bab ii tinjauan pustaka a. ketrampilan mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/bab ii.pdf ·...

27
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajar 1. Pengertian Ketrampilan Mengajar Guru merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan (Andhika, 2013). Profesi seorang guru mempunyai tugas untuk melayani masyarakat didalam bidang pendidikan. Dalam profesi ini seorang guru harus memberikan layanan yang optimal dan sebaik-baiknya didalam bidang pendidikan kepada masyarakat. Secara khusus seorang guru dituntut untuk memberikan layanan yang profesional kepada seorang siswa agar suatu tujuan pembelajaran mudah tercapai. Seorang guru dikatakan profesional adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan dan keahlian yang khusus dalam bidang keguruan, sehingga guru mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal (Daryanto dan Rachmawati, 2015). Menurut Turney (dalam Mulyatun, 2014), keterampilan mengajar merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Zainal (2012), keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan, pembentukan penampilan guru yang baik diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Keterampilan guru mengajar merupakan

Upload: others

Post on 06-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ketrampilan Mengajar

1. Pengertian Ketrampilan Mengajar

Guru merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempengaruhi

tercapainya tujuan pendidikan (Andhika, 2013). Profesi seorang guru mempunyai

tugas untuk melayani masyarakat didalam bidang pendidikan. Dalam profesi ini

seorang guru harus memberikan layanan yang optimal dan sebaik-baiknya

didalam bidang pendidikan kepada masyarakat. Secara khusus seorang guru

dituntut untuk memberikan layanan yang profesional kepada seorang siswa agar

suatu tujuan pembelajaran mudah tercapai. Seorang guru dikatakan profesional

adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan dan keahlian yang khusus

dalam bidang keguruan, sehingga guru mampu melaksanakan tugas dan fungsinya

sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal (Daryanto dan Rachmawati,

2015).

Menurut Turney (dalam Mulyatun, 2014), keterampilan mengajar

merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk mentransfer

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses

pembelajaran. Menurut Zainal (2012), keterampilan dasar mengajar sangat

diperlukan, pembentukan penampilan guru yang baik diperlukan keterampilan

dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap

individu yang berprofesi sebagai guru. Keterampilan guru mengajar merupakan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

14

salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai guru. Dengan memiliki

keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik

yang berimplikasi pada motivasi belajar dan peningkatan kualitas lulusan sekolah

(Uno, 2014). Pintrich & Schunk (2002), menambahkan bahwa guru yang

memiliki keterampilan mengajar akan menerapkan praktek-praktek pengajaran

yang bervariasi dalam kelas mereka.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan mengajar adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang guru

dalam menyajikan materi pelajaran, mentransfer ilmu pengetahuan, penguasaan

materi pelajaran dan memilih metode yang tepat.

2. Aspek-aspek Ketrampilan Mengajar

Menurut Usman (2013), komponen keterampilan mengajar guru yaitu:

a. Keterampilan bertanya

Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru perlu dilatih

dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun dari teknik bertanya.

Dengan pertanyaan, guru dapat menggiatkan dan mengikut sertakan siswa

untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Bertanya merupakan ucapan

verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenai. Respons yang

diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang

merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus. Dalam

hal ini keterampilan bertanya yang dimaksud adalah keterampilan seorang

guru dalam memberikan pertanyaan berupa ucapan verbal yang ditujukan

kepada siswa untuk meminta jawaban.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

15

Pertanyaan yang diajukan adalah berhubungan dengan pengetahuan

atau hal-hal yang dipertimbangkan dalam proses belajar mengajar. Adapun

dampak positif dari pemberian pertanyaan dalam proses belajar mengajar

yaitu:

1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar-mengajar,

2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan,

3) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab

berpikir itu sendiri sesungguhnya bertanya,

4) Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik

akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang

baik,

5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang

dibahas.

b. Keterampilan memberikan penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah

bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi

tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk

memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima

(siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.

Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

16

siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-

mengajar.

Penguatan mempunyai pengaruh yang positif bagi siswa terhadap

proses belajarnya dan bertujuan sebagai berikut:

1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran,

2) Merangsang dan meningkatkan minat belajar,

3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang

produktif.

c. Keterampilan mengadakan variasi

Keterampilan mengadakan variasi diadakan karena faktor kebosanan

yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton akan

mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran,

guru, dan sekolah menurun. Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru

dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk

mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, murid

senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.

