bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan … iii.pdf · pelayanan samsat unggulan, pemanfaatan...
TRANSCRIPT
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan penguatan
kapasitas fiskal daerah, Pemerintah Daerah diberi kewenangan
yang lebih besar untuk mewujudkan kemandirian keuangan melalui
desentralisasi fiskal yang diatur dengan peraturan perundang-
undangan. Beberapa peraturan yang terkait langsung dengan hal
tersebut adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Kemandirian keuangan daerah menjadi sangat penting, baik
dari sisi pendapatan (revenue), maupun dari sisi pengeluaran
(expenditure) agar Pemerintah Daerah memiliki kemampuan yang
lebih kuat untuk mendesain dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang bersifat stimulan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat
sesuai dengan aspirasi dan karakteristik masyarakatnya masing-
masing.
Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan terus menerus menggiatkan upaya mengoptimalkan
peningkatan pendapatan daerah, khususnya Pendapatan Asli
Daerah (PAD), karena menajemen pemungutan PAD berada di
dalam ranah kebijakan Pemerintah Daerah sendiri, berbeda dengan
Dana Perimbangan yang kebijakannya merupakan domain
Pemerintahan Pusat. Hal ini sesuai pula dengan Kebijakan Umum
Anggaran di bidang Pendapatan Daerah Tahun 2011 yang tetap
diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan daerah melalui
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 31
optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah sesuai potensi dan
kewenangan yang ada berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mengedepankan
pertimbangan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.
Optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah dilakukan dengan
mensinergikan program intensifikasi dan ekstensikasi sumber-
sumber pendapatan daerah. Intensifikasi difokuskan pada upaya
peningkatan kualitas pelayanan pajak dan retribusi daerah,
penyederhanaan birokrasi, peningkatan tertib administrasi,
penegakan sanksi, peningkatan komunikasi dan informasi kepada
masyarakat serta reformasi sistem perpajakan daerah sebagai
salah satu tujuan implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Nomor 10 tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Sedangkan
ekstensifikasi difokuskan pada upaya penyesuaian regulasi atas
pengelolaan retribusi daerah menyusul ditetapkannnya Undang-
Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
1. Intensifikasi Sumber-Sumber PAD
Intensifikasi adalah upaya peningkatan PAD melalui proses
optimalisasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah
yang selama ini telah dikelola oleh pemerintah daerah. Pada
tahun 2011, intensifikasi pengelolaan PAD meliputi :
a. Peningkatan kualitas pelayanan, antara lain
melalui peningkatan dan pengembangan
pelayanan Samsat Unggulan, pemanfaatan
teknologi informasi dalam pelayanan Pajak
Daerah dan sistem pelaporan Pajak Daerah, dan
penyederhanaan sistem dan prosedur pelayanan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Peningkatan sarana dan prasarana, antara lain melalui
renovasi dan pengembangan kantor dan sarana pelayanan
untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam
membayar Pajak dan Retribusi Daerah.
c. Peningkatan kualitas SDM, melalui pelatihan maupun
bimbingan teknis tentang pengelolaan pendapatan daerah.
e. Peningkatan tertib administrasi pemungutan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah pada seluruh SKPD pengelola PAD.
f. Koordinasi yang intensif dan efektif, yaitu dengan
meningkatkan kerjasama dengan seluruh SKPD pengelola
pendapatan, termasuk dengan instansi vertikal dalam hal
intensifikasi Dana Bagi Hasil dan Pendapatan Lain-Lain yang
Sah.
g. Peningkatan ketaatan masyarakat dalam memenuhi
kewajibanya membayar Pajak Daerah melalui sosialisasi,
peningkatan pengawasan dan penegakan sanksi.
2. Ekstensifikasi Sumber-Sumber PAD
Ekstensifikasi merupakan upaya peningkatan pendapatan
Daerah melalui perluasan dan/atau penambahan obyek dan
subyek sumber-sumber pendapatan Daerah.
Pada tahun 2011 upaya ekstensifikasi yang dilakukan antara
lain dengan:
a. menerapkan secara efektif
Peraturan Daerah provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun
2010 tentang Pajak Daerah, yang
antara lain menetapkan:
− Penambahan objek Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang baru,
yaitu kendaraan milik Pemerintah;
− Peningkatan tarif pajak:
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 33
i.BBNKB penyerahan I dari
10% mejdi 12,5% dari Nilai
Jual Kendaraan bermotor;
ii.Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor
(PBBKB) dari 5% menjadi
7,5% dari nilai jual, kecuali
untuk bahan bakar
bersubsidi.
iii.Pemberlakuan pajak
progresif PKB pada tahun
2012.
b. Penyusunan, pembahasan dan
penetapan 3 (tiga) peraturan
daerah di sektor retribusi daerah,
yaitu Perda No.9 Tahun 2011
tentang Retribusi Jasa Umum,
Peraturan Daerah Nomor 10 tahun
2011 tentang Retribusi Perizinan
Tertentu, dan Peraturan Daerah
No.1 tahun 2011 tentang Retribusi
Jasa Usaha.
3. Sumber-Sumber Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
a. Pendapatan Asli Daerah :
1) Pajak Daerah :
- Pajak Kendaraan Bermotor
- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
- Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
- Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan.
