bab iii edit dokumentasi

76
BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN 3.1 HASIL PENGKAJIAN 1. 5M a. Man A. Jumlah Tenaga Kualifikasi tenaga keperawatan di Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen berjumlah 18 orang dengan rincian sebagai berikut : a. Tenaga Keperawatan Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen No. Kualifikasi Jumlah Prosentas e 1. S1 Keperawatan 2 11% 2. DIII Keperawatan 14 78 % 3. DI Keperawatan 2 11% Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa perawat di Unit Perinatologi yaitu 11% berpendidikan S1 Keperawatan, 78% DIII Keperawatan, dan 11% adalah DI Keperawatan, sehingga perlu ditingkatkan untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan untuk rekruitmen pegawai dan kriteria masuk RS Wava Husada unit Perinatologi tidak ada spesifikasi khusus, namun akan dilakukan pelatihan resusitasi bagi perawat yang baru. b. Tenaga Non Keperawatan Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen No . Kualifikasi Jumlah Prosentas e

Upload: merchilliea-esonavy-gyana

Post on 13-Feb-2016

98 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

ghg

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Edit Dokumentasi

BAB IIIHASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA

PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 HASIL PENGKAJIAN1. 5M

a. ManA. Jumlah Tenaga

Kualifikasi tenaga keperawatan di Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada

Kepanjen berjumlah 18 orang dengan rincian sebagai berikut :

a. Tenaga Keperawatan

Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

No. Kualifikasi Jumlah Prosentase

1. S1 Keperawatan 2 11%

2. DIII Keperawatan 14 78 %

3. DI Keperawatan 2 11%

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa perawat di Unit Perinatologi yaitu 11%

berpendidikan S1 Keperawatan, 78% DIII Keperawatan, dan 11% adalah DI Keperawatan,

sehingga perlu ditingkatkan untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sedangkan untuk rekruitmen pegawai dan kriteria masuk RS Wava Husada unit Perinatologi

tidak ada spesifikasi khusus, namun akan dilakukan pelatihan resusitasi bagi perawat yang

baru.

b. Tenaga Non Keperawatan Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada

Kepanjen

No. Kualifikasi Jumlah Prosentase

1. House Keeping Verbed dan Keamanan 0 0%

2. Helper 0 0%

3. Outshorshing/ CS perlantai 3 100%

Total 100%

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa sebagian besar yaitu 100%

tenaga non keperawatan di Unit Perinatologi adalah tenaga cleaning service.

B. Kualitas TenagaBerdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan kualifikasi tenaga

perawat di Unit Perinatologi sebagai berikut:

Page 2: BAB III Edit Dokumentasi

Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen

No.Nama Usia Status

pegawaiMasa kerja

Jabatan Pendidikan Sertifikat

1. IKA T. Amd.Kep

34th Tetap 8th Pjs.Kanit DIII Keperawatan

a Pelatihan NICU

b Resusitasi Neonatus

2. Ivah Erani,Amd.Kep

32 Th Tetap 8 Th PJ Shift D III Keperawatan

a. Pelatihan NICU

3. Afrid N.,Amd.Kep

28 Th Tetap 4 Th PJ Shift D III Keperawatan

a Pelatihan NICU

b Management laktasi

4. Masruroh,Amd.Kep

26 Th Tetap 3,5 Th

PJ Shift D III Keperawatan

Resusitasi Neonatus

5. Heni W, Amd.Kep

24 Th Tetap 3 Th PJ Shift D III Keperawatan

Belum pernah

6. Diah.P,Amd.Kep

25 Th Tetap 3,5 Th

Perawat Medior

D III Keperawatan

Belum pernah

7. Arina M,Amd.Kep

24 Th Kontrak 2 Th Perawat Medior

D III Keperawatan

Belum pernah

8. Desta A,Amd.Kep

28 Th Kontrak 2,5 Th

Perawat Medior

D III Keperawatan

Belum pernah

9. Risa,Amd.Kep

24 Th Kontrak 1,5 Th

Perawat Medior

D III Keperawatan

Belum pernah

10. Febriana.Amd.Kep

28 Th Kontrak 1,5 th Perawat Medior

D III Keperawatan

Belum pernah

11. Winda,R S.Kep.Ners

24Th Kontrak 4 bln Perawat junior

S1 Keperawatan

Belum pernah

12. Deni .Amd.Kep

23Th Magang 3 bln Perawat junior

DIII Keperawatan

Belum pernah

13. Fatimatul Amd.Kep

29th Magang 2 bln Perawat junior

DIII Keperawatan

Belum pernah

14. Arik.S.Kep.Ners

24th Magang 2 bln Perawat junior

S1 Keperawatan

Belum pernah

15. Roselia. S.Kep.Ners

24th Magang 2 bln Perawat junior

S1 Keperawatan

Belum pernah

16. Devy Tri Lestari

24 th kontrak 7 bln Perawat junior

DIII Keperawatan

Belum pernah

17. Nurul Retno.W.

30 Th Tetap 8 Th Asisten Perawat

D I Keperawatan

Belum pernah

18. Devi Suci Rahayu

28Th Tetap 4 Th Asisten Perawat

D I Keperawatan

Belum pernah

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 22% perawat yang

bekerja di Unit Perinatologi pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan

skill dan kemampuan dalam bidang medis. Sedangkan sisanya belum pernah mengikuti

pelatihan, namun pada bulan Sepetember 2 orang perawat di Unit Perinatologi

direncanakan untuk mengikuti pelatihan NICU di RSSA Malang dan pelatihan tersebut

Page 3: BAB III Edit Dokumentasi

berlangsung ± 2 bulan. Perawat yang ditunjuk untuk pelatihan diatur oleh manajemen rumah

sakit.

C. Kebutuhan Tenaga Perawata. Skor Ketergantungan Pasien

Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di Unit

Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen pada tahap pengkajian yakni tanggal 27-

29 Juli 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen pada tanggal 27 Juli 2015

No. Level Nama Diagnosa Medis Tingkat Ketergantungan

1.

1

By. Ny. Rini - Total2. By. Ny. Siti Khotijah - Total3. By. Ny. Rohimah - Total4. By. Ny. Nurul H - Total5. By. Ny. Siti Khoiriyah - Total6. By. Ny. Linda S - Total7. By. Ny. Ruli S - Total8. By. Ny. Sovia - Total9. By. Ny. Sugiati - Total10. By. Ny. Kiki - Total11. By. Ny. Lydia - Total12. By. Ny. Ruliati - Total13. By. Ny. Uswatun k - Total14. By. Ny. Nanik - Total15. By. Ny. Ratna - Total16. By. Ny. Enty - Total17. By. Ny. Indah P - Total18. By. Ny. Lilik - Total19.

2

By. Ny. Sitik PRM < 6 jam Total20. By. Ny. Futrul Ulum - Total21. By. Ny. Ratna Kala 2 lama, KPD Total22. By. Ny. Ngatini PRM > 12 jam, PER Total23. By. Ny. Septika FD Total24. By. Ny. Enty PRM + Post SC Total25.

3

By. Ny. Yuvira PPI, PRM Total26. By. Ny. Yusi PEB, APB Total27. By. Ny. Widarti Premature Total28. By. Ny. Erna PRM > 24 jam Total

Keterangan: T:Total care; P: Partial care; M: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 27 Juli 2015

terdapat 28 pasien antara lain: 18 pasien berada di level I dengan presentase 64.28%,

kemudian di level II sebanyak 6 pasien dengan prosentase 21.43% dan di level III terdapat 4

Page 4: BAB III Edit Dokumentasi

pasien yang diprosentasikan menjadi 14,28%. Pasien yang menempati Level tersebut (I, II,

dan III) memiliki ketergantungan total.

Tabel 3.5. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen pada tanggal 28 Juli 2015

No. Level Nama Diagnosa Medis Tingkat Ketergantungan

1.

1

By. Ny. Ratna - Total2. By. Ny. Ruli - Total3. By. Ny. Sovia - Total4. By. Ny. Uswatun P. - Total5. By. Ny. Ngatini - Total6. By. Ny. Siti Kholifah - Total7. By. Ny. Lilik - Total8. By. Ny. Lydia - Total9. By. Ny. Septika - Total10. By. Ny. Nanik - Total11. By. Ny. Indah W - Total12. By. Ny. Uswatun F. - Total13. By. Ny. Rohimah - Total14. By. Ny. Rini - Total15. By. Ny. Siti Khoiriyah - Total16. By. Ny. Kiki - Total17. By. Ny. Enty - Total18. By. Ny. Indah P - Total19. By. Ny. Dita - Total20.

2By. Ny. Sulastri PRM Total

21. By. Ny. Yulaikah Postdate Total22. By. Ny. Heliyawati PER Total23.

3

By. Ny. Erna PRM > 24 jam Total24. By. Ny. Widarti Premature Total25. By. Ny. Yusi PEB, APB Total26. By. Ny. Dewi BBLR, Premature Total

Keterangan: T:Total care; P: Partial care; M: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 28 Juli 2015

terdapat 26 pasien antara lain: 19 pasien berada di level I dengan presentase 73%,

kemudian di level II sebanyak 3 pasien dengan prosentase 11.54% dan di level III terdapat 4

pasien yang diprosentasikan menjadi 15,38%. Pasien yang menempati Level tersebut (I, II,

dan III) memiliki ketergantungan total.

Tabel 3.6. Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Unit Perinatologi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen pada tanggal 29 Juli 2015

No. Level Nama Diagnosa Medis Tingkat Ketergantungan

1. 1 By. Ny. Enty - Total 2. By. Ny. Lilik - Total3. By. Ny. Uswatun - Total4. By. Ny. Indah - Total

Page 5: BAB III Edit Dokumentasi

5. By. Ny. Siti Khoiriyah - Total6. By. Ny. Ngatini - Total7. By. Ny. Septika - Total8. By. Ny. Ratna - Total9. By. Ny. Heliawati - Total10. By. Ny. Dita - Total11. By. Ny. Yulaikah - Total12. By. Ny. Srianingsih - Total13. 2 By. Ny. Sulastri PRM Total14. By. Ny. Futrul U. - Total15.

3

By. Ny. Erna PRM > 24 jam Total16. By. Ny. Widarti Premature Total17. By. Ny. Yusi PEB, APB Total18. By. Ny. Dewi BBLR,Premature Total

Keterangan: T:Total care; P: Partial care; M: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 29 Juli 2015

terdapat 18 pasien antara lain: 12 pasien berada di level I dengan presentase 66.66%,

kemudian di level II sebanyak 2 pasien dengan prosentase 11.11% dan di level III terdapat 4

pasien yang diprosentasikan menjadi 22.22%. Pasien yang menempati Level tersebut (I, II,

dan III) memiliki ketergantungan total.

b. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode GilliesTanggal 27 Juli 2015Kebutuhan Perawat

Tindakan keperawatan langsung

Jumlah pasien x Rata-rata jam perawatan/hari/pasien

= 28 x 4,5 jam = 126 jam

Keperawatan tidak langsung

28 x 1 jam = 28 jam

Penyuluhan

28 x 15 menit = 420 menit = 7 jam

Total waktu keperawatan

Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=

126 jam + 28 jam + 7 jam = 161 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari hari ( 6 hari jam kerja = 7 jam / hari )

Total waktu keperawatan= 161 jam = 23 orang

Waktu kerja efektif 7 jam

Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 23 = 10.81 = 11 orang

Sore = 35% x 23 = 8.05 = 8 orang

Malam = 17% x 23 = 3.91 = 4 orang

Page 6: BAB III Edit Dokumentasi

Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah perawat perhari adalah 23 orang, yaitu 11 perawat dinas pagi, 8 perawat dinas sore dan 4 perawat dinas malam.

Tanggal 28 Juli 2015Kebutuhan Perawat

Tindakan keperawatan langsung

Jumlah pasien x Rata-rata jam perawatan/hari/pasien

= 26 x 4,5 jam = 117 jam

Keperawatan tidak langsung

26 x 1 jam = 26 jam

Penyuluhan

26 x 15 menit = 390 menit = 6.5 jam

Total waktu keperawatan

Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=

117 jam + 26 jam + 6.5 jam = 149.5 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari hari ( 6 hari jam kerja = 7 jam / hari )

Total waktu keperawatan= 149.5 jam= 21.3 = 21 orang

Waktu kerja efektif 7 jam

Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 21 = 9.87 = 10 orang

Sore = 35% x 21 = 7.35 = 7 orang

Malam = 17% x 21 = 3.57 = 4 orang

Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah perawat perhari adalah 21 orang, yaitu 10 perawat dinas pagi, 7 perawat dinas sore dan 4 perawat dinas malam.

