makalah konsep ketuhanan
DESCRIPTION
makalah konsep ketuhananTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia secara fitrah disadari maupun tidak selalu memiliki naluri ketuhanan.
Manusia menganggap keberadaan diri mereka juga keberadaan alam semesta yang sudah ada
ketika mereka terlahir ke dunia adalah sebagai suatu pertanda bahwa ada kekuatan Maha
dahsyat, di luar nalar dan kemampuan manusia, yang sudah menciptakan dunia beserta isinya.
Pemilik kekuatan Maha dahsyat yang tidak pernah manusia lihat bentuknya tetapi begitu
nyata keberadaannya, seringkali membuat rasa penasaran dalam diri manusia muncul untuk
menguak misteri dan menemukan jawaban siapa Pencipta mereka.Manusia menyebut
pencipta mereka dengan nama “Tuhan”
Tuhan?siapakah itu Tuhan? Tuhan secara universal adalah zat yang maha tinggi,yang
memiliki kekuasaan untuk mengubah, mengatur dan mengusai atas segala sesuatu-Nya yang
bersifat abadi. Setiap agama memiliki cara beribadah yang berbeda-beda dan semua itu sudah
menjadi keyakinan individual. Setiap pemeluk agama yakin akan kebenaran masing-masing
agama mereka walaupun berbeda keyakinan tetapi tetap adanya toleransi antar umat agama.
Dalam islam konsep ketuhanan merupakan hal utama dan paling awal yang harus diperbaiki
karena itu merupakan pondasi yang menopang kehidupan keislamannya nanti. Pondasi itu
harus benar-benar kuat dan kokoh karena kalau tidak itu akan mengurangi hakekat keislaman
seorang manusia. Konsep ketuhanan dalam islam mulai muncul setelah wafat-Nya Rasulullah
Muhammad SAW. Karena muncul beberapa aliran yang sifatnya tradisional dan modern.
Sering sekali terjadi pendapat dan tafsiran terhadap Al-quran dan Hadits. Ada yang melihat
secara tekstual dan ada yang melihat secara kontekstual.
Pembuktian wujud tuhan seorang islam atau pembuktian wujud Allah sangatlah susah karena
tidak ada yang pernah dan bisa melihat Allah tapi hal yang harus kita ketahui bahwa manusia
tidak mungkin bisa ada tanpa pencipta, dunia dan alam ini tidak mungkin bisa ada tanpa
adanya sang pencipta. Dan penciptanya itu adalah Allah. Seorang muslim wajib mempercayai
adanya sang maha kuasa yaitu Allah SWT
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Seperti apakah konsep ketuhanan dalam agama islam dan agama lain ?
2. Bagaimana pembuktian wujud tuhan dalam agama islam ?
3. Bagaimana proses terbentuknya iman ?
4. Bagaimana cara mewujudkan toleransi antar umat beragama ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui filsafat ketuhanan dalam islam dan agama lain.
2. Mengetahui pembuktian wujud Tuhan dalam islam.
3. Mengetahui proses terbentuknya iman.
4. Mengetahui cara bertoleransi antar umat beragama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM DAN AGAMA LAIN
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi,
maka dipakai pendekatan yang disebut filosofis. Meyakini adanya Tuhan adalah masalah
fithri yang tertanam dalam diri setiap manusia, namun karena kecintaan mereka kepada dunia
yang berlebihan sehingga mereka disibukkan dengannya, mengakibatkan mereka lupa kepada
Sang Pencipta dan kepada jati diri mereka sendiri. Yang pada gilirannya, cahaya fitrah mereka
redup atau bahkan padam. Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “la ilaaha illa Allah”.
Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru
diikuti dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus
membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam
hatinya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah. Menurut para mufasir, melalui wahyu pertama al-
Quran (Al-'Alaq).
�ق� خ�ل �ذ�ي ال �ك� ب ر� � م �اس� ب� أ اق�ر�
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
�ق� ع�ل م�ن� ان� �س� اإلن ٢خ�ل�ق� Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
م� �ر� األك #ك� ب و�ر�� أ ٣اق�ر�
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, � �م �ق�ل �ال ب �م� ع�ل �ذ�ي ٤ال
yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu Ushuluddin
di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Secara garis besar,
ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara keduanya.
