bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada Bab. III tentang penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai
setting penelitian, subyek penelitian, variabel dalam PTK, prosedur penelitian,
data dan cara pengumpulannya, indikator keberhasilan, teknik analisis data.
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Setting penelitian tindakan kelas ini meliputi : tempat penelitian, waktu
penelitian dan subjek penelitian.
3.1.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Baleharjo
kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri untuk mata pelajaran matematika.
Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar, keaktifan dan
meningkatkan proses pembelajaran.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada awal semester II tahun
pelajaran 2012/ 2013, yaitu bulan januari sampai dengan bulan juni 2013.
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah , karena
PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar
yang efektif di kelas.
3.1.3 Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas 4 SDN 1 Baleharjo yang
terdiri dari 20 siswa, dengan jumlah siswa putra 9 orang dan putri 11 orang.
3.2.Variabel yang akan Diteliti
Variabel penelitian dalam penelitian ini ada 3, yaitu:
19
3.2.1 Variabel X: Model pembelajaran Team Games Tournament adalah suatu
model pembelajaran dengan kompetensi dasar mengidentifikasi benda-
benda dan bangun datar simetris dan menentukan hasil pencerminan suatu
bangun datar dengan langkah-langkah presentasi kelas, tahap team, tahap
game, tahap tournament dan tahap penghargaan kelompok.
3.2.2 Variabel Y1: Hasil belajar adalah skor perolehan dari tes formatif dan skor
keaktifan siswa.
3.2.3 Variabel Y2: Keaktifan adalah perolehan skor dari kegiatan siswa yang
meliputi siswa menyimak, siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa
membentuk kelompok, siswa melakukan diskusi kelompok, siswa
mengerjakan soal game, siswa mengerjakan soal tournament, siswa
melakukan perekapan skor, siswa bertanya jawab dengan guru, dan siswa
mencatat kegiatan pembelajaran.
3.3. Rencana Tindakan
3.3.1 Jenis penelitian
Iskandar (2012:20-21) penelitian tindakan kelas sudah dikenal sejak lama
dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris Classroom Action Research
(CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan
(action Research) yang dilakukan oleh guru dan dosen dikelas (sekolah dan
perguruan tinggi) tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas.
Penelitian kolaboratif adalah penelitian yang memadukan kerja sama
antara guru dengan peneliti untuk melakukan suatu penelitian.Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) bersifat kolaboratif, dalam pengertian usulan harus secara jelas
menggambarkan peranan dan intensitas masing-masing anggota pada setiap
kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu pada saat mendiagnosis masalah,
menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi,
merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil,
dan menyusun laporan akhir.
20
Penelitian tindakan kelas (PTK) suatu kegiatan ilmiah yang terdiri dari
penelitian + tindakan + kelas.
1) Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek menggunakan aturan
metodelogi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3) Kelas merupakan sekelompok peserta didik yang sama dan menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
3.3.2 Model Penelitian
Model Kurt Lewin dalam Iskandar (2012:28) disebutkan bahwa PTK
pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. Konsep inti yang
diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat
langkah, yaitu : perencanaan (Planning), tindakan ( acting), observasi (observing),
dan refleksi (reflecting).
Gambar 2.3 Siklus model Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis dalam Iskandar
(2012:30).
Identifikasi Masalah
Rencana Umum
Langkah 1,2,3
Observasi Pengaruh
Diskusi kegagalan &
pengaruh / refleksi
Pelaksanaan Tindakan
Revisi Perencanaan Rencana Baru
Langkah 1,2,3
Pelaksanaan Tindakan Observasi /pengaruh
Diskusi kegagalan &
pengaruh / refleksi
Siklus II
Siklus I
21
PTK yang dilaksanakan ini bertunjuan untuk meningkatkan hasil belajar
dan keaktifan siswa kelas 4 SDN I Baleharjo dengan model pembalajaran Team
Games Tournament. Prosedur penelitian tindakan ini dijabarkan sebagai berikut:
SIKLUS I
a) Pra Tindakan
1) Mengadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah SDN 1 Baleharjo
Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri dalam hal penelitian.
2) Melakukan diskusi dengan pihak guru kelas 4 untuk mendapatkan
gambaran bagaimana pelaksanaan pembelajaran Matematika melalui
model pembelajaran Team Games Tournament.
