bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. rekrutmen a
TRANSCRIPT
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Rekrutmen
a. Pengertian Rekrutmen
Menurut Siagian, 2012: 102 rekrutmen merupakan proses mencari,
menemukan dan menarik para calon karyawan untuk dipekerjakan
dalam perusahaan dengan motivasi, kemampuan, keahlian yang
diperlukan untuk pekerjaan yang lowong. Rekrutmen juga merupakan
suatu keputusan perencanaan manajemen sumber daya manusia
mengenai jumlah karyawan yang dibutuhkan, kapan diperlukan, serta
kriteria apa saja yang diperlukan dalam suatu mengisi jabatan yang
kosong di suatu perusahaan yang di dapatkan melalui dua sumber dari
luar (esksternal) atau dari dalam (internal) perusahaan.1
. Sedangkan dalam aktifitas perekrutan sumber daya Islami harus
ada acuan pada kriteria kejujuran (Shiddiq), dapat dipercaya (Amanah),
cerdas (Fathanah) dan mampu berkomunikasi dengan baik (Thabligh).
Empat kriteria ini sangat penting relevan dalam upaya mendapatkan
karyawan yang berkualitas dan ini harus ditemukan sejak awal dalam
proses perekrutan.2
Malthis menyebutkan bahwa rekrutmen adalah penarikan pegawai
bertujuan menyediakan pegawai yang cukup agar manajemen dapat
1Siagian Sondang. P, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Bumi Aksara)
2Jusmaliani, Pengelolaan SumberkDaya Insani, (Jakarta : Bumi Aksara,2011), hal 76.
15
memilih karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka
perlukan.3Sedangkan langkah awal proses pemilihan calon tenaga
kerja dalam Islam, memiliki beberapa ketentuan yang bersifat
mengikat. Proses ini diawali dengan menentukan tugas dan tanggung
jawab pekerjaan secara terperinci. Kemudian dilakukan seleksi
beberapa calon tenaga kerja yang sedang berkompetisi. Penentuan
pilihan dilakukan secara bersama-sama. Karena pendapat dirasa lebih
bertanggung jawab daripada pendapat pribadi dalam menentukan
orang yang lebih patut dan layak.
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan
secara rapi, benar, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan
baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini
merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam.4
Sebagaimana ditegaskan dalam Al-qur‟an surat Al-Qashas ayat 26
sebagai berikut;
Artinya: “Dan salah seorang dari kedua (Perempuan) itu
berkata:“Wahai Ayahku jadikanlah ia sebagai orang yang bekerja
(pada kita), Sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil
3Mathis, Robert. L, Jackson, Jhon H, Manajemen SumberkDaya Manusia, (Jakarta :
PT.Salemba Empat,2001), hal 132 4Didin Hafidhuddin dankHenri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta :
Gema Insani, 2003), hal 1.
16
sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat
dipercaya”
Ayat diatas menerangkan bahwa karyawan yang dipekerjakan
adalah karyawan yang kuat. Pada zaman nabi karyawan yang direkrut
adalah untuk panglima perang, kekuatan disini maksudnya merekrut
orang yang kuat untuk berperang, memiliki fisik yang tangguh
sehingga mampu melaksanakan tugas sebagai panglima perang
dengan baik.5
Sehingga dalam Islam untuk mengetahui karakter calon karyawan
sehingga akan mendapatkan karyawan yang profesional antara lain:
a) Keahlian (Ahliyah) dan Kecakapan
Berkenaan dengan keahlian dan kecakapan, Islam
menetapkan bahwa seorang yang akan diangkat untuk posisi
jabatan atau tugas tertentu terlebih lagi jika itu berkaitan dengan
keputusan orang banyak, haruslah orang yang memiliki keahlian
dan kecakapan dalam tugas atau jabatan itu. Atas dasar itulah
serang pejabat, pegawai maupun pemimpin yang akan diangkat
haruslah dipilih dari orang yang paling tepat. Islam mengingatkan
tindakan mengangkat orang yang bukan ahlinya atau orang yang
tidak tepat dianggap telah melanggar amanah dan berkhianat
5Mardiah Nila, RekrutmennSeleksi dankPenempatan Dalam Persfektif Islam. Jurnal
Kajian Ekonomi Islam. Vol 1 No 2, 1 Juli-Desember, 2016, hal 6
17
kepada Allah, Rasul-Nya dan berkhianat terhadap kaum mus-
limin.6
b) Mimmatul „amal (Etos KerjaTinggi)
Selain memiliki keahlian dan kecakapan, seseorang dikatakan
mempunyai sikap profesional jika dia selalu bersemangat dan
bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Islam sangat
mendorong setiap muslim untuk selalu bekerja keras, bersungguh-
sungguh mencurahkan tenaga dan kemampuan dalam menjalankan
berbagai pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawabnya. Dapat
disimpulkan bahwa seorang muslim dalam bekerja haruslah
bersungguh-sungguh dan penuh semangat, dengan kata lain harus
bekerja keras (hard worker) yang juga seorang produktif
dankinovatif.7
c) Amanah (Terpercaya dan TanggungJawab)
Amanah merupakan faktor penting untuk menentukan
kepatutan dan kelayakan seorang calon pegawai. Hal ini bisa
diartikan dengan melaksanakan segala kewajiban sesuai dengan
ketentuan Allah dan takut terhadap aturanNya. Selain itu,
melaksanakan tugas yang dijalankan dengan sebaik mungkin
sesuai dengan prosedurnya, tidak diwarnai dengan unsur
6Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Krebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis
Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), hal 104. 7Abdul Hamid Mursi, SDM Yang- Produktif: Pendekatan AL-Qur’an dankSains, (Jakarta
: Gema Insani, 1997), hal 114.