Untuk itu sebagai calon guru perlu melatih diri agar menguasai

keterampilan tersebut.

Keterampilan mengadakan variasi ini adalah variasi dalam metode

mengajar guru, variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran, dan

variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Tujuan dan manfaat dari

keterampilan mengadakan variasi ini yaitu :

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

17

1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada

aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan,

2) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin

mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal baru,

3) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan

sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan

lingkungan belajar yang lebih baik,

4) Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara

menerima pelajaran yang disenanginya.

d. Keterampilan menjelaskan

Usman (2013), mengungkapkan bahwa, keterampilan menjelaskan

dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi

secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan

yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengam contoh atau

dengan sesuatu yang belum diketahui.

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan

dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.

Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari

kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas. Biasanya

guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh

langsung, misalnya dalam memberikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh

sebab itu, hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar

tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaran guru tersebut

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

18

sehingga bermakna bagi siswa. Oleh karena itu Usman (2013), menjelaskan

beberapa tujuan dari keterampilan menjelaskan, yaitu:

1) Membimbing siswa untuk mendapat dan memahami hukum, dalil fakta,

definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.

2) Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah masalah

atau pertanyaan.

3) Untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat

pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.

4) Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran

dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Yang dimaksud dengan set induction ialah usaha atau kegiatan

yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk

menciptakan prokondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat

pada apa yang akan dpelajarinya sehingga usaha tersebut akan

memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain,

kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental

dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan

dipelajarinya.

Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya diperlukan oleh guru

pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti

pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

19

perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi

pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan

dipelajarinya.

Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh

guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar. Usaha

menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh

tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat

pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-

mengajar. Adapun komponen keterampilan membuka dan menutup

pelajaran. Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:

1) Menarik perhatian siswa,

2) Menimbulkan motivasi,

3) Memberikan acuan melalui berbagai usaha.

Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi:

1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan

merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan,

2) Mengevaluasi. Bentuk evalusai dapat dilakukan guru antara

lain ialah:

a) Mendemonstrasikan keterampilan,

b) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain,

c) Mengeksplorasi pendapat siswa sendiri,

d) Memberikan soal-soal tertulis.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

20

f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil merupakan kegiatan yang harus ada dalam

kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi, tidak setiap guru mampu

membimbing siswa untuk berdiskusi tanpa mengalami latihan. Oleh

karena itu, keterampilan ini perlu diperhatikan agar para guru mampu

melaksanakan tugas ini dengan baik. Diskusi kelompok kecil adalah suatu

proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi

tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,

pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah (Usman, 2013).

Dari pengertian ini, berarti siswa berdiskusi dalam kelompok-

kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagi

informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan. Diskusi

tersebut berlangsung secara terbuka. Setiap siswa bebas untuk

mengemukakan ide-ide tanpa merasa ada tekanan dari guru ataupun dari

temannya, dan setiap siswa harus mentaati semua peraturan yang telah

ditetapkan.

g. Keterampilan mengelola kelas

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu

mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam

suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

Hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa

dengan siswa merupakan merupakan syarat bagi keberhasilan pengelolaan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

21

kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi

terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif.

Keterampilan mengelola kelas menurut definisi di atas, pada

dasarnya merupakan suatu tindakan dan pemeliharaan situasi dan kondisi

yang kondusif yang mengarah pada pelaksanaan proses belajar mengajar

yang efektif dan lebih optimal. Keterampilan mengelola kelas memiliki

komponen-komponen yang harus diperhatikan oleh seorang guru, dengan

tujuan untuk memudahkan pengaturan situasi kelas.

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru

memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan

yang lebih akrab antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan

siswa. Pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif,

memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya

kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa, serta dapat memenuhi

kebutuhan siswa secara optimal.

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang

dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 siswa untuk

kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perseorangan. Pada dasarnya

bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam

kelompok-kelompok yang lebih kecil. Hakekat dari sistem pengajaran ini

adalah terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan

juga siswa dengan siswa, siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

22

kemampuan masing-masing, siswa mendapat bantuan dari guru sesuai

dengan kebutuhannya, dan siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan

belajar mengajar. Peranan guru dalam pengajaran ini adalah sebagai

organisator kegiatan belajar mengajar, sumber informasi (narasumber)

bagi siswa, motivator bagi siswa untuk belajar, penyedia materi dan

kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa, pembimbing kegiatan belajar

siswa (konselor), dan sebagai peserta kegiatan belajar.

