bab iii hubungan iran dengan negara-negara p5+1neprints.umm.ac.id/50082/4/bab iii.pdf · dengan...

49
64 BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1N Dalam bab ini, Hubungan-hubungan Iran dengan negara-negara P5+1N adalah sebuah upaya diplomasi Iran terhadap negara-negara P5+1N untuk mengubah anggapan mereka bahwa Iran tidak memproduksi nuklir untuk membuat senjata pemusnah massal, tetapi nuklir tersebut untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya. Terdapat beberapa agenda penting yang terjadi sehingga menghasilkan perjanjian JCPOA (Joint Comperhensive Plan of Action). Adanya agenda tersebut yaitu dapat diketahui melalui hubungan Iran dengan 6 negara yang dijelaskan dalam hubungan Iran dengan negara-negara P5+1N, antaralain yaitu Amerika Serikat, EU+3, China dan Rusia. Adapun tahun-tahun dalam agenda tersebut dijelaskan dalam bab ini. Sementara itu, kepentingan Iran dalam perjanjian JCPOA akan dibahas pada bab IV. 3.1 Amerika Serikat Terdapat beberapa tahun penting yang penulis catat mengenai hubungan Amerika Serikat dengan Iran. Pada tahun 1957-1979, pada tahun 1996-2010, pada tahun 2010-2016 awal.

Upload: others

Post on 28-Jul-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

64

BAB III

Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1N

Dalam bab ini, Hubungan-hubungan Iran dengan negara-negara P5+1N

adalah sebuah upaya diplomasi Iran terhadap negara-negara P5+1N untuk mengubah

anggapan mereka bahwa Iran tidak memproduksi nuklir untuk membuat senjata

pemusnah massal, tetapi nuklir tersebut untuk memenuhi kebutuhan energi dalam

negerinya. Terdapat beberapa agenda penting yang terjadi sehingga menghasilkan

perjanjian JCPOA (Joint Comperhensive Plan of Action). Adanya agenda tersebut

yaitu dapat diketahui melalui hubungan Iran dengan 6 negara yang dijelaskan dalam

hubungan Iran dengan negara-negara P5+1N, antaralain yaitu Amerika Serikat,

EU+3, China dan Rusia. Adapun tahun-tahun dalam agenda tersebut dijelaskan dalam

bab ini. Sementara itu, kepentingan Iran dalam perjanjian JCPOA akan dibahas pada

bab IV.

3.1 Amerika Serikat

Terdapat beberapa tahun penting yang penulis catat mengenai hubungan

Amerika Serikat dengan Iran. Pada tahun 1957-1979, pada tahun 1996-2010, pada

tahun 2010-2016 awal.

Page 2: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

65

A. Tahun 1957-1979.

Dalam perkembangannya, teknologi nuklir Iran memiliki beberapa tujuan dan

alasan utama yang penting bagi Iran dalam persaingan dikawasan dan di dunia. Pada

dasarnya terdapat tiga alasan dan tujuan Iran dalam mengembangkan teknologi

nuklirnya, Pertama yaitu, agar memperkuat sektor perekonomian Iran yang selama

ini hanya mengandalkan eksport dari minyak bumi dan gas. Dengan adanya

pengalihan sumber energi alternatif listrik dari minyak ke teknologi nuklir, maka Iran

dapat menghemat cadangan minyak bumi dan biaya produksi listrik melalui teknologi

nuklir jauh lebih murah dibandingkan mengkonversi minyak bumi menjadi energi

listrik. Kedua, teknologi nuklir sebagai bargaining power Iran di kawasan Timur

Tengah terhadap Israel yang menjadi sekutu AS menentang pengembangan teknologi

nuklir Iran. Ketiga, pengembangan teknologi nuklir Iran sebagai waktu yang tepat

untuk Iran memperlihatkan kepada dunia bahwa Iran dapat diperhitungkan

kekuatannya baik dikawasan maupun di dunia.1

Keterlibatan Iran dalam penelitian dan pengembangan nuklir dimulai sejak

tahun 1957 yaitu pada masa kepemeimpinan Shah Reza Pahlevi atas bantuan dari

Amerika Serikat. Amerika Serikat dan Iran menandatangani Nuclear Coorporation

Agreement pada tahun 1957 dan mulai beroprasi pada 1959. Fasilitas nuklir yang

pertama kali dibangun adalah Teheran Nuclear Research Center (TNCR) pada tahun

1967 yang bertempat di Teheran University dan dijalankan oleh Atomic Energy

1 Muhsin Labib, dkk, 2006, Ahmadinejad: David di Tengah Angkara Goliath Dunia, Bandung:

Hikmah Populer, hal. 187-188.

Page 3: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

66

Organization of Iran (AEOI). Program nuklir Iran tidak hanya mendapatkan

dukungan dari AS, negara Eropa seperti Jerman dan Perancis juga mendukung

program tersebut. Dua negara tersebut pada tahun 1974 menandatangani kesepakatan

dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program

nuklir Iran melalui dua perusahaan yaitu Kraftwerk Union (KWU) dan Framatome

yang akan dipasang di fasilitas nuklir Bandar El-Abbas.2

Sejatinya pengembagan teknologi nuklir Iran telah dilakukan pada masa

kepemimpinan Shah Reza Pahlevi pada tahun 1960. Pada saat itu hubungan antara

Iran dan AS terjalin dengan baik. Amerika Serikat memanfaatkan sumber minyak

bumi Iran untuk dijual kembali ke pasar Internasional, dan Shah Reza Pahlevi

memanfaatkan Amerika Serikat untuk memperpanjang kekuasaannya di Iran. Namun,

pasca Revolusi Islam yang terjadi pada tahun 1979 hubungan bilateral Iran dan

Amerika Serikat yang berhubungan dengan teknologi nuklir diputuskan secara

sepihak oleh AS. Hal ini dilakukan oleh AS pasca terjadinya Revolusi Islam Iran,

Iran yang pada saat itu dipimpin oleh tokoh revolusionernya yaitu Ayatullah

Khomeini merubah arah politik Iran dan hal itu bertentangan dengan kebijakan luar

negeri Amerika Serikat.3

2 Resty Meiva Rizky, Perubahan Kebijakan Nuklir Iran di Era Pemerintahan Hassan Rouhani, UR

Jurnal, Vol, 1, No, 1 (2014), Riau: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Riau, hal. 2. 3 Ragil Wibsono, 2011, Respon Amerika Serikat Terhadap Pengembangan Teknologi Nuklir Iran

2005-2010, Skripsi, Jakarta: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, hal. 55.

Page 4: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

67

B. Tahun 1996-2010.

Setiap kali kita mendengar hubungan Iran dengan Amerika Serikat sedang

mengalami masa tegang, setiap kali pula AS mengatakan Iran memiliki senjata

pemusnah massal dan hal itu membahayakan stabilitas dan keamanan di Timur

Tengah. Terdapat suatu kasus yaitu serpihan radiasi yang terjadi di salah satu reaktor

nuklir pada pertengahan Juli 1996 yang menyebabkan diungsikannya sekitar 50

teknisi Jerman, atas kejadian tersebut telah mengangkat kembali isu persoalan senjata

nuklir Iran ke permukaan. Para pejabat AS pun, selain menggunakan masalah

terorisme juga menggunakan masalah senjata nuklir dengan kedok untuk

menyudutkan negara tersebut. Pada 5 Agustus 1996 Presiden Amerika Serikat Bill

Clinton menandatangi undang-undang d‟Amato yaitu memberi sanksi kepada

perusahaan asing yang menanamkan investasinya di sektor minyak dan gas di Iran

dan Libya. Selain itu, Amerika Serikat menuduh satuan khusus dari Kementrian

Pertahanan Iran menyewa sejumlah warga asing di luar negeri untuk mencari

informasi dan bahan uranium untuk keperluan pengembangan senjata nuklir.4

Setelah peristiwa 11 September 2001, Amerika Serikat merubah sikap dari

tidak peduli menjadi peduli untuk melakukan tindakan. Iran bukan hanya menjadi

sebuah masalah, melainkan sumber masalah. Dimulai dengan kekacauan yang

dilakukan oleh AS dengan menginvasi Irak serta upaya ceroboh dengan melakukan

negosiasi nuklir akan memperburuk isu regional. Tuduhan yang dilakukan Amerika

serikat terhadap nuklir Iran merupakan salah satu upaya konfrontasi, dimana

4 Musthafa Abd. Rahman, 2003, Iran Pasca Revolusi, Jakarta: Kompas, hal. 164-165.

Page 5: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

68

ketidakadaan bukti dinggap sebagai bukti dari kesalahan. Anehnya, krisis nuklir ini

bukan merupakan masalah legalitas akan tetapi lebih kepada masalah prilaku. Secara

umum antusias dari Amerika serikat mendelegasikan masalah nuklir kepada Eropa

dengan mengindikasikan bahwa mereka tidak akan senang kecuali Iran menghentikan

program nuklirnya. Disatu sisi, munculnya kelompok garis keras di Iran

mengisyaratkan bahwa tidak akan ada kesepakatan apapun dengan Eropa maupun

Amerika Serikat, dan bersikeras untuk melanjutkan penganyaan uranium.5

Hubungan yang terjadi antara Iran dan Amerika serikat berjalan tidak baik

dikarenakan adanya kecurigaan terhadap Iran oleh Amerika Serikat. Pada tanggal 11

Februari 2003, Iran mendeklarasikan kemampuannya dalam memperkaya uranium.

Barat terutama Amerika Serikat mengerahkan segala daya dan kemampuannya untuk

memaksa Iran agar menghentikan aktivitas nuklirnya. Sanksi embargopun menjadi

alat bagi Amerika Serikat untuk menghadapi Iran, menurut para perancang kebijakan

lemahnya perekonomian akan bisa memaksa Iran untuk menghentikan Iran proyek-

proyek besar seperti proyek teknologi nuklir. Berbagai macam embargo teknologi,

keuangan, investasi, jasa dan sebagainya untuk melumpuhkan Iran. Akan tetapi

semua langkah yang dilakukan AS tersebut tidak berhasil untuk menjauhkan Iran dari

teknologi nuklir.6

5 Dio Tan Brani, dkk, 2017, Kebijaka Politik Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Program Nuklir

Republik Islam Iran. Unila Jurnal, Vol, 1, No, 1, (2017), Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung, hal. 3. 6 Muhammad Alcaff, 2008, Perang nuklir? Militer Iran, Jakarta: Zahra Publishing House, hal. 102.

Page 6: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

69

Semenjak Iran mengumumkan keberhasilannya dalam menguasai teknologi

nuklir, kebijakan Barat termasuk AS dalam mencegah proyek nuklir Iran memasuki

tahap baru. Untuk itu, Barat telah mempersiapkan tiga tahap, yaitu penangguhan,

penghentian dan pemusnahan. Dalam hal ini AS memerankan sebagai “polisi jahat”

sedangkan Eropa masuk dengan peran sebagai pihak yang ingin menyelesaikan

masalah dengan cara terbaik. Amerika Serikat menjadikan pelimpahan isu nuklir Iran

ke meja Dewan Keamanan PBB sebagai langkah terakhir, sementara Eropa memilih

cara untuk bermain tahap demi tahap.7

Program nuklir Iran terus dilanjutkan walaupun Iran terus mendapatkan

tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya. Tekanan yang dilakukan oleh Amerika

Serikat sesuai dengan Resolusi-Resolusi yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan

PBB (DK-PBB), selama ini sanksi tersebut berupa embargo ekonomi, sanksi

pelarangan ekspor-impor peralatan perang, dan pengisolasian Iran dikalangan

Internasional. Akan tetapi, pada kenyataannya Iran masih dapat untuk mandiri tanpa

mengandalkan pertolongan dalam sektor ekonomi dari negara lain.8

Pada saat Amerika Serikat berada dibawah kepemimpinan George Bush,

selain kecaman dan deretan sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat terhadap

Iran, AS berulangkali mengancam akan menggunakan kekuatan militer terhadap Iran

apabali Iran tidak mau untuk bekerjasama terkait dengan program nuklirnya. Disatu

sisi, Iran sendiri menyatakan tidak akan menghentikan program pengembangan

7 Ibid., hal. 103 8 Ragil Wibsono, Op.cit., hal. 59

Page 7: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

70

nuklirnya dengan mengatasnamakan hak nasional Iran. Ditambah lagi dalam

pandangan Amerika Serikat, Iran dinilai tidak transparan dalam proses investigasi dan

ditemukan melanggar dalam kesepakatan yang termuat dalam NPT pada tahun 2005.9

Setahun kemudian secara mengejutkan Presiden Ahmadinejad mengumumkan bahwa

Iran telah berhasil memperkaya uranium menjadi 3,5% U-235 dengan menggunakan

164 sentrifugal, dan mengklaim bahwa Iran telah dengan bergabung dengan negara-

negara yang memiliki teknologi nuklir.10

Selama ini Iran telah mengupayakan untuk meyakinkan dunia Internasional

bahwa nuklir yang mereka buat untuk tujuan damai. Iran merupakan salah satu negara

yang diintervensi dalam masalah program nuklir. Namun demikian, Iran dibawah

kepemimpinan Ahmadinejad tidak mengingkan negaranya untuk diintervensi oleh

Amerika Serikat terutama dalam masalah program pengembangan nuklir. Presiden

AS George Bush mengatakan bahwa semua negara-negara Timur Tengah termasuk

Iran harus diteliti dan diperiksa Oleh IAEA dalam pengembangan dan Pengayaan

energi nuklir serta kekuatan militernya.11

Seperti yang kita ketahui bahwa sikap standar ganda yang diterapkan oleh

Amerika Serikat adalah bentuk dari perubahan arah kebijakan AS sesuai dengan

progress dan kepentingan nasionalnya. Terlihat pada kebijakan nuklir Amerika

9 Meutia Larasati, 2014, Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Program Nuklir Iran Pada

Masa Pemerintahan George Walker Bush dan Barack Hussein Obama, Thesis, Yogyakarta: Program

Studi PascaSarjana Hubungan Internasional, Universitas Gajah Mada, hal. 1-2. 10 Aftab Alam, 2011, Sanctioning Iran: Limits of Coercive Diplomacy, diases dalam

https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/097492841006700103, dalam Ibid., hal. 2 11 Amanda Rachmadianti, dkk, Kebijakan Luar Negeri Iran terhadap Amerika Serikat Mengenai Isu

Nuklir pada masa Hasan Rouhani, UNEJ Jurnal, Vol, 1, No, 1 (2012) , Jember: Hububngan

Internasional Universitas Jember, hal. 2.

Page 8: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

71

Serikat berkaitan dengan Iran, kerjasama nuklir dengan Iran yang berubah sejak

terjadinya peristiwa 11 September dan kebijakan war on terrorism yang diterapkan

oleh Amerika serikat. Desakan dari sekutu Amerika Serikat yaitu Israel yang merasa

insecure dengan pengembangan nuklir. Iran merasa terancam berdasarkan sejarah

perang yang pernah terjadi dan adanya sentiment Anti-yahudi yang berkembang di

negara-negara Islam yang ada di Timur Tengah, hal itu memaksa pemerintah

Amerika Serikat untuk menghentikan pengembangan nuklir Iran karena

dikhawatirkan Iran akan meluncurkan senjata nuklirnya apabilah teknologi tersebut

telah selesai dikembangkan oleh Iran.12

Selaras dengan itu semasa pepemimpinan Ahmadinejad Iran mendapatkan

sanksi oleh Dewan Keamanan PBB yang mengakibatkan Iran kesulitan dalam

menjalankan ekonominya. Terdapat 5 sanksi yang diberikan oleh DK-PBB, antara

lain yaitu; Resolusi 1696, Resolusi 1737, Resolusi 1747, Resolusi 1803, Resolusi

1835, dan Resolusi 1929.13

C. Tahun 2010-2016 awal.

Dalam masa Pemerintahan Obama, pencapaian kesepakatan dengan Iran

terkait program nuklirnya masih menjadi tantangan dalam kebijakan luar negeri

Amerika Serikat. Sepintas, upaya yang dilakukan oleh presiden Obama untuk

membuat Iran menghentikan program nuklirnya tampak tidak jauh berbeda dengan

12 Aldino Yoshitomo, Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Pengembangan Nuklir India

dan Iran, Unmul Jurnal, Vol, 5, No, 4 (2017), Samarinda: Hubungan Internasional Universitas Unmul.

hal 13. 13 Resty Meiva Rizky, Op. Cit., hal. 4

Page 9: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

72

yang dilakukan oleh presiden Bush. Meskipun tidak bersandar pada kekuatan militer,

Amerika Serikat sendiri dibawah kepemimpinan Obama memperketat banyak sanksi

yang telah diterapkan terhadap Iran sebelumnya dengan memperluas embargo senjata

di tahun 2010. Bahkan, sebagai dampak tidak tercapainya kesepakatan dengan pihak

Iran dalam perundingan-perundingan dalam periode pemerintahan Obama. Amerika

Serikat dan Negara-negara sekutunya di Eropa menjatuhkan hukuman bagi Iran

dengan memberlakukan Oil Embargo atau larangan impor minyak dari Iran pada

tahun 2012. Selain itu, Iran juga dikenakan sanksi lanjutan yaitu berupa larangan

perdagangan logam mulia emas, berlian dan barang berharga milik badan public Iran

yang berada di Eropa, larangan kerjasama dengan bank, asuransi dan PMA (Produce

Marketing Association) dalam sektor gas dan minyak bumi Iran. Sementara itu untuk

aset pemerintah yang dimiliki oleh Iran baik di Amerika Serikat maupun di Eropa

juga dibekukan. Beberapa sanksi tersebut diharapkan pemerintah Obama dapat

melemahkan perekonomian Iran sehingga akan memaksa Iran untuk kembali ke meja

perundingan terkait dengan isu nuklirnya.14

Amerika Serikat, pertama kali mengenakan sanksi pada tahun 1980, yaitu

melarang bisnis dan individu Amerika Serikat melakukan perdagangan dengan Iran

kecuali dengan persetujuan Departemen Keuangan. Pada tahun 2008, Amerika

Serikat memperkenalkan pembatasan keuangan lebih jauh dengan melarang bank-

bank Amerika bertindak sebagai perantara dana dari Iran. Pada bulan Juli 2010,

undang-undang melarang pasokan bahan bakar ke Iran yang sangat diperlukan

14 Meutia Larasati, Op.cit., hal. 2-3

Page 10: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

73

sebagai produk olahan dan menghukum kelompok-kelompok asing yang berinvestasi

pada sektor minyak. Pada November 2011, Amerika Serikat memberikan sanksi

terhadap individu yang mendukung pengembangan sektor minyak Iran, kemudian

pada Desember 2011, AS membekukan aset lembaga keuangan asing yang

berhubungan dengan Bank Sentral Iran dalam kaitan di sektor minyak. Pada 31 Juli

2012, Obama memberlakukan sanksi ekonomi baru pada bidang ekspor minyak Iran

dan pada dua bank China dan Irak yang melakukan bisnis dengan Teheran. Pada 3

Juni 2013, AS mengumumkan sanksi baru yang difokuskan pada mata uang rial dan

pada sektor otomotif. Pada 31 Juli 2013, tiga hari sebelum pelantikan Presiden baru

Iran yaitu Rouhani. US House of Representatives untuk menyetujui sanksi baru yang

akan memberatkan pada batasan ketat terhadap industri minyak Iran, pada sektor

otomotif, dan pada pertambangan. Namun undang-undang tersebut belum disetujui

oleh Senat.15

Terpilihnya Hassan Rouhani menjadi pemimpin baru Iran pada Juni 2013,

melakukan perubahan baru untuk Iran. Rouhani dianggap lebih moderat dan terbuka

dengan Barat, Rouhani juga melakukan beberapa hal yang sejak lama tidak dilakukan

oleh presiden Iran sebelumnya. Salah satunya Rouhani menelpon Presiden Amerika

Serikat yaitu Obama selama 15 menit pada saat ia berkenjung ke PBB untuk

membicarakan hubungan politik yang kurang baik dari kedua negara tersebut yang

15 Yan Chrisna Dwi Atmaja, Menlu Rusia Bergabung Dalam Perundingan Nuklir Iran di Jenewa,

diakses dalam http://www.satuharapan.com/read-detail/read/menlu-rusia-bergabung-dalam-

perundingan-nuklir-iran-di-jenewa (27/2/2019, 16:08 WIB)

Page 11: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

74

sudah berlangsung selama 34 tahun.16

Hassan Rouhani berniat mengadakan

perundingan dengan kelompok Proliferation (P5+1N) yang beranggotakan Amerika

Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, China dan Jerman bertempat di Jenewa demi

menjaga perdamaian dan menyelesaikan sengketa nuklir pada bulan September 2013.

Hassan Rouhani juga mulai menunjukan jalur transparansi politik setelah adanya

perundingan pertama antara Iran dan kelompok P5+1N pada tanggal 26 September

2013. Perundingan tersebut bertujuan memperbaiki hubungan diplomatik antara Iran

dan Amerika Serikat, adanya negosiasi untuk menyelesaikan kasus sengketa nuklir

oleh badan hukum Internasional. Pertemuan yang dilakukan di Jenewa pada bulan

Oktober untuk menghasilkan Interim Agreement yang mana Iran dapat menerima

bantuan uang dan cadangan devisa yang telah diblokir oleh Amerika Serikat, hal

tersebut dapat menjadi titik tengah untuk menyelesaikan konflik nuklir.17

Iran menginginkan perdamaian dengan negara Barat terutama Amerika

Serikat tanpa adanya peperangan. Isi dari Interim Agreement antara lain adalah

perjanjian antara Iran dan Amerika Serikat dengan Iran dalam memperbaiki

hubungan diplomatik Iran dalam memperbaiki hubungan diplomatik Iran dengan AS.

Duta besar Iran untuk PBB yang bernama Mohammad Khazei juga menyatakan

bahwa konflik yang tidak terselesaikan atas program nuklir Iran dapat segera

diselesaikan jika enam negara yang terlibat dalam negosiasi menunjukkan

kemampuan politik yang sama dengan Iran dengan tujuan untuk menghilangkan

16 Resty Meiva Rizky, Op.Cit., hal. 5 17 Amanda dkk, Op. Cit., hal. 3

Page 12: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

75

ambiguitas atau untuk menyatukan penafsiran yang sama dari permasalahan nuklir

Iran.18

Hubungan antara Iran dengan Amerika Serikat membaik dikarenakan

pemerintah Iran mengeluarkan kebijakan luar negeri yang berdampak baik pada

hubungan kedua negara. Salah satunya adalah adanya perbaikan hubungan bilateral

antara Iran dengan kelompok P5+1N termasuk Amerika Serikat. Pada tanggal 31 Juli

2013, Iran dan Amerika Serikat mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan kedua

negara tersebut mendorong peningkatan diskusi tentang bagaimana menyesuaikan

kebijakan sanksi yang dilakukan Dewan Keamanan PBB dan Amerika Serikat yang

mana Iran tidak dapat memperluas transaksi dalam sektor ekonomi dan Iran

mengalami pengurangan dalam penjualan minyak bumi dengan negara-negara lain.

Kongres Amerika serikat menghukum bank asing yang membantu Iran menukar mata

uang asing yang dilakukan di luar negeri. Obama juga telah meminta Kongres untuk

menunda tindakan yang lebih lanjut dari negosiasi dengan negara P5+1N unuk

memberikan kesempatan terhadap Iran menguji fleksibilitas Iran terhadap tekanan

dan sanksi dari Dewan PBB.19

Presiden Obama menegaskan bahwa perlunya untuk membangun kerjasama

baru setelah hubungan yang tidak baik selama puluhan tahun. Obama menawarkan

18 Tim Redaksi Islam Times, Isu Nuklir Iran Akan Selesai, diakses dalam

http://www.islamtimes.org/vdcft0dm0w 6dyxa.,8iw.html, dalam Amanda Rachmadianti, dkk,

Kebijakan Luar Negeri Iran terhadap Amerika Serikat Mengenai Isu Nuklir pada masa Hasan

Rouhani, UNEJ Jurnal, Vol, 1, No, 1 (2012) , Jember: Hububngan Internasional Universitas Jember,

hal. 3-4. 19 Kenneth Katzman. 2013. Interim Agreement on Iran’s Nuclear Program. Washington DC:

Congressional Research Service, hal, 68, dalam Ibid., hal. 11

Page 13: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

76

keringanan sanksi yang bersifat secara luas sebelum dimulainya negosiasi di Jenewa

pada 15-16 Oktober 2013. Dalam menghitung tentang hal-hal yang akan terjadi dari

sanksi tersebut, Amerika Serikat memperkenalkan bisnis baru dengan perusahaan-

perusahaan Iran, terutama dalam bidang bisnis minyak, emas, arsitektur dan otomotif.

Dalam berbagai macam hal Obama mulai mengurangi tekanan terhadap Iran dan

memperlambat kinerja dari sanksi pasca pemilihan Presiden Iran Rouhani. Selain

keputusan Obama untuk menunda sanksi yang baru tehadap Iran, Obama juga

memberikan keringanan nilai dolar yang bernilai minimal $20 miliar atau lebih.

Sanksi dolar tersebut berupa pengembalian aset Iran yang dibekukan, transfer emas

ke Iran untuk penjualan minyak dan gas alam, ekspor petrokimia dan pencabutan

sanksi di sektor otomotif Iran.20

3.2 Rusia

Terdapat beberapa tahun penting yang penulis catat mengenai hubungan Rusia

dengan Iran. Pada tahun 1989-1991, pada tahun 1991-2002, pada tahun 2006-2016

awal.

A. Tahun 1989-1991.

Hubungan antara Rusia dengan Iran sebenarnya sudah terjadi lama, tepatnya

pada bulan Juni tahun 1989 Hashemi Rafsanjani berkunjung ke Moskow. Terdapat

sejumlah perjanjian dari kunjungan tersebut termasuk tetntang kerjasama militer,

dalam perjanjian militer tersebut mingizinkan Iran untuk membeli pesawat militer

20 Mark Dubowitz, 2013, Examining Nuclear Negotiations-Iran After Rouhani’s First 100 Days,

Foundation For Defense of Democracies: Washington DC, hal, 7-8, dalam Ibid., hal. 12

Page 14: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

77

yang canggih termasuk MIG-29 dan SU-24. Ketergantungan Iran dalam segi militer

tersebut semakin meningkat pada saat perang teluk. Diantara negara-negara yang

berada di Timur Tengah, Rusia memiliki kedekatan paling dekat dengan Republik

Islam Iran. Selain itu, secara letak wilayah geografis yang berdekatan dari kedua

negara tersebut membuat hubungan antara Rusia dan Iran tidak hanya sebatas

hubungan politik dan ekonomi, tetapi berlanjut kepada keamanan regional.21

Iran merupakan salah satu negara besar di kawasasan Timur Tengah dengan

tradisi politik dan pola kepemimpinan yang khas. Dalam perkembangannya, Iran

sedang melakukan program pengembangan energi nuklir. Namun kebijakan program

pengembangan nuklir yang dilakukan oleh Iran telah memicu berbagai macam

persepsi dikalangan masyarakat Internasional. Oleh karena itu, program nuklir Iran

menjadi masalah yang diperdebatkan dalam politik internasional khususnya Amerika

Serikat, Rusia, China dan Eropa. Pengembangan nuklir nuklir Iran mendapatkan

protes keras oleh Barat. Namun, Rusia justru mendukung Iran dengan menyuplai

teknologi senjata terbaru. Rusia juga merupakan salah satu negara pemegang hak veto

di Dewan Keamanan PBB, selain itu Rusia juga berusaha membendung upaya-upaya

Barat untuk meloloskan resolusi yang mengharuskan Iran menghentikan program

pengayaan uraniumnya. Rusia juga tidak akan pernah ikut terhadap kekerasan dalam

penyelesaian masalah nuklir Iran.22

21 Robert O. Freedman, 2006, Russia, Iran and The Nuclear Question The putin Record, The Strategic

Studies Institute: United States, hal. 5. 22 Zuher Efendi Akbar, Kepentingan Rusia Dibalik Dukungannya Terhadap Program Nuklir Iran,

UNEJ Jurnal, Vol, XII, No, 1 (2015), Jember: Hububngan Internasional Universitas Jember, hal. 2.

Page 15: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

78

Iran telah membangun reaktor nuklir Bushehr yang difungsikan menjadi

sumber energy listrik bagi masyarakat Iran. Iran menyadari keterbatasan negaranya

untuk menyelesaikan sendiri pembangunan program pembangunan reaktor nuklir.

Oleh karena itu, Iran mulai menjalin beberapa kerjasama dengan negara lain. Pada

tahun 1975, Jerman sepakat untuk membantu Iran menyelesaikan pembangunan

reaktor nuklir. Namun karena munculnya perang antara Iran dengan Irak maka pada

tahun 1991 Jerman mengundurkan diri dari kerjasama tersebut, padahal reaktor

tersebut telah 90% komplit dan, 60% sisanya serta 50% untuk tower kedua.

Terjadinya perang antara Irak dan Iran, telah membuat kerugian besar terhadap Iran,

sehingga Iran membayar sejumlah uang kepada Siemens Kraftwerke Union untuk

menyelesaikan pembangunan reaktor tersebut.23

Pemerintah Rusia secara terang-terangan menyatakan siap dengan rencana

pembangunan reaktor nuklir Iran. Pada tahun 1991 Iran dan Rusia menandatangani

hubungan kerjasama ekonomi, yang menyebutkan bahwa Rusia akan membantu

membangun dua reaktor nuklir yang masing-masing reaktor tersebut memiliki

kekuatan 440 Megawatt. Keputusan Rusia tersebut mendapat tanggapan keras dari

Amerika Serikat, Israel dan negara-negara lainnya, Amerika Serikat terus-menerus

menekan Rusia agar menghentikan kesepakatan tersebut. 24

23 Ibid., hal. 4 24 Musthafa Abd. Rahman, Op. Cit., hal. 205

Page 16: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

79

B. Tahun 1991-2002

Pada tahun 1995, Rusia bersedia untuk menyelesaikan dua pembangkit energi

nuklir yang berada di Bushehr Iran. Rusia juga bersedia untuk mengirimkan mesin V-

320 915 MWe WER-1000 pressurized water reactor kedalam reaktor di Bushehr.25

Iran dan Rusia telah setuju untuk bekerjasama dalam pembangunan nuklir. Iran

mengajukan untuk pembuatan reaktor pertamanya yang akan diselesai dalam waktu 4

tahun, pembuatan reaktor nuklir tersebut bernilai $800 miliar.26

Rusia membagi

pembangunan tersebut menjadi dua tahap yaitu; pertama, para peneliti Rusia melihat

situasi maupun kondisi yang ada di Iran serta melihat sejauh mana kemungkinan

terburuk yang akan terjadi kemudian memeriksa struktur dan mendata apa saja yang

dibutuhkan. Kedua, Rusia akan melakukan beberapa perbaikan jika memang harus

ada sebelum dilakukan instalasi. Dalam protokol perjanjian, disebutkan bahwa Rusia

bersedia menyiapkan 30-50 Megawatt thermal, 2000 ton uranium dan training bagi

10-20 ilmuan nuklir Iran setiap tiga tahun.27

Amerika Serikat terlihat sangat bingung dengan ambisi yang dilakukan Iran

dalam mengembangkan uranium. Amerika yang berusaha selama delapan tahun

untuk merayu Rusia namun gagal. Pada saat itu, para ahli Amerika Serikat

menyarankan Rusia untuk menandatangani perjanjian yang intinya sebagai berikut:28

25 Fred Wehling, 1999, Russian Nuclear and Missile Export to Iran, The Non Proliferation Review.

California: Monterey Institute of International Studies, hal. 136, dalam Zuher Efendi Akbar, Op. Cit.,

hal. 5 26 Ibid. 27 Ibid. 28 Zika Zakiya, 2009, Peran Mahmoud Ahmadinejad Tentang Kebijakan Nuklir Iran, Skripsi, Depok:

Program Studi Politik, Universitas Indonesia, bab IV hal. 3.

Page 17: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

80

1. Rusia akan melarang segala bentuk kerjasama dengan Iran terutama dalam

distribusi light water reactor atau bahan bakar apapun yang bisa

menghidupkan reaktor di Bushehr. Termasuk memberi pelatihan bagi para

peneliti nuklir Iran

2. Rusia tidak boleh membantu Iran dalam bentuk apapun untuk menyediakan

teknologi dan komponen untuk memenuhi kebutuhan nuklir Iran. Termasuk

produksi heavy water, teknologi penelitian reaktor, konversi uranium,

pengayaan dan proses.

3. Demi keamanan nuklir, segala bahan bakar reaktor Bushehr yang disuplai

oleh Rusia akan dikembalikan Rusia dan tidak perlu disimpan di Iran. Bila

ingin melengkapi siklus nuklir, Iran harus membuat permohonan pada pihak

Rusia. Rusia juga punya hak untuk menghancurkan teknologi Iran yang sudah

dibangun atau sedang dibangun.

4. Rusia akan meminta Iran mematuhi Protokol IAEA sehingga badan ini

memiliki akses pada data nuklir yang dimiliki oleh Iran.

Pada tahun 2000, Rusia secara mengejutkan membatlakan perjanjian dengan

Amerika Serikat dan berniat untuk melanjutkan kerjasama nuklir dengan Iran.

Presiden Iran Khatami berkunjung ke Rusia pada bulan Maret 2001, dalam kunjungan

tersebut menghasilkan kesepakatan untuk memperluas kerjasama nuklir. Kementrian

Energi Rusia pada tahun 2002 mengumumkan perencanaan kesediaan Rusia

membangun reaktor nuklir baru selama 10 tahun, hingga tahun 2012. Pengumuman

yang dilakukan oleh Kementrian Energi Rusia itu dinilai sebagai titik balik hubungan

Page 18: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

81

kerjasama nuklir antara Iran dengan Rusia, yang sebelumnya hanya terbatas pada

reaktor nuklir Bushehr yang sudah berlangsung selama 10 tahun.29

Terdapat beberapa alasan utama mengapa Rusia membatalkan perjanjian

dengan Amerika Serikat terkait program nuklir. Pertama, penjualan reaktor nuklir

menghasilkan banyak keuntungan untuk mata uang Rusia, dan Rusia tidak dapat

memastikan bahwa jika bekerjasama dengan AS menjanjikan keuntungan besar untuk

keuangan Rusia. Kedua, reaktor pertama Iran telah mulai beroperasi, Iran juga telah

beberapa kali mengisyaratkan Rusia bahwa mereka akan membeli sejumlah tambahan

untuk reaktor nuklir. Ketiga, reaktor Bushehr yang di pasok dari pabrik-pabrik di

Rusia telah memperkerjakan insinyur dan teknisi Rusia dalam jumlah besar dengan

demikian membantu menjaga industri nuklir Rusia tetap hidup.30

C. Tahun 2006-2016 awal.

Rusia sendiri memiliki alasan ekonomi untuk mendukung pemerintahan Iran.

Perdagangan Rusia dengan Iran lebih sedikit dibandingkan dengan China. Pada akhir

2006, pemerintah Rusia telah menjual dan mengirim ke Iran 29 sistem pertahanan

udara M1-nya. Kemudian pada tahun 2008, total perdagangan antara kedua negara

tersebut mencapai $3.2 miliar dan diperkirakan meningkat dalam beberapa tahun ini.

Peningkatan tersebut dikarenakan kedua negara adalah produsen energi utama,

mereka memiliki minat yang sama dalam menetapkan kebijakan penetapan harga

untuk minyak dan gas alam. Namun, yang terpenting Rusia berperan dalam

29 Musthafa Abd. Rahman, Op. Cit., hal. 206 30 Robert O. Freedman, Op. Cit., hal. 17

Page 19: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

82

pembangunan pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir di Bushehr dan telah

membantu para ilmuan Iran untuk memperoleh pengetahuan nuklir. Akibat dari itu,

Rusia berselisih dengan Amerika Serikat mengenai cara menghadapi upaya Iran

untuk mendapatkan kemampuan pengembangan senjata nuklir. Rusia sendiri

memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB, secara konsisten menghambat upaya

yang dilakukan PBB untuk menghukum Iran.31

Disatu sisi Rusia memiliki dilema tersendiri untuk membantu Iran dalam

program nuklir Iran. Banyaknya tekanan dari negara-negara Barat menjadikan sebuah

masalah, tekanan-tekanan tersebut bertujuan untuk menghentikan pengembangan

nuklir Iran. Obama memberikan tekanan pada Rusia untuk membatasi pengiriman

teknologi nuklir ke Iran bahkan Obama juga memaksa Rusia untuk menghentikan

perjanjian yang telah dibuat oleh Iran dengan Rusia mengenai keinginan Rusia untuk

mengirimkan teknologi nuklirnya. Disatu sisi, Rusia tidak melihat rencana

pengembangan nuklir Iran sebagai suatu ancaman dan Rusia juga tidak ingin

menghancurkan hubungan jangka panjangnya yang sudah terjalin dengan Iran.

Menteri Energi Atom Rusia mengatakan bahwa Iran masih jauh dari proses

pembangunan senjata nuklir, karena teknologi yang dimiliki oleh Iran belum

mencapai dalam ketentuan dalam membangun senjata nuklir. Rusia juga mengatakan

bahwa transfer alat yang selama ini dilakukan oleh Rusia kepada Iran bukan

merupakan barang yang sensitif. Namun, dalam pandangan Amerika Serikat bahwa

31 George L. Simpson, Rusian and Chinese Support for Teheran, diakses dalam

https://www.meforum.org/2690/russian-chinese-support-for-iran (28/2/2019, 20.00 WIB)

Page 20: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

83

barang yang sensitif tersebut merupakan segala macam hal yang bisa dikembangkan

menjadi senjata nuklir. Walaupun disisi lain beberapa ilmuwan Rusia mulai ada yang

menghawatirkan pengembangan nuklir Iran yang sudah berada dalam kapasitas

pengembangan senjata.32

Ketertarikan Iran untuk melanjutkan dialog tingkat Internasional diungkap

dalam pembicaraan antara Rusia dan Iran melalui telepon. Menteri Luar Negeri Rusia

Sergey Lavrov mengatakan bahwa “semua peserta negosiasi berharap dapat

menandatangani dokumen akhir perundingan ini dalam waktu tingga sampai empat

bulan kedepan”. Dalam negosiasi tahap akhir terkait program nuklir Iran yang

dimulai pada Selasa 18 November di Wina. Kesepakatan untuk pemberian tenggat

waktu dan mekanisme pencabutan sanksi-sanksi dari Barat terhadap Iran belum bisa

tercapai. Iran bersikeras agar seluruh sanksi harus dicabut segera setelah

penandatanganan perjanjian.33

Para pakar menilai Rusia selalu mengambil sikap

konstruktif dan berkelanjutan sepanjang proses negosiasi isu nuklir Iran. Hal tersebut

ditegaskan dalam pembicaraan oleh Vladimir Putin dan Hassan Rouhani melalui

telepon mereka saling mengutarakan kepentingannya akan kelanjutan dialog isu

program nuklir.

Seorang pakar dari Institut Perkiraan dan Regulasi Politik, Aleksandr

Kuznetsov menagatakan “Kesepakatan Bersama Program Nuklir Iran (PNI) tidak

32 Zuher Efendi Akbar, Op. Cit., hal. 6 33 RBTH Galia Ibrahimova, Iran dan P5+1 Belum Bisa Mencapai Kesepakatan Program Nuklir,

diakses dalam

https://id.rbth.com/politics/2014/11/28/iran_dan_p51_belum_bisa_mencapai_kesepakatan_program_n

uklir_26093, (28/2/2019, 16:37 WIB)

Page 21: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

84

akan mempengaruhi citra internasional Rusia. Hal ini dikarenakan dalam beberapa

tahun terakhir ini Iran lebih aktif menjalankan proses perundingan dengan AS.

Walaupun Rusia adalah bagian dari P5+1, tetapi mereka mengerjakan penyelesaian

permasalahan yang lain”.34

Pada November 2014, Rusia dan Iran menandatangani kesepakatan untuk

membangun delapan pembangkit listrik energi nuklir secara bersamaan di Iran. Ini

merupakan kesepakatan terbesar dalam pasar nuklir selama beberapa tahun terakhir.

Kesepakatan ini termasuk pembangunan tahap kedua reaktor Bushehr dengan

menambah dua unit nuklir yang mungkin akan diperbesar menjadi empat dan rencana

pembangunan empat nuklir lainnya pada platform lain masih harus dipastikan.35

Rusia juga mendukung upaya Iran untuk mengekspor kelebihan produksi uranium

yang dihasilkan, dan sebagai gantinya Rusia akan mengirimkan uranium mentahnya

ke Iran. Rusia juga akan membantu Iran memoderenisasi reaktor nuklir di Arak dan

fasilitas uraniumnya yang ada di Fordo.36

34 Nikolay Surkov, Masa Depan Hubungan Rusia-Iran: Bersahabat, tetapi Tak Bersekutu, diakses

dalam https://id.rbth.com/politics/2015/04/10/masa_depan_hubungan_rusia-

iran_bersahabat_tetapi_tak_bersekutu_27427 (5/3/2019, 13:53 WIB) 35 Olga Samofalova Vzglyad, Era Baru Hubungan Iran-Tiongkok Ancam Kepentingan Rusia?, diakses

dalam https://id.rbth.com/politics/2016/03/29/era-baru-hubungan-iran-tiongkok-ancam-kepentingan-

rusia_579961 (5/3/2019, 14:10 WIB) 36 Rahman Asmardika, Rusia Akan Lanjutkan Perdagangan Nuklir dengan Iran, diakses dalam

https://news.okezone.com/read/2015/11/23/18/1254563/rusia-akan-lanjutkan-perdagangan-nuklir-

dengan-iran (29/3/2019, 23:30 WIB)

Page 22: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

85

3.3 China

Terdapat beberapa tahun penting yang penulis catat mengenai hubungan

antara China dengan Iran. Pada tahun 1971-2002, pada tahun 2002-2009, pada tahun

2009-2016 awal.

A. Tahun 1971-2002

Hubungan antara China dengan Iran sudah berlangsung sejak berabad-abad

yang lalu. Sejak menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1971, hubungan Iran

dengan China semakin dekat terutama dalam bidang ekonomi, energi, keamanan dan

politik.37

Dalam aspek ekonomi, kerjasama perdagangan terjalin dalam dua area yaitu

general trade dan oil-gas trade. Hubungan perdagangan terus meningkat secara

signifikan dari $400 juta pada tahun 1994 menjadi $29 miliar pada tahun 2008.

Peningkatan tersebut tidak lepas dari upaya-upaya yang dilakukan oleh kedua negara

untuk mengeksploitasi potensi ekonomi mereka diantaranya penandatanganan

beberapa perjanjian, menyelaraskan peraturan ekspor-impor melalui serangkaian

koordinasi yang dilakukan kedua negara, menghilangkan hambatan keuangan dan

perbankan dalam aktifitas perdagangan, menetapkan arbitrase legal. Iran merupakan

pasar penting bagi produk-produk dan teknologi China begitu sebaliknya China juga

menjadi pasar yang menguntungkan bagi komoditas minyak mentah Iran.38

37 Liu jun and WU lei, 2010, Key Issues China – Iran Relations dalam jurnal of Middle Eastern and

Islamic Studies (in Asia) Vol, 4, No, 1, 2010, Institute Studies Yunnan University, hal 41-42 diakses

dalam

https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/19370679.2010.12023147#aHR0cHM6Ly93d3cudGFu

ZGZvbmxpbmUuY29tL2RvaS9wZGYvMTAuMTA4MC8xOTM3MDY3OS4yMDEwLjEyMDIzMT

Q3P25lZWRBY2Nlc3M9dHJ1ZUBAQDA (5/3/2019, 14:45 WIB) 38 Ramzatul Widayat, 2013, Rasionalitas Iran Dalam Meningkatkan Kerjasama Ekonomi

Page 23: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

86

Pertumbuhan ekonomi dan industri China yang pesat, memaksa China untuk

menentukan sikap politik yang penuh dengan perhitungan karena harus bersaing dan

berhadapan dengan berbagai kekuatan dunia. Sikap politik ini dapat diartikan pula

bahwa China akan berusaha untuk menjalin kerjasama dengan semua negara di dunia

yang memiliki sumber-sumber energi minyak. Hal ini terjadi karena cadangan energi

yang dimiliki China tidak sebanding dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka China mengharuskan mengimpor minyak dari

berbagai di dunia. Iran adalah salah satu penyuplai minyak bagi China, Iran memasok

hingga 12% dari total kebutuhan minyak di China. Bahkan China dan Iran terlibat

kerjasama eksplorasi ladang-ladang minyak baru di Iran. Dalam proyek jangka

panjang tersebut China telah menginvestasikan hingga $50 miliar dan mengerahkan

beberapa perusahaan besar China ke Iran.39

Tabel 3.1: Volume Impor Minyak Tiongkok, 1990-2002 (jutaan barel)

Pemasok 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002

Oman 6,00 22.34 24.58 41.28 42.29 114.32 58.73

Yaman - 3.20 9.18 27.49 29,55 26.37 23.81

Iran 2.20 0,84 0,50 16.87 26.43 51.10 77.60

Arab Saudi - 1.37 1.07 1.68 13.19 41.83 83.15

Irak - - - - 4.43 23.24 3,92

Dengan China Ditengah Embargo Ekonomi AS Pada Era Mahmud Ahmadinejad, Skripsi, Malang:

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang, hal. 13. 39 Agung Nugroho, Dukungan Cina Terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009), Jurnal Transnasonal,

Vol, 4, No, 1 (2012), Riau: Hubungan Internasional Universitas Riau, hal. 3.

Page 24: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

87

UAE - 1.71 0,48 - 3.76 3.14 -

Kuwait - - - - 2.06 3.16 7.81

Qatar - - - - - 11.67 3.34

Mesir - - - - - 0,88 -

Libya - 2.15 - 1.01 - 0,95 -

Aljazair - - 0,05 - - - -

Total dari Timur

Tengah

8.42 31.60 35.87 88.34 121.68 276.67 258.36

Total Impor 21.33 82,91 90.13 165.10 199.45 512,94 506.67

Proporsi Timur

Tengah

39.47 38.12 39,79 53.50 61.00 53.93 50,99

Sumber: Middle East Forum40

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa, eskpor Iran, Arab Saudi dan negara-

negara Timur Tengah lainnya mewakili hampir dua pertiga dari impor minyak China.

Pada tahun 1994, Iran hanya menyumbangkan 1% dari total impor China. Pada 2002,

China membeli $2 miliar minyak dari Iran dan itu mewakili lebih dari 15% dari total

impor minyak China. Pada Oktober 2004, Kepala Reformasi dan Pengembangan

Nasional China dan Menteri Perminyakan Iran menandatangani nota kesepahaman

berkaitan tentang kerjasama energi bilateral. Dalam perjanjian tersebut, pemerintah

China akan membeli 10 juta ton minyak Iran pada setiap tahunnya selama 25 tahun

kedepan. Sebagai imbalannya, dua produsen minyak terbesar China yaitu China

Petroleum dan Chemical Corporation (Sinopec) dapat mengembangkan ladang

40 Jin Liangxiang, Energy First China and The Middle East, diakses dalam

https://www.meforum.org/694/energy-first (15/3/2019, 21:33 WIB)

Page 25: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

88

minyak di Yadavaran, kemudian China memberi 50% saham dalam cadangan itu

yang diperkirakan mencapai 17 miliar barel.41

B. Tahun 2002-2009.

China memerankan peran penting dalam pengembangan rudal dan nuklir Iran

dalam kurun waktu setidaknya 20 tahun ini. China menyediakan Iran dengan

teknologi militer yang canggih, termasuk juga peningkatan kemampuan rudal balistik

Iran. Ekspor China dan bantuan ke Iran pada umumnya terbagi menjadi dua bidang

yaitu, penyediaan rudal jelajah anti-kapal dan teknologi terkait bantuan teknis untuk

program rudal balistik Iran, serta beberapa ekspor lengkap mengenai ballistic

missiles. Namun pada kenyataannya ditengah hubungan antara China dan Iran,

kecurigaan dan permusuhan Amerika Serikat datang dengan apa yang mereka sebut

yaitu “Iraninan nuclear issue”.42

Sejak tahun 2002, China percaya bahwa solusi damai yang terbaik untuk

menyelesaikan masalah nuklir Iran adalah melalui jalan diplomasi dan negosiasi yang

berkelanjutan. Lebih lanjut dalam isu nuklir, China juga mendukung program nuklir

Iran yang bertujuan untuk kepentingan masyarakatnya, China juga percaya bahwa

negara yang berdaulat seperti Iran memiliki hak secara legal untuk mendapatkan

teknologi nuklir secara damai. Terlebih lagi Iran adalah termasuk negara yang

menandatangi perjanjian NPT dan usaha perlindungan dengan IAEA yang

41 Ibid 42 Liu jun and WU lei, Op. Cit., hal. 47

Page 26: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

89

mendapatkan hak yang sah untuk mengembangkan nuklir untuk tujuan damai.

Menurut China, IAEA yang diperkuat negara anggotanya harusnya menyediakan

layanan untuk Iran guna mempromosikan energi nuklir secara damai. Amerika

Serikat yang skeptis atau ragu-ragu dengan Iran yang didasarkan pada fakta bahwa

negara yang kaya akan minyak bumi tidak memerlukan tenaga nuklir untuk

mempertahankan ekspornya.43

Pemerintah Iran beralasan bahwa program nuklir yang dilakukan oleh

negaranya tidak ditujukan untuk pengembangan senjata nuklir melainkan untuk

keperluan medis dan pembangkit tenaga listrik. Namun, kebijakan yang dilakukan

oleh Iran mendapatkan reaksi keras dari negara-negara Barat (Amerika Serikat dan

Eropa). Melalui Dewan Keamanan PBB (DK-PBB), pada akhir tahun 2005 resolusi

DK-PBB dirancang dan diusulkan oleh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat

mengusulkan untuk menghentikan penjualan atau suplai peralatan, teknologi atau

keuangan yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung program nuklir Iran. Namun,

China yang didukung Rusia yang juga memegang hak veto dalam DK-PBB

mengajukan amandemen atas rancangan resolusi tersebut. China yang selalu menolak

menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk memberikan sanksi karena

Iran telah membuka pintu negosiasi. Hampir dari separuh rancangan yang diusulkan

dalam amandemen di revisi. Poin penting dari revisi terebut adalah China

43 Ibid., hal. 49

Page 27: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

90

mengusulkan bahwa masing-masing negara boleh memutuskan sendiri barang-barang

yang bisa dibeli oleh Iran tanpa ada intervensi dari negara lain.44

China telah menunjukkan dukungannya terhadap hak-hak Iran untuk memiliki

teknologi nuklir damai. Sejak permasalahan Iran dibawa ke DK-PBB yang dipelopori

oleh Barat, China yang didukung Rusia memandang kekhawatiran Barat terhadap

program nuklir Iran sebagai sesuatu yang berlebihan. Dikarekanan sejak Iran

mengumumkan keinginannya untuk melanjutkan program nuklirnya pasca revolusi,

Barat tidak terlibat dalam perkembangan teknologi nuklir Iran. Namun bagi China

dan Rusia yang terlibat secara langsung menggantikan peran Barat menganggap

program tersebut sebagai hak Iran untuk mendapatkan teknologi nuklir. Meskipun

selama proses penjatuhan sanksi terhadap Iran, China belum pernah menggunakan

hak vetonya. Namun, bukan berarti pemerintah China tidak mendukung

pemberlakuan sanksi terhadap Iran.45

China juga beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh DK-PBB

tentang permasalahan nuklir Iran harus berpegang pada tiga prinsip dasar, pertama

tindakan yang diambil harus sepenuhnya dihormati dan dijaga. Kedua, tindakan DK -

PBB harus menciptakan situasi yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di

Timur Tengah terutama daerah Teluk. Ketiga, harus membantu dalam memulihkan

perekonomian dunia dan menghindarkan dampak pada kehidupan normal rakyat Iran

dan ekonomi serta tidak mengganggu hubungan perdagangan antara Iran dengan

44 Agung Nugroho, Op. Cit., hal. 2. 45 Ibid., hal. 11

Page 28: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

91

negara lain. Tindakan yang diambil oleh DK-PBB harus sesuai dengan realitas yang

ada di lapangan, memiliki sasaran yang jelas dan harus memperkuat upaya diplomatik

dalam menyelesaikan masalah nuklir Iran.46

C. Tahun 2009-2016 awal.

China disatu sisi mendukung beberapa resolusi DK-PBB terhadap program

pengayaan nuklir Iran. Pada November 2009 China mendukung resolusi Badan

Energi Atom Internasional yang menyerukan “kerjasama penuh” Iran untuk

memperjelas program nuklirnya. Terlepas dari keterlibatan sejumlah perusahaan

China, dalam upaya untuk mentransfer bahan dan teknologi ke Iran yang mungkin

digunakan dalam perangkat nuklir. Para ahli kebijakan luar negeri tidak peduli

terhadap dampak negatifnya. Adapun upaya China untuk membina hubungan baik

dengan masyarakat internasional yang stabil, ia dapat mengengejar kepentingan

ekonominya sendiri. Banyak masyarakat di China yang sadar akan efek domino

potensial dari akuisisi senjata nuklir Iran yaitu, Pertama upaya Israel untuk

menghilangkan ancaman senjata, Kedua kepentingan Arab Saudi dalam memperoleh

senjata nuklir sebagai tanggapan atas akuisisi Iran.47

46 Ibid., hal. 13 47 Charles Freeman, The China Factor In Iran’s Nuclear Strategy, CSIS (center for Strategic &

International Studies, diakses dalam http://csis.org/publication/china-factor-irans-nuclear-strategy

(5/3/2019, 18.32 WIB)

Page 29: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

92

Diagram 3.1 China’s crude oil imports by source, 2014

Sumber: IAEA48

Dalam gambar diatas dapat dijelaskan bahwa, permintaan minyak China terus

melampaui produksi dalam negeri, impor minyak telah meningkat secara terus-

menerus dalam dekade ini. Terdapat beberapa negara Timur Tengah yang menjadi

sumber terbesar impor minyak mentah China yaitu Saudi Arabia 16%, Oman 10%,

Iraq 9%, Iran 9%, UAE 4%, meskipun terdapat negara dari benua Afrika yaitu

Angola yang mulai berkontribusi lebih banyak pada impor China. Secara historis,

Iran adalah sumber minyak terbesar ketiga China hingga 2012. Sanksi AS dan Eropa

atas penjualan minyak mentah Iran sebagai akibat dari ketidaksepakatan dalam

program nuklir Iran, kemudian China mengurangi tingkat impor minyak dari Iran

untuk mempertahankan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan Uni

Eropa.

48 IAEA, China, diakses dalam https://www.eia.gov/beta/international/analysis.php?iso=CHN

(15/3/2019, 23:01 WIB)

Page 30: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

93

China dalam beberapa kesempatan, mengatakan bahwa telah berusaha

bersungguh-sungguh dan terlibat secara aktif dalam konsultasi pada setiap resolusi

harus sesuai dengan prinsip-prinsip politik luar negeri China terhadap Iran. China

juga selalu menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan secara damai

permasalahan nuklir Iran dan juga berharap pihak-pihak yang terkait bersedia

kembali melakukan perundingan atas dasar kesetaraan dan saling menghormati,

memperkuat kontak dan dialog, serta memupuk rasa saling percaya dan mencari

solusi yang dapat diterima oleh semua pihak untuk memulai kembali perundingan.

Ditengah tekanan dunia internasional, khususnya Barat terhadap Iran pemerintah

China justru semakin meningkatkan kerjasama ekonomi dan energi dengan Iran.

Diplomasi China terhadap Iran dapat terlihat dari kuatnya hubungan kerjasama kedua

negara meskipun resolusi DK-PBB menghendaki negara-negara anggota PBB untuk

menerapkan sanksi ekonomi dan keuangan terhadap Iran.49

Pada 23 Januari 2016, Presiden Iran dan Presiden China sepakat bahwa

Tiongkok akan membangun dua pembangkit energi nuklir di Iran bagian selatan dan

Iran juga akan memasok minyak bumi dalam jangka panjang untuk China.

Kesepakatan yang berlangsung selama 10 tahun tersebut akan meningkatkan

perdagangan antara kedua negara menjadi $600 miliar. Iran menyebut pertemuan

tersebut sebagai „fajar dari era baru‟ hubungan antara Iran dengan China. China

sendiri telah menjadi mitra perdagangan utama bagi Iran sejak lama. Pada 2014,

49 Agung Nugroho, Op. Cit., hal. 14-16

Page 31: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

94

perdagangan antar kedua negara tersebut mencapai $52 miliar dan Iran berharap pada

2026 angka tersebut akan meningkat menjadi $55 miliar pertahun.50

3.4 EU+3

Terdapat beberapa tahun penting yang penulis catat mengenai hubungan

antara EU+3 dengan Iran. Pada tahun 1975-1998, pada tahun 1998-2006, pada tahun

2006-2016 awal.

A. Tahun 1975-1998.

Sejak Era Kepemimpinan Shah Reza Pahlevi, Iran memulai program

nuklirnya. Pada tahun 1975, Iran menandatangani kerjasama pembangunan reaktor

nuklir dengan perusahaan Jerman Barat yaitu “Siemen”. Dalam kerjasama tersebut

Jerman mendirikan dua reaktor nuklir dengan berkekuatan masing-masing 1.300

Megawatt di kota Bushehr. Pada saat yang sama, Iran juga meminta Perancis untuk

mendirikan sebuah reaktor nuklir untuk pembangkit tenaga listrik yang berkekuatan

935 Megawat di kawasan Ahwaz. Selanjutnya, Iran juga menandatangani transaksi

dengan perusahaan Perancis yang lain guna mendirikan sebuah reaktor nuklir dengan

uranium berkadar rendah. Pada 7 Oktober 1976, pemerintah Perancis menyatakan

niatnya untuk melaksanakan pembangunan delapan reaktor nuklir di Iran.51

Ketika rezim Shah Reza Pahlevi jatuh pada tahun 1979, dua reaktor nuklir

yang di bangun oleh Jerman telah rampung 80% dan yang satunya lagi baru selesai

50 Olga Samafolava Vzglyad, Op.cit. 51 Musthafa Abd. Rahman, Op.Cit., hal. 203

Page 32: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

95

50%. Atas kejadian tersebut pemerintah Jerman melarang perusuhaan Jerman itu

untuk melanjutkan proyek pembangunan reaktor nuklir. Reaktor-reaktor nuklir yang

dibangun oleh Amerika Serikat, Perancis dan Jerman itu merupakan salah satu ambisi

Pahlevi untuk membangun 20 reaktor nuklir dengan berbagai macam tujuan yakni

untuk pembangkit tenaga listrik, riset dan keperluan lainnya dengan biaya sekitar $30

miliar. Setelah revolusi yang terjadi di Iran, Iran dihadapkan oleh masalah baru. Pada

masa perang Iran-Irak, pesawat-pesawat tempur Irak beberapa kali memborbardir dua

reaktor nuklir Iran dan menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian penting dalam

reaktor nuklir tersebut.52

B. Tahun 1998-2006.

Sejak tahun 1998, Iran dan Uni Eropa telah berupaya untuk meningkatkan

hubungan mereka dalam kerjasama ekonomi, politik dan isu-isu lainnya. Uni Eropa

secara bertahap berupaya untuk mempererat hubungannya dengan Iran dan bertujuan

untuk tetap mengembangkan hubungan yang bersifat lama serta positif dengan Iran

demi mengembangkan potensi kemitraan yang konstruktif, yang mana kedua belah

pihak bisa mendapatkan keuntungan. Hubungan antara Iran dengan beberapa negara

Barat hanya berlangsung sampai ditajuhkannya rezim Shah Mohammad Pahlevi

setelah adanya Revolusi Islam.53

Pasca Revolusi, Iran berubah menjadi Republik Islam Iran, negara-negara

Barat mulai menghentikan kerjasamanya dengan Iran terlebih dalam hal nuklir.

52 Ibid., hal. 205 53 Mohammad Alcaff, Op. Cit., hal. 95

Page 33: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

96

Kemudian, Iran mulai mencari teman kerja baru dan mulai untuk bekerjasama dengan

negara lainnya untuk melanjutkan program nuklirnya. Namun, kerjasama baru yang

dijalin oleh Iran terpaksa harus dihentikan karena banyaknya tekanan dari AS dan

negara-negara Barat.54

Banyaknya tekanan yang dilakukan oleh Barat terhadap Iran dengan tujuan

agar Iran dapat menghentikan program pengayaan nuklir. Tekanan yang dilakukan

oleh AS dan EU diantaranya, Pertama melakukan embargo ekonomi dan

mengeluarkan ancaman serangan militer terhadap Iran. Kedua, mengancam akan

memberikan sanksi kepada negara-negara yang menanamkan investasi dalam jumlah

besar. Ketiga, AS dan EU terus menerus memberikan isu-isu bahwa program

pengayaan nuklir yang dilakukan oleh Iran akan dijadikan senjata nuklir. Meskipun

dalam kenyataannya anggota inspeksi IAEA menyatakan bahwa tidak ada

penyimpangan dari program nuklir Iran. Pengayaan nuklir yang dilakukan Iran hanya

5% yang merupakan batasan bagi pengayaan uranium untuk tujuan damai, dimana

dalam proses nuklir untuk tujuan militer dibutuhkan uranium dengan tingkat

pengayaan hingga 97%.55

Sejatinya, Iran telah menandatangani NPT (Non Proliferation Treaty) pada

tahun 1968 sebagai negara yang tidak memiliki senjata nuklir dan meratifikasinya

54 Ibid. 55 Rahmad Kurniawan, Sejarah Awal Mula Perkembangan Nuklir di Iran, diakses dalam

http://www.intipsejarah.com/2014/09/sejarah-awal-mulaperkembangan-nuklir.html?m=1, dalam Dewi

Mahmudah Ni‟matul, 2017, Program Nuklir Iran: Kajian Konflik Nuklir Iran Dengan Negara P5+1

(1979-2006), Skripsi, Jakarta: Program Studi Sejarah Dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, hal. 2.

Page 34: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

97

pada tahun 1970. Hal ini merupakan bahwa semua kegiatan nuklir harus dilakukan

dengan cara transparan kepada masyarakat internasional dan berada dibawah kontrol

penuh dari IAEA (International Atomic Energy Agency). Namun sebaliknya, Iran

terus menolak untuk melakukan kewajiban internasionalnya dan enggan bersikap

kooperatif dengan IAEA.56

Ketakutan atas perkembangan program nuklir Iran telah mendominasi

hubungan antara Uni Eropa dengan Iran. Perkembangan program nuklir Iran telah

memicu Uni Eropa untuk ikut andil dalam menekan Iran untuk menghentikan

pengayaan uraniumnya. Uni Eropa selalu berkomitmen untuk memberikan perhatian

besar serta memberi standar tinggi terhadap keamanan nuklir di wilayah Eropa dan

diluar perbatasannya. Selain itu, Uni Eropa sangat mendukung NPT (Non

Proliferation Treaty). Uni Eropa juga mempromosikan confidence building dan

mendukung proses yang bertujuan untuk membangun zona bebas senjata pemusnah

masal di wilayah Timur Tengah.57

Uni Eropa memiliki keinginan untuk menjadi aktor utama, pada 2003 dapat

dianggap sebagai langkah besar untuk menuju ke arah tersebut. Untuk pertama

kalinya Uni Eropa menggunakan pendekatan diplomatik koersif vis-à-vis kepada Iran.

Pendekatan tersebut dalam program nuklir Iran memiliki tujuan heuristic selama

periode empat tahun dan dibagi menjadi empat tahap; Pertama, pada tahun 2002,

56 Nuclear Threat Initiative, Iran: Nuclear, diakses dalam

https://www.nti.org/learn/countries/iran/facilities/ (5/3/2019, 21:35 WIB) 57 European Union External Action, Instrument for Nuclear Safety Co-operation, diakses dalam

http://eeas.europa.eu/nuclear_safety/index_en.htm (5/3/2019, 22:15 WIB)

Page 35: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

98

Kedua dimulai dengan perjanjian Uni Eropa dengan Iran pada bulan Oktober 2003

sampai break-up negosiasi pada bulan Agustus 2005, Ketiga tahap eskalasi dalam

IAEA sampai awal Februari 2006, Keempat keterlibatan Dewan PBB sejak Februari

tahun 2006.58

Pertama, karena Iran adalah negara yang menandatangani perjanjian NPT,

secara hokum Iran terkait untuk tidak memperoleh senjata nuklir. Sedangkan isu yang

beredar pada perengahan tahun 2002 bahwa Iran sedang melakukan program senjata

nuklir. Informasi tersebut kabarnya datang dari Dewan Nasional Perlawanan, gerakan

oposisi Iran yang secara mengejutkan termasuk dalam tokoh-tokoh yang terdaftar

sebagai teroris di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.59

Kedua, negosiasi antara Iran dengan Uni Eropa dan perjanjian pada Oktober

2003–Agustus 2005. Pada tanggal 21 Oktober 2003, Menteri Luar Negeri Eropa-3

Perancis, Inggris dan Jerman datang ke Iran untuk bernegosiasi langsung dengan

presiden Iran. Dominique de Villepin, Jack Straw dan Joschka Fisher berahasil

menandatangani perjanjian dengan Iran. Dalam negosiasi lebih lanjut Iran setuju

untuk menghentikan program pengayaannya demi menandatangani Protokol

tambahan dan untuk mematuhi Protokol sementara itu, hal tersebut dianggap sebagai

terobosan baru. Tidak hanya itu, EU+3 melakukan hal tersebut dalam satu kesatuan

dan didukung oleh negara-negara Uni Eropa lainnya. Namun, beberapa hari

kemudian Iran mengajukan deklarasi penuh mengenao program nuklirnya kepada

58 Tom Sauer, Coercive Diplomacy by The UE: The Case of Iran, Discussion papers in diplomacy,

Vol, 8, No, 3 (2007), Clingendael: Netherlands Institute of International Relations, hal. 6-15. 59 Ibid., ha.l 7-9

Page 36: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

99

IAEA. Akibatnya, resolusi IAEA 26 November 2003 meskipun sangat menyesalkan

kegagalan Iran pada masa lalu dan pelanggarannya tidak menyatakan bahwa Iran

berada dalam ketidak patuhan.60

Ketiga, menurut catatan dari IAEA antara Agustus 2005 hingga Februari

2006. Iran kembali menjalankan pengayaan uraniumnya yang dianggap sebagai

pelanggaran dari oleh Uni Eropa. Untuk pertama kalinya Uni Eropa berhasil

meyakinkan Rusia dan China untuk tidak menggunakan hak veto mereka terhadap

resolusi IAEA yang secara resmi menyatakan bahwa Iran berada di dalam

ketidakpatuhan dengan IAEA. Resolusi September 2005 IAEA. Dewan didukung

oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan sebagian besar anggota lainnya seperti Rusia

dan China. Resolusi tersebut juga mengingatkan Iran, jika Iran tidak mematuhi IAEA

sebelum pertemuan berikutnya maka dokumen yang dimaksud akan dikirimkan

kepada Dewan Keamanan PBB.61

Keempat, pada 29 Maret 2006, setelah berminggu-minggu negosiasi, Dewan

Keamanan PBB mengadopsi apa yang disebut dengan deklarasi ketua yang mengikat

secara hukum. Dokumen yang diadopsi dengan suara bulat ini memberi Iran satu

bulan lagi untuk datang dengan bersih. Tetapi, pada 11 April 2006 Iran dengan

bangga mengumumkan bahwa ia telah berhasil memperkaya uraniumnya hingga

3.5% berkat 164 sentrifugal. Pada akhir Mei, Uni Eropa berhasil meyakinkan AS,

Rusia dan China untuk bernegosiasi dengan Iran, namun AS menetapkan syarat untuk

60 Ibid., hal. 9-11 61 Ibid., hal. 12

Page 37: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

100

pembicaraan multilateral tersebut, yaitu Iran harus menghentikan program

pengayaannya. Pada akhir November 2006, IAEA menolak permintaan Iran untuk

mendukung program pengembangan reaktor nuklir air berat di Arak.62

C. Tahun 2006-2016 awal.

Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (DK-PBB) semuanya termasuk

dalam kelompok P5+1N dan ikut serta dalam negosiasi dengan Iran. Dewan

Keamanan tersebut dapat mengeluarkan resolusi terhadap Iran mengenai program

nuklirnya. Masing-masing anggota tetap DK-PBB memiliki hak veto terhadap

resolusi Dewan Keamanan, sehingga persetujuan mereka sangat dibutuhkan. Jerman

sendiri tidak termasuk dalam DK-PBB dan tidak memiliki hak veto. Akan tetapi,

Jerman adalah salah satu mitra dagang utama Iran sehingga diikutkan dalam proses

negosiasi tersebut. Pada tahun 2005, Jerman adalah eksportir terbesar ke Iran sebesar

14.2%. Inggris, Jerman dan Perancis merupakan anggota Uni Eropa yang paling

berpengaruh dan sering disebut sebagai EU+3. Ketiga negara tersebut telah lebih

dahulu bersama dan bernegosiasi dengan Iran sejak tahun 2003.63

Dalam menghadapi Iran, Uni Eropa menggunakan dua sumber daya dan

instrumen terbaiknya, yaitu kekuatan ekonomi dan politik. Oleh karena itu, Uni Eropa

menggunakan diplomasi politik dan sanksi ekonomi sebagai strateginya dalam

menghentikan proliferasi nuklir Iran. Tindakan pemberian sanksi dianggap sebagai

62 Ibid., hal. 12-15 63 Dewi Mahmudah Ni‟matul, 2017, Prgram Nuklir Iran: Kajian Konflik Iran Dengan Negara P5+1

(1979-2006), Skripsi, Jakarta: Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, hal. 10.

Page 38: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

101

kebijakan luar negeri yang kuat. Uni Eropa telah mendapat peran penting dalam

panggung global selama dua dekade terakhir ini, dan kebijakan sanksi adalah salah

satu elemen yang telah berkontribusi untuk peran Uni Eropa. Uni Eropa juga

berpendapat bahwa cara terbaik untuk memecahkan kebuntuan program nuklir Iran

adalah melalui jalan negosiasi yang konstruktif. Ketika negosiasi gagal, maka sanksi

dapat menjadi langkah terakhir yang dapat digunakan untuk melemahkan Iran.

Walaupun strategi Uni Eropa tidak sepenuhnya mampu menghentikan program nuklir

Iran secara penuh. Namun, diplomasi Uni Eropa telah berhasil membawa Iran ke

meja perundingan. Sementara sanksi-sanksi Uni Eropa telah berhasil menghambat

Iran untuk mengakses komponen-komponen yang diperlukan untuk mengembangkan

rudal dan nuklirnya. Strategi Uni Eropa tersebut telah membatasi kemampuan Iran

untuk merakit senjata nuklir.64

Diplomasi merupakan instrumen penting dari kebijakan luar negeri Uni Eropa

terhadap Iran. Uni Eropa memimpin berbagai perundingan yang bertujuan untuk

mendorong Iran mengurangi program nuklirnya. Upaya diplomasi Uni Eropa dimulai

dengan pembentukan E+3 yang terdiri dari Inggris, Perancis dan Jerman. Dalam

upaya penghentian proliferasi nuklir Iran, Uni Eropa dan Iran selalu menegaskan

komitmennya untuk mencari resolusi diplomatik. Melalui E+3, Uni Eropa secara

spesifik menuntut Iran untuk menangguhkan semua kegiatan daur ulang bahan bakar

64 Estri Hardianti, 2015, Kebijakan Uni Eropa Dalam Menghentikan Proliferasi Nuklir Iran Tahun

2009-2013, Skripsi, Jakarta: Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, hal. 110-112.

Page 39: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

102

nuklir yang dapat memungkinkan Iran untuk memperoleh pengetahuan dan

kemampuan yang diperlukan untuk membangun senjata nuklir.65

Uni Eropa menerapkan tiga jenis sanksi kepada Iran. Pertama, pembatasan

ekspor dan impor, seperti senjata, minyak dan gas termasuk pembatas bahan-bahan

yang berkaitan dengan program nuklir ke Iran. Kedua, sanksi finansial, seperti

mencegah pembayaran, pembekuan aset, larangan atas keuangan berupa pembekuan

aset bank-bank sentral Iran di Eropa. Ketiga, larangan perjalanan yang menolak hak

individu untuk masuk ke Eropa atau transit melalui negara Eropa, termasuk

pemberlakuan larang visa bagi individu-individu tertentu.66

Meningkatnya kekhawatiran Eropa atas program nuklir Iran, hal tersebut telah

mendorong Uni Eropa untuk memberi sanksi terhadap Iran. Maka, sanksi

embargopun disertai dengan sanksi finansial. Berdasarkan keputusan DK-PBB 1929

pada 2010, Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Sanksi tersebut berupa

larangan investasi Eropa di sektor minyak dan gas Iran, penyediaan peralatan penting,

teknologi, pembiayaan dan bantuan untuk penggunaan pemurnian gas alam cair,

eksplorasi dan produksi. Sanksi tersebut juga termasuk langkah-langkah seperti

larangan bagi bank Iran untuk membuka cabang dan membuat usaha bersama di Uni

Eropa. Pada 23 Januari 2012, Eropa menjatuhkan sanksi tambahan yaitu pembekuan

aset Bank Sentral Iran yang berada di Uni Eropa dan di terapkan pada 15 Oktober

65 Ibid., hal. 92-94 66 Ibid., hal. 98

Page 40: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

103

2012.67

Pada Oktober 2012, Uni Eropa kembali menjatuhkan sanksi, sanksi tersebut

berupa pelarangan ekspor ke Iran dari bahan-bahan yang berhubungan dengan

program nuklir dan balistik. Bahan-bahan tersebut berkaitan dengan grafit, logam

mentah atau setengah jadi, seperti alumunium dan baja. Kemudian terdapat sanksi

larangan impor gas alam.

Setelah adanya kesepakatan program nuklir yang dilakukan antara Ira dengan

negara-negara P5+1N, Uni Eropa akan mencabut sanksi ekonomi yag diterapkan

terhadap Iran. Pencabutan sanksi tersebut adalah bagian dari implementasi dari Joint

Comperhensive Plan of Action (JCPOA), sanksi-sanksi yang dicabut tersebut meliputi

sanksi-sanksi yang diterapkan Uni Eropa pada tahun 2012 yang diantaranya melupti

sanksi terhadap perdagangan minyak Iran, dan sanksi perdagangan seperti emas,

logam mulia dan produk petrokimia.68

Sementara itu Inggris akan membuka kembali

kedutaan besarnya di Iran, langkah tersebut untuk memulihkan hubungan diplomatik

dengan Iran.69

Jerman sendiri berencana untuk memperkuat hubungan ekonominya

dengan Iran, perusahaan Jerman seperti Volkswagen dan Siemens berencana untuk

meraup keuntungan dari pasar Iran. Ekspor ke Iran diperkirakan akan meningkat

menjadi lebih dari 10 miliar euro. Selama sanksi terhadap Iran, ekospor Jerman ke

67 Ibid., hal. 104-105 68 Bima, Uni Eropa Cabut Sanksi Atas Iran, diakses dalam http://liputanislam.com/berita/uni-eropa-

cabut-sanksi-atas-iran/ (29/3/2018, 20:38 WIB) 69 Fadli Adzani, Inggris Akan Membuka Kembali Kedutaan Besar di Teheran, diakses dalam

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150821144947-120-73592/inggris-akan-buka-kembali-

kedutaan-besar-di-teheran (29/3/2019, 20:58 WIB)

Page 41: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

104

Iran jatuh dari angka tertinggi 4.4 miliar eruro pada 2005 menjadi 1.8 miliar euro

pada tahun 2013.70

3.5 Perundingan Nuklir Iran Dengan Negara-Negara P5+1N

A. Tahun 2013.

Perundingan nuklir Iran dengan negara-negara P5+1N dimulai pada 15-16

Oktober 2013 di Jenewa, dimana menteri luar negeri Iran Javad Zarif memaparkan

aspek teknis sebuah rencana baru yang bertujuan untuk meyakinkan masyarakat

internasional bahwa program nuklir Iran untuk tujuan damai.

Sebagai imbalannya, Iran mengusahakan pencabutan sanksi-sanksi internasional yang

diberlakukan untuk memaksa Iran menghentikan kegiatan pengayaan uranium.71

Perundingan di Jenewa ini merupakan yang pertama sejak Presiden Hassan

Rouhani yang moderat terpilih dalam pemilu Iran bulan Juni lalu. Ia berjanji akan

memimpin upaya diplomatik untuk melonggarkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap

Iran, tetapi pejabat-pejabat P5+1 telah mengatakan bahwa Iran harus membuktikan

ketulusannya lewat langkah-langkah konkrit sebelum sanksi-sanksi itu dapat

dilonggarkan. Dalam perundingan sebelumnya, keenam negara itu telah menyerukan

pada Iran untuk mengirim persediaan uraniumnya yang diperkaya dengan kemurnian

70 CNN, Menteri Ekonomi Jerman Segera Menuju ke Iran, diakses dalam

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150715144653-134-66556/menteri-ekonomi-jerman-

segera-menuju-ke-iran (29/3/2019, 22:12 WIB) 71 VOA, Iran dan negara-negara Kuat Dunia Lanjutkan Dialog Nuklir di Jenewa, diakses dalam

https://www.voaindonesia.com/a/iran-dan-negara-negara-kuat-dunia-lanjutkan-dialog-nuklir-di-

jenewa/1770588.html (26/3/2019, 20:00 WIB)

Page 42: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

105

hingga 20%. Uranium dengan kadar kemurnian itu dapat diubah menjadi bahan

pembuat senjata nuklir.72

Setelah itu, untuk melanjutkan diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Iran

dengan negara-negara P5+1N. Pada tanggal 7-9 November 2013 di Jenewa, terdapat

perundingan untuk menguatkan komitmen Barat maupun Iran agar menyelesaikan

permasalahan nuklir. Namun, dalam perundingan tersebut gagal mencapai suatu

kesepakatan terkait program nuklir Iran.73

Setelah gagalnya perundingan di Jenewa

tanggal 7-9 November, Menlu Iran kembali mengadakan perundingan dengan negara-

negara P5+1N untuk menyelesaikan persoalan nuklir Iran. Pada 20 November 2013,

perundingan tentang program nuklir Iran mencatat beberapa kemajuan serta

kesepakatan. Dalam kesepakatan itu, Iran menyatakan setuju untuk mengurangi

kegiatan nuklirnya dan memberi akses seluas-luasnya kepada Badan Energi Atom

Internasional (IAEA) untuk menginspeksi fasilitas nuklir Iran. Sebagai imbalannya,

negara-negara Barat sepakat untuk mencabut beberapa sanksi terhadap Iran, dan tidak

memberlakukan sanksi baru. Kesepakatan tersebut mulai beraku 20 Januari 2014.

Sejak itu, beberapa negara seperti Inggris dan Perancis mulai melakukan pembicaraan

langsung dengan Iran tentang kemungkinan investasi ekonomi.74

72 VOA, Perundingan Nuklir Iran Tiupkan Harapan, diakses dalam

https://www.voaindonesia.com/a/perundingan-nuklir-iran-tiupkan-harapan/1771219.html (26/3/2019,

20:40 WIB) 73 Kompas, Negosiasi nuklir Iran Berakhir Tanpa Kesepakatan, diakses dalam

https://internasional.kompas.com/read/2013/11/10/1032385/Negosiasi.Nuklir.Iran.Berakhir.Tanpa.Kes

epakatan (26/3/2019, 21:01 WIB) 74 Dw, Perundingan Program Nuklir Iran Dilanjutkan di Wina, diakses dalam

https://www.dw.com/id/perundingan-program-nuklir-iran-dilanjutkan-di-wina/a-17440270 (26/3/2019,

22:00 WIB)

Page 43: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

106

Kesepakatan yang terjadi pada November tersebut antara lain mewajibkan

Iran menghentikan sebagian aktivitas atomnya dalam jangka waktu 6 bulan. Uranium

yang sudah diperkaya hingga 20% harus diencerkan lagi hingga batasan pengayaan

maksimal 5%. Iran juga dilarang membangun instalasi sentrifugal baru bagi

pengayaan Uranium. Sebagai imbalannya, sanksi ekonomi Barat terhadap Iran senilai

$7 miliar akan dilonggarkan dan akan mencabut embargo maupun sanksi terhadap

bisnis minyak bumi dan logam mulia dari Iran.75

B. Tahun 2014.

Pada tanggal 20 Januari 2014, IAEA mengeluarkan laporan tentang kepatuhan

Iran sesuai dengan kesepakatan yang terjadi pada sebelumnya, termasuk

menghentikan pengayaan uraniumnya hingga 20% dan menghentikan pekerjaan di

reaktor air berat yang berada di Arak.76

Hasil akhir dari kesepakatan ini bagi Barat

sangat jelas, yaitu suapaya Iran tidak dapat memproduksi bom atom. Sementara bagi

Iran, kesepakatan ini merupakan kunci untuk penghapusan seluruh sanksi ekonomi.

Pada 2 April di Lausanne, Swiss. Saat itu, negara peserta dialog menyepakati

kerangka kesepakatan yang menjelaskan bahwa Iran harus mengurangi 19 ribu

sentrifugal pengaya uranium di dua fasilitas nuklir di Natanz dan Fordow menjadi

hanya 6.104. Sentrifugal yang tersisa nanti adalah generasi pertama jenis IR-1. Iran

juga sepakat untuk tidak melakukan pengayaan uranium di atas 3.67% selama 15

75 DW, Kesepakatan dalam sengketa Atom Iran, diakses dalam https://www.dw.com/id/kesepakatan-

dalam-sengketa-atom-iran/a-17248652 (26/3/2019, 23: 12 WIB) 76 Arams Control Association, Timneline of Nuclear Diplomacy with Iran, diakses dalam

https://www.armscontrol.org/factsheet/Timeline-of-Nuclear-Diplomacy-With-Iran (27/3/2019, 02:01

WIB)

Page 44: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

107

tahun. Iran juga tidak boleh memasang sentrifugal selama 15 tahun ke depan. Selain

itu, Iran juga harus mengurangi gas uranium mereka dari 8.700 kilogram menjadi 300

kilogram.77

Perundingan nuklir di Wina Austria, pada bulan Juni telah berlangsung lebih

dari seminggu dan telah melewati tenggat waktu. Iran bersama dengan Amerika

Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, China dan Jerman belum menemukan kata sepakat

karena ketatnya tarik ulur kepentingan berbagai negara. Salah satu poin yang masih

diperdebatkan adalah bahwa Barat ingin sanksi terhadap Iran akan dihapuskan secara

berkala jika beberapa syarat telah dilakukan. Sementara Iran mengiginkan agar

dihapuskannya seluruh sanksi secara langsung. Selain itu, salah satu isu sensitif yang

masih diperdebatkan adalah memastikan akses pagi para pengawas dari PBB dan

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke berbagai situs nuklir Iran termasuk

milik militer. Namun, sejumlah pejabat Iran menyatakan bahwa akses ke situs militer

Iran dilarang oleh pemimpin tertinggi Iran yaitu Ayatollah Ali Khamenei.78

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan enam negara

berpengaruh di dunia akan membahas upaya mencapai kesepakatan komprehensif

tentang program nuklir Iran di sela-sela Sidang Umum PBB bulan depan di New

York. Keenam negara itu dan Iran gagal memenuhi tenggat waktu hingga 20 Juli

untuk mencapai kesepakatan, lalu memperpanjang perundingan hingga November

77 CNN, Apa saja yang perlu diketahui soal perundingan Iran?, diakses dalam

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150630193927-120-63415/apa-saja-yang-perlu-

diketahui-soal-perundingan-nuklir-iran (26/3/2019, 23:57 WIB) 78 Ibid.

Page 45: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

108

akhir.79

Pada 2-19 Juli di Wina, perundingan kembali dilanjutkan untuk

menyelesaikan permasalahan nuklir Iran. Pada perundingan ini Iran akan

mengkonversi bubuk uranium yang diperkaya menjadi 2% dengan imbalan negara-

negara P5+1N akan mengembalikan dana Iran yang berada diluar negeri sebesar $2.8

miliar.80

Pada 5 September 2014, IAEA mengeluarkan hasil dari inspeksinya terhadap

Iran dan menyampaikan bahwa Pemerintah Iran menunjukkan sikap terbukadan

mematuhi kesepakatan dengan baik. Dengan adanya perkembangan yang positif serta

sikap terbuka yang ditunjukan pemerintah Iran tersebut semakin menguatkan akan

terseiptanya kesepakatan yang saling menguntungkan atas permasalahan nuklir Iran.81

C. Tahun 2015.

Pembicaraan antara negara-negara P5+1N dan pemerintah Iran dilanjutkan

kembali di Jenewa pada bulan Januari 2015. Pada pertemuan ini membahas pedoman

maupun instruksi yang diperlukan bagi tim negosiasi yang akan melakukan

pertemuan kembali serta upaya untuk mencapai kesepakatan nuklir. Dengan sikap

kooperatif dan memenuhi semua persyaratan yang ditunjukan Iran dalam perjanjian-

perjanjian sebelumnya mendapatkan apresiasi dari pihak Barat.82

Pada 12 Mei 2015, negosiator EU+3 dan Iran bertemu di Wina untuk

menyusun perjanjian yang komperhensif. Kemudian perundingan nuklir Iran

79 VOA, Negosiasi Nuklir Iran dilanjutkan pada sidang Umum PBB, diakses dalam

https://www.voaindonesia.com/a/negosiasi-nuklir-iran-dilanjutkan-pada-sidang-umum-

pbb/2433686.html (27/3/2019, 00:30 WIB) 80 Arams Control Association, Op. Cit. 81 Ibid. 82 Ibid.

Page 46: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

109

dilanjutkan pada bulan Juli 2015 yang bertempat di Wina, dalam perundingan ini

negara-negara P5+1N meminta Iran untuk membatasi program nuklir sehingga tidak

akan digunakan untuk membuat senjata nuklir. Keseriusan Iran untuk segera

menyelesaikan permasalahan nuklirnya kembali dibuktikan dengan menjalin

diplomasi dengan negara-negara P5+1N.83

Pada 14 Juli 2015, pemerintah Iran meminta Barat untuk segera mencabut

sanksi yang dijatuhkan dan berjanji akan bersikap kooperatif dengan IAEA. Selain

itu, Iran dan negara-negara P5+1N menandatangi sebuah perjanjian bersama yaitu

Joint Comperhensive Plan of Action (JCPOA).84

JCPOA akan mulai di

implementasikan pada 16 Januari 2016. Dengan disepakatinya JCPOA Iran akan

bersedia untuk membatasi kegiatan nuklirnya dengan jangka waktu lama di berbagai

pabrik tenaga nuklir yang dimiliki Iran antara lain; Bushehr, Nantanz, Arak dan

Fordo, tambang uranium di Gazhin, dan pusat penelitian dan pengembangan komplek

militer di Gachin. Iran juga membolehkan IAEA untuk melakukan pengawasan dan

inspeksi terhadap kegiatan nuklir Iran.85

83 Christian Adiyudha, Diplomasi Multilateral Iran Dalam Upaya Pencabutan Sanksi Dewan

Kemanan PBB (Pada Masa Presiden Hassan Rouhani), UNISRI Jurnal, Vol, 1, No, 30 (2016),

Surakarta: Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi Surakarta, hal. 147. 84 Arms Control Association, The Joint Comperhensive Plan of Action (JCPOA) at a Glance, diakses

dalam https://www.armscontrol.org/factsheets/JCPOA-at-a-glance (27/3/2019, 13:20 WIB) 85 Christian Adiyudha, Op. Cit., hal. 148

Page 47: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

110

Gambar 3.1

Sumber: BBC86

Setelah adanya kesepakatan bersama yang dilakukan oleh Iran dengan negara-

negara P5+1N dalam perjanjian JCPOA. Dewan Keamanan PBB pada 20 Juli 2015

mengeluarkan resolusi 2231. Inti dari resolusi yang dikeluarkan dari DK-PBB adalah

mendukung keputusan yang dibuat oleh ke 6 negara tersebut dengan penghapusan

semua sanksi terkait nuklir Iran dan menjamin bahwa IAEA akan terus memverifikasi

kepatuhan Iran dengan komitmenya terkait nuklir dibawah JCPOA.87

Dalam resolusi

86 BBC, Iran’s Key Nuclear sites, diakses dalam https://www.bbc.com/news/world-middle-east-

11927720 (27/3/2019, 20:00 WIB) 87 Un News, Security Council Adopts Resolution Endorsing Iran Nuclear Deal, diakses dalam

https://news.un.org/en/story/2015/07/504662-security-council-adopts-resolution-endorsing-iran-

nuclear-deal (27/3/2019, 15:20 WIB)

Page 48: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

111

tersebut DK-PBB akan menghapuskan resolusi-resolusi yang sebelumnya telah

diterima oleh Iran seperti resolusi 1696, 1737, 1747, 1803, 1835, dan 1929.88

Dalam hal ini, untuk memperbaiki citranya dimata internasional khususnya

negara-negara P5+1N. Iran melakukan beberapa upaya untuk melakukan perundingan

dan terlihat dari keseriusan Iran dengan melakukan beberapa perundingan yang

dilakukannya dengan negara-negara P5+1N. Upaya yang dilakukan oleh Iran tersebut

adalah suatu bentuk upaya diplomasi yang dilakukan Iran untuk merubah pandangan

dunia internasional mengenai program nuklirnya.

Seperti yang kita ketahui salah satu fungsi pokok dari diplomasi adalah

negosiasi. Diplomasi merupakan instrumen utama dari negara-negara untuk saling

berkomunikasi. Iran juga menjalin hubungan yang baik dengan dunia internasional

berkaitan dengan sengketa nuklir. Dalam kasus nuklir Iran, diplomasi yang dilakukan

oleh Iran dengan negara-negara P5+1N berupaya untuk menemukan win-win

solution. Berdasarkan pada hubungan dengan negara-negara P5+1N membuat mereka

untuk menyetujui perjanjian JCPOA.

Presiden baru Iran disambut baik oleh negara-negara Barat, presiden Iran

memiliki gaya kepemimpinan yang ramah dengan negara Barat. Selain itu, adanya

inisiatif dari Iran untuk menjalin komunikasi dengan negara-negara Barat menjadi

energi positif untuk Iran terkait dengan perundingan program nuklir Iran. Dengan

adanya komunikasi yang baik serta kesepakatan-kesepakatan yang dilakukan Iran

88 Un Nations, Security Council, Adopting Resolution 2231 (2015), endorses Joint Comperhensive

Agreement on Iran’s Nuclear Programme, diakses dalam

https://www.un.org/press/en/2015/sc11974.doc.htm (27/3/2019, 18:00 WIB)

Page 49: BAB III Hubungan Iran Dengan Negara-Negara P5+1Neprints.umm.ac.id/50082/4/BAB III.pdf · dengan Iran untuk mencukupi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk program nuklir Iran

112

dengan negara-negara yang tergabung dalam kelompok P5+1N menjadikan Iran lepas

dari embargo yang selama ini diterapkan oleh Barat kepada Iran.