perubahan pola pikir ketuhanan pada mahasiswa …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1635/1/caset...

85
PERUBAHAN POLA PIKIR KETUHANAN PADA MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Setelah Mengikuti Mata Kuliah Akhlak Tasawuf Semester Genap Tahun 2015/2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: AHMAD WIBOWO 111-12-214 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: nguyenmien

Post on 08-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERUBAHAN POLA PIKIR KETUHANAN

PADA MAHASISWA

(Studi pada Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Setelah Mengikuti Mata Kuliah Akhlak

Tasawuf Semester Genap Tahun 2015/2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

AHMAD WIBOWO

111-12-214

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

ii

iii

iv

v

vi

MOTTO

Berusaha dan berdoalah kepada Allah SWT

Serahkanlah urusanmu kepada Allah SWT

vii

PERSEMBAHAN

Kedua orang tuaku yang telah memberikan segalanya untuk tercapainya

cita-citaku.

Segenap pengasuh pondok pesantren Sunan Giri yang telah memberikan

ilmu dan pengalaman agama.

Bapak Kyai Muadhim yang telah memberikan ilmunya dan membimbingku

sampai sekarang.

Bapak Muhammad Yahya yang menjadi motivasiku disaat aku lemah.

Segenap pengurus, pelatih dan anggota PSNU PAGAR NUSA.

Semua santri pondok pesantren SUNAN GIRI.

Mba Sri Rohimah seseorang yang selalu mendukung dan memotivasiku.

Mba Ana yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini.

Teman-teman HMI yang telah memberikan pengalaman-pengalaman dalam

organisasinya.

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas petunjuk-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul“PERUBAHAN

POLA PIKIR KETUHANAN PADA MAHASISWA(Studi pada Mahasiswa

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Setelah Mengikuti Mata Kuliah

Akhlak Tasawuf Semester Genap Tahun 2015/2016)”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pola pikir

ketuhanan, faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir ketuhanan dan

implementasi perubahan pola pikir ketuhanan (peran tuhan) dalam menghadapi

masalah sehari-hari.

Selanjutnya, penulis menyampaikan ucapan terima kasihkepada yang

terhormat :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri(IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd, yang telah memberikan ilmu spiritualnya

dan membimbing dalam pembuatan skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku yang telah memberikan segalanya untuk tercapainya

cita-citaku.

6. Segenap pengasuh pondok pesantren Sunan Giri yang telah memberikan

ilmu dan pengalaman agama.

7. Bapak Kyai Muadhim yang telah memberikan ilmunya dan membimbingku

sampai sekarang.

8. Bapak Muhammad Yahya yang menjadi motivasiku disaat aku lemah.

9. Segenap pengurus, pelatih dan anggota PSNU PAGAR NUSA.

10. Semua santri pondok pesantren SUNAN GIRI.

ix

11. Mba Sri Rohimah seseorang yang selalu mendukung dan memotivasiku.

12. Mba Ana Mufrida yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini.

13. Teman-teman HMI yang telah memberikan pengalaman-pengalaman dalam

organisasinya.

Salatiga, Maret 2017

Penulis

x

ABSTRAK

Wibowo. Ahmad, 2016. “PERUBAHAN POLA PIKIR KETUHANAN PADA

MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Setelah Mengikuti Mata Kuliah Akhlak

Tasawuf Semester Genap Tahun 2015/2016)”.Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyahdan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Salatiga.

Pembimbing :Drs. H. Ahmad Sulthoni, M.Pd

Kata kunci : pola pikir ketuhanan, akhlak tasawuf

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui perubahan pola pikir

ketuhanan pada mahasiswa PGMI peserta mata kuliah akhlak tasawuf semester

genap tahun 2015/2016, (2) untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi

perubahan pola pikir ketuhanan mahasiswa PGMI setelah mengikuti matakuliah

akhlak tasawuf semester genap tahun 2015/2016, (3) untuk mengetahui

implementasi perubahan pola pikir ketuhanan (peran Tuhan) dalam menghadapi

masalah sehari-hari.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Adapun pendekatan yang dipilih oleh

penulis adalah fenomenologi. Penentuan sumber data dalam penelitian ini sesuai

informasi yang didapat berupa kata-kata dan dokumen yang disajikan dan

digambarkan apa adanya ditelaah guna menemukan makna. Peneliti bertindak

langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah (1) mayoritas mahasiswa PGMI yang mengikuti

mata kuliah akhlak tasawuf mengalami perubahan pola pikir ketuhanan, mereka

merasa semakin yakin akan adanya Allah SWT dan segala sesuatu yang diminta

setelah melakukan usaha, maka Allah SWT akan mengabulkannya. (2) Faktor

yang mempengaruhi perubahan pola pikir ketuhanan adalah adat/ kebiasaan,

insting dan naluri, pendidikan, sikap, dan lingkungan. (3) Implementasi pola pikir

ketuhanan adalah melalui adalah sabar, tawakal, berserah diri kepada Allah, lebih

dekat dengan Allah, instropeksi diri terhadap musibah yang dihadapi, optimis,

beramal, bersyukur, shalat, berdoa, berperilaku baik, dan rendah hati.

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 7

E. Penegasan Istilah ................................................................................... 8

F. Metode Penelitian .................................................................................. 10

G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Perspektif Ketuhanan .............................................................................. 16

B. AkhlakTasawuf ...................................................................................... 27

C. Metode Pembelajaran Akhlak Tasawuf ................................................. 37

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian .......................................................................... 50

B. Temuan Penelitian .................................................................................. 55

xii

BAB IV ANALISIS

A. Analisis Hasil Penelitiantentang Perubahan Pola Pikir Ketuhanan ........ 57

B. Pembahasan ............................................................................................ 58

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................ 67

B. Saran ...................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1Sampel Wawancara Perubahan Pola Pikir Ketuhanan................ 14

Tabel 3.1Hasil Wawancara Perubahan Pola Pikir Ketuhanan ................... 50

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang Tuhan, pertama harus yakin lebih dahulu tentang

adanya Tuhan, sebagaimana seorang dapat diajak bicara dengan sesuatu

yang tidak ada, atau sesuatu yang dianggapnya tidak ada. itu orang-orang

yang tidak mau diajak bicara tentang Tuhan, atau malas sekali diajak bicara

tentang Tuhan, mungkin sekali karena dia tidak percaya dengan adanya

Tuhan. Untuk itu manusia harus dapat menyetir atau membimbing jalan

pikirannya masing-masing, agar dapat mempercayai tentang adanya Tuhan.

Sebelum lahirnya nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW. Sudah banyak

pemikir (philosophers) yang dengan akal dan pikiran mereka sudah dapat

membenarkan adanya Tuhan dengan berbagai caranya (Arifin, 1998:15)

Sesuai dengan ayat yang menerangkan adanya Tuhan dalam surat at

Taha ayat 50 yang berbunyi:

Artinya: dia (musa) menjawab, Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah

memberikan bentukkejadian segala sesuatu, kemudian memberinya

petunjuk.(Q.S. AT-TAHA :50).

Pada umumnya manusia banyak mengadakan hubungan atau kontak

dengan Tuhan. Dengan sedih dan perasaan menyesal sehebat-hebatnya

2

harus diakui, bahwa disamping ada manusia yang senantiasa mengadakan

hubungan dengan Tuhan, tetapi lebih banyak manusia yang putus sama

sekali hubunganya dengan Tuhan, mereka lupa seratus persen dengan

Tuhan. Tuhan tidak menjadi perhatian dalam hidup mereka. Tuhan adalah

suatu yang tidak menarik dalam hidup dan kehidupan mereka, bahkan ada

diantara manusia yang sampai benci, dan tak suka mendengar, membaca

dan memperkatakan Tuhan. (Arifin, 1988:183)

Dalam khazanah kemerdekaan berfikir, tentu saja upaya semacam ini

patut dihargai, apalagi terdapat alasan-alasan kuat bagi orientasi pemikiran

keilmuan yang baru itu. Ilmu dan penerapanya yang bernama teknologi,

ternyata tidak semuanya dapat memecahkan semua permasalahan manusia.

Dan bahkan beberapa kasus memberikan dampak yang bersifat negatif

seperti dehumanisasi kebudayaan dan degenerasi moral. (Saefudin, 1990:

18)

Islam memberikan kedudukan yang sangat tinggi kepada akal, karena

akal hanya dimiliki oleh manusia, dan manusia adalah ciptaan terbaik Allah

SWT. Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk menggunakan

akalnya, dan cemooh Allah SWT sangatlah buruk terhadap manusia yang

tidak mau menggunakan akalnya. Seperti dalam firman Allah:

3

Artinya: Dengan (air hujan) itu dia menumbuhkan untuk kamu tanam-

tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sungguh,

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi

orang yang berpikir. (Q.S. an Nahl :11)

Para filsuf berpendapat bahwa para ilmuwan merupakan orang-orang

yang dengan pemikiran, hanya mampu memahami fenomena dunia yang

sangat sempit, padahal dunia, sebagai satu totalitas, tak dapat dijangkau

secara mendalam dengan panca indra. Sedangkan para ilmuwan berpendapat

bahwa para filsuf hanyalah orang-orang yang omong kosong belaka.

Pernyataan seperti ini harus diluruskan.

Ada tiga kategori pengetahuan , yaitu:

1. Pengetahuan indrawi (knowledge)

Pengetahuan seperti ini meliputi semua fenomena yang dapat

dijangkau secara langsung oleh panca indra. Batas pengetahuan ini

ialah segala sesuatu yang tidak tertangkap oleh panca indra.

2. Pengetahuan keilmuan (secience)

Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat diteliti dengan

riset atau eksperimen, sehingga apa yang ada dibalik knowledge bisa

terjangkau. Batas pengetahuan ini ialah segala sesuatu yang tidak

terjangkau lagi oleh rasio, atau otak, dan pancaindera.

3. Pengetahuan falsafi

4

Pengetahuan ini mencakup segala fenomena yang tak dapat diteliti,

tapi dapat dipikirkan. Batas penemuan ini ialah alam, bahkan juga bisa

menembus apa yang ada di luar alam: Tuhan. (Saefudin, 1990: 30)

4. Pengetahuan intuisi (intuitif)

Intuisi adalah suatu pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui

proses penalaran tertentu. Menurut Al Ghozali, Intuisi atau yang

dalam istilahnya teknisnya disebut had (batas) merupakan pemahaman

yang diperoleh secara langsung, tanpa perantara tanpa rentetan dalil

dan susunan kata serta tanpa melalui langkah logika satu demi

satu.(http://m.hidayatullah.com/artikel/tsaqaf.html).

Ilmu terjadi karena pengkristalan pengalaman dan pengetahuan

sendiri, maupun informasi dari orang lain yang dapat diungkapkan dengan

kenyataan secara obyektif (empiris) ataupun subyektif (esensi). Ilmu

modern modern barat dibentuk atas dasar fakta empirisatau indrawi saja,

tanpa menghiraukan sumbernya yakni Allah, yang telah memberikan esensi

berbagai ilmu, antara lain ilmu ketuhanan, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu

kealaman, sebagai mana terdapat dalam Al-Qur’an. Empiris dapat diketahui

dengan akal obyektif (rasio), sedangkan esensi dengan akal subyektif

(intelek). Perpaduan rasio dengan intelek ini menghasilkan ilmu yang

sebenarnya, karena rasio dapat mengerti hanya dengan analisis alamiah,

sedangkan intelek non inderawi dapat mengetahui esensi saja. (Saefudin

1990: 34-35).

5

Keterangan diatas menunjukan bahwa pendekatan dalam pemikiran

ketuhanan ada dua cara yaitu:

1. Pendekatan dengan pola fikir berfilsafat (rasionalisme).

Filsafat adalah ilmu yang dasar utamanya mengunakan rasio.

Sehingga filsafat telah merubah pola fikir umat manusia yang

metosentris menjadi logosentris. Awalnya orang beranggapan bahwa

semua kejadian di alam ini dipengaruhi oleh para dewa, nenek

moyang dan hal-hal yang tidak masuk akal. Dalam kehidupan modern

ini, filsafat bisa diartikan sebagai ilmu yang berupaya memahami

semua hal yang muncul dalam pandangan dan pengalaman manusia

perkembangan dan perubahan zaman ke zaman memiliki corak dan

ciri yang berbeda, kondisi ini cenderung memacu manusia untuk

selalu berfikir mencari nilai kebenaran itu sendiri, karena ada

perbedaan dan cara pandang dalam menafsirkan kebenaran tersebut

mengenai hakikat dan definisi filsafat.

