bab ii tinjauan pustaka dan landasan teori 2.1 tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/bab...

19
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam penelitiannya yang berjudul “penggunaan metode fuzzy mamdani untuk mengukur kecerdasan emosi anak usia dini” membahas tentang implementasi metode fuzzy untuk mengukur kecerdasan emosi anak, dimana metode fuzzy yang digubakan adalah fuzzy mamdani. Karakteristik yang terdapat pada anak usia dini dijadikan sebagai variabel masukan pada penelitian. Skala likert akan digunakan untuk menganalisis karakteristik anak, dan nilai setiap variabel ditentukan dengan representasi kurva segitiga. Variabel masukan pada sistem terdiri dari 5 variabel, yaitu kesadaran diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati dan membina hubungan. Nilai dari kelima variabel akan dihitung dengan menggunakan metode fuzzy. Keluaran yang dihasilkan oleh sistem berupa nilai dari kecerdasan emosi anak dan informasi dari kategori nilai yang diperoleh (Destika, 2014). Meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan. Pada penelitiannya, Rahmasari menunjukan bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu penentu keberhasilan hidup seseorang (Rahmasari, 2012). Penelitian yang membahas tentang perancangan sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit gigi dan mulut. Motor inferensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fuzzy multi-attribute decision making. Hasil diagnosis dalam sistem ini adalah informasi mengenai penyakit yang diderita berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh pasien, beserta cara pengobatannya, dan kemungkinan alternatif-alternatif lain (Abidin,2015). Meneliti tentang pembuatan aplikasi metode fuzzy multi-attribute decision making berbasis web dalam pemilihan calon kepala daerah di Indonesia. Dalam penelitian ini dibuat sebuah aplikasi yang mampu mensimulasikan suatu bentuk

Upload: others

Post on 18-Oct-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitiannya yang berjudul “penggunaan metode fuzzy mamdani untuk

mengukur kecerdasan emosi anak usia dini” membahas tentang implementasi metode

fuzzy untuk mengukur kecerdasan emosi anak, dimana metode fuzzy yang digubakan

adalah fuzzy mamdani. Karakteristik yang terdapat pada anak usia dini dijadikan

sebagai variabel masukan pada penelitian. Skala likert akan digunakan untuk

menganalisis karakteristik anak, dan nilai setiap variabel ditentukan dengan

representasi kurva segitiga. Variabel masukan pada sistem terdiri dari 5 variabel, yaitu

kesadaran diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati dan

membina hubungan. Nilai dari kelima variabel akan dihitung dengan menggunakan

metode fuzzy. Keluaran yang dihasilkan oleh sistem berupa nilai dari kecerdasan emosi

anak dan informasi dari kategori nilai yang diperoleh (Destika, 2014).

Meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan

Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan. Pada penelitiannya, Rahmasari

menunjukan bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu penentu keberhasilan

hidup seseorang (Rahmasari, 2012).

Penelitian yang membahas tentang perancangan sistem pakar untuk

mendiagnosis penyakit gigi dan mulut. Motor inferensi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah fuzzy multi-attribute decision making. Hasil diagnosis dalam

sistem ini adalah informasi mengenai penyakit yang diderita berdasarkan gejala-gejala

yang dimasukkan oleh pasien, beserta cara pengobatannya, dan kemungkinan

alternatif-alternatif lain (Abidin,2015).

Meneliti tentang pembuatan aplikasi metode fuzzy multi-attribute decision

making berbasis web dalam pemilihan calon kepala daerah di Indonesia. Dalam

penelitian ini dibuat sebuah aplikasi yang mampu mensimulasikan suatu bentuk

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

5

aplikasi pengambilan keputusan kasus Penentuan Pilihan Calon Kepala Daerah di

Indonesia menggunakan metode Fuzzy MADM yang dikembangkan oleh Moon Hyun

Joo dan Chang Sun Kang. Sistem ini mempunyai kemampuan menampung input

kriteria yang diinginkan dari pengguna, alternative pasangan calon, dan pada akhirnya

mampu memberikan tampilan visual berupa himpunan solusi terbaik dari beberapa

alternatif yang diberikan menggunakan metode perangkingan. Nilai Total integral. Dari

dua kasus pemilihan bupati yang diujikan ternyata hasil perangkingan tidak selalu sama

tergantung dari tingkat keoptimisan () yang dipakai (Yusro dan Waryono, 2013).