Sebab timbulnya aliran tersebut adalah karena adanya perbedaan metodologi dalam
memahami Al-Quran dan Hadis dengan pendekatan kontekstual sehingga lahir aliran yang
bersifat tradisional. Sedang sebagian umat Islam yang lain memahami dengan pendekatan
3
antara kontektual dengan tektual sehingga lahir aliran yang bersifat antara liberal dengan
tradisional. Dalam konsep islam Tuhan diyakini sebagai zat yang Maha Tinggi yang nyata
dan Esa. Pencipta yang maha Kuat, Yang Maha Tahu, Maha Abadi, Penentu takdir dan
Hakim bagi semesta alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai yang
Tunggal dan Maha Kuasa(tauhid) . Didalam islam terdapat 99 nama Allah yang artinya nama-
nama yang paling baik yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua
nama tersebut mengacu pada Allah nama Tuhan yang Maha Tinggi dan Maha Luas. Konsep
Tuhan dalam islam telah memperlihatkan pola pikir yang berbeda dalam konsep Tuhan dalam
agama lainnya seperti Kristen, Yahudi, Budha, Hindu dan agama lainnya. Kalangan non
muslim memnbangun konsep diatas landasan yang berbeda.
Pandangan Islam terhadap agama lain
A.KRISTEN
Ajaran Ketuhanan dalam Kristen termasuk gereja romawi Khatolik adalah
sebagaimana tercantum dalam Kredi Iman Rasuli yaitu Tri Tunggal yang terdiri dari Allah
Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus. Ketiganya adalah pribadi Tuhan. Islam dengan tegas
menolak kepercayaan Kristen bahwa Tuhan itu tiga pribadi dalam satu hakekat (Tritunggal).
Dalam konsepsi Islam tentang Tuhan, tidak ada kesetaraan antara Tuhan dan ciptaan.
Kehadiran Tuhan dipercaya ada dimanapun, dan tidak menjelma sebagai siapapun atau
apapun. Kristen Barat merasa Islam sebagai agama kafir selama Perang Salib pertama dan
kedua. Muhammad dipandang sebagai setan atau tuhan palsu yang disembah bersama
Apollyon dan Termangant dalam trinitas yang tidak suci.[18][19] Pandangan tradisional Kristen
adalah bahwa Tuhan Muhammad sama dengan Tuhannya Yesus.
B. HINDU
Ajaran ketuhanan sebagaimana yang tertuang dalam RP Weda 1.1164, mereka
menyebut Tuhannya dengan Indra, Mitra, Waruna, Agni. Dalam istilah Tuhan Yang Maha
Esa disebut Dewa. Agama Hindu berkembang pertama kali di lembah suci Shindu di
Bhratawarsa (India). Di lembah sungai suci Shindu inilah para maharsi menerima wahyu
Brahma, Sang hyang Widhi Wasa dan kemudian diabadikan dalam bentuk pustaka suci
Wedhadu inilah para maharsi menerima wahyu Brahma, Sang hyang Widhi Wasa dan
4
kemudian diabadikan dalam bentuk pustaka suci Wedha. Weda adalah kitab suci agama
Hindu yang mengandung pengetahuan suci maha sempurna kekal abadi.
C. .BUDHA
Budha adalah sebutan bagi orang yang mencapai kesempurnaan. Orang yang telah
mencapai kesempurnaan adalah Sidharta Gautama. Dalam agama Budha, Tuhan tidak
bernama. Budha tidak menyebutkan nama Tuhan dengan sebutan tertentu, seorang Buddhist
meyakini adanya Tuhan yang dikenal dengan sebutan “Atthi Ajatam Abhutam Akatam
Asamkam” yang artinya sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan,
yang mutlak. Tuhan Yang Maha esa di dalam agama Budha adalah Aratman (tanpa aku),
suatu yang tidak berpribadi, suatu yang tidak digambarkan dalam bentuk apapun.
