktur

Makro

Tematik

Superstruktur

Skematik

Struktur Mikro

Semantik Sintaksis Stilistik Retoris

Temuan

anggara

n

siluman

yang

semaki

n kuat

Tema utama

yang

dikembangk

an melalui

teks tersebut

adalah

tentang

pengadaan

anggaran

pemindai

dan

Pada teks

berita ini,

penulis

membagi

dalam

beberapa isu.

Isu yang

pertama

adalah

anggaran

pemindai dan

Latar yang disampaikan adalah

tentang instansi yang tidak

mengajukan pengadaan barang

namun ada dalam RAPBD DKI

Jakarta 2015 salah satunya

pengadaan alat pengindai dan

pencetak di sekolah.

Elemen detil pada teks ini berisi

penjelasan yang cukup

mengenai dugaan anggaran

siluman yang semakin kuat

Bentuk

koherensi

sebab-akibat

yang terdapat

dalam paragraf

15 yang berisi

Mendagri

dinilai lambat

dan tidak

menggunakan

otoritas yang

Pada lead

terdapat

kata

“termuat”

dalam

kalimat

tersebut

terkesan

menegaska

n bahwa

rincian

Dalam paragraf 4

terdapat kalimat

“kondisi SMPN 73

memprihatinkan”

mengandung

majas

personifikasi yang

menjelaskan

bahwa penulis

mengorangkan

SMPN 73 seolah

151

pencetak di

SMPN 73

Tebet

Jakarta

pencetak

dalam

RAPBD DKI

2015 untuk

sekolah yang

lebih

membutuhka

n

pembanguna

n gedung. Isu

berikutnya

menjelaskan

instruksi

Wali Kota

Jawa Barat

yang tidak

memperbole

hkan camat

menerima

tercantumkan dalam APBD

DKI Jakarta.

Elemen wacana praangapan

pada teks ini melihat pernyataan

Direktur Eksekutif Komite

Pemantauan Pelaksana

Otonomu Daerah Robert Endi

Jaweng, pegawai CV

Wisanggeni, anggota fraksi

partai Gerindra dan DPP PDIP

serta keterangan dari Mendagri.

Elemen maksud yang ada dalam

teks berita ini antara lain

pernyataan Gubernur DKI

Basuki Tjahaja Purnama pada

paragraf 14 yang dapat

ditangkap adalah Gubernur DKI

ingin menegaskan bahwa

dibandingkan hak angket yang

dimilikinya

dalam

menyelesaikan

polemik APBD

DKI Jakarta.

anggaran

yang tidak

jelas

sengaja

dimunculka

n dalam

RAPBD

DKI 2015

dan kata

versi dalam

kalimat

tersebut

semakin

memperkua

t pihak

DPRD DKI

yang

membuat

usulan

dalam keadaan

yang

menyedihkan.

152

barang dan

jasa yang

tidak

diusulkan.

Isu

berikutnya

menjelaskan

pencabutan

dukungan

partai

Nasdem

dalam panitia

hak angket

DPRD DKI.

Isu lain yang

menjadi

pelengkap

adalah

Menteri

diambil oleh DPRD,

penyelesaian anggaran yang

tiba-tiba muncul dalam DPRD

jauh lebih penting.

anggaran

tidak jelas

tersebut.

Pada

paragraf 6

terdapat

kata

“instruksi”

dan

“sangkaan”

dalam

pernyataan

tersebut

semakin

menegaska

n bahwa

pemerintah

tidak

mengetahui

153

Dalam

Negeri yang

dinilai

lambat dalam

menangani

polemik

APBD DKI

Jakarta.

mengenai

anggaran

UPS yang

tidak jelas

dan untuk

itu para

camat dan

lurah

diminta

untuk tidak

menerima

sesuatu

apapun

yang tidak

ada dasar

usulan

yang jelas.