Menurut Mulyasa (2016), Keterampilan dasar mengajar sangat berperan

dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif, profesional dan menyenangkan,

keterampilan mengajar tersebut adalah sebagai berikut:

1) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang

dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran. Membuka

pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan pengaruh

positif terhadap kegiatan pembelajaran, antara lain sebagai berikut:

a) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

b) Peserta didik memiliki kejelasan mengenai tugas-tugas yang harus

dikerjakan, langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

menyelesaikan tugas, dan batas waktu pengumpulan tugas.

c) Peserta didik memahami hubungan antara bahan-bahan atau

pengalaman yang telah dimilikinya dengan hal-hal baru yang akan

dipelajari.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

23

d) Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, konsep-konsep, dan

prinsip-prinsip atau generalisasi dalam suatu peristiwa

pembelajaran.Untuk memperoleh gambaran secara utuh pada waktu

akhir kegiatan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam

menutup pelajaran, yakni: (1) Meninjau kembali dengan cara

merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. (2) Mengevaluasi

dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan

keterampilan, meminta peserta didik mengaplikasikan ide baru

dalam situasi yang lain, mengekpresikan pendapat peserta didik

sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis. Tujuan menutup pelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang

telah berlangsung.

b. Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan

pembelajaran.

c. Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan

yang baru saja dikuasai.

2) Keterampilan Menjelaskan

Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu

benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukum-

hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting

yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

24

menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Agar penjelasan yang

diberikan dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Keterampilan menjelaskan yang tidak dilakukan dengan baik akan

berakibat buruk terhadap peserta didik, antara lain:

(1) Peserta didik akan merasa pelajaran yang diterimanya

membosankan.

(2) Peserta didik akan merasa pelajaran yang disampaikan tidak

bermakna baginya.

(3) Peserta didik akan merasa pelajaran yang disampaikan sukar

dipahami dan mereka akan tidak berusaha keras untuk

memahaminya.

3) Keterampilan Mengadakan variasi

Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai

guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik,

agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam

pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang

bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta

mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam kegiatan

pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:

(a) variasi dalam penggunaan media atau alat bantu pembelajaran

Alat bantu pembelajaran dapat divariasikan sesuai dengan

fungsinya serta variasi kesensitifan indera para siswa. Sebagaimana

diketahui ada peserta didik yang lebi mudah belajar dengan cara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

25

mendengarkan, melihat, meraba, mencium atau diberi kesempatan

untuk memanipulasi media/ alat bantu yang digunakan.

(b) variasi dalam penerapan metode pembelajaran.

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas

dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan

sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta

lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode

yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

4) Keterampilan Mengevaluasi

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan

pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk

menilai hasil belajar. Penilaian dalam proses belajar mengajar

meliputi:

a) Evaluasi formatif

Evaluasi formaatif adalah penilaian yang dilakukan guru

setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh peserta

didik.

b) Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah penilaian yang diselenggarakan oleh

guru setelah jangka waktu tertentu. Penilaian sumatif berguna

untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan belajar

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

26

peserta didik yang dipakai sebagai masukan untuk menentukan

nilai rapor.

c) Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

Program perbaikan dan pengayaan dalam pengajaran sangat

diperlukan dalam rangka pelaksanaan pola belajar tuntas.

Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan

minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan pelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar

mengajar guru memiliki aspek-aspek diantaranya keterampilan bertanya,

keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi,

keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,

keterampilan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan

mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan dan

keterampilan mengevaluasi. Pada peneitian ini peneliti menggunakan aspek yang

diungkapkan oleh Usman (2013), karena aspek-aspek keterampilan dasar

mengajar yang dikemukakan telah dijelaskan secara rinci dan sesuai dengan data

yang didapat. Aspek tersebut meliputi keterampilan bertanya, keterampilan

memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan

menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan

keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas,

keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

27

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketrampilan Mengajar

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi ketrampilan mengajar

seorang guru, yaitu menurut Borich (dalam Sukandi, 2011), menyatakan ada

empat hal yang mempengaruhi ketrampilan guru dalam mengajar.

a) Karakteristik Kepribadian

Karakteristik kepribadian tersebut adalah sebagai berikut:

1) Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi menurut Mangkunegara (2011), adalah suatu

dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan

suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai

pretasi dengan predikat terpuji. Adanya motivasi berprestasi yang

tinggi akan meningkatkan hasil kerja atau kinerja guru dimana guru

akan mempunyai semangat, keinginan dan energi yang besar dalam

diri individu untuk bekerja semaksimal mungkin.

