proposal indra belum di edit

Upload: indra-al-rasyid

Post on 06-Jan-2016

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

BAB IP E N DA H U L U A N1.1 Latar BelakangAngka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran. "Angka itu, 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Juga, 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand (Ali, 2010).Hasil sementara survey demografis dan kesehatan indonesia menunjukan bahwa kematian neonatal tidak menurun dan stagnan di angka 19 kematian per 1000 kelahiran hidup. Sementara kematian post natal hanya turun dari sebelumnya 15 di tahun 2007 ke angka 13 per 1000 kelahiran hidup.Indikator bayi juga menunjukan penurunan yang sangat kecil yaitu di angka 32 per 1000 kelahiran hidup serta masih tingginya angka kematian balita yaitu 40 dari sebelumnya yaitu 44 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 (Ali, 2010)Tiga penyebab utama kematian bayi menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal, dan diare. Gabungan ketiga penyebab ini memberi andil bagi 75 persen kematian bayi. Pada 2001 pola penyebab kematian bayi ini tidak banyak berubah dari periode sebelumnya, yaitu karena sebab-sebab perinatal, kemudian diikuti oleh infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, tetanus neotarum, saluran cerna, dan penyakit saraf. Pola penyebab utama kematian balita juga hampir sama (penyakit saluran pernafasan, diare, penyakit syaraf termasuk meningitis dan encephalitis dan tifus) (Anonim, 2005)Setiap tahun diperkirakan 2,5 miliar kejadian diare pada anak balita, dan hampir tidak ada perubahan dalam dua dekade terakhir. Diare pada balita tersebut lebih dari separuhnya terjadi di Afrika dan Asia Selatan, dapat mengakibatkan kematian atau keadaan berat lainnya. Insidens diare bervariasi menurut musim dan umur. Anak-anak adalah kelompok usia rentan terhadap diare, insiden diare tertinggi pada kelompok anak usia dibawah dua tahun, dan menurun dengan bertambahnya usia anak (Agtini, 2011)Di Indonesia berdasarkan data laporan Survei Terpadu Penyakit (STP) dan Rumah Sakit (RS) secara keseluruhan angka insidens Diare selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2002 sampai tahun 2006 cenderung berfluktuasi dari 6,7 per 1000 pada tahun 2002 menjadi 9,6 per 1000 pada tahun 2006 ( angka insiden bervariasi antara 4,5- 25,7 per 1000). Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 penyakit diare menduduki urutan ke dua dari penyakit infeksi dengan angka morbiditas sebesar 4,0% dan mortalitas 3,8%. Dilaporkan pula bahwa penyakit Diare menempati urutan tertinggi penyebab kematian (9,4%) dari seluruh kematian bayi (Agtini, 2011).WHO melaporkan bahwa penyebab utama kematian pada balita adalah Diare (post neonatal) 14% dan Pneumonia (post neo- natal) 14% kemudian Malaria 8%, penyakit tidak menular (post neonatal) 4% injuri (post neonatal) 3%, HIVAIDS 2%, campak 1% , dan lainnya 13%, dan kematian yang bayi