3) Mengadakan observasi awal terhadap hasil belajar siswa dan keaktifan
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.
b) Rencana tindakan
1) Membuat RPP dengan mengacu pada tindakan tentang Team Game
Tournament yang diterapkan dalam PTK dan berkolaborasi dengan guru
kelas 4.
2) Menyusun alat peraga dan instrumen yang akan digunakan (kartu soal
game, kartu soal tournament, lembar diskusi, lembar observasi keaktifan
siswa, lembar observasi aktifitas guru, soal evaluasi).
3) Menyusun kelompok belajar secara heterogen masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang @ kelompok.
4) Menetapkan indikator ketercapaian.
c) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini merupakan
implementasi dari pelaksanaan rancangan yang telah disusun secara
kolaboratif antara peneliti, sekolah dan guru dengan menerapkan model
pembelajaran Team Game Tournament.
22
Pertemuan pertama :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Guru menjelaskan materi tentang benda-benda dan bangun datar simetri.
c) Guru memberikan soal diskusi kelompok.
d) Guru memberikan soal game dan tournament.
e) Ketua kelompok pada kelompok masing-masing membacakan soal pertama
yang terdapat didalam kartunya.
f) Siswa yang lain mengerjakan soal yang dibacakan oleh ketua kelompoknya
(waktu mengerjakan kurang dari 2 menit).
g) Pembaca soal begantian memutar sampai semua siswa membaca soal.
h) Guru mengumpulkan hasil kerja siswa.
i) Guru melakukan umpan balik materi pelajaran.
Pertemuan kedua:
a. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang simetri lipat.
b. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang di susun secara heterogen
sesuai dengan tingkat prestasi siswa.
c. Guru membagikan kartu soal game. (game dilakukan 1 putaran).
d. Guru membagikan kartu soal tournament kepada masing masing kelompok.
e. Ketua kelompok pada kelompok masing-masing membacakan soal pertama
yang terdapat didalam kartunya.
f. Siswa yang lain mengerjakan soal yang dibacakan oleh ketua kelompoknya
(waktu mengerjakan kurang dari 2 menit).
g. Pembaca soal begantian memutar sampai semua siswa membaca soal.
h. Guru mengumpulkan hasil kerja siswa.
i. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan pada kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung.
j. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor rata-rata
tertinggi.
k. Siswa diminta kembali kemeja masing-masing.
l. Guru memberikan sejumlah soal evaluasi untuk dikerjakan.
23
m. Guru mengumpulkan hasil evaluasi siswa dan melakukan penilaian.
n. Guru dan siswa memberi penguatan dan menyimpulkan hasil kegiatan secara
bersama- sama.
d) Observasi kegiatan
1) Kegiatan observasi dilakukan yaitu situasi kegiatan belajar mengajar dari awal
sampai selesai dan memantau keaktifan siswa dengan angket yang sudah
disediakan.
2) Peneliti meneliti sejauh mana siswa menangkap materi serta kecepatan dalam
mengerjakan soal pada kartu soal.
e) Tahap Refleksi
Pada tahap ini dijadikan refleksi terhadap hasil-hasil observasi untuk
mengkaji atau mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah
dilakukan, jika belum memenuhi, maka kelemahan dan kekurangan akan
diperbaiki pada siklus kedua.
SIKLUS II
1) Rencana tindakan
Membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus
pertama tentang tindakan kelas model Team Games Tournamen dengan materi
pencerminan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan model Team Games Tournamen
berdasarkan rencana pembelajaran pada siklus pertama.
3) Observasi kegiatan
a) Kegiatan observasi dilakukan dari awal kegiatan pembelajaran dimulai sampai
tournamen selesai dilakukan.
b) Observasi keaktifan siswa dengan menggunakan angket.
c) meneliti sejauh mana siswa menangkap materi serta kebenaran dalam
mengerjakan soal-soal pada kartu soal yang telah disediakan.
24
4) Tahap Refleksi
Melakukan refleksi terhadap pelakasanaan siklus kedua dan menyusun
rencana siklus ketiga apabila kegiatan pembelajaran masih belum terjadi
peningkatan.
3.4. Data dan Cara Pengumpulannya
Adapun data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai berikut :
a) Observasi keaktifan siswa.
b) Tes: untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
a) Tes: menggunakan butir soal dalam lembar soal evaluasi yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa.
b) Observasi: menggunakan angket untuk mengukur tingkat keaktifan siswa
dalam proses belajar matematika. Kisi-kisi observasi keaktifan siswa dapat
dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Observasi Keaktifan Siswa
No. Aspek Indikator No. Item Jumlah
1. Pra kegiatan 1) Siswa menempati tempat
duduk.
2) Siswa siap mengikuti
pembelajaran.
3) Siswa memperhatikan
apresepsi.
4) Siswa memperhatikan
guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
1
2
3
4
4
2. Pengalaman 1) Siswa melakukan
pengamatan.
5,6,7,8 4
25
2) Siswa mampu
menggambar bangun datar
dan menentukan simetri.
3) Siswa melakukan
percobaan.
3. Interaksi 1) Siswa melakukan diskusi
2) Siswa mengajukan
pertanyaan
3) Siswa meminta pendapat
dari siswa lain
4) Siswa bekerja dalam
kelompok
9,10,11,13,14 5
4. Komunikasi 1) Siswa mengemukakan
pendapat
12 1
5. Refleksi 1) Siswa membuat
rangkuman.
2) Siswa mengerjakan soal
evaluasi.
15
16
3
Jumlah 16
Sedangkan untuk kisi-kisi Model Pembelajaran Team Games Tournament
(TGT) dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Model Pembelajaran TGT
No. Aspek Indikator No. Item Jumlah
1. Pendahuluan 1) Guru menjelaskan aturan main dan
batasan waktu tiap kegiatan
2) Guru memberikan motivasi
3) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
4) Guru menyampaikan inti materi
1,2,3,4,5,6,7 7
26
2. Team 1) Guru membagi siswa secara
heterogen.
2) Guru memberikan soal diskusi pada
setiap kelompok.
3) Siswa melakukan diskusi untuk
mengerjakan soal.
4) Siswa bekerja sama saling
membantu apabila ada temannya
yang belum jelas.
5) Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil diskusi.
8,9,10,11 4
3. Game 1) Guru mengelompokkan siswa secara
heterogen.
2) Guru memberikan kotak yang berisi
soal.
3) Siswa mengambil satu soal dan
mengerjakannya dalam waktu 5
menit.
4) Guru mengumpulkan jawaban siswa.
5) Guru menjelaskan aturan tornamen
12,13,14,15 4
4. Tournament 1) Guru mengelompokkan siswa secara
heterogen.
2) Guru memberikan kotak yang berisi
soal dan jawaban.
3) Siswa pertama ( pembaca soal)
membacakan soal kemudian siswa
yang lain menjawab pertanyaan.
4) Siswa pembaca soal mengumpulkan
jawaban siswa dan mengecek
jawaban temannya.
5) Siswa yang menjawab benar
mendapatkan poin.
16,17,18 3
4 1) Pemanfaatan media dan sumber 19,20,21,22 13
27
belajar.
2) Pembelajaran yang memacu
keterlibatan siswa.
3) Penilaian proses hasil belajar.
4) Penggunaan bahasa.
23,24,25,26
27,28
29,30,31
5. Penutup 1) Guru melakukan refleksi hasil
kegiatan.
2) Guru memeberikan kesimpulan dari
materi yang dipelajari.
31,32
33,34
4
Jumlah 34
Cara menghitung angket keaktifan siswa dengan menggunkan acuan skala
Likert yang didigunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator . Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item istrumen yang dapat beruapa
peryataan atau pertanyaan (Sugiyono 2009:134-135). Jawaban setiap item
instrument yang menggunkan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif
ke sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
a. Sangat aktif
b. Aktif
c. Cukup aktif
d. Kurang aktif
Menentukan interval angket keaktifan siswa dengan jumlah item 16
peryataan dan 4 kelas kategori.
a. Jangkauan = Datum terbesar- Datum terkecil
64-16 = 48
b. Panjang interval kelas =jangkauan / banyakanya kelas interval
28
c. Jawaban 48
4= 12
d. Hasil perhitungan menentukan interval angket keaktifan siswa dapat dilihat
pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Interval Indikator Keaktifan Siswa
No. Kategori Interval
1. Sangat aktif 53 - 64
2. Aktif 41 – 52
3. Cukup aktif 29 –40
4. Kurang aktif 16– 28
Menentukan interval angket aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran
dengan jumlah item 34 peryataan dan 4 kelas kategori.