18
nepotisme, tindak kezaliman, penipuan, intimidasi, atau
kecenderungan terhadap golongan tertentu. Calon pegawai harus
dipilih berdasarkan kepatutan dan kelayakan. Dalam Islam prosesi
pengangkatan pegawai harus berdasarkan kepatutan dan kelayakan
calon pegawai atas pekerjaan yang dijalaninya.8
b. Proses dan Sumber-Sumber Rekrutmen
Menurut Meldona, proses rekrutmen dimulai saat organisasi
merasakan kebutuhan tambahan karyawan baru, yang diperoleh dan
disesuaikan dengan strategi perekrutan, sampai pada proses akhir
menghasilkan kumpulan pelamar. Proses rekrutmen melalui beberapa
tahap yaitu;9
1. Strategi Rekrutmen
2. Perencanaan Rekrutmen
3. Sumber-sumber Rekrutmen
4. Penyaringan
5. Kumpulan pelamar
Menurut Marihot sumber-sumber rekrutmen ada dua, yaitu;10
1) Rekrutmen Internal
Rekrutmen Internal artinya kandidat-kandidat untuk mengisi
posisi di dalam organisasi berasal dari internal organisasi itu
8Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada), hal 106. 9Meldona, Manajemen Sunber Daya Manusia Perspektif Integratif, (UIN Malang Press
20090, hal 135 10
19
sendiri. Biasanya proses rekrutmen internal ini diawali dengan job
posting yaitu proses publikasi jabatan kosong didalam organisasi
beserta syarat dan kriteria yang harus dipenuhi untuk mengisi
posisi tersebut.11
Cara umum yang digunakan oleh perusahaan
adalah:12
a) Meminta bantuan karyawan lama
Salah satu cara yang umum digunakan oleh perusahaan
untuk mencari calon karyawan adalah dengan meminta bantuan
dari karyawan lama, yaitu mereka yang sudah ada di dalam
perusahaan. Pimpinan perusahaan atau bagian sumber daya
manuasia secara informal menanyakan kepada karyawan yang
sudah ada bila mereka mengenal orang yang berminat untuk
pindah kerja atau mencari peluang. Sesuai dengan sistem
budaya Indonesia, kelompok pertama yang akan dibantunya
adalah family atau keluarga dekat, kemudian orang satu daerah
atau orang satu alamamater (lulusan dari perguruan tinggi
yang-sama). Inilah gejala yang harus di cegah kecualai bila
memang perusahaan mengadopsi gaya manajemen
“kekeluargaan”.
b) Mencari dari arsip
Hampir setiap perusahaan selalu menerima lamaran dari
11
Dewi Hanggraini, Manajemen SumberkDaya Manusia, (Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2012), hal 54. 12
Edi Sutrisno, Manajemen SumberkDaya Manusia, (Jakarta : Kencana Peranan Media
Group, 2009), hal 79.
20
orang yang mencari pekerjaan biasanya hampir 99% dari
orang muda yang belum pernah bekerja karena baru lulus
sekolah atau universitas. Tentu saja arsip ini hanya bermanfaat
bila kita akan merekrut tenaga muda yang belum
berpengalaman. Walaupun kadang-kadang ada pelamar yang
sudah berpengalaman mengajukan lamaran sekedar untuk
mencoba-coba.
c) Mengumumkan secara terbuka didalam perusahaan
Mempunyai kebijakan dan aturan bahwa setiap lowongan
akan diberikan kesempatan lebih dulu kepada karyawan yang
sudah ada untuk melamar, semua persyaratan harus
diumumkan secara terbuka.
2) Rekrutmen Eksternal
Rekrutmen eksternal berarti mengumpulkan kanidat dari luar
organisasi.13
Ada beberapa cara yang digunakan untuk
mengumpulkan kanidat-kanidat yang kemudian akan dipilih untuk
menduduki posisi tertentu didalam perusahaan. Cara yang umum
digunakan oleh perushaan ialah:14
a) Pelamar lansung dan referensi
Pelamar datang langsung pada organisasi meskipun
organisasi tidak membuat publikasi adanya lowongan
pekerjaan. Referensi pelamar direkomendasikan oleh orang
13
Dewi Hanggraini, hal 55 14
Ike.R., Manajemen SumberkDaya Manusia. (Yogyakarta : CV Andi Offset, 2008), hal
94
21
atau karyawan dari dalam kepada departemen personalia.
b) Iklan
Tujuan utama dari iklan lowongan kerja adalah
memberitahukan bahwa disuatu perusahaan ada lowongan
kerja dan mengundang mereka yang merasa berminat dan
memenuhi syarat yang ditetapkan untuk melamar atau
menawarkan diri untuk mengisinya. Karena itu lowongan kerja
mengandung unsur undangan-bukan hanya sekedar
pemberitahuan.
c) Agensi Tenaga kerja pemerintah
Agen-agen tenaga kerja yang dikelola oleh pemerintah
biasanya informasinya mudah dijangkau oleh masyarakat yang
membutuhkan pekerjaan, terutama yang bersifat tidak terampil.
Kantor tenaga kerja akan menginformasikan kepada pencari
kerja apabila terdapat lowongan kerja yang tidak cocok.
d) Agen Tenaga kerja swasta
Keberadaannya terbatas dikota-kota besar yang
diselenggarakan oleh konsultant dan lembaga dan informasi
sumber daya manusia. Lembaga swasta ini tidak hanya mencari
tenaga kerja terlatih tetapi juga menempatkan tenaga kerja
terlatih untuk memenuhi permintaan organisasi yang akan
ditempatkan dilevel menejer.
e) Lembaga pendidikan dan universitas
22
Rekrutmen dari sekolah-sekolah dan universitas bisa
dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan lembaga
tersebut.
c. Tujuan Rekrutmen
Menurut Sudiro, relrutmen memiliki beberapa tujuan antara lain
sebagai berikut:15
a) Untuk memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga
organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang
dianggap memenuhi kualifkasi standar kualifikasi organisasi.
b) Tjuan pasca mengangkatkan adalah penghasilan karyawan-
karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan
akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu
yang masuk akal.
c) Meningkatkan citra umum organisasi, sehingga para pelamar
yang gagal mempunyai kesan-kesan positif terhadap organisasi
atau perusahaan.
d. Prinsip-Prinsip Rekrutmen
Menurut Rivai prinsip-prinsip yang semestinya dilakukan dalam
sebuah proses rekrutmen adalah sebagai berikut;16
15
Lola Kori Lofika Lumban Raja. Pengaruh Rekrutmen Dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Hotel Grand Zuri Pekan Baru, Jurnal Jomp Fisip, Vol.5; Edisi II hal2 16
Rivai, Veithzal, Manajemen Sumber Daya Mnausia Untuk Perusahaan Dari Teori ke
Praktik. (Jakarta : Raja Grafindo Persada 2009), hal 150-151
23
1) Mutu karyawantyang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan
yang-diperlukan untuk mendapatkan mutu yang-sesuai. Untuk itu
sebelumnya perlu dibuat alur atau proses rekrutmen.17
Gambar 2.1
Proses Rekrutmen
2) Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan yang
tersedia, yang diperlukan.