(http://www.komangputra.com/10-jenis-aliran-filsafat-yang-

mengubah-pola-pikir-manusia.html)

2. Pendekatan dengan cara tasawuf (agama)

Tasawuf adalah ilmu pengetahuan yang didasari oleh hati. Sehingga

isi dari tasawuf adalah, usaha membersihkan diri, berjuang memerangi

hawa nafsu mencari jalan kesucian dengan ma’rifatullah (mengenal

6

Allah SWT) menuju keabadian, saling mengingatkan antar manusia,

serta berpegang teguh pada janji Allah SWT dan mengikuti ajaran

syariat. (http://zakiyatunnisakurniawan.blogspot.co.id/2012/12/dasar-

dasar-tentang-tasawuf.html?m=1). Menurut peneliti,pendekatan yang

kedua ini masih sangatlah jarang mahasiwa menggunakannya karena

tipisnya pengetahuan tentang Tuhan.Melihat permasalahan diatas,

maka penulis perlu mengangkat judul yaitu “POLA PIKIR

KETUHANAN PADA MAHASISWA (studi pada mahasiswa

PGMI setelah mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf semester

genap tahun 2015/2016)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perubahan pola pikir ketuhanan pada mahasiswa PGMI

peserta mata kuliah akhlak tasawuf semester genap tahun 2015/2016?

2. Apakah faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir ketuhanan

pada mahasiswa PGMI peserta mata kuliah akhlak tasawuf semester

genap tahun 2015/2016?

3. Bagaimana implementasi perubahan pola pikir ketuhanan (peran

tuhan) dalam menghadapi masalah sehari-hari?

C. Tujuan Penelitian

7

Berdasarkan pokok masalah yang dirumuskan, berkembang menjadi

beberapa poin yang akan menjadi tujuan penelitian. Tujuan itu adalah:

1. Untuk mengetahui perubahan pola pikir ketuhanan pada mahasiswa

PGMI peserta mata kuliah akhlak tasawuf semester genap tahun

2015/2016.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir

ketuhanan mahasiswa PGMI peserta matakuliah akhlak tasawuf

semester genap tahun 2015/2016.

3. Untuk mengetahui implementasi perubahan pola pikir ketuhanan

(peran Tuhan) dalam menghadapi masalah sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat teoritik dan

manfaat praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan

refrensi khazanah bagi ilmu pengetahuan keagamaan.

b. Hasil penelitian ini juga di harapkan mampu menambah

informasi untuk khazanah keilmuan pendidikan agama islam.

2. Manfaat dari penelitian secara praktis:

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dan urgensi bagi:

a. Pemerintah

8

Hasil penelitian ini dapat berguna untuk pemerintah agar terus

meningkatkan mutu pendidikan yang berbasis Agama.

b. Masyarakat

Sebagai sumbangan informasi bagi semua lapisan masyarakat

terutama orang tua agar lebih komunikatif dan cermat

memperhatikan perubahan anaknya yang belajar di IAIN

Salatiga.

c. Kampus IAIN Salatiga

Untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

d. Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan

bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut.

E. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas makna judul serta menghindari penafsiran dan

penjelasan juga sebagai batasan penulisan. Maka penulis akan menjelaskan

istilah-istilah yang penting di dalam judul. Adapun istilah-istilah itu adalah:

1. Perubahan

Kata perubahan dalam kamus besar bahasa indonesia adalah kata

dasar dari “ubah” yang ditambah awalan “per” dan akhiran “an”

menjadi perubahan.(KBBI)Perubahan adalah peralihan atau

9

pertukaran dari suatu keadaan yang mana dalam penelitian ini bisa

melalui pengertian mendalam terhadap materi dan pengalaman

langsung dari mahasiswa. Sedangkan dalam penelitian ini adalah

perubahan pola pikir tentang ketuhanan yang dialami oleh mahasiswa

peserta akhlak tasawuf.

2. Pola Pikir

Pola dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti model, sistem, cara

kerja, bentuk (struktur) yang tetap. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Sedangkan kata pikir dapat digabungkan menjadi pemikiran yang

bersumber dari otak dan manusia dianugrahi otak untuk berfikir

dengan pikiran dan pemikiranya, sehingga manusia dapat menarik

suatu kesimpulan atau penyimpulan (inference). (Burhanudin,

1988:68). Jadi dapat disimpulkan, penulis dalam penelitian ini

mengacu pada model atau cara berfikir mahasiswa tentang peran

Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pola Pikir Ketuhanan

Dalam tradisi pemikiran, umumnya dikenal dengan dua alat

pengetahuan manusia, akal dan indra. Pemujaan pada akal akan

melahirkan melahirkan rasionalisme, dengan paradigma logis dan

obyektifnya bersifat abstrak. Kemudian pemujaan kepada indra akan

melahirkan sensualisme, materialisme, empirisme,dan positivisme,

dengan paradigma sains dan obyeknya bersifat empiris. Kedua

paradigma tersebut menolak obyek mistik yang supra logis dan non

10

empirisdalam terminologi sains barat. Meskipun kedua paradigma

tersebut dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap sains,

namun ia tidak bisa berbuat apa-apa pada obyek yang rasional dan

metafisi, serta meta indrawi. (M. Gufron, 2006: 145)

Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka yang dimaksud

dengan judul “PERUBAHAN POLA PIKIR KETUHANAN PADA

MAHASISIWA (Studi pada Mahasiswa PGMI setelah mengikuti

mata kuliah akhlak tasawuf tahun 2015)”. Adalah suatu kajian untuk

menelaah sejumlah konsep dan pengalaman yang mengarahkan pada

perubahan pola pikir ketuhanan yang dialami oleh mahasiswa

PGMIsetelah mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf semester genap

tahun 2015/2016.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Adapun pendekatan

yang dipilih oleh penulis adalah fenomenologi. Peneliti

mengumpulkan data sesuai informasi yang didapat berupa kata-kata

dan dokumen yang disajikan dan digambarkan apa adanya ditelaah

guna menemukan makna. Peneliti bertindak langsung sebagai

instrumen dan sebagai pengumpul data dari hasil catatan lapangan,

wawancara dan dokumentasi.

11

2. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih lokasi penelitian di Kampus Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga pada mahasiswa PGMI peserta mata kuliah

Akhlak Tasawuf semester genap tahun akademik 2015/2016.

3. Prosedur Pengumpulan Data

1) Penelitian Kepustakaan

a. Penelitian kepustakaan tahap awal yang dilakukan oleh

seorang peneliti untuk menjajagi ada tidaknya buku-buku

atau sumber-sumber tertulis lainya yang relevan dengan isi

judul.

b. Menelaah isi buku yang harus dilakukan adalah menandai

bab yang kiranya mempunyai kaitan langsung dengan isi

judul.

c. Mengutip bagian penting yang berkaitan dengan isi judul.

2) Penelitian Lapangan

Untuk penelitian lapangan ditempuh beberapa tahap:

a. Menelaah bahan tertulis yang relevan dengan judul

masalah.

b. Melakukan kajian mendalam dengan judul masalah.

c. Diskusi awal dengan dosen mata kuliah akhlaq tasawuf.

d. Melakukan survey awal.

12

e. Menentukan alat pengumpulan data.

Agar sebuah penelitian dapat disajikan secara sistematis maka

peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data antara lain

wawancara dan catatan lapangan:

1) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186).

Terwawancara adalah sebagian mahasiswa peserta mata kuliah

Akhlak Tasawuf.Teknik wawancara ini dilakukan oleh peneliti

untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan

dengan fenomenologi (pengalaman) yang dialami oleh

terwawancara.

Tabel 1.1

Wawancara Pola Pikir Ketuhanan

1. Perubahan pola pikir ketuhanan seperti apa yang anda

rasakan sebelum dan sesudah mengikuti mata kuliah

akhlak tasawuf?

2. Apakah faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir

ketuhanan?

3. Bagaimana pendapat anda tentang doa?

4. Bagaimana pendapat anda tentang doa yang tidak

terkabul?

5. Apakah ada perubahan dalam implementasi sehari-hari

yang anda lakukan sebelum dan sesudah mengikuti mata

kuliah akhlak tasawuf?

6. Apakah ada perubahan cara anda dalam mengatasi

masalah sehari-hari sebelum dan sesudah mengikuti mata

kuliah akhlak tasawuf?

7. Bagaimana perasaan anda setelah mengalami perubahan

pola pikir tersebut?

13

8. Pengalaman apa yang dapat membuat perubahan pola

pikir dalam diri anda?

2) Catatan Lapangan

Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam

Moloeng (2009: 209) adalah catatn tertulis tentang apa yang

didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian.

4. Tahap-tahap penelitian

Tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagi berikut:

a. Penelitian Pendahuluan

Mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan tasawuf,

perkembangan pola pikir, dan ketuhanan (tauhid).

b. Penelitian Desain

Setelah mengetahui tentang perubahan pola pikir ketuhanan

pada mahasiswa berdasarkan buku-buku kemudian observasi

serta wawancara langsung kepada mahasiswa yang merasa

mengalami perubahan dalam pola pikir ketuhanan.

c. Penelitian Sebenarnya

Mengkaji antara informasi yang terdapat dalam buku-buku

mengenai perubahan pola pikir ketuhanan dengan data yang

diperoleh di lapangan.

5. Analisis Data

Di dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif menurut

Bogdan dan Biklen (1982) dalam Moleong (2007:245) analisis data

14

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data. Mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab. Masing-masing bab saling

berkaitan, dengan penjelasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, yang meliputi:

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Penegasan Istilah

F. Metode Penelitian

G. Sistematika Penulisan

BAB II :KAJIAN PUSTAKA, yang terdiri dari tiga sub yaitu:

A. Perspektif Ketuhanan

1. Pola Pikir Ketuhanan

2. Macam-Macam Pola Pikir

3. Filsafat Ketuhanan

4. Karakter Pola Pikir Ketuhanan

15

B. Akhlak Tasawuf

1. Pengertian Akhlak Tasawuf

2. Ruang Lingkup Akhlak Tasawuf

3. Tujuan Mempelajari Akhlak Tasawuf

C. Metode Pembelajaran Akhlak Tasawuf

1. Pendapat Para Ahli Mengenahi Pembelajaran Akhlak

Tasawuf

2. Model Pembelajaran Akhlak Tasawuf

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Perubahan Pola Pikir Ketuhanan pada mahasiswa PGMI peserta

mata kuliah akhlak tasawuf

B. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pola Pikir Ketuhanan

Pada Mahasiswa PGMI peserta mata kuliah akhlak tasawuf

C. Implementasi Perubahan Pola Pikir Ketuhanan (peran tuhan)

dalam Menghadapi Masalah Sehari-hari

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PerspektifKetuhanan

1. Pola Pikir Ketuhanan

Dalam tradisi pemikiran, umumnya dikenal dengan dua alat

pengetahuan manusia, akal dan indra. Pemujaan pada akal akan

melahirkan melahirkan rasionalisme, dengan paradigma logis dan

obyektifnya bersifat abstrak. Kemudian pemujaan kepada indra akan

melahirkan sensualisme, materialisme, empirisme,dan positivisme,

dengan paradigma sains dan obyeknya bersifat empiris. Kedua

paradigma tersebut menolak obyek mistik yang supra logis dan non

empirisdalam terminologi sains barat. Meskipun kedua paradigma

tersebut dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap sains,

namun ia tidak bisa berbuat apa-apa pada obyek yang rasional dan

metafisi, serta meta indrawi. (M. Gufron, 145: 2006)

Dalam penjelasan diatas bahwasanya pola pikir terdapat tiga

macam yang didasari oleh akal, indra dan hal yang berhubungan

dengan mistik, metafisika, dalam hal ini peneliti dasar mengatakan

bahwa pola pikir yang ketiga didasari oleh kejernihan hati, dan pola

pikir inilah yang menjadi pokok dalam penelitian ini, karna pola pikir

17

tentang ketuhanan menurut peneliti harus berdasarkan dengan hati

yang jernih untuk dapat merasakan keyakinan dan ketenangan.

Istilah Tuhan dalam sebutan alquran digunakan kata ilaahun,

yaitu setiap yang menjadi penggerak atau motivator, sehingga

dikagumi dan dipatuhi oleh manusia. Orang yang mematuhinya di

sebut abdun (hamba). Kata ilaah (Tuhan) di dalam

Alqurankonotasinya ada dua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain

Allah. Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi ilah (Tuhan). Benda-

benda seperti : patung, pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula

berperan sebagai ilah. Demikianlah seperti dikemukakan pada surat

Albaqarah: 165, sebagai berikut:

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah

tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana

mereka mencintai Allah.

Sebelum turun alquran dikalangan masyarakat Arab telah

menganut konsep tauhid (monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka.

Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang mereka cetuskan, baik

dalam doa maupun acara-acara ritual. Abu Thalib, ketika memberikan

khutbah nikah Nabi Muhammad dengan Khadijah (sekitar 15 tahun

sebelum turunya alquran) ia mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah.

(Lihat Al-Wasith,hal 29). Adanya nama Abdullah (hamba Allah) telah

lazim dipakai di kalangan masyarakat Arab sebelum turunnya alquran.

18

Keyakinan akan adanya Allah, kemahabesaran Allah, kekuasaan Allah

dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan

apakah konsep ketuhanan yang dibawakan Nabi Muhammad?

Pertanyaan ini muncul karena Nabi Muhammad dalam

mendakwahkan konsep ilahiyah mendapat tantangan keras dari

kalangan masyarakat. Jika konsep ketuhanan yang dibawa

Muhammad sama dengan konsep ketuhanan yang mereka yakini tentu

tidak demikian kejadiannya.

Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam

dikemukakan dalam Alquransurat alAnkabut ayat 61 sebagai berikut;

Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka:

"Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan

matahari dan bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Maka

betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).

Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah,

belum tentu berarti orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya.

Seseorang baru laik dinyatakan bertuhan kepada Allah jika ia telah

memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas dasar itu inti konsep

ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam adalah memerankan ajaran

Allah yaitu Alqurandalam kehidupan sehari-hari. Tuhan berperan

bukan sekedar Pencipta, melainkan juga pengatur alam semesta.

19

Pernyataan lugas dan sederhana cermin manusia bertuhan Allah

sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Ikhlas. Kalimat syahadat

adalah pernyataan lain sebagai jawaban atas perintah yang dijaukan

pada surat alikhlas tersebut. Ringkasnya jika Allah yang harus

terbayang dalam kesadaran manusia yang bertuhan Allah adalah

disamping Allah sebagai Zat, juga alquran sebagai ajaran serta

Rasullullah sebagai Uswah hasanah.

2. Macam-Macam Pola Pikir

Dalam penelitian ini akan dibahas dua macam pola pikir yaitu:

a. Filsafat

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yabg

sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau

rasio. Hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat adalah 1)

keheranan; 2) kesangsian; 3) kesadaran akan keterbatasan

karena merasa dirinya sangat kecil, sering menderita, dan sering

mengalami kegagalan. Hal ini mendorong pemikiran bahwa

diluar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak

terbatas.(https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/10/26/

landasan-berfikir-filsafat-manfaat-dan-penerapanya-pembagian-

filsafat-ciri-filsafat-dan-landasan-filsafat/)

Manusia mempunyai pengetahuan, binatang mempunyai

pengetahuan, malaikat juga mempunyai pengetahuan. Mahluk

20

selain manusia pengetahuanya bersifat statis, dari masa kemasa

tetap begitu saja. Tetapi pengetahuan yang dimiliki manusia

bersifat dinamis, terus berkembang dari zaman kezaman, karna

manusia mempunyai kemampuan mencerna pengalaman,

merenung, merefleksi, menalar, dan meneliti dalam upaya

memahami lingkunganya.Kemampuan tersebut dimiliki manusia

disebabkan manusia dibekali oleh Tuhan berupa akal atau rasio

untuk berfikir, sementara mahluk lainya tidak manusia berfikir

dengan akalnya. Dengan akalnya manusia mempunyai rasa ingin

tahu (curiosity). Dari rasa ingin tahu inilah manusia selalu

mempertanyakan segala hal yang dipikirkanya, menyangsikan

segala apa yang dilihat, dan mencari segala bentuk

permasalahan yang dihadapi. Manusia berusaha menjawab

semua pertanyaan yang dihadapi dan mengajukan alternatif

pemecahan suatu masalah.

(http://rheinaldyy2likesrin.wordpres.com/2010/08/26/pengantar-

ilmu-filsafat/ )

Keterangan diatas mengakibatkan filsafat telah berhasil

mengubah pola pikir umat manusia dari pandangan mitosentris

menjadi logosentris. Awalnya orang beranggapan bahwa semua

kejadian dialam ini ini dipengaruhi oleh para dewa ataupun

faktor X. Dalam kehidupan modern ini, filsafat bisa diartikan

sebagai ilmu yang berupaya memahami semua hal yang muncul

21

didalam keseluruhan ruang lingkungan pandangan dan

pengalaman umat manusia. Perkembangan dan perubahan

zaman kezaman mempunyai corak dan ciri yang berbeda kondisi

ini cenderung memacu manusia untuk selalu berfikir mencari

kebenaran itu sendiri, karna ada perbedaan dan cara pandang

dalam menafsirkan kebenaran tersebut mengenai hakikat dan

difinisi filsafat. (http://www.komangputra.com/10-jenis-aliran-

filsafat-yang-mengubah-pola-pikir-manusia.html)

Dalam keterangan diatas bahwasa rasio manusia menjadi

tolak ukur pengetahuan untuk mencari suatu kebenaran padahal

sudah diketahui bahwasanya rasio manusia itu sangatlah terbatas

sehingga tidak mungkin semua permasalahan dapat ditemukan

oleh rasio manusia.

b. Tasawuf

Kebanyakan kalangan muslim percaya bahwa salah satu

aspek penting untuk mengetahui keuniversalan ajaran islam

tersebut adalah adanya dorongan untuk senantiasa mencari ilmu

pengetahuan dimana saja dan kapan saja umat islam berada.

Dengan adanya dorongan dari ayat-ayat al qur’an maupun dalam

al-hadist yang menganjurkan umat islam agar mencari ilmu

pengetahuan inilah yang menyebabkan lahirnya beberapa

disiplin ilmu pengetahuan dalam islam. Dimana salah satunya

adalah lahirnya ilmu tasawuf.

22

(http://santriblarah.blogspot.co.id/2013/04/ilmu-tasawuf-dalam-

islam.html?m=1)

Taswuf atau sufisme adalah ilmu untuk mengetahui

bagaimana cara mensucikan jiwa, menjernihkan akhlaq,

membangun dhohir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan

yang abadi.(http://id.m.wikipedia.org/wiki/sufisme)

Pendekatan dan cara berfikir inilah yang akan dipakai oleh

peneliti melihat judul dalam penelitian ini adalah pola pikir

tentang ketuhanan.

3. Filsafat Ketuhanan

Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam

alqur’an dipakai untuk menyatakan berbagai objek yang dibesarkan

atau dipentingkan manusia, misalnya dalam surat al-Furqan ayat 43.

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa

nafsunya sebagai Tuhannya?”

Dalam surat al-Qashash ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh

Fir’aun untuk dirinya sendiri:

23

Dan Fir’aun berkata: ‘Wahai para pembesar hambaku, aku tidak

mengetahui Tuhan bagimu selain aku’.

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan

ilah bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau

keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir’aun atau penguasa yang

dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam alqur’an juga dipakai

dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini),

dan banyak (jama’: aalihatun).

Bertuhannolatauatheismetidakmungkin.

UntukdapatmengertitentangdefinisiTuhanatauIlah yang tepat,

berdasarkanlogikaalquranadalahsebagaiberikut:

Tuhan (ilah) ialahsesuatu yang dipentingkan (dianggappenting)

olehmanusiasedemikian rupa,

sehinggamanusiamerelakandirinyadikuasaiolehnya. Perkataan

dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya

yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat

memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula

sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

24

Ibnu Taimiyah memberikan definisi Al-ilah ialahyang dipuja

dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadaNya, merendahkan diri

dihadapanNya,takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat

berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal

kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari

padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan

terpaut cinta kepadanya. (M. Imaduddin, 1989: 56).

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa

Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan oleh manusia.

Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak

ber-Tuhan. Berdasarkan logika alquransetiap manusia pasti

mempunyai sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-

orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan

mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “Laa illaha illaa Allah”.

Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada

Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan suatu penegasan “melainkan

Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan

dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada dalam hatinya

hanya satu Tuhan yang bernama Allah.

4. Karakteristik Pola Pikir Ketuhanan

25

Karakteristik pola pikir ketuhanan dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua yaitu filsafat dan tasawuf.

a) Filsafat

Untuk mengetahui dan mengenal filsafat maka harus

mengetahui karakteristik filsafat yang dirumuskan pada empat

macam, yaitu:

1) Skeptisis

Sekeptisis adalah sikap keragu-raguan terhadap suatu

kebenaran sebelum memeroleh argumen yang kuat

terhadap kebenaran tersebut.

2) Komunalisme

Komunalisme berasal dari kata komunal yang berarati

umum. Maksudnya ialah hasil pemikiran filsafat adalah

milik masyarakat umum, tidak memandang ras, kelas

ekonomi, dan lain-lain. Misalnya dimanfaatkan oleh orang

Asia, Eropa, Afrika, dan lain-lainya.

3) Desintrestednes

Desintrestednes berasal dari kata interest yang berarti

kepentingan, kemudian diberi awalan dis yang berarti

tidak. Disinterestednes berarti suatu kegiatan (aktifitas)

kefilsafatan tidak dimotifasi dan tidak bertujuan untuk

kepentingan tertentu. Artinya seorang filsuf adalah

26

seorang pemikir bebas, sesuai apa adanya bukan

bagaimana seharusnya.

4) Universalisme

Istilah universalisme berasal dari kata universal yang

berarti menyeluruh. Yaitu berfilsafat adalah hak seluruh

umat manusia secara umum.

(http://as87751.blogspot.com/2012/10/karakteristik-

filsafat4079.html?m=1)

b) Tasawuf

Karakteristik dari ajaran tasawuf adalah:

1) Ajaranya benar-benar menurut Al qur’an dan sunah,

terikat dan tidak keluar dari ajaran-ajaran syariat

islamiyah.

2) Lebih cenderung pada perilaku atau moral keagamaan dan

pada pemikiran.

3) Banyak dikembangkan oleh kaum salaf.

4) Termotifasi untuk membersihkan jiwa yang berorientasi

pada aspek dalam yaitu cara hidup yang lebih

mengutamakan rasa, dan lebih mementingkan keagungan

Tuhan dan bebas dari egoisme. (http://

www.sarjanaku.com/2011/11/tasawufsunnikarakteristik-

ajaran.html?m=l)

27

Dalam penjelasan di atas akan menimbulkan karakteristik

yang berbeda dimana seorang pengamal filsafat akan

mengunakan akal (rasionya) sampai ia merasa benar dalam

penelitianya padahal tidak semua kebenaran itu dapat dicapai

dengan rasio karna rasio dalam manusia ini sangatlah terbatas.

Berbeda dengan seseorang pengamal tasawuf dimana ia

mengandalkan hati yang mencari kebenaran itu sehingga

pengamal tasawuf percaya bahwa hatinya dijalankan oleh Allah

menuju jalan yang benar dan pengamalan seperti inilah yang

dapat menghasilkan keyakinan dan ketenangan serta kebenaran

yang hakiki.

B. Akhlak Tasawuf

1. Pengertian Akhlak Tasawuf

Definisi akhlak (khuluk)adalah budi pekerti, tabi’at, dan

karakter. Akhlak adalah tujuan utama dari penciptaan, dimensi utama

bagi seluruh mahluk dan usaha untuk membuat keingginan manusia

dapat sejalan dengan hakikat “penciptaan” yang tujuanya adalah untuk

mengikuti akhlak Allah. (Gulen, 2014:143)

Kata akhlak berasal dari bahasa arab yaitu isim masdar (bentuk

infiniti) dari kata اخلقا - –يخلق –اخلق sesuai dengan timbangan (wazan)

tsulasi mazid افعال افعل –يفعل - yang berarti al sajiyah (perangai), al

tabi’ah (kelakuan, tabi’at dan watak dasar), al adat (kebiasaan,

28

kelaziman), al mar’ah (peradaban yang baik), dan al din (agama),

(Solihin, 2005: 17)

Mahasiswa sangatlah penting untuk mendapat mata kuliah

Akhlak Tasawuf ini khusus pada fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan

sebagai bekal untuk terjun di dunia pendidikan. Berkenaan dengan hal

tersebut penulis akan menjelaskan arti tasawuf menurut Harun

Nasution, istilah tasawuf ada lima yaitu ahl al suffah (orang yang ikut

pindah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah), saf (barisan), sufi

(suci), sophos (bahasa Yunani:Hikmat), dan suf (kain wol), (Nasution,

1983: 26-57). Karena yang penulis maksud disini pembelajaran akhlak

tasawuf adalah sikap mental yang berusaha belajar memelihara

kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk

kebaikan dan selalu bersikap bijaksana (Nata, 1996:180).

Jadi pembelajaran akhlak tasawuf mengajarkan agar lebih

memperbaiki keyakinan yang disertai dengan akhlak dengan bertahap

sehingga perubahan pola pikir ketuhanan itu dapat dirasakan oleh

mahasiswa, yang dapat menimbulkan rasa keimanan yang lebih kuat.

