makalah korupsi dipandang dari sila ketuhanan

28
BAB I PEMBAHASAN A. Arti Sila Ketuhanan yang Maha ESA Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa Sansekerta ataupun bahasa Pali. Banyak diantara kita yang salah paham mengartikan makna dari sila pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah umum kita diajarkan bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan yang jumlahnya satu. Jika kita membahasnya dalam bahasa Sansekerta ataupun Pali, Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah Tuhan yang bermakna satu. Ketuhanan berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan berupa awalan ke- dan akhiran -an. Penggunaan awalan ke- dan akhiran -an pada suatu kata dapat merubah makna dari kata itu dan membentuk makna baru. Penambahan awalan ke- dan akhiran -an dapat memberi makna perubahan menjadi antara lain: mengalami hal….sifat-sifat… Kata ketuhanan yang beasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan ke- dan -an bermakna sifat-sifat tuhan. Dengan kata lain ketuhanan berarti sifat-sifat tuhan atau sifat-sifat yang berhubungan dengan tuhan. 1

Upload: nikke-ardilah

Post on 07-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

pkn

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

BAB I

PEMBAHASAN

A. Arti Sila Ketuhanan yang Maha ESA

Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketuhanan Yang Maha

Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa Sansekerta

ataupun bahasa Pali. Banyak diantara kita yang salah paham mengartikan makna dari sila

pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah umum kita diajarkan bahwa

arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan yang jumlahnya

satu. Jika kita membahasnya dalam bahasa Sansekerta ataupun Pali, Ketuhanan Yang

Maha Esa bukanlah Tuhan yang bermakna satu.

Ketuhanan berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan berupa awalan ke- dan

akhiran -an. Penggunaan awalan ke- dan akhiran -an pada suatu kata dapat merubah makna

dari kata itu dan membentuk makna baru. Penambahan awalan ke- dan akhiran -an dapat

memberi makna perubahan menjadi antara lain: mengalami hal….sifat-sifat…

Kata ketuhanan yang beasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan ke- dan -an

bermakna sifat-sifat tuhan. Dengan kata lain ketuhanan berarti sifat-sifat tuhan atau sifat-

sifat yang berhubungan dengan tuhan.

Kata Maha berasal dari bahasa Sansekerta atau Pali yang bisa berarti mulia atau

besar( bukan dalam pengertian bentuk). Kata Maha bukan berarti sangat. Kata “esa” juga

berasal dari bahasa Sansekerta atau Pali. Kata “esa” bukan berarti satu atau tunggal dalam

jumlah. Kata “esa” berasal dari kata “etad” yang lebih mengacu pada pengertian

keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata “ini” (this- Inggris). Sedangkan kata

“satu” dalam pengertian jumlah dalam bahasa Sansekerta  atau bahasa Pali adalah kata

“eka”. Jika yang dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah Tuhan yang satu, maka kata

yang seharusnya digunakan adalah “eka” bukan kata “esa”.

Dari penjelasan yang disampaikan di atas dapat dikesimpulan bahwa arti dari

Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah berarti Tuhan Yang Hanya Satu, bukan mengacu

1

Page 2: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

pada suatu individual yang kita sebut Tuhan Yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya

Ketuhanan Yang Maha Esa berarti  Sifat-sifat Luhur atau Mulia Tuhan yang mutlak harus

ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur atau

mulia, bukan Tuhannya.

B.     Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Makna sila ini adalah

1) Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-maisng menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2) Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-

penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing

4) Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

5) Frasa Ketuhanan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus memiliki agama

monoteis namun frasa ini menekankan ke-esaan dalam beragama.

6) Mengandung makna adanya Causa Prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

7) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut

agamanya.

8) Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama iman warga negara dan

mediator ketika terjadi konflik agama.

9) Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah

menurut agama masing-masing.

2

Page 3: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain

diciptakan oleh penciptaannya. Pencipta itu adalah Causa Prima yang mempunyai

hubungan dengan yang diciptakannya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib

menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya. Dalam konteks bernegara, maka

dalam masyarakat yang berdasarkan Pancasila, dengan sendirinya dijamin kebebasan

memeluk agama masing-masing. Sehubungan dengan agama itu perintah dari Tuhan dan

merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk yang

diciptakan oleh Tuhan, maka untuk menjamin kebebasan tersebut di dalam alam Pancasila

seperti kita alami sekarang ini tidak ada pemaksaan beragama, atau orang memeluk agama

dalam suasana yang bebas, yang mandiri. Oleh karena itu dalam masyarakat Pancasila

dengan sendirinya agama dijamin berkembang dan tumbuh subur dan konsekuensinya

diwajibkan adanya toleransi beragama.