3) Biaya yang-diperlukan diminimalkan.
4) Perencanaan dankkeputusan-keputusan yang-strategis tentang
perekrutan
5) Fleksibelity.
6) Pertimbangan-pertimbangan hukum.
e. Indikator Rekrutmen
Menurut Hasibun Indikator-indikator dari Variabel proses
17
Handoko,Hani.T, Manajemen Personalia & SumberkDaya Manusia. BPFE. (Husein
Umar.Riset Pemasaran dankPerilaku Konsumen), (Yogyakarta : Pustaka Utama, 2011), hal 33.
Lowongan
pekerjaan
yang tersedia
Analisis
informasi
jabatan
Pelamar yang
memuaskan
Pendapat
manajer
Permintaan
khusus dari
manajer
Metode
rekrutmen
Perencanaan
sumber daya
manusia
Persyaratan
jabatan
24
Rekrutmennantara lain;18
1) Dasar sumber penarikan pegawai
Penarikan (recruitmen) adalah proses pencarian dan
pemikiran para calon pegawai (pelamar) yang mampu untuk
melamar sebagai pegawai. Proses ini dimulai ketika para
pelamar dicari dan berakhir bila lamaran-lamaran (aplikasi)
mereka diserahkan.
2) Sumber pegawai
Proses rekrutmen dilakukan apabila ada departemen yang
memerlukan pegawai baru, bisa dikarenakan adanya pegawai
yang berhenti kerja ataupun adanya pekerjaan baru yang harus
dikerjakan dan memerlukan penambahan pegawai. Rekrtumen
pegawai untuk mengisi posisi yang masih lowong dapat
dilakukan melalui dua sumber yaitu rekrutmen internal dan
rekrutmen eksternal.
3) Metode penarikan pegawai
a. Metode Tertutup
Ketika ada penarikan tenaga kerja, informasi hanya
diberikan kepada pegawai atau orang-orang tertentu saja.
Akibatnya lamaran yang masuk relatif sedikit sehingga
kesempatan untuk mendapatkan pegawai yang baik sangat
18
Hasibuan, Manajemen SumberkDaya Manusia, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2011), hal
41
25
sulit.
b. Metode Terbuka
Ketika ada penarikan tenaga kerja, informasi disebarkan
secara luas kemasyarakat dengan memasang iklan pada media
massa baik cetak maupun elektronik. Dengan metode ini
diharapkan lamaran banyak masuk sehingga kesempatan untuk
mendapatkan pegawai yang kualifait lebih besar.
f. Kendala-Kendala Dalam Proses Rekrutmen
Proses rekrutmen bukanlah suatu kegiatan yang mudah dan
sederhana. Banyak hambatan yang ditemui dalam kegiatan tersebut.
Perekrutan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang
penting sekaligus menarik karena praktik ini sangat dipengaruhi oleh
nilai-nilai, yaitu keadilan sosial, efisiensi manajemen, dan daya
tanggap politik.19
Kendala-kendala dalam proses rekrutmen antara
lain:20
1. Karakteristik Organsasi
Karakteritistik organisasi tercermin dari sistem nilai,
norma, dankbudaya perusahaan, filosofi oganisasi, visi dankmisi
organisasi, serta tujuan dankstrategi organisasi.
2. Tujuan dan kebijakan organisasi
Tujuan organisasi adalah ingin mencapai penggunaan
19
Ikek Kusidyah, Manajemen SumberkDaya Manusia, (Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2012),hal 85 20
Ikek Kusidyah, hal 89
26
sumber daya yang efektif dan efisiensi. Efisiensi adalah
kemampuan menggunakan sumber daya dengan benar dan
membuang sumber daya yang tidak perlu. Sementara efektifitas
banyak berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi, yaitu
memperoleh keuntungan. Jadi tujuan dan kebijakan organisasi
akan memengaruhi proses rekrutmen karyawan, seperti
penggabungan atau merger organisasi yang berbeda bidang, dapat
menghadapi kendala dari aspek legal dan aspek bisnis.
3. Kondisi lingkungan eksternal
Kondisi lingkuungan akan mempengaruhi nasib organisasi
secara keseluruhan. Karena sebagi suatu sistem, organisasi akan
berinteraksi dengan lingkungan. Apalagi dalam kapasitas
penentuan pelaksanaan perekrutan tentunya kebiasaan organisasi
akan melihat lingkungan sekitar organisasi seperti kondisi
ekonomi, politik, sosial budaya, konsumen, pemasok, pemerintah,
pesaing, lemabaga keuangan, karyawan, pemegang saham, dewan
komisaris, faktor demografi dan lain lagi.
4. Biaya Rekrutmen
Masalah biaya dapat menjadi kendala tersendiri bagi
organisasi yang ingin memperbarui tenaga kerja karena tuntutan
pekerjaan. Ada alternatif baru bagi organisasi yang memiliki
anggaran terbatas, tetapi ingin memperoleh pelamar-pelamar yang
berkualitas dan andal, yaitu dengan melalui biro pencari tenaga
27
kerja online atau bursa kerja online.
5. Kompensasi
Kompensasisini bisa bertindak sebagai perangsang atau
insentif untuk menarik calon tenaga kerja. Besarnya Kompensasi
akan mempengaruhi minat pelamar untuk menjadi karyawan pada
sebuah organisasi. Besarnya Kompensasi diberikan secara tim
kerja.
6. Kebiasaan perekrutan
Kebiasaan perekrutan yang biasa dilakukan dianggap baku
dan dilakukan secara berulang-ulang, padahal tidak semua
perekrutan merupakan kegiatan yang paling efektif, maka para
pelaksana perekrutan hendaknya menerima masukan yang positif
maupun negatif agar tidak bergantung pada kebiasaan yang buruk
yang sudah terbentuk.