Ibnu Maskawaih mengidentikkan antara akhlak dan karekter,

keduanya adalah merupakan keadaan jiwa, demikian juga Imam

Ghazali mengibaratkan akhlak sebagai gerak jiwa seseorang serta

gambaran batinnya. Dari kedua pengertian yang diberikan oleh kedua

pakar ilmu akhlak ini bahwa akhlak sebagai suatu aktifitas yang

muncul dari dorongan jiwa dan gerak batin seseorang sehingga baik

29

dan buruk karakter, kepribadian, sikap dan tingkah laku seseorang

yang telah menjadi tabiat sehari-hari yang dikerjakan dengan

kesadaran dan tanpa pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu

berkait erat dengan jiwa dan batin seseorang, sehingga jelaslah bahwa

akhlak merupakan bagian penting didalam ajaran agama, karena itu

wajar kalau justru fungsi keseluruhan Nabi (pembawa agama) adalah

untuk menyempurnakan akhlak, sebagaimana peringatan beliau:

م مكرم إألخالق ما بعثت ألتم ن إ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan

kemuliaan akhlak.” (HR. Al-Bayhaqi dalam al-Sunan al-Kubrâ’ (no.

20782), al-Bazzar dalam Musnad-nya (no. 8949))

Karena keduanya (akhlak dan agama Islam) membahas dan

mengupayakan bagaimana jiwa seseorang menjadi baik dan sempurna

dengan membuahkan suatu pola pikir, sikap dan tingkah laku (shaleh),

dengan keharmonisan dan keselarasan yang sempurna tanpa adanya

kamoplase penipuan, kemunafikan disharmonisasinya antara batin dan

jiwa, dengan prilaku, misalnya hatinya baik perilakunya jelek, atau

sebaliknya perilakunya baik tetapi keluar dari jiwa dan niatan batin

yang jelek, baik karena kebodohan maupun karena kejelekan jiwa.

Sehingga akhlak terkait erat dengan keimanan yang sama-sama

berpangkal didalam hati seseorang bahkan menurut Nabi Muhammad

orang yang terbaik keimanannya adalah orang yang baik akhlaknya

(ketinggian budi pekerti yang muncul dari gerakan jiwa yang suci).

30

Seperti pernyataan Nabi :

ؤمنني إمياان أحسن هم خلقا

أكمل امل“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang

paling baik diantara mereka akhlaknya.” (HR Tirmidzi, ia berkata:

hadis hasan shahih)

Tasawuf adalah suatu kata istilah atau nama yang muncul jauh

dari masa Nabi (2 abad) setelah Nabi, yang pertama kali dimunculkan

oleh seorang zahid Abu Hasyim Al-Kufi (wafat 150 H), untuk suatu

kelompok orang Islam yang mengkonsentrasikan dirinya pada

kehidupan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-

dekatnya dengan berbagai cara dan upaya. (Abu Bakar, 1990: 53)

Kata tasawuf berasal dari kata shuffah, yang menurut etimologi

dengan pendekatan historis berasal dari kata ahli. Shuffah ialah orang-

orang yang ikut pindah atau hijrah dengan Nabi dari Mekkah ke

Madinah, dan karena hartanya ditinggalkan, mereka berada dalam

kehidupan miskin dan tak mempunyai apa-apa. (Harun Nasution,

1973: 57). Mereka tinggal di masjid Nabi dengan selalu memakai

pelana kuda”suffah” sebagai bantalnya sehingga disebut “Ahli

Shuffah” adalah kelompok kaum muslimin yang miskin tetapi mereka

berhati mulia, tidak mementingkan keduniaan, miskin tetapi berhati

baik dan mulia, itulah sifat-sifat ahli shuffah yang dijadikan contoh

orang sufi dikemudian hari . Ada juga yang mengatakan tasawuf atau

sufi berasal dari kata shuf “ yang berarti kain wool, karena para

sahabat Nabi yang tinggal di masjid Nabi dan hanya mementingkan

31

kehidupan kerohanian itu selalu mengenakan baju wol kasar sebagai

lambang kesederhanaan pada saat itu. Dan masih banyak lagi yang

mencoba mengkait-kaitkan asal kata dan istilah tasawuf itu, tetapi yang

jelas tasawuf berarti pokok hidup kerohanian Islam dan syari’at batin

dalam ajaran Islam.

Pada masa Nabilah mula pertama timbulnya embrio munculnya

sufi sebagai suatu aliran keagamaan yang digambarkan dengan adanya

kelompok ahlli shuffah di Masjid Nabi, yang mendapat restu dari Nabi

bahkan Nabi sendiri dan hampir semua sahabaat dekat Nabi

memberikan contoh-contoh kehidupan kerohanian yang sangat tinggi,

berpola hidup sederhana atau bahkan miskin dan senantiasa

memperbanyak ibadah dan muraqabah serta mujahadah-mujahadah

yang sangat serius, dengan shalat, dzikir dan membaca Al-qur’an serta

berpuasa disamping tidak pernah dari semangat jihad dan dakwah.

2. Ruang Lingkup Akhlak Tasawuf

Menurut Ahmad Daudy ilmu tasawwuf pada umumnya dibagi

menjadi tiga, pertama tasawwuf falsafi, yakni tasawwuf yang

menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran, tasawwuf modelini

menggunakan bahan–bahan kajian atau pemikiran dari para tasawwuf,

baikmenyangkut filsafat tentang Tuhan manusia dan sebagainnya.

Kedua, tasawwuf akhlaki,yakni tasawwuf yang menggunakan

pendekatan akhlak. Tahapan-tahapannya terdiridari takhalli

32

(mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli (menghiasinya

denganakhlak yang terpuji), dan tajalli (terbukanya dinding

penghalang (hijab) yang membatasimanusia dengan Tuhan, sehingga

Nur Illahi tampak jelas padanya). Dan ketiga, tasawwuf amali, yakni

tasawwuf yang menggunakan pendekatan amaliyah atau wirid,

kemudianhal itu muncul dalam tharikat.

Sebenarnya, tiga macam tasawwuf tadi punya tujuan yang sama,

yaitu sama–sama mendekatkan diri kepada Allah dengan cara

membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghiasi diri

dengan perbuatan yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah), karena itu

untuk menuju wilayah tasawwuf, seseorang harus mempunyai akhlak

yang mulia berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertasawwuf pada

hakekatnya adalah melakukan serangkaian ibadah untuk mendekatkan

diri kepada Allah swt. Ibadah itu sendiri sangat berkaitan erat dengan

akhlak. Menurut Harun Nasution, mempelajari tasawwuf sangat erat

kaitannya dengan Alqurandan Al-Sunnah yang mementingkan akhlak.

Cara beribadah kaum sufi biasanya berimplikasi kepada pembinaan

akhlak yang mulia, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Di

kalangan kaum sufi dikenal istilah altakhalluqbi akhlaqillah, yaitu

berbudi pekerti dengan budi pekerti Allah, atau juga istilah al-ittishaf

bi sifatillah, yaitu mensifati diri dengan sifat – sifat yang dimiliki oleh

Allah.

33

Jadi akhlak merupakan bagian dari tasawwuf akhlaqi, yang

merupakan salah satu ajaran dari tasawwuf, dan yang terpenting dari

ajaran tasawwuf akhlaki adalah mengisi kalbu (hati) dengan sifat

khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah. Kemudian,

dilihat dari amalan serta jenis ilmu yang dipelajari dalam

tasawwufamali, ada dua macam hal yang disebut ilmu lahir dan ilmu

batin yang terdiri dari empat kelompok, yaitu syariat, tharikat,

hakikat, dan ma`rifat.

3. Tujuan Akhlak Tasawuf

Tujuan akhlak tasawuf mempunyai sifat bertingkat-bertingkat

dan selalu berkembang yaitu, tujuan akhlak tasawuf yang hakiki

adalah menciptakan kepasrahan yang tinggi kepada Allah SWT, sikap

tawakal sebagai perwujudanya. Yang mana semua itu dilakukan yang

mana semua itu dilakukan hanya untuk mendapatkan ridho dari Allah

SWT. Kesadaran diri akan kehadiran tuhan dengan segala

kesempurnaannya.

Jadi secara umum tujuan akhlak tasawuf adalah taqarrub ilallah

(mendekatkan diri kepada Allah).

Beberapa pendapat ulama tentang tujuan tasawuf, diantaranya

(Sultoni, 2007:51)

a. Hamka

34

Menurut Hamka, tujuan hidup kerohanian dalam islam (tasawuf)

adalah.

1) Awalnya ingin mengendalikan jiwa dalam menempuh

hidup mencari kerelaan tuhan supaya tidak terperdaya oleh

kebendaan.

2) Selanjutnya tasawuf menjadi alat untuk mencapai tujuan

yang lebih hebat yaitu melihat wajah Tuhan.

3) Akhirnya ingin mencapai maqom tertinggi yaitu fana

dalam wujud melalui batin rohani (riadzoh, dan

kesungguhan, atau mujahadah).

b. Rabiah al-Adawiyah

Menurutnya tujuan tasawuf yaitu terbukanya tabir pengikat alam

gaib sehingga seorang sufi bisa mengalami penyaksian dan

berhubungan langsung dengan dunia gaib dan zat Tuhan.

c. Abdul Hakim

Dalam kitab al-tasawuf fi al-syi’ri arobi, beliau mengatakan

tujuan tasawuf adalah sampai pada zat yang hak mutlak atau

bahkan bersatu dengan Tuhan.

4. Amalan Akhlak Tasawuf

a. Taqwa

35

Taqwa adalah takut terhadap azab Allah SWT, yang

menimbulkan suatu konsekuensi untuk melaksanakan semua

perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

b. Zikir

Zikir bersifat mengingat. Mengingat dan menyebut dalam

bahasa zikir bersifat komplementer (saling terkait dan saling

melengkapi). Zikir adalah mengulang nama Allah dan sifat-

sifatnya satu demi satu atau sebagian secara bersamaan.

Menyebut merupakan zikir lisan yang akan mendorong hati

untuk menginggat nama atau sesuatu yang disebut itu.

Demikianlah zikir hati (mengingat) dan zikir lisan

(menyebut) saling mempengaruhi yang nanti akan mendorong

akal untuk menangkap kehendak Allah SWT, yang menjadikan

ketundukan dan kepatuhan kepada syariatNya. Sebagimana

dalam tunduk dan patuh pada sunnatullah (ketentuaNya).

Selanjutnya akan melahirkan zikir amal (taqwa).

c. Ikhlas

Maksud ikhlas adalah mengerjakan sesuatu tiada lain adalah

hanya mengharap ridho atau kerelaan Allah SWT semata, bukan

karena mengharap pujian atau sanjungan dari orang lain. Ikhlas

merupakan ilmu yang memadukan amal dan niat, niat

merupakan dasar dari segala amal perbuatan setelah berusaha

dan berdoa maka terserah Allah SWT hendak memberikan

36

kebersihan atau kegagalan, karena sesunguhnya Allahlah yang

maha tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.

d. Taubat

Taubat adalah kembali dari sesuatu yang dia sesali menuju yang

dia maksudkan. Taubat yang diperintahkan adalah kembali pada

Allah SWT, mengerjakan apa yang dia perintahkan dan

menjauhi apa yang dilarang-Nya.

e. Sabar

Sabar adalah keyakinan dan kerelaan pada takdir (Sultoni,

2007:137). Manusia sering memaksakan kehendak, sehingga

sebagai akibatnya tidak akan menerima kehendak Allah SWT.

Maka sabar adalah menyelaraskan kehendak manusia kepada

kehendak Allah SWT, bukan sebaliknya yaitu menyesuaikan

kehendak Allah SWT kepada kehendak diri manusia.

f. Tawadhu’

Kata lain dari tawadhu’ adalah rendah hati. Diantara tanda-tanda

orang yang tawadhu’ adalah menghormati, sopan, santun, lemah

lembut dalam bertutur kata dan tidak sombong atas

dirinyameskipun memiliki kedudukan dan harta yang berlebih.

