bab ii tinjuan pustaka a. tinjauan hasil penelitian...

18
8 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Ayik (2016) meneliti tentang analisis pengaruh kecukupan modal dan likuiditas terhadap profitabilitas bank BUMN di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Hasil penelitian setelah melalui uji asumsi klasik untuk memastikan ada tidak ada pelanggaran multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa variabel CARdan LDR, secara parsial atau simultan signifikan mempengaruhi ROA bank BUMN di BEI. Defri (2012) meneliti tentang kecukupan modal dan likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. B. Tinjauan Teori a. Bank Menurut undang- undang No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalm bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

8

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Ayik (2016) meneliti tentang analisis pengaruh kecukupan modal dan

likuiditas terhadap profitabilitas bank BUMN di Bursa Efek Indonesia

periode 2009-2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis

regresi berganda.Hasil penelitian setelah melalui uji asumsi klasik untuk

memastikan ada tidak ada pelanggaran multikolinearitas, autokorelasi dan

heteroskedastisitas. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa

variabel CARdan LDR, secara parsial atau simultan signifikan

mempengaruhi ROA bank BUMN di BEI.

Defri (2012) meneliti tentang kecukupan modal dan likuiditas terhadap

profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.Metode

analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Hasil penelitian

menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, LDR berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI.

B. Tinjauan Teori

a. Bank

Menurut undang- undang No.10 Tahun 1998, bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalm bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

Page 2: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

9

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak

(Veithzal, 2007:321).

Bank-bank yang beroperasi di Indonesia saat ini pada dasarnya

dikelompokkan kedalam Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

dan Bank Syariah.Sedangkan Bank Indonesia berfungsi sebagai bank

sentral. Sejalan dengan terjadinya perubahan dalam sistem keuangan

terutama yang terkait dengan kelembagaan perbankan sebagai dampak

dikeluarkannya undang-undang di bidang keuangan dan perbankan, bank

yang beroperasi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan :

a). Fungsi yaitu Bank sentral, Bank umum, dan Bank perkreditan Rakyat

b). Kepemilikan yaitu Bnak Persero (Bank Pemerintah), Bank Umum

Swasta Nasional, Bank Asing, Bank Pemrintah Daerah, Bank

Campuran

a) Sistem Pengenaan Bunga yaitu Bank Konvensional dan Bank syariah

b) Kegiatannya di bidang devisa yaitu Bank Devisa (Foreign Exchange

Bank) dan Bank Non Devisa (Non Foreign Exchange Bank)

c) Jenis kantor yaitu Kantor Pusat (Head office), Kantor Cabang

(Branchoffice), Kantor Cabang Pembantu (Subbranch office), Kantor

Kas (Cash services office), Kantor Perwakilan (Reprensentative office),

Kantor Wilayah (Regional office).

Konsekuensi UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan menggantikan UU

No.14 Tahun 1967, bank-bank yang sebelumnya beroperasi sebagai bank

tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi, semuanya

Page 3: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

10

dikelompokkan menjadi bank umum. Sementara bank pasar, bank desa,

dan lembaga kredit pedesaan lainnya yang telah mendapatkan pengukuhan

dai Menteri Keuangan, berubaha status menjadi BPR. Sementara itu Bank

Indonesia melakukan fungsi sebgaai bank sentral dan melakukan

pengaturan, pengawasan, dan pembinaan terhadap sector perbankan

(Siamat,2005:47).