2) Retribusi Daerah :
- Retribusi Pelayanan Kesehatan;
- Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
- Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah;
- Retribusi Izin Trayek;
- Retribusi Izin Usaha Perikanan.
3) Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan :
- Bagian Laba Atas Perusda ;
- Penyertaan Saham pada:
• PT. Bank Sulselbar;
• PT. ASKRIDA;
• PT. KIMA;
• PT. GMTD.
4) Lain-Lain PAD yang Sah :
- Penjualan Kekayaan Daerah/Asset
yang tidak dipisahkan;
- Jasa Giro Kas Daerah;
- Tuntutan Ganti Kerugian Daerah;
- Pendapatan Denda dari
Keterlambatan Pelaksanaan
Pekerjaan;
- Pendapatan Denda Pajak;
- Pendapatan dari Pengembalian;
- Sumbangan Pihak Ketiga;
- Lain-lain PAD Yang Sah Lainnya.
b. Dana Perimbangan :
1) Bagi Hasil Pajak :
- Pajak Bumi dan Bangunan;
- Pajak Penghasilan Pasal 25 dan 29
Wajib Pajak Pribadi dalam Negeri dan
PPh Pasal 21;
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 35
- Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
(sejak Tahun 2010)
2) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam :
- Provisi Sumber Daya Hutan;
- Iuran Tetap/Landrent;
- Iuran Eksploitasi/Royalty;
- Penerimaan dari sektor
Pertambangan Gas Bumi (sejak Tahun
2011).
3) Dana Alokasi Umum.
4) Dana Alokasi Khusus.
c. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
- Tambahan Penghasilan Guru PNSD;
- Dana Penguatan Infrastruktur dan
Prasarana Daerah (DPIPD).
4. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Pada Tahun 2011, total pendapatan daerah mencapai
Rp3.110.759.720.536,98 atau 100,12 % dari target yang
ditetapkan sebesar Rp3.106.899.564.184,20. Dibandingkan
dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar
Rp2.564.075.934.897,33 terjadi peningkatan sebesar 21,32%.
Pendapatan tersebut bersumber dari Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
Khusus PAD, realisasi penerimaan tahun 2011 mencapai
Rp1.959.708.781.233,98 atau 99,39 % dari target yang
ditetapkan sebesar Rp1.971.718.453.964,20. Dibandingkan
realisasi tahun sebelumnya yang sebesar
Rp1.545.589.709.031,33 terjadi peningkatan sebesar 26,79%.
Untuk Dana Perimbangan, realisasinya mencapai
Rp1.106.989.189.303,00 atau 101,45% dari target yang
ditetapkan sebesar Rp1.091.119.360.220,00. Dibandingkan
dengan realisasi tahun sebelumnya yang sebesar
Rp959.942.494.138,00 terjadi peningkatan sebesar 15,32%.
Adapun Pendapatan Lain-Lain yang Sah mencapai
Rp44.061.750.000,00 atau 100,00 % dari target yang
ditetapkan sebesar Rp44.061.750.000,00. Pencapaian ini
menurun sebesar 24,74% dari realisasi tahun sebelumnya yang
sebesar Rp58.543.731.728,00.
Untuk selengkapnya, rincian Penerimaan Pendapatan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 adalah
sebagaimana pada tabel berikut:
TABEL 3.1TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN TA.2011 DAN PERBANDINGANNYA DENGAN REALISASI TA. 2010
NO JENIS PENDAPATAN REALISASI 2010 TARGET 2011 REALISASI 2011 %
CAPAIAN 2011
% / TUMB REAL. DR
2010
I.PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
1.545.589.709.031,33 1.971.718.453.964,20 1.959.708.781.233,98 99,39 26,79
A PAJAK DAERAH 1.334.804.020.758,00 1.733.492.252.968,20 1.729.141.431.429,50 99,75 29,54
B RETRIBUSI DAERAH 108.560.876.582,73 112.592.521.050,00 111.676.007.398,98 99,19 2,87
CHASIL PERUSDA DAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
51.551.621.433,08 62.366.615.388,00 62.366.615.388,00 100,00 20,98
DLAIN-LAIN P A D YANG SAH
50.673.190.257,52 63.267.064.558,00 56.524.727.017,50 89,34 11,55
II. DANA PERIMBANGAN 959.942.494.138,00 1.091.119.360.220,00 1.106.989.189.303,00 101,45 15,32
A. BAGI HASIL 224.389.792.670,00 232.475.391.220,00 248.345.220.303,00 106,83 10,68
1 Bagi Hasil Pajak 217.385.913.240,00 215.496.504.253,00 230.606.604.752,00 107,01 6,08
2Bagian Hasil Bukan Pajak/ S D A
7.003.879.430,00 16.978.886.967,00 17.738.615.551,00 104,47 153,27
B DANA ALOKASI UMUM 706.276.399.000,00 816.757.969.000,00 816.757.969.000,00 100,00 15,64
C DANA ALOKASI KHUSUS 29.276.302.468,00 41.886.000.000,00 41.886.000.000,00 100,00 43,07
III. LAIN-LAIN PENDA-PATAN YG SAH
58.543.731.728,00 44.061.750.000,00 44.061.750.000,00 100,00 -24,74
Dana Penyesuaian 58.543.731.728,00 44.061.750.000,00 44.061.750.000,00 100,00 -24,74
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 37
TOTAL PENDAPATAN 2.564.075.934.897,33 3.106.899.564.184,20 3.110.759.720.536,98 100,12 21,32
5. Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah 2011 dengan
Proyeksi RPJMD
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor 12 Tahun 2008 tentang RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2013, proyeksi pendapatan daerah ditetapkan
sebesar Rp2.907.154.4689.671,46, sedangkan realisasi real total
pendapatan TA.2011 adalah sebesar Rp3.110.759.720.536,98.