Menghormati yang tua dan mencintai yang muda adalah kunci

dari sifat tawadhu’.

g. Istiqamah

37

Istiqamah yaitu melakukan amalan secara terus menerus dalam

keadaan bagaimanapun. Yang mana sikap teguh dalam

mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun

menghadapi berbagai rintangan.

h. Sederhana

Sederhana secara bahasa berarti sedang (tidak mewah)

menggunakan segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan maka

akan menolong manusia dikehidupan mendatang didunia

maupun akhirat. Sebagai contoh memiliki uang yang cukup

hanya untuk satu bulan akan tetapi tidak terperinci dan

berlebihan dalam membelanjakannya, maka tidak akan sampai

akhir bulan, akhirnya hutang kepada saudara, teman, jika tidak

mendapatkanya mencuri bahkan membunuh dapat dijadikan

jalan keluarnya. Orang yang berakal adalah orang yang

mewajibkan dirinya untuk bersikap sederhana atau tengah-

tengah dalam semua permasalahan baik masalah ekonomi, sisial,

maupun keagamaan (Al ghalayin, 2000:174). Oleh karena itu

hidup sederhana sangat penting bagi pengamal akhlak tasawuf.

i. Puasa

Puasa berarti menahan (mengendalikan) diri dari makanan dan

minuman pada waktu tertentu. Sedangkan menurut syara puasa

adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan

38

puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari disertai

dengan niat (Shalih, 2008:41).

C. Metode Pembelajaran Akhlak Tasawuf pada Mata Kuliah Akhlak

Tasawuf IAIN Salatiga

Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran akhlak

tasawuf di IAIN Salatiga adalah teori, pengamalan, dan amalan penunjang

dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini didasari pendapat para ahli

mengenahi pembelajaran akhlak tasawuf berikut ini:

1. Pendapat Para Ahli Mengenahi Pembelajaran Akhlak Tasawuf

Antara akhlak dan tasawuf adalah bagaikan api dengan asapnya

yang masing-masing tidak dapat berdiri sendiri, keduanya mempunyai

obyek kajian hati dan jiwa seseorang. Bahkan Al-Ghozali memberikan

pengertian tentang bentuk ilmu akhlak sebagai ilmu sifat haati dan

ilmu rahasia hubungan keagamaan yang kemudian menjadi pedoman

untuk akhlaknya orang-orang baik. Al Ghozali lebih menitik beratkan

masalah hlak itu untuk pedoman orang-orang sholeh (ahli thariqat)

dan harus disesuaikan dengan ajaran-ajaran syari’at Islam, seperti

yang digariskan oleh para fuqaha, sehingga ilmu tersebut lebih

popular di kalangan umat Islam menjadi ilmu tasawuf. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa akhlaknya orang mukmin itu adalah

tasawuf, suatu etika yang terkonsentrasikan pada Allah semata dengan

keterlibatan hati dan jiwa secara utuh.

39

Akhlak tasawuf atau akhlak dan tasawuf ini timbul pada diri

seseorang karena kesadaran dan keterpanggilan jiwa, yang mungkin

terjadi sebagai reaksi banyak hal :

Mungkin karena membaca dan melagukan Al-qur’an, mungkin

dari tafakur, semedi dan membaca beberapa Hadits, atau mencontoh

perbuatan sahabat-sahabat utama dan pengaruh keadaan sekeliling.

Waktu permulaan timbulnya tasawuf belumlah menjadi suatu ilmu

yang teratur atau filsafat yang sistimatik, sebelum abad ketiga nama

tasawuf belumlah dikenal, barulah yang dikenal istilah suhud atau

abid atau fakir atau nasik.

2. Metode Pembelajaran Tasawuf

a. Teori Pembelajaran Tasawuf

1) Untuk mengenal Allah secara ilmu (ilmu yaqin), perkuliahan ini

menyajikan beberapa materi kuliah (kurikulum) yang kajianya

berdasarkan tasawuf seperti:

1) Etimologi Tasawuf

Etimologi tasawuf adalah cabang ilmu bahasa yang

menyelidiki asal usul kata serta perubahan dalam bentuk

dan makna yang berkaitan dengan tasawuf.

2) Pendidikan Akhlak

Akhlak, kata Imam Ghazali bukan ilmu dan bukan pula

perbuatan, akan tetapi akhlak adalah kondisi batin atau

40

keadaan hati seseorang, adakalanya baik (akhlak mulia)

dan adakalanya buruk (akhlak tercela).

3) Taubat

Taubat adalah kembali dari sesuatu yang dia sesali menuju

yang dia maksudkan. Taubat yang diperintahkan adalah

kembali pada Allah SWT, mengerjakan apa yang Dia

perintahkan dan menjauhi apa yang dilarangNya.

4) Sabar

Sabar adalah keyakinan dan kerelaan pada takdir (Sultoni,

2007:137).

5) Zuhud

Zuhud adalah ajaran yang membenci dunia, padahal secara

fitrah manusia memerlukan dunia. Dunia dipandang

sebagai sumber kotoran rohani, maka untuk mencapai

kebersihan rohani, manusia tidak boleh terkotori dunia,

apalagi memiliki/ mencintai dunia.

6) Sedekah

Sedekah artinya pemberian sesuatu kepada fakir miskin

atau yang berhak menerimanya, diluar kewajiban zakat

dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi.

7) Syukur

41

Bersyukur artinya mengucapkan terima kasih kepada

Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan kepada

manusia.

8) Hubb

Hubb adalah hal yang muncul sebagai gabungan antara

khauf dan raja’. Sesorang yang mencintai kekasihnya,

maka ia akan takut berpisah dan takut kehilangan

kekasihnya serta berharap selalu bersanding dan menyatu

dengannya.

9) Khauf dan raja’

Khauf artinya perasaan takut kepada Allah, dapat

bersumber dari dua hal yaitu khauf karena siksa dan khauf

karena cinta.

Raja’ artinya sikap optimis dalam memperoleh karunia

dan nikmat Allah yang disediakan bagi hamba-hambaNya

yang shaleh.

10) Fana

Ajaran fana diambil pada bingkai hukum islam sehingga

kedalaman fana yang sebenarnya berintikan pada

pengesaan Allah dapat terungkap.

2) Untuk mengenal Allah SWT berdasarkan pengamatan dan

pemahaman ciptaan Allah SWT, mahasiswa diantarkan kepada

realitas ciptaan Allah, baik tentang dirinya maupun tentang alam

42

semesta. Misalkan menemukan Allah dibalik penciptaan rambut,

mata, telingga, lidah, kaki dsb. Atau menemukan Allah dibalik

penciptaan langit, terjadinya hujan, bencana alam, dsb.

Mahasiswa diberi informasi tentang semua itu, kemudian

bersama-sama menemukan kuasa dan cinta Allah SWT yang

tersembunyi dibalik ciptaan-Nya.

3) Untuk mengenal Allah SWT melalui pengalaman langsung,

mahasiswa diwajibkan melakukan amaliah praktis.

Khususnya untuk tujuan ma’rifatullah yang tertinggi, yaitu

haqqul yaqin, mata kuliah ini menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Berdoa

Berdoa dalam mata kuliah ini tidak sebagai mana dilakukan

muslim pada umumnya. Apa yang dilihat muslim secara umum,

mereka baru melakukan amaliah membaca do’a, tetapi belum

berdo’a. Pendekatan berdoa dalam matakuliah ini mengunakan

kajian dan praktik psikologi, khususnya yang berkaitan dengan

Mind Menegement (manajemen pikiran/hati). Metode yang

dipakai, diantaranya dengan visualisasi (membayangkan yang

diminta), afirmasi (membangun keyakinan dengan sugesti

diri/self sugesti). Self talk (dialog internal untuk melakukan zero

mind), relaksasi (pengkondisian pikiran/hati agar agar khusu’),

dsb.

b. Shalat Tahajud

43

Artinya shalat sunah diwaktu malam setelah tidur. Shalat

tahajud merupakan sunah nabi yang sangat dianjurkan. Orang

yang mengenal jalan Allah SWT dan selalu berlindung kepada

naunganNya adalah orang yang mengetahui bahwa shalat

merupakan obat dari segala kesusahan dan kesedihan. Yakin

bahwa shalat adalah penenang hati, penyejuk jiwa dan

penghapus duka lara.

c. Membaca Alqur’an

Alqur’an merupakan petunjuk bagi umat islam sedunia dan

membacanya merupakan ibadah. Maka sebagai ahli tasawuf dan

memahami tasawuf tidak akan meningalkan Al qur’an dan tidak

pula meninggalkan memperdalam ilmunya tentang Al qur’an,

karena itu dapat memotifasi manusia untuk bertaqwa dan

beriman kepada Allah seutuhnya.

d. Shalat Berjamaah

Shalat merupakan doa, jika dalam berdoa (shalat) dilakukan

secara berjamaah dan diaminkan oleh orang banyak maka akan

diaminkan pula oleh malaikat, sehingga shalat/doa yang

dilakukan oleh orang banyak itu istijabah. Selain itu juga

terdapat nilai-nilai yang terkandung didalam shalat berjamaah

diantaranya yaitu menjalin ukhwah islamiyan dan dimudahkan

rizkinya sehingga hidup akan terasa aman, tenang, dan damai.

44

Saling menyapa, sopan santun dengan sesama dapat

menimbulkan hubungan sosial yang baik.

e. Bersedekah

Bersedekah adalah menafkahkan sesuatu kepada orang lain.

Perlu diketahui bahwasanya sedekah tidak hanya berupa harta.

Sedekah dapat berupa tenaga, pikiran, dan hal-hal lain seperti

senyum. Dianjurkan untuk melakukan sedekah tidak hanya

diwatu lapang akan tetapi di waktu sempi juga, tidak hanya pada

waktu senang tetapi diwaktu susah juga, tidak hanya diwaktu

ramai tetapi di waktu sendiri juga. Karna sedekah adalah

penolak balak, membuka jalan agar doa dapat terkabul dan juga

kunci sukses agar menjadi kaya. Sedekah tidak dapat dilihat dari

segi dhohirnya karna karna bersedekah akan mengurangi harta,

akan tetapi jika dilihat dari segi hakikinya harta yang

disedekahkan itu adalah harta yang dimilki sesorang

sesungguhnya, yang suatu saat dapat menolongnya dikemudian

hari. Selain itu Allah juga akan membalas lebih banyak lagi

dengan jalan-Nya dan pahala mulia disisiNya.

b. Pengamalan Tasawuf

Mata kuliah akhlak tasawuf ini sangat berperan dalam

kehidupan sehari-hari. Seorang mahasiswa khususnya mahasiswa

IAIN Salatiga sering kali mendapatkan masalah, dimana masalah itu

45

banyak masalah yang komplek. Oleh karena itu jika masalah yang

komplek itu tidak segera teratasi bisa saja menimbulkan rasa putus asa

pada mahasiswa tersebut karena pengetahuannya yang minim,

diharapkan mata kuliah ini dapat berperan dalam mengatasi masalah-

masalah yang dihadapi oleh mahasiswa.

Akhlak tasawuf berperan membentuk pribadi yang optimis,

yakin akan kekuasaan Allah SWT dan pantang menyerah. Karena

selalu ada motifasi untuk maju mengharap belas kasih Allah SWT atas

usaha, sabar, dan Ikhlas karena Allah SWT.

Adapun pengamalan pembelajaran tasawuf dalam kehidupan

sehari-hari adalah dalam berdoa dan sedekah. Dua metode ini justru

menjadi metode utama pembentukan pola pikir ketuhanan. Dua

metode ini dipraktikkan langsung dalam pengamalan keseharian. Ini

yang membedakan dengan metode kuliah yang lain.

1) Doa

Pengamalan berdoa menurut sufi adalah kita memohon kepada

Allah akan apa yang kita inginkan tanpa memikirkan terkabul

atau tidaknya doa yang kita panjatkan. Jika doa kita dikabulkan,

kita bersyukur, tetapi jika doa kita belum dikabulkan, kita harus

instropeksi diri akan kesalahan dan kekurangan dalam kita

berdoa. Kesimpulannya kita sebagai hamba harus senantiasa

memohon kepada sang Kholiq, dan terkabul atau tidaknya doa

kita, maka kita serahkan kepada Allah.

46

2) Sedekah

Amalan sedekah menurut ahli sufi adalah memberikan harta

yang kita miliki sebanyal-banyaknya, tanpa memikirkan

keikhlasan hati, pahala sedekah, maupu kegunaan barang yang

kita sedekahkan.

c. Amaliyah Penunjang Tasawuf

Selain doa dan sedekah, terdapat amaliyah penunjang, antara lain

shalat dan membaa alqur an.

1) Shalat

Pengamalan shalat dalam kehidupan sehari-hari menurut ahli

sufi adalah kita melaksanakan shalat seperti yang dicontohkan

oleh Rasulullah SAW tanpa memikirkan kekhusyukan, hikmah,

makna, dan ketepatan bacaan maupun gerakannya. Adapun

diterima atau tidak shalat kita, maka urusan Allah SWT.

2) Membaca alqur an

Membaca alqur an menurut ahli sufi adalah memberikan harta

yang kita miliki sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan

keikhlasan hari, pahala, aupun kegunaan barang yang kita

sedekahkan.

