bab ii tinjauan pustaka - sinta.unud.ac.id ii... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis...

29
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Keseimbangan Tubuh Berbicara mengenai keseimbangan tidak lepas dari kestabilan karena kestabilan adalah suatu kegiatan untuk menahan seluruh gaya yang mempengaruhi susunan tubuh manusia agar tetap seimbang Pate (1993). Defenisi menurut O’sullivan (1981) keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu keseimbangan juga diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengontrol alat-alat tubuh yang bersifat neuromuskular (Nurhasan, 1986). Frass dan Deutch dikutip oleh Lubis (2001) mendefenisikan keseimbangan sebagai kemampuan untuk mempertahankan equibrium saat diam dan pada waktu melakukan gerakan. Anggraini (2014) juga mengatakan keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam keadaan statis atau dinamis, dengan mengunakan aktivitas otot yang minimal. Nala (2011) juga mengatakan bahwa keseimbangan adalah kemampuan tubuh melakukan reaksi atas perubahan sikap dan posisi tubuh sehingga tubuh tetap stabil dan terkendali. Keseimbangan tubuh yang baik juga didukung dengan memperkuat kontrol postural. Kontrol postural merupakan kemampuan tubuh untuk mengontrol posisi dengan tujuan stabilitas dan orientasi (Shumway-Cook & Woollacott, 2007).

Upload: vuongkien

Post on 07-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keseimbangan Tubuh

Berbicara mengenai keseimbangan tidak lepas dari kestabilan karena

kestabilan adalah suatu kegiatan untuk menahan seluruh gaya yang mempengaruhi

susunan tubuh manusia agar tetap seimbang Pate (1993). Defenisi menurut

O’sullivan (1981) keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan

pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu

keseimbangan juga diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengontrol

alat-alat tubuh yang bersifat neuromuskular (Nurhasan, 1986).

Frass dan Deutch dikutip oleh Lubis (2001) mendefenisikan keseimbangan

sebagai kemampuan untuk mempertahankan equibrium saat diam dan pada waktu

melakukan gerakan. Anggraini (2014) juga mengatakan keseimbangan adalah

kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam keadaan statis atau dinamis,

dengan mengunakan aktivitas otot yang minimal. Nala (2011) juga mengatakan

bahwa keseimbangan adalah kemampuan tubuh melakukan reaksi atas perubahan

sikap dan posisi tubuh sehingga tubuh tetap stabil dan terkendali. Keseimbangan

tubuh yang baik juga didukung dengan memperkuat kontrol postural. Kontrol

postural merupakan kemampuan tubuh untuk mengontrol posisi dengan tujuan

stabilitas dan orientasi (Shumway-Cook & Woollacott, 2007).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

9

2.2 Keseimbangan Dinamis

Menurut harsono (1988) keseimbangan dinamis (dynamic balance) yaitu

kemampuan orang untuk bergerak dari satu titik atau ruangan (space) ke lain titik

atau ruangan dengan mempertahankan keseimbangan (equilibrium).

Keseimbangan dinamis juga diartikan oleh Nala (2011) sebagai pemeliharaan

keseimbangan tubuh dalam posisi bergerak.

Menurut batson (2009) keseimbangan merupakan integrasi yang kompleks

dari sistem (vestibular, visual, dan somatosensorik atau proprioseptor) dan

muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang diatur dalam otak

sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Bagian otak

yang mengatur meliputi basal ganglia, serebelum, area asosiasi. Sikap tubuh

secara alami melakukan pengaturan postur yang tidak dirasakan secara dasar dan

tidak di pisahkan oleh keseimbangan statis maupun dinamis karena tubuh jarang

sekali dalam keadaan diam sempurna tanpa melakukan gerakan sama sekali.

Kekuatan dari keseimbangan dan mobilitas sangat diperlukan untuk

mengontrol segmen dan posisi tubuh dalam suatu ruangan saat diam (statis)

maupun bergerak (dinamis), namun keseimbangan tubuh saat bergerak

memerlukan kemampuan yang lebih dimana komponen muskuloskeletal sangat

berpengaruh pada kestabilan dan kontrol termasuk luas gerak sendi, fleksibilitas

spinal dan kekuatan serta ketahanan (Bastille, 2004). Keseimbangan adalah

kemampuan seseorang untuk menjaga pusat gravitasi tubuh dalam basis dukungan

dan mempertahankan kondisinya, baik saat dalam keadaan diam (statis) maupun

dalam keadaan bergerak (dinamis), kondisi saat diam yaitu keseimbangan statis

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

10

dan saat bergerak yaitu keseimbangan dinamis (Demir et al, 2013). Keseimbangan

adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan

gerakan. (Juniarti, 2007). Keseimbangan juga diartikan oleh Dantas (2003)

sebagai kualitas fisik yang di dapatkan dari kombinasi antara aksi otot dengan

tujuan untuk mempertahankakn tubuh terhadap gaya gravitasi.

Tubuh tidak perna dalam keadaan benar-bnar diam (statis), saat bergerak atau

melangka memerlukan keseimbangan yang lebih untuk mempertahankan posisi

tubuh agar tidak jatuh dan memelihara tahanan tersebut terhadap gaya gravitasi

sehingga tubuh akan selalu stabil, jika seseorang tidak bisa mempertahankan

keseimbangan saat berjalan maka orang tersebut memiliki gangguan

keseimbangan dan sangat beresiko untuk jatuh (Baptista, 2006).

