bab iii jenis jenis safety pada lift

38
14 BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL 3.1 Unit Kerja PKL PT. ARKONIN menyediakan berbagai layanan dalam bidangnya di manajemen konstruksi mulai dari perencanaan, desain, dan rekayasa yang berkontribusi terhadap semua aspek program konstruksi bangunan. Adapun fungsi dari manajemen konstruksi adalah perencanaan, mengorganisasi, staffing, mengarahkan dan mengontrol secara system pada suatu proyek agar tercapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini unit yang diambil dalam proyek ini adalah system proteksi pada gedung bertingkat tinggi, yaitu Safety Lift. Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi, biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Karena komponennya yang tidak terlihat, banyak orang tidak tahu bagaimana cara kerja dari lift dan takut untuk menggunakannya. Serta banyak yang bertanya “bagaimanakah lift bekerja dan proteksi jika terjadi gangguan dalam keadaan darurat”. Selama menjalani PKL, banyak mendapat ilmu dan materi tentang lift. Dapat

Upload: ekoprasetyo

Post on 20-Jan-2016

474 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

14

BAB III

HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Unit Kerja PKL

PT. ARKONIN menyediakan berbagai layanan dalam bidangnya di

manajemen konstruksi mulai dari perencanaan, desain, dan rekayasa yang

berkontribusi terhadap semua aspek program konstruksi bangunan. Adapun fungsi

dari manajemen konstruksi adalah perencanaan, mengorganisasi, staffing,

mengarahkan dan mengontrol secara system pada suatu proyek agar tercapai

tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini unit yang diambil dalam

proyek ini adalah system proteksi pada gedung bertingkat tinggi, yaitu Safety Lift.

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut

orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi,

biasanya lebih dari tiga atau empat lantai.

Karena komponennya yang tidak terlihat, banyak orang tidak tahu

bagaimana cara kerja dari lift dan takut untuk menggunakannya. Serta banyak

yang bertanya “bagaimanakah lift bekerja dan proteksi jika terjadi gangguan

dalam keadaan darurat”. Selama menjalani PKL, banyak mendapat ilmu dan

materi tentang lift. Dapat dipahami bahwa sebuah system lift mempunyai banyak

peralatan safety. Sehingga pengguna lift tidak perlu panik atau khawatir saat

menaiki lift, karena dalam keadaan darurat pun lift sudah mempunyai system

safety yang mendukung.

Struktur Organisasi Proyek MSIG Tower

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Arkonin di Proyek MSIG Tower

3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan

Pembangunan Gedung MSIG Tower adalah pembangunan gedung

perkantoran yang memiliki 49 lantai, terdiri dari 1 basemen, 47 lantai ruang office

dan 2 lantai ME. MSIG dibangun oleh kontraktor utama PT MURINDA, dan

terdapat banyak subkontraktor juga yang terlibat dalam proses pembangunan

gedung ini.

Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT ARKONIN, kami

berada pada posisi manajemen konstruksi pembangunan Gedung MSIG Tower.

Disini posisi manajemen konstruksi adalah mengawasi pekerjaan yang dilakukan

oleh kontraktor, apakah sesuai dengan RKS yang sudah dibuat dan sesuai dengan

standar prosedur keamanan.Tahapan pertama yang dilakukan adalah proses

pengenalan. Proses pengenalan yang dimaksud adalah mempelajari pekerjaan apa

saja yang sedang berjalan dan mengetahui struktur organisasi PT ARKONIN di

proyek MSIG Tower ini.

Di proyek ini terdapat 4 divisi yaitu : Divisi Struktur, Divisi Arsitektur,

Divisi Mekanikal Elektrikal. Setelah mengetahui struktur organisasi dan ruang

lingkup kerja, akhirnya kami ditempatkan pada posisi ME (Mekanikal Elektrikal).

Di bidang ME ini, terbagi menjadi enam bidang yaitu : Elektrikal, Elektronik,

VAC ( Ventilation and Air Conditioner ) Fire Fighting, Lift dan Plumbing. Tahap

kedua, kami mempelajari semua bidang pada mekanikal dan elektrikal ini. Mulai

dari elektrikal, kami mempelajari perancangan single line diagram untuk system

elektrikal digedung ini, membaca simbol-simbol yang ada. Hingga tahap ketiga,

terjun langsung ke lapangan untuk melihat dan mengecek pekerjaan elektrikal.