2. Seleksi
a. Pengertian Seleksi
Menurut Hasibuan, seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan
penentuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan
perusahaan. Seleksi ini didasarkan pada spesifikasi tertentu dari
perusahaan yang bersangkutan.21
Menurut Simora, seleksi adalah proses dengannya sebuah
21
Mila Badriyah, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung : Pustaka Setia, 2015),
hal, 104
28
perusahaan memilih dari sekelompok pelamar, orang atau orang-orang
yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia
berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini.22
Menurut Jackson, Schuler dan Werner, seleksi adalah proses
memperoleh dan menggunakan informasi tentang para pelamar kerja
untuk menentukan siapa yang akan dipekerjakan untuk mengisi jabatan
dalam jangka waktu lama atau sebentar.23
Tujuan Seleksi adalah untuk menduduki jabatan tertentu. Islam
menghendaki sebuah pekerjaan dilakukan oleh orang yang tepat dalam
posisinya. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW. “Apabila
suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, tunggulah
kehancurannya” (HR.Bukhari). Sabda Rasulullah SAW ini
menggambarkan dua tipe penempatan seseorang dalam jabatannya.24
Pertama, menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat
sesuai dengan kemampuannya. Kedua, menempatkan orang yang
profesional di tempat kerja yang tidak sesuai dengan keterampilannya
(orang yang tidak profesional ditempatkan pada jabatan strategi). Nilai
dari profesionalitas ini memiliki substansi hasil kerja dan nilai
produktivitas yang berbeda dengan yang tidak profesional, dalam hal
ini Rasulullah SAW bersabda. “Sedikit kerja dengan ilmu berarti
22
Henry Simora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2 (Yogyakarta : Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2001), hal 254 23
Susan E, Jackson, Randal S. Shuler dan Steve Werner, Pengelolalaan Sumber Daya
Manusia, Edisi ke-10, ter.Benny Prihartanto (Jakarta : Salemba Empat, 2010), hal 249 24
Farid, Kewirausahaan Syariah, (Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2017), hal
310
29
banyak, dan banyak kerja dengan kebodohan adalah sedekit”. (HR. as-
suyuthi).25
Satu hal yang menjadi perhatian dalam pelakasanaan Seleksi
adalah harus dilakukan secara jujur, cermat, dan obyektif agar tenaga
yang lolos dalam seleksi dan yang akan diterima benar-benar qualified,
sesuia dengan spesifikasi atau uraian persyaratan kualitas minimum
tenaga kerja yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan
atau tugas dengan baik dankkompeten.26
b. Tahapan-tahapan Dalam Proses Seleksi
Menurut Mangkunegara dalam subekhi & jauhar terdapat berbagai
pandangan mengenai tahapan-tahapan dalam proses seleksi sumber
daya manusia pada perusahaan, tahapan-tahapannya yaitu;27
a) Tes pengetahuan akademik.
Tes pengetahuan akademik bertujuan untuk mengetahui tingkat
penguasaan materi pengetahuan akademik calon pegawai. Materi
yang diberikan harus sesuai dengan bidang pendidikan dan
tingkat pendidikan calon pegawai.
b) Tes psikologi
Tes psikologi ini diberikan oleh ahli psikologi , untuk
mengungkap kemampuan potensial, minat, bakat, motivasi,
25
Farid, hal 310 26
Sri Larasati, Manajemen SumberkDaya Manusia, (Yogyakarta : CV. Budi Utama,
2012), hal 57. 27
Mangkunegara, Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2012), hal 142
30
emosi, kepribadian, dan kemampuan khusus lainnya yang ada
pada calon pegawai.
c) Wawancara
Wawancara seleksi merupakan salah satu teknik seleksi pegawai
yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung untuk
mengetahui data pribadi calon pegawai.
Adapun proses Seleksiidapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 2.2
Proses Seleksiii
Sumber: Manajemen Sumber Daya Manusia28
c. Tujuan Seleksi
Menurut Nitisemito tujuan dilaksanakan proses seleksi adalah
untuk mendapatkan “The Right Man in The Right Place”. Didalam
28
Sri Larasati, Manajemen SumberkDaya Manusia, (Yogyakarta : CV. Budi Utama), hal
62.
Orang yang- direkrut
Wawancara pendahuluan
Pemeriksaan lamaran & resume
Tes-tes Seleksi
Wawancara kerja
Penyaringan prakerja pemeriksaan
latar belakang & referensi
Pemeriksaan kesehatan
Keputusan Seleksiii
orang yang- diperkerjakan
Pelamar
yang- ditolak
31
proses seleksi perusahaan harus mendapatkan tenaga kerja yang tepat
di dalam posisi yang tepat pula.
Tujuan seleksi tersebut diantaranya;
d) Menjamin perusahaan memiliki karyawan yang tepat untuk suatu
jabatan / pekerjaan
e) Memastikan keuntungan investasi SDM perusahaan
f) Mengevaluasi dalam mempekerjakan dan penempatan pelamar
sesuai minat
g) Memperlakukan pelamar secara adil dan meminimalkan
desrkriminasi
h) Memperkecil munculnya tindakan buruk karyawan yang
seharusnya tidak diterima
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Seleksi
Menurut simamora proses seleksi dilihat dibuat dan disesuaikan
untuk memenuhi kebutuhan kepegawaian suatu perusahaan atau
organisasi. Ketelitian dari proses seleksi bergantung pada beberapa
faktor, diantaranya:29
a. Konsekuensi seleksi yang salah diperhitungkan
b. Yang mampu mempengaruhi proses seleksi adalah kebijakan
perusahaan dan sikap dari manajemen
29
Simamora,Henry, Manajemen SumberkDaya Manusi, Edisi Ketiga, Cetekan Pertama.
(Yogyakarta : YKPN,2004), hal 205
32
c. Waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan seleksi yang
cukup lama
d. Pendekatan seleksi yang berbeda umumnya digunakan untuk
mengisi posisi-posisi dijenjang yang berbeda di dalam
perusahaan
e. Sektor ekonomi dimana individu akan dipilih baik swasta,
pemerintah atau nirlaba juga dapat mempengaruhi proses
seleksi.
e. Indikator Seleksi
Menurut Henry Simamora indikator dari variabel seleksi
berdasarkan teori yang telah ditemukan dengan alat ukur yaitu;30
1) Pendidikan
Tinjauan mengenai pendidikan dan pengalaman dari
seorang pelamar melalui proses seleksi. Sekalipun pendidikan
dan pengalaman bukan merupakan kriteria yang penting, tetapi
bisa di gunakan untuk tujuan-tujuan penting lainnya.
2) Referensi
Referensi merupakan metode seleksi yang penting untuk
mengevaluasi terutama kelakuan baik seseorang pelamar.
3) Pengalaman
30
Hendry Simamora, Manajemen SumberkDaya Manusia, (Yogyakarta : STE YKPN,
2004), hal 202
33
Tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan
seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa
kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang di
milikinya.