Dengan demikian realisasi pendapatan TA.2011 telah melampaui
proyeksi RPJMD untuk tahun yang sama sebesar
Rp203.605.251.865,52, atau 7%.
Pelampauan proyeksi tersebut bersumber dari PAD dan Lain-
Lain Pendapatan yang sah. Untuk PAD, realisasi riel TA.2011
telah melampaui proyeksi RPJMD sebesar Rp441.533.240.317,98
atau 29,08%. Dimana proyeksi RPJMD PAD TA.2011 adalah
sebesar Rp1.518.175.540.916. sedangkan realisasi PAD adalah
sebesar Rp1.959.708.781.233,98. Pelampauan tersebut
bersumber dari Pajak Daerah sebesar Rp370.956.657.049,50
atau 27,31%; Retribusi Daerah sebesar Rp34.376.188.158,98
atau 44,47%; Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan sebesar Rp8.734.858.233,00 atau 16,29 % dan Lain-
lain PAD yang Sah sebesar Rp27.465.536.876,50 atau 94,52%
dari proyeksi RPJMD.
Untuk Penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah, realisasi
riel TA.2011 mengalami peningkatan yang sangat signifikan
sebesar Rp40.050.573.672,00 atau 998,47%. Dimana Proyeksi
RPJMD untuk penerimaan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah
TA.2011 sebesar Rp4.011.176.328,00 sedangkan realisasi tahun
tersebut adalah sebesar Rp44.061.750.000,00. Hal ini
disebabkan meningkatnya koordinasi antara Pemerintah Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan dengan Pemerintah Pusat.
Adapun penerimaan jenis penerimaan yang tidak mencapai
proyeksi RPJMD adalah Dana Perimbangan. Hal ini disebabkan
karena dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran
kekuatan fiskal daerah yang lebih dominan ke PAD sehingga
mempengaruhi formulasi pembagian Dana Alokasi Umum yang
diterima. Sebagai dana penyeimbang yang berfungsi untuk
menutup fiscal gap antara fiscal need dan fiscal capacity, jumlah
DAU yang diterima oleh Daerah akan menurun persentasenya
seiring dengan meningkatnya penerimaan PAD-nya, walaupun
dari sisi jumlah tetap mengalami kenaikan. Selain itu,
penerimaan Dana bagi Hasil Pajak yang bersumber Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan tidak diterima lagi oleh
Pemerintah Provinsi karena sumber pendapatan tersebut telah
dialihkan menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota
mulai Tahun 2011.
6. Permasalahan dalam Pengelolaan Pendapatan
Daerah
Pertumbuhan total Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan selama periode 2008-2011 rata-rata sebesar 13%
pertahun, sedangkan pertumbuhan PAD rata-rata 17%
pertahun. Pajak Daerah sebagai primadona PAD dengan
kontribusi rata-rata sebesar 86% per tahun, meningkat rata-rata
sebesar 18% per tahun. Tingginya pertumbuhan pendapatan
daerah dipicu oleh tingginya peningkatan ekonomi masyarakat
Sulawesi Selatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang kini lebih merata.
Dari aspek pengelolaan, pemerintah daerah masih
menghadapi hambatan atau permasalahan, di antaranya adalah:
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 39
a. Terbatasnya kewenangan Pemerintah Daerah
dalam mengelola jenis-jenis sumber
pendapatannya. Terdapat banyak jenis
pelayanan yang cukup potensil untuk menjadi
sumber pendapatan dari sektor Retribusi
namun tidak diatur dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 sehingga tidak dapat
dipungut Daerah.
b. Sumber-sumber pendapatan yang potensinya
besar masih dikuasai oleh Pemerintahan
Pusat;
c. Bagi hasil pendapatan yang diterima oleh
Pemerintah Daerah dari Pemerintah Pusat
belum mencerminkan aspek pemerataan dan
pendistribusian hasi-hasil kekayaan Daerah
secara adil kepada seluruh Daerah;
d. Asset daerah yang potensil sebagai sumber
pandapatan belum menghasilkan PAD
sebagaimana yang diharapkan;
e. Perusahaan Daerah tidak memberi kontribusi
sebagai penghasil PAD;
f. Pertisipasi BUMN/Perusahan Swasta Nasional
yang beroperasi di Sulawasi Selatan belum
memadai dalam mendukung ketersediaan
dana pembangunan;
g. Terbatasnya kemampuan keuangan Daerah,
sehingga penerapan teknologi informasi dalam
pengelolaan PAD masih rendah dan sarana
pelayanan belum memadai;
7. Solusi
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut di
atas, Pemerintahan Daerah telah mengupayakan berbagai
kegiatan yang terangkum dalam program strategis peningkatan
pendapatan daerah melalui program intensifikasi dan
ekstensifikasi tahun 2011 sebagaimana yang telah diuraikan
sebelumnya, yaitu dengan melakukan :
a. Koordinasi yang intensif dan sinkronisasi
yaitu dengan meningkatkan kerjasama
dengan seluruh SKPD pengelola
pendapatan, termasuk pula instansi
vertikal dalam hal intensifikasi Dana Bagi
Hasil;
b. Melakukan penyesuaian regulasi sesuai
ketentuan yang berlaku;
c. Peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan, serta peningkatan pelayanan
melalui pemanfaatan teknologi informasi
secara bertahap sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah;
d. Peningkatan kualitas SDM aparatur
pengelola pendapatan daerah;
e. Sosialisasi peraturan perundang-
undangan dalam rangka meningkatkan
ketaatan masyarakat membayar Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
f. Peningkatan pengawasan, pengendalian,
monitoring dan evaluasi pengelolaan
PAD.
