bab ii tinjauan pustaka a. kelapa 1. asal usul...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelapa
1. Asal usul kelapa
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan.
Tanaman kelapa telah dibudidayakan di sekitar Lembah Andes di
Kolumbia, Amerika Selatan sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Catatan
lain menyatakan bahwa tanaman kelapa berasal dari kawasan Asia Selatan
atau Malaysia, atau mungkin Pasifik Barat. Selanjutnya, tanaman kelapa
menyebar dari pantai yang satu ke pantai yang lain. Cara penyebaran buah
kelapa bisa melalui aliran sungai dan lautan, atau dibawa oleh para awak
kapal yang sedang berlabuh dari pantai yang satu ke pantai yang lain.
Cara membudidayakan kelapa yang tertua banyak ditemukan di
daerah Filipina dan Sri Lanka. Di daerah tersebut tanaman kelapa telah
dikenal sejak tahun 300 sebelum Masehi dan di India telah dikenal sejak
3000 tahun yang lalu. Ada sebagian ahli berpendapat bahwa tanaman
kelapa berasal dari Filipina (Warisno, 1998).
2. Sistematika dan varietas kelapa
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan kelapa digolongkan sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
4
4
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera
Nama daerah : kelapa, kelopo, krambil, cikal
Menurut varietasnya, tanaman kelapa digolongkan sebagai berikut :
a. Menurut bentuk dan ukuran buah
1) Varietas typica dengan bentuk dan ukuran besar, misalnya : varietas
viridis (kelapa hijau), varietas rubescens (kelapa merah), varietas
sakarina (kelapa manis), dll.
2) Varietas nana dengan bentuk dan ukuran kecil, misalnya : kelapa
gading, kelapa sriwulan, kelapa raja, dll.
b. Menurut umur
1) Kelapa dalam, umumnya berbuah sesudah umur 6 tahun.
2) Kelapa genjah, berbuah antara umur 3-4 tahun.
c. Menurut warna buah
1) Kelapa hijau (Cocos viridis), warna kulit buah hijau.
2) Kelapa coklat (Cocos rubescens), warna kulit buah coklat atau agak
merah atau jingga.
3) Kelapa kuning (Cocos eburen), warna kulit buahnya kuning biasa
disebut kelapa gading.
d. Menurut genotipnya
1) Kelapa dalam (tall variety)
2) Kelapa genjah (dwarf variety)
5
3) Kelapa hibrida (kelapa hasil persilangan)
4) Kelapa abnormal (kelapa kopyor) (Suhardiman, P., 1994)
3. Morfologi
Berikut ini morfologi tanaman kelapa :
a. Batang
Batang kelapa terbentuk bersamaan dengan pembentukan daun
dan akan tampak jelas setelah berumur 3-5 tahun (L. Suhardiyono,
2000). Pada umumnya, batang kelapa mengarah lurus ke atas dan tidak
bercabang. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang merupakan
jaringan meristem yang berfungsi membentuk daun, batang, dan bunga.
Batang kelapa tidak mempunyai kambium karena kelapa termasuk
tumbuhan Monocotyledonea (Suhardiman, P., 1994).
b. Akar
Tanaman kelapa seperti tanaman monokotil yang lainnya, hanya
mempunyai akar serabut. Disamping mempunyai akar serabut, tanaman
kelapa juga mempunyai akar rambut yang berdinding lunak, berbintil
dan berfungsi untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah. Pada akar
juga tumbuh bintil-bintil berwarna putih yang berfungsi untuk
pernafasan (Suhardiyono, L., 2000).
c. Daun
Daun kelapa bertulang sejajar memiliki pelepah daun dengan
anak daun pada sisi kiri kanannya (Suhardiman, P., 1994). Daun
berfungsi sebagai alat fotosintesis dan transpirasi. Transpirasi
6
diperkirakan merupakan daya absorpsi terhadap cairan di dalam tanah
dan pengangkutannya ke daun (Suhardiyono, L., 2000).
d. Bunga
Pohon kelapa mulai berbunga kira-kira setelah 3-4 tahun.
