bab iii hasil penelitian dan pembahasan 1. a. bentuk...
TRANSCRIPT
48
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. a. Bentuk-Bentuk Pemberian Gaji dan Imbalan Pengurus dan
Pengawas Koperasi
Dari hasil wawancara yang diperoleh, koperasi ini memiliki
beberapa bentuk pemberian gaji dan imbalan bagi pengurus dan
pengawas, sebagai berikut:
1. Koperasi X
Koperasi X di jalan Diponegoro Salatiga berdasarkan
penelitian bahwa dalam laporan keuangan Koperasi X Tahun
2015 terdapat beberapa rincian mengenai pembiayaan bagi
pengurus dan pengawas, sebagai berikut 1:
Rapat Pengurus
Transport 7org x 16kali x Rp75.000 = Rp 8.400.000
Makan 7 org x 16 kali x Rp 25.000 = Rp 2.800.000
Per-orang mendapat uang transport dan makan sebesar
= Rp 1. 600.000
Rapat pengurus dan pengawas
Transport 10 org x 4 kali x Rp 75.000. = Rp 3.000.000
Makan 10 org x 4 x Rp 25.000 = Rp 1.000.000
Per-orang mendapat uang transport dan makan sebesar
1 Laporan Keuangan Koperasi X Tahun 2015, jalan Diponegoro Salatiga.
49
= Rp 400.000
Tunjanagan Natal
Pengurus dan pengawas 10 orang x Rp750.000 =
Rp7.500.000
Per-orang mendapat tunjangan natal sebesar = Rp750.000
Tunjangan Pulsa
Pengurus 4 orang x 12 bulan x Rp50.000 = Rp 2.400.000
Per-orang mendapat tunjangan pulsa setiap bulannya sebesar
= Rp 50.000
Total yang diterima pengurus dan pengawas setiap orang
secara rutin yaitu Rp 2.050.000,00 dan masih ditambah
tunjangan Natal sebesar Rp 750.000,00 yang di tentukan di
RAT serta pada anggaran koperasi tertera biaya yang
dikeluarkan untuk pengurus dan pengawas koperasi tersebut.2
Berdasarkan wawancara, pemberian gaji dan imbalan pada
Koperasi X dibenarkan karena dengan gaji dan imbalan maka
pengurus dan pengawas lebih termotivasi untuk
mengembangkan koperasi. Pengurus dan pengawas koperasi
berhak mendapatkan gaji dan imbalan karena mereka juga
bekerja secara professional untuk kemajuan koperasi.3
2 Laporan Keuangan Koperasi X tahun 2015, jalan Diponegoro Salatiga.
3 Wawancara denan anggota Koperasi X, Jalan Diponegoro Salatiga, Pada Tanggal : 19 Juni 2017,
Pukul : 13.00.
50
2. Koperasi Apacinti Pelita Sejahtera
Berdasarkan hasil wawancara, koperasi Apacinti Pelita Sejahtera
yang berdiri sejak 7 September 1994 yang beranggotakan
karyawan tetap pada PT. APACINTI CORPORA. Memberikan
gaji dan imbalan kepada pengurus dan pengawas koperasi, sebagai
berikut :
a. Uang rapat yang tiap kali rapat berdasarkan
jabatannya mendapat kisaran Rp 200.000,00 – Rp
300.000,00 yang diadakan kurang lebih 4 kali rapat
dalam 1 tahun untuk pembahasan simpanan,
pembiayaan transportasi dan perumahan karyawan.
Sehingga dapat dikatakan setiap orang mendapat :
Kisaran Rp 200.000,00 x 4 = Rp 800.000,00 sampai
Rp 300.000,00 x 4 = Rp 1.200.000,00.
b. Uang THR yang diberikan satu tahun sekali kisaran Rp
1.000.000,00.
Sehingga total pemberian kepada pengurus dan pengawas
koperasi mendapat Rp 1.800.000,00 sampai 2.200.000,00.
Berdasarkan wawancara, pemberian gaji dan imbalan ini
dilakukan untuk balas jasa yang diberikan pengurus dan
pengawas untuk koperasi. Cara pemberian gaji dan imbalannya
51
berdasarkan dari kemampuan koperasi yang didasarkan dari
anggaran beban usaha koperasi dan SHU.4
3. BMT M@ndiri
Berdasarkan hasil wawancara, BMT M@NDIRI sesuai badan
hukum yang tercatat berdiri pada 15 April 2002. Beranggotakan
koperasi karyawan dan masyarakat dalam hal ini karyawan yang
dimaksud adalah pengelola BMT se Kab. Semarang yang
tergabung dalam PBMTI. BMT M@ndiri memberikan gaji dan
imbalan kepada pengurus dan pengawasnya, sebagai berikut :
a. Uang makan, transport dan uang pulsa yang besarnya kisaran
Rp 75.000,00. Per orang tiap harinya. Pengurus dan pengawas
berkewajiban selalu mengontrol dan mengawasi pengelolaan
koperasi setiap harinya berdasarkan laporan karyawan koperasi.
Total tiap bulannya Rp 75.000,00 x 22 hari = Rp 1.650.000,00
b. Uang rapat yang tiap kali rapat mendapatkan kisaran Rp
150.000,00 – Rp 250.000,00. Rapat diadakan 1 tahun dua kali
untuk mengetahui sejauh mana koperasi berkembang dan juga
untuk laporan tahunan.
Untuk pemberiannya disesuaikan dari kemampuan keuangan BMT
saat itu. 5
4 Wawancara dengan Pengurus Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera, Di Kabupaten
Semarang, Pada Tanggal : 3 April 2017, Pukul ; 10.00 WIB. 5 Wawancara dengan pengurus BMT M@NDIRI, di Kabupaten Semarang, Tanggal 5 April
2017, Pukul : 14.00.
52
4. Koperasi Budi Luhur
Berdasarkan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Budi Luhur
penulis menemukan Pasal mengenai pemberian gaji terhadap
pengurus dan pengawasnya. Dapat kita lihat sebagai berikut :6
Pasal 1
Gaji Dan Tunjangan Pengurus :
a. Disamping mendapatkan jasa (bonus) dari SHU, pengurus
juga diberikan gaji dan tunjangan sesuai dengan kondisi
keuangan KBL;
b. Pendanaan gaji dan tunjangan diambil dari Sisa Hasil
Usaha (SHU) Kotor yang ditetapkan dalam APBK;
c. Bila koperasi tidak memperoleh keuntungan (kotor) atau
mengalami kerugian akibat kelalaian pengurus; gaji
sebagaimana dimaksud pada ayat 1) tidak dapat diberikan
(dibayarkan);
d. Bila koperasi mengalami kerugian sebagaimana dimaksud
ayat 3), maka pengurus wajib menebus kerugian tersebut;
e. Besarnya gaji pengurus disesuaikan dengan masa kerja dan
Upah Minimum Propvinsi (UMP) yang ditetapkan
pemerintah;
f. Pengurus dengan masa kerja nol tahun (baru) diberikan
gaji sebesar separuh dari UMP;
6 sites.google.com/site/anggaranrumah tanggakoperasi/gaji-dantunjangan.
53
g. Pengurus dengan masa kerja lebih dari nol tahun diberikan
gaji sebesar sebagaimana dimaksud dalam ayat 1)
ditambah 25% dari tahun sebelumnya;
h. Masa kerja nol tahun dihitung sejak seseorang ditetapkan
untuk pertama kalinya menjadi pengurus;
i. Seseorang yang terpilih/ditetapkan lagi menjadi
pengurus,masa kerjanya dihitung dari akumulasi periode
sebelumnya dan periode berjalan;
j. Tunjangan pengurus diberikan berdasarkan jabatan yakni
ketua,
bendahara dan sekertaris;
k. Tunjangan ketua lebih tinggi dari tunjangan sekertaris dan
bendahara;
l. Tunjangan ketua diberikan sebesar separuh dari gaji dan
tunjangan sekertaris dan bendahara diberikan 25% dari
gaji sebagaimana dimaksud ayat 2) s/d ayat 6);
m. Separuh dari gaji pengurus wajib dialihkan menjadi
simpanan pengurus yang statusnya dapat diambil apabila
telah berhenti/diberhentikan dari pengurus.
