bab iii pembahasaan - bsi

24
BAB III PEMBAHASAAN 3.1. Tinjauan Perusahaan 3.1.1. Sejarah Polisi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) awalnya dibentuk pada masa kolonial Belanda di mana diawali oleh pembentukan pasukan jaga yang diambil dari orang-orang pribumi untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu. Pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di Semarang, merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka. Wewenang operasional kepolisian ada pada residen yang dibantu asisten residen. Rechts Politie dipertangung jawabkan pada Procureur Generaal (Jaksa Agung). Pada masa Hindia-Belanda terdapat bermacam-macam bentuk kepolisian, seperti Veld Polite (Polisi Lapangan), Stands Polite (Polisi Kota), Culture Politie (Polisi Pertanian), Bestuurs Politie (Polisi Pamong Praja), dan lain-lain. Pada dasarnya pribumi tidak diperkenankan menjabat Hood Agent (bintara), Inspekteur Van Politie, dan Commisaris Van Politie. Untuk pribumi selama menjadi agen polisi diciptakan jabatan seperti manti Polisi, asisten wedana, dan wedana Polisi. Kepolisian modern Hindia-Belanda yang dibentuk antara tahun 1897-1920 adalah merupakan cikal bakal dari terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia saat ini. Pada masa Jepang Kepolisian Indonesia menjadi Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar dan

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

BAB III

PEMBAHASAAN

3.1. Tinjauan Perusahaan

3.1.1. Sejarah Polisi

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) awalnya dibentuk pada

masa kolonial Belanda di mana diawali oleh pembentukan pasukan jaga yang

diambil dari orang-orang pribumi untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang

Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu. Pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di

Semarang, merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka.

Wewenang operasional kepolisian ada pada residen yang dibantu asisten

residen. Rechts Politie dipertangung jawabkan pada Procureur Generaal (Jaksa

Agung). Pada masa Hindia-Belanda terdapat bermacam-macam bentuk kepolisian,

seperti Veld Polite (Polisi Lapangan), Stands Polite (Polisi Kota), Culture Politie

(Polisi Pertanian), Bestuurs Politie (Polisi Pamong Praja), dan lain-lain. Pada

dasarnya pribumi tidak diperkenankan menjabat Hood Agent (bintara), Inspekteur

Van Politie, dan Commisaris Van Politie. Untuk pribumi selama menjadi agen

polisi diciptakan jabatan seperti manti Polisi, asisten wedana, dan wedana Polisi.

Kepolisian modern Hindia-Belanda yang dibentuk antara tahun 1897-1920 adalah

merupakan cikal bakal dari terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia

saat ini.

Pada masa Jepang Kepolisian Indonesia menjadi Kepolisian Jawa dan

Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera yang berpusat di

Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar dan

Page 2: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

Kepolisian Kalimantan yang berpusat di Banjarmasin. Tiap-tiap kantor Polisi di

daerah meskipun dikepalai oleh seorang pejabat kepolisian bangsa Indonesia, tapi

selalu didampingi oleh pejabat Jepang yang disebut Sidookaan yang dalam praktik

lebih berkuasa dari kepala Polisi.

Tidak lama setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, pemerintah

militer Jepang membubarkan Peta dan Gyu-Gun, sedangkan Polisi tetap bertugas,

termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

tanggal 17 Agustus 1945. Secara resmi kepolisian menjadi Kepolisian Indonesia yang

merdeka. Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi

di Surabaya, pada tanggal 21 Aagustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi

Republik Indonesia sebagai langkah awal yang dilakukan selain mengadakan

pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga

membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan

bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.

Sebelumnya pada tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN)

oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 29 September

1945 Presiden Soekarno melantik Soekanto Tjokrodiatmojo menjadi Kepala

Kepolisian Negara (KKN).

Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementrian Dalam

Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab

masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada

Jaksa Agung. Kemudian mulai tanggal 1 Juli 1946 dengan penetapan Pemerintah

tahun 1946 No. 11/S.D Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung jawab

langsung kepada Perdana Menteri. Tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun

Page 3: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

29

diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini. Sebagai bangsa dan negara

yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan maka Polri disamping

bertugas sebagai penegak hukum juga ikut bertempur diseluruh wilayah RI. Polri

menyatakan dirinya “combatant” yang tidak tunduk pada Konvensi Jenewa. Polisi

Istimewa diganti menjadi Mobile Brigade, sebagai kesatuan khusus untuk

perjuangan bersenjata, seperti dikenal dalam pertempuran 10 November di

Surabaya, di front Sumatera Utara, Sumatera Barat, penumpasan pemberontakan

PKI di Madiun, dan lain-lain.

Pada masa Kabinet Presidential, pada tanggal 4 Februari 1948 dikeluarkan

Tap Pemerintahan No. 1/1948 yang menetapkan Polri dipimpin langsung oleh

Presiden/wakil Presiden dalam kedudukan sebagai perdana menteri. Pada masa

revolusi fisik, Kapolri Jendral Polisi R.S Soekanto telah mulai menata organisasi

kepolisian di seluruh wilayah RI. Pada Pemerintahan Darurat RI (PDRI) yang diektuai

Mr. Sjafrudin Prawinegara berkedudukan di Sumatera Tengah, Jawatan Kepolisian

dipimpin KBP Umar Said (tanggal 22 September 1948).

Dengan dibentuknya negara kesatuan pada 17 Agustus 1950 dan

diberlakukanya UUD 1950 yang menganut sisitem parlementer, Kepala Kepolisian

Negara tetap dijabat R.S Soekanto yang bertanggung jawab kepada perdana

menteri/Presiden. Waktu kedudukan Polri kembali ke Jakarta, karena belum ada kantor

digunakan bekas kantor Hoofd Van de Dienst der Algemene Politie di Gedung

Departemen Dalam Negeri. Kemudian R.S. Soekanto merencanakan kantor sendiri di

Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan sebutan Markas Besar

Djawatan Kepolisian Negara RI (DKN) yang menjadi

Page 4: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

Markas Besar Kepolisian sampai sekarang. Ketika itu menjadi gedung perkantoran

termegah setelah Istana Negara.

Sampai periode ini Kepolisian berstatus tersendiri antara sipil dan militer

yang memiliki organisasi dan peraturan gaji tersendiri. Anggota Polri terorganisir

dalam Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia (P3RI) tidak ikut dalam

KORPRI, sedangkan bagi isteri Polisi semenjak zaman revolusi sudah membentuk

organisasi yang sampai sekarang dikenal dengan nama Bhayangkari tidak ikut

dalam Dharma Wanita ataupun Dharma Pertiwi. Organisasi P3RI dan Bhayangkara

ini memiliki ketua dan pengurus secara demokratis dan pernah ikut Pemilu 1955

yang memenangkan kursi di Konstituante dan Parlemen.

Dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1945 dengan Keppres No. 154/1959 Kapolri

juga menjabat sebagai Menteri Muda Kepolisian dan Menteri Muda Veteran. Pada

tanggal 26 Agustus 1959 dengan Surat Edaran Menteri Pertama No. 1/MP/RI1959,

ditetapkan sebutan Kepala Kepolisian Negara diubah menjadi Menteri Muda

Kepolisian yang memimpin Departemen Kepolisian (sebagai ganti dari Djawatan

Kepolisian Negara). Saat Presiden Soekarno menyatakan akan membentuk ABRI yang

terdiri dari Angkatan Perang dan Angkatan Kepolisian, R.S. Soekanto menyampaikan

keberatannya dengan alasan untuk menjaga profesionalisme Kepolisian. Pada tanggal

15 Desember 1959 R.S. Soekanto mengundurkan diri setelah menjabat Kapolri/Meteri

Muda Kepolisian, sehingga berakhirlah karier Bapak Kepolisian RI tersebut sejak 29

September 1945 hingga 15 Desember 1959.

Dengan Taps MPRS No. II dan III tahun 1960 dinyatakan bahwa ABRI

tersiri atas Angkatan Perang dan Polisi Negara. Berdasarkan Keppres No. 21/1960

sebutan Menteri Muda Kepolisian ditiadakan dan selanjutnya disebut Menteri

Page 5: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

31

Kepolisian Negara bersama Angkatan Perang lainya dan dimasukan dalam bidang

keamanan Nasional. Tanggal 19 Juni 1961, DPR-GR mengesahkan UU Pokok

Kepolisian No. 13/1961. Dalam UU ini dinyatakan bahwa kedudukan Polri sebagai

salah satu unsur ABRI yang sama sederajat dengan TNI AD, AL, dan AU.