Membuat sebuah Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Gangguan

Emosional Pada Anak Berbasis Aplikasi Website. Perancangan sistem pakar pada

penelitian ini bertujuan untuk menerapkan ilmu kecerdasan buatan, metodologi

waterfall dan aplikasi website. Perencanaan sistem menggunakan metode terstruktur

dengan mendefinisikan DFD, ERD, serta diagram alir sistem. Sistem pakar dirancang

berbasis aplikasi website sehingga program ditulis dengan bahasa pemrograman C#

dan Razor untuk bagian view sedangkan basisdata program menggunakan SQL Server

Local Database (Nur Utami, et al, 2016).

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kecerdasan Emosional

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan oleh psikolog Peter

Salovey dan John Mayer pada tahun 1990. Salovey dan Mayer menyatakan bahwa

kecerdasan emosional ialah himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan

kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain,

memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran

dan tindakan. Kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi

dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi

tuntutan dan tekanan lingkungan (Goleman, 2002).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

6

Menurut Robbins, kecerdasan emosional merujuk pada satu keanekeragaman

keterampilan, kapabilitas, dan kompetensi kognitif, yang mempengaruhi kemampuan

seseorang untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan dan tekanan lingkungan.

Kecerdasan emosional bukanlah lawan kecerdasan kognitif, namun keduanya

berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata.

Selain itu, kecerdasan emosional tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan

(Goleman, 2002).

Menurut Gardner Goleman mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis

kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan,

melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu

linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan

intrapersonal. Kecerdasan interpersonal dan intrapersonal ini dinamakan kecerdasan

pribadi oleh Gardner dan Daniel Goleman menyebutnya sebagai kecerdasan

emosional(Goleman, 1995)

Gardner menyatakan bahwa kecerdasan pribadi terdiri dari kecerdasan antar

pribadi, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka,

bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu membahu dengan kecerdasan.

Sedangkan kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah

ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri

sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan modal

tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif. Dan dalam rumusan lain,

Gardner menyatakan bahwa inti kecerdasan antar pribadi ialah mencakup kemampuan

untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi

dan hasrat orang lain. Dalam kecerdasan antar pribadi yang merupakan kunci menuju

pengetahuan diri, ia mencantumkan akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang

dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut serta

memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku (Goleman, 2002).

Goleman mengemukakan kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang

mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

7

pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi

diri, empati dan keterampilan sosial. Skala kecerdasan emosional terdiri dari aspek

mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi

orang lain (empati), bekerjasama dengan orang lain (Goleman,2002).

2.2.2 Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional

Komponen dasar dari kecerdasan emosional menurut Goleman Daniel ialah:

a. Kesadaran Diri

Kesadaran diri yakni kemampuan untuk mengenal dan memilah- milah

perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal itu kita

rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut, serta

pengaruh perilaku kita terhadap orang lain.

b. Pengaturan Diri

Pengaturan diri ialah menangani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak

positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda

kenikmatan sebelum tercapainya satu gagasan, maupun pulih kembali dari

tekanan emosi.

c. Motivasi Diri

Motivasi ialah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan

dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan

bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan

frustasi.

d. Empati Diri

Empati ialah merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami

perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan

diri dengan bermacam-macam orang.

e. Keterampilan Sosial

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

8

Keterampilan Sosial ialah menangani emosi dengan baik ketika berhubungan

dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial,

berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk

mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan

perselisihan, serta untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim (Goleman, 2002).

2.2.3 Faktor-faktor Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosional dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1. Faktor otak

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional tidak begitu dipengaruhi

oleh faktor keturunan walaupun individu mempunyai kecenderungan emosi

ketika lahir, tetapi rangkaian otak mereka tidak akan kaku pada tingkat tertentu,

sehingga mereka dapat mempelajari keterampilan emosional dan sosial baru

yang akan menciptakan jalur – jalur baru seta pola biokimia yang lebih adaptif.

Arsitektur otak memberi tempat istimewa bagi amigdala sebagai penjaga emosi,

penjaga yang mampu membajak otak. Amigdala berfungsi sebagai semacam

gedung ingatan emosional.