Pasal 2
Gaji Dan Tunjangan Pengawas :
54
a. Disamping mendapatkan jasa (bonus) dari SHU, pengurus
juga diberikan gaji dan tunjangan sesuai dengan kondisi
keuangan KBL;
b. Pendanaan gaji dan tunjangan diambil dari Sisa Hasil
Usaha (SHU) Kotor yang ditetapkan dalam APBK;
c. Bila koperasi tidak memperoleh keuntungan (kotor) atau
mengalami kerugian akibat kelalaian pengurus; gaji
sebagaimana dimaksud pada ayat 1) tidak dapat diberikan
(dibayarkan);
d. Besarnya gaji pengawas disesuaikan dengan masa kerja dan
Upah Minimum Propvinsi (UMP) yang ditetapkan
pemerintah;
e. pengawas dengan masa kerja nol tahun (baru) diberikan
gaji sebesar 25% dari UMP;
f. Pengawas dengan masa kerja lebih dari nol tahun diberikan
gaji sebesar sebagaimana dimaksud dalam ayat 1)
ditambah 25% dari tahun sebelumnya;
g. Masa kerja nol tahun dihitung sejak seseorang ditetapkan
untuk pertama kalinya menjadi pengawas;
h. Seseorang yang terpilih/ditetapkan lagi menjadi
pengawas,masa kerjanya dihitung dari akumulasi periode
sebelumnya dan periode berjalan;
i. Tunjangan pengawas diberikan berdasarkan jabatan yakni
ketua, dan anggota;
55
j. Tunjangan ketua lebih tinggi dari tunjangan anggota;
k. Tunjangan ketua diberikan sebesar separuh dari gaji dan
tunjangan anggota diberikan 25% dari gaji sebagaimana
dimaksud ayat 2) s/d ayat 6);
l. Separuh dari gaji pengawas wajib dialihkan menjadi
simpanan pengawas (siwas) yang statusnya dapat diambil
apabila telah berhenti/diberhentikan dari pengawas.
5. Koperasi Karyawan “BEHASETEX” Gresik
Dalam pengaturan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Karayawan
PT. BEHASETEX terdapat Pasal yang menjelaskan hak dan
kewajiban sebagai pengurus. Hak yang diterima pengurus yaitu
uang kehormatan atau uang balas jasa atas kerja pengurus.
Pengaturannya dapat di lihat sebagai berikut :7
Anggaran Rumah Tangga Koperasi Karayawan PT. BEHASETEX
BAB VII, HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 20
Untuk melaksanakan tugas sehari – hari, Pengurus dapat
mengangkat seorang penanggung jawab harian dan beberapa orang
karyawan koperasi. Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan
dengan Surat Keputusan Pengurus.
Pasal 21
Dalam keadaan yang mendesak, dimana rapat anggota sulit
dilaksanakan, anggota dapat membentuk Panitia Khusus atas
7 http://kopkarbehaes.com/ART.html.
56
persetujuan Management dapat memberhentikan pengurus apabila
pengurus melakukan tindakan – tindakan seperti yang tercantum
dalam Anggaran Dasar pasal 25 ayat a, b dan c.
Pasal 22
1. Apabila ada pengurus yang berhenti, sesuai Anggara Dasar
Pasal 25 ayat 4, maka rapat pengurus lainya dapat mengangkat
penggantinya dengan sepengetahuan Pembina Koperasi yang
kemudian di setujui rapat Anggota. 2. Susunan kepengurusan yang baru di laporkan ke Dinas
Kopererasi , uasaha kecil dan menengah Kabupaten Gresik.
Pasal 23
1. Penentuan tugas pengurus dilakukan dalam peraturan khusus
berbentuk Surat Keputusan dari Rapat Anggota. 2. Pembagian tugas harian ditentukan oleh pengurus dan
disampaikan dalam bentuk Surat Keputusan Pengurus.
Pasal 24
1. Atas persetujuan Anggota, pengurus berhak mendapatkan uang
kehormatan setiap bulannya. 2. Besarnya uang kehormatan yang telah mendapat persetujuan
Anggota adalah :
a. Pengurus inti & Pengawas : Rp. 300.000,- b. Pengurus pendukung : Rp. 150.000,-
3. Besaran uang kehormatan ini akan ditinjau sesuai kondisi
keuangan koperasi
6. Koperasi Kesejahteraan Karyawan Muhammadiyah
“KAWANKU”
Berdasarkan laporan keuangan Koperasi Kesejahteraan Karyawan
Muhammadiyah Tahun Bukum 2014 terdapat rincian mengenai
pembiayaan bagi pengurus dan pengawas sebagai berikut :8
8 www.academia.edu/10135347/laporan_RAT_Koperasi_Simpan_Pinjam_2014.
57
Laporan Keuangan Koperasi Kesejahteraan Karyawan
Muhammadiyah Tahun Bukum 20149
Pengeluaran tahun 2013-2014
komponen Tahun 2014
Jumlah (Rp)
Tahun 2013
Jumlah (Rp)
a. Biaya organisasi
1. Honor pemotong gaji 300.000 300.000
2. Honor pengurus ( 3 ) 2.160.000 2.160.000
3. Honor pengawas 1.260.000 1.260.000
b. Biaya administrasi kantor 300.000 300.000
c. Biaya rapat/lembur 200.000 200.000
d. Biaya penyisihan :
1. FC Brosur RAT 326.000 337.500
2. Konsumsi
pelaksanaan RAT
2.175.000 2.250.000
3. Uang duduk ikut RAT 8.265.000 8.100.000
JUMLAH 14.986.250 14.907.500
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa pengurus dan pengawas
mendapatgaji dan imbalan. Tidak hanya itu dalam keikut sertaan
rapat RAT maka pengurus dan pengawas juga mendapat uang
konsumsi dan uang duduk dalam pelaksanan RAT.
9 Ibid.
58
7. Koperasi “INSAN” Denpasar
Berdasarkan laporan keuangan Koperasi INSAN Tahun Buku
2013 terdapat rincian mengenai beban pembiayaan bagi pengurus
dan pengawas, sebagai berikut :
Laporan Keuangan Koperasi INSAN tahun Buku 201310
Beban pegawai
Beban gaji karyawan 136.745.706
Honor pengurus dan pengawas 32.805.000
Biaya tunjangan hari raya 13.650.000
Biaya pesangon 13.650.000
Biaya Pakser 3.300.000
Biaya Jamsostek 9.831.420
Biaya Pajak Penghasilan 2.296.133
Biaya asuransi 1.260.000
Biaya lembur 79.360
JUMLAH 213.617.619
Dari tabel diatas tertera beban pembiayaan untuk pengurus dan
pengawas koperasi INSAN Denpasar. Dengan ini maka pemberian
honor tersebut merupakan pemberian gaji dan imbalan untuk balas
10
www.kopegtel__insan.com/datakopegtel/bukuRAT2013/PDF
59
jasa pengurus dan pengawas yang mengelola dan mengawasi
koperasi.
berdasarkan data diatas, pemberian gaji dan imbalan yang
dilakukan koperasi kepada pengurus dan pengawas berupa :
a. Honor
b. uang transport
c. uang makan
d. tunjangan hari raya.
