bab iii belum edit data
DESCRIPTION
sfgsfgTRANSCRIPT
BAB III
PENGUKURAN WATERPAS
1.1. Dasar Teori
Tujuan dari pengukuran dengan menggunakan waterpas bertujuan untuk
mengukur beda tinggi antara dua titik. Data yang diperoleh dari pengukuran
tersebut kemudian dipergunakan untuk membuat pemetaan, perencanaan, bahkan
pelaksanaan pembangunan. Dalam pengukuran dengan waterpas terdapat
beberapa istilah yang sering digunakan :
Garis Vertikal
Garis yang menuju pusat bumi (plumb line)
Bidang mendatar
Bidang tegak lurus garis vertikal, dapat berbentuk melengkung sesuai
dengan kontur laut.
Datum
Bidang referensi untuk ketinggian, misalnya yang sering dipergunakan
adalah ketinggian permukaan laut rata-rata (mean sea level)
Mean Sea Level
Permukaan laut rata-rata, didapat dari pengukuran ketinggian laut tiap
jam dalam waktu yang lama.
Elevasi
Jarak vertikal atau ketinggian yang diukur dari datum.
Bench-Mark (B.M.)
Merupakan titik yang tetap, biasanya berbentuk patok beton. Patok
tersebut sudah diketahui berapa elevasinya terhadap datum, sehingga
dapat digunakan dalam penentuan elevasi untuk area di sekelilingnya.
Macam-macam cara pengukuran tinggi :
1. Pengukuran tinggi secara langsung
Memakai pita ukur, biasanya metode ini dipakai untuk mengukur gedung.
2. Pengukuran dengan waterpas
Pengukuran dengan alat yang dapat mengukur perbedaan tinggi dengan
membuat garis bidik horizontal (centering) dengan mengatur posisi nivo.
3. Pengukuran dengan barometer
Alat ukur ini dapat menentukan ketinggian dan juga tekanan udara di
tempat tersebut.
4. Pengukuran Trigonometri
Pengukuran ini menggunakan alat yang dapat mengukur beda tinggi
sekaligus membaca sudut vertikal dan horizontal, alat tersebut adalah
teodolit.
1.2. Prinsip Kerja Waterpas
Inti dari penggunaan waterpas sebenarnya adalah membuat garis
sumbu teropong pada waterpas horizontal. Horizontal atau tidaknya sumbu
teropong ditentukan dari posisi nivo, nivo adalah gelembung yang terdapat
dalam tabung kaca pada waterpas. Posisi dari nivo tersebut harus tepat di
tengah.
Waterpas dapat mengukur beda tinggi dari satu titik ke titik lainnya
yang berjarak dampai dengan (50-60) m. Ini dikarenakan waterpas memiliki
lensa optis yang mampu memperbesar bayangan.
Agar pengukuran berjalan dengan baik dan memperoleh data yang akurat,
maka terdapat serangkaian prosedur pengukuran yang harus dipatuhi, antara
lain :
a. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari (±jam 07.00-10.00) atau
pada sore hari (±jam 14.00-17.00).
b. Alat ukur diletakkan pada permukaan yang stabil menggunakan statif.
Beberapa statif dilengkapi pula dengan tabung berisi nivo agar
mempermudah pengukur untuk menstabilkan posisi statif.
c. Rambu ukur didirikan tepat di atas patok.
d. Selama pengukuran berlangsung, waterpas tidak boleh terkena sinar
matahari secara langsung. Waterpas harus dilindungi payung.
e. Jarak maksimum rambu ke waterpas adalah 50 m.
Proses untuk membuat garis bidik (garis khayal) teropong pada waterpas horizontal
disebut dengan centering. Centering terdiri dari tiga langkah yaitu :
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis nivo.
Penyelidikan terhadap selisih tinggi antara dua titik diperlukan untuk control
penggunaan waterpas. Dalam pengukuran dengan menggunakan waterpas, alat
ditaruh di tengah-tengah dua titik. Ketidaksesuaian dengan syarat nomor satu di
atas dapat diketahui jika terbentuk sudut antara garis vizir (garis arah nivo) dan
garis horizontal, walaupun posisi nivo sudah seimbang.