Sama halnya dengan bidang elektronik, VAC, fire fighting, lift dan plumbing.

Setelah beberapa minggu kami mempelajari dan terjun ke lapangan pada

semua bidang ME. Saya tertarik untuk menjadikan lift sebagai bahan materi untuk

laporan PKL. Karena tertarik pada bidang lift, kegiatan pun saya fokuskan pada

pekerjaan lift di Gedung MSIG Tower. Lift di gedung ini adalah lift dengan

teknologi terbaru, sehingga menarik untuk dibahas pada laporan nanti. Tapi, kami

tetap bekerja dan mempelajari semua bidang di ruang lingkup ME karena menarik

untuk kami ketahui.

3.3 Pembahasan Hasil PKL

Pembangunan Gedung MSIG Tower adalah pembangunan gedung

perkantoran yang terdiri dari 49 lantai. Dimana 47 lantai terpakai untuk ruang

office dan 2 lantai lagi untuk peralatan gedung. MSIG Tower dibangun oleh

kontraktor utama PT MURINDA, dan banyak subkontraktor serta NSC

(Nominated Sub Contractor) juga yang terlibat dalam proses pembangunan. Dan

pihak yang mengerjakan system lift di gedung ini adalah pilihan langsung dari

owner, yaitu PT BERCA SCHINDLER LIFTS.

3.3.1 Sistem Lift di MSIG Tower

Di MSIG Tower, terdapat 18 buah lift. Untuk mempermudah penggunaan

dan maintenance nantinya, lift dibagi menjadi beberapa area atau zone. Di

gedung ini lift dibagi menjadi 4 area, yaitu :

Gambar 3.2 Denah lokasi lift di Gedung MSIG Tower

1. Area Low ( Low Zone )

Pada area ini terdapat 6 buah lift, yang terdiri dari 5 buah

lift untuk penumpang (passenger lift) dan 1 buah lift khusus

(executive). Lift untuk area ini melayani opening dimulai dari

Ground Floor sampai lantai 20. Kecuali lift executive, opening

dimulai dari basement, ground floor sampai lantai 20.

Lift Machine Room / Ruang mesin lift untuk area ini terdapat

dilantai 22, dimana lantai 21 digunakan sebagai over run /

space ruangan yang berguna untuk maintenance nantinya.

2. Area Upper Low ( Upper Low Zone )

Pada area ini terdapat 3 buah lift, yang semuanya terdiri

dari lift untuk penumpang. Lift untuk area ini melayani opening

dimulai hanya dari ground floor, langsung ke lantai 21 sampai

dengan lantai 27. Ruang mesin lift untuk area ini terdapat

dilantai 29, dimana lantai 28 digunakan sebagai over run /

space ruangan yang berguna untuk maintenance nantinya.

3. Area Mid ( Mid Zone )

Pada area ini terdapat 3 buah lift, yang semuanya terdiri

dari lift untuk penumpang. Lift untuk area ini melayani opening

dimulai hanya dari ground floor, langsung ke lantai 28 sampai

dengan lantai 35. Ruang mesin lift untuk area ini terdapat

dilantai 37, dimana lantai 36 digunakan sebagai over run /

space ruangan yang berguna untuk maintenance nantinya.

4. Area High ( High Zone )

Pada area ini terdapat 6 buah lift, yang terdiri dari 4 lift

untuk penumpang, 1 lift service (maintenance) dan 1 lift

executive. Lift penumpang untuk area ini melayani opening

dimulai hanya dari ground floor, lantai 36 sampai dengan lantai

47. Sedangkan lift lainnya, yaitu executive melayani opening

dimulai dari Basement, Ground floor dan langsung ke lantai 36

bisa terbuka sampai dengan lantai 47.

Khusus untuk lift service melayani opening dimulai dari

basement, ground floor dan disetiap lantai bisa terbuka sampai

dengan lantai 48 yaitu main roof dimana tempat komponen –

komponen gedung seperti pompa hydrant, gondola dan lainnya

berada.

Ruang mesin lift area high zone ini terdapat di lantai 49,

dimana lantai 48 digunakan sebagai over run atau space yang

berguna untuk maintenance. Terkecuali untuk lift service,

ruang mesin berada dilantai 50 atau top roof, karena lift ini

dapat mencapai lantai 48 sehingga lantai 49 berguna sebagai

space ruangan untuk maintenance lift.