D. Manfaat Pembelajaran Tasawuf

47

Dengan memahami dan memperaktikan ilmu dan metode pada mata

kuliah akhlak tasawuf ini, diharapkan ada beberapa manfaat yang bisa

dirasakan oleh mahasiswa:

1) Mahasiswa menjadi lebih memahami beberapa materi-materi atau

tema-tema utama dalam tasawuf.

2) Dengan kajian ‘ainul yaqin mengamati ciptaan Allah SWT pada

dirinya dan pada lingkungan alam semesta, mahasiswa berkembang

sepiritual intellegence-nya, sehingga mereka menjadi lebih peka dan

lembut terhadap fenomena alam semesta. Mereka tidak mudah untuk

mengatakan bahwa yang terjadi ini kebetulan, sebaliknya mereka

menyadari dibalik semua yang ada itu karena kasih sayang Allah SWT

yang diberikan dan itulah yang terbaik.

3) Dengan metode berdoa, menggunakan pendekatan mind menejement,

mahasiwa menjadi lebih mengenali kekurangan dirinya yang

bersumber pada pikiran-pikiran negatif yang selama ini dipeganginya.

Mahasiswa memahami bahwa tantangan keberhasilan mencapai

sesuatu adalah dirinya sendiri. Jihad yang palin besar adalah jihad

melawan dirinya sendiri (hawa nafsu), begitulah yang disabdakan oleh

Rasulullah SAW. Dalam kondisi ini yang dibutuhkan adalah

pembersihan hati/pikiran dari hal-hal yang negatif dan mengisi

hati/pikiran dengan hal-hal yang negatif. Kondisi seperti ini dapat

mempengaruhi pembentukan karakter dan akhlak begitupun dengan

keyaqinan dan pola pikir pada mahasiswa.

48

4) Perubahan sikap dan perilaku mahasiswa diarahkan pada empat

pihak:1) kepada Allah SWT, lebih meningkat ibadahnya, lebih dekat

dan lebih cinta kepada Allah SWT, 2) diri sendiri, lebih mengenal

kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya, menerima dirinya,

cinta pada dirinya, lebih tenang menghadapi masalah, lebih optimis

menyelesaikan masalah, tidak mudah putus asa, menjadi lebih percaya

diri, 3) kepada orang tua, lebih menghormati, lebih menyayangi, lebih

dekat, mengiggat pengorbanan-pengorbanan orang tua, 4) kepada

orang lain, lebih peduli, bersikap dermawa, suka tolong menolong,

mendoakan orang lain, menghargai orang lain.

5) Dengan metode berdoa mahasiswa menjadi yaqin dengan pengalaman

sendiri, bahwa Allah SWT benar-benar mengabulkan apa yang

diminta. Bahkan sesuatu yang tidak masuk akal, bisa terjadi seketika

Allah SWT mengabulkan permintaan itu. Dengan pengalaman ini

mahasiswa menjadi semakin kagum dengan Allah SWT, semakin

dekat, mengembalikan masalahnya dengan mendekatkan diri kepada

Allah SWT dan semakin cinta kepada Allah SWT, karena mereka

telah merasakan secara langsung melalui pengalamannya bahwa Allah

SWT mencintai mereka.

6) Dengan metode meminta sebuah proyek, mka mahasiswa secara tidak

langsung dibiasakan untuk melakukan banyak amaliyah syar’i,

sekaligus diberikan pemahaman bahwa ibadah yang mereka lakukan

akan meberikan kemanfataatan kepada dirinya. Manfaat ibadah bukan

49

Untuk Allah SWT melainkan akan kembali kepada dirinya. Hal

tersebut diharapkan agar mereka dapat beribadah dengan rajin kepada

Allah SWT.

7) Dengan metode bersedekah kepada ibu, hal tersebut diharapkan agar

mahasiswa menyadari eksistensi kemuliayaan seorang ibu, dan

menganggap ibu sebagai manusia yang mulia dan wajib untuk

dimuliakan, dan berbakti, cinta, dekat, serta menyertakan namanya

didalam do’anya.

Dan simpulan semua yang dilakukan serta dialami mahasiswa, sebagai

tujuan tasawuf, maka pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan lebih

mengenal Allah SWT baik ilmu yaqin, ainul yaqin, dan haqul yaqin, lebih

yakin, lebih cinta dan lebih dekat kepada Allah SWT. Dan cinta kepada

Allah SWT itupun dibuktikan dengan mencintai mahluk-Nya terutama

kepada Ibu dan kepada sesama manusia. Dan pada akhirnya Akhlak

Tasawuf membentuk akhlak mahasiswa secara utuh yang bagus dalam

hablum minallah sekaligus bagus dalam hablum minannas.

50

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

D. Paparan Data Penelitian

Penelitian dilakukan pada 40 mahasiswa PGMI IAIN Salatiga tahun

akademik 2015/2016 peserta kuliah akhlak tasawuf. Adapun wawancara dilakukan

pada 8 mahasiswa peserta kuliah akhlak tasawuf. Berikut hasil wawancara

responden:

Tabel 3.1

Wawancara Pola Pikir Ketuhanan

Pertanyaan Jawaban Responden

1. Perubahan pola

pikir ketuhanan

seperti apa yang

anda rasakan

sebelum dan

sesudah mengikuti

mata kuliah akhlak

tasawuf?

(1) “Sebelum mengikuti kuliah akhlak tasawuf tidak pernah

percaya keinginan selalu dikabulkan oleh Allah dengan

cepat dan benar-benar nyata terjadi. Setelah mengikuti

mata kuliah akhlak tasawuf jadi meyakini bahwa apa

yang kita inginkan, jika kita mohon kepada Allah, pasti

akan dikabulkan”.

(2) “Semakin percaya dan semakin yakin bahwa apapun

yang saya lakukan kalau saya pasrahkan kepada Allah,

pasti Allah akan memberikan yang terbaik. Karena

manusia hanya berusaha dan Allah yang menentukan”.

(3) “sesudah mengikui kuliah akhlak tasawuf menjadi lebih

terbuka dan menyikapi semua masalah dengan tangan

dingin dan lebih mengetahui tata cara dan akhlak yang

baik dan benar”.

(4) “Pola pikir ketuhanan yang saya rasakan sebelum

mengikuti kuliah akhlak tasawuf adalah saya belum

51

100% percaya bahwa ketika kita minta sesuatu kepada

Allah tidak selalu diberi. Namun, setelah saya mengikuti

mata kuliah akhlak tasawuf ini saya semakin percaya

bahwa Allah selalu memberikan apa yang kita minta

walaupun kita tidak tahu kapan datangnya atau cepat

lambatnya”.

(5) “Sebelum mengikuti mata kuliah tasawuf aku berpikir

bahwa Allah hanya akan mengabulkan doa-doa hamba-

Nya yang sholeh dan sholehah. Setelah mengikuti kuliah

akhlak tasawuf aku merasa bahwa Allah mengebulkan

permintaan hamba-Nya bukan hanya yang sholeh dan

sholehah, tetapi juga semua manusia bahkan kalangan

agama lain”.

(6) “Sebelum mengikuti kuliah akhlak tasawuf meyakini

kalau Allah itu ada dan selalu mengawasi semua

makhluk-Nya. Sesudah mengikuti akhlak tasawuf

meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah itu ada dan

selalu mengawasi semua makhluk-Nya dan Allah

mengabulkan semua permintaan makhluk-Nya karena

Allah Maha Kuasa, Maha Kaya dan sebagainya”.

(7) “Sebelum mengikuti mata kuliah tasawuf saya begitu

menggampangkan doa dan lain sebagainya, dan setelah

mempelajari akhlak tasawuf saya begitu yakin akan doa

dan saya selalu pasrah terhadap Allah setelah berusaha

terlebih dahulu saya pasrahkan kepada Allah

seutuhnya”.

(8) “Sebelum mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf negatif

tinking sebelum bertindak, hidupnya monoton tidak

mencari tantangan, menyalahkan takdir saat menerima

musibah, sulit menenmukan solusi saat bermasalah,

bingung terhadap tujuan hidup, menyerah sebelum

berjuang, meragukan keajaiban Allah.

Sesudah mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf merasa

percaya diri meraih masa depan, berprasangka baik

terhadap kehendak Allah, hidup lebih menantang dan

suka dengan usaha, semakin optimis, semakin kokoh

aqidah, syariah, dan akhlak dalam sehari-hari, semakin

bisa mengontrol diri dengan mengatur hati sehingga

lebih bisa mengontrol emosi, semakin merasa dekat

dengan Allah dengan jalan ketakwaan, yakin akan kuasa

Allah”.

2. Apakah faktor

yang

mempengaruhi

perubahan pola

pikir ketuhanan?

(1) “Keyakinan, lingkungan, sikap dan pola pikir”.

(2) “Hal-hal yang ingin diraih, lebih mengetahui kedudukan

dan hak-hak Allah, keyakinan yang dipaksa lebih yakin,

perasaan dan keinginan untuk lebih dekat dengan Allah,

lebih yakin dengan hal-hal yang tak terduga dari Allah,

Allah sudah lama menjadi Tuhan”.

(3) “Ketika saya hanya memiliki sedikit uang dan akan

menshadaqahkan, maka Allah segera mengganti uang

tersebut dengan berlipat”.

(4) “Mata kuliah aqidah akhlak dan dosen pengampu,

pembelajaran yang ada di dalamnya dapat

mempengaruhi pola pikir, pengalaman yang didapatkan

dari praktik”.

52

(5) “Pelajaran akhlak tasawuf yang saya ikuti, sesuatu yang

saya inginkan dan saya minta lewat doa maka

terkabulkan”.

(6) “Faktor lingkungan, sistem kepercayaan, pergaulan”.

(7) “Keyakinan, pola pikir, tingkah laku, sikap”.

(8) “percaya, positif tingking, yakin”.

3. Bagaimana

pendapat anda

tentang doa?

(1) “Memohon atau meminta sesuatu yang bersifat baik dan

hal-hal yang diinginkan kepada Allah, seperti meminta

keselamatan, rezeki, uang, barang yang disukai, dan

lain-lain”.

(2) “Memohon kepada Allah atau meminta sesuatu yang

bersifat baik kepada Allah, seperti meminta keselamatan

hidup, rezeki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya

kita berdoa kepada Allah setiap saat, karena akan selalu

didengar oleh Allah”.

(3) “Suatu permintaan makhluk Allah, baik hewan maupun

manusia, kepada Allah yang biasanya disertai dengan

niat”.

(4) “Memohon atau meminta sesuatu kepada Allah”.

(5) “Memohon atau meminta kepada Allah”.

(6) “Doa akan terkabul ketika kita berdoa dengan pasrah

kepada Allah”.

(7) “Kekuatan terbesar bagi manusia. Doa adalah

penghubung antara manusia dengan sang pencipta yaitu

Allah. Disaat kita susah, sedih, hati resah, pasti doa

adalah cara terbaik untuk menyembuhkannya, selain itu,

doa adalah cara terbaik untuk mendapatkan apa yang

diinginkan”.

(8) “Sesuatu yang dipanjatkan kepada sang pencipta”.

4. Bagaimana

pendapat anda

tentang doa yang

tidak terkabul?

(1) “Doa yang tidak terkabul itu dikarenakan Allah

mengetahui apa yang kita kita butuhkan, dan apa yang

tidak kita butuhkan”.

(2) “doa yang belum terkabul itu mungkin apa yang kita

minta belum saatnya dikabulkan, akan tetapi suatu saat

pasti akan terkabul”.

(3) “doa yang belum terkabul itu karena Allah belum

mengabulkan permohonan kita”.

(4) “doa yang belum terkabul, mungkin akan diberikan

kelak kepada keturunan kita atau Allah akan

mengabulkan kelak ketika kita di akhirat”.

(5) “mungkin Allah akan mengabulkan di kemudian hari”.

(6) “doa yang belum terkabul, dikarenakan Allah belum

menghendaki”.

(7) “doa yang belum terkabul itu dikarenakan Allah belum

menghendaki dan belum waktunya untuk dikabulkan”.

(8) “doa yang belum terkabul itu dikeranakan Allah belum

mengabulkan doa atau mungkin Allah merencanakan

yang lain, atau doa kita tidak sesuai dengan syariat

islam”.

5. Apakah ada

perubahan dalam

implementasi

sehari-hari yang

anda lakukan

sebelum dan

(1) “Sabar, tawakal, berserah diri kepada Allah, lebih dekat

dengan Allah, dan merasa Allah selalu mengabulkan dan

menyayangi hamba-Nya”.

(2) “Bersabar, pasrah kepada Allah, seolah-olah pokoknya

pasrah hanya kepada Allah tetapi tetap ada usahanya

dalam menghadapi kehidupan sehari-hari”.