Karangan bunga tumbuh dari ketiak daun yang bagian luarnya
diselubungi oleh seludang yang disebut mancung (spatha). Bunga
kelapa sendiri dikenal dengan sebutan mayang (manggar). Tanaman
kelapa disebut tanaman berumah satu karena mempunyai bunga jantan
dan betina dalam satu pohon.
e. Buah
1) Kulit luar (epicarp)
Keras dan licin serta tipis (0,14 mm). Warna ada yang hijau, kuning,
atau jingga.
2) Kulit tengah atau sabut (mesocarp)
Bagian ini berserabut dan terdiri dari jaringan dengan sel serat yang
keras, antara sel-sel terdapat jaringan lunak. Dikenal dengan nama
sabut, tebalnya 3-5 cm.
3) Kulit dalam (endocarp)
Dikenal dengan nama tempurung. Merupakan lapisan yang keras
karena banyak mengandung Silikat (SiO2).
4) Kulit luar biji yang melekat di sebelah dalam dari tempurung
Kulit luar biji kelapa adalah semua bagian yang berada di sebelah
dalam tempurung.
7
5) Putih lembaga (endosperm)
Putih lembaga merupakan daging kelapa berwarna putih, lunak, dan
enak dimakan dan tebal endosperm 8-10 mm. Putih lembaga adalah
jaringan yang berasal dari inti lembaga yang dibuahi sel kelamin
jantan dan membelah diri. Jaringan ini berisi cadangan makanan
lembaga sebelum lembaga dapat mencari makanan sendiri.
Kandungan putih lembaga adalah 52 % air, 34 % minyak, 3 %
protein, 1,5 % zat gula, dan 1 % zat abu.
6) Air kelapa
Pada saat buah kelapa masih muda disebut air degan. Air degan ini
mengandung 4 % mineral, 2 % gula (glukosa, fruktosa, dan sukrosa)
dan abu serta air. Kandungan gula terbanyak sewaktu masih muda
sehingga airnya terasa manis dan makin tua rasa tersebut makin
berkurang.
7) Lembaga
Buah yang cukup masak atau tua, lembaganya bisa tumbuh baik
membentuk calon tanaman ataupun membentuk suatu alat pengisap
makanan yang disebut kentos. Kentos bersifat sebagai penghubung
antara calon tanaman dengan tempat cadangan makanan
(endosperm), dengan jalan mengeluarkan enzim dan merupakan
unsur hara bagi lembaga (Suhardiman, P., 1994).
8
4. Syarat Pertumbuhan Kelapa
Syarat pertunbuhan kelapa antara lain :
a. Iklim
1) Tinggi tempat di atas permukaan laut
Tanaman kelapa adalah tanaman yang tumbuh baik di daerah
dataran rendah. Ketinggian tempat yang optimal adalah 0-450
meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian 450-1000 meter di
atas permukaan laut waktu mulai berbuahnya lebih lambat,
produksi lebih sedikit dan kadar minyaknya lebih rendah.
2) Letak lintang di permukaan bumi
Tanaman kelapa dapat berkembang dengan baik pada daerah yang
terletak antara 200LU-200LS.
3) Curah hujan
Tanaman kelapa menghendaki curah hujan yang berkisar antara
1250-2500 mm per tahun dengan pembagian hujan yang merata.
4) Suhu
Suhu optimum bagi kelapa adalah rata-rata 270C.
5) Penyinaran matahari
Tanaman kelapa menghendaki penyinaran matahari dengan
intensitas tinggi. Penyinaran sangat berpengaruh terhadap
fotosintesis.
9
6) Kelembaban
Pada umumnya tanaman kelapa membutuhkan iklim yang panas
dan lembab. Tetapi kelembaban udara yang terlalu tinggi dapat
menyebabakan berkurangnya penguapan (transpirasi) yang
berakibat menurunnya pengambilan unsur-unsur hara, sehingga
dapat berakibat berkurangnya jumlah buah (Setyamidjaja,
Djoehana, 1989). Kelembaban antara satu daerah dengan daerah
yang lain berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain ketinggian tempat, garis lintang, arus laut dan permukaan
tanah (Kartasapoetra, Ance Gunasih, 2004).
7) Angin
Angin mempunyai peranan penting ditinjau dari segi penyerbukan
bunga dan transpirasi tanaman.
8) Keseimbangan persediaan air dalam tanah
Ketersediaan air tanah yang cukup akan membuat tanaman kelapa
tumbuh secara optimal.
b. Tanah
1) Syarat fisika tanah
a) Struktur baik.
b) Peresapan air (drainase) dan tata udara (aerasi) baik.
c) Permukaan air tanah letaknya cukup dalam.
d) Keadaan air tanah hendaknya dalam keadaan bergerak (tidak
menggenang).
10
e) Tanah dengan tekstur pasir sangat cocok untuk tanaman kelapa.
2) Syarat kimia tanah
Kelapa dapat tumbuh baik pada tanah yang memiliki pH 5,0-8,0.
Pohon kelapa dapat tumbuh pada tanah berpasir di pantai karena
adanya air yang bergerak yang banyak mengandung oksigen (O2)
yang penting untuk pernafasan akar.
3) Tipe tanah
Ada enam tipe tanah yang baik untuk pertumbuhan kelapa, yaitu :
a) Tanah berpasir
Bertekstur pasir yang ringan, aerasi dan drainase baik, akan
tetapi miskin humus dan koloid mineral, sehingga daya
menahan airnya rendah.
b) Tanah koral
Tanah ini miskin bahan organik, kandungan kapurnya tinggi,
bertekstur kerikil sampai berbatu-batu.
c) Tanah lateritik
Tanah ini banyak mengandung besi hidroksida dan aluminium
hidroksida tetapi kandungan unsur hara kalium dan calsiumnya
rendah.
d) Tanah aluvial
Tanah ini merupakan endapan sungai yang teksturnya baik.
11
e) Tanah bertekstur liat
Tanah ini merupakan tanah vulkanis tua, teksturnya liat
sehingga memiliki drainase kurang baik.
f) Tanah vulkanis
Berasal dari erupsi gunung berapi, umumnya memiliki
kesuburan yang baik (Setyamidjaja, Djoehana, 1989).
5. Dataran tinggi
Dataran tinggi adalah tanah datar yang luas dan tingginya antara
200-1500 m di atas permukaan laut (Tim Sosiologi dan Geografi, 2004).
Sesuai dengan ketinggian pegunungan, terdapat dataran tinggi di
pegunungan rendah, dataran tinggi di pegunungan menengah, dan dataran
tinggi di pegunungan tinggi. Termasuk kedalam dataran tinggi adalah
bentukan yang disebut plato, yaitu dataran tinggi lebih dari 700 m di atas
permukaan laut yang lapisan tanahnya horizontal, bagian atasnya rata
(Mulyadi, Edi, 1993).
6. Dataran rendah
Dataran rendah adalah wilayah daratan yang tingginya 0-200 m di
atas permukaan laut, dan lapisan-lapisan tanahnya horizontal. Dataran
rendah ini dapat dibedakan atas dataran rendah pantai dan dataran rendah
pedalaman atau yang jauh dari pantai. Dataran rendah yang jauh dari
pantai atau yang lazim disebut dataran rendah saja, pada umumnya
letaknya lebih tinggi daripada dataran pantai. Termasuk kedalam kategori
dataran rendah ini juga adalah peneplain, yaitu dataran rendah yang terjadi
12
akibat pengikisan bagian-bagian wilayah yang tinggi (pegunungan,
perbukitan) hingga hampir rata (Mulyadi, Edi, 1993).
B. Air Kelapa
Air kelapa merupakan bagian yang penting pada proses pematangan
buah dan perkecambahan (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri,
Departemen Perindustrian, 1986). Air kelapa mengandung gizi, tidak hanya
unsur makro saja tapi juga unsur mikro. Unsur makro yang terdapat pada air
kelapa adalah karbon (C) dan nitrogen (N). Unsur karbon dalam air kelapa
berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, dan
inositol. Unsur nitrogen berupa protein, tersusun dari asam-asam amino,
seperti arginin, alanin, sistin, dan serin.
Selain karbohidrat dan protein air kelapa juga mengandung unsur
mikro berupa mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut diantaranya
kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe),
cuprum (Cu), fosfor (P), sulfur (S), dan chlorida (Cl). Di dalam air kelapa juga
terdapat berbagai vitamin, yaitu vitamin C, asam nikotinat, asam pantotenat,
asam folat, biotin, dan riboflavin (Santoso, Hieronymus Budi, 2003).
13
Menurut L. Suhardiyono (2000) komposisi kimia air kelapa dapat
dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Komposisi kimia air kelapa (%)
Komposisi %Spesific gravity 1,02Bahan padat 4,71Gula 2,56Abu 0,46Minyak 0,74Protein 0,55Senyawa chlorida 0,17
Menurut Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Departemen
Perindustrian (1986) kandungan vitamin B dan komposisi mineral pada air
kelapa dapat dilihat pada Tabel 2 untuk komposisi vitamin B air kelapa dan
Tabel 3 untuk komposisi mineral air kelapa.
Tabel 2. Komposisi vitamin B air kelapa
Kandungan Jumlah (mg/l)Asam nicotinat 0,4Asam pantotenat 0,52Biotin 0,02Riboflavin 0,01Asam folat 0,003
Tabel 3. Komposisi mineral air kelapa
MineralJumlah
mg/100 ml mg/LK 312,0 3120Na 105,0 1050Ca 29,0 290Mg 30,0 300Fe 0,10 1Cu 0,04 0,4P 37,0 370S 24,0 240
14
Cl 184,0 1840
C. Kalium Pada Air Kelapa
Kalium di dalam air kelapa merupakan salah satu unsur mikro yang
mempunyai kadar yang tinggi, yaitu 312,0 mg/100 ml atau 3120 mg/L (Balai
Penelitian dan Pengembangan Industri, Departemen Perindustrian, 1986).
Kalium adalah salah satu golongan logam alkali yang mempunyai rumus atom
K, berat atom 39.102, nomor atom 19, titik lebur 63,380C, dan titik didih
7590C. Di dalam tubuh kalium bergerak secara difusi, absorbsi dan sekresi.
Kalium mencapai sel-sel dengan cara difusi melalui dinding kapiler. Kalium
dibuang melalui urin dengan cara sekresi dan penyaringan, sejumlah kecil
dibuang melalui feses (Robert E. Olson, Harry P. Broquist, C. O. Chicester,
William J. Darby, Albert C. Kolbye Jr., Richard M. Stalvey, 1988).
Peranan kalium mirip dengan natrium, yaitu bersama-sama dengan
chlorida membantu menjaga tekanan osmotik dan menjaga keseimbangan
asam basa. Kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat
kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme
karbohidrat (Winarno, F. G., 2004). Hal ini berarti bahwa kalium sangat
bermanfaat dalam pemulihan energi terutama setelah berolahraga. Selain itu,
kalium juga berperan penting dalam penyampaian impuls-impuls saraf ke
serat-serat otot dan juga dalam kemampuan otot itu untuk berkontraksi
(Robert E. Olson, Harry P. Broquist, C. O. Chicester, William J. Darby, Albert
C. Kolbye Jr., Richard M. Stalvey, 1988).
15
D. Analisa Kalium
Ada dua macam cara analisa kalium, yaitu analisa kualitatif dan
analisa kuantitatif.
1. Analisa Kualitatif
Suatu bahan yang mengandung unsur kalium akan memberikan
gambaran khas terhadap penambahan reagen tertentu. Jika sampel positif
mengandung kalium, dengan reaksi nyala akan memberikan warna ungu,
dan akan menghasilkan endapan putih dengan penambahan asam tartrat
5% maupun asam perchlorat pekat (Basset, J., R. C. Denney, G. H.
Jeffrey, J. Mendhom, 1994).
2. Analisa Kuantitatif
a. Metode Titimetri (Reaksi Pengendapan)
Prinsip dari reaksi ini adalah kalium dapat diendapkan dengan larutan
natrium tetrafenilborat berlebih sebagai kalium tetrafenilborat.
Kelebihan reagen ditetapkan dengan titrasi dengan larutan merkurium
(II) nitrat. Indikator terdiri dari suatu campuran dari besi (III) nitrat dan
natrium thiosianat encer. Titik akhir terjadi apabila warna kompleks
besi (III) thiosianat hilang dan terbentuk merkurium (II) thiosianat
yang tidak berwarna (Basset, J., R. C. Denney, G. H. Jeffrey, J.
Mendhom, 1994).
b. Metode SSA (Spektrofotometri Serapan Atom)
16
SSA adalah suatu teknik atau metode analisa kimia bagi penentuan
kadar unsur-unsur logam yang terdapat di dalam sampel dengan kadar
yang rendah (ppm, ppb). Dasar analisis pada metode ini adalah
absorbsi energi radiasi elektromagnetik oleh atom.
Komponen-komponen spektrofotometer serapan atom (AAS) dapat
dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Komponen-komponen spektrofotometer serapan atom (AAS).
Keterangan :
1) Sumber sinar atau sistem emisi, untuk menghasilkan sinar dengan
energi tertentu dan sesuai.
2) Sistem pengatoman, untuk menghasilkan atom-atom bebas sebagai
media absorbsi. Ada dua tipe pengatoman, yaitu flame dan
flameless.
3) Monokromator, untuk keperluan menyeleksi berkas sinar.
4) Detektor atau sistem fotometri, untuk mengukur intensitas sinar
sebelum dan sesudah melewati medium serapan (atom bebas).
5) Sistem pembacaan, merupakan bagian yang menampilkan suatu
angka atau gambar yang dapat dibaca (Khopkar, S. M., 2003).
17
Nyala
Tabung katode
berongga
Suplai daya
/sumber
Pemenggalputar
Motor
Bahan Bakar Oksigen Sampel
Monokromator Detektora – c
penguat Pembacaan
3
2
4
1
5
Dasar kuantitatif dalam spektrofotometer serapan atom adalah hukum
Lambert-Bouguer-Beer yang berbunyi ”Jika suatu radiasi sebesar I0
dilewatkan media setebal b yang berisi larutan dengan konsentrasi C,
maka intensitas radiasi akan berkurang menjadi It, karena sebagian
diserap, dipantulkan dan diteruskan”.
log tI
I 0 - log T1
= A → A = a.b.C = ε .b.C
Keterangan :
A = absorbansi
a = absorbvisitas molar (jika C dalam mg/L)
b = ketebalan larutan
C = konsentrasi dalam larutan
ε = koefisien ekstingsi molar (jika C dalam mol/L)
Untuk penentuan kadar unsur dalam larutan dapat digunakan beberapa
metode, yaitu :
1) Metode standar tunggal
Satu buah larutan standar dan larutan sampel diukur absorbansinya,
kemudian konsentrasi larutan sampel dapat dihitung berdasarkan
rumus x
s
AA
= x
s
CC
, dimana :
As = absorbansi standar
Ax = absorbansi sampel
Cs = konsentrasi larutan standar
18
Cx = konsentrasi larutan sampel
2) Metode kurva standar
Satu deret larutan standar dan larutan sampel diukur
absorbansinya. Dari data As dan Cs dibuat kurva Cs lawan As.
3) Metode adisi standar
Satu deret larutan standar yang telah ditambah dengan larutan
sampel diukur absorbansinya, dan diplot kurva At lawan Cs.
Didasarkan rumus s
t
CA
+ Cx = x
x
CA
, akan didapat -Cs = Cx, dan
karena Cs berharga negatif, maka Cx berharga positif (Robyt, J. F,
and White B. J., 1987).
E. Kerangka teori
(Setyamidjaja, Djoehana, 1989)
Lokasi penanaman
Jenis tanah
Kadar K+
Kelembaban
Suhu
Unsur hara
Intensitas penyinaran
19