D. YAHUDI
Orang-orang yahudi berkata “Uzair itu putra Allah” dan orang-orang nasrani berkata “Al-Masih itu putra Allah”. Kaum Yahudi bukan saja menuduh Allah mempunyai anak, tetapi juga mengubah ajaran-ajaran yang ada di dalam kitab Taurat dengan tulisan tangan meraka. Hal ini diterangkan Allah dalam firmannya:
“Maka kecelakaan yang besar bagi orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka sendiri. Lalu dikatakannya ini dari Allah (dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu). Maka celakalah yang besar bagi mereka akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri dan celakalah yang besar bagi mereka akibat apa yang mereka kaerjakan. (QS Al-baqarah 2:79)
Dalam riwayat lain ditemukan bahwa turunya ayat tersebut adalah tentang padre-padri bangsa Yahudi yang mendapatkan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW tertulis dalam kitab Taurat yang berbunyi:
“Matanya seperti selalu memakai cela, tingginya sedang, rambutnya keriting, mukanya cantik. Akan tetapi mereka hapus kalimat tersebut dari Taurat karena dengki dan benci serta mengantinya dengan kalimat “ Badannya tinggi, matanya biru, rambutnya lurus”.
Atas penyimangan-penyimpangan ini Islam tidak mengiktiraf Yahudi sebagai agama yang benar.
5
E. KHATOLIK
Tritunggal adalah satu. Umat Kahtolik tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga pribadi. “Tritunggal yang sehakikat”. Tritunggal Mahakudus sepenuhnya dan seluruhnya adalah Allah.Ketiga Pribadi ilahi berbeda secara real satu dengan yang lain. Allah yang satu bukanlah “seakan-akan sendirian”. Allah tidak sendirian. “Bapa, Putra, dan Roh Kudus”, bukanlah hanya nama-nama yang menyatakan cara-cara berada yang berbeda dari hakikat ilahi, karena ketiga pribadi Ilahi itu secara real bebeda satu dengan yang lain: “Bapa yang melahirkan, Putra yang dilahirkan, dan Roh Kudus yang dihembuskan. Walaupun mereka dinamakan tiga pribadi seturut hubungan mereka, namun mereka adalah satu hakikat. Demikianlah iman Kristiani. . Menutur umat Khatolik, Allah bukan teori dan rumusan yang perlu kita dihami dan dihafal. Kita hanya dapat mengenal Allah sejauh dapat kita alami dalam karya ciptaan-Nya di alam ini dan lewat wahyu-Nya melalui Putra-Nya Yesus Kristus.
1. Beberapa Istilah (Terminologi) tentang TritunggalBahwa umat Katolik percaya akan adanya satu Allah Tiga Pribadi, memang tidak mungkin dijelaskan. Tetapi ada beberapa istilah dalam hubungan dengan iman mereka yang kiranya perlu dipahami.
a. Arti Allah kita SATU (TUNGGAL)ALLAH adalah SATU, artinya Allah adalah tunggal, utuh tak terbagi, tak tercerai-beraikan, sempurna, dan tidak ada sesuatu apa pun yang perlu ditambahkan kepada-Nya. Jika satu adalah utuh, penuh, sempurna, maka Allah sama dengan satu. Dengan kata lain, Allah adalah keutuhan, kepenuhan, dan kesempurnaan.Jadi, makna kata “SATU” dalam konteks iman akan “SATU ALLAH” menunjukkan kepada kesempurnaan Allah, keutuhan Allah, dan kepenuhan Allah.
b. Arti TIGA PRIBADI dalam SATU ALLAHAllah Tritunggal adalah satu dan TIGA pribadi sekaligus (Bapa, Putra, dan Roh Kudus). Bukan ada tiga Allah, yang tiga adalah PRIBADINYA-Nya. Dalam bahasa sehari-hari, kata “pribadi” dikenakan kepada manusia. Manusia adalah makhluk yang mempribadi. Hanya manusia yang merupakan makhluk ciptaan yang berpribadi dan berelasi. Artinya, hanya manusia yang dapat menyapa, mengkomunikasikan diri, bergaul, solider, dan sebagainya.
2.PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN DALAM ISLAM
Tantangn zaman terhadap agama terletak dalam masalah pembuktian. Pembuktian
terhadap agama dan pembuktian mujud Tuhan. Pembuktian Tuhan dapat dibuktikan dengan
adanya alam semesta beserta isinya.
6
1.Keindahan Alam Semesta
Keanekargamaan alam yang indah ini ada didunia ini. Seperti saat kita melihat
keindahan matahari baik waktu terbit maupun terbenam. Keanekaragaman tumbuhan dan
bunga-bunga yang warna-warni,indah mempesona atau ketika melihat laut beserta isinya yang
indah akan terumbu karang dan berbagai macam ikan. Keseluruhan itu diluar kuasa manusia
untuk membuatnya. Manusia diarahkan kepada siapa pembuat aneka ragaman itu semua,maka
manusia akan yakin adanya Tuhan. Tuhan yang membuat alam semesta.
