belajar interaksi

63
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia pendidikan, mata pelajaran Biologi tergolong mata pelajaran yang sulit. Hal ini terlihat dari hasil atau nilai tes yang diperoleh siswa menunjukkan nilai yang kurang memuaskan. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, pemerintah telah berupaya untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan cara pengubahan kurikulum, penggunaan metode baru dalam pembelajaran, dan lain sebagainya. Namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan terutama matematika. Metode dan kurikulum merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi siswa yang berasal dari luar. Selain itu, faktor yang berasal dari dalam diri siswa juga sangat berpengaruh yaitu aktivitas belajar, kemampuan awal, minat, dan lain sebagainya. 1

Upload: rizal-fahmi

Post on 24-Apr-2015

81 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

banget baget

TRANSCRIPT

Page 1: BELAJAR INTERAKSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia pendidikan, mata pelajaran Biologi tergolong mata

pelajaran yang sulit. Hal ini terlihat dari hasil atau nilai tes yang diperoleh siswa

menunjukkan nilai yang kurang memuaskan. Seiring dengan perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, pemerintah telah berupaya untuk dapat

meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan cara pengubahan kurikulum,

penggunaan metode baru dalam pembelajaran, dan lain sebagainya. Namun hasil

yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan terutama matematika.

Metode dan kurikulum merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya

prestasi siswa yang berasal dari luar. Selain itu, faktor yang berasal dari dalam diri

siswa juga sangat berpengaruh yaitu aktivitas belajar, kemampuan awal, minat,

dan lain sebagainya.

Mutu pendidikan ditingkatkan dengan memperbaiki mutu pembelajaran.

Dimana pembelajaran itu sendiri merupakan perpaduan antara kegiatan belajar

yang dilakukan siswa dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru.

Mengajar tidak hanya memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi juga

menciptakan situasi yang dapat membawa siswa belajar aktif untuk mencapai

perubahan tingkah laku. Namun pada praktiknya banyak dijumpai guru yang

gagal membawa siswanya belajar, mungkin dikarenakan penggunaan metode

pembelajaran yang tidak tepat. Guru yang mengajar seolah-olah hanya dia yang

1

Page 2: BELAJAR INTERAKSI

paling tahu dan menguasai, menjawab semua soal dan pertanyaan yang diajukan

olehnya ataupun siswanya untuk berinteraksi dalam menjawab akan mengesankan

bahwa yang belajar bukannya siswa tetapi guru. Matematika yang diajarkan di

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah atau yang biasa disebut matematika

sekolah berbeda dengan matematika sebagai ilmu. Matematika sekolah terdiri atas

bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan kemampuan

dan membentuk pribadi siswa serta berpedoman pada perkembangan IPTEK. Atas

dasar hal tersebut guru seharusnya dapat mengajar tidak hanya sekedar

menyampaikan materi dan keterampilan matematika tetapi juga menanamkan

nilai-nilai matematika dalam diri siswa. Hasil akhir yang diharapkan dari belajar

matematika adalah dapat membawa siswa dalam mencapai kedewasaan baik

dalam berfikir, bersikap, dan bertindak, bukannya putus asa jika tidak bisa

mengerjakan dengan benar dan tidak bisa memahami konsep dengan cepat.

Pada proses belajar mengajar matematika, suatu metode pembelajaran

belum tentu cocok untuk setiap materi pokok yang ada. Dalam Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) yang berlaku sekarang ini terdapat beberapa metode

yang dapat dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran

diantaranya Student Team Achievement Division (STAD), Problem Based

Learning (PBL), Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK), dan

sebagainya. Pada proses belajar mengajar guru dihadapkan pada siswa dengan

aktivitas belajar yang berbeda-beda dalam belajar matematika. Belajar pada

prinsipnya adalah perbuatan untuk mengubah tingkah laku, sehingga belajar

adalah aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung

2

Page 3: BELAJAR INTERAKSI

dengan baik. Begitu pula dengan belajar matematika diperlukan aktivitas belajar,

karena belajar matematika adalah belajar konsep dari yang sederhana sampai yang

bersifat kompleks. Namun pada kenyataannya karena terbatasnya waktu,

pembelajaran matematika sekarang ini masih banyak bertumpu pada aktivitas

guru dimana siswa masih dibatasi aktivitasnya berdasarkan perintah guru. Hal ini

menyimpang dari arti belajar yang sebenarnya, akibatnya hasil belajar matematika

siswa kurang memuaskan. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah

materi Limit Fungsi yaitu pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar. Hal ini