53

sesudah mengikuti

mata kuliah akhlak

tasawuf?

(3) “Saya sering memohon kepada Allah”.

(4) “Ketika mengalami musibah, saya mulai berinstropeksi

diri akan kesalahan yang saya lakukan”.

(5) “Lebih dekat kepada Allah, rendah hati, bersyukur”.

(6) “Lebih bersyukur atas nikmat dan karunia Allah, lebih

bersabar, berserah diri, dan berperilaku baik”.

(7) “Berdoa, shalat, berusaha”.

(8) “Rajin bershodaqoh, optimis, lebih dekat kepada Allah”.

6. Apakah ada

perubahan cara

anda dalam

mengatasi masalah

sehari-hari

sebelum dan

sesudah mengikuti

mata kuliah akhlak

tasawuf?

(1) “sebelumnya setiap ada permasalahan yang terjadi,

seakan-akan tidak bersama kita.

“Sesudahnya jika ada permasalahan yang terjadi, maka

diserahkan kepada Allah”.

(2) “ada perubahan, sebelumnya jika menghadapi masalah

maka saya berputus asa. Sesudahnya, jika menghadapi

masalah, saya lebih tenang”.

(3) “ada perubahan, sebelumnya jika menghadapi masalah,

saya selalu melampiaskan dengan emosi. Akan tetapi

sesudahnya, saya lebih pasrah kepada Allah setiap ada

masalah”.

(4) “ada perubahan, saya lebih pasrah kepa Allah dalam

setiap permasalahan dan berdoa kepada Allah”.

(5) “ada perubahan, setiap ada masalah saya berserah diri

kepada Allah dan mengambil sisi positifnya, serta

menyelesaikan dengan sabar”.

(6) “ada perubahan, sebelumnya saat ada masalah saya

selalu kecewa dan meratap. Sesudahnya, jika ada

masalah saya pasrah kepada Allah dan berdoa”.

(7) “ada, semua masalah saya pasrahkan dan saya adukan

kepada Allah”.

(8) “ada, saya pasrahkan semua maslah kepada Allah”.

7. Bagaimana

perasaan anda

setelah mengalami

perubahan pola

pikir tersebut?

(1) “Senang, bahagia, tidak resah, karena yakin Allah

bersama kita”.

(2) “merasa lebih dekat dengan Allah”.

(3) “hidup merasa tenang dan menyenangkan karena Allah

Maha Pengasih dan Maha Penyayang”.

(4) “senang, karena pola pikir menjadi lebih tertata dan

terarah”.

(5) “lebih percaya kepada Allah, karena Allah selalu dekat

dengan kita”.

(6) “lumayan tenang dan tentram karena Allah bersama

dengan kita dalam suka maupun duka”.

(7) “lebih tentram dan tenang, tidak mudah galau, lebih

yakin akan kuasa Allah, selalu rindu dan ingin

berkomunikasi dengan Allah”.

(8) “senang, tenang, yakin dan percaya diri, dengan selalu

bertawakkal kepada Allah”.

8. Pengalaman apa

yang dapat

membuat

perubahan pola

pikir dalam diri

anda?

(1) “jika meminta sesuatu kepada Allah merasa tidak

didengarkan, kemudian berputus asa. Setelah belajar

tasawuf alhamdulillah doa didengar dan dikabulkan oleh

Allah”.

(2) “waktu menginginkan sepeda motor tidak dipenuhi,

akan tetapi setelah memohon kepada Allah, akhirnya

terpenuhi”.

(3) “merasa segala yang saya miliki adalah hasil usaha saya,

akan tetapi setelah belajar tasawuf, saya menyadari

54

bahwa apa yang saya punya adalah campur tangan

Allah”.

(4) “saat diberi uang pembayaran, saya tidak membayarkan

keseluruhan, akan tetapi hanya saya bayarkan

setengahnya saja, begitu mempelajari tasawuf saya

segera menyadari kesalahan saya”.

(5) “pengalaman bersedekah, meminta barang, meminta

uang”.

(6) “saat teman membutuhkan uang dan saya memberinya,

maka saya segera merasakan jika diri kita tidak memiliki

uang”.

(7) “ketika saya membutuhkan sesuatu yang kecil, maka

terpenuhi saat saya membutuhkan sesuatu yang lebih

besar, Allah tidak segera mengabulkan, akan tetapi saya

terus berdoa dan akhirnya terkabul. Saat saya

bersedekah, maka uang saya kembali melalui perantara

orang lain”.

(8) “saat saya kehilangan benda berharga dan mencarinya,

barang itu tidak diketemukan. Setelah bersedekah,

barang yang hilang diketemukan oleh oarng yang saya

beri sedekah”.

E. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara tentang Perubahan Pola Pikir Ketuhanan pada

Mahasiswa PGMI Peserta Mata Kuliah Akhlak Tasawuf, maka hasil penelitian

peneliti terhadap mahasiswa PGMI adalah mayoritas mahasiswa PGMI yang

mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf mengalami perubahan tentang pola pikir

terhadap ketuhanan, mereka merasa semakin yakin akan adanya Allah SWT dan

segala sesuatu yang diminta setelah melakukan usaha dan doa, maka Allah SWT

akan mengabulkannya. Dengan demikian mata kuliah akhlak tasawuf itu penting

untuk dipelajari karena terbukti memberikan perubahan pola pikir positif tentang

ketuhanan. Adapun faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir ketuhanan

adalah:

a) Adat/ kebiasaan

b) Insting dan naluri

c) Pendidikan

55

d) Sikap

e) Lingkungan.

f) Pengalaman.

Amalan akhlak tasawuf yang sudah dilakukan mahasiswa adalah sabar,

tawakal, berserah diri kepada Allah, lebih dekat dengan Allah, instropeksi diri

terhadap musibah yang dihadapi, optimis, beramal, bersyukur, shalat, berdoa,

berperilaku baik, dan rendah hati. Mereka mayoritas tambah yakin terhadap Allah

setelah mengalami permasalahan dan kemudian bisa menyelesaikan permasalahan

setelah berdoa kepada Allah.

56

BAB IV

ANALISIS

A. Analisis Hasil Penelitian tentang Perubahan Pola Pikir Ketuhanan

Berdasarkan kajian pustaka pada bab II serta paparan data dan temuan

penelitian pada bab III, hasil penelitian ini adalah mayoritas mahasiswa PGMI

yang mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf mengalami perubahan pola pikir

ketuhanan, mereka merasa semakin yakin akan adanya Allah SWT dan segala

sesuatu yang diminta setelah melakukan usaha, maka Allah SWT akan

mengabulkannya. Dengan demikian mata kuliah akhlak tasawuf itu penting untuk

dipelajari karena terbukti memberikan perubahan pola pikir positif tentang

ketuhanan. Adapun faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir ketuhanan

adalah: (1) keyakinan, (2) pola pikir, (3) tingkah laku, (4) sikap, (5) positif

tingking, dan (6) lingkungan. Implementasi perubahan pola pikir ketuhanan dalam

kehidupan sehari-hari adalah (1) sabar, (2) tawakal, (3) berserah diri kepada Allah,

(4) lebih dekat dengan Allah, (5) instropeksi diri terhadap musibah yang dihadapi,

(6) optimis, (7) sedekah, (8) bersyukur, (9) shalat, (10) berdoa, (11) berperilaku

baik, (12) rendah hati.

57

B. Pembahasan

1. Perubahan Pola Pikir Ketuhanan pada Mahasiswa PGMI Peserta Mata

kuliah Akhlak Tasawuf

Perubahan pola pikir terhadap ketuhanan yang terjadi pada mahasiswa

adalah mereka merasa semakin yakin akan adanya Allah SWT dan segala

sesuatu yang diminta setelah melakukan usaha, maka Allah SWT akan

mengabulkannya.Ini sesuai dengan jawaban responden:

(1) Merliana Darani mengatakan,“Sebelum mengikuti kuliah akhlak

tasawuf tidak pernah percaya keinginan selalu dikabulkan oleh Allah

dengan cepat dan benar-benar nyata terjadi. Setelah mengikuti mata

kuliah akhlak tasawuf jadi meyakini bahwa apa yang kita inginkan,

jika kita mohon kepada Allah, pasti akan dikabulkan”.

(2) Nurul Latifah mengatakan, “Semakin percaya dan semakin yakin

bahwa apapun yang saya lakukan kalau saya pasrahkan kepada Allah,

pasti Allah akan memberikan yang terbaik. Karena manusia hanya

berusaha dan Allah yang menentukan”.

(3) Vina Ashlihatul Uma mengatakan,“sesudah mengikuti kuliah akhlak

tasawuf menjadi lebih terbuka dan menyikapi semua masalah dengan

tangan dingin dan lebih mengetahui tata cara dan akhlak yang baik

dan benar”.

(4) Ani Rohmatika mengatakan, “Pola pikir ketuhanan yang saya rasakan

sebelum mengikuti kuliah akhlak tasawuf adalah saya belum 100%

percaya bahwa ketika kita minta sesuatu kepada Allah tidak selalu

diberi. Namun, setelah saya mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf ini

saya semakin percaya bahwa Allah selalu memberikan apa yang kita

58

minta walaupun kita tidak tahu kapan datangnya atau cepat

lambatnya”.

(5) Ardinimas Nurochmah mengatakan,“Sebelum mengikuti mata kuliah

tasawuf aku berpikir bahwa Allah hanya akan mengabulkan doa-doa

hamba-Nya yang sholeh dan sholehah. Setelah mengikuti kuliah

akhlak tasawuf aku merasa bahwa Allah mengabulkan permintaan

hamba-Nya bukan hanya yang sholeh dan sholehah, tetapi juga semua

manusia bahkan kalangan agama lain”.

(6) Siti Rofi’ah mengatakan, “Sebelum mengikuti kuliah akhlak tasawuf

meyakini kalau Allah itu ada dan selalu mengawasi semua makhluk-

Nya. Sesudah mengikuti akhlak tasawuf meyakini dengan sepenuh

hati bahwa Allah itu ada dan selalu mengawasi semua makhluk-Nya

dan Allah mengabulkan semua permintaan makhluk-Nya karena Allah

Maha Kuasa, Maha Kaya dan sebagainya”.

(7) Elly Hidayati mengatakan, “Sebelum mengikuti maat kuliah tasawuf

saya begitu menggampangkan doa dan lain sebagainya, dan setelah

mempelajari akhlak tasawuf saya begitu yakin akan doa dan saya

selalu pasrah terhadap Allah setelah berusaha terlebih dahulu saya

pasrahkan kepada Allah seutuhnya”.

(8) Uli Fatwati mengatakan, “Sebelum mengikuti mata kuliah akhlak

tasawuf negatif tinking sebelum bertindak, hidupnya monoton tidak

mencari tantangan, menyalahkan takdir saat menerima musibah, sulit

menenmukan solusi saat bermasalah, bingung terhadap tujuan hidup,

menyerah sebelum berjuang, meragukan keajaiban Allah.Sesudah

mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf merasa percaya diri meraih

59

masa depan, berprasangka baik terhadap kehendak Allah, hidup lebih

menantang dan suka dengan usaha, semakin optimis, semakin kokoh

aqidah, syariah, dan akhlak dalam sehari-hari, semakin bisa

mengontrol diri dengan mengatur hati sehingga lebih bisa mengontrol

emosi, semakin merasa dekat dengan Allah dengan jalan ketakwaan,

yakin akan kuasa Allah”.

Juga didukung teori pada bab II tentang perubahan sikap dan perilaku

mahasiswa diarahkan pada empat pihak:1) kepada Allah SWT, lebih

meningkat ibadahnya, lebih dekat dan lebih cinta kepada Allah SWT, 2) diri

sendiri, lebih mengenal kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya,

menerima dirinya, cinta pada dirinya, lebih tenang menghadapi masalah,

lebih optimis menyelesaikan masalah, tidak mudah putus asa, menjadi lebih

percaya diri, 3) kepada orang tua, lebih menghormati, lebih menyayangi,

lebih dekat, mengiggat pengorbanan-pengorbanan orang tua, 4) kepada

orang lain, lebih peduli, bersikap dermawan, suka tolong menolong,

mendoakan orang lain, menghargai orang lain.

Adapun perubahan pola pikir ketuhanan mahasiswa sebelum dan

sesudah mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf adalah setelah mengikuti

mata kuliah akhlak tasawuf, keyakinan kepada Allah semakin bertambah.

Jika mengalami kesulitan tidak lagi mengeluh, akan tetapi diserahkan kepada

Allah.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pola Pikir Ketuhanan Pada

Mahasiswa PGMI peserta mata kuliah akhlak tasawuf

60

Faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir ketuhanan

berdasarkan pertanyaan “Apakah faktor yang mempengaruhi perubahan pola

pikir ketuhanan?”, maka jawaban respondenadalah:

(1) Marliana Darani mengatakan,“Keyakinan, lingkungan, sikap dan pola

pikir”.