4) Kesehatan
Merupakan pemeriksaan kesehatan fisik pelamar apakah
memenuhi spesifikasih yang telah ditentukan untuk jabatan
yang bersangkutan. Tidak mungkin karyawan akan dapat
berprestasi baik jika ia sering sakit dan tidak dapat hadir untuk
melaksanakan tugas-tugasnya.
5) Tes Tertulis
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada
penggunaan kertas dan pensil sebagai instrumen utamanya,
sehingga tes mengejakan soal atau jawaban ujian secara
tertulis, baik dengan cara tulisan tangan maupun komputer.
6) Tes Wawancara
Merupakan percakapan formal dan mendalam yang
dilakukan untuk melihat, apakah calon pekerja merupakan
kanidat yang tepat atau tidak.
f. Kendala-kendala Seleksi
Peleaksanaan seleksi selalu memiliki kendala walaupun telah
direncanakan secara cermat. Hal ini terjadi karena yang akan diseleksi
34
adalah manusia yang memiliki pikiran, dinamika, dan harga diri.
Kendala-kendala tersebut antara lain:31
1. Tolak ukur
2. Penyeleksi
3. Pelamar
3. Kompensasi
a. Pengertian Kompensasis
Menurut Hasibuan, kompensasi yaitu semua pendapatan yang
berbentuk uang, barang langsung ataupun tidak langsung yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan pada
perusahaan.32
Menurut Handoko, kompensasi ialah segala sesuatu yang diterima
karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka yang berupa upah/
gaji pokok yang pembayarannya diterima karyawan secara bulanan,
mingguan atupun setiap jam sebagai hasil dari pekerjaan mereka.33
Menurut Abu Sin menyatakan pada masa Rasulullah adalah pribadi
yang mendapatkan upah bagi para pegawainya sesuai dengan kondisi,
tanggung jawab, dan jenis pekerjaan. Proses penetapan gaji pertama
kali dalam Islam bisa dilihat dari kebijakan Rasulullah untuk
31
Simamora,Henry, hal 206 32
Suryalena, Pengaruh Rekrutmen dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan
PadaHotel Grand Zuri Pekan Baru. Jurnal Jomp Fisip. Vol. 5 Edisi Juli-De;s 2018 , hal 2 33
Suryalena,hal 2
35
memberikan gaji satu dirham setiap hari kepada Itab bin Usaid yang
diangkat sebagai gubernur.34
Kompensasi dalam persfektif Islam adalah upah harga yang
dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan
seperti faktor produksi lainnya. Islam menawarkan suatu penyelesaian
yang sangat baik atas masalah upah dan menyelamatkan kepentingan
kedua belah pihak. Di dalam Islam kompensasi haruslah diberikan
kepada karyawan sebagai imbalan yang telah dijanjikan oleh para
pemberi kerja. Pemberi kerja akan mendapatkan hasil dari pekerjaan
yang telah selesai dikerjakan sedangkan pekerja akan mendapatkan
upah atau kompensasi dari tenaga yang telah dikeluarkannya.
Sebagaimana firrman Allah SWT:
Artinya”Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan
ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang
kamu kerjakan.” (Surat At-Taubah : 105)35
34
Fahmi A Siswanto, Ariiulmanan dankAbdurahman. HRD Syariah Teori dan
Implementasi (Jakarta : PT.Gramedia, 2014), hal 7 35
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dankTerjemahan (Semarang : As-
Syifa, 1998)
36
Dari ayat diatas, dapat didefinisikan bahwa upah adalah imbalan
yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam bentuk imbalan
materi (di dunia) dan dalam bentuk imbalan pahala (di akhirat) secara
adil dan layak.
b. Karakteristik Kompensasi
Kompensasi yang diberikan kepada seluruh karyawan, apabila
dikehendaki secara optimal dan efektif dalam mencapai tujuannya,
mempunyai karakteristik tertentu yaitu sebagai berikut:36
1. Arti penting sebuah imbalan, tidak akan dapat mempengaruhi apa
yang dilakukan oleh orang-orang, atau bagaimana perasaan mereka
jika hal tersebut tidak penting bagi mereka. Tantangan dalam
merancang sistem imbalan adalah mencari imbalan yang sedapat
mungkin mendekati kisaran kebutuhan para karyawan dan
menerapkan berbagai imbalan guna menyakinkan bahwa imbalan
yang tersedia adalah penting bagi semua tipe individu yang berbeda
di dalam organisasi itu.
2. Fleksibilitas, yaitu merupakan persyaratan yang perlu untuk
merancang sistem imbalan yang terkait dengan individu karyawan.
3. Frekuensi, Adalah semakin sering suatu imbalan yang diberikan,
semakin besar potensi daya gunanya sebagai alat untuk
mempengaruhi kinerja karyawan.
36
Moeheriono, pengukuran Kinerja, Edisi Revisi Cetakan Ke2, (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada), hal 248.
37
4. Visibilitas, yaitu imbalan-imbalan yang kelihatan (visible) memiliki
keuntungan tambahan karena mampu memuaskan kebutuhan
karyawan akan pengakuan dan penghargaan.
5. Biaya, adalah sistem kompensasi tidak dapat dirancang tanpa
pertimbangan yang diberikan terhadap biaya imbalan
yangtercakup. Imbalan biaya tertinggi tidak dapat diberikan
sesering imbalan berbiaya rendah, karena sifat mendasar biaya
yang ditimbulkannya, imbalan berbiaya tinggi mengurangi
efektifitas dan efesiensi.
c. Tujuan Kompensasi
Menurut Hasibuan, tujuan kompensasi yaitu;37
1. Memeperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan qualified,
salah salah satu cara organisasi untuk memperoleh karyawan yang
memenuhi persyaratan qualified tersebut, dapat dilakukan dengan
pemberian kompensasi.
2. Mempertahankan karyawan yang ada, apabila eksodus besar-
besaran karyawan ke perusahaan lain juga menunjukkan betapa
besarnya peranan kompensasi dalam mempertahankan karyawan
yang qualified.
3. Menjamin keadilan, pemberian kompensasi yang baik juga
bertujuan untuk menjamin keadilan.
37
Malayu S.P Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT Bumi Aksara),
hal 121
38
4. Menghargai perilaku yang-diinginkan, besar kecilnya pemberian
kompensasisjuga menunjukkan penghargaan organisasi terhadap
perilaku karyawan yang diinginkan.