3.3.2 Instalasi Lift

Selama masa PKL, instalasi lift di MSIG Tower masih terus berjalan.

Oleh karena itu, dapat melihat langsung dan mempelajari tahapan – tahapan

instalasi lift. Ada beberapa tahapan instalasi lift, sebelum akhirnya bisa selesai dan

dipergunakan, yaitu :

1. Penarikan Plumb

Gambar 3.3 Penarikan plumb merupakan tahapan awal instalasi lift

Plumb adalah tali baja yang berfungsi untuk mengukur kelurusan

rel, penarikan plumb di mulai dari bawah ruang mesin sampai ke

ruang pit. Pada tahap pertama ini ada beberap proses juga

didalamnya.

a. Penarikan garis AS lift, untuk mentukan titik tengah lift,

sebelum diadakan penarikan plumb.

b. Pemasangan porstep, sebagai pijakan untuk pemasangan

template.

c. Pemasangan sapot di bawah (pit) sebagai dudukan

template

d. Pemasangan template (sebagai setting plumb)

e. Kemudian baru dilakukan penarikan plumb

2. Pemasangan Grik

Gambar 3.4 Pemasangan grik di ruang pit

Grik adalah kerangka sebagai pemandu atau guide untuk pemasangan rel agar lurus.

a. Setelah selesai penarikan plumb, dan sudah ditemukan titik

– titik pertemuannya. Kemudian dipasang Grik.

b. Grik disetting atau dirangkai terlebih dahulu, sehingga

hanya perlu dipasang diatas sapot diruang pit.

c. Grik terdiri dari 2 bagian, grik untuk rel car, dan grik untuk

rel counterweight.

3. Pemasangan False Car

a. False car adalah alat bantu yang digunakan selama proses

instalasi lift diruang hoistway. False car berbentuk seperti

gondola.

b. Pemasangan false car dimulai dari ruang pit, false

digunakan juga untuk memasang main rel car dan

counterweight.

4. Pemasangan Rel

Gambar 3.5

Pemasangan rel di ruang hoistway

Rel adalah jalur untuk car, counterweight, dan pintu.

a. Pemasangan main rel, dimulai dari bawah ruang mesin

sampai dua lantai sebelum ruang pit, karena disisakan

untuk pemasangan false car.

b. Setelah pemasangan main rel dan false car, kemudian

dilanjutkan pemasangan rel untuk counterweight dan

pintu dalam lift.

5. Pemasangan Pintu, Car dan komponen diruang hoistway

6. Pekerjaan di ruang mesin.

7. Setelah komponen selesai terpasang semua, false car

dibongkar.

8. Kemudian lift dicoba dengan sistem “slow speed” dibarengi

dengan pemeriksaan dan finishing.

9.Jika dengan slow speed lift sudah berfungsi dengan baik, maka

diadakan tes dalam keadaan normal (yang seharusnya lift

bekerja).

3.3.3. Safety device pada lift di gedung MSIG Tower

Lift adalah alat transportasi vertikal yang sangat dibutuhkan di

dalam gedung bertingkat tinggi / high rise building. Lift berguna untuk

mengantarkan penumpang menuju lantai yang diinginkan dengan waktu yang

relatif singkat. Karena sangat dibutuhkan, tentunya lift mempunyai kerja yang

berat. Oleh karena itu, didalam sistem lift harus mempunyai proteksi dan kontrol

yang canggih, demi menjaga keamanan para penumpang. Terlebih sebuah sistem

lift hampir tidak terlihat sama sekali oleh para penumpang, sehingga masih

banyak orang yang bertanya - tanya dan takut untuk menaiki lift.

Di MSIG Tower, safety lift sudah sesuai dengan standar keamanan

yang ditetapkan untuk sebuah sistem lift pada gedung tingkat tinggi. Safety lift

pada gedung ini, didukung oleh komponen – komponen yang saling terkoneksi,

sehingga menjadi sebuah sistem yang komplek dan handal untuk memproteksi lift

dalam segala hal. Komponen safety lift dibagi menjadi 4 bagian, berdasarkan

penempatan pemasangannya. Yaitu :

1. Safety di ruang mesin ( machine room )

2. Safety di ruang luncur ( hoistway )

3. Safety di car / kereta

4. Safety di luar ruang luncur tiap lantai

Gambar 3.6 Diagram alir komponen – komponen safety yang saling terkoneksi

Gambar diatas adalah detail diagram alir komponen safety lift yang

saling terhubung menjadi sebuah sistem. Komponen itu terdiri dari :

1. Safety di ruang mesin ( machine room )

Di ruang mesin di dalamnya terdapat banyak komponen –

komponen safety lift, yaitu :

a. Governor

Gambar 3.7 Governor di ruang mesin

Alat yang bekerja dengan cara mendeteksi kecepatan, dimana jika

kecepatan lift melebihi batas – batas yang telah ditentukan. Secara otomatis

governor akan bekerja dan kereta akan berhenti secara elektrik dan mekanik.

Yang dimaksud secara mekanik adalah, governor ini akan terhubung dengan

komponen lain yaitu safety gear, yang akan mengunci car pada rel. Sehingga car

dapat berhenti.

b. Circuit Breaker / Main Switch

Gambar 3.8 Circuit Breaker di ruang mesin

Untuk memutus aliran listrik dari panel induk ke panel kontrol lift, jika

terjadi overcurrent, untuk menjaga komponen yang berada di ruang mesin seperti

panel kontrol maupun panel konverter.

c. Intercom

Gambar 3.9 Intercom di ruang mesin

Biasanya terletak di ruang mesin (pada lokasi yang mudah dicapai) dan

juga terletak di car, yang berfungsi untuk mengadakan komunikasi (dalam

keadaan tertentu) antara car, kamar mesin ( Machine Room ) dan ruang kontrol

gedung.

d. Stop pit

Gambar 4.0 Stop pit di ruang mesin

Tombol untuk memberhentikan lift, biasanya ada di ruang mesin pada

panel kontrol dan pada ruang hoistway paling bawah atau pit. Digunakan untuk

maintenance ataupun keadaan darurat.

e. Seismic switch / Earthquake sensor

Gambar 4.1 Seismic Switch di ruang mesin

Alat safety untuk mendeteksi getaran gempa, jika terjadi gempa maka

perangkat ini akan mengirimkan input ke panel control sehingga semua lift akan

berhenti ke lantai terdekat dan berhenti bekerja. Alat ini diletakkan pada ruang

mesin.

f. ARD ( Automatic Rescue Device )

Gambar 4.2 ARD di ruang mesin

ARD adalah komponen optional atau tambahan, yang berfungsi untuk

membackup suplai sumber listrik. Apabila listrik dari PLN padam dan suplai dari

Genset belum bekerja, maka ARD akan bekerja menjalankan lift ke lantai

terdekat. ARD hanya bisa digunakan sekali, setelah sampai pada lantai terdekat

lift otomatis akan mati. Lift akan normal kembali setelah sumber dari PLN atau

Genset sudah bekerja. ARD terdiri dari Panel Konverter dan baterai – baterai yang

otomatis akan terisi ketika sumber dari PLN bekerja, dan akan bekerja

membackup sistem lift ketika sumber listrik dari PLN padam. Panel konverter

pada ARD berfungsi untuk mengubah tegangan dari baterai (DC) menjadi

tegangan AC dan menstep-up tegangan tersebut sesuai dengan kebutuhan sistem

lift. Di MSIG Tower, ARD mempunyai 6 buah baterai. Masing-masing

mempunyai kapasitas 12V/150Ah, baterai tersebut dikoneksikan secara seri.

Gambar 4.3 Batere ARD di ruang mesin

2. Safety di ruang luncur ( hoistway )

Selain di ruang mesin, komponen safety lift juga banyak terdapat di

ruang luncur atau hoistway. Diantaranya :

a. Final Limit

Gambar 4.4 Final limit menempel di rel utama car

Ada dua jenis sakelar batas lintas yaitu untuk membalik arah (direction

switch) dan final switch. Biasanya komponen ini terpasang di guide rel kereta,

dipasang dibagian paling bawah dan diatas rel. Yang berfungsi untuk menjaga

agar kereta / car tidak menabrak pit atau lantai ruang mesin.

b.Buffer

Gambar 4.5 Buffer yang berada di ruang hoistway

Terletak di dua tempat dan berjumlah 4 buah, yaitu : 2 untuk kereta dan 2

untuk beban pengimbang (counterweight). Berfungsi untuk meredam tenaga

kinetik kereta dan counterweight pada saat jatuh atau terjun bebas.

c. Level limit switch / bendera

Gambar 4.6 Bendera dipasang pada rel utama

Dipasang di rel car yang berfungsi untuk mengatur pemberhentian car

pada lantai yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu pendaratan (landing

door)

3. Safety di car / kereta

Ada banyak komponen safety yang pemasangannya menempel di car,

karena car adalah tempat dimana penumpang berada dan mempunyai beban yang

berat.

a. Weighing device / sensor berat

Gambar 4.7 Weighing Device

Pendeteksi beban pada kereta, jika beban berlebih maka alarm akan aktif dan

pintu tetap terbuka sehingga lift tidak akan bekerja.

b. Emergency Exit di ruang car

Gambar 4.8 Emergency Exit

Pintu yang berfungsi untuk evakuasi penumpang lift dalam keadaan darurat.

c. Emergency exit switch

Gambar 4.9 Emergency Exit Switch

Terletak pada pintu darurat diatas kereta, fungsinya untuk

memastikan agar kereta tidak berjalan apabila pintu darurat dibuka untuk

proses penyelamatan.

d. Safety Gear

Gambar 5.0 Safety Gear

Mekanisme penggerak alat pengaman ( safety device ) dibawah

kereta yang dihubungkan dengan governor di ruang mesin. Berfungsi

untuk menahan atau memaksa kereta berhenti secara paksa jika overspeed

ke bawah (dalam keadaan darurat).

e. Door lock switch

Gambar 5.1 Door lock switch

Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi, pintu

hanya dapat terbuka setelah lift berhenti.

4. Safety di luar ruang luncur tiap lantai

Safety di luar ruang luncur atau di hall hanya ada satu, yaitu

a. Fire lift switch

Gambar 5.2 Fire lift switch

Biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi

untuk mengaktifkan fireman control dan memberi tanda bahwa terjadi

kebakaran. Jika diaktifkan lift akan turun semua ke ground floor dan

berhenti beroperasi.

3.3.4. Safety lift pada gedung MSIG Tower

Setelah semua komponen safety terpasang, semuanya akan terkoneksi

menjadi sebuah sistem safety yang handal dan mampu memproteksi kerja lift.

Keseluruhan sistem safety device bisa ditampilkan dalam bentuk gambar dibawah

ini.

Gambar 5.3 Keseluruhan sistem safety lift

Jika dijabarkan ada beberapa sistem safety lift yang diterapkan di

MSIG Tower, yaitu :

a. Safety terhadap gangguan listrik / listrik padam

Gangguan listrik atau listrik padam merupakan masalah yang

sangat sering terjadi pada sebuah sistem lift. Tapi hal ini bisa diatasi

dengan alat safety bernama ARD ( Automatic Rescue Device ). Seperti

sudah dijelaskan tadi, bahwa ARD akan membackup suplay listrik lift jika

sumber dari PLN padam. ARD akan menggerakan lift menuju lantai

terdekat, tetapi ARD hanya bisa digunakan sekali. Jadi ketika lift sudah

berhenti di lantai terdekat dan pintu terbuka, setelah itu lift akan berhenti

beroperasi dan menunggu sumber dari genset atau PLN hidup kembali.

Berikut adalah gambar dari ARD

Gambar 5.4 Panel ARD dan Baterai ARD

b. Safety jika rope / tali sling putus

Masalah yang paling berbahaya saat lift beroperasi adalah

tiba-tiba tali sling putus, dan car meluncur deras ke ruang pit.

Tentunya ini bisa mencederai penumpang, oleh karena itu hal ini

harus dicegah. Safety lift jika tali sling putus adalah dengan

menggunakan komponen governor, safety gear dan buffer. Dimana

keduanya saling terkoneksi. Pada saat tali sling putus, maka car

akan meluncur bebas ke bawah dengan kecepatan yang tidak

normal. Berbarengan dengan meluncurnya car, governor akan

mendeteksi overspeed tersebut. Setelah mendeteksi, governor akan

memutus aliran listrik. Sehingga motor akan berhenti atau

mengunci, karena rem pada motor mempunyai default aktif. Jadi

apabila tidak ada listrik / ada masalah maka rem motor akan selalu

mengerem. Rem hanya akan lepas apabila ada perintah / daya

listrik yang mengalir.

Setelah memutus aliran listrik, governor juga

memberhentikan lift secara mekanik, dengan cara memerintahkan

safety gear untuk mengunci car pada rel. Sehingga car akan

berhenti secara paksa atau menguncinya. Namun jika kedua alat itu

gagal beroperasi, dibawah sebelum ruang pit sudah ada buffer.

