ketrampilan perkawinan

28
menutupi rasa aman palsu, karena dengan demikian aku tidak perlu menjalin hubungan dengan orang lain.” Tetapi, lanjutnya, suamiku melihat bahwa istrinya memiliki beberapa keistimewaan yang masih bisa berkembang. Suamiku memberi arti yang berbeda tenrang hobiku. Dia menolong aku untuk menuliskan masalah yang kami hadapi sehingga menjadi bahan pembelajaran bagi orang lain. Ini hal baru buatku karena untuk melakukannya aku harus berhubungan dengan manusia. Ternyata, rasa aman di zona nyamanku ini perlu kubagi dengan orang lain." HARMONIS Apakah artinya saling menghargai? Bagi beberapa orang istilah ini diartikan sebagai tidak melakukan kekerasan terhadap anak dan pasangan, saling menolong, tidak melecehkan. Pernikahan memberi arti baru pada kata “saling menghargai dan hidup harmoni”, yaitu siap menanggung kesalahan pasangan dan tidak membiarkan pasangannya merasa malu di depan orang lain. Orang tua menjadi pembela anak, tidak hanya peduli pada anak yang baik-penurut, tetapi juga pada "anak yang hilang", YANG menjengkelkan. Keluarga bisa menjadi harmonis dengan cara menjalankan fungsi sebagai ayah, ibu, anak, suami dan istri dengan sebaik-baiknya. Di dalam rumah kita bisa ngobrol apa saja, curhat pada orang tua saat ada masalah dari sekolah. Idearnya suami menjadi tempat curhat istri, saat ada sakit di hati. Istri tempat Hal 12 Suami bercerita setelah seharian berjuang di kantor. Semuanya terhubung, antara menjalani kehidupan karir dan keluarga. Dalam istilah psikoanalisa, keluarga bisa menjadi katarsis. Boleh ngomong atau curhat apa saja yang mengganggu emosi kita. Karena itu anggota keluarga yang baik, menjadi pendengar yang baik, bersedia menjadi “keranjang sampah” bagi yang lain. Jika tidak, jangan heran anak atau pasangan kita mungkin mencarinya di tempat lain.

Upload: abdul-rauf-nawir

Post on 20-Nov-2015

63 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Wedding Books

TRANSCRIPT

menutupi rasa aman palsu, karena dengan demikian aku tidak perlu menjalin hubungan dengan orang lain.Tetapi, lanjutnya, suamiku melihat bahwa istrinya memiliki beberapa keistimewaan yang masih bisa berkembang. Suamiku memberi arti yang berbeda tenrang hobiku. Dia menolong aku untuk menuliskan masalah yang kami hadapi sehingga menjadi bahan pembelajaran bagi orang lain. Ini hal baru buatku karena untuk melakukannya aku harus berhubungan dengan manusia. Ternyata, rasa aman di zona nyamanku ini perlu kubagi dengan orang lain."

HARMONISApakah artinya saling menghargai? Bagi beberapa orang istilah ini diartikan sebagai tidak melakukan kekerasan terhadap anak dan pasangan, saling menolong, tidak melecehkan. Pernikahan memberi arti baru pada kata saling menghargai dan hidup harmoni, yaitu siap menanggung kesalahan pasangan dan tidak membiarkan pasangannya merasa malu di depan orang lain. Orang tua menjadi pembela anak, tidak hanya peduli pada anak yang baik-penurut, tetapi juga pada "anak yang hilang", YANG menjengkelkan.Keluarga bisa menjadi harmonis dengan cara menjalankan fungsi sebagai ayah, ibu, anak, suami dan istri dengan sebaik-baiknya. Di dalam rumah kita bisa ngobrol apa saja, curhat pada orang tua saat ada masalah dari sekolah. Idearnya suami menjadi tempat curhat istri, saat ada sakit di hati. Istri tempatHal 12

Suami bercerita setelah seharian berjuang di kantor. Semuanya terhubung, antara menjalani kehidupan karir dan keluarga.Dalam istilah psikoanalisa, keluarga bisa menjadi katarsis. Boleh ngomong atau curhat apa saja yangmengganggu emosi kita. Karena itu anggota keluarga yang baik, menjadi pendengar yang baik, bersedia menjadi keranjang sampah bagi yang lain. Jika tidak, jangan heran anak atau pasangan kita mungkin mencarinya di tempat lain.

SUMBER RASA SYUKURMengapa pernikahan itu anugerah istimewa yang selalu patut kita syukuri?Pertama, pernikahan adalah inisiatif Tuhan sendiri. Dia membentuk manusia pertama, Adam dan memberikan Hawa menjadi istrinya. Allah memberi mereka mandat budaya untuk mengelola bumi ini. Kedua, keluarga adalah tempat lahir dan dibesarkannya orang-orang besar dan berguna. Para tokoh, pejuang, pahlawan, pemimpin dan pelayan masyarakat juga lahir dari sebuah keluarga. Dalam anugerah-Nya Tuhan memilih. Kita boleh jadi orang biasa saja saat ini. Tapi kita belum tahu bagaimana kelak keadaan anak-cucu kita. Seratus, empat ratus tahun mendatang, bisa saja lahir dari keturunan kita, orang yang Dia pakai memberkati bangsa ini.Hal 13

Ketiga, perkawinan itu bersifat "trialog". Tuhan hadir dalam relasi suami-istri, orang tua dan anak. Semua melibatkan Tuhan dalam komunikasi mereka. Firman-Nya menjadi tolak ukur, standar nilai-nilai keluarga di tengah tantangan limpahnya media, internet dan sebagainya.Keempat, pasangan suami dan istri akan menjadi ayah dan ibu. Ini merupakan jabatan istimewa, posisi yang tak tergantikan. Banyak orang dapat menggantikan tugas kita sebagai guru, pembicara, atau direktur perusahaan. Tetapi tidak seorang pun yang dapat menjadi ayah dan ibu bagi anak-anak kita, menggantikan posisi suami bagi istri atau menjadi istri bagi suami.Kelima, beberapa penelitian membuktikan, bahwa perkawinan yang sehatdapat menjadi pemulihan hidup dari trauma masa laiu. Keluarga yang intim menjadi benteng stress kehidupan, menjadikan hidup orang yang menikmatinya, sehat serta produktif.Keenam, fungsi-fungsi dalam keluarga berdampak kekal. Kelak, di hari penghakiman-Nya kita semua berdiri dihadapan Tuhan, Hakim yang Adil, termasuk anak dan pasangan kita. Kita perlu menyiapkan ketruarga kita untuk menghadapi kekekalan. Semoga kita tidak disibukkan hanya untuk kekinian, sampai melupakan aspek penting ini bagi anak dan pasangan kita.Boleh dikatakan, keluarga adalah pemberian terindah dari semua yang kita miliki. Orang tua pemberi hidup, anak milik pusaka dan istri adalah kasih karunia. Di dalamnya kitaHal 14

dilahirkan, dibesarkan dan mengenal kasih dan menikmati anugerah-Nya. (*)

BAHAN DISKUSI Apakah Anda bangga dengan pernikahan orang tua Anda? Jelaskan. Menurut keyakinan Saudara selama ini, apakah pandangan Kitab Suci tentang pernikahan? Pernahkan Anda meragukan pasangan Anda? Jelaskan.HAL 152. Ketrampilan PerkawinanSebagai terapis perkawinan saya menjumpai banyak perkawinan yang dimulai dengan cinta berakhir dengan konflik bahkan perceraian. Lalu mengapa tadinya pasutri itu begitu intim, serasi, harmonis bahkan menjadi teladan bagi banyak pasangan, tetapi kini reiasi mereka kritis?Lihatlah Nina dan Erwan (samaran). Mereka memulai pernikahan mereka dengan baiK. Keduanya mengikuti konseling pranikah di gereja. Masa pacaran yang tiga tahun membuat keduanya saling mengenal satu sama lain. Memang ada beberapa ganjalan di hati Nina. Dia merasa Erwan punya gairah seks vang tinggi, dia takut nantinya tidak bisa mengimbangi. Selain itu, Nina juga tidak tahu persis berapa penghasilan Erwan yang sebenarnya.Dari sisi Erwan, yang tidak disukainya dari Nina adalah sifat perfeksionisnya. Tetapi dia suka kerapian dan disiplin Nina. Ini dapat mengimbangi sifat selebor-nya. Mereka berdua berharap, perbedaan ini bisa dijembatani dalam kebersamaan mereka kelak.Hal 16

Hal 17sebanyak-banyaknya untuk berdua, lantas kreatif menggunakan waktu tersebut untuk membangun keintiman.Kedua, baik suami atau istri memahami betul apa yang menjadi perannya dalam perkawinan' Mereka perlu sabar jika pasangannya ternyata lamban dalam memainkan peran dan fungsinya dengan baik atau sulit berubah dari kesalahan dan kelemahan yang dia sudah akui. Ingat, perubahan terjadi dengan tingkat kecepatan yang berbeda-beda.Ketiga, ada kalanya perasaan romantic, keintiman, cinta seakan-akan menguap. Ini bisa disebabkan kesibukan ekonomi yang memburuk atau keadaan anak yang butuh perhatian tinggi di masa remaja. Tak jarang kondisi ini di saat salah satu pasangan sakit dan tidak sembuh-sembuh. Perasaan cinta bisa secara perlahan memudar, bahkan berujung konfik. Jika ini terjadi, sadarilah bahwa perkawinan Anda mendapatkan prioritas lebih baik dari sebelumnya.Keempat, untuk membuat perubahan dari situasi tadi maka usahakanlah perubahan-perubahan kecil' Meski kecil namun dapat membuat hubungan kalian semakin menguat Jangan tergoda ingin membuat perubahan besar atau pencapai yang luar biasa. Jangan! Lebih baik mengupayakan perubahan kecil tetapi rnendatangkan hasil yang besar.Kelima, bersedia untuk membangun ketrampilan guna menciptakan hubungan yang menyenangkan dan positif, Ketrampilan ini tidak mungkin didapat dalam waktu singkat, tetapi yang penting ada usaha untuk menguasaiHal 18

keterampilan tersebut. Yang pasti, masing-masing bisa belajar dan bertumbuh.

KETRAMPILAN PERKAWINANBanyak pasangan yang disfungsi atau penuh konfiik disebabkan karena kurang trampil menjalani perkawinannya. Padahal cara-cara yang diperlukan untuk menciptakan dan mempertahankan perkawinan yang efektif adalah sesuatu yang bisa dipelajari. Untuk mengembangkan dan memelihara hubungan perkawinan yang baik membutuhkan waktu dan komitmen.Beberapa ketrampiian perka=winaft yaflg perlu diiatih adalah:1.Mereka memiliki prioritas mengutamakan keluarga di antara semua aktifitas. Mereka bertekad menjadikan keluarga poros aktifitas. Ada banyak kegiatan yang membutuhkan perhatian dan waktu seperti: karier, hobi, bisnis, kekerabatan, persahabatan pribadi, dan banyak lagi. Suami-istri ini bertekad tidak akan menyakiti pasangan dan anak demi aktifitas lain tersebut.2. Mereka menyediakan waktu lebih banyak dan berkualitas terhadap pasangannya. Termasuk jadwal makan bersama, ngobrol berdua, rekreasi dan berlibur bareng, mengurus anak bersama, dan lain-lain. Mereka memiliki kalender keluarga yang dibuat di awal tahun atau awal semester dan menandai hari-hari khusus untuk anak dan pasangan. Hal 19

3. Mereka berani mengubah kebiasaan dan sikap yang menyebalkan pasangan. Demi menciptakan hubungan yang menyenangkan dan positif, mereka mau mengorbankan kesenangan pribadi. Misalnya suami suka merawat hewan piaraan kesayangan. Dia juga memberi waktu dan uang untuk hobi tersebut. Maka saat sang istri keberaran, suami akan rela mempertimbangkannya. Dia tidak mau menyakiti hati istrinya hanya demi hobinya itu. Sebaliknya, saat istri tahu suaminya suka memancing, meski dia tadinya tidak hobi memancing, dia berusaha menyukai hobi sang suami dan sesekali menemani.4. Mereka sadar bahwa untuk mengubah sifat pasangan membutuhkan waktu. Karena itu mereka tidak akan memaksa atau mendesak pasangannya segera berubah. Misalnya, suami sangar tidak suka sifat istri yang cerewet dominan. Maka sang istri akan berusaha mengurangi secara bertahap dan bukannya berkata, " Saya memang begin (dari sono-nya) sudah sulit bisa berubah. " Atau sebaliknya suami pendiam karena sangat plegmatik. Maka istri tidak bisa memaksa dia berubah agar banyak bicara dan dominan menjadi suami. Akan sangat menolong jika mereka belajar sabar dan memberikan waktu yang diperlukan untuk berubah, sebab perubahan akan terjadi dengan tinngkat kecepatan yang berbeda-beda. Ada kerelaan dan kemauan berubah demi sistem pernikahan mereka menjadi sehat.Hal20

5. Tidak malu mencari bantuan profesional (konselor). Ada kalanya perkawinan yang tadinya sehat dan romantis, mendadak memudar. Cinta seakan-akan menguap. Mereka tidak malu mencari konselor perkawinan untuk memperbaikinya. Dengan bantuan konselor mereka bertekad menggelorakan kembali api cinta yang mulai padam. Caranya: Mereka belajar menghidupkan kembali kenangan akan keindahan hubungan. Bisa dengan cara melihat album kenangan mereka di saat manis atau mengingat kebaikan dan kelebihan serta kekuatan yang dimiliki pasangan. agar tidak fokus hanya pada kesalahan dan kekurangannya saat ini" Saya biasanya menganjurkann mereka ambil cuti berdua untuk menikmati kembali suasana intim tanpa gangguan dari anak atau pekerjaan rutin.6. Menghargai perubahan sekecil apapun. Untuk memperkaya relasi pernikahan seringkali tidak membutuhkan hal-hal spektakuler. Dengan adanya perbedaan kecil yang positif disepanjang perjalanan, bisa menghasilkan hubungan yang menggembirakan. Perubahan-perubahan kecil bisa mendatangkan hasil yang besar. Karena itu puji dan hargailah jika pasangan Anda sudah berubah. Meski perubahan yang sudah ditunjukkan pasanganmu hanya kecil. Misalnya, tadinya sang suami enggan berrnain dengan anak, tiba-tiba dia meluangkan waktu main bola. Katakanlah, "Pa, aku senang melihat kau maindengan si kecil. Thanks ya. "Hal 21

7.Memiliki dan mempertajam visi pernikahan. Visi perkawinan akan membuat pasangan menjadi kuat tangguh menghadapi setiap tantangan. Hanya saja visi ini perlu dievaluasi dan dipertajam setiap tahun. Caranya dengan menetapkan tujuan kecil keluarga setiap tahunnya. Apa yang akan mereka ubah sepanjang tahun baru. Apa yang akan mereka lakukan bagi anak-anak. Apa yang mereka sepakati untuk mengembangkan usaha bersama (karier) tanpa mengganggu hubungan mereka, dan lain-lain. Jadi, ambillah waktu setiap tahun mengevaluasi tujuan pernikahan anda.8. Mengembangkan kejujuran, empati dan ketrampilan mendengarkan. Salah satu hal yang selalu diasah dalam perkawinan yang sehat adalah kemampuan mereka mengkomunikasikan perasaan masing-masing dengan keterbukaan dan jujur. Istri tidak malu atau takut menceritakan tentang Perasaan-perasaannya. Sementara sang suami sedia mendengarkan dengan penuh empati. Ketrampilan mendengarkan ini perlu terus diasah. Jika tidak, pasangan Anda merasa seperti diabaikan (dicuekin).9. Bijak dan trampil berkata-kata. Mereka trampil menunjukkan penghargaan dan penerimaan akan pasanganya. Setiap perkataan dan tindakan pasangan dihargai dengan respon positif. Meski singkat, suami akan berkata, " Good. idea. Ma!" saat istri memberikan saran untuk sesuatu masalah yang mereka bicarakan' Saat mereka bicarakan. Saatmereka bicaraHal 22

selalu lebih dulu dipikirkan matang, bukan asal "omdo", omong doang.10. Trampil menggunakan kata KITA. Mereka mengembangkan "ke-kita-an" dalam perkawinan. Caranya, gunakanlah kata "kita" sesering mungkin untuk masalah keluarga. Dengan kata ini Anda terhindar dari sikap menyerang atau menyalahkan. Misalnya, suatu saat orang tua dipanggil ke sekolah karena pelanggaran tata tertib oleh anak. Suami berkata, "Ma, apa yang bisa kita lakukan untuk masalah anak kita ini?" jangan berkata, " Ma, kau ke sekolah ya urus anak-mu yang dipanggil wali kelas .. !"contoh lain:Pa Bagaimana kondisi keuangan kita saat ini?"Ma, apa yang bisa kita lakukan untuk pengobatan papa kita ( maksudnya sang mertua)""Intinya kalau ada masalah mereka berusaha melibatkan diri dalam masalah itu. Prinsip mereka adalah, pasangan lebih penting dari masalahnya.

BAHAN DISKUSI Dari kasus Erwan dan Nina, apakah ada masalah yang mengganjal hubungan Anda dengan pasangan saat ini? Anda termasuk orang yang cukup sabar menerima perbahahan pasangan Anda atau tidak? Dari sepuluh ketrampilan di atas faktor mana yang sudah ada dalam perkawinan Anda?Hal 23

Ketrampilan nomor berapa yang kurang dan apa yang akan Anda lakukan untuk memperbaikinya? Faktor mana yang sangat sulit dan membutuhkan banyak waktu untuk memperbaikinya? Jelaskan.Hal 24

Pak Ganda (samaran) dibesarkan dalam keluarga yang ayahnya absen, alias jarang terlibat dalam urusan keluarga. Meski ayahnya polisi, tetapi soal anak ayahnya tidah tegas. Saring menyerahkan urusan anak pada istrinya. Mama Ganda seorang yang dominan dan cerewet, Hingga Ganda dan saudaranyn jarang berani membantah atau memberi pendapat pada ibunya. Akibatnya Ganda jarang berpendapat, meski ada konflik dengan Mamanya.Sementara itu istrinya berasal dari keluarga berfungsi. Ayahnya aktif memimpin rumah tangga, dan ibunya mendukung sang ayah. Istri Ganda selalu berusaha tunduk pada suami seperti ibunya. Dia ingin Ganda melakukan hal yang sama seperti ayahnya, memutuskan segala hal prinsip di rumah. Tetapi sayang ganda tidak melakukannya, karena tidak mendapatkan contoh dari ayahnya. Akibatnya istri Ganda suka jengkel setiap kali harus memutuskan untuk masalah keluarga dan anak-anak. Menunggu Ganda bersikap bisa berminggu-minggu, baru ada keputusan. Satu kalimat yang paling mengesalkan istri Ganda adalah, "Terserah Mama ajahal 25

Salah satu pemberian terbaik dalam hidup manusia adalah keluarga. Lembaga ini adalah tempat pembentukan manusia menjadi berguna dan bahagia. Darimanakah sumber seseoorang menjadi presiden, menteri, dokter, musisi, penyair, guru, atau bidan yang baik? Jawabnya adalah dari keluarga. Tidak ada seorang suami dan sekaligus ayah yang berhasil tanpa dukungan istri. Demikian sebaliknya, tidak ada istri dan sekaligus ibu yang sukses tanpa pengayoman suaminya.

PERAN SUAMIDalam masyarakat paternalistik sering ada kabar tak suami menganiaya istri, tidak terlibat banyak dalam pengasuhan anak dan banyak hal lainnya. Bagaimana sesungguhnya posisi dan fungsi utama suami dalam perkawinan?Pada dasarnya posisi pria dan wanita setara. Mereka hanya berbeda dalam fungsi. Secara khusus Tuhan memberi peran istimewa kepada suami, yakni menjadi kepala keluarga. Jika suami dan istri bisa saling menghargai dan melengkapi peran mereka, ini akan sangat membantu Proses Pertumbuhan pernikahan.Suami dipanggil untuk mengasihi istri, melayani istri dengan menyediakan segala hal bagi kepuasan istri. Di dalamnya termasuk: melindungi, mendampingi, dan berkorban bagi istri dalam segala hal. Suami wajib memimpin istri dengan otoritas yang kuat, punya dominasi tapi tidak otoriter.hal 26

Salah satu panggilaln utama para suami adaiah menjadi advokat atau pembela istri. Suami membela istri dari serangan dan tekanan orang lain. Tekanan itu bisa datang dari mertua, anak atau pihak lain.Di rumah sehari-hari ibu tak jarang konflik dengan anak-anak. Mislnya anak menyerang ibunya dengan kata dan sikap yang kasar. Di sinilah ayah sebagai suami terpanggil menengahi hingga membela istrinya bukan menyalahkan atau atau menekan. Maka suami perlu belajar seni membela isri tanpa menyakit hati anak. Tetap bersika obyektif dan adil. Sebab di sisi lain Firman berkata, Hai ayah-ayah, janganlah sakiti hati anakmu.Membela istri di depan anak sangatlah penting dan sehat bagi pertumbuhan perkawinan. jika suami melakukan itu, istri bukan saja merasa dicintai, tetapi sekaligus mengajarkan anak laki-laki betapa pentingnya mereka kelak membela istri mereka. Jika istri dibela, dia merasa dicintai.Jika dia merasa dicintai dia akan bersemangat melakukan banyak hal baik sebagai istri maupun menjadi ibu bagi anak-anak. Jika istri seorang wanita karir, maka ia akan produktif dalam bekerja. Ia membawa kebahagiaan rumah ke kantor, dan kepuasan kantor ke rumah.Pernikahan itu seperti sebuah film yang ditonton anak setiap hari. Suatu hari anak kita menikah mereka akan mengulang sebagian besar lakon kita sebagai suami dan ayah. Anak laki-laki akan meniru ayahnya, dan anak perempuan mengadopsi ibunya. Sebagai orangtua kita dipanggil untuk

hal 27

mendidik anak-anak dan mempersiapkan mereka menjadi seorang suami dan ayah, ibu dan istri. Kita dipanggil menjadi teladan bagi anak-anak.Izinkan saya membagi satu pengalaman membela istri dihadapan anak. Saat itu anak sulung kami baru berusia 9 tahun. Saya berada di Medan memberikan seminar. Anak yang biasanya manis sikapnya, mulai melawan mamanya. Pulang dari Medan saya mengajak anak saya bicara berduaan saja, supaya tidakdilihat mama dan adiknya. Saya memegang pundak sambil menatap mata anak saya dan berkata :"Jo, kau anak laki-iaki bapak. Selama ini kau baik sekali, mengapa kemarin kau lawan mama saat papa tidak di rumah?"Jo menjawab, "SorrY Pa!"Saya melanjutkan, "Oke Jo, lain kali dengarkan mama ya. Ingat Nak, dia yang melahirkan dan membesar kau dengan susah payah. Lagi pula Jo, ingat ya, mamamu itu adalah istriku. Istri papa. Kalau kau membantah mama, berarti kau melawan PaPa juga.. ".Mendengar nasihat itu Jo mengangguk, Sejak itu kembali kooperatif dengan mamanya.

WUJUD CINTA SUAMIKualitas cinta suami dinyatakan dengan Jalan pengorbanan. Kasih seperti ini lebih dari sekedar daya tarik seksual. Kasih ini melibatkan lebih banyak emosi yang mendalam. Kasih

hal 28

yang aktif, bukan pasif. Kasih yang kreatif bukan manipulatif. Kasih yang selalu peduli terhadap kebutuhan istri. Kasih yang selalu ingin melindungi istri dari rasa tidak aman dan rasa tidak berdaya.Ada beberapa wujud cinta dambaan istri:1. Istri membutuhkan pujian, rangkulan dan tanda-tanda cinta romantis lainnya.2. Istri membutuhkan komunikasi mendalam dengan suaminya (bertukar pikiran). Perempuan mempunyai kebutuhan komunikasi verbal yang lebih besar daripada pria. Riset yang dilakukan di New York atas pasangan usahawan dan usahawati menemukan bahwa istri-istri mempunyai kebutuhan bicara dengan suaminya rata-rata 45-60 menit setiap hari. Sedangkan para suami merasa cukup 15-20 menit setiap minggu.3. Istri membutuhkan kehadiran dan pengorbanan suami pada saat-saat khusus seperti kehamilan, kelahiran, sakit, dan haid4. Istri membutuhkan kasih yang terutama dan pertama dari semua hubungan keluarga. Suami jangan sampai lebih mengasihi ibunya daripada istri.5. Dalam hal hubungan seks, istri membutuhkan hubungan yang paling memuaskan.

Suami yang baik tidak sekedar pencari nafkah dan memberi kebutuhan materi. Tapi yang terutama adalah bertanggunghal 29

jawab memimpin keluarga untuk mengenal Tuhan. Suami adalah pemimpin spiritual keluarga, dan menjadi suami dan ayah yang takut akan Tuhan. Ini adalah kunci dasar seorang suami dan ayah menjalankan fungsi lainnya. Suami dipanggil memimpin keluarga beribadah. Itu adalah obat yang sangat manjur bagi kesehatan jiwa dan rohani keluarga yang mendekatkan hati satu dengan yang lainnSuami juga dipanggil untuk melindungi istri. Jika berbuat salah, suami berusaha menutupi kesalahan istri, tidak malah menyerang. Ini berarti suami tidak boleh lebih dulu menuntut istrinya menjadi seorang yang sempurna supaya bias dikasihi. Tetapi berusaha membuat istrinya lebih indah dan lebih baik dengan cara memberikannya kasih, pengorbanan dan pujian. Ia iuga memberikan istri penghargaan yang layak di depan anak-anak dan orang lain.Apabila suami mengasihi istri dengan sungguh-sungguh maka istrinya akan dengan senang hati melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu. Para suami harus meiinilungi dirinya dari hal-hal yang dapat merusak hubungannya dengan istri. Suami menjadi semacam paying rohani yang melindungi istri dan segenap isi keluarga.Sebagai kepala rumah tangga dan pemimpin, suami dipanggil memberi rasa aman. Seperti halnya otak bagi tubuh, suamilah pengendali keluarga. Implikasinya, jika ada masalah dalam keluarga suamilah yang paling bertanggung jawab. Suami tidak boleh menyalahkan atau mengambinghitamkan istri saat

Hal 30

ada masalah keluarga. Sebaliknya dia berinisiatif mencari solusi bersama-sama.

PERAN ISTRISetelah membicarakan peran suami, maka kini kita membahas peran istri. Salah satu hal yang sering dibahas adalah ketundukan istri kepada suami. Di atas sudah dijelaskan bahwa suami dan istri setara dalam posisi, tapi beda dalam fungsi. Tunduk bukan berarti istri kurang penting dibandingkan suami. Tidak! Tunduk adalah sikap respek berlindung, bernaung, dan mendukung suami.Sejauh mana istri tunduk kepada suaminya? Keduanya perlu merendahkan diri di hadapan Tuhan. Tanpa sikap rendah hati satu sama lain maka fungsi ini sulit dijalankan. Keduanya akann mudah terlibat dalam konflik dan ketidakseimbangan.Kata submission (tunduk) dalam bahasa yunani biasa dipakai dalam dunia militer. Kata ini menunjuk kepada perintah dari pangkat yang iebih tinggi ke yang lebih rendah. seperti ketundukan total seorang kolonel kepada jenderalnya, begitulah seorang istri tunduk kepada suaminya. Ini bukan berarti inferior, juga bukan dalam konteks rela dijajah dalam kekuasaan suami. Tidak. Istri dicipta sebagai citra Tuhan yang setara dengan pria. Analogi ini terbatas, tapi semoga bias memberikan sedikit gambaran betapa pentingnya posisi istri.Dengan analogi di atas maka kita sadar bahwa seorang jenderal tidak boleh masuk ke pertempuran tanpa mintahal 31

pertimbangan kolonelnya. Demikianlah posisi suami, tidak boleh mengambil keputusan penting tanpa konsultasi dengan istri. Sesudah konsultasi dengan istri dan mempertimbangkan dengan matang dan dalam takut akan Tuhan, barulah suami mengambil keputusan akhir.Allah menjadikan wanita sebagai penolong pria. Dalam rencana Allah, istri adalah penolong yang tepat untuk suaminya. Allah menciptakan wanita untuk bersahabat dengan suaminya. istri dihadirkan untuk melengkapi suaminya.Bagaimana cara seorang istri menolong suaminya? Yakni dengan membuat rumahnya sebagai tempat yang aman. Ia dapat dipercaya. Seorang istri memelihara sikap yang baik, mendiskusikan segala sesuatu dengan penuh kasih, terbuka, dan jujur. Ia puas dengan posisinya, miliknya, tugasnya. Saat adakonfilik dan suami melakukan kesalahan, ia rela mengampuni. Ia seorang yang cakap, rajin, dan kreatif, Ia memberi advis ke suami pada waktu dan cara yang tepat. Juga menjaga kecantikan, khususnya batiniah (hati) dan memelihara kehidupan rohani yang baik. Ia bekerja sama dengan suaminya untuk mendidik anak-anak. Seorang istri berusaha membangun loyalitas anak-anak kepada ayahnya, dan menyatakan terima kasihnya kepadanya. Jadi secara umum pelayanan istri dalam keluarga mencakup sebagai penolong dan pelengkap suami, penghibur dan pendamping suami, penurut dan pendukung suami, penghormat dan pemuji suami.

hal 32

memang ada satu pertanyaan yang sering muncul sehubungan hal ini. Mana yang lebih dulu terjadi, suami mengasihi atau istri respek kepada suami? Jawabannya adalah suami harus lebih dulu mengasihi. Sebab ia adalah kepala keluarga. Respek akan datang kemudian. Kasih suami juga tidak bergantung dari respek istri. Kalau kasih suami bergantung dari respek istri. Kalau kasih suami bergantung dari respek istri, itu bukan kasih agape, itu hanya cinta eros atau philia. Istri membutuhkan kasih agape.Namun jika ada ketidaknormalan dalam komunikasi, suami memiliki masalah dengan mental dan kepribadian, maka istri yang lebih sehat atau waras lebih dulu mengedepankan perannya. Istri lebih dulu respek kepada suami meski tidak layak dihormati.Sebagai penolong bagi suami, seorang istri memerlukan kecantikan batiniah, yaitu sifat, watak karakter dan ketrampilan olah batin dari seorang wanita. Perempuan yang punya kecantikan batiniah lebh berharga dari pada permata. Kecantikan batiniah adalah perhiasan yang selalu melekat dalam diri wanita yag menggunakannya. Sejatinya para pria yang takut akan Tuhan lebih menyukai dan peduli pada kecantikan batiniah ini.Pesona lahiriah akan merosot dari tahun ke tahun, tetapi tidak demikian kecantikan batiniah. Ia akan diperbaharui dari hari ke hari menjadi lebih cantik dan indah serta mempesona. Kecantikan itu pertama-tama datang dari dalam hatinya.Jika anda punya kecantikan batiniah. Hati suamimu akan percaya (trust) kepadamu dan dia akan merasa sangathal 33

beruntung. Suamimu akan selalu merasa bersyukur kepada Allah atas dirirnu. Dia juga tak segan memuji-muji engkau di depan sahabat dan kerabatnya.

BAHAN DISKUSI Apakah Anda dibesarkan ayah yang berfungsi sebagai ayah dan suami? Jelaskan. Apakah ibu Anda seorang yang dominan atau permisif (tunduk) pada suami. Jelaskan. Untuk para suami: Apakah sebagai suami Anda cukup berperan di rumah saat ini, baik sebagai ayah atau suami. Jelaskan. Untuk para istri: Apakah sebagai istri Anda berperan dengan baik sebagai ibu dan istri? Jelaskan. Dalam menjalani peran sebagai istri atau suami, fungsi mana yang Anda rasa perlu ditingkatkan? Jelaskan.

HAL 34

Perkawinan Sebagai Perlindungan

Perubahan drastis telah melanda institusi pernikahan dan keluarga dewasa ini. Perubahan tersebut membawa konsekuensi yang luar biasa, antara lain mengubah perasaan. harapan, nilai-nilai dan pola tingkah laku manusia. Perubahan itu, secara langsung ataupun tidak, melanda keluarga. Salah satu dimensi keluarga yang sangat dipengaruhi adalah hilangnya relasi yang intim antara suami-istri.