dapat dilihat dari nilai ulangan siswa yang rata-ratanya masih rendah. Pada materi

ini siswa mengalami kesulitan dalam menghitung nilai limit fungsinya. Dalam

menentukan limit fungsi aljabar di suatu titik dan di titik tak terhingga siswa

kesulitan untuk memilih cara mana yang sesuai untuk menyelesaikan soal karena

belum bisa mencermati bentuk-bentuk soalnya. Selain itu siswa juga kesulitan

dalam memfaktorkan, mengalikan dengan faktor sekawan, membagi dengan

pangkat tertinggi, dan mengaplikasikan sifat-sifat limit fungsi untuk mencari nilai

limit suatu fungsi.

Untuk mengatasi hal ini, penulis tertarik untuk menerapkan metode

Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) pada sub pokok bahasan Limit

Fungsi Aljabar. Di dalam metode ini kelas disusun atas kelompok-kelompok kecil

yang terdiri atas empat atau lima siswa dengan kemampuan berbeda yaitu tinggi,

sedang, dan rendah. Siswa diharapkan dapat bekerja sama dalam kelompok

tersebut dan bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok yang

diberikan oleh guru. Adapun aktivitas siswa antara lain mengikuti penjelasan guru

3

Page 4: BELAJAR INTERAKSI

secara aktif, bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok,

memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong anggota

kelompok untuk berpartisipasi secara aktif, berdiskusi, dan sebagainya. Kelebihan

dari metode PISK ini adalah siswa akan lebih memahami apa yang diperolehnya,

karena siswa mencari sendiri pengetahuan tentang materi tersebut. Selain itu,

siswa dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya sehingga

dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam KBM. Dengan kelebihan-

kelebihan yang dimiliki oleh metode PISK tersebut diharapkan dapat memberikan

solusi yang baik untuk mengatasi kesulitan siswa khususnya pada sub pokok

bahasan Limit Fungsi Aljabar sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa, meningkatkan prestasi belajar, dan penyimpanan materi pelajaran lebih

lama. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti apakah penggunaan

metode Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) ditinjau dari aktivitas

belajar siswa dapat meningkatkan prestasi belajar menjadi lebih baik khususnya

mata pelajaran matematika pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat muncul

masalahmasalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagi seorang guru, mengajar tidak hanya memindahkan pengetahuan

tetapi juga menciptakan situasi yang dapat membawa siswanya belajar,

namun pada praktiknya banyak dijumpai guru yang gagal membawa

siswanya belajar yang mungkin dikarenakan penggunaan metode

4

Page 5: BELAJAR INTERAKSI

pembelajaran yang tidak tepat. Terkait dengan hal ini, dapat diselidiki

apakah jika metode pembelajaran guru matematika diubah dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Matematika sekolah berbeda dengan matematika sebagai ilmu, sehingga

guru dalam mengajar seharusnya tidak hanya sekedar menyampaikan

materi dan keterampilan matematika tetapi juga menanamkan nilai-nilai

matematika dalam diri siswa. Sehubungan dengan hal ini, dapat diteliti

apakah jika guru dalam mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan

materi dan keterampilan matematika tetapi juga menanamkan nilai-nilai

matematika dalam diri siswa akan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

3. Limit Fungsi Aljabar masih dipandang sebagai materi yang sulit oleh

siswa. Hal ini dikarenakan guru dalam mengajarkan Limit Fungsi Aljabar

menggunakan metode konvensional sehingga siswa pasif dalam belajar.

Sehubungan dengan hal ini dapat diteliti apakah jika guru mengganti

metode konvensional dengan pembelajaran kooperatif dalam mengajarkan

Limit Fungsi Aljabar, siswa dapat aktif belajar sehingga prestasi belajar

siswa akan meningkat.

4. Pembelajaran matematika masih banyak bertumpu pada aktivitas guru

dimana siswa masih dibatasi aktivitasnya oleh perintah guru, akibatnya

hasil belajar matematika siswa kurang memuaskan. Terkait dengan hal

ini, dapat diteliti apakah benar bahwa rendahnya prestasi belajar

matematika disebabkan oleh rendahnya aktivitas belajar siswa.