B. Pengelolaan Belanja Daerah
1. Kebijakan Umum Belanja Daerah
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 41
Pengelolaan Belanja Daerah memiliki ciri hemat, tepat guna
dan tepat sasaran, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab
dengan tetap memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah menyangkut kewajiban
daerah dalam rangka membayar kebutuhan belanja yang telah
direncanakan program dan kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik atau kegiatan pembangunan
yang telah ditetapkan dalam penyusunan kebijakan umum
anggaran APBD yang dilanjutkan pada penyusunan prioritas plafon
anggaran sementara sebagai pedoman untuk menyusun program
dan kegiatan yang dituangkan pada rancangan APBD selanjutnya
dibahas bersama DPRD untuk ditetapkan sebagai Peraturan
Daerah.
Secara umum Kebijakan Belanja Daerah tetap mengacu pada
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana telah diatur dalam undang-undang Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang nomor 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Kebijakan
pengelolaan belanja daerah dimaksud tentunya adalah menjamin
kelancaran pendanaan program/kegiatan dan biaya operasional
pemerintah daerah yang telah direncanakan dalam APBD dalam
upaya mendorong peningkatan kinerja pelayanan kepada
masyarakat, yang diharapkan akan meningkatkan partisipasi dalam
pelaksanaan pembangunan. Sejalan dengan hal tersebut, kebijakan
belanja daerah lebih menekankan pengendalian likwiditas, upaya
tertib dan mantapnya penyelenggaraan sistem akuntansi dan
pertanggungjawaban keuangan daerah. Untuk itu kebijakan umum
belanja daerah diarahkan pada kebijakan pembangunan secara
umum pada tahun 2011 meliputi :
1) Peningkatan Kualitas Pelayanan untuk Pemenuhan Hak
Dasar, dengan sasaran yaitu ; Meningkatnya indeks
pembangunan manusia. Meningkatnya kualitas kesehatan
masyarakat. Meningkatnya mutu pendidikan. Berkurangnya
jumlah penduduk kurang pangan dan gizi serta meningkatnya
persentase lingkungan / perumahan sehat, sanitasi dan air
bersih.
2) Peningkatan Industri Pengolahan hasil Pertanian,
dengan sasaran yaitu; Peningkatan Investasi. Peningkatan Nilai
PDRB tahun 2011. Peningkatan Pendapatan Perkapita tahun
2011. Kenaikan daya beli masyarakat. Peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Pengembangan kewirausahaan dan
keunggulan kompetitif UMKM sebagai usaha unggulan serta
Menurunnya jumlah Pengangguran Terbuka.
3) Pengembangan Energi dan Infrastruktur Wilayah, dengan
sasaran yaitu, Meningkatnya kualitas dan ketersediaan
Infrastruktur Wilayah guna mendorong laju peningkatan aktifitas
perekonomian dan sosial kemasyarakatan. Penambahan
pembangunan sumberdaya energi listrik. Meningkatkan
pengelolaan sumberdaya energi alternatif sebagai energy
pengganti Migas.
4) Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan Sumberdaya
Manusia, dengan sasaran, Pengembangan kualitas sumberdaya
manusia dalam pengelolaan pemerintah dan masyarakat.
Menguatnya nilai-nilai budaya lokal yang berbasis pada nilai-nilai
budaya bahari dan keagamaan. Tumbuh kembangnya
kelembagaan masyarakat yang tangguh dan mandiri.
Tumbuhkembangnya masyarakat yang mandiri. Terciptanya
tenaga kerja yang profesional berdasarkan kebutuhan pasar
tenaga kerja. Terwujudnya organisasi pemerintah daerah
sebagai organisasi pembelajar yang mengikuti kaidah-kaidah
good governance, serta berbasis pada misi (mission-driven).
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 43
Terbentuknya SKPD sebagai unit kerja yang mandiri dan
profesional dalam menyelenggarakan misinya.
5) Peningkatan Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam,
dengan sasaran, Meningkatnya produktivitas khususnya
komoditas unggulan pada sektor pertanian. Terpeliharanya
kondisi dan kualitas lingkungan hidup/ berkurangnya kerusakan
lingkungan hidup. Berkurangnya tingkat kerusakan DAS dan
luasan lahan kritis khususnya pada kawasan hutan.