2) Ketepatan (directness)

Seorang guru/dosen yang tugas pokoknya adalah mengajar benar-

benar memahami macam-macam metode mengajar, prinsip-prinsip

penentuan metode mengajar itu secara komprehensif mengenai

aplikasinya dalam proses pembelajaran, maka tujuan pembelajaran

akan tercapai sebagaimana harapan guru/dosen dan peserta didik

secara timbal balik (Marwiyah, 2010). Guru yang terbuka secara

psikologis biasanya ditandai dengan kesediannya yang relatif tinggi

untuk mengkonsumsikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antar

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

28

siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja

(Syah, 2008).

3) Fleksibilitas

Guru yang fleksibilitas pada umumnya ditandai dengan keterbukaan

berpikir dan beradaptasi. Selain, itu guru juga memiliki resistensi

(daya tahan) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur

(terlampau dini) pengamatan dan pengalaman (Syah, 2008).

b) Sikap

Sikap tersebut adalah sebagai berikut:

1) Motivasi Untuk Mengajar

Motivasi mengajar adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau

semangat untuk melaksanakan pembelajaran. Motivasi mengajar adalah

besar kecilnya usaha yang diberikan seseorang untuk melaksanakan

tugas-tugas pekerjaannya dalam melaksanakan pembelajaran.

2) Empati Terhadap Siswa

Guru empati dapat membayangkan perasaan dan pikiran siswa menurut

persepsi mereka, bukan menurut persepsi guru. Misalnya, dalam proses

pembelajaran sesuai dengan alam pikir perasaan siswa, bukan sesuai alam

pikir dirinya. Hal ini tercermin dalam bahasa yang digunakan dan cara

memperlakukan siswa. Guru empati berbeda dengan guru biasa dalam

memperlakukan siswa-siswanya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

29

3) Komitmen

Ching dan Kee (2012), mengungkapkan bahwa komitmen mengajar guru

adalah salah satu kunci ikatan psikologis antara guru dengan pekerjaannya

sebagai pengajar. Komitmen mengajar guru memengaruhi kualitas, nilai,

sikap dan keterampilan yang dimiliki guru.

c) Pengalaman

Pengalaman tersebut antara lain meliputi lama mengajar, pengalaman

mengajar suatu materi, dan pengalaman mengajar terhadap kelas tertentu.

d) Bakat atau prestasi

Bakat atau prestasi tersebut adalah skor tes pada kemampuan, indeks prestasi

dan hasil evaluasi mengajar.

Menurut Dadang (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan

mengajar adalah sebagai berikut :

1) Kesesuaian (relevant)

Kesesuaian atau relevent yaitu dalam memilih dan menentkkan unsur-unsur

jenis ketrampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus

memperhatikan kesesuaian dengan seluruh komponen pembelajaran.

2) Kreativitas dan inovatif

Kreativitas dan inovasi dalam menentukkan unsur-unsur keterampilan dasar

mengajar yang sangat diperlukan agar suasanan pembelajaran selalu menarik

dan menyenangkan bagi siswa.

3) Ketepatan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

30

Penggunaan unsur ketrampila dasar mengajar dimaksudkan untuk

menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh karena itu,

saat menentukkan unsur keterampilan dasar mengajar yang akan digunakan

harus memperhatikan aspek ketepatan atau akurasi agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

4) Kebermanfaatan

Keterampilan dasar mengajar yang digunakan harus dapat menambah nilai

manfaat dari proses pembelajaran dari siswa agar siswa mengalami

kebermaknaan selama proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan

potensi dirinya dan untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang baik.

5) Membangkitkan perhatian dan motivasi

Perhatian dan motivasi merupakan unsur penting selama proses pembelajaran

sehingga keterampilan dasar mengajar yang digunakan harus dapat menjaga

perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang

sedang berlangsung.