Dengan Keppres No. 94/1962, Menteri Kapolri, Menteri/KASAD,

Menteri/KASAL, Menteri/KSAU, Menteri/Jaksa Agung, Meneteri Urusan Veteran

dikoordinasikan oleh wakil Menteri Pertama Bidang Pertahanan Keamanan.

Dengan Keppres No. 134/1962 menteri diganti menjadi Menteri/Kepala Staff

Angkatan Kepolisian (Menkasak). Kemudian sebutan Menkasak diganti lagi

menjadi Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian (Menpangak) dan langsung

bertanggung jawab kepada presiden sebagai kepala pemerintahan negara. Dengan

Keppres No. 290/1964 kedudukan, tugas, tanggung jawab Polri ditentukan sebagai

berikut :

1. Alat Negara Penegak Hukum.

2. Koordinator Polsus.

3. Ikut serta dalam pertahanan.

4. Pembinaan Kamtibnas.

5. Kekaryaan.

6. Sebagai alat revolusi.

Berdasarkan Keppres No. 155/1965 tanggal 6 Juli 1965, pendidikan

AKABRI disamakan bagi Angkatan Perang dan Polri selama satu tahun di

Magelang. Sementara pada tahun 1964 dan 1965, pengaruh PKI bertambah besar

karena politik NASAKOM Presiden Soekarno, dan PKI mulai menyusupi

memngaruhi sebagian anggota ABRI dari keempat angkatan.

Page 6: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

Karena pengalaman yang pahit dari peristiwa G30S/PKI yang

mencerminkan tidak adanya integrasi antara unsur-unsur ABRI, tahun 1967 dengan

SK Presiden No. 132/1967 tanggal 24 Agustus 1967 ditetapkan Pokok-Pokok

Organisasi dan Prosedur Bidang Pertahanan dan Keamanan yang menyatakan

ABRI merupakan bagian dari organisasi Departemen Hankam meliputi AD, AL,

AU, dan AK yang masing-masingdipimpin oleh Panglima Angkatan dan

bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibanya kepada

Menhakam/Pengab. Jenderal Soeharto sebagai Menhankam/Pangab yang pertama.

Setelah Soeharto dipilih sebagai Presiden pada tahun 1968 jabatan

Menhankam/Pangab berpindah kepada Jenderal M. Panggabean kemudian ternyata

betapa ketatnya integrasi ini yang dampaknya sangat menyulitkan perkembangan

Polri yang secara universal memang bukan angkatan perang. Pada tahun 1969

dengan Keppres No. 52/1969 sebutan Panglima Angkatan Kepolisian diganti

kembali sesuai UU No. 13/1961 menjadi Kepala Kepolisian Negara RI, namun

singkatanya tidak lagi KKN tetapi Kapolri. Pergantian sebutan ini diresmikan pada

tanggal 1 Juli 1969.

3.1.2. Sejarah Tim Jaguar

Tim Jaguar adalah Tim yang dibentuk pada tanggal 18 Oktober tahun 2014

dan berada langsung dibawah Komando Kapolres Kota Depok yang memiliki tugas

khusus yang mereka jalanin secara konsisten untuk mengayomi masyarakat di wilayah

Depok dan sekitarnya dari gangguan tindak kriminalitas yang ada.

Tim Jaguar terbentuk dari beberapa anggota kesatuan seperti Satuan

Samapta Bhayangkara, Satuan Reserse Kriminal Provost, Intel, dan lain-lain.

Setelah dibentuk para anggota Tim Jaguar selama akan dilatih selama dua bulan

Page 7: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

33

dan diberikan berbagai macam pelatihan seperti, latihan fisik, bela diri, lari jarak

jauh, menembak, bongkar pasang senjata hingga pada akhirnya terpilihlah 30

personel yang saati ini bertigas di Tim Jaguar.

3.2. Visi dan Misi

3.2.1. Visi Kepolisian

Terwujudnya pelayanan keamana dan ketertiban masyarakat yang prima,

tegaknya hukum dan keamanan dalam negeri yang mantap serta terjalinnya sinergi

polisional yang proaktif.