5

Page 6: BELAJAR INTERAKSI

C. Pemilihan Masalah

Suatu hal yang tidak mungkin untuk melakukan penelitian dengan banyak

pertanyaan penelitian dalam waktu yang sama. Oleh karena itu, dalam penelitian

ini hanya akan dicoba untuk meneliti masalah penelitian yang pertama, ketiga, dan

keempat yaitu yang terkait dengan perbaikan metode pembelajaran dalam

mengajarkan sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar dan aktivitas belajar siswa.

D. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis akan membatasi masalah

tersebut sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang digunakan ada dua yaitu metode konvensional

untuk kelas kontrol dan metode Pembelajaran Interaktif Setting

Kooperatif (PISK) untuk kelas eksperimen.

2. Aktvitas belajar siswa dibatasi pada aktivitas siswa dalam belajar

matematika yang dibedakan dalam tiga kategori yaitu aktivitas belajar

tinggi, sedang, dan rendah.

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, secara tegas dapat dirumuskan

masalah-masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah metode Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) dapat

menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode

konvensional pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar?

6

Page 7: BELAJAR INTERAKSI

2. Apakah aktivitas belajar matematika siswa yang tinggi dapat

menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada

aktivitas belajar siswa yang sedang dan rendah pada sub pokok bahasan

Limit Fungsi Aljabar?

3. Apakah ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan

aktivitas belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika

siswa pada sub pokok bahasan Limit Fungsi Aljabar?

Guru merupakan kunci utama dalam mencapai kualitas pembelajaran.

Untuk itu guru harus memahami bagaimana seharusnya mengajar, sehingga

pelaksanaaan pembelajaran lebih berkwalitas dan bermakna bagi peserta didik.

Selain harus memahami kerakteristik peserta didik yang memiliki perbedaan

individu (individual different, multiple intelegence/ kecerdasan

majemuk,psikologi, teori-teori belajar, manajemen kelas,dll. Seorang guru harus

juga harus menguasai model-model pembelajaran yang membuat anak belajar.

Dalam melaksanakan KTSP, guru seharusnya melakukan inovasi-inovasi

pembelajaran yang mengubah sistem belajar dari teacher centre menjadi students

centre. Artinya, bahwa guru hanyalah sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran. Siswa di tuntut membangun sendiri pengetahuan yang telah

dimiliknya (teori kontrukstivisme). Untuk membuat anak-anak belajar dan ada

unsur learning community (masyarakat belajar)di dalam pembelajaran, maka

guru berusaha agar terjadi interaksi antar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran yang kooperatif (cooperatif learning). Berikut ini merupakan

7

Page 8: BELAJAR INTERAKSI

sebagian dari model-model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dan

dikembangkan oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran yang bermutu.

8

Page 9: BELAJAR INTERAKSI

BAB II

PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF

(INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION)

A. Model Pembelajaran Interaktif

Secara khusus, istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatn. Sunarwan (1991)

dalam Sobry Sutikno (2004 :15) mengartikan model merupakan gambaran tentang

keadaan nyata. Model pembelajaran atau model mengajar sebagai suatu rencana

atau pola yang digunakan dalam mengatur materi pelajaran, dan memberi

petunjuk kepada mengajar di kelas dalam setting pengajaran. Model pembelajaran

merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan

pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian

menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen,

1992).

9

Page 10: BELAJAR INTERAKSI

Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas,

pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur

sehingga kurang terfokus.

Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah, dan

mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus.

Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu

struktur untuk suatu pelajaran IPA yang melibatkan pengumpulan dan

pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen,

1992:48-50).

Model pembelajaran interaktif memiliki lima langkah. Langkah-langkah

penerapan model pembelajaran Interaktif diawali dengan :

1) persiapan, sebelum pembelajaran dimulai guru menugaskan siswa untuk

membawa hewan peliharaannya dan mempersiapkan diri untuk

menceritakan tentang hewan peliharaannya masing-masing.

2) kegiatan penjelajahan, pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh

mengamati hewan-hewan peliharaan teman-temannya dari dekat (meraba,

mengelus, menggendong) dan mereka boleh mengajukan pertanyaan.

3) pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses pemeliharaannya.

4) penyelidikan, guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih

jauh. Misalnya siswa diminta mengamati keadaan hewan-hewan yang

tidak dipelihara, seperti dari mana mereka memperoleh makanannya,

dimana mereka tidur, punya nama atau tidak, bagaimana kebersihannya.