Pada teropong tanpa sekrup helling, maka koreksi dilakukan dengan koreksi
benang silang vertikal, sedangkan nivo tetap seimbang. Sedangkan jika teropong
dilengkapi dengan sekrup helling, maka koreksi bisa dilakukan pada garis vizir
atau pada nivo. Bila penngerjaan menyertakan koreksi dengan sekrup helling pada
nivo, pengukuran dapat dilakukan seperti pengukuran dengan teropong tanpa
helling sampai pengukuran selanjutnya, dilanjutkan dengan koreksi pada nivo.
2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I
Pada alat tanpa sekrup helling, pengaturan sumbu I dilakukan dengan cara yang
sama dengan pengaturan pada teodolit, yaitu dengan menggunakan tiga sekrup
pengatur. Setelah penyimpangan terjadi, kemudian nivo diperbaiki dengan sekrup
koreksi, dengan ini syarat terpenuhi. Bila alat tidak dilengkapi dengan sekrup
helling maka syarat di atas tidak perlu.
3. Benang silang horizontal harus tegak lurus sumbu I
Langkah centering ini dapat dilakukan dengan mengarahkan teropong alat pada
suatu titik yang dibuat di suatu dinding atau tembok. Kemudian teropong di putar
dengan sumbu I sebagai sumbu putar. Jika benang silang horizontal ini telah tegak
lurus dengan sumbu I maka pada saat pemutaran, benang ini akan selalu tampak
selalu berimpitan dengan titik pada tembok tadi. Jika tidak demikian maka
diafragma dengan benang silang diputar sedikit dengan tangan, sesudah itu sekrup
kecil yang terletak pada sisi diafragma dilepas sedikit.
3.3. Rambu Ukur (Levelling Rod)
Pengukuran dengan waterpas akan selalu disertai dengan rambu ukur atau
bak ukur. Rambu ukur dapat terbuat dari kayu atau alumunium dengan panjang 3,
4, atau 5 meter. Hal yang perlu diperhatikan dari rambu ukur adalah pembagian
skalanya harus benar-benar teliti. Selain itu pada proses pengukuran, rambu ukur
harus benar-benar dipegang vertikal (tegak). Penggunaan yang paling baik adalah
dengan menggunakan base-plate, terutama jika rambu tidak dapat diletakkan di
atas patok-patok permanen.
3.4. Pengukuran Beda Tinggi
Bila alat sudah memenuhi persyaratan seperti yang disebutkan di atas,
maka untuk pengukuran beda tinggi hal pertama yang harus dilakukan adalah
meletakkan alat di tengah-tengah antara dua patok.
B
A
Gambar 3.1. Pengukuran waterpass beda tinggi dan jarak.
(http://itpcivilengineering.blogspot.com/2012/05/alat-ukur-waterpas-dalam-
ilmu-ukur.html)
Keterangan gambar:
A dan B : titik diatas permukaan bumi yang akan diukur bedatingginya
a dan b : bacaan atau tinggi garis mendatar di titik A dan B
Ha dan Hb : ketinggian titik A dan B di atas bidang referensi
ΔhAB : beda tinggi antara titik A dan B
Seperti halnya pengukuran jarak dan sudut, pengukuran beda tinggi
juga tidak cukup dilakukan dengan sekali jalan, tetapi dibuat pengukuran
pergi pulang, yang pelaksanaannya dapat dilakukan dalam satu hari, serta
dimulai dan diakhiri pada titik tetap. Gabungan beberapa seksi dinamakan
trayek. Persamaan yang berlaku dalam sipat datar :
a. Waterpass terbuka : h akhir – h awal
b. Waterpass tertutup : 0
Peletakkan alat di tengah antara dua patok adalah bentuk
pencegahan dari kemungkinan tidak sejajarnya sumbu teropong dengan
garis nivo. Bila kedudukan alat tidak tepat maka seumbu teropong akan
membentuk sudat α dengan garis datar, meskipun nivo telah kita atur di
tengah-tengah.
3.5. Peralatan yang Digunakan
Alat – alat yang digunakan dalam pengukuran beda tinggi adalah :
1. Waterpas
Alat ukur yang dapat mengukur beda tinggi antara dua titik.
2. Statif
Alat yang dipakai untuk menopang waterpas agar dapat digunakan sambil
berdiri, dan agar posisi waterpas dapat dalam keadaan stabil. Beberapa statif
dilengkapi dengan nivo, sehingga proses pengaturannya menjadi lebih mudah.
3. Rambu Ukur atau Bak Ukur
Alat yang digunakan untuk pembacaan beda tinggi.