5. Mengendalikan biaya-biaya dalam jangka pendek, pemberian
kompensasi pada karyawan yang berprestasi akan memperbesar
biaya, namun secara jangka panjang, kerja karyawan bisa lebih
efektif dan efisien akibat pemberian kompensasi yang baik dapat
mengendalikan biaya-biaya yang tidak perlu.
6. Memenuhi peraturan-peraturan legal, kompensasi juga bertujuan
untuk memenuhi peraturan legal seperti upah minimum rata-rat
(UMR), ketentuan lembur, jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek),
asuransi tenaga kerja (ASTEK), dan fasilitas lainnya.
d. Jenis-Jenis Kompensasi
Menurut Nawawi ada 2 mecam kompensasi yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawannya adalah sebagai berikut;38
1. Kompensasi finansial
Kompensasi finansial adalah sesuatu yang diterima oleh
karyawan dalam bentuk uang. Kompensasi finasial berupa dalam
bentuk seperti gaji, upah, insentif, dan bonus.
2. Kompensasi non finansial
Kompensasi non finansial adalah sesuatu yang diterima oleh
karyawan dalam bentuk selain uang. Hal ini dimaksudkan untuk
38
Suryalena, hal 2
39
mempertahankan karyawan dalam jangka panjang. Kompensasi
non finansial berupa imbalan yang dibayarkan secara tidak
langsung seperti jaminan sosial, jaminan kesehatan, tunjangan hari
tua (pensiun), asuransi, dan berbagai tunjangan lainnya.
e. Indikator Kompensasi
Menurut Kadarisman, indikator untuk mengukur kompensasi
karyawan diantaranya sebagai berikut;39
1) Insentif
Insentif adalah tambahan kompensasi diatas atau diluar gaji atau
upah yang diberikan oleh perusahaan.
2) Tunjangan
Tunjangan ialah asuransi kesehatan dan jiwa, program pensiun,
liburang yang ditanggung perusahaan, dan tunjangan lainnya yang
berkaitan dengan hubungan kepegawaian.
3) Bonus
Bonus ialah pembayaran sekaligus yang diberikan karena
memenuhi sasaran kinerja.
4) Kepuasan kerja
Ialah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih
antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan
39
Kadarusman, Manajemen Kompensi, (Jakarta : Rajawali Pres, 2012), hal 182
40
banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka
terima.
5) Fasilitas
Pemberian fasilitas dapat mewakili jumlah subtansial dan
Kompensasi terutama bagi eksekutif yang dibayar mahal.
f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi
Menurut Sutrisno, penetapan kompensasi yang hanya berdasarkan
keiginan sepihak (perusahaan) saja tanpa didasarkan pada perhitungan-
perhitungan yang rasional dan bisa dipertanggung jawabkan secara
yuridis akan sulit diterapkan dalam jangka panjang. Karena itu, ada
anggapan bahwa besar kecilnya kompensasi akan selalu dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya;40
1. Tingkat biaya hidup
Kompensasi yang dierima seorang karyawan baru mempunyai arti
apabila dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik
minimum (KFM)
2. Tingkat kompensasi
Bila tingkat kompensasi yang diberikan kepada karyawan lebih
rendah dari yang dapat diberikan oleh perusahaan lain untuk
pekerjaan yang sama, maka akan dapat menimbulkan rasa tidak
40
Sutrisno, Edi. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Pertama, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group 2009)
41
puas dikalangan karyawan, yang dapat berakhir dengan banyaknya
tenaga potensial meninggalkan perusahaan.
3. Tingkat kemampuan perusahaan
Perusahaan yang memiliki kemampuan tinggi akan dapat
membayar tingkat kompensasi yang tinggi pula bagi para
karyawannya.
4. Jenis pekerjaan dan besar kecilnya tanggung jawab
Jenis pekerjaan biasanya akan menentukan besar kecilnya
tanggung jawab para karyawan
5. Peraturan perundang-undang yang berlaku
Suatu perusahaan akan selalu terikat pada kebijaksanaan dan
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, termasuk pula tingkat
kompensasi yang diberikan kepada para karyawan
6. Peran serikat buruh
Dalam masyarakat kita, keberadaan serikat pekerja ang ada dalam
perusahaan-perusahaan dirasa penting
4. Kinerja karyawan
a. Pengertian Kinerja
Menurut Mahsun, kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam rencana strategi suatu organisasi. Kinerja merupakan kesediaan
42
seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil
seperti yang di harapkannya.
Sementara itu kinerja menurut Islam merupakan bentuk atau cara
individu dalam mengaktualisasikan diri. Kinerja merupakan bentuk
nyata dari nilai, kepercayaan, dan pemahaman yang dianut serta
dilandasi prinsip-prinsip moral yang kuat dan dapat menjadi motivasi
untuk melahirkan karya bermutu.41
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an surat Al-jumu‟ah ayat 10
yang-berisi;
Artinya : “apabila telah ditunaikan sholat maka bertaburanlah
kamu dimuka bumi dankcarilah karunia Allah, ingatlah Allah
sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.”42
Ayat diatas menjelaskan bahwa tujuan seorang muslim bekerja
adalah untuk mencari keridhan Allah SWT dan mendapatkan
keutamaan (kualitas dan hikmah) dari hasil yang diperoleh. Kalau
41
Multitama, Islamic Business Strategy For Enterpreneurship, (Jakarta : 42
Departemen Agama RI, Alquran dankTerjemahnya,(Bandung : Diponegoro,2010)
43
kedua hal itu telah menjadi landasan kerja seseorang, maka akan
tercipta kinerja yangbaik.43
Kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam
melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-
indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan
diketahui bahwa seseorang karyawan akan masuk dalam tingkatan
kinerja tertentu. Tingkatannya dapat juga dikelompokkan ke dalam :
tingkatan kinerja tinggi, menengah atau rendah. Dapat juga
dikelompokkan melampaui target, sesuia target atau dibawah target.
Dari hal-hal tersebut, kinerja dimaknai sebagai keseluruhan „untuk
kerja‟ dari seorang karyawan.44
b. Persyaratan Penilaian Kinerja
Siagian menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah
pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi kerja para pegawai
yang di dalamnya terdapat berbagai faktor seperti;45
a) Penilaian dilakukan pada manusia sehingga disamping memiliki
kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan
kekurangan.
43
Multitama, hal 200. 44
M. Manulang, Ekonomi Perusahaa, (Medan : Ghalia Indonesia 1973), hal 235. 45
Siagian,Sondang. Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta : PT Rineka Cipta 1995), hal
225-226
44
b) Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak ukur tertentu
yang realistik, berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta
kriteria yang ditetapkan dan diterapkan secara obyektif.
c) Hasil penilaian harus disampaikan kepada pegawai.