Meningkatnya peran serta masyarakat dan pemangku
kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup serta
Ekstensifikasi dan diversifikasi pada areal pengelolaan lahan
khususnya pada sektor pertanian.
Oleh karena itu Kebijakan Belanja APBD Tahun Anggaran 2011
merupakan implementasi pengalokasian anggaran pada program
dan kegiatan pemerintahan dan pembangunan Tahun Anggaran
2011 sebagaimana tertuang dalam penjabaran Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan Tahun 2011 antara lain :
1. Program Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun.
2. Program Peningkatan Kualitas dan Distribusi Fasilitasi
Pendidikan.
3. Program Peningkatan pelayanan akses masyarakat terhadap
Fasilitas Pendidikan dengan terpenuhinya dan tersalurnya
bantuan fasilitas pendidikan.
4. Program Pemberantasan Buta Aksara
5. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat.
7. Program Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat.
8. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
9. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah.
10.Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan.
11.Program Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri.
12.Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian dan
Perikanan.
13.Program Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi Pertanian
dan Perikanan.
14.Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan serta
Penanganan Kerawanan Pangan.
15.Program Pelatihan Keterampilan dan Perluasan Kesempatan
Kerja.
16.Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
17.Program Pengelolaan dan Pengembangan ekspor.
18.Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
19.Program Penataan Struktur Industri.
20.Program Pengembangan Desa Mandiri Pangan.
21.Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan.
22.Program Penguasaan dan Pengembangan Aplikasi serta
Teknologi Energi dan Kelistrikan.
23.Program Pembangunan Center Point Of Indonesia.
24.Program Pengembangan, Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan.
25.Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan.
26.Program Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
27.Program Pengembangan Destinasi Keparawisataan.
28.Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat
Perdesaan.
29.Program Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat
Guna.
30.Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Pemerintah
Daerah.
31.Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja.
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 45
32.Program Pengembangan Nilai-Nilai Budaya Lokal.
33.Program Peningkatan Keamanan dan Pemeliharaan Ketentraman
Masyarakat.
34.Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media.
35.Program Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Anggota
Dewan.
36.Program Penguatan Kelembagaan Legislatif.
37.Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup.
38.Program Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumberdaya Alam.
39.Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah.
40.Program Peningkatan Penanggulangan Lahan Kritis.
41.Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai.
42.Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana.
Sasaran dan tujuan penganggaran Belanja Daerah Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2011, adalah untuk
mendukung pendanaan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan sebagaimana agenda yang telah
ditetapkan dalam RPJMD dengan tetap mengedepankan
pelaksanaan asas-asas pengelolaan keuangan negara/daerah
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
APBD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2011 disusun
dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011, Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun
2007, Penyusunan perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan
Belanja Daerah yang menganut pada prinsip berbasis prestasi kerja
yang berorientasi pada pencapaian hasil (outcome) dari alokasi
anggaran biaya yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengelolaan belanja
daerah menganut kebijakan pengalokasian dana dengan susunan
sebagai berikut :
a. Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang
dianggarkan untuk menutup kebutuhan belanja yang tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan
SKPD sebagaimana dimaksud ketentuan pasal 36 ayat (2)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
dituangkan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan
APBD Tahun Anggaran 2011 meliputi :
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Bunga
3. Belanja Hibah
4. Belanja Bantuan Sosial
5. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah
Desa.
6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa.
7. Belanja Tidak Terduga
Adapun komponen belanja tidak langsung dapat diuraikan
sebagai berikut:
1.1. Belanja Pegawai
Kebijakan belanja Pegawai Tahun Anggaran 2011,
menyangkut hal-hal sebagai berikut :
a. Menyiapkan Anggaran gaji PNS antara 5-15 % sesuai
kebijakan pemerintah.
b. MEnyiapkan anggaran acress 2,5 % untuk
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 47
mengantisipasi KGB, tunjangan keluarga, mutasi jumlah
jiwa, dan mutasi jabatan.
c. Pembayaran Gaji ke-13
d. Kenaikan Tambahan Penghasilan PNS sebesar
Rp.500.000,-
e. Biaya Operasional DPRD dan KDH/WKDH
f. Belanja Komunikasi Instensif DPRD, dan
g. Biaya Pajak Daerah bagi aparat pemungut.
1.2. Belanja Bunga
a. Belanja Bunga Hutang yang dialokasikan dalam APBD
Tahun Anggaran 2011, adalah sisa pembayaran bunga
atas pinjaman Pemrintah Provinsi Sulawesi Selatan yang
bersumber dari OECF Tahun 1996 yang lalu dalam
rangka Pembangunan Sarana Air bersih di Kota Makassar
sebagai sharing pembiayaan antara Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar.
b. Pada Tahun Angaran 2011 dialokasikan dana untuk,
kewajiban pembayaran bunga tetap atas pinjaman
tersebut diatas.
1.3. Belanja Hibah
Belanja hibah dianggarkan untuk mendukung fungsi
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan
oleh pemerintah lainnya, semi pemerintah atau Perusahaan
Daerah serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan.
Pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau
jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, masyarakat, organisasi
kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya. Belanja hibah ini secara selektif diberikan
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan
daerah, rasionalitas dan ditetapkan dengan keputusan
Kepala Daerah sepanjang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Kebijakan pemberian Hibah Daerah ditingkatkan dari
tahun ketahun sesuai kemampuan keuangan daerah.
Pada Tahun Anggaran 2011 dialokasikan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan sebesar Rp. 104.818.000.000
dengan perincian sebagai berikut :
Belanja Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi
Swasta sebesar Rp. 104.818.000.000,-.
1.4. Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan
yang secara spesifik belum ditetapkan peruntukannya.
Penganggarannya dilakukan secara selektif.
Memperhatikan azas keadilan dan pemerataan dalam
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebagai
implementasi dari komitmen Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan untuk tetap mendukung dan
meningkatkan pemberdayaan masyarakat, baik
organisasi maupun kelompok serta organisasi
keagamaan.
Penganggaran Bantuan Sosial pada Tahun Anggaran
2011 tetap menjadi perhatian Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan, namun jumlahnya dikurangi secara
bertahap sesuai ketentuan perundang-undangan. Pada
tahun anggaran 2011 dianggarkan pada Belanja
Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan sebesar
Rp. 33.893.500.000,-
1.5. Belanja Bagi Hasil kepada
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 49
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
Penganggaran Belanja Bagi hasil mengacu pada
peraturan yang berlaku.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam tahun
Anggaran 2011 berkewajiban untuk mengalokasikan
dana bagi hasil kepada Pemerintah Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa, khususnya yang bersumber dari
pajak daerah yang dihitung berdasarkan ketentuan
yang berlaku secara proporsional.
Peningkatan jumlah anggaran belanja Bagi hasil sangat
berkaitan langsung dengan peningkatan PAD, sehingga
anggaran Bagi Hasil di Tahun 2011 dihitung
berdasarkan target penerimaan PAD pada tahun
Anggaran 2010. Anggaran untuk Belanja Bagi hasil
kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
pada APBD T.A. 2011 sebesar Rp.681.996.825.626,41.
1.6.Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa
Pemberian belanja Bantuan Keuangan kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
serta Pemerintah Daerah lainnya, pada hakekatnya
dilakukan dalam kerangka kebijakan untuk mendorong
dan mensupport akselerasi kegiatan pembangunan di
daerah dan desa. Pada APBD T.A. 2011 dialokasikan
dana sebesar Rp. 491.868.634.049,25 dengan
perincian sebagai berikut :
a. Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota
sebesar Rp. 459.989.634.049,25.
b. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa sebesar
Rp. 31.879.000.000.
1.7. Belanja Tidak Terduga.
Tujuan pembiayaan untuk Belanja Tidak terduga yang
disediakan adalah untuk :
a. Penanggulangan bencana alam.
b. Penanggulangan bencana sosial.
c. Kegiatan tanggap darurat dalam rangka pencegahan
gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan
pemerintahan demi terciptanya keamanan,
ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah.
Penganggaran Belanja Tidak Terduga pada Tahun
Anggaran 2011 tetap dipersiapkan untuk
mengantisipasi hal-hal tersebut diatas dengan jumlah
anggaran Sebesar Rp.27.500.000.000.
b. Belanja Langsung
Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan SKPD. Belanja Langsung yang telah dialokasikan pada
program dan kegiatan SKPD sebagai implementasi
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah terdiri atas
Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang selanjutnya dijabarkan
kedalam tujuh agenda pembangunan sebagai berikut :
1) Agenda pembangunan peningkatan Kualitas
pendidikan dan Kesehatan Masyarakat.
Prioritas kebijakan keuangan diarahkan pada urusan
kesehatan, pendidikan termasuk pendidikan gratis, dan
lingkungan permukiman dengan alokasi belanja sebesar
21,64 persen dari APBD.
2) Pada Agenda Peningkatan dan pemerataan
Kesejahteraan Masyarakat.
Kebijakan keuangan untuk program disektor pertanian,
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 51
ketahanan pangan, koperasi, tenaga kerja dan
penanggulangan bencana sebesar 6,84 persen dalam APBD
dari total belanja langsung.
3) Pada Agenda Perwujudan Keunggulan Lokal
untuk memicu laju Perumbuhan
Perekonomiaan.
Penempatan posisi belanja pada agenda ini mencxapai 5,11
persen dari total belanja langsung yang melaksanakan
program pengembangan industri strategis, pengembangan
kerjasama regional dan promosi perdagangan, dan
mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai destinasi pariwisata
terkemuka di Indonesia.
4) Pada Agenda Mewujudkan Sulawesi Selatan
sebagai Entitas Sosial Ekonomi Yang
Berkeadilan.
Belanja langsung yang diarahkan pada agenda ini sebesar
29,24 persen dari total belanja langsung yang terkait pada
program pekerjaan umum, penataan ruang, pembangunan
kota metropolitan serta pembangunan saran dan prasanan
perhubungan.
5) Agenda penciptaan Lingkungan yang kondusif
bagi kehidupan yang inovatif.