Usaha bank umum konvensional meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b) Memberikan kredit

c) Menerbitkan surat pengakuan utang, berjangka pendek, dan berjangka

panjang berupa obligasi atau sekuritas kredit.

d) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya

e) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun

kepentingan nasabah

f) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan

dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana

telekomunikasi, maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya

g) Menerima pembayaran dari agihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antara pihak ketiga. Kegiatan ini mencakup

antara lain inklaso dan kliring

Page 4: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

11

h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

Pengertian “menyediakan tempat” dalam ketentuan ini adalah kegiatan

bank yang semata-mata melakukan penyewaan tempat penyimpanan

barang dan surat berharga tanpa perlu diketahui mutasi atau isinya oleh

bank.

i) Melakukan kegiatan penitipan utnuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak

j) Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam

bentuk surat berharga yang tidak tercata pada bursa efek.

k) Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian

daalm hal debitur tidak memenuhi kewajiban kepada bank, dengan

ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secpatnya.

l) Melakukan kegiatan anajak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan

wali amanat. Kegiatan anjak piutang merupakan pengurusan piutang

ataun tagihan jangka pendek dai transaksi perdagangan dalam atau luar

negeri, yang dilakukan dengan cara pengambil alihan atau pemeblian

piutang tersebut. Usaha kartu kredit meruakan usaha dalam kegiatan

pemberian kredit atau pembiayaan untuk pemberian barang atau jasa

penarikannya dilakukan dengan kartu. Secara teknis kartu kredit

berfungsi sebgai sarana pemindah ukuan dalam melakukan

pembayaran suatu transaksi.

Page 5: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

12

m) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain

berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia.

n) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh sepanjang tidak

bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan udang-undang

yang berlaku.

o) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan

yangditetapkan oleh Bank Indonesia.

p) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain

di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura,

perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan

penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

q) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun

sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana

pensiun yang berlaku.

b. Profitabilitas

Pada sektor perbankan, profitabilitas digunakan untuk mengukur

kinerja bank tersebut. Profitabilitas adalah pertahanan yang utama dalam

bank terhadap kerugian yang tidak terduga, seperti memperkuat posisi

modal dan meningkatkan profitabilitas masa depan melalui investasi laba.

Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas menurut Brigham

dan Houston (2001:107) adalah:

Page 6: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

13

1. Likuiditas, rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan

antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan

kewajiban lancarnya.

2. Manajemen aktiva, manajemen aktiva adalah serangkaian rasio yang

mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola aktiva-

aktivanya.

3. Manajemen utang, manajemen utang merupakan seberapa jauh

perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial

leverage).

Secara teoritis, tinggi rendahnya tingkat profitabilitas dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor eksternal berupa suku bunga

dan nilai tukar.Keadaan politik sosial negara dan bahkan keadaan

keamanan negara.Maupun faktor internal yang terkait dengan bank berupa

kinerja keuangan perusahaan tersebut.Tinggi rendahnya profitabilitas

perbankan dipengaruhi oleh faktor likuiditas dan solvabilitas pada

perbankan tersebut, Muldjono (2002:133).

Aspek-aspek tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas.Suatu

perbankan dinilai mengalami peningkatan atau penurunan yaitu dengan

melihat perubahan tingkat profitabilitasnya.Profitabilitas sendiri sangat

dipengaruhi oleh aspek permodalan, likuiditas, kredit bermasalah, dan

efisiensi operasionalnya.Capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio

permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan

Page 7: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

14

dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko

kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank.

CAR menunjukkan sejauh mana penurunan asset bank masih dapat ditutup

oleh modal bank yang tersedia, semakin tinggi CAR semakin baik kondisi

sebuah bank (Tarmidzi, 2003).Rasio ini merupakan indikator terhadap

kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari

kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang

berisiko.Semakin besar CAR maka keuntungan bank juga semakin besar.

Seamkin besar keuntungan bank maka akan mengakibatkan profitabilitas

semakin besar pula.

Loan to deposit ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi

jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana

masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2002). Semakin

tinggi rasio ini memberikan indikasi semakin baik kemampuan likuiditas

bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena bank tersebut mampu

menyalurkan kreditnya secara optimal.

LDR yang tinggi akan diperoleh pendapatan yang tinggi pula, asalkan

Non Performing Loan (NPL) rendah (< 5%). NPL merupakan persentase

antara kredit bermasalah dengan jumlah kredit yang disalurkan. Dengan

kondisi tersebut maka tingkat rentabilitas bank juga akan baik. Menekan

biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasional akan

berpengaruh juga terhadap rentabilitas bank.

Page 8: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

15

Rendahnya biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan keuntungan

yang dicapai bank, maka akan mengakibatkan tingginya efisiensi

operasional bank dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap tingkat

profitabilitas yang semakin meningkat pula.

c. Kecukupan Modal

Menurut Siamat,Dahlan (2005:287). Kecukupan modal itu sendiri

merupakan bagian dari rasio sovabilitas. Modal adalah faktor penting

dalam upaya mengembangkan usaha bank.Penggunaan modal bank

dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan

operasi bank.Jumlah modal bank dianggap tidak mencukupi apabila tidak

memenuhi maksud-maksud tersebut namun dalam praktiknya, menetapkan

berapa besarnya jumlah wajar kebutuhan modal suatu bank adalah tugas

yang cukup kompleks.

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menetapkan ketentuan mengenai

kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan

setiap bank. Ketentuan pemenuhan permodalan minimum bank disebut

juga Capital Adequacy Ratio (CAR), yang saat ini besarnya 4% dari

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Jumlah dan teknik perhitungan modal tersebut jauh lebih rendah

dibandingkan dengan ketentuan CAR sebelum terjadi krisis moneter

(1997) sebesar 8%.Angka ini merupakan penyesuaian dari ketentuan yang

berlaku secara internasional berdasarkan standarBank for International

Settlement (BIS).

Page 9: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

16

Penentuan modal minimum bank dilakukan dengan mempertimbangkan

bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi Indonesia dipaksa harus siap

memasuki globalisasi, era perdagangan bebas yang akan dimulai pada

tahun 2003 pada saat Asean Free Trade Agreement (AFTA) diberlakukan,

kemudian menyusul Asia Pasific EconomicCoorporation pada tahun 2010,

dan selanjutnya General Agreement on Trade and Tariff yang akan

diberlakukannya pada tahun 2020 dimana pada saat itu perdagangan tidak

lagi mengenal batas-batas kedaulatan Negara.

Sejalan dengan itu, agar perbankan Indonesia dapat berkembang secara

sehat dan memiliki kemampuan bersaing dengan bank- bank internasional,

permodalan bank minimum harus disesuiakan mengikuti standar yang

berlaku secara internasional.Berkaitan dengan itu, BIS telah mengeluarkan

pedoman permodalan yang berlaku secara internasional dengan tetap

memberikan kesempatan kepada masing-masing sistem perbankan suatu

Negara untuk melakukan penyesuaian dengan mempertimbangkan kondisi

Negara setempat.

Beberapa bank yang modalnya dibawah rata-rata mengalami

kesulitan antara lain karena manajemen bank yang lemah, terutama karen

pengelolaan likuiditas yang kurang tepat. Faktor terakhir inilah yang

menyebabkan banyak bank dengan permodalan dibawah rata-rata

mengalami kejatuhan.Umumnya banker sependapat bahwa fungsi modal

bank yang paling pokok adalah memberikan perlindungan terhadap setiap

Page 10: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

17

nasabah atas kemungkinan terjadinya kerugian yang melebihi jumlah yang

diperkirakan bank.

Penyediaan modal yang cukup memungkinkan bank utnuk

meneruskan operasinya tanpa terganggu, khususnya dalam periode

ekonomi yang sulit, sampai mencapai tingkat keuntungan yang normal

kembali.Jumlah modal bank mempengaruhi kemampuan bank

memperoleh keuntungan.

Besar kecilnya modal bank memiliki kelebihan dan

kelemahan.Salah satu manfaat modal adalah memberi keamanan terhadap

keamanan terhadap investasi dengan memperkecil kemungkinan terjadinya

insolvensi atau kebangkrutan.Modal sesungguhnya mahal karena semakin

besar jumlah modal bank, semakin rendah ROE nya untuk suatu ROA

tertentu.Menentukan jumlah modal, manajemen bank harus memutuskan

seberapa besar tingkat keuntungan yang data diperoleh dengan kenaikan

jumlah modal karena kenaikan modal tersebut akan dapat menurunkan

ROE akibat naiknya permodalan bank.

Korelasi ini merupakan trade off anatara sisi keamanan dan

keuntungan bagi pemegang saham bank.Keadaan dimana ada

kemungkinan bank akan mengalami kondisi sulit akibat terdapatnya aktiva

produktif bank yang bermasalah (nonperforming asset) dalam jumlah

besar, maka manajemen akan cenderung menambah modal. Apabila ia

yakin bahwa tidak akan timbul kerugian akibat terjadi kredit bermasalah,

Page 11: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

18

bank akan mengurangi jumlah modal untuk meningkatkan equity

multiplier nya yang pada gilirannya akan meningkatkan ROE.

Besarnya jumlah modal bank yang harus dimiliki umumnya

ditentukan oleh penguasa moneter. Bank sentral sebagai penguasa moneter

menetapkan jumlah minimum modal yang harus dipenuhi oleh setiap

bank, yang biasanya dihubungkan dengan total assetnya setelah

memperhitungkan resiko yang mungkin dihadapi masing-masing asset.

Ketentuan minimum permodalan tersebut biasanya penggunaan suatu

ukuran yang disebut Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan

modal, yang dihitung dengan membandingkan anatara jumlah modal yang

dimiliki bank dengan total aktiva tertimbang menurut risiko (classified

assets).

Beberapa rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan dan

kecukupan modal bank selai Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah

sebagai berikut ;

1. Rasio modal terhadap pihak ketiga

2. Rasio modal terhadap total asset risiko

3. Rasio modal terhadap total asset

4. Rasio kredit terhadap modal

5. Rasio aktiva tetap terhadap modal

Ketentuan mengenai besarnya modal bagi suatu bank sampai saat

ini belum terdapat kesepakan antara praktisi.Menurut beberapa Negara,

misalnya The Federal Reserve Amerika, ditetapkan bahwa ketentuan

Page 12: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

19

permodalan bagi anggotanya adalah modal bersih bank harus mencukupi

bila dikaitkan dengan kondisi asetnya. Negara lain misalnya, menentukan

modal minimum bank adalah 10% dari total kewajiban bank.

Pada dasarnya tidak ada standar umum yang dapat dijadikan

sebagai dasar yang akurat untk mengukur tingkat kecukupan dan

keamanan modal suatu bank. Beberapa banker mengemukakan bahwa

modal bank dianggap memadai bila rasio modal terhadap total asset

mencapai sebesar 8% sebagaimana ditentukan oleh Bank for International

Settlement (BIS).

Angka ini cenderung diadopsi oleh beberapa Negara sebagai

standar permodalan minimum, termasuk Indonesia (sebelum terjadi krisis

moneter).Kemudian setelah krisis moneter, ketentuan permodalan

minimum modal bank diturunkan menjadi 4% yang dimaksudkan untuk

membantu kinerja tingkat kesehatan bank. Penurunan ini didasarkan pada

pertimbangan memburuknya portofolio kredit hampir semua bank yang

jelas akan mengurangi modalnya.

Rasio permodalan diatas antara satu dan lainnya memiliki

kelemahan. Rasio modal terhadap total asset tidak dipengaruhi oleh

perbedaan risisko yang berkaitan dengan struktur asset yang mungkin

berbeda. Misalnya dua bank yang memiliki jumlah asset yang sama, maka

menurut ukuran permodalan berdasarkan rasio diatas, modal yang harus

dimiliki jumlahnya akan sama meskipun salah satu bank seluruh asetnya

Page 13: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

20

terdiri dari alat likuid, surat-surat berharga pemerintah, dan kredit yang

semuany lancar.

Performing aset bank ini cukup baik sementara bank lainnya

performing assetnya kurang bagus karena banyak kredit tergolong

bermasalah.Penggunaan rasio permodalan diatas sebenarnya untuk

mempermudah mengukur modal bank, namun tingkat akurasinya relative

rendah.Rasio permodalan lain adalahrasio modal terhadap total asset yang

digolongkan berisiko.

Rasio modal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kesederhanaan

rasio modal sebelumnya yang dimaksudkan untuk memperhitungkan dan

mengelompokkan perbedaan-perbedaan risiko asset bank dan

pengelompokkan asset ini selanjutnya digolongkan sebagai aktiva

tertimbang menurut risiko.

d. Likuiditas

Menurut Darmawi, Herman (2012:59) likuiditas adalah suatu istilah yang

dipakai untuk menunjukkan persediaan uang tunai dan asset lain yang

dengan mudah dijadikan uang tunai. Bank dianggap likuid jika bank

tersebut mempunyai cukup uang tunai atau asset likuid lainnya, disertai

kemampuan untuk meningkatkan jumlah dana dengan cepat dari sumber

lainnya, untuk memungkinkannya memenuhi kewajiban pembayaran dan

komitmen keuangan lain pada saat yang tepat.

Selain itu, harus pula ada likuiditas penyangga yang memadai

untuk memenuhi hampir setiap kebutuhan uang tunai yang

Page 14: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

21

mendadak.Kesimpulannya likuiditas adalah suatu keadaan yang

berhubungan dengan persediaan uang tunai dan alatalat likuid lainnya

yang dikuasai bank yang bersangkutan.Beberapa likuidtas yang harus

dipertahankan dan dalam bentuk apa, memerlukan perhatian manajemen

bank setiap saat karena:

a) Bank diharuskan untuk mematuhi ketentuan giro wajib minimum

setiap hari.

b) Selain itu, bank memerlukan likuiditas untuk memenuhi permintaan

pinjaman musiman dan tarikan yang tidak terduga.

c) Diperlukan untuk mengisi cadangan penyangga untuk sebagian

penarikan deposit yang tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak dapat

dipenuhi dengan penerimaan deposit yang baru, maupun dengan

setoran cicilan kredit, penerimaan pendapatan, atau menambah hutang.

Ada dua konsep untuk indicator likuiditas, yaitu :

1. Konsep persediaan, dan

2. Konsep arus.

Pengukuran likuiditas dan sudut pandang persedian, orang harus

membandingkan jumlah asset yang likuid dengan kebutuhan likuiditas

yang diperkirakan ini merupakan konsep likuiditas yang agak sempit

karena konsep ini tidak mempertimbangkan bahwa likuiidtas dapat

diperoleh dari pasar kredit dan arus pendapatan.Melihat likuiditas dari

pendekatan arus, orang memperhatikan tidak hanya kesanggupan untuk

Page 15: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

22

mengubah asset menjadi likuid tetapi kesanggupan bank untuk meminjam

dan memperoleh uang tunai dari hasil operasinya.

Pembuatan anggaran sumber dan penggunaan dana misalanya selama

30 hari ke depan. antara penggunaan (yaitu asset likuid yang tersedia

untuk 30 hari) dan sumber dana (yaitu hutang angka pendek yang berlaku

selama 30 hari) merupakan posisi likuiditas yang mungkin surplus atau

deficit. Posisi surplus menunjukkan posisi likuiditas yang tidak

mengandung resiko, tetapi harus diperhitungkan biaya dana yang

tertananm dalam likuiidtas tersebut. Sebaliknya bila posisi defisit, harus

segera disediakan antisipasinya untuk mengatasi defisit tersebut.