4. Patok
Alat untuk menentukan titik-titik yang akan diukur, jika penanaman patok
dilakukan di atas tanah maka menggunakan kayu, sedangkan jika media
penanamannya adalah trotoar atau aspal maka menggunakan paku baja.
5. Payung
Payung dibutuhkan untuk melindungi waterpas dari paparan langsung sinar
matahari. Ini dikarenakan sifat nivo yang sensitive terhadap sinar matahari.
6. Formulir Data dan Alat Tulis
Untuk mencatat hasil pengukuran.
7. Kalkulator
Untuk menghitung hasil pengukuran.
3.6. Metode Pelaksanaan Profil Memanjang
(Gambar 3.2. Pengukuran memanjang dengan waterpas.)
Metode pelaksanaan pengukuran dengan waterpas secara memanjang adalah sebagai
berikut :
Memasang patok utama dan patok bantu ke titik yang sudah ditentukan.
Lalu statif didirikan dan dipasang waterpas di atasnya, posisi alat harus berada persis di tengah-tengah antara dua patok. (Jarak muka = Jarak belakang)
Dilanjutkan dengan mengatur posisi nivo pada waterpas agar persis berada di tengah-tengah. Untuk memastikan garis bidik benar-benar horizontal.
Memulai pengukuran dengan waterpass dimulai dari patok awal ke patok akhir (pengukuran pergi).
Bidik waterpass ke arah bak ukur belakang, kemudian baca BA, BT, dan BB. Lakukan pengecekan dengan menggunakan rumus : 2BT = BA + BB (Apabila tidak sama maka
batas toleransi adalah 2 mm)
Setelah mengukur bak ukur belakang dilanjutkan dengan mengukur bak ukur muka, lakukan sesuai dengan langkah 4.
Setelah selesai pada titik pertama, dilanjutkan pada titik berikutnya, ulangi pekerjaan ini sampai ke titik awal lagi.
Tahap selanjutnya mengukur ke arah berlawanan yaitu dari titik akhir ke titik awal (arah pulang)
Setelah pengukuran Waterpas polygon tertutup selesai dalam arah pulang pergi, dilanjutkan dengan pengolahan data dengan melakukan koreksi dan perhitungan jarak dari Waterpas ke bak ukur dengan menggunakan rumus
D = 100 x (BA – BB)
Keterangan :D = jarak
BA = bacaan benang atas
BB = bacaan benang bawah
3.6.1. Waterpass
3.6.1.1. Data Pengukuran Waterpass Memanjang
Pulang
no ti
tik Benang Tengah (B.T)
B.A = Benang BawahB.B = Benang Atas(B.B + B.A) = 2BT
D = BB - BA
Perbedaan tinggi
(BT BelakangKurang
BT Muka)
atau Benang tengah II D.MukaD.Belakan
g∑D
Belakang(m) Muka(m) Belakang(m) Muka(m)
P00,870 1,770
0,810 1,700 12 000,90,930 1,830 13 00
P11,740 3,530 25 00
1,870 0,9101,810 0,850 12 00
0,961,930 0,970 12 00
P23,740 1,820 24 00
1,975 0,8251,920 0,755 11 00
1,152,030 0,900 14 50
P33,950 1,635 25 50
2,175 0,7902,110 0,730 13 00
1,3852,240 0,855 12 50
P44,350 1,585 25 50
1,980 0,8801,920 0,815 12 00
1,1002,040 0,945 13 00
P53,960 1,760 25 00
1,900 0,9401,840 0,880 12 00
0,9601,960 1,000 12 00
P63,800 1,880 24 00
1,055 1,3600,985 1,310 14 50
-0,3051,130 1,420 11 00
P72,115 2,730 25 50
0,750 2,0600,685 2,000 12 50
-1,310,810 2,130 13 00
P81,495 4,130 25 50
0,24 2,0500,180 1,980 12 00
-1,810,300 2,110 13 00
P90,480 4,090 25 00
1,53 2,3601,460 2,300 12 00
-0,831,580 2,430 13 003,040 4,730 25 00
Pulangno
titi
k Benang Tengah (B.T)
B.A = Benang BawahB.B = Benang Atas(B.B + B.A) = 2BT
D = BB – BA
Perbedaan tinggi
(BT BelakangKurang
BT Muka)
atau Benang tengah II D.MukaD.Belakang