Prioritas kebijakan pada agenda ini adalah program yang
mengarah pada peningkatan ketertiban masyarakat,
penataan sistem legislasi daerah, pembinaan sosial politik,
peningkatan kualitas informasi, pembinaa kehidupan sosial-
politik, peningkatan kualitas informasi dan komunikasi
dengan alokasi belanja sebesar 4,70 persen
6) Agenda penguatan kelembagaan masyarakat
Prioritas kebijakan keuangan pada agenda ini sebesar 4,11
persen dari total belanja langsung yang difokuskan pada
peningkatan pemahaman nilai-nilai budaya lokal,
peningkatan kualitas teknosttuktur komunitas, fasilitas
baruga sayang, pemberdayaan organisasi pemuda dan olah
raga. Pemberdayaan organisasi keagamaan dan lain-lain.
7) Agenda penguatan kelembagaan pemerintah.
Prioritas kebijakan pada agenda ini sebesar 28,83 persen
dari total belanja langsung yang dimaksudkan untuk
menciptakan pemerintahan yang baik, pemanfaatan
teknologi terkini, penetapan regulasi, penetapan SPM bagi
SKPD, Penataan kelembagaan sesuai PP 41 Tahun 2007,
peningkatan kompetensi aparatur pemerintah dan anggota
DPRD, peningkatan kualitas pelayanan dan profesionalisme
aparatur pemerintah, peningkatan kualitas perencanaan,
pengawasan dan pengelolaan keuangan daerah, dan lain-
lain
2. Target dan Realisasi Belanja
Target Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011
sebesar Rp. 3.385.714.710.554,11 realisasi sampai
akhir tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 3.177.043.309.755,29
atau 93,83% terdiri dari :
a. Belanja Tidak Langsung yang direncanakan sebesar
Rp.1.969.727.383.358,11 terealisasi sebesar
Rp.1.820.969.739.157,10 atau 92,45% dengan perincian
sebagai berikut :
1) Belanja Pegawai yang direncanakan sebesar
Rp.629.500.423.682,45 dapat direalisir sebesar
Rp.609.703.853.472,44 atau 96,85%.
2) Belanja Bunga yang direncanakan sebesar
Rp.150.000.000,00,- dapat direalisir sebesar
Rp.65.198.380,42 atau 43,46%.
3) Belanja Hibah yang direncanakan sebesar
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 53
Rp.104.818.000.000,00,- dapat direalisir sebesar
Rp.97.116.151.746,00,- atau 92,65%.
4) Belanja Bantuan Sosial yang direncanakan sebesar
Rp.33.893.500.000,00,- dapat direalisir sebesar
Rp.19.510.369.538,00,- atau 57,56 %.
5) Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
dan Pemerintah Desa yang direncanakan sebesar
Rp.681.996.825.626,41 dapat direalisir sebesar
Rp.630.352.515.085,24 atau 92,42%.
6) Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa yang
direncanakan sebesar Rp.491.868.634.049,25 dapat
direalisir sebesar Rp.463.265.650.935,00,- atau 94,18%.
7) Belanja Tidak Terduga yang direncanakan sebesar
Rp.27.500.000.000,00- dapat direalisir sebesar
Rp.956.000.000,00,- atau 3,47 %.
TABEL 3.2TARGET DAN REALISASI
BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2011
NO. URAIAN ANGGARAN STLH PERUBAHAN
REALISASI ANGGARAN %
2. BELANJA 3.385.714.710.554,11 3.177.043.309.755,29 93,83
2.1BELANJA TDK LANGSUNG
1.969.727.383.358,11 1.820.969.739.157,10 92,45
2.1.1 Belanja Pegawai 629.500.423.682,45 609.703.853.472,44 96,852.1.2 Belanja Bunga 150.000.000,00 65.198.380,42 43,462.1.3 Belanja Hibah 104.818.000.000,00 97.116.151.746,00 92,652.1.4 Belanja Bantuan Sosial 33.893.500.000,00 19.510.369.538,00 57,56
2.1.5Belanja Bagi Hasil kepada Prov/Kab/ Kota dan Desa
681.996.825.626,41 630.352.515.085,24 92,42
2.1.6 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
491.868.634.049,25 463.265.650.935,00 94,18
Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa
2.1.7 Belanja Tidak Terduga 27.500.000.000,00 956.000.000,00 3,472.2. BELANJA LANGSUNG 1.415.987.327.196,00 1.356.073.570.598,19 95,76
2.2.1 Belanja Pegawai 152.038.437.922,00 146.344.103.814,10 96,25
2.2.2Belanja Barang dan Jasa
767.754.712.763,00 742.032.649.855,09 96,64
2.2.3 Belanja Modal 496.194.176.511,00 467.696.816.929,00 94,25
Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa besaran berupa pesentase
jumlah realisasi belanja yang disampaikan merupakan penjelasan
makro karena masih dalam proses perhitungan dan laporan keuangan
yang lebih lengkap dapat diperoleh nantinya setelah hasil perhitungan
disusun oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Cq Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang
selanjutnya terlebih dahulu untuk diaudit oleh Perwakilan BPK Provinsi
Sulawesi Selatan, yang hasilnya nanti disampaikan oleh Perwakilan
BPK Provinsi Sulawesi Selatan kepada DPRD Provinsi Sulawesi Selatan,
dan juga sekaligus merupakan bagian dari pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD tahun 2011 yang akan disampaikan Gubernur
kepada DPRD Provinsi Sulawesi Selatan guna pembahasan lebih lanjut
sesuai mekanisme dan ketentuan yang mengatur hal tersebut.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan :
1) Bahwa dengan terjadinya perubahan peraturan yang
menyangkut pengelolaan keuangan daerah secara beruntun, hal
ini tentunya membawa implikasi bagi para pelaksana dilapangan
dalam menindak lanjuti berbagai ketentuan baru tersebut.