2. Lingkungan Keluarga

Khusunya orang tua memegang peranan penting terhadap perkembangan

kecerdasan emosional anak. Lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama

bagi anak untuk mempelajari emosi. Dari keluargalah seorang anak mengenal

emosi dan yang paling utama adalah bagaimana cara orang tua mengasuh dan

memperlakukan anak dan itu merupakan tahap awal yang diterima oleh anak

dalam mengenal kehidupan ini.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

9

3. Lingkungan Sekolah

Guru memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi anak melalui

teknik, gaya kepemimpinan dan metode mengajarnya sehingga kecerdasan

emosi berkembang secara maksimal. Lingkungan sekolah mengajarkan anak

sebagai individu untuk mengembangkan keintelektual dan besosial dengan

sebayanya, sehingga anak dapat berekspresi secara bebas tanpa terlalu banyak

diatur dan diawasi secara ketat.

4. Lingkungan Dan Lingkungan Sosial

Dukungan dapat berupa perhatian, penghargaan, pujian, nasihat atau

penerimaan masyarakat yang semua itu memberikan dukungan prakits bagi

individu. Dukungan sosial diartikan sebagai hubungan interpersonal yang

didalamnya satu atau lebih bantuan dalam bentuk fisik atau instrumental,

informasi dan pujian (Goleman, 2006).

2.2.4 Definisi Remaja

Remaja berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya “tumbuh” atau

“tumbuh untuk mencapai dewasa”. Menurut Hurlock istilah adolescence memiliki arti

yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini

didukung oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu

usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di

mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua

melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Transformasi intelektual yang khas dari

cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan

sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode

perkembangan ini. Sementara itu, Feldman, Olds, dan Papalia mendefinisikan masa

remaja sebagai tahap perkembangan yang merupakan masa transisi antara masa kanak-

kanak dan masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan baik secara biologis,

kognitif, maupun psikososial.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

10

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas,

disimpulkan bahwa secara umum remaja diartikan sebagai salah satu tahap

perkembangan yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan baik secara biologis,

kognitif, maupun psikososial. Masa remaja ini oleh World Health Organization

(WHO) dibatasi berdasarkan usia yaitu antara usia 10-20 tahun. Batasan usia ini

kemudian dibagi lagi menjadi batasan usia remaja awal 10-14 tahun dan batasan

usia remaja akhir 15-20 tahun. Di Indonesia, batasan usia remaja yang

dipergunakan dalam sensus penduduk tahun 1980 yang mendekati batasan WHO

adalah rentang usia 14-24 tahun (Sarwono, 2011).

2.2.5 Perkembangan Emosi Pada Remaja

Hurlock mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi

pada remaja, yaitu:

1. Kondisi fisik. Apabila remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, seperti yang telah dipaparkan di

atas, remaja akan mengalami tingkat emosi yang meninggi. Dalam Ali dan

Asrori juga dikatakan bahwa sejumlah hormon tertentu dalam diri remaja

mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan organ seksual sehingga

dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali

menimbulkan masalah emosi dalam perkembangan emosinya.

2. Kondisi psikologis. Pengaruh psikologis yang penting dalam hal ini,

menurut Hurlock, adalah tingkat inteligensi, aspirasi atau keinginan dan

kecemasan. Pada remaja dengan tingkat inteligensi yang rendah, rata-rata

memiliki pengendalian emosi yang kurang dibandingkan dengan remaja

yang tingkat inteligensinya lebih tinggi. Hal yang sama juga dikemukakan

oleh Abe dan Izard yang mengatakan bahwa perubahan emosi terjadi

sebagai dampak dari adanya perkembangan kognitif pada remaja.

Kegagalan dalam mencapai aspirasi atau keinginan juga dapat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

11

menimbulkan keadaan cemas atau perasaan ketidakberdayaan sehingga

mempengaruhi perkembangan emosi pada remaja.

3. Kondisi lingkungan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan

emosi remaja terdiri dari lingkungan rumah atau keluarga, sekolah, serta

masyarakat. Ketegangan yang terus menerus akibat kesulitan yang dialami

oleh remaja dalam menghadapi perbedaan pandangan dengan orang tua,

guru, maupun teman sebaya dan lawan jenis dapat mempengaruhi

perkembangan emosi remaja. Sikap dan pola asuh orang tua serta

pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan emosi remaja (Goleman, 2006).