Pemberian gaji dan imbalan didasarkan pada tanggung jawab yang
diberikan kepada pengurus dan pengawas koperasi. Dari data yang
diperoleh menyebutkan bahwa pemberian gaji dan imbalan
dilakukan oleh koperasi tetapi dalam pemberiannya untuk pengurus
dan pengawas berbeda disetiap koperasi. pemberian gaji dan
imbalan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh
koperasi tersebut.
Menurut penulis, pemberian gaji dan imbalan ini dilihat
dari hasil nyata dari yang mereka kerjakan untuk mengembangkan
koperasi. Besarnya imbalan ini mencerminkan pengakuan dan tingkat
pemenuhan kebutuhan oleh pengurus dan pengawas. Hal ini sesuai
dengan tujuan koperasi pada Pasal 3 Undang-Undang Perkoperasian
yang tidak hanya memajukan kesejahteraan anggota tetapi juga dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
60
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jika apa
yang dikerjakan atau yang menjadi tanggung jawabnya maka yang
diterima semakin besar sehingga yang menjadi tujuan koperasi sesuai
dengan apa yang dikehendaki. Seperti dalam sistem reward organisasi
terdapat 3 kriteria umum, yaitu :11
a. Prestasi hasil : Hasil yang nyata dari prestasi atau kualitas kerja
individu, kelompok organisasi.
b. Prestasi tindakan dan perilaku : Dalam bentuk kerjasama tim,
pengambilan resiko dan kreativitas.
c. Pertimbangan selain prestasi, menurut kebiasaan atau menurut
kontrak : Dimana jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, ketekunan,
tingkat dalam hirarki.
Berdasarkan data koperasi diatas, pemberian gaji dan imbalan
merupakan bentuk kompensasi finansial. Dapat di lihat bahwa :
a. Pemberian gaji dan imbalan yang dilakukan koperasi
diberikan secara teratur seperti bulanan dan tahunan;
b. Gaji dan imbalan langsung yang dibayarkan karena
kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Hal ini dapat
mendorong prestasi yang dihasilkan lebih tinggi, maka
mereka akan lebih produktif untuk mengelola koperasi;
c. Pembayarannya diupayakan cukup sederhana sehingga lebih
mudah dimengerti dan dihitung.
11
Op.Cit. Robert Kretner,Angelo, Hal. 301.
61
Pemberian gaji dan imbalan pada koperasi berdasarkan data
koeprai diatas dapat dikatakan bahwa menyesuaikan dari keuangan
pada koperasi. Hal ini juga dapat kita lihat pada pengaturan pemberian
gaji Direksi pada PT. Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2997
tentang Perseroan Terbatas, Pasal 96 ayat (1) yang menyebutkan
bahwa besarnya gaji ditetapkan oleh keputusan RUPS.12
Seperti pada
koperasi berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh
menyebutkan bahwa pemberian gaji dan imbalan pada pengurus dan
pengawas ditetapkan pada RAT dan kemampuan Koperasi tersebut.
Dalam konsep manajemen Reward, gaji an imbalan merupakan salah
satu alat untuk meningkatkan motivasi dan agar seseorang menjadikan
giat lagi usahanya untuk meningkatkan prestasinya dalam melakukan
tanggung jawabnya. Besarnya gaji dan imban ini mencerminkan status,
pengakuan dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dimiliki oleh
pengelola koperasi. jika imbalan yang diterima besar berarti
pencapaian kerjanya semakin baik.
Ditemukan fakta dari data koperasi diatas, bahwa koperasi
melihat beberapa faktor dalam pemberian gaji dan imbalan bagi
pengurus dan pengawas, yaitu :
a. Koperasi dalam memberikan gaji dan imbalan harus
berdasarkan kondisi senyatanya, artinya sesuai dengan jasa
12
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 97, ayat (1).
62
pengurus dan pengawas yang telah ditunjukkan kepada
koperasi;
b. Kemampuan koperasi untuk memberikan gaji dan imbalan
disesuaikan dengan dana yang tersedia;
c. Dalam penetapan gaji dan imbalan, koperasi melihat
produktivitas kerja dari pengurus dan pengawas dalam
mengelola koperasi.
Hal ini dapat dikatakan bahwa koperasi saat ini memberikan gaji dan
imbalan berdasarkan beberapa prinsip yang ditetapkan dalam
manajemen kompensasi :13
a. Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan;
b. Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan
dan kinerja;
c. Mempertimbangkan keuangan organisasi atau perusahaan;
d. Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampu bersaing
dengan harga pasar tenaga kerja sejenis;
e. Sistem pemberian imbalan yang baru harus dikaitkan dengan
penilaian kerja.
Suatu koperasi dikatakan tercapai tujuannya karena peran
dari pengurus dan pengawas dalam mengelola dan mengontrol
koperasi. Sehingga koperasi harus memberikan dorongan dan motivasi
1313
Op. Cit. Ambar Teguh Sulistiyani, Hal. 267.
63
dengan memberikan gaji dan imbalan. Sistem kompensasi juga
berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk
perilaku dan mempengaruhi kinerja. Dengan pemberian gaji dan
imbalan tersebut maka merupakan suatu penghargaan terhadap prestasi
pengurus dan pengawas koperasi sesuai dengan yang diinginkan
koperasi. gaji dan imbalan juga menjamin keadilan, karena pengurus
dan pengawas sudah menjalankan tugasnya untuk mengeola koperasi
sehingga dengan pemberian gaji dan imbalan merupakan timbal balik
yang diberikan koperasi kepada pengurus dan pengawas koperasi.
Secara umum pemberian gaji dan imbalan merupakan kunci
pemecahan bagaimana membuat seseorang berbuat sesuai dengan
keinginan organisasi.
Pengelolaan koperasi yang profesional memerlukan adanya
sistem pertanggungjawaban yang baik untuk pengambilan keputusan
perencanaan dan pengendaian koperasi. Jika koperasi ditangani secara
profesional maka koperasi akan berkembang, dengan koperasi yang
dapat berkembang di dunia ekonomi maka koperasi tidak bisa lagi
dikelola secara tradisional. Tetapi harus menjadi sebuah koperasi
modern menjalankan usaha yang mampu bersaing dengan perusahaan-
perusahaan dagang lainnya. Sehingga pemberian gaji dan imbalan
yang dilakukan oleh koperasi saat ini merupakan hasil dari
pertanggungjawaban yang telah mereka lakukan dan merupakan jenis
koperasi modern dimana pengurus dan pengawas mendapatkan gaji
dan imbalan. Peran dari organ koperasi yaitu pengurus dan pengawas
64
dalam hal ini sangat penting untuk memajukan koperasi. sehingga
pemberian gaji dan imbalan berguna bagi organisasi atau perusahaan
karena untuk mendorong dalam memperbaiki kualitas bekerjanya.
Seperti pada Reward, dalam konsep manajemen mengatakan bahwa
reward merupakan salah satu alat untuk meningkatkan motivasi dalam
bekerja.
a. Alasan Pemberian Gaji Pengurus dan Imbalan Pengawas
Koperasi
1) Pentingnya peran pengurus dan pengawas bagi
perkembangan dan keberhasilan koperasi
Dari hasil wawancara penulis, keikut sertaan
masyarakat menjadi anggota koperasi sekarang ini semakin
luas mengingat ada beberapa jenis koperasi yang ditawarkan
kepada masyarakat, seperti pada Koperasi Karyawan
Apacinti pelita sejahtera yang mengikut sertakan semua
karyawan tetapnya kedalam koperasi.14
Serta koperasi BMT
se Kab. Semarang yang tergabung dalam PBMTI Kab.
Semarang (anggota khusus) dan masyarakat (anggota
umum).15
14
Wawancara dengan pengurus Koperasi Karyawan Apacinti Pelita Sejahtera, di Kabupaten
Semarang, Pada Tanggal : 3 April 2017, Pukul : 10.00 WIB. 15
Wawancara dengan pengurus BMT M@NDIRI, di Kabupaten Semarang, Pada Tanggal : 5
April 2017, Pukul : 14.00.