3.2.2. Misi Kepolisian

1. Melaksanakkan deteksi dini dan peringatan dini melalui kegiatan/operasi

penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.

2. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah,

responsif dan tidak diskriminatif.

3. Menjaga keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk menjamin

keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang.

4. Menjamin keberhasilan penanggulangan gangguan keamanan dalam negeri.

5. Mengembangkan perpolisian masyarakat yang berbasis pada masyarakat

patuh hukum.

6. Menegakkan hukum secara profesional, objektif, proposional, transparan,

dan akuntable untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan.

7. Mengelola secara profesional, transparan, akuntable dan modern seluruh

sumber daya Polri guna mendukung operasional tugas Polri.

Page 8: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

8. Membangun sistem sinergi polisional indepartemen dan lembaga

Internasional maupun komponen masyarakat dalam rangka membangun

kemitraan dan jejaring kerja (Patnership Building/networking).

3.2.3. Visi & Misi Tim Jaguar

Visi dan Misi tim Jaguar adalah Mencegah dan Mengurangi tindak pidana

kriminal yang terjadi di sekitar wilayah kota Depok.

3.3. Slogan

Lambang atau motto Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)

berbunyai Rastra Sewakottama yang merupakan bahasa Sansekerta yang berarti

“Pelayan Utama Bangsa”. Dapat disimpulkan bahwa Rastra Sewakottama berarti

“Pelayan terbaik Bangsa/Rakyat”, dan dipahami sebagai “Polri sebagai pelayanan

dan abdi utama Negara dan Bangsa”. Sebutan tersebut adalah Brata Pertama dari

Tri Brata yang diikrarkan sebagai pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954.

3.3.1. Logo

Sumber : polri.go.id

Page 9: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

35

Gambar III.1

Logo Kepolisian Republik Indonesia

1. Perisai bermakna pelindung rakyat dan negara.

2. Tiang dan Nyala Obor bermakna penugasan tugas Polri, disamping

memberi sesuluh atau penerangan juga bermakna penyadaran hati nurani

masyarakat agar selalu sadar akan perlunya kondisi Kamtibnas yang

mantap.

3. Pancaran obor yang berjumlah 17 dengan 8 sudut pancar berlapis 4 tiang

dan 5 penyangga bermakna 17 Agustus 1945, hari Proklamasi Kemerdekaan

yang berarti Polri berperan langsung pada proses kemerdekaan dan

sekaligus pernyataan bahwa Polri tak pernah lepas dari perjuangan bangsa

dan negara.

4. Tangkai padi dan kapas menggabarkan cita-cita bangsa menuju kehidupan

adil dan makmur, sedangkan 29 daun kapas dengan 9 putik dan 45 butir padi

merupakan suatu pernyataan tanggal pelantikan Kapolri pertama 29

September 1945 yang dijabat oleh Jenderal Polisi Raden Said Soekanto

Tjokrodiatmodjo.

5. 3 Bintang di atas logo bermakna “Tri Brata” adalah Pedoman Hidup.

Sedangkan warna hitam dan kuning adalah warna legendaris Polri.

6. Warna Hitam adalah lambang keadilan dan sikap tenang mantap yang

bermakna harapan agar Polri selalu tidak goyah dalam situasi dan kondisi

apapun, tenang, memiliki stabilitas nasional yang tinggi dan prima agar

dapat selalu berpikir jernih, bersih, dan tepat dalam mengambil keputusan.

Page 10: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

3.3.3. Logo Tim Jaguar

Sumber : Tim Jaguar

Gambar III.2

Logo Tim Jaguar

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa logo dari Tim Jaguar

dibuat sesuai dengan arti nama dari Jaguar itu sendiri yaitu Penjaga Gangguan Anti

Kerusuhan yang terinspirasi oleh kesatuan Militer Batalion 6 Jaguar Infanteri

Cilandak.