2.2.3 Kecerdasan Buatan

2.2.3.1 Definisi

Pengertian kecerdasan buatan menurut para ahli tahun 1950 – an Alan Turing,

seorang pionir AI dan ahli matematika Inggris melakukan percobaan Turing (Turing

Test) yaitu sebuah komputer melalui terminalnya ditempatkan pada jarak jauh. Di

ujung yang satu ada terminal dengan software AI dan diujung lain ada sebuah terminal

dengan seorang operator. Operator itu tidak mengetahui kalau di ujung terminal lain

dipasang software AI. Mereka berkomunikasi dimana terminal di ujung memberikan

respon terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh operator. Dan sang

operator itu mengira bahwa ia sedang berkomunikasi dengan operator lainnya yang

berada pada terminal lain. Turing beranggapan bahwa jika mesin dapat membuat

seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan orang lain, maka

dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas (seperti layaknya manusia)

(Kusumadewi, 2003).

Lebih detailnya, pengertian kecerdasan buatan dapat dipandang dari berbagai

sudut pandang antara lain :

a. Sudut Pandang Kecerdasan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

12

Kecerdasan buatan mampu membuat mesin menjadi cerdas (berbuat seperti

yang dilakukan manusia).

b. Sudut Pandang Penelitian

Kecerdasan buatan adalah studi bagaimana membuat komputer dapat

melakukan sesuatu sebaik yang dilakukan manusia

c. Sudut Pandang Bisnis

Kecerdasan buatan adalah kumpulan peralatan yang sangat powerfull dan

metodologis dalam menyelesaikan masalah bisnis

d. Sudut Pandang Pemrogram

Kecerdasan buatan meliputi studi tentang pemrograman simbolik, problem

solving, dan pencarian (searching).

2.2.3.2 Lingkup Kecerdasan Buatan Pada Aplikasi Komersial

Di zaman sekarang yang pesat akan perkembangan dunia teknologi, kecerdasan

buatan juga memberikan kontribusi yang cukup besar dibidang manajemen. Adanya

sistem pendukung keputusan, dan Sistem Informasi Manajemen juga tidak terlepas dari

andil kecerdasan buatan (Kusumadewi, 2003). Lingkup utama dalam kecerdasan

buatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sistem Pakar (Expert System). Disini komputer digunakan sebagai sarana

untuk menyimpan pengetahuan para pakar. Dengan demikian komputer akan

memiliki keahlian yang dimiliki oleh pakar.

b. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing). Dengan

pengolahan bahasa alami ini diharapkan user dapat berkomunikasi dengan

komputer dengan mengguakan bahasa sehari-hari.

c. Pengenalan Ucapan (Speech Recognation). Melalui pengenalan ucapan

diharapkan manusia dapat berkomunikasi dengan komputer dengan

menggunakan suara.

d. Robotika dan Sistem Sensor (Robotics & Sensory Systems).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

13

e. Computer Vision, mencoba untuk dapat menginterprestasikan gambar atau

obyek-obyek tampak melalui komputer.

f. Intelligent Computer-aided Instruction. Komputer dapat digunakan sebagai

tutor yang dapat melatih dan mengajar.

g. Game Playing. Beberapa karakteristik yang ada pada sistem yang

menggunakan artificial intelligence adalah pemrogramannya yang cenderung

bersifat simbolik ketimbang algoritmik, bisa mengakomodasi input yang tidak

lengkap, bisa melakukan inferensi, dan adanya pemisahan antara kontrol

dengan pengetahuan. Teknologi ini juga mampu mengakomodasi adanya

ketidakpastian dan ketidaktepatan data input.

2.2.5 Pengertian Pakar

Pakar adalah orang yang mempunyai kehalian dalam bidang tertentu, yaitu

pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak

mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa pakar adalah seseorang yang mempunyai keahlian khusus dalam

bidang tertentu dan memiliki respon sangat cepat tanpa berpikir panjang terlebih

dahulu (Arhami, 2005).

