bab iii interaksi sosial anggota dalam membentuk ...repository.unj.ac.id/1635/3/bab 3.pdfanggota di...
TRANSCRIPT
64
BAB III
INTERAKSI SOSIAL ANGGOTA DALAM MEMBENTUK
SOLIDARITAS DI KOMUNITAS
3.1 Pengantar
Bab ini akan menjawab pertanyaan rumusan masalah penelitian dengan
mengaitkan temuan penelitian dengan konsep dari interaksi sosial dan solidaritas.
Dalam bab ini terdiri dari 4 sub-bab, yang pertama dimulai dari membahas interaksi
sebagai dasar terbentuknya Bekasi Berkebun, pola interaksi yang terjalin pada anggota
di komunitas Bekasi Berkebun, faktor pendorong dan penghambat proses interaksi
sosial dan juga melihat relasi interaksi sosial atas solidaritas di komunitas..
3.2 Interaksi sebagai Dasar Terbentuknya Komunitas
Interaksi sosial terjadi melalui suatu hubungan timbal balik antara kedua belah
pihak. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Oleh karena itu, apapun yang
dilakukan oleh individu ditengah masyarakat untuk menciptakan suatu kegiatan yang
bisa bersatu dengan individu lainnya dan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupan bersama merupakan tindakan yang sesuai dengan norma dan nilai yang
berlaku dimasyarakat secara umum.
65
Pada awal pembentukan Bekasi Berkebun sebagai sebuah sebagai sebuah
komunitas yang mempunyai visi semangat positif dengan program urban farming yang
diusungnya, interaksi menjadi dasar dalam pembentuknnya. Melalui interaksi di sosial
media twiiter saat itu, para penggagas awal Bekasi Berkebun dapat bertemu dan
kemudian membentuk komunitas berkebun regional Bekasi yaitu Bekasi Berkebun.
Pada saat itu Chaerul rasyid dan Cherly selaku penggagas awal Bekasi Berkebun yang
tergabung dalam media sosial twitter dari @IDBerkebun mengajak para pengikut dari
akun tersebut yang berdomisili di Kota Bekasi untuk membuat komunitas Berkebun
regional Bekasi.
“jadi saya waktu itu sama mba cherly punya inisiatif untuk ngebentuk
komunitas berkebun di Bekasi. Selain hobi kita sama yaitu berkebun kita juga
ngeliat kalo di Bekasi ini semrawut banyak lahan-lahan yang ga ke pakai.
Yaudah kita hubungin deh admin twitter dari komunitas Indonesia Berkebun
untuk ngebantu kita nyariin anggota karna banyak dari followersnya itu orang
bekasi yang punya minat dan hobi berkebun.”45
Adanya kontak dan komunikasi yang terjalin antar individu membentuk suatu
tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan suatu tindakan yang diwujudkan dalam
perilaku nyata, sehingga dapat dibayangkan dan diingat. Suatu tindakan sosial selalu
mencirikan perbuatan yang terlihat, terdengar, dirasakan, atau disikapi dengan cara
tertentu sehingga dapat diingat kemudian dapat dibayangkan mengenai suatu akibat
yang bakal terjadi. Interaksi sosial tanpa perbuatan nyata bukan merupakan interaksi
45 Hasil Wawancara dengan Chaerul Rasyid (inisiator Bekasi Berkebun), pada tanggal 25 Juni 2017
66
sosial, karena interaksi sosial merupakan proses dinamis yang menunjukan kebiasaan
berhubungan antara individu dengan individu lainnya.
“di twitter Bekasi Berkebun waktu itu kita sering berinteraksi dengan followers,
seringnya kita beinteraksi dan mulai banyaknya followers dari Bekasi Berkebun,
itu nandain bahwa komunitas ini udah mulai di kenal. Setelah itu kita nentuin
untuk kopdar pertama dan ngebahas keberlanjutan komunitas Bekasi Berkebun
kedepannya.”46
Kontak dan komunikasi yang terjalin yang menghubungkan para penggagas
saat itu merupakan kontak sosial yang bersifat tidak langsung, karena kontak terjadi
melalui media perantara yaitu media sosial twitter. Komunikasi antar penggagas awal
saat itu membentuk suatu reaksi atas persepsi bersama dan keinginan bersama yang
berbentuk suatu tindakan sosial. Tindakan sosial yang terjadi atas interaksi yang
terjalin dalam media sosial twitter saat itu yaitu dilaksanakannya tanam perdana atau
kopdar perdana para inisiator Bekasi Berkebun saat itu. Tanam perdana atau kopdar
perdana tersebut juga menandakan berdirinya Bekasi Berkebun sebagai komunitas
berkebun regional Bekasi.
46 Hasil Wawancara dengan Chaerul Rasyid (Inisiator Bekasi Berkebun), pada tanggal 25 Juni 2017
67
Gambar 3.1:
Twitter Bekasi Berkebun
Sumber: Twitter.com, 2017
3.3 Pola Interaksi Sosial Anggota Komunitas Bekasi Berkebun
Interaksi sosial merupakan suatu proses yang dapat memberikan pola
interaksinya. Pola interaksi merupakan bentuk jalinan interaksi yang bersifat dinamis
dan mempunyai pola tertentu. Pola interaksi mempunyai ciri antara lain tidak mengenal
waktu, Berarti interaksi sosial dapat terjadi dimanapun dan kapanpun dan dapat
berakibat positif atau negatif kepada pelakunya. Dalam komunitas Bekasi Berkebun
sebelum interaksi anggota di komunitas membentuk suatu pola, terdapat proses-proses
dalam pembentukannya. Interaksi anggota di dalam komunitas Bekasi Berkebun
digambarkan melalui skema berikut:
68
Skema 3.1:
Interaksi Sosial Anggota Komunitas Bekasi Berkebun
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
Sesuai dengan skema interaksi anggota pada komunitas Bekasi Berkebun yang
sudah digambarkan diatas, maka dapat dideskripsikan interaksi yang terjalin pada
anggota di komunitas Bekasi Berkebun ada empat kategori, yang pertama interaksi
yang terjalin antara anggota dengan anggota lain di dalam komunitas, kedua, interaksi
anggota dengan komunitas, ketiga, interaksi anggota dengan masyarakat diluar
komunitas, dan keempat interaksi dengan anggota dengan komunitas lain. Pada
interaksi anggota dengan anggota lain dalam komunitas dan interaksi anggota dengan
komunitas merupakan bentuk interaksi yang terjalin di dalam ruang lingkup komunitas,
Interaksi Sosial Anggota
Komunitas Bekasi Berkebun
Kontak Komunikasi
Antar Pribadi
Anggota
Interaksi yang
Terjadi diluar
Komunitas
Anggota dengan
Komunitas
Anggota dengan
masyarakat
diluar komunitas
Angggota
dengan
komunitas lain
Interaksi yang
Terjadi dalam
Komunitas
69
sedangkan untuk interaksi anggota dengan masyarakat diluar komunitas dan interaksi
anggota dengan komunitas lain merupakan bentuk interaksi yang terjalin diluar lingkup
komunitas.
3.3.1 Interaksi yang Terjadi di dalam Komunitas
Interaksi merupakan sebuah cara dalam membentuk sebuah hubungan.
Dalam mekanismenya, interaksi ini dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan yang
mengakibatkan munculnya beberapa fenomena. Dasar pembentukan interaksi
yang terjalin di dalam ruang lingkup komunitas di gambarkan dalam skema
berikut:
Skema 3.2:
Dasar Terbentuknya Interaksi di dalam Komunitas
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
Pada interaksi di dalam komunitas, pertama didasari dari adanya minat
yang sama antara anggota dengan anggota lain. Minat yang sama tersebut
mendorong kuatnya rasa persahabatan anat anggota didalam komunitas. Hal
Interaksi di dalam
Komunitas
Minatyang Sama
Budaya komunitas
70
tersebut terlihat pada saat individu meminta bantuan atau mengajak individu lain
untuk membantu menanam tanaman produktif dirumahnya, fenomena tersebut
diluar atas nama komunitas melainkan rasa persahabatan yang terjalin antara
anggota dan anggota lain di komunitas Bekasi Berkebun, hal tersebut tidak
masuk didalam program komunitas melainkan atas tindakan persahabatan antar
anggota. Lalu hubungan kekerabatan antar anggota juga terlihat pada saat
anggota dan anggota lainnya menghabiskan waktu bersama diluar, seperti
hangout atau hanya sekedar minum kopi bersama sambil berbincang mengenai
apapun. Secara tidak langsung hal tersebut bisa menjadi suatu yang mengikat
antara individu dengan individu lain didalam komunitas.
”kalo interaksi anggotanya sih kita biasanya nongkrong bareng minum kopi
hangout ya ngabisin waktu bersama. Dan kadang juga diantara kita ada yang
minta bantuan untuk menanam tanaman yang mau ditanam karna mungkin dia
kesulitan atau kurang mengerti, tapi itu sih terjadi atas nama personal bukan
komunitas.”47
Dan yang kedua, interaksi yang terjadi didalam komunitas didasari dari
adanya budaya di dalam komunitas. Budaya di dalam komunitas mencakup
misalnya jadwal rutin, aturan dengan tata cara yang ditentukan komunitasnya
yang berupa peraturan di dalamnya, dan segala akibat dari hubungan yang
merupakan tanggung jawab bersama. Dengan adanya budaya di dalam
komunitas, interaksi dapat terjalin terus menerus dan dapat menimbulkan
47 Hasil Wawancara dengan Chairul Ruskandi (Kepala Divisi Ekologi), pada Tanggal 15 Juni 2017
71
kesadaran atas tanggung jawab yang dimiliki oleh anggota terhadap
komunitasnya.
3.3.2 Interaksi yang Terjadi di luar Komunitas
Interaksi yang terjadi diluar komunitas adalah interaksi yang melibatkan
anggota dengan masyarakat di luar komunitas dan komunitas lain yang memiliki
tujuan yang sama dalam mencapai visi misinya. Dasar terbentuknya Interaksi di
luar komunitas digambarkan dalam skema berikut:
Skema 3.3:
Dasar Terbentuknya Interaksi di luar Komunitas
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
Interaksi anggota komunitas tidak hanya terjadi pada ruang lingkup
komunitas melainkan interaksi juga terjadi diluar komunitas. Pada interaksi yang
terjadi di luar komunitas, pertama didasari dari visi misi komunitas Bekasi
Berkebun. Bekasi Berkebun memiliki visi misi menyebarkan semangat positif
terhadap kepedulian lingkungan dan lebih khusus mengajak masyarakat luas
Interaksi diluar
komunitas
Visi-misi komunitas
Program Kolaborasi
72
dalam hal ini masyarakat kota Bekasi untuk memanfaatkan lahan tidur yang tidak
terpakai untuk ditanami tanaman yang produktif. Visi misi tersebut berupa
kampanye dan edukasi yang di berikan kepada sekolah, perusahaan, maupun
pihak-pihak yang bersedia lahannya untuk di jadikan lahan produktif.
Lalu yang kedua, interaksi yang terjadi di luar komunitas terbentuk didasari
oleh program-program kolaborasi antara komunitas Bekasi Berkebun dengan
komunitas lain yang mempunyai tujuan sama dalam kepedulian terhadap
lingkungan di Kota Bekasi. Disini anggota komunitas Bekasi Berkebun berbaur
dan bekerjasama dengan komunitas lain dalam menjalankan program-program
yang di usung bersama demi pencapaian visi-misi antar komunitas itu sendiri.
Hubungan interaksi sosial anggota komunitas merupakan hubungan yang
terbentuk berdasarkan atas interaksi yang terjadi, baik di dalam komunitas maupun di
luar komunitas. Interaksi sosial anggota komunitas Bekasi Berkebun yang sudah
dijelaskan tersebut terjalin terus menerus sebagai sebuah proses interaksi yang terjadi
pada anggota di komunitas Bekasi Berkebun, proses tersebut membentuk suatu pola
yang dimana itu merupakan pola interaksi yang terjadi pada anggota komunitas Bekasi
Berkebun. Pola interaksi anggota komunitas Bekasi Berkebun dapat di gambarkan
melalui skema berikut:
73
Skema 3.4:
Pola Interaksi Sosial Anggota di Komunitas Bekasi berkebun
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2017
Pola interaksi anggota di komunitas Bekasi Berkebun di dasari dari beberapa
faktor yaitu pertama, adanya minat yang sama antara anggota dengan anggota lain,
kedua budaya di dalam komunitas, ketiga visi misi komunitas, dan keempat program
kolaborasi. Faktor-faktor tersebut merupakan dasar dalam interaksi yang terjadi di
dalam komunitas dan interaksi yang terjadi di luar komunitas.