Page 11: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

37

3.3.2. Struktur Organisasi

Sumber : polri.go.id

Gambar III.3

Struktur Organisasi Mabes Polri

Page 12: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

3.3.3. Struktur Tim Jaguar

Iptu Winam Agus

(Ketua Tim Jaguar)

Aiptu Iwan Nugraha Aiptu Tulus Widodo

(Waka Tim 1) (Waka Tim 2)

Bripka Vino Aiptu Ketut

Purba

Aipd

a Brigadir

Komang Hari Wijayanto

Brigadir Brigadir

Desfi a.

Andri

Briptu Aiptu Ari

Zuhdi Hasibuan

Sparta

Briptu Ozi

Briptu Adit

Bripda Briptu Wahyu

Lungit

Bripda Suci

Bripda Aprilia

Tami

Sumber : Tim Jaguar

Gambar III.4

Struktur Organisasi Tim Jaguar

3.4. Proses Kerja Program Humas

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mempunyai tugas untuk dapat

melayani dan menjaga keamanan yang ada. Maka dari itu, salah satu bentuk dalam

menjalankan kegiatan yang dilakukan oleh Polres Depok adalah, menciptakan

lingkungan yang aman dan kondusif agar masyarakat yang berada di sekitar wilayah

Kota Depok merasa aman, maka Polres Depok membentuk sebuah tim

Page 13: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

39

untuk mewujudkan hal tersebut, dan beragkat dari hal tersebutlah Tim Jaguar

dibentuk, agar Kota Depok lebih aman dan kondusif.

3.4.1. Perencanaan

1. Analisis Situasi

Dengan banyaknya kegiatan yang sudah dilakukan oleh Tim Jaguar yang ada

di Polres Depok sejak 18 Oktober 2014 hingga saat ini, dimana penulis

berkesempatan mengikuti proses kegiatan yang dilakukan oleh Tim Jaguar pada

tanggal 13 Juli 2018 seperti berikut ini :

Table III.1

Time Table Kegiatan Tim Jaguar

No Waktu Kegiatan

1 23.30 – 00.00 Anggota Tim Jaguar berkumpul untuk melakukan briefing,

persiapan, dan pengecekan perlengkapan

2 00.00 – 00.45 Tim Jaguar menemukan kejadian pertama di wilayah sekitar

ITC Depok

5 00.45 – 00.52 Tim Jaguar memeriksa keadaan dimana sempat terjadi

pelaporan kebakaran di Toko Bangka Aquarium yang ada di

Jalan Margonda

6 00.52 – 01.20 Tim Jaguar melakukan pemantauan di sekitar wilayah Jalan

Raya Merdeka

7 01.20 – 01.53 Tim Jaguar melakukan penyelusuran di daerah Jalan Raya

Merdeka sampai di perumahan Grand Depok City (GDC)

8 01.53 – 02.40 Tim Jaguar melakukan pemantauan kembali di wilayah Kota

Depok dan sekitarnya

9 02.40 – 03.56 Tim Jaguar mendapat pelaporan bahwa akan terjadi sebuah

tawuran antar warga di daerah Citayam

Page 14: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

10 03.56 – 04.14 Tim Jaguar menyerahkan tiga anak yang terlibat dalam aksi

tawuran tersebut ke pihak Polsek Limo Depok

11 04.14 – 04.35 Tim Jaguar kembali menemukan kejadian yang ada di

wilayah sekitar Pitara Depok

12 04.35 – 05.00 Tim Jaguar kembali melakukan pemantauan di sekitar

wilayah Pitara hingga ke Jalan Margonda Raya

13 05.00 Seluruh Tim Jaguar kembali ke Polres Depok

Dari kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim Jaguar maka dapat diperoleh beberapa point

sebagai berikut :

Table III.2

Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT)

Polres Depok

Strength Weakness

a. Merupakan aparatur Negara a. Banyaknya anggota Kepolisian yang

b. Polri organisasi terbesar kedua di nakaldanmenyalahgunakan

dunia wewenang dan jabatan

Opportunity Threat

a. Polres Kota Depok sudah mempunyai a. Masih banyaknya tindak kejahatan

nilai baik dimata masyarakat yang ada diWilayah Kota Depok

a. Strength

Kepolisan Republik Indonesia atau Polri merupakan aparat negara dimana

mempunyai tugas untuk dapat melindungi serta mengayomi masyarakat.

