bab iii bedah afif.docx
TRANSCRIPT
BAB III
ANALISIS KASUS
Seorang Perempuan (Ny. A), 21 tahun, datang dengan keluhan tidak bisa
berjalan. Berdasarkan autoanamnesis didapatkan riwayat perjalanan penyakit
penderita. ± 3 bulan SMRS, Ny. A mengeluh nyeri dan muncul bejolan pada
punggung. Nyeri menjalar ke tungkai kiri dan kanan. Nyeri dirasakan hilang
timbul, nyeri dirasakan terutama saat berjalan. Nyeri bertambah ketika
membungkuk (+), bergerak (+) dan semakin berkurang ketika berbaring (+).
Benjolan dirasakan makin lama semakin membesar. ± 10 hari SMRS Ny. A
merasa kesemutan dari daerah pinggang ke kedua tungkai. Satu minggu SMRS,
Ny. A merasa lemah pada kedua tungkai sehingga tidak bisa berjalan.
Sejak ± 1 bulan Ny. A diberi obat-obatan untuk paru yang salah satunya
menyebabkan air kencing penderita berwarna merah, tapi tidak diminum secara
rutin. Riwayat Berat badan turun disertai dengan penurunan nafsu makan ada.
Riwayat Mual, muntah, Keringat malam, demam hilang timbul, dan Batuk lama
disangkal. BAB dan BAK tidak ada kelainan.
Pada pemeriksaan fisik baik status generalis dan status lokalis dalam batas
normal, kecuali Status gizi dan status lokalis pada regio vertebra lumbar dan
ekstremitas inferior dextra et sinistra. Pada Status gizi didapatkan Ny. A tergolong
underweight (IMT 17,78 Kg/m2). Pada regio vertebra lumbal didapatkan saat
inspeksi tampak gibus ukuran 8x4 cm dan saat di palpasi teraba massa yang keras
serta tidak berfluktuasi. Pada regio ekstremitas inferior dextra et sinista, pada
inspeksi tidak terdapat kelainan, saat dipalpasi terasa rangsangan nyeri, tidak ada
edema pretibial dan CRT<2 detik. Untuk pemeriksaan neurologikus ekstremitas
inferior dextra et sinistra didapatkan kekuatan motorik +3 dan terdapat hipoestesi
setinggi 1/3 distal femur.
Dari pemeriksaan penunjang, hasil laboratorium dalam batas normal kecuali,
penanda infeksi (CRP) yang meningkat dan Fibrinogen yang meningkat. Dapat
46
ditarik kesimpulan dari pemeriksaan laboratorium bahwa terdapat infeksi kronis
pada Ny. A.
Pada pemeriksaan radiologi foto lateral menunjukkan adanya fraktur kompresi
pada korpusvetebra lumbal III. Dari hasil CT Scan, tampak destruksi Pada Corpus
Lumbal III susp. Spondilitis TB.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat
ditegakkan diagnosis paraparese inferior ec spondilitis TB vertebra lumbal II-III.
Penatalaksanaan selanjutnya untuk penderita ini adalah pemberian Obat Anti
Tuberculosis (OAT) yaitu Rifampisin oral 1x150 mg, INH oral 1x150 mg,
Pirazinamid 1x500 mg, dan Ehambutol 1x300 mg. Tindakan operatif diperlukan
yaitu Laminektomi.
Prognosis pada pasien ini untuk Qua Ad vitam dubia ad bonam, Qua Ad
sanationam dubia ad malam, dan Qua Ad functionam dubia ad malam.
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Hilman, A. 2012. Tulang Belakang dan Spondilitis Tuberculosa. (Online). (http://kangantonhilman.blogspot.com/2012/01/sekilas-tentang-tulang-belakang-dan.html, diakses tanggal 31 Januari 2014)
2. Buranda T, Djayalangkara H, Datu A, dkk. Anatomi Umum. FKUH; Makassar: 2008.
3. Rauf, A. 2010. Spondylitis TB. (Online). (http://www.afrisusnawatirauf.wordpress.com/2010/07/02/they-called-it-spondylitis-tb/ , diakses tanggal 2 Februari 2014)
4. Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, dkk. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2010.
5. Tuberkulosis Tulang. (Online). (http://www.google.com/Frepository.usu.ac.id.Chapter.pdf, diakses tanggal 31 Januari 2014)
6. Vitriana. 2002. Spondilitis Tuberkulosa. (Online). (http://www.google.com/ pustaka.unpad.ac.id.spondilitis_tuberkulosa.pdf, diakses tanggal 31 Januari 2014)
7. Rasad S, Ekayuda I, dkk. Radiologi Diagnostik. Edisi II. FKUI; Jakarta: 2009.
8. Clifford, R. Wheeleess. 2013. Tuberculous Spondylitis. (Online). (http://www.wheelessonline.com/ortho/tuberculous_spondylitis, diakses tanggal 2 Februari 2014)
9. Irul. 2012. Spondilitis TB. (Online). (http://masirul2197.blogspot.com/2012/08/spondilitis-tbc-tubercullosa.html, diakses tanggal 2 Februari 2014)
10. Rasuoli, M. Mirkoohi, M. Vaccaro, A., dkk. 2012. Spinal Tuberculosis. (Online). (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3530707/, diakses tanggal 2 Februari 2014)
11. Berquist, M.D. Thomas, H. dkk. 2007. Musculoskeletal Imaging
Companion.2nd ed. Wolters Kluwer.
12. Gunawan S, Setiabudy R, dkk. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. FKUI;
Jakarta: 2009.
13. Yeo B, Hartono, dkk. MIMS. Edisi 14. Jakarta: 2013.
48
14. Martin, E. 2014. Spondylitis Tuberculosis Treatment. (Online).
(http://www.ehow.com/way_5463147_spondylitis-tb-treatment.html,
diakses tanggal 2 Februari 2014)
15. Hidalgo, J. Cunha, B., dkk. 2012. Pott Disease. (Online).
(http://emedicine.medscape.com/article/overview , diakses tanggal 2
Februari 2014)