10

Page 11: BELAJAR INTERAKSI

5) refleksi, pada pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan

mereka, dilakukan pembandingan antara hewan peliharaan dengan hewan

liar untuk memantapkan hal-hal yang sudah jelas dan memisahkan hal-hal

yang masih perlu diselidiki lebih jauh. Pada akhir kegiatan guru dapat

memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar

siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar mereka seperti buku dan

tas sekolahnya.

Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa

belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba

menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan

observasi (penyelidikan). Dengan cara seperti itu siswa atau anak menjadi kritis

dan aktif belajar.

C. Kerja Kelompok

Suatu strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan IPA yang berupaya untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, berpikir kritis, dan pada

saat yang sama meningkatkan prestasi akademiknya. Disamping itu kerja

kelompok dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit sambil

pada saat yang bersamaan sangat berguna untuk menumbuhkan kemauan kerja

sama dan kemauan membantu teman. Kerja kelompok memungkinkan siswa lebih

terlibat secara aktif dalam belajar karena ia mempunyai tanggung jawab belajar

yang lebih besar dan memungkinkan berkembangnya daya kreatif dan sifat

kepemimpinan pada siswa. Sedangkan peran guru lebih ditekankan sebagai

11

Page 12: BELAJAR INTERAKSI

organisator kegiatan belajar-mengajar, sumber informasi bagi siswa, pendorong

bagi siswa untuk belajar, serta penyedia materidan kesempatan belajar bagi siswa.

Guru harus dapat mendiagnosa kesulitan siswa dalam belajar dan dapat

memberikan bantuan kepadanya sesuai dengan kebutuhannya.

D. Pengertian Belajar Belajar

Merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan

hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan

lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup

(survived). Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari

belum mampu menjadi sudah mampu, tejadi dalam jangka waktu waktu tertentu.

Perubahan yang itu harus secara relative bersifat menetap (permanent) dan tidak

hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga

pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Hal

lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi

karena pengalaman. Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan

dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kemasakan

(kematangan).

E. Kreativitas

Dewasa ini istilah kreativitas atau daya cipta sering digunakan dalam kegiatan

manusia sehari-hari, sering pula ditekankan pentingnya pengembangan kreativitas

baik pada anak didik, pegawai negeri maupun pada mereka yang berwiraswasta.

12

Page 13: BELAJAR INTERAKSI

Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu

produk baru. Ciptaan itu tidak perlu seluruh produknya harus baru, mungkin saja

gabungannya, kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya,

kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, atau

hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

Kreativitas terletak pada kemampuan untuk melihat asosiasi antara hal-hal

atau obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak hubungannya.

Seorang anak kecil asyik bermain dengan balok-balok yang mempunyai bentuk

dan warna yang bermacam-macam, setiap kali dapat menyusun sesuatu yang baru,

artinya baru bagi dirinya karena sebelumnya ia belum pernah membuat hal yang

semacam itu. Anak ini adalah anak yang kreatif, berbeda dengan anak lain yang

hanya membangun sesuatu jika ada contohnya.

Mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran, Gordon dalam Joice and

Weill (1996) dalam E. Mulyana (2005 : 163) mengemukakan empat prinsip dasar

sinektik tentang kraetivitas. Pertama, kreativitas merupakan sesuatu yang penting

dalam kegiatan sehari-hari. Hampir semua manusia berhubungan dengan proses

kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru.

Lebih jauh Gordon Menekankan bahwa kreativitas merupakan bagian dari

kehidupan kita sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat. Kedua, proses kreatif

bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat diekspresikan dan mungkin

membantu orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara

tradisional, kreativitas didorong pleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk

mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan di

13

Page 14: BELAJAR INTERAKSI

sekolah atau lingkungan lain. Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua

bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu,

penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Keempat, berpikir

kraetif baik secara individu maupun kelompok adalah sama. Individu dan

kelompok menurunkan ide-ide dan produk dalam berbagai implementasinya,

keempat komponen ini membentuk pembelajaran yang utuh.

A. Conceptual Focus,

yaitu pengembangan ide-ide baru yang berfokus pada pemahaman

konseptual dengan sedikit atau bahkan tanpa formulasi matematik. Pada

tahap ini, pembelajaran dimulai dengan pendemonstrasian fenomena-

fenomena yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari.

B. Classroom Interaction

merupakan tahapan model ICI yang kedua. Pada tahapan ini

dilibatka interaksi-interaksi kelas. Siswa dibentuk menjadi kelompok-

kelompok yang heterogen. Tahapan ini didasari premis bahwa pembuatan

makna merupakan dialog antar komunitas kelas untuk megembangkan

gagasan melalui proses berpikir. Dalam interaksi kelas, terjadi

pembelajaran yang melibatkan teman sebaya.