Selain itu pihak Kepolisian juga mempunyai tugas untuk dapat melayani

dan memberikan bantuan hukum bagi Warga Negara Indonesia (WNI)

maupun Warga Negara Asing (WNI) yang sedang ada di Indonesia juga

mendapatkan perlindungan yang sama.

Page 15: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

41

Selain itu Kepolisian Republik Indonesia (Polri) merupakan organisasi

terbesar ke dua di dunia setelah China dimana Polri mempunyai lebih dari

423 ribu anggota, mempunyai 33 Polda dari 34 provinsi di Indonesia,

mempunyai hampir 500 Polres di Indonesia, dan mempunyai hampir 5.000

Polsek yang ada di Indonesia.

b. Weakness

Dalam hal ini yang menjadi kelemahan dari Polri adalah ada saja para polisi-

polisi yang curang dan menyalah gunakan wewenang dan jabatanya. Seperti

salah satunya adalah masih ada polisi yang melakukan Pungutan Liar

(pungli).

c. Opportunity

Polres Kota Depok semakin dikenal baik oleh masyarakatnya dan telah

mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pihak Kepolisian dimana

saat ini banyak sekali kejadian yang ada di wilayah sekitar Kota Depok

namun Polisi yang berada di Kota Depok berhasil mengatasi hal tersebut

dengan baik.

d. Threat

Masih ada saja tindak kejahatan yang ada di wilayah Kota Depok

dikarenakan begitu luasnya cangkupan wilayah yang ada di Depok dan

masih banyaknya akses yang mudah dilewati oleh para pelaku kejahatan

maupun pelanggaran lalu lintas di jalan yang setiap hari masih sering

ditemukan

Page 16: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

Table III.3

Strength, Weakness, Opportunity, Threat

Kegiatan Tim Jaguar

Strength Weakness

a. Memiliki anggota yang a. Hanya beroperasi untuk wilayah

terkordinasi dengan baik sekitar Kota Depok

b. Mempunyai semangat dan

komitmen yang tinggi

c. Profesional

d. Menindak lanjuti setiap kejadian

secara langsung

e. Terpercaya dan Modern

f. Setiap anggota Tim Jaguar

mempunyai kepercayaan diri

dalam melaksanakan tugas

Opportunity Threat

a. Mempunyai penilaian yang baik a. Masih banyaknya tindak

di mata masyarakat kejahatan yang ada di Indonesia

b. Para pelaku tindak kriminalitas

a. Strength

Tim Jaguar mempunyai anggota-anggota yang sudah diberi

pelatihan khusus sebelum mereka bergabung menjadi Tim Jaguar,

mereka dilatih oleh anggota Brimop, Gegana dan juga mereka

mendapatkan pelatihan yang sama dengan para anggota SWAT yang

diadakan pada tahun 2017 lalu.

Selain itu para angota Tim Jagura juga mempunyai komitmen dan

semnagat yang tinggi dalam menjalankan tugas mereka, dimana

Page 17: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

43

mereka melakukan hal tersebut diluar jam dinas mereka dapat

dikatakan kegiatan Tim Jaguar adalah kegiatan sukarela yang

mereka lakukan diluar jam dinas atau jam tugas mereka sebagai

Polisi. Namun mereka tetap melakukan hal tersebut dengan

profesional dapat dilihat dari bagaimana cara mereka menindak

lajuti setiap kejadian yang mereka temukan.

Selain itu mereka juga aktif dalam mengunakan media sosial untuk

menyebar luaskan informasi mengenai kejadian yang terjadi ataupun

menanggapai pelaporan dari masyarakat

b. Weakness

Tim Jaguar hanya beroperasi di wilayah Kota Depok dimana

seharusnya Tim seperti itu harus terdapat disetiap wilayah untuk

dapat membantu dan mengatasi setiap tindak kejahatan yang ada di

setiap wilayah.

c. Opportunity

Saat ini Tim Jaguar dikenal oleh hampir seluruh masyarakat di

Indonesia melalui semua kegiatan yang berhasil ditangani oleh Tim

Jaguar dan mereka di nilai positif dimata masyarakat dengan sikap

para anggota yang masyarakat nilai begitu ramah, sopan dan tegas

dalam menindak lanjuti kejahatan yang ada.

d. Threat

Sama halnya dengan Kepolisian dimana masih banyak tindak

kejahatan yang dilakukan oleh masyarakat sementara Tim Jaguar

hanya beroperasi untuk wilayah di Kota Depok.