65
Koperasi terdiri dari organ-organ yang
mengelolanya, dalam Undang-Undang Perkoperasian Pasal
21 ditetapkan 3 perangkat organisasi koperasi :
1) Rapat anggota
2) Pengurus
3) Pengawas
Berdasarkan hasil wawancara, Salah satu yang
dibahas dalam RAT adalah pemilihan pengurus dan
pengawas koperasi yang berperan sangat penting untuk
perkembangan koperasi. Karena pengurus yang menjalankan
roda koperasi dan pengawas yang melakukan pengawasan
terhadap pengelolaan koperasi.16
Dari hasil wawancara diatas,
dapat dikatakan bahwa : peran-peran organ dalam koperasi
dapat dilihat dari bagan Level of Strategi. Bahwa koperasi
merupakan Corporate yang memiliki visi misi dan nilai-nilai.
Suatu corporate yang terdiri dari Business stategies dalam
koperasi yaitu Rapat anggota, serta functional strategies yang
dipegang oleh pengurus dan pengawas koperasi, dalam hal ini
peran pengurus dan pengawas sangat dibutuhkan. Karena
kebijakan-kebijakan dalam RAT akan diserahkan kepada
pengurus dan pengawas melakukan tanggung jawabnya untuk
melakukan implementasi dari apa yang diberikan oleh RAT.
16
Op. Cit. Wawancara dengan Pengurus Koperasi Apacinti Pelita Sejahtera.
66
Seperti pada bagan pelaksanaan pengurus dan pengawas
sebagai berikut :
Koperasi merupakan himpunan yang mempunyai
sifat rangkap, yaitu terdiri dari kelompok orang-orang yang
membentuk badan hukum koperasi.17
Dalam koperasi orang-
orang yang diberi tugas pengelolaan menghadapi kesulitan
mengurus kelompok koperasi dan mengelola urusan
sehingga kepentingan para anggota terpenuhi. Orang-orang
yang demikian, yang bergabung sendiri kepemimpinan dan
kemampuan mengelola adalah penting bagi perkembangan
koperasi.
Koperasi merupakan salah satu konsep dari ekonomi
kerakyatan, dimana kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
rakyat dengan mengelola ekonomi yang dimilikinya agar
17
Op. Cit. Abdulkadir Muhammad, hal. 98.
RAT
Rapat Anggota
Pengurus
(pengelola)
Pengawas
(mengawasi) Mengawasi pengelolaan
Memberikan laporan
Memberikan
pertanggungjawaban
67
dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam proses
pengendaian roda perekonomian. Sejalan dengan amanat
penjelasan pasal 33 UUD 1945, penyelenggaraan koperasi
dalam sistem ekonomi kerakyatan harus dilakukan dengan
terus menerus melakukan penataan kelembagaan, yaitu
dengan cara memeratakan penguasaan modal atau faktor-
faktor produksi kepada segenap lapisan anggota masyarakat.
Proses sistematis untuk mendemokratisasikan penguasaan
faktor-faktor produksi atau peningkatan kedaulatan ekonomi
rakyat inilah yang menjadi substansi sistem ekonomi
kerakyatan. Koperasi sebagai soko guru perekonomian.
Dilihat dari sudut pasal 33 UUD 1945, keikutsertaan anggota
masyarakat dalam memiliki faktor-faktor produksi itulah
antara lain yang menyebabkan dinyatakannya koperasi
sebagai bangun perusahaan yang sesuai dengan sistem
ekonomi kerakyatan.
Seperti halnya pada teori ekonomi kerakyatan yang
menyebutkan bahwa ekonomi kerakyatan merupakan sebuah
sistem ekonomi yang berdasarkan pada ekonomi kerakyatan.
Ekonomi kerakyatan merupakan kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh rakyat dengan mengelola sumber daya yang
dimilikinya. Sebagaimana diketahui, perbedaan koperasi dari
perusahaan perseroan terletak pada diterapkannya prinsip
keterbukaan bagi semua pihak yang mempunyai kepentingan
68
dalam lapangan usaha yang dijalankan oleh koperasi untuk
turut menjadi anggota koperasi.
Seperti yang tercantum dalam tujuan koperasi pada
Pasal 3, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian : “Koperasi bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.”
Dengan adanya koperasi maka dapat meningkatkan
kesejahteraan Anggota. Koperasi di dirikan dari, oleh dan
untuk anggota Koperasi. Sehingga koperasi merupakan
cermin yang tepat bagi pelaksanaan demokrasi ekonomi,
yang sesuai dengan nilai dan prinsip pada koperasi. Dengan
adanya koperasi mewujudkan tujuan dari ekonomi
kerakyatan yaitu :
1) Tersedianya lapangan kerja serta pengehidupan
yang layak untuk semua anggota masyarakat;
2) Sistem jaminan nasional tersedia untuk semua
anggota dan masyarakat;
3) Kepemilikan modal material terdistribusi merata
ditengah anggota masyarakat.
69
Pada Undang-Undang Perkoperasian menyebutkan
bahwa koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan
orang atau seseorang atau badan hukum koperasi yang
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan. Koperasi
yang berlandaskan ekonomi kerakyatan merupakan suatu
badan hukum karena pembentukan koperasi terdiri dari
orang-orang yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota
yang berdasarkan prinsip ekonomi yang demokratis.
Koperasi pada dasarnya adalah organisasi ekonomi dari
orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas,
selain merupakan bentuk badan hukum koperasi juga
memiliki motif sosial. Sebagaimana tercermin dalam asas dan
prinsip koperasi.
Dalam perkembangan Koperasi terdapat peran
pengurus dan pengawas yang dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1.1. Peran Pengurus Pada Koperasi
Berdasarkan data koperasi yang ada menyebutkan
bahwa pengurus memiliki kedudukan penting, karena
menjalankan roda koperasi. pengurus memiliki tanggung
jawab yang besar dalam mengelola koperasi. Pengelolaan
yang demokratis adalah ciri-ciri koperasi yang sebenarnya.
70
Untuk menjamin pengelolaan yang baik perlu ditentukan
dengan jelas tugas/kekuasaan setiap unsur. Pembagian
wewenang yang jelas merupakan esensial bagi efisiensi usaha.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian pada Pasal 30 terdapat tugas dan wewenang
pengurus koperasi, yaitu :
(1) Pengurus bertugas :
a. Mengelola koperasi dan usahanya;
b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta
rancangan rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi;
c. Menyelenggarakan rapat anggota;
d. Mengajukan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan
investasi secara tertib;
f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
(2) Pengurus berwenang :
a. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan;
b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota
baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan
ketentuan dalam anggaran dasar;
71
c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan
dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung
jawabnya dan keputusan rapat anggota.
Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang yaitu :
Unsur Ketua , Unsur Sekretaris, Unsur Bendahara. Secara
Perorangan, tugas pengurus adalah :18
a) Ketua :
Bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh
anggota pengurus dan menangani tugas pengurus
yang berhalangan, memimpin rapat dan mewakili
koperasi didalam dan diluar pengadilan,
Berfungsi sebagai pengurus, selaku pimpinan,
Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota, Rapat Gabungan
dan Rapat Pengurus dalam mengambil keputusan
tentang hal-hal yang prinsip, serta menandatangani
surat-surat bersama Sekretaris, serta surat-surat
berharga bersama Bendahara,
Bertanggungjawab pada Rapat Anggota.
b) Sekretaris :
18
Wahyu Soekotjo, Otonomi Pembinaan Koperasi: Tinjauan dari Konsep dan Mazhab
Koperasi, Disertai Bentuk-bentuk Peranan Pemerintah Dalam Pembinaan Koperasi, Infokop
No 10, Januari, 1992.