154

Table 3.6

Tabel Analisis Teks Berita

Judul berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas”

Wacana

yang

muncul

Struktur

Makro

Tematik

Superstruktur

Skematik

Struktur Mikro

Semantik Sintaksis Stilistik Retoris

Tindaka

n yang

dilakuk

an

Mendag

ri

Tema utama

yang

dikembangk

an melalui

teks tersebut

adalah

segera

ditetapkann

ya

rancangan

APBD DKI

Penulis

melalui teks

berita

menjelaskan

pengesahan

RAPBD DKI

2015

dilakukan

secepatnya

karena

anggaran ini

Latar yang disampaikan adalah

tentang sudah tuntasnya

Kemendagri dalam

mengevaluasi APBD DKI

Jakarta (par. 4).

Elemen detil berisi tentang detil

pengkoreksian alokasi anggaran

dalam APBD DKI Jakarta.

Elemen wacana praanggapan

yang disertakan adalah

pernyataan

Bentuk

koherensi

penjelas

terdapat pada

paragraf 2, yang

menyatakan

bahwa Tjahjo

yang sedang

diwawancarai

menghadiri

acara upacara

Pada

paragraf 4

terdapat

penggunaa

n kata

“mengorek

si”, yang

dimaksud

adalah

Kemendagr

i telah

Pada paragraf 9

terdapat majas

sindiran, kata

“tontonan politik”

berarti Basuki

pihak DPRD DKI

Jakarta yang

melakukan hak

angket ditengah

polemik adanya

temuan dana

155

2015 yang

sudah

dikoreksi

oleh

Mendagri

dan telah

selasai

dievaluasi.

untuk

masyarakat

(par.2 dan

par.3).

Selanjutnya

penulis

menjelaskan

RAPBD

sudah

selesasi

dikoreksi

Mendagri

dan sudah

dievaluasi

(par. 4

sampai par.

8). Terdapat

pula

penjelasan

Menteri Dalam Negeri Tjahjo

Kumolo dan Direktur Jenderal

Keuangan Daerah Kementrian

Dalam Negeri Reydonnyzar

Moenek.

Elemen maksud yang ada dalam

teks berita ini dapat dilihat pada

paragraf 9, penulis seolah ingin

menampilkan kepada pembaca

keyakinan narasumbernya

dalam memberikan pernyataan

bahwa Basuki tidak akan

mundur dalam menyelesaikan

penghapusan anggaran siluman

dalam APBD DKI Jakarta.

HUT tersebut

sebenarnya

tidak

diperlukan.

Pada paragraf 3

terdapat

Kalimat yang

menegaskan

bahwa

Mendagri hanya

ingin

penengesahan

APBD DKI

Jakarta

dipercepat

karena kisruh

yang terjadi

dalam APBD

ini telah

selesai

memperbai

ki sejumlah

pos

anggaran di

APBD

yang tidak

efektif,

tidak

efisien,

tidak wajar,

tidak untuk

kepentinga

n umum

dan

bertentanga

n dengan

Undang-

Undang.

siluman.

156

dari pihak

Gubernur

DKI Jakarta

terkait

polemik

APBD DKI

(par. 9). Pada

paragraf

terakhir

menjelaskan

bahwa pihak

DPRD DKI

akan

melaporkan

Basuki

terkait

pencemaran

nama baik

dan

menghambat

sejumlah

pembangunan

dan

menyebabkan

tersendatnya

gaji PNS di

Jakarta. Hal ini

dinilai

merugikan bagi

warga Jakarta.

157

memalsukan

dokumen

(par.10).

Table 3.7

Tabel Analisis Teks Berita

Judul berita “Mendagri Segera Tetapkan APBD DKI” dan sub judul Polisi Mulai Memeriksa Pejabat DKI Terkait Pengadaan

UPS”