6) Menyenangkan

Guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa. Hal

ini dapat mempengaruhi semangat dan daya tahan siswa selama menjalani

proses pembelajaran sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dan

mengembangkan potensi diri.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

mengajar guru memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu

karakteristik kepribadian, sikap, pengalaman, bakat, kesesuaian, kreativitas,

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

31

ketepatan, kebermanfaatan, membangkitkan perhatian dan motivasi,

menyenangkan. Dari beberapa faktor yang telah diungkapkan oleh beberapa

tokoh, peneliti mengambil salah satu faktor yang diungkapkan menurut Borich

(dalam Sukandi, 2011), yaitu karakteristik kepribadian seperti motivasi

berprestasi, ketepatan dan fleksibilitas. Peneliti mengambil motivasi berprestasi

sebagai variabel independent. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi akan

melakukan suatu aktivitas lebih baik, lebih efisien, lebih cepat, dan lebih

bersemangat dan bertanggungjawab (Singer dalam Firmansyah, 2009). Tinggi

rendahnya keterampilan mengajar dipengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi

berprestasi yang dimiliki setiap guru (Sardiman, 2008).

B. Motivasi Berprestasi

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi menurut Mangkunegara (2009), adalah suatu

dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu

kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai pretasi dengan

predikat terpuji. Adanya motivasi berprestasi yang tinggi akan meningkatkan

hasil kerja atau kinerja guru dimana guru akan mempunyai semangat,

keinginan dan energi yang besar dalam diri individu untuk bekerja

semaksimal mungkin.

Menurut McClelland (dalam Dyah, 2012), motivasi berprestasi

didefinisikan sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi

dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain

maupun prestasi sendiri. Senada dengan pendapat di atas, Santrock (2012),

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

32

menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk

menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk

melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

berprestasi merupakan usaha atau keinginan untuk menyelesaikan sesuatu

dengan sukses dan berhasil dalam mencapainya dan agar mencapai pretasi

dengan predikat baik.

2. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi

Berdasarkan teori David McClelland yang dikembangkan oleh Tim

Achievment Motivation Training (AMT) (dalam Usman, 2008),

mengemukakan karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi

tinggi, yaitu :

a) Bertanggung jawab atas segala perbuatannya

Wursanto (2005), mengatakan bahwa tanggung jawab atau

responsibility merupakan kewajiban seseorang untuk melakukan

pekerjaan atau tugas yang telah dibebankan kepadanya.

b) Berusaha mencari umpan balik atas perbuatannya

Seseorang yang mempunyai kebutuhan prestasi tinggi, pada umumnya

lebih mengumpulkan semua informasi akan hasil-hasil yang

dikerjakannya. Informasi tersebut merupakan umpan balik yang bisa

memperbaiki prestasinya dikemudian hari sangat dibutuhkan oleh

orang tersebut.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

33

c) Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan

Menurut Munandar (2014), sifat berani mengambil resiko yaitu tidak

menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan hal-hal yang tidak

konvensional atau tidak terstruktur. Ciri yang dimiliki pada aspek

berani mengambil resiko yaitu, mempertahankan pendapatnya sendiri,

berani tidak diterima orang lain, mampu menyampaikan persetujuan

atau ketidaksetujuannya, mempunyai berbagai pendekatan dalam

menyelesaikan tugas, menerima kritik dari orang lain, dan melakukan

berbagai cara untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

d) Berusaha melakukan sesuatu yang kreatif dan inovatif

Menurut Levitt (dalam Astuti, 2013), kreativitas adalah memikirkan

hal-hal baru (thinking new things) sedangkan inovasi adalah

melaksanakan hal-hal baru (doing new things). Secara singkat

kreativitas dan inovasi merupakan kegiatan berpikir dan

melaksanakan hal-hal baru atau hal-hal lama dengan cara baru.

e) Pandai mengatur waktu

Manajemen waktu atau pengaturan waktu adalah usaha untuk

memanfaatkan setiap bagian waktu untuk melakukan aktivitas yang

telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu suatu pekerjaan atau

aktivitas harus sudah diselesaikan.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

34

f) Bekerja keras dan bangga atas hasil yang telah dicapai

Suatu sikap kerja yang penuh dengan motivasi untuk mendapatkan

yang diinginkan. Dalam menumbuhkan sikap kerja keras ada beberapa

hal yang perlu dimiliki yaitu memiliki sikap pantang menyerah,

adanya tujuan, tekun dalam usaha.