2).Masalah lainnya yang tetap muncul dalam penyusunan APBD
adalah banyaknya usul yang diajukan sementara kemam[puan
dana yang tersedia terbatas.
Solusi :
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 55
1) Mengadakan adaptasi terhadap pemberlakuan ketentuan baru
tersebut.
2) Melakukan penentuan skala prioritas yang ketat dalam
pengalokasian anggaran belanja mengingat sulitnya bagi
pemerintah daerah untuk mengakomodir berbagai usul.
C. Pembiayaan Daerah
Kebijakan anggaran untuk pembiayaan daerah dibagi atas dua
bagian yakni penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Penerimaan pembiayaan daerah secara umum diarahkan pada
penyediaan dana dalam rangka menutupi defisit anggaran yang
bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2011.
Sedangkan pengeluaran pembiayaan daerah diarahkan untuk
memenuhi kewajiban Pemerintah Daerah dalam rangka penyelesaian
angsuran pokok pinjaman daerah yang jatuh tempo dalam Tahun
Anggaran 2011 dan investasi dalam rangka penyertaan modal pada
Badan Usaha Milik Daerah.
1. Target dan Realisasi Pembiayaan
Daerah
Penerimaan Pembiayaan APBD Tahun Anggaran 2011 diperoleh
dari Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA),
dengan target sejumlah Rp.290.514.746.369,91 dapat direalisir
sebesar Rp.290.514.746.369,91 atau 100%. sehingga total
penerimaan pembiayaan daerah sebesar Rp.290.514.746.369,91 atau
99,83 % dari rencana anggaran yang telah ditetapkan.
Sedangkan untuk Pengeluaran Pembiayaan APBD Tahun Anggaran
2011 ditargetkan sejumlah Rp.11.700.000.000,00,- yang dialokasikan
untuk penyertaan modal (investasi) daerah dan pembayaran pokok
utang hingga akhir tahun anggaran dapat direalisir pembayaran
angsuran pokok utang sebesar Rp.11.699.622.205,66 atau 99,99 %
dari rencana anggaran yang ditargetkan.
TABEL 3.3TARGET DAN REALISASI
PEMBIAYAAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2011
NO URAIANANGGARAN
STLH PERUBAHANREALISASIANGGARAN %
PEMBIAYAAN DAERAH3.1 Penerimaan Pembiayaan
Daerah290.514.746.369,91 290.514.746.369,91 100
3.1.1 Pelampauan Penerimaan PAD
286.782.132.369,91 290.514.746.369,91 101,30
3.1.2 Kegiatan Lanjutan 3.732.614.000,00
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah
11.700.000.000,00 11.699.622.205,66 99,99
3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Daerah
11.000.000.000,00 11.000.000.000,00 100
3.2.3 Pembayaran Utang Pokok 700.000.000,- 699.622.205,65 99,94PEMBIAYAAN NETTO 278.814.746.369,91 278.815.124.164,25 100
3. Permasalahan dan Solusi
a. Permasalahan
Dalam pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2011, permasalahan
yang dihadapi secara umum meliputi :
1) Kebutuhan dana untuk mendukung dan
mengaselerasi pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan di Provinsi
Sulawesi Selatan relatif lebih besar
dibandingkan dengan potensi dan
kemampuan keuangan daerah
2) Kemampuan daya serap dalam
pelaksanaan pada beberapa program dan
kegiatan tertentu relatif mengalami
kelambatan
3) Regulasi dan peraturan perundang-
undangan tentang pengelolaan keuangan
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 57
daerah selalu mengalami perubahan sehingga
dapat mempengaruhi pemahaman dan
penerapan pengelolaan keuangan daerah
4) Kemampuan aparat dalam mengabsorbsi dan
mengadopsi berbagai regulasi dan peraturan
perundang-undangan tentang mekanisme dan
tata cara pelaksanaan APBD relatif terbatas,
sehingga perlu dilakukan peningkatan sumber
daya aparatur dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan
b. Solusi
Dari identifikasi permasalahan yang timbul, maka alternatif solusi
terhadap kondisi tersebut, diperlukan langkah-langkah taktis dan
strategis sebagai berikut:
1) Perlu perencanaan
yang lebih matang dan
komprehensif untuk
menetapkan program
dan kegiatan prioritas.
2) Perlu koordinasi yang
lebih mantap antar
instansi terkait
3) Perlu terus diupayakan
optimalisasi
pengelolaan sumber-
sumber pendapatan
daerah yang tidak
bertentangan dengan
undang-undang agar
dapat meningkatkan
jumlah pendapatan
4) Perlu terus dilakukan
peningkatan kapasitas
dan kapabilitas
personil dalam bentuk
pendidikan dan
pelatihan
5) Perlu terus dilakukan
sosialisasi dan
bimbingan teknis
mengenai peraturan
perundang-undangan
yang berlaku
LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 59