Page 18: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

Selain itu ancaman yang benar-benar nyata adalah para pelaku

tindak kriminalitas atau kejahatan yang berada di wilayah sekitar

Kota Depok dimana secara kasat mata mereka berperilaku sama

seperti masyarakat pada umumnya sementara Tim Jaguar dapat

dengan mudah mereka kenai dikarenakan mereka menggunakan

seragam yang dengan mudah dikeanli oleh para pelaku tindak

kejahatan atau kriminal.

2. Tujuan

Tujuan diadakannya Tim Jaguar adalah untuk :

1. Menciptakan lingkungan yang aman untuk wilayah sekitar Kota Depok

2. Menjaga keamanan di wilayah Kota Depok

3. Membantu pemerintah Kota Depok dalam mewujudkan kota yang Aman

3.4.2. Target Audience atau Khalayak

Target audience atau khalayak dalam kegiatan Tim Jaguar ini adalah

Target Primer yaitu seluruh masyarakat yang berada di Indonesia khususnya yang

berada di wilayah Kota Depok. Dimana target khalayak dari kegiatan ini dapat

diperinci sebagai berikut :

1. Geografi :

a. Negara : Indonesia

b. Provinsi : Jawa Barat

c. Kota : Depok

d. Kelompok Masyarakat : Sub Urban

e. Iklim : Tropis

2. Demografi

Page 19: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

45

a. Usia : Remaja awal hingga Remaja Akhir yaitu 12 tahun hingga 21

tahun dan masa dewasa awal yaitu usia 26 hingga 35 tahun.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

c. Pendidikan : SMP – SMA/SMK

d. Pekerjaan : Pelajar – Pekerja

e. Agama : Semua

f. Ekonomi : Menengah

3. Psikografi :

a. Status Sosial : Semua Kalangan

3.4.3. Pesan

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, penulis menjabarkan

bentuk pesan dalam kegiatan Tim Jaguar tersebut yaitu pesan primer. Dimana pesan

primer dalam hal ini adalah tujuan dibentuknya tim jaguar yaitu untuk menciptakan

lingkungan yang aman di wilayah Kota Depok sehingga Kota Depok menjdai kota

yang aman.

3.4.4. Strategi dan Taktik

Table III.4

Strategi dan Taktik

No Strategi Taktik

1. Meningkatkan Kinerja Polisi Dalam 1. Membentuk sebuah tim yang

Mengayomi Masyarakat khusus untuk menindak lanjuti

tindak kejahatan kriminal yang

ada di wilayah Kota Depok

2. Melakukan pemantauan yang

dilakukan setiap hari di malam

Page 20: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

hari untuk wilayah sekitar

Kota Depok

3. Menggunakan media sosial

untuk menyebar luaskan

informasi maupun adanya

laporan pengaduan terkait

tindak kejahatan yang ada di

wilayah sekitar Kota Depok

4. Menjalin kerja sama dengan

media televisi untuk menyebar

luaskan kegiatan yang

dilakukan

5. Menciptakan lingkungan yang

aman dan kondusif di sekitar

wilayah Kota Depok

3.4.5. Media

Penyebaran informasi yang dilakukan oleh Tim Jaguar yaitu melalui :

1. Instagram : @jaguar_restadepok dan @86_netmedia

2. Facebook : Jaguar Polres Depok

3. Aplikasi Halo Polisi

4. Media Massa : Program 86 di Net Tv

3.4.6. Anggaran

47

Pihak Polres Depok tidak memberikan perincian biaya mengenai anggaran

yang telah dikeluarkan dikarenakan hal tersebut merupakan sebuah privasi dan

tidak diperbolehkan untuk disebar luaskan.

Page 21: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

3.4.7. Kriteria Evaluasi

Dalam mengetahui dan menilai apakah sebuah program ataupun kegiatan

tersebut berhasil atau tidak maka diperlukan sebuah kriteria evaluasi, hal tersebut

bertujuan untuk mempermudah dalam proses evaluasi mengenai kegiatan tersebut.