C. Research-Based Materials.

Pertanyaan dan jawaban pada tahap Conceptual focus digunakan

dalam pembuatan makana. Ulangan berbasis penelitia berfungsi

mengembangkan pemahaman siswa. Ulangan berbasis penelitian juga

merupakan alat diagnostic, yaitu asesmen yang dapat mengukur

14

Page 15: BELAJAR INTERAKSI

pemahaman siswa. Tahapan ini dapat berfungsi sebagai acuan dalam

pembelajaran lebih lanjut.

D. Use of texts.

Penggunaan buku teks dimaksudkan untuk meningkatkan

pemahaman siswa secara lebih mendalam. Belajar dengan menggunakan

buku teks dapat melibatkan siswa dalam metakognisi, proses-proses

berpikir, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berpikir

inti, dan menghubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi

dengan pengetahuan yang didapat pada buku.

F. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

1. Examples Non Examples

Langkah-langkah :

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisa gambar

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa

gambar tersebut dicatat pada kertas

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi

sesuai tujuan yang ingin dicapai

7. Kesimpulan

15

Page 16: BELAJAR INTERAKSI

2. Picture and Picture

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan

dengan materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman

3. Numbered Heads Together

Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapat nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang

lain

16

Page 17: BELAJAR INTERAKSI

6. Kesimpulan

4. COOPERATIVE SCRIPT

Skrip kooperatif :

Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara

lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari

Langkah-langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasan

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :

Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap

Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan

materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

1. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

2. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru

3. Penutup

17

Page 18: BELAJAR INTERAKSI

5. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR

Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapat nomor

2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap

tugas yang berangkai

Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua

mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan

seterusnya.

1. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh

keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa

bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan

tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama

mereka

2. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain

3. Kesimpulan

6. STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Langkah-langkah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

2. Guru menyajikan pelajaran

18

Page 19: BELAJAR INTERAKSI

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-

anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat  menjelaskan

pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu

mengerti.

4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab

kuis tidak boleh saling membantu

5. Memberi evaluasi

6. Kesimpulan

8.JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (ARONSON, BLANEY, STEPHEN,

SIKES, AND SNAPP, 1978)

Langkah-langkah :

1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim

2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab

yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusikan sub bab mereka

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok

asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang

mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-

sungguh

6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7. Guru memberi evaluasi

19

Page 20: BELAJAR INTERAKSI

8. Penutup

9.PROBLEM BASED INTRUCTION(PEMBELAJARAN BERDASARKAN

MASALAH)

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana

atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat

dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik,

tugas, jadwal, dll.)

3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,

pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan

temannya

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

10. ARTIKULASI

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua

orang

20

Page 21: BELAJAR INTERAKSI

4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang

baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat

catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok

lainnya

5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil

wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah

menyampaikan hasil wawancaranya

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum

dipahami siswa

7. Kesimpulan/penutup

11. MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan

alternatif jawaban

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh

siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban

3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil

diskusi

5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya

dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru

21

Page 22: BELAJAR INTERAKSI

6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru

memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru

12. MAKE – A MATCH : MENCARI PASANGAN (Lorna Curran, 1994)

Langkah-langkah :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan

bagian lainnya kartu jawaban

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (soal jawaban)

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya

7. Demikian seterusnya

8. Kesimpulan/penutup

13. THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985)

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai

2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang

disampaikan guru

22

Page 23: BELAJAR INTERAKSI

3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang)

dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing

4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil

diskusinya

5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada

pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para

siswa

6. Guru memberi kesimpulan

7. Penutup

14. DEBATE

Langkah-langkah :

1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya

kontra

2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh

kedua kelompok diatas

3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota

kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh

kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa

mengemukakan pendapatnya.

4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide

dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.

5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap

23

Page 24: BELAJAR INTERAKSI

6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat

kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

15. ROLE PLAYING

Langkah-langkah :

1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan

2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu

beberapa hari sebelum KBM

3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang

4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario

yang sudah dipersiapkan

6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario

yang sedang diperagakan

7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja

untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya

9. Guru memberikan kesimpulan secara umum

10. Evaluasi

11. Penutup

16. GROUP INVESTIGATION

Langkah-langkah :

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

24

Page 25: BELAJAR INTERAKSI

3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif  yang bersifat penemuan

5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

7. Evaluasi

8. Penutup

17. TALKING STICK

Langkah-langkah :

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari

materi.