(2) Uli Fatwati mengatakan, “Hal-hal yang ingin diraih, lebih mengetahui

kedudukan dan hak-hak Allah, keyakinan yang dipaksa lebih yakin,

perasaan dan keinginan untuk lebih dekat dengan Allah, lebih yakin

dengan hal-hal yang tak terduga dari Allah, Allah sudah lama menjadi

Tuhan”.

(3) Elly Hidayati mengatakan, “Ketika saya hanya memiliki sedikit uang

dan akan menshadaqahkan, maka Allah segera mengganti uang

tersebut dengan berlipat”.

(4) Vina Aslihatul Uma mengatakan, “Mata kuliah aqidah akhlak dan

dosen pengampu, pembelajaran yang ada di dalamnya dapat

mempengaruhi pola pikir, pengalaman yang didapatkan dari praktik”.

(5) Nurul Latifah mengatakan, “Pelajaran akhlak tasawuf yang saya ikuti,

sesuatu yang saya inginkan dan saya minta lewat doa maka

terkabulkan”.

(6) Ani Rohmatika mengatakan“Faktor lingkungan, sistem kepercayaan,

pergaulan”.

(7) Siti Rofi’ah mengatakan, “Keyakinan, pola pikir, tingkah laku, sikap”.

(8) Ardinimas Nurochmah mengatakan, “percaya, positif tingking,

yakin”.

61

Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

memengaruhi perubahan pola pikir ketuhanan adalah:

a) Keyakinan

Yaitu keyakinan mahasiswa saat memohon kepada Allah, Allah pasti

akan mengabulkannya, baik dalam waktu cepat atau waktu yang

lama.Keyakinan ketika memiliki sedikit uang dan akan

menshadaqahkan, maka Allah segera mengganti uang tersebut dengan

berlipat.

b) Lingkungan

Mata kuliah aqidah akhlak dan dosen pengampu, pembelajaran yang

ada di dalamnya dapat mempengaruhi pola pikir, pengalaman yang

didapatkan dari praktik.

c) Sikap

Sikap disini adalah sikap mahasiswa dalam mengamalkan ilmu

tasawuf dalam kehidupan sehari-hari.

d) Pola Pikir

Hal-hal yang ingin diraih, lebih mengetahui kedudukan dan hak-hak

Allah, keyakinan yang dipaksa lebih yakin, perasaan dan keinginan

untuk lebih dekat dengan Allah, lebih yakin dengan hal-hal yang tak

terduga dari Allah, Allah sudah lama menjadi Tuhan.

e) Positif Tingking

Selalu berpikir positif akan rencana Allah adalah yang terbaik.

3. Implementasi Perubahan Pola Pikir Ketuhanan (peran tuhan) dalam

Menghadapi Masalah Sehari-hari

62

Berdasarkan jawaban atas pertanyaaan terkait Implementasi

perubahan pola pikir ketuhanan pada mahasiswa dalam menghadapi masalah

sehari-hariadalah:

(1) Marliana Darani mengatakan, “Sabar, tawakal, berserah diri kepada

Allah, lebih dekat dengan Allah, dan merasa Allah selalu

mengabulkan dan menyayangi hamba-Nya”.

(2) Elly Hidayati mengatakan, “Bersabar, pasrah kepada Allah, seolah-

olah pokoknya pasrah hanya kepada Allah tetapi tetap ada usahanya

dalam menghadapi kehidupan sehari-hari”.

(3) Nurul Latifah mengatakan, “Saya sering memohon kepada Allah”.

(4) Ardinimas Nurochmahmengatakan, “Ketika mengalami musibah, saya

mulai berinstropeksi diri akan kesalahan yang saya lakukan”.

(5) Vina Aslihatul Uma mengatakan, “Lebih dekat kepada Allah, rendah

hati, bersyukur”.

(6) Siti Rofi’ah mengatakan, “Lebih bersyukur atas nikmat dan karunia

Allah, lebih bersabar, berserah diri, dan berperilaku baik”.

(7) Ani Rohmatika mengatakan“Berdoa, shalat, berusaha”.

(8) Uli Fatwati mengatakan, “Rajin bershodaqoh, optimis, lebih dekat

kepada Allah”.

Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi

perubahan pola pikir ketuhanan dalam mengatasi masalah sehari-hari adalah:

(9) Sabar

Saat menerima cobaan, maka kita harus bersabar dan berserah diri

kepada Allah.

63

(10) Tawakal

Segala yang terjadi kepada kita, baik itu musibah maupun nikmat, kita

berserah diri kepada Allah, lebih dekat dengan Allah, dan merasa

Allah selalu bersama kita.

(11) Berdoa

Jika menginginkan sesuatu, hendaknya memohon hanya kepada Allah,

bukan kepada manusia, karena Allah Maha Memberi.

(12) Instropeksi diri

Jika mengalami musibah, maka kita harus instropeksi diri akan

kesalahan yang kita lakukan.

(13) Shalat

Saat berada dalam kesulitan, ingin melakukan perbuatan yang tidak

baik, hendaknya kita shalat, karena shalat adalah cara kita

berhubungan dengan Allah, dan shalat itu mencegah perbuatan keji

dan mungkar.

(14) Shodaqoh

Jika kita menginginkan memperoleh nikmat yang berlimpah, maka

perbanyak shodaqoh, karena shadaqoh adalah salah satu cara kita

bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, dan jika kita bersyukur

atas nikmat yang kita terima, maka Allah akan menambah nikmatnya.

Sebaliknya, jika kita mengingkari nikmat Allah, maka Allah akan

memeberikan azab yang sangat pedih.

(15) Optimis

64

Dalam melaksanakan apapun kita harus optimis akan keberhasilan

usaha kita, namun kita tidak boleh lupa bahwa yang kita lakukan itu

ada campur tangan Allah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa terkait perubahan pola

pikir ketuhanan, baik perubahan sebelum maupun sesudah mempelajari akhlak

tasawuf, faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir ketuhanan, dan

implementasi dalam kehidupan sehari-hari, maka kesimpulan peneliti adalah mata

kuliah akhlak tasawuf penting untuk dipelajari karena mampu memberikan

pengaruh positif terhadap perubahan pola pikir ketuhanan mahasiswa. Mereka

semakin yakin akan adanya Allah, sehingga jika dalam kehidupan sehari-hari

mengalami masalah tidak putus asa, akan tetapi bersabar dan berserah diri kepada

Allah.

65

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1. Perubahan pola pikir ketuhanan pada mahasiswa PGMI peserta mata kuliah

akhlak tasawuf semester genap tahun 2015/2016 adalah sebelum mengikuti

mata kuliah akhlak tasawuf mereka merasa segala sesuatu yang yang mereka

hasilkan adalah atas usaha sendiri, setelah mengikuti mata kuliah akhlak

tasawuf mereka merasa semakin yakin akan adanya Allah SWT dan segala

sesuatu yang diminta setelah melakukan usaha, maka Allah SWT akan

mengabulkannya.

2. Faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir ketuhanan pada mahasiswa

PGMI peserta mata kuliah akhlak tasawuf semester genap tahun 2015/2016

adalah adat/ kebiasaan, insting dan naluri, pendidikan, sikap, dan

lingkungan.

3. Implementasi perubahan pola pikir ketuhanan (peran Tuhan) dalam

menghadapi masalah sehari-hari sebelum mengikuti mata kuliah akhlak

66

tasawuf adalah mudah menyerah, putus asa, kecewa, menyalahkan diri

sendiri, marah. Setelah mengikuti mata kuliah akhlak tasawuf menjadi

lebihsabar, tawakal, taqwa, lebih dekat dengan Allah (taqarub), instropeksi

diri terhadap musibah yang dihadapi, optimis, sedekah, bersyukur, shalat,

berdoa, berperilaku baik (akhlak mulia), dan rendah hati.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitian yangdilakukan,makabeberapa saran yang

diberikan adalah:

a) Mata kuliah akhlak tasawuf penting untuk dipelajari karena mampu

merubah pola pikir positif tentang ketuhanan terhadap mahasiswa.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pola pikir

ketuhanan bagi mahasiswa PGMI peserta kuliah akhlak tasawuf .

c) Sebagai acuan untuk penulisan karya ilmiah serupa.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar. 1990. Pengantar Sejarah Sufi Tasawuf. CV. Romadhoni. Solo.

Ahmad Amin. 1952. Etika Ilmu Akhlak. Jakarta: Bulan Bintang.

Ahmad, Imam S. 2005.Tuntunan Akhlaqul Karimah. Jakarta: LEKDIS.

Amin, dan Masyharuddin. 2002. Intelektualisme Tasawuf (Studi Intelektualisme

Tasawuf Al-Ghazali). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.

Arifin. M. 1988. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Dilingkungan

Sekolah dan Keluarga. Jakarta: Bulan Bintang.

Bet Arifin a Yunus Ali Muhdhor (Pentj.). 1989. Riwayat Hidup Rasulullah.

Surabaya: PT. Bina Ilmu

Burhanudin, Jajat. 2006. Mencetak Muslim Moderm : Peta Pendidikan Islam.

Deswita. 2010.Akhlak Tasawuf. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.

Gufron. dkk. 2006. Islam: Etika Universa, Budaya Lokal. Stain Salatiga press:

Salatiga Indonesia.

Harun Nasution. 1973. Filsafat dan Miastitisme dalam Islam. Jakarta: Bulan

Bintang:

Jalaludin. 2002.Teologi Pendidikan. Jakarta: Raja Gafindo Persada

-----------. 2003.Teologi Pendidikan Islam. (Edisi Revisi) Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

KBBI. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Lexy. J. Moleong. M. A. 2009. Metodologi penelitian kualitatuf.Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Moh. Amin, Drs. 1987.Pengantar Ilmu Akhlaq. Surabaya: EXPRESS.

Mustofa. A. Drs. H. 1999. Akhlak Tasawuf . Bandung: CV. Pustaka Setia.

ii

Nasution, S. 1983. Sejarah Pendidikan Indonesia. Bandung: Jamers.

Nata. A. 1996. Akidah Akhlaq-1.MKMP35 22/N SKS, MODUL 1-12.

Jakarta:Ditjen Bimbaga Islam.

Nata. MA, Abuddin, Prof. Dr. H, Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Saefudin, M.A. 1990. Desekularisasi Pemikiran: Landasan Islamisasi, Islam

Pembaharuan Pemikiran. Bandung: Mizan.

Salim Bahreisy (Pentj.). Riyadlush Sholihin. Bandung: Al-ma’arif

Shalih, Abdul Halim. 2008. The Power Of Tawakal. Solo: Tiga Serangkai.

Soeharto, Bahar. 1989. Menyiapkan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah :

skripsi,tesis penelitian. Tersitu. Bandung

Sultoni. A. 2007. Sang Maha Segalanya Mencintai Sang Mahasiswa. Salatiga:

STAIN Salatiga press

Tamrin, Dahlan. 2010. Tasawuf Irfani. Malang: UIN-Maliki Press.

Zahrudin. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada

http://m.hidayatullah.com/artikel/tsaqaf.html

(http://www.komangputra.com/10-jenis-aliran-filsafat-yang-mengubah-pola-pikir-

manusia.html

(http://zakiyatunnisakurniawan.blogspot.co.id/2012/12/dasar-dasar-tentang-

tasawuf.html?m=1

(https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/10/26/landasan-berfikir-filsafat-

manfaat-dan-penerapanya-pembagian-filsafat-ciri-filsafat-dan-

landasan-filsafat/

(http://rheinaldyy2likesrin.wordpres.com/2010/08/26/pengantar-ilmu-filsafat/

http://www.komangputra.com/10-jenis-aliran-filsafat-yang-mengubah-pola-pikir-

manusia.html

(http://santriblarah.blogspot.co.id/2013/04/ilmu-tasawuf-dalam-islam.html?m=1)

http://id.m.wikipedia.org/wiki/sufisme

(http://irpan91.blogspot.co.id/2012/05/tujuan-fungsi-dan-manfaat-filsafat.html

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Ahmad Wibowo

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kab. Lampung Barat, 3 Agustus 1993

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Warga Negara : Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Ponpes Sunan Giri Dsn. Krasak Kel.

Ledok Kec. Argomulyo Kota Salatiga

7. Riwayat Pendidikan :

a. MI Alkaromah Selingkut Ulu

b. MTs Alkaromah Talang Ogan

c. SMK Negeri 03 Salatiga

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 11 Maret 2017

Penulis

Ahmad Wibowo