72
Bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan
dibidang kesekretariatan, keanggotaan dan
pendidikan,
Berfungsi sebagai Pengurus selaku Sekretaris,
Berwenang menentukan kebijaksanaan dan
melakukan segala perbuatan yang berhubungan
dengan bidangnya sesuai keputusan rapat pengurus,
serta menandatangani surat bersama unsur Ketua.
c) Bendahara :
Bertugas mengelolan keuangan (menerima,
menyimpan dan melakukan pembayaran), membina
administrasi keuangan dan pembukuan,
Berfungsi sebagai Pengurus, selaku Bendahara.
Berwenang menentukan kebijakan dan melakukan
segala perbuatan yang berhubungan dengan
bidangnya, serta menandatangani surat-surat
berharga bersama unsur Ketua.
Bertanggungjawab kepada rapat pengurus lengkap
melalui ketua.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa
pengurus itu dirumuskan sebagai badan pemerintahan
terhadap siapa pengelolaan urusan koperasi itu dipercayakan,
karena itu pengurus adalah badan eksekutif yang bertugas di
73
bidang pengelolaan koperasi. Sehingga perkembangan suatu
koperasi merupakan salah satu pertanggung jawaban yang
diberikan pengurus. Dinyatakan pentingnya pengurus yang
kompeten bagi kemajuan dan keberhasilan koperasi.
Peran pengurus pada koperasi dapat dilihat dari
teori agensi. Pada teori agensi menyatakan bahwa hubungan
agensi muncul ketika suatu orang atau lebih (principals)
sebagai pemberi mandat memperkerjakan orang lain (agent)
untuk mendelegasi wewenang pengambilan keputusan
kepada agen tersebut. Dimana pihak Principals merupakan
pihak yang memberikan mandat pihak lain, dalam hal ini
RAT memberikan mandat kepada pengurus Koperasi.
Pengurus dapat dikatakan bahwa kedudukannya
sama dengan Direksi pada Perseroan Terbatas. Direksi
merupakan organ yang bekerja atas nama Perseroan Terbatas.
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas pada Pasal 1 angka 5, serta pada Pasal 94
ayat (1) jo. Pasal 92 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa, Direksi diangkat oleh
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk bertugas
melakukan pengurusan PT untuk kepentingan Perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, sesuai dengan
kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan
dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar. Dapat
74
dikatakan bahwa hubungan hukum antara anggota Direksi
dengan RUPS adalah hubungan kepercayaan (fiduciary
duties) dan pemberian amanat (legal mandatory), tidak ada
atasan-bawahan.19
Berdasarkan Pasal 96 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007, hak yang dimiliki oleh
Direksi PT adalah hak atas gaji dan tunjangan yang besarnya
ditetapkan oleh keputusan RUPS. Hal ini dapat dikatakan
bahwa Koperasi memiliki kesamaan dengan PT dimana
hubungan hukum antara pengurus-pengawas koperasi
dengan RAT adalah hubungan kepercayaan (fiduciary
duties) dan pemberian amanat (legal mandatory), tidak ada
hubungan atasan dan bawahan.
Yang menjadi pedoman Direksi dalam menjalankan
pengelolaan Perseroan adalah kepentingan Perseroan,
maksud (visi) perseroan dan tujuan perseroan. Dengan itu
Direksi dimaksudkan bertindak secara tepat mengandung
maksud adanya pemberian kewenangan yang luas tetapi
kepadanya dituntut sifat profesionalisme.20
Begitu juga
dengan tanggung jawab pengurus koperasi yang
menjalankan kepentingan koperasi dan dari tanggung jawab
yang diberikan dituntut untuk menjalankannya dengan
profesionalisme. Dalam pengambilan keputusan, pengurus
juga harus tepat dan sesuai dengan RAT.
19
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ee1cdcb3b9fc/status-direksi-perusahaan--
pengusaha-atau-pekerja-revisi. 20
Op.Cit. Tri Budiyono, Hal. 168.
75
1.2. Peran Pengawas Pada Koperasi
Berdasarkan data koperasi yang ada,
hal pokok yang perlu diperiksa dan dikendalikan pengawas
adalah realisasi pelaksanaan kebijakan oleh pengurus dan
apakah telah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh Rapat Anggota atau belum. Pengawas merupakan
pemeriksa dan pengendali pelaksanaan kebijakan oleh
pengurus. Pengawasan merupakan mendeterminasi apa yang
telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja
dan apabila perlu menetapkan tindakan-tindakan korektif
sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.21
Menurut Stoner dan Wankel, “pengawasan berarti manajer
berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak
dalam arah atau jalur tujuan. Apabila salah satu bagian dalam
organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha
untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali
ke jalur tujuan yang benar”.22
Tugas utama pengawas adalah mengendalikan
pelaksanaan tugas oleh pengurus dan agar tidak terjadi
penyimpangan dari program kerjayang telah ditetapkan
21
M.Manullang, Dasar-dasar Menejemen, Yogyakarta:Ghalia, 2000, hal. 128. 22
A. Subrdi, Dasar-dasar manajemen, Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, 1992, Hal. 6.
76
dalam Rapat Anggota. Secara kolektif, pengawas koperasi
betugas :23
melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-
kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan
Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen,
Usaha, Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan
Pengurus.
Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan
Pemeriksa. Berwenang melakukan pemeriksaan
tentang catatan dan atau harta kekayaan koperasi.
Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.
Pada Undang-Undang Perkoperasian pada Pasal 39,
Pengawas koperasi memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut :
(1) Pengawas bertugas :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan dan pengelolaan koperasi;
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.
(2) Pengawas berwewenang :
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi;
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperoleh.
23
Op. Cit. Wahyu Soekotjo, Infokop No 10, Januari, 1992.
77
Dari uraian diatas peran pengawas untuk kemajuan
koperasi sangat penting, melihat dari tanggung jawab yang
diberikan kepada pengawas untuk mengendalikan pelaksanaan
koperasi dengan baik. Pelaksanaan kebijakan yang dilakukan
pengurus apakah sudah sesuai dengan kebijakan RAT atau tidak.
Suatu koperasi tercapai tujuannya merupakan peran dari pengawas
yang kedudukannya sangat penting, Karena semua aktivitas
koperasi tergantung pada orang yang mengelola didalamnya.
Peran pengawas dalam Koperasi dapat dikatakan sama
perannya dengan Komisaris pada PT. Pada Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 108 ayat (1) dan
(2) menyebutkan bahwa :24
(1) Dewan komisaris melakukan pengawasan atas
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya., baik mengenai perseroan maupun usaha
perseroan dan memberikan nasihat kepada direksi;
(2) Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk
kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan.
Sehingga teori agensi juga penulis gunakan dalam hal peran
pengawas Koperasi. Karena pengawas diberikan mandat untuk
24
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 108.
78
mewakili owner untuk mengawasi apa yang dilakukan oleh
pengurus. Pengawas sebagai agent yang diberikan tanggung jawab
oleh pihak Principals untuk mewakili dalam hal pengawasan.
Pengawas bertugas untuk mengevaluasi serta menetapkan tindakan-
tindakan korektif sehingga sesuai dengan kebijakan RAT. Untuk
melakukan tugasnya pengawas juga dituntut untuk bekerja secara
profesional agar Koperasi bergerak dalam arah atau sesuai dengan
tujuan.
Sehingga penulis dapat mengatakan bahwa peran pengurus
dan pengawas Koperasi untuk kemajuan Koperasi sangat penting.
Melihat tanggung jawab pengurus dan pengawas sebagai agent
untuk mewakili prinsipals serta dituntut untuk profesional untuk
menjalankan tugasnya. Untuk dapat melakukan kewajibannya
maka pengurus dan pengawas berhak mendapatkan haknya agar
dapat melakukan tugasnya secara profesional. Seperti pada sistem
kompensasi yang menyebutkan bahwa, sistem kompensasi
berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk
perilaku dan mempengaruhi kinerja. Secara umum kompensasi
merupakan kunci pemecahan bagaimana membuat anggota berbuat
sesuai dengan keinginan organisasi.