3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa

menutup bukunya.

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru

memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

5. Guru memberikan kesimpulan

6. Evaluasi

25

Page 26: BELAJAR INTERAKSI

7. Penutup

18. BERTUKAR PASANGAN

Langkah-langkah :

1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya

atau siswa memilih sendiri pasangannya).

2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan

pasangannya.

3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.

4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang

baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.

5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan

kepada pasangan semula.

19. SNOWBALL THROWING

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada

temannya

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok

26

Page 27: BELAJAR INTERAKSI

5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan

dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit

6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut secara bergantian

7. Evaluasi

8. Penutup

20. STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya

misalnya melalui bagan/peta konsep.

4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.

5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.

6. Penutup

21. COURSE REVIEW HORAY

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

27

Page 28: BELAJAR INTERAKSI

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai

dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-

masing siswa

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam

kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau

benar diisi tanda benar (Ö) dan salah diisi tanda silang (x)

6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal

harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh

8. Penutup

22. DEMONSTRATION

(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan

3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario

yang telah disiapkan.

5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.

6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa

didemontrasikan.

7. Guru membuat kesimpulan.

28

Page 29: BELAJAR INTERAKSI

23. EXPLICIT INTSRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG)

(ROSENSHINA & STEVENS, 1986)

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar

siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat

diajarkan  dengan pola selangkah demi selangkah

Langkah-langkah :

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan

3. Membimbing pelatihan

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

24. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

(CIRC) : KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS 

(STEVEN & SLAVIN, 1995)

Langkah-langkah :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen

2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran

3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar

kertas

4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

5. Guru membuat kesimpulan bersama

6. Penutup

29

Page 30: BELAJAR INTERAKSI

25. INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN

BESAR) OLEH SPENCER KAGAN

“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan

yang berbeda dengan singkat dan teratur”

Langkah-langkah :

1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar

2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,

menghadap ke dalam

3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi

informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan

dalam waktu yang bersamaan

4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa

yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah

jarum jam.

5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi.

Demikian seterusnya

26. TEBAK KATA

MEDIA :

Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang

mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.

Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau

ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.

Langkah-langkah :

30

Page 31: BELAJAR INTERAKSI

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.

2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas

1. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti

dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu

yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian

ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.

2. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang

tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud

dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang

ditempelkan di dahi atau telinga.

3. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu

boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh

mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi

jawabannya.

4. Dan seterusnya

CONTOH KARTU

Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas

Dimiliki oleh 1 orang

Struktur organisasinya tidak resmi

Bila untung dimiliki,diambil sendiri

NAH … SIAPA … AKU ?

JAWABNYA :   PERUSAHAAN  PERSEORANGAN

31

Page 32: BELAJAR INTERAKSI

27. WORD SQUARE

MEDIA :

* Buat kotak sesuai keperluan

* Buat soal sesuai kompetensi yang ingin dicapai

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh

3. Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak

sesuai jawaban

4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

Contoh Kotak Jawaban

T Y E N I O K N

R A U A N K U O

A B A R T E R M

N A N I R R S I

S D G I I T G N

A O N L S A I A

32

Page 33: BELAJAR INTERAKSI

K L A A I S R L

S A C E K B O S

I R I N G G I T

CONTOH SOAL :

1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan

cara ….

2. … digunakan sebagai alat pembayaran yang sah

3. Uang … saat ini banyak di palsukan

4. Nilai bahan pembuatan uang disebut ….

5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau

jasa disebut nilai ….

6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing

disebut ….

7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai ….

8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual

beli disebut motif ….

9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke

bank untuk membayar sejumlah uang disebut ….

28. SCRAMBLE

33

Page 34: BELAJAR INTERAKSI

MEDIA :

Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Buat jawaban yang diacak hurufnya.

Langkah-langkah :

1. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.

2. Membagikan lembar kerja sesuai contoh .

1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara

2. ... digunakan sebagai alat pembayaran yang sah

3. Uang ... saat ini banyak dipalsukan

4. Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai ...

5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa

disebut nilai ...

6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan mata uang asing

disebut ...

7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai ...

8. dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli

disebut ...

9. perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening di bank

untuk membayar sejumlah uang disebut

. TARREB .............

34

Contoh : Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan kolom A.

Page 35: BELAJAR INTERAKSI

2. GANU ................

3. TRASEK ............

4. KISTRINI ...........

5. LIRI ...................

6. SRUK ................

7. MINALON ..........

8. SAKSITRAN .......

9. KEC ..................

28. TAKE AND GIVE

MEDIA :

1. Kartu ukuran ± 10 x 15 cm sejumlah peserta. Tiap kartu berisi sub materi

(yang berbeda dengan kartu yang lainnya), materi sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai

2. Kartu contoh sejumlah peserta didik

CONTOH Kartu

NAMA PESERTA DIDIK :

SUB MATERI :

NAMA YANG DIBERI

1.

2

3.

4. dst.

35

Page 36: BELAJAR INTERAKSI

Langkah-langkah :

1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya

2. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai

3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap peserta didik diberi masing-

masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit

4. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling

memberi informasi. Tiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya

pada kartu contoh.

5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan

menerima materi masing-masing (take and give).

6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik pertanyaan yang

tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).

7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan

8. Kesimpulan

29. CONSEPT SENTENCE

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.

2. Guru menyajikan materi secukupnya.

3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.

4. Guru Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.

5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan

minimal 4 kata kunci setiap kalimat.

36

Page 37: BELAJAR INTERAKSI

6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu

oleh Guru.

7. Kesimpulan.

30. COMPLETE SENTENCE

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru menyampaikan materi secukupnya atau peserta didik disuruh

membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya

3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen

4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum

lengkap (lihat contoh).

5. Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban

yang tersedia.

6. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok

7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta

didik membaca sampai mengerti atau hapal

8. Kesimpulan

31. TIME TOKEN (ARENDS 1998)

Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial,

untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali

Langkah-langkah :

1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)

37

Page 38: BELAJAR INTERAKSI

2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa

diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.

3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap

bebicara satu kupon.

4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih

pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.

5. Dan seterusnya

32. KELILING KELOMPOK

Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan

untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan

pemikiran anggota lainnya

Caranya………….?

1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan

memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang

mereka kerjakan

1. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya

2. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah

perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan

33. TARI BAMBU

Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan

pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini cocok

untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi

antar siswa

38

Page 39: BELAJAR INTERAKSI

Caranya?

1. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri

berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas.

Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara

yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena

diperlukan waktu relatif singkat.

2. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama

3. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.

4. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran

pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser.

Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk

berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan

34. DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) SPENCER

KAGAN 1992

Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan

informasi dengan kelompok lainnya.

Caranya :

1. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang

2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua

kelompok yang lain

39

Page 40: BELAJAR INTERAKSI

3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja

dan informasi ke tamu mereka

4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain

5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

40

Page 41: BELAJAR INTERAKSI

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Secara khusus, istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatn. Sunarwan

(1991) dalam Sobry Sutikno (2004 :15) mengartikan model merupakan

gambaran tentang keadaan nyata. Model pembelajaran atau model

mengajar sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mengatur

materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada mengajar di kelas dalam

setting pengajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

2. Suatu strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan IPA yang berupaya

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, berpikir

kritis, dan pada saat yang sama meningkatkan prestasi akademiknya.

Disamping itu kerja kelompok dapat membantu siswa memahami konsep-

konsep yang sulit sambil pada saat yang bersamaan sangat berguna untuk

menumbuhkan kemauan kerja sama dan kemauan membantu teman.

41

Page 42: BELAJAR INTERAKSI

B. Saran

Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional,dan

pembelajaran interaktif menjadi alternative pembelajaran IPA untuk

meningkatkanprestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk

memperbaiki dan meningkatkankualitas pembelajaran yang disesuaikan

dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dankondisi pembelajaran. Guru

mempunyai kemampuan dalam merancang modelpembelajaran interaktif

yang merupakan hal baru bagi guru, dan menerapkannya

dalampembelajaran IPA.

42

Page 43: BELAJAR INTERAKSI

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Pendidikan Lanjutan

Pertama. (2003).Pendekatan Kontekstual (Centered Teaching and

Learning). Jakarta.

Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production.

Hatimah, I. (2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung :

Andira.

Knowles, M. (1975). Self Directed Learning. Chicago : Follet

Publishing Company.

Arifin, Zainal. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

43