∑DBelakang(m) Muka(m) Belakang(m)Muka(m
)P10
1,5 1,5101,370 1,380 24 00
-0,011,610 1,620 24 00
P1’2,980 3,000 48 00
1,97 0,4851,920 0,410 12 50
1,4852,025 0,560 15 00
P2’3,945 0,970 27 50
0,12 2,3900,015 2,280 21 50
-2,270,230 2,500 22 00
P3’0,245 4,780 43 50
1,035 1,1500,940 1,000 19 50
-0,1151,135 1,200 20 00
P4’2,075 2,200 39 50
1,010 2,1300,915 2,040 19 00
-1,121,105 2,245 20 50
P5’2,020 4,285 39 50
0,345 2,7950,220 2,575 25 00
-2,450,470 2,920 34 50
P6’0,690 5,495 59 50
0,815 2,4500,681 2,310 26 40
-1,6350,945 2,560 25 00
P7’1,626 4,870 51 40
1,290 1,3401,225 1,275 23 00
-0,051,355 1,410 13 502,580 2,685 36 50
Pulang
no ti
tik Benang Tengah (B.T)
B.A = Benang BawahB.B = Benang Atas(B.B + B.A) = 2BT
D = BB - BA Perbedaan
tinggi(BT Belakang
KurangBT Muka)
atau Benang tengah II D.MukaD.Belakan
g∑D
Belakang(m) Muka(m) Belakang(m) Muka(m)
P10
2,003 0,6151,935 0,550 13 6
+1,3882,071 0,680 13 0
P94,006 1,230 26 6
2,013 0,375 1,945 0,300 13 6 +1,638
2,081 0,450 15 0
P84,026 0,750 28 6
1,760 0,1401,685 0,065 15 0
+1,6201,835 0,215 15 0
P73,520 0,280 30 0
2,015 0,8251,935 0,750 16 0
+1,1902,095 0,900 15 0
P64,050 1,650 31 0
1,350 1,4101,308 1,363 8 5
-0,0601,393 1,458 9 5
P52,700 2,820 18 0
1,030 1,9700,955 1,890 16 0
-0,5401,105 2,050 15 0
P42,060 3,940 31 0
1,800 2,3401,075 2,263 145 0
-0,5402,525 2,418 15 5
P33,600 4,680 160 5
0,899 1,6680,824 1,593 15 0
-0,7690,974 1,744 15 1
P21,798 3,336 30 1
0,675 1,7080,615 1,655 12 0
-1,0330,735 1,761 10 6
P11,350 3,416 22 6
0,520 1,310
0,475 1,265 9 0
-0,790P10
0,565 1,355 9 0
1,040 2,620 18 0
3.6.1.2. Pembahasan
PERGI
Contoh pada patok(P1)menuju (P2)
BB (belakang) = 1,730 m BB (muka) = 0,620 m
BT (belakang) = 1,795 m BT (muka) = 0,680 m
BA (belakang) = 1,860 m BA (muka) = 0,740m
BA + BB = 3,590m BA + BB = 1,360 m
Jarak (D) = 100 x (BA - BB)
= 100 x (1,860 m – 1,730 m) + 100 x (0,740
m – 0,620 m)
= 25 meter
Beda tinggi = BT (belakang) - BT (muka)
= 1,795 m – 0,680 m
= +1,115 meter
PULANG
Contoh pada patok (P1)menuju (P10)
BB (belakang) = 0,475 m BB (muka) = 1,265 m
BT (belakang) = 0,520m BT (muka) = 1,310 m
BA (belakang) = 0,565 m BA (muka) = 1,355 m
BA + BB = 1,040 m BA + BB = 2,620 m
Jarak (D) = 100 x (BA - BB)
= 100 x (0,565 m – 0,475 m) + 100 x (1,355
m – 1,265 m)
= 18 meter
Beda tinggi = BT (belakang) - BT (muka)
= 0,520 m – 1,310 m
= -0,790 meter
Rata-rata Beda Tinggi P1 = 1,115 + (-0,790)
3.6.1.3. Data Pengukuran Waterpass Beda Tinggi dan Jarak
2
= 0,1625 meter
Pembahasan
No. Titik Beda TinggiTinggi TitikDar
iKe Pergi Pulang
Rata rata
Koreksi
Definitif
P1 P2 1,115 -1,033 1,074 +0,163 1,237110,000
111,237P2 P3 0,749 -0,769 0,759 +0,163 0,922
112,198P3 P4 0,623 -0,540 0,582 +0,163 0,744
112,902 P4 P5 0,938 -0,940 0,939 +0,163 1,101
114,004 P5 P6 0,060 -0,060 0,060 +0,163 0,223
114,226P6 P7 -1,181 1,190 -1,185 +0,163 -1,023
113,203P7 P8 -1,620 1,620 -1,620 +0,163 -1,498
111,746P8 P9 -1,640 1,638 -1,639 +0,163 -1,477
110,269P9 P10 -1,389 1,388 -1,389 +0,163 -1,226
109,043P10 P1 0,798 -0,790 0,794 +0,163 0,957
110,000JUMLAH -1,626 0
Diketahui : kesalahan = kf = -1,626
jumlah titik = n = 10
Ditanya : koreksi tiap titik = kx = ?
Jawab : koreksi tiap titik = kx = -( kf
n )
= -( 1 ,62610 )
= -0,163 meter
Tanda koreksinya negatif agar dapat menutup kesalahan (yang memiliki
tanda positif) pada data.
Diketahui :
Tinggi titik P1 = + 110,000m
Rata-rata P1 – P2 = +1,074 m
Koreksi = +0,163 m
Definitif = +1,074 m + 0,163 m
= + 1,237 m
Tinggi titik P2 = + 110,000m +definit di P2
= + 110,000m +(1,237m)
= +111,237m
Perhitungan dilanjutkan sampai pada titik terakhir. Perhitungan
dapat dikatakan benar jika tinggi titik akhir ditambah definitif beda tinggi
titik akhir-awal besarnya sama dengan titik awal.
3.7. Pengukuran cara Profil/Melintang
Gambar 1.2 Pengukuran waterpass cara profil/melintang
Penampang melintang yaitu penampang vertikal yang membuat
tegak lurus pada garis sumbu suatu kerja.
Pada daerah yang relatif datar, satu profil melintang mungkin
dengan satu kali kedudukan alat. Namun, pada daerah yang
mempunyai topografi curam atau bergelombang tidak cukup
dengan sekali berdiri alat, mungkin dua kali atau lebih. Adapun
cara hitungan dan penggambarannya
pada prinsipnya sama dengan penggambaran profil memanjang,
hanya skala jarak dan tinggi disini diambil sama.
Peralatan yang digunakan untuk membuat potongan
melintang adalah level dan pita ukur. Data yang diperlukan dalam
penampang melintang adalah jarak antar patok dan elevasi titik
centerline jalan (As jalan). Apabila untuk selokan, data yang
diperlukan adalah jarak antar patok, elevasi as saluran, elevasi as
tanggul kiri dan elevasi tanggul kanan.
Pada penampang melintang skala yang dibuat sama untuk kedua arah baik vertikal maupun horisontal. (http://www.scribd.com/dieranggas/d/49244791-Laporan-iut-baru)
Dalam mencari benang tengah dan jarak dalam waterpass melintang, cara yang dilakukan sama dengan waterpass memanjang, yaitu :
BenangTengah= Benang atas+Benang bawah2
Jarak = (Benang atas – Benang bawah) x 100
jika mencari beda tinggi, hal pertama yang perlu diketahui adalah
tinggi pesawat, yaitu jarak dari waterpass sampai kepatok.
Sehingga dapat diperoleh rumus :
Beda tinggi = Tinggi pesawat- Benang tengah
Untuk masing-masing titik. Dan untuk mencari elevasi, dapat
dicari dari elevasi masing-masing titik pada table data waterpass
memanjang. Lalu ditambahkan atau dikurangi dengan beda
tingginya sesuai dengan tanda pada beda tingginya. Jika beda
tinggi (+), maka ditambahkan, dan jika beda tinggi (-), maka
dikurangkan
3.7.1. Metode Pengukuran cara Profil/Melintang
Langkah pengukuran sebagai berikut:
Untuk pelaksanaan praktikum, kelompok kami harus mengukur penampang melintang sebanyak 10 patok.
Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan cara mendirikan alat di belakang patok sejauh dua meter
Langkah selanjutnya melakukan centering pada alat.
Kemudian tembak 5 titik situasi di sekitar patok dengan jarak masing-masing titik dua sampai lima meter.
Setelah data diolah, penggambaran penampang memanjang dibuat dengan skala horizontal 1 : 200 dan skala vertikal 1 : 100.
3.7.2. Data Pengukuran Waterpass Profil/Melintang
TE
MP
AT
AL
AT
NO
TIT
IK
Benang
tengah
(BT)m
Benang Tengah II
: 1/2
(BB+BA)(controle)
Ben Baw Ben Atas
(BB+BA)m
Jarak atau
100(BB-BA)
m
Koreksi
Tinggi Terhadap Titik nol
Garis Vizir (V)
(V=T+BT)m
Titik(T)
(T=V-BT)m
P1
A 1,370 1,370 2,740 3,000 0 109,954P1 1,324 1,324 2,648 2,200 0 111,324 110,000B 1,060 1,060 1,060 5,000 0 110,264 C 2,130 2,130 2,130 1,000 0 109,194D 2,100 2,130 2,130 9,000 30 109,224
P2
A 1,349 1,349 2,698 3,200 0 111,172P2 1,286 1,287 2,574 2,000 1 112,521 111,235B 1,816 1,1855 3,651 5,100 0,5 110,705C 1,836 1,8365 3,673 5,700 0,5 110,685D 1,835 1,836 3,672 14,800 1 110,686
P3
A 1,278 1,277 2,554 10,400 1 112,157 B 1,315 1,3155 2,631 5,500 0,5 113,435 112,12P3 1,278 1,2775 2,555 2,100 0,5 112,157C 1,073 1,073 2,146 5,200 0 112,362D 0,830 0,8305 1,661 5,900 0,5 112,605
P4
A 1,724 1,713 3,426 4,600 11 112,5215P4 1,3465 1,3465 2,693 1,700 0 114,2455 112,899B 1,565 1,561 3,122 6,200 4 112,6805C 1,398 1,398 1,398 10,200 0 112,8475D 1,722 1,7225 1,7225 15,500 0,5 112,5235
P5
A 1,465 1,4655 2,931 2,500 0,5 113,874P5 1,338 1,3375 1,3375 1,900 0,5 114,001 B 1,411 1,4125 1,4125 5,500 1,5 115,339 113,928 C 1,138 1,138 1,138 10,400 0 114,201D 1,340 1,3425 1,3425 15,500 2,5 113,999
P6
A 1,384 1,3835 2,767 2,700 0,5 114,033
P6 1,193 1,193
52,387 1,900 0,5 115,417 114,224
B 1,409 1,409
2,818 5,200 0 114,088
C 1,425 1,4265 2,853 10,300 1,5 113,992D 1,657 1,669 3,338 4,800 12 113,760
P7
A 1,246 1,2455 2,491 3,100 0,5 113,776P7 1,820 1,825 3,650 19,000 5 115,022 113,202B 1,329 1,3295 2,659 5,300 0,5 113,693C 1,295 1,2965 2,593 9,900 1,5 113,727D 1,413 1,414 2,828 15,000 1 113,609
P8
A 1,070 1,0675 2,135 10,500 9,5 111,764 B 1,065 1,0655 2,131 5,500 0,5 112,834 111,769P8 1,089 1,0895 2,179 1,900 0,5 111,745C 1,275 1,275 2,550 5,400 0 112,559
D 1,30
01,300 2,601 10,300 0,5 111,534
P9
A 1,190 1,150 2,300 1,000 40 110,318B 1,231 1,252 2,504 5,400 21 110,277
P9 1,239 1,233 2,466 2,000 6 111,508 110,269C 1,270 1,270 2,540 5,000 0 110,238D 1,225 1,225 2,451 10,100 0,5 110,283
P10
A 1,286 1,288 2,576 10,400 85 108,960 B 0,929 0,926 1,852 4,800 3 110,246 109,317P10
1,203 1,203 2,406 2,000 0 109,043
C 1,200 1,200 2,400 5,000 0 109,046 D 1,210 1,210 2,420 10,000 0 109,036
3.7.2.1. Pembahasan
Waterpass Profil melintang dimisalkan profil di titik P1 :
Titik P1:
BT = 1,324 m
Garis vizir (V) = t + BT , dimana t = tinggi permukaan air tanah
terhadap air laut
Garis vizir diambil dari titik P1
V = t + BT
= +110.000+ 1,324
= +111,324meter
Kemudian mencari tinggi titik P1.A
BT = 1,370 m
t = V - BT
= 11,324m – 1,370m
= 109,954 meter
Titik-titik yang lain dilakukan dengan perhitungan yang sarna.