Sehingga untuk memberikan suatu dorongan dan motivasi
kepada pengurus dan pengawas koperasi dengan memberikan gaji
pengurus dan imbalan penngawas . Pemberian gaji dan imbalan
79
kepada pengurus dan pengawas merupakan salah satu hak yang
seharusnya diterima, melihat tanggung jawab yang diemban
pengurus dan pengawas koperasi sangat berat. Pemberian gaji dan
imbalan berguna bagi koperasi untuk mendorong pengurus dan
pengawas memperbaiki kualitas kerjanya.
2) Pengelolaan Yang Profesional Untuk Kemajuan
Koperasi
Berdasarkan dari data koperasi diatas, bahwa koperasi saat
ini memiliki perkembangan yang luas. Untuk memenuhi kebutuhan
anggota dan masyarakat dalam hal pengelolaan ekonomi maka
pengelolaan koperasi saat ini harus terorganisir, professional serta
produktif dengan berdasarkan asas-asas koperasi. Seiring dengan
perkembangan jaman koperasi di Indonesia mengalami perubahan
untuk menjadi suatu koperasi yang secara utuh dapat menerapkan
asas kekeluargaan dan prinsip koperasi. Pada anggota dan
masyarakat yang memang menginginkan suatu koperasi yang
kokoh dan bisa bertahan lama serta demokratis dalam proses roda
organisasinya, tentulah harus mempunyai landasan-landasan yang
cukup untuk mewakili prinsip agar membuat koperasi tersebut
mengalami perkembangan.
Dalam berjalannya waktu koperasi saat ini telah
berkembang dengan pesat karena para anggotanya telah
mengetahui manfaat dari pendirian koperasi yang dapat membantu
80
perekonomian dan mengembangkan kreatifitas masing-masing
anggota. Perkembangan koperasi menuntut koperasi harus bekerja
secara profesional serta bertujuan untuk mencari keuntungan, yang
tadinya berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong-royong
sekarang berkembang menjadi koperasi yang mempunyai
kesempatan dan peluang yang sama dengan pelaku ekonomi
lainnya dalam melakukan kegiatan usahanya.
Perkembangan Koperasi seperti saat ini tidak terlepas dari
pengelolaan dan pengawasan dari pengurus dan pengawas
Koperasi. Kemajuan suatu Koperasi salah satunya dapat dilihat ari
aset dan omset yang dimilikinya. Dari hasil wawancara dengan
beberapa koperasi terdapat omset yang besar, dimana aset dan
omset yang ada dipengaruhi oleh cara kerja atau pengelolaan
koperasi tersebut. Seperti pada Koperasi dibawah ini hasil yang
memiliki pendapatan sebagai berikut :
a. Koperasi X Pada Laporan Kerja Tahun Buku 2014
menyebutkan bahwa memiliki pendapatan sekitar Rp
931.952.000,00 .25
b. Koperasi Apacinti Pelita sejahtera Pada Laporan Kerja
Tahun Buku 2016 menyebutkan bahwa pendapatan
Koperasi tersebut sekitar Rp 39.621.726.000,00. 26
25
Op.cit. Laporan keuangan Koperasi X Tahun 2015. 26
Wawancara dengan sekretaris Koperasi Apacinti Pelita Sejahtera, di Kabupaten Semarang,
Pada Tanggal 13 Juni 2017, Pukul 10.00.
81
c. BMT M@NDIRI pada awal tahun 2017 memiliki omset
sekitar 7,3 M dari 13 Marketing yang tiap marketing
memiliki pendapatan sebesar Rp 500.000.000,00. 27
Dalam Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
Menengah Repbulik Indonesia Nomor 22/Per/M.K.U/IX/2015
tentang Koperasi Skala Besar, Pasal 5 menyebutkan bahwa
indikator koperai skala besar dipengaruhi oleh besarnya asset dan
omset dengan nilai tertentu perpropinsi dan atau kabupaten/kota.
Dalam pewujudan Koperasi seperti ini maka harus memiliki
strategi dalam hal pengembangan dan peningkatan pada aspek
usaha dan keuangan Koperasi. penguatan aspek Koperasi tidak
terlepas dari pengelolaan pengurus dan pengawasan oleh pengawas
secara profesional.
Dalam penguatan aspek kelembagan Koperasi tertera pada
Pasal 7, Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
Menengah Repbulik Indonesia Nomor 22/Per/M.K.U/IX/2015
tentang Koperasi Skala Besar, yaitu :
a. pemantapan organisasi dan manajemen, sesuai dengan jati
diri koperasi;
b. pengembangan profesionalisme pengurus dan pengelola
koperasi;
27
Wawancara dengan pengurus BMT M@NDIRI,di Kabupaten Semarang, Pada Tanggal 12
Juni 2017, Pukul 13.00.
82
c. pengembangan pendidikan dan pengembangan
profesionalisme anggota koperasi;
d. pengembangan hubungan sinergitas antar anggota, antara
anggota dengan pengurus dan pengelola usaha;
Pengurus dan pengawas Koperasi yang profesional sangat
berperan untuk perkembangan koperasi. seperti yang disampaikan
oleh Prof. Dr. J. G. Nirbito pada saat memberikan kuliah umum
mengenai “Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Koperasi
Menghadapi Tantangan Krisis Ekonomi dalam Era Global”,
menyebutkan ada tiga kesimpulan yang disampaikan, yaitu :28
a. Bahwa jatuh bangunnya koperasi ada ditangan pengurus.
Jika koperasi dikelola oleh orang dengan moral, komitmen,
serta kemampuan yang memadai koperasi dapat berjalan
dan mendapatkan kepercayaan dari anggotanya;
b. Maju mundurnya koperasi terletak ditangan anggota,
partisipasi anggota dalam menggerakkan koperasi sangat
diperlukan;
c. Koperasi diharapkan meningkatkan perannya dalam
pergaulannya yang lebih luas terkait dengan peningkatan
kualitas kehidupan ekonomi masyarakat.
28
Prof. Dr. J. G. Nirbito pada kuliah umum mengenai “Arah Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Koperasi Menghadapi Tantangan Krisis Ekonomi dalam Era Global”, jumat :
20 Januari 2009, diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Ekonomi, ( www.uksw.edu ).
83
Peran pengurus dalam perkembangan koperasi sangatlah penting.
Pentingnya pengurus ini didasarkan pada pengelolaannya yang
harus profesional didasarkan pada moral, komitmen, serta
kemampuan yang memadai.
Sebagai suatu badan hukum, koperasi harus menjalankan
sesuatu usaha yang mendatangkan keuntungan ekonomis,
meskipun koperasi bukan merupakan bentuk akumulasi modal.
Untuk mencapai tujuan mendatangkan keuntungan ekonomis
tersebut, maka Koperasi harus menjalankan usahanya secara terus
menerus, terang-terangan, berhubungan dengan pihak ketiga, dan
memperhitungkan rugi laba serta mencatat semua kegiatan
usahanya tersebut ke dalam suatu pembukuan.29
Pengelolaan
koperasi harus dilaksanakan secara produktif, efektif dan efisien.
Dalam arti koperasi harus memiliki kemampuan dalam
mewujudkan pelayanan usaha, yang dapat meningkatkan nilai
tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota, dengan
tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha yang
wajar. Untuk mencapai kemampuan usaha seperti itu, maka
Koperasi harus dapat berusaha secara luwes, baik yang
menyangkut industri/produk tersebut. Ini berarti koperasi
mempunyai kesempatan dan peluang yang sama dengan pelaku
ekonomi lainnya dalam melakukan kegiatan usahanya.