2.3 Fisiologi Keseimbangan

Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan dan kestabilan

postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan

sistem regulasi yang berperan untuk pembentukan keseimbangan. Bagian

terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam

melakukan reaksi keseimbangan adalah proprioseptif, kemampuan untuk

merasakan posisi bagian sendi atau tubuh dalam gerak (Brown et al, 2006 ).

Peningkatan keseimbangan dipengaruhi oleh beberapa jenis reseptor

sensorik pada kulit, otot, kapsul sendi, dan ligamen yang memberikan tubuh

kemampuan untuk mengenali perubahan lingkungan baik internal maupun

eksternal kepada setiap sendi (Riemann et al, 2002a). Mempertahankan massa

tubuh serta menyangga tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain agar

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

11

seimbang dengan bidan tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh saat bagian

tubuh lain bergerak adalah tujuan tubuh mempertahankan keseimbangan agar

tidak jatuh.

2.3.1 Komponen-Komponen Pengontrol Keseimbangan

Komponen pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga

komponen penting, yaitu :

1. Sistem informasi sensorik

Sebagian besar kegiatan sistem saraf berasal dari pengalaman sensorik dari

reseptor sensorik, baik berupa reseptor visual, auditorius, reseptor raba di

permukaan tubuh, atau jenis reseptor lain. Sistem sensorik merupakan hal penting

dalam prinsip dasar kontrol postur antara lain :

- Kemampuan visual (penlihatan) memegang peran penting dalam sistem

sensorik, yaitu membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk

mempertahankan keseimbangan, sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak

statis maupun dinamis, sumber informasi lingkungan tempat kita berada,

mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan. Dengan informasi

visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang

pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk

mempertahankan keseimbangan agar tubuh tidak jatuh.

Cratty & Martin (1969) juga menyatakan bahwa keseimbangan akan terus

berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama

untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama

melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

12

informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang

peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal

dari objek sesuai jarak pandang.

- Sistem vestibular Merupakan komponen sistem sensorik yang berperan

penting dalam mengatur keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata.

Reseptor ini berada di dalam telinga, meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus,

serta sakulus. Reseptor ini disebut dengan labyrinthine. Sistem labyrinthine

berperan dalam mendektesi perubahan posisi kepala dan kecepatan perubahan

sudut. Melalui reflex vestibulooccular, mereka mengontrol gerak mata, terutama

ketika melihat objek yang bergerak. Pesan di kirim melalui saraf kranialis VIII ke

nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju

nukleus vestibular tetapi serebelum, retikular formasi, thalamus dan korteks

serebri.

- Nukleus vestibular menerima input dari reseptor labyrinth, retikular

formasi, dan serebelum. Ouput dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron

yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot

punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga

membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot

postural.

- Sistem somatosensoris sistem merupakan indra yang berperan dalam

mendeteksi pengalaman yang disebut

sentuhan atau tekanan, suhu (hangat atau dingin), sakit (termasuk gatal dan geli),

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

13

termasuk juga propriosepsi (sensasi pergerakan otot) serta posisi persendian

seperti postur, pergerakan, visera dan ekspresi wajah. Perasa visera terkait dengan

informasi indra dari dalam tubuh. Terdiri dari taktli atau proprioseptif serta

persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna

dorsalis medulla spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju

serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus

medialis dan thalamus (Willis Jr, 2007).

Kesadaran manusia akan posisi tubuh bergantung pada implus yang datang

dari alat indra dalam dan sekitar sendi, yaitu ujung-ujung saraf yang beradaptasi

lambat di sinovia dan ligamentum. Implus dari alat indra ini berasal dari reseptor

raba di kulit dan jaringan lain, serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran

akan posisi tubuh dalam ruang.

2 Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata

respon sikap, serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Sistem saraf

pusat menhasilkan respon motorik yang sesuai untuk menjaga postur tubuh agar

tetap seimbang. Beberapa komponen sistem saraf pusat yang terlibat dalam proses

kontrol postural yakni kortex, thalamus, basal ganglia, vestibular, dan serebelum (

Guccione et al, 2012).

3 Efektor berfungsi sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan respon

yang telah terprogram di pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi,

kekuatan otot, dan respon otot-otot postural yang sinergis.

- Lingkup gerak sendi (LGS)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

14

Lingkup gerak sendi (LGS) atau sering disebut Range of motion (ROM)

adalah kemampuan sendi untuk membantu tubuh dalam mengarahkan gerakan

terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi. Luas gerak

sendi dapat juga diartikan sebagai ruang gerak atau batas-batas gerakan dari suatu

kontraksi otot dalam melakukan gerakan, apakah otot tersebut dapat memendek

atau memanjang secara penuh atau tidak. Terdiri dari inner range, middle range,

outer range dan full range.

- Kekuatan otot (Muscle strenght)

Kekuatan otot adalah kemampuan otot dalam menhasilkan tegangan dan

tenaga selama usaha maksimal yang dilakukan dalam keadaan gerak maupun

diam. Kekuatan otot dilihat dari seberapa besar sistem saraf (sistem

neuromuskuler) mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi.

kekuatan otot ekstermitas bawah berperan dalam mempertahankan keseimbangan

tubuh dalam melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lain yang

mempengaruhi posisi tubuh.

- Respon otot-otot postural yang sinergis (postural muscles response synergies)

Respon otot-otot postural yang sinergis diperlukan dalam aktivitas kelompok

otot yang dibutukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur.

Pertahanan keseimbangan tubuh dalam berbagai posisi dan gerakan di lakukan

oleh kelompok otot pada ekstermitas atas maupun ekstermitas bawah. Respon

otot-otot tersebut bekerja secara sinergis (kecepatan dan kekuatan yang tepat)

dalam berbagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan

aligmen tubuh.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

15

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan

Dalam mempertahankan kondisi tubuh agar tetap stabil baik pada keadaan

diam (statis) maupun keadaan bergerak (dinamis) diperlukan keseimbangan.

keseimbangan tubuh seseorang baik keseimbangan dinamis maupun statis di

pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua objek, pada benda, pusat gravitasi

terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada

tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu

ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat

gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi

manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan

belakang vertebra sakrum ke dua. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat

faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran

bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

16

Gambar 2.1 Centre of gravity

(Sumber : Michael Kent, 2007)

2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat

gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi

dengan bidang tumpu adalah yang menentukan derajat stabilitas tubuh.

Gambar 2.2 Line of gravity

(Sumber : Michael Kent, 2007)

3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan

permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh

dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang

tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

17

dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin

dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

Gambar 2.3 Base of Support

(Sumber : Michael Kent, 2007)

2.4 Lansia (Lanjut Usia)

Usia lanjut dikatan sebagai tahap akhir dari perkembangan manusia.

Menurut WHO (1989), batasan lansia adalah kelompok usia 45-59 tahun sebagai

usia pertengahan (middle/ young elderly), usia 60-74 tahun disebut lansia

(elderly), usia 75-90 tahun disebut tua (old), usia diatas 90 tahun disebut sangat

tua (very old). Menjadi tua merupakan tahap terakhir dari hidup manusia

yang tidak dapat di hindari yang dialami oleh manusia yang melewati masa

dewasa. Menjadi tua akan di tandai dengan penurunan funsi organ-organ tubuh

secara bertahap. Pada sistem muskuloskeletal otot akan mengalami penurunan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

18

massa otot dan tonus, sedangkan sendi mengalami penurunan fleksibilitas dan

mengalami degenerasi (Shinta, 2007).

Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara

tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa, dan

akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia kronologis 70 tahun mungkin dapat

memiliki usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau sebaliknya, seseorang

dengan usia 50 tahun mungkin memiliki banyak penyakit kronis sehingga usia

fisiologisnya 90 tahun (Pujiastuti & Utomo, 2003).

Menjadi tua adalah suatu proses kehidupan dimana` manusia tidak dapat

menhindarinya namun bisa menhambatnya. Proses menjadi tua disebabkan oleh

faktor biologi, berlangsun secara alamiah, terus menerus dan berkelanjutan yang

dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis biokimia pada jaringan tubuh

dan akhirnya mempengaruhi fungsi, kapasitas fisik atau mental jiwa

(Constantinides, 1994). Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat

dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan

menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga

akan mempengaruhi fungsi dan kapasitas fisik secara keseluruhan (Depkes RI,

2004). Proses degenerasi merupakan proses alami yang terdiri dari faktor biologis,

lingkungan, psikologikal ( Khazaei et al, 2014)

2.5 Proses Degenerasi Lansia

Proses degenerasi atau kemunduran pada manusia tidak terjadi pada waktu

bersamaan. Pujiastuti & Utomo (2003) mengatakan proses degenerasi terjadi

secara fisiologis dan patologis, penuaan yang terjadi sesuai dengan kronologis

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

19

usia dan dipengaruhi oleh faktor endogen, yaitu perubahan dimulai dari sel-

jaringan-organ-sistem pada tubuh disebut penuaan primer. Bila penuaan banyak

dipengaruhi oleh faktor eksogen, yaitu lingkungan, sosial budaya, gaya hidup

disebut penuaan sekunder. Penuaan sekunder ini tidak sesuai dengan kronologis

usia dan patologis. Faktor eksogen juga memengaruhi faktor endogen sehingga

dikenal dengan faktor resiko, dimana faktor resiko tersebut merupakan penyebab

penuaan patologis (pathological aging). Degenerasi akan bertambah apabila

terjadi penyakit fisik yang berinteraksi dengan lansia. Proses degenerasi ini juga

dipengaruhi oleh gaya hidup setiap orang yang berbeda. Proses degenerasi atau

kemunduran pada lansia akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari, dimana proses

degenerasi ini terjadi karena penurunan fungsi motorik, yaitu penurunan pada

kekuatan tulang, otot, dan sendi yang akan mempengaruhi fleksibilitas, kekuatan,

kecepatan, stabilitas yang merupakan gangguan keseimbangan sehingga

menyebabkan lansia muda jatuh dan terjadi kekakuan tubuh dan juga terjadi

penurunan pada fungsi sensorik yang berpengaruh pada sensitifitas indera yaitu

terjadinya anesthesia, hiperstesia, dan paraestesia. Proses degenerasi juga

mempengaruhi sensomotorik, sehingga lansia mengalami gangguan keseimbangan

dan koordinasi tubuh.

Nitz, (2004) mengatakan dampak yang ditimbulkan dari proses menua

antara lain adanya perubahan morfologis pada otot yang menyebabkan perubahan

fungsional otot yaitu terjadi penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas, da

fleksibilitas, penurunan fungsi propioseptif serta kecepatan, gangguan sistem

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

20

vestibular, visual, dan waktu reaksi. Berbagai perubahan yang terjadi akibat

proses menua menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan (pujiastuti, 2003).

2.6 Epidemiologi Gangguan Keseimbangan pada Lansia

Proses penuaan yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan perubahan

fisiologis sistem muskuloskeletal salah satu diantaranya adalah perubahan struktur

otot yang menyebabkan atrofi pada otot. Dampak perubahan morfologis pada otot

ini dapat menurunkan kekuatan otot (Pujiastuti, 2003). Kekuatan otot merupakan

komponen utama dari kemampuan melangkah, berjalan dan keseimbangan

(Guccione, 2012). Jika terjadi atrofi otot pada lansia maka akan menyebabkan

gangguan keseimbangan.

Berdasarkan survey masyarakat Amerika Serikat, Tenetti (1992)

mendapatkan sekitar 30% lansia yang berumur lebih dari 65 tahun jatuh tiap

tahunnya, separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang. Lima persen

dari penderita jatuh ini mengalami patah tulang (cedera) atau memerlukan

perawatan di rumah sakit.

2.7 Patofisiologi Penurunan Keseimbangan pada Lansia

Penurunan keseimbangan pada lansia disebabkan oleh berbagai macam

faktor diantaranya adanya gangguan pada sistem sensorik, gangguan pada sistem

saraf pusat (SSP) maupun adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal

(Nurgroho, 2008). Proses penuaan (degenerasi) menyebabkan terjadinya

perubahan pada berbagai fungsi organ-organ tubuh yang merupakan komponen

yang berperan penting dalam menyeimbangkan tubuh saat berdiri maupun

bergerak.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

21

Perubahan tersebut meliputi perubahan pada komponen-komponen penting

dalam keseimbangan, diantaranya :

1. Pada sistem muskuloskeletal terjadi perubahan pada :

- Jaringan penhubung (kolagen dan elastin) mengalami perubahan menjadi

bentangan cross linking yang tidak teratur. Perubahan tersebut menyebabkan

penurunan mobilitas dan fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan nyeri,

penurunan kemampuan unutuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak,

berjalan dan hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

- Kartilago mengalami fibrasi, perubahan tersebut terjadi pada sendi-sendi besar

penumpu berat badan. Perubahan ini mengakibatkan peradangan, kekakuan, nyeri,

keterbatasan gerak, dan aktivitas sehari-hari terganggu.

- Berkurangnya kepadatan tulang disebabkan oleh penurunan penyerapan

kalsium di usus, peningkatan kanal haversi sehingga tulang menjadi keropos yang

mengakibatkan osteoporosis. Osteoporosis menyebabkan nyeri, deformitas, dan

fraktur.

- Perubahan morfologis otot pada lansia merupakan penurunan kekuatan,

flesibilitas, peningkatan reaksi, dan penurunan kemampuan fungsional otot yang

berdampak pada mobilitas.

- Sendi mengalami penurunan fleksibilitas sehingga terjadi penurunan luas

gerak sendi serta menyebabkan jaringan ikat sekitar sendi mengalami penurunan

daya lentur dan elastisitas menyebabkan kekakuan sendi, gangguan berjalan,

keterbatasan luas gerak sendi, dan aktivitas sehari-hari.

2. Sistem saraf

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

22

Penuaan menyebabkan susunan saraf pada lansia mengalami perubahan

morfologis dan biokimia menyebabkan Penurunan persepsi sensorik dan respon

motorik pada susunan saraf dan penurunan reseptor proprioseptif.

3. Sistem Kardiovaskular dan Respirasi

Penurunan pada curah jantung (cardiac ouput) dan kapasitas paruh, penurunan

mobilitas tulang rusuk sehingga ekspansi rongga dada dan kapasitas ventilasi paru

menurun.

4. Sistem Indra

Penuaan menyebabkan ketajaman penlihatan berkurang, gangguan pendengaran,

penurunan kemampuan pengecapan, penurunan sensivitas nilai ambang untuk

identifikasi bau, penurunan kecepatan hantaran saraf.

5. Sistem Integumen

Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bercak akibat perubahan

dari jaringan kolagen serta elastisitasnya, serta timbul liver spot (pigmen berwarna

coklat pada kulit). Perubahan ini banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Dampak dari berbagai penurunan fungsi yang di alami lansia menimbulkan

gangguan keseimbangan yang merupakan faktor utama penyebab lansia muda

jatuh.

2.8 Yoga

Yoga adalah sistem latihan dengan intensitas ringan (low impact), lembut

yang berfokus pada tubuh, pernapasan, dan meditasi. Yoga berasal dari praktik

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

23

India kuno dan telah menjadi teknik terapi terkemuka di dunia (Middleton, 2013).

Yoga, yang berasal dari India ini, yang terdiri dari satu set teknik yang telah ada

selama lebih dari 3000 tahun dan telah menjadi bagian dari pengobatan India

Raub (2002), Woodyard (2011). Yoga telah menjadi salah satu yang paling umum

digunakan sebagai terapi pengobatan komplementer dan alternatif di Amerika

Serikat (Wang et al, 2013 ).

Parktisi yoga di Amerika Serikat semakin meningkat. Berdasarkan survey

Kesehatan Nasional, partisipasi yoga melonjak 40% dari tahun 1997 ke tahun

2002 dari total populasi yang berpartisipasi dalam yoga pada 12 bulan terakhir

mencapai 13,2 juta di 2007 (Barnes, 2008). Orang-orang yang berada di asia timur

percaya bahwa pelatihan yoga mempengaruhi energi dan kegiatan di endokrin,

jantung, paru, otot, dan sistem saraf melalui stimulasi dan menfasilitasi pemulihan

fisik, emosional, dan spiritual (Prado et al, 2014). Dengan mengadopsi postur

(asana) yang sangat mendasar dan ringan, tujuan yoga adalah memberikan

sejumlah manfaat fisik dan mental. Yoga dapat membantu meredakan sakit otot

dan tulang dengan merehabilitasi cedera otot dan tulang serta mencegah

kembalinya cedera melalui peregangan, penguatan, dan keselarasan tubuh.

Program yoga aman dan efektif dalam mengurangi efek samping yang tidak

diinginkan (Salem J. et al, 2013).

Peneltian yang dilakukan Salem J. et al (2013) ini mendapat dukungan dari

Departement of Health and Human Services and National Recreation and Park

Association USA yang merekomendasikan yoga sebagai solusi total untuk

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

24

pelatihan bagi lansia. Sebuah penilitian menunjukkan penderita stroke yang

berpartisipasi dalam kelas yoga pasca stroke dapat meningkatkan keseimbangan

sampai 34%. Penelitian yang dipresentasikan pada American College of Sports

Medicine Pertemuan Tahunan di Denver dan melibatkan 19 pria dan 1 wanita

pasien pasca stroke juga menunjukkan penderita stroke mengalami peningkatan

ketahanan dan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menjadi aktif secara

fisik . Weller (2001) juga mengatakan yoga dapat mengurangi stress dengan

efektif seperti latihan pelongaran otot yang ringan, pernapasan, meditasi dan

pelemasan. Dengan mempraktekkan tekni-teknik ini juga membantu untuk

mengumpulkan tenaga untuk mengatasi rasa sakit dan bentuk stress lainnya

dengan lebih efektif.

Grafinkel et al (1994) dalam penelitiannya pada pasien osteoartritis dengan

latihan yoga selama 8 minggu secara signifikan menigkatnya kekuatan, luas

gerak sendi pada tangan, dan mengurangi rasa sakit dan nyeri. Hatha Yoga,

melalui postur (asana) fisik statis, menggunakan peregangan dan meningkatkan

kekuatan otot dan fleksibilitas sehingga akan bermanfaat untuk beberapa masalah

muskuloskeletal (Tran et al, 2001).

Dalam kehidupan sehari-hari, tubuh menahan beban fisik dan stres

keseharian yang akan bertumpuk di bagian tubuh tertentu, dan mengakibatkan

berbagai ketidak nyamanan fisik, mental, maupun psikis, melalui yoga hal

tersebut dapat diperbaiki sebab dikatakan oleh Jung ( dalam Krisna, 1999) bahwa

latihan yoga juga menyentuh fisik sehingga menimbulkan keselarasan antara fisik

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

25

dan mental manusia. Bahkan yoga dapat juga menurunkan stress dan menambah

percaya diri, keadaan ini dapat dilihat pada para praktisi yang telah mengikuti

yoga, tampak tenang dalam menyelesaikan masalahnya (Shindu, 2006). Penelitian

menggunakan yoga memang menunjukkan hasil yang positif untuk meningkatkan

kekuatan otot dan fleksibilitas dan keseimbangan (Garfinkel et al, 2002;. Raub,

2002). Yoga juga sangat baik dimasukkan dalam praktek medis untuk

meningkatkan kapasitas fungsional pasien, bagi mereka yang memiliki

keterbatasan dalam melakukan pelatihan aerobik karena berbagai alasan kesehatan

(Akhtar P, 2013)

2.9 Pelatihan Hatha Yoga Modifikasi pada Lansia

Lansia mengalami kendala pengaturan keseimbangan karena menurunnya

presepsi terhadap kedalaman, menurunnya penlihatan perifer, menurunnya

kemampuan untuk mendeteksi informasi spatial. Kondisi ini berakibat

meningkatnya resiko jatuh pada lansia. Pelatihan yang ditujukan untuk

memperbaiki keseimbangan sangat bermanfaat, karena menurut nina (2007),

secara fisiologis, olahraga atau latihan dapat meningkatkan kapasitas aerobik,

kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan. Secara psikologis dapat meningkatkan

mood, mengurangi resiko pikun, dan mencegah depresi. Secara sosial dapat

mengurangi ketergantungan pada orang lain, dapat banyak teman dan

menigkatkan produktivitas.

Pelatihan keseimbangan itu misalnya pelatihan hatha yoga. Hatha yoga adalah

bentuk latihan yang lembut dan aman yang bermanfaat pada fisik, mental dan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

26

emosional dan juga merupakan intervensi yang baik untuk mengurangi resiko

jatuh dan meningkatkan keseimbangan pada lansia (Galantino et al, 2012).

Pelatihan hatha yoga difokuskan pada aspek fisik dan mental di mana praktisi

dapat melakukannya sendiri pada waktu luan (Raub, 2002), pelatihan ini

menkhususkan pada penguatan, di mana terdapat gerakan-gerakan tertentu dan

koordinasi motorik yang diperlukan untuk meningkatkan keseimbangan postural

(prado et al, 2014). Dalam penelitian Woodyard (2001), Gauchard (1999) postur

(asana) hatha yoga meningkatkan respon fisiologis, seperti keseimbangan

emosional dan harmoni tubuh saat bergerak, pose ini juga meningkatkan kekuatan

dan fleksibilitas, dimana faktor-faktor ini mempunyai pengaruh penting dalam

aktivitas sehari-hari, dan secara substansial meningkatkan kontrol postural

dinamis dalam individu di atas usia 60 tahun (Gauchard,1999) & ( Oken, 2006).

Pelatihan hatha yoga sangat bermanfaat bagi lansia karena hatha yoga

mencakup latihan fisik yang ringan, yang mengikutsertakan setiap sendi pada

tubuh dalam gerakan memperkuat, melonggarkan dan menyeimbangan setiap

bagian tubuh dengan sepenuhya (Weller, 1995). James A & Raub (2002)

mengatakan Hatha Yoga, didasarkan pada pengetahuan, pengembangan, dan

keseimbangan energi psikofisik dalam tubuh karena itu disebut sebagai "yoga

psikofisik." Tiga elemen utama yang digunakan dalam Hatha Yoga untuk

mencapai tujuannya adalah tubuh, bagian fisik, pikiran, dan elemen yang

berhubungan tubuh dengan pikiran dengan cara yang khusus, nafas.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

27

Pelatihan hatha yoga menawarkan teknik khusus untuk masing-masing

elemen tersebut. Untuk bagian fisik, atau tubuh, ia menawarkan asana ("postur"),

teknik untuk pengkondisian fisik, yang disebut kriyas ("tindakan"), mudra

("segel"), bandha ("kunci"), serta teknik untuk relaksasi fisik total dan sadar.

Menurut Brenda Andreregg seperti yang dikutip Karen Weinrib, latihan

hatha yoga yang teratur dapat meningkatkan fungsi proprioseptif. Latihan hatha

yoga merupakan latihan isometrik yang dapat meningkatkan kekuatan otot.

Latihan ini juga membantu mempertahankan tonus otot, fungsi proprioseptif,

kekuatan otot, dan tonus otot yang baik sehingga berpengaruh terhadap

peningkatan keseimbangan (Juniarti, 2007). Pelatihan ini melibatkan gerakan

yang terkoordinasi dari otot- otot sehingga diperoleh stabilitas dan fleksibilitas

yang baik. Stabilitas dan fleksibilitas yang baik dapat membantu meningkatkan

keseimbangan pada lansia. Cissel et al, (2005) juga mengatakan yoga dapat

meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia melalui postur (asana) hatha

yoga. Pelatihan yoga dapat dimodifikasi sehingga pose atau postur yang sulit

dapat mudah dilakukan oleh lansia (Morris, 2008). Mengingat pentingnya unsur

keseimbangan pada lanjut usia, maka dilakukan pelatihan hatha yoga pada lansia,

dimana latihan hatha yoga tesebut telah dimodifikasi guna menyesuaikan dengan

usia para peserta latihan. Modifikasi pada pelatihan hatha yoga ini yaitu

penggunaan kursi sebagai alat bantu dalam beberapa postur asanas yang

seharusnya dilakukan di lantai dan menyesuaikan asanas yang ekstrim sehingga

dapat diikuti oleh lansia. Postur asanas dari latihan hatha yoga ini bermanfaat

untuk memperbaiki postur tubuh dan melatih keseimbangan. Hatha yoga yang

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

28

telah dimodifikasi dengan bantuan kursi untuk lansia akan sangat membantu

dalam memudahkan lansia melakukan postur (asana) atau gerakan-gerakan pada

hatha yoga sehingga akan tercapainya keseimbangan yang diharapkan (Juniarti,

2007).

Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan

tubuh berulang-ulang serta ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani

disebut olahraga atau pelatihan (Farizati, 2002). Hatha yoga adalah suatu proses

jasmani menuju latihan-latihan mental yang lebih tinggi.

Dunia oriental percaya bahwa pelatihan ini mempengaruhi energi dan

kegiatan di endokrin, jantung, paru, otot, dan sistem saraf melalui stimulasi dan

memfasilitasi atau membantu dalam pemulihan fisik, dan emosional, serta

spiritual (Prado et al, 2014). Middleton et al, 2013 mengatakan manfaat dari

hatha yoga pada penderita arthritis yaitu peningkatan yang signifikan secara

statistis pada keseluruhan kesehatan fisik, fleksibilitas, dan keseimbangan serta

penurunan yang signifikan dalam gejala depresi dan meningkatkan pengaruh

positif.

Gauchard menyatakan bahwa latihan proprioseptif seperti yoga dapat

memperbaiki Kontrol postural dan meningkatkan keseimbangan Pujiastuti (2013).

Peningkatan yang signifikan pada kualitas fisik dan fungsional autonomi

(Baptista, 2006)

Tummers dan Hendrick (2004) mengatakan Pelatihan hatha yoga untuk

lansia telah ditunjukan sebagai terapi yang efektif untuk asma, profil lipid,

kecemasan, artritis, tekanan darah, masalah kardiovaskular, sakit kepala dan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

29

gangguan lainnya. Postur (asana) hatha yoga modifikasi ditekankan untuk lansia

yaitu berbasis kebugaran untuk kekuatan otot, kesehatan tulang, dan fleksibilitas

serta Range Of Motion (ROM) (Salem J et al, 2013). Yoga mengabungkan luas

gerak sendi dan gerakan peregangan sehingga dapat memberikan kontribusi untuk

postur yang baik , dan mengurangi risiko cedera, serta memperbaiki

fungsionalnya (Middleton, 2013)

. Otak, otot dan tulang bekerja bersama-sama menjaga keseimbangan tubuh

agar tetap seimbang dan mencegah terjatuh. Ketiga organ ini merupakan sasaran

yang terpenting dan harus dioptimalkan pada latihan keseimbangan (Schmid.

2010). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan hatha yoga peregangan

melalui postur (asana) membantu memperkuat otot dan meningkatkan

fleksibilitas, berperan penting dalam menyeimbangkan dan menstabilkan tubuh

sehingga mengurangi resiko jatuh pada lansia. Secara khusus, meningkatkan

fleksibilitas otot-otot besar di bagian atas dan belakang kaki antara lutut dan

pinggul (paha depan dan paha belakang) serta mobilitas sendi pinggul,

kemampuan untuk menyeimbangkan ketika berdiri (keseimbangan statis), dan

kekuatan di tulang belakang lumbal semua berkontribusi untuk menyeimbangkan

saat bergerak (keseimbangan dinamis). Selain membantu meningkatkan

fleksibilitas dan kualitas hidup, yoga juga melancarkan sirkulasi darah,

meningkatkan kesadaran dan waspada (kognisi) yang dapat membantu mencegah

jatuh. Melalui beberapa postur (asanas) dari pelatihan hatha yoga modifikasi ini

bermanfaat untuk memperbaiki postur tubuh dan melatih keseimbangan (Juniarti,

2007). Sebagian deskripsi dari efek yoga pada gangguan muskuloskeletal

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

30

menunjukkan manfaat selama asanas (postur) saat aktif peregangan terjadi traksi

otot (Nayak, 2004). Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa yoga dapat

memperbaiki postur tubuh, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas, meningkatkan

keseimbangan, gait, dan kecemasan akan jatuh serta kekuatan genggaman

tangan.(Middleton, 2013).

Pelatihan hatha yoga modifikasi adalah bentuk latihan yang ringan dan

lembut yang berdampak pada fisik, mental dan emosional dan juga merupakan

intervensi yang baik untuk mengurangi resiko jatuh pada lansia dan meningkatkan

keseimbangan pada lansia (Schmid, 2010). Tujuan utama dari pelatihan hatha

yoga modifikasi ini yaitu untuk meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia

sehingga dapat mengurangi resiko jatuh pada lansia. Zettergren et al, (2011)

mengatakan lansia berpartisipasi dalam 60 menit yoga per minggu selama 8

minggu, secara signifikan terjadi meningkat pada keseimbangan dan mobilitas

yang dapat mengurangi resiko jatuh pada lansia. Latihan yoga modifikasi yang

menfokuskan pada postur (asanas) pada ekstermitas bawah, yang dapat

meningkatkan mobilitas tulang belakang, keseimbangan, dan fungsional (Salem

J. et al 2013). Pelatihan hatha yoga modifikasi terdiri dari Gerakan asana yang

ringan dan lembut, maka hatha yoga merupakan pengobatan yang potensial untuk

pasien yang menderita gangguan keseimbangan, seperti yang melibatkan

vestibular, otot, dan sistem saraf. (prado et al, 2014). Shinta (2007) mengatakan

Pelatihan Hatha Yoga modifikasi pada lansia dapat dilakukan karena di dalam

yoga terdapat teknik-teknik yang ideal untuk usaha preventif, promotif, kuratif,

dan rehabilitatif bagi kesehatan. Setelah lansia melakukan latihan dari beberapa

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

31

gerakan hatha yoga postur (asana) yang telah dimodifikasi maka akan

meningkatkan kekuatan otot pada ekstermitas bawah dan meningkatkan sistem

vestibular/kesimbangan tubuh sehingga dapat memperoleh body aliigament yang

baik ( Salem J. et al, 2013)

2.9.1 Program Pelatihan Hatha Yoga Modifikasi pada Lansia

Ekstermitas bawah sangat berperan dalam keseimbangan tubuh, pelatihan

hatha yoga modifikasi adalah pelatihan yang di desain sesuai kebutuhan para

praktisinya. Keseimbangan tubuh yang baik juga didukung dengan memperkuat

kontrol postural. Kontrol postural merupakan kemampuan tubuh untuk

mengontrol posisi dengan tujuan stabilitas dan orientasi (Shumway-Cook &

Woollacott, 2007). Dengan kemampuan batang tubuh yang baik maka kontrol

postural akan meningkat karena kemampuan otot dalam mempertahankan

ekstermitas atas maupun bawah menjadi lebih stabil (Kibler dkk, 2006). Maka

dalam meningkatkan dan mempertahankan kemampuan otot dapat dilakukan

dengan pemberian pelatihan hatha yoga pada lansia.

Salem J. et al (2013) mengatakan hatha yoga secara tradisional dipandang

sebagai bentuk latihan yang relatif aman, mampu meningkatkan kekuatan,

fleksibilitas, daya tahan, keseimbangan, dan kapasitas fungsional pada kesehatan

individu sehat maupun individu dengan gangguan musculoskeletal. Dalam

penelitiannya pada 20 peserta lansia berumur 60 tahun keatas terhadap pemberian

hatha yoga modifikasi yang mengabungkan postur (asana) dan pernapasan

(pranayama) dari postur (asana) seri awal dan menengah, dimana yoga ini

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

32

menfokuskan pada ekstermitas bawah yang menargetkan pada peningkatkan

kekuatan kelompok otot yang lemah dan memperbaiki struktur otot yang terluka

serta menyembuhkanya, sehingga dapat menigkatkan keseimbangan pada lansia.

Peregangan Statis adalah teknik yang biasanya digunakan pada pelatihan

hatha yoga yang terdiri dari Kontraksi otot untuk merengangkan otot, dan saat

rileksasi dalam perengangan hanya mengunakan tahanan badan untuk

merengangkan otot (Long, 2006). Pose atau postur (asana) dari hatha yoga

tersebut dapat meningkatkan respon fisiologis, seperti keseimbangan dan harmoni

tubuh saat bergerak, postur (asana) ini juga meningkatkan kekuatan dan

fleksibilitas, dimana faktor-faktor ini mempunyai pengaruh penting dalam

aktivitas sehari-hari, dan secara substansial meningkatkan kontrol postural

dinamis dalam individu di atas usia 60 tahun (Gauchard,1999) & ( Oken, 2006).

Berikut adalah beberapa pose atau postur (asana) hatha yoga yang telah di

modifikasi untuk meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia, dibagi

menjadi dua seri antara lain :

1. Postur awal, terdiri dari :

- posture Chair (Utkatasana) with wall

- posture Tree (Vrksasana) bilateral and wall

- posture Downward dog (Adho Mukha Svanasana) with wall

- posture Warrior I (Virabhadrasana I) with chair (front)

- posture Warrior I (Virabhadrasana I) with chair (back)

- posture Warrior II (Virabhadrasana II) with chair (front)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

33

- posture Warrior II (Virabhadrasana II) with chair (back)

- posture Side stretch (Parsvottanasana) with wall (front)

- posture Side stretch (Parsvottanasana) with wall (back)

2. postur menengah, terdiri dari :

- posture Chair (Utkatasana)

- posture Tree (Vrksasana) unilateral and wall

- posture Tree (Vrksasana) unilateral

- posture Warrior II (Virabhadrasana II) (front)

- posture Warrior II (Virabhadrasana II) (back)

- posture Side stretch (Parsvottanasana) with chair (front)

- posture Side stretch (Parsvottanasana) with chair (back)

- posture One-leg balance (Utthita Hasta Padangusthasana) with block

- posture One-leg balance (Utthita Hasta Padangusthasana) with chair

- posture One-leg balance (Utthita Hasta Padangusthasana) unilateral

- posture Crescent (Ashta Chandrasana) (front)

- posture Crescent (Ashta Chandrasana) (back)

Pelatihan pada lansia di modifikasi sesuai kebutuhan dan kemampuan lansia,

sehinngga tidak akan berdampak buruk pada lansia. Modifikasi yang dilakukan

yaitu dengan menggunakan kursi dan blocks sebagai alat bantu untuk melakukan

beberapa potur (asana). Pelatihan dilakukan 3 kali dalam seminggu dengan durasi

waktu 30-45 menit, setiap pose dilakukan selama 3 menit. istirahat 0,5 menit

untuk melanjutkan postur (asana) berikutnya. Pada seri awal dilakukan selama 4

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

34

minggu dan 4 minggu selanjutnya pada seri menengah. Waktu yang tepat untuk

melakukan pelatihan hatha yoga modifikasi ini yaitu pada pagi hari dan sore hari.

2.10 Time Up and Go Test (TUGT)

Ada berbagai metode untuk menilai gangguan keseimbangan salah satunya

yaitu “time up go test” (TUGT). Time Up and Go test (TUGT) merupakan tes

keseimbangan dan gangguan jalan yang menggunakan alat sederhana yaitu

stopwatch dan kursi yang dapat dilakukan dimana saja. Time up and Go Test

(TUGT) adalah tes yang menentukan gangguan keseimbangan pada lansia dengan

menggunakan waktu, dimana waktu yang diperlukan lansia untuk untuk

menenpuh jarak yang di tetapkan yaitu 3 meter (Middleton et al, 2013). Time Up

and God Test (TUGT) yaitu tes yang menggunakan waktu yang ditempuh lansia

untuk berdiri dari kursi, berjalan pada jarak 3 meter dan kembali menuju kursi

kemudian duduk. Jika waktu yang diperlukan lansia lebih dari 12 detik maka

lansia tersebut beresiko jatuh (Zettergren, 2011).

Time Up and Go Test (TUGT) menunjukan secara signifikan penurunan

mobilitas pada individu, individu yang memerlukan waktu lebih dari 12 detik

untuk menempuh jarak 3 meter memerlukan penangganan yang difokuskan pada

peningkatakan kekuatan, keseimbangan dan mobilitas (Galantino, 2012).

Pada penelitian ini lebih memfokuskan pada gangguan keseimbangan yang

disebabkan oleh penuaan. Maka dari itu peneliti memilih Time Up and Go Test

(TUGT) ini karena test ini sangat membantu dalam menentukan keseimbangan

dinamis pada lansia.

Metode pengukuran:

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

35

Mengukur kecepatan terhadap aktivitas yang mungkin menyebabkan gangguan

keseimbangan.

1) Peralatan yang diperlukan untuk melakukan test ini yaitu :

- Kursi dengan sandaran dan penyangga lengan

- Stopwatch

- Dinding

2) Waktu tes yaitu :

10 detik - 3 menit

3) Prosedur tes :

Posisi awal subjek duduk bersandar pada kursi dengan lengan berada pada

penyangga lengan kursi. subjek mengenakan alas kaki yang biasa dipakainya. Saat

memberi aba-aba “mulai” subjek berdiri dari kursi, boleh menggunakan tangan

untuk mendoron berdiri jika subjek menghendaki. subjek terus berjalan sesuai

dengan kemampuanya menempuh jarak 3 meter menuju ke dinding, kemudian

berbalik tanpa menyentuh dinding dan berjalan kembali menuju kursi.

Sesampainya di depan kursi subjek berbalik dan duduk kembali bersandar. Waktu

dihitung sejak aba-aba “mulai” hingga subjek duduk bersandar kembali.

subjek tidak diperbolehkan mencoba atau berlatih lebih dulu, stopwatch

mulai menhitung setelah pemberian aba-aba mulai dan berhenti menhitung saat

subjek kembali pada posisi awal atau duduk.

- Bila kurang dari 12 detik, maka subjek dikatakan normal.

- Bila lebih dari 12 detik, maka subjek dikatakan memiliki gangguan

keseimbangan dinamis.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · terpenting dari berbagai komponen fisiologis pada tubuh manusia dalam ... mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan

36

- Bila lebih lebih dari 40 detik, maka subjek harus mendapatkan pengawasan

yang optimal karena sangat beresiko jatuh (Shumway, 2000) & (Podsiadlo,

1991)