2.2.6 Pengertian Sistem Pakar

Sistem pakar adalah suatu sistem informasi yang berusaha mengadopsi

pengetahuan dari manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah

layaknya seorang pakar. Sedangkan pengertian sistem informasi adalah kumpulan

elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lain untuk membentuk suatu

kesatuan untuk mengintegrasi data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan

informasi tersebut (Lestari, 2012).

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktifitas pemecahan

masalah. Beberapa aktifitas pemecahan masalah yang dimaksud seperti :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

14

a. Interpretasi

Membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.

Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengenalan ucapan,

analisis citra, interpretasi sinyal, dll.

b. Prediksi

Memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu.

Contoh: prediksi demografi, prediksi ekonomi, dll.

c. Diagnosis

Menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada

gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.

d. Perancangan (desain)

Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan

tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu.

Contoh: perancangan layout sirkuit, bangunan.

e. Perencanaan

Merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai sejumlah

tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh: perencanaan keuangan, militer.

f. Monitoring

Membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan. Contoh:

computer aided monitoring system.

g. Debugging

Menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi.

Contoh: memberikan resep obat terhadap kegagalan.

h. Instruksi

Mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subyek.

Contoh: melakukan instruksi untuk diagnosis dan debugging.

i. Kontrol

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

15

Mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks. Contoh: melakukan

kontrol terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring kelakukan

sistem.

Dengan sistem pakar, pemakai dapat memperoleh informasi yang berkualitas

dengan mudah seperti halnya memperoleh dari para ahli di bidangnya. Selain itu,

sistem pakar juga dapat membantu aktifitas para pakar sebagai asisten yang

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

2.2.6.1 Sejarah Sistem Pakar

Perkembangan Artificial Intelligence (AI) merupaka terobosan baru dalam

dunia komputer. AI berkembang setelah perusahaan General Electric menggunakan

komputer pertama kali di bidang bisnis. Pada tahun 1956, istilah AI mulai dipopuler -

kan oleh John McCarthy sebagai suatu tema ilmiah di bidang komputer yang diadakan

di Dartmouth College.

Pada tahun yang sama komputer berbasis AI pertama kali dikembangkan

dengan nama Logic Theorist yang melakukan penalaran terbatas untuk teorema

kalkulus. Perkembangan ini mendorong para peneliti untuk mengembangkan program

lain yang disebut sebagai General Problem Solver (GPS). Program ini bertujuan untuk

memecahkan berbagai jenis masalah dan ternyata menjadi tugas yang sangat besar dan

sangat berat untuk dikembangkan. Setelah GPS, ternyata AI banyak dikembangkan

dalam bidang permainan atau game. Banyak juga ahli mengimplementasikan AI dalam

bidang bisnis dan matematika. Pada tahun 1972, Newell dan Simon memperkenalkan

Teori Logika secara konseptual yang kemudian berkembang pesat dan menjadi acuan

pengembangan sistem berbasis kecerdasan buatan lainnya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

16

2.2.6.2 Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli,

pengalihan, aturan dan kemampuan menjelaskan. Keahlian adalah suatu kelebihan

penguasaan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan membaca dan pengalaman.

Contoh bentuk pengetahuan yang merupakan pengalaman :

1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.

3. Prosedur-prosedur dan aturan yang berkenaan dengan lingkup permasalahan

tertentu.

4. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.

5. Meta-Knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

Bentuk-bentuk ini memungkinkan para ahli mengambil keputusan yang lebih

cepat dan lebih baik daripada seorang yang bukan ahli. Seorang ahli adalah seorang

yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal seputar topik

permasalahan, menyusun kembali pengetahuan, memecah aturan-aturan, dan

menentukan relevan tidaknya keahlian mereka.

Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi

ke orang yang bukan ahli merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini

membutuhkan beberapa aktivitas seperti tambahan pengetahuan (dari para ahli atau

sumber lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi pengetahuan, dan

pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut

dengan nama basis pengetahuan (knowledge base).

2.2.7 Logika Fuzzy

2.2.7.1 Defenisi Logika Fuzzy

Fuzzy secara bahasa dapat diartikan samar, dengan kata lain logika fuzzy adalah

logika yang samar. Dimana pada logika fuzzy suatu nilai dapat bernilai 'true' dan 'false'

secara bersamaan. Tingkat 'true' atau 'false' nilai dalam logika fuzzy tergantung pada

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

17

bobot keanggotaan yang dimilikinya. Logika fuzzy memiliki derajat keanggotaan

rentang antara 0 hingga 1, berbeda dengan logika digital yang hanya memiliki dua

keanggotaan 0 atau 1 saja pada satu waktu. Logika fuzzy sering digunakan untuk

mengekspresikan suatu nilai yang diterjemahkan dalam bahasa (linguistic), semisal

untuk mengekspresikan suhu dalam ruangan apakah ruangan tersebut dingin, hangat,

atau panas.

Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input

dalam suatu ruang output dan memiliki nilai yang berlanjut. Kelebihan logika fuzzy ada

pada kemampuan penalaran secara bahasa. Sehingga, dalam perancangannya tidak

memerlukan persamaan matematis yang kompleks dari objek yang akan dikendalikan.

2.2.7.2 Himpunan Fuzzy

Himpunan tegas (crisp) A didefinisikan oleh item-item yang ada pada

himpunan itu. Jika a.A, maka nilai yang berhubungan dengan a adalah 1. Namun jika

a.A, maka nilai yang berhubungan dengan a adalah 0. notasi A = {x|P(x)} menunjukkan

bahwa A berisi item x dengan p(x) benar. Jika XA merupakan fungsi karakteristik A

dan properti P, maka dapat dikatakan bahwa P(x) benar, jika dan hanya jika XA(x)=1

(Kusumadewi, 2003).

Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi

karakteristik sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada

interval [0,1]. Nilai keanggotaannya menunjukkan bahwa suatu item dalam semesta

pembicaraan tidak hanya berada pada 0 atau 1, namun juga nilai yang terletak

diantaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya benar atau salah.

Nilai 0 menunjukkan salah, nilai 1 menunjukkan benar, dan masih ada nilai-nilai yang

terletak antara benar dan salah. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu

(Kusumadewi, 2003).

a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau

kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

18

b. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu

variabel.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy,

yaitu sebagai berikut (Kusumadewi, 2010).

a. Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem

fuzzy.

b. Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau

keadaan tertentu dalam suatu variabel.

c. Semesta Pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk

dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan

himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari

kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun

negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.

d. Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta

pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti

halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang

senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain

dapat berupa bilangan positif maupun negatif.

2.2.8 Fuzzy Multi-Criteria Decision Making

Menurut Kusumadewi (2007) “Mutiple Criteria Decision Making (MCDM)

adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari

sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu”. Kriteria biasanya berupa

ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan

keputusan.

Berdasarkan tujuannya. MCDM dapat dibagi menjadi 2 model (Zimmermann,

1991): Multi Attribute Decision Making (MADM); dan Multi Objective Decision

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

19

Making (MODM). Seringkali MCDM dan MADM digunakan untuk menerangkan kelas

atau kategori yang sama. MADM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah

dalam ruang diskret. Oleh karena itu, pada MADM biasanya digunakan untuk

melakukan penilaian atau seleksi terhadap beberapa alternatif dalam jumlah yang

terbatas. Sedangkan MODM digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pada

ruang kontinyu (seperti permasalahan pada pemrograman matematis).

Secara umum dapat dikatakan bahwa, MADM menyeleksi alternatif terbaik dari

sejumlah alternatif sedangkan MODM merancang alternatif terbaik. Ada beberapa fitur

umum yang akan digunakan dalam MCDM (Janko, 2005), yaitu :

a. Alternatif

Alternatif adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang

sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan.

b. Atribut

Atribut sering juga disebut sebagai karakteristik, komponen, atau kriteria

keputusan. Meskipun pada kebanyakan kriteria bersifat satu level, namun tidak

menutup kemungkinan adanya sub kriteria yang berhubungan dengan kriteria

yang telah diberikan.

c. Konflik antar Kriteria

Beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu dengan yang

lainnya, misalnya kriteria keuntungan akan mengalami konflik dengan kriteria

biaya.

d. Bobot keputusan

Bobot keputusan menunjukan kepentingan relatif dari setiap kriteria, W =

(W1,W2, …, Wn). Pada MCDM akan dicari bobot kepentingan dari setiap

kriteria.

e. Matriks keputusan

Suatu matriks keputusan X yang berukuran m x n, berisi elemen-elemen xij,

yang merepresentasikan rating dari alternatif Ai (i = 1,2,…,m) terhadap kriteria

Cj (j = 1,2,…,n).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

20

2.2.9 Metode Fuzzy MADM Dengan Perkembangan

Joo (2004) mengembangkan metode Fuzzy Decision Making (FDM). Ada tiga

langkah penyelesaian yang meliputi representasi masalah, evaluasi himpunan

fuzzy,dan menyeleksi alternatif yang optimal, dengan perincian:

1. Representasi Masalah

a. Mengidentifikasi tujuan dan kumpulan alternative keputusannya; Tujuan

keputusan dapat direpresentasikan dengan menggunakan bahasa alami ataupun

nilai numeris sesuai dengan alternative keputusan dari masalah tersebut. Jika

ada n alternative keputusan dari suatu masalah, maka alternatifalternatif

tersebut dapat ditulis sebagai A = {Ai | i = 1,2,…,n}

b. Mengidentifikasi kumpulan criteria; Jika terdapat k criteria maka dapat

dituliskan C = {Ct | t =1,2,…,k}.

c. Membangun struktur hirarki (Gambar 2.1) dari masalah tersebut berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu

Gambar 2. 1 Hiraki

2. Evaluasi Himpunan Fuzzy

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

21

a. Memilih himpunan rating untuk bobot-bobot kriteria, dan derajat kecocokkan

setiap alternatif dengan kriterianya. Secara umum himpunan rating terdiri dari

tiga elemens yaitu variable linguistik (x) yang merepresentasikan bobot kriteria

dan derajat kecocokkan setiap alternatif dengan kriterianya; T(x)

merepresentasikan rating dari variable linguistik; dan fungsi keanggotaan yang

berhubungan dengan setiap Tujuan elemen dari T(x). Misal rating untuk bobot

pada variable Profesional untuk suatu kriteria didefinisikan sebagai:

T(professional) = {sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, sangat tinggi}.

Sesudah himpunan rating ditentukan, selanjutnya harus ditentukan fungsi

keanggotaan untuk setiap rating. Biasanya digunakan fungsi segitiga.

b. Mengevaluasi bobot-bobot kriteria, dan derajat kecocokan setiap alternatif

dengan kriterianya.

c. Mengagregasi bobot-bobot kriteria, dan derajat kecocokan setiap alternatif

dengan kriterianya. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk

melakukan agregasi terhadap hasil keputusan para pengambil keputusan, antara

lain: mean, median, max, min dan operator campuran. Dari beberapa metode

tersebut, metode mean yang paling banyak digunakan. Operator dan adalah

operator yang digunakan untuk penjumlahan dan perkalian fuzzy. Pada

Persamaan 2.1 menggunakan operator mean, dirumuskan sebagai:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/878/2/Bab 2.pdf · pendidikan yang diberikan di sekolah juga merupakan faktor yang dapat

22

Persamaan 2. 1 Operator mean

3. Menyeleksi Alternatif Yang Optimal

a. Memprioritaskan alternatif keputusan berdasarkan hasil agregasi. Prioritas

dari hasil agregasi dibutuhkan dalam rangka proses perangkingan alternatif

keputusan. Karena hasil agregasi ini direpresentasikan dengan menggunakan

bilangan fuzzy segitiga, maka dibutuhkan metoda perangkingan untuk bilangan

fuzzy segitiga. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metoda nilai

total integral. Misalkan F adalah bilangan fuzzy segitiga, F = (a, b, c), maka nilai

total integral dapat dirumuskan sebagai berikut: nilai α adalah indeks

keoptimisan yang merepresentasikan derajat keoptimisan bagi pengambil

keputusan. Apabila nilai α semakin besar mengindikasikan bahwa derajat

keoptimisannya semakin besar. Apabila ada dua bilangan fuzzy Fi dan Fj.

b. Memilih alternatif keputusan dengan prioritas tertinggi sebagai alternatif

yang optimal. Semakinbesar nilai berarti kecocokan terbesar dari alternatif

keputusan untuk kriteria keputusan, dan nilai inilah yang akan menjadi

tujuannya.