2.Pikiran,ilmu dan filsafat
Ketika manusia berfikir tentang terciptanya alam semesta ini maka ia akan heran
betapa rapinya ciptaan yang ada dibumi ini. Dari sini manusia akan bertanya pada dirinya,
siapa pengatur yang Maha Sempurna ini. Maka manusia akan berucap tak lain dan tak bukan
adalah Allah SWT. Setiap ilmu berkembang itu pula akan menemukan keajaiban. Betapa
sempurna ukuran kimiawi pada manusia, binatang, tumbuhan, bebatuan, air,ikan dll.
3. Tasawuf
Tasawuf mengarahkan manusia ke dalam dirinya sendiri. Dengan memahami dirinya
maka manusia akan mengenali Tuhannya. Manusia dengan mengamati dirinya akan
menemukan mesin yang hebat iytu adalah Allah SWT. Dari ayat dan hadist di atas
menjelaskan fitrah manusia bertuhan. Ketuhanan ini bisa dipahami sebagai Ketuhanan Islam.
Karena pengakuannya bahwa Allah SWT adalah Tuhan. Selain itu adanya pernyataan kedua
orang tua yang menjadikan keturunannya Nasrani, yahudi, atau Majusi, tanpa menunjukkan
kata menjadikan islam terkandung maksud bahwa menjadi islam adalah tuntutan fitrah. Dari
sisni disimpulkan secara fitrah, tidak ada manusia yang menolak adanya Allah sebagai Tuhan
yang hakiki, akan tetapi faktor luar yang bisa membelokkan dari Tuhan yang hakiki menjadi
menyimpang ke Tuhan-tuhan yang lain
4.Fitrah
Bukti fitarah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada Sang Pencipta
merupakan fitrah setiap makhluk hidup tanpa berlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak
akan berpaling dari tuntutan fitrah.
7
Sabda Rasulullah dalam hadist riwayat Bukhari “Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan
fitrah. Ibu bapaknya yang menjadikan Yahudi, Kristiani atau Majusi”
Allah SWT: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka(seraya berfirnan).
“Bukanlah aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab “betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi
saksi” (Al-A’raf 172). Dari ayat diatas menjelaskan fitrah manusia bertuhan. Ketuhanan ini
bisa dipahami sebagai ke Tuhanan Islam. Karena pengakuannya bahwa Allah SWT adalah
Tuhan.
Sepanjang sejarahnya Dengan demikian menyebut nama Allah adalah final dengan nama-
nama lain Allah (al-asmaul husna) yang ada di Al-Quran.
Dalam al-Quran, penggambaran tentang pengakuan akan eksistensi Tuhan dapat ditemukan
dalam Q.S al-Ankabut, 29: 61-63. Dalam ayat 61-63 dijelaskan bahwa: “bangsa arab yang
penyembah berhala tidak menolak eksistensi pencipta langit dan bumi".
Berdasarkan kandungan ayat ini, dapat dipahami bahwa bangsa arab sesungguhnya telah
memahami dan meyakini akan eksistensi tuhan sebagai pencipta langit dan bumi serta
pengaturnya. Namun menurut al-Quran, ada segelintir anak manusia yang menolak eksistensi
tuhan, seperti penggambaran al-Quran dalam Q.S. al-Jasyiah (45): 24. Ayat ini menegaskan
bahwa:
“mereka berkata: kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan didunia saja, kita mati dan
kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Penolakan akan eksistensi
Tuhan oleh sebagian kecil manusia itu hanya didasarkan pada dugaan semata dan tidak
didasarkan pada pengetahuan. Banyak sekali ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang
menjelaskan tentang keberadaan Allah sebagai tuhan semesta alam seperti yang terkandung
dalam surah Ali-Imran ayat 62 yang artinya “sesungguhnya ini adalah kisah yang benar.
Tidak ada Tuhan selain Allah dan sungguh Allah MahaPerkasa, Mahabijaksana."
Ke-Esaan Allah adalah mutlak. Ia tidak dapat didampingi atau disejajarkan dengan yang lain.
Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat syahadat "La ilaaha illa Allah" harus
menempatkan Allah sebagai prioritas utama dalam setiap tindakan dan ucapannya.