Dalam syarat-syarat penilaian kinerja ada beberapa aspek yang
harus diperhatikan oleh penilai karena persyaratan tersebut sangat
menentukan hasil penilaian kinerja selanjutnya. Adapun persyaratan
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:46
a) Input (potensi)
Agar penilaian kinerja tidak membias dan tercapai sasaran
sesuai dengan yang dikehendaki oleh organisasi, maka diperlunya
ditetapkan, disepakati, dan diketahui aspek-aspek yang akan dinilai
atau dievaluasi sebelumnya, sehingga setiap karyawan sudah
mengetahui dengan pasti aspek-aspek apa saja yang akan dinilai.
b) Proses (pelaksanaan)
Dalam fase pelaksanaan ini, proses komunikasi dan konsultasi
antara individu dan kelompok harus dilakukan sesring mungkin,
supaya dapat menjamin seluruh aspek dari sistem penilaian kinerja
secara menyeluruh dari pokok-pokok yang berhubungan dengan
praktik. Proses tersebut dapat dilakukan melalui beberapa tahapan
berikut ini.
46
Moeheriono, Pengukuran@Kinerja, Edisi Revisa Cetakan ke-2, (Jakarta : PT.
RajaGrafindo Prsada, 2014), hal 106
45
1. Memberikan briefing (penjelasan singkat), agar pelaksanaan
sukses, maka persyaratan yang cukup penting adalah
seluruh karyawan harus dilibatkan, penilai atau yang dinilai
harus diberikan penjelasan secara menyeluruh mengenai
cara dan sistem penilaiannya.
2. Memberikan pelatihan, agar memberikan dampak yang baik
dan lebih efektif daripada hanya wawancara saja. Salah satu
kebiasaan atau kecenderungan zaman sekarang adalah
memberikan pelatihan bagi karyawan yang dinilai sebagai
kelompok yang selalu terabaikan atau malas bekerja.
c) Output (hasil)
Perlunya ada kejelasan hasil penilaian dari atasan, seperti
manfaat, dampak dan risiko, sera tindak lanjut dari rekomendasi
penilaian. Selain itu, perlu diketahui pula apakah hasil penilaian
tersebut, berhasil meningkatkan kualitas kerja, motivasi kerja, etos
kerja dan kepuasan kerja karyawan, yang akhirnya nanti akan
direfleksikan pada peningkatan kinerja perusahaan.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Menurut Kaswan, faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
salah satunya adalah aspek seleksi. Terkait seberapa cermat atau ketat
perusahaan dalam menyeleksi tenaga kerja, karena karyawan yang
tidak cocok dengan pekerjaannya akan memicu overstafing dan biaya
46
tenaga kerja yang mempengaruhi kinerja, salah satunya adalah
seleksi47
.
Kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain:48
1. Lingkungan Eksternal
Faktor ini meliputi, kehidupan ekonomi, kehidupan politik,
kehidupan sosial, budaya dan agama masyarakat dan kompetitor.
2. Faktor Eksternal Karyawan
Faktor ini meliputi, bakat dan sifat pribadi, kreativitas,
pengetahuan dan keterampilan, kompetensi, pengalaman kerja,
keadaan fisik dan keadaan psikologi. Selain itu dalam faktor ini
juga dipengaruhi oleh prilaku kerja karyawan yang meliputi, etos
kerja, disiplin kerja, motivasi kerja, sikap kerja, keterlibatan kerja,
kepuasan kerja dan keloyalan.
3. Lingkungan Internal Organisasi
Faktor ini meliputi, visi, misi dan tujuan organisasi; kebijakan
organisasi; bahan mentah; teknologi; strategi organisasi; sistem
manajemen; kompensasi; kepemimpinan; modal; budaya
organisasi; iklim organisasi; dan teman sekerja.
d. Indikator Kinerja
47
Kaswan, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Keunggulan Bersaing Organisasi
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), hal 190 48
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikais, dan Penelitian
(Jakarta : Selemba Empat 2009), hal 6-7
47
Menurut Robbins, indikator untuk mengukur kinerja karyawan
secara individu ada 5 indikator, yaitu; 49
1) Kualitas
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan.
2) Kuantitas
Kualitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang
diselesaikan,
3) Ketetapan waktu
Merupakan tingkat penggunaan aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil
output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas
lain.
4) Efektivitas
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga,
uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud
menaikan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5) Kemandirian
49
Robbins, P. Stephen, Perilaku Organisasi. I Edisi Sepuluh.(Jakarta 2006)
48
Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerjanya dengan instansi
dan tanggung jawab.
e. Tujuan dan Fungsi Manjemen Kinerja
Menurut Hersey and Blanchard, kinerja merupakan suatu fungsi
dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat
kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas
tentang cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya.50
Agar penilaian kinerja dapat berhasil dengan maksimal, maka
perlu adanya pengelolaan kinerja dengan sebaik-baiknya dari
manjemen. Adapun tujuan dan fungsi manajemen kinerja tersebut
adalah sebagai berikut:51
1) Kinerja karyawan bisa dikelola secara efektif dan efisien agar
kinerja karyawan selalu meningkat.
50
Nasrullah Nusram. Manajemen Kinerja, Jurnal Of Islamic Education Mnagement. Vol.2
No.2 Okt; 2017, hal 167-175 51
Moheriono, hal 145
49
2) Terjadi.proses komunikasi timbal balik antar penilai dan yang
dinilai sehingga dapat mengeliminasi berbagai kemungkinan
konflik yang akan timbul.
3) Terjadi serangkaian proses perencanaan, pembimbingan,
pendokumentasian dan review kinerja terintegrasi.
4) Mendorong motivasi dan meningkatkan komitmen karyawan
untuk lebih maju.
5) Menciptakan transfaransi dan keadilan dalam penilaian.
6) Timbulnya input dalam perencanaan penggantian jabatan.
7) Memberikan masukan kepada perusahaan perihal kinerja seluruh
karyawan sebagai dasar untuk menentukan strategi perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penuis.