Menurut Atkinson (dalam Valentino, 2007), motivasi berprestasi memiliki

aspek-aspek meliputi:

a) Need to achiev (keinginan untuk meraih sesuatu)

Yaitu indikator yang menunjukkan adanya keinginan untuk meraih

sesuatu baik prestasi maupun keberhasilan.

b) Need to avoid failure (keinginan untuk menghindari kegagalan)

Yaitu indikator yang menunjukkan adanya usaha-usaha individu

untuk menghindari kegagalan maupun tantangan agar dapat meraih

keberhasilan.

c) Perceived self-efficacy (keyakinan yang kuat)

Yaitu indikator perilaku individu yang menunjukkan keyakinan

kuat atau kepercayaan diri untuk meraih prestasi.

Berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh para ahli disimpulkan

bahwa aspek-aspek motivasi berprestasi sebagai berikut bertanggung jawab atas

segala perbuatannya, berusaha mencari umpan balik atas perbuatannya, berani

mengambil resiko dengan penuh perhitungan, berusaha melakukan sesuatu yang

kreatif dan inovatif, pandai mengatur waktu, bekerja keras dan bangga atas hasil

yang telah dicapai, need to achiev, need to avoid failure, dan perceived self-

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

35

efficacy. Dari aspek-aspek di atas peneliti menggunakan aspek yang diungkapkan

oleh McClelland (dalam Usman, 2008), yaitu bertanggung jawab atas segala

perbuatannya, berusaha mencari umpan balik atas perbuatannya, berani

mengambil resiko dengan penuh perhitungan, berusaha melakukan sesuatu yang

kreatif dan inovatif, pandai mengatur waktu, bekerja keras dan bangga atas hasil

yang telah dicapai. Hal ini karena materi yang terkandung proporsional untuk

seorang guru. Aspek-aspek tersebut banyak digunakan untuk penelitian

sebelumnya.

C. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan

Mengajar Pada Guru Honorer

Motif adalah apa yang menggerakan seseorang untuk bertindak dengan

cara tertentu atau sekurang-kurangnya mengembangkan suatu kecenderungan

perilaku tertentu. Dorongan untuk bertindak ini dapat dipicu (touched off) oleh

suatu rangsangan luar, atau lahir dari dalam diri orang itu sendiri dalam proses

fisiologis dan pemikiran individu itu (Kompri, 2016).

Motivasi berprestasi pada guru dapat didefinisikan sebagai unsur yang

membangkitkan, mengarahkan dan mendorong seseorang guru untuk melakukan

tindakan dan mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya untuk

mencapai tujuan pendidikan (Mangkunegara, 2009). Motivasi berprestasi ini yang

menyebabkan seseorang guru untuk bersemangat dalam menjalankan tugas

sebagai pendidik terutama sebagai pengajar karena telah terpenuhi kebutuhannya

untuk berprestasi. Guru yang mempunyai motivasi berprestasi akan mempunyai

tanggung jawab tinggi dalam memberikan ilmu pengetahuan, sehingga seorang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

36

guru akan bekerja dengan antusias dan sebaik mungkin mengerahkan segenap

kemampuan dan keterampilan mengajarnya guna mencapai tujuan agar ilmu

pengetahuan tersampaikan dengan jelas dan mendapatkan prestasi yang optimal

(Astuti, 2013).

Motivasi berprestasi dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap pekerjaan.

Individu yang merasa pekerjaannya merupakan pusat dari harga dirinya akan

selalu bangga dengan pekerjaan yang dimilikinya, sebab pekerjaan itu mewakili

harga dirinya (Gibson, 2011). Perasaan bangga terhadap pekerjaan akan memicu

munculnya semangat kerja yang tinggi, berusaha menunjukkan hasil kerja yang

produktif dan mencintai pekerjaan dengan sepenuh hati. Sebaliknya, individu

yang kurang bangga terhadap pekerjaannya akan cenderung kurang memiliki

semangat kerja, bertingkah masa bodoh dan kurang produktif dalam bekerja.

Seorang guru yang mempunyai semangat kerja yang tinggi, akan cenderung

dalam dirinya memiliki motivasi yang tinggi pula, motivasi yang tinggi tersebut

yang akan menyebabkan guru tersebut memiliki keterampilan mengajar yang

tinggi pula dan lebih kreatif (Mulyasa, 2016).