8
3. PROSES TERBENTUKNYA IMAN
Dalam istilah umum, iman diartikan percaya, sedangakn menurut Imam Ali bin Abi
Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan
dengan anggota."
Benih iman sebenarnya telah dibawa oleh seorang manusia sejak lahir, oleh karena itu perlu
untuk dipupuk secara berkesinambungan selama hidup agar terus bertambah dan tidak mudah
hilang dan luntur.
Selain diri kita sendiri, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kekuatan iman
seseorang, antara lain faktor lingkungan. Pada dasarnya, proses pembentukan iman diawali
dengan proses perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang. Mengenal ajaran Allah
adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal
ajaran Allah maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah. Disamping proses
pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seseorang
bisa saja berubah dari benci menjadi senang dan juga sebaliknya.
Diantara sebab-sebab yang meningkatkan keimanan adalah:
1. Mempelajari ilmu syar’i
Keutamaan mempelajari ilmu syar’i sangatlah banyak diantaranya adalah Allah akan
mengangkat derajat seorang mu’min yang berilmu melebihi orang yang tidak memiliki ilmu.
Sebagaiman yang Allah firmankan,
ج�ات� د�ر� �م� �ع�ل ال �وا وت� أ �ذ�ين� و�ال �م� �ك م�ن �وا م�ن
� آ �ذ�ين� ال �ه� الل ف�ع� �ر� ي
Artinya, “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” ( QS. Al-Mujadilah : 11 )
Apabila seseorang menguasai ilmi syar’I maka dia akan mengetahui hal-hal yang dicintai
Allah dan yang dibenci Allah, dan mengetahui hal-hal yang dapat mendekatkan dia kepada
Allah serta hal-hal yang dapat menambah keimanannya.
2. Memperbanyak membaca Alquran dan men-tadabburi-nya.
Allah menurunkan Alquran sebagai rahmat dan penerang untuk hamba-Nya. Allah berfirman,
�اب� �ب �ل األ� �و �ول أ �ر� �ذ�ك �ت �ي و�ل �ه� �ات ي� آ وا �ر� �د�ب �ي ل ك: �ار� م�ب �ك� �ي �ل إ �اه� �ن ل �ز� ن
� أ �اب: �ت ك
9
Artinya: “Kitab Alquran yang kami turunkan kepadamu yang penuh berkah agar mereka
menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang memiliki akal dapat mengambil
pelajaran.” (QS. Shad: 29 )
Barang siapa yang mentadabburi ayat-ayat Allah dia akan mengetahui besarnya kekuasaan
dan keagungan Allah sehingga imannya pun akan bertambah.
3. Memahami nama-nama Allah dan sifat-sifatnya.
Jika seseorang memahami dengan benar indahnya nama-nama Allah dan sempurnanya sifat-
sifat-Nya maka kecintaannya kepada Allah dan pengharapannya kepada-Nya akan bertambah,
sehingga dia akan semakin khusyu’ dalam melaksanakan ibadah.
4. Menghayati perjalanan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan menghayati kehidupan Rasulullah kita mengetahui bagaimana semangat beliau
dalam menyampaikan risalah Allah walaupun banyaknya rintangan yang dihadapinya,
sehingga kitapun dapat mengambil pelajaran darinya untuk meningkatkan iman kita.
5. Bersemangat dalam mengamalkan amal-amal shalih dengan ikhlas.
Karena sesungguhnya setiap amal shalih yang dikerjakan oleh seorang mu’min dengan ikhlas
akan menambah keimanannya, karena iman bertambah dengan banyaknya amal ketaatan yang
dilakukan seorang mu’min.
Oleh karena itu, suatu keharusan bagi seorang mu’min untuk berusaha mengikhlaskan
niatnya dan bersungguh sungguh dalam beramal.
6. Bergaul dengan orang-orang shalih.
Tidak diragukan lagi bahwa berteman dengan orang-orang yang shalih adalah sebab
meningkatnya iman seseorang karena di dalam bergaul dengan mereka seseorang akan sering
mendapatkan nasehat dan peringatan yang bermanfaat untuk dirinya.