Jika ditilik secara historis, memang pemahaman kekuatan yang ada di luar diri

manusia dan di luar alam yang ada ini atau adanya sesuatu yang bersifat adikodrati (di atas

/ di luar yang kodrat) dan yang transeden (yang mengatasi segala sesuatu) sudah dipahami

oleh bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejak zaman nenek moyang sudah dikenal paham

animisme, dinamisme, sampai paham politheisme. Kekuatan ini terus saja berkembang di

dunia sampai masuknya agama-agama Hindu, Budha, Islam, Nasrani ke Indonesia,

sehingga kesadaran akan monotheisme di masyarakat Indonesia semakin kuat. Oleh karena

itu tepatlah jika rumusan sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa

Keberadaan Tuhan tidaklah disebabkan oleh keberadaban daripada makhluk hidup

dan siapapun, sedangkan sebaliknya keberadaan dari makhluk dan siapapun justru

disebabkan oleh adanya kehendak Tuhan. Karena itu Tuhan adalah Prima Causa yaitu

sebagai penyebab pertama dan utama atas timbulnya sebab-sebab yang lain. Dengan

demikian Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna adanya keyakinan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa Tunggal, yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Dan

diantara makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan sila ini adalah

manusia. Sebagai Maha Pencipta, kekuasaan Tuhan tidaklah terbatas, sedangkan selainNya

adalah terbatas.

3

Page 4: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepada

warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya, seperti pengertian yang terkandung dalam:

1. Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga, yang antara lain berbunyi:

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa….” dari bunyi kalimat ini membuktikan

bahwa negara Indonesia bukan negara agama, yaitu negara yang didirikan atas landasan

agama tertentu, melainkan sebagai negara yang didirikan atas landasan Pancasila atau

negara Pancasila.

2. Pasal 29 UUD 1945

(1)   Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

(2)   Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya

masing-masing  dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya

Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal

Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap Ketuhanan Yang

Maha Esa, anti agama. Sedangkan sebaliknya dengan paham Ketuhanan Yang Maha Esa

ini hendaknya diwujudkan kerukunan hidup beragama, kehidupan yang penuh toleransi

dalam batas-batas yang diizinkan oleh atau menurut tuntutan agama masing-masing, agar

terwujud ketentraman dan kesejukan di dalam kehidupan beragama .

Untuk senantiasa memelihara dan mewujudkan 3 model hidup yang meliputi:

1. Kerukunan hidup antar umat seagama

2. Kerukunan hidup antar umat beragama

3. Kerukunan hidup antar umat beragama dan Pemerintah

Tri kerukunan hidup tersebut merupakan salah satu faktor perekat kesatuan bangsa.

4

Page 5: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

Di dalam memahami sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa, hendaknya para pemuka

agama senantiasa berperan di depan dalam menganjurkan kepada pemeluk agama masing-

masing untuk menaati norma-norma kehidupan beragama yang dianutnya.

Sila ke 1 Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi sumber utama nilai-nilai

kehidupan bangsa Indonesia, yang menjiwai dan mendasari serta membimbing perwujudan

dan Sila II sampai dengan Sila V.

C. Pokok-pokok Yang Terkandung Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Pernyataan pengakuan bangsa Indonesia pada adanya dan kekuasaan Tuhan Yang Maha

Esa. Pernyataan ini tidak saja dapat terbaca dalam Pembukaan UUD 1945 dimana

perumusan Pancasila itu terdapat tetapi dijabarkan lagi dalam tubuh UUD 1945 itu sendiri

pasal 29 ayat 1, yang berbunyi sebagai berikut :

“ Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa ”

Adanya pernyataan pengakuan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa secara yuridis

constitutional ini, mewajibkan pemerintah/aparat Negara untuk memelihara budi pekerti

kemanusiaan  yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Dengan demikian dasar ini merupakan kunci dari keberhasilan bangsa Indonesia untuk

menuju pada apa yang benar baik dan adil. Dasar ini merupakan pengikat moril bagi

pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas Negara, seperti memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

2. Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk beribadat menurut agama dan

kepercayaannya (pasal 29 ayat 2 UUD 1945).

Jaminan kemerdekaan beragama yang secara yuridis constitutional ini membawa

konsekuensi pemerintah sebagai berikut:

5

Page 6: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

1. Pemerintah wajib memberi dorongan dan kesempatan terhadap kehidupan

keagamaan yang sehat.

2. Pemerintah memberi perlindungan dan jaminan bagi usaha-usaha

penyebaran agama, baik penyebaran agama dalam arti kwalitatif maupun kwantitatif.