29
R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2005, hal. 101.
84
Pasang surut perkembangan perekonomian Indonesia
seakan tidak lepas dari kemajuan yang dilakukan oleh Koperasi.
Koperasi adalah organisasi ekonomi yang memiliki ciri-ciri yang
berbeda dengan organisasi ekonomi lain. Perbedaan ini terletak
pada sistem nilai etis yang melandasi kehidupannya dan terjabar
dalam prinsip-prinsipnya yang kemudian berfungsi sebagai norma-
norma etis yang mempolakan tata laku koperasi sebagai ekonomi.30
Penjelasan UUD 1945 Pasal 33 Ayat (1), koperasi berkedudukan
sebagai guru perekonomian nasional, sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah
satu pelaku ekonomi, Koperasi merupakan organisasi ekonomi
yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi
memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi
tersebut terbatas dan dalam mengembangkan Koperasi harus
mengutamakan kepentingan anggota. Maka dari itu Koperasi harus
mampu bekerja seefisien mungkin dan menjalankan prinsip-
perinsip koperasi beserta kaedah-kaedah ekonomi.
Koperasi sebagai suatu badan usaha haruslah bekerja
dengan prinsip dan hukum ekonomi perusahaan, menjalankan asas
bussiness efficiency, yaitu mengupayakan keuntungan finansial
30
Fray dalam Asnawi Hasan, Koperasi dalam Pandangan Islam, Suatu Tinjauan dari Segi
Falsafah Etik, dalam Membangun Sistem Ekonomi Nasional, Sistem Ekonomi dan Demokrasi
Ekonomi, Sri Edi Swasono, Jakarta: UI Press, 1987, hal. 158 2.
85
untuk menghidupi dirinya.31
Koperasi juga harus menjalankan asas
efisiensi ekonomi (melaksanakan alokasi sumber daya) sebaik
mungkin guna menunjang program kesejahteraan anggota dan
pembangunan ekonomi untuk golongan ekonomi lemah pada
umumnya, serta menjalankan asas demokrasi ekonomi yang
merupakan suatu perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD
1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Dengan koperasi bekerja efisien baik secara ekonomis maupun
bisnis, koperasi akan dapat melayani kepentingan anggotanya,
sekaligus koperasi dapat melayani masyarakat sekitar dengan baik.
Oleh karena itu koperasi harus dikelola secara profesional.
Pengelolaan yang profesional ini dapat berjalan tidak lepas dari
peran pengurus dan pengawas yang mengelola koperasi.
pengelolaan koperasi yang profesional maka
pertanggungjawaban dan tugas yang diemban oleh pengurus dan
pengawas sangat berat. Untuk itu pengurus dan pengawas harus
mendapatkan haknya setelah dia melaksanakan tugasnya untuk
mengelola koperasi, yaitu hak untuk mendapatkan gaji dan imbalan.
Pemberian gaji dan imbalan ini didasarkan pada kegiatan
pengelolaan koperasi yang membutuhkan curahan waktu penuh,
meningkatkan pelayanan secara profesional kepada anggota
31
Bahri Nurdin, Partisipasi Anggota dan Pemantapan Skala Usaha Sebagai Alat Penunjang
Pelaksanaan Koperasi Mandiri, dalam “Ekonomi Indonesia Masalah dan Prospek 1989/1990”,
(Jakarta: UII Press, 1989), hal. 379.
86
koperasi serta memiliki tanggung jawab yang besar dalam
menjalankan tugasnya. Maka pengurus dan pengawas atas jasa
yang diberikan untuk mengelola koperasi layak mendapatkan gaji
dan imbalan. Pemberian gaji dan imbalan bertujuan untuk
memastikan organisasi memiliki orang yang profesional yang
bermotivasi dan berkinerja tinggi.
Dalam pemberian gaji dan imbalan menurut sistem
kompensasi bertujuan untuk memastikan koperasi memiliki orang
yang profesional yang bermotivasi dan berkinerja tinggi.
Kompensasi juga berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting
dalam membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja. Sistem
kompensasi ini akan membantu menciptakan kemauan diantara
orang-orang yang berkualitas untuk bergabung dengan organisasi
dan melaksanakan tindakan yang diperlukan organisasi. Sehingga
menurut penulis, Pengelolaan yang profesional ini memerlukan
adanya sistem pertanggungjawaban yang baik dan informasi yang
relevan serta dapat diandalkan, untuk pengambilan keputusan
perencanaan dan pengendalian koperasi. Koperasi dalam
perkembangannya membutuhkan tenaga-tenaga yang profesional,
maka alasan memperkerjakan orang yang profesional untuk
memajukan koperasi tetap harus mendapatkan gaji dan imbalan
untuk pengurus dan pengawas.
87
2. Pengaturan Hukum Kedepan Mengenai Pemberian Gaji dan
Imbalan Bagi pengurus dan Pengawas Koperasi
Berdasarkan data koperasi diatas, dengan melihat beberapa
fakta yang ada sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian
Didalam Undang-Undang Perkoperasian tidak
mengatur secara eksplisit mengenai gaji dan
imbalan bagi pengurus dan pengawas. Sehingga
secara penafsiran dapat dikatakan boleh
memberikan gaji dan imbalan dan bisa juga tidak
memberikan imbalan. Tetapi sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-Undang
Perkoperasian yang ada;
Jika dikaitkan dengan dalil pemohon Pasal 37 dan
Pasal 57 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012
88
pemohon tidak setuju dengan pemberian gaji
pengurus dan imbalan pengawas;
b. Meskipun koperasi berdasarkan asas kekeluaragaan tetapi
dalam perkembangannya koperasi saat ini menjadi koperasi
yang modern, dimana koperasi mampu bersaing dengan
pelaku ekonomi yang lain.
Pengurus dengan curahan pemikiran untuk
mengelola koperasi dan pengawas yang melakukan
korektif terhadap pelaksanaan koperasi yang
dituntut untuk profesional untuk perkembangan
koperasi. sehingga dengan itu pengurus dan
pengawas diberi haknya yaitu berupa gaji dan
imbalan;
Dari data penulis koperasi memberikan gaji dan
imbalan kepada pengurus dan pengawasnya.
Meskipun pemberian gaji dan imbalan dengan
bentuk yang berbeda karena didasarkan dari
kemampuan masing-masing koperasi. Bahwa dasar
mereka memberikan gaji dan imbalan bagi pengurus
dan pengawasnya didasarkan pada pengaturan pada
koperasi (RAT).
Jika dilihat dari penjabaran diatas maka pengaturan
mengenai pemberian gaji dan imbalan pada pengurus dan pengawas
89
koperasi merupakan salah satu aturan main yang ada pada suatu
koperasi. mengikat pengurus dan pengawas harus mengelola dan
melakukan pengawasan secara profesional untuk kemajuan koperasi.
Karena Undang-Undang Perkoperasian hanya mengatur secara abstrak
maka sebetulnya koperasi mempunyai hak untuk mengatur
koperasinya sendiri. Tetapi harus sesuai dengan prinsip hukum yang
ada. Tetapi melihat koperasi yang semakin berkembang mengikuti
perkembangan jaman. Menjadikan koperasi modern yang sebetulnya
membutuhkan pengaturan yang lebih bisa mencakup segala hal yang
ada pada koperasi.
Pengurus dan pengawas koperasi secara hukum merupakan
himpunan manusia yang bertindak atas nama badan hukum yaitu
koperasi yang terdaftar. Kedudukan hukum pengurus dan pengawas
koperasi adalah sebagai seseorang wakil yang bertindak atas nama
prinsipal badan hukum yaitu koperasi. Kekuasaan seorang wakil untuk
bertindak atas nama prinsipal. Koperasi merupakan badan hukum,
dimana badan hukum hanya dapat melakukan perbuatan melalui
perantara organ atau seseorang yang duduk sebagai pengurus. Orang
atau orang-orang yang menjadi pengurus dan pengawas koperasi
bekerja tidak untuk dirinya sendiri melainkan untuk dan atas nama
badan hukum yaitu koperasi.
Hubungan hukum antara pengurus dan pengawas
merupakan hubungan kepercayaan (fiduciary duties) dan pemberian
amanat (legal mandatory) tidak ada atasan dan bawahan. Sehingga
90
tanggungjawab dalam pengelolaan semua ada pada pengurus dan
pengawas koperasi. Dalam hal tanggung jawab yang diberikan oleh
koperasi kepada pengurus dan pengawas merupakan hubungan
kontraktual antara principals dengan agent. Pengurus dan pengawas
koperasi memiliki tanggung jawab penuh dan dituntut untuk
profesional dalam pengelolaan koperasi. Sehingga wajar bila pengurus
mendapatkan gaji dan imbalan untuk pengawas dari apa yang telah dia
lakukan untuk kemajuan koperasi. berdasarkan syarat-syarat dewasa
ini, tampaknya sangat esensil bahwa seperti dalam hukum perusahaan
modern, status hukum dari pada pengurus, kewajiban dan tanggung
jawab pejabat koperasi seharusnya ditetapkan dalam Undang-Undang
koperasi.32
Pengaturan keseluruhan mengenai koperasi memang diatur
pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Tetapi dalam Undang-Undang Perkoperasian tersebut pengaturan
secara khusus mengenai gaji dan imbalan untuk pengurus dan
pengawas koperasi memang belum tercantum secara spesifik dalam
Pasal, ini merupakan salah satu kekosongan hukum mengenai
pemberian gaji dan imbalan. Sehingga ini membuat kerancuan bagi
koperasi mengenai bagaimana penerapan pemberian gaji dan imbalan
yang dilakukan untuk pengurus dan pengawasnya. Berdasarkan
penelitian, setiap koperasi menentukan gaji dan imbalan berdasarkan
dari keputusan RAT, sehingga setiap koperasi menerapkan gaji dan
32
Ibid.
91
imbalan berbeda-beda berdasarkan dari kemampuan koperasi itu
sendiri. Padahal pengurus dan pengawas dituntut untuk bekerja secara
profesional dan diberi tanggung jawab penuh untuk mengelola
koperasi.
Pada hukum responsif, menyebutkan bahwa sifat responsif
diartikan sebagai melayani kebutuhan masyarakat. Sifat responsif
dapat diartikan sebagai melayani kebutuhan dan kepentingan oleh
masyarakat. Nonet dan Selznick lewat hukum responsif, menempatkan
hukum dalam sarana respons dalam ketentuan-ketentuan masyarakat.
Sesuai dengan sifatnya yang terbuka, maka tipe hukum ini
mengedepankan akomodasi untuk menerima perubahan-perubahan
sosial demi mencapai keadilan. Hukum responsif merupakan teori
tentang profil hukum yang dibutuhkan dalam perubahan masyarakat.
Maka hukum responsif dituntut harus terbuka dan harus mengandalkan
keutamaan tujuan sosial yang dicapainya. Dapat dikatakan bahwa
hukum hendaknya mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan
masyarakat.
Mengutip dari Satjipto Rahardjo, hukum adalah sebuah
tataran yang dapat dibagi ke dalam tiga hal, yaitu :
a. tataran transedental,
b. tataran sosial,
c. tataran politik yang selalu bergerak.
92
Sifat pergerakan itu merupakan suatu yang tidak dapat dihilangkan
tetapi sebagai sesuatu yang eksis dan prinsipal.33
Berkembangnya
pemikiran hukum sebagai alternatif pencarian hukum yang ideal.
Hukum bisa berfungsi untuk mengendalikan masyarakat dan bisa juga
menjadi sarana untuk melakukan perubahan-perubahan dalam
masyarakat. Antara hukum dengan lingkungan terdapat hubungan
yang erat, yaitu hubungan interaksi atau tukar menukar antara
keduanya. Dimana ada masyarakat disitu ada hukum ( ubi societas ibi
ius).
Hal ini berarti bahwa, disamping hukum merupakan suatu
insitusi yang memberikan pengaruh pada lingkungan ia juga
menerima pengaruh serta dampak dari masyarakat. Pernyataan
pokoknya adalah “bagaimana hukum melakukan adaptasi terhadap
perubahan ?”. Hukum tertulis mempunyai kesulitan untuk melakukan
adaptasi yang cukup cepat terhadap perubahan di sekelilingnya atau
dengan kata lain, hukum tertulis mudah menciptakan kesenjangan
antara peraturan hukum dengan yang diaturnya.
Hukum bukanlah sekedar logika semata, lebih daripada itu
hukum merupakan ilmu yang sebenarnya yang harus selalu dimaknai
sehingga selalu up to date. Satjipto Rahardjo lebih melihat hukum
sebagai objek ilmu daripada profesi, dengan selalu berusaha untuk
memahami atau melihat kaitannya hal-hal di belakang hukum.
33
Op.Cit. Suyo Gilang Romandon, Hal. 9.
93
Keinginan untuk melihat logika sosial dari hukum lebih besar
daripada logika hukum atau perundang-undangan.34
Dapat dikatakan bahwa perkembangan koperasi di era
modern ini membutuhkan pengaturan hukum, yang salah satunya
mengenai pemberian gaji dan imbalan bagi pengurus dan pengawas
koperasi. Aturan hukum yang berlaku saat ini belum secara spesifik
mengatur mengenai pemberian gaji dan imbalan. Meskipun dalam
Undang-Undang Perkoperasian dapat dikatakan boleh memberikan
gaji dan imbalan dan dijabarkan dalam pengaturan RAT. Dengan kata
lain bahwa organisasi tersebut mempunyai hak untuk mengaturnya
sendiri dalam pengaturan tiap organisasi koperasi. Ini merupakan
hukum yang diperoleh dalam koperasi dapat merespon kebutuhan yang
ada. Sebetulnya RAT merupakan hukum yang mengatur dan
menyelesaikan dalam organisasi koperasi.
Tetapi meskipun hukum tidak hanya Undang-Undang yang
dibuat oleh legislatif, pengaturan hukum mengenai pemberian gaji dan
imbalan bagi pengurus dan pengwas Koperasi haruslah mengikuti
perkembangan Koperasi saat ini. Undang-Undang Perkoperasian harus
bisa merespon perkembangan dan kebutuhan di masyarakat yang maju.
Tuntutan untuk pengurus dan pengawas koperasi untuk menjalankan
atau mengelola koperasi serta tanggung jawab yang mengharuskannya
untuk profesional. Maka pengaturan gaji pengurus dan imbalan
34
Op. Cit. Arief Hidayat, Hal. 9.
94
pengawas haruslah ada dan diselaraskan pada Koperasi yang ada di
Indonesia.
Melihat pada hukum responsif dimana hukum harus selalu
mengikuti atau dapat menjawab kebutuhan yang ada pada masyarakat.
Dengan kata lain Undang-Undang Perkoperasian harus up to date
dalam hal pemberian imbalan pagi pengurus dan pengawas koperasi.
Dengan pengaturan pemberian gaji dan imbalan tertera pada peraturan
perundang-undanagan maka membuat keseimbangan diantara koperasi
yang ada di Indonesia. Maka akan terwujudnya keadilan dengan
adanya pengaturan yang pasti mengenai gaji pengurus dan imbalan
pengawas koperasi. Hukum harus melihat kedepan, melihat bagaimana
perkembangan koperasi saat ini yang mampu bersaing dengan pelaku
ekonomi lainnya yang pengurus dan pengawas dituntut untuk
mengelola koperasi secara profesional dan juga memiliki tanggung
jawab yang besar dalam menjalankan koperasi.