TUNTUTAN HIDUP YANG KOMPLEKSSetting sosial masyarakat kini melahirkan masyarakat dan keluarga yang makin individualis dan impersonal. Akibatnya manusia makin jauh dari relasi, bahkan dari orang terdekat sekalipun seperti keluarga. Hal ini kemudian menimbulkan satu kehausan yang sangat besar dan mendalam akan intimasi.Di sisi lain, manusia pada dasarnya adalah mahluk social (social being). Artinya, manusia membutuhkan ikatan (bonding) atau hubungan yang intim dengan orang-orang yang terdekat,Hal 35

khususnya keluarga. Ikatan batin ini penting sebab menjadikan seseorang tahan terhadap stres dan kecemasan.Akibat tuntutan kehidupan dan niiai hidup yang mengutamakan uang membuat banyak ibu harus bekerja di luar rumah. Bekerja tentu bukan masalah, namun akibatnya mereka menjadi kurang mempunyai waktu menciptakan hubungan yang saling membangun dengan pasangan dan anak-anak. Intimasi menjadi sesuatu yang langka, sekalipun dalam pernikahan. Padahal, pernikahan dirancang untukmenghadirkan relasi yang intim (Sproul, 1975).Kebutuhan akan intimasi pada hakekatnya merupakan sesuatu yang intrinsik dalam diri manusia. Seperti diungkapkan oleh Storkey: Human beings are created for intimacy to know and. to be known, to love and to be loved (Storkey, 1995). Jadi, kebutuhan akan keintiman ini bukan sesuatu yang baru. Meskipun bukan hal yang baru, kedalaman dari pencarian akan intimasi adalah baru bagi era kita sekarang ini. Sebab kitahidup di dalam dunia yang makin sulit dan tidak kondusif untuk menjadi manusia sepenuhnya.Berkurangnya waktu bersama keluarga, khususnya anak-anak, menambah stress dan konflik tersendiri. Konflik tersebut menurut James Levine (Levine, 1997) adalah konflik Antara 'mengutamakan kehidupan kerja atau keintiman keluarga. Ternyata dari beberapa penelitian yang dikumpulkan oleh Levine, tidak hanya kaum ibu yang mengalami konflik atau stresHal 36

tersebut, tetapi juga kaum ayah. Stres berperanan menciptakan keluarga-keluarga yang disfungsi.

KEINTIMAN TINGGI, STRES RENDAHBeberapa hasil penelitian menunjukkan keintiman berkaitan erat dengan stress. Relasi yang intim bisa menjadi semacam benteng bagi efek negatif dari stress. Survei membuktikan, mereka yang intim dengan pasangan, lebih sedikit mengalami syndrome yang berkaitan dengan stress dan paling cepat mengatasi berbagai penyakit. Mereka juga paling sedikit kemungkinan kumat dengan penyakitnya dibandingkan mereka yang tidak memiliki relasi yang intim.Untuk itu, orang yang menikah perlu belajar merawat dan mengembangkan keintiman, sebab ini berkaitan dengan kesehatan Anda. Secara praktis, berikanlah waktu yang cukup bersama pasangan. Usahakan Anda menjadi teman bicara yang menyenangkan, sedikit ada humor dan canda. Sukalah membantu ketika pasangan membutuhkan pertolongan. Anda tidak hanya fokus pada bisnis dan karir pribadi, sebaliknya perhatikan pada pasangan Anda. Berusahalah memikirkan bagaimana agar pasangan Anda senang dan puas.Merawat cinta berarti peduli, bersedia berbagi dan menyatakan diri pada pasangan tanpa rasa takut atau berpura-pura. Ada kerelaan memelihara pasangan dan memproteksi kebutuhan fisiknya dengan baik. Dalam hal ini termasuk berkorban bagi pasangan, membela pasangan saat dia terancam.Hal 37

Semua ini akan memberikan Pasangan Anda rasa aman yang paling mendasar.Olson dan Schaefer (1981) memberikan beberapa bentuk keintiman Yang lain, Yaitu:1. Keintiman emosi. Ini merupakan pengalaman kedekatan secara perasaan, kemampuan membagikan perasaan secara terbuka, dan mendapat perhatian penuh dari pasangan. Wujudnva adalah kerinduan untuk bersama, ada kesukaan ngobrol dan jalan berdua. Intinya, sediakan waktu bermesraan secara emosi.2. Keintiman social. Pengalaman memiliki teman dan kegiatan sosial bersama-sama. Wujudnya, tidak mudah cemburu. Sebaliknya mau akrab bergaul dengan sahabat pasangan Anda. Menyediakan waktu ngobrol dan bertemu dengan sahabat masing-masing.3. Keintiman seksual (bagi suami-istri). Ini adalah pengalaman menyatakan afeksi, sentuhan, kedekatan secara fisik dan aktivitas seksual. Wujudnya adalah punya rasa tertarik tubuh pasangan, mengalami orgasme dan bebas dalam mengkomunikasikan masalah seksual. Tipsnya, sediakan waktu berkala menikmati hubungan seksual dengan pasangan Anda sesuai kebutuhan dan kesepakatan, juga kreatif melakukannya.4. Keintiman rekreasional. Pengalaman membagi kesukaan lewat hobi, olahraga, dan rekreasi bersama. Kemampuan menikmati waktu senggang bersama. Rencanakan berlibur

Hal. 38

setidaknya dua kali setahun, yang menyenangkan bagi kedua belah pihak termasuk anak-anak.5. keintiman spiritual. Kemampuan menikmati persekutuan bersama secara rohani, bertumbuh secara iman serta saling mendoakan. Selain menikmati iman yang utuh, perlu saling menguatkan saat pasangan dalam kondisi tertekan dan banyak pergumulan. Anda menjadi teman sharing menyenangkan dan menguatkan.Jika Anda bisa membangun dan merawat keintiman di atas, maka Anda membawa kenikmatan, kepuasan pada pasangan dan diri Anda sendiri. Anda menikmati kegembiraan, kedamaian, ketentraman, dan minim stres. Sebaliknya, jika Anda tidak merawat cinta dan keintiman dapat membawa hasil yang negatif a ntara lain, mudah sakit, banyak keluhan fisik dan psikis. Akhirnya, perkawinan tanpa keintiman menimbulkanketegangan dan kesulitan yang mempengaruhi kinerja dan karir Anda.

BERDUA LEBIH BAIK DARI SENDIRIPada tahun 1985 dokter memberitahu kami bahwa ibu saya (Wita) menderita kanker payudara stadium 3. Kami sangat terkejut dan sedih. Ayah saya hanyalah dosen di sebuah perguruan tinggi kedinasan, sedangkan kami tujuh bersaudara masih sekolah, belum ada yang bekerja apalagi menikah.

Hal 39

Yang menghibur kami adalah mama saya bersemangat untuk sembuh. Papa saya pun mengubah sikapnya terhadap mama. Papa menjadi tebih sabar. Walaupun kami semua bisa menyetir, papa selalu berusaha menemani mama menjalani kemoterapi yang menyakitkan itu. Adik-adik saya yang selama ini cenderungcuek satu sama lain, ternyata rela mengorbankan kepentingan pribadinya demt menolong dan menguatkan mama. Rasanya penyakit mama mempersatukan kami bersembilan.Ketika akhirnya payudara mama yang sebelah kiri terpaksa dioperasi, mama lebih banyak berbaring di tempat tidur. Biarpun tidak banyak yang dikerjakannya secara fisik, kami lebih suka melihat mama kami di rumah. Kalau mamamerasa kuat, saya sering ngobrol dengan dia. Mama selalu mengatakan, Anak-anak dan papa adalah kekuatan untuk bertahan hidup.Saat mengingat kembali perjuangan mama menghadapi penyakitnya, saya menyetujui kalimat di atas. Mama berhasil bertahan lebih dari 10 tahun. Dia sempat melihat saya dan adik saya menikah, menyaksikan kelahiran anak kelahiran anak sulung saya. Pernikahan membuat mama lebih kuat menghadapi penyakitnya.Dalam bukunya Marital Therapy Len Sperry J. Carlson (1991) mencatat Penemuan terbaru tentang dampak perkawinan terhadap kesehatan fisik. Diteliti juga status kesehatan mereka yang sudah duda dan janda. Termasuk dampak perceraian terhadap kesehatan, serta serta kehidupan bagi mereka yang menikah ulang (kawin lagi). Secara umumHal 40

Ditemukan bahwa perkawinan terbukti sebagai benteng perlindungan. Mereka yang menikah umumnya lebih sehat. Sebaliknya keretakan perkawinan mempengaruhi imunitas tubuh seseorang.Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pernikahan mendatangkan efek positif pada kehidupan seseorang. Di Amerika, para pria yang menikah menduduki tingkat kematian terendah.Orang yang menikah terbukti lebih sedikit melakukan kunjungan ke dokter dibandingkan mereka yang sama sekali tidak pernah menikah. Ditemukan juga mereka yang tidak menikah cenderung lebih banyak minum-minuman keras, dan menduduki faktor risiko lebih tinggi terkena penyakit dan mengalami kecelakaan. Di samping itu mereka yang tidak pernah menikah dilaporkan jauh lebih sering sakit dibandingkan orang yang menikah. Ditemukan juga bahwa orang yang berpisah (bercerai) lebih sering sakit dibandingkan mereka yang menikah dan yang tidak pernah menikah. Mereka yang bercerai ditemukan jauh lebih sering menjadi pasien rawat inap atau pasien rawat jalan di bagian psikiatri.Pendeknya, di antara berbagai kelompok pernikahan; orang-orang yang bercerai dan hidup berpisah mempunyai status kesehatan terburuk. dan paling banyak menggunakan hak untuk ke dokter dan paling lama menjalani rawat inap di rumah sakit.

Hal 41

PERKAWINAN SEBAGAI PERLINDUNGANPerkawinan (yang sehat) melindungi pasangan suami/isteri dari stres. Kebiasaaan rutin, asupan gizi yang cukup, dukungan sosial, keintiman, dan adanya aiasan untuk hidup, adalah faktor-faktor yang menyebabkan perkawinan menjadi semacam perlindungan. Termasuk menjadi semacam benteng stress.Dalam buku yang sama dituliskan hasil penelitian Goodwin terhadap hampir 28.000 pasien kanker. Goodwin mencatat bahwa pasien yang menikah mempunyai kemampuan bertahan hidup 23% lebih tinggi dibandingkan pasien yang tidak menikah. Para peneliti menyatakan bahwa bertambahnyaharapan hidup ini diperoleh dari perlindungan emosi yang dihasilkan oleh pernikahan. penelitiian juga menunjukkan bahwa orang yang menikah, cenderung mendapatkan diagnosa kanker pada tahap yang lebih awal, lebih sering menerima Penanganan kuratif dan perayanan terbaik dibandingkan orang yang tidak menikah. Perubahan gaya hidup yang diakibatkan oleh adanya kekacauan dararn pernikahan seringkali mengakibatkan stress psikososial yang bisa melahirkan berbagai konsekuensi serius.Saya (Wita) teringat ketika dokter mengatakan ada myom pada rahim saya beberapa tahun lalu. Dalam waktu beberap jam saja saya harus memutuskan untuk menjalani operasi pengangkatan Rahim. Yang muncul dalam pikiran saya adalah siapa yang mengurusi (mengingat suami saya punya jadwal kerja yang ketat), berapa banyak biaya yang diperlukan, bagaimanaHal 42

kedaan saya pasca operasi, ganaskah myom saya, dan lain-lain. Ini membuat saya cukup tegang.Ketika membicarakan soal ini dengan suami saya, dia menenangkan hatiku, "Kamu istri saya," katanya,"yang penting kamu sembuh. Tenang saja." Segera dia membatalkan semua jadwalnya seminggu ke depan, menemani saya ke dokter dan selama operasi, mengunjungi saya setiap hari (dia tidak bias menginap karena ada anak di rumah). Ketika pulang ke rumah dia meminta anak-anak tenang agar saya dapat beristirahat.Dukungan pasangan dan anak-anak sangat menentukan ketika seseorang mengalami penyakit, terutama penyakit yang berat. Dia perlu merasa aman dan tidak menyusahkan orang lain dengan penyakitnya. Bukankah pasangan dan anak-anak adalah bagian dari diri kita dan bukan "orang lain"?Para peneliti seperti Kiecolt-Glaser, dkk (1987) telah mempelajari dampak kekacauan pernikahan terhadap imunitas tubu. mereka menyimpulkan bahwa kesehatan mental akan mempengaruhi kesehatan fisik melalui terjadinya perubahan sistem imun yang selama ini menahan serangan penyakit. Secara spesifik mereka menemukan bahwa para wanita yang berada dalam pernikahan tidak bahagia menunjukkan imunitas yang menurun.Raja Salomo pernah menuliskan:"Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baih dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapiHal 43

wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?"Setiap kita yang menikah usahakan menjaga agar (sistem) pernikahan Anda bisa berfungsi dengan baik. Jadilah suami atau istri yang peduli dengan pasangan Anda. Lebih dari apa pun, termasuk karir. Sedangkan bagi mereka yang sudah ditinggal (mati) pasangan dan memikirkan untuk menikah ulang, temui seorang penasehat perkawinan. Doakan dan pertimbangkan pernikahan kembali itu dengan sangat hati-hati dan matang.

"ORANG SIANG" MENIKAH DENGAN ORANG MALAMTidak sedikit dari angkatan kerja dewasa ini bekerja secara bergiiiran. Penelitian menunjukkan bahwa bekerja secara shift merupakan salah satu stressor yang bisa memperburuk masalah kecil yang.sebelumnya sudah ada. Atau memicu konflik kecilmenjadi lebih besar. Salah satu penyebab adalah pekerja shift ini tidurnya kurang dari 7 jam. Tidak mengherankan jika mereka yang bekerka dengan system shift cenderung mengalami penyakit hingga meningkatnya kematian.Pola kerja skift ini juga pemicu konflik pasutri. Sebab "orang siang" cenderung lebih menyukai kegiatan fisik dan meluangkan banyak waktu di luar rumah. Mereka umumnya mengoptimalkan energi dan performa tugasnya jauh lebih bagus bekerja di siang hari. Sebaliknya "orang malam" cenderungHal 44

tidak menyukai kegiatan fisik. Mereka memiliki keterlibatan sosial yang tinggi, cenderung lebih aktif secara seksual, dan lebih menyukai hubungan badan di penghujung hari.Dengan perbedaan itu maka pernikahan Antara orang siang dan orang malam bis amelahirkan stress daam hubungan pasangan. Pasangan yang berbeda irama ini akan lebih sedikit percakapan serius dan kegiatan bersama, khususnya aktivitas seksual.Salah satu potensi konflik yang paling umum terjadi adalah, setelah bekerja di malam hari orang yang bekerja shift mala mini membutuhkan suasana damai dan tenang di pagi hari. Namun, pada saat yang sama, pasangan dan anggota lainnya justru baru memulai aktivitas di pagi hari. Suasana heboh di pagi hari tentu saja mengganggu ketenangan tidurnya.Salah satu masalah lain adalah pria yang shift malam merasa tidak ada tanggung jawab ketika pulang tugas di pagi hari. Tetapi bagi perempuan yang bekerja di shift malam masih harus menjalankan tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu di rumah. Dia wajib mengurus rumah, memasak, meyiapkan anak ke sekolah, dan sebagainya. Hal ini tentu mengurangi jumlah jam tidur dan mempengaruhi emosi istri.Di samping itu keduanya jarang bertemu dan sangat sedikit waktu untuk menikmati hiburan dan rekreasi bersama. Padahal dalam kondisi stress akibat bekerja dalam system shift, mereka butuh hiburan dan penguatan. Jangan heran, godaan

Hal 45

menyeleweng menjadi besar jika tidak mampu mengelola konflik dan tekanan situasi ini.Pekerja shift yang berisiko paling besar menghadapi disfungsi fisik dan perkawinan adalah mereka yang bekerja berdasarkan rotasi seperti perawat, polisi, petugas di unit gawat darurat dan pekerja pabrik yang bekeria dengan shift berubah-ubah. Jam biologis mereka benar-benar menjadi tidak beraturan.

BAHAN DISKUSI Apakah Anda merasakan pernikahan anda sebagai perlindungan dari tekanan atau malah sebagai sumber stress Anda? Dari lima area keintiman di atas, area mana yang sudah ada dalam pernikahan Anda dan mana yang masih perlu dibangun? Jelaskan. Apakah Anda merasa cukup punya waktu bersama pasangan dan anak di rumah? Jelaskan.Hal 46

Dalam seminar pasutri di beberapa kota, Penulis sempat membuat survei sederhana ini guna mengawali pembicaraan, seandainya Anda diizinkan lahir hembali dari Rahim ibu, kemudian Anda menjadi dewasa dan menikah, apakah Anda akan memilih suami atau istri Anda sekarang menjadi pasangan AndaTernyata, 30% menjawab: tidak. Artinya, ia akan memilih orang lain menjadi pasangan hidupnya. Ini suatu fenomena yang menarik. Andai setiap pasangan mau dan tahu mengidentifikasikan perkawinannya, maka akan ditemukan sumber masalahnya. Dia akan tahu membedakan apakah pernikahannya memuaskan atau tidak, berfungsi atau tidak.Sistem perkawinan disebut berfungsi jika di dalam perkawinan itu terjadi hal-hal yang membuat institusi tersebut tumbuh. Penting diingat bahwa perkawinan merupakan satu proses yang terus berubah, baik ke arah positif (bertumbuh) maupun negatif (mandeg, stagnasi) .Hal 47

Dalam buku"Mirages of Marriage" dijelaskan ada empat kategori kepuasan dalam perkawinan (Lederer dan Jackson,1968).1. Kepuasan pernikahan yang stabilKategori ini dicirikan dengan hadirnya kerjasama yang baik antara suami dan istri. Biasanya latar belakang mereka agak sama alias sepadan. Tiap orang dengan jelas mengerti pasangannnya sedalam-dalamnya. Komunikasi mereka biasanya efektif dan tanpa pesan ganda yang membingungkan. Inilah yang membuatmereka mudah membangun kepercayaan satu sama lain.Di samping itu mereka mampu menerima perbedaan yang ada. Mereka kreatif membangun identitas masing-masing. Mereka tidak memaksa pasangannya menjadi seperti apa yang dia maui. Mereka dapat bekerjasama dan mengasuh anak tanpa rasa cemburu. Dalam hubungan ini bukan berarti mereka setuju, tetapi mereka belajar saling menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang terbaik.

2. Kepuasan Pernikahan yang tidak stabil (umumnya merasa puas, hanya kadang tidak puas)Mereka merasa puas satu sama lain, hanya kadang-kadang ada peristiwa yang memicu rasa tidak puas. Meski mereka merasa memiliki relasi yang menyenangkan, namun sewaktu-waktu kekecewaan mereka sulit disembunyikan.

Hal 48.

Biasanya kekecewaan tadi nampak saat ada kondisi yang sulit. Tiba-tiba muncullah ledakan sikap agresif. Kemarahan yang selama ini disembunyikan mulai terbuka. Mereka saling melukai, dan perang dingin. Ada sikap bermusuhan dan dan tidak saling bicara beberapa waktu, kadang bisa satu hingga dua hari. Dalam keadaan ini mereka bisa merasa rurnah tangga seperti neraka.Sedikit saja ada perubahan, misalnya tiba-tiba anak lari dari rumah. maka langsung konflik mereka memanas. Muncul perasaan kurang puas, kemudian menyerang pasangannya sebagai sumber masalah.

3. ketidakpuasan pernikahan yang tidak stbail (lebih banyak merasa tidak puas, hanya kadang puas) Mereka yang masuk dalam kategori ini seringkali karena mereka tidak saling mencintai namun terpaksa menikah. Meski menyadari bahwa mereka sebenarnya pasangan yang tidak bahagia, tetapi keduanya segan melakukan perubahan apa pun, Bisa dibilang, mereka sudah putus asa. Mereka samaSekali sudah tidak dapat mengekspresikan kemarahannya secara terbuka.

Karakteristik utama pasangan ini adalah berkelahi secara diam-diam, mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan secara kasar, humor yang berarti ganda, dan lelucon yang menyinggung perasaan. Metode nonverbal yang dipakai adalah dengan alkohol, frigid, dan lain-lain.Hal 49

Beberapa pasangan lain melakukan penyelesaian dengan cara sang istri mengizinkan suaminya untuk menikah lagi agar diperoleh kedamaian yang sementara. Atau suami mengizinkan istrinya menghabiskan sejumlah uang untuk bersenang-senang dengan membeli pakaian baru, dan sebagainya.Mereka sering memberi kesan seolah mereka pasangan yang kompak, tapi mereka telah berpisah secara emosional dan fisik. Ketika ada kesempatan untuk berdua mereka saling mengabaikan, dan membuat perasaan mereka sungguh-sungguh terpisah.Kelompok ini memang berusaha akan mempertahankan pernikahan (tidak mau bercerai), namun hidup pernikahan mereka diwarnai banyak ketidakpuasan. Sayangnya mereka tidak berusaha mencari bantuan konselor. Mereka mengalihkan ketidaknyamanan ini dengan memberi perhatian pada anak-anak. Si istri mengurus anak, nampaknya dengan senang hati tetapi ini hanya upaya pelarian saja.

4. Ketidakpuasan pernikahan yang stabil (sama sekali tidak puas)Ini merupakan yang terburuk dari semua pola yang ada. Mereka adalah individu yang sampai tua hidup bersama dalam ketidakpuasan pernikahan. Kondisi ketidakbahagiaan ini stabli dikarenakann keduanya sudah tidak mampu mengetahui pokok masalah yang tidak memuaskannya. Seperti kalau kita tinggal di komplek perumahan yang berdampingan dengan pasar yang

Hal50

Bau busuk dan jorok. Lama kelamaan bau busuk itu tidak terasa karena sudah biasa.Di depan orang lain mereka mengklaim mempunyai pernikahan yang indah. Jikalau mereka pergi ke konselor, mereka hanya mengkonsultasikan masalah anak-anak mereka, bisnis dan lain-lain. Mereka tidak pernah mencari pertolongan untuk masalah perkawinan mereka sendiri.Bahkan sang istri atau suami tampak aktif secara social keagamaan. Datang di hadapan temannya dengan kesaksian indah-indah, dan mengatakan "keluarga kami begitu indah dan memuliakan Tuhan". Sebaliknya sang suami dapat mengatakan, "Istriku adalah yang tercinta dari semua wanita di dunia ini." Namun dalam realita sesungguhnya itu adalah bohong.

MEMERDAYAKAN SISTEMPerkawinan adalah sebuah sistem. Menurut konsep ini, keseluruhan sistem (yaitu sistem pernikahan) lebih lebih penting dari penjumlahan bagian-bagiannya (yaitu sistem suami, sistem istri,sistem anak no 1, dan seterusnya). Keseluruhan system terdiri dari semua bagian-bagian plus cara bagian-bagian itu bekerja dalam relasi satu terhadap yang lain.Untuk menyederhanakan pengertian ini, lihatlah contoh. Berikut:Keluarga Agus akan berlibur ahhir tahun ke suatu tempat. Agus sebenarnya sudah bosan bepergian, mengingat dalam sebulanHal 51

dia menghabiskan dua minggu ke berbagai kota dan negara dalam rangka kerja. Dia mau tenang-tenang di rumah merayahan tahun baru di depan televisi. Tetapi istri dan anak-anaknya sudah lama minta jalan-jalan ke Bali. Istri Agus ingin menapaktilasi tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi ketika berbulan madu 15 tahun lalu. Sedangkan ketiga anak mereka belum pernah ke Bali. Saking semangatnya, anak-anak Agus sudah menentukan tempat-tempat yang akan dilihat, termasuk Kintamani, Ubud, dan lokasilain.Dilihat dari konsep sistem pernikahan, maka ada tiga sistem dalam peristiwa ini, Yaitu:1. Sistem Agus dan keinginannya untuk relaks2. Sistem istri Agus dan kerinduannya napaktilas3. Sistem anak-anak Agus dan keinginan mereka untuk melihat Bali

Karena sistem keluarga jauh lebih penting dari system masing-masing anggotanya, maka Agus, istrinya, dan anak-anakny asebagai anggota keluarga, berusaha menyesuaikan diri agar semua orang dalam keluarga itu mencapai keinginan bersama. Misalnya Agus mengabaikan keinginannya untuk santai demi istri dan ketiga anaknya. Maka mereka sekeluarga tetap ke Bali dengan mengurangi waktu (supaya ada tersedia hari untuk ayahnya santai di rumah) dan membatasi tempat yang dikunjungi. Jadi, ketiga sistem dalam keluarga sama-sama menikmati liburan.Hal 52

Pernikahan adalah satu kesatuan yang kompleks yang terbuat dari sedikitnya tiga perbedaan tetapi menjadi system-sistem yang interindependen: sistem dari pria (keberadaannya yang total; keberadaan wanita (keberadaan yang total); dan system pernikahan itu sendiri, yang diperoleh dari interaksi pria-wanita. Sistem pernikahan itu mengalir ke dalam satu keberadaan secara spontan ketika sistem keberadaan dari wanita-pria itu menjadi satu. Ini merupakan satu contoh yang baik, bahwa keberadaan yang menyeluruh lebih baik daripada jumlah bagian-bagiannya.Menurut sistem ini satu perubahan terjadi ketika bagian-bagiannya berubah. Sama seperti keluarga Agus dalam contoh di atas, masing-masing bagian saling menyesuaikan demi kepentingan sebuah keluarga. Segala sesuatu dalam alam semesta ini berinteraksi satu dengan lainnya. Khususnya manusia, setiap tindakannya pasti mempunyai pengaruh terhadap hal-hal di sekitarnya, meskipun kecil.Konsep ini menyatakan bahwa, perubahan tingkah laku dalam pasangan selalu menimbulkan reaksi dalam tingkah laku pasangannya. Banyak suam-istri heran mengapa mereka begitu berbeda di depan publik daripada jika di rumah sendiri. Memang kehadiran orang lain seringkali memberi stimulant untuk membuat mereka bersatu, dan membentuk satu system yang baru. Namun biasanya yang satu dapat melihat perubahan pada diri pasangannya, tapi dalam dirinya sendiri tidak dapat dilihatnya.

Hal53

Gambaran pernikahan menjadi suram hanya jika suami dan istri gagal menghadapi fakta bahwa keduanya sedang berjuang menghadapi konsep "keakuan" dan "kekitaan" dalam seluruh hidup mereka. Jika mereka menyadari dan menerima hal ini maka pernikahan dimungkinkan bekerja dengan baik.Secara umum ada enam pola sistem perkawinan, yaitu:1. Keluarga yang cuek. Mereka menerapkan pola loe-loe, gue-gue, yaitu suami dan istri bekerja secara otonomi dan mengabaikan satu sama lainnya. Dalam sistem ini sikap kooperatif menjadi sangat sulit atau bahkan mustahil dikerjakan. Masing-masing orang hidup dalam kondisi terluka.2. Keluarga dengan "kekitaan" yang rendah. Dalam hal tertentu rnereka bisa bekerja sama, tetapi dalam hal lain tidak mau pasangannya ikut campur. Misalnya pasangan itu bisa bekerja sama jika ada masalah dengan anak-anak mereka. Tetapi keduanya sama-sama tidak ingin dicampuri (mandiri) dalam bidang keuangan atau lainnya.3. Keluarga dengan dominasi yang berlebihan dari salah satu pihak (suami atau istri). Perasaan diabaikan akan muncul jika salah satu mulai menjadi lebih otonomi (dominan) dari yang lain. Misalnya, istri menjadi lebih dominan dari suami.4. Sistem keluarga simbiotik. Dalam sistem ini orang tua dan anak-anak berfungsi otonomi pada beberapa hal, tapi mereka bisa bekerja sama secara simbiosis. KebersamaanHal 54

Mendapatkan tempat bagi pertumbuhan perasaan semuanya. Ini system yang paling sehat. Satu kesatuan dari organisme (dalam hal ini suami-istri) hidup dan saling menyentuh satu dengan lainnya. Mereka saling memberi kontribusi dukungan satu dengan yang lain. Mereka tidak dapat berfungsi secara otonomi, dan jika mereka berpisah mereka tidak dapat berfungsi secara efisien. Kata yang dipakai akhir-akhir ini untuk simbiosis adalah 'togetherness'.System orang tua menenggelamkan sistem anak-anak. Ini terjadi jika misalnya orang tua terlalu sibuk, sehingga cenderung mengabaikan anak-anak. Maka anak-anak akan merasa terabaikan.Sistem anak-anak menguasai otonomi orang tua. Dalam system ini favoritism dan pola asuh memanjakan dari salah satu atau kedua orang tua menjadi penyebab. Dalam hal ini bersaing merebut perhatian anak-anak. Jika yang satu merasa memperoleh penghargaan yang tidak sama, maka yang lain akan merasa diabaikan atau ditolak oleh pasangannya dan anak itu sendiri.

KEYAKINAN DAN KEPUASAN PERKWAWINAPasangan-pasangan yang berhasil memelihara hubungan memuaskan selama bertahun-tahun akan memiliki beberapa karakteristik tertentu. Di antaranya adalah memiliki keyakinan-keyakinan berikut ini (Marital Therapy,1991):Hal 55

1. Masing-masing meyakini bahwa manusia itu terbatas dan tidak sempurna. Karena itu belajar membuang sifat merasa benar sendiri dan sifat menghakimi. Justru ketidaksempurnaan pasangan dilengkapi oleh sang pasangan.2. Mereka menyadari bahwa setiap orang memiliki persepsi, dan karenanya bisa memandang satu peristiwa dengan sudut pandang yang berbeda. Dalam hal ini masing masing membutuhkan empati dan kesediaan untuk mendengarkan.3. Suami/isteri yang berhasil adalah memiliki keyakinan mendasar bahwa pasangannya (selalu) mempunyei motivasi yang sehat dan karenanya patut dihargai. Saat mendengarkan pengakuan yang negatif, pasangan tidak menghakimi, sebaliknya memberi diri menjadi pembela pasangan.4. Pasangan yang berhasil selalu memiliki dan peran social yang baik. Mereka memiliki perjumpaan social manusia lain, jadi pasangan yang gaul, dan tidak cepat cemburu (menuduh) pada pasangan yang punya kedekatan relasi dengan orang tertentu. Pasangannya diberi ruang memiliki komunitasnya.5. Suami/isteri yang sehat mempunyai keyakinan akan adanya sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Keyakinan ini bisa tersimpan dalam bentuk keyakinan agama atau memlalui komitmen kepada sesuatu yang dianggapnya sangat penting.Hal 56DISKUSI Apakah Anda merasa puas dengan pernikahan Anda? Jelaskan. Dari enam sistem perkawinan di atas, pernikahan Anda masuk kategori mana? Jelaskan. Hal apa yang Anda akan lakukan sendiri arau bersama pasangan agar pernikahan Anda lebih memuaskan?Hal 57

6. Kelenturan Dalam Perkawinan: Seni Mengelola Konflik Pasutri

John, sedang mengalami depresi yang berat. Ia merasa istrinya tidak lagi menghargai dirinya sebagai suami. Istrinya tidah tunduk pada keinginannya dalam segala hal.Beberapa keluhan sang suami antara lain: istrinya tidak bisa taat sembahyang, terlalu memberi perhatian pada keluarga sendiri, tidak pandai nierawat anak. Istrinya mau menguasai, tidak melayani kebutuhan fisik suami, memaksa suami mengurus anak. Suami dicurigai main serong dengan pembantu dan sebagainya.Sementara itu Mary istrinya, juga depresi sebab suaminya jarang di rumah. Juga depresi suaminya jarang di rumah. Suami sering mempersalahkan dia. Situasi rumah tangga seperti itu akhirnya membuat istrinya tidak tahan. Lalu mengusir suaminya secara halus. Pria itupun tidak tahan lalu pergi meninggalkan istri dan merasa tidak akan kembali lagi.Keluarga ini tinggal di pinggiran atau agak jauh dari pusat kota Jakarta. Suami merasa penghasilannya cukup baik, sebabHal 58ia berharap dapat ditabung oleh istri. Suami bekerja jauh dari rumah, sehingga dua dari tiga minggu (dua pertiga waktunya) berada di luar rumah.Istri sangat dekat dengan keluarganya sendiri. Ia memberi bantuan bulanan sebesar satu juta rupiah pada keluarganya. Keluarga ini dibantu oleh dua orang pembantu rumah tangga. mereka memiliki seorang anak yang masih bayi, dan istri sedang dalam keadaan mengandung anak kedua. Pernikahan mereka brjalan hampir tiga tahun.

ISU KONFLIK PASUTRIDalam sebuah perkawinan, konflik tidak harus dihindari. konflik itu perlu dan asyik, bahkan dapat membuat pernikahan lebih dinamis, asal tahu mengelolanya dengan baik. Jika masalah tidak ditangani dengan baik, itu dapat membuat perkawinan itu sakit. Sebaliknya jika bisa dikelola, maka perkawinan akanbertumbuh dinamis dan sehat.Isu konflik pasutri di ruang konseling paling banyak ada di seputar persoalan: uang, komunikasi, seks, pekerjaan, anak-anak, keluarga asal, teman, dan karir. Perbedaan persepsi, skill dan kebiasaan dalam konteks isu itu bisa menjadi pemicu konflik. Karena itu salah satu sifat yang diperlukan untuk mengelola perbedaan itu adalah kelenturan.Kelenturan adalah sifat pribadi suami atau istri yang rela beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan sifat pasangan atauHal 59