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Muhammad aji
nugroho (2012)
Pengaruh Proses Rekrutmen dan
Seleksi Terhadp Kinerja
Karyawan pada PT. Angkasa
Pura 1 (PERSERO) Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar
Pengaruh proses Rekrutmen dan Seleksi dengan
kinerja karyawan khususnya pada PT Angkasa
Pura 1 Bandar Udara Hassanudin di makssar,
ternyata diketahui ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara Rekrutmen dan Seleksi terhadap
kinerja karyawan
2 Ery (2011) pengaruh Rekrutmen Terhadap
kinerja karyawantpada PT.
Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medank
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
adanya pengaruh perekrutan terhadap Kinerja
Karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III
medan
3 Lilis
Muayyidah
Pengrauh Rekrutmen,
Pengembangan Sumber Daya
Dapat disumpulkan bahwa Rekrutmen tidak
beropengaruh signinifikan terhadap kinerja
50
(2016) Manusia Dan tingkat pendidikan
Terhadap Kinerja Karyawan
karyawandi BMT UGT Pusat Sidogiri Bangil
4 Fradina (2013) Pengaruh pelaksanaan Seleksi
dan penempatan kerja terhadap
kinerja karyawan pada PT. Sarana
Agro Nusantara (SAN) Belawan
medank
Hasil penelitian Seleksi dan penempatan
menunjukan bahwa adanya pengaruh Seleksi
terhadap kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari
bagaimana Seleksi dan penempatan kerja
mempengaruhi kinerja
5 Helena Joan
Komaling
(2016)
Pengaruh Seleksi, Mitivasi, Dan
Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada PT. Bank
Rakyat Indonesia Tbk. Cabang
Manado
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Seleksi,
motivasi, dan lingkungan kerja memiliki positif
dan signifikan baik secara parsial terhadap
kinerja pegawai
6 Surianti (2018) Pengaruh Proses Rekrutmen dan
Seleksi Terhadap Kinerja
Karyawan PT.Sutomo Sukses
Sejati
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya
mengenai pengaruh Rekrutmen dan Seleksi
terhadap kinerja pegawai PT.Sutomo Sukses
Sejati, diketahui tidak ada pengaruh signifikan
antara Rekrutmen dan Seleksi terhadap kinerja
karyawan
7 I Wayana
Kemara Giri
(2005)
Studi Empiris Pengaruh
Kompensasi dan Motivasi kerja
Terhadap Kinerja Karyawan
Dari hasil temuan peneliti ini dari hitungan
secara parsial maupun simultan diketahui bahwa
Kompensasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan
8 Abdul Ghani
Adhim (2011)
Peran pemberian Kompensasi dan
semangat kerja dalam
meningkatkan kinerja karyawan
Hasil penelitian menunjukkan variabel
Kompensasi dan semangat kerja sama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja
karyawan PT. POS INDONESIA (PERSERO)
Kantor Pos Malang terbukti secara statistik
9
Muhammad
Aldiansyah
(2012)
Analisis Hubungan Kompensasi
dengan Kinerja Karyawan pada
PT.Cinde Global Mandiri Bandar
Lampung
Hasil penelitian membuktikan tidak ada pengaruh
signifikan Kompensasi terhadap
kinerjakaryawan.
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini digunakan untuk mempermudah jalan
penelitian terhadap permasalan yang akan dibahas, untuk memperjelas
hubungan antar variabel, kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai
berikut:52
52
Isnawati, Tugas Akhir, Pengaruh Proses Rekrutmenn SeleksiidankGaji Terhadap
Kinerja KaryawantPada PT. Bank Syariah Mandiri Kcp Kayu Agung. Jurusan DIII Perbankan
51
Gambar 2.3
Kerangka Penelitian
H1
H2
H3
H4
Variabel Indevenden (x1,x2,x3) adalah variabel menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain, dengan penelitian ini variabel rekrutmen,
seleksi dan kompensasi. Dependen (Y) Variabel Dependen adalah variabel
yang dipengaruhi dari variabel bebas yang dengan penelitian adalah
kinerja karyawan.
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Muhammad Aji Nugroho
(2012), dengan judul “Pengaruh Proses Rekrutmen dan Seleksi Terhadap
Kinerja Karyawan pada PT.Angkasa Pura I (Persero) Bandara
Internasional Sultan Hassanuddin Makasar.” Dan Ery (2011) dengan judul
“Pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Perkebunan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang,
2017, hal 64
Rekrutmenn
(x1)
Seleksiii
(x2)
Kompensasis
(x3)
Kinerjamkaryawant
(y)
simultan
52
Nusantara III (Persero) Medank”, berdasarka penelitian bahwa Rekrutmen
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Namun bertentangan dengan hasil penelitiam yang dilakukan oleh
Lilis (2016), yang berjudul “Pengaruh Rekrutmenn, Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja
Karyawan.” Berdasrkan penelitian bahwa tidak ada berpengaruh
rekrutmen terhadap kinerja karyawan.
Maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
H1: Kompensasi Rekrutmen positif dan siginifikan terhadap Kinerja
Karyawan
2. Pengaruh Seleksi Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan penelitian terdahaulu oleh Fradina (2013), yang berjudul
“Pengaruh Pelaksanaan Seleksi dan Penempatan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada PT.Sarana Agro Nusantara (SAN) Belawan Medan.” Dan
Helena Ipan Komaling (2016), dengan judul “Pengaruh Seleksi Motivasi,
dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Pada PT.Bank Rakyat
Indonesia Tbk cabang Manando.” Berdasarakan penelitian bahwa seleksi
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Namun bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Surianti (2018), dengan judul “Pengaruh Proses Rekrutmen dan Seleksi
Terhadap Kinerja Karyawan PT.Sutomo Sukses Sejati.” Berdasrkan
penelitian bahwa tidak ada pengaruh Seleksi terhadap kinerja karyawan.
Maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:
53
H2: Seleksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan
3. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Wayana Kemara Giri
(2005),yang berjudul “Studi Empiris Pengaruh Kompensasi dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Karyawan.” Dan Abdul Ghani Adhim (2011), yang
berjudul “Peran Pemberian Kompensasi dan Semangat Kerja dalam
Meningkatkan Kinerja Karyawan.” Berdasarkan penelitian bahawa
kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Namun bertentangan dengan Muhammad Aldiansyah (), yang berjudul
“Analisis Hubungan Kompensasi dengan Kinerja Karyawan pada
PT.Cinde Global Mandiri Bandar Lampung.” Berdasarkan penelitian
bahawa tidak ada pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan.
Dari uraian ditas maka dapat disimpulkan hiporesis sebagai berikut”
H3: Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan.