bab ii tinjauan teori 1.1. landasan teori 1.1.1...

16
BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1. Pengertian Kinerja Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai berikut : a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan b. Kemampuan kinerja Menurut Simamora (1997: 485) tujuan kinerja adalah menyusun sasaran yang berguna tidak hanya dalam evaluasi kinerja pada akhir periode, tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut. Ada tiga alasan mengapa penentuan sasaran mempengaruhi kinerja : a. Penentuan sasaran mempunyai dampak mengarahkan yaitu memfokuskan aktivitas kearah tertentu dan pada lainnya. b. Sasaran yang telah diterima maka orang cenderung mengarahkan upaya secara professional terhadap kesulitan. c. Sasaran yang sukar akan membuahkan kekuatan dibandingkan sasaran yang ringan John Bernadin (1993) mengemukakan bahwa dalam mengukur kinerja dapat dipergunakan beberapa kriteria : 9 1. Kualitas

Upload: haque

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1. Landasan Teori

1.1.1. Pengertian Kinerja

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai berikut :

a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan

b. Kemampuan kinerja

Menurut Simamora (1997: 485) tujuan kinerja adalah menyusun

sasaran yang berguna tidak hanya dalam evaluasi kinerja pada akhir periode,

tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut.

Ada tiga alasan mengapa penentuan sasaran mempengaruhi kinerja :

a. Penentuan sasaran mempunyai dampak mengarahkan yaitu

memfokuskan aktivitas kearah tertentu dan pada lainnya.

b. Sasaran yang telah diterima maka orang cenderung mengarahkan upaya

secara professional terhadap kesulitan.

c. Sasaran yang sukar akan membuahkan kekuatan dibandingkan sasaran

yang ringan

John Bernadin (1993) mengemukakan bahwa dalam mengukur

kinerja dapat dipergunakan beberapa kriteria :

1. Kualitas

9

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

yaitu tingkat aktifitas yang dilaksanakan mendekati sempurna dalam

arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas

maupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas.

2. Kualitas

yaitu jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah-istilah seperti

dollar, jumlah unit, jumlah siklus yang diselesaikan.

3. Ketetapan waktu

Yaitu tingkat aktivitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan,

dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil (output) untuk

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas

Yaitu tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,

teknologi) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan keuntungan

mengurangi kerugian dari setiap unit atau organisasi dalam penggunaan

sumber daya.

Dari beberapa pendapat atau pengertian kinerja yang di kemukakan

diatas dapat diambil kesimpulan berbeda:

1. kinerja adalah merupakan tingkat pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sesuaikan dengan sesuai dengan misi organisasi.

2. Kinerja adalah kemampuan bekerja atau prestasi yang dicapai sesuai

dengan tujuan suatu organisasi.

3. Penilaian kinerja dapat menjadi ukuran keberhasilan suatu organisasi

dalam kurun waktu tertentu.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

4. Hasil penelitian kinerja dapat dijadiakn masukan untuk memperbaiki

dan peningkatan kinerja suatu organisasi.

5. Kinerja adalah hasil yang dicapai dan dapat dievaluasi.

1.1.2. Definisi Koperasi

Kata koperasi, memang bukan asli dari khasanah bahasa Indonesia.

Tetapi banyak yang berpendapat dari bahasa Inggris : co-operation,

cooperative, atau bahasa latin coopere, atau dalam bahasa Belanda :

cooperatie, cooperatieve, yang kurang lebih berarti “bekerja bersama-

sama, atau kerjasama, atau usaha bersama atau yang bersifat kerjasama”.

Kata koperasi tersebut dalam bahasa Indonesia sebelum tahun 1958,

dikenal dengan ejaan kooperasi (dengan dua ‘o’), tetapi selanjutnya

berdasarkan Undang-Undang Nomor 79 Tahun 1958 kata kooperasi telah

diubah menjadi koperasi.

Dalam pernyataan tentang jatidiri koperasi yang dikeluarkan oleh

Aliansi Koperasi Sedunia (International Cooperatives Alliance/ICA), pada

kongres ICA di Manchester, Inggris pada bulan September 1995, yang

mencakup rumusan-rumusan tentang definisi koperasi sebagai

“Perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya

bersama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara

demokratis”.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

(Berdasarkan terjemahan yang dibuat oleh LSP2I / Lembaga Studi

Pengembangan Perkoperasian Indonesia, 2001. Hal. 9).

Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal

yang menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain :

a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan

dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara

bersama melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan

diawasi secara demokratis;

b. Koperasi adalah perusahaan, dimana orang-orang berkumpul tidak untuk

menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya

kesamaan kebutuhan dan kepentingan ekonomi;

c. Koperasi adalah perusahaan yang harus memberi pelayanan ekonomi

kepada anggota.

Sedangkan pengertian mengenai koperasi dalam uraian adalah

Koperasi dimaksud dalam Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 1992 pada

bab I pasal 1 ayat 1 tentang perkoperasian, yang didefinisikan koperasi

sebagai “Badan Usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan-badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas

kekeluargaan”.

(M. Iskandar Soesilo, 2008).

Berdasarkan definisi ini, maka Koperasi Indonesia mengandung lima

unsur, yaitu :

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

1. Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas kekeluargaan.

2. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan

koperasi. Ini berarti bahwa koperasi bukan kumpulan modal, untuk

membentuk koperasi jumlah minimal anggotanya adalah 20 orang dan

anggotanya tersebut mempunyai kepentingan yang sama.

3. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan orang-seorang.

4. Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan koperasi.

5. Koperasi Indonesia adalah “Gerakan Koperasi” Koperasi Indonesia.

1.1.3. Penggolongan Koperasi

Secara umum penggolongan koperasi di Indonesia diatur oleh

Undang-Undang, namun pada kenyataannya yang terjadi cukup beragam.

Jenis koperasi lebih didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam

ekonomi. Perkembangan koperasi mula-mula hanya terbatas pada tiga

bidang usaha, yaitu Koperasi Konsumsi, Koperasi Kredit, dan Koperasi

Produksi, namun lama-kelamaan bertambah luas sesuai dengan keperluan

masyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 15, koperasi

dapat berbentuk Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder. Koperasi Primer

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang

sedangkan Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan Koperasi.

Bentuk dan jenis kegiatan ekonomi ini beraneka ragam, sesuai

menurut kemampuan usaha dari Koperasi itu masing-masing dan langsung

berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan bersama para anggota.

Jenis dan bentuk usaha sudah ditetapkan sebelumnya dalam

anggaran dasar Koperasi. Jadi sebelum berusaha para anggota dan pengurus

Koperasi telah sepakat kebutuhan / kepentingan apakah dari para anggota

yang paling mungkin dilaksanakan melalui usaha Koperasi dengan

mengingat kemampuan modal yang ada, keahlian untuk mengelola usaha,

kemampuan manajemen dan kemampuan lainnya yang dapat menjamin

kelangsungan usaha Koperasi.

(Pandji Anoraga dan Nanik Widiyanti,2003).

Secara garis besar jenis koperasi dibagi 5 golongan, yaitu :

1. Koperasi Konsumsi

Sejumlah kaum buruh dan golongan berpenghasilan rendah menyatukan

diri agar terjamin kebutuhan sehari-hari secara terus-menerus, mutu yang

lebih baik dan dengan harga yang pantas sesuai dengan kemampuan.

2. Koperasi Produksi

Sejumlah pengusaha kecil sejenis dalam lapangan produksi bersama

dengan tujuan agar tiap pekerjaan memperoleh hasil yang sesuai dengan

keahliannya.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

3. Koperasi Kredit

Berkembang setelah sejumlah produsen kecil yang terbatas kemampuan

permodalannya berusaha mengatasi akan permodalan kredit melalui

usaha simpan pinjam.

4. Koperasi Jasa

Meningkatnya kegiatan usaha dan keanekaragaman kebutuhan

menyebabkan tumbuhnya pula satu jenis koperasi yang khusus bergerak

di bidang pelayanan jasa-jasa.

5. Koperasi Pemasaran

Merupakan koperasi yang berusaha memasarkan hasil-hasil produksi

berbagai macam kegiatan ekonomi dari para anggotanya kedalam

jangkauan pasar atau daerah yang lebih jauh lagi dimana hasil produksi

itu dapat dijual dengan harga yang lebih menguntungkan para anggota

koperasi.

1.1.4. Definisi Koperasi Serba Usaha

1.1.4.1. Pengertian Koperasi

Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 1

ayat 1 menyatakan bahwa koperasi adalah : “ Badan Usaha yang

beranggotakan orang-seorang atau badan-badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas

kekeluargaan”.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

1.1.4.2. Pengertian Koperasi Serba Usaha

Antara lain sebagai berikut:

1. Koperasi serba usaha adalah koperasi yang melakukan lebih

dari satu unit kegiatan, yaitu unit usaha simpan pinjam dan unit

usaha waserda.

2. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Bab IV pasal

6 ayat 1, menyebutkan bahwa koperasi dibentuk oleh

sekurang-kurangnya 20 orang.

3. Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Nomor

05/Kep/Menneg/ 1/2000 tanggal 14 Januari 2000, bahwa

pembentukan koperasi primer dihadiri sekurang-kurangnya 20

orang.

1.1.5. Tujuan Koperasi Serba Usaha

a. Tujuan Koperasi

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang

Perkoperasian, pasal 3 menyatakan : Bahwa koperasi bertujuan untuk

memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam

rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur

berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

b. Tujuan Koperasi Serba Usaha

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

Dari hal – hal tersebut, maka tujuan Koperasi Serba Usaha dapat

dijabarkan sebagai berikut :

1. Mensejahterakan anggota koperasi serba usaha pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

2. Dapat membangun tatanan perekonomian untuk mewujudkan

masyarakat maju, adil dan makmur.

3. Dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota

koperasi.

4. Memberikan pelayanan pinjaman dengan bunga murah, tepat dan

cepat serta mendidik anggota untuk dapat menggunakan uang

dengan bijaksana dan produktif.

5. Memenuhi kebutuhan sehari – hari dan perkantoran anggota

koperasi.

1.1.6. Prinsip Koperasi Serba Usaha

Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 pasal 44 ayat 2, menyatakan

bahwa prinsip koperasi serba usaha sama dengan prinsip koperasi yang

tertuang dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5 ayat 1,

yaitu sebagai berikut:

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

5) Kemandirian.

1.1.7. Aspek – Aspek Kegiatan Perusahaan

7.1 Jasa Layanan

a. Simpan Pinjam

Pinjaman ini diberikan dengan persyaratan dan jumlah tertentu pada

pegawai Kantor Dinas Pelayanan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

Menengah ( UMKM ) serta anggota KSU SAEKO Propinsi Jawa

Tengah.

b. Menyediakan Barang – Barang Untuk Dikreditkan dengan diberikan

jangka waktu maksimal 1 tahun yang dibebani bunga sebesar 18 %.

7.2 Kegiatan Pemasaran

Kegiatan pemasaran pada KSU SAEKO Provinsi Jawa

Tengah dilakukan oleh unit waserda. Dalam memasarkan suatu barang

dilakukan secara langsung berhadapkan dengan konsumen.

Keberhasilan suatu kegiatan pemasaran KSU SAEKO Provinsi Jawa

Tengah harus ditunjang beberapa faktor, terutama faktor modal dan

faktor pendidikan.

7.3 Kegiatan Keuangan dan Akuntansi

Kegiatan keuangan dan akuntansi yang dilakukan KSU SAEKO

Provinsi Jawa Tengah meliputi:

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

a) Mencatat jurnal yang sesuai dengan transaksi yang dilakukan baik

transaksi penjualan maupun pembelian.

b) Membuat laporan keuangan sebagai bahan laporan dalam RAT

yang diadakan setiap setahun sekali.

c) Mencari penerimaan kas atau berdasarkan faktor pembelian.

d) Menangani masalah simpan pinjam anggota KSU SAEKO Provinsi

Jawa Tengah.

1.2. Kinerja Koperasi Serba Usaha

1.2.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan KSU

Menurut Peter Jennergen dalam Steers (1980 : 21) kinerja adalah

tingkat menunjukkan seberapa jauh pelaksanaan tugas seberapa jauh

pelaksanaan tugas seberapa jauh dapat dijalankan secara aktual dari misi

organisasi.

Merupakan hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku

perusahaan. Kinerja koperasi serba usaha merupakan gambaran seberapa

jauh hasil ekonomi yang mampu diraih koperasi serba usaha.

Koperasi dikatakan berkinerja baik apabila mereka mempunyai

beberapa kriteria seperti pertumbuhan, profitabilitas yang bisa dilihat dari

laporan keuangan, dan yang penting koperasi harus sehat. Karena kesehatan

bisa dipresentasikan dengan pertumbuhan yang baik dalam periode tertentu.

(Novi Eka.R, 2005)

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

Laba usaha tiap bulan koperasi serba usaha merupakan pendapatan

koperasi simpan pinjam koperasi yang diperoleh dalam satu bulan setelah

dikurangi dengan biaya-biaya dari bulan yang bersangkutan.

Besar kecilnya laba usaha koperasi sangat tergantung dari aktivitas

jenis usaha itu sendiri. Sumber pendapatan dapat diperoleh dari bunga,

administrasi pembiayaan, administrasi tabungan dan keuntungan dari hasil

usaha sektor riil yang semuanya merupakan hasil dari jasa pelayanan pada

anggota maupun non anggota koperasi simpan pinjam.

1.3. Penelitian Terdahulu

NO

NAMA

PENELITI DAN

TAHUN

PENELITIAN

JUDUL

PENELITIAN

VARIABEL

PENELITIAN HASIL PENELITIAN

1.

AGUS DWI

PURNOMO,

2002

ANALISA

KINERJA

KOPERASI

SIMPAN PINJAM

“WIGATA”

DIKOTA

SEMARANG

PERIODE 1997 -

2001

Dilihat dari kinerja

serta faktor-faktor

yang mempengaruhi

pertumbuhan kinerja

serta faktor-faktor

dominan yang

mempengaruhi

penurunan perubahan

kinerja

Koperasi Simpan Pinjam

Wigata di Kota Semarang

selama periode tahun 1997 -

2001 mengalami peningkatan

maupun penurunan predikat

kinerja koperasi simpan

pinjam dan predikat tidak

sehat, kurang sehat, dan

sehat. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penurunan

perubahan kinerja adalah

modal sendiri, cadangan

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

resiko, sisa hasil usaha

sebelum pajak dan beban

operasional.

2

NOVI EKA

RATNA SARI,

2005

ANALISIS

TERHADAP

KINERJA

KOPERASI

SIMPAN PINJAM

ARTHA PRIMA

DI AMBARAWA

DAN FAKTOR-

FAKTOR YANG

MEMPENGARUH

INYA (2001 -

2004)

Kinerja koperasi yang

di analisis dari faktor-

faktor yang

mempengaruhi

kinerjanya dengan

dibatasi

menggunakan empat

variable independent

, yaitu jumlah volume

usaha, jumlah

tabunagan anggota

dan anggota

pelayanan, jumlah

anggota dan anggota

pelayanan dan jumlah

kredit yang

disalurkan.

Hasil penelitian secara

statistik Koperasi Simpan

Pinjam Artha Prima di

Ambarawa periode tahun

2001-2004 menunjukkan

bahwa tiga variable

independent berpengaruh

sangat signifikan terhadap

kinerja koperasi tersebut,

sedangkan satu variable

independent (jumlah kredit

yang disalurkan) tidak

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja koperasinya.

3.

ARI WIBOWO,

2007

ANALISIS

KESEHATAN

KINERJA

KEUANGAN

KOPERASI

SERBA USAHA

(KSU) KENCANA

MULYA

SEMARANG

Kinerja koperasi yang

Penelitian ini

menganalisis tentang

pengaruh kinerja

koperasi dengan

analisis rasio-rasio

terhadap laporan

keuangannya

Hasil penelitian ,

berdasarkan rasio - rasio

keuangan yang dilihat dari

likuiditas, solvabilitas, dan

rentabilitas dapat

menunjukkan KSU Kencana

Mulya Semarang bahwa

dapat memenuhi

kewajibannya baik jangka

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

panjang maupun pendek,

tetapi dari hasil rasio

likuiditas dan rentabilitas

KSU ini dapat dikatakan

tidak sehat namun KSU ini

masih mampu menghasilkan

aktiva lancar, persediaan

dengan menggunakan hutang

lancar dan menghasilkan

laba usaha dengan

menggunakan total aktiva

yang tersedia di koperasi.

1.4. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan kinerja koperasi serta

penelitian- penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dilakukan

penelitian tentang analisis terhadap kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha

SAEKO untuk mengetahui perkembangan dan kesuksesan koperasi tersebut.

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang kinerja koperasi maka perlu di

lakukan analisis terhadap laporan keuangannya, yaitu laporan neraca dan laporan

PHU-nya, dalam menganalisis laporan keuangan KSU SAEKO Provinsi Jawa

Tengah yang berupa rasio keuangan.

Rasio yang lazim digunakan adalah :

1. Rasio Likuiditas adalah rasio antara pinjaman yang diberikan terhadap

dana yang diterima (Wasiat P.Soegeng, 1995: 131). Rasio Likuiditas

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

yaitu rasio untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam membiayai

operasi dan memenuhi kewajiban finansial (S.Munawir: 2002).

2. Rasio Solvabilitas adalah kemampuan suatu koperasi atau perusahaan

untuk membayar kewajiban– kewajibannya baik berupa hutang jangka

pendek maupun jangka panjang (Bambang Riyanto, 2001: 32).

3. Rasio Rentabilitas adalah perbandingan antara laba usaha dengan

melihat sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan

laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Bambang Riyanto: 36).

Analisis Rasio adalah suatu teknik analisis yang menghubungkan antara satu

pos dengan pos lainnya baik dalam neraca atau perhitungan hasil usaha

maupun kombinasi dari kedua laporan keuangan untuk mengetahui kondisi

keuangannya.

Dengan menggunakan analisis berupa rasio keuangan terhadap laporan

keuangan KSU SAEKO Provinsi Jawa Tengah diharapkan dapat lebih mengetahui

kekuatan dan kelemahan dari KSU SAEKO di Provinsi Jawa Tengah, sehingga

dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam mengambil keputusan

mendatang.

Gambar 2.4.

Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

- Neraca

- PHU

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-septianidw... · berdasarkan atas asas kekeluargaan. ... Jenis koperasi lebih

Likuiditas Solvabilitas Rentabilitas

Kinerja keuangan koperasi KSU

SAEKO Propinsi Jawa Tengah