Pada interaksi yang terjadi di dalam komunitas yang terbentuk dari adanya minat
yang sama anatar anggota dengan anggota lain dan budaya di komunitas menjadi dasar
dalam terciptanya sebuah interaksi antar anggota di dalam komunitas. Interaksi anggota
Budaya
Komunitas
Anggota Komunitas Bekasi
Berkebun
Minat yang
sama
Interaksi
yang
terjadi di
dalam
komunitas
Program
Kolaborasi
Visi Misi
Komunitas
Interaksi
yang
terjadi di
luar
Komunitas
Asimilasi dan Kerjasama
74
di dalam komunitas tersebut terus terjalin dan kemudian membentuk suatu bentuk
proses interaksi asimilasi.
3.3.3 Proses Asimilasi
Proses asimilasi ini merupakan proses yang terjalin atas interaksi sosial
anggota di dalam komunitas Bekasi berkebun dalam usaha untuk mengurangi
perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan dan juga usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses mental dengan memerhatikan
kepentingan dan tujuan bersama yaitu tujuan komunitas. Bentuk asimiliasi ini
bisa dilihat dari beberapa aktivitas yang di lakukan anggota di komunitas Bekasi
Berkebun yang diantaranya yaitu Rawat Kebun Tematik, Rawat Kebun Tematik
merupakan sebuah kegiatan rutin yang lekat dengan nilai Ekologi yang dilakukan
setiap minggunya dalam kegiatan rawat kebun seperti pada umumnya yaitu
merapihkan susunan kebun, mencabut tanaman apabila ada tanaman yang mati
dan memberi pupuk dan air sebagai nutrisi tanaman.
“Kita punya kegiatan rutin setiap minggu namanya Rawat Kebun Tematik,
disitu semua anggota ngerawat kebun yang komunitas kelola sebagai aset, ya
kaya merapihkan susunan kebun, mencabut tanaman apabila ada tanaman yang
mati dan memberi pupuk dan air sebagai nutrisi tanaman. Tapi sayangnya
untuk kegiatan rutin ini animo anggota kurang jadi yang hadir orangnya itu
lagi itu lagi”48
Pada aktivitas ini interaksi antar anggota terjalin satu sama lain berdasarkan
kegiatan rutin komunitas. Setiap anggota pada komunitas di ikut sertakan dalam
48 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
75
aktivitas ini dan tidak termasuk dalam program divisi. Hal tersebut membuat
anggota dapat berinteraksi dengan seluruh anggota lainnya secara informal di
dalam komunitas seperti saling menanyakan kabar, curhat, dan sebagainya
sembari melakukan kegiatan Rawat Kebun Tematik ini. Namun pada aktivitas
ini kurangnya animo dan kepedulian dari setiap anggota membuat aktivitas ini
cenderung membosankan.
Gambar 3.2:
Kegiatan Rawat Kebun Tematik
Sumber: Dokumentasi Komunitas, 2017
Lalu Ruang Rambat, Ruang Rambat adalah sebuah kegiatan diskusi bagi
para penggiat dari Bekasi Berkebun untuk berbagi ilmu serta pengembangan
minat pribadi dari masing-masing peserta. Kegiatan ini rutin diadakan 3 Bulan
sekali. Disini interaksi bersifat terbuka antar anggota yang merupakan suatu
proses internalisasi dari anggota kepada anggota lain di dalam komunitas untuk
membagikan pengatahuannya terhadap Berkebun dan memberi kesempatan
kepada setiap individunya untuk menceritakan minat pribadi anggota dalam
Berkebun.
76
“Kalo diliat kegiatan ini sih lebih lancar dibandingin kegiatan-kegiatan lain
didalam komunitas, soalnya karna emang dasar alasan anggota gabung di
komunitas ini kan karna keingintahuannya mengenai berkebun”49
Dalam kegiatan ini interaksi berupa diskusi mengenai dinamika Berkebun.
Interaksi pada kegiatan ini cenderung lebih dinamis dari kegiatan-kegiatan lain
di dalam komunitas karna memang dasar dari alasan bergabung anggota ke dalam
komunitas atas dasar keingintahuannya terhadap dinamika berkebun yang hal
tersebut mendukuing dalam kelancaran kegiatan ini.
Gambar 3.3:
Kegiatan Ruang Rambat
Gambar 3.3: Kegiatan Ruang Rambat
Sumber: Dokumentasi Komunitas, 2017
Kemudian Tujuh belasan di Kebun, Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
dilangsungkan dalam rangka memperingati Dirgahayu NKRI. Kegiatan ini rutin
dilaksanakan setiap tahunnya oleh para anggota Bekasi Berkebun dengan
49 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
77
kegiatan perlombaan yang melibatkan tanaman dan kebun untung menjalin
kekompakan antar anggota didalam komunitas.
“Acara tujuhbelasan di kebun ini sebenernya seru, kita ngebuat ini biar anggota
dengan anggota lain di dalam komunitas itu kompak, tapi sayang yang hadir
kebanyakan cuma pengurus organisasi dan beberapa anggota di luar
kepengurusan, tidak menyeluruh. Tapi itu gapapa karna kita ga bisa maksa kan
mereka mungkin punya kegiatan masing-masing”50
Interaksi anggota dalam aktivitas ini di maksudkan untuk membentuk suatu
kekompoakan antar anggota melalui ragam kegiatan perlombaan tujuh belasan.
Namun dalam kegiatan ini selalu diikuti oleh pengurus organisasi komunitas
yang membuat interaksi terjalin hanya antar anggot pengurus komunitas,
kurangnya antusiasme pada anggota diluar kepengurusan membuat interaksi
dalam kegiatan ini tidak bersifat menyeluruh.
Gambar 3.4:
Kegiatan Tujuh Belasan di Kebun
Sumber: Dokumentasi Komunitas, 2017
3.3.4 Proses Kerjasama
Pada interaksi yang terjadi di luar komunitas yang terbentuk dari adanya
visi misi komunitas Bekasi Berkebun yaitu menyebarkan semangat positif
50 Hasil Wawancara dengan Aditya Septyan (Kepala Divisi Humas), pada tanggal 18 Juni 2017
78
terhadap kepedulian lingkungan dan lebih khusus mengajak masyarakat luas
dalam hal ini masyarakat kota Bekasi untuk memanfaatkan lahan tidur yang tidak
terpakai untuk ditanami tanaman yang produktif. Dan interaksi ini terbentuk juga
dari adanya program kolaborasi yang merupakan kegiatan aktivitas antar
komunitas lingkungan yang memiliki tujuan yang sama dalam mencapai visi
misinya. Kemudian interaksi yang terjadi di luar komunitas tersebut membentuk
suatu kerjasama antara anggota komunitas dengan masyarakat di luar komunitas
dan komunitas lain yang membuat adanya interaksi yang terjalin yang dikemas
dalam program-program kegiatan komunitas Bekasi Berkebun dengan
masyarakat di kuar komunitas dan komunitas lain. Program-program dan
kegiatan tersebut seperti PIKuNIKu Kebun, yaitu sebuah kegiatan yang
diselenggarakan untuk umum untuk lebih mengenalkan lagi komunitas Bekasi
Berkebun kepada masyarakat luas yang kegiatannya ini dilaksanakan sebulan
sekali. Dalam kegiatan ini interaksi anggota tidak hanya terjalin dengan anggota
lain melainkan juga terjalin langsung dengan masyarakat di luar komunitas.
Anggota pada aktifitas ini memberi pengetahuan kepada masyarakat umum
mengenai asiknya berkebun dan pentingnya mengkonsumsi buah dan sayuran
bagi tubuh.
“Di kegiatan PikiNIku Kebun itu seru animo masyarakat bisa di bilang besar,
banyak yang pengen tau asiknya berkebun dan pentingnya mengkonsumsi
tanaman-tanaman yang sehat. Cuma sayangnya anggota di Bekasi Berkebun
animonya kurang dalam ngejalanin kegiatan ini. Jadi interaksi kitasama
79
masyarakat jadi lebih sulit karna masyarakat yang ikut lebih banyak dari pada
anggota kita yang hadir”51
Setiap anggota di dalam komunitas ini baik yang masuk dalam
kepengurusan maupun yang tidak diharapkan mampu berinteraksi dan berbaur
dengan masyarakat diluar komunitas agar masyarakat merasa terbuka dengan
komunitas Bekasi Berkebun. Akan tetapi, kurangnya kehadiran anggota secara
keseluruhan menjadikan interaksi yang berbentuk proses sosialisasi terhadap
asiknya berkebun menjadi tidak terkendali dengan baik karena animo masyarakat
lebih besar ketimbang animo anggota dalam menjalan program ini yang dimana
hal tersebut membuat anggota yang ikut dalam aktivitas ini menjadi lebih sulit
dalam mengendalikan kegiatan.
Gambar 3.5:
Kegiatan PIKuNIKu Kebun
Sumber: Dokumentasi Komunitas, 2017
Kemudian program kegiatan BBY! Belajar Berkebun Yuk!, Kegiatan
ini merupakan kegiatan edukasi yang terkait dengan kegiatan berkebun.
51 Hasil Wawancara dengan Aditya Septyan (Kepala Divisi Humas), pada tanggal 18 Juni 2017
80
Kegiatan ini diperuntukan untuk anggota didalam dan diluar komunitas untuk
lebih tahu tentang berkebun.
“Di BBY! Ini di tujuannya untuk anggota komunitas yang pengen banyak tau
tentang berkebun dari pendapat ahli dan juga yang utama untuk masyarakat di
luar komunitas, jadi interaksi disini sih kita lebih nekenin bagaimana anggota
di komunitas baik yang bergabung dalam kepengururusan maupun non
kepengurusan bisa berbaur biar jadi acara yang udah di buat ini ga berlangsung
satu arah.”52
Metode pembelajaran dilakukan dengan adanya kelas, materi berupa
teori dan praktek dengan mengundang pembicara yang ahli dibidang berkebun.
Adanya internalisasi tentang dinamika berkebun kepada masyarakat luas yang
berminat untuk berkebun menjadikan interaksi bersifat positif baik antar
anggota maupun anggota dengan masyarakat.di luar komunitas.
Gambar 3.6:
Kegiatan BBY! Belajar Berkebun Yuk!
Sumber: Dokumentasi Komunitas, 2017
Lalu, program kegiatan kolaborasi dengan komunitas lain seperti TKISA
Berkebun, TKISA adalah komunitas yang aktif melakukan kegiatan sosial dan
52 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
81
berbagai bentuk. Dengan program kolaborasi tersebut diharapkan mampu
memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat terhadap
lingkungan dan membangkitkan minat berkebun mereka.
“Ini program kolaborasi antara komunitas Bekasi Berkebun sama komunitas
TKISA, karna tujuan dari komunitas kami sejalan makannya kita berkolaborasi
walaupun anggota di Bekasi Berkebun tidak secara keseluruhan yang ikut andil
tetapi kita tetep bisa berinteraksi dengan baik dengan komunitas TKISA dan
masyarakat walaupun sebenernya banyak kedala di proses pembagian kerjanya
karna kekurangan anggota di komunitas Bekasi Berkebun.”53
Di dalam kegiatan ini setiap anggota komunitas Bekasi Berkebun
berinteraksi dan berbaur menjadi satu dengan anggota di komunitas lain.
Interaksi berupa berbincang mengenai rencana dan target dari tujuan kegiatan,
dan juga evaluasi terkait kegiatan yang mana program kolaborasi ini akan terus
berjalan sebagai sebuah upaya dalam mencapai tujuan komunitas bersama.
Dalam kegiatan ini kendala utama tidak ada dorongan dari anggota komunitas
yang tidak masuk dalam kepengurusan organisasi komunitas, kegiatan selalu
dijalankan oleh pengurus dari organisasi komunitas Bekasi Berkebun.
Gambar 3.7:
Kegiatan Program Kolaborasi di Panti Asuhan An-Annuriyah
Sumber: Dokumentasi Komunitas, 2017
53 Hasil Wawancara dengan Aditya Septyan (Kepala Divisi Humas), pada tanggal 18 Juni 2017
82
Kemudian kegiatan Festival Bumi Bekasi, Kegiatan ini adalah kegiatan
kolaborasi antar komunitas pemerhati lingkungan di Bekasi. Kegiatan ini rutin
diadakan setiap tahunnya yang dilaksanakan pada tanggal 22 April untuk
memperingati hari lingkungan hidup internasional. Dalam acara ini anggota
komunitas Bekasi Berkebun berinteraksi dan berbaur dengan anggota komunitas
lain dalam memeriahkan kegiatan yang berupa penanaman pohon, kampanye
tentang lingkungan., workshop pemutaran film mengenai lingkungan hasil karya
anak muda Bekasi. Interaksi disini bersifat terbuka, hanya saja seperti pada
kegiatan lain anggota yang ikut dalam kegiatan ini tidak menyeluruh, hanya
pengurus organisasi di komunitas Bekasi Berkebun dan sebagian anggota di luar
kepengurusan.
Gambar 3.8:
Kegiatan Festival Bumi Bekasi
Sumber: Doumentasi Komunitas, 2017
83
Terakhir kegiatan IDB (Indonesia Berkebun) Conference adalah kegiatan
yang diselenggarakan oleh Indonesia Berkebun sebagai payung utama dari
jejaring komunitas berkebun di berbagai kota.
“Nah kalo kegiatan ini emang di peruntukan untuk anggota yang ikut dalam
kepengurusan organisasi, karna yang tahu dinamika di komunitas kan pasti
pengurus. Tapi kalo ada kesepakatan antar komunitas Berkebun yang musti di
jalanin di komunitas Bekasi Berkebun kita sampein ke semua anggota lewat
kegiatan rutin mingguan kita”54
Dalam kegiatan ini bertujuan untuk ajang silahturahmi antar jejaring
komunitas berkebun dan juga anggota komunitas berkebun berinteraksi dengan
anggota komunitas berkebun di kota lainnya secara formal, interaksi berupa
melihat kinerja dari masing masing komunitas berkebun yang dikemas melalui
presentasi yang dibawakan oleh masing-masing anggota kepengurusan
organisasi komunitas.
Gambar 3.9:
Kegiatan IDB Conference
Sumber: Dokumentasi Komunitas, 2017
54 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
84
3.4 Faktor Pendorong dan Penghambat terjadinya Interaksi Sosial
Komunitas Bekasi Berkebun mempunyai tujuan yang merupakan visi misi
komunitas dalam menjalankan aktivitasnya. Tujuan tersebut ditentukan oleh
bagaimana hubungan interaksi sosial antar anggota didalam komunitas maupun
interaksi sosial anggota dengan masyarakat diluar komunitas. Interaksi tersebut dapat
menjadi penentu dari komunitas dalam melakukan aktivitasnya.
Dalam Bekasi Berkebun terdapat faktor pendorong dan penghambat terjadinya
interaksi sosial. Faktor pendorong dan penghambat terjadinya interaksi sosial anggota
di komunitas Bekasi Berkebun yaitu:
3.4.1 Faktor Pendorong terjadinya Interaksi
Faktor pendorong yang pertama dalam interaksi sosial anggota di
komunitas Bekasi Berkebun yaitu adanya Kebun Komunitas yang merupakan
“markas” yang digunakan sebagai sekret atau tempat berkumpul anggota dan
non aggota yang ingin tahu kegiatan Bekasi Berkebun. Dengan adanya kebun
komunitas yang merupakan sekret atau tempat berkumpul anggota, itu membantu
anggota maupun non anggota untuk dapat saling berinteraksi membahas tanaman
atau cara berkebun.
“Kita punya kebun komunitas yang kadang kita sebut markas kita. Disitu
interaksi kita terjalin antar anggota baik itu berbincang mengenai berkebun
85
maupun berbincang masalah pribadi dari anggota ke anggota lain, ya markas
ini bisa bikin kita jadi tahu dan mengenal satu sama lain”55
Dengan adanya kebun komunitas yang merupakan markas dari komunitas
Bekasi Berkebun mendorong anggota lebih bisa mengenal anggota lain di dalam
komunitas melalui interaksi keseharianya. Bukan hanya itu proses identifikasi
terjadi ketika individu mulai mengidentifikasi individu lain yang lebih
memahami tentang kegiatan berkebun.
“Waktu gw pertama gabung di komunitas ini gw banyak nyari tahu tentang
tatacara berkebun yang baik biar gw bisa nanem sendiri dirumah. Gw banyak
belajar sih dari mas chaerul rasyid gimana caranya berkebun yang baik, gw
ikutin deh tatacara yang dia tunjukin.”56
Adanya rasa ingin tahu dan keinginan untuk berkebun pada individu
didalam komunitas dan diluar komunitas mendrong terjadinya proses imitasi
terhadap kebiasaan anggota yang tentang kegiatan berkebun.
Faktor pendorong yang kedua yaitu adanya Basic Knowledge tentang
berkebun dan pemerhati lingkungan yang dimiliki oleh beberapa anggota
didalam komunitas. Basic knowledge tersebut dapat menjadi sebuah sugesti yang
diperuntukuan oleh anggota didalam komunitas yang belum banyak memahami
kegiatan berkebun dan juga untuk masyarakat yang berada diluar komunitas
untuk mendorong mereka bergabung didalam komunitas atau melakukan
55 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017 56 Hasil Wawancara dengan Kurnia Yusup Triana (Anggota pada Divisi Ekologi), pada tanggal 23 Juli
2017
86
kegiatan berkebun dirumahnya masing-masing maupun dilahan yang
terbengkalai disekitaran tempat tinggalnya. Hal tersebut sesuai pada tujuan dari
Bekasi Berkebun.
“Alhamdulillah sih di kita ada anggota yang emang udah lama berkecimpung
di ranah berkebun. dan pemerhati lingkungan, si Kur dan Mas Chareul Rasyid.
Dengan adanya mereka kita proses kampanye untuk mengajak masyarakat
sekitar jadi lebih mudah”57
Adanya basic knowledge yang dimiliki beberapa anggota komunitas
Bekasi Berkebun menjadikan interaksi sebagai proses internalisasi dari anggota
terhadap anggota lain dan juga interaksi anggota terhadap masyarakat di luar
komunitas menjadi mengenai dinamika berkebun menjadi lebih mudah.
Faktor pendorong yang terakhir yaitu adanya program kolaborasi yang
berupa kampanye antar komunitas pemerhati lingkungan di Bekasi yang rutin
terlaksanakan setiap tahunnya dan juga program-program kolaborasi antar
komunitas. Program-program tersebut secara langsung dapat memotivasi
anggota didalam komunitas untuk lebih termotivasi dalam mengembangkan
komunitas dan mengoptimalkan kegiatan dan aktivitas dari komunitas.
“Secara ga langsung dengan kerja sama Bekasi Berkebun dengan komunitas
lain ketika buat program kolaborasi itu jadi ngebantu dan ngasih motivasi lebih
untuk anggota di Bekasi Bekebun mempunyai keinginan untuk ngembangin
program-program Bekasi Berkebun supaya pesan yang di samapein Bekasi
Berkebun bisa sampe ke masyarakat.”58
57 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017 58 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
87
Melalui program-program tersebut juga dapat menimbulkan rasa simpati
dan empati pada lingkungan yang mana hal tersebut dapat mendorong anggota
dalam membantu komunitas untuk mengoptimalkan program dan aktivitasnya
dan mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapinya.
3.4.2 Faktor Penghambat terjadinya Interaksi
Selain faktor-faktor pendorong yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada
juga faktor peghambat dalam terjadinya interaksi antara anggota dengan anggota
lain. Hambatan-hambatan yang dirasakan anggota di komunitas Bekasi Berkebun
datang dari dalam komunitasnya. Hambatan yang pertama yaitu adanya sikap
apatis pada beberapa anggota Bekasi Berkebun. Kurangnya kesadaran anggota
bahwa mereka juga bagian dari Bekasi Berkebun menyebabkan kurangnya rasa
komitmen beberapa anggota terhadap komunitasnya. Kurangnya komitmen ini
berdampak pada kurangnya minat dalam membangun komunitas lebih jauh.
Kebanyakan dari anggota hanya menjadi anggota Bekasi Berkebun kurangnya
keinginan dalam mengurus organisasi sehingga kepemimpinan dan
kepengurusan berjalan monoton.
“Kalo dari yang aku jalanin pribadi aku melihat teman-teman ini yang lain
ya akhirnya berada dalam komunitas yang hanya menjadi anggota
komunitas saja sepertinya, mungkin tidak ada upaya lebih lanjut untuk
menjadikan ini sebagai sebuah komunitas yang lebih baik”59
59 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
88
Lalu faktor penghambat yang selajutnya yaitu adanya konflik. Adanya
konflik antar anggota dan pemimpin pada kepengurusan organisasi menjadi
penghambat dalam proses interaksi sosial anatar anggota dengan anggota lainnya
di komunitas Bekasi Berkebun. Dalam sebuah kelompok, komunitas atau
organisasi memang konflik antar anggota merupakan hal yang lumrah akan tetapi
kurangnya sistem dalam menjaga keharmonisan antar anggota menjadikan
konflik terus berlanjut sehingga menyebabkan komunitas tidak berjalan dengan
baik.
Konflik dalam Bekasi Berkebun tersebut didasarkan pada kurangya
keterbukaan antar anggota yang mana hal tersebut menyebabkan koflik menjadi
berkembang. Hal tersebut dirasakan oleh ketua komunitas Bekasi Berkebun
Annisa Paramita.
“Konflik-konflik dalam kepengurusan organisasi lebih kepada kurangnya
keterbukaan antar anggota, kalo menurut aku harusnya kalo kurang suka atau
punya pendapat lain dalam suatu hal baik itu kempemimpinan ataupun
pengambilan keputusan harusnya ngomong. Karna pada saat aku sudah selesai
masa tugas yang mana sebenernya aku udah ga mau megang karna iklim udah
ga baik aku hanya menyisihkan waktu sedikit menyiapkan laporan tetapi ya
begitu ada tekanan-tekanan yang menyudutkan aku, tetapi aku tidak respon
sama sekali aku anggap sebagai angin lalu dan kebetulan yang menyudutkan
itu juga ga ngapa2in sih dibekasi berkebun, jadi aku yaudah no hurt feeling,
Cuma kaya oh cukup tau.”60
Beberapa faktor penghambat tersebut yang menyebabkan proses
interaksi sosial anggota Bekasi Berkebun tidak berjalan baik. Ketika
60 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
89
Bekasi Berkebun menjalankan program, faktor-faktor penghambat itu yang
membuat program tidak berjalan optimal.
3.5 Relasi Interaksi Sosial dengan Solidaritas
Keterlibatan dan peran anggota dalam kepengurusan organisasi pada suatu
komunitas menjadi lebih penting ketika organisasi tersebut memulai suatu fungsi
karena tanpa keterlibatanya, komunitas tersebut tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Keterlibatan dan peran juga cenderung menghasilkan suatu kinerja, pola
kegiatan serta hasil dari keterlibatan seluruh unsur manusia dalam organisasi di
komunitas akan menghasilkan suatu fungsi dalam komunitas itu sendiri.
Peran anggota didalam komunitas Bekasi Berkebun didasarkan pada divisi yang
diamanahkannya yang diantaranya ada divisi edukasi, ekologi, dan ekonomi, humas
serta bendahara.
“Setiap program berbasiskan pada setiap divisi tadi ya jadi kaya humas berarti
mereka berurusan dengan masyarakat diluar komunitas, edukasi tadi berarti
ngadain kelas belajar, ekonomi coba buka booth buka lapak, jadi kalo
ditawarin “mau pameran gak disini?” nah kita join. Terus untuk yang
ekologinya kegiatan rawat kebun.”61
Keterlibatan anggota dalam kepengurusan organisasi tersebut sesuai pada
kesediaan dan kesiapan anggota itu sendiri tanpa ada paksaan dari eksternal anggota,
dengan kata lain keterlibatan anggota dalam kepengurusan organisasi dalam komunitas
Bekasi Berkebun tergantung dari seberapa besar keinginan anggota dalam kesediannya
61 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
90
untuk ikut dalam kepengurusan organisasi di Bekasi Berkebun. Hal tersebut seperti
yang di jelaskan Chaerul Ruskandi:
“Ketika saya sudah bergabung dua tahun saya udah ngerasa nyaman di Bekasi
Berkebun ini, semakin kesini saya semakin kaya punya tanggung jawab untuk
ngembangin Bekasi Berkebun ini untuk nyampein tujuan awal dari komunitas
ini, jadi saat saya di tunjuk untuk megang divisi ekologi saya siap”62
Jika dilihat dari penjelasan diatas, solidaritas terhadap komunitas mulai
timbul ketika ia sudah bergabung lama di komunitas Bekasi Berkebun, artinya
ada proses interaksi yang terjadi yang mendorong solidaritas didalam dirinya.
Karena pada konsepnya solidaritas merupakan kesetiakawanan dan rasa
sepenanggungan dan rasa saling memiliki antar anggota suatu kelompok
masyarakat.
Anggota sebagai sebuah individu merupakan komponen vital dalam suatu
komunitas untuk dapat menjadikan komunitas lebih berkembang. Masing–masing dari
anggota yang memiliki solidaritas di komunitas ditandai dari peran yang dijalankan
oleh anggotanya itu sendiri. Peran anggota yang mempunyai solidaritas di komunitas
ditandai pada divisi yang ada dalam komunitas Bekasi Berkebun yang disesuaikan pada
keinginan anggotanya masing-masing. Dari setiap divisi tersebut mereka memiliki
sebuah tanggung jawab atas program-program yang sudah dibuat Bekasi Berkebun.
peran tersebut diantaranya yaitu:
62 Hasil wawancara dengan Chaerul Rasyid (Kepala Divisi Ekologi), pada tanggal 24 Juni 2017
91
a. Humas
Anggota didalam divisi ini dipersiapkan untuk berurusan dengan
masyarakat diluar komunitas seperti komunitas lain ataupun dengan
masyarakat yang meminta bantuan untuk menjadikan lahanya menjadi lahan
produktif. Keinginan dan kesiapan anggota untuk memegang tanggung jawab
pada divisi ini tidak serta merta hadir begitu saja. Waktu lamanya bergabung
didalam komunitas menjadi kunci alasan untuk mempunyai keinginan dan
kesiapan dalam memegang tanggung jawab di divisi ini. Adanya proses
identifikasi dan imitasi dari anggota lama membuat anggota berikutnya siap
untuk memegang tanggung jawab di divisi ini. Peran anggota dalam divisi ini
harus mampu berinteraksi dengan baik, baik interaksi langsung maupun media
sosial. Karena peran dari humas ini yang menjadi awal dalam menjalankan
program eksternal Bekasi Berkebun.
“saya mau megang divisi ini setalah satu tahun setengah saya gabung sebagai
anggota non kepengurusan, selama saya gabung saya ngeliat anggota
kepengurusan organisasi yang dulu bagaimana terus saya ikutin deh ketika
saya siap untuk megang tanggung jawab di divisi ini..”63
Namun, kurangnya kesediaan anggota untuk masuk kedalam
kepengurusan organisasi di komunitas Bekasi Berkebun membuat divisi
ini hanya di pegang oleh satu orang. Hal tersebut membuat anggota
merasa kesulitan apabila berinteraksi dengan masyarakat diluar
63 Hasil Wawancara dengan Aditya Septyan (Kepala Divisi Humas), pada tanggal 18 Juni 2017
92
komunitas sebagai bentuk program kegiatan dari komunitas Bekasi
Berkebun.
b. Divisi Edukasi
Peran anggota dalam divisi edukasi di komunitas Bekasi Berkebun yaitu
dengan membuka kelas belajar yang dimana anggota bertanggung jawab
menyiapkan materi yang digunakan dalam penyampaian edukasi tentang
lingkungan secara umum dan lanjut secara khusus membahas mengenai
tatacara berkebun yang baik dilingkungan sekitar. Anggota divisi edukasi ini
memiliki tanggung jawab dalam berjalanya program-program edukasi, dari
persiapan sampai akhir dari acara.
“aku sebagai anggota didivisi ini sih lebih untuk nyiapin materi dan media
edukasi untuk program edukasi komunitas Bekasi Berkebun, dan untuk yang
menyampaikan materi itu aku selaku yang memegang tanggung jawab di divisi
edukasi.”64
Bekasi Berkebun merupakan komunitas yang salah satu tujuan
utamanya memberi edukasi tentang dinamika berkebun, maka dari itu
peran dan tanggung jawab anggota pada divisi ini terbilang lebih besar
ketimbang divisi yang lain. Hanya dua anggota pada divisi ini membuat
anggota pada divisi ini kesulitan dalam menjalankan tanggung jawabnya
dan membuat kegiatan tidak berjalan optimal walaupun memamang pada
64 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
93
dasarnya setiap kegiatan yang ada di komunitas Bekasi Berkebun
merupakan kerjasama dari beberapa divisi yang ada.
“bukannya aku ninggi-ninggiin diri aku sendiri, tapi dari anggota
sekarang bisa dibilang aku paling dekat dengan anggota kepengurusan
organisasi sebelumnya jadi aku lebih dapet nilai-nilai komunitas dan
dinamika berkebun, walaupun aku yakin kinerja aku masih banyak
kurangnya.”65
Annisa Paramitha selaku ketua komunitas dan yang memegang
tanggung jawab di divisi ini beralasan karna ia sudah sering berinteraksi
dengan kepengurusan terdahulu, lebih sering ketimbang anggota-
anggota lainnya sehingga ia banyak terinternalisasi nilai-nilai yang ada
di Bekasi berkebun dan juga banyaknya pemahaman mengenai dinamika
Berkebun hal tersebut membuat ia siap memegang dua tanggung jawab
sekaligus.
c. Divisi Ekologi
Pada divisi ini setiap anggota diharuskan bertanggung jawab atas
operasional berkebun. Operasional yang dimaksud seperti melayani masyarakat
apabila ada yang meminta tolong untuk merubah lahannya menjadi lahan yang
produktif dan kemudian merawatnya. Begitupun di lingkugan komunitas, divisi
ini bertanggung jawab atas perawatan kebun setiap minggunya, tanggung jawab
65 Hasil Wawancara dengan Annisa Paramitha (Ketua Bekasi Berkebun), pada tanggal 15 Juni 2017
94
berbentuk menyiapkan kompos, serta alat-alat yang dibutuhkan dalam
perawatan sebelum kemudian merawat kebun dilakukan bersama-sama.
“Di divisi ini peran anggotanya itu lebih ke operasional berkebun, kita nyiapin
alat-alat berkebun dan ngasih tau tatacara berkebum yang baik secara praktek
dan kita bertanggung jawab atas perawatan kebun setiap minggunya, karna
hobi dan minat saya berkebun jadi saya mau-mau aja pas di tawarin untuk
gabung di divisi ini.”66
Divisi ini terdiri dari dua anggota yang mana dua-duanya didasari dari
hobi dan minat yang sama terhadap kegiatan berkebun. Hobi dan minatnya
tersebut membangkitkan mereka untuk dapat menjadikan komunitas lebih
berkembang.
d. Divisi Ekonomi
Divisi ekonomi setiap anggota didalamnya berperan dalam membuka
Booth atau lapak dalam penjualan bibit tanaman yang kemudian uangnya
mereka simpan dan dananya kemudian dijadikan sebagai keberlanjutan
komunitas. Divisi ini terdiri dua anggota yang dimana mereka bertanggung
jawab pada kegiatan divisi ini.
“Kalo divisi ekonomi sih kita buka booth atau lapak untuk ngejual tanaman
dan bibit yang uangnya kita simpen dan sebagian untuk keberlanjutan
komunitas, anggota di divisi ini juga merupakan bendahara komunitas. kalo
aku sendiri ngerasa ada dorongan seiring aku ikut di dalam program kegiatan
Bekasi Berkebun, disitu aku ngerasain interaksi sama banyak orang dan jadi
kepengen ngebangun komunitas biar bisa lebih berguna lagi”67
66 Hasil Wawancara dengan Chairul Ruskandi (Kepala Divisi Ekologi), pada tanggal 15 Juni 2017 67 Hasil Wawancara dengan Dian Apriani (Kepala Divisi Ekonomi), pada tanggal 2 Juli 2017
95
Alasan anggota bergabung di dalam divisi ini karna adanya dorongan
secara tidak langsung dari luar diri anggota, dorongan atau sugesti terjalin
melalui interaksi anggota dengan anggota lain di dalam komunitas maupun
interaksi yang terjadi diluar komunitas yang diraskan seluruh anggota di
komunitas Bekasi Berkebun, hal tersebut mendorong anggota untuk
berkontribusi dalam mengembangkan komunitas.
3.6 Penutup
Interaksi menjadi dasar dalam terbetuknya Bekasi Berkebun. Adanya kontak
dan komunikasi yang terjalin antar individu membentuk suatu tindakan sosial yang
berupa tanam perdana atau kopdar perdana para inisiator. Pola interaksi anggota di
komunitas Bekasi Berkebun di dasari dari beberapa faktor yaitu pertama, adanya minat
yang sama antara anggota dengan anggota lain, kedua budaya di dalam komunitas,
ketiga visi misi komunitas, dan keempat program kolaborasi. Faktor-faktor tersebut
merupakan dasar dalam interaksi yang terjadi di dalam komunitas dan interaksi yang
terjadi di luar komunitas.
Interaksi yang terjadi di dalam komunitas yang terbentuk dari adanya minat
yang sama anatar anggota dengan anggota lain dan budaya di komunitas menjadi dasar
dalam terciptanya sebuah interaksi antar anggota di dalam komunitas. Interaksi anggota
di dalam komunitas tersebut terus terjalin dan kemudian membentuk suatu bentuk
96
proses interaksi asimilasi. Bentuk asimiliasi ini bisa dilihat dari beberapa aktivitas yang
di lakukan anggota di komunitas Bekasi Berkebun.
Interaksi yang terjadi di luar komunitas yang terbentuk dari adanya visi misi
komunitas Bekasi Berkebun yaitu menyebarkan semangat positif terhadap kepedulian
lingkungan dan lebih khusus mengajak masyarakat luas dalam hal ini masyarakat kota
Bekasi untuk memanfaatkan lahan tidur yang tidak terpakai untuk ditanami tanaman
yang produktif. Interaksi ini terbentuk juga dari adanya program kolaborasi yang
merupakan kegiatan aktivitas antar komunitas lingkungan yang memiliki tujuan yang
sama dalam mencapai visi misinya. Kemudian interaksi yang terjadi di luar komunitas
tersebut membentuk suatu kerjasama antara anggota komunitas dengan masyarakat di
luar komunitas dan komunitas lain yang membuat adanya interaksi yang terjalin yang
dikemas dalam program-program kegiatan komunitas Bekasi Berkebun dengan
masyarakat di kuar komunitas dan komunitas lain.
Interaksi sosial anggota di komunitas Bekasi Berkebun terdapat faktor pendorong
dan penghamba. Faktor pendorong yang pertama diantaranya yaitu adanya kebun
komunitas yang merupakan markas dari Bekasi Berkebun, adanya basic knowledge
yang dimiliki beberapa anggota, dan adanya program kolaborasi antar komunitas
pecinta lingkungan yang dapat memotivasi anggota didalam komunitas Bekasi
Berkebun. sedangkan faktor penghambatnya yaitu adanya sikap apatis anggota yang
tidak adanya kepedulia terhadap komunitas untuk menjadikan komunitas menjadi lebih
berkembang. Lalu, adanya konflik anggota dengan anggota juga merupakan faktor
97
penghambat interaksi sosial. Adanya konflik membuat proses interaksi sosial yang
terjalin dikomunitas tidak berjalan dengan baik.
Masing–masing dari anggota yang memiliki solidaritas di komunitas ditandai
dari peran yang dijalankan oleh anggotanya itu sendiri. Peran anggota yang mempunyai
solidaritas di komunitas ditandai pada divisi yang ada dalam komunitas Bekasi
Berkebun yang disesuaikan pada keinginan anggotanya masing-masing. Dari setiap
divisi tersebut mereka memiliki sebuah tanggung jawab atas program-program yang
sudah dibuat Bekasi Berkebun. Anggota yang memiliki solidaritas masuk kedalam
divisi yang ada di komunitas Bekasi Berkebun diantaranya Humas, edukasi, ekologi
dan ekonomi yang dimana anggota yang bertanggung jawab di divisi-divisi tersebut
didasarkan pada proses interaksi yang terjalin dengan anggota kepengurusan
sebelumnya. Hal tersebut menandakan adanya relasi antara interaksi sosial dengan
solidaritas anggota di komunitas Bekasi Berkebun.