3. Pemerintah melarang adanya paksaan memeluk/meninggalkan suatu agama.

4. Pemerintah melarang kebebasan untuk tidak memilih agama.

Pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan beragama bangsa Indonesia

tidak bisa dipisahkan dengan sila-sila yang lain. Oleh karena itu kehidupan beragama harus

dapat membawa persatuan dan kesatuan bangsa, harus dapat mewujudkan nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradap, harus dapat menyehatkan pertumbuhan demokrasi,

sehingga membawa seluruh rakyat Indonesia menuju terwujudnya keadilan dan

kemakmuran lahir dan batin. Dalam hal ini berarti bahwa sila pertama memberi pancaran

keagamaan, memberi bimbingan pada pelaksanaan sila-sila yang lain.

3. Sebagai sarana untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa, maka asas kebebasan

memelu agama ini harus diikuti dengan asas toleransi antar pemeluk agama, saling

menghargai dan menghormati antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama

yang lain dalam menjalankan ibadah menurut agama mereka masing-masing.

4. Kehidupan beragama tidak bisa dipisahkan sama sekali dari kehidupan

duniawi/kemasyarakatan. Dua-duanya merupakan satu sistem sebagaimana satunya jiwa

dan raga dalam kehidupan manusia. Agama sebagai alat untuk mengatur kehidupan di

dunia, sehingga dapat mencapai kehidupan akhirat yang baik. Kehidupan beragama tidak

bias lepas dari pembangunan masyarakat itu sendiri, bangsa dan Negara demi terwujudnya

keadilan dan kemakmuran materiil maupun spiritual bagi rakyat Indonesia. Semakin kuat

keyakinan dalam agama, semakin besar kesadaran tanggungjawabnya kepada Tuhan

bangsa dan Negara, semakin besar pula kemungkinan terwujudnya kesejahteraan,

kemakmuran dan keadilan bagi bangsa itu sendiri.

D. Pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

6

Page 7: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

1. Kita percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan

kepercayaan masing-masing.

2. Kita melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu

menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap.

3. Kita harus membina adanya saling menghormati antar pemeluk agama dan

penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Kita harus membina adanya saling kerjasama dan toleransi antara sesame pemeluk

agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5. Kita mengakui bahwa hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai

hak pribadi yang paling hakiki.

6. Kita mengakui tiap warga Negara bebas menjalankan ibadah sesuai dengan agama

dan kepercayaan masing-masing.

7. Kita tidak memaksakan agama dan kepercayaan kita kepada orang lain.

B. KORUPSI

1. Definisi Korupsi

Secara sederhana, korupsi dapat didefinisikan sebagai suatu bagian kecil dari fraud

(penyimpangan), yaitu "the use of one's occupation for personal enrichment though the

deliberate misuse or misaplication of the employing organization's resources or

assets" atau menyalahgunakan kekuasaan kepercayaan untuk keuntungan pribadi. Korupsi

berawal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio berasal dari

kata corrumpere, suatu kata latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itulah turun ke banyak

bahasa Eropa seperti Inggris yaitu corruption,corrupt; Prancis yaitu corruption; dan

Belanda yaitu corruptie, korruptie. Dari Bahasa Belanda inilah kata itu turun ke Bahasa

Indonesia yaitu korupsi.

Sebuah definisi korupsi yang banyak dikutip adalah : tingkah laku yang

menyimpang dari tugas – tugas resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau

7

Page 8: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri); atau

melanggar aturan – aturan pelaksana beberapa tingkah laku pribadi.

Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana pemerintah untuk tujuan

pribadi. Definisi ini tidak hanya menyangkut korupsi moneter yang konvensional, akan

tetapi menyangkut pula korupsi politik dan administratif. Seorang administrator yang

memanfaatkan kedudukannya untuk menguras pembayaran tidak resmi dari para investor

(domestik maupun asing), memakai sumber pemerintah, kedudukan, martabat, status, atau

kewenangannnya yang resmi, untuk keuntungan pribadi dapat pula dikategorikan

melakukan tindak korupsi.

Suatu analisa menarik dilontarkan oleh John Girling bahwa korupsi sebenarnya

mewakili persepsi yang normatif dari ekses kapitalisme, yaitu kulminasi dari proses yang

sistematik dari parktek-praktek kolusi yang terjadi diantara elite politik dan pelaku

ekonomi, yang melibatkan kepentingan publik dan kepentingan pribadi (swasta). Dengan

kata lain, korupsi terjadi pada saat pelaku ekonomi mencoba memanfaat kekuasaan yang

dimiliki oleh elite politik untuk mengejar keuntungan (profit), di luar proses yang

sebenarnya. Sementara elite politik sendiri memanfaatkan hubungan tersebut untuk

membiayai dirinya sendiri atau bahkan membiayai praktek politik yang dilakukannya.

2. Penyebab Korupsi

Faktor penyebab terjadinya korupsi secara umum juga dapat diklasifikasikan

menjadi dua macam, yaitu internal dan eksternal.

a.  Faktor internal

Yaitu faktor yang ada dalam diri seorang pemegang amanah yang mendororng

melakukan penyalahgunaan kekuasaan demi keuntungan prinadi atau kelompok tertentu.

Faktor ini sangat beragam, misalnya: sifat rakus terhadap harta/kekayaan, sifat iri kepada

orang lain, atau terbentur kebutuhan mendesak yang memicu seorang melakukan korupsi.

b. Faktor eksternal

Yaitu sistem pemerintahan atau kepemimpinan yang tida seimbang sehingga dapat

memeberikan kesempatan kepada pemegang amanah untuk melakukan korupsi. Faktor ini

8

Page 9: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

juga senantiasa berkembang, misalnya lemahnya pengawasan, lemahnya hukum, penegak

hukum yang mudah disuap, sanksi hukum yang lebih ringan dibanding dengan hasil

korupsi, tidak ada teladan kujujuran dari para pemimpin dan lain-lain.

Lebih rincinya, secara umum terjadinya korupsi disebabkan oleh setidaknya tiga

hal.Pertama, corruption by great (keserahan). Korupsi ini banyak terjadi pada orang yang

sebenarnya tidak butuh, tidak terdesak secara ekonomi, bahkan mungkin sudah kaya.

Jabatan tinggi, gaji besar, runah mewah, popularitas menanjak, tetapi kerakusan yang tak

terbendung menyebabkannya terlibat praktik korupsi. Hal ini sudah pernah diperingatkan

oleh Nabi saw bahwa kalau saja seorang anak Adam telah memilii dua lembah emas, iapun

berkeinginan untuk mendapatkan tiga lembah emas lagi.

Kedua, corruption by need (kebutuhan). Korupsi yang dilakukan karena

keterdesakan dalam pemenuhan kebutuhan dasar hidup (basic need). Misalnya, korupsi

yang dilakukan seseorang yang gajinya sangat rendah jauh dibawah standar upah

minimum dan terdesak untuk memenuhi kebutuhan dasar tertentu sperti membayar SPP

anakanya yang masih bersekolah. Korupsi ini banyak dilakukan oleh pegawai/karyawan

kecil, polisi/prajurit rendahan, buruh kasar tukang parker, sopir, angkutan umum dan lain-

lain.

Ketiga, corruption by chance (peluang). Korupsi ini dilakukan karena adanya

peluang yang besar unuk berbuat korup, peluang besar untuk cepat kaya melalui jalan

pintas, peluang cepat naik jabatan secara instan dan sebagainya. Biasanya hal ini didukung

oleh lemahnya sistem organisasi, rendahnya akuntabilitas pubilk longgarnya pengawasan

masyarakat, dan keroposnya penegakan hukum, yang diperparah dengan sanksi hukum

yang tidak membuat jera.

Dan adapun sebab khusus terjadinya kasus korupsi, ada beberapa poin antara lain:

Pertama, rendahny pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Hal

ini dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya pendidikan agama yang terlalu menekankan

aspek kognitif dan melupakan aspek afektif dan psikomotorik, atau bertambahnya ilmu

pengetahuan agama tanpa dibarengi dengan peningkatan pengamalan.

9

Page 10: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

Kedua, struktur pemerintahan atau kepemimpinan organisasi yang bersifat tertutup

(tidak transparan) dan cenderung otoriter. Dalam kondisi demikian, kecenderungan terjadi

penyelewengan kekuasaan sangat tinggi.

Ketiga, kurang berfungsinya lembaga perwakilan rakyat (DPR, DPD dan DPRD)

sebagai kekuatan penyeimbang eksekutif (presiden, gubernur, bupati, walikota dan lain-

lain). Biasanya diawali dengan cara yang tidak sah dalam memperoleh kekuasaan (jabatan

politik) dengan money politics, manipulasi surat suara atau politik dagang sapi. Jika

rekrutmen politiknya bermasalah, maka pada gilirannya kekuasaan hanya dimanfaatkan

untuk kepentingan sendiri atau kelompok mengabaikan tanggung jawab sosial, serta

mengahalalkan segala cara.

Keempat, tidak berfungsinya lembaga pengawasan dan penegak hukum, serta

sanksi hukum yang tidak menjerakan bagi pelaku korupsi. Sebuah kepemimpinan atau

pemerintahan yang tidak dibarengi dengan pengawasan yang ketat cenderung bertindak

korup (power tends to corrup) apalagi ditamabah jika penegak hukumnya tidak jujur dan

tidak adil.

Kelima, mimimnya keteledanan pemimpin atau pejabat dalam kehidupan sehari-

hari. Keteladan yang baik dari para pemimpin menjadi sangat penting, sebab masyarakat

luas lebih cenderung meniru pemimpinnya. Lihat saja pada zaman sekarang ini sulit sekali

mencari pemimpin sederhana, hemat, qona’ah (menerima dan menikmati rahmat yang

sudah ada),wara’ (menjaga diri dari hal-hal yang remang-remang atau syubhat),

dermawan, dan tidak bermental rakus. Tapi malah sebaliknya, banya pemimpin yang justru

hidup bermewah-mewahan, boros, pelit sombong, dan rakus.

Keenam, rendahnya upah pegawai/karyawan yang berakibat rendahnya tingat

kesejahteraan. Tingkat upah atau gaji juga ikut berpengarung pada meluasnya tindak

korupsi.

3. Bentuk – bentuk Korupsi yang Umum Dikenal

Berkhianat, subversi, transaksi luar negeri ilegal, penyelundupan.

Menggelapkan barang milik lembaga, swastanisasi anggaran pemerintah, menipu

dan mencuri.

10

Page 11: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

Menggunakan uang yang tidak tepat, memalsu dokumen dan menggelapkan uang,

mengalirkan uang lembaga ke rekening pribadi, menggelapkan pajak,

menyalahgunakan dana.

Menyalahgunakan wewenang, intimidasi, menyiksa, penganiayaan, memberi

ampun dan grasi tidak pada tempatnya.

Menipu dan mengecoh, memberi kesan yang salah, mencurangi dan memperdaya,

memeras.

Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian palsu, menahan

secara tidak sah, menjebak.

Tidak menjalankan tugas, desersi, hidup menempel pada orang lain seperti benalu.

Penyuapan dan penyogokan, memeras, mengutip pungutan, meminta komisi.

Menjegal pemilihan umum, memalsu kartu suara, membagi – bagi wilayah

pemilihan umum agar bisa unggul.

Menggunakan informasi internal dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi,

membuat laporan palsu.

Menjual tanpa izin jabatan pemerintah, barang milih pemerintah, dan surat izin

pemerintah.

Manipulasi peraturan, pembelian barang persediaan, kontrak, dan pinjaman uang.

Menghindari pajak, meraih laba berlebih – lebihan.

Menjual pengaruh, menawarkan jasa perantara, konflik kepentingan.

Menerima hadiah, uang jasa, uang pelicin dan hiburan, perjalanan yang tidak pada

tempatnya.

Berhubungan dengan organisasi kejahatan, operasi pasar gelap.

Pertemanan menutupi kejahatan.

Memata – matai secara tidak sah, menyalahgunakan telekomunikasi dan pos.

Menyalahgunakan stempel dan kertas surat kantor, rumah jabatan, dan hak

istimewa jabatan.

4. Akibat Korupsi

Akibat dari perilaku korupsi tidak hanya sebatas birokrasi berbelit – belit yang

berujung kemiskinan masyarakat, tapi jauh lebih kompleks daripada itu.

11

Page 12: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

Tindak korupsi mencerminkan kegagalan mencapai tujuan – tujuan yang telah

ditetapkan pemerintah (misalnya, korupsi dalam pengangkatan pejabat

menimbulkan inefisiensi dan pemborosan, korupsi dalam alokasi sumber daya

universitas yang terbatas mengakibatkan peluang yang terbatas tidak digunakan

dengan sebaik – baiknya, dan sebagainya).

Korupsi menular ke lingkungan tempat sektor swasta beroperasi, yang

menimbulkan tindak mengejar laba dengan cepat (dan secara berlebihan) dalam

situasi yang sulit diramalkan, atau melemahkan investasi dalam negeri, dan

menyisihkan pendatang baru dan dengan demikian mengurangi partisipasi dan

pertumbuhan sektor swasta.

Korupsi mencerminkan kenaikan harga administrasi (pembayar pajak juga harus

menggunakan suap, yang berarti harus membayar beberapa kali lipat bagi

pelayanan yang sama).

Jika korupsi merupakan bentuk pembayaran yang tidak sah, hal ini akan

mengurangi jumlah dana yang disediakan untuk publik.

Korupsi menimbulkan pengaruh yang merusak mental aparat pemerintah,

melunturkan keberanian yang diperlukan untuk mematuhi standar etika yang tinggi

(“kemunduran moral, setiap orang bertanya mengapa hanya dia yang harus

menjunjung tinggi moralitas”)

Korupsi dalam pemerintahan, dalam pandangan masyarakat luas menurunkan rasa

hormat pada kekuasaan yang dipercayakan dan karena itu pada legitimasi

pemerintah.

Jika elite politik dan pejabat tinggi pemerintahan secara luas dianggap korup, maka

publik akan menyimpulkan tidak ada alasan mengapa publik tidak boleh korup

juga.

Hal yang menghambat pembangunan adalah keengganan di tingkat politik untuk

mengambil keputusan yang tidak populer. (“seorang pejabat atau polisi yang korup

adalah pribadi yang hanya memikirkan diri sendiri, yang tidak mau berkorban demi

kemakmuran bersama seluruh negara di masa datang”).

Korupsi menimbulkan kerugian yang sangat besar dari sisi produktivitas karena

waktu dan energi habis untuk menjalin hubungan guna menghindari atau

mengalahkan sistem, daripada untuk meningkatkan kepercayaan dan memberikan

alasan yang objektif mengenai permintaan layanan yang diperlukan.

12

Page 13: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

Korupsi, karena merupakan ketidakadilan yang dilembagakan, mau tidak mau akan

menimbulkan perkara yang harus dibawa kepengadilan dan tuduhan – tuduhan

palsu yang dapat digunakan pada pejabat yang jujur sekalipun untuk diperas.

Bentuk korupsi yang paling menonjol di beberapa negara (“uang pelicin” / “uang

rokok”) menyebabkan keputusan ditimbang berdasarkan uang, bukan berdasarkan

kebutuhan manusia.

BAB II

PANDANGAN SILA KETUHANAN TERHADAP KORUPSI

Korupsi jelas bertentangan dengan nilai sila pertama Ketuhanan YME. Bagi orang

beriman korupsi adalah dosa. Bangsa Indonesia ini dikenal sebagai bangsa yang religius

tetapi nyatanya, kehidupan religius tadi hanya sebagai baju pengaman di ruang ibadah

setelah keluar dari ruang ibadah sudah lain urusannya. Seharusnya perilakunya tetap

mencerminkan apa yang diajarkan dalam kitab suci dan ajaran agama yang diimani.

Sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, menuntut semua warga negara

Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-masing. Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk

mencuri, berbuat tidak adil, berbohong, serakah, justru agama dan kepercayaan yang ada

di nusantara mengajarkan sikap jujur dan malu untuk berbuat sesuatu yang keji. Dapat

dikatakan korupsi menjadi suatu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang

maupun kelompok yang tidak dekat dengan ajaran agama maupun kepercayaannya.

Hendaknya sikap taqwa inilah yang mengilhami seluruh kegiatan yang dilakukan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, percaya bahwa ada sesuatu yang besar yang

mengawasi kita yaitu Tuhan YME.

Hubungan manusia dengan Tuhan, yang menyangkut segala sesuatu yang berkaitan

dengan kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan terkandung dalam nilai-nilai agama.

Maka menjadi suatu kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan, untuk merealisasikan

nilai-nilai agama yang hakikatnya berupa nila-nilai kebaikan, kebenaran dan kedamaian

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini, sangat jelas bahwa para

koruptor tidak melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan dalam merealisasikan

nilai-nilai agama yang berupa nilai kebaikan, kebenaran, dan kedamaian. Mereka dengan

13

Page 14: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

tanpa memikirkan tindakannya telah mencuri uang yang bukan haknya dan menimbulkan

ketidakadilan.

Jika dipandang dari norma-norma agama Islam, korupsi merupakan:

1. Ghulul, yaitu penyalahgunaan jabatan. Jabatan adalah amanah, oleh sebab itu,

penyalahgunaan terhadap amanat hukumnya haram dan termasuk perbuatan tercela.

Perbuatan ghulul misalnya menerima hadiah, komisi, atau apapun namanya yang tidak

halal dan tidak semestinya dia terima. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:

�ول� غ�ل ف�ه�و� �ك� ذ�ل �ع�د� ب خ�ذ�� أ ف�م�ا ق�ا ر�ز� �اه� ق�ن ز� ف�ر� �ع�م�ل ع�ل�ى �اه� �ن �ع�م�ل ت اس� م�ن�

“Barangsiapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesuatu, dan kami

beri upah menurut semestinya, maka apa yang ia ambil lebih dari upah yang semestinya,

maka itu namanya korupsi”. (HR. Abu Dawud dari Buraidah).

Jadi semua komisi atau hadiah yang diterima seorang petugas atau pejabat dalam

rangka menjalankan tugasnya bukanlah menjadi haknya. Misalnya seorang staf sebuah

kantor pemerintahan dalam pembelian inventaris kantornya dia mendapat discount dari si

penjual, maka discount tersebut bukanlah menjadi miliknya, tetapi menjadi milik kantor.

Contoh lainnya yang sering terjadi adalah seorang pejabat menerima hadiah dari calon

tender supaya calon tender yang memberi hadiah tersebut yang mendapat tender tersebut.

Ghulul juga adalah pencurian dana (harta kekayaan) sebelum dibagikan, termasuk di

dalamnya adalah dana jaring pengaman sosial. Contohnya adalah kasus pencurian terhadap

barang-barang bantuan yang seharusnya diserahkan kepada korban bencana alam berupa

gempa dan tsunami di Aceh.

Bentuk lain dari penyalahgunaan jabatan (ghulul) adalah perbuatan kolutif

misalnya mengangkat orang-orang dari keluarga, teman atau sanak kerabatnya yang tidak

memiliki kemampuan untuk menduduki jabatan tertentu, padahal ada orang lain yang lebih

mampu dan pantas menduduki jabatan tersebut.

2.      Sariqah

Syekh Muhammad An-Nawawi al-Bantani mendefinisikan sariqah dengan “Orang

yang mengambil sesuatu secara sembunyi-sembunyi dari tempat yang dilarang mengambil

dari tempat tersebut”. Jadi syarat sariqah harus ada unsur mengambil yang bukan haknya,

secara sembunyi-sembunyi, dan juga mengambilnya pada tempat yang semestinya. Kalau

14

Page 15: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

ada barang ditaruh di tempat yang tidak semestinya untuk menaruh barang menurut beliau

bukan termasuk kategori sariqah.

Islam mengakui dan membenarkan hak milik pribadi, oleh karena itu, Islam akan

melindungi hak milik tersebut dengan undang-undang. Orang yang melakukan pencurian

berarti ia tidak sempurna imannya karena seorang yang beriman tidak mungkin akan

melakukan pencurian sebagaimana sabda Rasulullah saw:

م�ؤ�م�ن� و�ه�و� ر�ق� �س� ي ح�ين� ار�ق� الس/ ر�ق� �س� ي ال

“Pencuri tidak akan mencuri ketika dia dalam keadaan beriman” (HR al-Bukhari-Muslim

dari Abu Hurairah)

3.         Khianat

Khianat adalah tidak menepati amanah, ia merupakan sifat tercela.

Sifat khianat adalah salah satu sifat orang munafiq sebagaimana sabda Rasulullah saw.

bahwa tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga, yaitu apabila berkata berdusta, apabila

berjanji ingkar, dan apabila diberi amanah berkhianat.

Oleh karena itu, Allah SWT. sangat membenci dan melarang khianat. Allah berfirman:

�م� نت� و�أ �م� �ك �ات م�ان

� أ � �وا �خ�ون و�ت س�ول� و�الر/ /ه� الل � �وا �خ�ون ت � ال � �وا آم�ن /ذ�ين� ال 8ه�ا ي� أ �ا ي

�م�ون� �ع�ل ت

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan

janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang

kamu mengetahui”. (QS al-Anfâl [8]: 27)

Orang-orang yang beriman mestinya menjauhi sifat tercela ini, bahkan seandainya mereka

dikhianati Rasulullah saw. melarang untuk membalasnya dengan pengkhianatan pula.

Sabda beliau:

�ك� ان خ� م�ن� �خ�ن� ت � و�ال �ك� �م�ن �ت ائ م�ن� �ل�ى إ �ة� م�ان� األ �د< أ

“Sampaikan amanat kepada orang yang mempercayaimu dan jangan berkhianat kepada

orang yang mengkhianatimu” (H.R. Ahmad dan Abu Daud dari Abu Hurairah).

4.      Risywah (suap)

Secara harfiyah, suap (risywah) berarti رطيل� batu“ الب bulat yang jika

dibungkamkan ke mulut seseorang, ia tidak akan mampu berbicara apapun”. Jadi suap bisa

membungkam seseorang dari kebenaran. Menurut Ibrahim an-Nakha’i suap adalah “Suatu

yang diberikan kepada seseorang untuk menghidupkan kebathilan atau untuk

menghancurkan kebenaran”. Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz mendefinisikan suap 15

Page 16: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

dengan “Memberikan harta kepada seseorang sebagai kompensasi pelaksanaan mashlahat

(tugas, kewajiban) yang tugas itu harus dilaksanakan tanpa menunggu imbalan atau uang

tip”.

Dasar hukum pelanggaran suap adalah firman Allah SWT:

ع�ر�ض� � أ و�� أ �ه�م� �ن �ي ب �م� ف�اح�ك ج�اء�وك� �ن� ف�إ �لس8ح�ت� ل �ون� /ال �ك أ �ذ�ب� �ك �ل ل م/اع�ون� س�

�ن� ف�ل �ه�م� ع�ن �ع�ر�ض� ت �ن� و�إ �ه�م� ع�ن

�ح�ب8 ي /ه� الل �ن/ إ �ق�س�ط� �ال ب �ه�م� �ن �ي ب �م� ف�اح�ك �م�ت� ح�ك �ن� و�إ �ا �ئ ي ش� وك� �ض�ر8 ي

�م�ق�س�ط�ين� ال

“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan

yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan),

maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika

kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu

sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu)

di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

adil.“ (QS al-Mâidah [5]: 42)

Suap bisa terjadi apabila unsur-unsurnya telah terpenuhi. Unsur-unsur suap meliputi,

pertama yang disuap (al-Murtasyi), kedua, penyuap (al-Rasyi), dan ketiga, suap (al-

Risywah). Suap dilarang dan sangat dibenci dalam Islam karena sebenarnya perbuatan

tersebut (suap) termasuk perbuatan yang bathil.

Allah SWT berfirman:

م<ن� ف�ر�يق�ا � �وا �ل ك� �أ �ت ل � /ام �ح�ك ال �ى �ل إ �ه�ا ب � �وا �د�ل و�ت �اط�ل� �ب �ال ب �م �ك �ن �ي ب �م �ك م�و�ال

� أ � �وا �ل �ك �أ ت � ال

�م� نت� و�أ � �م �ث �اإل ب /اس� الن م�و�ال�

� أ

�م�ون� �ع�ل ت

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu

dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada

hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain dengan

(jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”. (QS al-Baqarah [2]: 188)

Baik yang menyuap maupun yang disuap dua-duanya dilaknat oleh Rasulullah saw.

sebagai bentuk ketidaksukaan beliau terhadap perbuatan keduanya. Rasulullah saw.

bersabda:

16

Page 17: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

ي� – – �ش� ت �م�ر� و�ال اش�ي �لر/ ا وسلم عليه الله صلى /ه� �لل ا ول� س� ر� �ع�ن� ل

“Rasulullah saw. melaknat penyuap dan yang disuap”. Riwayat yang lain, Ahmad ibn

Hanbal dari Tsauban r.a. berkata:

�ش� ائ و�الر/ �ش�ي� ت �م�ر� و�ال اش�ي� الر/ /م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل /ه� الل ص�ل/ى /ه� الل ول� س� ر� �ع�ن� ل

�ه�م�ا �ن �ي ب �م�ش�ي ي /ذ�ي ال �ي �ع�ن ي

“Rasulullah SAW. melaknat penyuap dan yang disuap dan si perantara. Artinya orang

yang menjadi perantara suap bagi keduanya”.

17

Page 18: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

BAB III

KESIMPULAN

Dipandang dari sila ke 1, sudah jelas bahwa korupsi itu adalah tindakan yang tidak

dibenarkan oleh norma-norma agama apapun itu bentuknya seperti yang telah

dijelaskan di atas. Dan Allah akan melaknat manusia yang berbuat tindak pidana

korupsi.

Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi. Korupsi itu terjadi ketika ada niat dan

kesempatan. Kunci terwujudnya Indonesia sebagai Negara hukum adalah menjadikan

nilai-nilai pancasila dan norma-norma agama serta peraturan perundang-undangan

sebagai acuan dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia. Suatu pemerintah dengan

pelayanan publik yang baik merupakan pemerintahan yang bersih (termasuk dari

korupsi) dan berwibawa. Upaya menghidupkan komunisme dan soparatisme

merupakan lawan dari pancasila. Ancaman terhadap pancasila sebagai ideologi dapat

dikategorikan sebagai tindakan ingin meniadakan pancasila dan ingin merubah

pancasila. Korupsi adalah perubuatan pelanggaran hukum, sebuah tindak pidana.

Memang tidak ada hubungannya dengan pancasila tetapi termasuk menghianati Negara.

Sedangkan penghianatan Negara lewat korupsi sudah pasti penghianat terhadap azas

atau dasar dari Negara yaitu Pancasila.

18

Page 19: Makalah Korupsi Dipandang Dari Sila Ketuhanan

BAB IV

KEPUSTAKAAN

1. http://politik.kompasiana.com/2013/05/31/pancasila-dan-korupsi-560831.html ,

diakses pada tanggal 4 Oktober 2013 pukul 17.05

2. http://farahfitriani.wordpress.com/2011/04/17/apa-itu-korupsi/ , diakses pada tanggal 5

Oktober 2013 pukul 18.02

3. http://ajigoahead.blogspot.com/2013/01/korupsi-dalam-perspektif-islam-dan.html , diakses

pada tanggal 5 Oktober 2013 pukul 18.19

4. http://dunginong.wordpress.com/2011/10/31/pengertian-sila-1-ketuhanan-yang- maha-esa/, diakses pada tanggal 6 Oktober 2013 pukul 16.55

19