Wacana

yang

muncul

Struktur

Makro

Tematik

Superstruktur

Skematik

Struktur Mikro

Semantik Sintaksis Stilistik Retoris

Keputu

san

yang

diambil

Mendag

ri

dalam

Tema utama

yang

dikembangk

an melalui

teks tersebut

adalah

penetapan

Penulis

melalui teks

yang

ditulisnya

menjelaskan

proses

mediasi yang

Latar yang disampaikan adalah

tentang pengesahan APBD DKI

yang harus sesuai dengan target

kerangka kerja yang sudah ada,

namun Mendagri tetap

menghargai proses politik yang

ditempuh DPRD dengan hak

Pada paragraf 4

penulis

menekankan

bahwa Provinsi

DKI Jakarta

yang

mengalami

Pada lead

berita

terdapat

kata

“kekisruha

n” yang

seolah

Terdapat majas

personifikasi

dalam kalimat di

paragraf 9, kalimat

“digelar

Kemendagri”

seolah seluruh

158

menyel

esaikan

kisruh

APBD

DKI

2015

APBD DKI

Jakarta yang

akan

dilakukan

oleh

Mendagri

dan pihak

kepolisian

yang mulai

memeriksa

pejabat

terkait dana

siluman

yang ada

dalam

APBD DKI

Jakarta. Dan

sub topik

yang

diadakan

Mendagri

dalam rangka

penetapan

APBD DKI

Jakarta yang

sempat

tersendat

dikarenakan

perbedaan

versi.

Kemudian

penulis

mengangkat

isu lain yaitu

pengguanaan

sistem e-

budgeting

dalam

angket serta proses hukum yang

ditempuh Gubernur DKI ke

KPK.

Elemen detil berisi tentang

penjelasan Menteri Dalam

Negeri terkait rapat evaluasi

atas RAPBD DKI Jakarta 2015

yang harus segera ditetapkan

dan langkah Mendagri apabila

APBD tidak ditetapkan sesuai

dengan target kerangka kerja

yang sudah ada.

Elemen wacana praanggapan

dalam teks ini pernyataan dari

Menteri Dalam Negeri Tajahjo

Kumolo, Direktur Jenderal

Keuangan Daerah Kemendagri

Rerdonnyzar Moenek, Anggota

DPD AM Fatwa, pakar hukum

kendala dalam

penetapan

RAPBD

dikarenakan

belum

selesainya

administrasi

akibat dari

perbedaan

pemahaman

antara pihak

Pemprov DKI

dengan DPRD

DKI Jakarta.

Pada paragraf 6

terdapat

koherensi

sebab-akibat,

penulis secara

menggamb

arkan

kekacauan

atau

bercampur

aduk tidak

karuan,

sebaiknya

digantikan

dengan

kata

polemik

yang

berarti

perdebatan

mengenai

suatu

masalah

yang

Kemendagri atau

bangunan

Kemendagri telah

menggelar mediasi

tersebut.

Terdapat pula

unsur grafis dalam

berita ini yaitu

terdapat foto

sebagai pendukung

berita. Foto

Gubernur DKI

Jakarta Basuki

Tjahaja Purnama

yang tengah

memberitkan

keterangan kepada

pers terkait APBD

DKI Jakarta seusai

159

mendukung

adalah

proses

mediasi

yang digelar

Mendagri

untuk

menyelesaik

an

kekisruhan

antara

DPRD dan

Gubernur

DKI terkait

draf

RAPBD.

penetapan

APBD yang

dinilai efektif

mencegah

kebocoran

anggaran.

Selanjutnya

isu yang

diangkat

penulis

terkait

dengan hak

angket yang

digunakan

oleh DPRD.

Dan pada

bagian akhir

teks berita

dijelaskan

tata Negara Refly Harun, dan

Wakil Ketua DPRD DKI

Jakarta Abraham Lunggana.

Elemen maksud yang ada dalam

teks berita ini dapat dilihat pada

paragraf 11 hingga 13 dimana

isu penggunaan sistem e-

budgeting yang masih

dipertanyakan.

tidak langsung

mengajak

pembaca untuk

ikut

berspekulasi

bahwa RAPBD

harus segera

ditetapkan

supaya tidak

perlu memakai

APBD

terdahulu yang

terdapat

anggaran

siluman

didalamnya.

dikemukak

an secara

terbuka

dalam

media

massa.

pertemuan dengan

tim Kementrian

Dalam Negeri di

kantor

Kemendagri

memberikan kesan

memperkuat

pemberitaan

dengan judul

“Mendagri Segara

Tetapkan APBD

DKI” sekaligus

memberikan

keterangan

mengenai

kelanjutan dari

kasus kisruh

APBD DKI

Jakarta yang

160

bahwa

dimulainya

penyelidikan

pejabat

dilingkuanga

n Pemprov

oleh

kepolisian

terkait kisruh

APBD DKI

Jakarta.

tengah terjadi.

161

Table 3.8

Tabel Analisis Teks Berita

Judul berita “Program Tersendat, Persiapan Ujian Terusik”

Wacana

yang

muncul

Struktur

Makro

Tematik

Superstruktur

Skematik

Struktur Mikro

Semantik Sintaksis Stilistik Retoris

Akibat

dari

kekisru

han

yang

terjadi

dalam

penetap

an

APBD

DKI

Tema utama

yang

dikembangk

an melalui

teks tersebut

adalah

polemik

yang terjadi

antara

legislatif

dan

Penulis

menjelaskan

program-

program apa

saja yang

tersendat

akibat dari

belum

ditetapkanny

a APBD DKI

Jakarta 2015.

Latar pada teks berita ini adalah

tersendatnya program-program

yang diajukan dalam APBD

DKI Jakarta 2015 dan kegiatan

sekolah

yang terganggu.

Elemen detil berisi tentang

program-program yang

tersendat akibat kisruh APBD

DKI diantaranya adalah

pembebasan lahan Waduk

Koherensi

sebab-akibat

terdapat pada

lead teks berita

ini adalah

kalimat

Menjelaskan

karena kisruh

Pemprov dan

DPRD DKI

Jakarta terkait

Pada

paragraf 12

terdapat

kata

menegaska

n yang

ditulis

penulis

pada saat

mengutip

pernyataan

Pada judul teks

berita ini terdapat

majas metafora

pada judul yang

memiliki arti

terhambatnya

program-program

dan terganggunya

persiapan ujian

akhir sekolah

akibat kisruh yang

162

Jakarta

2015

eksekutif

telah

menghamba

t program-

program

strategis

serta

menggangg

u

pelaksanaan

ujian akhir

SMA.

Berikutnya

berisi

pernyataan

Gubernur

DKI Jakarta

mengenai tim

anggaran

pemerintah

daerah

(TAPD) yang

mulai bekerja

dengan

memperbaiki

beberapa hal

dalam APBD

DKI Jakarta

2015

sebelum

dibahas

Marunda (par. 2), normalisasi

saluran air supaya tidak banjir

(par. 4), serta operasionalisasi

di RSUD Koja juga terganggu

(par. 5).

Elemen wacana praanggapan

terdapat pernyataan Sekretaris

Kota Jakarta Uatara, Direktur

RSUD Koja Theryoto, Kepala

Sekolah SMAN 112 Jakarta

Saryono, Kepala Sekolah

SMAN 16 Jakarta Cedarkuine,

Kepala Bidang Humas Polda

Metro Jaya Komisaris Besar

Martinus Sitompul, serta

Gubernur DKI Jakarta Basuki

Tjahaja Purnama juga ikut

memberikan pernyataan.

Elemen maksud yang ada dalam

RAPBD DKI

Jakarta

menyebabkan

pengaruh yang

besar pada

program

strategis dan

menganggu

persiapan

pelaksanaan

ujian akhir

SMA di Jakarta.

Gubernur

DKI

Jakarta

Basuki

Tjahaja

Purnama

yang

menyiratka

n maksud

penulis

untuk

menekanka

n kepada

pembaca

bahwa

penyusupa

n anggaran

yang tidak

jelas

terjadi terkait

APBD DKI

Jakarta.

Penggunaan kata

tersendat dan

terusik yang sama-

sama memiliki arti

hambatan atau

halangan.

163

dengan

Badan

Anggaran

DPRD DKI.

Selanjutnya

dijelaskan

peraturan

Menteri

Dalam

Negeri yang

mendukung

pernyataan

Gubernur

DKI Jakarta

tersebut.

teks berita ini dapat dilihat pada

paragraf 17 yang

mengisyaratkan bahwa pihak

Gubernur DKI tidak mau lagi

adanya anggaran siluman dalam

APBD DKI Jakarta 2015 seperti

yang sudah terjadi di tahun-

tahun sebelumnya.

berapapun

besarnya

tidak dalam

APBD DKI

Jakarta

tidak akan

ditoleransi

oleh pihak

BPKP.

164

Table 3.9

Tabel Analisis Teks Berita

Judul berita Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta

Wacana

yang

muncul

Struktur

Makro

Tematik

Superstruktur

Skematik

Struktur Mikro

Semantik Sintaksis Stilistik Retoris

Penyele

saian

kisruh

APBD

DKI

harus

mengut

amakan

kepenti

ngan

rakyat

Tema utama

yang

dikembangk

an melalui

teks tersebut

adalah

Pemprov

dan DPRD

DKI Jakarta

yang

diminta

Pada teks

berita ini

penulis

membahas

mengenai

usulan yang

tidak dapat

dijalankan

akibat kisruh

APBD DKI.

Hukum harus

Latar yang terdapat pada teks

berita ini adalah usulan prioritas

yang tidak bisa dijalankan

dikarenakan perbedaan

pendapat terkait APBD DKI

Jakarta antara Gubernur dan

DPRD DKI Jakarta.

Elemen detil berisi tentang

penggambaran penulis

mengenai ketidaksepahaman

antara Pemprov dan DPRD DKI

Pada paragraf 2

terdapat kalimat

yang

merupakan

koherensi sebab

akibat yaitu

apabila tidak

mencapai

kesepakatan

antara Pemprov

dan DPRD

Pada

paragraf 8

terdapat

kalimat

dengan

kata

menegaska

n, yang

berarti

penulis

seolah

Pada paragraf 2

terdapat majas

hiperbola dalam

kalimat

“akrobat politik”

yang memberikan

kesan berlebihan

terkait perselisihan

antara Gubernur

dan DPRD DKI

Jakarta yang

165

Jakarta

harus

diutama

kan

untuk

mengedepan

kan

kepentingan

rakyat.

ditegakkan

dalam

menangani

kasus

anggaran

siluman

dalam APBD

DKI.

Selanjutnya

terdapat

pernyataan

dari pihak

DPRD yang

menilai

penggunaan

sistem e-

budgeting

yang belum

kompatibel.

terkait draf RAPBD 2015 yang

menakibatkan program tidak

dapat jalankan.

Elemen wacana praanggapan

yaitu penyertaan pendapat dari

Sekretaris Jenderal Forum

Indonesia untuk Transparansi

Anggaran Yenny Sucipto,

Anggota DPRD DKI Jakarta

Fraksi Gerindra Mohammad

Sanusi, Gubernur DKI Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama,

Kepala Bidang Humas Polda

Metro Jaya Komisaris Besar

Martinus Sitompul, dan Wakil

Ketua DPRD DKI Jakarta

Abraham Lunggana.

Elemen maksud yang ada dalam

teks berita ini dapat dilihat pada

sehingga harus

memakai APBD

Perubahan

2015, hal ini

mengakibatkan

usulan prioritas

dalam APBD

2015 tidak

dapat

dilaksanakan.

meyakiank

an bahwa

TAPD

bersungguh

-sungguh

dalam

menghapus

kan

anggaran

yang tidak

jelas.

terjadi.

166

Wakil Ketua

DPRD DKI

juga

mengatakan

siap

diperiksa

polisi terkait

anggaran

pengadaan

UPS.

paragraf 4 yang mengisyaratkan

bahwa pihak Gubernur dan

pihak DPRD DKI Jakarta harus

segera menuntaskan polemik

yang terjadi dan lebih

mementingkan kepentingan

rakyat Jakarta.

167

167