a. Jangkauan = datum terbesar- datum terkecil
136-34 = 102
b. Panjang interval kelas = jangkauan / banyakanya kelas interval
c. Jawaban 102
4= 25.5
e. Hasil perhitungan menentukan interval angket aktivitas guru dapat dilihat
pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Interval Indikator Aktivitas Guru
No Skor Kategori
1 111.5 – 136 Sangat Baik
2 86 – 110.5 Baik
3 60.5 – 85 Cukup Baik
4 34 – 59.5 Kurang Baik
3.5. Indikator Kinerja
Indikator kinerja penelitian ini adalah untuk mengukur keberhasilan tiap-
tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu, meningkatnya persentase
hasil belajar siswa dan keaktifan belajar siswa dari sebelum tindakan ke sesudah
tindakan dan telah mencapai kategori yang lebih baik. Hasil belajar siswa
dikatakan berhasil jika 100% (20 Siswa) tuntas belajar memperoleh nilai ≥60
29
(KKM Sekolah) sedangkan keaktifan belajar siswa dikatakan berhasil jika siswa
mencapai kategori aktif (41-52) dan sangat aktif (53-64). Indikator keaktifan
belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan interval skala seperti pada tabel
3.3.
3.6. Analisis Data
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menurut Purwanto (2009:118) Validitas berhubungan dengan kemampuan
untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diukur. Indeks korelasi X dan Y dapat
dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product Moment. Uji validitas
dilakukan oleh bantuan SPSS 20. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas
setiap butir instrumen, Kriteria instrumen menurut Wardani SN. (2012:86)
menyatakan bahwa “bila skor tes diberi symbol X dan skor kriteria mempunyai
symbol Y, maka koefisien korelasi antara tes dan criteria itu merupakan
kooefisien validitas, yaitu rxy. Koefisien validitas hanya punya makna apabila
mempunyai harga yang positif. Walaupun semakin tinggi mendekati angka 1,00
berarti suatu tes akan semakin valid hasil ukuranya, namun pada kenyataannya
suatu koefisien validitas tidak pernah mencapai 1,00. Pada akhirnya sebagai
ancar-ancar jika jumlah siswa 30 orang atau lebih, penafsiran validitas yang
mendasarkan koefisien korelasi rentang indeks validitas dapat dilihat pada tabel
3.5.
Tabel 3.5
Rentang Indeks Validitas
No Indeks Interpretasi
1 0,81-1,00 Sangat Tinggi
2 0,61-0,80 Tinggi
3 0,41-0,60 Cukup
4 0,21-0,40 Rendah
5 0,00-0,20 Sangat Rendah
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator
sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-
30
masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum.
Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman
yang dikemukakan oleh Wardani NS (2012:88). Rentang indeks reliabilitas dapat
dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,800-1,00 sangat reliabel
2 0,600-0,80 reliabel
3 0,400-0,60 cukup reliabel
4 0,200-0,40 agak reliabel
5 0,000-0,20 kurang reliabel
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes
3.6.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus 1
Uji coba instrumen dilakukan di SDN 1 Minggarharjo Kecamatan
Eromoko Kabupaten Wonogiri dengan jumlah 30 siswa. Hasil penghitungan
validitas item pada instrumen soal tes siklus 1 dengan menggunakan SPSS 20.0
for Windows.
Hasil uji validitas diketahui dari 20 item yang diuji validitasnya ada 15
item (2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13. 15. 17, 18, 19, 20) yang valid dan 5 item (1, 8,
9, 14, 16) yang tidak valid karena berada di bawah 0.410 sehingga harus dibuang,
maka akan meningkatkan indeks reliabilitas alpha. Instrumen soal setelah
dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach’s
Alpha sebesar 0,899 dari 15 item yang diuji. Menurut Wardani NS (2012 : 88),
Cronbach’s Alpha 0,899 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.
Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.899 15
31
3.6.1.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus 2
Uji coba instrumen dilakukan di SDN 1 Minggarharjo Kecamatan
Eromoko Kabupaten Wonogiri dengan jumlah 30 siswa. Hasil penghitungan
validitas item pada instrumen soal tes siklus 2 dengan menggunakan SPSS 20.0
for Windows.
Hasil uji validitas diketahui dari 20 item yang diuji validitasnya ada 16
item (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 19, 20) yang valid dan 4 item (14,
16, 17, dan 18) yang tidak valid karena berada di bawah 0.410 sehingga harus
dibuang, maka akan meningkatkan indeks reliabilitas alpha. Instrumen soal
setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan
Cronbach’s Alpha sebesar 0,864 dari 16 item yang diuji. Menurut Wardani NS
(2012 : 88), Cronbach’s Alpha 0,864 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang
sangat tinggi. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk
penelitian.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.864 16