Menurut McClelland (dalam Usman, 2008), motivasi berprestasi

merupakan keinginan untuk melakukan sebaik-baiknya bukan hanya demi

memperoleh penghargaan sosial atau prestise, melainkan mencapai kepuasan

batin dalam dirinya sehingga nantinya dalam pekerjaannya akan bekerja dengan

sepenuh hati, bertanggung jawab serta mencintai pekerjaannya. Pendapat tersebut

dapat dijadikan sebagai satu acuan bahwa motivasi berprestasi seorang guru

dipengaruhi oleh suka dan tidak sukanya seorang guru terhadap pekerjaannya.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

37

Seorang guru yang bekerja secara terpaksa dan hanya berorientasi hanya untuk

memenuhi kebutuhan hidup, cenderung kurang memiliki motivasi berprestasi.

Fenomena ini terlihat seperti seorang guru yang sering datang terlambat, bekerja

sekehendak hatinya, sering melanggar peraturan, tidak memiliki keterampilan dan

kreativitas dalam mengajar, hal lain yang juga berpengaruh adalah acuh terhadap

umpan balik terhadap perbuatannya. Seorang guru yang acuh terhadap umpan

balik terhadap pekerjaannya akan berprengaruh pula pada keterampilan mengajar

guru tersebut di kelas. Pendapat tersebut sesuai dengan Tim Achievment

Motivation Training (AMT) (dalam Usman, 2008), bahwa seseorang yang

mempunyai kebutuhan prestasi tinggi, akan mengumpulkan umpan balik yang

bisa memperbaiki prestasinya dikemudian hari.

Yuddy (2016), berpendapat bahwa agar seorang guru dapat menghasilkan

karya kreatif dan bermakna yaitu dengan berani mengambil resiko dengan penuh

perhitungan. Pernyataan tersebut sejalan dengan Munandar (2014), yaitu sifat

berani mengambil resiko tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan hal-hal

yang tidak konvensional atau tidak terstruktur. Ciri-ciri guru yang memiliki

motivasi berprestasi dengan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan

yaitu guru yang dapat mengembangkan kemampuan keterampilan dalam

mengajar, memiliki keterampilan menjelaskan yang berbeda dengan guru yang

lain, pengelola kelas yang baik dan dapat menguatkan siswa-siswanya.

Motivasi berprestasi sangat terkait dengan karakteristik seorang guru.

Menurut McClelland (dalam Usman, 2008), guru yang mempunyai sikap kerja

yang positif, semangat yang tinggi cenderung berusaha melakukan sesuatu secara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

38

inovatif dan kreatif, banyak gagasan dan mampu mewujudkan gagasan dengan

baik, pandai mengatur waktu, berani mengambil resiko dan bangga dengan hasil

yang telah dicapai. Sebaliknya, jika seorang guru mempunyai sikap kerja yang

negatif maka hal tersebut akan berkait dengan keterampilan guru tersebut di dalam

kelas seperti keterampilan membuka dan menutup pelajaran dan keterampilan

menjelaskan yang tidak berubah, rendahnya keterampilan penguatan dan

keterampilan variasi serta tidak dapat mengelola kelas dengan baik.

Seorang pengajar atau guru yang mempunyai motivasi berprestasi yang

tinggi maka pengajar tersebut memiliki pula kemampuan ketrampilan dasar

mengajar yang dapat dikembangkan oleh pengajar tersebut dengan penuh

dorongan dan tidak mudah menyerah (Hasibuan & Moedjiono, 2006). Hal

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sholeh (2008), tentang

hubungan antara minat terhadap profesi guru dan motivasi berprestasi dengan

keterampilan mengajar mendapatkan hasil adanya hubungan yang positif antar

variabel.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa guru

yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki keterampilan mengajar yang

tinggi pula, yang berarti motivasi berprestasi memiliki hubungan dengan

ketrampilan mengajar pada guru.

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka

dalam penelitian ini, diajukan hipotesis sebagai berikut : “Ada hubungan yang

positif antara motivasi berprestasi dengan keterampilan mengajar pada guru

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketrampilan Mengajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/2855/3/BAB II.pdf · pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai kepada siswa dalam proses pembelajaran

39

honorer” yaitu semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin tinggi pula

keterampilan mengajar pada guru honorer dan begitu pula sebaliknya semakin

rendah motivasi berprestasi maka semakin rendah pula keterampilan mengajar

pada guru honorer.