Dan evaluasi pada kegiatan ini adalah untuk melihat sejauh mana kegiatan yang

dilakukan oleh Tim Jaguar Polres Depok dan juga melihat respon masyarakat

mengenai kegiatan yang dilakukan.

Table III.5

Kriteria Evaluasi

Tujuan Strategi Indikator/Kriteria

1. Meningkatkan Meningkatkan Kinerja 1. Berkurangnya angka kriminalitas

keamanan di wilayah Kepolisian Dalam yang terjadi di Kota Depok

Kota Depok Mengayomi 2. Semakin banyaknya masyarakat

Masyarakat yang kooperatif dengan pihak

kepolisian

3. Dikeluarkannya mandat dari

Kapolri bahwa setiap Polres harus

mempunyai sebuah Tim seperti Tim

Jaguar

Page 22: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

3.5. Pelaksanaan dan Evaluasi

3.5.1. Pelaksanaan

1. Persiapan Patroli Tim Jaguar

Sebelum melakukan pemantauan yang memang setiap malam dilakukan

oleh Tim Jaguar dari Polres Depok biasanya para anggota Tim Jaguar melakukan

persiapan diantaranya :

a. Berkumpul di Markas Tim Jaguar yang berada di Lingkungan Polres

Depok

b. Melakukan persiapan sesuai dengan prosedur yang berlaku

c. Melakukan pengecekan perlengkapan untuk operasional dan

kendaraan yang akan di gunakan

d. Dan semua anggota berkumpul untuk malakukan do’a bersama sebelum

peantauan dimulai

Selain melakukan pemantauan secara langsung pihak Tim Jaguar juga

memantau pengaduan maupun pelaporan yang terjadi melalui media sosial resmi

dari Tim Jaguar yaitu instagram.

3.5.2. Evaluasi

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan key informan yaitu Bripda

Lungit mengatakan bahwa “dalam setiap kegiatan yang telah dilakukan oleh Tim

Jaguar dalam melakukan patroli ataupun pemantauan semua anggota berkumpul

untuk melakukan evaluasi seperti seharusnya tindakan apa yang paling tepat untuk

mengatasi kejadian tersebut, ataupun langkah apa yang paling tepat dalam

melakukan patroli tersebut”.

Page 23: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

49

Dimana dapat dilihat dari bagaimana kesiapan para anggota Tim Jaguar

yang memang sudah terbiasa dan mendapatkan pelatihan rutin yang dilakukan

dengan bekerja sama dnegan para anggota dari Brimob, Gegana maupun SWAT.

Dan Tim Jaguar juga sudah dilengkapi dengan perlengkapan yang mendukung

setaip kegiatan yang dilakukan.

3.6. Kendala dan Pemacahan

3.6.1. Kendala

Dalam melakukan kegiatan Pemantauan yang dilakukan oleh Tim Jaguar

mendapatkan kendala berupa masih banyaknya orang atau para remaja maupun

dewasa yang tidak paham atau mengerti mengapa mereka tidak diperbolehkan

berkumpul ataupun nongkrong di pinggir jalan ataupun ditempat-tempat tertentu

dikarenakan dikhawatirkan akan terjadi permasalahan-permaslaahan yang timbul

nantinya atau akan menjadi korban dari para anggota genk motor, begal maupun

para remaja yang sedang mencari musuh dan mengakibatkan terjadinya tawuran

maupun aksi tindak kejahatan yang lainya.

3.6.2. Pemecahaan

Dalam menghadapi setiap kendala yang terjadi di lapangan Tim Jaguar

selalu melakukan evaluasi agar kedepanya semakin tepat sasaran dalam menindak

lanjuti kejadian yang terjadi. Selain itu Tim Jaguar juga tidak pernah bosan dalam

memberikan pengertian dan mensosialisasikan penertiban mengenai larangan untuk

berkumpul atau nongkrong di jalan raya ataupun tempat-tempat tertentu.

Page 24: BAB III PEMBAHASAAN - BSI

Sosialisasi dan pementauan yang dilakukan di setiap malam juga merupakan

bentuk dari bagaimana Tim Jaguar dalam menjaga keamanan di Kota Depok agar

masyarakat yang tinggal di Kota Depok merasa aman dan tenang.