bab iii hasil penelitian dan pembahasan 1. a. bentuk...

47
48 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. a. Bentuk-Bentuk Pemberian Gaji dan Imbalan Pengurus dan Pengawas Koperasi Dari hasil wawancara yang diperoleh, koperasi ini memiliki beberapa bentuk pemberian gaji dan imbalan bagi pengurus dan pengawas, sebagai berikut: 1. Koperasi X Koperasi X di jalan Diponegoro Salatiga berdasarkan penelitian bahwa dalam laporan keuangan Koperasi X Tahun 2015 terdapat beberapa rincian mengenai pembiayaan bagi pengurus dan pengawas, sebagai berikut 1 : Rapat Pengurus Transport 7org x 16kali x Rp75.000 = Rp 8.400.000 Makan 7 org x 16 kali x Rp 25.000 = Rp 2.800.000 Per-orang mendapat uang transport dan makan sebesar = Rp 1. 600.000 Rapat pengurus dan pengawas Transport 10 org x 4 kali x Rp 75.000. = Rp 3.000.000 Makan 10 org x 4 x Rp 25.000 = Rp 1.000.000 Per-orang mendapat uang transport dan makan sebesar 1 Laporan Keuangan Koperasi X Tahun 2015, jalan Diponegoro Salatiga.

Upload: vuongkhuong

Post on 14-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

48

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. a. Bentuk-Bentuk Pemberian Gaji dan Imbalan Pengurus dan

Pengawas Koperasi

Dari hasil wawancara yang diperoleh, koperasi ini memiliki

beberapa bentuk pemberian gaji dan imbalan bagi pengurus dan

pengawas, sebagai berikut:

1. Koperasi X

Koperasi X di jalan Diponegoro Salatiga berdasarkan

penelitian bahwa dalam laporan keuangan Koperasi X Tahun

2015 terdapat beberapa rincian mengenai pembiayaan bagi

pengurus dan pengawas, sebagai berikut 1:

Rapat Pengurus

Transport 7org x 16kali x Rp75.000 = Rp 8.400.000

Makan 7 org x 16 kali x Rp 25.000 = Rp 2.800.000

Per-orang mendapat uang transport dan makan sebesar

= Rp 1. 600.000

Rapat pengurus dan pengawas

Transport 10 org x 4 kali x Rp 75.000. = Rp 3.000.000

Makan 10 org x 4 x Rp 25.000 = Rp 1.000.000

Per-orang mendapat uang transport dan makan sebesar

1 Laporan Keuangan Koperasi X Tahun 2015, jalan Diponegoro Salatiga.

49

= Rp 400.000

Tunjanagan Natal

Pengurus dan pengawas 10 orang x Rp750.000 =

Rp7.500.000

Per-orang mendapat tunjangan natal sebesar = Rp750.000

Tunjangan Pulsa

Pengurus 4 orang x 12 bulan x Rp50.000 = Rp 2.400.000

Per-orang mendapat tunjangan pulsa setiap bulannya sebesar

= Rp 50.000

Total yang diterima pengurus dan pengawas setiap orang

secara rutin yaitu Rp 2.050.000,00 dan masih ditambah

tunjangan Natal sebesar Rp 750.000,00 yang di tentukan di

RAT serta pada anggaran koperasi tertera biaya yang

dikeluarkan untuk pengurus dan pengawas koperasi tersebut.2

Berdasarkan wawancara, pemberian gaji dan imbalan pada

Koperasi X dibenarkan karena dengan gaji dan imbalan maka

pengurus dan pengawas lebih termotivasi untuk

mengembangkan koperasi. Pengurus dan pengawas koperasi

berhak mendapatkan gaji dan imbalan karena mereka juga

bekerja secara professional untuk kemajuan koperasi.3

2 Laporan Keuangan Koperasi X tahun 2015, jalan Diponegoro Salatiga.

3 Wawancara denan anggota Koperasi X, Jalan Diponegoro Salatiga, Pada Tanggal : 19 Juni 2017,

Pukul : 13.00.

50

2. Koperasi Apacinti Pelita Sejahtera

Berdasarkan hasil wawancara, koperasi Apacinti Pelita Sejahtera

yang berdiri sejak 7 September 1994 yang beranggotakan

karyawan tetap pada PT. APACINTI CORPORA. Memberikan

gaji dan imbalan kepada pengurus dan pengawas koperasi, sebagai

berikut :

a. Uang rapat yang tiap kali rapat berdasarkan

jabatannya mendapat kisaran Rp 200.000,00 – Rp

300.000,00 yang diadakan kurang lebih 4 kali rapat

dalam 1 tahun untuk pembahasan simpanan,

pembiayaan transportasi dan perumahan karyawan.

Sehingga dapat dikatakan setiap orang mendapat :

Kisaran Rp 200.000,00 x 4 = Rp 800.000,00 sampai

Rp 300.000,00 x 4 = Rp 1.200.000,00.

b. Uang THR yang diberikan satu tahun sekali kisaran Rp

1.000.000,00.

Sehingga total pemberian kepada pengurus dan pengawas

koperasi mendapat Rp 1.800.000,00 sampai 2.200.000,00.

Berdasarkan wawancara, pemberian gaji dan imbalan ini

dilakukan untuk balas jasa yang diberikan pengurus dan

pengawas untuk koperasi. Cara pemberian gaji dan imbalannya

51

berdasarkan dari kemampuan koperasi yang didasarkan dari

anggaran beban usaha koperasi dan SHU.4

3. BMT M@ndiri

Berdasarkan hasil wawancara, BMT M@NDIRI sesuai badan

hukum yang tercatat berdiri pada 15 April 2002. Beranggotakan

koperasi karyawan dan masyarakat dalam hal ini karyawan yang

dimaksud adalah pengelola BMT se Kab. Semarang yang

tergabung dalam PBMTI. BMT M@ndiri memberikan gaji dan

imbalan kepada pengurus dan pengawasnya, sebagai berikut :

a. Uang makan, transport dan uang pulsa yang besarnya kisaran

Rp 75.000,00. Per orang tiap harinya. Pengurus dan pengawas

berkewajiban selalu mengontrol dan mengawasi pengelolaan

koperasi setiap harinya berdasarkan laporan karyawan koperasi.

Total tiap bulannya Rp 75.000,00 x 22 hari = Rp 1.650.000,00

b. Uang rapat yang tiap kali rapat mendapatkan kisaran Rp

150.000,00 – Rp 250.000,00. Rapat diadakan 1 tahun dua kali

untuk mengetahui sejauh mana koperasi berkembang dan juga

untuk laporan tahunan.

Untuk pemberiannya disesuaikan dari kemampuan keuangan BMT

saat itu. 5

4 Wawancara dengan Pengurus Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera, Di Kabupaten

Semarang, Pada Tanggal : 3 April 2017, Pukul ; 10.00 WIB. 5 Wawancara dengan pengurus BMT M@NDIRI, di Kabupaten Semarang, Tanggal 5 April

2017, Pukul : 14.00.

52

4. Koperasi Budi Luhur

Berdasarkan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Budi Luhur

penulis menemukan Pasal mengenai pemberian gaji terhadap

pengurus dan pengawasnya. Dapat kita lihat sebagai berikut :6

Pasal 1

Gaji Dan Tunjangan Pengurus :

a. Disamping mendapatkan jasa (bonus) dari SHU, pengurus

juga diberikan gaji dan tunjangan sesuai dengan kondisi

keuangan KBL;

b. Pendanaan gaji dan tunjangan diambil dari Sisa Hasil

Usaha (SHU) Kotor yang ditetapkan dalam APBK;

c. Bila koperasi tidak memperoleh keuntungan (kotor) atau

mengalami kerugian akibat kelalaian pengurus; gaji

sebagaimana dimaksud pada ayat 1) tidak dapat diberikan

(dibayarkan);

d. Bila koperasi mengalami kerugian sebagaimana dimaksud

ayat 3), maka pengurus wajib menebus kerugian tersebut;

e. Besarnya gaji pengurus disesuaikan dengan masa kerja dan

Upah Minimum Propvinsi (UMP) yang ditetapkan

pemerintah;

f. Pengurus dengan masa kerja nol tahun (baru) diberikan

gaji sebesar separuh dari UMP;

6 sites.google.com/site/anggaranrumah tanggakoperasi/gaji-dantunjangan.

53

g. Pengurus dengan masa kerja lebih dari nol tahun diberikan

gaji sebesar sebagaimana dimaksud dalam ayat 1)

ditambah 25% dari tahun sebelumnya;

h. Masa kerja nol tahun dihitung sejak seseorang ditetapkan

untuk pertama kalinya menjadi pengurus;

i. Seseorang yang terpilih/ditetapkan lagi menjadi

pengurus,masa kerjanya dihitung dari akumulasi periode

sebelumnya dan periode berjalan;

j. Tunjangan pengurus diberikan berdasarkan jabatan yakni

ketua,

bendahara dan sekertaris;

k. Tunjangan ketua lebih tinggi dari tunjangan sekertaris dan

bendahara;

l. Tunjangan ketua diberikan sebesar separuh dari gaji dan

tunjangan sekertaris dan bendahara diberikan 25% dari

gaji sebagaimana dimaksud ayat 2) s/d ayat 6);

m. Separuh dari gaji pengurus wajib dialihkan menjadi

simpanan pengurus yang statusnya dapat diambil apabila

telah berhenti/diberhentikan dari pengurus.

Pasal 2

Gaji Dan Tunjangan Pengawas :

54

a. Disamping mendapatkan jasa (bonus) dari SHU, pengurus

juga diberikan gaji dan tunjangan sesuai dengan kondisi

keuangan KBL;

b. Pendanaan gaji dan tunjangan diambil dari Sisa Hasil

Usaha (SHU) Kotor yang ditetapkan dalam APBK;

c. Bila koperasi tidak memperoleh keuntungan (kotor) atau

mengalami kerugian akibat kelalaian pengurus; gaji

sebagaimana dimaksud pada ayat 1) tidak dapat diberikan

(dibayarkan);

d. Besarnya gaji pengawas disesuaikan dengan masa kerja dan

Upah Minimum Propvinsi (UMP) yang ditetapkan

pemerintah;

e. pengawas dengan masa kerja nol tahun (baru) diberikan

gaji sebesar 25% dari UMP;

f. Pengawas dengan masa kerja lebih dari nol tahun diberikan

gaji sebesar sebagaimana dimaksud dalam ayat 1)

ditambah 25% dari tahun sebelumnya;

g. Masa kerja nol tahun dihitung sejak seseorang ditetapkan

untuk pertama kalinya menjadi pengawas;

h. Seseorang yang terpilih/ditetapkan lagi menjadi

pengawas,masa kerjanya dihitung dari akumulasi periode

sebelumnya dan periode berjalan;

i. Tunjangan pengawas diberikan berdasarkan jabatan yakni

ketua, dan anggota;

55

j. Tunjangan ketua lebih tinggi dari tunjangan anggota;

k. Tunjangan ketua diberikan sebesar separuh dari gaji dan

tunjangan anggota diberikan 25% dari gaji sebagaimana

dimaksud ayat 2) s/d ayat 6);

l. Separuh dari gaji pengawas wajib dialihkan menjadi

simpanan pengawas (siwas) yang statusnya dapat diambil

apabila telah berhenti/diberhentikan dari pengawas.

5. Koperasi Karyawan “BEHASETEX” Gresik

Dalam pengaturan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Karayawan

PT. BEHASETEX terdapat Pasal yang menjelaskan hak dan

kewajiban sebagai pengurus. Hak yang diterima pengurus yaitu

uang kehormatan atau uang balas jasa atas kerja pengurus.

Pengaturannya dapat di lihat sebagai berikut :7

Anggaran Rumah Tangga Koperasi Karayawan PT. BEHASETEX

BAB VII, HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal 20

Untuk melaksanakan tugas sehari – hari, Pengurus dapat

mengangkat seorang penanggung jawab harian dan beberapa orang

karyawan koperasi. Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan

dengan Surat Keputusan Pengurus.

Pasal 21

Dalam keadaan yang mendesak, dimana rapat anggota sulit

dilaksanakan, anggota dapat membentuk Panitia Khusus atas

7 http://kopkarbehaes.com/ART.html.

56

persetujuan Management dapat memberhentikan pengurus apabila

pengurus melakukan tindakan – tindakan seperti yang tercantum

dalam Anggaran Dasar pasal 25 ayat a, b dan c.

Pasal 22

1. Apabila ada pengurus yang berhenti, sesuai Anggara Dasar

Pasal 25 ayat 4, maka rapat pengurus lainya dapat mengangkat

penggantinya dengan sepengetahuan Pembina Koperasi yang

kemudian di setujui rapat Anggota. 2. Susunan kepengurusan yang baru di laporkan ke Dinas

Kopererasi , uasaha kecil dan menengah Kabupaten Gresik.

Pasal 23

1. Penentuan tugas pengurus dilakukan dalam peraturan khusus

berbentuk Surat Keputusan dari Rapat Anggota. 2. Pembagian tugas harian ditentukan oleh pengurus dan

disampaikan dalam bentuk Surat Keputusan Pengurus.

Pasal 24

1. Atas persetujuan Anggota, pengurus berhak mendapatkan uang

kehormatan setiap bulannya. 2. Besarnya uang kehormatan yang telah mendapat persetujuan

Anggota adalah :

a. Pengurus inti & Pengawas : Rp. 300.000,- b. Pengurus pendukung : Rp. 150.000,-

3. Besaran uang kehormatan ini akan ditinjau sesuai kondisi

keuangan koperasi

6. Koperasi Kesejahteraan Karyawan Muhammadiyah

“KAWANKU”

Berdasarkan laporan keuangan Koperasi Kesejahteraan Karyawan

Muhammadiyah Tahun Bukum 2014 terdapat rincian mengenai

pembiayaan bagi pengurus dan pengawas sebagai berikut :8

8 www.academia.edu/10135347/laporan_RAT_Koperasi_Simpan_Pinjam_2014.

57

Laporan Keuangan Koperasi Kesejahteraan Karyawan

Muhammadiyah Tahun Bukum 20149

Pengeluaran tahun 2013-2014

komponen Tahun 2014

Jumlah (Rp)

Tahun 2013

Jumlah (Rp)

a. Biaya organisasi

1. Honor pemotong gaji 300.000 300.000

2. Honor pengurus ( 3 ) 2.160.000 2.160.000

3. Honor pengawas 1.260.000 1.260.000

b. Biaya administrasi kantor 300.000 300.000

c. Biaya rapat/lembur 200.000 200.000

d. Biaya penyisihan :

1. FC Brosur RAT 326.000 337.500

2. Konsumsi

pelaksanaan RAT

2.175.000 2.250.000

3. Uang duduk ikut RAT 8.265.000 8.100.000

JUMLAH 14.986.250 14.907.500

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa pengurus dan pengawas

mendapatgaji dan imbalan. Tidak hanya itu dalam keikut sertaan

rapat RAT maka pengurus dan pengawas juga mendapat uang

konsumsi dan uang duduk dalam pelaksanan RAT.

9 Ibid.

58

7. Koperasi “INSAN” Denpasar

Berdasarkan laporan keuangan Koperasi INSAN Tahun Buku

2013 terdapat rincian mengenai beban pembiayaan bagi pengurus

dan pengawas, sebagai berikut :

Laporan Keuangan Koperasi INSAN tahun Buku 201310

Beban pegawai

Beban gaji karyawan 136.745.706

Honor pengurus dan pengawas 32.805.000

Biaya tunjangan hari raya 13.650.000

Biaya pesangon 13.650.000

Biaya Pakser 3.300.000

Biaya Jamsostek 9.831.420

Biaya Pajak Penghasilan 2.296.133

Biaya asuransi 1.260.000

Biaya lembur 79.360

JUMLAH 213.617.619

Dari tabel diatas tertera beban pembiayaan untuk pengurus dan

pengawas koperasi INSAN Denpasar. Dengan ini maka pemberian

honor tersebut merupakan pemberian gaji dan imbalan untuk balas

10

www.kopegtel__insan.com/datakopegtel/bukuRAT2013/PDF

59

jasa pengurus dan pengawas yang mengelola dan mengawasi

koperasi.

berdasarkan data diatas, pemberian gaji dan imbalan yang

dilakukan koperasi kepada pengurus dan pengawas berupa :

a. Honor

b. uang transport

c. uang makan

d. tunjangan hari raya.

Pemberian gaji dan imbalan didasarkan pada tanggung jawab yang

diberikan kepada pengurus dan pengawas koperasi. Dari data yang

diperoleh menyebutkan bahwa pemberian gaji dan imbalan

dilakukan oleh koperasi tetapi dalam pemberiannya untuk pengurus

dan pengawas berbeda disetiap koperasi. pemberian gaji dan

imbalan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh

koperasi tersebut.

Menurut penulis, pemberian gaji dan imbalan ini dilihat

dari hasil nyata dari yang mereka kerjakan untuk mengembangkan

koperasi. Besarnya imbalan ini mencerminkan pengakuan dan tingkat

pemenuhan kebutuhan oleh pengurus dan pengawas. Hal ini sesuai

dengan tujuan koperasi pada Pasal 3 Undang-Undang Perkoperasian

yang tidak hanya memajukan kesejahteraan anggota tetapi juga dalam

rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur

60

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jika apa

yang dikerjakan atau yang menjadi tanggung jawabnya maka yang

diterima semakin besar sehingga yang menjadi tujuan koperasi sesuai

dengan apa yang dikehendaki. Seperti dalam sistem reward organisasi

terdapat 3 kriteria umum, yaitu :11

a. Prestasi hasil : Hasil yang nyata dari prestasi atau kualitas kerja

individu, kelompok organisasi.

b. Prestasi tindakan dan perilaku : Dalam bentuk kerjasama tim,

pengambilan resiko dan kreativitas.

c. Pertimbangan selain prestasi, menurut kebiasaan atau menurut

kontrak : Dimana jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, ketekunan,

tingkat dalam hirarki.

Berdasarkan data koperasi diatas, pemberian gaji dan imbalan

merupakan bentuk kompensasi finansial. Dapat di lihat bahwa :

a. Pemberian gaji dan imbalan yang dilakukan koperasi

diberikan secara teratur seperti bulanan dan tahunan;

b. Gaji dan imbalan langsung yang dibayarkan karena

kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Hal ini dapat

mendorong prestasi yang dihasilkan lebih tinggi, maka

mereka akan lebih produktif untuk mengelola koperasi;

c. Pembayarannya diupayakan cukup sederhana sehingga lebih

mudah dimengerti dan dihitung.

11

Op.Cit. Robert Kretner,Angelo, Hal. 301.

61

Pemberian gaji dan imbalan pada koperasi berdasarkan data

koeprai diatas dapat dikatakan bahwa menyesuaikan dari keuangan

pada koperasi. Hal ini juga dapat kita lihat pada pengaturan pemberian

gaji Direksi pada PT. Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2997

tentang Perseroan Terbatas, Pasal 96 ayat (1) yang menyebutkan

bahwa besarnya gaji ditetapkan oleh keputusan RUPS.12

Seperti pada

koperasi berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh

menyebutkan bahwa pemberian gaji dan imbalan pada pengurus dan

pengawas ditetapkan pada RAT dan kemampuan Koperasi tersebut.

Dalam konsep manajemen Reward, gaji an imbalan merupakan salah

satu alat untuk meningkatkan motivasi dan agar seseorang menjadikan

giat lagi usahanya untuk meningkatkan prestasinya dalam melakukan

tanggung jawabnya. Besarnya gaji dan imban ini mencerminkan status,

pengakuan dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dimiliki oleh

pengelola koperasi. jika imbalan yang diterima besar berarti

pencapaian kerjanya semakin baik.

Ditemukan fakta dari data koperasi diatas, bahwa koperasi

melihat beberapa faktor dalam pemberian gaji dan imbalan bagi

pengurus dan pengawas, yaitu :

a. Koperasi dalam memberikan gaji dan imbalan harus

berdasarkan kondisi senyatanya, artinya sesuai dengan jasa

12

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 97, ayat (1).

62

pengurus dan pengawas yang telah ditunjukkan kepada

koperasi;

b. Kemampuan koperasi untuk memberikan gaji dan imbalan

disesuaikan dengan dana yang tersedia;

c. Dalam penetapan gaji dan imbalan, koperasi melihat

produktivitas kerja dari pengurus dan pengawas dalam

mengelola koperasi.

Hal ini dapat dikatakan bahwa koperasi saat ini memberikan gaji dan

imbalan berdasarkan beberapa prinsip yang ditetapkan dalam

manajemen kompensasi :13

a. Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan;

b. Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan

dan kinerja;

c. Mempertimbangkan keuangan organisasi atau perusahaan;

d. Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampu bersaing

dengan harga pasar tenaga kerja sejenis;

e. Sistem pemberian imbalan yang baru harus dikaitkan dengan

penilaian kerja.

Suatu koperasi dikatakan tercapai tujuannya karena peran

dari pengurus dan pengawas dalam mengelola dan mengontrol

koperasi. Sehingga koperasi harus memberikan dorongan dan motivasi

1313

Op. Cit. Ambar Teguh Sulistiyani, Hal. 267.

63

dengan memberikan gaji dan imbalan. Sistem kompensasi juga

berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk

perilaku dan mempengaruhi kinerja. Dengan pemberian gaji dan

imbalan tersebut maka merupakan suatu penghargaan terhadap prestasi

pengurus dan pengawas koperasi sesuai dengan yang diinginkan

koperasi. gaji dan imbalan juga menjamin keadilan, karena pengurus

dan pengawas sudah menjalankan tugasnya untuk mengeola koperasi

sehingga dengan pemberian gaji dan imbalan merupakan timbal balik

yang diberikan koperasi kepada pengurus dan pengawas koperasi.

Secara umum pemberian gaji dan imbalan merupakan kunci

pemecahan bagaimana membuat seseorang berbuat sesuai dengan

keinginan organisasi.

Pengelolaan koperasi yang profesional memerlukan adanya

sistem pertanggungjawaban yang baik untuk pengambilan keputusan

perencanaan dan pengendaian koperasi. Jika koperasi ditangani secara

profesional maka koperasi akan berkembang, dengan koperasi yang

dapat berkembang di dunia ekonomi maka koperasi tidak bisa lagi

dikelola secara tradisional. Tetapi harus menjadi sebuah koperasi

modern menjalankan usaha yang mampu bersaing dengan perusahaan-

perusahaan dagang lainnya. Sehingga pemberian gaji dan imbalan

yang dilakukan oleh koperasi saat ini merupakan hasil dari

pertanggungjawaban yang telah mereka lakukan dan merupakan jenis

koperasi modern dimana pengurus dan pengawas mendapatkan gaji

dan imbalan. Peran dari organ koperasi yaitu pengurus dan pengawas

64

dalam hal ini sangat penting untuk memajukan koperasi. sehingga

pemberian gaji dan imbalan berguna bagi organisasi atau perusahaan

karena untuk mendorong dalam memperbaiki kualitas bekerjanya.

Seperti pada Reward, dalam konsep manajemen mengatakan bahwa

reward merupakan salah satu alat untuk meningkatkan motivasi dalam

bekerja.

a. Alasan Pemberian Gaji Pengurus dan Imbalan Pengawas

Koperasi

1) Pentingnya peran pengurus dan pengawas bagi

perkembangan dan keberhasilan koperasi

Dari hasil wawancara penulis, keikut sertaan

masyarakat menjadi anggota koperasi sekarang ini semakin

luas mengingat ada beberapa jenis koperasi yang ditawarkan

kepada masyarakat, seperti pada Koperasi Karyawan

Apacinti pelita sejahtera yang mengikut sertakan semua

karyawan tetapnya kedalam koperasi.14

Serta koperasi BMT

se Kab. Semarang yang tergabung dalam PBMTI Kab.

Semarang (anggota khusus) dan masyarakat (anggota

umum).15

14

Wawancara dengan pengurus Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera, di Kabupaten

Semarang, Pada Tanggal : 3 April 2017, Pukul : 10.00 WIB. 15

Wawancara dengan pengurus BMT M@NDIRI, di Kabupaten Semarang, Pada Tanggal : 5

April 2017, Pukul : 14.00.

65

Koperasi terdiri dari organ-organ yang

mengelolanya, dalam Undang-Undang Perkoperasian Pasal

21 ditetapkan 3 perangkat organisasi koperasi :

1) Rapat anggota

2) Pengurus

3) Pengawas

Berdasarkan hasil wawancara, Salah satu yang

dibahas dalam RAT adalah pemilihan pengurus dan

pengawas koperasi yang berperan sangat penting untuk

perkembangan koperasi. Karena pengurus yang menjalankan

roda koperasi dan pengawas yang melakukan pengawasan

terhadap pengelolaan koperasi.16

Dari hasil wawancara diatas,

dapat dikatakan bahwa : peran-peran organ dalam koperasi

dapat dilihat dari bagan Level of Strategi. Bahwa koperasi

merupakan Corporate yang memiliki visi misi dan nilai-nilai.

Suatu corporate yang terdiri dari Business stategies dalam

koperasi yaitu Rapat anggota, serta functional strategies yang

dipegang oleh pengurus dan pengawas koperasi, dalam hal ini

peran pengurus dan pengawas sangat dibutuhkan. Karena

kebijakan-kebijakan dalam RAT akan diserahkan kepada

pengurus dan pengawas melakukan tanggung jawabnya untuk

melakukan implementasi dari apa yang diberikan oleh RAT.

16

Op. Cit. Wawancara dengan Pengurus Koperasi Apacinti Pelita Sejahtera.

66

Seperti pada bagan pelaksanaan pengurus dan pengawas

sebagai berikut :

Koperasi merupakan himpunan yang mempunyai

sifat rangkap, yaitu terdiri dari kelompok orang-orang yang

membentuk badan hukum koperasi.17

Dalam koperasi orang-

orang yang diberi tugas pengelolaan menghadapi kesulitan

mengurus kelompok koperasi dan mengelola urusan

sehingga kepentingan para anggota terpenuhi. Orang-orang

yang demikian, yang bergabung sendiri kepemimpinan dan

kemampuan mengelola adalah penting bagi perkembangan

koperasi.

Koperasi merupakan salah satu konsep dari ekonomi

kerakyatan, dimana kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

rakyat dengan mengelola ekonomi yang dimilikinya agar

17

Op. Cit. Abdulkadir Muhammad, hal. 98.

RAT

Rapat Anggota

Pengurus

(pengelola)

Pengawas

(mengawasi) Mengawasi pengelolaan

Memberikan laporan

Memberikan

pertanggungjawaban

67

dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam proses

pengendaian roda perekonomian. Sejalan dengan amanat

penjelasan pasal 33 UUD 1945, penyelenggaraan koperasi

dalam sistem ekonomi kerakyatan harus dilakukan dengan

terus menerus melakukan penataan kelembagaan, yaitu

dengan cara memeratakan penguasaan modal atau faktor-

faktor produksi kepada segenap lapisan anggota masyarakat.

Proses sistematis untuk mendemokratisasikan penguasaan

faktor-faktor produksi atau peningkatan kedaulatan ekonomi

rakyat inilah yang menjadi substansi sistem ekonomi

kerakyatan. Koperasi sebagai soko guru perekonomian.

Dilihat dari sudut pasal 33 UUD 1945, keikutsertaan anggota

masyarakat dalam memiliki faktor-faktor produksi itulah

antara lain yang menyebabkan dinyatakannya koperasi

sebagai bangun perusahaan yang sesuai dengan sistem

ekonomi kerakyatan.

Seperti halnya pada teori ekonomi kerakyatan yang

menyebutkan bahwa ekonomi kerakyatan merupakan sebuah

sistem ekonomi yang berdasarkan pada ekonomi kerakyatan.

Ekonomi kerakyatan merupakan kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh rakyat dengan mengelola sumber daya yang

dimilikinya. Sebagaimana diketahui, perbedaan koperasi dari

perusahaan perseroan terletak pada diterapkannya prinsip

keterbukaan bagi semua pihak yang mempunyai kepentingan

68

dalam lapangan usaha yang dijalankan oleh koperasi untuk

turut menjadi anggota koperasi.

Seperti yang tercantum dalam tujuan koperasi pada

Pasal 3, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian : “Koperasi bertujuan memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,

adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.”

Dengan adanya koperasi maka dapat meningkatkan

kesejahteraan Anggota. Koperasi di dirikan dari, oleh dan

untuk anggota Koperasi. Sehingga koperasi merupakan

cermin yang tepat bagi pelaksanaan demokrasi ekonomi,

yang sesuai dengan nilai dan prinsip pada koperasi. Dengan

adanya koperasi mewujudkan tujuan dari ekonomi

kerakyatan yaitu :

1) Tersedianya lapangan kerja serta pengehidupan

yang layak untuk semua anggota masyarakat;

2) Sistem jaminan nasional tersedia untuk semua

anggota dan masyarakat;

3) Kepemilikan modal material terdistribusi merata

ditengah anggota masyarakat.

69

Pada Undang-Undang Perkoperasian menyebutkan

bahwa koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan

orang atau seseorang atau badan hukum koperasi yang

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan. Koperasi

yang berlandaskan ekonomi kerakyatan merupakan suatu

badan hukum karena pembentukan koperasi terdiri dari

orang-orang yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota

yang berdasarkan prinsip ekonomi yang demokratis.

Koperasi pada dasarnya adalah organisasi ekonomi dari

orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas,

selain merupakan bentuk badan hukum koperasi juga

memiliki motif sosial. Sebagaimana tercermin dalam asas dan

prinsip koperasi.

Dalam perkembangan Koperasi terdapat peran

pengurus dan pengawas yang dapat dijabarkan sebagai

berikut :

1.1. Peran Pengurus Pada Koperasi

Berdasarkan data koperasi yang ada menyebutkan

bahwa pengurus memiliki kedudukan penting, karena

menjalankan roda koperasi. pengurus memiliki tanggung

jawab yang besar dalam mengelola koperasi. Pengelolaan

yang demokratis adalah ciri-ciri koperasi yang sebenarnya.

70

Untuk menjamin pengelolaan yang baik perlu ditentukan

dengan jelas tugas/kekuasaan setiap unsur. Pembagian

wewenang yang jelas merupakan esensial bagi efisiensi usaha.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian pada Pasal 30 terdapat tugas dan wewenang

pengurus koperasi, yaitu :

(1) Pengurus bertugas :

a. Mengelola koperasi dan usahanya;

b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta

rancangan rencana anggaran pendapatan dan

belanja koperasi;

c. Menyelenggarakan rapat anggota;

d. Mengajukan laporan keuangan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan

investasi secara tertib;

f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

(2) Pengurus berwenang :

a. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan;

b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota

baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan

ketentuan dalam anggaran dasar;

71

c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan

dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung

jawabnya dan keputusan rapat anggota.

Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang yaitu :

Unsur Ketua , Unsur Sekretaris, Unsur Bendahara. Secara

Perorangan, tugas pengurus adalah :18

a) Ketua :

Bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh

anggota pengurus dan menangani tugas pengurus

yang berhalangan, memimpin rapat dan mewakili

koperasi didalam dan diluar pengadilan,

Berfungsi sebagai pengurus, selaku pimpinan,

Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai

dengan keputusan Rapat Anggota, Rapat Gabungan

dan Rapat Pengurus dalam mengambil keputusan

tentang hal-hal yang prinsip, serta menandatangani

surat-surat bersama Sekretaris, serta surat-surat

berharga bersama Bendahara,

Bertanggungjawab pada Rapat Anggota.

b) Sekretaris :

18

Wahyu Soekotjo, Otonomi Pembinaan Koperasi: Tinjauan dari Konsep dan Mazhab

Koperasi, Disertai Bentuk-bentuk Peranan Pemerintah Dalam Pembinaan Koperasi, Infokop

No 10, Januari, 1992.

72

Bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan

dibidang kesekretariatan, keanggotaan dan

pendidikan,

Berfungsi sebagai Pengurus selaku Sekretaris,

Berwenang menentukan kebijaksanaan dan

melakukan segala perbuatan yang berhubungan

dengan bidangnya sesuai keputusan rapat pengurus,

serta menandatangani surat bersama unsur Ketua.

c) Bendahara :

Bertugas mengelolan keuangan (menerima,

menyimpan dan melakukan pembayaran), membina

administrasi keuangan dan pembukuan,

Berfungsi sebagai Pengurus, selaku Bendahara.

Berwenang menentukan kebijakan dan melakukan

segala perbuatan yang berhubungan dengan

bidangnya, serta menandatangani surat-surat

berharga bersama unsur Ketua.

Bertanggungjawab kepada rapat pengurus lengkap

melalui ketua.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa

pengurus itu dirumuskan sebagai badan pemerintahan

terhadap siapa pengelolaan urusan koperasi itu dipercayakan,

karena itu pengurus adalah badan eksekutif yang bertugas di

73

bidang pengelolaan koperasi. Sehingga perkembangan suatu

koperasi merupakan salah satu pertanggung jawaban yang

diberikan pengurus. Dinyatakan pentingnya pengurus yang

kompeten bagi kemajuan dan keberhasilan koperasi.

Peran pengurus pada koperasi dapat dilihat dari

teori agensi. Pada teori agensi menyatakan bahwa hubungan

agensi muncul ketika suatu orang atau lebih (principals)

sebagai pemberi mandat memperkerjakan orang lain (agent)

untuk mendelegasi wewenang pengambilan keputusan

kepada agen tersebut. Dimana pihak Principals merupakan

pihak yang memberikan mandat pihak lain, dalam hal ini

RAT memberikan mandat kepada pengurus Koperasi.

Pengurus dapat dikatakan bahwa kedudukannya

sama dengan Direksi pada Perseroan Terbatas. Direksi

merupakan organ yang bekerja atas nama Perseroan Terbatas.

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas pada Pasal 1 angka 5, serta pada Pasal 94

ayat (1) jo. Pasal 92 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa, Direksi diangkat oleh

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk bertugas

melakukan pengurusan PT untuk kepentingan Perseroan dan

sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, sesuai dengan

kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan

dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar. Dapat

74

dikatakan bahwa hubungan hukum antara anggota Direksi

dengan RUPS adalah hubungan kepercayaan (fiduciary

duties) dan pemberian amanat (legal mandatory), tidak ada

atasan-bawahan.19

Berdasarkan Pasal 96 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007, hak yang dimiliki oleh

Direksi PT adalah hak atas gaji dan tunjangan yang besarnya

ditetapkan oleh keputusan RUPS. Hal ini dapat dikatakan

bahwa Koperasi memiliki kesamaan dengan PT dimana

hubungan hukum antara pengurus-pengawas koperasi

dengan RAT adalah hubungan kepercayaan (fiduciary

duties) dan pemberian amanat (legal mandatory), tidak ada

hubungan atasan dan bawahan.

Yang menjadi pedoman Direksi dalam menjalankan

pengelolaan Perseroan adalah kepentingan Perseroan,

maksud (visi) perseroan dan tujuan perseroan. Dengan itu

Direksi dimaksudkan bertindak secara tepat mengandung

maksud adanya pemberian kewenangan yang luas tetapi

kepadanya dituntut sifat profesionalisme.20

Begitu juga

dengan tanggung jawab pengurus koperasi yang

menjalankan kepentingan koperasi dan dari tanggung jawab

yang diberikan dituntut untuk menjalankannya dengan

profesionalisme. Dalam pengambilan keputusan, pengurus

juga harus tepat dan sesuai dengan RAT.

19

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ee1cdcb3b9fc/status-direksi-perusahaan--

pengusaha-atau-pekerja-revisi. 20

Op.Cit. Tri Budiyono, Hal. 168.

75

1.2. Peran Pengawas Pada Koperasi

Berdasarkan data koperasi yang ada,

hal pokok yang perlu diperiksa dan dikendalikan pengawas

adalah realisasi pelaksanaan kebijakan oleh pengurus dan

apakah telah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan

oleh Rapat Anggota atau belum. Pengawas merupakan

pemeriksa dan pengendali pelaksanaan kebijakan oleh

pengurus. Pengawasan merupakan mendeterminasi apa yang

telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja

dan apabila perlu menetapkan tindakan-tindakan korektif

sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.21

Menurut Stoner dan Wankel, “pengawasan berarti manajer

berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak

dalam arah atau jalur tujuan. Apabila salah satu bagian dalam

organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha

untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali

ke jalur tujuan yang benar”.22

Tugas utama pengawas adalah mengendalikan

pelaksanaan tugas oleh pengurus dan agar tidak terjadi

penyimpangan dari program kerjayang telah ditetapkan

21

M.Manullang, Dasar-dasar Menejemen, Yogyakarta:Ghalia, 2000, hal. 128. 22

A. Subrdi, Dasar-dasar manajemen, Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi YKPN, 1992, Hal. 6.

76

dalam Rapat Anggota. Secara kolektif, pengawas koperasi

betugas :23

melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-

kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan

Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen,

Usaha, Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan

Pengurus.

Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan

Pemeriksa. Berwenang melakukan pemeriksaan

tentang catatan dan atau harta kekayaan koperasi.

Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.

Pada Undang-Undang Perkoperasian pada Pasal 39,

Pengawas koperasi memiliki tugas dan wewenang sebagai

berikut :

(1) Pengawas bertugas :

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

kebijakan dan pengelolaan koperasi;

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.

(2) Pengawas berwewenang :

a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi;

b. Mendapatkan segala keterangan yang diperoleh.

23

Op. Cit. Wahyu Soekotjo, Infokop No 10, Januari, 1992.

77

Dari uraian diatas peran pengawas untuk kemajuan

koperasi sangat penting, melihat dari tanggung jawab yang

diberikan kepada pengawas untuk mengendalikan pelaksanaan

koperasi dengan baik. Pelaksanaan kebijakan yang dilakukan

pengurus apakah sudah sesuai dengan kebijakan RAT atau tidak.

Suatu koperasi tercapai tujuannya merupakan peran dari pengawas

yang kedudukannya sangat penting, Karena semua aktivitas

koperasi tergantung pada orang yang mengelola didalamnya.

Peran pengawas dalam Koperasi dapat dikatakan sama

perannya dengan Komisaris pada PT. Pada Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 108 ayat (1) dan

(2) menyebutkan bahwa :24

(1) Dewan komisaris melakukan pengawasan atas

kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada

umumnya., baik mengenai perseroan maupun usaha

perseroan dan memberikan nasihat kepada direksi;

(2) Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana

yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk

kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud

dan tujuan perseroan.

Sehingga teori agensi juga penulis gunakan dalam hal peran

pengawas Koperasi. Karena pengawas diberikan mandat untuk

24

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 108.

78

mewakili owner untuk mengawasi apa yang dilakukan oleh

pengurus. Pengawas sebagai agent yang diberikan tanggung jawab

oleh pihak Principals untuk mewakili dalam hal pengawasan.

Pengawas bertugas untuk mengevaluasi serta menetapkan tindakan-

tindakan korektif sehingga sesuai dengan kebijakan RAT. Untuk

melakukan tugasnya pengawas juga dituntut untuk bekerja secara

profesional agar Koperasi bergerak dalam arah atau sesuai dengan

tujuan.

Sehingga penulis dapat mengatakan bahwa peran pengurus

dan pengawas Koperasi untuk kemajuan Koperasi sangat penting.

Melihat tanggung jawab pengurus dan pengawas sebagai agent

untuk mewakili prinsipals serta dituntut untuk profesional untuk

menjalankan tugasnya. Untuk dapat melakukan kewajibannya

maka pengurus dan pengawas berhak mendapatkan haknya agar

dapat melakukan tugasnya secara profesional. Seperti pada sistem

kompensasi yang menyebutkan bahwa, sistem kompensasi

berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk

perilaku dan mempengaruhi kinerja. Secara umum kompensasi

merupakan kunci pemecahan bagaimana membuat anggota berbuat

sesuai dengan keinginan organisasi.

Sehingga untuk memberikan suatu dorongan dan motivasi

kepada pengurus dan pengawas koperasi dengan memberikan gaji

pengurus dan imbalan penngawas . Pemberian gaji dan imbalan

79

kepada pengurus dan pengawas merupakan salah satu hak yang

seharusnya diterima, melihat tanggung jawab yang diemban

pengurus dan pengawas koperasi sangat berat. Pemberian gaji dan

imbalan berguna bagi koperasi untuk mendorong pengurus dan

pengawas memperbaiki kualitas kerjanya.

2) Pengelolaan Yang Profesional Untuk Kemajuan

Koperasi

Berdasarkan dari data koperasi diatas, bahwa koperasi saat

ini memiliki perkembangan yang luas. Untuk memenuhi kebutuhan

anggota dan masyarakat dalam hal pengelolaan ekonomi maka

pengelolaan koperasi saat ini harus terorganisir, professional serta

produktif dengan berdasarkan asas-asas koperasi. Seiring dengan

perkembangan jaman koperasi di Indonesia mengalami perubahan

untuk menjadi suatu koperasi yang secara utuh dapat menerapkan

asas kekeluargaan dan prinsip koperasi. Pada anggota dan

masyarakat yang memang menginginkan suatu koperasi yang

kokoh dan bisa bertahan lama serta demokratis dalam proses roda

organisasinya, tentulah harus mempunyai landasan-landasan yang

cukup untuk mewakili prinsip agar membuat koperasi tersebut

mengalami perkembangan.

Dalam berjalannya waktu koperasi saat ini telah

berkembang dengan pesat karena para anggotanya telah

mengetahui manfaat dari pendirian koperasi yang dapat membantu

80

perekonomian dan mengembangkan kreatifitas masing-masing

anggota. Perkembangan koperasi menuntut koperasi harus bekerja

secara profesional serta bertujuan untuk mencari keuntungan, yang

tadinya berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong-royong

sekarang berkembang menjadi koperasi yang mempunyai

kesempatan dan peluang yang sama dengan pelaku ekonomi

lainnya dalam melakukan kegiatan usahanya.

Perkembangan Koperasi seperti saat ini tidak terlepas dari

pengelolaan dan pengawasan dari pengurus dan pengawas

Koperasi. Kemajuan suatu Koperasi salah satunya dapat dilihat ari

aset dan omset yang dimilikinya. Dari hasil wawancara dengan

beberapa koperasi terdapat omset yang besar, dimana aset dan

omset yang ada dipengaruhi oleh cara kerja atau pengelolaan

koperasi tersebut. Seperti pada Koperasi dibawah ini hasil yang

memiliki pendapatan sebagai berikut :

a. Koperasi X Pada Laporan Kerja Tahun Buku 2014

menyebutkan bahwa memiliki pendapatan sekitar Rp

931.952.000,00 .25

b. Koperasi Apacinti Pelita sejahtera Pada Laporan Kerja

Tahun Buku 2016 menyebutkan bahwa pendapatan

Koperasi tersebut sekitar Rp 39.621.726.000,00. 26

25

Op.cit. Laporan keuangan Koperasi X Tahun 2015. 26

Wawancara dengan sekretaris Koperasi Apacinti Pelita Sejahtera, di Kabupaten Semarang,

Pada Tanggal 13 Juni 2017, Pukul 10.00.

81

c. BMT M@NDIRI pada awal tahun 2017 memiliki omset

sekitar 7,3 M dari 13 Marketing yang tiap marketing

memiliki pendapatan sebesar Rp 500.000.000,00. 27

Dalam Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan

Menengah Repbulik Indonesia Nomor 22/Per/M.K.U/IX/2015

tentang Koperasi Skala Besar, Pasal 5 menyebutkan bahwa

indikator koperai skala besar dipengaruhi oleh besarnya asset dan

omset dengan nilai tertentu perpropinsi dan atau kabupaten/kota.

Dalam pewujudan Koperasi seperti ini maka harus memiliki

strategi dalam hal pengembangan dan peningkatan pada aspek

usaha dan keuangan Koperasi. penguatan aspek Koperasi tidak

terlepas dari pengelolaan pengurus dan pengawasan oleh pengawas

secara profesional.

Dalam penguatan aspek kelembagan Koperasi tertera pada

Pasal 7, Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan

Menengah Repbulik Indonesia Nomor 22/Per/M.K.U/IX/2015

tentang Koperasi Skala Besar, yaitu :

a. pemantapan organisasi dan manajemen, sesuai dengan jati

diri koperasi;

b. pengembangan profesionalisme pengurus dan pengelola

koperasi;

27

Wawancara dengan pengurus BMT M@NDIRI,di Kabupaten Semarang, Pada Tanggal 12

Juni 2017, Pukul 13.00.

82

c. pengembangan pendidikan dan pengembangan

profesionalisme anggota koperasi;

d. pengembangan hubungan sinergitas antar anggota, antara

anggota dengan pengurus dan pengelola usaha;

Pengurus dan pengawas Koperasi yang profesional sangat

berperan untuk perkembangan koperasi. seperti yang disampaikan

oleh Prof. Dr. J. G. Nirbito pada saat memberikan kuliah umum

mengenai “Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Koperasi

Menghadapi Tantangan Krisis Ekonomi dalam Era Global”,

menyebutkan ada tiga kesimpulan yang disampaikan, yaitu :28

a. Bahwa jatuh bangunnya koperasi ada ditangan pengurus.

Jika koperasi dikelola oleh orang dengan moral, komitmen,

serta kemampuan yang memadai koperasi dapat berjalan

dan mendapatkan kepercayaan dari anggotanya;

b. Maju mundurnya koperasi terletak ditangan anggota,

partisipasi anggota dalam menggerakkan koperasi sangat

diperlukan;

c. Koperasi diharapkan meningkatkan perannya dalam

pergaulannya yang lebih luas terkait dengan peningkatan

kualitas kehidupan ekonomi masyarakat.

28

Prof. Dr. J. G. Nirbito pada kuliah umum mengenai “Arah Kebijakan dan Strategi

Pengembangan Koperasi Menghadapi Tantangan Krisis Ekonomi dalam Era Global”, jumat :

20 Januari 2009, diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Program Studi

Pendidikan Ekonomi, ( www.uksw.edu ).

83

Peran pengurus dalam perkembangan koperasi sangatlah penting.

Pentingnya pengurus ini didasarkan pada pengelolaannya yang

harus profesional didasarkan pada moral, komitmen, serta

kemampuan yang memadai.

Sebagai suatu badan hukum, koperasi harus menjalankan

sesuatu usaha yang mendatangkan keuntungan ekonomis,

meskipun koperasi bukan merupakan bentuk akumulasi modal.

Untuk mencapai tujuan mendatangkan keuntungan ekonomis

tersebut, maka Koperasi harus menjalankan usahanya secara terus

menerus, terang-terangan, berhubungan dengan pihak ketiga, dan

memperhitungkan rugi laba serta mencatat semua kegiatan

usahanya tersebut ke dalam suatu pembukuan.29

Pengelolaan

koperasi harus dilaksanakan secara produktif, efektif dan efisien.

Dalam arti koperasi harus memiliki kemampuan dalam

mewujudkan pelayanan usaha, yang dapat meningkatkan nilai

tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota, dengan

tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha yang

wajar. Untuk mencapai kemampuan usaha seperti itu, maka

Koperasi harus dapat berusaha secara luwes, baik yang

menyangkut industri/produk tersebut. Ini berarti koperasi

mempunyai kesempatan dan peluang yang sama dengan pelaku

ekonomi lainnya dalam melakukan kegiatan usahanya.

29

R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2005, hal. 101.

84

Pasang surut perkembangan perekonomian Indonesia

seakan tidak lepas dari kemajuan yang dilakukan oleh Koperasi.

Koperasi adalah organisasi ekonomi yang memiliki ciri-ciri yang

berbeda dengan organisasi ekonomi lain. Perbedaan ini terletak

pada sistem nilai etis yang melandasi kehidupannya dan terjabar

dalam prinsip-prinsipnya yang kemudian berfungsi sebagai norma-

norma etis yang mempolakan tata laku koperasi sebagai ekonomi.30

Penjelasan UUD 1945 Pasal 33 Ayat (1), koperasi berkedudukan

sebagai guru perekonomian nasional, sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah

satu pelaku ekonomi, Koperasi merupakan organisasi ekonomi

yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi

memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi

tersebut terbatas dan dalam mengembangkan Koperasi harus

mengutamakan kepentingan anggota. Maka dari itu Koperasi harus

mampu bekerja seefisien mungkin dan menjalankan prinsip-

perinsip koperasi beserta kaedah-kaedah ekonomi.

Koperasi sebagai suatu badan usaha haruslah bekerja

dengan prinsip dan hukum ekonomi perusahaan, menjalankan asas

bussiness efficiency, yaitu mengupayakan keuntungan finansial

30

Fray dalam Asnawi Hasan, Koperasi dalam Pandangan Islam, Suatu Tinjauan dari Segi

Falsafah Etik, dalam Membangun Sistem Ekonomi Nasional, Sistem Ekonomi dan Demokrasi

Ekonomi, Sri Edi Swasono, Jakarta: UI Press, 1987, hal. 158 2.

85

untuk menghidupi dirinya.31

Koperasi juga harus menjalankan asas

efisiensi ekonomi (melaksanakan alokasi sumber daya) sebaik

mungkin guna menunjang program kesejahteraan anggota dan

pembangunan ekonomi untuk golongan ekonomi lemah pada

umumnya, serta menjalankan asas demokrasi ekonomi yang

merupakan suatu perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD

1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Dengan koperasi bekerja efisien baik secara ekonomis maupun

bisnis, koperasi akan dapat melayani kepentingan anggotanya,

sekaligus koperasi dapat melayani masyarakat sekitar dengan baik.

Oleh karena itu koperasi harus dikelola secara profesional.

Pengelolaan yang profesional ini dapat berjalan tidak lepas dari

peran pengurus dan pengawas yang mengelola koperasi.

pengelolaan koperasi yang profesional maka

pertanggungjawaban dan tugas yang diemban oleh pengurus dan

pengawas sangat berat. Untuk itu pengurus dan pengawas harus

mendapatkan haknya setelah dia melaksanakan tugasnya untuk

mengelola koperasi, yaitu hak untuk mendapatkan gaji dan imbalan.

Pemberian gaji dan imbalan ini didasarkan pada kegiatan

pengelolaan koperasi yang membutuhkan curahan waktu penuh,

meningkatkan pelayanan secara profesional kepada anggota

31

Bahri Nurdin, Partisipasi Anggota dan Pemantapan Skala Usaha Sebagai Alat Penunjang

Pelaksanaan Koperasi Mandiri, dalam “Ekonomi Indonesia Masalah dan Prospek 1989/1990”,

(Jakarta: UII Press, 1989), hal. 379.

86

koperasi serta memiliki tanggung jawab yang besar dalam

menjalankan tugasnya. Maka pengurus dan pengawas atas jasa

yang diberikan untuk mengelola koperasi layak mendapatkan gaji

dan imbalan. Pemberian gaji dan imbalan bertujuan untuk

memastikan organisasi memiliki orang yang profesional yang

bermotivasi dan berkinerja tinggi.

Dalam pemberian gaji dan imbalan menurut sistem

kompensasi bertujuan untuk memastikan koperasi memiliki orang

yang profesional yang bermotivasi dan berkinerja tinggi.

Kompensasi juga berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting

dalam membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja. Sistem

kompensasi ini akan membantu menciptakan kemauan diantara

orang-orang yang berkualitas untuk bergabung dengan organisasi

dan melaksanakan tindakan yang diperlukan organisasi. Sehingga

menurut penulis, Pengelolaan yang profesional ini memerlukan

adanya sistem pertanggungjawaban yang baik dan informasi yang

relevan serta dapat diandalkan, untuk pengambilan keputusan

perencanaan dan pengendalian koperasi. Koperasi dalam

perkembangannya membutuhkan tenaga-tenaga yang profesional,

maka alasan memperkerjakan orang yang profesional untuk

memajukan koperasi tetap harus mendapatkan gaji dan imbalan

untuk pengurus dan pengawas.

87

2. Pengaturan Hukum Kedepan Mengenai Pemberian Gaji dan

Imbalan Bagi pengurus dan Pengawas Koperasi

Berdasarkan data koperasi diatas, dengan melihat beberapa

fakta yang ada sebagai berikut :

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian

Didalam Undang-Undang Perkoperasian tidak

mengatur secara eksplisit mengenai gaji dan

imbalan bagi pengurus dan pengawas. Sehingga

secara penafsiran dapat dikatakan boleh

memberikan gaji dan imbalan dan bisa juga tidak

memberikan imbalan. Tetapi sepanjang tidak

bertentangan dengan Undang-Undang

Perkoperasian yang ada;

Jika dikaitkan dengan dalil pemohon Pasal 37 dan

Pasal 57 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012

88

pemohon tidak setuju dengan pemberian gaji

pengurus dan imbalan pengawas;

b. Meskipun koperasi berdasarkan asas kekeluaragaan tetapi

dalam perkembangannya koperasi saat ini menjadi koperasi

yang modern, dimana koperasi mampu bersaing dengan

pelaku ekonomi yang lain.

Pengurus dengan curahan pemikiran untuk

mengelola koperasi dan pengawas yang melakukan

korektif terhadap pelaksanaan koperasi yang

dituntut untuk profesional untuk perkembangan

koperasi. sehingga dengan itu pengurus dan

pengawas diberi haknya yaitu berupa gaji dan

imbalan;

Dari data penulis koperasi memberikan gaji dan

imbalan kepada pengurus dan pengawasnya.

Meskipun pemberian gaji dan imbalan dengan

bentuk yang berbeda karena didasarkan dari

kemampuan masing-masing koperasi. Bahwa dasar

mereka memberikan gaji dan imbalan bagi pengurus

dan pengawasnya didasarkan pada pengaturan pada

koperasi (RAT).

Jika dilihat dari penjabaran diatas maka pengaturan

mengenai pemberian gaji dan imbalan pada pengurus dan pengawas

89

koperasi merupakan salah satu aturan main yang ada pada suatu

koperasi. mengikat pengurus dan pengawas harus mengelola dan

melakukan pengawasan secara profesional untuk kemajuan koperasi.

Karena Undang-Undang Perkoperasian hanya mengatur secara abstrak

maka sebetulnya koperasi mempunyai hak untuk mengatur

koperasinya sendiri. Tetapi harus sesuai dengan prinsip hukum yang

ada. Tetapi melihat koperasi yang semakin berkembang mengikuti

perkembangan jaman. Menjadikan koperasi modern yang sebetulnya

membutuhkan pengaturan yang lebih bisa mencakup segala hal yang

ada pada koperasi.

Pengurus dan pengawas koperasi secara hukum merupakan

himpunan manusia yang bertindak atas nama badan hukum yaitu

koperasi yang terdaftar. Kedudukan hukum pengurus dan pengawas

koperasi adalah sebagai seseorang wakil yang bertindak atas nama

prinsipal badan hukum yaitu koperasi. Kekuasaan seorang wakil untuk

bertindak atas nama prinsipal. Koperasi merupakan badan hukum,

dimana badan hukum hanya dapat melakukan perbuatan melalui

perantara organ atau seseorang yang duduk sebagai pengurus. Orang

atau orang-orang yang menjadi pengurus dan pengawas koperasi

bekerja tidak untuk dirinya sendiri melainkan untuk dan atas nama

badan hukum yaitu koperasi.

Hubungan hukum antara pengurus dan pengawas

merupakan hubungan kepercayaan (fiduciary duties) dan pemberian

amanat (legal mandatory) tidak ada atasan dan bawahan. Sehingga

90

tanggungjawab dalam pengelolaan semua ada pada pengurus dan

pengawas koperasi. Dalam hal tanggung jawab yang diberikan oleh

koperasi kepada pengurus dan pengawas merupakan hubungan

kontraktual antara principals dengan agent. Pengurus dan pengawas

koperasi memiliki tanggung jawab penuh dan dituntut untuk

profesional dalam pengelolaan koperasi. Sehingga wajar bila pengurus

mendapatkan gaji dan imbalan untuk pengawas dari apa yang telah dia

lakukan untuk kemajuan koperasi. berdasarkan syarat-syarat dewasa

ini, tampaknya sangat esensil bahwa seperti dalam hukum perusahaan

modern, status hukum dari pada pengurus, kewajiban dan tanggung

jawab pejabat koperasi seharusnya ditetapkan dalam Undang-Undang

koperasi.32

Pengaturan keseluruhan mengenai koperasi memang diatur

pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Tetapi dalam Undang-Undang Perkoperasian tersebut pengaturan

secara khusus mengenai gaji dan imbalan untuk pengurus dan

pengawas koperasi memang belum tercantum secara spesifik dalam

Pasal, ini merupakan salah satu kekosongan hukum mengenai

pemberian gaji dan imbalan. Sehingga ini membuat kerancuan bagi

koperasi mengenai bagaimana penerapan pemberian gaji dan imbalan

yang dilakukan untuk pengurus dan pengawasnya. Berdasarkan

penelitian, setiap koperasi menentukan gaji dan imbalan berdasarkan

dari keputusan RAT, sehingga setiap koperasi menerapkan gaji dan

32

Ibid.

91

imbalan berbeda-beda berdasarkan dari kemampuan koperasi itu

sendiri. Padahal pengurus dan pengawas dituntut untuk bekerja secara

profesional dan diberi tanggung jawab penuh untuk mengelola

koperasi.

Pada hukum responsif, menyebutkan bahwa sifat responsif

diartikan sebagai melayani kebutuhan masyarakat. Sifat responsif

dapat diartikan sebagai melayani kebutuhan dan kepentingan oleh

masyarakat. Nonet dan Selznick lewat hukum responsif, menempatkan

hukum dalam sarana respons dalam ketentuan-ketentuan masyarakat.

Sesuai dengan sifatnya yang terbuka, maka tipe hukum ini

mengedepankan akomodasi untuk menerima perubahan-perubahan

sosial demi mencapai keadilan. Hukum responsif merupakan teori

tentang profil hukum yang dibutuhkan dalam perubahan masyarakat.

Maka hukum responsif dituntut harus terbuka dan harus mengandalkan

keutamaan tujuan sosial yang dicapainya. Dapat dikatakan bahwa

hukum hendaknya mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan

masyarakat.

Mengutip dari Satjipto Rahardjo, hukum adalah sebuah

tataran yang dapat dibagi ke dalam tiga hal, yaitu :

a. tataran transedental,

b. tataran sosial,

c. tataran politik yang selalu bergerak.

92

Sifat pergerakan itu merupakan suatu yang tidak dapat dihilangkan

tetapi sebagai sesuatu yang eksis dan prinsipal.33

Berkembangnya

pemikiran hukum sebagai alternatif pencarian hukum yang ideal.

Hukum bisa berfungsi untuk mengendalikan masyarakat dan bisa juga

menjadi sarana untuk melakukan perubahan-perubahan dalam

masyarakat. Antara hukum dengan lingkungan terdapat hubungan

yang erat, yaitu hubungan interaksi atau tukar menukar antara

keduanya. Dimana ada masyarakat disitu ada hukum ( ubi societas ibi

ius).

Hal ini berarti bahwa, disamping hukum merupakan suatu

insitusi yang memberikan pengaruh pada lingkungan ia juga

menerima pengaruh serta dampak dari masyarakat. Pernyataan

pokoknya adalah “bagaimana hukum melakukan adaptasi terhadap

perubahan ?”. Hukum tertulis mempunyai kesulitan untuk melakukan

adaptasi yang cukup cepat terhadap perubahan di sekelilingnya atau

dengan kata lain, hukum tertulis mudah menciptakan kesenjangan

antara peraturan hukum dengan yang diaturnya.

Hukum bukanlah sekedar logika semata, lebih daripada itu

hukum merupakan ilmu yang sebenarnya yang harus selalu dimaknai

sehingga selalu up to date. Satjipto Rahardjo lebih melihat hukum

sebagai objek ilmu daripada profesi, dengan selalu berusaha untuk

memahami atau melihat kaitannya hal-hal di belakang hukum.

33

Op.Cit. Suyo Gilang Romandon, Hal. 9.

93

Keinginan untuk melihat logika sosial dari hukum lebih besar

daripada logika hukum atau perundang-undangan.34

Dapat dikatakan bahwa perkembangan koperasi di era

modern ini membutuhkan pengaturan hukum, yang salah satunya

mengenai pemberian gaji dan imbalan bagi pengurus dan pengawas

koperasi. Aturan hukum yang berlaku saat ini belum secara spesifik

mengatur mengenai pemberian gaji dan imbalan. Meskipun dalam

Undang-Undang Perkoperasian dapat dikatakan boleh memberikan

gaji dan imbalan dan dijabarkan dalam pengaturan RAT. Dengan kata

lain bahwa organisasi tersebut mempunyai hak untuk mengaturnya

sendiri dalam pengaturan tiap organisasi koperasi. Ini merupakan

hukum yang diperoleh dalam koperasi dapat merespon kebutuhan yang

ada. Sebetulnya RAT merupakan hukum yang mengatur dan

menyelesaikan dalam organisasi koperasi.

Tetapi meskipun hukum tidak hanya Undang-Undang yang

dibuat oleh legislatif, pengaturan hukum mengenai pemberian gaji dan

imbalan bagi pengurus dan pengwas Koperasi haruslah mengikuti

perkembangan Koperasi saat ini. Undang-Undang Perkoperasian harus

bisa merespon perkembangan dan kebutuhan di masyarakat yang maju.

Tuntutan untuk pengurus dan pengawas koperasi untuk menjalankan

atau mengelola koperasi serta tanggung jawab yang mengharuskannya

untuk profesional. Maka pengaturan gaji pengurus dan imbalan

34

Op. Cit. Arief Hidayat, Hal. 9.

94

pengawas haruslah ada dan diselaraskan pada Koperasi yang ada di

Indonesia.

Melihat pada hukum responsif dimana hukum harus selalu

mengikuti atau dapat menjawab kebutuhan yang ada pada masyarakat.

Dengan kata lain Undang-Undang Perkoperasian harus up to date

dalam hal pemberian imbalan pagi pengurus dan pengawas koperasi.

Dengan pengaturan pemberian gaji dan imbalan tertera pada peraturan

perundang-undanagan maka membuat keseimbangan diantara koperasi

yang ada di Indonesia. Maka akan terwujudnya keadilan dengan

adanya pengaturan yang pasti mengenai gaji pengurus dan imbalan

pengawas koperasi. Hukum harus melihat kedepan, melihat bagaimana

perkembangan koperasi saat ini yang mampu bersaing dengan pelaku

ekonomi lainnya yang pengurus dan pengawas dituntut untuk

mengelola koperasi secara profesional dan juga memiliki tanggung

jawab yang besar dalam menjalankan koperasi.