Buffer berguna untuk meredam guncangan saat car gagal terkunci

dan meluncur ke ruang pit. Dengan begitu resiko cedera

penumpang di dalam car sangat sedikit.

Gambar 5.5 Buffer adalah safety device terakhir yang berperan jika tali sling

putus

c. Safety jika terjadi kebakaran

Jika terjadi kebakaran, maka semua lift secara otomatis akan

turun ke ground floor dan berhenti beroperasi. Di luar ruang lift / hall

juga terdapat fire lift switch yang jika diaktifkan akan memberhentikan

semua kerja lift dan turun ke lantai ground floor.

Dalam keadaan darurat saat terjadi kebakaran, akan ada satu lift

yang berfungsi untuk evakuasi, yaitu lift service. Instalasi lift service ini

sudah menggunakan kabel FRC (Fire Resistance Cable) yang masih

mampu bekerja dalam keadaan terbakar sekalipun.

Gambar 5.6 Fire lift switch yang terdapat di hall lift

d. Safety jika terjadi gempa

Safety yang tidak kalah penting adalah jika terjadi gempa bumi,

maka apa respon terbaik untuk lift yang sedang bekerja. Sistem safety

lift pada MSIG Tower dilengkapi dengan seismic switch atau

earthquake sensor yaitu alat yang berfungsi mendeteksi adanya getaran

gempa. Saat terjadi getaran gempa, maka alat tersebut akan bekerja

dengan cara mengirimkan input ke panel kontrol lift diruang mesin, dan

kemudian memerintahkan motor untuk menurunkan semua lift ke lantai

terdekat dan berhenti beroperasi. Seismic switch berada di setiap ruang

mesin lift dan menempel di tembok.

Gambar 5.7 Seismic switch

3.4 Identifikasi kendala yang dihadapi

Pada pelaksanaan praktik kerja lapangan di PT. ARKONIN, banyak

pengetahuan yang saya dapat. Dimana dalam sebuah tahapan pekerjaan di

proyek, harus melalui prosedur yang benar dan sesuai dengan RKS (Rencana

Kerja dan Syarat – syarat) yang sudah dibuat dan disetujui. Dimana antara

kontraktor dan pihak MK (Manajemen Konstruksi) harus mempunyai

komunikasi yang baik, demi membangun sebuah sistem yang baik dan sesuai

standar. Sehingga apa yang dipasang, sesuai dengan apa yang tertulis di RKS

dan memenuhi standar keamanan.

Selama PKL juga memahami struktur organisasi suatu proyek, dan

mengerti akan pentingnya keberadaan MK dalam sebuah proyek besar.

Sehingga MK diwajibkan mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas

bahkan lebih dibanding pihak kontraktor. Di lapangan kita juga dituntut

mampu bekerja dalam suatu tim, karena banyak hal yang saling berkaitan.

Sehingga kita akan berkomunikasi dengan banyak orang.

3.4.1. Kendala pelaksanaan tugas

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tugas tidaklah banyak.

Pada suatu system safety lift tidak terlalu banyak masalah, karena lift tidak

banyak terlibat dengan pekerjaan lain disuatu proyek. Lift mempunyai area

pekerjaan sendiri dan terpisah dari lainnya. Namun masalah itu tetap ada,

diantaranya :

a. Ruang pit pada shaft lift banjir, sehingga tidak ada pekerjaan

instalasi atau tertunda untuk membersihkan air terlebih dahulu.

Maka progress project pun berjalan lambat.

b. Ruang shaft / Ruang mesin belum ada penerangan atau sumber

listrik, sehingga pekerjaan belum bisa dilakukan.

3.4.2. Cara mengatasi kendala

Cara mengatasi kendala yang terjadi selama proses instalasi lift adalah

berkoordinasi dengan pihak kontraktor, yaitu PT BERCA SCHINDLER

LIFTS. Koordinasi diperlukan agar mereka mencari solusi dari masalah yang

terjadi di lapangan, sehingga pekerjaan tetap bisa berjalan baik dan progress

pun berlanjut. Dan pihak kontraktor diwajibkan membuat laporan harian, dari

pekerjaan yang mereka lakukan dalam satu hari. Dimana laporan harian itu

nanti akan menjadi data, sebagai acuan kemajuan progress pengerjaan

instalasi lift.