Tanggal 29 Juli 2015Kebutuhan Perawat

Tindakan Keperawatan Langsung

Jumlah pasien x Rata-rata jam perawatan/hari/pasien

= 18 x 4,5 jam = 81 jam

Keperawatan tidak langsung

18 x 1 jam = 18 jam

Penyuluhan

18 x 15 menit = 270 menit = 4.5 jam

Total waktu keperawatan

Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan=

81 jam + 18 jam + 4.5 jam = 103.5 jam

Jumlah kebutuhan perawat per hari hari ( 6 hari jam kerja = 7 jam / hari )

Page 7: BAB III Edit Dokumentasi

Total waktu keperawatan= 103.5 jam = 14.7 = 15 orang

Waktu kerja efektif 7 jam

Jumlah kebutuhan per shift

Pagi = 47% x 15 = 7.05 = 7 orang

Sore = 35% x 15 = 5.25 = 5 orang

Malam = 17% x 15 = 2.55 = 3 orang

Berdasarkan rumus Gillies didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah perawat perhari adalah 19 orang, yaitu 7 perawat dinas pagi, 5 perawat dinas sore dan 3 perawat dinas malam.

c. Sistem Perhitungan Tenaga KeperawatanSistem perhitungan tenaga keperawatan dalam unit Perinatologi mengunakan peritungan

dengan metode yang ditentukan Depkes.

Jumlah perawat tersedia di Perinatal adalah:Jumlah jam Perawatan : Jam Efektif setiap perawat

81 : 7 = 11,5

Perhitungan Rumus Loss day

Jml hari minggu dlm 1 thn + Cuti + Hari besar

Jml hari kerja efektif

X Jml Perawat tersedia

48 + 0 + 16 x 12

297

768 = 2,56

297

A. Faktor koreksi;

(Jumlah Perawat tersedia + loss Day)x 25%

(11+3)x25%

= 3,5

Jadi Jumlah Kebutuhan Perawat di Perinatal Adalah :

Perawat 11 + 3 + 3,5 = 17,5 orang ( dibulatkan menjadi 18 )

Jadi total Kebutuhan 18 + 1 ( Kanit ) = 19 Perawat

Sistem perhitungan berdasarkan metode Gillies Tindakan keperawatan langsung

Jumlah pasien x Rata-rata jam perawatan/hari/pasien

= 24 x 4,5 jam = 108 jam

Tindakan keperawatan tidak langsung

Total pasien x 1 jam = 24 x 1 jam = 24 jam

Pendidikan kesehatan

Page 8: BAB III Edit Dokumentasi

Total pasien x 0,25 jam = 24 x 0,25 = 6 jam

Total jam perawatan

Tindakan keperawatan langsung + tindakan keperawatan tidak langsung +

pendidikan kesehatan = 108 + 24 +6 = 138 jam

Jumlah kebutuhan perawat per Unit ( 6 hari jam kerja = 7 jam / hari )

A x 365 = 138 jam x 365 = 50370 = 24,8 = 25 orang

(365 - C) x 7 287 x 7 2023

Dari hasil penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan rumus depkes,

didapatkan hasil bahwa jumlah perawat yang dibutuhkan di unit perinatologi berjumlah 19

orang, sedangkan berdasarkan rumus Gillies jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 25

orang. Jumlah perawat yang terdapat di unit perinatologi saat ini adalah 18 orang, hal ini

menunjukkan bahwa jumlah perawat yang berada di perinatologi kurang. Meskipun jumlah

perawat kurang, pelaksanaan asuhan keperawatan di unit perinatologi dapat berjalan

dengan baik.

b. Material dan MachineDalam melaksanakan asuhan keperawatan di Unit Perinatologi RS. Wava Husada,

tentunya harus didukung dengan alat-alat medis maupun non medis. Adapun alat-alat yang

dimiliki oleh Unit Perinatologi RS. Wava Husada baik alat medis maupun non medis adalah

sebagai berikut:

Peralatan dan Fasilitas Rumah Tangga1) Fasilitas untuk pasien

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama 3 hari, Unit Perinatologi RS.

Wava Husada memiliki inventaris peralatan untuk pasien tercantum dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel 3.7. Fasilitas Untuk Pasien dan keluarga yang Tersedia Unit Perinatologi RS.Wava Husada

No Nama Barang Tersedia Jumlah KondisiBaik Rusak

1 Baju bayi √ 90 90 -2 Bedong bayi √ 113 113 -3 Handuk √ 9 9 -4 kain lorek √ 177 177 -5 korden FT √ 5 5 -6 korden jendela √ 15 15 -7 perlak kecil √ 36 36 -8 popok √ 131 131 -9 scored √ 5 5 -10 Selimut √ 22 22 -11 slup bantal √ 28 28 -12 slup guling √ 46 46 -

Page 9: BAB III Edit Dokumentasi

13 sprei box √ 20 20 -14 sprei covus √ 0 0 -15 sprei incubator √ 4 4 -16 sprei W √ 3 3 -17 topi bayi √ 10 10 -18 Waslap √ 9 9 -19 Bantal √ 25 25 -20 Hitter √ 2 2 -21 Telepon √ 2 2 -

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang tersedia untuk

pasien dapat digunakan dan masih berfungsi dengan baik.

2) Fasilitas untuk Perawat

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama 3 hari, Unit Perinatologi RS. Wava

Husada memiliki inventaris peralatan untuk perawat tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.8. Fasilitas Untuk Perawat yang Tersedia Unit Perinatologi RS.Wava Husada

No. Nama barang Standart Jumlah KondisiBaik Rusak

1 Unit konsul 1/unitjadi 1

dengan unit kanit

Baik -

2 Unit kanit 1/unitjadi 1

dengan unit konsultasi

Baik -

3 Nurse station 1/unit 1 Baik -4 Unit Administrasi 1/unit 1 Baik -5 Unit Tindakan 1/unit 1 Baik -6 Tempat Barang 1/unit 1 Baik -

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di dapatkan hasil bahwa fasilitas untuk

perawat masih kurang seperti tidak adanya kamar mandi untuk perawat dan unit diskusi

yang sempit. Selain itu dari 5 tempat yang dapat digunakan untuk melakukan cucitangan, 2

tempat tersedia tisu untuk mengeringkan tangan, sedangkan 3 tempat tidak tersedia tisu

seingga menggunakan lap untuk mengeringkan tangan.

Tabel 3.9. Fasilitas Peralatan Kesehatan dan Instrumen yang Tersedia di Unit Perinatologi RS.Wava HusadaNo Nama Barang Tersedia Jumlah Kondisi

Baik Rusak1 CPAP √ 1 1 -2 Inkubator √ 6 5 13 infus pump √ 6 6 -4 Syringe Pump √ 6 6 -5 Blue Light √ 3 3 -6 Covus √ 3 3 -7 Infant warmer √ 2 2 -

Page 10: BAB III Edit Dokumentasi

8 Nebulaizer √ 1 1 -9 Suction √ 1 - 110 head box √ 4 4 -11 Sp O2 √ 1 1 -12 blood glucose R √ 1 1 -13 Ambubag √ 1 1 -14 Box bayi √ 23 23 -15 UV √ 1 1 -16 Korentang √ 2 2 -17 Manometer Sentral √ 7 7 -18 Stetoskop √ 2 2 -19 Standart Infus √ 4 4 -20 Spatel Lidah √ 1 1 -21 Kom Tertutup √ 3 3 -22 Bak Instrumen √ 4 4 -23 Bengkok √ 4 4 -24 monitor besar √ 2 2 -25 monitor kecil √ 1 1 -26 Troli √ 2 2 -27 gelang bayi √ 100 100 -28 three way √ 2 2 -29 Elektroda √ 6 6 -30 kertas karbon √ 15 15 -31 sangkup nebul √ 6 6 -32 klem tali pusat √ 54 54 -33 Perfusor √ 4 4 -

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebagian besar peralatan

kesehatan sudah sesuai dengan kebutuhan, masih berfungsi dengan baik dan memenuhi

standar. Hal ini sesuai dengan standar dari kemenkes RI tahun 2012 mengenai pelayanan

penunjang medik dan sarana kesehatan pada RS tipe B mengingat RS Wava Husada akan

mengikuti akreditasi. Adapun peralatan yang harus ada di unit perinatologi adalah box bayi,

incubator, timbangan, alat resusitasi bayi, blue lamp terapy, tempat ganti popok bayi, sink

mandi bayi.

Di Unit Perinatologi RS Wava Husada juga sudah terdapat PJ alkes dan instrument

yang telah dibentuk oleh kepala unit. Apabila ada salah satu perawat menemukan alat yang

kurang berfungsi dengan baik maka segera melaporkan temuannya ke PJ alkes, kemudian

PJ alkes akan membuat berita acara dan melaporkan temuannya ke kepala unit yang akan

diteruskan ke pihak rumah sakit agar segera diperbaiki, sedangkan alat yang rusak agar

segera diganti.

3) Obat-obatan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama 3 hari, Unit Perinatologi RS.

Wava Husada memiliki inventaris obat-obatan tercantum dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.10. Obat-obatan yang Tersedia di Unit Perinatologi RS.Wava Husada

Page 11: BAB III Edit Dokumentasi

No Nama Barang Ketersediaan Kondisi Tanggal ExpiredBaik Rusak

1 Aminophilin Tersedia √ - September 20162 Ca glukonas Tersedia √ - Februari 20193 Cefotaxim Tersedia √ - April 20174 Lasix (furosemide) Tersedia √ - Desember 20185 Mikasin Tersedia √ - September 20166 Merocef Tersedia √ - Agustus 20177 Kalfoxim Tersedia √ - Maret 20188 Epinefrin Tersedia √ - September 20169 Biocef Tersedia √ - April 201710 Phytomenadion Tersedia √ - Maret 201811 Lapixine Tersedia √ - September 201612 Gentamicin Tersedia √ - Desember 201713 KCL Tersedia √ - Agustus 201914 Pulmicort Tersedia √ - Oktober 201615 Ranitidin Tersedia √ - September 201516 Cendo midriatil Tersedia √ - Juli 201717 Ventolin Tersedia √ - April 201618 Cartidex Tersedia √ - Oktober 201519 Stesolid (diazepam

5 mg)Tersedia √ - Februari 2016

20 solucortef Tersedia √ - Juli 201521 Ns 25 ml Tersedia √ - April 201722 D40 25 ml Tidak Tersedia √ - -23 D 5 100 Tersedia √ - Maret 201824 D 10 500 Tidak Tersedia √ - -25 D10 1/5 Ns 500 ml Tidak Tersedia √ - -26 D5 1/4 Ns Tidak Tersedia √ - -27 Antrain Tidak Tersedia √ - -28 Ferlin Tersedia √ - Januari 201729 Sagestan Tersedia √ - Februari 201730 Zincpro Tersedia √ - November 201631 Microlax Tersedia √ - September 201632 Daktarin Tersedia √ - Desember 201733 Suplemen apialys Tersedia √ - Januari 201733 Kendall Tersedia √ - September 201735 RL Tersedia November 201736 Paraceamol Tersedia √ - Oktober 2017

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa obat-obatan yang tersedia di unit

Perinatologi sebagian besar masih dalam keadaan baik serta masih diberikan kepada

pasien.

Sudah terbentuk PJ obat di unit Perinatologi, dan memeriksa obat tiap sebulan

sekali, namun masih terdapat obat yang sudah kadaluarsa.

4) Sarana Prasarana Sumber Informasi

Data dari hasil observasi di Unit Perinatologi RS. Wava Husada yang dilakukan

selama 3 hari, dihasilkan bahwa beberapa informasi mengenai prosedur pengendalian

infeksi didapatkan melalui poster yang tersedia di dinding unit. Pada wastafel sudah

dilengkapi dengan poster cuci tangan 6 langkah. Kemudian, poster mengenai cara menyusui

Page 12: BAB III Edit Dokumentasi

yang benar telah tertempel di dinding tempat ibu untuk menyusui bayi. Akan tetapi, 4 ibu

yang menjenguk bayinya untuk disusui tidak diinformasikan mengenai isi poster dan tidak

didampingi.

Penyuluhan Unit Perinatologi RS. Wava Husada dilakukan oleh perawat dengan

menggunakan media leaflet yang berisikan cara perawatan bayi di rumah sebelum orang tua

bayi pulang dari rumah sakit.

c. Metode1) Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Belum ada metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di unit

Perinatalogi, hal ini terbukti dari hasil wawancara kepada 5 perawat unit yang mengatakan

bahwa tidak mengetahui metode apa yang digunakan di unit Perinatologi. Akan tetapi dalam

pelaksanaannya pembagian tugas di unit Perinatalogi dibagi dalam 3 bagian yang terdiri dari

perawat senior (penanggung jawab), perawat medior dan perawat junior. Perawat senior

dibantu oleh perawat medior dan perawat junior yang jumlahnya disesuaikan dengan

ketersediaan tenaga keperawatan di unit Perinatalogi. Perawat senior merupakan orang

yang sudah lama bekerja di rumah sakit, dan diletakkan di unit level 3. Perawat medior

diletakkan di unit level 2. Sedangkan perawat junior diletakkan di unit level 1 karena masih

beberapa bulan bekerja.

2) Tindakan Keperawatan di Unit Perinatologi Wava Husada OperanTabel 3.11. Tindakan Keperawatan

No. PROSEDUR OPERAN 27/7 28/7 29/7P S P S P S

Persiapan Alat dan Ruangan1.1. Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap2.2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku

catatan Sesi 1: Di Nurse Station

1.1. PJ shift sebelumnya menyiapkan status pasien yang menjadi tanggung jawabnya

2. Kanit/PJ membuka operan jaga dengan doa3. Kanit/PJ mempersilahkan Katim yang memiliki pasien

untuk melaporkan pasien4. Katim/PJ melaporkan pasien yang menjadi tanggung

jawabnya:a. Identitas pasien dan diagnosa medisb. Masalah keperawatan saat jaga dan diagnosa

keperawatan yang kemungkinan akan atau masih muncul

c. Intervensi kolaboratifd. Rencana umum misalnya masalah DP, Adm

asuransi pasien yang komplain atau pasien yang membutuhkan perhatian khusus

5. Katim/PJ bersama PJ sebelumnya untuk validasi kondisi ke pasien Sesi II: Di Kamar/Bed Pasien

Page 13: BAB III Edit Dokumentasi

1.1. Yang masuk ke dalam kamar Katim/PJ/PP sebelumnya dan perawat yang dinas selanjutnya

2.2. Katim/PJ/PA melakukan identifikasi pasien dan pemeriksaan fisik

3.3. Katim/PJ/PA yang jaga sebelumnya menyampaikan tindakan-tindakan yang telah dilakukan dan menyampaikan rencana tindakan selanjutnya serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan terkait kondisi pasien kepada perawat yang berdinas selanjutnyaSesi III: Di Nurse Station

1. Melakukan ritual kerja bersama: Doa sebelum bekerja, Visi Misi rumah sakit dan Yel-yel.

2. Kanit memberi informasi atau pengumuman dan evaluasi dari operan bedside

3.1. Kanit memberi kesempatan kepada Katim/PJ/PP untuk menanyakan kembali temuan selama di pasien ke katim/PJ/PP sebelumnya.

4.2. Kepala unit/katim/PJ memberi semangat dan pujian kepada katim/PJ/PA jaga sebelumnya.

5.3. Mempersilahkan perawat jaga malam pulang terlebih dahulu

6.4. Kepala unit/katim/PJ menutup operan dengan mengucapkan salam.Total:Presentase: 60% 60% 60% 60% 60% 60%

Keterangan : Dilakukan

: Tidak Dilakukan

P : Operan Malam ke Pagi

S : Operan Pagi ke Sore

Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain dengan

waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mengkomunikasikan secara tertulis

dan lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan lain yang memerlukan data klien secara

teratur. Evaluasi proses operan pada Unit Perinatologi RS. Wava Husada berdasarkan tabel

diatas menunjukkan operan dilaksanakan cukup baik ditunjukkan dengan rata-rata

presentase 60%.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar operan efektif adalah yang

pertama operan dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang telah disepakati,

operan diipimpin oleh kanit/katim, operan diikuti dan didengarkan secara seksama oleh

semua perawat yang akan dan telah selesai berdinas. Selama 3 hari pengamatan pada

tanggal 27-29 Juli 2015 operan dilaksanakan tepat waktu, yaitu pada operan pagi

dilaksanakan tepat pukul 07.00 dan operan siang dilaksanakan tepat pukul 14.00. Operan di

nurse station dipimpin oleh PJ shift. Operan diikuti oleh semua perawat, akan tetapi sekitar

3-4 perawat tidak mendengarkan dengan seksama ketika perawat yang bertugas di shift

sebelumnya membacakan asuhan keperawatan.

Page 14: BAB III Edit Dokumentasi

3) PreconferenceTabel 3.12. Kegiatan Preconference Saat Pengkajian

No. Langkah-langkahTanggal

27/7 28/7 29/7D T D T D T

1. Kepala unit/ Ketua Tim memberi salam

- √ - √ - √

2. Jelaskan tujuan konferens awal - √ - √ - √3. Berikan pengarahan kepada

anggota tim tentang rencana kegiatan pada shift pagi.

- √ - √ - √

4. Lakukan pembagian tugas kepada tim

- √ - √ - √

5. Berikan kesempatan pada masing – masing ketua tim untuk menjelaskan pasien kelolaannya serta membagi tugas kepada anggota tim

- √ - √ - √

6. Memberikan kesempatan kepada Tim untuk mempresentasikan kasus special yang menjadi prioritas, meliputi : Identifikasi Klien: nama, umur, no

register Diagnosa medis. Diagnosa keperawatan dan data

focus yang menunjang diagnosa. Tindakan keperawatan yang

sudah di lakukan dan hasilnya. Rencana tindak lanjut Masalah yang di hadapi

- √ - √ - √

7. Berikan kesempatan kepada Tim yang lain untuk mendiskusikan/ bertanya/ menanggapi, memberikan masukan.

- √ - √ - √

8. Kanit / Katim mencatat hasil diskusi anggota Tim.

- √ - √ - √

9. Kanit memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah di lakukan.

- √ - √ - √

10

11

Kanit memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu di perhatikan atau

- √ - √ - √

Membacakan SOP untuk pelaksanaan tindakan.

- √ - √ - √

12 Tanyakan kesiapan anggota tim untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan.

- √ - √ - √

13 Sampaikan kontrak waktu untuk pelaksanaan middle konferens

- √ - √ - √

14 Mengucapkan salam - √ - √ - √15 Mengucapkan selamat bekerja - √ - √ - √

TOTAL 0 15 0 15 0 15Prosentase 0% 100% 0% 100% 0% 100%

Keterangan :

Page 15: BAB III Edit Dokumentasi

D : Dilakukan

T : Tidak Dilakukan

Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan

konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan

asuhan keperawatan pada pasien. Pre conference dilaksanakan setiap sebelum

melaksanakan aktivitas keperawatan, diikuti oleh semua perawat sesuai shiftnya. Selama 3

hari pengamatan pada tanggal 27-29 Juli 2015, pre-conference di unit Perinatologi tidak

pernah dilaksanakan. Dari wawancara pada 7 orang perawat, didapatkan hasil 5 orang

perawat mengatakan bahwa pre-conference adalah operan, 1 orang perawat mengatakan

preconference diikuti oleh semua perawat dan 1 orang mengatakan memang tidak ada pre-

conference.

4) Post ConferenceTabel 3.13. Kegiatan Postconference Saat Pengkajian

No. Langkah-langkahTanggal

27/7 28/7 29/7D T D T D T

1. Kepala unit/Ketua Tim memberi salam - √ - √ - √2. Jelaskan tujuan konferens akhir - √ - √ - √3. Berikan kesempatan pada masing –

masing ketua tim untuk menjelaskan pasien kelolaannya

- √ - √ - √

4. Memberikan kesempatan kepada Tim untuk mempresentasikan kasus special yang menjadi prioritas, meliputi : Identifikasi Klien :nama, umur, no

register Diagnosa medis. Diagnosa keperawatan dan data

focus yang menunjang diagnosa. Tindakan keperawatan yang sudah

di lakukan dan hasilnya. Rencana tindak lanjut Masalah yang di hadapi

- √ - √ - √

5. Berikan kesempatan kepada Tim yang lain untuk mendiskusikan/ bertanya/ menanggapi, memberikan masukan.

- √ - √ - √

6. Kanit / Katim mencatat hasil diskusi anggota Tim.

- √ - √ - √

7. Kanit memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah di lakukan.

- √ - √ - √

8. Kanit memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu di perhatikan.

- √ - √ - √

9. Tanyakan kesiapan anggota tim untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan.

- √ - √ - √

10. Mengucapkan salam - √ - √ - √11. Mengucapkan selamat bekerja - √ - √ - √

TOTAL 0 11 0 11 0 11

Page 16: BAB III Edit Dokumentasi

Prosentase 0% 100% 0% 100% 0% 100%Keterangan D : Dilakukan

T : Tidak Dilakukan

Post conference dilaksanakan setiap setelah melaksanakan aktivitas keperawatan,

diikuti oleh semua perawat sesuai shiftnya. Selama 3 hari pengamatan pada tanggal 27-29

Juli 2015, tidak dilaksanakan post-conference di unit Perinatologi. Dari wawancara pada 7

orang perawat, didapatkan hasil 7 orang perawat mengatakan bahwa tidak ada

pelaksanaan post-conference.

Orientasi Pasien Baru Pada tanggal 27-29 Juli 2015, jumlah bayi baru ada 24 orang. Setiap bayi yang baru

masuk sudah dilakukan orientasi kepada orangtua bayi yang dilakukan oleh perawat yang

menerima bayi baru tersebut. Orientasi yang diberikan oleh perawat adalah kondisi bayi

(jenis kelamin, BB, PB, kelengkapan anggota tubuh), informed consent tindakan

keperawatan dan pemberian susu formula, dan kebutuhan bayi selama di rawat (pampers,

sarung tangan, sarung kaki, dan topi), jam kunjungan dan rawat gabung.

Ronde KeperawatanDari hasil observasi selama 3 hari (27-29 Juli 2015) di Unit Perinatologi RS.

Wava Husada, perawat tidak pernah melakukan ronde keperawatan. Saat melakukan

wawancara kepada 7 perawat terkait pelaksanaan ronde 3 bulan terakhir, 1 orang perawat

mengatakan bahwa ronde keperawatan hampir tidak pernah dilakukan karena terbatasnya

tenaga perawat dan kesibukan perawat, sedangkan 6 lainnya mengatakan bahwa tidak

mengetahui apa yang dimaksud ronde keperawatan.

Pendidikan KesehatanHasil observasi selama 3 hari (27-29 Juli 2015) di Unit Perinatologi dari 10

pendidikan kesehatan yang diberikan kepada orangtua bayi dengan 12 poin penyuluhan

yang harus disampaikan, 1 penkes menyampaikan 9 poin penyuluhan, 7 penkes

menyampaikan 7 poin penyuluhan, dan 2 penkes yang menyampaikan 4 poin penyuluhan.

Penkes dilakukan oleh perawat ketika ibu bayi akan pulang. Selain itu, dari 10 penkes, 6

penkes diikuti oleh ibu kandung bayi saja sedangkan 4 penkes diikuti oleh ibu kandung bayi

dan 1 keluarganya. Perawat memberikan penkes dengan terburu-buru dan tidak ada

feedback untuk mengetahui apakah pasien dapat menerima informasi yang telah

disampaikan oleh perawat.

Sentralisasi ObatSentralisasi meliputi 6 poin yang harus terpenuhi diantaranya terdapatnya pj

obat, keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat, mekanisme

penerimaan obat, pembagian obat, penambahan obat baru, dan obat khusus.

Page 17: BAB III Edit Dokumentasi

Pada Unit Perinatologi, PJ obat sudah ada dan obat-obatan untuk pasien di level

3 dan level 2 sudah diatur dan diletakkan pada masing-masing kotak penyimpanan yang

bertuliskan nama bayinya. Untuk pengaturan obat-obatan emergensi telah diberi label pada

tempat penyimpanan obat. Dari 10 tindakan pemberian obat, perawat sudah melaksanakan

prinsip 6 benar. Dalam keikutsertaan keluarga, di Ruang Perinatologi perawat selalu

meminta inform consent apabila pasien memerlukan penggantian jenis obat atau yang

lainnya terkait pengobatan dan perawatan pasien.

d. Money1) Sistem Gaji

Sumber dana gaji seluruh pegawai di RS Wava Husada berasal dari rumah sakit

sendiri. Pendapatan masing-masing pegawai diatur oleh tim manajemen dari rumah sakit.

Pendapatan gaji pegawai di RS Wava Husada berdasarkan level golongan perawat, dan

kompetensi perawat, misalnya perawat khusus di unit care mendapatkan gaji yan berbeda

dengan perawat umum.

2) Remunerisasi SDMSistem remunerasi yang didapatkan oleh pegawai RS Wava Husada tergantung dari

jumlah kunjungan pasien yang berobat ke RS Wava Husada. Pemberian remunerasi pada

pegawai diberikan setiap pertengahan bulan, setiap perawat mendapatkan remunerasi yang

berbeda. Hal tersebut didasarkan pada tingkat tindakan perawat, pendidikan perawat, serta

masa kerja perawat. Semakin tinggi tindakan yang dilakukan perawat dan tingkat pendidikan

perawat semakin tinggi poin remunerasi yang didapatkan oleh perawat.

3) Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan yang didapatkan oleh pegawai RS Wava Husada dapat berupa

tunjuangan asuransi kesehatan dari BPJS sesuai level pegawai. Terdapat perbedaan

tunjangan yang didapatkan oleh pegawai kontrak dan pegawai tetap. Apabila pegawai tetap

mendapatkan tunjangan asuransi kesehatan untuk tiga orang anak, dan istri/suami,

sedangkan untuk pegawai kontrak hanya mendapatkan tunjangan kesehatan untuk dirinya

sendiri. Selain tunjangan kesehatan pegawai yang bekerja di RS Wava Husada

mendapatkan jaminan hari tua, dan kecelakaan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan.

4) Upah LemburUpah lembur didapatkan oleh pegawai RS Wava Husada yang menambah jam

kerjanya diluar jam dinas. Setiap lembur pegawai RS Wava Husada mendapatkan

tambahan upah/gaji sesuai banyaknya jam lembur yang ditambahkan. Selain itu apabila

pegawai masuk di hari libur selain hari minggu atau tanggal merah terhitung jam lembur

pegawai. Upah lembur tersebut berdasarkan dari kalkulasi dari hasil perhitungan jam lembur

selama satu bulan.

Page 18: BAB III Edit Dokumentasi

5) Sumber Pendapatan UnitSumber pendapatan Unit Perinatologi di RS Wava Husada berasal dari rumah sakit

yang diatur sendiri oleh rumah sakit untuk dibagikan ke unit sesuai dengan kebutuhannya.

Pendapatan yang didapatkan oleh Rumah Sakit Wava Husada berasal dari pasien yang

berobat ke rumah sakit.

e. Market

1. Pasien Ditinjau dari segi pembiayaanTabel 3.14. Jenis Pembayaran

Jenis pembayaran Jumlah Pasien %

Umum 196 94

BPJS 12 6

Dari pengkajian pada bulan Juli yang didapatkan pengguna jasa pelayanan

kesehatan di unit Perinatologi dibedakan menjadi 2 yaitu pasien dengan jenis pembayaran

umum dan pasien BPJS. Rata-rata pelanggan RS Wava menggunakan sistem pembayaran

umum. Dengan banyaknya pelanggan RS yang menggunakan sistem pembayaran umum

maka pihak RS perlu menekankan pada keluarga bahwa pembiayaan ditanggung sendiri

oleh keluarga pasien serta perlu dilakukan motivasi kepada keluarga untuk mempersiapkan

dana sehingga tidak terjadi penunggakan pelunasan biaya pengobatan.

2. Asal daerah pasien

Tabel 3.15. Asal daerah pasien bulan Mei 2015

Asal Daerah Jumlah Pasien %

Kota Malang 0 0%

Kabupaten Malang 168 91%

Luar Malang 16 9%

Tabel 3.16. Asal daerah pasien bulan Juni 2015

Asal Daerah Jumlah Pasien %

Kota Malang 1 0,5%

Kabupaten Malang 191 94,5%

Luar Malang 10 5%

Tabel 3.17. Asal daerah pasien bulan Juli 2015

Asal Daerah Jumlah Pasien %

Kota Malang 1 0,5%

Page 19: BAB III Edit Dokumentasi

Kabupaten Malang 194 93%

Luar Malang 13 6,5%

Rata-rata pasien yang dirawat di Unit Perinatologi RS Wava Husada dalam 3 bulan

terakhir yaitu Mei-Juli 2015 berasal dari regional Kabupaten Malang sebesar 93%, dari Kota

Malang 0,3%, dan dari luar Malang 6,7%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian

besar pelanggan RS Wava Husada berasal dari regional Kabupaten Malang, hal ini berarti

bahwa RS Wava Husada dipercaya oleh masyarakat daerah Kabupaten Malang.

Sedangkan dari Kota Malang hanya ada 2 pasien dalam 3 bulan terakhir, hal ini dikarenakan

banyak juga rumah sakit lain yang menjadi tujuan pengobatan oleh masyarakat di Kota

Malang. Untuk regional luar Malang terdapat 6,7% atau 39 pasien, sehingga dapat

disimpulkan bahwa RS Wava Husada sudah mulai dikenal masyarakat di luar regional

Malang.

3. BOR, ALOS, TOIa) BOR

BOR 6 Bulan TerakhirTabel 3.18. BOR Perinatologi

Kategori JAN FEB MAR APR MEI JUNI

BOR RID 81% 63% 80% 87% 88% 81%

Rata-Rata BOR 6 Bulan Terakhir

= 8 1% + 63% + 80% + 87% + 88% + 81%

6

=80 %

Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan data rata BOR Unit Perinatologi RS. Wava

Husada selama 6 bulan yakni bulan Januari – Juni adalah adalah 80%. Dari data tersebut

terlihat bahwa BOR sesuai standart yang telah ditetapkan Depkes RI yaitu 60-85%, artinya

adalah prosentase pemakaian tempat tidur di unit Perinatologi sudah memenuhi standart.

BOR Pasien Saat PengkajianBerdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 27-29 Juli 2015, didapatkan gambaran

kapasitas tempat tidur unit Perinatologi, yaitu 25 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.19. BOR Saat Pengkajian

TglJumlah BOR

(∑Px/∑Bed x 100%)Bed Px

27/7/15 29 28 96 %

28/7/15 29 26 89 %

Page 20: BAB III Edit Dokumentasi

29/7/15 29 18 62 %

Rata-rata BOR per hari = 9 6 + 89 +6 2

3

= 81 %

Dari data diatas dapat dilihat bahwa rata-rata BOR per hari di unit Perinatologi

sebanyak 81%, hal ini sesuai standart yang telah ditetapkan Depkes RI yaitu 60-85%.

Namun terkadang BOR dapat mencapai lebih dari standart, hal ini memungkinkan dapat

mempengaruhi beban kerja perawat, tingkat kesalahan tindakan dan meningkatnya kejadian

infeksi nosokomial.

b) ALOS ALOS 6 Bulan Terakhir

Berdasarkan data rekam medis, didapatkan hasil penghitungan ALOS pasien

sebagai berikut:

Tabel 3.20. ALOS 6 Bulan terakhir

Kategori JAN FEB MAR APR MEI JUNI

ALOS 2,6 2,8 2,7 2,6 2,7 2,6

Rata-rata ALOS 6 bulan terakhir

= 2,6 + 2,8 + 2,7 + 2,6 + 2,7 + 2,6

6

= 2,6 = 3 hari

Berdasarkan data rekam medis didapatkan data rata-rata ALOS Unit Perinatologi

RS. Wava Husada selama enam bulan terakhir yaitu bulan Januari-Juni adalah 3 hari. Dari

data tersebut dapat dilihat bahwa ALOS Unit Perinatologi kurang dari standart yang

ditetapkan Depkes yaitu 6-9 hari. Namun hal tersebut wajar karena sebagian besar pasien di

Unit Perinatologi berada di Level 1 yaitu bayi yang memiliki resiko rendah sehingga rata-rata

lama rawatnya hanya berkisar antara 1-2 hari.

ALOS Pasien Saat PengkajianBerdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 27-29 Juli 2015 didapatkan hasil

penghitungan ALOS sebagai berikut:

Tabel 3.21. ALOS Saat Pengkajian

Tanggal Jumlah Pasien KRS Rata-Rata Lama Perawatan

27/7/15 5 1,2

Page 21: BAB III Edit Dokumentasi

28/7/15 11 1,4

29/7/15 7 1,6

Rata-rata ALOS per hari = 1,2+1,4+1,6

3

= 1,3

Ketika melakukan pengkajian selama 3 hari mengalami kesulitan ketika mendata

jumlah pasien yang KRS karena di buku statistik hanya 30% pasien yang didokumentasikan

kapan KRS. Data kemudian didapatkan melalui rekam medis masing-masing pasien, dan

didapatkan data ALOS Unit Perinatologi RS. Wava Husada selama tiga hari adalah 1,3 atau

1 hari. Hal ini tidak sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh Depkes RI yaitu 6-9 hari.

ALOS yang rendah dikarenakan rata-rata pasien yang keluar rumah sakit pada tanggal 27-

29 Juli adalah pasien di level 1, yaitu pasien dengan resiko rendah.

c. TOI (Turn Over Interval)

TOI 6 Bulan TerakhirBerdasarkan data rekam medis, didapatkan hasil penghitungan TOI pasien sebagai

berikut: Tabel 3.21. TOI 6 Bulan Terakhir

Kategori JAN FEB MAR APR MEI JUNI

TOI 0,7 1,7 0,7 0,4 0,4 0,6

Rata-rata ALOS 6 bulan terakhir

= 0,7+1,7+0,7+0,4+0,4+0,6 = 0,75 = 1 hari

6

Berdasarkan data rekam medis didapatkan data rata-rata TOI Unit Perinatologi RS.

Wava Husada selama enam bulan terakhir yaitu bulan Januari-Juni adalah 1 hari. Dari data

tersebut dapat dilihat bahwa TOI Unit Perinatologi sudah sesuai standart yang ditetapkan

Depkes yaitu 1-3 hari, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat penggunaan tempat tidur

sudah efisien.

TOI Pasien Saat PengkajianBerdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 27-29 Juli 2015 didapatkan hasil

penghitungan TOI sebagai berikut:

Tabel 3.22 TOI Saat Pengkajian

Tanggal Jumlah Pasien KRS

Lama Perawatan TOI/hari

27/7/15 5 6 4,628/7/15 11 11 1,629/7/15 7 11 2,5

Rata-rata TOI dalam 3 hari = 4,6 +1, 6 +2 ,5

Page 22: BAB III Edit Dokumentasi

3

= 2,9 = 3 hari

Berdasarkan data rekam medis didapatkan data rata-rata TOI Unit Perinatologi RS.

Wava Husada selama 3 hari yaitu tanggal 27-29 Juli adalah 3 hari. Dari data tersebut dapat

dilihat bahwa TOI Unit Perinatologi sudah sesuai standart yang ditetapkan Depkes yaitu 1-3

hari, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat penggunaan tempat tidur sudah efisien.

2. Fungsi Manajemena. Perencanaan

Visi dan Misi Organisasi Visi dan Misi Rumah Sakit

Visi Rumah Sakit

Menjadi rumah sakit unggulan dalam pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan.

Misi Rumah Sakit

Menjangkau dan melayani pelanggan secara professional dan sepenuh hati (khidmah).

Motto Rumah Sakit

Peduli pelayanan kesehatan berkualitas.

Visi dan Misi Keperawatan

Visi Unit Perinatologi

Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan dengan memberikan asuhan

keperawatan yang professional dan bermutu

Misi Unit Perinatologi

- Memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara professional dan bermutu

- Memberikan pelayanan keperawatan yang holidtik meliputi biopsikososial dan spiritual

dengan sepenuh hati

- Mampu mengoperasionalkan sarana dan prasarana medis dan keperawatan dalam

menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan.

Keterkaitan Visi dan Misi Keperawatan dengan Rumah Sakit

Visi dan misi unit Perinatologi merupakan bagian dari visi misi rumah sakit, kepala unit

mempunyai peran dalam mewujudkan visi dan misi keperawatan guna mewujudkan visi

dan misi rumah sakit tercapai.

Falsafah KeperawatanDalam melakukan asuhan keperawatan, perawat Rumah Sakit Wava Husada

berkeyakinan bahwa:

Page 23: BAB III Edit Dokumentasi

Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio psikosial spiritual yang unik.

Kebutuhan ini harus selalu dipertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan

keperawatan.

Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan dengan tidak

membedakan bngsa suku, agama/kepercayaan danstatusnya disetiap tempat

pelayanan kesehatan.

Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua

anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga.

Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses keperawatan

dengan 5 tahap untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien/keluarga

Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat memiliki wewenag melakukan

asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standart asuhan keperawatan

Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus

untuk pertumbuhan dan perkembangan staff keperawatan dalam memberikan

pelayanan kesehatan.

Tujuan Organisasi Tujuan Bidang Keperawatan Rumah Sakit

Tercapainya asuhan keperawatan sesuai dengan standart asuhan keperawatan

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan disiplin melalui pembinaan pendidikan

dan pelatihan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu asuhan

keperawatan.

Tujuan Unit Unit Perinatologi

Tercapainya perawatan paripurna pada pasien perinatal secara optimal pada tahun

2013

Tercapainya kepuasan pelanggan lebih dari 90% sampai dengan tahun 2013

Terwujudnya perawatan perinatal yang bersertifikasi pelatihan tingkat dasar minimal

50% pada tahun 2013

Kebijakan, Prosedur, dan Peraturan OrganisasiKebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan keperawatan saat ini masih

mengikuti kebijakan, prosedur, dan peraturan terkait dengan keperawatan rumah sakit.

Perencanaan Strategis Rencana Strategis Rumah Sakit

Program Rumah Sakit Wava Husada yang dijalankan oleh Unit Perinatologi yaitu:

Page 24: BAB III Edit Dokumentasi

Identifikasi pasien

Identifikasi pasien dilakukan dengan cara pemberian warna gelang yang berbeda

berdasarkan gender. Pada pasien laki-laki menggunakan gelang berwarna biru dan

perempuan menggunakan gelang berwarna merah muda.

Cuci tangan

Program cuci tangan 6 langkah 5 momen merupakan program yang dijalankan oleh

Unit Perinatologi saat ini. Program ini penting dalam mengurangi resiko infeksi pada

pasien.

Rencana Operasional Unit PerinatologiBerdasarkan hasil wawancara, unit Perinatologi memiliki program unggulan yaitu IMD

(Inisiasi Menyusu Dini). Pelaksanaan program ini adalah ketika ada persalinan normal maka

perawat dari Unit Perinatologi menunggu bayi sampai selesai menyusu dan setelah itu baru

dipindahkan ke Unit Perinatologi.

Rencana jangka pendek Unit Perinatologi ialah:

- Inisiasi Menyusu Dini

- Rawat gabung total

- Meminimalkan pemakaian dot untuk pemberian susu

Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaanStaf keperawatan terlibat dalam perencanaan progam jangka panjang dan jangka

pendek baik rumah sakit maupun unit Perinatologi dengan menyampaikan pendapat dan

rencana kepada staf yang berwenang.

Page 25: BAB III Edit Dokumentasi

b. Pengorganisasiand. Struktur Organisasi

a) Struktur Organisasi RS Wava

UNIT RAWAT JALAN

UNIT GAWAT DARURAT

UNIT KAMAR OPERASI

UNIT ICU

UNITKAMAR BERSALIN

UNITKAMAR STROKE

UNIT PERINATOLOGI

UNIT HEMODIALISA

UNIT RAWAT INAP A

UNIT RAWAT INAP B

UNIT RAWAT INAP C

UNIT RAWAT INAP D

UNIT PERINATOLOGI

UNIT YANMED, RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP

UNIT YANMED, GAWAT DARURAT DAN AMBULANCE

UNIT YANMED, KAMAR OPERASI

UNIT YANMED, ICU

UNIT YANMED, KAMAR BERSALIN

UNIT YANMED, PERINATOLOGI

UNIT YANMED, STROKE

UNIT YANMED, HEMODIALISA

UNIT BPJS

UNIT PEMASARAN

DIREKTURPT. ABNA SAMANHUDISAUTIKA HUSADA (DEWAN KOMISARIS)

KOMITEBIDANG AKUNTANSI DAN KEUANGAN

BAGIAN UMUM & PERSONALIA

BIDANG KEPERAWATANBIDANG PENUNJANG (SARANA DAN PRASARANA)

BIDANG PELAYANAN MEDIS

DIREKTUR

DEWAN PERENCANAAN

SISTEM INFORMASI MANAGEMEN

SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL

INSTALASI FARMASI

UNIT LABORATORIUM

UNIT RADIOLOGI

UNIT GIZI

UNIT REKAM MEDIS

UNIT FISIOTERAPI

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

UNIT FISIOTERAPI

UNIT ADMINISTRASI BILLING

UNIT KEUANGAN DAN PERPAJAKAN

UNIT AKUNTANSI DAN PENGELOLAAN ASET

UNIT PEMBELIAN

UNIT PSDM & KESEKRETARIATAN

UNIT UMUM & RUMAH TANGGA

KOMITE MEDIK

KOMITE ETIK DAN HUKUM

KOMITE KEPERAWATAN

KOMITE KESELAMATAN PASIEN, RESIKO MANAGEMEN &IC3

KOMITE PENGENDALIAN MUTU RUMAH SAKIT & CASE MANAGER

Page 26: BAB III Edit Dokumentasi

b) Struktur Organisasi Keperawatan

Gambar. Struktur Organisasi Keperawatan Unit Perinatologi

Catatan

- Untuk Penanggung Jawab Shift sudah program dari unit rawat Perinatologi ditentukan

berdasarkan kemampuan dan pengalaman kerja. Hal ini dikarenakan PJ shift diharapkan

adalah perawat yang benar-benar memahami tentang tindakan keperawatan yang harus

dilakukan sehingga dapat memberikan pendampingan dan bimbingan pada perawat

pelaksana ang bertugas pada shift tersebut.

e. Uraian Tugas- Kepala Unit Keperawatan Unit Perinatologi

Tabel 3.22. Hasil Pengkajian Tugas Kepala Unit/Kepala Ruang

Uraian Tugas Dilakukan Tidak Dilakukan

1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :a. Merencanakan dan membuat prosedur kerja unitb. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan

serta tenaga lain sesuai kebutuhanc. Merencanakan jumlah dan jenis alat medis dan

penunjang medis keperawatan sesuai kebutuhand. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan

keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai visi dan misi rumah sakit

2. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi :a. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan

pelayanan.b. Menyusun dan mengatur jadwal dinas tenaga perawat

dan tenaga lain di unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru atau tenaga lain yang akan bekerja di unit.

d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan

√√

Kepala Unit Ika Trisnani Amd.Kep.

Pj ShiftIvah Erani Amd.

Kep.

Pj ShiftAfrid Nur Amd. Kep.

Pj ShiftMasruroh Amd. Kep.

Pj ShiftHeni Amd. Kep.

Page 27: BAB III Edit Dokumentasi

sesuai standart.e. Melakukan koordinasi seluruh kegiatan yang ada

dengan cara bekerjasama dengan berbagai pihak/unit yang berkaitan dengan pelayanan di unit rawat Perinatologi.

f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang ada di wilayah tanggung jawab.

g. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah.

h. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat kesehatan, obat dan bahan lain yang diperlukan dalam proses asuhan keperawatan.

i. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan di unit perawatan menurut tingkat kegawatan, infeksi non infeksi sesuai kebijakan Rumah Sakit untuk memudahkan dalam memberikan asuhan keperawatan.

j. Mengadakan pendekatan terhadap pasien yang dirawat untuk mengetahui keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

k. Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala unit keperawatan yang lain, kepala fungsional keperawatan, kepala bagian dan yang lainnya.

l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja unit yang baik sehingga mendukung terlaksananya staff dalam memberikan pelayanan keperawatan.

m. Memotivasi tenaga non keperawatan dalam memelihara kebersihan unit dan lingkungannya.

n. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di unit.

o. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan serta meneliti ulang pada saat dibagikan kepada pasien apakah sudah sesuai dengan dietnya.

p. Memelihara buku register dan berkas catatan medik.q. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai

pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain di unit dan selanjutnya menyampaikannya kepada kepala fungsional keperawatan/kepala bagian pelayanan.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi :a. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan

keperawatan yang telah ditentukan.b. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan

pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatanc. Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk

memperoleh pengalaman belajar, sesuai dengan tujuan program pendidikan yang telah ditentukan oleh institusi.

d. Melaksanakan penilaian dan mencantumkannya ke dalam daftar penilaian bagi pelaksana dan tenaga lainnya di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan seperti perubahan status karyawan,

√√

Page 28: BAB III Edit Dokumentasi

kenaikan golongan, dan atau melanjutkan pendidikan.e. Mengawasi dan mengendalikan perdayagunaan

peralatan perawatan, alat kesehatan dan obat-obatan secara efektif dan efisien.

f. Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di unit.

Total 25 2Presentase 92,6% 7,4%

Berdasarkan tabel diatas menginterpretasikan pelaksanaan tugas dan peran kepala

unit dalam menjalankan fungsi manajemen keperawatan yang telah dilakuakan 92,6%

sehingga peran fungsi kepala unit sudah banyak yang tercapai dan bisa ditingkatkan. Tugas

dan peran yang belum maksimal tercapai ialah memberi pengarahan dan motivasi kepada

tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standart. Hal ini

dikarenakan kaNit baru menjabat selama 4 bulan, sehingga masih mencari metode yang

tepat untuk memberikan motivasi pada perawat. Selain itu juga masih belum ada program

peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan seperti pertemuan

ilmiah.

- Penanggung Jawab Shift Keperawatan

Tabel 3.24. Hasil Pengkajian Tugas Penanggung Jawab Shift

Uraian Tugas PJ 1 PJ 2 PJ 3 PJ 4Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. Bertanggung jawab kepada kepala unit.

2. Melaksanakan operan langsung dengan PJS sebelum dan sesudah shift, yang diikuti oleh anggota tim (shift tersebut).

3. Mengatur dan mengkoordinasi kegiatan pelayanan keperawatan dalam shift tersebut.

4. Mengontrol dan memberi bimbingan kepada perawat (anggota tim) yang bertugas dalam shift tersebut.

5. Menerima pasien baru sekaligus melakukan orientasi kepada pasien keluarganya.

6. Mengkaji ulang kebutuhan pasien.

7. Membuat rencana asuhan keperawatan dan mendelegasikan kepada anggota timnya.

8. Menerima laporan dari perawat

Page 29: BAB III Edit Dokumentasi

yang bertugas tentang maslaah pasien/maslah lain.

9. Mengontrol perkembagan kesehatan semua pasien diunit kerjanya.

10. Mengontrol kesiapan peralatan atau instrumen kesehatan.

11. Mengontrol kesiapan obat-obatan unit dan pasien.

12. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan berdasarkan laporan dari anggota timnya.

13. Mencatat hal-hal khusus/kejadian diluar dugaan pasien.

14. Memberikan bimbingan kepada pasien pulang tentang cara perawatan dan cek kelengkapan unitnya.

15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

16. Laporan pelaksanaan :a. Penanggung jawab shift

dalam membuat laporan didokumentasikan langsung pada status pasien.

b. Bila ada hal-hal yang khusus tetap ditulis distatus pasien dan bila dimungkinkan lupa tidak dilaksanakan bisa ditulis pada buku khusus (buku komunikasi) di masing-masing unit.

c. Mencatat laporan dari anggota tim ke dalam status pasien

Total 18 0 18 0 18 0 18 0

Prosentase 100% 0% 100%

0% 100%

0% 100%

0%

Berdasarkan tabel diatas menginterpretasikan penanggung jawab shift dalam

menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 100%. Hal ini harus tetap

dipertahankan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di unit perinatologi. Akan tetapi

meskipun PJ shift sudah menjalankan fungsi manajemennya sebesar 100%, dari 2 PJ shift

yang diwawancarai mengatakan tidak mengetahui secara rinci uraian tugas sebagai PJ

Shift.

Page 30: BAB III Edit Dokumentasi

- Pelaksana Perawatan

Tabel 3.25. Hasil Pengkajian Tugas Pelaksana Keperawatan

P1 P2 P3 P4 P5

Uraian Tugas Ya Tidak Ya Tida

k Ya Tidak Ya Tida

k Ya Tidak

1. Memelihara dan mengawasi kebersihan unit perawatan dan lingkungannya.

2. Menerima pasien baru sesuai SOP.

3. Memelihara peralatan medis/perawatan dalam keadaan siap pakai, dengan cara : Membersihkan dan

menyimpan alat-alat yang telah digunakan.

Menyiapkan alat secara lengkap dalam keadaan siap pakai.

4. Merawat dan meneliti bayi baru lahir, mencatat identitasnya, antara lain: Memberi label (nama ibu,

nomor register ibu, dan cap ibu jari tangan kanan ibu serta cap jari kiri dan kanan bayi)

Nilai APGAR5. Memberitahukan kepada ibu/

keluarganya dengan mempertimbangkan aspek psikologis, mengenai keadaan bayi, khususnya bila ada kelainan/ cacat.

6. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai batas kemampuannya, dengan cara : Mengamati keadaan pasien

(tanda-tanda vital, kesadaran, keadaan mental, keluhan utama)

Melaksanakan anamnesa sesuai batas kemampuan dan kewenangannya

7. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya

8. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya, antara lain: Melaksanakan tindakan

Page 31: BAB III Edit Dokumentasi

pengobatan sesuai program pengobatan

Memberi penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarganya mengenai cara merawat bayi dan menyusui yang benar dan atau penyakitnya.

9. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu, untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi.

10. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kebutuhan serta SOP yang berlaku. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan, kepada dokter unit rawat/ dokter penanggung jawab unit.

11. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya

12. Memantau dan menilai kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut, sesuai batas kemampuannya

13. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

14. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal dinas.

15. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar pasien dan keluarga sehingga tercipta ketenangan.

16. Mengikuti pertemuan berkala yang disediakan oleh kepala unit rawat Perinatologi

17. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan, antara lain melalui pertemuan ilmiah, work shop, pelatihan,dan lain-lain.

18. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta

Page 32: BAB III Edit Dokumentasi

sistem informasi Rumah Sakit yang dapat dipercaya (akurat).

19. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tertulis, pada saat pergantian shift.

20. Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi :a. Menyediakan formulir untuk

penyelesaian administratif, seperti :- Surat keterangan

istirahat sakit.- Petunjuk diet.- Surat kontrol.- Hasil pemeriksaan dan

foto.- Surat rujukan (untuk

pasien yang alih rawat atau dirujuk).

- Bukti lunas pembayaran dan lain-lain.

- Foto bayib. Memberi penyuluhan

kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai :- Cara meneteki yang

benar- Cara merawat tali pusat- ASI eksklusif- Imunisasi sesuai jadwal- Merawat payudara dll

Total 24 1 24 1 24 1 24 1 24 1

Prosentase 96%

4% 96%

4% 96%

4% 96%

4% 96%

4%

Berdasarkan tabel diatas menginterpretasikan perawat pelaksana dalam

menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 96% sudah baik namun harus tetap

ditingkatkan. Keikutsertaan perawat pelaksana dalam peningkatan pengetahuan melalui

pelatihan juga masih terbatas bagi perawat pelaksana, karena pelatihan sejauh ini lebih

diutamakan diikuti oleh perawat senior. Akan tetapi meskipun perawat pelaksana sudah

menjalankan fungsi manajemennya sebesar 100%, dari 5 perawat pelaksana yang

diwawancarai mengatakan tidak mengetahui secara rinci uraian tugas sebagai Perawat

pelaksana.

Page 33: BAB III Edit Dokumentasi

- Asisten Perawat

Tabel 3.26. Hasil Pengkajian Asisten Perawat

Uraian Tugas AP 1 AP 2Ya Tidak Ya Tidak

1. Memelihara kerapian dan kebersihan alat medis dan keperawatan.

2. Menyiapkan dan mengatur tempat tidur.3. Menolong pasien BAB/ BAK4. Memelihara kebersihan lingkungan.5. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar

untuk pasien dalam kondisi sadar dan tidak emergency

6. Mengantar bahan pemeriksaan ke laboratorium.

7. Mengantar pasien radiologi atau pemeriksaan diagnostic lainnya

8. Membantu perawat menyiapkan dan mengantar pasien ke kamar operasi

9. Menurunkan resep serta mengambil pengembalian obat/ alkes.

10. Membantu pelaksanaan administrasi biling pasien.

11. Mengantar pasien pulang sampai kendaraan penjemputan dibantu oleh petugas helper.

√√√√

√√√√

Total 10 1 10 1

Prosentase 90,9% 9,09% 90,9% 9,09%

Berdasarkan tabel diatas menginterpretasikan 2 perawat asisten dalam

menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 90,9%. Sehingga peran

fungsi sudah baik dan harus ditingkatkan lagi. Dari 2 asisten perawat yang diwawancarai

mengatakan tidak mengetahui secara rinci uraian tugas sebagai asisten perawat.

Meskipun dari seluruh wawancara yang dilakukan kepada perawat di unit

perinatologi mengatakan tidak mengetahui uraian tugasnya masing-masing secara rinci,

perawat tetap dapat melaksanakan tugasnya dengan saling membantu antar perawat.

Page 34: BAB III Edit Dokumentasi

f. Pengorganisasian Perawatan PasienUnit Rawat Perinatologi struktur organisasi yang diterapkan adalah metode

keperawatan tim dengan rincian sebagai berikut

Kepala Unit : Ika Trisnani Amd. Kep.

Penanggung Jawab Shift : Ivah Erani Amd. Kep.

Afrid Nur Amd. Kep.

Masruroh Amd. Kep.

Heni Amd. Kep.

Gambar 3.1. Pembagian Tim

Dalam pelaksanaannya, metode penugasan dalam unit Perinatologi masih belum

jelas. Metode yang digunakan yaitu sesuai dengan level (tingkat kegawatan pasien). Dalam

pelaksanaannya perawat dapat mejalankan tugasnya dengan baik meskipun perawat belum

mengetahui uraian tugasnya masing-masing.

g. Klasifikasi PasienPasien yang berada dalam unit keperawatan Perinatologi diklasifikasikan

berdasarkan kondisi penyakit dan keparahan. Pasien diklasifikasikan menjadi 3, yaitu pasien

yang berada di Level 1, Level 2, dan Level 3.

Kepala Unit Ika Trisnani Amd.Kep.

Pj ShiftIvah Erani Amd. Kep.

Pj ShiftAfrid Nur Amd. Kep.

Pj ShiftMasruroh Amd. Kep.

Pj ShiftHeni Amd. Kep.

PerawatPelaksana

Diah Amd. Kep.Arina Amd. Kep.Desta Amd. Kep.Risa Amd. Kep.

Febriana Amd. Kep.Winda Amd. Kep.Deni Amd. Kep.

Fatimatul Amd. Kep.Arik Amd. Kep.

Deny Amd. Kep.

Asisten Perawat

Nurul Retno ( D1 Keperawatan)

Rara ( D1 Keperawatan)

Page 35: BAB III Edit Dokumentasi

No Aspek Yang DinilaiKode Berkas %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Mengisi status pada setiap penderita

yang datang/MRS seuai kasus dengan

format askep yang sudah baku

100%

2 Mengisi format pengkajian sesuai

dengan kondisi pasien

100%

3 Mengisi pada kolom implementasi

tindakan perawatan yang telah

dilakukan pada pasien

100%

4 Menulis pada kolom evaluasi

perkembangan pasien setelah

dilakukan implementasi

100%

5. Mengisi pada kolom tanda tangan dan

nama terang pelaksana asuhan

keperawatan

100%

RATA-RATA TOTAL 100%

h. Pendokumentasian Proses KeperawatanPendokumentasian : berdasarkan observasi pendokumentasian asuhan keperawatan di Unit Perinatologi sudah lengkap dan

sesuai dengan standar prosedur yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit, dimana semua skornya adalah 100%.

Page 36: BAB III Edit Dokumentasi

i. Jadwal Dinasa) Penangggung Jawab Shift

Penanggung jawab shift yang ditentukan di Unit rawat unit Perinatologi,

sebagai berikut:

Penanggung Jawab Shift : Ivah Erani Amd. Kep.

Afrid Nur Amd. Kep.

Masruroh Amd. Kep.

Heni Amd.Kep

b) Pendistribusian Tenaga Setiap ShiftTabel 3.27. Distribusi dan Analisa Tenaga di Unit Rawat Perinatologi

NO NAMA SHIFT

KODE SHIFT HARI JAM KERJA JUMLAH

JAMJUMLAH

SDM

A. KANIT

1 Pagi kantor KT Senin-Jum’at 07.00-15.00 8 1

2 Pagi tengah TK Sabtu 07.00-12.00 5 1

3 Libur - Minggu 07.00-07.00 24 1

B. PJ Shift

1 Pagi PG Senin-Sabtu 07.00 - 14.00 7 1

2 Sore SG Senin-Sabtu 14.00-21.00 7 1

3 Malam ML Senin-Sabtu 21.00-0700 10 1

4 Libur - Senin-Sabtu 07.00-07.00 24 1

C. Perawat Pelaksana

1 Pagi PG Senin-Sabtu 07.00 - 14.00 7 4

2 Sore SG Senin-Sabtu 14.00 - 21.00 7 3

3 Malam ML Senin-Sabtu 21.00-07.00 10 2

4 Libur - Senin-Sabtu 07.00-07.00 24 1

E. Asisten Perawat

1 Pagi PG Senin-Minggu 07.00-14.00 7 1

2 Sore SG Senin-Minggu 14.00-21.00 7 1

3 Libur - Senin-Sabtu 07.00-07.00 24 1/-

Dari data diatas pendistribusian dari jumlah perawat yang ada masih bisa diatur

untuk memberikan pelayanan keperawatan yang ada di unit rawat Perinatologi dengan baik

sehingga ada beberapa pengkondisian shift jaga, yaitu:

Page 37: BAB III Edit Dokumentasi

Dalam pengaturan shift yang ada, apabila ada perawat yang cuti (melahirkan, tahunan,

menikah) dan ijin (sakit) maka disetiap pembuatan jadwal bulanan diberlakukan sistem

On Call apabila unit memerlukan tambahan tenaga maka dapat memanggil perawat

yang sudah terjadwal untuk On Call pada hari itu dan nantinya akan di hitung sebagai

lembur karyawan untuk memberikan reward kepada perawat yang On Call.

Tenaga di unit Rawat Perinatologi yang dikategorikan perawat senior ada 4 orang,

medior 5 orang, dan yunior 5 orang perawat dan 2 orang asisten perawat sehingga

pembagian dalam setiap shiftnya 1 orang perawat senior, 2 orang perawat medior dan

1 orang perawat yunior.

c) Keterlibatan Perawat Pelaksana Dalam Pembuatan JadwalPembuatan jadwal dilakukan secara langsung oleh kepala unit rawat Perinatologi.

Perawat pelaksana dapat mengajukan perubahan jadwal dengan tetap memenuhi peraturan

pengkondisian shift jaga yang telah ditentukan di unit rawat Perinatologi sesuai penjelasan

di sesi sebelumnya.

j. Ketenagaana) Rencana Kebutuhan Tenaga

Rencana kebutuhan tenaga yang diperhitungkan oleh kepala unit Perinatal seperti

tabel dibawah ini yang menjelaskan jumlah dan kualifikasi tenaga di Unit Perinatal yang

diharapkan dan dalam pelaksanaannya rencana ini telah terpenuhi dengan 18 tenaga meski

rencana yang dilaksanakan ini tidak sesuai dengan standar sejumlah 25 tenaga yang

diperhitungkan berdasarkan metode yang disarankan Gillies.

Tabel 3.28. Standar Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan & Pelatihan Tenaga Rawat Perinatologi

NO BAGIAN STANDAR JUMLAH STANDAR PENDIDIKAN & PELATIHAN

1 Kepala Unit 1 a. Berijazah pendidikan formal di bidang Keperawatan/Kebidanan, minimal Diploma 3/S1

b. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan sertifikat manajemen Bangsal Keperawatan

c. Berpengalaman sebagai pelaksana Perawatan 3-5 tahun

d. Sehat jasmani dan rohanie. Mempunyai sertifikat pelatihan atau seminar di

bidang keperawatan (sertifikat NICU)f. Servis Excellent

2 Katim 2 a. Berijazah pendidikan formal di bidang Keperawatan/Kebidanan, minimal Diploma 3/S1

b. Berpengalaman sebagai pelaksana Perawatan 2-3 tahun

c. Sehat jasmani dan rohanid. Mempunyai sertifikat pelatihan atau seminar

Kepanjen, 01 April 2011

Page 38: BAB III Edit Dokumentasi

keperawatane. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan sertifikat

managemen Bangsal Keperawatan.f. Servis Excellent

3 PJ Shift 4 a. Berijazah pendidikan formal di bidang Keperawatan/Kebidanan, minimal Diploma 3/S1

b. Berpengalaman sebagai pelaksana Perawatan 1-2 tahun

c. Sehat jasmani dan rohanid. Mempunyai sertifikat pelatihan atau seminar

keperawatan (NICU)e. Servis Excellent

4 Perawat pelaksana

11 a. Berijazah pendidikan formal di bidang Keperawatan dari semua jenjang yang disahkan oleh pemerintah atau yang berwenang.

b. Mempunyai sertifikat pelatihan atau seminar di bidang keperawatan (NICU)

c. Sehat jasmani dan rohanid. Servis Excellent.

6. Asisten Perawat

2 a. Pendidikan Memiliki pendidikan SMK Asisten

Keperawatan dan atau D1 Asisten Perawat Mampu mengoperasionalkan computer

minimal Microsoft officeb. Kondisi fisik

Sehat jasmani dan rohanic. Kemampuan

Memiliki kepribadian yang baik dan berdedikasi tinggi

Mampu berkomunikasi dengan baik Mampu bekerja sama dengan tim

Keperawatand. Memiliki tanggung jawab, jujur dan dapat di

percaya.b) Penerimaan Pegawai Baru, SIstem Seleksi dan Orientasi

Peserta awalnya mengikuti seleksi berkas terlebih dahulu, kemudian mengikuti ujian tulis,

praktek/skill, computer, psikologi dasar dan wawancara. Jika lolos perawat dikontrak selama

3 bulan di awal untuk diorientasi dan dievaluasi kinerjanya. Lalu dinilai secara redensial

untuk melanjutkan kontrak kembali. Setelah 2 tahun kerja, perawat dilakukan redensial

kembali untuk mengetahui apakah perawat akan melanjutkan kontrak atau keluar.

c) PenempatanUntuk penempatan calon perawat di perinatologi tergantung ketentuan yang ditetapkan oleh

Rumah Sakit

d) Pengembangan Staf- Pendidikan

Untuk pendidikan di unit rawat Perinatologi diutamakan untuk KaNitnya. RS Wava

telah mengusahakan kerjasama dengan institusi pendidikan, seperti: Universitas

Page 39: BAB III Edit Dokumentasi

Brawijaya, UMM, STIKES Kendedes dan institusi lainnya di Mojokerto. Bila ada

pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan, maka diijinkan oleh RS Wava selama

tidak mengganggu kinerja.

- PelatihanUntuk pelatihan dipilih perawat yang sudah sering atau terbiasa melakukan tindakan

sesuai pelatihan (NICU). Selain itu diutamakan untuk perawat yang senior untuk

mengikuti pelatihan. Pelatihan yang sudah pernah dilakukan yaitu pelatihan NICU

yang diikuti oleh 3 orang perawat, pelatihan resusitasi yang diikuti oleh 2 orang

perawat, dan pelatihan manajemen laktasi yang diikuti oleh 1 orang perawat.

Kemudian terdapat beberapa pelatihan yang akan dilakukan di waktu yang akan

datang, diantaranya pelatihan NICU RSSA ± 2 bulan yang akan diikuti oleh 2 orang

perawat, pelatihan tentang ASI, dan cara cuci tangan metode baru di Semarang

yang akan diikuti oleh 2 orang perawat, Pelatihan ponek di Surabaya yang akan

diikuti oleh 1 orang perawat.

e) Jenjang KarirRS Wava Husada memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai secara rata untuk

memperoleh posisi dalam struktur organisasi keperawatan atau fungsional sehingga

penilaian yang diutamakan adalah kinerja

c. Pengarahan dan Pengawasan1) Komunikasi

a) Arah komunikasi

Dari hasil wawancara dengan kepala unit, komunikasi terkait informasi di Unit

Perinatologi dapat dilakukan dari atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan.

Komunikasi antar atasan dan bawahan bersifat sangat terbuka untuk saling

melengkapi dalam kinerja. Hal tersebut terlihat ketika ada pengumumam terkait

lingkup unit seperti modifikasi saran-prasarana, kepala unit memberikan

pengumuman tersebut kepada perawat yang lain ketika semua perawat berkumpul

dan melalui jaringan sosial.

b) Jadwal pertemuan/rapat

Jadwal pertemuan/rapat dilakukan 1x/bulan pada tanggal 15

c) Faktor penghambat komunikasi

Dari hasil wawancara, faktor penghambat komunikasi kepala unit dengan staf perawat

adalah kepala unit baru menjabat selama 4 bulan.

2) Motivasi

a) Cara memotivasi individu/kelompok

Page 40: BAB III Edit Dokumentasi

Saat ini Kepala Unit Perinatologi memotivasi anggota stafnya dengan

menyesuaikan kepribadian masing-masing individu dan dilakukan secara personal

b) Sistem Reward atau Punishment

Saat ini Kepala Unit Perinatologi belum memberikan reward atas prestasi yang

dilakukan oleh staf, hanya saja bagi perawat yang berprestasi dalam kinerja akan

mempengaruhi gajinya yang diatur oleh bagian keuangan. Pemberian teguran atas

pelanggaran yang dilakukan oleh perawat, Kepala Unit memberikan peringatan secara

langsung dan personal. Dan mulai dari tanggal 1 Agustus 2015 akan dimulai untuk

menerapkan sistem denda bagi perawat yang datang terlambat.

3) Supervisi

a) Mekanisme

Dari hasil wawancara kepada kepala unit dalam pelaksanaan supervisi, PJ shift

bertanggungjawab kepada junior dan mediornya. Dari hasil observasi selama 3 hari (27-

29 Juli 2015) mekanisme pelaksanaan supervise perawat di Unit Perinatologi tidak

selalu dilakukan secara formal. Hal tersebut terlihat ketika perawat akan melakukan

tindakan invasif kemudian di supervise dan motivasi oleh PJ Shift

b) Faktor penghambat

Dari hasil wawancara kepada Kanit Dalam pelaksanaan terdapat penghambat

seperti penilaian perawat yang perlu disupervisi belum objektif sehingga pelaksanaan

supervisi pun belum maksimal.

4) Pendelegasian

Dalam pengaturan shift yang ada, apabila ada perawat yang cuti (melahirkan,

tahunan, menikah) dan ijin (sakit) maka disetiap pembuatan jadwal bulanan diberlakukan

sistem On Call apabila unit memerlukan tambahan tenaga maka dapat memanggil

perawat yang sudah terjadwal untuk On Call pada hari itu dan nantinya akan di hitung

sebagai lembur karyawan untuk memberikan reward kepada perawat yang On Call.

Sistem untuk pengajuan cuti tahunan tidak diperbolehkan dalam sehari lebih dari 2

orang perawat dikarenakan tenaga yang ada dipersiapkan untuk penjadwalan On Call.

5) Mekanisme penyelesaian masalah: manajemen konflik

Konflik yang terjadi di Unit Perinatologi diselesaikan secara kekeluargaan.

Apabila ada kasus dan masalah diselesaikan secara internal. Kepala Unit

menggunakan teknik penyelesaian konflik secara kompromi atau negosiasi diskusi

bersama dengan perawat lainnya.

d. Pengendalian1) Penampilan Kerja

a) Penilaian penampilan kinerja

Page 41: BAB III Edit Dokumentasi

Kinerja perawat dinilai secara langsung oleh kanit dengan dokumentasi tertulis

yang didalamnya memuat indikator-indikator seperti kedisiplinan, ketanggapan, absensi

dan ketepatan waktu. Namun untuk kedepannya masih direncanakan metode baru

dalam proses penilaian. Selama 3 hari pengamatan, Perawat tanggap dan cepat dalam

merespon keluhan pasien dan bersedia membimbing mahasiswa dengan baik.

2) Pengendalian Mutua) Kegiatan pengendalian mutu

Tersedianya tempat sampah medis dan non medis.

Tersedianya box bayi dengan pengaman

Tersedianya SOP pada setiap tindakan di unit

Tersedianya format dokumentasi yang lengkap

Tersedianya fasilitas perawatan seperti nurse station, unit administrasi, unit

depo farmasi, wastafel pada masing-masing unit.

b) Indikator pengendalian mutu Indikator pengendalian mutu di RS Wava Husada

Keselamatan pasien (patient safety)Sesuai pasal 43 UU No.44/2009 Rumah sakit wajib menerapkan standar

keselamatan pasien. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,

menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka

kejadian yang tidak diharapkan. Pada hal ini rumah sakit melaporkan kegiatan keselamatan

pasien kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri.

Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonim dan ditujukan untuk

mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien. Adapun 6 macam

patient safety:

1. Identifikasi pasienBerdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari di Unit Perinatologi RS.

Wava Husada didapatkan hasil bahwa setiap melakukan tindakan kepada bayi, perawat

selalu mengidentifikasi bayi tersebut terlebih dahulu. Salah satu contohnya adalah, sebelum

menyuntikkan antibiotik kepada bayi, perawat selalu mencocokkan identitas yang terdapat

pada box bayi dengan gelang yang terpasang pada tangan bayi. Selain itu, dalam

melakukan tindakan lain seperti memandikan bayi dan dalam kegiatan rawat gabung,

perawat selalu mencocokkan identitas yang terdapat pada box bayi dan gelang yang

terpasang pada bayi dan ibu.

Page 42: BAB III Edit Dokumentasi

Jadi dapat disimpulkan bahwa dari perawat yang dinas pada shift pagi dan

sore sebanyak 10 orang, seluruhnya melakukan indentifikasi pasien sebelum dan

sesudah melakukan tindakan kepada pasien.

2. Meningkatkan komunikasi efektifKomunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap jelas dan dipahami oleh

penerima informasi dapat mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.

Standar operasional prosedur yang harus dilakukan apabila akan melakukan komunikasi

untuk mencegah terjadinya kesalahan adalah:

1. Read Back

Setiap order secara lisan atau melalui telepon atau melaporkan hasil-hasil

pemeriksaan dengan nilai kritis, maka yang memberikan order harus

memverifikasi kelengkapan order tersebut dengan meminta pada penerima

order untuk membacakan kembali atau “read back” kelengkapan order tersebut.

2. Daftar singkatan yang tidak baku tidak boleh digunakan

Rumah sakit membakukan daftar singkatan, akronim, symbol dan penandaan

dosis yang tidak boleh digunakan diseluruh bagian rumah sakit. Seluruh daftar

singkatan harus didokumentasikan baik secara manual maupun dengan

computer.

3. Critical Result Value / Nilai-nilai pemeriksaan yang kritis

Ketepatan waktu atau timeliness antara order yang diberikan dan pelaporan baik

hasil normal maupun abnormal oleh perawat sejak adanyak atau diterimanya

hasil atau nilai pemeriksaan yang kritis sampai diterima oleh dokter yang

bertangguang jawab.

4. Hand off Communications (komunikasi serah terima pasien antara perawat dan

staf medis).

Serah terima pasien dapat terjadi kapanpun pada saat ada pengalihan tanggung

jawab pasien satu dari satu tenaga kesehatan kepada yang lain. Contoh serah

terima pasien antaranya adalah perawat antar shift, pengalihan tanggung jawab

dokter on call dll.

Untuk memudahkan hal tersebut, salah satu pengaplikasiannya dapat

menggunakan metode SBAR

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari di unit Perinatologi

didapatkan hasil bahwa komunikasi efektif yang dilakukan perawat sudah cukup baik.

Hal ini ditandai dengan adanya operan antara perawat shift satu kepada perawat pada

shift lainnya serta adanya catatan tertulis yang berisikan perkembangan pasien dan

Page 43: BAB III Edit Dokumentasi

intervensi yang telah diberikan. Di unit Perinatologi juga telah menggunakan metode

SBAR, untuk mengurangi kesalahan komunikasi.

3. Meningkatkan keamanan obat-obat dengan kewaspadaan tinggiObat dengan kewaspadaan tinggi seperti yang tercantum dalam buku panduan tidak

disediakan/disimpan di unit-unit rawat, kecuali di area - area tertentu misalnya kamar

operasi, kamar bersalin intensif, unit hemodialisa, IGD, ICU / ICCU. Penyediaan di unit

tertentu di atas disediakan dalam jumlah terbatas, di tempat khusus dan akses terbatas.

Semua obat dengan kewaspadaan tinggi yang berada di unit harus diberi label oleh

Instalasi Farmasi dan ditempatkan dalam kontainer khusus. Obat-obat yang tidak

berlabel, meragukan atau identitas tidak jelas tidak boleh digunakan dan harus

diserahkan ke petugas Instalasi Farmasi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 hari di unit Perinatologi,

didapatkan hasil bahwa tidak ada obat high alert.

4. Kejadian jatuhTidak terdapat pasien dengan resiko jatuh yang dirawat di Unit Perinatologi, karena rata-

rata pasien yang dirawat adalah bayi baru lahir yang bednya telah berbentuk box bayi

Angka Kejadian Jatuh

Dalam proses perawatan bayi seperti mengganti popok, injeksi imunisasi, mengganti

pakaian di unit Level I terlihat terdapat resiko bayi terbentur dan resiko jatuhnya

barang-barang yang terdapat diatas bed tempat perawatan bayi di Level I. Akan

tetapi, berdasarkan pengkajian selama 3 hari dan wawancara ke perawat tidak ada

pasien terbentur ketika proses perawatan dilaksanakan.

5. Kejadian infeksi Dalam pengendalian kejadian infeksi, program yang sedang diterapkan adalah

penerapan cuci tangan 6 langkah dan 5 momen, dan penggunaan alat perlindungan diri

(APD). Dalam observasi selama 3 hari ditemukan perawat hanya menggunakan skort dan

sarung tangan ketika memandikan bayi dan menerima bayi baru masuk. Dari 4 tindakan

invasive seperti memasang infus, pengambilan darah, cek GDS, perawat tidak

menggunakan sarung tangan.

Page 44: BAB III Edit Dokumentasi

Setelah observasi selama 3 hari, penerapan cuci tangan 6 langkah pada 7 perawat tidak

memenuhi 6 langkah yang telah ditetapkan seperti perawat tidak menggosok sela-sela

jarinya dan menggosok-gosok ujung jarinya. Kemudian cuci tangan hanya dilakukan setelah

kontak dengan pasien. Selain itu, dari 10 keluarga yang akan menjenguk bayinya tidak ada

informasi kepada keluarga pasien terkait penerapan cuci tangan sebelum dan sesudah

kontak dengan bayi.

Kejadian infeksi jarum infuse

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala unit, didapatkan hasil bahwa kejadian phlebitis

selama 1 bulan terakhir hanya 1 pasien saja. Berdasarkan pengamatan selama 3 hari, tidak

didapatkan infeksi jarum infuse:

Tabel 3.33. Kejadian infeksi jarum infus

No Variabel TANGGAL TOTAL27 28 29

1. Jumlah Pasien Phlebitis 0 0 0 02. Jumlah Pasien beresiko phlebitis adalah

pasien baru 17 13 9 39

6. Kejadian kesalahan medikasi / Pemberian obat (Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur)

Dalam memberikan obat, rumah sakit Wava Husada menggunakan prinsip 6 benar,

yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute, benar waktu benar

pendokumentasian dengan cara meminta tanda tangan kepada keluarga. Angka kejadian

kesalahan medikasi di RS Wava Husada selama dilakukan pengkajian selama 3 hari adalah

0%.

Tabel 3.34. Kejadian Kesalahan Medikasi

Variabel TANGGAL TOTAL27 28 29

Salah Pasien - - - 0Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas - - - 0Salah waktu - - - 0

Terlambat pemberian obat Pemberian obat yang terlalu cepat Obat stop tetap dilanjutkan

--

--

--

0

Salah Rute Cara oral Intra vena Intra muskuler Lain-lain

- - - 0

Page 45: BAB III Edit Dokumentasi

Salah dosis Dosis kurang Dosis berlebih

- - - 0

Salah obat - - - 0Salah dokumentasi - - - 0Salah penempatan obat ke loker pasien lain - - - 0Jumlah Kesalahan 0 0 0 0Jumlah pasien/hari 28 26 18 72

Total pasien 28 26 18 72

3) Alat Penilaian Kinerja PerawatTingkat Kepuasan PasienKepuasan pasien, meliputi:

Tangibility (bukti fisik) : Unit rawat inap tertata rapi , bersih dan unit rawat inap

yang nyaman. Alat makan dan minum bersih dan baik

Reliability (Handal): Perawat sigap dan tanggap saat merawat pasien, perawat

melaporkan secara rinci perubahan pasien kepada dokter sewaktu melakukan

kunjungan ke pasien, perawat memberikan obat sesuai jadwal, perawat

memperhatikan keluhan keluarga pasien.

Assurance (Jaminan): Perawat terdidik dan mampu melayani pasien, perawat

memberikan perawatan tepat sesuai dengan masalah yang saya hadapi.

Empathy (Perhatian): Perawat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan

pasien, perawat selalu mengingatkan keamanan akan menyimpan barang

berharga pasien dan keluarganya, perawat memberikan dorongan/motivasi

kepada pasien supaya cepat sembuh dan mendoakan mereka.

Tingkat Kelelahan Kerja PerawatUntuk alat ukur penilaian kelelahan kerja perawat menggunakan (KAUPK2) yang

berisikan tentang kemampuan berkonsentrasi, ketenangan dalam bekerja, kelelahan

dalam bekerja, cepat tanggap dalam bekerja, penggajian daya pikir.

Tingkat Kepuasan Kerja PerawatUntuk alat ukur penilaian kepuasan kerja perawat menggunakan kuesioner yang

berisikan tanggapan terhadap beban kerja, komunikasi antar tenaga kesehatan

dalam 1 unit, peraturan kepegawaian bagi tenaga perawat, waktu untuk beristirahat,

Page 46: BAB III Edit Dokumentasi

kompemsasi balas jasa yang diterima selama bekerja, kesempatan untuk

berkembang dan tugas atau kewajiban yang diberikan kepada dirinya.

Tingkat Produktivitas PerawatUntuk alat ukur penilaian produktivitas perawat menggunakan kuesioner yang

berisikan tanggapan terhadap pencapaian target selama bekerja, penyelesaian tugas

yang tepat waktu, pengevaluasian perawat terhadap pekerjaannya sendiri, keinginan

diri untuk menjadi lebih baik, kesalahan- kesalahan yang dilakukan selama bekerja

dan kemampuan bekerja dengan rekan kerja.

4) Hasil Penilaian Kinerja Langkah pertama adalah mengetahui berapa pasien yang dapat dimasukkan dalam

penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain dirawat selama 2 hari, tidak pulang

paksa, dan pulang hidup.

Langkah kedua dilakukan komunikasi dengan pasien dan keluarga untuk memperoleh

jawaban atas kesediaan mengisi kuesioner. Jika pasien atau keluarga setuju, maka

diberi kuesioner untuk diisi.

Langkah ketiga adalah memberikan kuesioner yang harus diisi.

Langkah keempat, melakukan penilaian/scoring sesuai panduan penilaian kuesioner

dan memasukkan dalam kategori yang sesuai.

Berdasarkan kuesioner yang di berikan kepada keluarga klien dan perawat di

dapatkan hasil sebagai berikut:

Kuesioner tingkat kepuasan pasien

Pengukuran tingkat kepuasan pasien menggunakan kuesioner dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan. Setelah kuesioner dibagikan kepada 7 keluarga

pasien di perinatologi didapatkan hasil bahwa 100% keluarga pasien puas terhadap

pelayanan yang diberikan oleh perawat

Gambar 3.1. Kepuasan Pasien Terhadap Perawatan di Perinatologi

Page 47: BAB III Edit Dokumentasi

Kuesioner tingkat kelelahan kerja perawat

Pengukuran tingkat kelelahan kerja perawat menggunakan kuesioner dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 13 pertanyaan. Setelah kuesioner dibagikan kepada 11 perawat

perinatologi didapatkan 9% perawat mengalami kelelahan kerja dan 91% perawat

tidak mengalami kelelahan.

Gambar 3.2. Kelelahan Kerja Perawat

Tingkat kepuasan kerja perawatPengukuran tingkat kepuasan kerja perawat menggunakan kuesioner dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 24 pertanyaan. Setelah kuesioner dibagikan kepada 11 perawat

perinatologi didapatkan didapatkan 64% perawat merasa puas terhadap pekerjaannya

dan 36% perawat merasa tidak puas dengan pekerjaannya.

Gambar 3.3. Tingkat Kepuasan Kerja Perawat

Tingkat produktivitas kinerja perawat

Page 48: BAB III Edit Dokumentasi

Pengukuran tingkat produktivitas kinerja perawat menggunakan kuesioner dengan

jumlah pertanyaan sebanyak 11 pertanyaan. Setelah kuesioner dibagikan kepada atasan

perawat untuk menilai kinerja perawat dibawahnya, hasilnya didapatkan data 6 dari 7

perawat atau 86% perawat dikatakan memiliki kinerja yang baik.

Keberhasilan pengendalian mutu Dokumentasi yang dilakukan sudah lengkap

Program Pasien safety sebagian besar sudah terlaksana

3) Pengembangan StandarUnit Perinatologi telah memiliki SAK mengenai masalah keperawatan yang

sering terjadi di Unit Perinatologi. Pedoman standart asuhan keperawatan yang ada di

Rumah Sakit Wava Husada terakhir kali dikembangkan pada tahun 2012 saat akreditasi

rumah sakit.

a) Standar asuhan keperawatanUnit Perinatologi telah memiliki SAK mengenai masalah keperawatan yang sering

terjadi di unit. Pedoman standart askep masih dalam proses revisi sampai sekarang ini.

b) Standar kinerjaStandar kinerja perawat unit Perinatologi mengikuti standar yang diberlakukan

oleh RS Wava Husada. Dalam bekerja, perawat unit perinatologi sangat

mengutamakan keselamatan pasiennya. Hal ini dapat dinilai dengan merujuk pada

indikator keselamatan pasien yang dibuat oleh Accreditation of health organizations,

Illinois USA, dimana terdiri dari 7 poin antara lain memperhatikan hak pasien, mendidik

pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan

metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program keselamatan

pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf

tentang keselamatan pasien, dan komunikasi antar staf untuk mencapai keselamatan

pasien. Terlihat dari pengamatan yang dilakukan pada 10 perawat, semua perawat

melaksanakan ketujuh poin diatas dengan baik.

Page 49: BAB III Edit Dokumentasi

3.2 ANALISA SWOT

STRENGTH P K P x K Bobot Rating B x R1. Jumlah perawat kurang berdasarkan penghitungan rumus Depkes dan Gillies,

namun pelaksanaan asuhan keperawatan di Unit Perinatologi berjalan baik 2 4 8 0,02 2 0,04

2. Fasilitas yang tersedia untuk pasien berfungsi dengan baik dan memenuhi standar kemenkes RI tahun 2012 mengenai peralatan yang harus ada di unit Perinatologi

14 56 0,13 4 0,52

3. Media informasi sudah tersedia di unit yaitu poster untuk informasi mengenai cucitangan 6 langkah dan cara menyusui yang benar, kemudian leaflet untuk perawatan bayi di rumah

10 40 0,1 4 0,3

4. Perawat melakukan orientasi kepada semua pasien yang baru masuk 11 44 0,1 3 0,35. PJ Obat sudah ada dan pengaturan obat disesuaikan berdasarkan nama bayi 9 36 0,09 3 0,276. Pemberian obat oleh perawat berdasarkan prinsip 6 benar 13 52 0,12 4 0,487. ALOS 6 bulan terakhir 3 hari 8 32 0,08 3 0,248. Tugas, peran dan tanggung jawab kepala unit telah dilaksanakan dan beberapa

didelegasikan kepada penanggung jawab shift, dan tenaga lainnya (92,6%) 3 12 0,03 2 0,06

9. PJ shift, PP, Asisten Perawat sudah menjalankan fungsi manajemennya masing-masing sebesar 100% 4 16 0,64 4 2,56

10. Pendokumentasian asuhan keperawatan klien yang dilakukan perawat lengkap, yaitu 100% 5 20 0,05 4 0,2

11. Adanya system On Call dan pembatasan cuti di hari yang bersamaan 1 4 0,01 2 0,0212. Supervisi terhadap perawat yang junior didelegasikan kepada PJ Shift 7 28 0,07 3 0,2113. Jika ada masalah di unit, manajemen konflik dengan diskusi bersama 6 24 0,06 3 0,1814. Keselamatan pasien diperhatikan terlihat dari setiap tindakan, perawat melakukan

identifikasi pasien, selain itu kejadian infeksi dan jatuh tidak ada 12 48 0,11 4 0,44

Jumlah A=420 S=5,82

Page 50: BAB III Edit Dokumentasi

WEAKNESS P K P x K Bobot Rating B x R1. Perawat yang pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan skill

dan kemampuan medis hanya sebanyak 22%13 4 52 0,08 4 0,32

2. Kualitas pegawai berdasarkan tingkat pendidikan S1 11%, DIII 78%, dan DI 11% 14 56 0,09 3 0,273. Jumlah perawat berdasarkan penghitungan rumus Depkes kurang 1 orang dan

berdasarkan rumus Gillies kurang 7 orang.12 48 0,08 2 0,16

4. Fasilitas untuk perawat masih kurang karena tidak adanya kamar mandi untuk perawat, unit diskusi perawat yang sempit

1 4 0,01 3 0,03

5. PJ obat sudah ada, namun ada obat yang tetap berada di penyimpanan obat padahal sudah kadaluarsa

8 32 0,05 3 0,15

6. Tidak tersedia tisu di 4 tempat untuk cucitangan 9 36 0,06 4 0,247. Metode penugasan yang digunakan di unit belum jelas apakah metode tim,

kasus, atau fungsional17 68 0,11 4 0,44

8. Pre-conference dan post-conference tidak dilaksanakan di unit 15 60 0,1 4 0,49. Ronde keperawatan tidak pernah dilakukan dan 6 perawat tidak mengetahui apa

yang dimaksud dengan ronde keperawatan7 28 0,05 3 0,15

10. Dari 10 penkes untuk orangtua bayi semua tidak maksimal karena dilakukan hanya ketika bayi akan pulang, terbatasnya media yang digunakan, dan disampaikan dengan terburu-buru

6 24 0,04 3 0,12

11. Penkes dan pendampingan pada 4 ibu ketika menyusui tidak maksimal 5 20 0,03 3 0,0912. 10 keluarga yang menjenguk bayinya tidak diberikan penkes terkait cuci tangan 4 16 0,03 2 0,0613. Perawat tidak mengetahui uraian tugasnya masing-masing secara rinci 16 64 0,01 4 0,0414. Dokumentasi KRS di buku statistik hanya 30% 2 8 0,01 2 0,0215. Dari 7 perawat, penerapan cuci tangan 5 moment tidak maksimal hanya setelah

kontak dengan pasien11 44 0,07 4 0,28

16. Dari 7 perawat, penerapan 6 langkah cuci tangan tidak maksimal yaitu 2 langkah tidak dilaksanakan (gosok sela-sela jari dan menggosok ujung jari)

10 40 0,07 3 0,21

17. Penggunaan APD hanya ketika memandikan bayi dan menerima bayi baru masuk 3 12 0,02 2 0,04Jumlah C=612 W=3,02

Page 51: BAB III Edit Dokumentasi

OPPORTUNITY P K P x K Bobot Rating B x R1. Perawat memiliki kesempatan untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan tindakan

yang sering dilakukan10 4 40 0,18 4 0,72

2. Perawat memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan 9 36 0,16 4 0,643. Pendapatan gaji pegawai berdasarkan level golongan perawat dan kompetensi

perawat5 20 0,09 3 0,27

4. Remunerisasi tergantung jumlah kunjungan pasien 8 32 0,15 3 0,455. Adanya tunjangan pegawai berupa asuransi kesehatan 7 28 0,13 3 0,396. Sebagian besar pasien berasal dari daerah kabupaten Malang dan sekitarnya 1 4 0,02 3 0,067. Unit Perinatologi RS Wava Husada cukup diminati terlihat dari rata-rata BOR

dan TOInya yang sesuai standar6 24 0,11 2 0,22

8. Tuntutan masyarakat terhadap tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang untuk pelayanan pasien

2 8 0,04 2 0,08

9. Adanya penerimaan pegawai baru tiap tahunnya dengan seleksi ujian dan orientasi yang baik

4 16 0,06 3 0,18

10. Kebijakan berupa denda bagi perawat yang terlambat akan dimulai pada tanggal 1 Agustus 2015

3 12 0,05 3 0,15

Jumlah B=220 O=3,01

THREAT P K P x K Bobot Rating B x R1. 100% pasien memiliki tingkat ketergantungan total 2 4 8 0,2 3 0,62. Sebagian pasien menggunakan pembayaran umum sehingga pihak RS harus

menekankan dan memotivasi keluarga untuk mempersiapkan dana 1 4 0,1 3 0,3

3. Banyak terdapat RS baik negeri ataupun swasta di kabupaten Malang 3 12 0,3 4 0,124. Terdapat pelayanan kesehatan yang berada tidak jauh dari RS. Wava Husada 4 16 0,4 4 0,16

Jumlah D=40 T=1,18

Page 52: BAB III Edit Dokumentasi

Perhitungan Analisa SWOTA + C = 420 + 612 = 1032S – W = 5,82– 3,02 = 2,8 (x)B + D = 220 + 40 = 260O – T = 3,01 - 1,18 = 1,83 (y)

KETERANGAN:Kuadran 1 Progresif

Hal ini menggambarkan bahwa situasi yang sangat baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang

menguntungkan. Untuk itu dapat digunakan alternative strategi 1 yakni pengembangan (strategi agresif).

(-) Internal (+) Internal

(-) Eksternal

Kuadran I

Kuadran II

Kuadran III

Kuadran IV

(+) Eksternal O

S

T

W 2,8

1,83