Suatu standar likuiditas sulit utnuk ditentukan, karena permintaan masa

depan tidak diketahui secara pasti. Dalam memperoleh penilaian yang

wajar atas posisi likuiditas bank, diperlukan suatu ramalan kebutuhan uang

tunai yang tepat, tingkat asset likuid yang diperkirakan, dan arus

penerimaan uang tunai selama jangka waktu tertentu.Suatu ukuran

likuiditas yang baik harus memperhitungkan konsep arus uang. Walaupun

demikian, ukuran likuiidtas yang paling banyak dipakai berdasarkan atas

konsep persediaan, yaitu :

1) LDR (Loan to Deposit Ratio), salah satu ukuran likuid dari konsep

persediaan adalah rasio pinjaman terhadap deposit. Rasio meningkat

ke tingkat yang lebih tinggi secara relative banker kurang berminat

untuk memberikan pinjaman atau investasi. Mereka juga menjadi

Page 16: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

23

selektif dan kalau standar dinaikkan dan kredit menjadi lebih sulit,

maka suku bunga cenderung naik.

Rasio pinjaman terhadap deposit yang tinggi tidak pernah

ditentukan acuannya, tapi rasio tersebut merupakan kekuatan untuk

mempengaruhi keputusan pemberian pinjaman dan investasi. Rasio

pinjaman terhadap deposit meningkat untuk semua bank. Peningkatan

itu akan lebih tinggi untuk bank yang lebih besar. Rasio yang lebih

tinggi ini dapat dijelaskan sebagian oleh kesanggupan dan kesediaan

bank untuk mengatasi persoalan likuiditasnya menggunakan

manajemen liabilitas, atau melakukan pinaman dari pasar uang, dan

bukannya sematamata menggantungkan diri pada penyesuaian asset,

dan sebagian lainnya melalui usaha bank untuk memperoleh tingkat

pendapatan yang lebih tinggi.

2) Rasio Kas (Cash Ratio)

Ukuran likuiditas lainnya yang mencerminkan konsep persediaan

mengaitkan asset likuid terhadap total deposit atau total asset. Rasio

kas terhadap total deposit misalnya, lebih baik dalam beberapa hal

dibandingkan dengan rasio pinjaman terhadap deposit karena rasio ini

mengaitkan asset yang likuid secara langsung dengan memperhatikann

pinjaman (asset yang paling tidak likuid) terhadap deposit.

Kelemahan utama rasio ini terletak pada kenyataan bahwa sebagian

besar kas tidak benarbenar tersedia untuk memenuhi permintaan

pinjaman. Kelemahan lainnya adalah kegagalannya untuk

Page 17: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

24

memasukkan asset likuid lainnya, seperti Sertifikat Bank Indonesia

dan surat berharga likuid jangka pendek lainnya. Rasio ini tidak

memberikan perhatian pada kemampuan bank untuk mencari dana dari

sumber lain.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir ini dirumuskan dengan mempertimbangkan penjelasan-

penjelasan sebelumnya. Lebih dari itu, kerangka pikir ini dibuat untuk

menjelaskan keseluruhan isi tulisan yang telah dirumuskan untuk

memudahkan pemahaman secara tepat alur pemikiran penelitian ini. Peran

kerangka pikir sangat penting dalam penelitian karena kerangka pikir

merupakan landasan pemikiran penelitian. Adapun kerangka pikir dari

penulis adalah seperti pada gambar dibawahini:

Penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah Kecukupan

Modal (CAR) dan Likuiditas (LDR), sedangkan variabel dependen yang

digunakan adalah profitabilitas (ROA) pada bank yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Kecukupan Modal

(CAR)

Profitabilitas (ROA)

Likuiditas (LDR)

Page 18: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39254/3/jiptummpp-gdl-nurvitasar-51267-3-babii.pdf · tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi,

25

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu, dan

kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah :

H1: Kecukupan modal dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas bank – bank yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

H2 : Variabel kecukupan modal yang paling berpengaruh terhadap

profitabilitas bank –bank yang tercatat di Bursa Efek Indonesia