4.MEWUJUDKAN TOLERANSI ANTAR UMAT BERGAMA
Di berbagi suku dan pulau kita mempunyai bermacam agama dan bahasa yang
berbeda satu sama lain.maka dari itu sangatlah penting hormat menghormati antara agama
satu sama lain sesuai dengan kepecayaan yang dianut. Ada berberapa agama yang di anut dan
10
di percayakan yaitu agama islam,Kristen,hindu,buda sangatlah penting menghargai agama
satu sama lain dengan mempererat tali persaudaraan antara suku – suku lain dan perbedaan
agama lain kita tetap 1 kewargaan Indonesia.Negara yang makmur yang tentaram tidak ada
perbedaan agama dan kesalah pahaman antara agama yang satu dengan yang lain atau
keributan dan menyebabkan koraban akibat kesalah pahaman Maka dari itu sangatlah penting
kita menumbuhkan rasa saling menghargai antara agama sesuai kepecayaan yang di anut.
Keanekaragaman itu bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Dari perbedaan
perbedaan itu seharusnya kita memiliki tujuan dan cita-cita perjuangan yang sama, yaitu
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual tentram
dan damai berdasarkan Pancasila. Apa kita harus bertoleransi dalam beragama? Dan
menyebabkan koraban akibat kesalah pahaman Maka dari itu sangatlah penting kita
menumbuhkan rasa saling menghargai antara agama sesuai kepecayaan yang di anut.
Keanekaragaman itu bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Dari perbedaanperbedaan
itu seharusnya kita memiliki tujuan dan cita-cita perjuangan yang sama, yaitu mewujudkan
suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual tentram dan damai
berdasarkan Pancasila. Apalagi situasi negara kita sedang menata kehidupan yang lebih baik,
melakukan reformasi di semua bidang menuju Indonesia Baru yang demokratis adil dan
makmur .
Seandainya tiap agama tidak saling toleransi tentu akan timbul diskrimanasi kaum
mayoritas terhadap minoritas. Kaum yang dianggap kecil akan ditindas baik secara fisik
maupun non fisik. Kalau itu sampai terjadi terus-menerus banyak hal buruk akan terjadi
seperti perang antar agama dan bahkan bisa memicu antar negara dan benua.Contoh saja pada
perang salib . Tapi selain alasan diatas kita sendiri harus punya kesadaran bahwa tujuan kita
beragama sendiri ialah bukan untuk menindas orang lain atau kaum tertentu. Yang menjadi
lawan atau musuh tiap agama bukanlah umat beragama lain melainkan Setan. Sadar atau tidak
membunuh karena agama ialah berdosa. Sekarang bagian paling penting yaitu cara
bertoleransi antar umat beragama. Banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk melakukan
toleransi terhadap agama lain.
1.Menghormati Saat Umat Lain Beribadah
Menghormati saat teman atau siapapun sedang biribadah setidaknya jangan berisik dan merusak suasana beribadah. Berdoalah dengan caramu sendiri.
11
2.Menghormati Acara Umat Lain
Disaat teman mu sedang puasa usahakan jangan membuatnya membatalkan puasanya hormati dia kalau mau makan ya jangan sampai menganggu puasanya.
3.Tidak Menganggu
Kalau anda tidak bisa menghormati agama lain setidaknya jangan menganggu orang lain
beribadah. Itu lebih baik dan merupakan sikap sederhana menjaga hubungan antar umat
beragama.
12
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Meyakini adanya Tuhan adalah masalah fithri yang tertanam dalam diri setiap
manusia,manusia diciptakan untuk selalu menyembah Sang Maha pencipta yaitu Tuhan.
Tuhan secara universal adalah Zat yang maha tinggi yang menciptakan alam beserta isinya
yang mengubah, mengatur atas segala sesuatunya. Dalam konsep islam Tuhan diyakini
sebagai zat yang Maha Tinggi yang nyata dan Esa. Pencipta yang maha Kuat, Yang Maha
Tahu, Maha Abadi, Penentu takdir dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitik beratkan
konseptualisasi Tuhan sebagai yang Tunggal dan Maha Kuasa(tauhid). Konsep ketuhanan
setiap agama memiliki perbedaan tetapi kita sebagai umat manusia hendaklah bertoleransi
atau menghargai sesama pemilik agama.
2.SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Penulis banyak
berharap pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
kesempurnaannya makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk lebih
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan Agama Islam dan konsep ke-Tuhanan dalam islam
serta memahami akan ketaqwaan imannya kepada Allah SWT.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-islam/
http://jibbyfm.blogspot.com/2013/01/konsep-ketuhanan-dalam-islam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
http://filsafat.kompasiana.com/2009/06/25/apa-itu-agama-7641.html
http://aqidah-wa-manhaj.blogspot.com/2007/06/pengajian-005-pandangan-islam-
terhadap.html
http://www.isadanislam.com/muhammad/pandangan-orang-kristen-tentang-nabi-muhammad
14
Daftar Pertanyaan Presentasi Kelompok 1 Pendidikan Agama Islam
(Konsep Ketuhahan dalam Islam dan Agama Lain):
1. Apa pengertian dari tasawuf dan dalam pembahasan tersebut apakah Allah dapat di
samakan dengan mesin ?
2. Bagaimana cara mewujudkan toleransi beragama dengan baik dan apakah di dalam agama
islam mengucapkan Hari Natal itu diperbolehkan ?
3. Apakah faktor perbedaan Agama dalam Islam ?
4. Apakah maksud dari ayat “untukmu agamamu dan untukku agamaku” ?
5. Apakah maksud dari Mentadaburkan Al-Quran itu ?
Dafar Penanya :
Amaliyah (131684061)
Jenike (131684077)
Trisnanto (131684038)
Damara
Ridho Illahi
Jawaban :
1. Tasawuf merupakan ajaran ke arah kesucian hati dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Dan Allah tidak dapat disamakan dengan mesin Karena, Tidak ada yang bisa
menyamai kedudukan Allah SWT. Maksud dalam pembahasan tasawuf tersebut adalah
Manusia akan menemukan siapakah pencipta mereka yaitu Allah SWT.
2. Salah satu cara mewujudkan toleransi beragama dengan baik adalah dengan saling
menghormati. Dalam ajaran agama islam memang tidak boleh mengucapkan selamat Hari
Natal pada umat yang merayakan sebab islam tidak meyakini adanya hari natal tersebut.
Maka kita dapat memberi ucapan dengan hanya mengucapkan selamat saja.
3. Faktor-faktor yang menunjukkan perbedaan dan persamaan agama, yaitu :
1. Faktor Kemunculan Agama.
Perbedaan agama karena faktor kemunculan, misalnya jika tanggapan manusia dapat
berupa penyebutan nama TUHAN yang berbeda-beda sesuai bahasa yangdipakai
komunitas; cara-cara berdoa, memuji, berkorban, dan lain-lain. Agama muncul karena
diturunkan langsung oleh Allah, tentu saja berbeda dengan pandangan bahwa agama
merupakan tanggapan manusia_terhadap_penyataan_Tuhan.
15
2.Faktor Penyebutan Nama Sang Ilahi.
Pada agama selalu ada pribadi yang supra natural yang menjadi pusat serta tujuan
penyembahan umat serta sumber segala sesuatu. Penyebutan nama Sang Ilahi ini
biasanya sesuai dengan konteks sosio-kultural (terutama bahasa) yang ada pada
komunitas_masyarakat.
3.Faktor Pengaruh Luar ke dalam Ajaran Agama.
Harus diakui bahwa ajaran-ajaran agama telah berkembang menjadi sesuatu yang
bernilai sakral. Umat beragama atau para penganutnya memahami dan mengikuti ajaran-
ajaran tersebut sebagai kata-kata atau Firman dari Sang Maha Suci yang mereka sembah.
4. Maksud dari ayat tersebut adalah Menganjurkan dalam urusan beragama bahwa seorang
muslim harus mengikuti ajaran Islam saja, meyakini bahwa Allah adalah satu – satunya tuhan
Yang Maha Esa. Seorang Muslim juga tidak berhak mencampuri urusan agama orang lain dan
begitu juga sebaliknya orang yang beragama lain tidak berhak untuk mencampuri urusan
agama islam.Dan dari ayat ini seorang muslim harus menghormati keyakinan orang yang
beragama lain. Menghormati dalam arti seorang muslim tetap harus berbuat baik terhadap
semua orang, tetap harus berbuat baik terhadap orang yang beragama lain. Namun seorang
muslim tidak ada sangkut paut sama sekali terhadap urusan dan ajaran agama lain selain
Islam. Dan Itulah akidah Islam.
5. Mentadaburkan Al – Quran adalah mengikuti petunjuk al-quran tersebut. Maksudnya bukan
hanya sekedar membaca atau menghafal lafadznya saja, Namun mengamalkan pada
kehitupan sehari – hari. Sebab Al- Quran diturunkan oleh Allah SWT adalah untuk pedoman
hidup manusia.
16